PENINGKATAN PRODUKTIVITAS OPERATOR DENGAN PERBAIKAN METODE DAN

Download dasar therbligs merupakan gerakan tangan yang biasa terjadi apabila dilakukannya suatu pekerjaan, terlebih lagi secara manual. 2.7. Peta ta...

0 downloads 441 Views 420KB Size
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS OPERATOR DENGAN PERBAIKAN METODE DAN PENENTUAN WAKTU ISTIRAHAT (Studi Kasus Departemen Medical Equipment PT.OTSUKA INDONESIA) Agni Yudo Adiyanto, Sritomo Wignjosoebroto, Arief Rahman Jurusan Teknik Industri FTI Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111 Email : [email protected]

Abstrak Departemen Medical Equipment II PT. OTSUKA INDONESIA dituntut untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan memenuhi standarisasi sebagai perusahaan di bidang kesehatan. Sebagian besar proses dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia (manual) karena produk yang dihasilkan terdiri dari komponen-komponen yang membutuhkan proses perakitan atau assembly yang dilakukan secara manual. Hal ini diperburuk dengan sistem rotasi yang dilakukan oleh pihak manajemen yang bertujuan agar operator dapat melakukan semua aktivitas kerja (multy skill) yang ada di departemen Menelaah permasalahan tersebut maka perlu dilakukan pengukuran mengenai proses pembelajaran / penyesuaian yang dialami oleh operator sehingga dapat diketahui range waktu yang dibutuhkan oleh seorang operator untuk mencapai kondisi standar setelah operator tersebut mengalami rotasi pekerjaan. Penelitian akan melihat pengaruh rotasi kerja terhadap proses penyesuaian operator & penentuan resting time terhadap rotasi dari sisi penyesuaiannya, dengan menggunakan data aktual kinerja operator akan dicari kecenderungan pola kerjanya. Kemudian pengukuran terhadap heart rate operator juga dilakukan sebelum dan setelah pekerjaan dilakukan untuk mencari konsumsi energi dari pekerjaan yang dilakukan sehingga lamanya waktu istirahat dapat dicari. Pengambilan data NBM (Nordic Body Map) juga dilakukan sebagai acuan perbaikan elemen kerja tiap proses. Kata kunci : rotasi, learning curve, resting time. ABSTRACT Medical Equipment I Department by PT.OTSUKA INDONESIA has been striving for producing high quality product and completing standard as a corporation that is active in production of health. Most of process is using man power (manual), because the product needs to be assembly manually. It become worst by the rotation system which purpose is to multiply operator’s skills. So it necessary to do measuring adaptation process for operator to know the time range which was processed by an operator to reach standard condition after work rotation. This research will analyze the effect of work rotation to operator’s adaptation process and to certain resting time to rotation from adaptation process side by using actual data. We’ll find the operator work rate by it’s work pattern. Then measuring for heart rate operator will be doing before and after producing, so the length of resting time can be found. NBM data can be used for work element reparation process too. Key words: rotation, learning curve, resting time.

1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang Tingginya tingkat mobilisasi masyarakat dewasa ini menjadikan permasalahan kesehatan tidak begitu diperhatikan yang berdampak pada lemahnya daya tahan tubuh. Hal tersebut diperburuk dengan keadaan lingkungan yang tidak mendukung seperti: pencemaran udara dan air, sehingga diperlukan prasarana yang menunjang tingkat kesehatan masyarakat terutama untuk orang sakit dan memerlukan perawatan intensif. Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan di departemen Medical Equipment pada Bagian Pra Assembly dan Assembly terlihat

keseluruhan proses diselesaikan secara manual dengan tenaga manusia (operator). Pada bagian Pra Assembly dan Assembly terdiri dari beberapa tahapan proses, antara lain pra assembly, assembly, coiling, sealing, inspeksi dan sterilisasi. Permasalahan yang timbul salah satunya adalah tingkat turn over operator sangat tinggi karena adanya penerapkan sistem rotasi kerja. Sebenarnya penerapan sistem kerja tersebut bertujuan agar operator dapat melakukan semua aktivitas kerja (multi skill) yang ada di departemen ini, sehingga perpindahan operator dari satu aktivitas/proses kerja ke aktivitas/proses kerja yang lain sangat sering ditemui. Hal ini antara lain terjadi karena

1

tingkat permintaan yang berfluktuatif (kapasitas produksi tidak tetap), banyaknya operator harian (kapasitas/kemampuannya merakitnya belum dapat mencapai target perusahaan sehingga butuh back up dari karyawan lain) dan permasalahan kondisional (karyawan tidak masuk, adanya pekerja baru yang butuh training dll). Keadaan tersebut akan mempengaruhi kemampuan / produktivitas pekerja dalam menghasilkan produk pada proses assembly karena akan selalu ada proses penyesuaian akibat terpotongnya pekerjaan walaupun operator tersebut telah bekerja cukup lama dan memiliki pengalaman. Proses penyesuaian yang terlalu sering berakibat pada munculnya range waktu bagi seorang operator untuk mencapai kondisi standar yang berarti penurunan produtivitas / kapasitas assembly komponen tiap satuan waktu walaupun pada dasarnya pihak manajemen telah menetapkan standar / target yang harus dicapai oleh operator untuk assembly komponen tiap satuan waktu. Dengan aplikasi Learning Curve (kurva pembelajaran) dapat dijelaskan proses penyesuaian kerja operator melalui output produk yang dihasilkan tiap satuan waktu (jumlah komponen yang mampu rakitan tiap jam). Output aplikasi ini berupa kurva yang menjelaskan durasi waktu yang dibutuhkan oleh operator untuk mencapai kondisi stabil (output produk yang dihasilkan tiap satuan waktu tidak berfluktuatif). Learning Curve sendiri hanya digunakan sebagai alat ukur kinerja operator dalam mencapai kondisi stabil dan sebagai record proses kerja yang dilakukan oleh seorang operator. Proses penyesuaian tentunya berbeda tiap operator karena kemampuan tiap operator juga berbeda. Berdasarkan permasalahan diatas maka perlu dilakukan penelitian proses penyesuaian yang dialami oleh operator sehingga dapat diketahui durasi waktu yang dibutuhkan oleh seorang operator untuk mencapai kondisi standar setelah operator tersebut mengalami rotasi pekerjaan. Kemudian penelitian akan dikembangkan kearah pengaruh rotasi kerja terhadap proses pembelajaran/ penyesuaian operator & penentuan resting time terhadap rotasi bila dilihat dari segi pola pada learning curve-nya. 1.2. Tujuan Penelitian Tugas Akhir ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui pengaruh sistem rotasi pekerjaan terhadap produktivitas operator. 2. Merancang waktu istirahat (resting time) yang tepat sehingga dapat meminimalisasi turunnya produktivitas operator. 3. Melakukan improvement terhadap proses dan kondisi kerja yang diharapkan dapat meningkatkan kapasitas / produktivitas dan mempersingkat waktu proses. 1.3. Manfaat Pada akhirnya penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan output yang akan bermanfaat bagi perusahaan, antara lain: 1. Memberikan informasi bagi perusahaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja. 2. Adanya sistem rotasi yang lebih baik dan produktif. 3. Peningkatan produktivitas berupa naiknya output yang dihasilkan 1.4. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini terbagi atas batasan dan asumsi. Penentuan asumsi digunakan untuk menyederhanakan dari kondisi nyata yang akan dijadikan dasar dalam penelitian. Sedangkan batasan diberikan untuk membatasi ruang lingkup penelitian. Batasan dan asumsi adalah sebagai berikut: Batasan: 1. Penelitian dilakukan pada bagian Pra Assembly dan Assembly di Departemen Medical Equipment, PT. OTSUKA INDONESIA. Asumsi: 1. Proses dan aktivitas assembly di di Departemen Medical Equipment, PT. OTSUKA INDONESIA tidak mengalami perubahan selama penelitian berlangsung. 2. Operator mulai mengalami proses penyesuaian kerja pada awal aktivitas kerja (proses assembly) di pagi hari. 3. Operator bekerja dalam kondisi normal. 2. Tinjauan Pustaka 2.1. Learning Curve Merupakan suatu karakteristik dasar manusia yang terlibat dalam suatu pekerjaan repetitive akan meningkatkan kemempuannya dari waktu ke waktu. Jika data dapat dikumpulkan pada kegiatan tersebut, kurva yang

2

mewakili suatu penurunan usaha tiap unit untuk operasi repetitive dapat dibentuk..

tinggi dan semakin sedikit otot yang terlibat dalam suatu kondisi kerja.

Learning curve adalah suatu kurva yang menunjukkan fenomena dimana banyaknya siklus meningkat seiring dengan menurunya waktu per siklus atau biaya per siklus, untuk sejumlah besar siklus. Pada awalnya garis (garis tinggi) tidak beraturan kemudian terjadi pengurangan dengan cepat dan mulai untuk mendatar atau stabil. Kurva ini menunjukkan bahwa ada peningkatan progresif produktivitas tetapi ada penyusutan saat jumlah produksi meningkat.

Kecepatan denyut jantung serta pernafasan dapat digunakan sebagai dasar dalam menentukan tenaga yang akan dikeluarkan manusia dalam melakukan aktivitas kerja. Usaha untuk menentukan seberapa besar tenaga yang dikeluarkan secara tepat agak sulit, karena perubahan kondisi fisik dari keadaan normal menjadi keadaan yang aktif akan melibatkan beberapa fungsi tubuh yang lain, misalkan seperti tekanan darah, jumlah oksigen yang digunakan, peredaran darah dalam paru-paru, temperatur tubuh serta banyaknya keringat yang dikeluarkan. 2.5. Penjadwalan waktu istirahat

2.2. Nordic Body Map (NBM) Melalui NBM dapat diketahui bagian– bagian otot yang mengalami keluhan dengan tingkat keluhan mulai dari rasa tidak nyaman sampai sangat sakit. Dengan melihat dan menganalisa peta tubuh (NBM) maka dapat diestimai jenis dan tingkat keluhan otot skeletal yang dirasakan oleh pekerja. Bagian otot yang dimaksud disini adalah bagian-bagian tubuh mulai dari leher sampai ke kaki. Bagian ini dibagi menjadi 27 bagian yang dapat mewakili keluhan-keluhan pada otot. 2.3 Pengukuran Energi Fisik Selain salah satu tolak ukur (selain waktu) yang diaplikasikan untuk mengevaluasi apakah tata cara kerja sudah dirancang baik atau belum adalah dengan mengukur penggunaan “energi kerja” (energi otot manusia) yang harus dikeluarkan untuk melaksanakan aktivitasaktivitas tersenut. Berat ringannya kerja yang harus dilakukan oleh seorang pekerja akan dapat ditentukan oleh gejala-gejala perubahan fisik yang tampak dan bias diukur lewat pengukuran anggota tubuh/fisik manusia antara lain:  Laju detak jantung (heart rate)  Tekanan darah (body pressure)  Temperatur badan (body temperature)  Laju pengeluaran keringat (sweating rate)  Konsumsi oksigen yang dihirup (oxygen consumtion)  Kandungan kimiawi dalam darah (latic acid content) 2.4 Pengukuran Konsumsi Oksigen Konsumsi energi dapat menghasilkan denyut jantung yang berbeda-beda. Meningkatnya denyut jantung dipengaruhi beberapa faktor antara lain naiknya temperatur sekitar, adanya pembebanan otot statis yang

Untuk mengestimasi jumlah waktu untuk istirahat (baik yang terjadwal maupun tidak terjadwal) yang diperlukan dalam pelaksanaan kerja dapat diformulasikan sebagai berikut:

R

T (K  S ) (menit) K  1.5

Dimana: R= Waktu istirahat yang diperlukan (menit) T= Total waktu yang diperlukan untuk kerja (menit) K= Rata-rata energi yang dikonsumsi untuk kerja (kCal/menit) S= Standar beban kerja normal yang diaplikasikan (kCal/menit) 2.6. Gerakan- gerakan fundamental untuk pelaksanaan kerja manual (THERBLIGS) Untuk mempermudah penganalisaan terhadap gerakan- gerakan yang akan dipelajari perlu dikenal terlebih dahulu gerakan-gerakan dasar yang membentuk kerja tersebut. Guna melaksanakan symbol/kode dari gerakangerakan dasar kerja yang dikenal dengan nama THERBLIGS (dieja dari nama Gilberth secara terbalik). Disini mereka menguraikan gerakangerakan kerja ke dalam 17 gerakan dasar Therbligs. Sebagian besar dari eleme-elemen dasar therbligs merupakan gerakan tangan yang biasa terjadi apabila dilakukannya suatu pekerjaan, terlebih lagi secara manual. 2.7. Peta tangan kiri dan kanan (Left And Right Hand Chart) atau Peta operator (Operator Process Chart). Peta tangan kiri dan tangan kanan adalah peta kerja setempat yang bermanfaat untuk menganalisa gerakan tangan manusia

3

3. Metodologi Penelitian Penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, anatara lain: 3.1. Tahap Awal Tahap awal merupakan tahap identifikasi dalam penelitian ini. Disebut demikian karena pada tahap inilah ditentukannya permasalahan apa yang akan diteliti dan dianalisa, serta tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini. 3.2. Tahap Pengunpulan dan Pengolahan Data Tahap ini merupakan kelanjutan proses penelitian. Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan data yang terkait dengan penggunaan Learning Curve 3.3. Tahap Analisa dan Perbaikan Setelah tahap pengumpulan dan pengolahan data maka akan dilanjutkan dengan analisa terhadap output pengolahan data dan interpretasinya. Kemudian akan dilakukan improvement dengan harapan produktivitas operator akan meningkat. 3.4. Tahap Kesimpulan dan saran

Pada tahap ini akan ditarik beberapa kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan yang diangkat dalam penelitian. disamping itu juga diberikan saran sebagai masukan bagi pihak perusahan untuk perbaikan sistem kerja untuk efisiensi dan peningkatan produktivitas kerja. 4. Pengumpulan dan Pengolahan Data 4.1. Gambaran umum penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan mengamati kerja seorang operator harian yang mengalami sistem rotasi dalam melakukan pekerjaannya. Objek amatan adalah operator

harian wanita bernama Winda.Data operator amatan: Nama : Winda (wanita) Usia : 32 tahun Tinggi badan : 154 cm Berat badan : 40 kg Pemilihan operator harian ini berdasarkan keterangan kepala regu, bahwa rotasi hanya diberlakukan bagi pekerja harian karena tanggung jawab tiap pekerja dibebankan secara penuh kepada pekerja tetap. 4.1.1 Data waktu assembly ivy needle dengan adaptor Proses ini dilakukan dengan menggunakan system batching dimana tiap batch berisi ±20 unit atau 20x proses assembly ivy needle dan adaptor. Waktu pengamatan 2925.71 dan waktu standar untuk 48 batch adalah 3072,58 detik sehingga untuk tiap batchnya menjadi 64 detik. Jumlah pengamatan 960 pengamatan atau total terdapat 960 assembly atau 48 batch. Allowaance yang terjadi selama 153,6 detik. Proses ini dilakukan di bagian pra assembly. y = 0.0025x 2 + 0.4774x + 50.323 R2 = 0.9012

Waktu Assembly Ivy Needle & Adaptor 85.00 80.00 75.00 70.00 Waktu (detik)

dalam melakuakn pekerjaan-pekerjaan yang bersifat manual. Peta ini akan menggambarkan semua gerakan ataupun delay yang terjadi yang dilakuakan oleh tangan kanan maupuntangan kiri secara mendetail sesuai dengan elemenelemen Therbligs yang membentuk gerakan tersebut. Dengan menganalisa detail gerakan yang terjadi maka langkah-langkah perbaikan dapat diusulkan. Dari analisa yang dibuat maka pola gerakan tangan yang dianggap tidak efisien dan bertentangan dengan prinsip-prinsip ekonomi gerakan (motion economy) bisa diusulkan untuk diperbaiki.

65.00 60.00 55.00 50.00 45.00 40.00 1

3

5

7

9

11

13

15

17

19

21

23

25

27

29

31

33

35

37

39

41

Batch KeWaktu Assemby Ivy Needle&Adaptor

Poly. (Waktu Assemby Ivy Needle&Adaptor)

Grafik waktu assembly ivy needle dengan adaptor

4.1.2. Data waktu rubbering Proses rubbering juga dilakukan per batch, tiap batch berisi ±20 unit atau 20x proses assembly ivy needle dan rubber. Waktu total untuk keseluruhan proses yang diamati selama 2034.17 detik dengan allowance129,37 detik dan WS sebesar 2156.22 sehingga WS untuk tiap batch-nya menjadi 79,86 detik. Data dibawah merupakan rekap data dari keseluruhan pengamatan sebanyak 540 pengamatan. Proses ini dilakukan di bagian pra assembly. Pola kurva menggunakan regresi Power

4

43

45

47

4.1.5. Data waktu tube & regulator Proses ini juga dilakukan dengan media hangger dan batch juga berjumlah 25 tube . Total pengamatan dilakukan selama 5812,23 detik dengan allowance 337,25 detik, sehingga WS-nya 6131,9 detik dan rata-rata tiap batchnya 72.14 detik. y = 0.0013x2 - 0.09x + 72.723

Assembly Tube & Regulator

R2 = 0.0815

82.00 81.00 80.00 79.00 78.00 77.00

Grafik waktu assembly ivy needle+adaptor & rubber

y = 0.0007x + 2.6612

Waktu Assembly Clamp&Roller

R2 = 0.0642

6.00 5.80 5.60 5.40 5.20 5.00 4.80 4.60 4.40 4.20

Waktu (detik)

4.00 3.80 3.60 3.40 3.20 3.00 2.80 2.60 2.40 2.20 2.00 1.80 1.60 1.40 1.20

75.00

Waktu (detik)

4.1.3. Data waktu assembly clamp & roller Berbeda dengan proses sebelumnya pada assembly komponen ini proses dilakukan tidak dengan batch tetapi satuan part atau unit. Proses pengamatan sebanyak 906 pengamatan dengan waktu total 2539,55 detik dan allowance sebesar 150,18 detik sehingga WS-nya 2681,76 rata-rata tiap unti sebesar 2,96 detik. Proses ini dilakukan di bagian pra assembly.

76.00

74.00 73.00 72.00 71.00 70.00 69.00 68.00 67.00 66.00 65.00 64.00 63.00 62.00 1

3

5

7

9

11

13

15

17

19

21

23

25

27

29

31

33

35

37

39

41

43

45

47

49

51

53

55

57

59

61

63

65

67

69

71

73

75

77

79

81

83

Batch KeWaktu assembly Tube & Regulator

Poly. (Waktu assembly Tube & Regulator)

Grafik waktu assembly tube & regulator

4.1.6. Data waktu tube & ivy needle+adaptor + rubber Proses ini merupakan urutan terakhir pada proses assembly infuse set, setelah joint & regulator terpasang maka dilanjutkan dengan assembly ivy needle+adaptor+rubber dengan tube . Pengamatan dilakukan selama 9268.24 detik&allowance-nya 486,58 detik sehingga WS dari proses ini sebesar 9731,65 detik dengan rata-rata 114.49 detik tiap batch-nya. Proses ini dilakukan di bagian assembly

1.00 1 17 33 49 65 81 97 113 129 145 161 177 193 209 225 241 257 273 289 305 321 337 353 369 385 401 417 433 449 465 481 497 513 529 545 561 577 593 609 625 641 657 673 689 705 721 737 753 769 785 801 817 833 849 865 881 897

Linear (Waktu Assembly Clamp&Roller)

120

Grafik waktu assembly Clamp & Roller

Waktu Assembly Tube&Joint

y = 0.0008x 2 - 0.0436x + 94.099 R2 = 0.6431

98.00

97.00

96.00

Waktu(detik)

95.00

94.00

93.00

92.00

91.00

90.00 3

5

7

9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61 63 65 67 69 71 73 75 77 79 81 83 85 87 89 91 93 Batch Ke-

Waktu Assembly Tubr&Joint

Poly. (Waktu Assembly Tubr&Joint)

Grafik waktu assembly tube & join

118 116 Waktu (detik)

4.1.4. Data waktu tube & joint Proses ini dilakukan dengan system batch karena menggunakan media hangger. Tiap batch berisi 25 tube dan akan dirakit dengan 25 joint. Waktu total pengamatan 8480,69 detik dengan allowance 398,80 detik sehingga WS untuk assembly 94 batch sebesar 8862,32 dan rata-rata 94,28 detik tiap batchnya.

1

y = -0.0001x 2 + 0.0564x + 112.43 R2 = 0.3548

Assembly Tube & Rubber

Produk KeWaktu Assembly Clamp&Roller

114 112 110 108 106 1

3

5

7

9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61 63 65 67 69 71 73 75 77 79 81 83 85 Batch keAssembly tube&rubber

Poly. (Assembly tube&rubber)

Grafik waktu assembly tube & ivy needle+adaptor + rubber

4.1.7. Data waktu Inspeksi Inspeksi & packing merupakan proses akhir dari urutan proses produksi infuse set. Proses ini dilakukan setelah produk selesai dilakukan proses sterilisasi dan siap untuk dimasukkan ke dalam box dengan isi 10 unit produk tiap box. Jumlah tiap box tergantung dari ukuran produk. Pengamatan dilakukan selama 3095,32 detik, dengan jumlah produk tidak cacat 180 produk (18 box) dari total pengamatan 254 produk. Proses yang diamati hanya inspeksi saja karena packing yang dilakukan dalam rangkaian

5

85

proses ini tidak secara keseluruhan, sebatas memasukkan produk kedalam kardus (box). Waktu Inspeksi

0.0038x

y = 11.37e 2 R = 0.2954

60

Waktu (detik)

50 40 30 20 10 0 1

9

17

25

33

41

49

57

65

73

81

89

97 105 113 121 129 137 145 153 161 169 177

Produk KeWaktu Inspeksi

70% sebagai pelicin untuk memasukkan ivy neddle ke dalam rubber. Elemen kerja yang dilakukan adalah:  Mengambil rubber dari rendaman alkohol, mengambil rangkaian ivy needle + adaptor.  Memposisikan kedua komponen tersebut  Menahan rangkaian ivy needle + adaptor, menekan dan memutar rubber agar ujung adaptor dapat masuk ke dalam rubber  Meletakkan hasil assembly

Expon. (Waktu Inspeksi)

Grafik waktu inspeksi

4.2. Gambaran umum kondisi kerja. Pada dasarnya pembagian pekerjaan yang dilakukan di departemen Medical Equipment I PT. OTSUKA belum memiliki model yang baku. Pemindahan operator hanya berdasarkan kebutuhan pekerja pada bagian tertentu & digunakan sebagai media penambah pengalaman bagi karyawan harian agar mereka mampu bekerja memenuhi target yang telah ditentukan. Perintah pemindahan atau rotasi dikeluarkan oleh ketua regu atas dasar kebutuhan pekerja (tenaga) untuk menyelesaikan target harian. 4.2.1. Assembly ivy needle dengan adaptor Ivy needle adalah jarum infus yang telah dirangkai dengan cover-nya, komponen ini diimpor dalam keadaan terangkai. Elemen kerja yang dilakukan adalah:  Mengambil adaptor, mengambil ivy needle  Memposisikan kedua komponen ini  Menekan ivy needle dan adaptor  Meletakkan hasil assembly

Ivy needle & adaptor

4.2.2. Rubbering Rubbering salah satu tahapan dalam merangkai / assembly produk. Komponen yang digabungkan adalah rubber (pipa karet elastis) dengan assembly ivy neddle & adaptor, dimana proses sebelumnya ivy neddle & adaptor telah melalui proses assembly . Proses assembly ini dilakukan dengan menggunakan media alkohol

Ivy needle + adaptor & rubber

4.2.3. Assembly Roller & Clamp Proses yang dilakukan adalah memasukkan roller kedalam Clamp. Roller berbentuk seperti roda dengan grip disisi-sisinya, fungsinya sebagai regulator/pengatur banyaknya cairan infus yang masuk dari botol plastik ke dalam infus set (selang infus) & kemudian masuk ke tubuh. Elemen kerja yang dilakukan adalah:  Mengambil roller, mengambil clamp  Memposisikan kedua komponen tersebut  Menahan clamp, menekan roller agar masuk ke dalam clamp.  Proses menekan ini biasanya dilakukan dengan kedua ibu jari.  Meletakkan hasil assembly

assembly roller & clamp

4.2.4. Assembly Tube dengan Joint Proses ini dilakukan di bagian Assembly (lantai 1 departemen Medical Equipment) dengan menggunakan media hangger sebagai penyalur material (material handling). Tube merupakan selang elastis yang bekerja menyalurkan cairan infus dari botol masuk ke tubuh manusia. Sedangkan joint merupakan part

6

kecil berwarna putih memiliki filter pada salah satu sisinya. Adapun elemen kerja yang dilakukan pada proses ini adalah:  Mengambil tube di hanggar, mengambil joint  Memposisikan kedua komponen tersebut  Menekan joint agar dapat masuk ke dalam tube  Meletakkan hasil rakit 4.2.5. Assembly Tube dengan Regulator Pada dasarnya seluruh proses yang dilakukan di bagian pra assembly akan digunakan atau dirakit menjadi produk lengkap. Seperti pada proses ini, tube merupakan produk yang dihasil dari bagian moulding, sedangkan regulator merupakan hasil assembly dari roller dan clamp (komponen hasil bagian pra assembly). Assembly ini dilakukan setelah joint terpasang sehingga tube dapat dengan mudah dimasukkan ke dalam regulator. Elemen kerja yang dilakukan pada proses ini antara lain:  Mengambil tube dari hangar, mengambil regulator  Memposisikan regulator  Memasukkan ke dalam regulator  Menarik regulator ke tengah tube  Meletakkan assembly tube & regulator 4.2.6. Assembly Tube dengan Rubber Assembly ini juga dilakukan di bagian Assembly (lantai 1 departemen Medical Equipment), tube merupakan selang elastis yang yang bekerja menyalurkan cairan infus dari botol masuk ke tubuh manusia. Sedangkan rubber merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut rangkaian assembly ivy needle + adaptor + rubber Elemen kerja yang dilakukan antara lain:  Mengambil tube di hanggar, mengambil assembly ivy needle + adaptor + rubber  Mencelupkan ujung rubber ke alkohol  Memposisikan kedua komponen tersebut  Menahan ujung rubber, menekan dan memutar tube  Meletakkkan komponen

4.2.7. Inspeksi Pada dasarnya inspeksi hampir dilakukan di setiap proses. Proses inpeksi yang dilakukan berupa inspeksi 100% pada produk yang telah melalui proses sterilisasi, hal-hal yang diperhatikan antara lain: noda hitam, posisi selang yang tidak sempurna sehingga tertukuk (istilah pabrik: patah), joining yang tidak sempurna, plastik yang digunakan rusak/cacat, komponen tidak lengkap dan lainnya. 4.2.8. Sistem istirahat Sistem istirahat yang diterapakan oleh perusahaan berupa istirahat mata 10 menit pada sekitar pkl.09.00-09.30, tetapi pada kenyataannya berdasarkan pengamatan operator baru kembali sekitar 15 menit untuk istirahat. Kemudian operator bekerja kembali sampai istirahat siang pkl.11.30-12.30 4.3. Pengumpulan Data NBM Data Nordic Body Map (NBM) digunakan untuk mengetahui keluhan-keluhan yang dirasakan oleh pekerja. Dari data NBM dapat diketahui bagian-bagian tubuh mana dari pekerja yang mengalami keluhan/rasa sakit untuk tiap-tiap pekerjaan yang berbeda. Tabel NBM dari 7 proses yang dirotasi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

Jenis Keluhan Sakit di leher Sakit di Bahu Kiri Sakit di Bahu Kanan Sakit pd Lengan Atas Kr Sakit di Punggung Sakit pd Lengan Atas Kn Sakit di Pinggang Sakit di Panggul Sakit di Pantat Sakit pd Siku Kiri Sakit pd Siku Kanan Sakit pd Lengan Bawah Kr Sakit pd Lengan Bawah Kn Sakit pd Pergel. Tangan Kr Sakit pd Pergel. Tangan Kn Sakit pd Tangan Kiri Sakit pd Tangan Kanan Sakit pd Paha Kiri Sakit pd Paha Kanan Sakit pd Lutut Kiri Sakit pd Lutut Kanan Sakit pd Betis Kiri Sakit pd Betis Kanan Sakit pd Pergel. Kaki Kr Sakit pd Pergel. Kaki Kn Sakit pd Kaki Kiri Sakit pd Kaki Kanan TOTAL

Ket. Proses:

1

2

3

4

5

6

7

3 4 4 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 4 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1

3 4 4 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1

3 3 3 2 4 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 4 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1

3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1

4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1

3 3 4 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 4 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1

3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 1 4 2 3 2 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1

61

67

62

53

60

60

55

1

Ivy Needle & Adaptor

2

Ivy Needle + Adaptor & rubber

3

Roller &Clamp

4

Tube & Joint

5

Tube & Ivy Needle + Adaptor + Rubber

6

Tube & Regulator

7

Inspeksi & Packing

Assembly ivy needle + adaptor + rubber & tube

7

4.4. Proses yang mengalami penurunan Pada data aktual dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan waktu proses tiap produk pada assembly ivy needle dengan adaptor, Rubbering, assembly Tube dengan Rubber dan assembly Tube dengan Joint. Berdasarkan pengamatan, wawancara dan data dari NBM dapat disimpulkan beberapa penyebab penurunan produktivitas tersebut. Penurunan produktivitas tersebut dapat diartikan sebagai peningkatan waktu proses seiring dengan lamanya kegiatan. Untuk proses proses-proses yang lain peningkatan tersebut tidak terlalu signifikan. Khusus untuk proses inspeksi pada dasarnya tidak dapat dijadikan sebagai sebuah pengamatan karena proses tersebut terlalu susah untuk membuat parameternya. Mengingat pada proses ini operator diharuskan untuk mengamati produk dengan teliti, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk proses ini variansinya cukup besar. Dari data aktual/pengamatan, dicari WN&WS untuk tiap batch-nya. Asumsi performa rating operator 100% maka dapat dicari Waktu Normal & Waktu Standar kinerja operator tersebut. Tabel WN & WS

Proses Ivy Needle&Adaptor Rubbering Clamp&roller Tube&joint Tube®ulator Tube&rubber

pengukuran denyut jantung hanya dilakukan 4 kali untuk tiap prosesnya. Heart Rate Proses Assembly

Waktu Pengamatan (detik)

Ivy Needle & Adaptor

2735.91

Ivy Needle+Adaptor &Rubber

2156.35

Tube & Joint

6324.42

Tube & Ivy Needle+ Adaptor+Rubber

6570.57

HR sebelum kerja (denyut/menit) 95 89 91 93 98 97 88 100 100 99 92 97 94 91 89 96

HR setelah batas waktu (denyut/menit) 109 104 102 105 107 104 108 106 105 103 101 104 105 103 102 104

Rata-rata

105

106.25

103.25

103.5

Dari rata-rata denyut jantung yang didapatkan, kemudian digunakan untuk menentukan besarnya energi yang dikeluarkan oleh pekerja Hasil dari perhitungan tersebut adalah konsumsi energi berupa kcal/menit. Proses interpolasi tersebut berdasarkan dari Astrand grafik atau penelitian dari Astrand and Rodahl (1977), yang dapat dijadikan sebagai dasar untuk perbandingan pada perhitungan grafik. Konsumsi Energi (Kcal/Mnt)

5

W.Aktual

PR

Wn

Allow

WS

2925.7143 2034.1698 2539.5455 8480.689 5812.2275 9268.2381

100% 100% 100% 100% 100% 100%

2925.7143 2034.1698 2539.5455 8480.689 5812.2275 9268.2381

153.60 129.37 150.18 398.80 337.25 486.58

3072.00 2156.22 2681.76 8862.32 6131.90 9731.65

Batch per Batch 48 27

906 94 85 85

64 79.86 2.96 94.28 72.14 114.49

4.5. Pengumpulan & pengolahan Data Heart Rate operator Pengumpulan data denyut jantung dilakukan setelah operator melakukan pekerjaan pada 4 proses yang terbukti bermasalah (seperti yang telah dijelaskan sebelumnya), yaitu: assembly ivy needle dengan adaptor, Rubbering, assembly Tube dengan Rubber dan assembly Tube dengan Joint. . Pengukuran ini dilakukan kepada pekerja sebelum proses assembly dan sesudah proses assembly berjalan selama pengamatan awal. Karena keadaan perusahaan yang tidak memungkinkan untuk dilakukan pengukuran lebih lama maka,

X1

2,5

90

105

110

Heart Rate (Pulse/Mnt)

Konsumsi Oksigen&Energi

Proses Assembly Ivy Needle & Adaptor Ivy Needle+Adaptor & Rubber Tube & Joint Tube & Ivy Needle+Adaptor+Rubber

Rata-rata (denyut/menit) 105 106.25 103.25 103.5

Konsumsi Energi (kcal/mnt) 4.375 4.53125 4.15625 4.1875

4.6. Penentuan Resting Time Pada data aktual yang telah dilakukan regresi dapat dilihat kecenderungan kinerja operator sehingga dapat dicari penjadwalan waktu istirahat untuk tiap-tiap proses assembly . Penentuan waktu jeda atau istirahat berdasarkan rata-rata kapasitas yang ditentukan oleh

8

perusahaan. Hal tersebut didasarkan bahwa pada data pengamatan terlihat kecenderungan operator mengalami penurunan produktivitas (meningkatnya waktu proses), maka apabila batas rata-rata telah terlampaui proses harus dipotong dan diberikan istirahat sesuai dengan perhitungan. Pengambilan titik rata-rata sebagai acuan dimaksud agar pemberian waktu istirahat dapat benar-benar memberikan manfaat berupa kemampuan produksi yang lebih baik dengan tidak memperpanjang waktu proses secara keseluruhan. 4.6.1. Resting Time pada assembly ivy needle dengan adaptor Dari hasil Waktu Standar (WS) proses diketuhui bahwa WS proses ini selama 64 detik. WS tersebut digunakan sebagai parameter Y dari persamaan regresi yang terbentuk. Persamaan yang terbentuk Y = 0.0025x2 + 0.4774x + 50.323, dengan Y = 64 detik, maka nilai X = 25,29 batch ≈ 26 batch. Pada batch ke26 digunakan sebagai acuan lamanya waktu waktu proses pada perhitungan resting time, dari data aktual diketahui waktu totalnya sebesar 1498,95 detik ≈ 24,98 menit. Penentuan resting time dapat diperoleh dari perumusan:

R

T (K  S ) , K  1.5

dimana : T = 24,98 menit K = 4.375 Kcal/mnt S = 4 Kcal/mnt maka nilai

24,98(4.375  4) 4.375  1.5 R  3.26menit R

Jadi setelah proses assembly berjalan selama 24,98 menit maka operator diberi istirahat selama 3,26 menit untuk recovery. 4.6.2.Resting Time assembly ivy needle + adaptor dan rubber. Dari hasil Waktu Standar (WS) proses diketuhui bahwa WS proses ini selama 79.86 detik. WS tersebut digunakan sebagai parameter Y dari persamaan regresi yang terbentuk. Persamaan yang terbentuk Y = 67.17 x0.0702, dengan Y = 79,86 detik, maka nilai X = 11,76 batch ≈ 12 batch. Pada batch ke-12 digunakan sebagai acuan lamanya waktu waktu proses pada perhitungan resting time, dari data aktual diketahui waktu totalnya sebesar 916,21 detik ≈ 15,27 menit. Penentuan resting time dapat diperoleh dari perumusan:

R

T (K  S ) , K  1.5

dimana : T = 15.27 menit K = 4,53125 Kcal/mnt S = 4 Kcal/mnt

15.27(4.53125  4) maka nilai 4.53125  1.5 R  2.68menit R

Jadi setelah proses assembly berjalan selama 15.27 menit maka operator diberi istirahat selama 2,68 menit untuk recovery 4.6.3. Resting Time assembly tube & joint. Waktu total pengamatan 9731.75 detik. Dari hasil Waktu Standar (WS) proses diketuhui bahwa WS proses ini selama 114.49 detik. WS tersebut digunakan sebagai parameter Y dari persamaan regresi yang terbentuk. Persamaan yang terbentuk Y = 0.0008x2 - 0.0436x + 94.099 dengan Y = 94,28 detik, maka nilai X = 58,38 batch ≈ 59 batch. Pada batch ke-59 digunakan sebagai acuan lamanya waktu waktu proses pada perhitungan resting time, dari data aktual diketahui waktu totalnya sebesar 5528,31 detik ≈ 92.14 menit. Penentuan resting time dapat diperoleh dari perumusan:

R

T (K  S ) , K  1.5

dimana : T = 92.14 menit K = 4,15625 Kcal/mnt S = 4 Kcal/mnt

92.14(4.15625  4) maka nilai 4.14625  1.5 R  5,42menit R

Jadi setelah proses assembly berjalan selama 92.14 menit maka operator diberi istirahat selama 5,42 menit untuk recovery. 4.6.4. Resting Time assembly tube & ivy needle+adaptor+rubber. Dari hasil Waktu Standar (WS) proses diketuhui bahwa WS proses ini selama 114.49 detik. WS tersebut digunakan sebagai parameter Y dari persamaan regresi yang terbentuk. Persamaan yang terbentuk Y = -0.0001 x2 + 0.0564 x + 112.43, dengan Y = 114.49 detik, maka nilai X = 34,43 batch. Pada batch ke-35 digunakan sebagai acuan lamanya waktu waktu proses pada perhitungan resting time, dari data aktual diketahui waktu totalnya sebesar

9

3967,66 detik ≈ 66.127 menit. Penentuan resting time dapat diperoleh dari perumusan:

R

T (K  S ) , K  1.5

dimana : T = 66.127 menit K = 4,18725 Kcal/mnt S = 4 Kcal/mnt

66.127(4.1875  4) R maka nilai 4.1875  1.5 R  4.61menit

Kemudian elemen mengarahkan ivy needle pada posisi yang sesuai dieliminasi, sebagai perubahannya posisi ivy needle harus tertata dengan rapi sehingga memudahkan operator untuk mengambil part tanpa harus menyusun ulang posisinya. Medical Equipment II PT. OTSUKA Indonesia PETA PROSES OPERATOR No. Komponen : Operasi : Assembly Ivy Needle+Adaptor & Rubber Tanggal : 19Juni 2006 Digambar oleh : Agni Yudo A

Departemen : Pra Assembly ME II

Rubber + alkohol Ivy Needle&Adaptor

Jadi setelah proses assembly berjalan selama 66.127 menit maka operator diberi istirahat selama 4,61 menit untuk recovery. 4.7. Perbaikan Metode Kerja Pada peta proses dapat dilihat elemenelemen Therblig yang membentuk proses assembly , dari elemen-elemen tersebut terdapat beberapa elemen yang tidak efektif sehingga perlu dihilangkan atau dimodifikasi sehingga waktu proses dapat lebih singkat dan sebisa mungkin mampu mengurangi kelelahan pada operator. 4.7.1.Rubbering (assembly ivy needle + adaptor dengan rubber). Pada proses ini terdapat elemen menunggu yang dilakukan oleh kedua tangan, elemen ini termasuk kegiatan yang tidak efektif yang sedapat mungkin dihilangkan, sehingga pada awal proses tiap batch kedua tangan bergerak bersama untuk menjangkau part/komponen. Kemudian elemen mengarahkan ivy needle pada posisi yang sesuai juga merupakan kegiatan yang tidak efektif, solusi yang ditawarkan adalah posisi assembly ivy needle + adaptor yang sebelumnya harus tertata dengan rapi sehingga memudahkan operator untuk mengambil part tanpa harus menyusun ulang posisinya. 4.7.2. Assembly ivy needle dengan adaptor Pekerjaan ini juga memiliki kharakteristik yang sama dengan rubbering (assembly ivy needle + adaptor dengan rubber) selain itu kedua proses tersebut juga terletak pada bagian yang sama yaitu pra assembly . Perubahan pada elemen therblig yang dilakukan antara lain eliminasi elemen menunggu & mengarahkan ivy needle. Pada awal proses tiap batch, kedua tangan bergerak bersama untuk menjangkau part/komponen.

No. Gambar :

Assembly Rubber & Ivy needle + adaptor 25 cm 15 cm Man

Tangan Kiri Menjangkau Ivy Needle berjumlah ±20 part (25cm)

Simbol

Waktu 1

TE

1

G TL RL

0.7 0.8 0.5

TE

8

G

6

TL

6

A

30

RL

10

Menggenggam Ivy Needle ±20 part

1.5

G

Membawa Ivy Needle ±20 part

0.5

TL

Memegang Ivy Needle ±20 part

60

H

Menjangkau assembly rubber dengan Ivy Needle (7.5cm) Menggenggam assembly rubber dengan Ivy Needle Membawa assembly rubber dengan Ivy Needle Melepas assembly rubber dengan Ivy Needle Siklus Waktu Unit/siklus

TOTAL = 81.6 detik = ±20 unit

Waktu

TE

2.8

TE

TE

2.8

3.5

G

G

3.5

4

TL

TL

4

1.5

RL

RL

1.5

74.8

Tangan Kanan Menjangkau rubber dari rendaman alkohol ±20 part (15cm) Menggenggam Rubber Membawa rubber berjumlah ±20 part Meletakkan rubber Menjangkau rubber ±20 part atau 20x (10cm),@ 0.4 detik Menggenggam Rubber ±20 part atau 20x,@ 0.3 detik Membawa rubber ±20 part atau 20x,@ 0.3 detik Merakit rubber dengan Ivy Needle ±20 part atau 20 rakitan,@ 1.5 detik Melepas hasil assembly rubber dengan Ivy Needle ±20 part atau 20 rakitan,@ 0.5 detik Menjangkau assembly rubber dengan Ivy Needle (7.5cm) Menggenggam assembly rubber dengan Ivy Needle Membawa assembly rubber dengan Ivy Needle Melepas assembly rubber dengan Ivy Needle

74.8

TOTAL

Gambar Peta operasi perbaikan rubbering

10

Adaptor Ivy Needle

Assembly Adaptor & Ivy needle 25 cm 15 cm Man

Membawa Ivy Needle ±20 part

1

TE

1.5

G

0.8

Memegang Ivy Needle ±20 part

Simbol

Waktu

40

TL H

Waktu

G

0.2

Tangan Kanan Menjangkau adaptor dari plastik ±20 part (15cm) Menggenggam adaptor

TL

0.8

Membawa adaptor berjumlah ±20 part

RL

1.3

TE

6

Meletakkan adaptor Menjangkau adaptor ±20 part atau 20x (10cm),@ 0.3 dtk Menggenggam adaptor ±20 part atau 20x,@ 0.2 dtk Membawa adaptor ±20 part atau 20x,@ 0.4 dtk Merakit adaptor dengan Ivy Needle ±20 part atau 20 rakitan,@ 0.8 dtk

TE

1

G

4

TL

8

A

18

RL Menjangkau assembly adaptor dengan Ivy Needle (7.5cm) Menggenggam assembly adaptor dengan Ivy Needle Membawa assembly adaptor dengan Ivy Needle Melepas assembly adaptor dengan Ivy Needle TOTAL Siklus Waktu = 52.8 detik Unit/siklus = ±20 unit

4

2

TE

TE

2

3

G

G

3

3

TL

TL

3

1.5

RL

RL

52.8

1.5 52.8

R2 = 0.6557 84.00

TOTAL

Gambar peta operasi perbaikan Assembly ivy needle dengan

adaptor 4.8. Rotasi Kerja & Penerapan Resting Time. Dari empat proses yang telah dijelaskan diatas & penentuan resting time untuk tiap proses maka disusun desain rotasi dengan mempertimbangkan kondisi operator, tingkat kesulitan proses, data dari NBM, kapasitas produksi dan elemen kerja proses produksi. Berdasarkan hasil wawancara dengan operator dan diskusi dengan pihak manajemen maka disusun sistem perpindahan operator dari keempat proses tersebut. Urutan proses adalah sebagai berikut: 1. Rubbering (assembly ivy needle + adaptor dengan rubber). 2. Assembly Tube dengan Joint 3. Assembly Tube dengan Rubber. 4. Assembly ivy needle dengan adaptor. Proses yang dilakukan untuk implementasi memiliki lama proses yang sama atau mendekati seperti saat pengamatan awal untuk menjaga HR agar dapat dibandingkan dalam penentuan resting time. Setelah melakukan kegiatan maka

Istirahat 2,68 menit

82.00 80.00 78.00 76.00 74.00 72.00 70.00 68.00 66.00 64.00

Melepas hasil assembly adaptor dengan Ivy Needle ±20 part atau 20 rakitan,@ 0.2 dtk Menjangkau assembly adaptor dengan Ivy Needle (7.5cm) Menggenggam assembly adaptor dengan Ivy Needle Membawa assembly adaptor dengan Ivy Needle Melepas assembly adaptor dengan Ivy Needle

Grafik Implementasi

y = 0.2442x2 - 2.2207x + 71.581

62.00 60.00 1

2

3

4

5

6

7

8

9

10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Batch Ke-

Sebbelum istirahat

Setelah istirahat

Poly. (Sebbelum istirahat)

Grafik implementasi rubbering

Lamanya penelitian berkisar 2104.09 detik dengan allowance 45 detik (2,1%), sehingga WS untuk proses kali ini 2150,38 detik (waktu yang hampir sama saat pengamatan awal dilakukan) dengan output sebanyak 30 batch. Pengukuran HR juga dilakukan penelitian yaitu sebesar 104 rate/min. Dengan resting time selama 160,8 detik. 4.8.2. Assembly Tube dengan Joint Selanjutnya adalah assembly tube dengan joint, pertimbangan meletakkan proses ini pada urutan kedua karena setelah pekerjaan yang cukup berat maka untuk menghemat energi pekerjaan dilanjutkan dengan proses yang lebih ringan. y = 0.0026x 2 - 0.1251x + 91.187 R2 = 0.0997

Grafik Implementasi Tube&Joint

98

Istirahat 5,42 mnt

96 94 Waktu (detik)

Tangan Kiri Menjangkau Ivy Needle berjumlah ±20 part (25cm) Menggenggam Ivy Needle ±20 part

dilakukan juga pengukuran terhadap heart rate pekerja. 4.8.1. Rubbering (assembly ivy needle + adaptor dengan rubber). Pertimbangan menempatkan proses ini pada awal kegiatan karena proses ini merupakan pekerjaan yang paling sulit di pra assembly Dept. ME I dan berdasarkan perhitungan heart rate merupakan pekerjaan yang paling besar konsumsi energinya yaitu sebesar 5,28 kcal/mnt. Mengingat pagi hari kondisi operator sedang dalam keadaan yang fit & fresh maka pekerjaan ini diletakkan pada awal kegiatan.

Waktu (detik)

Medical Equipment II PT. OTSUKA Indonesia PETA PROSES OPERATOR No. Komponen : No. Gambar : Operasi : Assembly Ivy Needle & Adaptor Tanggal : Departemen : Pra Assembly ME II Digambar oleh :

92 90 88 86 84 82 80 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61 63 65 67 69 71 73 75 77 79 81 83 85 87 89 91 93 95 97 Batch keSebelum istirahat

Setelah istirahat

Poly. (Sebelum istirahat)

Gambar grafik implementasi assembly tube&joint

Setelah dilakukan implementasi pola yang terbentuk dari kinerja operator relative

11

Grafik Implementasi Tube&Ivy Needle+Adaptor+Rubber

y = 0.003x 2 - 0.0661x + 111.65 R2 = 0.0189

120.00

Istirahat 4,61 menit

118.00 116.00

Waktu (detik)

114.00 112.00 110.00 108.00 106.00

cukup tinggi maka dilanjutkan dengan pekerjaan dengan tingkat kesulitan lebih rendah sehingga ada recovery bagi tubuh operator. Grafik Implementasi

y = 0.0019x2 + 0.5513x + 49.883 R2 = 0.6048

75.00

Istirahat 3,26 mnt 70.00 65.00 Waktu (detik)

stabil setelah operator tersebut mengalami istirahat selama 5.42 menit dengan waktu total pengamatan 8847.19 detik dengan total produk 98 batch dan allowance yang ada sebesar 265,42 detik (3%) sehingga WS proses ini 9112,61 detik. Kemudian HR operator sebesar 101 rate/min. Dengan resting time 325.2 detik. 4.8.3. Assembly Tube dengan tube & ivy needle+adaptor + rubber Kemudian proses selanjutnya adalah assembly tube dengan ivy needle+adaptor + rubber pertimbangan menempatkan proses ini pada urutan ketiga karena setelah operator melakukan assembly Tube dengan Joint yang notabanenya termasuk pekerjaan yang cukup mudah maka dilanjutkan dengan pekerjaan yang memiliki tingkat kesulitan lebih tinggi. Pada dasarnya assembly tube dengan rubber merupakan pekerjaan yang memiliki tingkat kesulitan menengah, hal yang membuat pekerjaan ini sulit adalah keberadaan hanger yang „memaksa‟ untuk bekerja lebih cepat. Konsumsi energi untuk pekerjaan ini juga tidak terlalu tinggi 4,156 kcal/mnt.

60.00 55.00 50.00 45.00 40.00 1

3

5

7

9

11

13

15

17

19

21

23

25

27

29

31

33

35

37

39

41

43

45

47

49

Sebelum Istirahat

Setelah Istirahat

Poly. (Sebelum Istirahat)

Gambar grafik implementasi Assembly ivy needle dengan adaptor

Dari heart rate diketahui sebesar 104 pulse/menit. Pada implementasi waktu total untuk 51 batch adalah 2940,84 detik, sehingga WS-nya proses implementasi untuk 51 batch adalah 3051,12 detik, dengan allowance 110,28 detik (3,75%). Dengan resting time 195,6 detik. 4.9. Perbandingan NBM Setelah penerapan sistem perpindahan operator, pemberian waktu istirahat dan sedikit perbaikan metode, maka dilakukan analisa perbandingan tingkat kelelahan pada anggota tubuh dengan menggunakan NBM (Nordic Body Map). Tabel perbandingan NBM

104.00 102.00 100.00 1

4

7

10

13

16

19

22

25

28

31

34

37

40

43

46

49

52

55

58

61

64

67

70

73

76

79

82

85

No

Jenis Keluhan

Batch keSebelum istirahat

Setelah istirahat

Poly. (Sebelum istirahat)

Grafik implementasi assembly tube & ivy needle+adaptor + rubber

Setelah desain pergantian pekerjaan dilakukan dan pemberian istirahat selama 4,61 menit pada batch ke-35, maka dapat diliha perubahan pola kurva yang cenderung lebih stabil tetapi mulai mengalami penurunan pada akhir pengamatan. Waktu total pengamatan selama 9548,78 dan allowance sebesar 238,72 detik (2,5%) sehingga WS-nya diketahui sebesar 9787,5 detik. Sedangkan output yang dihasilkan sebanyak 87 batch. Dengan resting time 276,6 detik. HR operator setelah melakukan pekerjaan sebesar 102 4.8.4. Assembly ivy needle dengan adaptor Proses yang terakhir adalah assembly ivy needle dengan adaptor, dimana pekerjaan ini merupakan yang paling mudah dangan kapasitas terbesar. Pertimbangan meletakkan pekerjaan ini pada urutan terakhir karena setelah operator melakukan pekerjaan dengan tingkat kesulitan

51

Batch Ke-

1 Sakit di leher

Gambar 2 Sakit di Bahu Kiri 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

Sakit di Bahu Kanan Sakit pd Lengan Atas Kr Sakit di Punggung Sakit pd Lengan Atas Kn Sakit di Pinggang Sakit di Panggul Sakit di Pantat Sakit pd Siku Kiri Sakit pd Siku Kanan Sakit pd Lengan Bawah Kr Sakit pd Lengan Bawah Kn Sakit pd Pergel. Tangan Kr Sakit pd Pergel. Tangan Kn Sakit pd Tangan Kiri Sakit pd Tangan Kanan Sakit pd Paha Kiri Sakit pd Paha Kanan Sakit pd Lutut Kiri Sakit pd Lutut Kanan Sakit pd Betis Kiri Sakit pd Betis Kanan Sakit pd Pergel. Kaki Kr Sakit pd Pergel. Kaki Kn Sakit pd Kaki Kiri Sakit pd Kaki Kanan TOTAL

1 2 3 4 Lama Baru Lama Baru Lama Baru Lama Baru 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 4 2 2 2 3 3 3 2 4 4 2 2 3 3 4 2 4 4 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 61 57 67 61 53 51 60 58

12

Table Waktu Siklus Proses Assembly

Assembly ivy needle dengan adaptor Rubbering (Assembly ivy needle + adaptor & rubber) Assembly Roller & Clamp Assembly Tube dengan Rubber Assembly Tube dengan Joint Assembly Tube dengan Regulator Inspeksi

Waktu Siklus (dtk)

Table perbandingan waktu siklus Waktu siklus (detik) Proses Sebelum perbaikan Setelah perbaikan Rubbering 81.6 74.8 Ivy Needle&Adaptor 63 52.8

% 8.33 16.19

5.4 Analisa NBM Dari hasil kuisioner yang dibagikan dan wawancara dengan pekerja dapat diketahui tingkat keluhan yang dialami pekerja dan bagian tubuh mana saja yang mengalami keluhan dan kelelahan. Pengukuran dengan NBM menjadi dua bagian sebelum perbaikan dan setelah perbaikan. Proses yang diukur sebelum perbaikan meliputi 7 proses awal pengamatan, sedangkan setelah perbaikan hanya 4 proses yang bermasalah. Perbandingan NBM adalah sebagai berikut: NBM Ivy Needle+Adaptor&Rubber

Tingkat keluhan

5 4 3 2 1 0 1

2

3

4

5

6

7

8

9

10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Bagian tubuh operator Sebelum perbaikan

Setelah perbaikan

Gambar grafik perbandingan proses rubbering Perbandingan NBM Ivy Needle&Adaptor 5

Tingkat keluhan

5. Analisa dan Interpretasi Data 5.1 Analisa Data aktual Pengamatan hanya dilakukan pada 7 proses yang dikenai sistem rotasi antara lain:  Assembly ivy needle dengan adaptor  Rubbering (Assembly ivy needle + adaptor & rubber)  Assembly Roller & Clamp  Assembly Tube dengan Rubber  Assembly Tube dengan Joint  Assembly Tube dengan Clamp  Inspeksi Dari data abservasi 7 proses tersebut maka dapat diketahui bahwa hanya beberapa proses yang mengalami permasalahan produktifitas bila dilihat dari pola pekerjaan berdasarkan jumlah produk yang dihasilkan tiap satuan waktu. Proses yang bermasalah adalah assembly ivy needle dengan adaptor, Rubbering, assembly Tube dengan Rubber dan assembly Tube dengan Joint. 5.2 Analisa kondisi kerja Pem-break down-an elemen tersebut berupa peta operasi pekerja atau yang sering disebut dengan peta tangan kanan tangan kiri karena menjelaskan kegiatan apa saja yang dilakukan oleh kedua tangan. Output yang dihasilkan dari Peta Operas tersebut berupa waktu siklus pekerjaan (7 proses amatan).

4 3 2 1 0

62 / batch 81.6 / batch 2.7 / unit 114.49 / batch 90.4 / batch 72.9 / batch 13.2 / 5 unit

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Bagian tubuh Sebelum perbaikan

Setelah perbaikan

Gambar grafik perbandingan assembly ivy needle&adaptor Perbandingan NBM Tube & Joint 3.5 3 2.5

Waktu (detik)

5.3 Analisa perbaikan metode kerja Pada proses Rubbering (assembly ivy needle + adaptor dengan rubber) terdapat dua elemen yang dieliminasi yaitu elemen menunggu dan mengarahkan, eliminasi ini karena elemen tersebut termasuk gerakan yang tidak efektif Sedangkan pada proses Assembly ivy needle dengan adaptor eliminasi gerakan atau elemen kerja juga hampir sama dengan proses rubbering yaitu menunggu dan mengarahkan karena tidek efektif.

2 1.5 1 0.5 0 1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

Bagian tubuh Sebelum perbaikan

Setelah perbaikan

Gambar Grafik perbandingan assembly Tube & joint

13

25

26

27

Tabel efisiensi HR & Konsumsi energi

Perbandingan NBM Tube&Ivy needle+adaptor+rubber 4.5

Proses Assembly

4

Tingkat keluhan

3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

Bagian tubuh Sebelum perbaikan

Setelah perbaikan

Gambar grafik perbandingan assembly Tube & ivy needle + adaptor & rubber

Berdasarkan grafik, perbaikan yang dilakukan cukup signifikan berdampak pada data NBM, karena pada dasarnya NBM terkait erat dengan perbaikan metode kerja & seberapa banyak operator merasa lelah. Perubahan metode kerja tidak dapat dilakukan lebih detail terkait dengan keadaan perusahaan yang tidak memungkinkan untuk pengambilan data dan implementasi lebih lanjut. Tabel perbandingan efisiansi NBM

Proses Ivy Needle & Ivy Needle + Adaptor & Tube & Tube & Ivy Needle + Adaptor rubber Joint Adaptor + Rubber 61 67 53 60 57 61 51 58 6.89 7.81 3.77 3.33

Kondisi Sebelum Perbaikan Setelah Perbaikan Perbaikan (%)

5.5. Analisa Heart Rate operator Pengambilan data denyut jantung operator dilakukan juga setelah desain perbaikan dilakukan, namun karena keadaan yang tidak memungkinkan, pengambilan data HR operator hanya dapat dilakukan sekali. Hal tersebut juga terkait dengan pelaksanaan desain perbaikan yang hanya dilakukan sekali. Tabel perbandingan HR & Konsumsi energi

Proses Assembly Ivy Needle & Adaptor Ivy Needle+Adaptor & Rubber Tube & Joint Tube & Ivy Needle+Adaptor+Rubber

Sebelum Perbaikan Rata-rata Konsumsi Energi (denyut/menit) (kcal/mnt) 105 4.375 106.25 4.53125 103.25 4.15625 103.5 4.1875

Sebelum Perbaikan Heart rate setelah Konsumsi Energi perbaikan (denyut/mnt) (kcal/mnt) 103.5 4.1875 104 4.25 101 3.875 102 4

Ivy Needle & Adaptor Ivy Needle+Adaptor & Rubber Tube & Joint Tube & Ivy Needle+Adaptor+Rubber

Efisiensi Heart rate Efisiensi Konsumsi energi (%) (%) 1.43 4.29 2.12 6.21 2.18 6.77 1.45 4.48

5.6 Analisa Resting time Dari penelitian yang dilakukan mengenai kondisi existing dan implementasi desain perbaikan maka diperoleh data seperti pada table dibawah Tabel Data sebelum implementasi / perbaikan sistem

Proses Ivy Needle&Adaptor Rubbering Tube&joint Tube&rubber

W.Aktual 2925.71 2034.17 8480.69 9268.24

PR 100% 100% 100% 100%

Wn 2925.71 2034.17 8480.69 9268.24

Allow 153.60 129.37 398.80 486.58

WS 3072.00 2156.22 8862.32 9731.65

Batch Wkt / Batch 48 64 27 79.86 94 94.28 85 114.49

Tabel Data setelah implementasi / perbaikan sistem

Proses Resting Time Ivy Needle&Adaptor 195.6 Rubbering 160.8 Tube&joint 325.2 Tube&rubber 276.6

W.Aktual 2940.84 2104.09 8847.19 9548.78

PR 100% 100% 100% 100%

Wn 2940.84 2104.09 8847.19 9548.78

Allow 110.28 45 265.42 238.72

WS 3051.12 2150.38 9112.61 9787.5

Resting time yang diterapkan pada implementasi kali ini secara keseluruhan selama 958,2 detik atau sekitar 15,97 menit, yang berarti tidak berbeda jauh dengan yang diterapkan oleh perusahaan. Total waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan keempat pekerjaan tersebut selama 23440,9 detik atau 390,68 menit atau 6,51 jam. Hal tersebut tentunya berbeda daripada yang diterapkan oleh perusahaan, secara garis besar operator bekerja selama ±4jam (07.30-11.30) dengan waktu istirahat selama 15 menit. Sedangkan efisiensi yang diperoleh dari penerapan system tersebut dijabarkajn pada table dibawah

14

Batch 51 30 98 87

Wkt / Batch 59.83 71.68 92.99 112.50

Tabel perbandingan efisiensi kondisi awal dan perbaikan

Proses Ivy Needle&Adaptor Rubbering Tube&joint Tube&rubber

Wkt / Batch Sebelum perbaikan Setelah perbaikan 64 59.83 79.86 71.68 94.28 92.99 114.49 112.50

% 6.52 10.24 1.37 1.74

6.Kesimpulan dan Saran 6.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu: 1. Tidak semua proses yang terdapat pada departemen Medical Equipment I memberlakukan sistem rotasi. Hanya empat dari tujuh proses yang dapat dilakukan penelitian terkait dengan pemberian resting time, hal tersebut karena tidak semua proses terdapat masalah dengan produktivitas. 2. Pemberian waktu istirahat terkait dengan heart rate operator dan berdasarkan data lamanya proses yang dilakukan. Pergantian operasi berdasarkan pada kesamaan proses & tingkat kesulitan selain itu layout/letak stasiun kerja juga menjadi pertimbangan. Sedangkan pada perbaikan metode kerja dilakukan eliminasi pada elemen kerja yang tidak efektif. 3. Pada implementasi yang dilakukan terbukti terjadi efisiensi:  NBM sebesar 6,89% pada assembly ivy needle&adaptor, 7,81% pada proses rubbering, 3,77% pada assembly tube&joint dan 3,33% pada assembly tube&ivy needle+adaptor+rubber.  Perbaikan metode sebesar 8,33% pada proses rubbering dan 16,19% pada assembly ivy needle&adaptor.  Heart rate sebesar 1,43% pada assembly ivy needle&adaptor, 2,12% pada proses rubbering, 2,18% pada assembly tube&joint dan 1,45% tube&ivy needle+adaptor+rubber.  Konsumsi energi sebesar 4,29% pada assembly ivy needle&adaptor, 6,21% pada proses rubbering, 6,77% pada assembly tube&joint dan 4,48% tube&ivy needle+adaptor+rubber.  WS/batch sebesar 6,52% pada assembly ivy needle&adaptor, 10,24% pada proses rubbering, 1,37% pada assembly

tube&joint dan 1,74% needle+adaptor+rubber.

tube&ivy

6.2 Saran 1. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat dilakukan dengan lebih detail dan mempertimbangkan lebih banyak faktorfaktor yang mempengaruhi produktivitas operator, sehingga nantinya efisien yang dihasilkan lebih signifikan. 2. Berdasarkan hasil penelitian ini pola istirahat yang diterapkan oleh perusahaan sebaiknya dilakukan penyesuaian sehingga penurunan produktivitas operator dapat dicegah.

Daftar Pustaka ________(1997). Chapter 21 : Learning Curve. Groover, M.P. (2001). Automation, Production System and Computer Intergrated Manufacturing. Prentice Hall International, Inc., New Jersey. Linda Herawati Gunawan (2005). Tesis “Evaluasi Ergonomi Terhadap Pengaruh Terapi Musik dan Suhu ruangan kerja untuk mereduksi kebosanan” Program Studi Magister Bidang Keahlian Rekayasa Kualitas 2005. Ritter, F. E., & Schooler, L. J. (2002). The learning curve. In International encyclopedia of the social and behavioral sciences. 8602-8605. Amsterdam: Pergamon. http://www.iesbs.com/ R. S. Bridger (1995). Introduction To Ergonomics. Mc Graw Hill, Inc., Sritomo Wignjosoebroto (2003). Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. Guna Widya. Sumanth, David J. (1984). Productivity Engineering And Management. McGraw-Hill Book Company.

15