PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN IPA

Download dengan model ADDIE yang terdiri dari 5 langkah, yaitu: analysis, design, development, implementation ... keahlian melalui latihan sehingga ...

0 downloads 602 Views 724KB Size
Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 05, No.02, hlm 110-116, 2017 http://jurnal.unsyiah.ac.id/jpsi

PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN IPA PADA MATERI PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN Rita Mutia1, Adlim2, A. Halim3 1

Mahasiswa Program Studi Pendidikan IPA PPs Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 23111 2 Program Studi Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 23111 3 Program Studi Fisika FKIP Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 23111 e-mail:[email protected]

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media belajar video pada materi pencemaran dan kerusakan lingkungan untuk siswa kelas VII SMP Inshafuddin Banda Aceh. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (research and development) dengan model ADDIE yang terdiri dari 5 langkah, yaitu: analysis, design, development, implementation, dan evaluation. Instrumen yang digunakan adalah lembar angket validasi kelayakan media. Hasil rata-rata angket validasi yang diperoleh dari 4 validator sebesar 92,67% (sangat layak). Hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa media belajar video pada materi pencemaran dan kerusakan lingkungan yang telah dikembangkan layak diuji coba lebih lanjut untuk melihat efektivitas dalam pembelajaran. Kata kunci: Video, Pencemaran Lingkungan, ADDIE. Abstract The aim of this research of this was to develop learning media in from of videos related to the materials of environmental pollution and damage for the first grade students of Inshafuddin Junior High School in Banda Aceh. Research and Development method with ADDIE model was employed in this research. This method consists of five stages, namely analysis, design, development, implementation, and evaluation. A questionanaire measuring feasibility validation of the media was used as the research instrument. The average value of results taken form four validators was 92,67% (very feasible). Based on the result, in can be concluded that the learning media in from of videos related to the materials of environmental pollution and damage that have been developed can be further tested in order to figure out their effectiveness in teaching and learning process. Keyword : Video, Environmental pollution, ADDIE PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu proses interaksi yang terjadi antara guru dan siswa untuk membantu siswa dalam menumbuh kembangkan potensi-potensi diri. Pendidikan juga merupakan bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani subjek didik menuju terbentuknya kepribadian utama, mengembangkan keahlian melalui latihan sehingga mampu mencapai kesempurnaannya.Berhasilnya proses pembelajaran dalam kegiatan belajar-mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya guru, siswa, kurikulum, lingkungan belajar serta sumber belajar. Guru dan siswa adalahfaktor yang sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Pentingnya faktor guru untuk membantu siswa agar dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Pada prinsipnya belajar dan mengajar merupakan dua hal yang tak terpisahkan dan saling berkaitan erat. Media pembelajaran yang dapat digunakan sangat diperlukan untuk menunjang tugastugas guru guna memotivasi dan meningkatkan pemahaman belajar siswa. Salah satu media yang dapat digunakan adalah pengembangan video pembelajaran. Media pembelajaran yang baik dan berorientasi pada siswa, dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Hal ini dikemukakan oleh (Arsyad, 2011) bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru serta motivasi dan rangsangan kegiatan belajar. Guru dituntut memahami bagaimana cara mengimplementasikan teknologi tersebut agar tercapainya tujuan pembelajaran. Sehingga guru mampu mengembangkan aspek-aspek yang ada selama proses belajar mengajar menjadi lebih efektif untuk dilaksanakan di dalam maupun di luar pembelajaran. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan olehSafitri, dkk.,(2014)bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) menuntut agar pola pembelajaran yang dilaksanakan saat ini hendaknya mampu mengarahkan siswa untuk tidak

110| JPSI-Vol.05, No.02, hlm.110-116, 2017

Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 05, No.02, hlm 110-116, 2017 http://jurnal.unsyiah.ac.id/jpsi hanya memahami pelajaran secara teoretis, namun juga mampu bersifat aplikatif terhadap setiap dinamika perubahan dan permasalahan yang terjadi di lingkungan. Lebih lanjut, Mawarni, dkk., (2015) media berfungsi untuk memperjelas, memudahkan, serta membuat sistem pembelajaran lebih menarik pada materi yang ingin diajarkan.Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Arsyad, (2009), bahwa semakin banyak alat indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi, semakin besar pula kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dipertahankan dalam ingatan. Hal ini sesuai dengan penelitian Baugh dan Achsin, (2011) bahwa 90% hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang dan hanya sekitar 5% diperoleh melalui indera dengar, dan 5% lagi melalui indera lain. Selanjutnya, hasil penelitian Dale (2011), perolehan hasil belajar melalui indera pandang berkisar 75% melalui indera dengar 13% dan melalui indera lainnya sekitar 12%. Model ADDIE dipilih karena model ini memiliki langkah-langkah yang jelas, sistematis, efektif dan efisien, (Dewi, dkk., 2013). Selain itu Nadiyah dan Faaizah, (2015) menyatakan bahwa model ADDIE memiliki pedoman fleksibel yang membantu para desainer instruksional dalam mengembangkan media yang efektif.Adapun penelitian yang telah dilakukan berkenaan dengan pengembangan media video pembelajaran antara lain,Rozie (2014) menyatakan bahwa hasil penelitian mengenaimedia video pembelajaran daur air dapat meningkatkan proses dan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Bintoro 02 Jember. Tingkat keberhasilan video pembelajaran pada mata pelajaran IPAjuga sama seperti penelitian yang dilakukan oleh Huda (2014) yang menyimpulkan bahwa video efektif dan layak digunakan pada pembelajaran IPA terpadu tema mikroskop untuk siswa MTs pada pembelajaran mikroskop kelas VII MTs Syarifiyah Sarirejo. Nisa dan Mahardika(2014) menjelaskan bahwa hasil penelitian pengembangan media pembelajaran berbasis aplikasi autoplay media studio yaitu media pembelajaran audiovisual yang digunakan untuk menunjang proses pembelajaran yang telah dikembangkan dengan materi Fluida dinamis, kemudian telah dilakukan validasi, simulasi dan uji coba kelas sehingga dihasilkan media yang valid dan layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran disekolah.Oleh karena itu, pada penelitian ini peneliti mendesain pengembangan video pembelajaran pada materi pencemaran dan kerusakan lingkungan kelas VII di SMP Inshafuddin dan mengetahui validitas hasil terhadap penggunaan media video pembelajaran. METODE Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Model pengembangan yang digunakan yaitu model ADDIE, terdiri dari tahap analysis, design, development, implementation dan evaluation. Produk hasil pengembangan diuji coba di SMP Inshafuddin Banda Aceh. Pemilihan lokasi didasari oleh hasil studi kasus pada tahun 2015 bahwa SMP tersebut mengalami kendala dalam pembelajaran IPA, sehingga peneliti ingin menindak lanjuti permasalahan tersebut untuk mencari sebuah solusi. Proses uji coba dilaksanakan pada tanggal 20-23 Juni 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII berjumlah 3 kelas dan 2 orang guru IPA disekolah tersebut. Sementara itu, subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-B yang sebanyak 27 orang dan 2 guru IPA. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara random sampling, karena ketiga kelas memiliki daya serap yang sama. Instrument yang digunakan berupa lembar angket validasi kelayakan media yang diberikan kepada 4 validator, terdiri dari 2 validator ahli, dan 2 guru IPA.

HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini terdiri dari lima tahapan pengembangan. Pertama tahap analysis, yang dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 saat peneliti melakukan studi kasus di SMP Inshafuddin Banda Aceh dan dilanjutkan pada bulan Agustus 2016. Tahap analisis, peneliti menganalisis tiga aspek yaitu proses pembelajaran, materi pelajaran dan media belajar yang sering digunakan. Berdasarkan hasil observasi tersebut di beberapa kelas, maka diperoleh informasi bahwa proses pembelajaran masih menggunakan metode ceramah yang berpusat pada guru dan siswa hanya mendengarkan dan tidak terlibat aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil wawancara peneliti dengan salah seorang guru IPA dan beberapa siswa di sekolah tersebut, materi pencemaran dan kerusakan lingkungan di ajarkan dengan metode ceramah atau diskusi bersama, sedangkan media pembelajaran yang digunakan berupa media dua dimensi seperti LKPD dan buku paket. Keterbatasan ruang komputer menyebabkan media multimedia juga tidak pernah digunakan. Media video belum pernah digunakan disekolah tersebut. Hasil analisis kebutuhan ditinjau dari tiga aspek tersebut menjadi suatu masalah bagi siswa. Namun, ada beberapa media alternatif lain yang digunakan dalam pembelajaran IPA. Maka diputuskan untuk

Rita Mutia : Pengembangan Video Pembelajaran....... |111

Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 05, No.02, hlm 110-116, 2017 http://jurnal.unsyiah.ac.id/jpsi mengembangkan media video pembelajaran pada materi pencemaran dan kerusakan lingkungan. Media video dipilih karena media ini belum pernah diterapkan di SMP tersebut, jadi diharapkan mampu menjadi variasi baru dalam proses belajar mengajar. Tahap kedua model pengembangan ADDIE adalah desain. Pada tahap ini peneliti merancang naskah suatu produk bahan ajar.Media video pembelajaran didesain sedemikian rupa agar media yang dikembangkan dapat menarik minat siswa untuk menyaksikan tayangan pada materi pencemaran dan kerusakan lingkungan sehingga nantinya akan menghasilkan suatu proses pembelajaran yang menyenangkan. Dari hasil analisis tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa di SMP Inshafuddin belum memiliki bahan ajar berupa video pembelajaran yang mampu mengarahkan siswa memahami materi yang disampaikan. Pada tahap ini, dirancang beberapa komponen yang dibutuhkan dalam pembuatan media pembelajaran. Dalam mendesain video pembelajaran, peneliti menggunakan bahan dan alat berupa recorder, headset, speaker, aplikasi iMovie, dll. tahap ini meliputi beberapa langkah yaitu pemilihan media dimana peneliti memilih video sebagai media yang sesuai dengan hasil analisis dan identifikasi masalah. Selanjutnya, penyusunan instrumen berupa lembar validasi untuk menilai kualitas video pembelajaran oleh pakar dan guru IPA serta angket respons siswa. Langkah berikutnya adalah membuat naskah yang sesuai dengan kompetensi dasar, indikator, serta tujuan pembelajaran. Kemudian peneliti merancang desain naskah awal. Rancangan naskah yang telah dibuat ditelaah dan video dirancang sesuai dengan naskah yang telah dibuat. Naskah dan video pembelajaran ditelaah oleh validator dependen yaitu dosen pembimbing untuk menilai kesesuaiannya dengan kebutuhan yang telah diidentifikasi. Berdasarkan hasil evaluasi dan masukan para pakar pada tahap desain, selanjutnya rancangan video pembelajaran direvisi dan dilanjutkan ke tahap pengembangan. Tahap pengembangan adalah tahapan ketiga dalam model pengembangan. Peneliti merevisi video pembelajaran sesuai dengan penilaian para pakar dan guru IPA. Video yang dikembangkan diharapkan mampu mengoptimalkan serta menarik minat belajar siswa. Video dilengkapi dengan gambar, audio, animasi, sertaBahasa yang mudah dipahami. dilakukan pembuatan media dengan menggunakan aplikasi IMovie. Hal ini sesuai dengan Irwan, dkk., (2014), tahap pengembangan adalah tahap atau komponen terkumpul baik dari tahap analisis dan desain dikumpulkan menjadi satu dan diubah kedalam bentuk media siap pakai. Produk yang telah dirancang, selanjutnya dilakukan validasi oleh validator yang terdiri dari 2 dosen ahli dan 2 guru IPA. Proses penilaian dilakukan dengan cara memberikan media video pembelajaran yang sudah siap untuk ditelaah dan angket validasi yang disertai saran-saran terhadap perbaikan media video pembelajaran. Masukkan para pakar dan beberapa guru dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Hasil evaluasi dari masukan para ahli No. Saran/Komentar 1. Kover depan video pembelajaran sebaiknya diganti dengan lebih ringkas tidak terlalu panjang 2. Setiap gambar atau video sebaiknya dicantumkan sumbernya. 3.

Bentuk dan ukuran huruf sebaiknya konsisten

4.

Indikator dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai diringkas kembali tidak perlu terlalu panjang slide yang menggambarkan pedesaan sesuaikan kembali dengan audio

5.

Perbaikan/Revisi Kover telah diganti lebih ringkas sesuai dengan judul materi Melengkapi isi video dengan sumber yang dirujuk. Memperbaiki bentuk dan ukuran huruf dengan konsisten menjadi bentuk comic sains Memperbaiki penulisan indikator dan tujuan pembelajaran dengan ringkas Memperbaiki slide yang menggambarkan suasana pedesaan dengan gambar penebangan hutan secara ilegal

Berdasarkan saran dari validator selanjutnya media video pembelajaran direvisi kembali. Perbaikan media video pembelajaran yang menyeluruh yaitu dari segi kualitas gambar, serta memperbaiki ukuran huruf agar membuat siswa lebih tertarik. Beberapa tayangan juga telah diperbaiki. Serta pada bagian awal ada beberapa kesalahan cuplikan dengan audio yang ditampilkan tidak sesuai. Tujuan dan indikator dalam pencapaian juga disesuaikan. Persentase penilaian validator dapat dilihat pada Gambar 1.

112| JPSI-Vol.05, No.02, hlm.110-116, 2017

Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 05, No.02, hlm 110-116, 2017 http://jurnal.unsyiah.ac.id/jpsi

Gambar 1. Grafik Penilaian Respondenterhadap Video Pembelajaran. Keterangan: 1. AD 2. HL 3. NL 4. YN Hasil validasi rata-rata 4 validator terhadap media belajar video pembelajaran pencemaran dan kerusakan lingkungan dengan model ADDIE sebesar 92,67% dengan kualifikasi sangat layak. Hal ini sesuai dengan Marhamah (2015) media pop-up divalidasi oleh tiga validator ahli dengan hasil validitas media yang didapatkan dari hasil rata-rata validator sebanyak 88 % yang dikategorikan sangat baik. Validitas video pembelajaranberdasarkan indikator cover 96%, Tampilanbaground 92%, fokus media 98%, kesesuaian media sebagai alat bantu belajar 92%, kesesuaian antara materi dengan media 92%, kebenaran dan kejelasan konsep 88%, kesesuaian materi dengan KI, KD, dan indikator pada silabus 92%, keteraturan dan kesistematisan materi dalam media 96%, kemudahan materi untuk dipahami 96%, kesesuaian contoh dalam media dengan materi 88%, kemudahan dalam memahami bahasa yang digunakan 88%, ukuran animasi, bentuk dan tulisan tiap tayangan sesuai 92%, ukuran gambar pada tiap halaman sesuai 92%, kesesuaian antara jenis tulisan, ukuran huruf dan warna huruf 96%.Kesesuaianwarna, tulisan, suara dan gambar pada media 88%, ilustrasi bentuk dan gambar yang digunakan mudah dimengerti 96%, mudah digunakan 100%, penggunaan media dapat menciptakan suasana kelas interaktif 92%, kegunaan media untuk proses belajar mandiri siswa baik dirumah maupun disekolah 92%, dan kegunaan media sebagai alat bantu proses belajar mengajar materi pencemaran dan kerusakan lingkungan di sekolah 96%. Pada penelitian ini, tahap implementasi hanya dilakukan sebatas uji coba skala kecil untuk mendapatkan respons guru dan siswa terhadap media yang telah dikembangkan. Proses uji coba dilakukan menggunakan satu sekolah yaitu SMP Inshafuddin Banda Aceh. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sukmadinata (2008) bahwa uji coba skala awal bisa dilakukan pada 1 sampai 3 sekolah sedangkan uji coba luas dilakukan pada 5 sampai 15 sekolah. Menurut Budiarta (2013) tahap implementasi merupakan langkah nyata menerapkan media pembelajaran yang sudah dibuat. Pada tahap ini semua yang telah dikembangkan diset sedemikian rupa agar bisa diimplementasikan kepada target. Uji coba pada guru dilakukan pada tanggal 22 -23 Mei 2017. Uji coba guru dilakukan dengan cara menunjukkan media video pembelajaran yang telah dikembangkan dan menjelaskan cara penerapannya sesuai dengan silabus. Hal ini bertujuan mengetahui responsterhadap media video pembelajaran yang telah dikembangkan. Hasil respons guru dapat dilihat pada Gambar 2.

Rita Mutia : Pengembangan Video Pembelajaran....... |113

Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 05, No.02, hlm 110-116, 2017 http://jurnal.unsyiah.ac.id/jpsi

Gambar 2. Hasil Respon Guru terhadap Video Pembelajaran Uji coba pada siswa dilakukan di kelas VII-B SMP Inshafuddin Banda Aceh pada tanggal 23 Mei 2017 yang berjumlah 27 siswa. Uji coba dilakukan sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Siswa menonton tayangkan video pembelajaran pada materi pencemaran dan kerusakan lingkungan. Setelah tayangan selesai, siswa diberi angket guna mengetahui respons merekan terhadap pembelajaran materi pencemaran dan kerusakan lingkungan dengan menggunakan media video. Hasil respons siswa dilihat dari 3 aspek yaitu kelayakan isi, penyajian dan tata bahasa. Hasil respons tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Hasil Respons Siswa terhadap Video Pembelajaran Evaluasi, tahap ini merupakan tahap terakhir dari tahap pengembangan ADDIE. Setelah dilakukan implementasi, diketahui respons guru dan siswa terhadap media video pembelajaran yang telah dikembangkan. Selanjutnya dilakukan evaluasi apabila dalam pemakaian kondisi nyata terdapat kekurangan-kekurangan. Hasil dari implementasi terhadap guru dan siswa diperoleh media video pembelajaran dalam katagori sangat baik, sehingga tidak diperlukan evaluasi atau perbaikan, karena tahap evaluasi hal yang dilakukan adalah perbaikan produk berdasarkan implementasi terhadap media yang dikembangkan, (Pawana dkk., 2014). KESIMPULAN Media belajar video pada materi pencemaran dan kerusakan lingkungan yang dikembangkan melalui tahapan model ADDIE. Tahapan yang dilakukan mulai dari analisis, desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi. Hasil persentase validitas video pembelajaran pencemaran dan kerusakan lingkungan yang dikembangkan sebesar 92,66 dengan katagori sangat layak. Hal ini menunjukkan bahwa video pembelajaran IPA materi pencemaran dan kerusakan lingkungan layak digunakan sebagai bahan ajar peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.

114| JPSI-Vol.05, No.02, hlm.110-116, 2017

Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 05, No.02, hlm 110-116, 2017 http://jurnal.unsyiah.ac.id/jpsi

UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu penelitian ini Yusnani, S.Pd., dan Nurlela, S.Pd. sebagai validator angket respons siswa yang telah memberi saran perbaikan dalam penelitian ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada siswa didik kelas VII SMP Inshafuddin Banda Aceh yang telah berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian. DAFTAR PUSTAKA Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Budiarta, I.W. 2013. Pengembangan Multimedia Interaktif Model ADDIE Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Sejarah Peserta didik Kelas X-1 Semester Genap Di SMAN 1 Sukasada, Buleleng, Bali. Jurnal Jurusan SeguruanSejarah, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, 4(1):142-154. Chaeruman. 2008. Mengembangkan Sistem Pembelajaran dengan Model ADDIE. Jakarta: Remaja Rosdakarya. Devi, P.K., Kalsum, S., Masmiani, & Syahrul, H. 2009. Buku Sekolah Elektronik KIMIA 1. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Guruan Nasional. Dewi, K. T, Suastra. I. W. & Pujani, N. M. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Analyze, Design, Develop, Implement, Evaluate (ADDIE) Terhadap Ketrampilan Berpikir kritis dan pemahaman Konsep Fisika. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA, 3(1):1-10. Epinur, Syahri, W., & Adriyani. 2014. Pengembangan Media Pembelajaran Kimia Pada Materi Elektrokimia Untuk Kelas Xii Sma N 8 Kota Jambi Dengan Menggunakan Software Prezi. Journal of The Indonesian Society of Integrated Chemistry, 6(1):13-22. Febrianto, G.A., Suwatra, I.W., & Tegeh, I. M. 2015. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif IPA dengan Model ADDIE untuk kelas IV SD Negeri 1 Gobleg. E-Journal Edutech, 3(1):20-29. Greene, H & Crespi, C. 2012. The Value of Student Created Videos in The College Classroom-An Exploratory Study in Marketing and Accounting. International Journal of Arts & Sciences, 5(1): 273-283. Hawarya, Y., & Warso, A.W.D. 2014. Pengembangan Pop-up Module Pembelajaran Biologi Pada Materi Pencemaran dan Pelestarian Lingkungan untuk Peserta didik SMA Kelas X. JUPEMASI-PBIO, 1(1): 139-143 Huning, S. A & Ernawati, S. 2013. Development of Interaktif Media for ICT Learning at Elementary School Based On Student Self Learning. Journal of Education and Learning. 7(2): 121-128. Irwan. F, I. W. Santyasa, I. M & Tegeh. 2014. Pengembangan Multimedia Berbasis Self Regulated Learning dengan Model ADDIE untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Seni Budaya Bagi Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 3 Mendoyo. Jurnal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Teknologi Pembelajaran. 4(1):1-10. Khoirunnisa, O.R. 2015. Pengembangan Chemistry Pop-up Book Materi Teori Atom sebagai Sumber Belajar Mandiri Peserta Didik Kelas X. JurnalUniversitas Negeri Yogyakarta, 4(1):1-8. Marhamah. 2015. Perancangan dan Efektivitas Media Belajar Pop-up dengan Model ADDIE pada Mata pelajaran Georgrafi Materi Vulkanisme Kelas VII SMP PKPU. Tesis tidak diterbitkan. PPs Universitas Syiah Kuala. Mawarni, E., Mulyani, B., & Yatinah, S. 2015. Penerapan Peer Tutoring Dilengkapi Animasi Macromedia Flash dan Handout untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi dan Prestasi

Rita Mutia : Pengembangan Video Pembelajaran....... |115

Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 05, No.02, hlm 110-116, 2017 http://jurnal.unsyiah.ac.id/jpsi Belajar Peserta Didik Kelas XI IPA 4 SMAN 6 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014 pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Jurnal Pendidikan Kimia. 4(1):29-37. Molenda, M. 2003. In search of the exlusive ADDIE model. Performance Improvement, 42(5): 34-36. Nadiyah, R.S. & Faaizah, S.2015. The Development of Online Project Based Collaborative Learning using ADDIE Model. Procedia-Social and Behavior Sciences. 195(1):18031812. Nasution, C,. 2004. Keseimbangan LIngkungan antara Kebutuhan dan Penyediaan Air Melaui Teknologi Modifikasi Cuaca. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, 5(3):227-231. Nisa, K,. Wati, M,. & Mahardika, I, A,. 2017. Pengembangan kualitas belajar melalui Teknologi Pembelajaran. Ciputat: Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan. Pawana, M. G., Suharsono. N., & Kirna, I.M. 2014. Pengembangan Multimedia Interaktif Berbasis Proyek dengan Model ADDIE pada Materi Pemrograman Web Peserta didik Kelas X Semester Genap di SMK Negeri 3 Singaraja. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Teknologi Pembelajaran, 4(1):1-10. Riyana, C. 2007. Pedoman Pengembangan Media Video. Jakarta: P3AI UPI. Rozie, F. 2014. Pengembangan Media Video Pembelajaran Daur Air untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar IPA siswa SD. Jurnal Pendidikan Sains, 1(4):413-424. Safitri, M.R., Budiharti, R,. & Ekawati, E. 2014. Pengembangan Media Pembelajaran IPA Terpadu Interaktif dalam Bentuk Moodle untuk Siswa SMP pada Tema Hujam Asam. Jurnal Pendidikan Fisika, 2(1):1-5. Sugiyono, 2013. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, W.S. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rosda. Taufiq, M,. Dewi. N.R,. & Widiyatmoko, A. 2014. Pengembangan Media Pembelajaran IPA Terpadu Berkarakter peduli Lingkungan Tema “Konservasi” berpendekaran ScienceEducationment. Jurnal Pendidikan IPA, 3(2):140-145. Victor, S. R. 2016. An Approach to develop content based video modules. Reseacrh Word, 7(1):101-104

116| JPSI-Vol.05, No.02, hlm.110-116, 2017