PENGETAHUAN KONSTRUKSI BANGUNAN DTSS Penilaian Properti Dasar Angkatan II Tahun 2016 Direktorat Penilaian, DJKN - 29 Juli 2016
PENDAHULUAN
Pengetahuan Konstruksi Bangunan diperlukan dalam penilaian bangunan yang menggunakan metode Pendekatan Biaya.
Dengan pengetahuan konstruksi bangunan diharapkan seorang penilai mampu menganalisa : - apakah bangunan telah memenuhi persyaratan - apakah bangunan telah mengalami kerusakan - berapakah estimasi biaya pembuatan bangunan 2
Gambar Bangunan
3
Pembagian Struktur Bangunan
Struktur Atas • Rangka Atap • Rangka Bangunan Stuktur Bawah • Pondasi 4
Pondasi struktur bangunan paling bawah yang berfungsi mendukung seluruh beban bangunan. • Harus dibuat kuat, aman, stabil. • Letaknya di dalam tanah, sehingga sulit untuk memperbaikinya. • Kerusakan pondasi akan selalu diikuti oleh kerusakan-kerusakan pada bagian lainnya; seperti: - Dinding retak dan miring - Lantai bergelombang dan pecah-pecah - Penurunan Bangunan
5
Faktor-faktor Penentu Jenis, Bentuk dan Ukuran Pondasi Berat bangunan yang harus didukung Jenis tanah dan daya dukungnya Bahan bangunan yang tersedia Alat kerja dan tenaga kerja yang ada Lokasi dan situasi proyek tempat kerja Pertimbangan Biaya 6
Pondasi – Berat Bangunan
Beban Sendiri Konstruksi Bangunan
Beban Hidup/Beban Rencana
Beban Gempa
Beban Angin
Beban Pada Masa Konstruksi 7
Perencanaan Pondasi Soil Investigation • Penyelidikan ke dalam lapisan tanah untuk mengetahui jenis dan kekuatan tanah. • Pelaksanaan di lapangan berupa Sondir dan Pengeboran tanah untuk mengambil contoh lapisan tanah. • Contoh Lapisan Tanah di teliti dalam Laboratorium untuk mengetahui sifat tanah seperti kadar air, kuat geser, daya tekan, elastisitas dsb.
Kekuatan Pondasi, tergantung pada: • Kekuatan tanah dibawahnya • Kekuatan bahan pondasinya 8
Penyebab Kerusakan Pondasi Adanya perubahan fungsi gedung (melebihi kapasitas) Bencana alam (Gempa, banjir, longsor, dll) Akar pohon besar Kerusakan struktur tanah akibat pembangunan gedung yang lebih berat didekatnya. Usia pondasi mengakibatkan kelelahan bahan Salah taksir dalam perencanaan 9
Jenis Pondasi Pondasi Dalam
Pondasi Dangkal (Shallow Foundation)
(Deep Foundation)
Pondasi menerus
Pondasi Tiang Pancang
Pondasi setempat Pondasi gabungan Pondasi Plat
Pondasi Sumur Bor Pondasi Frangki
10
Pondasi Menerus
Digunakan bila ke dalam tanah baik antara 0.8 m s/d 1,2 m dari permukaan tanah asli Bila tanah keras Menggunakan pasangan batu kali dengan adukan; 1 semen : 5 Pasir Bila Tanah Lembek Menggunakan pasangan beton bertulang atau kombinasi beton bertulang dengan batu kali
11
Gambar Pondasi Menerus
12
Pondasi Setempat
Digunakan bila kedalaman tanah baik lebih dari 1,2 m dari permukaan asli dan mahal bila menggunakan pondasi menerus, karena tanah yang harus digali banyak dan kebutuhan bahan bertambah Dalamnya Pondasi setempat 1,5 m s/d 4 m, hanya di bawah kolom-kolom pendukung utama bangunan.
Balok Sloof cukup digali sampai kedalaman 0,6 m s/d 0,8 m 13
Pondasi Setempat Atau Tapak
14
Urutan Pekerjaan Pondasi Tapak / Beton Bertulang
15
Pondasi Gabungan Merupakan pondasi setempat yang mendukung kolom lebih dari satu, maksudnya untuk menghemat ukuran plat setempat.
Pondasi ini dipakai bila luas tanah untuk bangunan sangat terbatas, misalnya di kanan kirinya padat bangunan.
16
Pondasi Plat • Pondasi plat merupakan pondasi yang dibuat dari plat tebal dengan diperkuat oleh balok-balok dari beton bertulang kedap air. • Dipasang di bawah seluruh luas bangunan. • Dapat dimanfaatkan sebagai ruang basement di bawah tanah, untuk gudang, ruang mesin atau tempat parkir. • Pondasi plat biasanya dirangkai menjadi satu kesatuan dengan dinding beton kedap air sebagai turap penahan tanah di sekeliling ruang basement.
17
Pondasi Plat
18
Tiang Pancang
Tiang dibuat dahulu dari beton bertulang Setelah siap, tiang ditanam ke dalam tanah dengan mesin pancang. Tiang-tiang di bagian atasnya dirangkai menjadi satu kesatuan dengan plat beton yang disebut : kepala tiang atau pur (“Poer”, “Pile Cap”) Pur ini yang akan menjadi tumpuan dari kolom-kolom. Tiang pancang bisa berbentuk tampang bulat atau segi empat. Diameter rata-rata antara 30 cm s/d 50 cm. 19
Pondasi Tiang Pancang
20
Tiang Pancang • Terbuat dari material beton bertulang atau Baja • Penampang tiang pancang : berbentuk Bulat, Persegi empat dan segi tiga. • Tiang ditanam ke dalam tanah dengan mesin pancang. • Jika disain tiang pancang sangat dalam maka dapat dibuatkan sambungan tiang pancang.
21
Jenis Tiang Pancang • Mini Pile (ukuran kecil) 1. Bentuk Penampang Segi tiga sama sisi. ukuran 28 untuk beban 25 – 30 ton ukuran 32 untuk beban 35 – 40 ton 2. Bentuk Penampang Bujur Sangkar ukuran 20 x 20 untuk beban 30 – 35 ton ukuran 25 x 25 untuk beban 40 – 50 ton • Maxi Pile (ukuran besar) Berbentuk bulat atau kotak dengan berbagai ukuran dan daya dukung. 22
Denah Pemancangan
23
Pondasi Sumur Bor Terbuat dari Beton Bertulang Memiliki daya dukung yang lebih besar dari tiang pancang, apalagi jika di bagian pangkalnya dibuat bendolan Urutan pekerjaan • • • •
Pemancangan Cashing Pengeboran Memasukan Tulangan Pengecoran
Sulit Pengukuran volumenya, dan mempunyai material buangan yaitu tanah sisa pengeboran. 24
Pembuatan Pondasi Sumur Bor
Struktur Bore Pile & Basement
26
Tiang Frangki • Kombinasi antara pemancangan dan pengeboran. • Membuat lubang dengan cara penumbukan material dalam pipa cashing. • Ke dalam lubang diisi tulangan dan di beton.
27
Tiang Frangki – Urutan Pekerjaan Temporary casing ditancapkan pada posisi titik tiang, kemudian diisi dengan adukan beton kering secukupnya sebagai sumbat (plug). Plug ditumbuk dengan hammer sehingga plug akan turun diikuti pipa casing, dalam posisi ini air tanah tidak akan masuk. Sampai kedalaman rencana, casing ditahan namun plug tetap ditumbuk sampai keluar casing dan membesar. Selanjutnya dipasang tulangan dan dicor bersamaan dengan ditarikannya casing Proses penumbukan plug di dasar casing tidak akan menimbulkan suara bising seperti tiang pancang.
Pada sistem ini tidak ada tanah yang terbuang. 28
Kepala Tiang • Tiang-tiang pondasi dalam di bagian atasnya dirangkai menjadi satu kesatuan dengan plat beton yang disebut : kepala tiang atau pur (“Poer”, “Pile Cap”) • Pur ini yang akan menjadi tumpuan dari kolom-kolom. • Pada Bangunan Tingkat Tinggi, digunakan Ralf Foundation. Ralf Foundation ini memiliki volume yang cukup besar sehingga tidak dapat di cor sekaligus. Untuk itu digunakan teknik papan catur.
29
Struktur Rangka Bangunan Berfungsi menyalurkan beban bangunan ke pondasi.
• Balok • Plat Lantai • Kolom • Core wall/shear wall (untuk bangunan tinggi) 30
Kolom, Balok dan Pelat/Slab Bahan yang dapat digunakan adalah Kayu, Beton Bertulang dan Baja Urutan pelaksanaan ketiganya adalah sbb: • Kolom • Balok (dapat bersamaan dengan plat/slab) • Plat/slab (termasuk tangga) 31
Kolom Beton • Untuk alasan kekuatan pada umumnya kolom dicor di tempat (Cast in Place) • Di negara yang precastnya maju, kolom bangunan gedung bertingkat tinggi sudah dilaksanakan secara precast, dengan joint systemnya yang telah teruji.
32
Balok / Slab Lantai Beton Pengecoran balok dengan plat slab, sering dilakukan dengan dua cara, yaitu : • Di cor sekaligus, menjadi satu kesatuan struktur. • Kombinasi cor di tempat (Balok) dan precast (Plat slab atau tangga).
33
Core Wall / Shear Wall : • Berfungsi untuk menambah kekuatan struktur, terutama dalam melawan gaya horizontal. • Shear wall ini wujudnya adalah dinding beton bertulang yang dicor menyatu dengan kolom dan balok. • Pada umumnya struktur core wall tersebut dimanfaatkan sebagai ruang angkut vertikal, dapat berupa lift dan atau tangga biasa.
34
Struktur Atap • Fungsi atap adalah untuk melindungi bangunan beserta isinya dari pengaruh panas dan hujan. • Bentuk dan bahan atap harus serasi dengan rangka bangunannya, agar atap dapat menambah indah dan keanggunan serta menambah nilai dari bangunan. Bentuk atap dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu : • Atap Datar • Atap Sudut
35
Atap Datar • Atap datar umumnya dibuat dari beton bertulang kedap air. • Tulangan besi rangkap atas dan bawah. - Tulangan atas berfungsi sebagai tulangan susut untuk mencegah retak-retak pada permukaan beton akibat panas matahari. - Tulangan bawah berfungsi sebagai tulangan konstruksi untuk menahan lenturan. • Plat atap dibuat dengan tebal minimal 8 cm.
36
Keuntungan Atap Beton • Di atasnya dapat digunakan untuk ruangan serba guna, seperti gudang, tempat jemuran, ruang mesin, bak air. • Konstruksi atap yang menjadi satu dengan rangka portalnya menambah sifat kaku bangunan, sehingga lebih tahan terhadap gaya horizontal, oleh angin atau gempa. • Tahan api
37
Atap Sudut Atap sudut (bersudut) adalah bentuk atap yang mempunyai kemiringan, sehingga membentuk sudut sesuai dengan rangka bangunannya. Ditinjau dari besarnya sudut kemiringan, atap sudut dibagi menjadi dua: 1). Atap landai 2). Atap runcing
38
Atap Landai & Atap Runcing Atap Landai : • Menggunakan penutup atap dengan lembaran-lembaran besar, seperti: seng gelombang atau asbes. • Karena landai, maka tekanan angin yang diterima hanya kecil saja. Atap Runcing : • Dapat memberi kesan megah dan anggun terhadap bangunannya. • Rangka atap membutuhkan batang dan luas yang lebih banyak. • Harga per satuan atapnya lebih mahal bila dibandingkan dengan atap landai. • Pengaruh tekanan angin pada bidang atap dan pengaruh gaya gempa akan lebih besar. 39
Bahan / Konstruksi Atap : • Kayu • Baja • Beton Bertulang
40
Kuda-kuda Rangka Baja dan Beton
41
Macam-macam Bentuk Konstruksi Rangka
42
Kelebihan dan kekurangan Bahan / Konstruksi Atap “Kayu” 1. Mudah didapat dari alam, sifat kenyal, elastis, kekuatan dan keawetannya tergantung dari umur kayu dan jenis kayu. 2. Mudah dikerjakan oleh tukang biasa dengan alat sederhana. 3. Harga relatif murah, dan karena bahannya ringan dapat memperkecil ukuran konstruksi bangunan dan fondasinya. 4. Dapat terbakar dan mudah menjalarkan api. 5. Konstruksi harus terlindungi dari panas dan hujan, agar tidak cepat lapuk. 6. Perlu diberi lapis pelindung agar tidak dimakan rayap. 7. Sebaiknya untuk bentangan atap tidak lebih dari 12 m 43
Kelebihan dan kekurangan Bahan / Konstruksi Atap “Baja” 1. Bahannya diperoleh dari hasil pabrik, mutu dan kekuatannya
tergantung standar pabrik pembuatnya. 2. Sifat bahan yang keras memerlukan alat khusus untuk pembuatannya. 3. Harga baja mahal, kekuatan baja besar, jadi hanya ekonomis untuk bentangan besar dengan beban berat. 4. Oleh api dan panas yang tinggi, bahan baja dapat terlentur, menggeliat dan leleh. 5. Oleh panas dan hujan, bahan dapat berkarat dan kropos, jadi perlu diberi lapis pengawet anti karat dan terlindung. Untuk bangunan bertingkat, terutama yang mempunyai bentang besar dengan beban atap yang berat, sebaiknya kuda-kuda Menggunakan konstruksi rangka baja karena mempunyai kekuatan dan keandalan yang lebih tinggi dari kayu. 44
Kelebihan dan kekurangan Bahan / Konstruksi Atap “Beton Bertulang” 1. Dibuat dari beton yang diberi tulangan, perlu waktu untuk pengerasan betonnya, mutunya sangat tergantung pelaksanaannya. 2. Umumnya dibuat langsung di tempat dan dikerjakan dengan alat sederhana. 3. Harga relatif masih murah dibanding umurnya yang tidak terbatas, setelah betonnya mengeras tidak perlu perawatan lagi. 4. Merupakan bahan yang tahan api, tidak rusak oleh panas dan hujan, tahan zat kimia. 5. Dapat untuk landasan helikopter atau dipakai untuk keperluan lain (ruang mesin, bak air, penthouse) 45
PENGETAHUAN BAHAN • • • • •
Material Struktur Material Dinding Material Atap Material Lantai Material Langit-Langit
46
Material Struktur
• Beton, Kekuatannya tergantung dari bahan dan komposisi adukan. • Baja, Kekuatannya tergantung dari mutu baja • Kayu, Kekuatannya tergantung dari kelas kayu
47
Material Struktur - Beton • Terdiri dari Pasir, Batu Kali, Batu Pecah, Koral/Split, Semen, Besi Beton • Pasir yang baik untuk beton berukuran 0,075 – 5 mm • Batu kali adalah jenis batuan alami • Semen rata-rata berukuran 40 kg • Besi Beton memiliki 2 jenis yaitu polos dengan ukuran diameter 4 – 28 mm dan ulir dengan ukuran diameter 10 – 36 mm.
48
Material Struktur - Baja • Terdiri dari berbagai profil dan ukuran • Yang ada di Pasaran saat ini adalah: - Profil Baja siku sama kaki - Profil Kanal dan WF - Profil Segi Empat - Profil Baja C - Pipa 49
Material Struktur Kayu Kelas
Kegunaan
Contoh
BJ
Kuat Lentur (Kg/cm2)
Kuat Tekan (Kg/cm2)
I
Konst. Berat, Tidak Terlindung, terkena tanah lembab
Jati, Sonokeling, Belia
.> 0,9
>11000
> 650
II
Konst. Berat, Tidak Terlindung, tidak terkena tnh lembab
Rasamala, Merawan
0,9 s.d 0.6
1100 - 725
650 - 425
III
Konst. Berat yang terlindung
Kamper, Keruwing, Jamuju
0.6 s.d 0.4
725 - 500
425 – 300
IV
Konst. Ringan yang terlindung
Meranti Suren
0.4 s.d 0.3
500 - 360
300 – 215
V
Konst. Ringan bersifat sementara/darurat
< 0.3
< 360
< 215 50
Material Struktur - Kayu • Mutu kayu ditentukan berdasarkan cacat-cacat kayu yang ada • Keawetan kayu terhadap perubahan iklim dan hama terbagi dalam 5 kelas. Kelas I daya tahan 8 – 20 tahun Kelas II daya tahan 5 – 15 tahun Kelas III daya tahan 3 – 10 tahun Kelas IV dan V daya tahan pendek. • Terdiri dari berbagai ukuran sesuai keperluan
51
Material Dinding • Bata Merah Terbuat dari tanah liat dan memiliki bermacam-macam ukuran antara lain 5.10.20 dan 10.10.20 Pemasangannya memerlukan pasir dan semen
• Batako Putih atau batako tras Merupakan batu cetak yang tidak dibakar namun di press. Terbuat dari campuran tras, batu kapur dan air. Tras merupakan jenis tanah yang terbentuk dari lapukan batu-batuan yang berasal dari gunung berapi. Ukuran panjang 25 – 30 cm, tebal 8 – 10 cm dan tinggi 14 – 18 cm
52
Material Dinding • Batako semen PC/Batako Press Terbuat dari campuran semen PC dan pasir atau abu batu dipress padat. Ukuran panjang 36 – 40 cm, tinggi 18 – 20 cm dan tebal 8 – 10 cm
• Bata Ringan (Hebel atau Celcon) Memiliki karakteristik yang ringan, halus dan rata. Ukuran 60 x 20 cm dengan ketebalan 8 – 10 cm
53
Material Dinding • Fiber Semen/GRC Terbuat dari serat fiberglass yang dicampur dengan semen dan pasir. Terdapat dalam bentuk Lembaran dan Papan
• Kayu / Bambu Untuk menampilkan suasana alami
• Beton - Beton Pra Cetak - Beton Cor di tempat 54
Material Dinding – Penutup Dinding
• • • • •
Plesteran Cat (Cat Dasar dan Cat Finish) Keramik Batu Alam/Batu Tempel Komposit Panel Terbuat dari plastik yang dilapisi aluminium Warnanya dapat bertahan sampai 10 tahun Ukuran rata-rata 1.220 mm x 2440 mm dengan ketebalan 3 mm, 4 mm dan 6 mm
55
Material Dinding – Penutup Dinding • Terakota • Marmer dan Granit
56
Material Dinding – Penutup Dinding • Metal • Kaca
Material Dinding – Penutup Dinding • Gypsum Board - Untuk Dinding Partisi
• Wall Paper
Material Dinding – Penutup Dinding • Kayu Lapis
Material Atap • Genteng - Genteng Kodok - Genteng Plentong - Genteng Keramik
- Genteng Kaca - Genteng Metal - Genteng Beton
• Sirap • Genteng Aspal
60
Material Atap • Serat Fiber Semen/Asbes
• PVC
• Seng atau metal gelombang
Material Langit-Langit • Triplek Ukuran 122 cm x 244 cm dengan ketebalan 3, 4 dan 6 mm
• Serat Fibersemen/GRC Ukuran 122 cm x 244 cm dengan ketebalan 4 mm
• Gypsum Ukuran 122 cm x 244 cm
• Asbes / Eternit Ukuran 1 m x 1 m dan 0,5 x 1 m dengan ketebalan 2 – 3 mm
62
Material Langit-Langit
• Akustik Ukuran 60 cm x 60 cm dan 60 cm x 120 cm
• Aluminium
• Metal
63
Material Lantai • • • • • • •
Kayu Multiplek Pasangan Bata Keramik Granit atau Marmer Batu Alam atau Batu Tempel Parket Adalah lantai kayu yang sudah diolah sedemikian rupa sehingga bertekstur rata halus dan indah
64
Material Lantai • Cat
• Paving Block/Grass Block
65
Material Lantai • Epoxy Lantai yang dicat tahan asam sehingga tahan zat kimia. Permukaan epoxy licin dan mengkilap.
• Hardener Merupakan lantai yang dirancang untuk menerima beban berat secara langsung tanpa pelapis dengan cara permukaan beton dicampur dengan bahan aditif tertentu.
Material Lantai • Vinyl • Batu Koral Sikat • Terakota • Tegel • Teraso
67
Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan Ada 3 (tiga) tahapan pekerjaan, yaitu : A. Pekerjaan persiapan B. Pekerjaan fisik bangunan C. Pekerjaan akhir
68
A. Pekerjaan Persiapan • Pagar keliling untuk keamanan proyek dan mencegah pencurian • Kantor kerja pelaksana sebagai tempat untuk memimpin dan mengatur jalannya pekerjaan dan tempat menempel gambargambar rencana, gambar kerja dan rencana waktu kerja (time schedule, network planning) • Barak-barak kerja untuk membuat kusen pintu/jendela, membuat tulangan dan juga sebagai tempat istirahat tukang. • Gudang untuk menyimpan bahan-bahan bangunan yang dapat rusak oleh panas dan hujan, juga untuk melindungi bahan dari pencurian. • Sumur untuk mendapatkan air kerja. Pemakaian air untuk proyek bangunan adalah sangat banyak dan sangat vital dipakai pada pekerjaan konstruksi.
69
B. Pekerjaan Fisik 1. Pekerjaan Pengukuran - Menentukan as-as kolom utama, jarak antara dinding penyekat, elevasi lantai ± 0.00 yang direncanakan, kedalaman fondasi, pekerjaan pengukuran ini disebut juga: Uitzet. - Pemasangan bouwplank sekeliling bangunan yang akan didirikan, sebagai pedoman tinggi dan jarak as-as bangunan, bouwplank tidak boleh diganggu / rusak selama berlaku pedoman kerja. Ongkos tukang untuk pengukuran dihitung per m2 luas bangunan.
70
Lanjutan : Pekerjaan Fisik 2. Pekerjaan Pondasi - Menggali tanah untuk Pondasi, bila volume tanah galian terlalu banyak harus diperhitungkan biaya membuang keluar. - Membuat pondasi pada kedalaman yang telah direncanakan diukur dari sisi atas papan bouwplank. - Setelah lobang galian dipasangi Pondasi, maka sisa galian diurug kembali dengan tanah bekas galian dicampur pasir dan dipadatkan. Ongkos Pekerjaan galian dan pasang fondasi dihitung per m3 volume.
71
Lanjutan : Pekerjaan Fisik 3. Pekerjaan Beton - Membuat papan Bekisting dan memasang sebagai alat untuk mencetak konstruksi beton, ongkos tukang dihitung per m2 luas cetakan, papan cetakan ini dipasang pada kayu-kayu penyangga (perancah) yang biayanya dihitung per batang. - Pekerjaan membuat dan menyetel tulangan di atas papan cetakan, ongkos tukang dihitung per m3 volume beton yang dicetak. - Pekerjaan beton meliputi : mengaduk bahan susun, mengangkut adukan beton dan mencor di bagian konstruksi yang telah diberi cetakan, selama 14 hari diberikan perawatan beton, ongkos tukang dihitung per m2 volume beton yang dicetak. - Membongkar papan cetakan setelah betonnya cukup kuat mendukung beban di atasnya yaitu setelah beton berumur 3 minggu sejak dicor. 72
Lanjutan : Pekerjaan Fisik 4. Pekerjaan Kusen - Membuat kusen pintu dan jendela sesuai bentuk rencana, pekerjaan ini dapat dimulai bersamaan pekerjaan pengukuran, ongkos tukang dihitung per m3 volume kayu yang dipakai. - Membuat daun pintu dan daun jendela, memasang pada kusennya, ongkos tukang dapat dihitung per buah daun pintu.
73
Lanjutan : Pekerjaan Fisik 5. Pekerjaan Pasangan Bata - Dinding penyekat dari pasangan bata dikerjakan bersamaan dengan menyetel kusen pintu dan jendela, ongkos tukang dihitung per m2 pasangan atau per m3. - Plesteran penutup pasangan, sebaiknya dikerjakan setelah pipa-pipa listrik dan pipa air terpasang, agar tidak terjadi pembongkaran plesteran yang telah jadi baik, plesteran sebaiknya juga terlindung dari panas dan hujan, oleh karena itu dikerjakan setelah atap bangunan terpasang, ongkos tukang dihitung per m2 luas dinding, sedang sponnengannya dihitung per m panjang.
74
Lanjutan : Pekerjaan Fisik 6. Pekerjaan Atap - Membuat kuda-kuda kayu di bawah dan menyetel di atas pasangan yang sudah jadi, ongkos tukang dihitung per m3 volume kayu yang terpakai, untuk kuda-kuda baja dapat diborongkan pada tukang baja. - Memasang penutup atap, membuat karpus, talang, lisplank dan pipa air hujan dikerjakan bersamaan, ongkos dihitung per m2 luas.
75
Lanjutan : Pekerjaan Fisik 7. Pekerjaan Plafon / Langit-langit - Membuat rangka plafon untuk memperoleh bentuk plafon yang dikehendaki. - Memasang penutup plafon dari bahan yang telah dipotong-potong sesuai ukuran rangka plafonnya, ongkos tukang dihitung per m2.
76
Lanjutan : Pekerjaan Fisik 8. Pekerjaan Sanitasi - Memasang pompa air, membuat bak penampung atas dengan pipa- pipa airnya. - Memasang tegel kamar-mandi, membuat bak dan saluran pembuangannya dengan bak-kontrol, dapat langsung ke sumur resapan. - Memasang dapur dan bak cuci alat-alat dapur dan saluran pembuang ke bak lemak. - Memasang wastafel dan keran-keran pencuci lain.
77
Lanjutan : Pekerjaan Fisik 9. Pekerjaan Tegel - Memasang tegel lantai sebaiknya setelah bangunan tertutup atap, selama 2 minggu setelah tegel dipasang dan di “kolot”, tidak boleh diinjak-injak atau diberi beban diatasnya. - Poles dan slep tegel agar halus dan memberi warna yang indah, biasanya dikerjakan oleh pabrik pembuat tegelnya. Ongkos tukang dihitung per m2 luas lantai.
78
Lanjutan : Pekerjaan Fisik 10. Pekerjaan Cat - Cat dinding dan plafon, sebelumnya di plamur untuk menutup pori-pori dan menghaluskan permukaan, pekerjaan cat sebaiknya dilakukan setelah plesteran cukup kering dan terlindung oleh atap. - Cat kayu dimulai dengan memberi meni sebagai dasar, kemudian diplamur dan digosok dengan amplas supaya permukaan kayu halus, setelah itu baru dapat diberi cat sesuai warna yang diinginkan beberapa lapis, bila kayu ingin diplitur tidak perlu diberi meni dan plamur. Ongkos pekerjaan cat dihitung per m2 permukaan yang dicat. Pekerjaan-pekerjaan lain dapat disesuaikan dengan kebutuhan penghuni yang bersangkutan.
79
C. Pekerjaan Akhir Adalah pekerjaan kontrol terhadap pekerjaan yang sudah selesai dilaksanakan, bila ada yang rusak atau salah harus diperbaiki lagi, bila ada yang belum sempurna dapat dibenarkan pembuatannya. Setelah dianggap cukup memenuhi syarat, maka tahap selanjutnya adalah pembersihan terhadap sisa-sisa bahan bangunan untuk dibuang ke luar dari lokasi bangunan agar tampak bersih dan sehat. Semua bangunan kantor, barak kerja, gudang dapat dibongkar dan bahannya disingkirkan ke luar. Pagar pengaman dapat diganti dengan pagar permanen yang bentuknya dapat dibuat indah sesuai selera. Dapat dibuat taman dan halaman untuk menambah asri bangunannya 80
SELESAI Muhammad Indra Kesuma
[email protected]
81