PENGUATAN BUDAYA NUSANTARA BERBASIS KEARIFAN

Download PENGUATAN BUDAYA NUSANTARA BERBASIS. KEARIFAN LOKAL. Kacung Marijan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Istilah nusantara sering d...

4 downloads 514 Views 1MB Size
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret

PENGUATAN BUDAYA NUSANTARA BERBASIS KEARIFAN LOKAL Kacung Marijan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI

Istilah secara

nusantara

bergantian

dengan

Indonesia.

sering

dipakai

budaya nusantara di dalam kewilayahan

(interchangeable)

pertama

membahas

budaya sebagai arus utama di dalam

tertentu, keduanya terbedakan. Indonesia

pembangunan. Bagian kedua membahas

menggambarkan

budaya

yang

nusantara

adanya

dalam

Bagian

hal

politik

Tetapi,

Indonesia.

kewilayahan

otoritatif.

Sementara

itu,

lebih

menggambarkan

nusantara,

dan

bagian

ketiga

membahas kearifan lokal di di dalam membangun budaya nusantara.

kewilayahan budaya. Memang, nusantara juga

pernah

politik,

bermakna

kewilayahan

KEBUDAYAAN

pada masa kejayaan Kerajaan

Majapahit,

yang mencakup

SEBAGAI

ARUS

UTAMA

pulau-pulau

Dalam khasanah ilmu-ilmu sosial,

dari Sumatra sampai Papua. Istilah ini

kebudayaan pernah menjadi arus utama

juga pernah diusukkan oleh Ki Hajar

(mainstreaming) di dalam pembangunan,

Dewantara

wilayah

yaitu pada 1950-an dan 1960-an. Ketika

Hindia Belanda yang merdeka. Tetapi,

itu kebudayaan dilihat sebagai salah satu

Indonesia yang menjadi pilihan. Selain

variabel penentu pembangunan (cultural

itu, tidak semua wilayah politik Majapahit

determinism). Dalam hal sebagai arus

menjadi

utama,

untuk

menyebut

jajahan

Belanda,

Malaysia,

Singapura,

Philipina

Selatan.

seperti

Brunei,

dan

kebudayaan tidak hanya dilihat

sebagai hasil karya terlihat individu dan

Konsekuensinya,

kelompok

semata.

Kebudyaan

juga

wilayah-wilayah ini tidak masuk menjadi

mencakup

nilai-nilai,

norma-norma,

dan

bagian dari Indonesia ketika merdeka.

perilaku-perilaku.

Tulisan

ini

menggunakan

istilah

tertentu

yang

pembahasannya

dorong

dan

diarahkan

ilmuwan

sosial berargumentasi bahwa ada budaya

nusantara di dalam konteks budaya, tetapi lebih

Sejumlah

pada 21

mampu daya

menjadi

ungkit

kuat

daya bagi

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret

modernisasi

dan

pertumbuhan

pada

akhirnya

bagi

ekonomi

tumbuh

dan

berkembang,

serta

untuk

anggotanya akan menikmati kemakmuran

kemakmuran. Ada juga yang melihatnya

manakala kekuatan pasar diberi keluasaan

sebagai penghalang (barriers).

(market leads to development) di dalam

Max Weber, contohnya, terkenal

arena

perekonomian.

Negara,

dalam

dengan konsep spirit etika protestan di

perspektif ini, diharap seminimal mungkin

dalam perkembangan kapitalisme di Eropa

terlibat di dalam pengelolaan ekonomi.

dan negara-negara Barat lainnya. Dalam

utama

negara

pandangan dia, akumulasi kapital di Eropa

berpandangan bahwa mekanisme

pasar

tidak lepas dari spirit untuk menumpuk

itu harus dikendalikan. Di samping untuk

harga

menghindari

yang

didasari oleh

Sebaliknya,

pemahaman

arus

ketimpangan

antar

pelaku

keagamaan yang dimiliki oleh penganut

ekonomi dan

Protestan.

David

terhadap kelompok-kelompok yang tidak

McCleland terkenal dengan konsep virus

beruntung, adanya peran penting negara di

N-Ach-nya.

dalam

Sementara

itu,

Menurutnya,

masyarakat

akan

perkembangan

suatu mengalami

merupakan

konsekuensi dari pemikiran bahwa negara memiliki daya dorong dan kepemimpinan

manakala individu anggotanya terjangkiti

bagi adanya iklim ekonomi yang tidak

virus kebutuhan berprestasi (need

hanya

penelitiannya,

yang

perekonomian

cepat

achievement).

ekonomi

memberikan perlindungan

for

Virus ini, menurut hasil di

antaranya,

lahir

berkembang

dari

sebagai

iklim

state

leads

to

dan dipakai untuk menjelaskan kuatnya pertumbuhan

mengalami

negara-negara

dan

juga

development seperti itu pernah terkenal

arus utama dalam pembangunan kemudian pelemahan

dan

melainkan

Perspekif

semangat untuk mencapai sesuatu. kebudayaan

tumbuh

ekonomi yang adil.

cerita-cerita yang mampu membangkitkan

Perspektif

memungkinkan

digantikan

ekonomi, Asia

khususnya

Timur

dan

di Asia

oleh dua arus utama lainnya, yaitu arus

Tenggara pada awal-awal 1990-an. Bank

utama pasar dan arus utama negara. Arus

Dunia yang sebelumnya terkenal sebagai

utama pasar berangkat dari pemikiran

penganut arus utama pasar, ketika itu

yang

mengakui peran penting negara di dalam

bercorak

liberalisme perekonomian

individualisme mengatakan

suatu

masyarakat

dan bahwa

mendorong

akan

ekonomi. 22

dan

memacu

Negara,

dalam

pertumbuhan perspektif

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret

demikian,

tidak

penghambat tetapi

lagi dianggap

laju

sebagai

harus didasarkan pada argumentasi dari

pertumbuhan ekonomi

pemikiran yang pro pasar dan pro negara,

sebagai

melainkan berbasis kebudayaan.

dipandang

dirijen

bagi

pelaku ekonomi untuk berlari kencang di Negara,

Tumbuhnya

bidang

ekonomi.

memiliki

otoritas

mengarahkan

kreatif di barbagai negara menunjukkan

kebijakan

industry (industrial policies)

bahwa yang menjadi daya dorong dan

untuk

misalnya,

pertumbuhan

pengungkit

yang dipandang lebih tepat. Krisis

gagasan-gagasan

daya ungkit kegiatan perekonomian itu pernah

merupakan pola pikir yang dimiliki oleh

melanda Asia Timur dan Tenggara pada

individu manusia, yaitu pola pikir yang

medium 1997 menjadi titik tolak bagi

memungkinkan

adanya kritik kembali terhadap arus utama

melakukan

negara. Kalau sebelumnya Bank Dunia

mengejar

memuji peran negara, setelah krisis itu

kebaikan-kebaikan secara terus menerus.

Bank Dunia beserta IMF justru menuduh

Pola pikir ini merupakan produk dan

bahwa krisis itu tidak lepas dari terlalu

reproduksi kebudayaan.

besarnya

ekonomi

berbasis

peran

yang

negara

di

dalam

adanya

upaya

untuk

pencarian,

daya

cipta,

sesuatu

Meskipun

yang

baru

demikian,

argumentasi

perekonomian. Maka muncullah kembali

yang

resep untuk mengurangi peran negara dan

kebudayaan

ini

mendorong kembali peran pasar yang

perbedaan

dengan

lebih besar. Resep seperti ini pula yang

sebelumnya. Kalau sebelumnya terdapat

dipaksakan untuk dipakai Indonesia di

penilaian bahwa hanya budaya tertentu

dalam menyelesaikan krisis moneter pada

saja yang mampu member daya ungkit

pertengahan1997 itu.

bagi

Adanya pembangunan akibat membuat

titik

bandul yang lemah

adanya

arus

saling

utama

upaya

di dalam arus utama

modernisasi,

memiliki

itu

kembali

sejumlah

arus

masuknya

post-modernisasi

bergantian

masing-masing

dibangun

demi

utama

pemikiran

berisi

adanya

penghargaan

terhadap

nilai-nilai

yang

sebelumnya

dipandang

tradisional

dan

keberagaman.

Bahwa,

untuk

mencapai

menengok arus utama kebudayaan sebagai

kebaikan tidak selamanya berpegang pada

bandul yang lain (bring-in-the culture-

adanya nilai-nilai tertentu yang bercorak

back-in). Bahwa, di dalam memperkuat

linier,

pertumbuhan ekonomi yang adil itu tidak

tumbuh 23

melainkan dan

juga

nilai-nilai

berkembang

di

yang dalam

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret

komunitas-komunitas.

Maka,

dalam

Meskipun secara politik nusantara

perspektif yang lebih baru itu dikenal dan

sudah terbentuk sejak Kerajaan Majapahit,

dikembangkan konsep kearifan lokal.

tidak

serta

tunggal. BUDAYA NUSANTARA

merta

melahirkan

Kewilayahan

menghilangkan

politik

karakter

budaya itu

tidak

bahwa

ada

Sejarah Indonesia mencatat dua

berbagai budaya selain kebudayaan yang

kerajaan yang memiliki wilayah luas dan

merupakan hasil dari berbagai kelompok

menyebar, yaitu Kerajaan Sri Wijaya dan

itu. Yang terakhir ini secara sederhana

Kerajaan

bisa

terakhir

Majapahit. ini

Kerajaan

acapkali

disebut

yang sebagai

mencakup

„keseluruhan

perilaku, dan hasil karya manusia dan/atau

kerajaan yang tidak hanya membentuk

kelompok

kewilayahan politik nusantara melainkan

melalui

juga

terhadap

lingkungannya

sebagai

pedoman

kewilayahan

Kewilayahan

budaya

politik

gagasan,

nusantara.

memungkinkan

adanya interaksi antar berbagai kelompok,

manusia yang dikembangkan proses

belajar

dan

adaptasi

yang

berfungsi

untuk

kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.‟

yang memungkinkan tumbuh kembangnya

Budaya

budaya nusantara. Interaksi antar berbagai

konteks seperti itu,

kelompok yang ada di dalam wilayah

budaya yang terabangun atas berbagai

yang sebelumnya lebih banyak terbangun

budaya yang berpengaruh di Indonesia,

oleh

kepentingan

semakin

nusantara,

di

dalam

merupakan sistem

ekonomi,

misalnya,

seperti budaya dunia, budaya kesukuan,

ketika

mereka

budaya tempatan, budaya kebangsaan, dan

menguat

tersatukan secara politik.

budaya keagamaan, sebagaimana terlihat di dalan gambar satu di bawah ini.

24

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret

Gambar 1: Sistem Kebudayaan di Indonesia PEMBANGUNAN

KEBUDAYAAN

kebudayaan

BERBASIS KEARIFAN LOKAL

yang

Dalam konteks seperti itu, lalu

baru,

dapat

diperoleh

tradisi-tradisi baru

dikembangkan

dari

dan

penciptaan-penciptaan

di manakah posisi budaya daerah yang

baru, termasuk yang datang dari bangsa

di dalamnya terdapat kearifan lokal?

Eropa maupun yang lain.

Pada

masanya,

terdapat

perdebatan

Dua

pandangan

itu

dalam

yang sangat menarik antara Ki Hajar

realitasnya saling isi mengisi. Budaya

Dewantara

nusantara,

dan

Sutan

Takdir

dalam

sejarahnya

bukan

Alisjahbana (STA). Ki Hajar Dewantara

semata-mata „bentukan‟ dari berbagai

menginginkan

budaya lokal (pribumi, asli, dan yang

nasional

arah

merupakan

pengayaan-pengayaan

kebudayaan hasil

dari

sejenis), melainkan juga tidak lepas dari

budaya-budaya

budaya dari negara-negara lain. Sistem

lokal atau budaya kesukubangsaan di

kepercayaan

seluruh

Ratusan

berkembang di Indonesia merupakan

kebudayaan sukubangsa di nusantara,

salah satu contohnya. Budaya nusantara

menurut Ki Hajar, merupakan capaian

tidak lahir di dalam ruang yang kosong,

tertinggi, karena itu perlu dilestarikan

melainkan

dan dikembangkan. Di pihak lain, STA

dinamis.

daerah

menghendaki

nusantara.

adanya

kebudayaan25

atau

ruang

keagamaan

yang

terbuka

yang

dan

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret

Meskipun demikian, di dalam

Di era otonomi,

daerah diharapkan

sebagai suatu bangsa yang memiliki

mengembangkan

karakteristik

budaya

berdasar potensi ekonomi yang dimiliki

nusantara jelas tidak bisa dibiarkan larut

melainkan juga potensi budaya yang

begitu saja oleh arus interaksi di dalam

dimilikinya. Dengan demikian, di dalam

ruang yang terbuka dan dinamis begitu

membangun

saja. Karena itu, sebagaimana terlihat di

daerah

dalam gambar dua di bawah ini, strategi

budayanya sendiri.

unik,

pembangunan

jati diri,

kebudayaan

ke

depan

dirinyatidak

dirinya,

tidak

Hanya

masing-masing

tercerabut

saja,

hanya

dari

adanya

akar

posisi

tidak lepas dari fondasi yang menjadi

budaya daerah yang cukup bermakna itu

kesepakatan-kesepakatan

di

tidak serta merta menghilangkan budaya

dalam berbangsa dan bernegara, seperti

yang bercorak nusantara. Kesepakatan-

Pancasila,

kesepakatan

bersama

UUD 1945,

NKRI,

dan

Bhineka Tunggal Eka.

lokal

sebagai

suatu

bangsa tetaplah menjadi sesuatu yang

Di dalam strategi seperti itu, kearifan

bersama

memiliki

tinggi tempatnya. Kalau tidak demikian,

posisi yang

yang terjadi adalah suatu paradok, di

penting di dalam membangun budaya

mana

nusantara ke depan. Secara politik hal

kearifan lokal yang berlebihan hanya

ini

akan

bersambung

kebijakan

dengan

otonomi

memberi ruang

lebih

implementasi

daerah besar

yang

pemberian

melahirkan

titik

berat

kontradiksi

kesepakatan-kesepakatan

kepada

termasuk

daerah untuk mengelola dirinya sendiri.

dengan bersama,

kontradiksi antara

lokal yang satu dengan yang lain.

26

pada

kearifan

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret

Gambar 2: Konsep Pembangunan Nasional Kebudayaan

27

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret

28

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret

29

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret

30

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret

31

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret

32

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret

33

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret

34

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret

35

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret

36

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret

BUTIR-BUTIR PEMIKIRAN BAPAK PENDIRI BANGSA UNTUK KEMERDEKAAN DAN PEMBANGUNAN Ki Supriyoko Taman Siswa Yogyakarta

PENGANTAR

pendidikan dan kebudayaan, maka sudah

Para Bapak Pendiri Bangsa, the founding

fathers,

seperti

menjadi kewajiban untuk memperhatikan

Soekarno,

dan

menginterpretasi

secara

tepat

Mohammad Hatta, Ahmad Soebardjo, Iwa

pemikiran-pemikiran para Bapak Pendiri

Kusumasoemantri,

Bangsa

Pettarani,

Andi

Soepomo,

Pengeran Ki

mengenai

dasar-dasar

berdirinya

bangsa

Indonesia,

Dewantara, Johannes Latu-harhary, Teuku

bangsa,

serta

menentukan

Mohammad

pembangunan bangsa.

Hassan,

Hadjar

tersebut

dsb.,

telah

meletakkan dasar-dasar berdirinya suatu

karakter

dipikirkan,

sekaligus

Soekarno dan Mohammad Hatta

bangsa

yang

adalah

menentukan

arah

Republik Indonesia yang memiliki latar

pembangunan bangsa. Dasar-dasar

proklamator

belakang berdirinya

suatu

pendidikan

kemerdekaan

berbeda

tetapi

pemikiran yang sama. Soekarno berlatar-

bangsa, karakter bangsa yang dipikirkan

belakang

serta

menonjolkan

arah

arah

DASAR BERBANGSA

bangsa, yang dalam hal ini adalah bangsa Indonesia,

karakter

pembangunan bangsa yang

pendidikan tanggung

Timur jawab,

yang tangguh,

pernah dipikirkan oleh para Bapak Pendiri

tanggap, santun, dsb. dan Hatta yang

Bangsa

berlatar-belakang pendidikan Barat yang

tersebut

di

atas

dalam

perjalanannya meng-alami dinamika dan

menon-jolkan

reinterpretasi oleh para warga negara,

transparansi, responsibilitas, dsb. memiliki

khususnya

pemikiran

oleh pempimpin bangsa itu

sendiri.

kompetensi,

yang

sama,

kompetisi,

yaitu

memerdekakan bangsa. Dalam

pembangunan didalamnya

mengembangkan nasional, pembangunan

strategi

Dalam

naskah

proklamasi

termasuk

kemerdekaan bangsa Indonesia yang dipi-

bidang

kirkan oleh para Bapak Pendiri Bangsa 37

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret

“Kami

Indonesia, yang disusun oleh Ir. Soekarno,

mungkin.

Drs. Moh. Hatta dan Mr. Soebardjo, yang

dengan ini menyatakan kemerdekaan

ditulis oleh Ir. Soekarno, dan yang diketik

Indonesia.

oleh Sajoeti Melik, jelas sekali adanya

pemindahan

pernyataan

diselenggarakan dengan cara seksama

kemerdekaan

serta

bangsa

Hal-hal

pemindahan kekuasaan yang dilaku-kan

dan

dalam

dengan cara yang seksama dan segera

singkatnya”.

yang

Indonesia

mengenai

kekuasaan,

tempo

yang

dll,

sesingkat-

Gambar 1. Naskah proklamasi tulisan tangan Ir. Soekarno

Rumusan dengan

Pancasila

dinamika,

dari

yang usulan

penuh

tentang

Mr.

Dasar

Penegasan Negara,

Mohammad Yamin, Ir. Soekarno, Piagam

Indonesia

Jakarta,

BPUPKI,

dikeluarkannya

Ketetapan

XVIII/MPR/1998 Ketetapan Rakyat

PPKI,

tentang

Majelis Republik

II/MPR/1978

Pancasila

sebagai

menunjukkan

karakter

sebagai

bangsa

yang

berkemanusiaan,

ber-

dst.

s/d

berketuhanan,

MPR

No

persatuan, berkerakyatan dan berkeadilan.

Pencabutan

Bung Hatta membagi kebangsaan

Permusyawaratan

menjadi tiga kategori; yaitu ke-bangsaan

Indonesia tentang

No.

ningrat,

Pedoman

kebangsaan

kebangsaan rakyat.

intelek Untuk

dan

Indonesia,

Penghayatan dan Peng-amalan Pancasila

Bung Hatta memilih kebangsaan rakyat

(Ekaprasetya Pancakarsa) dan Penetapan

dimana kekuasaan dan arah pembangunan 38

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret

bangsa ditentukan oleh rakyat, bukan oleh

lepas ing pangreh, nanging uga kuwat

kaum ningrat dan kaum intelek saja.

kuwasa, amandireng priyangga”.

Dengan bahasa lain kekuasaan ada di

Dari berbagai deskripsi tersebut

tangan rakyat. Ketika

ada banyak dasar-dasar kemerdekaan yang bersama

teman-teman

merupakan pemikiran para Bapak Pendiri

seperjuangannya sedang berjuang keras

Bangsa;

memerdekakan

berketuhanan,

sempat

bangsa,

Bung

“cita-cita

menulis,

Hatta

antara

lain

adalah

dasar

berperikemanusiaan,

kepada

berpersatuan, ber-kerakyatan, berkeadilan,

persatuan hati dan persaudaraan segala

seksama, secepat mungkin, berdemokrasi,

bangsa dan manusia adalah bagus dan

mandiri,

baik, akan tetapi, supaya tercapai maksud

dalam

itu,

termasuk

haruslah

dulu

ada

kemerdekaan

dan

sebagainya.

kegiatan

Implikasinya,

pembangunan

didalamnya

nasional

pembangunan

bangsa.” Dari tulisan ini terkandung arti

pendidikan dan kebu-dayaan maka dasar-

bahwa kemerdekaan yang diperjuangkan

dasar kemerdekaan tersebut harus menjadi

oleh Bung Hatta bersama teman-teman

dasar pembangunan nasional itu sendiri.

seperjuangannya

adalah

kemerdekaan

dengan tetap menjunjung tinggi persatuan

MEMBANGUN KARAKTER

dan persaudaraan dengan bangsa-bangsa

BANGSA

lain di muka bumi ini.

Karakter adalah watak, yang dapat

Ki Hadjar Dewantara sebagai salah

diartikan sebagai pengembangan dari jati

satu Bapak Pendiri Bangsa yang pernah

diri manusia itu sendiri. Dengan demikian

menjadi

anggota

Panitia

Persiapan

karakter seseorang atau karakter manusia

Indonesia

(PPKI)

atau karakter bangsa lebih mencerminkan

bangsa

jati diri seseorang atau jati diri manusia

sangatlah diper-lukan; namun

atau jati diri bangsa daripada identitas

Kemerdekaan menyatakan Indonesia

kemerdekaan

lebih daripada itu beliau mengingatkan

fisiknya.

bahwa merdeka itu tidak sekedar lepas

kepribadian

dari penjajah tetapi harus mampu mandiri

kepribadian yang lain adalah intelektual,

dalam

depannya.

tempera-men, dan keterampilan yang nota

Dalam Serat Wasito Rini beliau bertutur-

bene sebagian dapat dikembangkan dan

sapa “Mardika iku jarwanya, nora mung

sebagian

menentukan

masa

Karakter manusia;

yang

dikembangkan. 39

merupakan

aspek

sedangkan

aspek

lain

tidak

bisa

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret

Pada dasarnya karakter dan itu dapat

diubah,

dibentuk

atau

lainnya. Jati diri suatu bangsa merupa-kan

pun

ciri khas dari bangsa itu sendiri. Jati diri

dikembangkan,

demikian

juga

dengan

bangsa Indonesia yang bergeografis luas

keterampilan;

sementara

itu

kalau

berbeda dengan jati diri bangsa Singapura

intelektual dan temperamen sangat sulit

yang bergeografis sempit; jati diri bangsa

diubah, dibentuk

Indonesia yang beragam etnis

atau pun

dikembangkan. Dalam hal ini jelas sekali

dengan

bahwa

etnisnya lebih seragam misalnya.

karakter

setiap

manusia

atau

sekelompok manusia bisa dikembangkan;

jati

diri

Dalam

bangsa

berbeda

Timor

kaitannya

yang

dengan

oleh karena itu usaha untuk membangun

pembangunan karakter bangsa, Ki Hadjar

karakter bangsa menjadi sesuatu yang

Dewantara yang nota bene di samping

sangat realistik.

merupakan Bapak Pendiri bangsa juga

Dalam Soekarno

berkali-kali

pidatonya,

Bapak

Pendidikan

mengemukakan

pentingnya

menyatakan, ”… pendidikan merupakan

membangun jati diri bangsa yang dalam

daya

hal ini adalah bangsa Indo-nesia, dan jati

bertumbuhnya

diri

batin,

bangsa

haruslah

dibangun

melalui

Nasional

upaya

untuk budi

Indonesia

memajukan

pekerti

(kekuatan

karakter), pikiran (intelect) dan

pembangunan karakter bangsa atau yang

tubuh anak. Bagian-bagian itu tidak boleh

oleh Soekarno disebut sebagai national

dipisahkan

agar

supaya

kita

dapat

and character building. Para Bapak

memajukan

kesempurnaan

hidup

anak-

Pendiri Bangsa telah bersepakat bahwa

anak kita”.

membangun

jati diri atau

membangun

Dalam pidato di hadapan para

karakter bangsa harus dilaksanakan secara

alumni Universitas Indonesia (UI) Jakarta

terus-menerus

tahun

dan

mengingat

berkesinambungan

tingginya

1957,

Bung

Hatta

menyatakan

“Ilmu dapat dipelajari oleh segala orang

tingkat

kemajemukan masyarakat Indonesia.

yang cerdas dan tajam otaknya, akan

Setiap bangsa memiliki jati dirinya

tetapi manu-sia-manusia yang berkarakter

masing-masing yang berbeda-beda antara

tidak

bangsa yang satu dengan bangsa yang

Pangkal segala pendidikan karakter adalah

lainnya.

Jati diri ini dipengaruhi oleh

cinta

banyak

hal,

mengatakan

budaya,

ekonomi,

misalnya

letak

politik,

geografis,

agama,

dan

sesuatu 40

diperoleh

akan

yang

dengan

begitu

kebenaran salah tidak

dalam benar.

dan

saja.

berani

menghadapi Pendidikan

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret

ilmiah dapat melaksanakan pembentukan

berilmu,

karakter itu, karena –seperti yang saya

menjadi warga negara yang demokratis

katakan

serta bertanggung jawab.

tadi-

ilmu

ujudnya

mencari

kebenaran dan membela kebenaran.”

cakap,

Ki

Bung Hatta juga menyatakan, “…

kreatif,

mandiri,

Hadjar

“Pengajaran

budi

dan

menyatakan

pekerti

sebaiknya

Dalam memelihara dan mema-jukan ilmu,

diberikan secara spontan oleh sekalian

maka

karakterlah

kecerdasan.

yang

Kurang

utama,

bukan

pamong;

jadi

kecerdasan

dapat

kesempatan

menurut

dan

tidak

adanya harus

setiap menurut

diisi, kurang karakter sukar memenuhinya

daftar pelajaran. Pendidikan budi pekerti

seperti ternyata dengan berbagai bukti di

harus diberikan oleh tiap-tiap pamong,

dalam sejarah. Kecerdasan dapat dicapai

baik

dengan

kebudayaan

jalan

studi

oleh

orang

yang

mempunyai karakter….”.

ia mengajar-kan bahasa, sejarah, maupun

ilmu

alam,

ilmu

pasti, menggambar, dan sebagainya”. Untuk menjabarkan konsepnya, Ki

MEMBANGUN KARAKTER

Hadjar menyampaikan empat ting-katan

PESERTA DIDIK

dalam menanamkan budi pekerti kepada

Jumlah peserta didik di Indonesia

anak

relatif besar, lebih 50 juta orang; hal itu

peserta

cenderung

didik

berhasil

maka

pula

menyebutkan berfungsi

syari’at,

hakikat,

Tingkat syari’at diberikan pada

akan

anak yang sangat muda, dalam hal ini

pembangunan

anak

karakter bangsa. Pasal

yaitu

tarikat, dan makrifat.

berarti kalau kita berhasil membangun karakter

didik;

TK

dan

RA;

caranya

dengan

membiasakan berperi-laku baik menurut 3

UU

pendidikan

mengembangkan

Sisdiknas

norma masyarakat. Anak TK dan RA

nasional

tidak

kemampuan

perlu

pekerti

diberi teori tentang budi

tetapi

langsung

dibiasakan

dan membentuk watak serta peradaban

berperilaku yang baik

bangsa yang bermartabat dalam rangka

umum; misalnya saja mengucapkan salam

mencerdaskan

ketika bertemu teman, menyatakan hormat

kehidupan

bangsa,

bertujuan untuk berkembangnya potensi

ketika

peserta didik agar menjadi manusia yang

kalau berhadapan dengan orang tua, dan

beriman

sebagainya.

dan bertakwa

kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, 41

bertemu

guru,

menurut ukuran

mencium tangan

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret

sampai tingkatan “Tringa”; yaitu ngerti

Tingkat hakikat diberikan pada anak berusia di atasnya; dalam hal ini

(mengerti),

murid

nglakoni

SD dan MI. Anak dibiasakan

ngrasa

(merasakan)

(menjalankan).

dan

Sang

anak

berperilaku baik menurut ukuran umum

mengerti maksud berperilaku baik; dan

dan mulai diberi pengertian sederhana

perilakunya

mengenai

berdasarkan kesadaran diri.

mengapa

demikian.

Di

ia

harus

samping

berbuat dibiasakan

tersebut

Pendidikan

dijalankan

karakter

yang

mengucap salam sewaktu bertemu teman

digencarkan Kemdikbud dijabarkan dalam

mereka

18

juga diberi pengertian tentang

pentingnya

mengucapkan

salam

itu;

butir,

Religius,

masing-masing

(2) Jujur,

(3)

ialah:

(1)

Toleransi,

(4)

misalnya saja ucapan salam itu dapat

Disiplin, (5) Kerja Keras, (6) Kreatif, (7)

menimbulkan ikatan hati dan keakraban

Mandiri, (8) Demokra-tis, (9) Rasa Ingin

lahir batin antarteman.

Tahu,

Tingkat tarikat diberikan kepada

(10)

Semangat

Kebangsaan,

(11) Cinta Tanah Air, (12) Menghargai

anak berusia di atasnya lagi; siswa SMP

Prestasi,

dan MTs. Siswa dibiasakan berperilaku

(14) Cinta Damai, (15) Gemar Membaca,

baik,

(16)

diberi

dilakukan;

pengertian

disertai

pentingnya

dengan

aktivitas

(13)

Peduli

Bersahabat/Komunikatif,

Lingkungan,

(17)

Peduli

Sosial, dan (18) Tanggung-jawab.

pendukung yang sesuai. Anak-anak SMP

Upaya

dan

puisi,

karakter kepada para peserta didik sudah

sambil

tentu perlu diapresiasi; namun demikian

MTs

berolah

berkesenian,

raga,

dan

berolah

bersastraria

Kemdikbud

menanamkan

berolah budi. Mereka juga dilatih menari

dalam

“halus” sambil dijelaskan makna-makna

Kemdikbud yang antiproduktif terhadap

gerakan

upaya

yang

ada

didalamnya

untuk

menanamkan budi pekerti.

realitas-nya

untuk

banyak

menanamkan

karakter

kebijakan

tersebut;

misalnya kebijakan Ujian Nasional (UN)

Tingkatan makrifat diberikan pada

yang dalam pelaksanaannya menimbulkan

anak berusia di atasnya lagi; yaitu siswa

kecurangan

SMA, MA dan SMK. Sang anak disentuh

kalangan siswa sebagai peserta, sertifikasi

kesadarannya bukan

hingga

sekedar

berpengertian,

tetapi

alias

baik

pendidik

kebiasaan

dan

menyebabkan kecurangan alias ketidak-

di

jujuran

lubuk hatinya. Dalam bahasa Tamansiswa

di

sebagainya 42

portofolio

di

berperilaku

berkesadaran

jalur

ketidak-jujuran

kalangan

pendidik,

yang

dan

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret

43

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret

44

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret

45

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret

46

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret

47

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret

48

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret

49

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret

50