RETURN ON ASSETS (ROA) - JURNAL EFEKTIF

Download EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Vol. ... variables Return on Equity (ROE), Return on Assets (ROA), and Net Profit .... tentang pasar mod...

1 downloads 414 Views 116KB Size
efektif Juni 2014Jurnal Bisnis dan EkonomiFeri Citra Febriyanto dan Nurwiyanta

19

Vol. 5, No 1, Juni 2014, 19 - 30

PENGARUH RETURN ON EQUITY (ROE), RETURN ON ASSETS (ROA), DAN NET PROFIT MARGIN (NPM) TERHADAP HARGA SAHAM PADA SEKTOR REAL ESTATE AND PROPERTY DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008 – 2011 Feri Citra Febriyanto [email protected] Nurwiyanta [email protected] Fakultas Ekonomi Universitas Janabadra Yogyakarta ABSTRACT This study aimed to examine the effect of ROE, ROA, and NPM on stock prices in the Indonesia Stock Exchange, especially in real estate companies and property both together (simultan) and individual (partial). This study uses a quantitative approach with multiple linear regression analysis model. The number of samples of real estate companies and property used in this study were 27 companies that meet the criteria of the 48 companies with the observation period 2008 to 2011. The results showed that three variables Return on Equity (ROE), Return on Assets (ROA), and Net Profit Margin NPM) jointly/simultaneous effect on stock prices. While the individual (partial) ROE and ROA has a positive and significant effect on stock prices, the only variable that NPM has a negative and significant effect on stock prices. Keywords: Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM), Stock Prices. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Harga saham sebagai indikator nilai perusahaan berperan untuk menggambarkan keadaan perusahaan. Beaver (1989) mengemukakan bahwa harga saham penting bagi para investor karena mempunyai konsekuensi ekonomi. Perubahan harga saham akan mengubah volume perdagangan serta nilai pasar yang pada akhirnya mengubah kesejahteraan para investor. Menurut Weston dan Bringham (1993:26-27) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham

adalah: proyeksi laba per lembar saham saat diperoleh laba, tingkat risiko dari proyeksi laba, proporsi utang perusahaan terhadap ekuitas, serta kebijakan pembagian dividen. Faktor lain yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham adalah: kendala eksternal seperti kegiatan perekonomian secara umum, pajak dan keadaan bursa saham. Kondisi internal perusahaan, kendala eksternal serta kekuatan penawaran dan permintaan saham di pasar juga dapat mempengaruhi fluktuasi harga saham. Variasi harga saham ditentukan oleh banyak faktor termasuk faktor di atas. Dalam penelitian Murtiningsih (2011:14) Return On

20

efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi

Equity (ROE) dan return on asset (ROA) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, namun Net Profit Margin (NPM) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Sementara dalam penelitian Rinati (2008:10) menunjukkan bahwa net profit margin, return on asset, dan return on equity secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan secara parsial hanya variabel return on asset berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Selanjutnya penelitian Amaliah (2012:10) menunjukkan bahwa net profit margin, return on equity, dan return on asset secara simultan berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan secara parsial ketiga variabel tersebut tidak signifikan berpengaruh terhadap harga saham. Hasil-hasil penelitian terdahulu terhadap ketiga variabel NPM, ROA, dan ROE masih menunjukkan hasil yang kontradiktif satu dengan lainnya. Dengan demikian penelitian ini menguji kembali pengaruh faktor-faktor (ROE, ROA, dan NPM) terhadap harga saham pada perusahaan real estate and property di pasar modal. 2. Perumusan Permasalahan Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: a. Apakah ROE, ROA, dan NPM secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada sektor real estate and property di Bursa Efek Indonesia? b. Di antara ROE, ROA, dan NPM, faktor manakah yang paling dominan berpengaruh terhadap harga saham pada sektor real estate and property di Bursa Efek Indonesia?

Juni 2014

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 1. Pengertian Investasi Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber dana lain yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang (Tandelilin, 2001:3). Investasi juga merupakan pengeluaran pada saat ini dimana hasil yang diharapkan dari pengeluaran itu baru akan diterima lebih dari satu tahun mendatang (Gitosudarmo dan Basri, 1994:145). Sementara pengertian lain menyatakan investasi adalah kegiatan menanamkan modal, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan pada waktunya nanti pemilik modal mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut (Sumantoro, 1990:14). Dari pengertian investasi tersebut dapat dipahami bahwa investasi adalah suatu penanaman modal yang jangka waktu kembalinya dalam jangka panjang. Investasi juga didefinisikan sebagai berikut: investasi merupakan suatu tindakan melepaskan dana saat sekarang yang diharapkan untuk memperoleh arus kas masuk pada waktu yang akan datang selama umur proyek itu. Investasi ini bisa dalam bentuk investasi (1) aktiva nyata (real assets), misalnya pendirian pabrikpabrik, pendirian hotel dan restoran dan lain-lain, (2) aktiva keuangan (financial assets) seperti pembelian surat-surat berharga berupa saham, obligasi, warrant, opsi (Napa dan Mulyadi, 1989:2). Terdapat beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi antara lain (Sumantoro, 1990:15): a. Untuk mendapatkan kehidupan yang layak di masa yang akan datang. Hal ini merupakan hakikat hidup yang senantiasa berupaya meningkatkan

Juni 2014

Feri Citra Febriyanto dan Nurwiyanta

taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatan yang ada sekarang agar tidak berkurang. b. Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan, seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi. c. Menghemat pajak. Di berbagai negara, banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong timbulnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang akan melakukan investasi pada bidangbidang tertentu.

21

modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Dengan demikian pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan (financial market). Dalam financial Market, semua berbentuk hutang dan modal sendiri, baik dana jangka pendek maupun jangka panjang, negotiable ataupun tidak. Sedangkan menurut U TunWai dan Hugh. T. Patrick terdapat 3 pengertian pasar modal yaitu: (Danareksa, 1986 dan Ekonomika FE UI. 1987)

a. Menyimpan uangnya atau membeli emas dan disimpan (hoardings). b. Membeli tanah atau rumah (real estate). c. Meminjamkan uangnya kepada pihak lain atau investasi pada valuta asing. d. Menabung di bank. e. Melakukan investasi langsung pada bidang usaha tertentu. f. Investasi di pasar modal dengan membeli saham, obligasi, atau surat berharga pasar modal yang lain.

a. Definisi luas Pasar modal adalah kebutuhan sistem keuangan yang terorganisir, termasuk bank-bank komersial dan semua perantara di bidang keuangan serta surat-surat berharga jangka panjang dan jangka pendek, primer dan tidak langsung. b. Definisi dalam arti menengah Pasar modal adalah semua pasar yang terorganisir dari lembaga – lembaga yang memperdagangkan warkat-warkat kredit (biasanya yang berjangka waktu lebih dari 1 tahun) termasuk saham, obligasi, pinjaman berjangka, hipotik dan tabungan serta deposito berjangka. c. Definisi dalam arti sempit Pasar modal adalah pasar yang terorganisir yang memperdagangkan saham-saham dan obligasi dengan memakai jasa makelar, komisioner dan underwriter.

2. Pengertian Pasar Modal Banyak para ahli mengemukakan pendapat mengenai pengertian pasar modal, tetapi pada dasarnya pendapatpendapat tersebut mempunyai arah yang sama. Menurut Husnan (1993:1) pasar modal adalah sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun

Dengan adanya pasar modal, maka perusahaan-perusahaan akan lebih mudah memperoleh dana sehingga kegiatan ekonomi di berbagai sektor dapat ditingkatkan. Terjadinya peningkatan kegiatan ekonomi, akan menciptakan dan mengembangkan lapangan kerja yang luas, yang dengan sendirinya dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, sehingga secara langsung

Investor individu ataupun kelompok dapat melakukan investasi dalam berbagai bentuk seperti:

22

efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi

dapat berpengaruh dalam usaha untuk mengurangi pengangguran. Di Indonesia, pengertian pasar modal sebagaimana tertuang di dalam Keputusan Presiden (Kepres) No. 52 tahun 1976 tentang pasar modal disebutkan bahwa pasar modal adalah bursa efek seperti yang dimaksudkan dalam Undang-undang No. 15 Tahun 1952 (Lembaran Negara Tahun 1952 No. 67). Jadi pasar modal adalah bursa-bursa perdagangan di Indonesia yang didirikan untuk perdagangan uang dan efek. Sedangkan bursa adalah gedung atau ruang yang ditetapkan sebagai kantor dan tempat kegiatan perdagangan efek. Lebih lanjut pengertian efek disini adalah setiap saham, obligasi atau bukti lainnya, termasuk sertifikat atau surat pengganti serta bukti sementara dari surat-surat tersebut, bukti keuntungan dan surat-surat jaminan opsi, obligasi atau bukti penyertaan dalam modal atau pinjaman lainnya, serta setiap alat yang lazim dikenal sebagai efek. 3. Faktor-Faktoryang Mempengaruhi Keberhasilan Pasar Modal Pasar modal merupakan pertemuan antara supply dan demand dana jangka panjang yang transferable. Oleh karena itu keberhasilan pembentukan pasar modal dipengaruhi oleh supply dan demand. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pasar modal adalah: a. Supply Sekuritas Faktor ini berarti harus banyak perusahaan yang bersedia menerbitkan sekuritas di pasar modal. Di samping itu pula perusahaan harus memenuhi persyaratan full discloser artinya perusahaan bersedia mengungkapkan kondisinya yang dituntut pasar modal. b. Demand akan Sekuritas Faktor ini berarti bahwa harus terdapat anggota masyarakat yang

Juni 2014

memiliki jumlah dana yang cukup besar untuk digunakan membeli sekuritas-sekuritas yang ditawarkan. Sehubungan dengan faktor ini, maka pendapatan per kapita suatu negara dan distribusi pendapatan mempengaruhi besar kecilnya demand akan sekuritas. c. Kondisi Politik dan Ekonomi Kondisi politik yang stabil akan ikut membantu pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya mempengaruhi supply dan demand akan sekuritas. d. Masalah Hukum dan Peraturan Kebenaran informasi, kecepatan dan kelengkapan informasi sangat penting bagi calon investor (pembeli sekuritas). Oleh sebab itu peraturan yang melindungi pemodal dari informasi yang tidak benar dan menjadi mutlak diperlukan. 4. Harga Saham Harga saham adalah suatu saham yang mempunyai nilai untuk diperjualbelikan di Bursa Efek yang diukur dengan nilai mata uang dimana harga saham tersebut akan ditentukan antara demand dan supply. Harga pasar saham adalah nilai saham yang terjadi akibat diperjualbelikannya saham tersebut oleh emiten (issuingfirm) dan penjamin emisi (underwriter). Jadi harga jual merupakan harga jual merupakan kesepakatan kedua belah pihak (harga yang terbentuk merupakan negotiated price). Selain metode tersebut, terdapat cara lain untuk menentukan harga jual saham di pasar perdana, yaitu competitive bidding. Dimana penerbit saham akan memilih underwriter yang menawarkan harga tertinggi atau membebankan biaya terendah, cateris paribus (Roos dan Westerfield, 1990:44). Banyak sekali faktor yang mempengaruhi harga saham baik itu bersifat fundamental maupun teknikal.

Juni 2014

Feri Citra Febriyanto dan Nurwiyanta

Namun demikian secara sederhana variabilitas harga saham bergantung pada bagaimana earning dan dividend yang terjadi pada suatu perusahaan (Fullerand Farrel, 1987:205). Secara garis besar, faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham adalah sebagai berikut (Arifin, 2007:115): a. Penawaran dan Permintaan Harga saham ditentukan oleh kekuatan pasar, dalam arti tergantung pada permintaan dan penawaran (saham mengalami likuid). Jumlah permintaan dan penawaran akan mencerminkan kekuatan pasar. Jika penawaran lebih besar dari permintaan, pada umumnya kurs harga akan turun. Sebaliknya, jika penawaran lebih kecil dari permintaan, pada umumnya kurs harga akan naik. Kekuatan pasar dapat juga dilihat dari data mengenai sisa beli atau jual. Bagi investor yang memerlukan investasi jangka panjang maupun jangka pendek, perlu memperhatikan apakah sekuritas tersebut diminati atau tidak diminati (Weston, 1992:77). b. Efisiensi Pasar Modal Efisiensi pasar modal merupakan pasar modal yang harga sekuritassekuritasnya mencerminkan semua informasi yang relevan. Efisiensi pasar pada dasarnya meliputi efisiensi internal dan efisiensi eksternal. Efisiensi internal dapat mempengaruhi harga saham, apabila biaya transaksi dalam perdagangan sekuritas semakin rendah maka efisiensi dikaitkan dengan besarnya biaya untuk melakukan pembelian/ penjualan sekuritas. Kemudian efisiensi eksternal yang dapat mempengaruhi harga, ditentukan oleh kecepatan penyesuaian harga sekuritas di pasar modal terhadap informasi baru. Informasi yang ada kemudian diserap oleh investor untuk digunakan dalam menghasilkan keputusan. Keputusan investasi untuk

23

membeli/menjual berdasarkan informasi akan mempengaruhi harga sekuritas (Husnan, 2001: 264). Eugene (1965: 70) menerangkan bahwa efisiensi pasar berdasarkan jenis informasi yang terkandung di dalamnya terbagi ke dalam tiga bentuk atau tingkatan yaitu: 1) Efisiensi pasar lemah 2) Efisiensi pasar setengah kuat 3) Efisiensi pasar yangkuat Weston dan Copeland (1992: 183) mengatakan bahwa secara teori (proyeksi) harga saham juga dipengaruhi oleh tingkat pendapatan tanpa risiko, premi risiko pasar, indeks dari risiko saham, dan tingkat pertumbuhan yang diharapkan. HIPOTESIS Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: H1 : Return On Equity berpengaruh positif terhadap harga saham H2 : Return On Assets berpengaruh positif terhadap harga saham H3: Net Profit Margin berpengaruh negatif terhadap harga saham H4 : Return On Equity, Return On Assets, dan Net Profit Margin secara simultan berpengaruh terhadap harga saham. METODE PENELITIAN 1. Data dan Sampel Penelitian ini menggunakan populasi berupa perusahaan real estate and property tahun 2008-2011. Dari populasi tersebut, penelitian ini akan menggunakan 27 perusahaan dari 48 perusahaan real estate and property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk dijadikan sampel. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling, dengan kriteria meliputi: (1) perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008

24

efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi

sampai tahun 2011, (2) perusahaan memiliki data ROE, ROA, dan NPM dan (3) perusahaan memberikan laporan keuangan secara periodik dari tahun 2008 sampai tahun 2011. 2. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu: a. Variabel dependen Penelitian ini menggunakan variabel dependen harga saham perusahaan real estate and property. Selanjutnya data nilai harga saham dalam penelitian ini diambil dari Indonesian Capital Market Directory. b. Variabel independen Variabel independen dalam pengukuran harga saham adalah sebagai berikut: 1) ROE (Return On Equity) ROE merupakan salah satu rasio profitabilitas yang menggambarkan sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang saham (Yuliastuti, 2009:48). Rasio ROE dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah ekuitas perusahaan. ROE secara eksplisit menghitung kemampuan perusahaan menghasilkan suatu laba bagi pemegang saham biasa, setelah perhitungan laba biaya hutang dan dividen saham preferen (biaya saham preferen). ROE penting bagi investor, sebab ROE merupakan suatu indikator penting untuk menilai prospek perusahaan yaitu melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Dengan demikian, investor akan mengetahui sejauh mana investasi yang akan dilakukan suatu perusahaan yang

Juni 2014

mampu menghasilkan laba yang tinggi, hal ini akan berpengaruh terhadap harga saham. Rumus ROE adalah sebagai berikut:

2) ROA (Return On Assets) ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva (Lestari dan Sugiharto, 2007:196 dalam Rinati, 2008:6) Dengan kata lain, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas assets dalam memperoleh keuntungan bersih. ROA secara eksplisit memperhitungkan kemampuan perusahaan menghasilkan suatu laba bagi pemegang saham biasa setelah memperhitungkan bunga (biaya hutang) dari dividen saham preferen. Selama perusahaan mampu meningkatkan labanya maka setiap hutang akan mengakibatkan naiknya ROA dan menguntungkan bagi pemegang saham biasa. Angka ROA dikatakan baik apabila nilainya lebih besar 2%. Rumus ROA adalah sebagai berikut:

3.

NPM (Net Profit Margin) Rasio ini tergolong dalam rasio profitabiltas. Dimana rasio tersebut adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal saham. Dengan demikian

Juni 2014

Feri Citra Febriyanto dan Nurwiyanta

net profit margin adalah mengukur prosentase setiap nilai penjualan yang tersisa dikurangkan dengan seluruh pengeluaran termasuk pajak (Sartono, 2001:122). Secara matematis untuk menghitung net profit margin adalah:

3. Uji Asumsi Klasik Penelitian ini menggunakan data sekunder. Untuk mendapatkan ketepatan model yang dianalisis, diperlukan pengujian atas beberapa persyaratan asumsi klasik yang mendasari model regresi. Ada beberapa langkah untuk menguji model, antara lain: a. Uji Normalitas Untuk mengetahui normalitas populasi suatu data dapat dilakukan dengan menggunakan analisis grafik. Pada analisis regresi ini, metode yang digunakan adalah grafik histogram dan normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. b. Uji Multikolinieritas Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model ditemukan adanya korelasi antarvariabel independen. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas digunakan tolerance value dan variance inflation factor (VIF). Apabila nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,1 maka tidak terjadi multikolinearitas. c. Uji Heteroskedastisitas Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah terjadi homokesdastisitas. Jika titik-titik yang

25

terbentuk menyebar secara acak baik di atas atau di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokesdastisitas pada model yang digunakan. d. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode (t-1) dalam model regresi. Jika terdapat korelasi maka model tersebut mengalami masalah autokorelasi. Model regresi yang baik adalah model yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi autokorelasi dilakukan dengan membandingkan Durbin Watson statistik dan Durbin Watson tabel. 4. Uji Hipotesis Untuk menjawab hipotesis pada penelitian ini diperlukan uji hipotesis terhadap data yang diperoleh. Dengan diperoleh koefisien pada setiap variabel independen yaitu Return ROE, ROA, dan NPM maka dapat ditunjukkan pengaruh positif atau negatif dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen yaitu harga saham. Uji F (F-test) atau uji koefisien regresi secara simultan digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yang terdiri dari ROE, ROA, dan NPM secara simultan terhadap variabel dependen yaitu harga saham. Cara pengujian uji F diolah dengan soft ware SPSS dan ditunjukkan pada hasil output ANOVA, selain itu juga dapat dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel. Rumus ekonometrinya sebagai berikut: Y = α + b1ROE + b2ROA + b3NPM + e 5. Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) adalah perbandingan antara variasi variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel

26

Juni 2014

efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi

independen secara bersama-sama sebesar nilai koefisien nilai determinasi tersebut. Koefisien determinasi terletak antara nilai 0 sampai 1 dan jika koefisien determinasi sama dengan 0 berarti bahwa variabel dependen tidak dapat ditafsirkan oleh variabel independen. Jika R2 semakin besar atau mendekati 1, maka model akan menjadi semakin tepat, semakin besar n (ukuran sampel) maka nilai R2 cenderung semakin kecil. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil UjiAsumsi Klasik a. Uji Normalitas Dari data hasil uji normalitas menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari variabel pengganggu atau residual adalah sebesar 0,095 dan nilai tersebut lebih besar dari 0,05 atau 5 persen, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini berdistribusi normal. b. Uji Multikolinearitas Tolerance .538 .705 .722

c. Uji Heteroskedastisitas Tabel 2. Hasil Uji Heteroskedastis

Model t Sig. Lnx1 (ROE) -.102 .919 Lnx2 (ROA) .549 .584 Lnx3 (NPM) 1.902 .060 Dari hasil pengujian menggunakan uji park yang dilakukan dengan meregresikan nilai residual (Lnei2) dengan nilai masing-masing variabel independen (Lnx1, Lnx2, dan Lnx3) menunjukan bahwa nilai t hitung dari ketiga variabel lebih kecil dari t tabel pada DF N-2 yaitu dalam penelitian ini pada DF 102 dan Batas Kritis 0,05 dua sisi diperoleh t tabel 1,983. Dari ketiga variabel nilai t hitung < t tabel maka dapat dikatakan tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. d. Uji Autokorelasi Hasil pengujian menunjukkan nilai Durbin–Watson 1,151. Nilai tersebut berada di antara -2 sampai +2. Hal ini berarti tidak ada autokorelasi pada model dalam penelitian ini.

Tabel 1. Hasil Uji Multikolinearitas

Model ROA ROE NPM

nilai toleransi > 0,1 atau 10 persen dan VIF < 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan model regresi tidak mengandung masalah multikolinearitas.

VIF 1.860 1.418 1.385

Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa semua variabel independen yaitu ROE, ROA dan NPM mempunyai

2. Hasil Uji Hipotesis a. Uji F (F-test) Dari hasil pengujian pada Tabel 3 diperoleh F hitung sebesar 13,180

Tabel 3. Hasil Uji F ANOVAb Sum of df Mean Square F Squares RRegression 5436000,173 3 1812000,058 13,180 Residual 1,375E7 100 137478,319 Total 1,918E7 103 Model

1

Sig. ,000a

Juni 2014

27

Feri Citra Febriyanto dan Nurwiyanta

dengan signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 atau 5 persen, nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel (13,180 > 2,695). Dengan demikian hasil uji regresi linear berganda ini menunjukkan bahwa ROE, ROA dan NPM secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Dengan demikian hipotesis H4 yang menyatakan variabel ROE, ROA dan NPM secara simultan mempengaruhi harga saham pada sektor real estate and property di Bursa Efek Indonesia, terdukung. b. Uji t

2) Uji Hipotesis Kedua Hasil pengujian di Tabel 4 diperoleh nilai koefisien ROA positif sebesar 1408,307 dan nilai signifikansi 0,002 kurang dari taraf signifikansi 0,05. Ini berarti bahwa apabila ROA mengalami peningkatan sebesar 1 persen maka harga saham akan naik sebesar 0,002 persen dengan asumsi variabel independen lainnya konstan. Jadi, kesimpulannya yaitu ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Dengan demikian, hipotesis H2 yang menyatakan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap harga saham terdukung secara statistik.

Tabel 4. Hasil Uji t Model

1

(Constant) ROE ROA NPM

Unstandardized Coefficients B Std. Error 60,004 77,185 16,630 5,838 1408,307 445,110 -16,712 14,138

Berdasarkan Tabel 4 diperoleh formulasi regresi linier berganda sebagai berikut: Y = 60,004 + 16,630ROE + 1408,307 ROA – 16,712NPM + e Adapun interprestasi dari formulasi regresi linier berganda tersebut adalah: 1) Uji Hipotesis Pertama Hasil pengujian di Tabel 4 diperoleh nilai koefisien ROE positif sebesar 16,630 dan nilai signifikansi 0,005 kurang dari taraf signifikansi 0,05. Ini berarti bahwa apabila ROE mengalami peningkatan sebesar 1 persen maka harga saham akan naik sebesar 0,005 persen dengan asumsi variabel independen lainnya konstan. Jadi, kesimpulannya ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Dengan demikian, hipotesis H1 yang menyatakan bahwa ROE berpengaruh positif terhadap harga saham terdukung secara statistik.

Standardized Coefficients Beta ,287 ,365 -,118

t

Sig.

,777 2,849 3,164 -1,182

,439 ,005 ,002 ,240

3. Uji Hipotesis Ketiga Hasil pengujian pada Tabel 4 diperoleh nilai koefisien NPM negatif sebesar 16,712 dan nilai signifikansi 0,240 lebih besar dari taraf signifikansi 0,05. Ini berarti bahwa apabila NPM mengalami peningkatan sebesar 1 persen maka harga saham akan turun sebesar 0,240 persen dengan asumsi variabel independen lainnya konstan. Jadi, kesimpulannya yaitu NPM tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Dengan demikian, hipotesis H3 yang menyatakan bahwa NPM berpengaruh negatif terhadap harga saham tidak terdukung secara statistik. 4. Uji Hipotesis Keempat Hasil pengujian yang ditunjukkan pada Tabel 3, diperoleh nilai signifikansi F sebesar 0,000 kurang dari taraf signifikansi 0,05. Jadi, kesimpulannya yaitu ROE, ROA dan NPM secara simultan berpengaruh terhadap harga saham. Dengan demikian, hipotesis H4 yang

28

Juni 2014

efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi

menyatakan bahwa ROE, ROA dan NPM secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham terdukung secara statistik. c. Uji Koefisien Determinasi (R2) Dari Tabel 5 diperoleh nilai R2 sebesar 0,283, berarti koefisien (R2) berada pada angka 0-1, sehingga nilai R2 menunjukkan semakin besar atau mendekati 1, maka model penelitian ini dapat dikatakan tepat (baik). Artinya bahwa besarnya variasi variabel harga saham dapat dijelaskan oleh variasi masing-masing variabel ROE, ROA dan NPM sebesar 0,283 atau 28,3% sedangkan sisanya 0,717 atau 71,7% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model penelitian.

diperoleh nilai t hitung (2,849) > t tabel (1,983), ROA secara parsial diperoleh nilait hitung (3,164) > t tabel (1,983), yang berarti ROE dan ROA secara parsial berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan NPM secara parsial diperoleh nilait hitung (-1,182) < t tabel (1,983) sehingga bisa simpulkan bahwa NPM tidak berpengaruh terhadap harga saham pada sektor reale state and property di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011. Selanjutnya faktor yang paling dominan pengaruh terhadap harga saham adalah variabel ROA. 2. Saran dan Keterbatasan Penelitian Dari penelitian ini ada beberapa keterbatasan yaitu:

Tabel 5. Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb Model 1

R .532a

a.

R Square

Adjusted R Square

.283

.262

Std. Error of theEstimate 370.781

Predictors: (Constant), ROE, ROA, NPM

SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali pengaruh ROE, ROA, dan NPM terhadap harga saham pada sektor real estate and property di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008-2011 dengan objek penelitian sebanyak 27 perusahaan yang diambil secara purposive sampling. Hasil uji F dapat disimpulkan bahwa ROE, ROA, dan NPM secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada sektor real estate and property di Bursa Efek Indonesia periode 2008 -2011. Hasil uji t dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan ROE secara parsial

a. Penelitian ini hanya menggunakan periode pengamatan dari tahun 20082011, oleh karena itu bagi peneliti selanjutnya disarankan menggunakan periode pengamatan yang terbaru dan lebih panjang agar memperoleh hasil yang lebih baik. b. Penelitian selanjutnya diharapkan menambah variabel-variabel lain yang diperkirakan berpengaruh terhadap harga saham, serta menggunakan proksi lain dari penelitian ini. c. Penelitian selanjutnya diharapkan menambah jumlah sampel perusahaan dan tidak terpaku pada perusahaan real estate and property saja.

Juni 2014

Feri Citra Febriyanto dan Nurwiyanta

DAFTAR PUSTAKA Andini,

Miranda. 2011. Pengaruh Earning Per Share, Dividend Per Share, dan Financial Leverage Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Food & Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Dipublikasikan, Universtas Sumatra Utara, Medan.

Anisma, Yuenita. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham Perusahaan Perbankan yang Listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal Sosial Ekonomi Pembangunan, Tahun II No.5, hal: 149-152. Dahlan

Darmadji

Siamat. 2004. Manajemen Lembaga Keuangan. Edisi Keempat. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Tjipto dan Hendry M Fakhruddin. 2001. Pasar Modal di Indonesia. Salemba Emapat. Jakarta.

Fabozzi, Frank J. 2001. Manajemen Investasi. Alih Bahasa oleh Tim Salemba Empat. Edisi 1. Jakarta. Fajarmulya, Novi Eka. 2011. Pengaruh Assets Structure, Sales Growth, Firm Size, Bussiness Risk, dan Kinerja Perusahaan terhadap Kebijakan Utang: Suatu Analisis Struktur Modal. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Universitas Janabadra, Yogyakarta. Gito Sudarmo, Indrio dan Basri. 1992. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE.

Husnan,

29

Suad. 1994. Manajemen Keuangan Teori dan Penetapan (Keputusan Jangka Panjang). Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE.

Jogiyanto. 1998. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE UGM: Yogyakarta. Mulyana, Deden. 2011. Analisis likuiditas Saham serta Pengaruhnya terhadap Harga Saham Perusahaan yang Berada Pada Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Magister Manajemen, Vol. 4 No.1, hal: 77-96. Murwaningsari, Etty. 2008. Pengaruh Volume Perdagangan Saham, Deposito, dan Kurs terhadap IHSG beserta Prediksi IHSG (model Garch dan ARIMA). Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 23 No.2, hal: 178-195. Nobert, Hans. 2006. Analisis Pengaruh Tingkat Bunga, Earning Per Share, Dividend Pay Out Ratio, Return On Assets terhadap Tingkat harga Saham Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Universitas Janabadra, Yogyakarta. Pusparani, Sarah. 2006. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham pada Industri Telekomunikasi dan Transportasi di Bursa Efek Jakarta. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Universitas Janabadra, Yogyakarta. Rinati, Ina. 2008. Pengaruh Net Profit Margin, Return On Assets

30

efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi

(ROA) dan Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham pada Perusahaan yang Tercantum Indeks LQ45. Jurnal Ekonomi dan Manajemen. Universitas Gunadarma. Sutrisno. 2005. Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonisi. James C, Van Horne & Jhon M.wachowicz, JR. Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE Weston

J. Fred. dan Eugene F. Brigham. 2001. DasarDasar Manajemen Keuangan. Erlangga: Jakarta.

Juni 2014

Weston, J. Fred and Brigham, Eugene F. 1993. Managemen Keuangan (Managerial Finance). edisi 7 Jilid 1. Erlangga. Yuliastuti,

Ratna. (2009). FaktorFaktor yang Mempengaruhi Harga Saham pada Sektor Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Universitas Janabadra, Yogyakarta.