Jurnal Ilmiah ILMU KOMPUTER Universitas Udayana Vol. IX, No. 2, September 2016
ISSN 1979 - 5661
PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN PENERIMA BANTUAN BEDAH RUMAH DENGAN METODE PEMOBOBOTAN
I Wayan Supriana 1 Jurusan Ilmu Komputer Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran- Gedung BF Universitas Udayana Telpon : 0361-701805 E-mail:
[email protected]
ABSTRAK Dalam Penelitian ini keluaran yang dihasilkan berupa rancangan sistem informasi menjadi salah satu alat pendukung keputusan pada penilaian bantuan bedah rumah. Penilaian bantuan bedah rumah yang dilakukan masih konvensional sehingga perlu adanya sistem yang membantu dalam minilai calon pemohon secara obyektif. Terdapat 14 faktor kelayakan yang digunakan untuk menilai calon pemohon pengajuan bantuan bedah rumah. Adapun foktor tersebut adalah luas alas rumah, jenis alas rumah, jenis tembok rumah, jenis dan kondisi atap rumah, Kondisi fasilitas WC, sumber pencahayaan rumah, air konsumsi rumah tangga, bahan energi untuk memasak, konsumsi jenis makanan dalam satu minggu, kemampuan beli pakaian baru untuk setiap rumah tangga dalam setahun, kemampuan berobat ke puskesma dalam sebulan, pekerjaan kepala rumah tangga, tingkat pendidikan kepala rumah tangga, tidak memiliki tabungan. Dalam penelitian ini rancangan sistem penilaian bantuan bedah rumah dengan metode pembobotan dapat di lakukan perancangannya, serta proses uji model rancangan memberikan optimalitas dalam penilaian. Kata Kunci: bantuan bedah rumah, kelayakan, pendukung keputusan
ABSTRACT In this study the resulting output in the form of system design information into one decision support tools on the assessment of surgical assistance. Rate surgical assistance still conventional homes do so we need a system that helps in minilai prospective applicants objectively. There are 14 factors used to assess the feasibility of the prospective applicant filing surgical assistance. The makes no difference that is area of the base of the house, kind of pedestal home, kind of wall of a house, the type and condition of the roof, condition of toilet facilities, a source of home lighting, water household consumption, energy materials for cooking, consumption of foods in one week, the ability to buy clothes new for every household in a year, the ability of treatment to the health center in a month, the work of the head of household, educational level of household saving. In this research, ratings system design house with a surgical assistance weighting method can be done for designing and testing process design model provides optimality in the assessment. Keywords: house surgical assistance, feasibility, decision support
1
Jurnal Ilmiah ILMU KOMPUTER Universitas Udayana Vol. IX, No. 2, September 2016 1
ISSN 1979 - 5661
PENDAHULUAN
untuk
melaksanakan
Tingkat kesejahteraan masyarakat
bedah
rumah,
program
dengan
bantuan
tujuan
terjadi
khususnyaBali belum merata meskipun Bali
pemerataan tempat tinggal yang layak
menjadi obyek wisata internasional.Banyak
untuk ditempati.
layak
Terdapat beberapa tahap yang perlu
luar
dilalui sampai akhirnya bantuan bedah
Kota/Pedesaan. Berbagai program telah
rumah di diterima oleh pemohon. Tahap
dilaksanakan oleh pemerintah daerah Bali
pertama adalah pengajuan proposal bantuan
untuk mengurangi tingkat kemiskinan yang
bedahrumah oleh aparat desa ke tingkat
terjadi saat ini. Salah satu program yang
pemerintah daerah. Tahap kedua adalah
dirasakan turut membantu masyarakat Bali
survie lokasi pemohon, dalam hal ini
adalah program bantuan bedah rumah.
seorang calon pemohon harus memiliki
Bantuan bedah rumah adalah salah satu
lokasi rumah atas nama pemohon. Tahap
cara untuk mengurangi tingkat kemiskinan
berikutnya adalah penilaian rumah calon
di Provinsi Bali, yang bertujuan agar
pemohon saat ini. Dari proses penilaian ini
keluarga kurang mampu dapat mempunyai
akan ditentukan calon pemohon berhak atau
rumah
tidak mendapat bantuan bedah rumah, hasil
masyarakat
Bali
khusunya
hidup
tidak
daerah-daerah
yang
layak
untuk
ditempati, pokok
penilai baru dapat di umumkan satu bulan
rumah tangga. Di tahun 2013 tingkat
kemudian mengingat ada beberapa prosedur
kemiskinan masyarakat Bali sebesar 5,21%
yang harus dilalui.Melalui penelitian ini
sehingga banyak keluarga miskin yang
diperlukan suatu model rancangan sistem
menghuni rumah tidak layak ditempati
untuk
(BPS
mengajukan bantuan bedah rumah.
sertabisa
memenuhi
Provinsi
Bali,
kebutuhan
2013).
Melalui
menilai
calon
pemohon
yang
yang
Proses pengajuan calon pemohon
dirancang oleh pemerintah daerah Bali
masih dilakukan secara subyektif ke tingkat
diharapkan masyarakat kurang mampu
pemerintah daerah, penilaian faktor-faktor
dapat menikmati manfaat program ini.
yang tepat terhadap proses pengambil
program
bantuan
bedah
rumah
Hal yang menjadi Pertimbangan
keputusan dalam penentuan bantuan bedah
pemerintah melaksanakan program bedah
rumah belum dapat optimal. Faktor-faktor
rumah yaitu tingginya jumlah kemiskinan,
yang
pendapatan rendah di suatu keluarga dan
pemohon bantuan bedah rumah saat ini
masih banyaknya keluarga yang menempati
adalahluas alas rumah, jenis alas rumah,
rumah kurang layak. Kondisi ini yang
jenis tembok rumah, jenis dan kondisi atap
menjadi acuan bagi pemerintah daerah
rumah, Kondisi fasilitas WC, sumber 2
menjadi
acuan
dalam
penilaian
I Wayan Supriana, Perancangan Sistem… 3
pencahayaan rumah, air konsumsi rumah
hak milik, serta kondisi rumah tidak layak
tangga, bahan energi untuk memasak,
ditempati. Di tahun 2008 sekitar 11 ribu
konsumsi jenis makanan dalam
rumah tidak layak ditempati oleh penduduk
satu
minggu, kemampuan beli pakaian baru untuk
setiap
setahun,
Pelaksanaan program bedah rumah
kemampuan berobat ke puskesma dalam
sudah dimulai dari tahun 2010 oleh
sebulan, pekerjaan kepala RT, tingkat
pemerintah provinsi Bali, yang dianggarkan
pendidikan kepala RT, tidak memiliki
dari APBD provinsi Bali, alokasi yang
tabungan.
diberikan sebesar 26 juta pada tahun 2010
Dari
ART
sekian
dalam
Bali (BPS Provinsi Bali, 2013).
faktor
penilai
dan proses pengerjaannya oleh orang
pemberian bantuan bedah rumah belum
ketiga. Di tahun 2011 melalui sistem
dapat menentukan urutan faktor yang paling
swakelola bagi masyarakat sehingga alokasi
ideal
serta besarnya persentase dari
dana menjadi Rp 20 juta bagi setiap rumah.
masing-masing kriteria. Rancangan sistem
Pada 2010 operasi bedah rumah sebanyak
yang dibangun dalam penelitian ini adalah
825 unit dan di tahun 2011 sekitar 1.686
sistem pendukung keputusan yang dapat
unit (Dinas Sosial Provinsi Bali, 2011).
membantu petugas dalam proses penilaian
Adapun cara memperoleh program
bantuan bedah rumah secara tepat. Model
bedah rumah secara umum adalah sebagai
yang digunakan dalam membangun sistem
berikut: Rumah sendiri, rumah masih
ini adalah metode pembobotan.
berlantai
tanah,
menggunakan
dinding
bedeg/tidak
masih
layak,
atap
2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Program Bedah Rumah
layak, diajukan oleh kepala Dusun atau
Program bedah rumah adalah suatu
kepala Desa setempat (Muka, 2011).
masih menggunakan sejenis daun/tidak
upaya dalam mempercepat penanganan
2.2
tingkat kemiskinan di daerah Provinsi Bali, dengan
tujuan
supaya
keluarga
tidak
mampu dapatmempunyai rumah yang layak untuk ditempati, serta dapat memenuhi kebutuhan minimal sebagai keluarga (Dinas Sosial Provinsi Bali, 2011). Program bantuan bedah rumah diutamakan bagi keluarga yang memiliki kriteria sebagai berikut:
masuk
daftar
rumah
tangga
sederhana, status kepemilikan tanah adalah
Sistem Pendukung Keputusan Sistem
pendukung
keputusan
adalah suatu sistem yang interaktif dan berbasis
komputer
yang
dapat
mempermudah pihak pengambil keputusan. SPK
dalam
pemanfaatan
pengerjaannya data
serta
melalui model
dalammenyelesaikan permasalahan yang bentuknya semi terstruktur atau tidak terstruktur (Sprague & Watson, 1993).
4
Jurusan Ilmu Komputer, Vol. IX, No. 2, September 2016, hlm.
SPK
memiliki
tiga
komponen
pemilihan keputusan yang subyektif, karena
utama (Sprague & Watson, 1993) yang
penilaian kriteria akan terpisah (Supriana,
terdiri dari:
2012).
Metode
pembobotan
ROC
memberikan nilai bobot berdasarkan jumlah kriteria yang digunakan. Pemberian nilai bobot dilakukan langsung dengan tidak membandingkan dengan kriteria yang lain. Teknik pembobotan memberikan nilaidi Gambar 1. Komponen SPK
setiap
kriteria
dengan
menyesuaikan
rangking yang dinilai sesuai prioritas. Pada
Subsistem data (data base)
umumnya
menggunakan
pernyataan
Subsistem data adalah komponen sistem
“kriteria pertama lebih penting dari kriteria
pendukung keputusan yang menyediakan
kedua, yang lebih penting dari kriteria
data yang dibutuhkan oleh sistem, data ini
ketiga” dan seterusnya hingga ke n, ditulis
diorganisasikan dalam suatu basis data yang
Cr1 ≥ Cr2 ≥ Cr3 ≥ … ≥ Crn (Supriana,
disebut dengan Data Base Management
2012). Untuk menentukan bobotnya, diberi
System (DBMS) yang memungkinkan data
aturan yang sama yaitu W1 ≥ W2 ≥ W3 ≥ …
dapat diambil dan diekstraksi dengan cepat.
≥ Wn dimana W1merupakan bobot pada
kriteria untukC1 atau diuraikan sebagai
Subsistem model (model base)
Subsistem model memberikan informasi, dimana basis data difungsikan sebagai
berikut: Jika: Cr1 Cr2 Cr3 ... Crn
integrasi dan mekanisme komunikasi di antara submodel yang dibuat.
Subsistem dialog (software system)
Subsistem dialog memberikan fleksibelitas yang
timbul
dari
Maka :
W1 W2 W3 ... Wn
Selanjutnya, jika k merupakan banyaknya kriteria, maka :
kemampuannya
mengintegrasikan sistem terpasang dengan user. 2.3
Pembobotan Tingkat kepentingan atau bobot untuk
masing-masing kriteria yang ditentukan merupakan hal yang sangat penting pada penerapan metode ROC (Rank Order Centroid) penentuan bobot dinilai akan mempengaruhi penilaian akhir pada setiap
Secara
umum
pembobotan
dirumusakan sebagai berikut:
Wk
1 k 1 k i 1 i
dapat
I Wayan Supriana, Perancangan Sistem… 5
Contoh pada 2 hingga14 kriteria, formulasi diatas dijelasakkan pada tabel dibawah ini.
Dalam
mempermudah
aparat
petugas menilai penerima bantuan bedah rumah, maka perlu diperhatikan kriteria-
Tabel 1. Matriks Nilai Pembobotan 14 Kriteria
kriteria sebagai persyaratan untuk program bedah rumah tersebut. Bedasarkan data yang diperoleh kriteria dalam pemilihan bedah rumah ditentukan oleh pemerintah daerah yaitu:
Kriteria kondisi rumah, yang menjadi kriteria kondisi rumah yaitu: Faktorfaktor yang menjadi acuan dalam
Apabila terdapat kriteria yang memiliki
penilaian pemohon bantuan bedah
tingkat kepentingan yang sama terhadap kriteria
yang
lain,
nilai
bobot
rumah saat ini adalahluas alas rumah,
yang
diperoleh pada kriteria tersebut adalah rata-
jenis alas rumah, jenis tembok rumah,
rata
dari
gabungan
posisinya.
Untuk
jenis dan kondisi atap rumah, Kondisi
utilitas
terhadap
setiap
fasilitas WC, sumber pencahayaan
menghitung
rumah, air konsumsi rumah tangga,
alternatif adalah sebagai berikut:
bahan
k
maksimumkan
W U i 1
j
ij
, i 1 sampai n
energi
untuk
memasak,
konsumsi jenis makanan dalam satu minggu, kemampuan beli pakaian baru
Wj merupakan skla nilai bobot pada kriteria
untuk setiap ART dalam setahun,
j dari sejumlah k kriteria, sedangakan
kemampuan berobat ke puskesma
Uijmerupakan utilitas i dengan kriteria j, n
dalam sebulan, pekerjaan kepala RT,
sendiri merupakan jumlah data.
tingkat pendidikan kepala RT, tidak memiliki tabungan.
3
IDENTIFIKASI
KEBUTUHAN
INFORMASI, ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pendekatan metode yang digunakan dalam pengembangan sistem penentuan penilaian bantuan bedah rumah adalah pendekatan Sistem Development Life Cycle (SDLC) (Kendall & Kendall, 2006). 3.1
Identifikasi dan Tujuan
Masalah,
Peluang
Kriteria
kelengkapan
data,
diantaranya: Selain memenuhi kriteria kondisi rumah calon pemohon juga harus melengkapi syarat pengajuan, yaitu: kartu tanda penduduk, kartu keluarga, sertifikat tanah/surat camat, surat hak milik, surat keterangan dari kepala desa, surat keterangan tidak mampu, surat permohonan (materai 6000).
6
Jurusan Ilmu Komputer, Vol. IX, No. 2, September 2016, hlm.
1
0
2
1 3
1 4
1 5
1 6
1 7
1 8 14
1 9
1 10
1 11
1 12
1 13
1 14
3
0 0
W
1 5
1 6
1 7
1 8 14
1 9
1 10
1 11
1 12
1 13
1 14
4
1 4
W
0 0 0
pada sistem. Use Case merepresentasikan interaksi penggunana (aktor) dengan sistem.
1 5
1 6
1 7
1 8 14
1 9
1 10
1 11
1 12
1 13
1 14
5
0 0 0 0
W
Adapun diagram use case dari hasil analisis
1 6
1 7
1 8 14
1 9
1 10
1 11
1 12
1 13
1 14
6
0 0 0 0 0
W
yang dilakukan yaitu ada dua aktor di
1 7
1 8 14
1 9
1 10
1 11
1 12
1 13
1 14
7
0 0 0 0 0 0
W
dalam sistem, administrator dan pengguna
W
0 0 0 0 0 0 0
8
W
9
W
10
W
11
W
12
W
13
W
14
3.2
Analisis kebutuhan Sistem
W
1
W
Kebutuhan fungsional pengguna diuraikan dengan diagramUse Case yang menjelaskan fungsionalitas yang dihasilkan
(aparat petugas penilai). Masing-masing aktor memiliki fungsi yang berbeda-beda.
1 2
1 2
1 3
1 4
1 3
1 4
1 5
1 6
1 5
1 7
1 6
1 7
1 8 14
1 9
1 8 14
1 10
1 9
1 10
1 11
1 11
1 12
1 12
1 13
1 13
1 9
1 10
1 11
1 12
1 13
1 14
0 0 0 0 0 0 0 0 14
1 9
1 10
1 11
1 12
1 13
1 14
1 11
1 12
1 13
1 14
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11 14
1 12
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 12 14
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 13 14
1 13
1 13
1 14
1 14
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14 14
1 14
1 14
1 8 14
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 14
1 14
Pada dua sampai empat belas kriteria, penilaian model bobot disajikan pada tabel 2 Tabel2. Pembobotan dengan ROC
Gambar 2. Diagram Use Case SPK 3.3
Perancangan Penentuan
Model Bantuan
SPK Bedah
Rumah Untuk mendukung pada proses pengambilan
keputusan,
maka
model
pembobotan digunakan dalam menentukan
3.4
Flowchart Proses SPK Bedah Rumah
penilaian penerima bantuan bedah rumah. Model pembobotan yang digunakan adalah
Aliran proses yang terjadi pada
ROC, dengan penilaian dilakukan pada
sistem pendukung keputusan penilaian
tingkat kepentingan terhadap kriteria. Pada
bantuan bedah rumah yang dibangun dapat
penelitian ini kriteria sebanyak empat belas
dijelaskan pada flowchat pada gambar 3
(14), model bobot yang dibangun adalah:
dibawah ini.
I Wayan Supriana, Perancangan Sistem… 7
penentuan hasil dari sistem pendukung keputusan yang dibangun. Setiap elemen memiliki bobot nilai
yang berbeda-beda
dan nilai akhir tergantung dari persen bobot kriterianya. Penilaian oleh pengguna dari nilai 10 sampai dengan 100 yang paling tertinggi, sehingga kelayakan penilaian bantuan bedah rumah dari pemohon diukur dengan
nilai
kategori
sebagai
layak,
berikut: 60-79
80-100 kategori
dipertimbangkan dan 0-59 kategori ditolak. 3.6
Rancangan Proses Sistem Hasil
analisis
kebutuhan
pengguna menunjukkan terdapat beberapa
Gambar 3. Flowchat Proses SPK 3.5
dari
proses yang terjadi pada sistem yang
Model dan Bobot Penilaian SPK
dirancang. Rancangan proses dalam sistem
Penentuan
diterapkan penggunan DFD (Data Flow
Bantuan
Bedah
Diagram).
Rumah Model sistem pendukung keputusan penilaian bantuan bedah rumah pada penelitian ini dibuat dalam 14 jenis model/kriteria yaitu : luas alas rumah, jenis alas rumah, jenis tembok rumah, jenis dan kondisi atap rumah, Kondisi fasilitas WC, sumber pencahayaan rumah, air konsumsi rumah
tangga,
bahan
energi
untuk
memasak, konsumsi jenis makanan dalam
Gambar 4. Diagram Konteks SPK
satu minggu, kemampuan beli pakaian baru untuk
setiap
ART
dalam
Pengguna
setahun,
digambarkan
konteks,
menjelaskan
kemampuan berobat ke puskesma dalam
dengan
sebulan, pekerjaan kepala RT, tingkat
situasi sistem mengenai input dan output
pendidikan kepala RT, tidak memiliki
dan
tabungan.
digunakan dalam sistem. Ada dua pengguna
Masing-masing
model
yang
digunakan memiliki elemen-elemen dalam
dari
diagram
sistem
menjelaskan
sistem
yang
terminator
dibangun
yang
yaitu
administrator dan aparat petugas penilaian.
8
Jurusan Ilmu Komputer, Vol. IX, No. 2, September 2016, hlm.
dan sub kriteria. Proses yang terakhir adalah perhitungan SPK dengan metode pembobotan,
pada
proses
ini
metode
pembobotan menilai bobot kriteria pada masing-masing
alternatif
kemudian
merangking hasil penilaian.
Gambar 5. DFD Level 1 Sistem Proses pertama adalah proses login
Gambar 6. DFD Level 2 Proses 3
dimana proses login hanya ada dua level user yang nantinya menggunakan sistem ini
Berdasarkan gambar 6 diatas proses
yaitu user administrator yang memiliki
yang terjadi adalah user administrator dan
kewenangan sebagai super user dapat
aparat
melakukan semua proses dalam sistem,
kelengkapan
kedua adalah user aparat pegawai yang
bantuan bedah rumah, kemudian dari data
memiliki kewenangan untuk melakukan
ini akan di proses lagi untuk diseleksi
proses pembobotan terhadap kriteria dan
kelengkapannya
proses penilaian kriteria terhadap alternatif
kelengkapan data tidak dipenuhi maka
serta dapat melihat laporan hasil penilaian.
proses pada tahap selanjutnya tidak dapat
Proses kedua adalah simpan data pemohon
dimana
proses
ini
pegawai data
dapat
menginputkan
pemohon
apabila
penilaian
salah
dilakukan lagi.
akan
menyimpan kelengkapan dan prasyarat data pengajuan bantuan bedah rumah untuk pemohon, apabila pada proses ini tidak dipenuhi maka pada tahap berikutnya yaitu tahap penilaian pemohon tidak dapat dilakukan. Proses ketiga adalah input data kriteria dan sub kriteria yang dilakukan oleh administrator kemudian menentukan persentase bobot masing-masing kriteria
Gambar 7. DFD Level 2 Proses 4
satu
I Wayan Supriana, Perancangan Sistem… 9
Gambar 7 diatas merupakan proses
3.8
Perancangan Dialog Antarmuka
penilaian sistem SPK, pertama dari data
Dialog
antarmuka
pengguna
kriteria beserta bobotnya di proses dengan
merupakan gambaran dari sistem yang
metode
sehingga
nantinya membantu pengguna sistem untuk
masing-masing
mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
alternatif atau data calon pemohon bantuan
Antarmuka pengguna harus memberikan
bedah rumah. Kemudian proses berikutnya
kemudahan
sehingga
pengguna
dapat
adalah melakukan perangkingan terhadap
berinteraksi
dengan
aplikasi
untuk
semua alternatif berdasarkan hasil dari
memproses input dan mendapat output.
metode pembobotan. Yang menempati
Gambar 9 dibawah ini merupakan struktur
rangking
rekomendasi
menu yang dirancang untuk program
alternatif pengajuan pemohon penerima
aplikasi SPK penentuan bantuan bedah
bantuan bedah rumah.
rumah.
pembobotan
menghasilkan
3.7
nilai
teratas
Entity
adalah
Relationship
Diagram
(ERD) ERD sistem pendukung keputusan penentuan
penerimaan
bantuan
bedah
rumah terdapat 6 entitas yang terlibat dalam relasi antara tabel yaitu user, pemohon, kriteria, detail kriteria, kelengkapan dan Gambar 9. Struktur Menu SPK
Penilaian. 3.9
Uraian Hasil Penelitian Proses
pertama
adalah
proses
administratif sebelum ketahap penilaian, terdapat 7 syarat yang harus dipenuhi seorang pemohon dalam mengikuti seleksi penilaian pengajuan bantuan bedah rumah yaitu: kartu tanda penduduk, kartu keluarga, sertifikat tanah/surat camat, surat hak milik, surat keterangan dari kepala desa, surat keterangan
tidak
mampu
serta
surat
permohonan (materai 6000). Kelengkapan syarat pemohon akan menentukan penilaian Gambar 8. ERD SPK
ke tahap berikutnya. Apabila salah satu
10
Jurusan Ilmu Komputer, Vol. IX, No. 2, September 2016, hlm.
syarat tidak dipenuhi maka pemohon tidak
mengenai Perancangan Sitem Pendukung
dapat di proses ke tahap penilaian.
Keputusan Penilaian Penerima Bantuan
Proses
kedua
adalah
penilaian
Bedah Dengan Metode Pemobobotan, maka
pemohon bantuan bedah rumah. Terdapat
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
14 buah kriteria penilai pada penelitian ini
Pemodelan
sistem
pendukung
yaitu: luas alas rumah, jenis alas rumah,
keputusan penilaian penerima bantuan
jenis tembok rumah, jenis dan kondisi atap
bedah
rumah, Kondisi fasilitas WC, sumber
perancangannya
pencahayaan rumah, air konsumsi rumah
pembobotan.
tangga, bahan energi untuk memasak, konsumsi jenis makanan dalam
satu
rumah
dapat dengan
dilakukan metode
Penilaian penerima bantuan bedah rumah
bagi
pemohon
dapat
minggu, kemampuan beli pakaian baru
dioptimalkan berdasarkan rancangan
untuk
yang dibangun dengan kriteria dan sub
setiap
ART
dalam
setahun,
kemampuan berobat ke puskesma dalam
kriteria yang digunakan.
sebulan, pekerjaan kepala RT, tingkat pendidikan kepala RT, tidak memiliki
5
tabungan.
Dinas Sosial Provinsi Bali, 2011. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan Bedah Rumah
Kemudian
yang
menjadi
Alternatif adalah jumlah pemohon yang mengajukan bantuan bedah rumah. Masing-
DAFTAR PUSTAKA
peringkat kepentingan, t. Batasan penilaian
Kendall, K.E. dan Kendall, J.E. 2006. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. Versi Bahasa Indonesia. Edisi Kelima. Jilid I. PT. Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta.
oleh pengguna dari nilai 10 sampai dengan
Muka,
masing kriteria memiliki beberapa elemen penilaian dan persentase bobot berdasarkan
100
yang
paling
tertinggi,
sehingga
kelayakan penilaian bantuan bedah rumah dari pemohon diukur dengan nilai sebagai berikut: 80-100 kategori layak, 60-79 kategori dipertimbangkan dan 0-59 kategori ditolak. 4
KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang sudah
dilakukan dari sistem yang dirancang
I Wayan. 2011. Kembalikan Program Bedah Rumah ke Tujuan Dasar, Artikel, BP Opini. Denpasar
Sprague, Jr., R.H. dan H.J. Watson. 1993. Decision Support System Putting Theory Into Practice. Third Edition. Prentice Hall. New Jersey. Supriana, 2012, Sistem Pendukung Keputusan Dalam Pemilihan Tempat Kost Di Daerah Yogyakarta. Volume 5-No 2. Jurnal Ilmu Komputer. Universitas Udayana