PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS

Download 1 No. 1 (2012) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 2 : Hal. 1-5. 1. PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEBSITE. DALAM PEMBELAJARAN M...

0 downloads 542 Views 278KB Size
Vol. 1 No. 1 (2012) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 2 : Hal. 1-5

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEBSITE DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Irwan Jas1), Media Rosha2), Nilawasti ZA3) 1)

FMIPA UNP, email : [email protected] 2,3) Staf Pengajar Matematika FMIPA UNP Abstract

Advances in technology and interest in their students to the Internet allows the use of mediabased learning in mathematics learning website. The purpose of this study was to determine the students' understanding of mathematical concepts. Kind of research is a pre-experimental research design One Shot Case Study. To obtain the final test data used were analyzed using descriptive statistics and scoring rubrics according Minimum Criteria for completeness. The results of the analysis of the data from this study showed that the average student understanding of mathematical concepts known to 71.10 with 66.67% of students achieve mastery. In general, the use of media-based learning in mathematics learning website is good. Keyword: Mathematic Education, website, mathematical concepts PENDAHULUAN Tantangan pendidikan sekarang ini mengharuskan merubah paradigma pembelajaran dari semula hanya mengajari menjadi banyak membimbing siswa untuk belajar. Sesuai dengan pendapat Fontana dalam [8] menjelaskan belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman. Jadi, siswa harus memiliki kemampuan memperoleh, memilih dan mengelola informasi untuk bertahan pada keadaan yang kompetitif. Kemampuan ini membutuhkan pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif, dan kemampuan belajar mandiri. Cara berfikir seperti ini dapat dikembangkan melalui belajar matematika, karena matematika memiliki keterkaitan yang kuat dan jelas antara konsepnya. Pentingnya belajar matematika mengharuskan guru mampu mendidik dan melatih siswa agar tujuan pembelajaran matematika tercapai. Sesuai dengan Permendiknas No. 22 Tahun 2006, matematika bertujuan agar siswa memiliki kemampuan memahami konsep, menggunakan penalaran pada pola dan sifat, memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, mengkomuni

kasikan gagasan, dan memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan. Sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika, maka guru dituntut mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa. Sehingga siswa termotivasi untuk belajar dan mampu memahami konsep serta mengaplikasikan-nya dalam pemecahan masalah. Kenyataan sekarang ini, dalam pembelajaran matematika siswa belum mampu memahami konsep dan mengaplikasikannya dalam pemecahan masalah. Sebagaimana yang dikemukakan Nikson dalam [7] bahwa pembelajaran matematika adalah upaya membantu siswa mengkonstruksi konsep atau prinsip-prinsip matematika dengan kemampuan sendiri melalui internalisasi sehingga konsep atau prinsip itu terbangun kembali. Dalam pembelajaran matematika di sekolah guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi, pendekatan, metode, dan teknik yang melibatkan siswa aktif dalam belajar matematika sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika. Salah satu strategi atau teknik pembelajaran yang dapat melibatkan siswa aktif dalam belajar adalah dengan penggunaan media pembelajaran. Sesuai dengan defenisi media pembelajaran menurut 1

Vol. 1 No. 1 (2012) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 2 : Hal. 1-5

Oemar Hamalik dalam [1] adalah suatu alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam proses pendidikan dan pembelajaran. Sesuai dengan kedudukan media sebagai bagian dari proses pembelajaran, media pembelajaran memiliki fungsi untuk mewujudkan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Setiap media pembelajaran memiliki keunggulan masing-masing maka dari itulah guru diharapkan dapat memilih media yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Fungsi media bukan hanya sebagai pelengkap semata, akan tetapi sangat menentukan dalam era informasi dan teknologi sekarang ini. Tetapi, pemanfaatan teknologi sebagai media pembelajaran matematika masih kurang. Hal ini dapat terlihat dari penggunaan laboratorium komputer dan jaringan internet di sekolah-sekolah masih terbatas pada pembelajaran Teknologi Informasi dan Komputer (TIK) saja. Selain itu, penggunaan internet bagi siswa lebih banyak digunakan untuk bermain facebook, twitter, game online dan browsing hal-hal yang tidak perlu Penggunaan internet sebagai media pembelajaran dapat membantu siswa belajar secara aktif. Siswa dapat berperan sebagai seorang analisis dan tidak hanya konsumen informasi saja. Siswa dapat memahami dan menganalisis informasi yang sesuai dengan pembelajaran serta melakukan pencarian informasi sesuai dengan kebutuhan belajarnya. Integrasi teknologi informasi kedalam pembelajaran salah satunya dalam bentuk pembelajaran berbasis website. Menurut Gora S dalam [6], website adalah sebuah jaringan global dari jutaan halaman informasi yang berisi teks, gambar, dan link ke halaman lain yang menjadi bagian informasi. Halaman dari website biasa diakses melalui sebuah URL yang biasa disebut Homepage.URL ini mengatur para pembaca dan memberitahu mereka susunan keseluruhan dan bagaimana arus informasi ini berjalan. Menurut Isjoni dalam [10] mengemukakan pembelajaran menggunakan media pembelajaran berbasis website memiliki sifat interaktif, sebagai media massa dan interpersonal, dan gudang

informasi. Pembelajaran berbasis website menyediakan lebih dari sekedar akses. Pembelajaran berbasis website yang bermutu memberikan informasi yang tidak sama dengan pembelajaran tradisional. Pembelajaran berbasis website dapat menggabungkan informasi yang lebih luas, tentu saja dengan menggabungkan konten yang ada dengan sumber-sumber informasi website. Selanjutnya penggunaan media pembelajaran berbasis website banyak diimplementasikan dengan menggunakan LMS Moodle. Moodle merupakan singkatan dari Modular Object-Oriented Dynamic Learning Environment yang berarti tempat belajar dinamis dengan menggunakan model berorientasi objek. Menurut [5], “LMS merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran secara online berbasis website, mengelola kegiatan pembelajaran serta hasil-hasilnya, memfasilitasi interaksi, komunikasi, kerjasama antar pengajar dan peserta didik”. Keuntungan bagi guru yang membuat bahan ajar online menggunakan LMS Moodle adalah kemudahan. Hal ini karena guru tidak perlu mengetahui sedikitpun tentang pemprograman website, sehingga waktu dapat dimanfaatkan lebih banyak untuk memikirkan content (isi) pembelajaran yang akan disampaikan. Secara umum penggunaan media pembelajaran berbasis website akan menciptakan proses pembelajaran lebih menarik dan interaktif. Selain itu tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran lebih baik karena siswa sendiri yang memilih dan aktif mencari informasi tentang materi yang dipelajari. Pembelajaran yang dibangun oleh siswa sebagai proses belajar aktif hendaknya dapat meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi yang dipelajari yang nantinya tertuju kepada pemahaman konsep siswa melalui penggunaan media pembelajaran. Menurut [2] menyatakan bahwa “pemahaman konsep merupakan kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam memahami konsep dan dalam melakukan prosedur (algoritma) secara luwes, akurat, efesien dan tepat”. Jadi pemahaman adalah kemampuan yang mengharapkan siswa mampu dan paham benar tentang fakta serta dapat menjelaskannya sesuai dengan pengetahuan yang dipahaminya. 2

Vol. 1 No. 1 (2012) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 2 : Hal. 1-5

Selanjutnya penjelasan teknis Peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas Nomor 506/C/Kep/PP/2004 dalam [9] menyebutkan indikator siswa memahami konsep matematika, yaitu: a. Menyatakan ulang sebuah konsep b. Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifatsifat tertentu sesuai dengan konsepnya. c. Memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep. d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis. e. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep. f. Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu. g. Mengaplikasikan konsep dan algoritma dalam pemecahan masalah. METODE Pada penelitian ini, jenis penelitiannya adalah pra-eksperimen. Penelitian ini menggunakan model rancangan The One Shoot Case Study. Pada penelitian ini, suatu kelompok akan diberikan perlakuan dengan menggunakan media pembelajaran berbasis website, kemudian dilakukan pengukuran terhadap variabel terkait.. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah kelas XI IPA 1 SMA Negeri 4 Bukittinggi. Subjek penelitian terdiri atas 33 orang siswa yang diambil berdasarkan observasi yang dilakukan di SMA Negeri 4 Bukittinggi. Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yaitu penggunaan media pembelajaran berbasis website sedangkan varibel terikatnya adalah pemahaman konsep matematika siswa. Data penelitian ini terdiri atas dua yaitu data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian berupa pemahaman konsep matematis siswa. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak lain yaitu data dari tata usaha dan guru mata pelajaran matematika di SMA Negeri 4 Bukittinggi. Secara umum, prosedur penelitian ini terdiri atas tiga tahap, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan tahap akhir. Pada tahap persiapan, dilakukan perancangan media pembelajaran berbasis website berupa pembuatan website pembelajaran

Hosting dipilih dengan kapasitas 200 megabyte dan kapasitas bandwitch 10 gigabyte. Selanjutnya dilakukan uji coba perlakuan menggunakan media pembelajaran berbasis website. Uji coba perlakuan ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Bukittinggi. Selanjutnya dilakukan evaluasi terhadap media dan strategi pembelajaran yang telah diujicobakan. Setelah itu, mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sudah divalidasi. Kemudian membuat kisi-kisi tes akhir tentang pemahaman konsep siswa dan dilanjutkan dengan mempersiapkan instrumen penelitian berupa soal tes pemahaman konsep. Setelah tahap persiapan dilaksanakan, dilakukan tindakan pada kelas penelitian berupa penggunaan media pembelajaran berbasis website. Setelah itu dilakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran menggunakan media pembelajaran berbasis website terhadap subjek penelitian dengan memberikan tes akhir pemahaman konsep. Sebelum melakukan tes akhir pemahaman konsep, dilakukan uji coba tes. Uji coba tes pemahaman konsep dilakukan di sekolah berbeda yaitu SMA Negeri 2 Tilatang Kamang. Kemudian penilaian untuk setiap butir tes pemahaman konsep menggunakan rubrik penskoran dengan interval nilai dari 0 – 3. Hasil uji coba soal yang telah dilakukan diperoleh informasi bahwa soal memiliki indeks kesukaran sedang dan mudah, indeks pembeda yang signifikan dan reliabelitas tes dengan kategori baik. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Aktivitas Belajar Siswa Secara umum penggunaan media pembelajaran berbasis website pada pembelajaran matematika telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Penggunaan media pembelajaran berbasis website merupakan metode pembelajaran yang baru bagi siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 4 Bukittinggi. Kegiatan pembelajaran diawali dengan pemberian apersepsi pada siswa, guru mengingatkan siswa tentang materi sebelumnya dengan mengajukan beberapa pertanyaan. Kemudian siswa diminta untuk menjawab pertanyaan dari guru, dimana guru juga memberikan arahan sehingga siswa telah 3

Vol. 1 No. 1 (2012) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 2 : Hal. 1-5

mempunyai pengetahuan awal untuk memulai pembelajaran. Selanjutnya, guru meminta siswa untuk membuka dan mempelajari materi pelajaran dalam website pembelajaran. Aktivitas membuka dan membaca content pada website pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah visual activity, yaitu aktivitas melihat dan mengamati materi pelajaran dalam pembelajaran secara aktif. Indikator siswa dikatakan aktif dalam visual activity ini adalah siswa memperhatikan, melihat, mengamati dan mempelajari sendiri materi-materi yang terdapat pada website pembelajaran. Tujuannya adalah agar siswa memperoleh pengalaman belajar sendiri, sebab apa yang didapatkan secara langsung akan bertahan lama pada daya ingat siswa tersebut. Setelah siswa mempelajari materi yang terdapat pada website pembelajaran, guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang materi tersebut. Aktivitas mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang terdapat dalam website pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah listening activity. Siswa dikatakan mendengarkan penjelasan guru apabila siswa tidak melakukan aktivitas lain, seperti: berbicara dengan siswa lainnya atau melakukan kegiatan lain yang tidak berhubungan dengan pelajaran Ketika guru menjelaskan materi ini, siswa diharapkan mendengarkan penjelasan guru, maksudnya adalah agar siswa lebih mengerti dan memahami materi. Setelah guru memberikan penjelasan, siswa diminta bertanya tentang materi yang belum dipahami dan dimengerti. Mengajukan pertanyaan termasuk oral activity. Dalam aktivitas mengajukan pertanyaan ini dapat diperhatikan pada saat guru menjelaskan materi, mengerjakan latihan soal dan membuka serta membaca materi pada website pembelajaran. Aktivitas selanjutnya adalah siswa mengerjakan latihan soal yang terdapat pada website pembelajaran. kemudian bagi siswa yang sudah selesai menyelesaikannya diminta untuk mengerjakan ke depan kelas. Tujuan dari pelaksaan aktivitas latihan ini adalah untuk mengukur sejauh mana siswa memahami konsep matematis yang sudah dipelajari siswa. Aktivitas

mengerjakan latihan diamati saat proses pembelajaran berlangsung Selanjutnya, diakhir pembelajaran guru bersama siswa menyimpulkan materi yang dipelajari selama proses pembelajaran. Dilihat secara keseluruhan pertemuan, aktivitas belajar siswa cenderung mengalami peningkatan. Siswa sudah diberikan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri, dimana peran guru hanya membantu dan mendorong siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini, sejalan sesuai dengan pendapat [4] tentang aktivitas belajar diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran, dimana siswa bekerja atau berperan aktif dalam pembelajaran, sehingga demikian siswa tersebut memperoleh pengetahuan, pengalaman, dan pemahaman. Berdasarkan lembar observasi aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran, penggunaan media pembelajaran berbasis website mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan. Hal ini terlihat, dari beberapa aktivitas positif yang muncul dari siswa. 2. Pemahaman Konsep Matematika Siswa Tes akhir pemahaman konsep siswa disusun berdasarkan indikator pemahaman konsep yaitu: menyatakan ulang sebuah konsep, mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya dan mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah. Sejalan dengan Depdiknas (2006), menyatakan bahwa pemahaman konsep merupakan kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam memahami konsep dan dalam melakukan prosedur (algoritma) secara luwes, akurat, efesien dan tepat. Setelah tes akhir dilaksanakan, diperoleh data mengenai pemahaman konsep siswa dengan menggunakan media pembelajaran berbasis website yang merupakan gambaran pemahaman konsep siswa sehingga diketahui ketuntasan hasil belajar siswa. Berdasarkan tes akhir yang dilakukan, dari 33 orang siswa yang mengikuti tes akhir pemahaman konsep didapat rata-rata nilai 71,10. Hal ini menunjukkan rata-rata nilai subjek penelitian secara umum sudah mencapai KKM. 4

Vol. 1 No. 1 (2012) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 2 : Hal. 1-5

Menurut indikator pemahaman konsep siswa tentang menyatakan ulang sebuah konsep, nilai rata-rata siswa pada indikator pemahaman konsep ini baik sekali. Alasan nilai raa-rata siswa sangat baik karena materi pada indikator ini termasuk materi tentang pemahaman konsep siswa terhadap materi yang sudah pernah dipelajari sebelumnya. Penggunaan website sebagai media pembelajaran sangat membantu siswa untuk mengulang kembali pemahaman siswa tentang materi tersebut. Kemudian analisis indikator pemahaman konsep tentang mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya termasuk dalam kategori adalah cukup. Hal ini disebabkan karena siswa sering keliru dalam menjelaskan sifat-sifat secara kritis, logis dan sistematis. Selain itu, dalam menjawab tes ini siswa hanya bisa menjawab sifat-sifatnya saja tanpa bisa menjelaskan kenapa sifat-sifat itu berlaku. Berdasarkan deskripsi dan analisis data yang telah diungkapkan sebelumnya, terlihat bahwa tes akhir pemahaman konsep yang telah dilaksanakan pada kelas XI IPA 1 SMA Negeri 4 Bukittinggi diperoleh pemahaman konsep matematika adalah baik pada materi komposisi fungsi. Dari 33 orang yang mengikuti tes akhir, terdapat 23 orang siswa yang telah mencapai KKM yang ditetapkan SMA Negeri 4 Bukittinggi yaitu 70. Sedangkan 10 orang siswa lainnya belum mencapai ketuntasan belajar karena belum mencapai KKM. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penggunaan media pembelajaran berbasis website secara umum dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa, tetapi secara klasikal pembelajaran belum tuntas karena masih kurang 80% siswa yang tuntas berdasarkan KKM SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan uraian yang telah diuraikan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan pemahaman konsep siswa dengan bantuan penggunaan media pembelajaran berbasis website dilihat dari nilai tes akhir pemahaman konsep adalah 66,67%. Ini berarti secara umum, nilai akhir tes pemahaman konsep siswa dengan penggunaan

media pembelajaran berbasis website sudah mencapai KKM. Tetapi, secara ketuntasan klasikal jumlah siswa yang mencapai KKM belum tercapai. Kemudian, berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti menyarankan bagi peneliti yang berkeinginan melakukan penelitian tentang penggunaan media pembelajaran berbasis website diharapkan mampu meningkatkan ketuntasan hasil belajar secara klasikal. REFERENSI Darmansyah. 2010. Pembelajaran Berbasis Web: Teori, Konsep, dan Aplikasi. Padang. UNP Press Padang. [2] Depdiknas. 2006. Standar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Matematika. Jakarta: Depdiknas. [3] Depdiknas. 2006. Permendiknas Nomor 22 tentang Standar Isi Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Depdiknas. [4] Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta ; Bumi Aksara. [5] Herman D, Surjono. 2010. Membangun Course E-Learning Berbasis Moodle. Yogyakarta: UNY Press. [6] Mayasari, Fitra. 2009. “Pendesaian LKS Matematika Interaktif Model E-Learning Berbasis Web di Kelas X SMA Negeri 3 Palembang “. Skripsi. Universitas Sriwijaya. [7] Muliyardi. 2003. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Padang: FMIPA-UNP. [8] Suherman, Erman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Jakarta: UPI Press [9] Wardhani, Sri. 2008. Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMA/MA untuk Optimalisasi Tujuan Mata Pelajaran Matematika. Jurnal. Yogyakarta. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika. [10] Yuriana Dewi, Asmi. 2011. “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Web di Kelas X SMA Negeri 1 Sijunjung”. Tesis. UNP Padang. [1]

5