SKRINING FITOKIMIA EKSTRAK ETANOL DAUN BENALU KERSEN

Download perhitungam Retension factor (Rf) dibandingkan dengan standar kuersetin. Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak etanol 96% Dend...

0 downloads 480 Views 383KB Size
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Daun Benalu Kersen (Dendrophtoe pentandra L. Miq.) (Nirwana, A.P., Astirin, O.P., Widiyani, T.)

SKRINING FITOKIMIA EKSTRAK ETANOL DAUN BENALU KERSEN (Dendrophtoe pentandra L. Miq.) (Nirwana, A.P.1,2, Astirin, O.P.2,3, Widiyani, T.2,3) 1 Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta 2 Jurusan Biosain Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret 3 Fakultas Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Korespondensi: Ardy Prian Nirwana Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta Jl. Yos Sudarso 338 Surakarta 57155. Telp. (0271) 644958 Fax. (0271) 665023 e-mail: [email protected]

ABSTRAK Dendrophtoe pentandra L. Miq merupakan jenis benalu yang bersifat hemiparasit. Penelitian sebelumnya menyebutkan kandungan kimia yang terdapat dalam ekstrak etil asetat dan metanol benalu Dendrophthoe pentandra L. Miq pada inang tanaman lobi-lobi adalah flavonoid, terpenoid, dan tanin. Flavonoid yang terkandung adalah jenis kuersetin yang merupakan metabolit sekunder yang memiliki efek antikanker. Penelitian ini bertujuan mengetahui kandungan metabolik sekunder daun Dendrophtoe pentandra L. Miq pada inang tanaman kersen. Daun benalu kersen Dendrophtoe pentandra L. Miq diekstraksi menggunakan metode Maserasi dengan pelarut etanol 96%. Kandungan metabolit sekunder diidentifikasi secara kualitatif dengan uji skrining fitokimia. Flavonoid diuji dengan reagen Mg dan HCl, alkaloid diuji dengan reaksi Mayer, saponin diuji dengan reaksi busa, tanin diuji dengan reagen FeCl3, dan terpenoid diuji dengan reagen asam asetat anhidrat dan asam sulfat. Kuersetin yang merupakan turunan flavonoid dapat diketahui dengan uji Kromatografi Lapis Tipis (KLT), pengamatan fase gerak dilakukan pada sinar UV dengan panjang gelombang 366 nm, hasil perhitungam Retension factor (Rf) dibandingkan dengan standar kuersetin. Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak etanol 96% Dendrophtoe pentandra L. Miq pada inang pohon kersen mengandung senyawa metabolit di antaranya adalah flavonoid, alkaloid, terpenoid, tanin, dan saponin serta hasil uji KLT menunjukkan flavonoid yang terkandung termasuk dalam jenis kuersetin. Kata kunci: skrining fitokimia, ekstrak etanol, daun benalu kersen (Dendrophtoe pentandra L. Miq.), kromatografi lapis tipis 1. Pendahuluan tidak hanya menyerang jenis tumbuhan inang Dendrophtoe pentandra merupakan tertentu tetapi juga dapat memarasit berbagai jenis benalu yang masuk dalam suku jenis tumbuhan inang, semak maupun pohon Loranthaceae. Dendrophtoe pentandra (Sunaryo, 2008). ditemukan di daerah hutan, di perkebunan, Tanaman benalu (Dendrophtoe sampai di sekitar pemukiman penduduk. pentandra L. Miq.) yang selama ini sering Penyebarannya terjadi lewat burung pemakan dikenal sebagai parasit pada beberapa inang bijinya. Benalu Dendrophtoe pentandra commit ternyata to user memiliki khasiat yang sama, yaitu 1

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Hasil yang didapat dari skrining mampu menurunkan laju pertumbuhan fitokimia dapat ditegaskan dengan uji penyakit kanker, dikarenakan mengandung Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Karena kuersetin (Sudaryono, 2011). Kuersetin berfungsi sebagai penegasan, maka uji merupakan kandungan utama dari flavonoid KLT hanya dilakukan untuk golonganDendrophthoe pentandra L. Miq. Kuersetin golongan senyawa yang menunjukkan (3,3’,4’,5,7 pentahydroxy flavone) termasuk hasil positif pada skrining fitokimia seperti molekul yang banyak ditemukan di alam. flavonoid. Uji KLT pada tanin dan Kuersetin merupakan glikosida flavonol yang polifenol tidak dilakukan karena tidak termasuk dalam turunan flavonoid, senyawa ditemukan prosedur yang tepat (Harborne, ini merupakan golongan fenol yang memiliki 1996 dalam Marliana et al., 2005). efek pengobatan terhadap kanker. Senyawa Penelitian ini dilakukan untuk kuersetin dapat berfungsi sebagai agen antimengetahui bagaimanakah profil metabolit kanker karena mampu mengaktifkan ekspresi sekunder etanol daun benalu kersen protein p53 dan pada regulasi siklus sel (Dendrophtoe pentandra L. Miq.) secara mampu menghambat enzim tirosin kinase (Lamson et al, 2000; Saifillah, 2011). kualitatif. Sampel yang digunakan pada Kandungan metabolit sekunder skrining fitokimia adalah ekstrak etanol 96% ekstrak daun Dendrophthoe pentandra L. daun benalu kersen Dendrophtoe pentandra Miq pada inang lobi-lobi menggunakan etil L. Miq. Skrining fitokimia yang dilakukan asetat dan metanol tekandung beberapa pada penelitian ini mencakup uji keberadaan senyawa metabolit yang bersifat antikanker beberapa senyawa metabolit sekunder yaitu seperti flavonoid, terpenoid, dan tanin flavonoid, alkaloid, terpenoid, tanin, dan (Fajriah dkk., 2007). Menurut Ikawati (2008) saponin. Hasil positif keberadaan flavonoid akan dilanjutkan dengan uji KLT dengan kandungan kimia yang terdapat dalam benalu menggunakan standar kuersetin. Dendrophthoe pentandra adalah flavonoid, tanin, asam amino, karbohidrat, alkaloid dan saponin. 2. Bahan dan Metode Golongan kimia dalam suatu sampel 2.1. Alat dan bahan penelitian dapat diketahui dengan uji skrining Timbangan analitik, pipa kapiler, pinset, fitokimia (Tomahayu, 2014). Skrining pipet tetes, kolom kromatografi, penyemprot, fitokimia merupakan uji kualitatif kandungan rotary evaporator, plat KLT, oven, tabung senyawa kimia dalam bagian tumbuhan, reaksi, daun benalu kersen (Dendrophthoe terutama kandungan metabolit sekunder yang pentandra L Miq.), etanol 96%, serbuk di antaranya adalah flavonoid, alkaloid, magnesium, HCl 2N, air suling, reagen saponin, tanin, terpenoid dan sebagainya. Mayer, FeCl 10%, kloroform, asam sulfat Skrining fitokimia harus memenuhi beberapa pekat, asam asetat anhidrat, n-butanol, asam persyaratan antara lain sederhana, cepat, asetat, etanol 96%, standar kuersetin, dapat dilakukan dengan peralatan minimal, akuabides, dan kertas saring. bersifat semikuantitatif yaitu memiliki batas kepekaan untuk senyawa yang bersangkutan, 3. Cara Kerja selektif terhadap golongan senyawa yang 3.1. Persiapan Sampel dipelajari (Septyaningsih, 2010). Daun benalu kersen (Dendrophthoe commit to user pentandra L Miq.) disortir dan dibersihkan 2

perpustakaan.uns.ac.id kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari secara tidak langsung dengan cara ditutup dangan kain hitam selama 6 hari. Pengeringan dilanjutkan di dalam inkubator dengan suhu 50oC (Andriyani dkk., 2010). 3.2. Ekstraksi Daun benalu (Dendrophthoe pentandra L. Miq.) dilakukan penggilingan hingga halus dan diayak, selanjutnya ditimbang. Sebanyak 100 g sampel yang telah dihaluskan, dimaserasi dalam 750 ml etanol 96% selama 5 hari sambil diadukaduk. Dilakukan penyaringan dengan kertas saring. Ekstrak yang diperoleh dilakukan pengeringan dengan Rotavapour hingga kental. Hasil ekstrak berwarna kental hitam kehijauan.

digilib.uns.ac.id Identifikasi terpenoid dilakukan dengan cara bahan uji dilarutkan dengan kloroform, setelah itu ditambahkan dengan asam asetat anhidrat sebanyak 0,5 ml, selanjutnya ditambahkan 2 ml asam sulfat pekat melalui dinding tabung. Adanya triterpenoid ditandai dengan terbentuknya cincin kecoklatan atau violet pada perbatasan larutan, sedangkan adanya steroid ditandai dengan terbentuknya cincin biru kehijauan (Padmasari dkk., 2013). 5. Analisis Kromatografi Lapis Tipis Identifikasi senyawa kuersetin pada daun benalu (Dendrophthoe pentandra L Miq.) dengan metode KLT. Ekstrak dilarutkan dengan etanol 96% p.a, ditotolkan sepanjang plat dengan menggunakan pipet mikro, dan pembanding yang dipakai dalam KLT ialah kuersetin, selanjutnya dielusi dengan menggunakan eluen n-butanol, asam asetat, dan air (BAA). Hasil KLT dianginanginkan dan diperiksa di bawah sinar UV pada panjang gelombang 366 nm dengan pereaksi semprot alumunium (III) klorida 5% dalam etanol (Andriani, 2011). Hasil KLT berupa noda atau bercak yang yang berpendar kuning kehijauan pada sinar UV dengan panjang gelombang 366 nm dan teridentifikasi sebagai harga Rf (Retention factor) yang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

4. Analisis skrining fitokimia Identifikasi flavonoid dilakukan dengan cara ditambahkan serbuk Mg dan 2 ml HCl 2N pada 2 mL larutan ektrak. Senyawa flavonoid akan menunjukkan warna jingga sampai merah. Identifikasi Alkaloid dilakukan dengan cara 3 ml larutan ekstrak ditambahkan dengan 1 ml HCl 2N dan 6 ml air suling, kemudian dipanaskan selama 2 menit, didinginkan dan disaring. Filtrat diperiksa dengan pereaksi Mayer terbentuk endapan putih. Identifikasi saponin dilakukan dengan sampel ditambahkan aquades. Kemudian dikocok vertikal selama 10 detik. Hasil uji Rf = positif jika timbul busa stabil selama 10 menit (Harborne, 1987 dalam Sukandar dkk., (Indrowati & Soegihardjo, 2005). 2008). Identifikasi tanin dilakukan dengan 6. Hasil dan Pembahasan cara sebanyak 1 mL larutan ekstrak uji 6.1. Ekstraksi direaksikan dengan FeCl3 10%, adanya tanin Sampel daun benalu kersen ditunjukkan dengan terbentuknya warna biru (Dendrophthoe pentandra L. Miq.) sebanyak tua atau hitam kehijauan. 2 kg mengalami penyusutan menjadi 619 g commit to user (berat kering) setelah dikeringkan dan 3

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

dihaluskan. Penghalusan berguna untuk pentandra L. Miq) digunakan magnesium sebagai pereduksi, reduksi tersebut dilakukan meningkatkan luas permukaan partikel yang dalam suasana asam dengan penambahan kontak dengan pelarut sehingga pelarut dapat HCl. Reduksi dengan magnesium dan asam masuk ke dalam serbuk dan akan klorida pekat menghasilkan warna mengeluarkan zat kimia yang akan kemerahan pada ekstrak tanaman uji bercampur dengan zat penyari sehingga (Seniwaty dkk., 2009). Hal ini menunjukkan proses penyarian dapat berlangsung lebih bahwa pada tanaman benalu kersen efektif (Andriyani dkk., 2010). Dendrophthoe pentandra L. Miq positif Kelebihan metode maserasi adalah mengandung flavonoid. KLT dilakukan pengerjaannya mudah, menghasilkan untuk lebih menegaskan hasil yang didapat rendamen yang cukup tinggi, serta dari skrining fitokimia. KLT hanya kemungkinan rusaknya senyawa kimia yang dilakukan untuk golongan-golongan terkandung dalam bahan dapat dihindari senyawa yang menunjukkan hasil positif karena tidak disertai pemberian panas pada skrining fitokimia seperti flavonoid (Sundari, 2010). Metode ekstraksi maserasi (Harborne, 1996 dalam Marliana et al., menggunakan pelarut etanol 96%. Pelarut 2005). Hasil penelitian menunjukkan nilai etanol 96% mampu melarutkan senyawa Rf dari standar kuersetin dan ekstrak etanol yang bersifat polar juga yang di antaranya daun benalu kersen (Dendrophthoe adalah flavonoid (Koirewa dkk., 2012). pentandra L. Miq) yang sama. Etanol sebagai pelarut memiliki kelebihan di Jarak yang ditempuh senyawa baik antaranya adalah tidak beracun, netral, sampel maupun standar dari titik asal/jarak absorbsinya baik, memerlukan panas yang yang ditempuh pelarut dari titik asal= 0,925 lebih sedikit untuk proses pemekatan, dan dan pada UV tampak keduanya berpendar zat pengganggu yang larut terbatas. kuning kehijauan, hal ini menunjukkan Penggunaan etanol 96% sebagai pelarut bahwa flavonoid yang terkandung dalam menghasilkan ekstrak dengan kadar ekstrak etanol daun benalu kersen flavonoid total lebih banyak dibanding (Dendrophthoe pentandra L. Miq) adalah pelarut etanol 70% dan air (Pine dkk., 2011). jenis kuersetin. Hasil ekstraksi didapatkan rendamen Std Spl Std Spl sebanyak 54,889 gram (8,867% dari berat kering). 6.2. Skrining Fitokimia dan KLT Skrining fitokimia dilakukan untuk mengidentifikasi senyawa yang terkandung dalam ekstrak etanol benalu kersen (Dendrophthoe pentandra L Miq.) secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam benalu kersen (Dendrophthoe pentandra L. Miq) positif mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, terpenoid, tanin, dan saponin. Gambar 1. Hasil Uji KLT Alkaloid dapat tertarik pada pelarut Uji skrining flavonoid pada ekstrak commit to user etanol karena senyawa alkaloid bersifat etanol daun benalu kersen (Dendrophthoe 4

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

polar. Reaksi positif yang terjadi pada uji 7. Kesimpulan Hasil skrining fitokimia ekstrak etanol alkaloid adalah endapan pada pereaksi Mayer daun benalu kersen (Dendrophthoe (Padmasari dkk., 2013). Endapan yang pentandra L Miq.) menunjukkan ekstrak terjadi pada pereaksi Mayer terjadi ikatan mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, kompleks antara kalium dengan alkaloid, terpenoid, tanin, dan saponin. Hasil KLT pada pembuatan pereaksi Mayer, larutan menunjukkan flavonoid yang terkandung merkurium (II) klorida ditambah kalium dalam ekstrak termasuk dalam jenis iodida akan bereaksi membentuk endapan kuersetin. merah merkurium (II) iodida (Marliana et al., 2005). Tanin termasuk dalam golongan fenolik yang mengandung kerangka cincin aromatik DAFTAR PUSTAKA yang mengandung gugus hidroksil (-OH) Andriyani, D., Utami, P I., Dhiani, B A. (Mustikasari & Ariyani, 2008). Perubahan 2010. Penetapan Kadar Tanin Daun warna terjadi ketika penambahan FeCl3 yang Rambutan (Nephelium lappaceum.L ) bereaksi dengan salah satu gugus hidroksil Secara SpektrofotometrI Ultraviolet pada senyawa tanin, penambahan FeCl3 pada Visibel. Pharmacy 07 (02): 1-11. ekstrak uji menghasilkan warna hijau Andriani, A. 2011. Skrining Fitokimia dan kehitaman yang menunjukkan mengandung Uji Penghambatan Aktivitas Alpha senyawa tanin (Dewi dkk., 2013). Glukosidase pada Ekstrak Etanol dari Beberapa Tanaman yang Digunakan Terpenoid keberadaannya didasarkan sebagai Obat Antidiabetes. Skripsi. pada kemampuan senyawa untuk membentuk Fakultas Matematika dan Ilmu warna dengan H2SO4 pekat dalam pelarut Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia. asam asetat anhidrat. Hasil positif terpenoid Dewi, I.D.A.D.Y., Astuti, K.W.1, Warditiani, pada ekstrak ditandai dengan terbentuknya N.K. 2013. Skrining Fitokimia Ekstrak cincin berwarna kecoklatan. Perubahan Etanol 95% Kulit Buah Manggis warna ini disebabkan karena terjadinya reaksi (Garcinia mangostana L.). Skripsi. Fakultas Matematika Dan Ilmu oksidasi pada golongan terpenoid/steroid Pengetahuan Alam Universitas Udayana. melalui pembentukkan ikatan rangkap Bali. terkonjugasi (Dewi dkk., 2013; Tomahayu, Fajriah, S., Darmawan, A., Sundowo A dan 2014). Artanti, N. 2007. Isolasi Senyawa Saponin pada umumnya berada dalam Antioksidan dari Ekstrak Etil Asetat Daun bentuk glikosida sehingga umumnya bersifat Benalu Dendrophthoe pentandra L. Miq yang Tumbuh pada Inang Lobi-Lobi. polar dan merupakan senyawa aktif Jurnal Kimia Indonesia 2 (1): 17-20. permukaan yang dapat menimbulkan busa Indrowati, M & Soegihardjo, C.J. 2005. jika dikocok dalam air. Busa pada uji terjadi Materi Pembelajaran Biologi (Biokimia): karena saponin memiliki gugus polar dan non Deteksi Flavonoid Ekstrak Daun Kluwih polar yang akan membentuk misel. Misel (Artorpus altilis Park.). Bioedukasi 2 (2): terbentuk menyebabkan gugus polar akan 61-64. menghadap ke luar dan gugus nonpolar Ikawati, M., Wibowo, A.E., Navista, S.O.U., & Adelina, R. 2008. Pemanfaatan Benalu menghadap ke dalam dan keadaan inilah Sebagai Agen Antikanker, International yang tampak seperti busa (Padmasari dkk., commit to Seminar user of Indonesia – Malaysia Update 2013) 5

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

2008, Universitas Gadjah Mada dan Benalu (Dendrophthoe pentandra (L) Universiti Sains Malaysia. Miq. ) pada Mus musculus. Jurnal Exacta Lamson, D., Brignall., & Matthew, S.N.D. 9 (1): 1-8. 2000. Antioxidants and cancer III: Sukandar, D., Hermanto, S., & Lestari, E. Quercetin, Alternative Medicine Review 5 2008. Uji Toksisitas Ekstrak Daun Pandan (3): 196-208. Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) Marliana, S. D., Suryanti, V., & Suyono. Dengan Metode Brine Shrimp Lethality 2005. Skrining Fitokimia dan Analisis Test (BSLT). Jurnal Valensi 1 (2): 63-70. Kromatografi Lapis Tipis Sunaryo. 2008. Pemarasitan Benalu KomponenKimia Buah Labu Siam Dendrophthoe pentandra (L.) Miq. pada (Sechium edule Jacq. Swartz.) dalam Tanaman Koleksi Kebun Raya Cibodas, Ekstrak Etanol. Biofarmasi 3 (1): 26-31. Jawa Barat. Bidang Botani, Puslit Biologi Mustikasari, K & Ariyani, D. 2008. Studi – LIP. Jurnal Natur Indonesia 11(1): 4858. Potensi Binjai (Mangifera caesia) dan Sundari, I. 2010. Identifikasi Senyawa Kasturi (Mangifera casturi) Sebagai Dalam Ekstrak Etanol Biji Buah Merah Antidiabetes Melalui Skrining Fitokimia (Pandanus conoideus Lamk.). Skripsi. pada Akar dan Batang. Jurnal Sains dan Fakultas Matematika Dan Ilmu Terapan Kimia 2 (2): 64-73. Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Padmasari, P D., Astuti, K W., Warditiani, N Maret. Surakarta. K. 2013. Skrining Fitokimia Ekstrak Tomahayu, R.T. 2014.Identifikasi Senyawa Etanol 70% Rimpang Bangle (Zingiber Aktif dan Uji Toksisitas Ekstrak Daun purpureum Roxb.). Jurnal Farmasi Binahong (Anredera cordifolia Udayana 2 (4): 1-4. Ten.Steenis) dengan Metode Brine Shrimp Pine, A.T.D., Alam, G. & Attamin., F., 2011, Standardisasi Mutu Ekstrak Daun Gedi Lethality Test (BSLT). Thesis. Universitas (Abelmoschus manihot (L.) Medik) Dan Negeri Gorontalo. Uji Efek Antioksidan dengan Metode DPPH. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin, Makassar. Saifillah, E.S. 2011. Potensi Ekstrak Batang Benalu Randu (Dendropthoe pentandra) Terhadap Penurunan Ekspresi Protein p53 Mutan pada Sel Kanker Serviks (Sel HeLa) secara In Vitro. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Seniwaty., Raihanah., Nugraheni, I K dan Umaningrum, D. 2009. Skrining Fitokimia Dari Alang-Alang (Imperata Cylindrica L.Beauv) dan Lidah Ular (Hedyotis Corymbosa L.Lamk). Sains dan Terapan Kimia 3 (2): 124 – 133. Septyaningsih, D. 2010. Isolasi Dan Identifikasi Komponen Utama Ekstrak Biji Buah Merah (Pandanus conoideus Lamk.). Skripsi. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sebelas Maret. Surakarta Sudaryono, A. 2011. Teratogenitas Senyawa commit to user Flavonoid Dalam Ekstrak Metanol Daun 6