PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI DISIPLIN ILMU Oleh: Ismun Ali Abstrak: prinsip sebagai kebenaran yang bersifat universal (universal trith) yang menjadi sifat dari sesuatu, Apabila dikaitkan dengan pendidikan, maka prinsip pendidikan dapat sebagai kebenaran yang universal sifatnya dan menajdi dasar dalam merumuskan perangkat pendidikan. disiplin ilmu harus senantiasa berpegang kepada prinsipprinsip pendidikan islam yang bersumber dari al-Qur’an, hadist, ijma dan qiyas. Hal itu disebabkan, karean apabila sebuah disiplin ilmu tidak memilki prinsip khsusuya prinsip pendidikan Islam tersebut, maka dikahawatirkan akan terjadinya sekularisasi dan liberalisasi pendidikan.. Pendidikan Islam sebagai disiplin ilmu juga harus senantiasa mampu mengilmiahkan wawasan atau pandangan tentang kependidikan yang terdapat di dalam sumber-sumber pokoknya dengan bantuan dari pendapat para sahabat dan ulama/ilmuwan muslim. Oleh karenanya kita sebagai insan akademika yang terdapat dalam sebuah lembaga pendidikan harus lebih mengoptimalkan daya fikir dan mental untuk menatap pendidikan ke depan yang lebih maju. Kata Kunci: Prinsip-Prinsip, Pendidikan Islam, dan Disiplin Ilmu A. Pendahuluan Sebagaimana kita ketahui bahwa sumber utama pendidikan Islam adalah kitab suci Al-Qur‟an dan sunnah Rasulullah SAW.
Serta pendapat para sahabat dan ulama atau ilmuan muslim sebagai tambahan. Pendidikan Islam sebagai sebauah disiplim ilmu harus membuka mata bahwa keadaan pendidikan yang terjadi saat ini jauh dari apa yang kita harapkan. Kita mengaharapkan bahwa pendidika Islam memberika kontribusi terhadap pendidikan yang terdapat di Indonesia, namun hal tersebut belum terealisaikan dengan maksimal. Salah satu faktor yang menjadi penyebab hal tersebut adalah tidak diterpakanny sebuah prinsip sebagai dasar dalam pendidikan. Pemikiran pendidikan adalah aktivitas pemecahan masalah yang terkait dengan persoalan-persolan yang ikut mempengaruhi proses dan hasil pendidikan. Pemikiran pendidikan dalam Islam lahir akibat dari ideologi Islam yang digambarkan oleh al-Qur‟an dan al-Sunnah serta suasana baru yang muncul dalam dunia Islam. Pemikiran pendidikan Islam cepat membuat respon bagi semua perubahan dan perkembangan itu. Allah dalam pemikiran pendidikan Islam adalah sumber dari segala sumber. Artinya dari kitab al-Qur‟an dapat diketahui citacita, materi dan metode pendidikan Islam sebagai pedoman menjalankan aktivitas pendidikan. Sering kali sebuah prinsip hanya dijadikan sebagai sebuah formalitas saja. Prinsip tidak dijadikan sebagai dasar atau pondasi bagai pencapaian sebuah tujuan. Padahal dalam pencapaian tujuan yang digarapkan dalam pendidikan Islam, keberadaan prinsip-prinsip sangatlah penting dan urgent. Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan mencoba sedikit memaparkan tentanng bagaimana sebuah prisnip-prinsip pendidikan islam sebagai displin ilmu dan bagaiman kontribusinya.
B. Pengertian Prinsip Pendidikan Islam Dalam al-Qur‟an terdapat lafadz-lafadz tarbiyah, ta’lim tazkiyah (pendidikan, pengajaran dan penyucia jiwa) yang menjadi paradigma pendidikan Islam; uswah (keteladanan) yang menjadi metode utama pembentukan pribadi muslim. Riwayat para Rasul dan kisah-kisah lainnya, terutama kisah Lukman alHakim dalam mendidik anaknya, juga dapat dicontohkan untuk menjalankan praktek pendidikan Islam. Al-Qur‟an sebagai dasar, memiliki perbendaharaan yang luas dan besar bagi pengembangan kebudayaan umat manusia. Ia merupakan sumber yang terlengkap, baik dakwah kemasyarakatan (sosial), moral (akhlak), maupun spirtual (kerohanian), serta material (kejasmanian) dan alam semesta. Prinsip berati asas atau kebenaran yang jadi pokok dasar orang berfikir, bertindak dan sebagainya. Menurut Dagobert D. Runes yang di kutip oleh Syamsul Nizar, mengartikan prinsip sebagai kebenaran yang bersifat universal (universal trith) yang menjadi sifat dari sesuatu. Menurut Syed Muhammad Naquib Al-Attas, pendidikan adalah suatu proses penamaan sesuatu ke dalam diri manusia mengacu kepada metode dan sistem penamaan secara bertahap, dan kepada manusia penerima proses dan kandungan pendidikan tersebut. Apabila dikaitkan dengan pendidikan, maka prinsip pendidikan dapat sebagai kebenaran yang universal sifatnya dan menajadi dasar dalam merumuskan perangkat pendidikan. Prinsip pendidikan diambil dari dasar pendidikan, baik berupa agama atau ideologi negara yang dianut. Prinsip pendidikan Islam juga ditegakan di atas dasar yang sama dan berpangkal dari pandangan Islam secara filosofis terhadap jagad raya, manusia, masyarakat, ilmu pengetahuan dan akhlak. Pandangan Islam terhadap
masalah-masalah tersebut, melahirkan berbagai prinsip dalam pendidikan Islam. Dalam rangka yang lebih terperinci, M Yusuf al-Qardawhi memberikan pengertian, bahwa ;“ Pendidikan Islam adalah pendidikan manusiawi seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya. Karena itu, pendidikan Islam menyiapkan manusia hidup dalam keadaan damai maupun perang, dan menyiapkannya untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis dan pahitnya”. Sementara itu, Hasan Langgulung merumuskan “pendidikan Islam sebagai suatu proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal didunia dan memetik hasilnya diakhirat C. Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam Pandangan Islam yang bersifat filosofi terhadap alam jagat, manusia, masyarakat, pengetahuan, dan akhlak, secra jelas tercermin dalam prinsip-prinsip pendidikan Islam. Dalam pembelajaran, pendidik merupakan fasilitator. Ia harus mampu memberdayagunakan beraneka ragam sumber belajar. Dalam memimpin proses pembelajaran, pendidik perlu perlu memperhatikan prinsip-prinsip dalam pendidikan Islam dan senantiasa mempedomaninya, bahkan sejauh mungkin merealisasikannya bersama-sama dengan peserta didik. Adapun yang menjadi prinsip-prinsip pendidikan Islam adalah sebagai berikut: 1. Prinsip Integral dan Seimbang Pendidikan Islam tidak mengenal adanya pemisahan antara sains dan agama. Keduanya harus terintegrasi secara
harmonis. Dalam ajaran Islam, Allah adalah pencipta alam semesta termasuk manusia. Allah pula yang menurunkan hukum-hukum untuk mengelola dan melestarikannya. Hukumhukum mengenai alam fisik disebut sunatullah, sedangkan pedoman hidup dan hukum-hukum untuk kehidupan manusia telah ditentukan pula dalam ajaran agama yang disebut dinullah yang mencakup akidah dan syariah. Dalam ayat Al-Qur‟an yang pertama kali diturunkan, Allah memerintahkan agar mansuia untuk membaca yaitu dalam QS Al-„Alaq ayat-1-5. Dan ditempat lain ditemukan ayat yang menafsirkan perintah membaca tersebut, seperti dalam Firman Allah QS Al-Ankabut: ......... ب َ ا ْت ُل َما أُو ِح َي إِلَ ْي ِ ك ِمهَ ْال ِكتَا Artinya: Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) (QS. Al-Ankabut : 45) Di sini, Allah memberikan penjelasan bahwa AlQur‟an yang harus dibaca. Ia merupakan ayat yang diturunkan Allah (ayat tanziliyah, qur‟aniyah) Selain itu, Allah memerintahkan agar manusia membaca ayat Allah yang berwujud fenomena-fenomena alam (ayat kauniyah, sunatullah), anatara lain, : .............. ض ِ قُ ِل ا ْوظُرُوا َما َذا فِي ال َّس َما َوا ِ ْت َواألر Artinya : “Katakanlah, perhatikanlah apa yang ada dilangit dan dibumi”(QS. Yunus : 101) Dari ayat-ayat di atas dapat dipahami bahwa Allah memerintahkan agar manusia membaca Al-Qur‟an (ayat-ayat quraniyah) dan fenomena alam (ayat kauniyah) tanpa memberikan tekanan terhadap slah satu jenis ayat yang dimaksud. Hal itu berarti bahwa pendidikan Islam harus dilaksanakan secara terpadu (integral)
2. Prinsip Seimbang Pendidikan Islam selalu memperhatikan keseimbangan di antara berbagai aspek yang meliputi keseimbangan antara dunia dan akhirat, antara ilmu dan amal, urusan hubungan dengan Allah dan sesama manusia, hak dan kewajiban. Keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat dalam ajaran Islam harus menjadi perhatian. Rasul diutus Allah untuk mengajar dan mendidik manusia agar mereka dapat meraih kebahagiaan kedua alam itu. implikasinya pendidikan harus senantiasa diarahkan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. hal ini senada dengan FirmanAllah SWT: َّ ك َصيبَكَ ِمهَ ال ُّد ْويَا َ َوا ْبت َِغ فِي َما آتَا َ اآلخ َرةَ َوال تَ ْى َ َّللاُ ال َّد ِ سو ِ ار Artinya: “dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi” (QS. Al-Qashas : 77) Dalam dunia pendidikan, khususunya dalam pembelajaran, pendidik harus memperhatikan keseimbangan dengan menggunakan pendekatan yang relevan. selain mentrasfer ilmu pengetahuan, pendidik perlu mengkondisikan secara bijak dan profesional agar peserta didik dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat di dalam maupun di luar kelas. 3. Prinsip Bagian dari Proses Rububiyah Al-Qur‟an menggambarkan bahwa Allah adalah AlKhaliq, dan Rabb Al-Amin (pemelihara semesta alam). Dalam proses penciptaan alam semesta termasuk manusia. Allah menampakan proses yang memperlihatkan konsistensi dan
keteraturan. Hal demikian kemudian dikenal sebagai aturanaturan yang diterpakan Allah atau disebut Sunnatullah. Sebagaiman Al-Kailani yang dikutip oleh Bukhari Umar dalam bukunya menjelaskan, bahwa peranan manusia dalam pendidikan secara teologis dimungkinkan karena posisinya sebagai makhluk, ciptaan Allah, yang paling sempurna dan dijadikan sebagai khalifatullah fi al-ardh. Sebagai khalifah, manusia juga mengemban fungsi rubbubiyah Allah terhadap alam semesta termasuk diri manusia sendiri. Dengan perimbangan tersebut dapat dikatakan bahwa karakter hakiki pendidikan Isam pada intinya terletak pada fungsi rubbubiyah Allah secara praktis dikuasakan atau diwakilkan kepada manusia. Dengakn kata lain, pendidikan Islam tidak lain adalah keseluruhan proses dan fungsi rubbubiyah Allah terhadap manusia, sejak dari proses penciptaan samspai dewasa dan sempurna. 4. Prinsip Membentuk Manusia yang Seutuhnya Manusia yang menjadi objek pendidikan Islam ialah manusia yang telah tergambar dan terangkum dalam AlQur‟an dan hadist. Potret manusia dalam pendidikan sekuler diserhakan pada orang-orang tertentu dalam msyarakat atau pada seorang individu karena kekuasaanya, yang berarti diserahkan kepada angan-angan seseorang atau sekelompok orang semata. Pendidikan Islam dalam hal ini merupakan usaha untuk mengubah kesempurnaan potensi yang dimiliki oleh peserta didik menjadi kesempurnaan aktual, melalui setiap tahapan hidupnya. Dengan demikian fungsi pendidikan Islam adalah menjaga keutuhan unsur-unsur individual peserta didik dan mengoptimalkan potensinya dalam garis keridhaan Allah. Prinsip ini harus direalisasikan oleh pendidik dalam proses
pembelajaran. Pendidik harus mengembangkan baik kecerdasan intelektual, emosional maupun spiritual secara simultan. 5. Prinsip Selalu Berkaitan dengan Agama Pendidikan Islam sejak awal merupakan salah satu usaha untuk menumbuhkan dan memantapkan kecendrungan tauhid yang telah menjadi fitrah manusia. Agama menjadi petunjuk dan penuntun ke arah itu. Oleh karena itu, pendidikan Islam selalu menyelenggrakan pendidikan agama. Namun, agama di sini lebih kepada fungsinya sebagai sumebr moral nilai. Sesuai dengan ajaran Islam pula, pendidikan Islam bukan hanya mengajarkan ilmu-ilmu sebagai materi, atau keterampilan sebagai kegiatan jasmani semata, melainkan selalu mengaitkan semuanya itu dengan kerangka praktik („amaliyyah) yang bermuatan nilai dan moral. Jadi, pengajaran agama dalam Islam tidak selalu dalam pengertian (ilmu agama) formal, tetapi dalam pengertian esensinya yang bisa saja berada dalam ilmu-ilmu lain yang sering dikategorikan secara tidak proporsional sebagai ilmu sekuler. 6. Prinsip Terbuka Dalam Islam diakui adanya perbedaam manusia. Akan tetapi, perbedaan hakiki ditentukan oleh amal perbuatan manusia (QS, Al-Mulk : 2), atau ketakwaan (QS, Al-Hujrat : 13). oleh karena itu, pendidikan Islam pada dasarnya bersifat terbuka, demokratis, dan universal. menurut Jalaludin yang dikutip oleh Bukhari Umar menjelaskan bahwa keterbukaan pendidikan Islam ditandai dengan kelenturan untuk mengadopsi unsur-unsur positif dar luar, sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakatnya, dengan tetap
menjaga dasar-dasarnya yang original bersumber pada Al-Qur‟an dan Hadist.
(shalih),
yang
telah sejak lama mengenal konsep pendidikan seumur hidup. Konsep ini pula yang diterapakan dalam sistem pendidikan Islam, konsep pendidikan tanpa batas usia.
7. Menjaga Perbedaan Individual Perbedaan individual antara seorang manusia dengan orang lain dikemukakan oleh Al-Qur‟an dan hadist. Sebagai contoh: ْ ض َو ُ َو ِم ْه آيَاتِ ِه َخ ْل ت َ ِاختِالفُ أَ ْل ِسىَتِ ُك ْم َوأَ ْل َواوِ ُك ْم ِإ َّن فِي َذل ٍ ك آليَا ِ ق ال َّس َما َوا ِ ْت َواألر َلِ ْل َعالِ ِميه Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui”. (QS. Ar-Rum : 22) Perbedaan-perbedaan yang dimiliki manusia melahirkan perbedaan tingkah laku karena setiap orang akan berbuat sesuai dengan keadaanya masing-masing. Menurut Asy-Syaibani yang dikutip oleh Prof. Dr. H. Ramayulis menjelaskan bahwa pendidikan Islam sepanjangs sejarahnya telah memlihara perbedaan individual yang dimilki oleh peserta didik. 8. Prinsip Pendidikan Berlangsung Sepanjang Hayat Islam tidak mengenal batas akhir dalam menempuh pendidikan. Hal tersebut mengingat tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan Islam adalah terbentuknya akhlak alkarinah. Pembentukan itu membutuhkan waktu yang panjang, yaitu sepanjang hayat manusia. Pendidikan Islam yang bersumber dari wahyu dan diterapkan oleh Rasulullah SAW
D. Prinsip Pendidikan Islam Sebagai Disiplin Ilmu Sebagai disiplin ilmu, pendidikan islam bertugas pokok mengilmiahkan wawasan atau pandangan tentang kependidikan yang terdapat di dalam sumber-sumber pokoknya dengan bantuan dari pendapat para sahabat dan ulama/ilmuwan muslim. Dunia ilmu pengetahuan yang akademik telah menetapkan normanorma, syarat-syarat dan kriteria-kriteria yang harus dipenuhi oleh suatu ilmu yang ilmiah. Persyaratan keilmuwan yang ditetapkan itu nampak terlihat sekuler, dalam arti bahwa mengilmiahkan suatu pandangan/konsep dalam banyak seginya, yang melibatkan nilai-nilai ke-Tuhanan dipandang tidak rasional, tapi metafisik dan tidak dapat dijadikan dasar pemikiran sistematis dan logis. Nilai-nilai ke-Tuhanan berada di atas nilai keilmiahan dari ilmu pengetahuan. Agama adalah bukan ilmu pengetahuan. Sebagai suatu disiplin ilmu, pendidikan islam merupakan sekumpulan ide-ide dan konsep-konsep intelektual yang tersusun dan diperkuat melalui pengalaman dan pengetahuan. Jadi mengalami dan mengetahui merupakan pengokoh awal dari konseptualisasi itu. Untuk itu Adam diajar nama-nama benda terlebih dahulu sebagai dasar konseptual bagi pembentukan ilmu pengetahuan. Dengan demikian maka ilmu pendidikan islam dapat dibedakan antara ilmu pendidikan teoritis dan ilmu pendidikan praktis. Ada tiga komponen dasar yang harus dibahas dalam teori pendidikan islam yang pada gilirannya dapat dibuktikan
validitasnya dalam operasionalisasi. Tiga komponen dasar itu ialah: 1.
2.
3.
pendidikan islam perlu dikembangkan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam dunia akademik yaitu:
Tujuan pendidikan islam harus dirumuskan dan ditetapkan secara jelas dan sama bagi seluruh umat islam sehingga bersifat universal. Tujuan pendidikan islam adalah azasi karena ia sebegitu jauh menentukan corak metode dan materi pendidikan islam. Tujuan pendidikan islam yang universal itu telah dirumuskan dalam Seminar pendidikan Islam se-Dunia di Islamabad pada tahun 1980 yang disepakati oleh seluruh ulama ahli pendidikan islam dari Negara-negara islam. Metode pendidikan islam yang kita ciptakan harus berfungsi secara efektif dalam proses pencapaian tujuan pendidikan islam itu. Irama gerak yang harmonis antara metode dan tujuan pendidikan dalam proses akan mengalami vakum bila tanpa kehadiran nilai atau idea.
Al-Quran tentang ilmu pengetahuan, tidak membedabedakan antara ilmu pengetahuan agama dan umum. Kedua jenis ilmu pengetahuan itu merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan, karena semua itu adalah merupakan manifestasi dari ilmu pengetahuan yang satu yaitu ilmu pengetahuan Allah. Oleh karena itu dalam islam tidak dikenal adanya ilmu pengetahuan yang religious dan non-religius (sekuler). Pendidikan islam sebagai disiplin ilmu telah mempunyai modal dasar yang potensial untuk dikembangkan sehingga mampu berperan dijantung masyarakat dinamis masa kini dan mendatang. Pendidikan islam saat ini masih berada pada garis marjinal masyarakat, belum memegang peran sentral dalam proses pembudayaan umat manusia dalam arti sepenuhnya. Untuk itu ilmu pendidikan islam yang menjadi pedoman opersionalisasi
1.
2.
3.
4.
Memiliki objek pembahasan yang jelas dan khas pendidikan islami meskipun memerlukan ilmu penunjang dari yang non-Islami. Mempunyai wawasan, pandangan, asumsi, hipotesa, serta teori dalam lingkup kependidikan islami yang bersumberkan ajaran islam. Memiliki metode analisis yang relevan dengan kebutuhan perkembangan ilmu pendidikan yang berdasarkan islam, beserta sistem pendekatan yang seirama dengan cocok keislaman sebagai kultur dan revilasi. Memiliki struktur keilmuan yang sistematis mengandung totalitas yang tersusun dari komponen-komponen yang saling mengembangkan satu sama lain yang menunjukkan kemandiriannya sebagai ilmu yang bulat.
Oleh karena suatu ilmu yang ilmiah harus bertumpu pada adanya teori-teori, maka teori-teori pendidikan islam juga harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a.
Teori harus menetapkan adanya hubungan antara fakta yang ada. b. Teori harus mengembangkan sistem klasifikasi dan struktur dari konsep-konsep. c. Teori harus dapat mengikhtisarkan berbagai fakta. d. Teori harus dapat meramalkan fakta atau kejadian-kejadian
E. Allah sebagai Pendidik (Rabbukum) Sebagai Prinsip Pendidikan Allah SWT sebagai Pendidik Yang Maha Agung. Dalam terminologi al-Qur‟an, Allah disebut “rabb” pendidik. Yang menjadi anak didiknya adalah seluruh alam yaitu malaikat, rasul dan nabi, manusia, jin, hewan dan lainnya. Adapun Rasul yang diciptakan-Nya sebagai penyambung sekaligus menempati kedudukan sebagai utusan Allah dalam meneruskan rangkaian proses pendidikan yakni mendidik seluruh manusia agar menjadi hamba-Nya yang bertaqwa. Isyarat ini mengandung pengertian bahwa dengan ke-Maha Kuasaan-Nya pula Allah memberikan pendidikan kepada manusia yang menjadi utusan-Nya untuk selanjutnya secara langsung disampaikan kepada manusia. Pendidikan Allah kepada manusia mencakup 2 hal: 1. Tarbiyah Khalqiyah (pemelihhharaan eksistensi manusia). Maksud dari pendidikan jenis ini adalah menumbuh kembangkan jasmani manusia sejak masih janin hingga dewasa. Demikian juga kekuatan jiwa dan akalnya mendaaapatkan pemeliharaan Allah. 2. Tarbiyah Dinyyah Tahdhibiyah (pemeliharaan agama dan akhlaqnya). Pendidikan ini dilewatkan melalui Rasul agar menyampaikan wahyu-Nya kepada manusia agar menyempurnakan akan dan membersihkan nafsunya. Allah Maha Pendidik bersifat pemelihara segala sesuatu dan Maha Rahman dan Maha Rahim. Artinya Allah memberi motivasi kepada hamba-Nya agar bersemangat melakukan amal kebaikan dengan hati yang tenang penuh dengan pecaya diri supaya memperoleh ridla-Nya. Allah mendidik manusia dan ini merupakan asa pokok dalam pendidikan Islam yaitu berdasarkan
bersifat pemelihara segala sesuatu dan Maha Rahman dan Maha Rahim. Berdasarkan uraian di atas, maka kedudukan Allah SWT sebagai Pendidik Yang Maha Agung menjadi dasar kajian pemikiran pendidikan Islam. Sebagaimana Tuhan yang bersifat Maha Pencipta, Maha Pemelihara, Maha Mengayomi, Maha Memberi Rezeki, Maha Menjaga Ketertiban sekaligus keharmonisankehidupan alam semesta, maka cakupan kependidikan ilahiyat juga meliputi seluruh ciptaan-Nya. Menurut sementara ahli didik muslim, pendidikan Islam pada hakikatnya merujuk pada konsep tarbiyah yang mencerminkan bahwa pendidikan itu tidak dapat dilepaskan dari aslinya. Pesan-pesan tarbiyah dalam kitab suci al-Qur‟an diantaranya terdapat dalam beberapa ayat berikut ini: Artinya: “Dan Ibrahim telah Mewasiatkan Ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, Maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam". (QS. alBaqarah: 132)
islam merupakan sekumpulan ide-ide dan konsep-konsep intelektual yang tersusun dan diperkuat melalui pengalaman dan pengetahuan. Jadi mengalami dan mengetahui merupakan pengokoh awal dari konseptualisasi itu.
Artinya: “Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa Yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orangorang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).“ (QS. Al-Shura: 13) F. Kesimpulan Dalam terminologi al-Qur‟an, Allah disebut “rabb” pendidik. Yang menjadi anak didiknya adalah seluruh alam yaitu malaikat, rasul, nabi, manusia, jin, hewan dan lainnya, Apabila dikaitkan dengan pendidikan, maka prinsip pendidikan dapat sebagai kebenaran yang universal sifatnya dan menajadi dasar dalam merumuskan perangkat pendidikan. Prinsip pendidikan diambil dari dasar pendidikan, baik berupa agama atau ideologi negara yang dianut. Prinsip pendidikan Islam juga ditegakan di atas dasar yang sama dan berpangkal dari pandangan Islam secara filosofis terhadap jagad raya, manusia, masyarakat, ilmu pengetahuan dan akhlak. secara jelas tercermin dalam prinsipprinsip pendidikan Islam, dalam bidang pembelajaran pendidik merupakan fasilitator. Sebagai suatu disiplin ilmu, pendidikan
DAFTAR PUSTAKA Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2008 Ramayulis dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia, 2009 Arifin, H.M, Kapita Selekta Pendidikan (Islam &Umum), Jakarta: Bumi Aksara, 2000 Ramayulis & Syamsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam (Telaah sistem pendidikan dan pemikiran para tokohnya), Jakarta: Kalam Mulia, 2010 M. Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarya: Pustaka Pelajar, 1996 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1997 A
chmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media, 1992
M. Athiyah al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Alih Bahasa Bustami A. Gani dan Djohar Bahry, Jakarta: Bulan Bintang, 1970