PENINGKATAN KECERDASAN EMOSI ANAK MELALUI BERMAIN TEBAK EKSPRESI DI TK AN NISA` 2 WONOKERSO KEDAWUNG SRAGEN TAHUN AJARAN 2011-2012
NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat SI Program Studi Pendidikam Anak Usia Dini
Diajukan oleh : SAFITRI EKAWATI A.520081058
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012
ABSTRAK PENINGKATAN KECERDASAN ANAK EMOSI MELALUI BERMAIN TEBAK EKSPRESI (Penelitian Tindakan Kelas di TK An Nisa`2 Kelompok “B” Wonokerso Kedawung Sragen Tahun Ajaran 2011/2012)
Safitri Ekawati, A 520 081 058, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012, 104 Halaman Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan emosi anak dalam pembelajaran melalui kegiatan bermain tebak ekspresi pada anak kelompok ”B” TK An Nisa` 2 Wonokerso, Kedawung, Sragen tahun ajaran 2011/2012. Penerima tindakan adalah seluruh anak kelompok B TK An Nisa` 2 Wonokerso, Kedawung, Sragen tahun ajaran 201012012 yang berjumlah 15 anak. Pelaksanaan tindakan adalah peneliti, sedangkan guru bertindak sebagai kolaborator. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Analisis data secara deskiptif kualitatif dengan model alur yang terdiri atas reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kecerdasan emosi anak secara berarti dalam proses pembelajaran melalui bermain tebak ekspresi. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan anak yang meliputi tiga indikator dengan enam butir amatan yaitu dengan indikator memahami ekspresi wajah orang lain, mampu mengendalikan perasaan dalam dirinya, mampu bersikap tenang dalam situasi apapun. Pada siklus I peningkatan mencapai 47 %, pada siklus ke II mencapai 60 %, pada siklus III mencapai 83%. Dari Penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan kegiatan bermain tebak ekspresi dalam pembelajaran di TK dapat meningkatkan kecerdasan emosi anak . Kata kunci : Kecerdasan Emosi, Bermain Tebak Ekspresi.
1. PENDAHULUAN Undang-undang no 23 tahun 2003 tentang sistem pendidikan anak nasional pasal 28 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini dapat diselesaikan melalui jalur formal, non formal, dan informal. Taman kanakkanak bertujuan membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif bahasa, fisik motorik kemandirian dan seni untuk mempersiapkan memasuki pendidikan dasar. Perkembangan emosi pada anak sangatlah penting, hal ini akan mempengaruhi kehidupannya di masa yang akan datang. Emosi merupakan ungkapan perasaan seseorang terhadap apa yang sedang mereka alami. Pada usia anak-anak biasanya perkembangan emosinya cukup pesat sehingga perlu adanya stimulasi yang tepat agar perkembangan emosi pada anak-anak dapat berkembang secara optimal dan sesuai dengan tahap perkembangan anak. Pengembangan Emosi di Taman Kanak-kanak merupakan hal yang penting dan harus diperhatikan oleh orang tua dan guru. Keterampilan emosi pada anak sangat menentukan kepribadian anak pada masa selanjutnya. Beberapa hal yang penting yang perlu diperhatikan dan di butuhkan anak dalam upaya pengembangan emosi yang sehat sebagaimanana yang dikemukakan oleh Reynolds (1990), Anak TK harus mendapatkan rasa cinta dan kasih sayang dari orang tuanya, keluarga, guru, dan teman-temannya, memiliki perasaan diingikan dan memiliki tempat dalam keluarga, sekolah, dan lingkungannya, (perasaan saling memiliki). Anak TK perlu memperoleh kesempatan untuk merasakan rasa berprestasi dan rasa puas terhadap halhal/pekerjaan yang dilakukannya sendiri. Ia harus diberi tugas dan hal-hal lain yang harus dikerjakan baik dirumah, maupun disekolah dan diberi pujian untuk keberhasilannya. Usia prasekolah merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya pengembangan berbagai potensi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara guna meningkatkan kemampuan emosional anak. Walaupun demikian, kemampuan- kemampuan yang lain pun juga ikut berkembang seperti kesiapan mental, kognitif, sosial dan bahasa. Oleh karena itu dalam pembelajaran harus dilakukan secara menarik dan bervariasi. Oleh karenanya peneliti ingin melihat bagaimana peningkatan kecerdasan emosi anak yang dilaksanakan melalui bermain tebak ekspresi di TK An Nisa` 2 kelompok “B” Wonokerso, Kedawung, Sragen tahun ajaran 2011/2012 ini jika diterapkan dalam proses pembelajaran. Karena melalui bermain tebak ekspresi yang menggunakan media gambar akan membuat anak lebih tertarik dan mudah menerima pelajaran yang diberikan.
A. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas untuk mempermudah dalam melaksanakan penelitian kami membatasi masalah yang akan kami teliti yaitu : 1. Peningkatkan kecerdasan emosi dibatasi pada memahami ekspresi wajah orang lain pada anak di Tk An Nisa` 2 Wonokerso Kedawung Sragen. 2. Peningkatan Kecerdasan emosi pada anak Tk An Nisa` 2 pada penelitian ini yaitu melalui Bermain Tebak Ekspresi dengan menggunakan gambar. B. Tujuan penelitian 1. Secara umum, penelitian ini dilaksanakan untuk meningkatkan kecerdasan emosi anak di taman kanak-kanak, agar mudah berteman dengan orang lain dan mampu mengekspresikan emosinya dengan baik. 2. Secara Khusus, penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui peningkatan kecerdasan emosi melalui bermain tebak ekspresi di TK An Nisa` 2 Wonokerso, Kedawung, Sragen Tahun Ajaran 2011/2012. C. Manfaat penelitian 1. Secara Teoritis, penelitian ini di harapkan dapat memberikan reformasi terutama perkembangan pada masa awal anak- anak, terutama bagi pendidikan anak usia dini. 2. Secara Praktis, penelitian ini di harapkan bermanfaat bagi : a. Siswa Taman Kanak-kanak, untuk meningkatkan kemampuan/ kecerdasan emosi sejak dini. b. Bagi pendidik atau guru, memperkaya wawasan guru tentang cara mengembangkan kecerdasan emosi melalui bermain tebak ekspresi. c. Bagi khasanah pendidikan. Sebagai referensi bahwa dalam mengajar tentang emosi, penting untuk memperhatikan anak secara spesifik berdasarkan kemampuan dan tipe belajar mereka. 2.LANDASAN TEORI 1. Kecerdasan Emosi a. Pengertian Emosi Emosi adalah perasaan yang ada dalam diri seseorang, dapat berupa perasaan senang atau tidak senang, perasaan baik atau buruk. Dalam World Book Dictionary (1994: 690) emosi di definisikan sebagai “ berbagai perasaan yang kuat “. Perasaan benci, takut,
marah, cinta, senang, dan kesedihan. Macam-macam kesedihan tersebut adalah gambaran dari emosi. Goleman (1995: 69) menyatakan bahwa “ emosi merujuk pada perasaan atau pikiranpikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis serta serangkaian kecenderungan untuk bertindak”. Kesimpulannya adalah emosi merupakan perasaan yang mendalam pada diri seseorang baik berupa perasaan senang, sedih, takut, marah. Perasaan ini berasal dari diri seseorang masing-masing sehingga emosi dari satu orang dengan orang yang lain berbeda. Ekspresi yang ditunjukkan pun berbeda-beda. b. Jenis Emosi Stewart at all (1985) mengutarakan perasaan senang, marah , takut, dan sedih sebagai basic emotions. 1) Gembira 2) Marah 3) Takut 4) Sedih c. Pengertian Kecerdasan Emosi Kecerdasan emosi didefinsikan sebagai kemampuan mempersepsi dan membedakan suasana hati, maksud, motivasi, serta perasaan orang lain, serta kemampuan memberikan respons secara tepat terhadap suasana hati, temperamen, motvas, dan keinginan orang lain (Armstrong, 2003). Dengan kemampuannya, anak yang cerdas emosi dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain, menangkap maksud dan motivasi orang lain bertindak sesuatu, serta mampu memberikan tanggapan yang tepat sehingga orang lain merasa nyaman. d. Tahap Berkembangnya Kecerdasan Emosi Ada beberapa aspek kecerdasan emosi yang perlu dimilki anak. Orang tua bisa mengajarkan dan mengembangkan aspek-aspek ini, sesuai dengan perkembangan usia anak. Berikut ini adalah aspekaspek yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan emosi anak sejak lahir hingga anak berusia 7 tahun yang menjelaskan keterampilan emosi anak Rentang usia Keterampilan emosi anak 0-3 bulan Sebagian ahli mengatakan bahwa hubungan emosional bayi dengan ibunuya sudah ada sejak dalam kandungan. Sebagian emosi lainnya mulai terjalin saat ayah dan ibu memberi minum, menggendong dan mendekap ketika
hendak menentramkan si kecil. Di usia 3 bulan bayi mulai banyak belajar lewat pengamatan dan peniruan bagaimana membaca dan mengungkapkan emosi. Usia 6-8 bulan Bayi mulai menemukan cara baru untuk mengungkapkan dan menyampaikan perasaanperasaan hatinya seperti gembira, ingin tahu, takut dan kecewa dengan dunia disekitarnya. Pada usia 8 bulan bayi mulai menjelajah dan mulai mampu membedakan orang-orang yang dijumpainya. Rasa takutnya pada orang asing mulai muncul Usia 9-12 Bayi mulai memahami bahwa manusia dapat bulan membagi gagasan-gagasan dan emosi mereka satu sama lain. Ia paham kalau ayah mengetahui cuaca hatinya dari pertanyaan ayah, ``kamu lagi sedih ya?`` ia tahu kalau ia sedang sedih Usia 1-3 tahun Pada usia 1-2 tahun anak merasa senang dan amat bergairah untuk mengembangkan makna tentang dirinya, dan mulai menjajaki kemandiriannya. Ini kali pertama anak mulai menjauhkan diri dan suka membangkang. Pada usia ini anak mulai berminat pada permainan simbolik dan bohong-bohongan. Pada usia 2-3 tahun ia mulai mewujudkan tingkah laku dari apa yang mereka amati terlebih dahulu pada anggota keluarga lain. Disini anak mulai mampu menyimpan ingatan tentang tindakan-tindakandan peristiwaperistiwa yang dilihat dalam benaknya dan kemudian mengeluarkannya kembali untuk ditirukan dikemudian hari. Usia 4-7 tahun
Anak sudah mulai sering di l;uar rumah, senang bepergian ke berbagai tempat, bertemu teman baru, dan menghabiskan waktu di berbagai lingkungan. Pada periode ini orang tua perlu mulai mengajarkan anak untuk menahan tingkah laku yang tidak pada tempatnya, memusatkan perhatian, dan mengatur diri mereka sendiri.
e. Pola Perkembangan Emosi . Berikut ini adalah pola perkembangan dari dari berbagai macam pola emosi yang umum. 1) Kemarahan 2) Ketakutan 3) Rasa ingin tahu 4) Kegembiraan 5) Afeksi f. Variasi Dalam Pola Perkembangan Emosi Variasi-variasi ini akan muncul dan terlihat sebelum masa bayi berakhir dan akan mencapai puncaknya pada saat meningkatnya usia anak. Variasi itu disebabkan oleh : 1) Keadaan anak pada saat itu, misalnya : anak yang sehat cenderung kurang emosional dibandingkan anak yang kurang sehat. 2) Taraf kemampuan intelektual, misalnya : anak yang lebih pintar, cenderung lebih emosional dibandingkan anak yang kurang pintar. 3) Kondisi lingkungan, misalnya : anak yang biasa tinggal di lingkungan harmonis, cenderung untuk memiliki emosionalitas yang tinggi dibandingkan anak yang tinggal di lingkungan harmonis. g. Faktor yang Mempengaruhi Pola Perkembangan Emosi Pola perkembangan emosi pada anak tidak dapat dipisahkan dari dua faktor yang sangat menentukan yaitu faktor intern dan ekstern. 1) Faktor Intern Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri anak itu sendiri.. 2) Faktor Ekstern Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari lingkungan yang berada di sekitar anak. Salah satunya adalah belajar, ada lima jenis kegiatan belajar yang menunjang perkembangan emosi pada anak. a) Belajar coba dan ralat b) Belajar dengan cara meniru c) Belajar dengan cara mempersamakan diri d) Belajar melalui pengkondisian e) Pelatihan Bermain tebak ekspresi merupakan salah satu dari aspek ekstern yang dapat mengembangkan kecerdasan emosi anak melalui kegiatan bermain pelatihan, disini anak dilatih untuk memahami ekspresi yang dilihatnya, baik berupa ekspresi sedih, marah, senang, takut.
h. Indikator Kecerdasan Emosi Indikator emosional anak menurut buku Kelas yang Berpusat Pada Anak (Cri:2000) sebagai berikut: 1) Anak lebih senang memilih teman bermain yang sebaya. 2) Mengekspresikan sejumlah emosi melalui tindakan, kata atau ekspresi wajah. 3) Menceritakan kejadian /pengalaman yang baru berlalu. 4) Menggunakan barang-barang milik orang lain dengan hati-hati. i. Indikator Indikator yang digunakan sebagai acuan peneliti untuk mendapatkan data-data agar mencapai kesimpulan adalah 1. Mampu memahami ekspresi wajah orang lain. 2. Mampu berlatih mengendalikan perasaan dalam dirinya. 3. Mampu bersikapm tenang dalam situasi apapun. 2. Bermain Tebak Ekspresi a. Pengertian Bermain Istilah bermain merupakan konsep yang tidak mudah untuk dijabarkan, bahkan di dalam Oxford English Dictionary, tercantum 116 definisi tentang bermain. Tetapi ahli lain membantah pendapat tersebut karena adakalanya bermain bukan dilakukan semata-mata demi kesenangan, melainkan ada sasaran lain yang ingin dicapai yaitu prestasi tertentu. Karena itu untuk memperoleh pemahaman yang komprehensif mengenai bermain, perlu memandang bermain sebagai 'tali' yang merupakan untaian serat serta benang-benang yang terjalin menjadi satu (Mayke, 2001). Menurut Hughes (1999), seorang ahli perkembangan anak dalam bukunya Children, Play, and Development, mengatakan bermain merupakan hal yang berbeda dengan belajar dan bekerja. Suatu kegiatan yang disebut bermain harus ada lima unsur didalamnya yaitu: 1) Mempunyai tujuan yaitu permainan itu sendiri untuk mendapat kepuasan 2) Memilih dengan bebas dan tas kehendak sendiri, tidak ada yang menyuruh ataupun memaksa. 3) Menyenangkan dan dapat menikmati. 4) Mengkhayal untuk mengembangkan daya imaginatif dan kreativitas. 5) Melakukan secara aktif dan sadar (DWP, 2005). Selain itu bermain juga dapat bermakna sebagai kegiatan anak yang menyenangkan dan dinikmati (pleasurable and enjoyable) (DWP, 2005), kegiatan bermain perlu dilihat sebagai salah satu perilaku yang menyeluruh pada manusia dan dibutuhkan penelitian yang sistematik (Mayke, 2001).
b. Pengertian Tebak Ekspresi Tebak ekspresi merupakan kegiatan menebak isi hati orang lain melalui ekspresi yang ditunjukkan. Kegiatan ini bertujuan merangsang kepekaan anak terhadap isi hati dan perasaan orang lain. Melalui kegiatan ini diharapkan, anak-anak dapat belajar menangkap suasanan hati orang lain melalui ekspresi wajah. Cara yang disarankan adalah sebagai berikut : 1) Sediakan beberapa gambar yang menunjukkan ekspresi. 2) Tanyakan pada anak, ekspresi apa yang ada pada gambar. 3) Bagi anak kedalam beberapa kelompok berpasangan atau persilakan mereka mencari pasangan masing-masing. 4) Setelah itu mintalah anak-anak menebak ekspresi mana yang sesuai dengan pasangannya. Tanyakan pada yang bersangkutan apakah yang ditunjukkan teman sesuai dengan penilaian anak terhadap diri mereka sendiri. Kesamaan gambar pilihan menunjukkan kecocokan Setelah anak bermain tebak gambar ekspresi diharapkan anak mampu memahami ekspresi yang dia temukan di lingkungan sekitarnya. Misalnya saat anak bermain bersama temannya baik disekolah maupun dirumah, saat anak melihat ekspresi temannya yang sedang bersedih dia mampu menghibur dan mengajaknya bermain, sebaliknya saat anak melihat ekspresi teman yang sedang marah ia mampu menghadapinya. A. Kajian Penelitian Yang Relevan Tinjauan pustaka merupakan uraian sistematis tentang hasil-hasil penelitian yang dilakukan. Penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan dan diteliti. Pada dasarnya penelitian dapat mengacu pada penelitian lain yang dapat dijadikan sebagai titik tolak. Menurut Kartini (2011), yang berjudul implementasi pola asuh single parent terhadap perkembangan emosi anak pra sekolah di TK Pertiwi Rembun Nogosari Boyolali, sudah sesuai dengan standar perkembangan sosial emosional yang ada. Menurut Wulandari (2011), yang berjudul pengaruh lingkungan sekolah terhadap perkembangan emosi anak usia dini di Tk Kemala Boyolali, mengemukakan bahwa lingkungan sekolah mempengaruhi perkembangan sosial emosional anak seperti : peduli / rasa empati terhadap orang lain / teman sebayanya dan rasa penerimaan sosial serta dapat mengembangkan kepribadian mandiri, peduli terhadap kebersihan lingkungan. Persamaan dari kedua penelitian diatas adalah mereka sama-sama meneliti perkembangan emosi pada anak di usia taman kanak-kanak, dalam hasil penelitian mereka jika dalam usia dini perkembangan emosi
dikembangkan dengan baik maka mereka akan mampu mengendalikan emosi mereka dan mampu membina hubungan dengan orang lain secara baik. Sedangkan persamaan dengan penelitian ini adalah meningkatkan pekembangan emosi. Perbedaannya adalah metode yang digunakan. B. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran tersebut digambarkan sebagai berikut : Guru belum menggunakan teknik permainan tebak ekspresi
Kondisi awal
C.
Kemampuan emosi anak rendah rendah
Tindakan
Pembelajaran D. dengan tehnik permainan tebak ekspresi
Kondisi akhir Melalui teknik permainan E.tebak ekspresi
Kemampuan emosi anak meningkat meningkat
Gambar Alur Kerangka Berpikir C.Hipotesis Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir tersebut diatas dapat di rumuskan hipotesis sebagai berikut. Dengan bermain tebak ekspresi dapat meningkatkan kecerdasan emosi anak. 3. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Prosedur Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang menurut Kemmis (1988), penelitian tindakan kelas adalah penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial mereka. Adapun menurut Hasley
(1972), seperti dikutip Cohen (1994) penelitian tindakan adalah intervensi dalam dunia nyata serta pemeriksaan terhadap pengaruh yang ditimbulkkan dari intervensi tersebut. Pendapat lain dikemukakan oleh Burns (1999) yang menyatakan bahwa penelitian tindakan ditemukan untuk memecahkan masalah dalam situasi sosial untuk meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan dengan melibatkan kolaborasi dan kerja sama para peneliti dan praktisi. Menurut Elliot (1982), penelitian tindakan adalah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan melalui proses diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan mempelajari pengaruh yang ditimbulkannya. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang di gunakan untuk penelitian adalah TK An Nisa` 2 Wonokerso Kedawung Sragen Tahun Ajaran 2011/2012 2.Waktu Penelitian Penelitian di lakukan pada semester genap tahun ajaran 20011/2012, kelas yang terpilih sebagai subyek penelitian adalah kelompok B. Tabel 3.1 rencana jadwal kegiatan penelitian N o
Waktu
November
Tahap
1 2
1.
Persiapan
2.
Pelaksanaan
3.
Analisis Data
4.
Pelaporan
Desember
3 4
1
2 3 4
x x
x
x
Januari
Februari
1 2 3
4 1 2
x x x
x
Maret
3
4
1
x
x
x
2
3
4
x
x x
x x
B. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah siswa Tk An Nisa`2 Wonokerso Kedawung Sragen, tahun ajaran 2011/2012 dengan pertimbangan bahwa siswa pada sekolah ini memiliki kemampuan yang kurang baik dalam mengungkapkan emosi mereka secara maksimal, dalam penelitian ini dipilih satu kelas yaitu siswa kelompok B, yang berjumlah 15 anak terdiri 10 anak laki-laki dan 5 anak perempuan. C. Prosedur Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Empat kegiatan utama dalam kegiatan ini adalah: (1) Perencanaan Tindakan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Pengamatan / Observasi, (4) Refleksi.
Perencanaan
Pelaksanaan
Tindakan I
Tindakan I
Permasalahan
Siklus 1
Pengamatan/ Refleksi I
Permasalahan baru
Perencanaan
Hasil refleksi I
Tindakan II
Siklus 2 Refleksi II
Pengumpulan data Pelaksanaan Tindakan II
Pengamatan/pengum pulan data II
Apabila Permasalahan belum terselesaikan
Dilanjutkan ke siklus berikutnya
Gambar 3.1 Proses Penelitian Tindakan. Sumber : Penelitian Tindakan kelas (Arikunto,2006: 74)
D. Tekhnik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif secara umum dapat dikelompokkan kedalam dua jenis yaitu tekhnik pengumpulan data yang bersifat interaktif dan non interaktif. Dalam penelitian ini menggunakan teknik interaktif yang berarti ada kemungkinan terjadi saling mempengaruhi antara peneliti dengan sumber datanya. Pengumpulan Data : Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data 1. Metode Observasi 2. Metode Wawancara 3. Metode Catatan Lapangan 4. Metode Dokumentasi
E. Instrumen Penelitian 1. Lembar observasi peningkatan kecerdasan emosi Tabel 3.2 Butir Amatan Pedoman Observasi Peningkatan Kecerdasan Emosi Melalui Bermain Tebak Ekspresi No Indikator Butir amatan Jumlah 1 Mampu memahami ekspresi 1. Mengetahui perbedaan 1 wajah orang lain ekspresi wajah marah dan senang. 2. Mengetahui ekspresi 1 wajah orang yang sedang sedih dan senang. 2 Mampu berlatih mengendalikan 3. Anak mempunyai 1 perasaan dalam dirinya. kesabaran. 4. Anak mau berbagi 1 dengan teman. 3 Mampu bersikap tenang dalam 5. Tidak mudah menangis. 1 situasi apapun. 6. Tidak mudah marah. 1 Jumlah 6 a. Menentukan deskripsi butir amatan dengan pemberian skor de1ngan ketentuan sebagai berikut: 3 = Jika anak mampu 2 = Jika anak kurang mampu 1 = Jika anak tidak mampu melakukan kegiatan atau tidak mau mencoba b. Membuat lembar observasi yang digunakan untuk mencatat hasil pengamatan setiap melakukan tindakan. Lembar observasi ini terdiri dari nama siswa, kelompok/semester, indikator, butir amatan, deskriptor butir amatan, jumlah butir amatan yang mampu dilakukan. 2. Wawancara Pedoman wawancara ini digunakan peneliti sebagai alat untuk mendapatkan informasi secara lisan yang diperoleh dari narasumber. F. Indikator Pencapaian Adapun indikator pencapaian yaitu apabila kecerdasan emosi ratarata sudah mampu mencapai 80%. Pelaksanaan PTK ini dapat dikatakan berhasil jika hasil akhir penelitian telah sesuai dengan indikator pencapaian diatas. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Profil Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini, tempat yang digunakan sebagai tempat penelitian adalah TK An Nisa` 2 yang beralamat di Dulang, Wonokerso, Kedawung, Sragen, Jawa Tengah.TK An Nisa` 2 terletak dijalur antar kabupaten yaitu Sragen dan Karanganyar. Berada di dekat perempatan yang menuju kekota kecamatan dan kabupaten, Selain itu jarak kurang lebih 1 kilometer terdapat perkebunan karet dan pabrik karet yang sangat luas dan TK An Nisa` 2 juga dekat dengan pasar Dulang yang lumayan ramai. Dengan melihat letak dari TK An Nisa` 2 yang sangat strategis dan menguntungkan karena banyaknya tempattempat atau obyek-obyek yang dapat digunakan sebagai sumber pembelajaran langsung untuk anak. 2. Visi dan Misi a. Visi Menjadi PAUD unggulan dan Paud Teladan dalam prestasi dan akhlak. b. Misi 1) Membangun generasi beriman, cerdas dan berakhlak. 2) Menanamkan nilai islami pada pembentukan sikap pengetahuan, keterampilan dan keindahan perilaku. 3) Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh komponen sekolah yang berkaitan dengan proses pendidikan. 3. Sarana dan Prasarana TK An Nisa` 2 untuk saat ini menggunakan 3 ruang kelas untuk kegiatan pembelajaran yaitu untuk kelompok A, kelompok B, dan Play Group, yang ukurannya agak luas yang kemudian di beri pembatas 2 buah almari untuk ruang tamu dan kantor. Sarana dan prasarana lainnya antara lain toilet, halaman yang cukup luas, alat permainan luar (outdoor) berupa 1 papan seluncur, 4 ayunan, 1 bola dunia, 1 bajing putar, 1 jungkitan, 1 tangga panjat, dan lain-lain. Sedangkan alat permainan dalam berupa bermacam-macam APE seperti boneka tangan, puzzle, menara susun yang bermacam-macam bentuk, balok-balok, bola-bola warna dan lain-lain yang mendukung kegiatan pembelajaran. 4. Keadaan Sumber Daya Manusia Dari data tahun ajaran 2011 / 2012, TK An Nisa` 2 dipimpin oleh Ibu Yayah Linda Sari, A.Md, memiliki jumlah pendidik sebanyak 4 orang yang terdiri dari 4 orang guru tetap yayasan. Dengan kualifikasi pendidikan 2 orang berjenjang D3, dan 3 orang berjenjang pendidikan SMA. Untuk meningkatkan mutu pendidikan 3 orang diantaranya menempuh pendidikan S1 PAUD. TK An Nisa` 2 terdapat gerbang B. Diskripsi Kondisi Awal Sebelum peneliti melakukan tindakan terhadap kecerdasan emosi anak dalam tahap perkembangan yang dilakukan melalui permainan tebak ekspresi di TK terlebih dahulu peneliti mengadakan survei. Kegiatan survei awal atau pratindakan ini dilakukan peneliti untuk mengetahui tingkat kemampuan anak atau sejauh mana kemampuan yang dimiliki anak tersebut. Maka dari itu peneliti mengadakan
penelitian untuk meningkatkan kecerdasan emosi anak melalui bermain tebak ekspresi C. Hasil Pembahasan Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosi anak disetiap siklusnya mengalami peningkatan dengan adanya pembelajaran yang bervariasi, motivasi dan reward yang diberikan kepada anak saat pembelajaran berlangsung.. Peningkatan ini dapat dilihat dari kemampuan anak dalam mencari teman, lebih mandiri dalam bermain,dam mampu memahami ekspresi wajah orang lain, pada setiap indikator yang diajarkan mengalami peningkatan dari siklus ke siklus. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan dari sebelum tindakan sampai ke siklus ke III, yakni dari sebelum tindakan 37%, siklus I mencapai 47%, siklus II mencapai 60%, pada siklus III mencapai 83%. 5. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan pada BAB IV, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Peningkatan ini dapat dilihat dari kemampuan anak dalam mencari teman, lebih mandiri dalam bermain,dam mampu memahami ekspresi wajah orang lain, pada setiap indikator yang diajarkan mengalami peningkatan dari siklus ke siklus. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan dari sebelum tindakan sampai ke siklus ke III, yakni dari sebelum tindakan 37%, siklus I mencapai 47%, siklus II mencapai 60%, pada siklus III mencapai 83%. 2. Bermain tebak ekspresi dapat meningkatkan kecerdasan emosi peserta didik kelompok B. Metode ini sangat bervariasi tidak hanya menggunakan satu macam cara permainan atau alat peraga, tetapi menggunakan berbagai macam alat baik berupa lembar kerja atau atau gambar-gambar ekspresi wajah orang. Gambar yang dimaksud yaitu gambar yang berisi bentuk wajah orang yaitu marah, sedih, dan gembira, gambar yang digunakan juga sesuai tema, misalnya tema alat komunikasi yaitu gambar orang yang sedang menelepon dengan ekspresi wajah yang gembira. Permainan ini sangat menyenangkan bagi anak mereka dapat berekspresi dengan gaya mereka sendiri mereka juga tidak merasa bosan. B. Saran Berkaitan dengan kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut : 1. Bagi guru Khususnya bagi guru Taman Kanak-Kanak sebaiknya menggunakan permainan bermain tebak ekspresi agar kecerdasan emosi anak dapat berkembang. 2. Bagi peneliti Disarankan agar melakukan penelitian lanjutan dengan teknik atau metode yang baru untuk menambah khasanah ilmu Pendidikan Anak Usia Dini.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Siti dkk. 2007. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia dini. Jakarta: Universitas Terbuka Arikunto, Suharsimi dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1997. Bahan Dasar Peningkatan Wawasan Kependidikan Guru Tk. Jakarta: Depdikbud. Hidayat, Otib Satibi. 2004. Metode Pengembangan Moral Dan Nilai Agama edisi ke satu. Jakarta: Pusat Penerbitan UT Ismail, Andang. 2006. Education Games Menjadi Cerdas Dan Ceria Dengan Permainan Edukatif. Yogyakarta: Pilar Media. Kartini, Siti. 2011. Judul Skripsi: Implementasi Pola Asuh Single Parent Terhadap Pola Perkembangan Emosi Anak Pra Sekolah. UMS. Luluk, Asmawati. 2008. Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka. Moelong, Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya. Musfiroh, Takdiroatun. 2008. Pengembangan Kecerdasan Majemuk. Jakarta: UT Nugraha, Ali Dan Yeni Rachmati. 2004. Metode Pengembangan Sosial Emosional. Edisi ke satu. Jakarta: pusat penerbitan UT Poerwadarminta,W.J.S 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Rahman, S, Hibana. 2005. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: PGTKI Press. Rini, Hildayani dkk. 2004. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Universitas Terbuka. Sanjaya,Wina. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Semiawan ,Conny.2002. Belajar Dan Pembelajaran Dalam Taraf Pendidikan Usia Dini.Jakarta: Prenhallindo. Tedja Saputra, Mayke S. 2001. Bermain, Mainan dan Permainan. Jakarta PT Grasindo.
:
Wulandari, Retno. 2011. Judul Skripsi: Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Perkembangan Emosi Anak. UMS.