STRATEGI GURU DALAM MENGHADAPI KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 2 SURAKARATA
JURNAL Oleh : BANGUN SETIA BUDI K8410012
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juni 2014
PERSETUJUAN
Jurnal ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta,
Juni 2014
Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. Siti Rochani, M.Pd NIP. 19540213 198003 2 001
Drs.Tentrem Widodo M.Pd NIP. 19491221 197903 1 001
STRATEGI GURU DALAM MENGHADAPI KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 2 SURAKARTA Bangun Setia Budi. K8410012 ABSTRAK Tujuan Penelitian ini adalah (1) Mengetahui strategi guru dalam menerapkan kurikulum 2013 di SMA Negeri 2 Surakarta, (2) Mengetahui bagaimana guru SMA Negeri 2 Surakarta memahami kurikulum 2013. Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Sumber data berasal dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah data verbal yang diperoleh langsung dari wawancara dengan informan yang terdiri dari kepala sekolah, guru, waka kurikulum, siswa, dan observasi langsung ke SMA Negeri 2 Surakarta. Data sekunder yaitu dokumen atau arsip mengenai data guru beserta kompetensinya. Teknik sampling diambil melalui teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam, observasi, dan analisa dokumen. Uji validitas data menggunakan triangulasi data dan triangulasi metode. Analisis data menggunakan teknik Analisis data model interaktif yakni dengan tahapan sebagai berikut : reduksi data, pengumpulan data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Simpulan hasil penelitian yaitu : (1) Persoalan yang dihadapi guru dalam menerapkan kurikulum 2013 adalah kurangnya sosialisasi yang diberikan kepada guru serta belum adanya buku mata pelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013 sebagai sumber belajar, (2) Strategi yang digunakan oleh guru dalam menghadapi penerapan kurikulum 2013 yakni dengan guru bertanya kepada rekan sesama guru terutama dilakukan dalam kegiatan MGMP dengan metode sharing dengan guru lain yang dianggap mampu memberikan informasi yang dibutuhkan, mencari buku referensi yang digunakan sebagai sumber kegiatan pembelajaran, serta mencari informasi dengan browsing dari internet sebagai salah satu bentuk usaha dalam menambah pengetahuan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Strategi yang dilakukan guru merupakan salah satu bentuk belajar mandiri guna menunjang penerapan kurikulum 2013 yang ada di SMA Negeri 2 Surakarta.
Kata Kunci : Strategi guru, Kurikulum 2013
ABSTRACT Purposes of this research are (1) To know the teacher’s strategies in implementing curriculum 2013 in Senior High School 2 Surakarta, (2) to Know how teachers in Senior High School 2 Surakarta understanding curriculum 2013. This research used descriptive qualitative approach with case study research. The types of data used were primary and secondary data. The primary data is the verbal data obtained from interviews with informants consisting of headmaster, vice headmaster, teachers, students, and by observation to Senior High School 2 Surakarta. The secondary data is a document or file on the data of teachers and their competence. The sampling technique in this research was purposive sampling. The techniques of collecting data were indept interview, observation and collecting documentation. The validity of the data used triangulation of data and triangulation method. The technique of analyzing data used interactive model of analysis. The result of research showed that: (1) The problem of teachers in implementing the curriculum 2013 is the lack of socialization given to teachers and there are no books appropriate subjects to the curriculum in 2013 as a source of learning. (2) Teacher’s strategies for the implementation of the curriculum 2013 is to ask fellow teachers, especially in MGMP activities; looking for a reference book as a source of learning activities; and search for information by browsing on the internet. The strategies that undertaken by teachers is one form of self-learning to support the implementation of the curriculum in 2013 at Senior High School 2 Surakarta.
Key words: teacher’s strategy, curriculum 2013.
profesional merupakan. Hal ini diperkuat
PENDAHULUAN Menurut Ahmad Sudrajat (2007),
dengan lahirnya permendiknas No. 16
kompetensi guru merupakan gambaran
Tahun 2007 tentang standar kualifikasi
tentang apa yang seyogyanya dapat
akademik dan kompetensi guru, yang
dilakukan
menjelaskan empat jenis kompetensi
seorang
guru
dalam
melaksanakan pekerjaannya, baik yang
guru
merupakan kegiatan dalam berperilaku
indikator
maupun hasil yang ditujukan. Sedangkan
kompetensi guru tersebut merupakan
menurut Nana Sudjana (2002: 17),
syarat utama bagi seorang guru untuk
kompetensi guru merupakan kemampuan
dapat menjalankan tugasnya dengan
dasar yang harus dimiliki guru. Oleh
baik.
sebab itu dalam meningkatkan hasil
beserta
subkompetensi
esensialnya.
Menurut
Keempat
Syaefudin
(2008:33),
memberi pandangan tentang kompetensi
mengembangkan profesi pada dasarnya
guru
materi
ialah tuntutan dan panggilan untuk selalu
pelajaran. Berdasarkan pendapat tersebut
mencintai, menghargai, menjaga, dan
dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi
meningkatkan tugas dan tanggung jawab
guru yang baik harus mampu menguasai
profesinya. Guru harus sadar bahwa
beberapa kompetensi kaitannya dengan
tugas dan tanggung jawab tidak bisa
keprofesionalan guru. Menurut Undang-
dilaksanakan oleh orang lain, kecuali
Undang Republik Indonesia No. 14
oleh dirinya. Demikian pula dalam
Tahun
melaksanakan
mengajarkan
2005
dinyatakan
bahwa
tugas
tanggung
Saud
belajar siswa, sangat dituntut untuk
dalam
bahwa
dan
dituntut
untuk
kompetensi guru meliputi kompetensi
bersungguh-sungguh,
kepribadian,
pedagogik,
dan
pekerjaan sambilan. Guru juga harus
profesional.
(1)
yang
menyadari bahwa yang dianggap baik
pertama adalah kompetensi kepribadian
dan benar saat ini belum tentu benar
(2)
(3)
pada masa yang akan datang. Oleh
Kompetensi
karena itu, guru dituntut untuk selalu
Kompetensi
Kompetensi
sosial
sosial
Kompetensi
pedagogik (4)
bukan
jawab
sebagai
meningkatkan pengetahuan, kemampuan
dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas
potensi yang mereka miliki menjadi
profesinya. Guru harus peka terhadap
kemampuan yang semakin lama semakin
perubahan-perubahan
terjadi,
meningkat dilihat dari aspek sikap
khususnya dalam bidang pendidikan dan
(afektif), pengetahuan (kognitif), dan
pengajaran, dan pada masyarakat pada
keterampilan (psikomotor). Kemampuan
umumnya. Dunia ilmu pengetahuan tak
ini akan diperlukan oleh siwa tersebut
pernah berhenti tapi selalu memunculkan
dalam
hal-hal baru. Guru harus dapat mengikuti
bermasyarakat, berbangsa dan untuk
perkembangan jaman sehingga lebih
berkontribusi
dahulu mengetahui daripada siswa dan
kehidupan umat manusia. Karena itu
masyarakat pada umumnya. Di sinilah
suatu kegiatan pembelajaran seharusnya
letak
mempunyai
yang
perkembangan
profesi
yang
kehidupannya
dan
pada
arah
untuk
kesejahteraan
yang
menuju
menjadi tugas dan tanggung jawabnya.
pemberdayaan semua potensi siswa agar
Seorang guru juga harus menyesuaikan
dapat
dengan peraturan ataupun pedoman-
diharapkan. Orientasi kurikulum 2013
pedoman yang telah di tetapkan oleh
adalah
pemerintah tercantum dalam kurikulum.
keseimbangan antara kompetensi sikap
Kurikulum merupakan pedoman ataupun
(attitude),
acuan yang harus digunakan oleh guru
pengetahuan
guna
dengan amanat UU No. 20 Tahun 2003
melaksanakan
kegiatan
pembelajaran.
kurikulum
terjadinya
kompetensi
yang
peningkatan
keterampilan
(skill),
(knowledge).
dan
dan
Sejalan
sebagaimana tersurat dalam penjelasan
Kurikulum disahkan
menjadi
oleh
yang
baru
pemerintah 2013.
saja adalah
Berdasarkan
pasal 35 bahwa kompetensi lulusan merupakan lulusan
kualifikasi yang
kemampuan
mencakup
sikap,
Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013,
pengetahuan, dan keterampilan sesuai
proses pembelajaran menurut kurikulum
dengan standar nasional yang telah
2013 adalah suatu proses pendidikan
disepakati.
yang
memberikan
kesempatan
bagi
Menurut Sholeh Hidayat (2013),
siswa agar dapat mengembangkan segala
“pola pembelajaran yang efektif adalah
pola pembelajaran yang didalamnya
bahwa dalam kurikulum 2013 siswa
terjadi interaksi dua arah antara guru dan
diharapkan mampu mencari tahu sendiri
siswa, artinya guru tidak harus selalu
tentang materi pembelajaran dengan
menjadi pihak yang lebih dominan. Pada
guru
pola pembelajaran ini guru tidak boleh
proses penilaian tidak hanya hasil akhir
hanya
pemberi
sebagai satu-satunya pencapaian siswa
informasi tetapi juga bertugas dan
namun proses untuk mencapai hal
bertanggung jawab sebagai pelaksana
tersebut juga digunakan sebagai bahan
yang
penilaian.
berperan
harus
sebaga
sebagai
fasilitator.
Sedangkan
menciptakan
situasi
memimpin,
merangsang
dan
Dalam kurikulum 2013 suatu
menggerakkan
siswa
aktif.
kegiatan pembelajaran berpusat pada
Mengajar bukanlah suatu aktivitas yang
siswa. Persoalan yang kemudian muncul
sekedar
adalah
secara
menyampaikan
informasi
mampukah
guru
beradaptasi
kepada siswa, melainkan suatu proses
dengan metode pembelajaran yang baru
yang menuntut perubahan peran seorang
tersebut
guru. Perubahan dari informator menjadi
menggunakan
pengelola belajar yang bertujuan untuk
yang konvensional (ceramah). Hal ini
membelajarkan siswa agar terlibat secara
juga terjadi di SMA Negeri 2 Surakarta
aktif
dimana sebagaian besar guru masih
sehingga
terjadi
perubahan-
setelah
sekian
metode
pembelajaran
perubahan tingkah laku siswa sesuai
menggunakan
dengan tujuan yang telah ditetapkan”
konvensional yakni metode ceramah
(hlm. 118). Perubahan dalam kurikulum
sedangkan di sekolah tersebut sudah
2013 antara lain adalah perubahan proses
diterapkan kurikulum 2013 untuk kelas
pembelajaran.
pembelajaran
X. Walaupun pendekatan seperti tersebut
bergeser dari siswa diberi tahu menjadi
bukanlah hal baru bagi dunia pendidikan
siswa mencari tahu, dan proses penilaian
di
bergeser dari penilaian berbasis output
implementasinya masih banyak terjadi
menjadi berbasis proses dan output
kendala. Salah satu kompetensi yang
(Sholeh Hidayat, 2013). Sudah jelas
harus di penuhi oleh seorang guru adalah
Proses
metode
lama
Indonesia,
pembelajaran
namun
dalam
kompetensi pedagogik. Menurut Syaiful
pertama kalinya pada tahun ajaran
Sagala (2009), kompetensi pedagogik
2013/2014. Pada tahun pertama ini,
dapat terpenuhi oleh seorang guru salah
SMA Negeri 2 Surakarta menerapkan
satunya adalah guru harus mampu
kurikulum 2013 pada kelas X, baru pada
mengembangkan
Disini
tahun berikutnya direncanakan akan
segala
diterapkan pada kelas XI dan kelas XII
perubahannya harus diimplementasikan
ditahun berikutnya. Kurikulum 2013
oleh guru dalam proses pembelajaran.
yang baru saja disahkan oleh pemerintah
Tetapi tidaklah mudah mengubah praktik
adalah kurikulum yang diperuntukkan
pembelajaran dari kebiasaan lama ke hal
untuk
baru apalagi beserta mind set nya.
(Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional)
Diperlukan waktu yang cukup lama dan
pada
perlu dilakukan secara masal guna
Namun tidak menutup kemungkinan
mempersiapkan
agar
diterapkan pada sekolah non RSBI yang
memenuhi target yang diinginkan. Hal
dianggap mampu untuk menerapkannya.
ini juga salah satu yang diabaikan oleh
SMA Negeri 2 Surakarta adalah salah
pemerintah dalam rencana implementasi
satu sekolah non RSBI yang telah
kurikulum 2013. Penerapan kurikulum
menggunakan kurikulum 2013 pada
2013 masih terkesan kurang persiapan.
tahun pertama pengesahannya.
kurikulum
Sehingga
kurikulum.
2013
dengan
hal
perlu
tersebut
diadakan
sekolah-sekolah
tahun
pertama
bekas
RSBI
penerapannya.
penelitian
SMA Negeri 2 Surakarta pada
tentang bagaimana strategi guru dalam
dasarnya bukanlah sekolah yang secara
menyesuaikan diri dengan perubahan
langsung ditunjuk oleh pemerintah guna
yang ada dalam kurikulum 2013 dengan
menerapkan kurikulum 2013 pada tahun
latar belakang gaya mengajar ceramah.
ini. Hal ini berpengaruh dengan berbagai
HASIL DAN PEMBAHASAN SMA merupakan
Negeri salah
2 satu
persiapan yang harus dilakukan oleh
Surakarta
sekolah kaitannya dengan penerapan
Sekolah
kurikulum tersebut. Akibatnya SMA
Menengah Atas di kota Surakarta yang
Negeri
2
Surakarta
harus
telah menerapkan kurikulum 2013 untuk
mempersiapkan segala sesuatu yang
diperlukan
secara
swadaya
atau
“pengimbasan”. Dalam hal ini terdapat
dilakukan sendiri oleh pihak sekolah.
tiga
Bapak Kepala Sekolah mengungkapkan
Matematika,
bahwa memang pada tahun pertama
Sejarah yang telah mengikuti pelatihan.
penerapan kurikulum 2013 ini segala
Ketiga guru tersebutlah yang bertugas
sesuatu yang diperlukan oleh sekolah
menularkan atau mengimbaskan kepada
harus diusahakan sendiri. Salah satu
guru-guru yang lain.
bentuk
usaha
sekolah
guna
guru
mata
pelajaran
Bahasa
Menurut
Indonesia,
beberapa
informan,
SMA
mengundang narasumber ahli dalam
memiliki persiapan yang belum begitu
kegiatan IHT (In House Training).
matang dalam melaksanakan kurikulum
Dalam
sekolah
2013. Hal ini terlihat dari pemahaman
mendatangkan dua narasumber yakni
guru tentang kurikulum 2013 yang masih
Bapak Drs. Budiyanto, S.Pd, M.Pd yang
sangat minim. Sebagian besar guru kelas
merupakan pengawas sekolah SMA
X yang telah diberikan kepercayaan
Negeri 2 Surakarta dan Bapak Mujapar,
untuk
M.Pd yang merupakan guru SMA
mengaku belum begitu paham tentang
Negeri 3 Surakarta yang telah mengikuti
kurikulum 2013. Hal mendasar yang
TOT
belum
(Training
ini
of
Trainer)
yang
2
dan
mempersiapkan guru adalah dengan
kegiatan
Negeri
yakni
Surakarta
menerapkan
dinilai
kurikulum
dimengerti
guru
2013
tentang
dilaksanakan di Jogja. Kegiatan IHT
kurikulum 2013 adalah implementasi
sendiri sejauh ini baru diadakan satu kali
mengajar di kelas menurut kurikulum
yakni pada tanggal 28 September 2013.
2013. Guru hanya mengerti dalam
Selain dari kegiatan IHT, guru juga
kurikulum 2013 menggunakan metode
mendapat
dari
scientific. Tentang bagaimana metode
kegiatan
scientific itu sendiri juga belum begitu
kegiatan
sumber MGMP.
informasi Melalui
MGMP guru saling bertukar informasi
dipahami
tentang kurikulum 2013. Selain kedua
narasumber
sumber tersebut, Kepala Sekolah juga
kebingungan ketika ditanyakan tentang
menambahkan
inti kurikulum 2013. Hal ini tentu
terdapat
istilah
oleh
guru. juga
Salah
satu
mengalami
menunjukkan bahwa pemahaman guru
relevan dengan hasil penelitian. Pertama
tentang kurikulum 2013 masih sangat
adalah
kurang. Selain itu guru juga masih belum
konstruktivisme. Konsep pembelajaran
begitu memahami tentang pembuatan
konstruktivisme
RPP menurut kurikulum 2013. Menurut
pembelajaran
Ibu Widyastuti memang sudah ada
pemahaman bahwa proses belajar yang
sosialisasi
dilakukan seseorang dalam hal ini guru
tentang
pembuatan
RPP,
konsep
namun sosialisasi yang diberikan juga
merupakan
masih berubah-ubah.
pengetahuan,
pembelajaran
merupakan
yang didasarkan pada
proses
konstruksi
pemahaman
dan
Dalam pelaksanaan kurikulum
pengalaman yang dilakukan oleh orang
2013, guru juga banyak mengeluhkan
tersebut. Dalam penerapan kurikulum
dan mengalami kebingungan tentang
2013,
sistem
2013.
pengalaman baru dalam kehidupannya.
Menurut guru penilain yang harus
Berawal dari hal baru tersebut, sesuai
dilakukan sangatlah banyak. Aspek yang
dengan isi dari teori kontruktivisme
harus dinilai oleh guru tidak hanya nilai
bahwa
tertulis siswa, namun juga karakter dan
tindakan mencipta suatu makna dari apa
sikap siswa yang harus selalu diawasi
yang dipelajari. Teori kontruktivisme
oleh guru satu per satu. Menurut bapak
lebih
Kepala Sekolah, penilain yang harus
kegiatan
dilakukan memang lumayan banyak.
menciptakan
Ada beberapa perubahan tentang sistem
memberi makna pada pengetahuannya
penilaian dari kurikulum sebelumnya.
sesuai dengan pengalamannya. Dalam
penilain
kurikulum
guru
menghadapi
proses
belajar
memahami manusia
suatu
merupakan
belajar
sebagai
membangun
pengetahuan
atau
dengan
menerapkan kurikulum 2013, guru SMA
PEMBAHASAN Dari data yang diperoleh dalam
Negeri
2
Surakarta
memaknai
penelitian mengenai strategi guru dalam
pengalaman baru tersebut sebagai suatu
menghadapi kurikulum 2013 di SMA
hal
Negeri 2 Surakarta digunakan untuk
menggunakan berbagai strategi dalam
menganalisis
menerapkannya. Mengingat penerapan
berbagai
konsep
yang
yang
perlu
dihadapi
dengan
kurikulum 2013 di SMA Negeri 2
pengalaman baru. Guru mengerti bahwa
Surakarta
memiliki
penerapan kurikulum 2013 memiliki
persiapan yang belum begitu matang,
beberapa kendala diantaranya masih
maka guru harus memiliki berbagai
minimnya sosialisasi yang diperoleh
strategi
hal
guru dan belum adanya sumber buku
isi teori
yang sesuai dan dapat digunakan oleh
dipandang
dalam
guru
melaksanakan
tersebut. Sesuai dengan
konstruktivisme bahwa guru secara tidak
guru
langsung
suatu
pembelajaran. Oleh karena itu guru
pengetahuan yakni tentang bagaimana
berusaha menutupi beberapa kekurangan
memilih
tersebut dengan melakaukan berbagai
telah
menciptakan
strategi
yang
tepat
guna
menghadapi kurikulum 2013. Hal ini
dalam
melaksanakan
proses
usaha pribadi.
berawal dari konstruksi pengetahuan
Teori
konstruktivisme
juga
yang diawali dengan adanya pengalaman
memiliki pemahaman tentang bealajar
baru yang dihadapi oleh guru.
yang lebih menekankan pada proses
Dari data penelitian diketahui
daripada hasil. Hasil belajar sebagai
bahwa guru memiliki berbagai strategi
tujuan dinilai penting, tetapi proses yang
guna dapat melaksanakan kurikulum
melibatkan cara dan strategi dalam
2013. Hal yang dilakukan guru guna
belajar juga dinilai penting. Dalam
menunjang
proses belajar, hasil belajar, dan strategi
2013
pelaksanaan
adalah
memperkaya
usaha
kurikukulum guru
dalam
akan
mempengaruhi
tentang
perkembangan tata pikir dan skema
kurikulum 2013. Hal tersebut dilakukan
berpikir seseorang. Sebagai upaya untuk
oleh guru dengan cara bertanya kepada
memperoleh
rekan
pengetahuan,
sesama
referensi
pengetahuan
belajar
guru,
maupun
mencari
dengan
buku
browsing
pemahaman
atau seseorang
“mengkonstruksi”
atau
membangun
berbagai informasi melalui internet.
pemahamannya teradap fenomena yang
Beberapa usaha yang dilakukan guru
ditemui
terebut
pengalaman,
merupakan
hasil
konstruksi
pikiran guru dalam menghadapi suatu
dengan struktur
keyakikan yang dimiliki.
menggunakan kognitif,
dan
Kurikulum
2013
merupakan
pengalaman seumur hidup. Setiap orang
suatu hal baru dalam dunia pendidikan
berkesempatan
Indonesia. Sebagai hal baru, kurikulum
kemampuan dirinya dengan belajar pada
2013
setiap saat dalam perjalanan hidupnya
tentu
membawa
berbagai
mengembangkan
perubahan yang oleh seorang guru harus
sesuai
disikapi dengan baik segala bentuk
kemampuan masing-masing. Dasar dari
perubahan tersebut. Sikap yang baik
pendidikan seumur hidup bertitik tolak
dalam menghadapi suatu perubahan
atas keyakinan, bahwa proses pendidikan
dapat
bagaimana
berlangsung selama manusia hidup, baik
seorang guru melakukan usaha untuk
dalam maupun di luar sekolah. Ide dan
mempersiapkan diri dalam menghadapi
konsep
perubahan
sesuai
memang bukan merupakan suatu hal
dengan konsep belajar seumur hidup,
yang baru. Dalam kenyataan hidup
dimana
pendidikan
sehari-hari dari dahulu sudah dapat
seumur hidup dirumuskan bahwa proses
dilihat bahwa pada hakekatnya orang
pendidikan merupakan
suatu proses
belajar seumur hidup, meskipun dengan
kontinu yang bermula sejak seseorang
cara yang berbeda dan melalui proses
dilahirkan
dunia.
yang tidak sama. Pendeknya tidak ada
Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003
batas usia yang menunjukkan tidak
pasal 13 ayat (1) menyatakan bahwa
mungkinnya dan tidak dapatnya orang
salah satu
jalur pendidikan adalah
belajar (Umar Tirtarahardja, 2005).
pendidikan
in
pendidikan
informal
tercermin
dengan
tersebut.
dalam
Hal
ini
konsep
hingga
meninggal
formal.
Pengertian
bakat,
pendidikan
Definisi
minat,
seumur
konsep
dan
hidup
pendidikan
kegiatan
seumur hidup tersebut telah berusaha
pendidikan yang dilakukan oleh keluarga
diterapkan oleh para guru di SMA
dan
Negeri 2 Surakarta. Dimana dalam usaha
lingkungan
belajar
secara
yaitu
dengan
berbentuk mandiri.
kegiatan
Pendidikan
menerapkan
kurikulum
2013
guru
keluarga termasuk jalur pendidikan luar
senantiasa mempelajari dan berusaha
sekolah
mencari
merupakan
salah
satu
mencerdaskan kehidupan bangsa melalui
berkaitan
berbagai dengan
informasi
yang
implementasi
kurikulum 2013. Memang dalam konsep
cara mencari buku reverensi dan juga
belajar seumur hidup, suatu kegiatan
memanfaatkan akses internet yang ada.
belajar telah dimulai sejak seseorang
Beberapa hal tersebut merupakan suatu
lahir hingga meninggal dunia. Hal ini
bentuk belajar seumur hidup
berarti tidak ada batasan umur bagi
dilakukan oleh guru SMA Negeri 2
seseorang untuk terus belajar. Bagi
Surakarta kaitanya dalam menerapakan
seorang guru yang memang dalam
kurikulum 2013.
menjalankan
profesinya
berhubungan
dengan
selalu berbagai
yang
Pendidikan seumur hidup (life long
education)
digunakan
untuk
perubahan, tentu seorang guru harus
menjelaskan suatu kenyataan, kesadaran,
senantiasa
asas, dan harapan baru bahwa proses dan
memperbaharui
pengetahuannya. Tidak alasan bagi guru
kebutuhan
tersebut merasa puas dengan apa yang
sepanjang hidup manusia. Ini berarti
dimilikinya saat ini, namun segala
manusia dalam hidupnya perlu selalu
bentuk perubahan yang terjadi menuntut
mencari pengetahuan, pengalaman, dan
guru
pemikiran baru apa pun, kapan pun, dan
untuk
selalu
mempelajari
perubahan tersebut. Kaitannya
pendidikan
berlangsung
dimana pun (Suprijanto, 2012). Jika penerapan
dilihat dari pengertian tersebut, maka
kurikulum 2013 di SMA Negeri 2
salah satu bentuk pendidikan seumur
Surakarta, bentuk belajar seumur hidup
hidup adalah pendidikan orang dewasa.
yang dilakukan oleh guru SMA Negeri 2
Dimana
Surakarta
adalah
dirumuskan sebagai suatu proses yang
informasi
sebanyak
berbagai
dengan
sumber.
dengan
mencari
mungkin Guru
dari
senantiasa
pendidikan
orang
dewasa
menumbuhkan keinginan untuk bertanya dan
belajar
secara
berkelanjutan
bertanya dengan rekan sesama guru yang
sepanjang hidup. Menurut Pannen dalam
memang
tentang
Suprijanto (2012:11), “belajar bagi orang
kurikulum 2013. Disamping bertanya
dewasa berhubungan dengan bagaimana
kepada guru lain, sumber informasi lain
mengarahkan diri sendiri untuk bertanya
yang menjadi alternatif adalah dengan
dan mencari jawabannya.” Pendidikan
lebih
mengetahui
orang
dewasa
(andragogy)
berbeda
PENUTUP
dengan pendidikan anak (paedagogy). Pendidikan
anak-anak
setiap
penerapan memerlukan
kurikulum
baru
selalu
dalam bentuk identifikasi dan peniruan,
persiapan
yang
matang.
sedangkan pendidikan orang dewasa
tersebut
berlangsung dalam bentuk pengarahan
sebelum kurikulum tersebut diterapkan.
diri sendiri untuk memecahkan masalah.
Dalam hal ini, SMA Negeri 2 Surakarta
Dalam
berlangsung
Dalam
dilakukan
jauh
kurikulum
dinilai memiliki persiapan yang masih
2013 di SMA Negeri 2 Surakarta, gur
kurang dalam menerapkan kurikulum
dinilai sebagai
yang telah
2013. Dampaknya adalah pemahaman
Dalam
guru tentang kurikulum 2013 yang masih
pengertian pendidikan orang dewasa
kurang dan tentu berimbas pada proses
dinyatakan bahwa pendidikan orang
pelaksanaan
dewasa
Penerapan
mencapai
penerapan
sebaiknya
Persiapan
seorang
kedewasaan.
berlangsung
pengarahan memecahkan
diri
dalam
bentuk
sendiri
untuk
masalah.
Penerapan
kegiatan
pembelajaran.
kurikulum
kegiatan
2013
dalam
pembelajaran
belum
sepenuhnya sesuai dengan apa yang
kurikulum 2013 dinilai sebagai suatu
diharapkan
masalah yang muncul karena kurangnya
Saran yang dapat diberikan antara lain
persiapan yang ada untuk menerapkan
bagi guru sebaiknya diadakan pelatihan
hal tersebut. Sesuai dengan pengertian
rutin bagi guru yang telah maupun yang
pendidikan orang dewasa, guru di SMA
belum
Negeri
dalam upaya meningkatkan kualitas
2
Surakarta
juga
berusaha
dalam
kurikulum
2013.
menerapkan kurikulum
menerapkan konsep tersebut. Dimana
pembelajaran,
guru secara sadar mengarahkan dirinya
apabila
sendiri untuk melakukan berbagai usaha
informasi tentang kurikulum 2013, tidak
guna menunjang pelaksanaan kurikulum
hanya dari bertanya
2013.
melainkan berbagai
alangkah
2013
guru
lebih
menambah
baik
sumber
dan browsing
dapat
juga
mengikuti
seminar
atau
pelatihan-
pelatihan yang ada. Bagi Kepala Sekolah
sebaiknya lebih ditingkatkan lagi bentuk pelatihan terhadap guru yang telah menerapkan kurikulum 2013 sehingga pemahaman guru tentang kurikulum
Sholeh Hidayat. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Sigit
2013 semakin meningkat, sebaiknya untuk kurikulum 2013 dipersiapkan dari sekarang supaya pada saat waktunya menerapkan guru telah memiliki bekal yang cukup dalam penerapan kurikulum 2013. Bagi pemerintah sebaiknya dibuat kebijakan untuk mempersiapkan sekolah yang akan menerapkan kurikulum 2013 pada tahun sebelum sekolah tersebut benar-benar
menerapkan
kurikulum
2013, pemerintah sebaiknya memantau pelaksanaan kurikulum 2013 di sekolahsekolah yang telah menerapkan untuk mengetahui pelaksanaanya. DAFTAR PUSTAKA Udin Syaefudin S. 2008. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: CV Alfabeta Syaiful Sagala. 2009. Kemampuan Profesionalisme Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: CV Alvabeta
Mangun Wardoyo. 2013. Pembelajaran Konstruktivisme. Bandung: CV Alfabeta
Umar Tirtarahardja dan La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Asdi Mahasatya Suprijanto. 2012. Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta: PT Bumi Aksara Akhmad Sudrajat. 2007. Kompetensi Guru dan Peran Kepala Sekolah. http//: www.Akhmad Sudrajat.wordpress.com Nana
Sudjana. 2002. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo
Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya DOKUMEN KURIKULUM 2013. Diperoleh 14 Februari 2014, dari muna.staff.stainsalatiga.ac.id/wp… /2013/03/dokumen-kurikulum2013.pdf UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen. http//: Akhmad Sudrajat. wordpress.com