PROSPEK PENGEMBANGAN TANAMAN PINANG

Download Biji pinang telah dimanfaatkan sejak ratusan tahun lalu untuk menyirih atau menginang. Budaya mengonsumsi pinang ditemukan pada masyarakat ...

0 downloads 669 Views 1MB Size
Prospek Tanaman

Pengembangan Pinang

Luas area tanaman pinang di Indonesia pada tahun 2 011 ditaksir 147.890 ha, dengan produksi 69.881 ton dan produktivitas rata-rata 743 kg/ha. Petani umumnya menanam pinang secara tradisional sebagai tanaman batas kebun atau tanaman pagar. Pengolahan buah pinang menjadi biji pinang kering pun masih secara tradisional. Peningkatan produksi dan produktivitas biji pinang akan membuka lapangan kerja di pedesaan serta meningkatkan pendapatan petani dan ekspor.

B

iji pinang telah dimanfaatkan sejak ratusan tahun lalu untuk menyirih atau menginang. Budaya mengonsumsi pinang ditemukan pada masyarakat di Papua, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan, Nanggroe Aceh Darussalam, dan Sumatera Barat. Secara empiris, biji pinang dapat mengatasi berbagai jenis penyakit. Senyawa yang dominan pada biji pinang adalah tanin dan alkaloid. Kandungan tanin sekitar 15% dan alkaloid 0,3-0,6%. Kandungan senyawa fenol pada biji pinang dapat menetralisasi senyawa-senyawa senobiotik pemicu kanker, seperti formalin. Manfaat lainnya adalah untuk mengatur pencernaan dan mencegah kantuk, bahan kosmetik dan pelangsing, bahan baku obat, dan sebagai antidepresi. Daerah

Budi Daya dan Panen Petani secara

umumnya menanam pinang tradisional sebagai tanaman

Sebaran

Pusat penyebaran tanaman pinang di Indonesia berada di Pulau Sumatera. Pada tahun 2011, area tanaman pinang di pulau ini mencapai 95.536 ha, dengan produksi 59.108 ton. Selain di Sumatera, tanaman pinang juga banyak dijumpai di Nusa Tenggara Timur, dengan area 42.388 ha dan produksi biji pinang kering 7.273 ton. Area tanaman pinang di Indonesia meningkat setiap tahun. Pada tahun 2007, area tanaman pinang tercatat 125.609 ha dengan produksi biji pinang kering 56.646 ton. Pada tahun 2011 luas areanya meningkat menjadi 147.890 ha, dengan produksi 69.881 ton.

1 0

Dengan demikian, dalam jangka waktu lima tahun area tanaman pinang bertambah 22.281 ha atau meningkat 3,55% setiap tahun. Tanaman pinang seluruhnya merupakan tanaman perkebunan rakyat. Jumlah keluarga yang terlibat dalam budi daya tanaman pinang mencapai 305.445 KK. Ekspor biji pinang pada tahun 2009 mencapai 197.197 ton dengan nilai US$92,58 juta.

pagar atau pembatas kebun. Pemeliharaan tanaman hanya sebatas membersihkan gulma di sekitar pohon, tanpa pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit. Bahan tanaman diperoleh dari biji tanpa diseleksi. Kebiasaan ini telah berlangsung sejak lama dan belum ada kemajuan teknologi yang berarti. Seiring makin berkembangnya permintaan biji pinang kering dan harga yang makin membaik, perhatian petani dan pemerintah pun makin meningkat pada beberapa tahun terakhir. Pemerintah telah membuat program untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pinang melalui perluasan, rehabilitasi, intensifikasi, dan peremajaan. Untuk menyediakan benih yang berkualitas, dilakukan seleksi blok penghasil tinggi dan seleksi pohon induk sebagai sumber benih bermutu. Di Provinsi Jambi, program penyediaan benih sumber pinang telah dimulai sejak tahun 2011.

Tanaman pinang tumbuh di Kabupaten Tanjung Jabung

antara kelapa dan Barat, Jambi.

Warta

Penelitian

tanaman

dan

lain

di

lahan

Pengembangan

pasang

surut

Pertanian

Selanjutnya melalui penelitian kerja sama dengan Balai Penelitian Tanaman Palma yang berada di Manado akan dilepas varietas unggul lokal pinang asal Jambi. Di Jambi, petani telah menanam pinang dalam bentuk populasi, meskipun masih bercampur dengan tanaman lain seperti kelapa sawit, kelapa, kakao, kopi, pisang, dan tanaman hortikultura lainnya. Panen biji pinang dapat dilakukan setiap bulan setelah buah cukup matang, ditandai dengan berubahnya warna kulit buah dari hijau menjadi kemerahan atau oranye. Buah dipanen dengan menggunakan bambu, yang pada bagian ujungnya diikatkan sabit untuk memotong tandan buah. Buah hasil panen dimasukkan ke dalam karung lalu dibawa pulang ke rumah untuk diproses. Buah pinang dibelah menggunakan alat pemotong tradisional, berupa pisau yang dikombinasikan dengan kayu sebagai tempat dudukan pisau. Setelah dibelah, buah dijemur di atas karung atau tikar selama tiga hari, jika cuaca cerah. Belahan buah pinang yang telah kering lalu dicungkil bijinya dengan alat pencungkil dari besi. Biji pinang kering lalu dijual ke pedagang pengumpul di tingkat desa, atau disimpan sebagai cadangan untuk mencukupi kebutuhan hidup seharihari. Dalam mengolah buah pinang menjadi biji pinang kering, petani menghadapi masalah pada alat pemotong biji pinang. Petani menginginkan alat pemotong buah pinang yang lebih cepat dan aman. Pedagang pengumpul di tingkat desa hingga provinsi belum melakukan perlakuan tambahan untuk meningkatkan mutu biji pinang. Biji pinang yang diekspor sebagian besar (66,20%) termasuk mutu II dan hanya sebagian kecil (23,80%) yang termasuk mutu I. Oleh karena itu, diperlukan perbaikan teknologi pengolahan buah pinang, mulai dari tingkat petani, pedagang pengumpul hingga tingkat eksportir, agar mutu biji pinang meningkat dan

Volume 34 Nomor 1,

2012

Belahan

buah

pinang

kering

dicungkil

harganya lebih tinggi. Pengolahan harus menggunakan teknologi yang lebih baik dan secara mekanis, termasuk pengeringan biji. Harga biji pinang kering di tingkat petani berkisar antara Rp3.000-Rp6.600/kg pada tahun 2000-2009. Di Jambi, pada tahun 2011 harga biji pinang kering berkisar antara Rp7.500- Rp10.000/ kg. Menurut petani, pendapatan dari usaha tani pinang sangat membantu ekonomi keluarga. Biji pinang kering merupakan komoditas ekspor Pulau Sumatera dengan pusat perdagangan di Medan. Provinsi lain yang memproduksi biji pinang untuk ekspor adalah Nusa Tenggara Timur, yang dikirim melalui Surabaya. Biji pinang kering diekspor ke India, Pakistan, dan Bangladesh, dalam bentuk biji pinang belah atau utuh. Pada tahun 2008, volume ekspor pinang mencapai 182.972 ton, dengan nilai ekspor US$106,33 juta. Pada tahun 2009, volume ekspor pinang meningkat menjadi 197.197 ton, tetapi nilainya turun menjadi US$92,58 juta.

bijinya.

Prospek Peningkatan Produksi dan P r o d u kt i vit a s Tanaman pinang di Indonesia masih merupakan komoditas perkebunan sampingan. Oleh karena itu, program pengembangan tanaman pinang cukup melalui peremajaan dan intensifikasi untuk meningkatkan produksi dan produktivitas. Pengolahan biji pinang tidak perlu dilakukan dalam industri, seperti di China dan India, tetapi cukup dengan memberi bantuan mesin pemotong biji pinang kepada petani dan meningkatkan kualitas biji kering dengan memperbaiki proses pengolahan, sehingga dapat bersaing di pasar internasional ( Hengky N o va ri a n to ) . Informasi lebih lanjut hubungi: Balai Penelitian Tanaman Palma Jalan Bethesda Il, Mapanget Kotak Pos 1004 Manado 95001 T e l e p o n : (0431) 812430 F a k s i m i l e : (0431) 812017 E-mail : balitka@litbang. deptan. go. id balitka@indosat. net. id

1 1