PERANAN GAPOKTAN DALAM MEMPERTAHANKAN KEBERLANJUTAN USAHA

Download 3 Jan 2016 ... KEBERLANJUTAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH ... Keberlanjutan usaha dilihat dari peningkatakan populasi sapi perah dan produks...

0 downloads 407 Views 231KB Size
Peranan Gapoktan Dalam Mempertahankan Keberlanjutan Usaha Peternakan Sapi Perah - Rian Pratama

PERANAN GAPOKTAN DALAM MEMPERTAHANKAN KEBERLANJUTAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH THE ROLE OF GAPOKTAN IN DEFENDING THE SUSTAINABILITY OF BUSINESS DAIRY CATTLE FARM (Studi Kasus Pada Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat) (Case Study In Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri Parongpong District of West Bandung Regency) Rian Pratama*, Marina Sulistyati**, Sugeng Winaryanto** Universitas Padjadjaran Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Jalan Raya Bandung – Sumedang KM 21 Sumedang 45363 *Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2016 **Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

e-mail: [email protected] atau [email protected]

ABSTRAK Gabungan Kelompok Ternak (Gapoktan) Agropurna Mitra Mandiri dinilai memberikan kesempatan bagi peternakan sapi perah di Parongpong untuk melanjutkan usaha sapi perah mereka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengindentifikasi faktor penyebab peternak sapi perah bergabung dengan Gapoktan dan menganalisis peranan Gapoktan dalam mempertahankan keberlanjutan usaha peternakan sapi perah. Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 3 hingga 11 Januari 2016. Metode penelitian yang telah digunakan adalah studi kasus melalui pendekatan kualitatif. Informan yang dipilih sebanyak 15 orang yang terdiri dari peternak anggota Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri, Manajemen Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri, dan Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Parongpong. Hasil penelitian menunjukan bahwa Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri menjadi tumpuan bagi peternak sapi perah di Parongpong untuk melanjutkan dan meningkatkan usaha peternakan anggota. Keberlanjutan usaha dilihat dari peningkatakan populasi sapi perah dan produksi susu harian. Hal tersebut ditunjang dari program-program yang ditawarkan Gapoktan kepada anggota yaitu usaha keuangan mikro (kredit usaha) yang berupa uang cash dan/atau bibit sapi laktasi dengan pembayaran 5 tahun tanpa bunga, pelayanan IB dan beberapa sarana produksi peternakan yang diberikan gratis. Kata Kunci : Gapoktan, Peternakan Sapi Perah, Keberlanjutan Usaha.

ABSTRACT Gabungan Kelompok Ternak (Gapoktan) Agropurna Mitra Mandiri is considered in provide an opportunity for dairy farm in Parongpong to continue their dairy cattle business. The purpose of this research is to identify factors of dairy farmers joined Gapoktan and to analyze

Peranan Gapoktan Dalam Mempertahankan Keberlanjutan Usaha Peternakan Sapi Perah - Rian Pratama

Gapoktan role in defending the sustainability of the dairy farm. Research has been conducted on 3rd until 11th of January 2016. The method that has been used is a case study through a qualitative approach. As many as fifteen people were selected as informants are consisting of the farmer members of Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri, Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri Management, and Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan and Kehutanan (BP3K) Parongpong district. The result is that Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri become the foundation for the dairy farmers in Parongpong to continuing and improving farm business members. The sustainability seen from increasing population of dairy cattle and daily milk production. The sustainability also supported from the programs that were offered to members, which are microfinance in the form of cash and/or lactation cows for 5 years without interest payments, artificial insemination services and then production facilities are supplied for free. Keywords: dairy cattle, gapoktan, the sustainability business.

PENDAHULUAN Salah satu lembaga dalam komoditas peternakan sapi perah adalah koperasi susu yang dapat memenuhi segala kebutuhan dasar setiap anggota seperti unit penyedia sarana produksi, unit usaha pengolahan, unit usaha pemasaran, dan unit usaha keuangan mikro (simpan pinjam). Koperasi susu memiliki akses sebagai fasilitator antara peternak dan IPS (Industri Pengolahan Susu). Koperasi susu juga memiliki hubungan yang sangat erat dengan dunia peternakan sapi perah, sehingga keberlangsungan usaha sapi perah yang sebagian besar di Indonesia ialah peternak rakyat, sangat tergantung kepada kemampuan koperasi susu untuk melaksanakan fungsinya dalam mengembangkan usaha peternakan sapi perah para anggotanya. Di Kabupaten Bandung Barat berdiri beberapa koperasi susu, akan tetapi beberapa koperasi tersebut tidak beroperasi secara baik karena manajemen yang buruk, sehingga tidak dapat melaksanakan fungsinya secara optimal. Kondisi tersebut berdampak tidak baik pada kegiatan usaha sapi perah, sehingga para peternak anggota koperasi beralih dan bergantung dengan Gapoktan (gabungan kelompok ternak) untuk memenuhi kebutuhan kegiatan usaha peternakannya. Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri merupakan salah satu lembaga yang bergerak dibidang usaha sapi perah dan melakukan kemitraan dengan perusahaan swasta. Perusahaan yang menjadi mitra usaha Gapoktan antara lain PT Indolakto dan PT Bank Mandiri Tbk. PT Indolakto sebagai IPS yang menjamin penyaluran susu berlangsung setiap harinya, sedangkan PT Bank Mandiri Tbk. Sebagai lembaga keuangan yang memberikan layanan kebutuhan finansial

Peranan Gapoktan Dalam Mempertahankan Keberlanjutan Usaha Peternakan Sapi Perah - Rian Pratama

kepada Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri. Kerja sama ini dilakukan agar segala kebutuhan anggota dari sektor hulu hingga hilir dapat terpenuhi. Peranan Gapoktan memotivasi agar peternak bangkit dan melanjutkan usahanya, disaat koperasi susu tidak dapat mempertahankan dan melakukan pelayanan kepada anggotanya. Kehadiran Gapoktan berdampingan dengan koperasi dapat menjadi pesaing usaha karena kedua lembaga tersebut sama-sama bergerak dibidang pelayanan jasa. Gapoktan memberikan pelayanan kepada peternak pada saat koperasi susu tidak dapat memenuhi perannya dengan optimal sehingga menjadi alasan para anggota koperasi beralih menyetorkan susu sapi mereka ke Gapoktan. Peranan Gapoktan memotivasi agar peternak bangkit dan melanjutkan usahanya, disaat koperasi susu tidak dapat mempertahankan dan melakukan pelayanan kepada anggotanya. Kehadiran Gapoktan berdampingan dengan koperasi dapat menjadi pesaing usaha karena kedua lembaga tersebut sama-sama bergerak dibidang pelayanan jasa. Gapoktan memberikan pelayanan kepada peternak pada saat koperasi susu tidak dapat memenuhi perannya dengan optimal sehingga menjadi alasan para anggota koperasi beralih menyetorkan susu sapi mereka ke Gapoktan. Tujuan penelitian ini untuk dapat mengindentifikasi alasan peternak sapi perah bergabung dengan Gapoktan dan menganalisis peranan Gapoktan dalam mempertahankan keberlanjutan usaha peternakan sapi perah.

SUBYEK DAN METODE 1.

Subyek Subyek yang diamati dalam penelitian ini adalah peternak sapi perah anggota Gapoktan

Agropurna Mitra Mandiri, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. 2.

Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus menggunakan

analisis deskriptif secara kualitatif. Metode studi kasus merupakan sebuah eksplorasi dari “suatu sistem yang terikat” atau “suatu kasus/beragam kasus” dari waktu ke waktu melalui pengumpulan data yang mendalam serta melibatkan berbagai sumber informasi yang “kaya” dalam suatu konteks (Creswell, 1998). Data yang digunakan diperoleh melalui wawancara dilakukan pada peternak sapi perah anggota Gapoktan.

Analisis data dilakukan secara deskriptif. Adapun pengertian analisis

Peranan Gapoktan Dalam Mempertahankan Keberlanjutan Usaha Peternakan Sapi Perah - Rian Pratama

deskriptif adalah suatu analisis penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan hal-hal yang ditanyakan dalam penelitian (Idrus, 2007). 3.

Penentuan Lokasi Penelitian Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri dijadikan lokasi penelitian di Kecamatan

Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan, seperti: produksi susu harian anggota Gapoktan mencapai kurang lebih 2,7 ton dari peternak anggota Gapoktan berjumlah lebih dari delapan puluh peternak. 4.

Teknik Pengambilan Sampel Informan pada penelitian ini adalah peternak sapi perah yang tergabung dalam Gapoktan

Agropurna Mitra Mandiri Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat, Manjemen Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri, BP3K (Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan Kehutanan Kecamatan Parongpong. Adapun kriteria kemampuan kelompok peternak yang akan diteliti dilihat dari produksi susu hariannya dibagi menjadi, 1) dua kelompok peternak berproduksi susu tinggi, 2) tiga kelompok peternak berproduksi susu sedang, dan 3) enam kelompok peternak berproduksi susu rendah, sehingga total informan sebanyak 15 orang, dengan rincian yaitu 11 informan peternak, 2 informan dari Manajemen Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri, dan 2 informan dari BP3K Kecamatan Parongpong. Pengambilan sampel peternak didalam kelompok ternak dilakukan dengan teknik purposive sampling. 5.

Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik wawancara

digunakan untuk mengumpulkan data primer dengan melakukan wawancara langsung kepada informan berdasarkan daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah dipersiapkan sebelumnya oleh penulis. Hasil wawancara diterjemaahkan kedalam Bahasa Indonesia untuk memudahkan pemahaman. 6.

Operasionalisasi Variabel (1) Peranan Gapoktan 1) Penyediaan sapronak sebagai pelayanan Gapoktan kepada anggota untuk menunjang kegiatan usaha peternak sapi perah, antara lain Penyediaan pakan konsentrat (mako), Penyediaan sarana pemerahaan seperti milk can dan cooling unit, Pelayanan kebutuhan obat-obatan ternak.

Peranan Gapoktan Dalam Mempertahankan Keberlanjutan Usaha Peternakan Sapi Perah - Rian Pratama

2) Peminjaman kredit sebagai salah satu pelayanan Gapoktan untuk memotivasi usaha peternakan sapi perah dalam mengembangan usaha. 3) Pembelian susu yang dilakukan IPS stabil dengan kualitas susu sesuai standar perusahaan. (2) Keberlanjutan Usaha 1) Keuntungan (profit) menjadi alasan bahwa usaha peternakan sapi perah menghasilkan keuntungan. 2) Dukungan lingkungan ditempat peternak mendirikan usaha peternakan sapi perah. 3) Keterampilan peternak menjadi ciri jika terjadi suatu peningkatan keahlian dalam beternak. 4) Peningkatan populasi sapi merupakan ciri bahwa peternak termotivasi dalam usaha peternakan sapi perah. 5) Peningkatan produksi susu merupakan hal pokok dalam menilai bagaimana suatu peternakan sapi perah produktif atau tidak produktif.

HASIL DAN PEMBAHASAN Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri terletak di Jalan Cihanjuang Rahayu Nomor 16 Desa Cihanjuang Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Jawa Barat Indonesia. Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri didirikan pada tanggal 15 Januari 2003 dengan fokus usaha agribisnis pertanian kentang di daerah Garut, Palintang, dan Cibodas, lalu merambah ke usaha agribisnis peternakan sapi perah yang fokus terhadap susu sapi pada tanggal 1 Agustus 2007 hingga sekarang di Parongpong.

Gapoktan Agropurna didirikan oleh Bapak Anjar Osaka yang

membawahi 17 karyawan terdiri dari staff keuangan, Administrasi, Data, Produksi (Divisi Cooling Unit dan Laboratorium), Kesehatan Hewan, Agro Service, dan Pakan. Informan yang menjadi subjek penelitian dipilih sebanyak 15 orang informan. Mereka mencakup beberapa profesi, yaitu Ketua dan staff Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri, Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan Kehutan (BP3K) Kecamatan Parongpong, dan peternak sapi perah anggota Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri aktif. Informan tersebar tidak hanya di daerah Parongpong melainkan ada pula di daerah Lembang dan Cimahi. Usia informan berkisar 30 - 60 tahun, 11 orang berjenis kelamin laki-laki dan 4 orang berjenis kelamin perempuan, dengan pendidikan bervariasi dari sekolah dasar hingga sarjana. Pengalaman berternak sapi perah para

Peranan Gapoktan Dalam Mempertahankan Keberlanjutan Usaha Peternakan Sapi Perah - Rian Pratama

anggota Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri rata-rata lebih dari dua tahun. Latar belakang mereka beternak sapi perah untuk meneruskan usaha peternakan sapi perah yang dimiliki keluarganya sejak lama. Pengalaman beternak mereka dapatkan dari orang tua yang secara tidak langsung menurunkan ilmu beternak sapi perah kepada anaknya sedari kecil. Secara umum peternak anggota Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri adalah peternak dengan kepemilikan skala usaha yang beragam yakni peternak skala kecil dengan populasi ternak sapi perah 2 hingga 4 ekor, peternak skala sedang dengan populasi sapi perah 10 hingga 15 ekor, dan peternakan skala besar dengan populasi sapi perah lebih dari 30 ekor. Anggota Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri tidak semuanya tergabung dalam kelompok ternak, sebagian besar adalah peternak individu dan sebagian tergabung dalam 10 kelompok ternak. Kelompok ternak yang dibentuk pun tidak memiliki nama dan kegiatan yang rutin secara official. Kelompok tersebut beraktivitas dikala adanya bantuan ataupun penyuluhan baik dari pihak Gapoktan maupun pemerintah. (1)

Peranan Kelembagaan Gapoktan Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri tumbuh bersama warga Parongpong yang mayoritas

adalah masyarakat petani dan peternak. Persyaratan peternak sapi perah untuk menjadi anggota Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri harus memenuhi persyaratan yaitu memiliki minimal satu sapi perah sebagai modal dan melengkapi persyaratan administrasi berupa Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga. “Persyaratan untuk menjadi anggota tidak ada yang khusus. Mereka yang ingin menjadi anggota cukup melengkapi administrasi seperti Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga. Lalu, yang terpenting yaitu peternak harus memiliki minimal satu ekor sapi perah” (Si). 1)

Penyediaan Sapronak Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri memberikan sarana produksi peternakan berupa

buleung, milk can, literan susu, tipol (cairan pembersih milk can), saringan susu, obat-obatan, vitamin (B1, B2, dan sulfa), dan Inseminasi Buatan. Pelayanan-pelayanan tersebut diberikan secara percuma atau gratis kepada anggota Gapoktan. Gapoktan menyediakan pakan konsentrat (mako) dengan kualitas baik yang diproduksi sendiri. Konsentrat yang diproduksi Gapoktan di formulasi agar mengandung nutrisi yang dapat meningkatkan produktivitas susu ternak anggotanya.

Pakan mako didapatkan dari Gapoktan yang di supply dan diproduksi oleh

Gapoktan sendiri terdapat di daerah Cisarua dengan nama Pabrik Mako Agropurna. Hal ini

Peranan Gapoktan Dalam Mempertahankan Keberlanjutan Usaha Peternakan Sapi Perah - Rian Pratama

bentuk peningkatan sarana produksi peternakan sesuai dengan Permentan No, 82 Tahun 2013 yang mana menjelaskan dalam upaya peningkataan kemampuan Gapoktan diharapkan dapat menjalin kerja sama atau kemitraan dengan pabrik atau perusahaan lain penyedia kebutuhan sarana produksi perternakan. “Sarana produki peternakan yang Gapoktan berikan kepada peternak anggota baru maupun lama, seperti buleung, ember susu, literan susu yang ternyata harganya lebih mahal walau bentuknya sama kayak literan biasa, tipol untuk pembersih ember susu, saringan susu, obat-obatan, vitamin (B1, B2, dan sulfa), dan pelayanan IB, itu semua Gapoktan yang berikan secara gratis” (Ao dan Sa). Mako Agropurna dijual kepada anggota dengan harga 2.700 – 3.000 rupiah per kilogram. Mekanisme pembayaran mako dalam satu bulan sebanyak dua kali yaitu pada tanggal 15 dan tanggal 1 setiap bulannya, dipotong dari penjualan susu ke Gapoktan Agropurna. Pemberian milk can secara gratis merupakan tujuan Gapoktan untuk menjaga kualitas susu anggota agar tidak banyak terkontaminasi bakteri dari peralatan pemerahan yang sebelumnya peternak gunakan berupa alat-alat berbahan plastik. Cooling unit Gapoktan yang besar pun merupakan usaha Gapoktan untuk melindungi susu produksi anggota agar dapat tersimpan baik sebelum dan selama pendistribusian susu di dalam suhu dingin. Pelayanan obat-obatan yang disediakan gratis diberikan ketika peternak membutuhkan obat-obatan tersebut. Hal ini berkaitan dengan keadaan darurat yang membutuhkan penanganan dan pelayanan kesehatan secepat mungkin. Disamping itu, ada pula sarana produksi peternakan yang jika diperlukan peternak anggota harus membelinya seperti karpet kandang, suplemen pakan, obat kering kandang, obat cacing, dan obat-obatan penyakit berat lainnya. 2)

Unit Usaha Keuangan Mikro (Peminjaman Kredit) Gapoktan untuk memotivasi peternak dalam mengembangkan dan melanjutkan usaha

peternakannya melalui menyediakan unit usaha keungan mikro berupa unit pinjaman kredit, seperti kredit dua ekor sapi perah laktasi pertama dengan harga sekitar 12,5 - 15 juta rupiah per ekor atau uang tunai sebear 15 - 50 juta rupiah. Pinjaman uang dan sapi perah disesuaikan dengan skala usaha anggota dan kemampuan membayar anggota dengan minimal angsuran selama 5 tahun. “Kami bermitra dengan Bank Mandiri agar mempermudah keuangan Gapoktan bagi para anggota yang membutuhkan dukungan permodalan. Kami pun memberikan kemudahan kredit bagi para anggota yang bisa mereka pinjam berupa dua sapi perah laktasi atau bisa juga uang cash selama 5 tahun” (Ao, Aj dan Yh).

Peranan Gapoktan Dalam Mempertahankan Keberlanjutan Usaha Peternakan Sapi Perah - Rian Pratama

Harapan Gapoktan Agropurna untuk para anggota agar dapat menggunakan kredit uang untuk meningkatkan populasi sapi dan memperbaiki atau melakukan ekspansi peternakan menjadi lebih baik dan besar. akan tetapi pada kenyataannya banyak peternak anggota yang menyalahgunakan kredit ini untuk keperluan lain seperti untuk membeli kendaraan bermotor dan membeli perabotan rumah tangga yang tidak sesuai dengan tujuan awal peminjaman uang. 3)

Pembelian Susu Industri Pengolahan Susu PT Indolakto yang menjadi pembeli tunggal dalam rantai

pemasaran susu segar Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri. Setiap harinya Gapoktan harus mengirimkan susu sebanyak 20 ton dengan kualitas standar PT Indolakto, sedangkan kualitas susu standar Gapoktan Agropurna yaitu harus memenuhi kandungan lemak 7 gram, protein 2,4 2,5 gram, total solid 11, dan added water 10 persen. Susu yang masuk ke Gapoktan diuji di laboratorium oleh Divisi Laboratorium pada hari susu dihantarkan. Susu yang memenuhi standar tersebut dibeli dengan harga paling rendah pada kisaran 4.500 rupiah per liter dan paling mahal 5.000 rupiah per liter. Anggota gapoktan pun tidak sedikit yang masih menyetorkan sebagian susu ke koletor maunpun pihak swasta lain. Peternak melihat perbedaan harga yang sedikit lebih tinggi dan tidak adanya pengujian susu yang menjadi daya tarik untuk menyetorkan susu pada kolektor dan pihak swasta. Alasan lain karena pihak Gapoktan terkadang telat membayar susu kepada peternak anggota. Walaupun hanya sebagian yang disetorkan ke kolektor maupun pihak swasta dan sebagian lainnya tetap disetorkan ke Gapoktan semata-mata untuk kewajiban membayar biaya pakan dan pinjaman kredit saja.

(2)

Keberlanjutan Usaha Produksi susu Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri dari tahun ke tahun cenderung

menurun. Rata-rata produksi susu 5 tahun terakhir Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri dapat dilihat pada Tabel 1.

Peranan Gapoktan Dalam Mempertahankan Keberlanjutan Usaha Peternakan Sapi Perah - Rian Pratama

Tabel 1 Produksi Susu Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri Tahun Rata-rata Produksi … ton per hari … 2010 23 2011 15 2012 10 2013 15 2014 15 2015 10 Sumber: Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri 2015 Faktor penyebab penurunan produksi susu para anggota Gapoktan disebabkan oleh: 1) Cuaca basah sehingga rumput yang menjadi pakan utama sapi perah terlalu banyak mengandung air, sehingga peternak harus menunggu penyusutan kandungan air rumput sebelum diberikan kepada ternak, 2) Keluar masuknya peternak dari keanggotaan Gapoktan, 3) Kejadian sapi yang mati karena peternak tidak terampil melakukan perawatan kesehatan sapi perah yang sakit dan tidak melaporkan ketika terjadi kejadian sapi sakit ataupun sapi melahirkan, 4) Beralihnya profesi peternak menjadi tukang ojek, petani sayur dan bunga-bungaan, serta satpam. Peternak yang beralih profesi ini biasanya peternak pemula yang memiliki ternak kurang dari 4 ekor. Mereka merasa bahwa usaha peternakan sapi perahnya tidak menghasilkan keuntungan serta kurangnya dan keterampilan mengurus ternak sapi. Bagi peternak yang memiliki sapi perah lebih dari 4 ekor mereka tetap bertahan dan melanjutkan serta berkeinginan mengembangkan usaha peternakan menjadi lebih baik dari segi populasi, produksi, dan manajemen perkandangannya dengan meningkatkan keterampilan beternak serta memperkaya ilmu dengan mengadakan pertemuan santai di waktu luang dengan sesama peternak sapi perah terdekat. Hal ini sesuai dengan pendapat Chambers dan Conway (1992) keberlanjutan usaha merupakan upaya seseorang atau kelompok untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan memanfaatkan segala kemampuan, pengetahuan, akses, dan tuntutan serta kekayaan yang dimiliki secara lokal maupun global dan terus meningkatkan kemampuan dirinya dengan bekerja sama dengan orang lain, berinovasi, berkompetisi agar dapat bertahan dalam kondisi berbagai perubahan. Peternak anggota menyatakan bahwa figur kepemimpinan Ketua Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri Bapak Anjar Osaka sangat disukai. Cara memimpin yang bersosial, baik hati, suka menolong, dan mengerti keinginan para anggota membuat peternak kagum dan bertahan

Peranan Gapoktan Dalam Mempertahankan Keberlanjutan Usaha Peternakan Sapi Perah - Rian Pratama

menjadi anggota Gapoktan. Cara memimpin seperti itu diterapkan tidak hanya kepada anggota saja, tetapi kepada karyawan Gapoktan juga.

Kepemimpinan yang tidak mengenal derajat

kekuasaan ini diterapkan agar tidak ada kecanggungan antara karyawan dengan atasan dan ketua dengan anggota.

Hal ini sependapat dengan Rogers (1983), yang menekankan pada sifat

keinovatifan individu maupun kelompok (organisasi) dalam upaya mengadaptasikan diri terhadap perubahan, sehingga seseorang dapat menjadi “agen perubah” bagi orang lain maupun dirinya sendiri. 1)

Keuntungan (Profit) Peternak anggota Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri menjadikan usaha peternakannya

sebagai usaha utama mereka untuk menafkahi keluarga. Usaha peternakan sapi perah dianggap sudah dapat memenuhi kebutuhan primer maupun sekunder keluarganya, walau untuk peternakan skala kecil belum terlihat hasil dari usahanya itu cukup menopang kebutuhan sehari-hari mereka. Hal ini sesuai dengan pendapat Ensminger, (1960) pemasukan pendapatan dari usaha ternak ruminansia dalam suatu usahatani adalah sangat penting karena fungsi ternak tersebut sebagai sumber pendapatan petani dan penyebar resiko secara merata. “Bapak mah bersyukur dari peternakan sapi bisa beli rumah, menyekolahkan anak, trus beli motor juga. Segini bapak udah sangat bersyukur” (Aj). “Darah daging keluarga bapak dan ibu dari peternakan sapi walau kami jarang minum susu karena lebih baik dijual saja, tapi kami bisa tetap hidup dari dulu hingga sekarang dari peternakan sapi ini” (Nn). 2)

Dukungan Lingkungan Parongpong sangat cocok untuk usaha peternakan sapi perah. Iklim yang dingin pada

kisaran 18o-24o selsius, ketersediaanya hijauan yang cukup menjadi faktor penunjang memelihara sapi perah FH.

Kehadiran lembaga lain (CV dan kolektor) selain Gapoktan memberikan

kesempatan para peternak sapi perah untuk bergabung dan mengembangkan usaha peternakan mereka menjadi lebih baik. Warga yang berprofesi sebagai peternak sapi perah mereka tetap melanjutkan usaha peternakan mereka dengan keadaan yang seperti itu. Alasan utama mereka tetap melanjutkan uaha peternakan sapi perah di Parongpong adalah keterbatasan modal yang mereka punya untuk membeli lahan di luar Parongpong, alasan lainnya adalah semangat kekompakan para peternak masih tinggi yang membentuk rasa kebersamaan diantara para peternak sapi perah.

Peranan Gapoktan Dalam Mempertahankan Keberlanjutan Usaha Peternakan Sapi Perah - Rian Pratama

Menurut Shaleh (2004) lahan pertanian yang cukup luas, memberi kemungkinan bagi petani untuk melakukan usahatani yang tidak khusus, misalnya bila dalam usahatani itu terdapat sawah untuk tanaman padi, tanah kering untuk palawija yang menghasilkan makanan manusia ataupun ternak, padang rumput untuk penggembalaan ternak dan kolam ikan. Pengaturan yang baik dari usahatani tidak khusus membuat suatu cabang usahatani yang komplementer dimana kenaikan produk dari yang satu diikuti kenaikan produk cabang usahatani lainnya. 3)

Keterampilan Peternak dan Kegiatan Penyuluhan Keterampilan peternak anggota Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri dapat dikatakan

masih kurang dalam hal manajemen tatalaksana seperti penggunaan alat mesin perah yang kurang diterima oleh peternak anggota Gapoktan karena peternak kurang dapat menjaga kebersihan mesin pemerah, sehingga pada beberapa peternakan terjadi penularan penyakit mastitis yang membuat peternak merugi.

Padahal pengadopsian teknologi tersebut bertujuan untuk

mempermudah peternak dalam melakukan pemerahan, sehingga dapat mempersingkat waktu kerja. “Dulu pernah dikasih mesin perah, tapi sapi-sapi jadi mastitis, bapak bingung rugi besar. Lalu bapak tidak gunakan lagi mesin perah dan syukurnya kejadian mastitis tidak sebanyak manual. Jadi bapak tidak mau lagi menggunakan mesin perah” (Da dan Nn). Program penyuluhan kerap dilaksanakan oleh Gapoktan ataupun oleh pemerintah yang dilaksanakan tim BP3K Kecematan Parongpong dan Dinas Peternakan Kabupaten Bandung Barat.

Program penyuluhan yang dilakukan seputar manjemen kandang seperti tata cara

pemerahan yang baik dan benar sesuai SOP, penanganan sapi laktasi, teknologi pakan, dan penanganan limbah. Dalam upaya mengantar para peternak rakyat untuk tetap eksis dan mampu bersaing pada era pasar bebas diperlukan strategi pengembangan yang mencerminkan perubahan keunggulan komparatif ke kompetitif berdasarkan kaidah kaidah efisiensi usaha. Untuk mencapai keunggulan komparatif, pengembangan peternakan sapi perag harus digerakkan oleh inovasi (innovation driven) dengan sumber daya manusia yang terdidik terutama di tingkat lembaga melalui kegiatan penyuluhan peternakan (Sari, 2013). 4)

Peningkatan Populasi Sapi Peningkatan populasi sapi yang dilakukan peternak anggota Gapoktan Agropurna Mitra

Mandiri sama seperti peternak sapi perah pada umumnya dilakukan melalui IB.

Peternak

melakukan Inseminasi Buatan rutin per siklus produksi. Petenak anggota Gapoktan diuntungkan dengan pelayanan IB yang gratis, sehingga tidak menjadi halangan untuk peternak menambah

Peranan Gapoktan Dalam Mempertahankan Keberlanjutan Usaha Peternakan Sapi Perah - Rian Pratama

populasi sapi perah mereka. Pihak Gapoktan menyiapkan tim Keswan yang ahli dibidangnya dalam menentukan semen yang baik untuk diberikan kepada sapi perah anggotanya. Cara lain yang digunakan peternak anggota Gapoktan untuk menambah populasi ternak sapi perah mereka adalah dengan meminjam kredit sapi perah laktasi yang tidak berbunga dan dapat dicicil selama 5 tahun. Hal ini selaras dengan pendapat Sari (2013) bagi peternak anggota koperasi sapi perah, keberlanjutan usaha berhubungan dengan kemampuan peternak dalam hal pengambilan keputusan (sebagai manajer), kemampuan sebagai pekerja/teknis beternak, sikap inovatif, mampu bekerja sama dan menghadapi resiko, melakukan evaluasi usaha, dan adanya kemampuan untuk meningkatkan skala pemilikan sebagai salah satu upaya pencapaian tingkat produksi yang menguntungkan. Demikian pula dengan peran koperasi dalam memberikan pelayanan sesuai kebutuhan anggota serta adanya kesempatan usaha yang sama (merata) bagi setiap peternak baik untuk peternak anggota pria maupun peternak anggota wanita (aspek gender). 5)

Peningkatan Produksi Susu Peningkatan populasi sapi perah para peternak anggota diiringi dengan peningkatkan

produksi susu peternak. Peningkatan produksi susu dilihat dari jumlah populasi sapi laktasi yang ada di kandang dan tidak terserang penyakit yang mengganggu produktivitas sapi perah tersebut. Akan tetapi, mereka tidak mempunyai catatan atau recording yang utuh untuk dapat membandingkan dampak sebelum dan sesudah bergabung dengan Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri. Pencatatan hanya berupa data tanggal lahir, tanggal IB, dan penjual harian susu yang tidak lengkap serta tidak tersusun rapi. Hal tersebut penting sesuai dengan pernyataan Makin (2011) yang menyatakan bagi kelangsungan usaha dan pengembangan lebih lanjut, maka diperlukan suatu sistem admininstrasi yang teratur dan rapi. Dengan demikian diperlukan suatu catatan (records) mengenai seluruh kegiatan usaha.

Catatan ini harus lengkap, baik, dan dapat (tanggal lahir, nenek moyang,

produksi susu, informasi reproduksi, dan kesehatan) dipertanggung jawabkan karena catatan ini merupakan tulang punggung yang utama untuk mencapai keuntungan yang maksimal pada suatu usaha peternakan sapi perah.

Peranan Gapoktan Dalam Mempertahankan Keberlanjutan Usaha Peternakan Sapi Perah - Rian Pratama

KESIMPULAN (1)

Alasan peternak sapi perah di Parongpong beralih untuk bergabung ke Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri adalah 1) Koperasi yang dahulu mereka gabung sudah tidak dapat melayani kebutuhan anggota untuk menunjang kegiatan peternakan sapi perah mereka, 2) Gapoktan memberikan pelayanan yang sama akan tetapi lebih baik daripada koperasi dalam bentuk kemudahan menjadi anggota, kerja sama Gapoktan dengan IPS dan lembaga keuangan.

(2)

Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri berperan dalam mempertahankan keberlanjutan usaha peternakan sapi perah di Parongpong secara langsung oleh program-program seperti Program unit keungan mikro, Pelayanan sarana produki peternakan,dan Kepemimpinan Ketua Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri yang rendah hati dan mudah menolong kepada anggotanya.

SARAN (1)

Manajemen Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri perlu adanya peraturan yang jelas dan mengikat kepada anggota.

(2)

Gapoktan Agopurna Mitra Mandiri perlu membenahi manejemen pembayaran susu karena kemampuan anggota yang lebih banyak beternak dalam skala kecil dan bermodal terbatas.

(3)

Perlu adanya pelatihan bagaimana peternak melakukan pencacatan data sapi perah anggota.

UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih penulis sampaikan kepada Gapoktan Agropurna Mitra Mandiri, BP3K Kecamatan Parongpong, dan para peternak sapi perah di Parongpong yang menjadi informan dalam penelitian ini yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian ini, juga kepada para peternak yang telah merelakan waktunya dan membantu proses penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA Chambers, R. & G.R., Conway. 1992. Sustainable Livelihood : Practical Concept for the 21 St Century. Institute of Development Studies (Discussion Paper, 296 At The University of Sussex). England. Creswell, John W. 1998. Qualitative Inquiry And Research Design: Choosing Among Five Traditions. Sage Publications. London. Idrus, M. 2007. Metode Penelitian Ilmu-ilmu Social. UII Press. Yogyakarta.

Peranan Gapoktan Dalam Mempertahankan Keberlanjutan Usaha Peternakan Sapi Perah - Rian Pratama

Makin, Moch. 2011. Tata Laksana Peternakan Sapi Perah. Graha Ilmu. Yogyakarta. Republik Indonesia. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 82 Tahun 2013 Tentang Pedoman Pembinaan Kelompoktani dan Gabungan Kelompoktani. Sekretariat Negara Republik Indonesia. Jakarta. Rogers, E.M. 1983. Diffusion of Innovation. New York: The Free Press. Sari, Komala. 2013. Peranan Penyuluh Peternakan Dalam Mempertahankan Keberlanjutan Usaha Koperasi Di Kabupaten Ogan Komering Ulu (Kasus Koperasi Cemula Di Kecamatan Pengandonan). Jurnal Ilmiah AgrIBA No.1 Edisi Maret. Fakultas Pertanian UIBA. Palembang. Shaleh, Eniza. 2004. Pengembangan Ternak Ruminasia Besar di Darah Transmigran. Jurusan Peternaka Fakultas Pertanian Universitas sumtera utara. USU digital library. Medan.