PERANCANGAN APLIKASI WEB E-BUSINESS UNTUK KLASTER

Download Jurnal Teknik Elektro dan Komputer Vol. I, No. I, April 2013, 74-83 ... kontribusi ilmiah tentang penerapan e-business di klaster industri ...

0 downloads 525 Views 389KB Size
74

Jurnal Teknik Elektro dan Komputer Vol. I, No. I, April 2013, 74-83

Perancangan Aplikasi Web E-Business Untuk Klaster Industri Alas Kaki di Jawa Timur Sholeh Hadi Setyawan Universitas Surabaya, Jl.Ngagel Jaya Selatan 169, Surabaya 60284

Abstrak Klaster Industri Alas Kaki (KIAK) di Jawa Timur dipilih karena merupakan salah satu klaster industri yang sedang diprioritaskan pengembangannya oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur, dan dijadikan pilot project untuk pengembangan klaster lainnya di masa mendatang. Beberapa permasalahan utama yang dihadapi KIAK ialah (1) bagaimana meningkatkan keterkaitan antar anggota klaster sehingga menciptakan sinergi dalam aktivitas bernilai tambah mereka, dan (2) bagaimana melakukan pemasaran ke pasar ekspor agar produk alas kaki tersebut bisa dikenal dan bersaing. Penelitian ini pertama bertujuan untuk mengidentifikasi dan memetakan keterkaitan (linkage), rantai nilai, dan aliran sharing informasi antar stakeholder klaster yang selanjutnya dirancang menjadi ebusiness. Tujuan kedua ialah merancang mekanisme pemasaran lewat Internet yang akan diwujudkan dalam pengembangan online trading (web e-commerce), untuk mendukung pemasaran nasional dan global. Penelitian ini menggunakan metode action research karena diperlukan keikutsertaan stakeholder klaster dan adanya tindakan yang diharapkan pada mereka. Prinsip-prinsip dalam metodologi pengembangan sistem informasi dan metode prototyping digunakan dalam proses perancangan sistem e-business. Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat dalam (1) memberikan kontribusi ilmiah tentang penerapan e-business di klaster industri di negara berkembang, (2) menjadi kerangka pertimbangan bagi pembuat kebijakan, dan (3) menghasilkan prototype web e-business yang siap untuk dioperasikan. . Kata kunci: e-business, klaster industri, keterhubungan.

Abstract This study intends to apply Internet-based technologies for the development of an Indonesian industrial cluster: the Footwear Industry Cluster (KIAK) in East Java. The cluster is one of the selected clusters to be developed by the Department of Trade and Industry, and it is targeted as a pilot project to other cluster development in the future. KIAK currently faces some problems of making efforts (1) to increase the linkage among stakeholders to create a synergy in their value-added activities, and (2) to market footwear products to be recognizable and competitive. Action research method is applied to this research because it is required to involve the cluster stakeholder and to encourage the stakeholder to create the positive actions. This research aimed (1) to identify stakeholders, to map their lingkage, and to describe the information flows among them; (2) to design a collaborative commerce (business) system to improve communication, information sharing, and collaborative work among cluster stakeholders, and (3) to design an e-commerce to market and sell cluster’s products especially to business customers. Keywords: e-business, industrial cluster, information linkage

1

Pendahuluan

Penerapan teknologi berbasis Internet dalam organisasi bisnis yang diistilahkan dengan e-business atau e-commerce telah berkembang menjadi basis operasi organisasi bisnis modern di dunia. Kemudahan dalam transfer informasi yang ditawarkan oleh e-business mampu membuat komunikasi antar bagian dalam organisasi menjadi efektif dan efisien. Selain itu, ebusiness juga mampu meningkatkan hubungan antara organisasi dan pemasoknya serta pelanggannya secara lebih efektif (e.g. Buxmann et al.[1]). Berbagai studi telah dilakukan untuk memahami faktor keberhasilan dan kegagalan penerapan e-business untuk perusahaaan besar (e.g. Constantinides[3]; Hackney et al.[6]) dan

Perancangan Aplikasi Web E-Business Untuk Klaster Industri…

75

juga perusahaan kecil (e.g. Lee and Cheung[9]) dan juga untuk e-government (Vassilakis [15]). Bagi Negara-negara berkembang seperti Indonesia, perhatian yang lebih besar perlu diberikan kepada penerapan dan manfaatnya pada usaha kecil dan menengah (UKM) karena jumlah dan kontribusi UKM pada perekonomian nasional (Hafsah[7]). Akan tetapi UKM di Indonesia mempunyai kelemahan yang terkait dengan sumber daya orang, sumber daya dana, sumberdaya teknologi. Dengan melihat karakteristik e-business sebagai suatu jaringan untuk transfer informasi dan komunikasi, penerapannya pada klaster industri berpotensi untuk mengatasi sebagian masalah yang dihadapi klaster saat ini. Sejumlah kecil studi telah dilakukan untuk memahami penerapan klaster industri di negara maju (e.g. Steinfield[14]). Namun penerapannya dalam klaster industri, yang terdiri dari banyak industri kecil dan menengah, dan di negara berkembang sangat terbatas. Penelitian ini diarahkan untuk menanggapi masalah ini. . 2

2.1

Kajian Pustaka

Klaster Industri

Dalam studi ini, istilah klaster merujuk pada definisi Porter[13], yaitu sebagai sekumpulan perusahaan dalam industri tertentu yang terkonsentrasi pada suatu wilayah geografis tertentu, dan yang saling berhubungan (misalnya pembeli, pemasok, penyedia layanan), bersama-sama dengan lembaga-lembaga terkait (misalnya pemerintah, perguruan tinggi, lembaga pelatihan, asosiasi perdagangan) yang menyediakan pelatihan, pendidikan, informasi, penelitian, dan dukungan teknis (Porter[13]). Demikian pula, Lee[10] mendefinisikan klaster industri sebagai "konsentrasi perusahaan dan industri di suatu wilayah geografis, yang saling berhubungan terkait dengan pasar yang mereka layani dan produk yang mereka hasilkan, serta pemasok, asosiasi perdagangan, dan lembaga pendidikan". Suatu klaster memiliki tingkat integrasi yang tinggi tetapi tingkat struktur yang rendah; dan klaster dibedakan dari bentuk yang serupa yaitu jaringan (network) dan asosiasi. Sebuah klaster memiliki basis keunggulan kompetitif pada proses antar-jaringan, dan kecepatan dan kemudahan aliran informasi dan pengetahuan (Carbonara[2]). Oleh karena itu, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), dengan kemampuan teknologi dalam jaringan dan kolaboratif, dapat memberikan peluang baru pada suatu klaster untuk meningkatkan daya saing. Literatur menunjukkan bahwa penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yaitu Internet dalam bisnis, yang disebut e-business atau e-commerce, mampu meningkatkan keterkaitan dan sharing informasi antar mitra bisnis (e.g. Hempel and Kwong[8]). Oleh karena itu, adopsi ebusiness berpotensi untuk program pemberdayaan klaster industri.

2.2

Konsep e-business dan collaborative business

Ada banyak definisi dan klasifikasi dari bisnis berbasis Internet (Internet-based business) yang sering disebut e-business dan e-commerce (e.g. OECD[12] ). Akan tetapi definisi yang ada tersebut bervariasi, kemungkinan karena kekompleksan dari elemenelemennya dan perbedaan sudut pandang dari peneliti. Di antara berbagai definisi dan klasifikasi, suatu taksonomi berbasis pada model bisnis yang diusulkan Maccarone [11] bisa menjadi panduan tentang e-business ’apa’ yang diterapkan. Taksonomi tersebut ditampilkan berikut ini.

76

Sholeh Hadi Setyawan

1. Internet enablers: 1.1. Infrastructure provider: e.g. ISPs, hardware and software vendors. 1.2. Business complementary service providers: e.g. e-business consultants, venture capitalists. 2. E-business enablers 2.1. Market-based business models 2.1.1. B2B models: e.g. e-auction, e-reverse auction 2.1.2. B2C models 2.1.2.1. Product/ service (or transaction)-based business models: e.g. internet retailer, virtual malls, e-finance service, e-bit vendor (digital products) 2.1.2.2. Attention-based business models: e.g. advertisement and subscription business models 2.2. ‘Internal’ business models: e.g. e-procurement, e-advertisement, e-marketing 3

3.1

Metodologi Perancangan

Pemilihan Metode Riset

Penelitian ini bisa diklasifikasikan sebagai action research (AR) dan pelaksanaan perancangan e-business dengan menggunakan metode information systems development (ISD). Action research berupa proses metodologi yang berorientasi pada keikutsertaan (participatory) dan aksi. Metode ini tidak hanya dipergunakan dalam disiplin ilmu sosial dan kemasyarakatan, tapi juga dalam organisasi bisnis, dalam studi tentang production and operations management (e.g. Coughlan and Coughlan[4]), dan information systems (e.g. Grant and Ngwenyama[5]). Karena e-business termasuk dalam sistem informasi, metode pengembangannya juga mengikuti metode di sistem informasi. Metode tradisional systems development life cycle (SDLC) memberikan langkah-langkah terstruktur dan formal. Namun metode tersebut perlu diubah untuk menyesuaikan dengan kondisi teknologi informasi dan kebutuhan yang semakin kompleks dan memerlukan flexibility serta responsiveness yang besar. Berbagai metode modern tersedia untuk pengembangan sistem yang kompleks atau yang diinginkan cepat terwujud misalkan prototyping, joint application design, object-oriented development, dan componentbased development. Untuk pengembangan e-business dalam klaster ini, gabungan antara keunggulan SDLC yang terstruktur dan formal, serta prototyping dan component based development akan diterapkan. Selain itu, outsourcing diperlukan misalkan dalam pengadaan ebusiness software application.

3.2

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data mencakup data sekunder dan data primer. Data sekunder dikumpulkan dari berbagai sumber, khusunya informasi yang dimiliki para stakeholder klaster mencakup dokumen tertulis, database/ dokumen dalam softcopy file, laporan kegiatan, materi presentasi pada rapat working group, brosur profil organisasi, dan website. Data primer dikumpulkan melalui in-depth interview kepada para stakeholder. Pertanyaan meliputi topik utama berikut: (1) peran institusi tersebut dalam klaster, (2) media komunikasi dan sharing informasi yang digunakan antar stakeholder, dan (3) masukan tentang e-business. Wawancara direkam, atas ijin dari pihak yang diwawancarai.

Perancangan Aplikasi Web E-Business Untuk Klaster Industri…

4

77

Hasil Perancangan Secara rinci tahap-tahap perancangan dilakukan dalam 2 tahapan yaitu : Tahap 1: Investigasi klaster

Dalam tahap ini studi pustaka untuk mempelajari lebih lanjut pengembangan e-business di klaster industri dilakukan. Dokumen/ laporan tentang kebijakan program pengembangan klaster industri alas kaki (KIAK) dikumpulkan dan dipelajari. Stakeholder KIAK beserta alamat kontaknya diidentifikasi. Wawancara dilakukan kepada para stakeholder klaster industri alas kaki, yaitu fasilitator klaster, IFSC, Disperindag, Aprisindo, APKI, desain produk, produsen sepatu, supplier bahan baku, dan lembaga litbang/ diklat, dilakukan untuk menggali kebutuhan secara rinci. Data sekunder dan data primer tersebut dianalisis secara kualitatif. Pengumpulan data primer dilakukan melalui berbagai wawancara. Wawancara telah dilakukan kepada para stakeholder utama dalam klaster industri alas kaki. Metode wawancara yang diterapkan dikategorikan sebagai semi-structured interview. Tiga topik pertanyaan umum ialah: 1. 2. 3.

Apa peran tiap stakeholder dalam klaster industri alas kaki Bagaimana bentuk komunikasi dan aliran informasi Apa usulan dan peran yang diharapkan dengan adanya e-business

Sedangkan pengumpulan data sekunder dilakukan melalui pengumpulan dokumendokumen terkait. Dokumen tentang program perkembangan KIAK telah dikumpulkan dari berbagai sumber misalkan IFSC, fasilitator KIAK, rapat working group KIAK, Bank Indonesia, Proyek SENADA. Dokumen tersebut Selain itu juga berbagai sumber brosur, program, dan website dari para stakeholder. Tahap 2: Perancangan model Pada tahap ini dilakukan (1) pemetaan keterkaitan (linkage) antar stakeholder kunci dari klaster, (2) pendeskripsikan aktivitas rantai nilai dalam produksi dan pemasaran produk alas kaki, dan (3) penyusunan dan pemetaan aliran informasi antar stakeholder klaster. Output dari tahap ini yaitu pemetaan akan dijadikan masukan utama dalam pengembangan e-business. Hasil pemetaan keterkaitannya dapat dilihat pada Gambar 1.

Stakeholders lain Pengrajin sepatu Ind. Kulit Supplier lain Bank Institusi pemerintah Institusi lain

Marketing & Production ‘Aprisindo’

Integrator ‘IFSC’

Buyers

Ebusiness manage-

Ritel Org./ perush lain Eksportir Buyer luar negeri

Market research & design

Business

Gambar 1

Diagram Keterkaitan Antar Stakeholder

78 4.1

Sholeh Hadi Setyawan

Spesifikasi Kebutuhan Sistem

4.1.1 Tujuan system Pada penelitian ini, pada tahap akhirnya akan dibuat web e-business yang telah diuji coba dan siap untuk dipergunakan dalam aktivitas sharing informasi antar anggota kluster dan pemasaran/ penjualan secara online. Sistem ini dibangun sebagai sarana komunikasi, sarana berbagi informasi, sarana koordinasi pelaksanaan kegiatan dan diseminasi hasil-hasil pelaksanaan kegiatan yang terkait dengan kluster industri alas kaki di Jawa Timur. Agar dapat mudah diakses dari berbagai macam lokasi baik secara internal di Jawa Timur maupun oleh pihak-pihak terkait lain di seluruh dunia, maka sistem akan dipasang di jaringan Internet. Untuk lebih mudah diingat alamat aksesnya, maka pada penelitian ini server akan dipasang dengan menggunakan nama domain www.alaskaki.org.

4.1.2 Ruang lingkup system e-business Sistem e-Business dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang saat ini masih menjadi kendala/permasalahan bagi majunya IKM Alas Kaki. Adapun sistem yang akan dibangun hendaknya memiliki karakteristik sebagai berikut: Sistem e-Business harus mampu berfungsi memperlancar dan mempermudah komunikasi antar pihak-pihak yang terkait dalam rantai bisnis industri kecil dan menengah alas kaki. Solusi yang bisa ditawarkan untuk memenuhi masalah ini adalah sebuah sistem berbasis web yang dapat diakses oleh semua pihak melalui jalur publik/internet, dengan menyediakan: 1. diseminasi informasi, berita dan pengumuman dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan, 2. forum komunikasi antara pihak-pihak terkait IKM Alas kaki Sistem e-Business hendaknya bisa menjadi sarana mempermudah koordinasi dalam pelaksanaan kegiatan yang positif dan membawa dampak kemajuan bagi semua pihak terkait, dengan menyediakan : Kalender dan agenda kegiatan/event, baik seminar, pelatihan, atau kegiatan lainnya 2. Pendaftaran minat mengikuti event 3. Undangan elektronik bagi pihak terkait 4. Testimony, komentar, harapan atau pendapat mengenai event yang telah, sedang dan akan dilaksanakan 1.

Sistem ini hendaknya bisa menjadi sarana mempermudah IKM Alas kaki untuk menemukan pasar dan permintaan. Untuk itu dibuka akses bagi masyarakat luas agar dapat melihat profil industri alas kaki Sistem juga mewadahi IKM untuk dapat mengambil desain produk yang diperkirakan menjadi trend dan sesuai dengan preferensi masyarakat. Desain tersebut diadakan oleh Kantor Disperindag dengan dana yang tersedia setiap tahunnya. Dengan website, maka distribusi desain menjadi adil, tidak memihak, dan mudah diakses oleh semua anggota IKM alas kaki. Sistem e-Business menganut konsep optimalisasi sumber daya melalui penggunaan teknologi informasi, dengan demikian maka komunikasi-komunikasi yang biasanya dilakukan

Perancangan Aplikasi Web E-Business Untuk Klaster Industri…

79

dengan biaya komunikasi tinggi dapat ditekan dengan adanya private message, auto update ke email, dan adanya forum diskusi secara online.

4.1.3 System context System context menggambarkan bagian-bagian utama dalam sistem e-Business yang dibangun pada penelitian ini. Bagian-bagian ini merupakan modul-modul dasar di dalam sistem perangkat lunak website. Dengan berdasarkan ruang lingkup dan tujuan di atas, maka sistem context penelitian ini dapat dilihat ilustrasinya pada Gambar 1.1. Diagram yang digunakan adalah berformat diagram “use case” yang merupakan salah satu dari bagian bahasa desain UML (Unified Markup Language). Pihak-pihak yang terkait langsung dengan sistem ini (aktor) merupakan pihak-pihak yang secara langsung terkait dengan input (sebagai sumber data/informasi) atau output sistem (sebagai penerima data/informasi). Aktor-aktor tersebut adalah:

A1: Kantor Dinas Perindustrian / Perdagangan. Untuk aktor ini, terdapat beberapa use case yang utama yaitu antara lain: Use Case Membuat Berita dan Pengumuman : Use case ini melibatkan aktor Kantor Dinas Perindustrian/ Perdagangan, yang salah satu tugasnya di dalam sistem ini adalah membuat pengumuman-pengumuman dan berita yang dianggap penting untuk diketahui oleh komunitas Klaster Industri Alas Kaki. Di sistem ini, dibuatkan login untuk Kantor Dinas Perindustrian/Perdagangan Propinsi Jawa Timur, dengan hak akses untuk melakukan update di berita resmi situs, pengumuman resmi situs, dan opsi untuk menampilkannya di halaman depan. Use case Mengadakan Pelatihan : Pelatihan merupakan salah satu agenda penting untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan anggota-anggota komunikasi KIAK. Pengadaan pelatihan ini meliputi 3 use case lain yaitu : (a) Mengadakan pengumuman pelatihan: Dinas dapat membuat pengumumannya di modul Pengumuman, kemudian melakukan setting pada halaman Agenda (b) Mengundang peserta: melalui daftar kontak yang ada, Dinas dapat mengundang pihak-pihak yang diinginkan untuk hadir dalam pelatihan ini, dan undangan akan disampaikan secara otomatis melalui email. (c) Membuka pendaftaran: Dinas dapat menerima pernyataan kesanggupan kehadiran peserta secara online Use case mengisi forum komunikasi : Forum komunikasi dapat diisi topik-topik baru oleh Dinas Perindustrian/Perdagangan dan/atau menjawab terhadap suatu posting di forum komunikasi KIAK.

80

Sholeh Hadi Setyawan

Gambar 2

System Context pada e-Business Klaster Industri Alas Kaki

A2: IKM Pengrajin alas kaki: Actor IKM Pengrajin alas kaki memiliki fungsi-fungsi di dalam sistem antara lain adalah : (a) Mengakses forum komunikasi (b) Mengikuti pelatihan (c) Download desain alas kaki (d) Membuat katalog produk alas kaki

A3. Fasilitator KIAK (a) Fasilitator membantu pengrajin alas kaki dalam membuat katalog produk di sistem web ini (b) Fasilitator juga berperan dalam procurement bahan baku, bersama-sama dengan asosiasi pengrajin alas kaki mengkoordinir pengadaan bahan baku secara bersama-sama

Perancangan Aplikasi Web E-Business Untuk Klaster Industri…

81

A4. Asosiasi Pengrajin KIAK : Procurement bahan baku : asosiasi pengrajin alas kaki berperan dalam procurement bahan baku, bersama-sama dengan fasilitator mengkoordinir pengadaan bahan baku secara bersama-sama

A5: Diklat / Perguruan Tinggi : Lembaga ini memiliki kewenangan untuk melakukan upload terhadap desain-desain alas kaki yang telah dibuatnya.

4.2

Desain Basis Data

Sistem dibangun menggunakan basis data relasional, yang terdiri dari beberapa sub sistem antara lain :

4.2.1 Sub sistem autentikasi, informasi dan pengiriman pesan Pada sub sistem ini, basis data meliputi entitas-entitas yang diperlukan untuk proses autentikasi dan otorisasi, distribusi pesan dan informasi antar anggota. Diagram relasi antarentitasnya dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3

Diagram Relasi Entitas-entitas autentikasi, informasi dan pengiriman pesan

4.2.2 Sub sistem industri alas kaki Entitas-entitas yang terkait dalam industri alas kaki, meliputi data kontak, katalog produk dan penawaran serta testimony maupun komentar masyarakat pengguna dituangkan dalam sub sistem industri alas kaki. Gambar 4 menunjukkan diagram relasinya.

82

Sholeh Hadi Setyawan

Gambar 4

Relasi antar Entitas Industri Alas Kaki

4.2.3 Sub sistem agenda kegiatan Sebagai salah satu bagian penting dari e-Business adalah penyelenggaraan kegiatankegiatan kolaboratif, misalnya rapat, seminar, pelatihan dan lain-lain. Entitas-entitas terkait kegiatan-kegiatan kolaboratif tersebut didefinisikan pada sub sistem ini. Relasi antar entitasentitasnya dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5

Relasi Antar Entitas Agenda Kegiatan

4.2.4 Sub sistem forum komunikasi Sebagai salah satu bentuk komunikasi secara online, forum komunikasi adalah salah satu media yang memungkinkan semua pihak di dalam sistem ini untuk saling bertukar informasi yang dapat dilihat oleh anggota masyarakat yang lain. Gambar 6 menggambarkan relasi antar entitas-entitasnya.

Perancangan Aplikasi Web E-Business Untuk Klaster Industri…

5

83

Kesimpulan

Penelitian ini ditujukan untuk menemukan cara bagaimana e-business dapat diterapkan dalam klaster industri di Indonesia. Penelitian pada klaster industri alas kaki di Jawa Timur ini telah mengidentifikasi para stakeholder, media komunikasi, dan sharing informasi yang dilakukan, dan harapan mereka terhadap e-business. Dengan berdasar pada masih lemahnya keterkaitan rantai nilai (bisnis) antar stakeholder, sebuah sistem collaborative business telah dirancang untuk meningkatkan komunikasi, sharing informasi, dan kerja kolaboratif antar anggota klaster industri. Sistem ini mempunyai fitur misalkan forum, email, sharing informasi, dan berita. 6 [1] [2] [3] [4] [5]

[6]

[7] [8]

[9]

[10] [11]

[12]

[13] [14]

[15]

Daftar Pustaka Buxmann, P., Strube, J., and Pohl, G., “Cooperative Pricing in Digital Value Chains: the case of online music”, Journal of Electronic Commerce Research, 32-40, 2007. Carbonara, N. “Information and communication technology and geographical clusters: opportunities and spread', Technovation, 213–222, 2005. Constantinides, E. “Strategies for surviving the Internet meltdown: The case of two Internet incumbents”, Management Decision, 89-107, 2004. Coughlan, P. and Coghlan, D. “Action research for operations management”, International Journal of Operations & Production Management, 220-240, 2002. Grant, D. and Ngwenyama, O., “A report on the use of action research to evaluate a manufacturing information systems development methodology in a company”, Information Systems Journal, 13, 21–35, 2003. Hackney, R., Grant, K. and Birtwistle, G. “The UK grocery business: Towards a sustainable model for virtual markets”, International Journal of Retail & Distribution Management, 354-368, 200 Hafsah, M.J. “Upaya pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM)”, Infokop, Nomor 25, Tahun XX, 40-44, 2004. Hempel, P. S. and Kwong, Y. K., “B2B e-commerce in emerging economies: imetal.com's non-ferous metals exchange in China”, Journal of Strategic Information Systems, 10 (4), 335 – 355., 2001 Lee, M.K.O. and Cheung, C.M.K. “Internet Retailing Adoption by Small-to-Medium Sized Enterprises (SMEs): A Multiple-Case Study”, Information Systems Frontiers, 385– 397, 2004. Lee, T-L, “Action strategies for strengthening industrial clusters in southern Taiwan”, Technology in Society, 533–552., 2006. Maccarone, P., “The design of performance measurement systems for Internet pure plays: Is a new paradigm really needed?“ In M. J. Epstein & J.-F. Manzoni (Eds.), Performance measurement and management control: a compendium of research (Vol. 12). Amsterdam: Elsevier Science, 2002. OECD., “Business to consumer electronic commerce: An update on the statistics”. Retrieved 29/01/07, 2007, from www.bbk.ac.uk/manop/management/forstudents/docs/ ecomstratp/ESPB2CtrensOECD.pdf, 2002 Porter, M.E., “Cluster and the new economics of competition”, Harvard Business Review, November-December, 77-90., 1998 Steinfield, C. “When Do SMEs Benefit from E-Commerce in an Industrial Cluster? Evidence from a Biotech Cluster”. Paper prepared for presentation at the APEC Symposium on Industrial clustering for SMEs, Taipei, March 7-9, 2005. Vassilakis, C. Lepouras, G. and Halatsis, C. “A knowledge-based approach for developing multi-channel e-government services”, Electronic Commerce Research and Applications, 113–124, 2007.