STRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASI JASA AGRIBISNIS (KOJA) STA PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS PROPINSI JAWA BARAT
SKRIPSI
DEDE PERMANA H34086021
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
RINGKASAN DEDE PERMANA. Strategi Pengembangan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan Kabupaten Ciamis Propinsi Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan LUKMAN M. BAGA) Fungsi dan peran koperasi sebagaimana disebutkan dalam UndangUndang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian adalah membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. Sesuai landasan hukumnya, koperasi telah dianggap sebagai suatu gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai organisasi yang berperan serta untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur. Oleh karena itu, koperasi diyakini dapat menjadi alternatif untuk menyelesaikan persoalan ekonomi sosial Indonesia. Salah satu bagian gerakan koperasi di Indonesia adalah gerakan Koperasi Jasa, Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan merupakan koperasi jasa yang berdiri pada tanggal 20 Juni 2003. Koperasi ini terbentuk karena adanya kebutuhan yang sama diantara para petani untuk bersama-sama meningkatkan kesejahteraan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lingkungan bisnis Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan, menganalisis kesenjangan (gap) kinerja aktual pengurus koperasi pada Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan, menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal apa saja yang menjadi kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) serta peluang (opportunities) dan ancaman (threats) bagi Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan, dan membuat rancangan strategi pengembangan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan dengan pendekatan arsitektur strategi. penelitian ini menggunakan analisis lingkungan bisnis koperasi, analisis kesenjangan, analisis SWOT dan arsitektur strategi. Analisis lingkungan bisnis pada Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) dimulai dari menganalisis lingkungan internal bisnis koperasi yang terdiri dari : manajemen, sumberdaya manusia, keuangan, produksi, pemasaran, sedangkan analisis lingkungan eksternal bisnis koperasi mencakup sejarah, politik, ekonomi, sosial, dan teknologi. Langkah selanjutnya yaitu melakukan analisis kesenjangan (gap analysis) dimana dalam analisis ini terdiri dari beberapa tahapan yaitu melakukan identifikasi pelayanan koperasi Jasa Agribisnis (KOJA), menentukan standar pelayanan, dan kemudian melakukan analisis data. Adapun langkah-langkah dari analisis SWOT yang dilakukan yaitu mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, kemudian melakukan rumusan strategi matrik SWOT. Seluruh strategi yang telah didapat dipetakan kedalam arsitektur strategi dalam bentuk blue print strategy yaitu strategi yang memiliki jadwal waktu agar pelaksanaan dari strategistrategi tersebut dapat berkesinambungan dan mencapai sasaran dalam waktu yang telah ditentukan. Untuk menyusun sebuah arsitektur strategi yang lengkap perlu memperhatikan komponen inti yang merupakan komponen krusial dan komponen pendamping yang merupakan turunan lanjutan komponen inti.
Berdasarkan hasil analisis lingkungan bisnis koperasi, maka secara internal Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) harus memperbaiki sistem manajemen, dan pemasaran serta melakukan kerjasama dengan Pemerintah dan Akademisi untuk mengatasi masalah penelitian dan pengembangan. Secara eksternal, Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) harus mampu beradaptasi dengan kondisi politik dan ekonomi yang ada agar dapat bertahan dalam mengembangkan usahanya serta memperbaiki citra koperasi yang selama ini kurang baik dimata masyarakat serta memanfaatkan pengembangan teknologi untuk memperluas jaringan koperasi. Berdasarkan analisis kesenjangan koperasi, kesenjangan yang terjadi pada Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) bernilai positif (G >0) yaitu sebesar 0,85. Artinya kualitas pelayanan yang diharapkan oleh anggota koperasi lebih tinggi dari pada kualitas pelayanan yang dirasakan. Dengan demikian, pengurus Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) perlu meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan untuk kemajuan koperasi. Berdasarkan hasil analisis SWOT, maka rumusan strategi untuk mengembangkan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) adalah meningkatkan kualitas pelayanan, meningkatkan jumlah anggota koperasi, mencari mitra pemasaran baru, pengembangan jaringan usaha koperasi, bekerjasama dengan pemerintah dan pihak akademisi, menerapkan sistem penghargaan (reward) serta menetapkan Standard Operating Procedure (SOP), memberi masukan pada pemerintah, memperbaiki citra koperasi, dan melakukan konsolidasi internal. Seluruh hasil rumusan strategi tersebut kemudian dipetakan kedalam rancangan arsitektur strategi pengembangan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA). Berdasarkan hasil rancangan arsitektur strategi pengembangan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA), maka untuk mencapai sasaran yang dinginkan koperasi harus melaksanakan program secara bertahap terdiri dari tiga tahapan. Tahap pertama tahun 2011yaitu meningkatkan kualitas pelayanan, menetapkan Standard Operating Procedures (SOP), menerapkan sistem penghargaan (reward), bekerjasama dengan pemerintah dan akademisi, memperbaiki citra koperasi. Tahap kedua tahun 20122013 yaitu mencari mitra pemasaran baru, meningkatkan jumlah anggota koperasi. Tahap ketiga tahun 2014-2015 yaitu pengembangan jaringan usaha koperasi.
STRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASI JASA AGRIBISNIS (KOJA) STA PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS PROPINSI JAWA BARAT
DEDE PERMANA H34086021
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
Judul Skripsi
: Strategi Pengembangan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan Kabupaten Ciamis Propinsi Jawa Barat
Nama
: Dede Permana
NIM
: H34086021
Disetujui, Pembimbing
Ir. Lukman M. Baga, MA.Ec NIP. 19640220 1989 03 1001
Diketahui Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 1984 03 1002
Tanggal Lulus:
PERNYATAAN Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Strategi Pengembangan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan Kabupaten Ciamis Propinsi Jawa Barat” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Agustus 2011
Dede Permana H34086021
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Purwakarta pada tanggal 22 Agustus 1987. Penulis merupakan putra pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Dedi Permana dan Ibunda Siti Atikah. Tingkat pendidikan penulis dimulai dari sekolah dasar di SD Negeri Karang Sari Kalimantan Tengah dan lulus pada tahun 1999. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke lanjutan tingkat pertama di SLTP Negeri 3 Parenggean Kalimantan Tengah dan dapat diselesaikan pada tahun 2002. Pendidikan lanjutan tingkat atas dapat diselesaikan pada tahun 2005 di SLTA Negeri 1 Parenggean Kalimantan Tengah. Penulis diterima di Program Diploma Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas
Pertanian,
Universitas
Padjadjaran
pada
tahun
2005.
Penulis
menyelesaikan pendidikan Diploma III tahun 2008 dan melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi pada Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan Khusus, Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor pada tahun 2008.
KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbil`alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan anugrah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan Khusus Departemen Agribisnis. Skripsi yang ditulis mengambil topik mengenai “Strategi Pengembangan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan Kabupaten Ciamis Propinsi Jawa Barat” penelitian ini dilakukan untuk merumuskan rancangan strategi yang dapat diterapkan pada setiap kelembagaan koperasi. Penulis berharap semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan kita mengenai koperasi, khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Bogor, Agustus 2011 Dede Permana
UCAPAN TERIMAKASIH Penyelesaian skripsi ini juga tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada : 1. Ir. Lukman M. Baga, MA.Ec selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, memberikan bimbingan, masukan, dan arahan dengan sabar didalam menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini. 2. Dr. Ir. Heny K Daryanto, MEc selaku dosen penguji utama pada ujian sidang skripsi. 3. Dra. Yusalina, MSi selaku perwakilan dari komisi akademik pada ujian sidang skripsi. 4. Ir. Popong Nurhayati, MM selaku dosen evaluator pada kolokium yang telah meluangkan waktunya dan memberikan masukan dalam proposal penelitian. 5. Ayahanda tercinta atas didikan yang masih tertanam dalam hati penulis dan Ibunda atas kepercayaanya, segala perhatian, kasih sayang dan do`a restunya yang telah diberikan selama ini. Terima kasih kepada Adik-adik tersayang atas do`anya. 6. Teman hati dan hidupku Rensi Istianti, SPd atas pengertian dan do`anya. 7. Pihak Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan Ciamis Jawa Barat atas waktu, kesempatan, informasi, dan dukungan yang diberikan. 8. Staf dan Pengurus Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan Khusus Departemen Agribisnis IPB yang telah memberikan banyak bantuan dan dukungannya selama ini. 9. Semua rekan-rekan angkatan V (Lima) yang telah memberikan dukungan dan kebersamaan selama ini. 10. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT senantiasa membalas dan memberikan rahmat serta hidayah-Nya. Bogor, Agustus 2011 Dede Permana
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xv I
PENDAHULUAN ............................................................................. 1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1.2 Perumusan Masalah ..................................................................... 1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................
1 1 3 5 5 6
II
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 2.1 Pengertian Koperasi ..................................................................... 2.1.1 Tujuan Koperasi ................................................................. 2.1.2 Landasan Koperasi ............................................................. 2.1.3 Nilai dan Prinsip Koperasi ................................................. 2.1.4 Bentuk Koperasi ................................................................. 2.1.5 Keanggotaan ...................................................................... 2.2 Permodalan .................................................................................. 2.3 Organisasi .................................................................................... 2.4 Konsep Pengembangan Koperasi ................................................. 2.5 Manajemen Koperasi ................................................................... 2.6 Kajian Penelitian Terdahulu...........................................................
7 7 8 9 10 11 12 12 12 13 13 15
III KERANGKA PEMIKIRAN ........................................................... 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ............................................................... 3.1.1 Pengertian Manajemen Strategi ................................................ 3.1.2 Proses Manajemen Strategi ....................................... 3.1.3 Hirarki Strategi ....................................................................... 3.1.4 Model Manajemen Strategi ....................................................... 3.1.5 Formulasi Strategi .................................................................. 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ........................................................
19 19 19 20 22 23 24 32
IV METODE PENELITIAN ............................................................... 4.1 Lokasi dan Waktu ............................................................................... 4.2 Metode Pengambilan Sampel ............................................................ 4.3 Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 4.4 Metode Analisis Data .......................................................... 4.5 Metode Pengolahan Data ................................................................... 4.5.1 Analisis Lingkungan Bisnis Koperasi ....................... 4.5.2 Analisis Kesenjangan (Gap Analysis) ........................ 4.5.3 Analisis SWOT ........................................................................ 4.5.4 Arsitektur Strategi ....................................................................
34 34 34 34 35 35 35 35 39 41
V
VI
VII
GAMBARAN UMUM ............................................................................. 5.1 Letak Geografis Kabupaten Ciamis .................................................. 5.2 Sejarah dan Perkembangan ................................................................ 5.3 Maksud dan Tujuan ........................................................................... 5.4 Struktur Organisasi Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) ................... 5.5 Keanggotaan ....................................................................................... 5.6 Unit Usaha Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan ....................................................................
44 44 44 45 46 47
HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 6.1 Analisis Lingkungan Bisnis Koperasi .............................................. 6.1.1 Analisis Lingkungan Internal Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) .................................. 6.1.2 Analisis Lingkungan Eksternal Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) ................................... 6.2 Analisis kesenjangan Koperasi .................................................... 6.2.1 Identifikasi Pelayanan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) 6.2.2 Penentuan Standar Pelayanan .......................................... 6.2.3 Analisis Data ................................................................... 6.3 Analisis SWOT .......................................................................... 6.3.1 Identifikasi Komponen SWOT ........................................ 6.3.2 Rumusan Strategi Matrik SWOT .................................... 6.4 Arsitektur Strategi ......................................................................
49 49
48
49 51 54 54 54 55 58 58 62 68
KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 79 7.1 Kesimpulan .................................................................................. 79 7.2 Saran ............................................................................................ 80
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 81 LAMPIRAN............................................................................................... 83
DAFTAR TABEL Nomor
Halaman
1. Jumlah Koperasi Di Kabupaten Ciamis 2006-2009 ........................
2
2. Jumlah Kelompok Tani/Petani Binaan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) Maret 2010 ........................................................................
4
3. Komponen Inti dan Pendukung Penyusun Arsitektur Strategi ............ 46 4. Daftar Nama dan Jabatan Karyawan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) ................................................. 47 5. Skor Rata-Rata Tiap Dimensi (X) ................................................. 56 6. Kesenjangan Tiap-Tiap Dimensi (Gi) ........................................... 56 7. Rumusan Strategi Matriks SWOT Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) ................................................... 63 8. Uraian Strategi dan program Kegiatan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) ................................................... 75
DAFTAR GAMBAR Nomor
Halaman
1. Kerangka Analisis Perumusan Strategi dan Agenda Pengembangan Usaha Kecil................................................
24
2. Perencanaan Strategi Dengan Pendekatan Arsitektur Strategi...............
32
3. Kerangka Pemikiran Operasional Strategi Pengembangan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan ....................
33
4. Matriks SWOT .................................................................................
39
5. Struktur Organisasi Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) ....................
47
5. Rancangan Arsitektur Strategi..........................................................
78
DAFTAR LAMPIRAN Nomor
Halaman
1. Kuesioner Penelitian ....................................................................... 83 2. Hasil Pengolahan Data Menggunakan Microsoft Excel 2007 ........ 85 3. Neraca Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan Ciamis Per 31 Desember 2010 ......................................................... 93 4. RAPB Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan
Ciamis Tahun Buku 2009 ........................................................................... 94
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang menganut sistem ekonomi kerakyatan, dimana pengembangan ekonomi kerakyatan sangat identik dengan pengembangan koperasi. Latar belakang sejarah perekonomian nasional menunjukkan bahwa koperasi adalah lembaga yang diciptakan untuk melindungi kaum miskin dan lemah. Koperasi dikembangkan untuk mewujudkan demokrasi ekonomi yaitu pemerataan pendapatan masyarakat melalui pertumbuhan koperasi-koperasi yang sehat. Koperasi digerakkan agar distribusi pemilikan aset dan kesempatan usaha dalam masyarakat diperbaiki secara fungsional. Selain itu, sebagai gerakan yang berperan untuk ikut mempercepat proses kepemilikan modal, karena koperasi muncul sebagai kekuatan penyeimbang terhadap kapitalisme yang tidak terbendung. Fungsi dan peran koperasi sebagaimana disebutkan dalam UndangUndang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian adalah membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. Tentu saja dalam konteks pembangunan fungsi dan peran koperasi itu tidak lain ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota koperasi dan masyarakat lokal. Sementara itu, dengan adanya kebijakan otonomi daerah maka terbuka peluang bagi pemberdayaan koperasi secara lebih baik, sehingga sebutan koperasi sebagai penggerak ekonomi rakyat di daerah diharapkan benar-benar akan terwujud. Bilamana fungsi dan peran koperasi yang dicita-citakan pada satu sisi dan pemberdayaan koperasi melalui kebijakan otonomi daerah terlaksana dengan tepat pada sisi lainnya maka akan ada sinergi dimana koperasi memberikan kontribusi besar dalam pembangunan. Sesuai landasan hukumnya, koperasi telah dianggap sebagai suatu gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai organisasi yang berperan serta untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur. Oleh karena itu, koperasi diyakini dapat menjadi alternatif untuk menyelesaikan persoalan ekonomi sosial Indonesia. Sampai saat ini gerakan koperasi di Indonesia masih lebih dominan sebagai gerakan moral dibandingkan
sebagai gerakan ekonomi yang mampu meningkatkan kesejahteraan ekonomi para anggotanya. Keberadaan koperasi di Indonesia sebagai organisasi ekonomi rakyat mengalami peningkatan dari segi jumlah unit koperasi maupun dari segi jumlah anggota koperasi. Berdasarkan data statistik Departemen Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM)
pada tahun 2008 jumlah koperasi telah mencapai
155.301 unit dan yang aktif mencapai 108.966 unit (70 persen). Jumlah anggota mencapai 26.814.780 orang. Jumlah modal sendiri mencapai 21,97 triliun rupiah, modal luar 24,69 triliun rupiah, volume usaha mencapai 62,25 triliun rupiah dan SHU yang mencapai 4,28 triliun rupiah. Salah satu bagian gerakan koperasi di Indonesia adalah gerakan koperasi jasa, dimana koperasi ini terbentuk karena adanya kebutuhan yang sama diantara para petani untuk bersama-sama meningkatkan tingkat kesejahteraan. Menurut data statistik pemeringkatan koperasi oleh Departemen Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) pada tahun 2009 Propinsi Jawa Barat berada di peringkat kedua jumlah koperasi kategori baik yaitu sebanyak 2.004 koperasi, dimana untuk peringkat pertama di duduki oleh propinsi Jawa Tengah dengan jumlah koperasi 2.064 koperasi. Di Jawa Barat terdapat beberapa kabupaten dan kota yang memiliki koperasi kategori baik yaitu Kota Cirebon di posisi pertama dengan jumlah koperasi sebanyak 151 koperasi, sedangkan Kabupaten Ciamis berada di posisi kedua dengan jumlah koperasi sebanyak 146 koperasi. Perkembangan koperasi di Kabupaten Ciamis sendiri menurut data statistik Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Propinsi Jawa Barat pada tahun 2006 hingga 2009 selalu mengalami penurunan setiap tahunnya. Data jumlah koperasi di Kabupaten Ciamis dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah Koperasi di Kabupaten Ciamis 2006-2009 Jumlah koperasi (Unit) No Tahun Aktif Tidak aktif 1 2006 491 335 2 2007 614 186 3 2008 602 186 4 2009 580 185 Sumber : Dinas Koperasi dan UKM Jawa Barat 2009 (diolah)
Total
826 800 788 765
2
Sehingga sangatlah penting bila melakukan penelitian mengenai strategi pengembangan koperasi ini khususnya Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan yang merupakan salah satu koperasi yang berada di Kabupaten Ciamis. 1.2 Perumusan Masalah Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan adalah koperasi jasa yang berada di Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis yang didirikan pada tanggal 20 Juni 2003 dengan Badan Hukum No: 11/188.5/BH/KUKM/VI/2003. Kehadiran Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan seharusnya dapat menjadikan gerakan koperasi di Indonesia menjadi lebih hidup karena mempunyai sumberdaya yang baik. Selain itu, binaan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan juga cukup banyak yaitu membina kelompok tani di dua Kecamatan, terdiri dari Kecamatan Panumbangan, dan Sukamantri serta mempunyai wilayah kerja dalam wilayah Kabupaten Ciamis meliputi enam Kecamatan yaitu: Kecamatan Panjalu, Kecamatan Cihaurbeuti, Kecamatan Kawali, Kecamatan Lumbung, Kecamatan Sindangkasih, Kecamatan Cikoneng. Namun, pada perjalanannya koperasi ini mengalami mati suri pada tahun 2006 hingga 2009, tetapi pada awal tahun 2010 koperasi dihidupkan kembali berdasarkan inisiatif para anggota yang merasa bahwa keberadaan koperasi tersebut sangatlah penting bagi kelangsungan kesejahteraan anggotanya dan masyarakat. Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan merupakan koperasi yang bergerak di bidang jasa, unit usaha yang dilakukan yaitu usaha budidaya pertanian hortikultura, dan usaha simpan pinjam. Dalam menjalankan usahanya Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan dihadapkan pada kendala berupa kelemahan dan ancaman yang ditimbulkan oleh faktor-faktor lingkungan baik itu internal maupun eksternal. Bila ditinjau dari sumberdaya yang dimiliki oleh Koperasi Jasa Agribisnis berupa petani atau kelompok tani binaan sangatlah besar dan berdasarkan potensi yang ada seharusnya Koperasi Jasa Agribisnis dapat berkembang secara optimal dalam mensejahterakan anggotanya. Data jumlah petani atau kelompok tani binaan Maret 2010 dapat dilihat pada Tabel 2.
3
Tabel 2. Jumlah Kelompok Tani Binaan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) Maret2010 Jumlah Anggota Luas Lahan No. Nama Kelompok Tani (Orang) (Ha) Cinta mekar 24 7,11 1 Daya hurip 42 3,84 2 Yudasari 30 12,51 3 Karangsari 28 13,3 4 Wibawa mukti 5 5 5 Wibawa mukti VIII 12 10 6 Tenggeraharja 15 4,65 7 Kapeta 10 3,98 8 Kapeta II 20 7,97 9 25 12,59 10 Baktijayatani 20 7,9 11 Karya mukti V 15 5,39 12 Giri lestari 10 3,5 13 Sawargi 6 3,2 14 Gaya mekar II 8 3 15 Rindu jaya 5 2,9 16 Mekar herang 1 0,3 17 Mulya jaya II 2 0,4 18 Mulya jaya I 6 3,7 19 Tani mekar 6 2,57 20 Karya mukti 5 2,09 21 Sindang mulya 5 2 22 Sugih mukti 8 4,51 23 Mulya sari II 59 23,86 24 Karya mukti Total 367 146,27 Sumber : Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan Maret 2010 (diolah)
Kenyataan yang ada saat ini perkembangan koperasi belum mengalami perkembangan yang signifikan, hal ini dapat dilihat dari total passiva koperasi yang cenderung menurun. Pada tahun 2009 total passiva koperasi sebesar Rp 428.715.674 turun menjadi Rp 359.002.203 pada tahun 2010 sehingga memerlukan suatu rancangan strategi untuk mengembangkan koperasinya. Selain itu, permasalahan yang sering dihadapi oleh Koperasi Jasa Agribisnis adalah partisipasi anggota yang rendah, dan lingkungan bisnis yang kurang sehat sehingga berdampak pada perkembangan koperasi. Oleh karena itu, perumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini yaitu :
4
1. Bagaimana memperbaiki lingkungan bisnis sehingga Koperasi Jasa Agribisnis
(KOJA)
STA
Panumbangan
dapat
mengembangkan
organisasinya? 2. Bagaimana kinerja aktual pengurus Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan? 3. Faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal apa saja yang menjadi kekuatan
(strengths)
dan kelemahan
(weaknesses) serta
peluang
(opportunities) dan ancaman (threats) bagi Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan? 4. Bagaimana rancangan strategi pengembangan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan dengan pendekatan arsitektur strategi? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Menganalisis lingkungan bisnis Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan. 2. Menganalisis kesenjangan (gap) kinerja aktual pengurus koperasi pada Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan. 3. Menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal apa saja yang menjadi kekuatan
(strengths)
dan kelemahan
(weaknesses) serta
peluang
(opportunities) dan ancaman (threats) bagi Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan. 4. Membuat rancangan strategi pengembangan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan dengan pendekatan arsitektur strategi. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Sebagai referensi dan masukan untuk Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA
Panumbangan
untuk
mengambil
keputusan
dalam
rangka
menyelesaikan permasalahan internal dan eksternal organisasinya.
5
2. Sebagai bahan kajian dan studi pustaka bagi pihak-pihak yang berminat dalam bidang koperasi dan kelembagaan agribisnis dan sebagai sarana pengembangan
ilmu
pengetahuan
dan
wawasan
peneliti
serta
menerapkannya dalam kehidupan masyarakat. 1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Ruang lingkup dan batasan dalam pembahasan penelitian ini yaitu meliputi bidang strategi pengembangan dan analisis yang dilakukan hanya sampai formulasi strategi tidak sampai pada tahap implimentasi dan evaluasi serta pengembangan yang dilakukan meliputi lembaga dan usaha yang dilakukan, yaitu usaha budidaya pertanian dan usaha simpan pinjam.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Koperasi Kata koperasi berasal dari bahasa latin Cooperatio yang berarti kerjasama atau bekerja sama. Dalam ilmu ekonomi koperasi adalah perkumpulan yang memungkinkan beberapa orang, dan atau badan hukum bekerjasama atas dasar sukarela melaksanakan pekerjaan untuk memperbaiki kehidupan anggotanya. Koperasi diartikan sangat beragam oleh para ahli, secara umum pengertian koperasi tidak terlepas dari asas, landasan, tujuan, dan prinsip-prinsip koperasi. Oleh karena itu, pengertian koperasi jadi sangat penting agar setiap individu memiliki pemahaman yang baik tentang lembaga koperasi. Berikut ini adalah pengertian koperasi : 1. “Koperasi adalah suatu perserikatan dengan tujuan berusaha bersama yang terdiri atas mereka yang lemah dan di usahakan selalu dengan semangat tidak memikirkan diri sendiri sedemikian rupa, sehingga masing-masing sanggup menjalankan kewajibannya sebagai anggota dan mendapat imbalan sebanding dengan pemanfaatan mereka terhadap organisasi.” (Dr. Fay dalam Hendrojogi, 2004) 2. “Koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka, melalui pembentukan melalui sebuah perusahaan yang dikelola secara demokratis” (Baswir,1997) 3. “Koperasi didirikan sebagai persekutuan kaum yang lemah untuk membela keperluan hidupnya. Mencapai keperluan dengan ongkos yang semurahmurahnya, itulah yang dituju. Pada koperasi didahulukan keperluan bersama, bukan keuntungan” (Hatta, 1954) 4. “Koperasi adalah adalah perkumpulan otonom dari orang-orang yang bergabung secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial dan budaya mereka yang sama melalui perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara demokratis” (ICA dalam Hendrojogi, 2004) 5. “Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
7
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas dasar asas kekeluargaan”(UU No.25 Tahun 1992 Pasal 1) 6. “Koperasi adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan” (UU No.12 Tahun 1967) Apabila dilihat dari berbagai pengertian koperasi tersebut, pengertian koperasi menurut UU No.25 Tahun 1992 Pasal 1 memiliki perbedaan pengertian dengan pengertian koperasi lainya. Pengertian koperasi menurut UU No.25 Tahun 1992 Pasal 1 kurang sesuai dengan dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai koperasi, karena koperasi diartikan sebagai suatu badan usaha. Pada dasarnya koperasi bukanlah suatu badan usaha, akan tetapi yang memiliki badan usaha atau dengan kata lain badan usaha yaitu merupakan bagian dari koperasi. Perbedaan pengertian koperasi tersebut menyebabkan koperasi kehilangan arah dan tujuannya bahkan tidak sesuai dengan jati diri dan koridor koperasi sehingga koperasi di Indonesia belum berkembang maksimal. 2.1.1 Tujuan Koperasi Tujuan utama pendirian suatu koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi para anggota. Koperasi memperjuangkan kesejahteraan ekonomi anggotanya berpegang pada asas dan prinsip-prinsip koperasi, oleh karena itu kegiatan koperasi diharapkan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Lebih dari itu, karena perjuangan koperasi biasa terjalin dalam suatu gerakan tertentu yang bersifat nasional, tidak jarang keberadaan koperasi juga dimaksudkan untuk pembangunan suatu tatanan perekonomian tertentu. Dalam UU No.25 Tahun 1992 Pasal 3 menyebutkan tentang koperasi Indonesia, bahwa tujuan koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Berdasarkan undang-undang tersebut dapat diketahui secara jelas bahwa tujuan
8
koperasi Indonesia dalam garis besarnya meliputi tiga hal utama. Pertama memajukan
kesejahteraan
anggotanya,
Kedua
memajukan
kesejahteraan
masyarakat, Ketiga turut serta membangun tatanan perokonomian nasional. Berdasarkan tujuan tersebut, koperasi mendapatkan kedudukan yang terhormat dalam perekonomian Indonesia dan koperasi tidak hanya satu-satunya bentuk lembaga ekonomi sosial yang secara konstitusional dinyatakan sesuai dengan tatanan perokonomian yang akan dibangun oleh bangsa, tetapi juga dinyatakan sebagai sokoguru perekonomian nasional. 2.1.2 Landasan Koperasi Landasan koperasi Indonesia adalah pedoman didalam menentukan arah, tujuan, peran, dan kedudukan koperasi terhadap pelaku-pelaku ekonomi lainya, hal ini seperti yang tercantum dalam UU No.25 tahun 1992 tentang pokok-pokok perkoperasian, koperasi memiliki landasan sebagai berikut: 1. Landasan Idil Sejalan dengan UU No.25 Tahun 1992, landasan Idil koperasi Indonesia adalah Pancasila, hal ini karena Pancasila adalah pandangan hidup dan ideologi bangsa Indonesia selain itu Pancasila juga merupakan jiwa serta semangat bangsa Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dan merupakan nilai budi luhur yang ingin diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat. 2. Landasan Struktural Mengacu pada UU No.25 tahun 1992, landasan struktural koperasi Indonesia adalah Undang-Undang Dasar 1945. Dalam UUD 1945 terdapat berbagai ketentuan-ketentuan yang mengatur berbagai aspek kehidupan bernegara. Sebagai salah satu bentuk organisasi ekonomi yang hidup di Indonesia maka penempatan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan struktural adalah sesuatu yang wajar. 3. Landasan Operasional Landasan operasional koperasi Indonesia adalah : a) Pasal 33 UUD 1945 dan penjelasannya
9
b) Undang-Undang No. 12 tahun 1967 dan Undang-Undang No. 25 tahun 1992 tentang pokok-pokok perkoperasian c) Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi 4. Landasan Mental Koperasi harus diberi landasan mental berupa kesadaran berkoperasi dan harga diri yang tinggi bagi anggota, terutama pengurus-pengurusnya. 2.1.3 Nilai dan Prinsip Koperasi Mohammad Hatta dalam buku “Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun” mengkategorikan tujuh nilai yang menjadi jiwa koperasi, yaitu : 1. Kebenaran untuk menggerakan kepercayaan 2. Keadilan dalam usaha bersama 3. Kebaikan dan kejujuran mencapai perbaikan 4. Tanggung jawab dalam individualitas dan solidaritas 5. Paham yang sehat, cerdas dan tegas 6. Kemauan menolong diri sendiri serta menggerakan keswasembadaan 7. Kesetiaan dalam kekeluargaan Nilai tersebut didalam implimentasinya dapat dituangkan dalam tujuh prinsip operasional koperasi secara internal maupun eksternal yang meliputi : 1. Keanggotaan Bersifat Sukarela dan Terbuka Koperasi adalah organisasi yang bersifat sukarela dan terbuka bagi semua orang yang bersedia menggunakan jasa-jasanya serta bersedia menerima tanggung jawab keanggotaan tanpa membedakan jenis kelamin (gender), latar belakang sosial, ras, politik, dan agama. 2. Pengendalian Oleh Anggota Secara Demokratis Koperasi merupakan organisasi demokratis yang dikendalikan oleh para anggotanya, secara aktif menetapkan kebijakan serta menetapkan keputusan. 3. Partisipasi Anggota Didalam kegiatan ekonomi para anggota memberikan kontribusi permodalan koperasi secara adil dan melakukan pengawasan secara demokratis terhadap modal tersebut. Anggota juga merupakan pemilik
10
sekaligus pengguna jasa-jasa koperasi dengan cara memenuhi kebutuhanya melalui koperasi. 4. Pendidikan, Pelatihan dan Informasi Koperasi melakukan pendidikan dan pelatihan bagi para anggotanya, terutama pengurus koperasi agar mereka dapat melakukan tugasnya lebih efektif bagi perkembangan koperasi dan mereka member informasi kepada masyarakat umum tentang manfaat koperasi. 5. Otonomi dan Kemandirian Koperasi adalah organisasi otonom, menolong diri sendiri dan diawasi oleh para anggotanya. Apabila koperasi melakukan perjanjian dengan organisasi lain atau investor luar, harus berdasarkan persyaratan yang menjamin
pengawasan
demokratis
oleh
para
anggotanya
dan
mempertahankan otonomi koperasi itu sendiri. 6. Kerjasama Antar Koperasi Koperasi melayani anggotanya secara kolektif serta memperkuat koperasi dengan melakukan kerjasama dengan koperasi lainya baik tingkat lokal, regional, nasional dan iternasional. 7. Keperdulian Terhadap Masyarakat Koperasi dapat melakukan kegiatan untuk memberdayakan masyarakat sekitarnya secara berkelanjutan melalui kebijakan-kebiajakan yang ditetapkan pada rapat anggota. 2.1.4 Bentuk Koperasi Koperasi dapat berbentuk koperasi primer dan sekunder dimana koperasi primer adalah koperasi yang beranggotakan orang seorang sekurang-kurangnya 20 orang, sedangkan koperasi sekunder adalah koperasi yang beranggotakan sekurang-kurangnya
tiga
koperasi
primer.
Tingkat
organisasi
koperasi
berdasarkan tingkat daerah administrasi pemerintah terdiri: koperasi primer, pusat koperasi (tingkat kabupaten/kota), koperasi gabungan (tingkat propinsi), dan induk koperasi (tingkat nasional) (UU No.25 Tahun 1992)
11
2.1.5 Keanggotaan Berdasarkan undang-undang No 25 Tahun 1992 tentang perekoperasian pasal 17 tentang keanggotaan dijelaskan bahwa anggota koperasi adalah pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi, dan keberadaan anggota sebagai pemilik kewajiban memberikan kontribusi, loyalitas dan rasa memiliki pada koperasinya. Anggota sebagai pengguna jasa mempunyai hak untuk memperoleh nilai tambah dari koperasinya berdasarkan besarnya kontribusi dan peran serta anggota dalam kegiatan usaha koperasi dalam bentuk sisa hasil usaha (SHU) 2.2 Permodalan Berdasarkan UU No. 12 Tahun 1967 sumber permodalan koperasi adalah sebagai berikut : 1. Simpanan pokok, yaitu sejumlah uang yang diwajibkan kepada anggota untuk diserahkan kepada koperasi pada waktu masuk menjadi anggota, besaran jumlahnya sama untuk semua anggota serta tidak dapat diambil kembali selama menjadi anggota, dan menanggung kerugian. 2. Simpanan wajib, yaitu simpanan tertentu yang diwajibkan kepada para anggota untuk membayarnya kepada koperasi pada waktu tertentu, serta ikut menanggung kerugian. 3. Simpanan sukarela, besaran simpanan ini disepakati berdasarkan perjanjian atau peraturan khusus antara koperasi dan anggota Selanjutnya sumber permodalan dapat berasal dari koperasi lain, dan lembaga keuangan lain misalnya Bank maupun pemerintah. Selain itu sumber permodalan koperasi boleh berasal dari dana cadangan, menurut pasal 41 Undang-Undang No.25 Tahun 1992 adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa usaha yang dimasukkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutupi kerugian koperasi bila diperlukan. Sumber permodalan koperasi berasal dari lembaga yang sah dan akan berbeda setiap koperasi. 2.3 Organisasi Susunan organisasi koperasi terdiri dari rapat anggota sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi, pengurus (terdiri dari ketua, bendahara, dan
12
sekretaris), badan pengawas, badan penasehat, dan manajer serta pegawai yang menunjang pelaksanaan kegiatan koperasi. Pengurus, badan pengawas dan manajer merupakan tiga unsur pokok yang berperan dalam mencapai keberhasilan koperasi adapun tugas utama pengurus yaitu menentukan garis-garis besar yang akan di kerjakan. Badan pengawas memiliki tugas untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap perkembangan koperasi termasuk organisasi, usaha dan membuat laporan terhadap pengurus dan pihak lain. Manajer adalah pegawai khusus yang mempunyai kecakapan dan kemampuan di bidang usaha yang dilakukan oleh koperasi, diangkat oleh pengurus dengan berpedoman kepada keputusan rapat anggota untuk memimpin usaha koperasi dengan mengkoordinir seluruh karyawan yang melaksanakan usaha tersebut. 2.4 Konsep Pengembangan Koperasi Syarat utama agar koperasi dapat bekerja dengan efisien adalah apabila pengelola atau manajemen usaha koperasi yang bersangkutan juga terlaksana dengan baik, yang didasarkan pada falsafah dari, oleh dan untuk anggota. Prasyarat pesatnya perkembangan organisasi koperasi menurut (Mutis, 1999) adalah : 1. Koperasi harus meluaskan wawasan dalam manajemen dan organisasinya 2. Koperasi harus diorganisasi dengan baik dan dikelola secara professional 3. Mempertahankan standar integritas koperasi yang tinggi 4. Penataan orientasi dan kontribusi pelayanan kepada anggota dan masyarakat secara tepat. 2.5 Manajemen Koperasi Manajemen merupakan elemen penting bagi setiap organisasi koperasi, pada dasarnya manajemen koperasi adalah mencapai tujuan melalui tangan orang lain. Pencapaian tersebut melaksanakan fungsi-fungsi dari manajemen koperasi, hanya dengan melaksanakan fungsi-fungsi koperasi itulah koperasi akan dapat mencapai tujuannya secara efektif. Adapun fungsi-fungsi manajemen tersebut adalah sebagai berikut :
13
1. Fungsi Perencanaan Perencanaan yaitu suatu proses perumusan program kerja beserta anggarannya, yang harus dilakukan koperasi sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan strategi yang hendak dilaksanakan dan merupakan tindak lanjut juga dari keputusan rapat anggota, oleh karena itu pelaksanaan fungsi perencanaan harus konsisten pada tujuan dan misi koperasi dan perencanaan memiliki fungsi koordinasi antara bagian dalam koperasi, serta fungsi pengendalian terhadap pelaksanaan berbagai kegiatan koperasi. 2. Fungsi Pengorganisasian Yaitu pembagian tugas dan wewenang dalam koperasi kepada para pelaku yang bertanggung jawab atas pelaksanaan rencana koperasi, walaupun secara umum perangkat organisasi koperasi telah terbagi dengan jelas, namun dalam pelaksanaannya pengurus mempunyai kewajiban untuk menyusun organisasi kepengurusan secara rinci. 3. Kepemimpinan “Menurut Ralp M. Stogdill, kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi aktivitas kelompok yang ditujukan pada pencapaian tujuan tertentu. Selanjutnya berdasarkan hasil penelitiannya telah didefinisikan berbagai cara yang berbeda oleh berbagai orang yang berbeda pula” (Hendrojogi, 2004) 4. Pengendalian Pengendalian mempunyai fungsi untuk memastikan bahwa hasil kegiatan usaha koperasi atau kegiatan lainya sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya, serta menjamin agar usaha dapat berjalan dengan lancar dan apabila terjadi penyimpangan-penyimpangan maka dapat diketahui sedini mungkin.
14
2.6 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu bermanfaat sebagai bahan rujukan untuk penelitian strategi pengembangan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan,
diantaranya
adalah
mengenai
penelitian
pengembangan
koperasi, dan usaha. Beberapa penelitian yang menjadi rujukan dalam penelitian ini antara lain. 1.
Penelitian yang dilakukan oleh Wahyudiono (2008) mengenai analisis peran utama dan rancangan Koperasi Mahasiswa Institut Pertanian Bogor
dengan
pendekatan
arsitektur
strategi
bertujuan
untuk
mengidentifikasi peran utama KOPMA IPB dalam mengembangkan organisasinya, menganalisis faktor internal dan eksternal KOPMA IPB, merekomendasikan strategi serta membuat strategi pengembangan koperasi dengan pendekatan arsitektur strategi. Berdasarkan hasil identifikasi peran utama menggunakan Analisis Hierarki Proses, KOPMA IPB merupakan gerakan moral ekonomi, laboratorium kepemimpinan dan kewirausahaan, dan lembaga advokasi masyarakat. Berdasarkan analisis faktor internal dan eksternal melalui analisis matriks SWOT menghasilkan strategi antara lain strategi memperluas pangsa pasar, meningkatkan mutu pelayanan, membangun koalisi strategis antara koperasi mahasiswa dan koperasi dosen pegawai, membangun jaringan bisnis koperasi, revitalisasi sistem manajemen KOPMA IPB, pengembangan unit usaha, kampanye gerakan koperasi, membuat sistem pemasaran yang baik, membuat SOP, menerapkan sistem reward and punishment untuk anggota dan pengurus, membuat produk yang inovatif dan kreatif secara berkala, menjalin komunikasi dengan pemerintah terkait kebijakan ekonomi, memperbaiki citra koperasi, dan konsolidasi internal dan eksternal. Seluruh strategi tersebut dipetakan dalam arsitektur strategi pengembangan KOPMA IPB. 2.
Penelitian selanjutnya adalah mengenai analisis lingkungan usaha dan formulasi strategi bersaing perusahaan dalam industri tanaman hias (Studi pada PT Godongijo Asri, Sawangan, Depok) oleh Pusponingtyas
15
(2008) tujuan dari strategi ini adalah mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, menentukan posisi bersaing perusahaan, merumuskan alternatif strategi untuk menentukan strategi terbaik. Alat analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks CPM, matriks SWOT, QSPM dan arsitektur strategi. Hasilnya berbagai strategi yang dirumuskan didalam analisis matriks SWOT dipetakan dalam satu rentan waktu kedalam rancangan arsitektur strategi yang prioritasnya telah dilakukan dalam QSPM. 3.
Penelitian yang dilakukan oleh Erwin (2008) dengan judul Analisis Strategi Pengembangan Usaha Koperasi Produksi Susu (Studi Kasus Koperasi Produk Susu dan Usaha Peternakan Bogor, Jawa Barat) bertujuan untuk merumuskan strategi terbaik untuk mengembangkan usaha Koperasi Produksi Susu Bogor. Perumusan strategi dimulai dengan
menganalisis
faktor-faktor
internal
dan
eksternal
yang
mempengaruhi kinerja Koperasi Produksi Susu Bogor dan kemudian dilanjutkan merumuskan strategi alternatif dan memilih strategi terbaik. Matriks IE digunakan untuk menganalisis faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kinerja koperasi. Sedangkan analisis SWOT digunakan untuk membuat alternatif strategi yang sesuai dengan kondisi internal dan eksternal koperasi. Pemilihan strategi terbaik yaitu dari alternatif strategi yang telah dibuat dalam analisis SWOT menggunakan analisis QSPM. Hasilnya, strategi terbaik untuk pengembangan Koperasi Produksi Susu Bogor ialah srategi menigkatkan produksi susu dengan kualitas yang sesuai setandar. 4.
Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2006) mengenai Rancangan Arsitektur Strategi Devisi Sarden PT Sumber Yalasamudra Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur. Tujuan dari analisis ini ialah mengidentifikasi faktor internal dan eksternal perusahaan yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, merumuskan strategi alternatif, menentukan strategi terbaik untuk perusahaan. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian tersebut ialah analisis matriks
16
IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT, QSPM, dan arsitektur strategi. Hasilnya berbagai strategi yang telah dirumuskan berdasarkan analisis matriks SWOT dan dipilih prioritasnya berdasarkan analisis QSPM direntangkan dalam suatu peta arsitektur strategi. 5.
Penelitian
berikutnya
adalah
mengenai
Manajemen
Strategi
Pengembangan Koperasi Petani Organik Serikat Petani Indonesia Bogor oleh Junarto (2008). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permintaan masyarakat akan produk organik semakin meningkat, sedangkan Koperasi Organik SPI Bogor belum mampu memenuhi permintaan konsumennya. Tujuan dari penelitian tersebut ialah untuk menganalisis kondisi internal dan eksternal untuk memformulasikan dan menentukan strategi terbaik dalam pengembangan Koperasi Petani Organik SPI Bogor. Metode yang digunakan antara lain matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT dan QSPM. Hasil penelitian menunjukan bahwa
koperasi
memiliki
posisi
usaha
koperasi
yang
harus
dipertahankan dan dipelihara, sehingga menurut analisis SWOT dan QSPM
strategi yang sebaiknya dilakukan antara lain (1) perbaikan
sistem
manajemen
(2)
meningkatkan
kemampuan
anggota
(3)
meningkatkan integritas, loyalitas dan menambah jumlah anggota (4) kerjasama terpadu dengan lembaga donor dan beberarap strategi lainya. 6.
Erianofa (2008) melakukan penelitian Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam pada Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII Bogor, Jawa Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor lingkungan internal dan eksternal, merumuskan strategi sesuai dengan kondisi lingkungan internal dan eksternal. Berdasarkan analisis SWOT diperoleh beberapa alternatif strategi yang kemudian diurutkan menggunakan matrik QSP sehingga di peroleh prioritas strategi antara lain meningkatkan kerjasama dan lembaga-lembaga terkait guna meningkatkan produktivitas pemetik, memperluas pangsa pasar, dan menekan biaya operasional perusahaan.
17
Berdasarkan beberapa rujukan tersebut, maka terdapat beberapa kesimpulan yang dapat diambil, antara lain: 1.
Sebagian besar penelitian mengenai strategi pengembangan usaha yaitu penelitian Erwin (2008), Junarto (2008), Erianofa (2008) menggunakan alat analisis matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT, dan QSPM.
Sedangkan
penelitian
strategi
pengembangan
lainya
menggunkan arsitektur strategi sebagai alat analisis untuk merancang strategi untuk langsung diaplikasikan oleh perusahaan. Penelitian yang menggunkan
alat
analisis
arsitektur
strategi
adalah
penelitian
Pusponingtyas (2008), Sari (2006), dan Wahyudiono (2008). Setiap analisis yang digunkan memiliki kekuatan dan kelemahannya sendirisendiri. 2.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah tempat dan waktu penelitian, selain itu peneliti juga mengumpulkan data dan informasi dari berbagai pihak yang terkait dengan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan diantaranya pengurus koperasi, anggota koperasi, dan Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah RI. Peneliti juga menggunakan alat analisis yaitu analisis lingkungan bisnis untuk memperbaiki lingkungan bisnis koperasi. Kemudian peneliti merumuskan strategi untuk memberikan masukan solusi strategi pengembangan koperasi dan mengkombinasikannya dengan pendekatan arsitektur strategi.
18
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Menurut David (2006), strategi adalah merepresentasikan tindakan yang akan diambil untuk mencapai tujuan jangka panjang. Dalam perusahaan besar, pada dasarnya ada empat tingkatan strategi yaitu korporasi, divisional, fungsional dan operasional. Tetapi dalam perusahaan kecil ada tiga tingkatan strategi yaitu koporasi, fungsional dan operasional. Sejalan dengan teori di atas, koperasi juga memerlukan suatu rencana strategis terutama dalam pengembangan usahanya. Keberadaan koperasi merupakan konsekuensi logis upaya transformasi sosial, ekonomi dan politik dari sistem perekonomian yang mengandalkan pada sektor pertanian. Rencana strategis bagi pengembangan koperasi sangat dibutuhkan mengingat koperasi harus mampu merespon berbagai perubahan pada lingkungannya yang seringkali tidak dapat diperkirakan. 3.1.1 Pengertian Manajemen Strategi Pearce dan Robinson (1997), mendefinisikan manajemen strategi sebagai kumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan. Karakteristik keputusan manajemen strategi bervariasi menurut tingkat aktivitas strategi yang terlibat. Menurut Hunger dan Wheelen (2003), manajemen strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja organisasi dalam jangka panjang. Manajemen strategi meliputi pengamatan lingkungan, perumusan strategi, implementasi strategi, evaluasi dan pengendalian. Manajemen strategi menekankan pada pengamatan dan evaluasi peluang dan ancaman lingkungan dengan melihat kekuatan dan kelemahan perusahaan. Manajemen strategi sebagai suatu bidang ilmu menggabungkan kebijakan bisnis dengan lingkungan dan tekanan strategi. Manajeman strategi merupakan arus keputusan dan tindakan yang mengarah pada perkembangan suatu strategi atau strategi-strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan. Manajemen strategi pada 19
akhirnya akan mendapatkan keputusan strategi (strategic decision). Keputusan strategi adalah sarana untuk mencapai tujuan akhir. Keputusan ini mencakup definisi tentang bisnis, produk dan pasar yang harus dilayani, fungsi yang harus dilaksanakan dan kebijakan utama yang diperlukan untuk mengatur dalam melaksanakan keputusan ini demi mencapai sasaran (Glueck dan Jauch, 1991). 3.1.2 Proses Manajemen Strategi Menurut David 2009, proses manajemen strategi adalah cara para perencana strategi menentukan sasaran dan membuat kesimpulan strategis. Proses manajemen strategi (strategic management process) terdiri atas tiga tahap yaitu tahap formulasi strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi. Formulasi
strategi
termasuk
mengembangkan
visi
dan
misi,
mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan strategi dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan (David, 2006). Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumberdaya
sehingga
strategi
yang
telah
diformulasikan
dapat
dijalankan. Implementasi strategi termasuk mengembangkan budaya yang mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif dan mengarahkan usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memberdayakan sistem informasi serta menghubungkan kinerja karyawan dengan kinerja organisasi.
Implementasi strategi sering disebut tahap
pelaksanaan dalam manajemen strategi.
Melaksanakan
strategi
berarti
memobilisasi karyawan dan manajer untuk menempatkan strategi yang telah diformulasikan menjadi tindakan. Seringkali tahap ini dianggap tahap paling rumit dalam manajemen strategi. Strategi yang telah diformulasikan tetapi tidak diimplementasikan tidak memiliki arti apapun. Evaluasi strategi adalah tahap final dalam manajemen strategi. Adapun tiga aktivitas dasar evaluasi strategi
20
adalah (1) meninjau ulang faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi saat ini, (2) mengukur kinerja, (3) mengambil tindakan korektif. Menurut Hunger dan Wheelen (2003), proses manajemen strategi meliputi empat elemen dasar yaitu : 1. Pengamatan Lingkungan Pengamatan lingkungan dibagi menjadi analisis lingkungan eksternal dan analisis lingkungan internal. Analisis lingkungan eksternal terdiri dari variabel-variabel peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang berada di luar organisasi dan tidak secara khusus ada dalam pengendalian jangka pendek dan manajemen puncak. Variabel-variabel tersebut membentuk keadaan dalam organisasi dimana organisasi tersebut hidup. Analisis lingkungan eksternal memiliki dua bagian yaitu lingkungan kerja dan lingkungan sosial. Lingkungan kerja terdiri dari elemen-elemen atau kelompok yang secara langsung berpengaruh atau dipengaruhi oleh operasioperasi utama organisasi (misalnya : pemegang saham, pemerintah, pekerja, pemasok, pelanggan, pesaing, kreditur dan asosiasi perdagangan). Lingkungan sosial terdiri dari kekuatan umum yang tidak berhubungan langsung dengan aktivitas-aktivitas jangka pendek organisasi tetapi dapat dan sering mempengaruhi keputusan-keputusan jangka panjang (misalnya : kekuatan ekonomi, sosiokultural, teknologi, politik dan hukum). Sedangkan analisis lingkungan internal terdiri dari variabel-variabel kekuatan (strengths') dan kelemahan (weaknesses) yang ada di dalam organisasi tetapi biasanya tidak dalam pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak. Variabelvariabel tersebut membentuk suasana dimana pekerjaan dilakukan. Variabelvariabel itu meliputi struktur, budaya dan sumberdaya organisasi. Struktur adalah cara bagaimana perusahaan diorganisasikan yang berkenaan dengan komunikasi, wewenang dan arus kerja. Struktur sering disebut rantai perintah dan digambarkan secara grafis dengan menggunakan bagan organisasi. Budaya adalah pola keyakinan, pengharapan dan nilai-nilai yang dibagikan oleh anggota organisasi. Norma-norma organisasi secara khusus memunculkan dan mendefinisikan perilaku yang dapat diterima anggota dari manajemen puncak sampai karyawan operatif. Sumberdaya
21
adalah aset yang merupakan bahan baku bagi produksi barang dan jasa organisasi. Aset tersebut meliputi keahlian, kemampuan dan bakat manajerial seperti aset keuangan dan fasilitas dalam wilayah fungsional. 2. Perumusan Strategi Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk manajemen efektif dari peluang (opportunities) dan ancaman (threats) lingkungan, dilihat dari kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) perusahaan. Perumusan strategi meliputi penentuan misi, tujuan, pengembangan strategi dan penetapan kebijakan. 3. Implementasi Strategi Implementasi strategi adalah proses dimana manajemen mewujudkan strategi dan kebijakannya dalam tindakan melalui pengembangan program, anggaran dan prosedur. Proses tersebut mungkin meliputi perubahan budaya secara menyeluruh, struktur dan atau sistem manajemen dari organisasi secara keseluruhan. 4. Evaluasi dan Pengendalian Evaluasi dan pengendalian adalah proses yang melalui aktivitas-aktivitas perusahaan dan hasil kinerja dimonitor dan kinerja sesungguhnya dibandingkan dengan kinerja yang diinginkan. Para manajer disemua level menggunakan informasi hasil kinerja untuk melakukan tindakan perbaikan dan memecahkan masalah. Walaupun evaluasi dan pengendalian merupakan elemen akhir yang utama dari manajemen strategis, elemen itu juga dapat menunjukkan secara tepat kelemahan-kelemahan dalam implementasi strategi sebelumnya dan mendorong proses keseluruhan untuk dimulai kembali. 3.1.3 Hirarki Strategi Manajemen strategi adalah aktifitas yang dijalankan oleh seluruh level manajemen dalam perusahaan. Ditinjau dari tugas dan fungsinya, manajemen strategi membentuk suatu hirarki. Menurut Hunger dan Wheelen (2003), hirarki strategi dibagi menjadi tiga level strategi yaitu :
22
1. Strategi Korporasi Menggambarkan arah perusahaan secara keseluruhan mengenai sikap perusahaan
secara
umum
terhadap
manajemen
berbagai bisnis dan lini
arah
pertumbuhan
produk untuk
dan
mencapai
keseimbangan portofolio produk dan jasa. 2. Strategi Bisnis Disebut juga strategi bersaing, biasanya dikembangkan pada level divisi dan menekankan pada perbaikan posisi persaingan produk barang atau jasa perusahaan dalam industri khusus atau segman pasar yang dilayani oleh divisi tersebut. Strategi bisnis mengintegrasikan berbagai aktifitas fungsional untuk mencapai tujuan divisi. Strategi bisnis merupakan salah satu dari overall cost leadership atau diferensiasi. 3. Strategi Fungsional Menekankan pada pemaksimalan sumberdaya produktivitas. Dalam batasan perusahaan dan strategi bisnis, departemen fungsional mengembangkan
strategi
untuk
mengumpulkan
bersama-sama
berbagai aktifitas dan kompetensi untuk memperbaiki kinerja. 3.1.4
Model Manajemen Strategi Model manajemen strategi dibentuk untuk memberikan suatu kerangka
berpikir yang mudah didalam memahami bagaimana manajemen strategi bekerja. Melalui model manajemen strategi dapat diketahui alur aktivitas yang perlu dilakukan untuk mendapatkan strategi yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Menurut Syaifudian, Haryadi dan Maspiyati (1995), kerangka analisis perumusan strategi dan agenda pengembangan usaha kecil dapat dikembangkan dari model manajemen strategi. Kerangka Analisis Perumusan Strategi dan Agenda Pengembangan Usaha Kecil tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.
23
Faktor eksternal Mandat Isu-isu strategis
Strategi
Agenda
Misi Faktor internal Gambar 1. Kerangka Analisis Perumusan Strategi dan Agenda Pengembangan Usaha Kecil Sumber : Syaifudian, Haryadi dan Maspiyati, 1995
3.1.5 Formulasi Strategi 3.1.5.1 Visi dan Misi Seperti yang telah dijelaskan dalam model manajemen strategi, pernyataan visi dan misi yang jelas dibutuhkan sebelum alternatif strategi dapat diformulasikan dan diimplementasikan. Campbell dan Yeung dalam David (2006), membedakan antara visi dan misi. Visi adalah keadaan di masa depan yang mungkin dan diinginkan organisasi yang mencangkup tujuan spesifik, sedangkan misi lebih diasosiasikan dengan perilaku dan kondisi saat ini. Keane dalam David (2006), menyatakan bahwa visi perusahaan dapat memusatkan, mengarahkan, memotivasi, menyatukan dan bahkan memberi inspirasi untuk mencapai kinerja yang superior. Visi yang jelas memberikan dasar untuk mengembangkan pernyataan misi yang komprehensif. Visi akan memberi arah dan ide aktual kepada manajemen dalam proses pembuatan keputusan, agar setiap tindakan yang dilakukan senantiasa berlandaskan visi perusahaan dan memungkinkan untuk mewujudkannya. Visi adalah suatu pandangan yang jauh tentang perusahaan, tujuantujuan perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, sedangkan misi perusahaan adalah tujan dan alasan mengapa perusahaan ada. Misi akan memberikan arah sekaligus batasan proses pencapaian tujuan. Misi merupakan tujuan (purpose) unik yang membedakannya dari perusahaan-
24
perusahaan lain yang sejenis dan dapat mengidentifikasi cakupan operasinya (Pearce dan Robinson, 1997). Misi mampu menguraikan produk pasar dan bidang teknologi yang digarap perusahaan, yang mencerminkan nilai dan prioritas dari para pengambil keputusan strategi. Pernyataan misi merupakan sebuah pernyataan sikap dan pandangan yang memungkinkan dimunculkannya dan dipertimbangkannya sejumlah tujuan dan strategi alternatif. King dan Cleland dalam David (2006), menyarankan perusahaan untuk mengembangkan misi karena beberapa alasan. Alasan yang dapat dikemukakan yaitu : (1) untuk memastikan tujuan dasar organisasi, (2) untuk memberikan basis atau standar untuk
mengalokasikan
sumberdaya
organisasi,
(3)
untuk
menciptakan kondisi atau iklim organisasi yang umum, (4) untuk menjadi titik utama bagi individu dalam mengidentifikasi tujuan dan arah organisasi, (5) untuk memfasilitasi penerjemahan tujuan menjadi struktur kerja yang melibatkan penugasan hingga elemen tanggung jawab dalam organisasi, (6) untuk dapat mengevaluasi dan mengontrol parameter waktu, biaya dan kinerja. 3.1.5.2 Lingkungan Bisnis Koperasi Analisis lingkungan bisnis koperasi adalah suatu proses monitoring terhadap lingkungan bisnis koperasi yang bertujuan untuk mengidentifikasikan peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang mempengaruhi kemampuan koperasi untuk mencapai tujuan. Tujuan dilakukannya analisis lingkungan bisnis koperasi adalah agar organisasi koperasi dapat mengantisipasi lingkungannya sehingga dapat bereaksi cepat dan tepat untuk kesuksesan organisasi. Lingkungan bisnis koperasi dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu lingkungan internal yang terdiri dari manajemen, pemasaran, keuangan, produksi dan operasi, penelitian dan pengembangan, sumberdaya manusia dan sistem informasi manajemen. Sedangkan lingkungan eksternal terdiri dari kondisi politik, ekonomi, sosial dan budaya serta teknologi (David, 2006). 1. Lingkungan Internal Lingkungan internal terdiri dari komponen-komponen atau variabel lingkungan yang berasal atau berada didalam koperasi itu sendiri. Komponenkomponen dari lingkungan internal ini cenderung lebih mudah dikendalikan oleh
25
koperasi atau berada didalam jangkauan intervensi mereka. Landasan penting dari analisis internal adalah pengertian mengenai pemikiran pencocokan kekuatan dan kelemahan internal dengan peluang dan ancaman yang ada di lingkungan (Pearce dan Robinson, 1997). Kekuatan adalah sumberdaya, keterampilan atau keunggulan-keunggulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani oleh koperasi. Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumberdaya, keterampilan dan kapabilitas yang menghambat kinerja efektif koperasi. Lingkungan internal koperasi dipengaruhi oleh beberapa elemen yang merupakan bagian penting dalam koperasi dan dapat menentukan formulasi strategi yang diambil. Elemen lingkungan internal diantaranya adalah manajemen, pemasaran, keuangan, produksi dan operasi, penelitian dan pengembangan, sumberdaya manusia dan sistem informasi manajemen (David, 2006). a. Manajemen merupakan suatu tingkatan sistem pengaturan organisasi yang mencakup sistem produksi, pemasaran, pengelolaan sumberdaya manusia dan keuangan. Fungsi manajemen terdiri dari lima aktivitas dasar
yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi,
pengelolaan staf dan pengendalian. b. Pemasaran Pemasaran
dapat
digambarkan
sebagai
proses
mendefinisikan,
mengantisipasi, menciptakan serta memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atas barang dan jasa. Terdapat tujuh fungsi dasar pemasaran yaitu :
analisis pelanggan,
penjualan produk/jasa, perencanaan
produk/jasa, penetapan harga, distribusi, riset pemasaran dan analisis peluang. c. Keuangan Kondisi keuangan seringkali dianggap sebagai satu ukuran terbaik untuk kompetitif dan daya tarik keseluruhan suatu koperasi. Menentukan kekuatan keuangan suatu organisasi merupakan hal penting guna merumuskan strategi secara efektif. d. Produksi dan Operasi
26
Fungsi produksi dan operasi dari suatu bisnis terdiri atas semua aktivitas yang mengubah input menjadi barang/ jasa. Manajemen produksi dan operasi berhubungan dengan input, transformasi dan output yang bervariasi antar industri dan pasar. e. Penelitian dan Pengembangan Penelitian dan pengembangan (Litbang) merupakan elemen terpenting dalam lingkungan internal yang harus dievaluasi kekuatan dan kelemahannya. Litbang dalam organisasi memiliki dua bentuk dasar yaitu : litbang internal, dimana organisasi menjalankan litbangnya sendiri dan kontrak litbang, dimana organisasi merekrut peneliti independent untuk mengembangkan produk spesifik. f. Sumberdaya Manusia Sumberdaya manusia (SDM) merupakan modal utama bagi suatu koperasi. Strategi yang terbaik sekalipun menjadi tidak berarti apabila manusia yang dipekerjakannya tidak memiliki keterampilan (soft skill) yang memadai untuk melakukan tugas-tugas tersebut. Kualitas kesesuaian SDM ini berpengaruh terhadap kinerja, kepuasan karyawan dan perputaran tenaga kerja. g. Sistem Informasi Manajemen Sistem informasi manajemen bertujuan untuk meningkatkan kinerja koperasi dengan cara meningkatkan kualitas keputusan manajerial. Sistem informasi manajemen yang efektif berusaha mengumpulkan, memberi kode, menyimpan, mensintesa dan menyajikan informasi data base, sehingga dapat melaksanakan kegiatan operasional dan menyusun strategi yang tepat. 2. Lingkungan Eksternal Analisis lingkungan eksternal menekankan pada identifikasi dan evaluasi trend serta kejadian yang berada diluar kendali koperasi. Analisis lingkungan eksternal bertujuan untuk mengembangkan daftar yang terbatas tentang peluang yang dapat memberikan manfaat dan ancaman yang harus dihindarkan. Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan koperasi. Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan koperasi.
27
Menurut David (2006) lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan jauh dan lingkungan industri. a.
Lingkungan Jauh Lingkungan jauh adalah faktor-faktor yang bersumber dari luar dan biasanya tidak berhubungan dengan situasi operasional suatu koperasi. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor politik, ekonomi, sosial dan teknologi. Faktor politik adalah peraturan berupa undang-undang dan kebijakan pemerintah pada tingkat nasional, propinsi maupun daerah yang menentukan kegiatan operasional. Arah kebijakan dan stabilitas politik pemerintah menjadi faktor penting dalam mengidentifikasi peluang dan ancaman. Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah sistem ekonomi tempat suatu koperasi beroperasi. Beberapa faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam menganalisis faktor ekonomi adalah ketersediaan energi, iklim usaha, inflasi, suku bunga, investasi, harga produk, produktivitas dan tenaga kerja. Faktor sosial sangat penting untuk disadari oleh para pengambil keputusan strategi. Berbagai faktor seperti keyakinan (kepercayaan), nilai dan sistem sosial, sikap, opini dan gaya hidup. Faktor-faktor tersebut biasanya dikembangkan dari kondisi kultural, demografis, religius, etnis dan pendidikan. Proses pengenalan ini tidaklah mudah karena kenyataan menunjukkan bahwa faktor-faktor tersebut selalu berubah dengan intensitas yang tinggi. Faktor teknologi pada saat ini berkembang demikian pesatnya diikuti dengan semakin majunya ilmu pengetahuan. Berbagai perangkat keras maupun lunak yang mendukung kegiatan usaha kini semakin beranekaragam. Adaptasi teknologi yang tepat guna, dapat membuka kemungkinan terciptanya produk baru maupun penyempurnaan terhadap proses produksi dan produk yang sudah ada.
b.
Lingkungan Industri Lingkungan industri merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi eksistensi dan kerja suatu industri, namun secara relatif masih berada dalam wilayah kontrol koperasi. Lingkungan industri meliputi pelanggan, pesaing dan pemasok. Selain itu yang harus diperhatikan adalah pihak-pihak yang berkepentingan diluar pihak yang terkait langsung dengan
28
aktivitas-aktivitas pelaku bisnis (stakeholder). Adapun beberapa hal dalam kondisi industri (kekuatan pesaing) yang harus dinilai dan diperhitungkan adalah ancaman masuknya pesaing baru, persaingan antar koperasi dalam industri, ancaman masuknya produk substitusi, kekuatan tawar menawar pemasok dan kekuatan tawar menawar konsumen. 3.1.5.3 Gap Analysis Gap analysis atau analisis kesenjangan merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam tahapan perencanaan maupun tahapan evaluasi kinerja. Metode ini merupakan salah satu metode yang umum digunakan dalam pengelolaan manajemen internal suatu lembaga. Secara harfiah kata "gap" mengindikasikan adanya suatu perbedaan (disparity) antara satu hal dengan hal lainnya. Model yang dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithaml dan Berry (1985) ini memiliki lima gap (kesenjangan), yaitu : 1.
Kesenjangan antara persepsi manajemen atas ekspektasi konsumen dan ekspektasi
konsumen
akan
pelayanan
yang
seharusnya
diberikan oleh perusahaan. 2.
Kesenjangan antara persepsi manajemen atas ekspektasi konsumen dan penjabaran persepsi tersebut menjadi spesifikasi kualitas pelayanan atau standar pelayanan.
3.
Kesenjangan antara standar pelayanan tersebut dan pelayanan yang diberikan.
4.
Kesenjangan antara pelayanan yang diberikan dengan informasi eksternal yang diberikan kepada konsumen atau pelayanan yang dijanjikan kepada konsumen.
5.
Kesenjangan antara tingkat pelayanan yang diharapkan oleh konsumen dengan kinerja pelayanan aktual.
Kesenjangan pertama sampai kesenjangan keempat merupakan potensi kegagalan dipihak penyedia jasa, sementera kesenjangan kelima potensial terjadi di pihak konsumen.
29
Gap analysis sering digunakan di bidang manajemen dan menjadi salah satu alat yang digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan (quality of services). Pendekatan ini paling sering digunakan di Amerika Serikat untuk memonitor kualitas pelayanan. Adapun manfaat dari gap analysis, yaitu : 1. Menilai seberapa besar kesenjangan antara kinerja aktual dengan suatu standar kinerja yang diharapkan. 2. Mengetahui peningkatan kinerja yang diperlukan untuk menutup kesenjangan tersebut. 3. Menjadi salah satu dasar pengambilan keputusan terkait prioritas waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi
standar pelayanan
yang telah ditetapkan. 3.1.5.4 Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats (SWOT) Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats (SWOT) adalah alat untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam lingkungan suatu organisasi koperasi. Analisis SWOT mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi organisasi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan juga meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats) yang ada (David, 2006). Menurut David (2006), analisis SWOT dilaksanakan dengan memfokuskan pada dua hal, yaitu : 1. Fokus mendasar pertama adalah peluang yaitu situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan, serta ancaman yaitu situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. 2. Fokus mendasar kedua adalah identifikasi terhadap kekuatan internal yaitu sumberdaya, keterampilan atau keunggulan-keunggulan relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau ingin dilayani perusahaan, serta
kelemahan
internal
yaitu
keterbatasan
atau
kekurangan dalam sumberdaya.
30
3.1.5.5 Arsitektur Strategi Arsitektur strategi pertama kali diperkenalkan oleh Gary Hamel dan C.K. Prahalad diawal tahun 1990-an. Arsitektur strategi lahir karena penyusunan strategi dengan pendekatan klasik (strategic fit) kurang mampu untuk mengakomodir perubahan lingkungan yang begitu cepat. Arsitektur strategi tidak hanya mengakomodir perubahan lingkungan yang telah dibakukan dalam bentuk asumsi, namun juga perubahan yang bersifat memaksa organisasi untuk lebih adaptif. Organisasi juga dapat mengembangkan skenario yang diperkirakan akan memuluskan jalan untuk mencapai visi, misi dan tujuan. Arsitektur strategi merupakan strategi yang bersifat bentangan (stretch strategy). Pendekatan arsitektur strategi lahir sebagai jawaban atas tuntunan untuk tampil lebih menarik dari pada pesaing (Yoshida, 2006). Analisis arsitektur strategi dilakukan untuk membuat implementasi dari strategi-strategi yang didapatkan dari hasil analisis SWOT. Seluruh strategi tersebut dipetakan kedalam bentuk blue print strategi yaitu strategi yang memiliki jadwal waktu agar pelaksanaan dari strategi -strategi tersebut dapat berkesinambungan dan mencapai sasaran dalam waktu yang telah ditentukan. Hal tersebut akan membuat evaluasi pelaksanaan strategi menjadi lebih mudah. Menurut Yoshida (2006), untuk menyusun sebuah arsitektur strategi yang lengkap perlu memperhatikan komponen inti yang merupakan komponen krusial dan komponen pendamping yang merupakan turunan lanjutan komponen inti. Komponen inti arsitektur strategi berupa visi, misi, sasaran atau tujuan organisasi dan tantangan yang akan dihadapi oleh perusahaan. Komponen pendamping arsitektur strategi adalah kompetensi inti organisasi dan strategic intent. Setelah menganalisis komponen inti dan komponen pendamping, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis yang disiapkan sebelumnya. Perencanaan Strategi dengan Pendekatan Arsitektur Strategi dapat dilihat pada Gambar 2.
31
Visi dan Misi
Analisis Internal
Program
Industri Foresight
Analisis Eksternal
Arsitektur Strategi
Tantangan Organisasi
Sasaran
Strategi Kebijakan
Gambar 2. Perencanaan Strategi dengan Pendekatan Arsitektur Strategi Sumber : Djohar dalam Yoshida, 2006
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional Tahap
awal
yang
dilakukan
dalam
penelitian
ini
adalah
mengidentifikasi masalah-masalah yang terdapat pada Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan. Selanjutnya melakukan analisis kesenjangan (survei kebutuhan anggota) untuk mengetahui kondisi Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan terkini dan tindakan apa yang akan dilakukan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan dimasa yang akan datang. Kemudian melakukan analisis lingkungan bisnis (internal dan eksternal) Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan. Tahap berikutnya, melakukan analisis SWOT setelah menentukan terlebih dahulu menetukan faktor internal dan faktor eksternal dengan metode wawancara kepada narasumber ahli, yaitu pengurus Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan Analisis SWOT digunakan untuk mendapatkan rumusan strategi pengembangan organisasi. Setelah melakukan analisis strategi, strategi-strategi yang ada dipetakan ke dalam bentuk rancangan arsitektur strategi sehingga seluruh strategi yang dirumuskan dapat berjalan secara berkesinambungan. Kerangka Pemikiran Operasional Strategi Pengembangan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan dapat dilihat pada Gambar 3.
32
Koperasi Mati Suri Total Passiva Menurun
Lingkungan Bisnis Yang Kurang Sehat, Partisipasi Anggota Rendah
Analisis Kesenjangan (Gap Analisis) 1. Identifikasi Pelayanan 2. Penentu Standar Pelayanan 3. Analisis Data p Revitalisasi Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA)
Analisis Lingkungan Internal: 1. Manajemen 2. Sumberdaya Manusia 3. Keuangan 4. Produksi pemasaran 5. Penelitian dan Pengembangan
Analisis Lingkungan Eksternal: 1. Sejarah 2. Politik 3. Ekonomi 4. Sosial 5. Teknologi
Analisis SWOT
Strategi Pengembangan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) Dengan Pendekatan Arsitektur Strategi Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional Strategi Pengembangan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan
33
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
dilakukan
di
Koperasi
Jasa
Agribisnis
(KOJA)
STA
Panumbangan, Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis Propinsi Jawa Barat Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan koperasi tersebut memiliki potensi yang besar dan strategis untuk dikembangkan. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan untuk pengumpulan data yaitu bulan April 2011 sampai bulan Juni 2011. 4.2 Metode Pengambilan Sampel Pengambilan sampel penelitian ini dilakukan pada anggota koperasi Jasa Agribisnis (KOJA). Pemilihan responden dilakukan dengan metode purposive sampling yaitu pemilihan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa responden adalah pihak-pihak yang terkait dengan penelitian. Jumlah responden yang diberikan kuesioner sebanyak 100 orang, dimana responden adalah anggota, dan pengurus Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan yang menggunakan jasa pelayanan koperasi. 4.3 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder baik yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan langsung, melalui wawancara dan pengisian kuesioner kepada responden serta pihak-pihak terkait. Kuesioner Penelitian untuk melihat kualitas pelayanan yang diterima oleh anggota apakah sudah sesuai dengan harapan anggota terhadap koperasi. Data sekunder diperoleh dari buku-buku, jurnal, skripsi, laporan hasil penelitian serta informasi dan studi literatur yang mendukung dari berbagai instansi terkait yaitu Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Kabupaten Ciamis, Departemen Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Propinsi Jawa Barat, Departemen Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Pusat.
34
4.4 Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari analisis kualitatif dan analisis kuantitatif, dimana dalam penelititan ini menggunakan beberapa alat analisis data yang digunakan yaitu analisis lingkungan bisnis koperasi, analisis kesenjangan, analisis SWOT dan arsitektur strategi. 4.5 Metode Pengolahan Data Metode pengolahan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu secara kualitatif dan kuantitatif. Data dan informasi yang terkumpul diolah dengan menggunakan program komputer Microsoft Excel 2007. 4.5.1 Analisis Lingkungan Bisnis Koperasi Analisis lingkungan bisnis Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan yang dilakukan menggunakan teknik deskriptif yaitu metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi dan kejadian, sehingga metode ini mengadakan akumulasi data dengan tujuan untuk mendefinisikan visi, misi dan tujuan Koperasi Jasa Agribisnis, serta data-data yang berkaitan dengan lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan internal meliputi; kegiatan pemasaran, keuangan, sumberdaya manusia, produksi dan operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi manajemen. Lingkungan eksternal meliputi politik, ekonomi, sosial, teknologi, ancaman masuknya pesaing baru, persaingan antar koperasi, kekuatan tawar-menawar pemasok dan kekuatan tawar-menawar konsumen. 4.5.2 Analisis Kesenjangan (Gap Analysis) Menurut Parasuraman, Zeithaml dan Berry (1985), analisis kesenjangan merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja suatu perusahaan. Di dalam bidang bisnis dan manajemen, analisis kesenjangan
diartikan sebagai suatu metode pengukuran bisnis yang
memudahkan perusahaan untuk membandingkan kinerja aktual dengan kinerja potensialnya. Dengan demikian, perusahaan dapat mengetahui sektor,
35
bidang atau kinerja yang sebaiknya diperbaiki atau ditingkatkan. Analisis kesenjangan bermanfaat untuk mengetahui kondisi terkini dan tindakan apa yang akan dilakukan dimasa yang akan datang. Hubungan antara perusahaan sebagai supplier barang dan jasa dengan konsumen yang menggunakan barang dan jasa tersebut dapat membantu dalam memahami konsep gap analysis. Kesenjangan kualitas pelayanan diartikan sebagai kesenjangan antara pelayanan yang seharusnya diberikan dan persepsi konsumen atas pelayanan aktual yang diberikan. Semakin kecil kesenjangan tersebut, semakin baik kualitas pelayanan. Dalam kondisi umum, kinerja suatu koperasi dapat tercermin dalam sistem operasional maupun strategi yang digunakan oleh koperasi tersebut. Kesenjangan akan bernilai positif bila nilai aktual lebih besar dari nilai target, sebaliknya bernilai negatif apabila nilai target lebih besar dari nilai aktual. Apabila nilai target semakin besar dan nilai aktual semakin kecil maka akan diperoleh kesenjangan yang semakin melebar. Dalam melakukan analisis kesenjangan di Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan, ada beberapa langkah utama yang dilakukan, yaitu : 1. Identifikasi komponen pelayanan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan yang akan dianalisis Pelayanan yang akan dianalisis dapat berupa pelayanan secara umum atau pelayanan secara tertentu. Adapun komponen pelayanan yang akan di analisis yaitu: pelayanan pengurus koperasi, penyedian jasa, kemampuan menghadapi masalah, keluhan, informasi, dan fasilitas 2. Penentuan standar pelayanan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan Standar pelayanan dapat berupa, standar pelayanan formal maupun informal. Standar pelayanan formal adalah standar pelayanan yang tertulis, jelas dan dikomunikasikan kepada seluruh staf pemberi layanan publik. Sementara itu, standar pelayanan informal adalah standar pelayanan tidak tertulis dan diasumsikan telah dimengerti oleh seluruh karyawan.
36
3. Penyebaran kuesioner atau wawancara terfokus. Penyebaran koesioner dalam penelitian ini dilakukan kepada anggota yaitu sebanyak 100 kuesioner, dimana isi kuesioner disesuaikan dengan desain analisis kesenjangan yang akan dilakukan. Pertanyaan kuesioner dan wawancara mencakup aspek dan dimensi yang akan diukur. Dimensi pelayanan yang dimaksud adalah dimensi fisik, dimensi ketepatan dan dimensi
keterjaminan.
Untuk
memudahkan
pengukuran
secara
kuantitatif, maka setiap dimensi yang dinilai diberi skala atau skor. Adapun wawancara yang dilakukan oleh peneiliti yaitu kepada pengurus koperasi dalam hal ini yaitu ketua, sekretaris, bendahara dan badan pengawas Kopersi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan. 4. Analisis data dengan menggunakan statistik deskriptif a. Perhitungan rata-rata skor untuk setiap pasangan faktor yang sedang dikalkulasi kesenjangannya. Sebagai contoh, apabila sedang menghitung kesenjangan antara tingkat pelayanan yang diharapkan oleh anggota Kopersi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan dengan kinerja pelayanan aktual yang diberikan oleh pengurus koperasi, maka dilakukan perhitungan rata-rata tingkat pelayanan yang diharapkan oleh anggota Kopersi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan (expected service) dan perhitungan rata-rata untuk kinerja pelayanan aktual yang diberikan pengurus koperasi atau yang dirasakan oleh anggota koperasi (perceived service). Perhitungan rata-rata skor dilakukan dengan menggunakan formula sebagai berikut: X1+X2+…+Xn X = n Keterangan:
1 = n
n
Xi
(Persamaan 1)
i=1
X : Nilai rata-rata X : Variabel yang diukur n : Jumlah observasi
37
Perhitungan tersebut dilakukan untuk masing-masing dimensi yang telah disebut diatas. b. Perhitungan kesenjangan untuk masing-masing dimensi, sebagai berikut : Kesenjangani (Gi ) (Gi ) = Rata-rata expected service i - Rata-rata perceived servicei
-
(Persamaan 2) Yaitu pengurangan dari nilai ideal dari kinerja pengurus koperasi dikurangi dengan nilai rata-rata skor tiap dimensi, dimana nilai ideal kinerja pelayanan pengurus koperasi yaitu 4 (setuju). c. Perhitungan rata-rata kesenjangan G sebagai berikut :
Apabila masing-masing dimensi memiliki tingkat kepentingan yang sama (bobot yang sama), maka rata-rata kesenjangan dihitung sesuai dengan Persamaan 1 diatas.
Apabila masing-masing dimensi memiliki tingkat kepentingan yang
berbeda
(bobot
yang
berbeda),
maka
rata-rata
kesenjangan dihitung berdasarkan formula rata-rata tertimbang (weighted average) sebagai berikut :
G = ∑(wi,Xi) Keterangan : wi : bobot dimensi i Xi : rata-rata skor kesenjangan untuk dimensi i d. Analisis kesenjangan : 1. Apabila G > 0, maka kualitas yang diharapkan anggota koperasi lebih tinggi dari pada kualitas pelayanan yang dirasakan anggota koperasi.
Dengan
demikian,
pengurus
koperasi
perlu
meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanannya. 2. Apabila G < 0, maka kualitas yang diharapkan anggota koperasi lebih rendah dari pada kualitas pelayanan yang dirasakan anggota koperasi. Dengan demikian, pengurus koperasi dianggap telah memberikan pelayanan yang baik. 38
3. Apabila G = 0, maka kualitas yang diharapkan anggota koperasi sama dengan kualitas pelayanan yang dirasakan anggota koperasi. Dengan demikian, pengurus koperasi dianggap telah memberikan pelayanan yang baik namun tetap perlu ditingkatkan. 4.5.3 Analisis SWOT Analisis SWOT yang dilakukan pada penelitian ini dimulai dari, mendefinisikan aspek terkait menjadi faktor internal yang terdiri atas komponen kekuatan dan kelemahan serta faktor eksternal yang terdiri atas peluang dan ancaman Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan. Sehingga analisis ini disebut juga analisis situasi. Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Matriks ini dapat menghasilakan empat sel kemungkinan alternatif strategi yaitu strategi S-O, strategi W-O, strategi W-T dan strategi S-T. Matriks SWOT dapat dilihat pada gambar 4. Gambar 4. Matriks SWOT Faktor Internal Kekuatan (S) 1…………. Faktor Ekternal 2…………. Peluang (O) 1……….. 2………..
Strategi S-O Menggunakan kekuatan Untuk mendapatkan Peluang
Ancaman (T) 1………… 2…………
Strategi S-T Menggunakan kekuataan untuk menhindari ancaman
Kelemahan (W) 1………….. 2………….. Strategi W-O Meminimalkan kelemahan dengan memanfaatkan peluang Strategi W-T Meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Sumber : David, 2004
Masing-masing strategi yang terdapat pada matriks SWOT tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Strategi SO (Strengths-Opportunities) Strategi ini menggunakan kekuatan internal Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan untuk meraih peluang-peluang yang ada diluar koperasi.
39
2. Strategi WO (Weaknesses-Opportunities) Strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan internal Koperasi
Jasa
Agribisnis
(KOJA)
STA
Panumbangan
dengan
memanfaatkan peluang-peluang eksternal. 3. Strategi ST (Strengths-Threats) Strategi
ini
Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan
berusaha untuk menghindari
atau mengurangi kelemahan internal serta
menghindari ancaman. 4. Strategi WT (Weaknesses-Threats) Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman. Adapun
langkah-langkah
dalam
membentuk
matriks
SWOT
pada
Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan adalah sebagai berikut: 1. Menentukan faktor-faktor kekuatan internal Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan 2. Menentukan faktor-faktor kelemahan internal Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan 3. Menentukan faktor-faktor peluang eksternal Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan. 4. Menentukan faktor-faktor ancaman eksternal Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan. 5. Menyesuaikan kekuatan internal dengan peluang eksternal untuk mendapatkan strategi S-O. 6. Menyesuaikan
kelemahan
internal
dengan peluang
eksternal
untuk
ancaman
eksternal
untuk
ancaman
eksternal
untuk
mendapatkan strategi W-O. 7. Menyesuaikan
kekuatan
internal
dengan
mendapatkan strategi S-T. 8. Menyesuaikan
kelemahan
internal
dengan
mendapatkan strategi W-T. Tujuan pada tahap pencocokan ini adalah untuk menghasilkan alternatif strategi yang layak bagi Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan. Oleh
40
karena itu, tidak semua strategi yang dikembangkan dalam matriks SWOT akan dipilih untuk diimplementasikan. 4.5.4 Arsitektur Strategi Arsitektur strategi adalah suatu gambar rancangan strategi yang bermanfaat bagi perusahaan untuk merumuskan strateginya kedalam kanvas rencana perusahaan untuk meraih visi dan misinya. Dengan arsitektur strategi, pilihan strategi yang akan diimplementasikan dapat dipetakan sehingga memudahkan
pelaksana
dalam
membaca,
memahami,
melakukan
dan
mengevaluasinya. Melalui pemetaan ini pula dapat disusun alternatif strategi apabila strategi utama ternyata kurang cocok dengan perkembangan dan perubahan zaman. Dalam penyusunan sebuah arsitektur strategi yang lengkap perlu memperhatikan komponen inti dan pendukung. Secara ringkas penjelasan Komponen Inti dan Pendukung Penyusun Arsitektur Strategi dapat dilihat pada Tabel 3. Komponen inti berupa visi dan misi, tujuan dan tantangan yg dihdapi koperasi komponen pendukung arsitektur strategi adalah kompetensi inti organisasi. Masingmasing unsur yang berperan dalam perumusan arsitektur srtategi antara lain: 1. Visi dan Misi Visi dan misi dalam arsitektur strategi beguna sebagai pedoman dan arah koperasi dimasa depan sehingga gambar arsitektur strategi harus sesuai dengan visi dan misi organisasi. Pernyataan visi dan misi organisasi ini harus jelas sehingga
tidak
menimbulkan
interpretasi
yang
salah
dalam
mengkomunikasikan kepada seluruh anggota organisasi. 2. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Tahap ini merupakan tahap identifikasi terhadap faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi organisasi sekarang dan masa yang akan mendatang. 3. Idustri Foresight Industri foresight atau redefinisi terhadap indutri masa depan merupakan suatu asumsi terbaik yang disepakati bersama tentang masa depan suatu organisasi dan berdasarkan hal ini dibangun segala hal yang diacu dalam Yoshida 2006).
41
Industri foresight memberikan gambaran tentang hal-hal potensial dalam organisasi untuk dikembangkan dimasa depan memungkinkan organisasi tersebut mengambil posisi sebagai pemimpin dalam menyusun suatu bisnis, maka organisasi akan dapat mengontrol evolusi industrinya. 4. Tantangan Organisasi Tantangan organisasi adalah sarana atau tata cara operasional yang harus dimiliki dan diaplikasikan oleh organisasi untuk memperoleh keunggulankeunggulan bersaing baru secara bertahap (Hamel dan Prahald 1995 diacu dalam Yosjida 2006) tantangan organisasi merupakan rancangan awal yang perlu disiapkan organisasi. Tantangan organisasi mengidentifikasi titik fokus untuk pembangunan kapabilitas dalam jangka pendek dan menengah titik fokus ini lazimnya di prioritaskan pada kelemahan organisasi yang berkaitan. 5. Sasaran Organisasi Dalam mempertimbangkan unsur-unsur tersebut dan hasil yang diperoleh dari hasil analisis matriks SWOT yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat dirancang program-program yang akan digambarkan dalam peta arsitektur strategi. Peta arsitektur strategi merupakan suatu proses berpikir kreatif yang menggabungkan seni dan hasil strategi yang diperoleh. Peta arsitektur strategi memiliki jadwal waktu agar pelaksanaan strategi-strategi tersebut dapat berkesinambungan dan mencapai sasaran dalam jangka waktu yang sudah ditentukan. Tabel 3. Komponen Inti dan Pendukung Penyusun Arsitektur Strategi
Komponen Inti Visi dan Misi Organisasi Sasaran atau tujuan organisasi Tantangan yang dihadapi organisasi akibat perubahan lingkungan organisasi atau tuntutan perubahan lingkungan tersebut
Komponen Pendukung Komponen inti organisasi yang digali dari visi dan misi serta sasaran atau tujuan organisasi
Sumber: Yoshida (2006)
42
Bentuk arsitektur strategi dipilih dengan alasan bentuk ini lebih mudah untuk dipahami karena strategi yang dijalankan dijabarkan dalam bentuk gambar. Kelebihan lain yang dimiliki oleh arsitektur strategi adalah organisasi akan lebih mudah dalam memahami perubahan dan konsekuensi yang harus dilakukan sehubungan dengan strategi yang dipilih. Teknik penggambaran suatu arsitektur strategi tidak memiliki aturan baku yang menggambarkan susunan strategi. Gambar arsitektur strategi yang dibuat merupakan suatu proses berpikir kreatif yang menggabungkan seni dengan hasil strategi yang diperoleh dari tahapan pengambilan keputusan.
43
V. GAMBARAN UMUM 5.1 Letak Geografis Kabupaten Ciamis Dilihat dari letak geografis, Kabupaten Ciamis terletak pada 7°40’20” Lintang Selatan dan 108°20’ sampai 108°40’ Bujur Timur, dengan batas-batas wilayah sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Cilacap (Propinsi Jawa Tengah), sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten/ Kota Tasikmalaya, sebelah selatan dibatasi oleh Samudera Indonesia dan sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka. Mata pencaharian penduduk sebagian besar dalam bidang pertanian secara luas, perkebunan, kehutanan dan pariwisata. Kabupaten Ciamis memiliki kemiringan tanah rata-rata 25 persen dengan ketinggian antara 0 - 1000 m dari permukaan laut, kelembaban nisbi 75 – 80 persen dan curah hujan rata-rata 200 mm per tahun. Kabupaten Ciamis dialiri oleh aliran sungai Citanduy (DAS Citanduy), beserta anak-anak sungainya yang proses pelumpurannya sangat tinggi. Topografi wilayah Kabupaten Ciamis dibagi dalam tiga topografi yaitu dataran tinggi, rendah dan pantai. Bagian utara merupakan daerah pegunungan dengan ketinggian 500 – 1000 m dpl. Bagian tengah sebelah barat merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian 100 – 500 m dpl. Bagian tengah sebelah timur merupakan daerah dataran rendah dan rawa dengan ketinggian 25 – 100 m dpl. Sedang bagian selatan adalah dataran rendah pantai dengan ketinggian 0 – 25 m dpl. Keadaan suhu udara berkisar antara 20 derajat C sampai dengan 30 derajat C dan curah hujan rata-rata sebesar 14 ml per bulan. Sedangkan keadaan iklim sebagian besar kecamatan di Kabupaten Ciamis menurut klasifikasi Smidt – Ferguson umumnya adalah iklim tipe basah C (agak basah) dan beberapa kecamatan lain memiliki iklim type B (basah), D (sedang). 5.2 Sejarah Dan Perkembangan Sejarah dan perkembangan
Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA
Panumbangan, yang beralamat di Jln. Raya Sukakerta No. 583 Desa Sukakerta Kec. Panumbangan Kab. Ciamis kode post : 46263. Koperasi ini berdiri pada tanggal 20 Juni 2003 dengan badan hukum 11/188.5/BH/KUKM/VI/2003, serta
44
surat keterangan usaha dari desa dan diketahui oleh kecamatan. Perkembangannya sendiri koperasi ini mengalami mati suri pada Tahun 2006 sampai 2009 kemudian dihidupkan kembali pada awal Tahun 2010 sampai sekarang. 5.3 Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) yaitu sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian adalah membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya, serta ikut membangun roda perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) melakukan usaha sebagai berikut: 1.
Pembinaan budidaya pertanian hortikultura anggota, dimana pada usaha ini mencakup pemasaran hasil pertanian anggota dan pengadaan saprodi/ saprotan bagi para anggota
2.
Memberikan pinjaman kepada anggota.
Adapun Visi dan Misi Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) yaitu: Visi 1.
Menjadikan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan, sebagai badan usaha yang mampu mengangkat taraf hidup dan kehidupan anggota serta masyarakat petani dalam bidang kehidupan ekonomi sebagai basis bagi peningkatan kehidupan pendidikan, budaya, agama dan sosial serta aspek-aspek kehidupan lainnya.
2.
Menjadikan
Koperasi
Koperasi
Jasa
Agribisnis
(KOJA)
STA
Panumbangan sebagai lokomotif dan model alternatif dari sistem ekonomi kerakyatan dalam memberdayakan fungsi dan peran petani sebagai tulang punggung kehidupan ekonomi Nasional yang kini mengalami pasang surut dalam kancah pergulatan ekonomi nasional maupun global.
45
3.
Membangun sikap mental dan keahlian profesional para anggota dan pengurus Koperasi dalam bidang garapannya masing-masing, serta mampu menularkan keahlian dan profesionalismenya kepada para petani yang menjadi mitra kerja dan lingkup sosial garapannya.
Misi 1.
Membangun tradisi kemitran sebagai azas ekonomi kerakyatan yang melibatkan dan menjadikan tradisi dan agama sebagai soko guru dan norma kehidupan ekonomi masyarakat.
2.
Menyiapkan komunitas petani yang memiliki kesadaran terhadap pentingnya kelestarian lingkungan hidup yang merupakan paradigma dan norma yang dipegang teguh oleh para petani tradisonal, akan tetapi juga memiliki wawasan terbuka terhadap perkembangan teknologi modern yang memiliki apresiasi terhadap kelestarian lingkungan hidup.
3.
Melakukan dan mengembangkan tradisi penelitian di kalangan anggota koperasi dan para petani bagi pengembangan proses dan produk pertanian secara interdisipliner yang terpadu yang berlandasakan azas kelestarian, penguatan ekonomi dan nilai-nilai kemanusiaan.
4.
Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan dalam bidang yang relevan dengan bidang usaha Koperasi, baik langsung maupun tidak langsung, bagi seluruh anggota Koperasi dan masyarakat petani demi terwujudnya komunitas yang memiliki sikap dan mental serta keahlian profesional dalam bidang usahanya masing-masing.
5.4 Struktur Organisasi Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan Struktur organisasi Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan terdiri dari beberapa bagian yang tentunya memiliki tugas yang berbeda, struktur organiasasi Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) dapat dilihat pada gambar 5.
46
Rapat anggota Badan Pengawas
Ketua Bendahara Seksi Umum
Seksi Adm & Keuangan
Sekretaris Seksi Pengadaan
Seksi Produksi
Seksi Pemasaran
Gambar 5. Struktur Organisasi Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA)
Sumber : Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan 2010
Susunan badan pengurus dan badan pengawas Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan periode kepengurusan 2010 adalah sebagai berikut: Ketua
: Tata Herdiana
Sekretaris
: Nia Husniati
Bendahara
: Ucu Rohimat Devi Rosdiani
Badan Pengawas Ketua
: Dachlan Suherlan
Anggota
: H. A. Suparman
Anggota
: H. Kundang
Adapun jumlah karyawan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Daftar Nama dan Jabatan Karyawan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) No Nama Jabatan 1 Yana Seksi Umum 2 Tina Rianti Seksi Admistrasi & Keuangan 3 Agus Nurdin Seksi Pengadaan 4 Yayan Sopyan Seksi Produksi 5 Supriadi Seksi Pemasaran Sumber: Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) 2010
5.5 Keanggotaan Anggota Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan terdiri dari petani maupun kelompok tani yang mendaftarkan diri secara sukarela dengan
47
mengajukan surat permohonan secara tertulis kepada pengurus koperasi jumlah anggota Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan pada tahun 2010 yaitu 24 kelopmpok tani dengan jumlah anggota sebanyak 367 anggota. 5.6 Unit Usaha Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan Unit usaha dari Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan terdiri dari dua unit usaha koperasi, adapun unit usaha yang telah dilaksanakan adalah. 1.
Usaha Budidaya Pertanian Hortikultura Usaha Budidaya Pertanian Hortikultura ini merupakan usaha koperasi yang bergerak dibidang budidaya tanaman hortikultura yaitu budidaya tanaman cabai, hal ini untuk memenuhi kontrak permintaan dari PT. ALAMANDA SEJATI UTAMA, selain itu usaha ini juga mencakup bidang pengadaan saprodi/ saprotan dan pemasaran hasil pertanian. Dimana bidang pengadaan saprodi/ saprotan merupakan usaha pendukung untuk menunjang keberhasilan para anggotanya karena dengan adanya sarana dari koperasi diharapkan dapat memangkas biaya produksi para anggota, hal ini disebabkan harga saprodi/ saprotan di pasaran lebih mahal dibandingkan dengan koperasi. Bidang pemasaran hasil Pertanian merupakan usaha yang ada di Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan dimana koperasi bertindak sebagai pemasar hasil dari para anggotanya, yaitu dengan melakukan kontrak kerjasama dengan PT. ALAMANDA SEJATI UTAMA tersebut sebagai mitra perdangan hasil pertanian.
2.
Usaha Simpan Pinjam Pelayanan unit usaha simpan pinjam masih dikhususkan untuk melayani para anggota yang aktif dan pengurus karena sesuai dengan kemampuan permodalan yang ada dan keamanan dalam proses pengembaliannya. Setiap anggota Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan memiliki hak untuk melakukan pinjaman uang koperasi dan sistem pembayarannya dipotong dari hasil penjualan hasil pertanian.
48
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Analisis Lingkungan Bisnis Koperasi 6.1 .1 Analisis Lingkungan Internal Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) 6.1.1.1 Manajemen Manajemen merupakan bagian yang penting bagi setiap organisasi koperasi, sebagaimana hakikat dari manjemen adalah mencapai tujuan melalui tangan orang lain. Pencapaian tujuan tersebut dilakukan oleh manajemen melalui fungsi-fungsi manajemen. Adapun fungsi-fungsi manajemen yaitu fungsi perencanaan,
fungsi
pengorganisasian,
fungsi
pelaksanaan,
dan
fungsi
pengawasan. Dengan demikian keberhasilan manajemen Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan akan sangat tergantung pada pelaksanaan masingmasing fungsi tersebut. Manajemen perencanaan yang dilakukan oleh Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) masih kurang maksimal. Hal ini dapat dilihat dari program kerja yang telah di buat oleh pengurus koperasi, program kerja tersebut belum dapat terlaksana dengan baik dan sedikit memberikan manfaat bagi anggota koperasi. Selain itu yang menjadi catatan penting adalah Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan belum memiliki strategi jangka panjang (long run) terhadap tujuan yang ingin dicapai dari visi dan misi koperasi. Struktur organisasi koperasi Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan sudah sesuai dengan anggaran dasarnya yaitu terdiri dari pengurus dan pengawas koperasi. Kendala yang dihadapi oleh pengurus adalah masalah motivasi pengurus dan kurangnya rasa memiliki pengurus kepada koperasi hal ini menyebabkan banyak pengurus koperasi yang menyalahgunakan jabatannya untuk mengedepankan kepentingan pribadi dibandingkan kepentingan bersama. 6.1.1.2 Sumberdaya Manusia Sumberdaya manusia adalah salah satu faktor yang paling penting didalam sebuah organisasi koperasi, sumberdaya manusia yang ada dalam Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan terdiri dari pengurus yang berasalkan dari anggota yang rata-rata memiliki pendidikan yang rendah sehingga sumberdaya manusia yang dimiliki koperasi memiliki mutu yang rendah. 49
Hubungan antar anggota dan pengurus koperasi belum terkoordinasi dengan baik hal itu dapat dilihat dari sering terjadinya konflik internal pengurus dan sikap sebagian anggota yang kurang loyal terhadap koperasi meskipun kebijakan strategis yang diambil selalu di musyawarahkan didalam rapat anggota koperasi. Pada dasarnya anggota dan pengurus Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) sudah memiliki idealisme koperasi, walaupun semuanya belum terinternalisasi didalam jiwa masing-masing baik pengurus maupun anggota. Namun ada juga sebagian anggota koperasi yang loyal, karena merasa dengan kehadiran koperasi dapat membantu meningkatkan perekonomian dan mendapatkan manfaat dari koperasi, sehingga mereka lebih loyal terhadap koperasi serta mengharapkan koperasi dapat lebih berkembang lagi, agar tujuan koperasi dapat tercapai yaitu mensejahterakan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut berkontribusi dalam tatanan perokonomian nasional. 6.1.1.3 Keuangan Laporan keuangan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) selama lima tahun terakhir belum rapih dan sesuai aturan. Terhitung dari tahun 2006 pencatatan pendapatan koperasi hanya sampai pada pencatatan petugas lapangan belum dicatat lebih lanjut ke laporan keuangan koperasi karena koperasi dalam masa matisuri sehingga organisasi koperasinya masih pasif, tetapi pada tahun 2010 pencatatan keuangan koperasi sudah dicatat dalam laporan keuangan koperasi. Pada usaha simpan pinjam, angsuran dan jasa pinjaman cukup lancar, tetapi didalam pemberian pinjaman kepada anggota koperasi harus lebih selektif dan tegas agar tidak terjadi masalah yang dapat menimbulkan kerugian bagi koperasi. 6.1.1.4 Produksi Ditinjau dari sumberdaya yang dimiliki Produksi Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan, untuk saat ini sangatlah besar dimana untuk produksi tanaman hortikultura yaitu cabai perminggu sebesar 30 ton. Hal ini dapat menjadi keuntungan bagi Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) didalam memenuhi permintaan pasar serta dapat menjadi kekuatan posisi tawar.
50
6.1.1.5 Pemasaran Sistem pemasaran yang dilakukan oleh Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan belum memiliki strategi khusus. Hal tersebut disebabkan karena sebagian pelanggan utamanya yaitu anggota koperasi itu sendiri. Didalam koperasi, anggota adalah pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi sehingga Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan lebih memprioritaskan kepentingan anggota dari pada non anggota. Sedangkan pemasaran pada hasil pertanian dilakukan yaitu dengan sistem kontrak dengan perusahaan eksportir hortikultura yang ada di Kota Bandung yaitu PT. ALAMANDA SEJATI UTAMA serta menyuplai kebutuhan hortikultura khususnya cabai ditingkat propinsi, mengingat Ciamis adalah salah satu basis penyuplai hortikultura terbesar di Jawa Barat. 6.1.1.7 Penelitian dan Pengembangan Penelitian dan pengembangan didalam sebuah organisasi koperasi sangat dibutuhkan agar dapat menerapkan strategi yang tepat, serta melakukan kreativitas dan inovasi dalam rangka memperbaiki dan menyempurnakan aktivitas yang dilakukan. Selama ini Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan belum memiliki bagian atau divisi yang khusus mengenai penelitian dan pengembangan, adapun proses pengembangan dan pembuatan strategi yang dilakukan oleh Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan hanya dilakukan oleh pengurus koperasi saja dan diusulkan pada rapat anggota. 6.1.2 Analisis Lingkungan Eksternal Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) 6.1.2.1 Sejarah Sejarah perkembangan koperasi di Indonesia sangat fenomenal, karena koperasi lahir dan tumbuh secara alami pada masa penjajahan, kemudian setelah penjajahan koperasi diperbaharui dan diberikan kedudukan yang sangat tinggi perannya didalam perekonomian nasional sehingga sering disebut sebagai sokoguru perokonomian nasional serta memiliki kedudukan yang tinggi dalam penjelasan Undang-Undang Dasar. Berdasarkan hal tersebut kemudian melahirkan berbagai penafsiran bagaimana harus mengembangkan koperasi, paling tidak
51
dengan dasar yang kuat tersebut sejarah pengembangan koperasi di Indonesia telah mencatat tiga pola pengembangan koperasi. Secara khusus pemerintah menerapkan fungsi regulasi dan pembangunan secara sekaligus. Begitu juga dengan koperasi Jasa Agribisnis koperasi ini dibangun atas program pemerintah yang diusulkan oleh STA Panumbangan untuk pembangunan daerah. 6.1.2.2 Politik Tidak dapat dipungkiri bahwa selama ini koperasi di Indonesia dikembangkan melalui dukungan pemerintah dengan basis sektor-sektor primer yang memberikan kontribusi berupa lapangan kerja terbesar bagi masyarakat Indonesia. Pada masa orde baru keberadaan koperasi selalu dijadikan sebagai sarana untuk mecapai tujuan politik pemerintah. Koperasi yang dikembangkan saat itu adalah koperasi pertanian yang berbasis di wilayah pedesaan di seluruh Indonesia, yaitu Koperasi Unit Desa (KUD). Pendirian KUD sangat dilematis di satu sisi KUD sebagai program koperasi yang didukung dengan program pemerintah untuk membangun ekonomi masyarakat pedesaan sedangkan disisi lain pemerintah memanfaatkan KUD untuk mendukung program pembangunan yang kurang berhasil ditangani langsung oleh pemerintah dan digunakan sebagai sarana mempertahankan bangku kekuasaan pemerintah. Hal tersebut menjadi identitas yang sangat menonjol dalam politik pembangunan koperasi. Hasilnya koperasi
tersebut
tidak
memiliki
inisiatif
dan
kurang
kreatif
dalam
mengembangkan organisasinya seiring dengan runtuhnya kekuasaan orde baru dan krisis moneter pada tahun 1998 koperasi yang seharusnya dapat menolong dirinya sendiri (selft help organization) bahkan tidak mampu berbuat banyak dan ikut runtuh bersama pemerintahan tersebut. 6.1.2.3 Ekonomi Koperasi sesungguhnya dapat digunakan sistem ekonomi alternatif didalam sistem perokonomian Indonesia yang tidak menentu, karena koperasi merupakan gerakan sosial sekaligus
gerakan ekonomi. Koperasi
lebih
mengedepankan kepentingan masyarakat dan pemerataan kesejahteraan sehingga
52
perokonomian dapat dibangun dan dimiliki bersama, selain itu koperasi juga lebih efisiensi akibat adanya kekuatan posisi tawar bersama. 6.1.2.4 Sosial Kondisi sosial masyarakat sangat mempengaruhi perkembangan koperasi, sebagian besar masyarakat memiliki persepsi bahwa koperasi adalah suatu badan usaha yang sangat tradisional dan berbau politik sehingga tidak perlu dikembangkan, bahkan tidak sedikit yang anti koperasi karena bagi mereka dengan adanya koperasi tidak memberikan manfaat apalagi memperbaiki tingkat perekonomian mereka sehingga sangat disayangkan apabila masyarakat terus berpandangan seperti itu karena sesungguhnya koperasi adalah lembaga atau wadah yang dapat membawa mereka kepada kemakmuran salah satunya dalam hal finansial. 6.1.2.5 Teknologi Perkembangan teknologi dalam beberapa tahun terakhir ini sangatlah pesat, oleh karena itu setiap organisasi yang ingin maju harus mampu beradaptasi agar dapat bertahan didalam persaingan pasar bebas, begitu juga dengan koperasi, penggunaan teknologi modern dan adaptis dapat memberikan keuntungan pada koperasi didalam melakukan inovasi dan peningkatan produksinya. Manfaat yang diperolah Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan seiring dengan perkembangan teknologi yaitu koperasi dapat melakukan komunikasi dengan gerakan koperasi lain untuk saling berbagi informasi, dan perkembangan teknologi dapat berguna juga untuk menambah nilai tambah produk sehingga memperoleh peningkatan pendapatan, serta memberikan edukasi kepada masyarakat luas tentang koperasi dan melakukan ekspansi jaringan koperasi diseluruh dunia
53
6.2 Analisis Kesenjangan Koperasi 6.2.1 Identifikasi Pelayanan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) Identifikasi pelayanan Koperasi Jasa Agribisnis Koja (KOJA) merupakan proses awal didalam melakukan analisis kesenjangan secara kualitatif. Proses yang dialakukan oleh peneliti yaitu untuk melihat apakah pelayanan kepada pengguna jasa sudah tepat sesuai dengan kebutuhan dan apakah pelayanan kepada pengguna jasa sudah sesuai dengan prosedur. Sejalan dengan tujuan dan prinsip koperasi Koperasi Jasa Agribisnis Koja (KOJA) Memberikan pelayanan utama kepada anggota koperasi, sedangkan pelayanan non anggota dilakukan dengan syarat, yaitu dikenakan biaya adminitrasi/ membayar uang kompensasi apabila menggunakan jasa Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA). Hal ini bertujuan untuk membedakan antara anggota dan non anggota serta untuk menarik minat non anggota agar ikut bergabung menjadi anggota Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA). Berdasarkan identifikasi tersebut, dapat diketahui bahwa kebutuhan pengguna jasa anggota 50 persen belum terpenuhi oleh pengurus koperasi. Adapun kebutuhan pengguna jasa yang belum terpenuhi yaitu saprodi/saprotan, dan modal sehingga pengurus Koperasi Jasa Agribisnis Koja (KOJA) diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pengguna jasanya. 6.2.2 Penentuan Standar Pelayanan Di
zaman
sekarang
persaingan
bisnis
semakin
ketat
sehingga
mengharuskan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) untuk memperkuat diri sekuat mungkin jika berkeinginan mempertahankan eksistensinya didalam persaingan pasar bebas. Kualitas standar pelayanan dan kepuasaan pengguna jasa merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA). Standar pelayanan tersebut dapat berupa standar pelayanan formal maupun tidak formal, adapun standar pelayanan formal dapat berupa standar pelayanan tertulis, jelas dan dikomunikasikan kepada seluruh pengurus koperasi. Sedangkan standar pelayanan tidak formal/informal adalah standar pelayanan tidak tertulis dan diasumsikan telah dipahami oleh seluruh pengurus koperasi. Standar pelayanan Koperasi
Jasa
Agribisnis
(KOJA) merupakan standar pelayanan tidak
formal/informal karena tidak dideskripsikan secara tertulis, namun di asumsikan
54
bahwa telah dipahami oleh para pengurus koperasi. Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) sebagai suatu organisasi koperasi diharapkan mampu melakukan persaingan seharusnya koperasi memiliki satandar pelayanan formal yaitu standar operation procedures (SOP), SOP tidak hanya berfungsi sebagai pedoman prosedur kerja rutin yang harus dilaksanakan tetapi SOP juga berfungsi sebagai bahan untuk mengevaluasi pekerjaan yang telah dilakukan dan pelayanan yang telah diberikan kepada pengguna jasa (anggota). 6.2.3 Analisis Data Tahap ini merupakan proses akhir didalam melakukan analisis kesenjangan, dimana untuk mendapatkan data yang akurat maka dilakukan survei dengan menyebarkan kuesioner kepada responden yang terdiri dari anggota dan pengurus Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) dengan jumlah responden yaitu sebanyak 100 responden. Penyebaran kuesioner dilakukan di lingkungan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA), adapun pertanyaan kuesioner mancakup aspek dan dimensi yang akan diukur. Dimensi pelayanan yang dimaksud adalah dimensi fisik dimensi ketepatan dan dimensi keterjaminan. Untuk memudahkan pengukuran secara kauntitatif, maka setiap dimensi yang dinilai diberi skala dengan menggunakan skala likert serta dalam pengolahaan datanya peneliti menggunakan program komputer Microsoft Excel 2007. Analisis kesenjangan secara kuantitatif dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu : 1. Perhitungan Skor Rata-Rata (X) Pada penelitian yang dilakukan di Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA), peneliti menggunakan enam dimensi dalam kuesioner yang disebar kepada anggota yaitu pelayanan, penyedian jasa, kemampuan menghadapi permasalahan, keluhan, informasi dan fasilitas. Setiap dimensi terdiri dari beberapa pertanyaan yang diberi skor dengan menggunakan skala likert yaitu (1) sangat tidak setuju (2) tidak setuju (3) kurang setuju (4) setuju (5) sangat setuju. Untuk menghitung rata-rata skor kesenjangan (X) tersebut maka setiap skor pada tiap-tiap dimensi dijumlahkan dan diambil rata-
55
ratanya. Adapun skor rata-rata kinerja aktual yang diberikan oleh pengurus koperasi dari tiap dimensi dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Skor Rata-Rata Tiap Dimensi (X) No
Dimensi
1 2 3 4 5 6
Pelayanan Penyedian jasa Kemampuan menghadapi masalah Keluhan Informasi Fasilitas
Skor Rata-Rata 3,8 3,3 2,8 3,2 2,9 2,9
2. Perhitungan Kesenjangan Tiap-Tiap Dimensi (Gi) Untuk menghitung kesenjangan tiap-tiap dimensi (Gi) maka skor rata-rata harapan harus dikurangi dengan skor rata-rata kenyataan, sementara skor rata-rata harapan untuk semua dimensi ditentukan oleh peneliti yaitu diberi skor (4). Adapun nilai kesenjangan untuk tiap-tiap dimensi dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Kesenjangan Tiap-Tiap Dimensi (Gi) Kesenjangan Untuk TiapNo Dimensi Tiap Dimensi 1 Pelayanan 4-3,8= 0,2 2 Penyedian jasa 4-3,3= 0,7 3 Kemampuan menghadapi masalah 4-2,8= 1,2 4 Keluhan 4-3,2= 0,8 5 Informasi 4-2,9= 1,1 6 Fasilitas 4-2,9= 1,1 3. Perhitungan Rata-Rata Kesenjangan (G) Setiap dimensi pertanyaan dalam kuesioner tersebut diasumsikan oleh peneliti memiliki tingkat kepentingan atau bobot yang sama. Sehingga rata-rata kesenjangan di hitung sesuai dengan dengan perhitungan skor rata-rata (X). Sehingga perhitungan rata-rata kesenjangan (G) sama dengan penjumlahan rata-rata perhitungan kesenjangan tiap-tiap dimensi (Gi) yaitu sebesar 0.85
56
Dari hasil perhitungan skor rata-rata (X), perhitungan kesenjangan tiap-tiap dimensi (Gi) dan perhitungan rata-rata kesenjangan (G), maka dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis kesenjangan yang terjadi pada Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) bernilai positif (G> 0) yaitu sebesar 0.85. Artinya kualitas pelayanan yang diharapkan anggota Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) lebih tinggi dari kualitas yang dirasakan. Dengan demikian pengurus Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) perlu meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan untuk kemajuan koperasi dimasa yang akan datang.
57
6.3 Analisis SWOT 6.3.1 Identifikasi Komponen SWOT Analisis komponen SWOT terdiri dari analisis kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats). Analisis komponen tersebut dapat digunakan untuk merumuskan strategi pengembangan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA). Berikut ini dijelaskan hal-hal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dari Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA). 6.3.1.1 Identifikasi Kekuatan (Strengths Identifcation) 1. Memiliki Badan Hukum Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) memiliki status badan hukum sebagai koperasi jasa sejak di didirikan pada tanggal 20 juni 2003 dengan hak badan hukum nomor 11/188.5/BH/KUKM/VI/2003. Badan hukum tersebut merupakan legitimasi bahwa Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) merupakan sebuah organisasi legal yang dapat melindungi dirinya dari berbagai permasalahan hukum, status badan hukum tersebut dapat digunakan didalam mengembangkan unit usahanya untuk kesejateraan anggotanya dan masyarakat. 2. Memiliki Jumlah Anggota yang Cukup Besar Anggota Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) terdiri dari para petani maupun kelompok tani. Jumlah anggota Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) pada tahun 2010 memiliki 24 kelompok tani dengan jumlah anggota yaitu sebanyak 367 anggota. 3. Sistem Pengawasan yang Demokratis Sistem pengawasan yang demokratis merupakan salah satu prinsip koperasi, oleh karena itu sejak awal berdirinya Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) telah menerapkan
prinsip
pengawasan
tersebut
didalam
organisasinya.
Walaupun pada laporan pertanggung jawaban bahwa kinerja pengurus kurang baik. Selain itu sistem pengawasan tidak hanya dilakukan oleh pengawas koperasi, melainkan juga diawasi oleh setiap anggota koperasi
58
karena anggota bukan hanya sebagai pengguna jasa koperasi tapi juga sekaligus pemilik Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA). 4. Memiliki Lahan Pertanian yang Luas Koperasi Jasa Agribisnis memiliki lahan pertanian koperasi yaitu bedasarkan akumulasi dari lahan para petani yang bergabung menjadi anggota, yaitu seluas 146.27 ha dengan demikian maka produksi tanaman hortikultura menghasilkan jumlah yang besar sehingga koperasi dapat memasarkan hasil produknya dengan jumlah yang besar dan dapat bersaing di pasar bebas. 5. Berada di Naungan STA Panumbangan Pada kondisi ini, Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) berada di naungan lembaga STA Panumbangan, dimana STA Panumbangan merupakan lembaga yang dibentuk oleh pemerintah kabupaten Ciamis. Hal ini setidaknya menjadi peluang bagi koperasi didalam melaksanakan unit usahanya, karena Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) pada kenyataan di lapangan mendapat dukungan penuh dari STA Panumbangan dan Kabupaten. 6.3.1.2 Identifikasi Kelemahan (Weaknesses Identification) 1. Partisipasi Anggota Rendah Partisipasi anggota Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) dirasakan sangat rendah oleh pengurus, hal tersebut dapat dilihat dari tingkat kehadiran anggota dalam setiap rapat anggota yaitu kurang lebih 40 persen anggota, bahkan sering hanya memenuhi batas minimum dari rapat anggota yaitu 20%. Padahal dengan rapat tersebut, anggota dapat memberikan masukan dan saran untuk kemajuan koperasi. 2. Tidak Memiliki Bidang Penelitian dan Pengembangan Sebagai sebuah organisasi yang memiliki unit bisnis dan modal yang cukup besar, Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) seharusnya memiliki bidang penelitian dan pengembangan. Selama ini belum ada sebuah penelitian yang dilakukan oleh pengurus koperasi dalam hal pengembangan unit bisnis koperasi mengingat hal ini sangat penting dalam mendapatkan dana
59
dan informasi untuk membangun unit usaha koperasi yang sesuai dengan kebutuhan anggota. 3. Konflik Internal Pengurus Konflik interal pengurus merupakan masalah koperasi yang sering terjadi dimana hal ini dapat berdampak pada perkembangan koperasi, serta menurut informasi dilapangan hal ini terjadi karena perbedaan persepsi tentang koperasi antar pengurus, dimana sebagian pengurus beranggapan bahwa koperasi adalah tempat usaha yang harus memperoleh untung sedangkan pengurus lainya beranggapan bahwa koperasi adalah bukan sekedar lembaga ekonomi yang berorientasi pada profit tetapi juga sebagai lembaga sosial. Selain itu pengurus koperasi sering mengutamakan kebutuhan pribadi di bandingkan kebutuhan bersama. 6.3.1.3 Identifikasi Peluang (Opportunities Identification) 1. Petani di Kecamatan Panumbangan Banyak Jumlah anggota Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) sampai tahun 2010 yaitu sebanyak 367 anggota. Jumlah tersebut merupakan gabungan dari dua kecamatan yaitu panumbangan dan sukamantri. Penduduk kecamatan panumbangan sendiri sebanyak 42.833 orang. Hal ini dapat menjadi peluang bagi koperasi didalam mengembangkan koperasimya karena masih banyak masyarakat yang belum menjadi anggota koperasi selain itu dengan semakin banyaknya anggota diharapkan koperasi memiliki kekuatan yang lebih, baik dari permodalan maupun posisi tawar. 2. Kebutuhan Petani yang Relatif Homogen Kebutuhan setiap anggota Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) dinilai relatif homogen kebutuhan tersebut berupa simpan pinjam dan kebutuhan dalam hal pertanian, yaitu permodalan, sarana pertanian, dan kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan adanya kebutuhan petani yang homogen tersebut, maka koperasi memiliki peluang cukup besar untuk mengembangkan bisnisnya.
60
3. Perkembangan Teknologi yang Semakin Maju Perkembangan saat ini sangat maju sehingga menuntut Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) harus mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi informasi tersebut, adapun salah satu hasil dari perkembangan kemajuan teknologi tesebut yaitu interconnected networking (internet) dan jaringan perbankkan online. Internet dapat digunakan sebagai media didalam memperluas jaringan pasar serta menambah wawasan mengenai koperasi dunia. Selain contoh diatas hasil perkembangan teknologi lain yang dapat digunakan oleh koperasi, yaitu menggunakan mesin pengolahan yang dapat digunakan sebagai sarana didalam proses penambahan nilai produk sehingga hasil pertanian memiliki nilai komersil yang relatif lebih tinggi serta menambah jangka waktu penyimpanan hasil pertanian. 4. Adanya Peran Serta Pemerintah Pada saat ini daerah kecamatan panumbangan akan dikembangkan menjadi kawasan Agropolitan dimana Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) mempunyai peluang didalam melaksanakan pembinaan kepada para petani karena program ini di jalankan oleh koperasi-koperasi yang ada di panumbangan, sehingga menjadi peluang baik, bagi Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) untuk menambah anggotanya serta memajukan koperasi. 5. Adanya Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Dewan Koperasi Indonesia adalah sebuah organisasi tunggal gerakan koperasi yang formal dan memiliki fungsi sebagai wadah perjuangan cita-cita koperasi. Dekopin merupakan mitra pemerintah dalam rangka mewujudkan pembangunan koperasi Indonesia , dengan adanya Dekopin bisa menjadi peluang besar bagi Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) karena dapat menjadi mediator pembangunan jaringan bisnis dan wadah untuk memperjuangkan nilai-nilai koperasi dalam sistem perokonomian internasional. 6.3.1.4 Identifikasi Ancaman (Threats Identification) 1. Persepsi Masyarakat yang Buruk Mengenai Koperasi Indonesia saat ini memiliki berbagai macam karakteristik kopersi, Tetapi pada umumnya koperasi di Indonesia merupakan koperasi yang berasal dari
61
persamaan kebutuhan, banyak koperasi yang dibentuk hanya sekedar formalitas dan banyak juga koperasi yang dibentuk atas dasar keinginan pemerintah dimana keadaan ini banyak dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk mengambil dana-dana proyek pemerintah untuk kebutuhan sendiri atau sering dikenal dengan koperasi merpati. Pada masa orde baru koperasi dijadikan alat pemerintah untuk mencapai program-program pemerintah sehingga membuat koperasi menjadi manja dan kurang berkembang didalam menjalankan usahanya. Maka dari pada itu, banyak masyrakat yang berpikiran negatif dan trauma terhadap koperasi sehingga persepsi masyrakat terhadap koperasi mejadi buruk. 2. Kebijakan Ekonomi yang Liberal Tidak dapat dipungkiri bahwa kebijakan pemerintah saat ini dalam bidang ekonomi cenderung liberal dan kapitalis, dimana pemerintah lebih mengutamakan mekanisme pasar serta menguntungkan para pemilik modal. Hal tersebut dapat dilihat dari kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan koperasi, yang nantinya dapat mempersulit pererkembangan koperasi. Selain itu UU No. 25 tahun 1992 mendefinisikan bahwa koperasi merupakan sebuah badan usaha, sehingga banyak masyarakat yang beranggapan bahwa koperasi adalah badan usaha sama dengan bentuk usaha lain misalnya perusahaan, padahal pada hakikatnya koperasi bukan merupakan badan usaha tetapi yang memliki badan usaha dengan kata lain badan usaha merupakan bagian dari koperasi dan koperasi bukanlah sekedar lembaga ekonomi saja tetapi juga sekaligus sebagai lembaga sosial. 6.3.2 Rumusan Strategi Matriks SWOT Rumusan strategi matriks SWOT dilakukan setelah terlebih dahulu menganalisis komponen-komponen kekuatan (strengths), kelemahan (weakneses), peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang terdapat pada Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA). Hal ini bertujuan untuk mempertajam strategi yang akan dihasilkan, adapun rumusan strategi matriks SWOT Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) dapat dilihat pada Tabel 7.
62
Tabel 7. Rumusan Strategi Matriks SWOT Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) Kelemahan (W) 1. Partisispasi anggota rendah 2. Tidak memiliki bidang penelitian dan pengembangan 3. Konflik internal Pengurus
Faktor Ekternal
Kekuatan (S) 1. Memiliki badan hukum 2. Sistem pengawasan yang demokratis 3. Memiliki jumlah anggota yang besar 4. Memiliki lahan pertanian yang luas 5. Berada di naungan STA Panumbangan
Peluang (O) 1. Petani di kecamatan Panumbangan banyak 2. Kebutuhan petani yang relatif homogen 3. Perkembangan teknologi yang semakin maju 4. Adanya peran serta pemerintah 5. Adanyan Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin)
Strategi SO 1. Meningkatkan kualitas pelayanan (S2, S3,S4, O1, O2) 2. Meningkatkan jumlah anggota koperasi (S1, S3, S4, S5, O1, O2, O3,O4) 3. Mencari mitra pemasaran baru (S1, S3, S4, S5, O2, O3, O4, O5) 4. Pengembangan jaringan usaha koperasi (S1, S5, O2,
Strategi WO 1. Bekerjasama dengan pemerintah dan akademisi (W2, O1, O2, O3) 2. Menerapkan sistem penghargaan (reward) ( W1, O1, O2, O3, O4) 3. Menetapkan Standard Operating Procedures (SOP) (W1, W3, O2 O3,O4)
Ancaman (T) 1. Kebijakan ekonomi yang liberal 2. Persepsi masyarakat yang buruk mengenai koperasi
Strategi ST Strategi WT 1. Memberikan masukan 1. Melakukan konsolidasi kapada pemerintah (S1, S3, internal dan eksternal S5, T1) (W1,W2,W3,T1,T2) 2. Memperbaiki citra koperasi (S2, S3, S4, S5, T2)
Faktor internal
63
6.3.2.1 Strategi SO (Strengths-Oppourtinities) Strategi SO adalah strategi yang memanfaatkan seluruh kekuatan yang dimiliki untuk mendapatkan dan memanfaatkan peluang yang ada. Adapun strategi SO yang dapat dilakukan oleh Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA), yaitu: 1. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kualitas pelayanan yang diberikan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) sangat memperngaruhi penilaian yang diberikan oleh anggota. Oleh karena itu peningkatan
kualitas
pelayanan
adalah
sebuah
keharusan
dalam
mempertahankan usaha di era globalisasi. Peningkatan kualitas pelayanan yang dapat dilakukan oleh Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) yaitu keramahan dan kecepatan serta ketepatan pengurus didalam melayani anggota koperasi, kemudahan dalam memperoleh informasi, kemudahan dalam memperoleh pinjaman, kemampuan mengatasi keluhan anggota serta kenyamanan ruangan. Peningkatan kualitas pelayanan tersebut dapat berdampak pada terciptanya hubungan yang baik antara Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) dengan anggota yang merupakan pelanggan koperasi itu sendiri
serta
memberikan dasar yang baik bagi terciptanya loyalitas dan membentuk suatu rekomendasi yang menguntungkan bagi koperasi. 2. Meningkatkan Jumlah Anggota Koperasi Koperasi Jasa Agribsinis (KOJA) terletak di kecamatan panumbangan selain memiliki anggota yang cukup besar yaitu mencapai 367 orang juga memiliki peluang untuk meningkatkan jumlah anggotanya pasar yaitu penduduk yang tersebar di wilayah panumbangan yaitu sebanyak 42.833 orang serta wilayah kabupaten ciamis yang jumlah penduduknya sebanyak 1.542.003 jiwa. Kondisi ini menjadi peluang besar bagi koperasi karena sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Dengan meningkatnya anggota diharapkan peran keaktifan anggota meningkat, karena dengan dengan bertambahnya anggota rasa ingin memberikan yang terbaik bagi koperasi menjadi meningkat. 3. Mencari Mitra Usaha Pemasaran yang Baru Koperasi dapat mencari mitra usaha untuk mengembangkan pasarnya, mengingat saat ini koperasi hanya memiliki satu mitra usaha dagang dengan
64
PT. ALAMANDA SEJATI UTAMA. Sedangkan koperasi sendiri menghasiilkan 30 ton cabai per minggu sedangkan pihak PT sendiri hanya mampu menampung 10 ton per minggu. Melihat kondisi ini koperasi harus mencari mitra lain misalnya melakukan kemitraan pemasaran hasil dengan pihak Indofood dimana untuk bahan baku pembuatan bumbu produknya memerlukan cabai yang relatif banyak atau dengan perusahaan lain yang berkaitan dengan produk pertanian hortikultura. Walaupun sebagian besar sisa kontrak dengan PT. ALAMANDA SEJATI UTAMA di jual kepasar lokal, tetapi hal itu bukanlah jaminan karena suatu saat koperasi bisa saja merugi mengingat harga pasar yang fluktuatif. 4. Pengembangan Jaringan Usaha Koperasi juga dapat melakukan pengembangan jaringan usaha yaitu dengan menjalin mitra usaha dengan membangun kerjasama antar koperasi agar kekuatan tawar koperasi menjadi kuat, dan koperasi dapat juga menerapkan sistem pencadangan usaha agar koperasi dapat memperluas akses pasar melaui pencadangan usaha dan lokasi usaha serta memberikan perlindungan dari kemungkinan praktek-praktek persaingan yang tidak sehat dan untuk mempermudah koperasi didalam memasuki pasar internasional, mengingat prospek untuk komoditi pertanian masih terbuka lebar. 6.3.2.2 Strategi ST (Strengths-Threats) Strategi ST adalah strategi yang menggunakan seluruh kekuatan yang dimiliki oleh koperasi untuk menghindari ancaman yang ada. Adapun strategi yang dapat dilakukan oleh Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) yaitu : 1. Memperbaiki Citra Koperasi Citra koperasi saat ini dimata masyarakat sangat buruk sehingga tidak ada kepedulian untuk mengembangkan koperasi. Hal tersebut dapat dilihat dari persepsi masyarakat yang menganggap bahwa koperasi adalah sebuah badan usaha. Seperti yang terjadi di Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) dimana pada koperasi ini diterapkan adanya investor dengan kepemilikan modal berupa saham melebihi 40 persen, yaitu sebesar 48 persen. Hal ini dapat merubah
65
fungsi koperasi karena sangat bertentangan dengan prinsip koperasi, koperasi bukan badan usaha tetapi yang memiliki badan usaha dan koperasi merupakan
suatu
sistem
ekonomi
sosial
ekonomi
yang
mampu
mensejahterakan anggotanya dan masyrakat. Selain itu koperasi juga identik dengan lembaga yang manja yang hanya bisa berjalan kalau ada bantuan dari pemerintah, oleh sebab itu peran Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) di dalam memperbaiki citra koperasi sangatlah penting bisa melalui penerapan kembali prinsip-prinsip koperasi dan nilai-nilai koperasi dengan baik dan benar serta tidak mengulangi kesalahan yang sama yang telah dilakukan pengurus koperasi sebelumnya. Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) diharapkan mengkaji ulang prioritas-prioritas koperasi dengan menempatkan pendidikan dan pelatihan sebagai urutan pertama, pendidikan dan pelatihan ditujukan guna menempatkan pemahaman koperasi serta profesionalime manajemen koperasi. 2. Memberikan Masukan Kepada Pemerintah Ini merupakan salah satu langkah yang baik dan bermanfaat bagi perkembangan koperasi, masukan dapat dilakukan secara langsung dengan melakukan audensi atau lobi kepada pihak terkait dan secara tidak langsung dengan membuat opini atau tulisan pada media publik. Salah satunya adalah kebijakan ekonomi karena kebijakan ini dapat berdampak langsung pada perkembangan koperasi. Seperti kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah saat ini lebih cenderung kepada sistem kapitalisme yang hanya menguntungkan golongan tertentu tidak pada kesejahteraan rakyat umum. 6.3.2.3 Strategi WO (Weaknesses-Opportunities) Strategi WO adalah strategi yang memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi kelemahan yang dimiliki. Adapun strategi WO yang dapat dilakukan oleh Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) yaitu: 1. Bekerjasama Dengan Pemerintah dan Akademisi Strategi ini dilakukan untuk mengatasi masalah koperasi yang tidak memiliki bidang penelitian dan pengembangan, karena dengan adanya kerjasama dengan pemerintah dan akademisi dapat menekan biaya dibandingkan dengan
66
membentuk tim penelitian dan pengembangan karena koperasi masih dalam masa pemulihan. Misalnya meminta kepada pihak akadeimisi untuk melakukan penelitian tentang pengembangan koperasi dan meminta penyuluhan atau pendamping dari pihak pemerintah. 2. Menetapkan Standard Operating Procedures (SOP) Merujuk pada hasil identifikasi standar pelayanan sebelumnya, dimana Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) hanya memiliki standar pelayanan informal. Palayanan informal itu tidak tertulis dan diasumsikan sudah dipahami oleh pengurus koperasi, padahal belum tentu dapat dipahami baik oleh pengurus koperasi, oleh sebab itu sebagai sebuah organisasi yang profesional dan memiliki tujuan besar Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) harus dapat membuat standard operating procedures (SOP). SOP sangat berguna bagi pengurus koperasi yaitu sebagai panduan dalam bekerja/ mengurus koperasi dan juga dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja pengurus oleh badan pengawas koperasi. SOP dapat digunakan untuk mengurangi konflik internal pengurus karena dengan adanya SOP pembagian tugas lebih jelas dan menentukan batasan-batasan dimana posisi tertentu tidak dapat dicampurkan karena sudah jelas aturan dan prosedurnya, tidak seperti yang terjadi di Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) walaupun sudah diberikan bagian masing-masing tetapi pada kenyataannya pengurus sering melanggar batas aturan karena aturan yang ada kurang jelas dan tidak terinci dengan baik. 3. Menerapkan Sistem Penghargaan (Reward) Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) dapat menerapkan sistem penghargaan ( reward) untuk mengatasi partisipasi anggota yang rendah, karena setiap anggota Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) memiliki tingkat partisispasi dan kontribusi yang berebda-beda. Oleh karena itu, sangat perlu diterapkan sistem reward pada Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) dimana dalam sisitem ini terkandung
nilai-nilai
keadilan
yang
berfungsi
untuk
memberikan
penghargaan bagi anggota yang berpartisipasi aktif. Hal ini bertujuan untuk memberikan motivasi serta untuk menjaga loyalitas anggota koperasi
67
6.3.2.4 Startegi WT (Weaknesses-Threats) Strategi WT adalah strategi yang meminimalkan kelemahan yang dimiliki untuk menghidari ancaman yang ada, adapun strategi WT yang dapat dilakukan oleh Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) yaitu melakukan konsolidasi internal dan eksternal. Strategi ini dilakukan dengan cara mengumpulkan semua pihak internal koperasi yaitu pengurus, badan pengawas, pegawai koperasi, dan perwakilan anggota. Hal ini bertujuan untuk mempererat hubungan komunikasi serta mempererat penyamaan visi dan misi
sehingga permasalahan yang ada dapat diselesaikan secara tuntas.
Konsolidasi internal tidak harus dilaksanakan secara rutin namun dapat dilakukan sewaktu-waktu apabila diperlukan, dengan adanya kosnsolidasi internal dapat meminimalisir persepsi yang buruk tentang koperasi di mata masyarakat. 6.4 Arsitektur Strategi Pendekatan untuk menyusun arsitektur strategi pengembangan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan yaitu memeperhatikan beberapa unsur antara lain visi dan misi Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan, analisis lingkungan internal dan eksternal organisasi, indusri foresight, tantangan organisasi dan sasaran yang ingin dicapai. Unsur-unsur ini dipadukan untuk mendapatkan peta umum strategi yang akan di implementasikan. 1. Visi dan Misi Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan Seperti dijelaskan pada gambaran umum koperasi, maka visi dari Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan adalah a) Menjadikan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan, sebagai badan usaha yang mampu mengangkat taraf hidup dan kehidupan anggota serta masyarakat petani dalam bidang kehidupan ekonomi sebagai basis bagi peningkatan kehidupan pendidikan, budaya, agama dan sosial serta aspek-aspek kehidupan lainnya. b) Menjadikan Koperasi Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan sebagai lokomotif dan model alternatif dari sistem ekonomi kerakyatan dalam memberdayakan fungsi dan peran petani sebagai tulang punggung kehidupan ekonomi Nasional yang kini
68
mengalami pasang surut dalam kancah pergulatan ekonomi nasional maupun global. c) Membangun sikap mental dan keahlian profesional para anggota dan pengurus Koperasi dalam bidang garapannya masing-masing, serta mampu menularkan keahlian dan profesionalismenya kepada para petani yang menjadi mitra kerja dan lingkup sosial garapannya. Sedangkan misi Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan adalah: a) Membangun tradisi kemitran sebagai azas ekonomi kerakyatan yang melibatkan dan menjadikan tradisi dan agama sebagai soko guru dan norma kehidupan ekonomi masyarakat. b) Menyiapkan komunitas petani yang memiliki kesadaran terhadap pentingnya kelestarian lingkungan hidup yang merupakan paradigma dan norma yang dipegang teguh oleh para petani tradisonal, akan tetapi juga memiliki wawasan terbuka terhadap perkembangan teknologi modern yang memiliki apresiasi terhadap kelestarian lingkungan hidup. c) Melakukan dan mengembangkan tradisi penelitian di kalangan anggota koperasi dan para petani bagi pengembangan proses dan produk pertanian secara interdisipliner yang terpadu yang berlandasakan azas kelestarian, penguatan ekonomi dan nilai-nilai kemanusiaan. d) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan dalam bidang yang relevan dengan bidang usaha Koperasi, baik langsung maupun tidak langsung, bagi seluruh anggota Koperasi dan masyarakat petani demi terwujudnya komunitas yang memiliki sikap dan mental serta keahlian profesional dalam bidang usahanya masing-masing. 2. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Analisis lingkungan internal dan eksternal Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan telah menghasilkan lima kekuatan dan tiga kelemahan serta lima peluang dan dua ancaman. Berdasarkan analisis lingkungan internal lima kekuatan yang dimiliki oleh Koperasi Jasa
69
Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan antara lain memilki badan hukum, system pengawasan yang demokratis, memiliki jumlah anggota yang besar, memiliki lahan pertanian yang luas, dan berada di naungan STA Panumbangan. Sedangkan tiga yang menjadi kelemahan dari Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan yaitu partisipasi anggota yang rendah, tidak memiliki bidang penelitian dan pengembangan, konflik internal pengurus. Berdasarkan analisis eksternal Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan maka lima peluang yang didapat yaitu petani di Kecamatan Panumbangan
banyak,
kebutuhan
petani
yang
relatif
homogen,
perkembangan teknologi yang semakin maju, adanya peran serta pemerintah, dan adanya Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin). Sedangkan ancaman atau tantangan yang terdapat pada Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan yaitu kebijakan ekonomi yang liberal, persepsi masyarakat yang buruk mengenai koperasi. 3. Industry Foresight Gambaran masa depan organisasi koperasi di Indonesia, khususnya Kabupaten Ciamis sendiri cukup baik teruatama koperasi di bidang pertanian karena sebagian besar masyarakatnya berpropesi sebagai petani sehingga keberadaan koperasi sangat dibutuhkan bagi petani kecil didalam menjalankan usahanya. Kualitas pelayanan koperasi seharusnya lebih baik sejalan dengan harapan yang besar dari para petani tersebut, tetapi pada kenyataanya kualitas pelayanan koperasi masih kurang baik dan masih jauh dari harapan anggotanya. Berdasarkan gambaran masa depan tersebut Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan saat ini harus dapat meningkatkan kualitas pelayanan sehingga faktor-faktor peluang seperti petani di Kecamatan Panumbangan yang cukup banyak dan kebutuhan petani yang relatif homogen dapat diambil.
Selain itu Koperasi Jasa
Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan juga harus mengoptimalkan pengurus atau sumberdaya dengan memanfaatkan peluang adanya dari peran serta pemerintah dan adanya Dekopin dengan melakukan pembinaan
70
dan pelatihan dari pemerintah. Pengoptimalan pengurus harus dilakukan untuk mencapai efisiensi organisasi, loyalitas dan partisipasi anggota dapat meningkat. Dengan seluruh pengurus yang dimiliki oleh Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan saat ini harus dibina dengan baik sehingga dapat melaksanakan seluruh pekerjaan secara optimal. Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan perlu menetapkan standar operating procedure (SOP) agar konflik internal pengurus yang terjadi dapat diatasi, karena dengan adanya SOP maka koridor tugas pengurus menjadi jelas dan terinci hal ini dapat menanggulangi konflik internal pengurus yang sering terjadi. Bekerja sama dengan pihak pemerintah dan akademisi dapat dilakuka oleh Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan, dimana dengan cara tersebut masalah penelitian dan pengembangan yang menjadi masalah dapat di tanggulangi sekaligus dapat menekan tingkat biaya dibandingkan apaila Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan membentuk team penelitian dan pengembangan sendiri. Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan harus memperbaiki citra koperasi, karena dengan cara tersebut persepsi masyarakat yang buruk mengenai koperasi dapat diatasi. Dimana dengan citra koperasi yang semakin baik maka sasaran perkembangan koperasi akan mudah tercapai. Strategi-strategi yang telah dihasilkan pada analisis SWOT
bertujuan
untuk menghadapi keenam tantangan tersebut sehingga akan diperoleh menigkatnya kesejateraan anggota dan masyarakat serta ikut berkontribusi dalam tatanan perekonomian nasional. Strategi-strategi tersebut antara lain meningkatkan kualitas pelayanan koperasi, menetapkan standar operating prosedur (SOP), bekerjasama dengan pemerintah, dan memperbaiki citra koperasi. 4. Tantangan Organisasi Tantangan merupakan sarana atau cara operasional yang harus dimiliki oleh Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan agar dapat di aplikasikan untuk memperoleh kesejahteraan anggota. Tantangan yang
71
dihadapi oleh Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan adalah: a) Kualitas Pelayanan Rendah Kualitas pelayanan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan saat ini rendah dapat, hal ini menjadi tantangan yang harus di atasi oleh koperasi tetapi, lepas dari itu semua kualitas pelayanan yang rendah dapat menjadi motivasi bagi koperasi agar meningkatkan kulitas pelayan dengan ,memperhatikan aspek keramahan dan kecepatan serta ketepatan pengurus didalam melayani anggota koperasi, memperbaiki kemudahan dalam memperoleh informasi dan pinjaman, meningkatkan kemampuan mengatasi keluhan anggota, memperhatikan kenyamanan ruangan b) Partisipasi Anggota Rendah Saat ini Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan memiliki tingkat partisipasi yang rendah hal ini dapat dilihat dari tingkat kehadiran anggota dalam rapat anggota yaitu 40 pesen dari total anggota, bahkan hanya memenuhi batas minimum dari rapat anggota yaitu 20 persen. Sehingga kondisi ini menjadi tanntangan yang harus diatasi oleh koperasi dengan menerakan system penghargaan agar motivasi anggota didalam berperan aktif terhadap koperasi dapat kembali hidup c) Konflik Internal Pengurus Hal ini terjadi karena perbedaan persepsi tentang koperasi antar pengurus, dimana sebagian pengurus beranggapan bahwa koperasi adalah tempat usaha yang harus memperoleh untung sedangkan pengurus lainya beranggapan bahwa koperasi adalah bukan sekedar lembaga ekonomi yang berorientasi pada profit tetapi juga sebagai lembaga sosial. Selain itu pengurus koperasi sering mengutamakan kebutuhan pribadi di bandingkan kebutuhan bersama. Oleh karena itu Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan diharapkan dapat mengatasinya dengan nenerapkan standar operating
procedure
(SOP)
yaitu
dengan
merancang dan
72
melaksanakan
pelatihan
dan
pengembangan
pengurus
dan
memperbaiki desain pekerjaan pengurus koperasi. d) Tidak Memiliki Bidang Penelitian dan Pengembangan Selama ini belum ada penelitian yang dilakukan oleh pengurus koperasi dalam hal pengembangan unit bisnis koperasi mengingat hal ini sangat penting dalam mendapatkan dana dan informasi untuk membangun unit usaha koperasi yang sesuai dengan kebutuhan anggota. Untuk mengatasi hal tersebut koperasi dapat melakukan kerjasama dengan pemerintah dan pihak akademisi yaitu dengan meminta kepada pihak akadeimisi untuk melakukan penelitian tentang pengembangan koperasi dan meminta penyuluhan secara intensif dari pihak pemerintah e) Persepsi Masyarakat yang Buruk Mengenai Koperasi Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) sering dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk mengambil dana-dana proyek pemerintah untuk kebutuhan sendiri. Maka dari pada itu, banyak masyrakat yang berpikiran negatif dan trauma terhadap koperasi sehingga persepsi masyrakat terhadap koperasi mejadi buruk. Dalam hal ini koperasi diharapkan dapat mengatasi tantangan tersebut yaitu dengan memperbaiki citra koperasi dengan melakukan penerapan kembali prinsip-prinsip koperasi dan nilai-nilai koperasi, mengkaji ulang prioritas-prioritas koperasi dengan menempatkan pendidikan dan pelatihan sebagai urutan pertama. f) Kebijakan Ekonomi yang Liberal Kebijakan pemerintah saat lebih mengutamakan mekanisme pasar serta menguntungkan para pemilik modal. Hal tersebut dapat dilihat dari kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan
koperasi, yang
nantinya dapat mempersulit pererkembangan koperasi. Selain itu UU No. 25 tahun 1992 mendefinisikan bahwa koperasi merupakan sebuah badan usaha, sehingga banyak masyarakat yang beranggapan bahwa koperasi adalah badan usaha sama dengan bentuk usaha lain misalnya perusahaan. Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) dapat memberikan
73
masukan kepada pemerintah terkai kebijakan tersebut yang merugikan koperasi baik secara langsung ataupun tidak langsung. 5. Sasaran Sasaran yang ingin dicapai oleh Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan adalah: a) Memajukan kesejahteraan anggota dan masyarakat Sejalan dengan tantangan yang dilalui oleh Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan, kesejateraan anggota merupakan tujuan utama yang ingin dicapai hal ini sesuia dengan amanat UndangUndang No 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian yaitu membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejateraan ekonomi dan sosialnya. b) Berkontribusi pada tatanan perekonomian nasional Dengan berkontribusinya koperasi didalam perekonomian nasional maka pandangan mengenai koperasi sebagai sokoguru perekonomian nasional dapat kembali hidup dan peran koperasi didalam perekonomian dapat diperhitungkan serta pandangan yang buruk mengenai koperasi dapat dihilangkan. 6. Program Kegiatan Strategi yang telah dirumuskan dalam analisis SWOT dijabarkan kembali dalam beberapa program kegiatan berdasarkan hasil arsitektur strategi. Program-program ini membahas lebih lanjut tahapan-tahapan untuk menjalankan strategi, program kegiatan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan, Ciamis di jelaskan pada Tabel 8.
74
Tabel 8. Uraian Strategi dan Program Kegiatan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan Strategi Program Kegiatan 1. Memperhatikan aspek keramahan dan kecepatan serta ketepatan pengurus didalam melayani anggota koperasi Meningkatkan kualitas 2. Memperbaiki kemudahan dalam memperoleh pelayanan informasi dan pinjaman 3. Meningkatkan kemampuan mengatasi keluhan anggota 4. Memperhatikan kenyamanan ruangan 1. Melakukan promosi anggota dan melaksanakan Meningkatkan pelatihan anggota Anggota Koperasi 2. Mendata calon target anggota Mencari mitra 1. Membuat proposal kontrak pemasaran dengan PT. pemasaran baru Indofood dan perusahaan lainya Pengembangan 1. Menjalin mitra usaha dengan membangun jaringan usaha kerjasama antar koperasi koperasi 2. Menerapkan sistem pencadangan usaha Memberikan masukan 1. Melakukan lobi kepada pihak terkait pada pemerintah 2. Membuat opini atau tulisan pada media publik 1. Penerapan kembali prinsip-prinsip koperasi dan nilai-nilai koperasi Memperbaiki citra 2. Mengkaji ulang prioritas-prioritas koperasi dengan koperasi menempatkan pendidikan dan pelatihan sebagai urutan pertama Bekerjasama dengan 1. Meminta kepada pihak akadeimisi untuk melakukan pemerintah dan penelitian tentang pengembangan koperasi akademisi 2. Penyuluhan dari pihak pemerintah Menerapkan sistem 1. Penghargaan berupa kemudahan akses (pinjaman) penghargaan (reward) dan hadiah lainya Menetapkan standard 1. Merancang dan melaksanakan pelatihan dan operating procedures pengembangan pengurus (SOP), 2. Memperbaiki desain pekerjaan pengurus Melakukan konsolidasi 1. Mempererat hubungan komunikasi serta internal mempererat penyamaan visi dan misi Sumber : Data Primer
7. Rancangan Arsitektur Startegi Rancangan arsitektur strategi merupakan peta strategi (blue print strategi) untuk mencapai sasaran organisasi. Rancangan arsitektur strategi untuk Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan dapat dilihat pada gambar 5. Pada gambar arsitektur strategi tersebut terdapat tiga sumbu yaitu sumbu X (horizontal), sumbu Y (vertikal) dan sumbu Z (transformasi). Sumbu X adalah rentan waktu yang harus dilalui oleh Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) sedangkan sumbu Y adalah rentang 75
strategi yang akan dilakukan untuk mencapai target dan sasaran yang dinginkan dan sumbu Z adalah transformasi atau perubahan yang akan dilalui oleh Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) untuk mencapai target dan sasaran yang dinginkannya. Adapun rangkaian strategi yang akan dilaksanakan untuk mengembangkan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) pada rancangan arsitektur strategi adalah sebagai berikut: 1.
Strategi yang Dilakukan Secara Bertahap Strategi yang dilaksanakan secara bertahap oleh Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) terdiri dari tiga tahap yaitu tahap pertama (2011), tahap kedua (20122013) dan tahap ketiga (2014-2015). A. Tahap Pertama (2011) a) Meningkatkan kualitas pelayanan, yaitu dengan melakukan program kegiatan (1) memperhatikan aspek keramahan dan kecepatan serta ketepatan pengurus didalam melayani anggota koperasi (2) memperbaiki kemudahan dalam memperoleh informasi dan pinjaman (3) meningkatkan kemampuan mengatasi keluhan anggota (4) memperhatikan kenyamanan ruangan. b) Menetapkan
standard
operating
procedures
(SOP),
dengan
melakukan program kegiatan (1) merancang dan melaksanakan pelatihan dan pengembangan pengurus (2) memperbaiki desain pekerjaan pengurus. c) Menerapkan sistem penghargaan (reward), dengan melakukan program kegiatan (1) penghargaan berupa kemudahan akses (pinjaman) dan hadiah lainya. d) Memperbaiki citra koperasi, yaitu dengan melakukan program kegiatan (1) penerapan kembali prinsip-prinsip koperasi dan nilai-nilai koperasi (2) mengkaji ulang prioritas-prioritas koperasi dengan menempatkan pendidikan dan pelatihan sebagai urutan pertama. e) Bekerjasama dengan pemerintah dan akademisi, yaitu dengan melakukan program kegiatan (1) Meminta kepada pihak akadeimisi untuk melakukan penelitian tentang pengembangan koperasi (2) penyuluhan dari pihak pemerintah.
76
B. Tahap Kedua (2012-2013) a) Mencari mitra pemasaran baru, dengan melakuakn program kegiatan (1) membuat proposal kontrak pemasaran dengan PT. Indofood dan perusahaan lainya. b) Meningkatkan jumlah anggota, dengan melakukan kegiatan (1) melakukan promosi anggota dan melaksanakan pelatihan anggota (2) mendata calon target anggota. C. Tahap Ketiga (2014-2015). a) Pengembangan jaringan usaha koperasi, dengan melakukan program kegiatan (1) menjalin mitra usaha dengan membangun kerjasama
antar koperasi (2) menerapkan sistem pencadangan usaha 2.
Kegiatan yang Dilaksanakan Secara Rutin Atau Terus Menerus Kegiatan yang dilaksanakan secara rutin atau terus menerus oleh Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) terdiri dari empat kegiatan yaitu, melakukan konsolidasi internal, mengoptimalkan sumber daya yang ada, memanfaatkan kemajuan teknologi, memberikan masukan kepada pemerintah. Apabila
rangkaian
strategi
dan
kegiatan-kegiatan
tersebut
dapat
dilaksanakan oleh Koperasi Jasa Agrbisnis (KOJA) secara cermat, maka target dan sasaran yang dinginkan dapat tercapai. Selain itu tantangan yang menjadi penghalang untuk perkembangan koperasi selama ini juga dapat diatasi. Sehingga tranformasi atau perubahan yang dilakukan oleh Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) dari Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015 dapat dikatakan telah berhasil.
77
2011
2012
2013
2014
Meningkatkan kualitas pelayanan koperasi Menetapkan standard operating procedur (SOP)
Mencari mitra pemasaran baru
Transformasi (Z)
Menerapkan sistem penghargaan (reward) Bekerjasama dengan pemerintah dan akademisi
Meningkatkan jumlah anggota koperasi
2015 Sasaran: Memajukan kesejahteraan anggota dan masyarakat, berkontribusi pada pembanguan perekonomian nasional
Pengembangan jaringan usaha koperasi
Memperbaiki citra koperasi
Tantangan 1. Kualitas pelayanan rendah 2. Partisipasi anggota rendah 3. Konflik internal Pengurus 4. Tidak memiliki bidang penelitian dan pengembangan 5. Persepsi masyarakat yang buruk mengenai koperasi 6. Kebijakan ekonomi yang liberal
Kegiatan rutin: 1. Melakukan konsolidasi internal 2. Mengoptimalkan sumber daya yang ada 3. Memanfaatkan kemajuan teknologi 4. Memberikan masukan kepada pemerintah
78 Gambar 5. Rancangan Arsitektur Strategi pengembangan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA)
Waktu (X)
VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil analisis lingkungan bisnis koperasi, maka secara internal Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) harus memperbaiki sistem manajemen, dan pemasaran serta melakukan kerjasama dengan pemerintah dan akademisi untuk mengatasi masalah penelitian dan pengembangan. Sedangkan secara eksternal Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) harus mampu beradaptasi dengan kondisi politik dan ekonomi yang ada agar dapat bertahan dalam mengembangkan usahanya serta memperbaiki citra koperasi yang selama ini kurang baik dimata masyarakat serta memanfatkan pengembangan teknologi untuk memperluas jaringan koperasi. 2. Berdasarkan analisis kesenjangan koperasi, kesenjangan yang terjadi pada Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) bernilai positif (G >0) yaitu sebesar 0.85. artinya kualitas pelayanan yang diharapkan oleh anggota koperasi lebih tinggi dari pada kualitas pelayanan yang dirasakan. Dengan demikian, pengurus Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) perlu meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan untuk kemajuan koperasi. 3. Berdasarkan
hasil
analisis
SWOT,
maka
rumusan
strategi
untuk
mengembangkan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) adalah meningkatkan kualitas pelayanan, meningkatkan jumlah anggota koperasi, mencari mitra pemasaran baru, pengembangan jaringan usaha koperasi, bekerjasama dengan pemerintah dan pihak akademisi, menerapkan sistem penghargaan (reward) serta menetapkan standard operating procedure (SOP), memberi masukan pada pemerintah, memperbaiki citra koperasi, dan melakukan konsolidasi internal. Seluruh hasil rumusan strategi tersebut kemudian dipetakan kedalam rancangan arsitektur strategi pengembangan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA). 4. Berdasarkan hasil rancangan arsitektur strategi pengembangan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA), maka untuk mencapai sasaran yang dinginkan koperasi harus melaksanakan program secara bertahap terdiri dari tiga tahapan. Tahap pertama (2011) yaitu meningkatkan kualitas pelayanan, menetapkan standard operating procedures (SOP), menerapkan sistem penghargaan (reward), 79
bekerjasama dengan pemerintah dan akademisi, memperbaiki citra koperasi. Tahap
kedua
(2012-2013)
yaitu
mencari
mitra
pemasaran
baru,
Meningkatkan anggota koperasi. Tahap ketiga (2014-2015) pengembangan jaringan usaha koperasi. 7.2 Saran 1. Seluruh pengurus koperasi dan badan pengawas Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) diharapkan dapat memperbaiki sistem manajemen pelayanan koperasi dan melakukan kerjasama dengan pemerintah dan akademisi sehingga perkembangan koperasi dapat terwujud. 2. Pengurus koperasi diharapkan dapat melakukan konsolidasi internal agar konflik internal pengurus dapat teratasi dan melakukan konsolidasi eksternal kepada pihak terkait untuk memperbaiki citra koperasi dan sebagai penunjang bagi keberhasilan koperasi. 3. Koperasi
Jasa
Agribisnis
(KOJA)
STA
Panumbangan
diharapkan
menempatkan pendidikan dan pelatihan anggota serta pengurus sebagai prirotas utama karena sebagian besar masalah yang terjadi di koperasi adalah akibat
kurangnya
pemahaman
pengurus
ataupun
anggota
didalam
berkoperasi. 4. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan meneliti tentang implimentasi dan evaluasi Strategi Pengembangan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan.
80
DAFTAR PUSTAKA Baswir, R. 1997. Agenda Ekonomi Kerakyatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Boulding, W et al. 1993. A Dynamic Process Model of Service Quality: From Expectations to Behavioral Intentions. Journal of Marketing Research 30: 281-301 Glueck WF and Jauch LR. 1991. Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan. Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga. David, Fred R. 2004. Manajemen Strategis: Konsep-Konsep. Edisi Kesembilan. Jakarta: PT. Prehellindo. David, Fred R. 2006. Manajemen Strategis: Konsep. Jakarta: Salemba Empat. David, Fred R. 2009. Manajemen Strategis : Konsep. Edisi Keduabelas. Jakarta: Salemba Empat. Dirgantoro C. 2001. Manajemen Stratejik Teori, Konsep dan Implimentasi. Jakarta: Grasindo Hatta M. 1954. Kumpulan Karangan. Jilid Ketiga. Jakarta: Balai Buku Indonesia. Hendrojogi. 2004. Koperasi: Asas-asas, Teori, dan Praktik. Jakarta: Rajawali Press. Hunger JD, Wheelen TL. 2003. Manajemen Strategis. Yogyakarta : ANDI. Ismawan, I. 2001. Sukses di Era Ekonomi Liberal bagi Koperasi dan Perusahaan Kecil Menengah. PT. Grasindo: Jakarta. Mubyarto. 2002. Membangkitkan Ekonomi Kerakyatan Melalui Gerakan Koperasi: Peran Perguruan Tinggi. Journal Ekonomi Rakyat 1 (Agustus):6 Mutis T. 1992. Pengembangan Koperasi: Kumpulan Karangan. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia Mutis. 1999. Analisis Usaha Pengembangan Koperasi. Jurusan Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Parasuraman Zeithaml and Berry. 1985. A Conceptual Model of Service Quality and Its Implications for Future Research. Journal Of Marketing 41-50 Partomo, Tiktik S. 2009. Ekonomi Koperasi. Bogor: Ghalia Indonesia
81
Pearce JA and Robinson B. 1997. Manajemen Strategi : Formulasi, Implementasi dan Pengendalian. Jilid pertama. Jakrta: Bina Rupa Aksara. Soedjono I et al.(1997). Koperasi Di Tengah Arus Liberalisasi Ekonomi. Jakarta: Yayasan Formasi Syaifudian H, Haryadi D, Maspiyati. 1995. Strategi Dan Agenda Pengembangan Usaha Kecil. Bandung : Yayasan AKATIGA. Swasono SE. 1992. Pengembangan Koperasi. Makalah Pengembangan Koperasi Indonesia. Jakarta Undang-Undang Perkoperasian. 1992. Jakarta: Sinar Grafika. Wahyudiono E. 2008. Analisis Peran Utama Dan Rancangan Pengembangan Koperasi Mahasiswa Institut Pertanian Bogor Dengan Pendekatan Arsitektur Strategi [sripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Yoshida DT. 2006. Arsitektur strategik : Solusi Meraih Kemenangan Dalam Dunia Yang Senantiasa Berubah. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.
82
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN Responden Yth, Saya, Dede Permana mahasiswa program sarjana ekstensi, Institut Pertanian Bogor, bermaksud melakukan penelitian mengenai Strategi Pengembangan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan Kabupaten Ciamis Propinsi Jawa Barat. Mengharapkan kerjasama Bapak/Ibu untuk berkenan mengisi kuesioner ini , informasi yang bapak ibu berikan merupakan hal yang sangat berharga dan akan dijamin kerahasiaannya serta hanya dipergunakan untuk kepentingan akademik. Atas kesediannya saya ucapkan terima kasih banyak. Mohon menyilang (X) salah satu pilihan dan mengisi titik-titik dengan jawaban yang sesuai. Nomor Kuesioner :……………
Tanggal :…./…./ 2011
Data Responden 1. Nama Responden : ................................................................................................. 2. Umur : ................................................................................................. 3. Jenis Kelamin :................................................................................................. 4. Status : Anggota 5. Unit kerja :................................................................................................. 6. Lama Kerja :................................................................................................. Berikan respon Bapak/Ibu terhadap butir-butir pertanyaan dibawah ini dengan menggunakan skala Likert sebagai berikut: 5 = Sangan Setuju (SS), 4 = Setuju (S), 3 = Kurang Setuju (KS), 2 = Tidak Stuju (TS), 1 = Sangat Tidak Setuju (STS) Pertanyaan: Pelayanan No 1 2
Atribut Pengurus melayani permintaan anda dengan tepat sesuai kebutuhan Pengurus melayani anda dengan cepat
Tingkat Kepuasaan SS S KS TS STS 5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
83
Penyedian Jasa No
Atribut
3
Anggota dengan mudah memperoleh layanan produk/jasa yang dibutuhkan. 4 Persyaratan untuk mendapatkan jumlah produk/jasa tidak banyak Kemampuan Menghadapi Masalah No
Atribut
5
Koperasi mampu menyelesaikan masalah yang ditimbulkan oleh anggota maupun non anggota dan lingkungan dengan baik. Keluhan No
Atribut
6
Keluhan anggota dapat diatasi dengan baik oleh koperasi Informasi No
Atribut
7
Informasi tentang koperasi mudah diperoleh/diakses 8 Informasi tentang fasilitas yang diberikan oleh koperasi mudah diperoleh Fasilitas No 9 10 11 12
Atribut Kebersihan dan kerapian koperasi Penataan ruangan koperasi Tempat parkir Kenyamanan koperasi
Tingkat Kepuasaan SS S KS TS STS 5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
Tingkat Kepuasaan SS S KS TS STS 5
4
3
2
1
Tingkat Kepuasaan SS S KS TS STS 5
4
3
2
1
Tingkat Kepuasaan SS S KS TS STS 5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
SS 5 5 5 5
Tingkat Kepuasaan S KS TS STS 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
Saran 13. Jika Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) ingin berkembang, menurut pendapat anda jenis usaha apa yang harus dilakukan? a. Usaha Sayuran/pangan Organik b. Usaha Agrowisata c. Pengadaan Mesin Pengolahan d. lainya, sebutkan : ....................................................................................... 14. Apa manfaat yang anda dapatkan menjadi anggota koperasi?
84
Lampiran 2. Hasil Pengolahan Data Menggunakan Microsoft Excel 2007 Pelayanan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Responden Yayat Sarip Dodo Ruslan H. Bosol Nani Andi Alan Jeje Iding Akum Soma Gari Pi'i Yoyo Dani Lili Dana Rohim Yayat N Yayat Atang Ading Engkus Diding Ikin Uma Api Pudin Anwar Oo Rahman Wawan Yayan Dadang Malik Uus Oo Bahari
A 5 3 4 4 3 4 5 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 5 5 2 4 3 5 2 3 2 4 2
B 4 4 5 4 3 5 4 3 4 3 4 3 2 3 4 3 4 3 5 4 5 5 2 3 4 5 3 5 2
3 5 4 4 4 5 2
3 3 5 5 3 5 2
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74
H. Ewo H. Mis'an Amin Ali Nurdin Iwa Adang Iwan Juli Nurdin Miding Emuh Omon Narya Ohim Atang Oo Aman Yadi Kayah Idik Naen Ute Dian Teti Oman Ikoh Bayu Darus Dudung Mamat Amir Gunawan Emon Engkos Iwan Umi Ajat Anda
4 3 5 4 2 5 2 3 4 5 3 4 3 5 5 4 4 3 4 3 4 3 5 4 2 3 5 4 3 5 4 5 3 3 5 4 2 4
3 3 5 3 5 2 5 2 3 4 2 3 5 2 3 3 4 2 5 5 5 2 2 3 5 5 4 4 2 3 2 3 4 5 4 3 2 4
75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 10 0
Rohman Otong Kosim Dedi Momon Didi Dudung Mukri Marno Eeng H. Amas H. Omon Ihak Amas Rohim Imong Sobri Toto Wawan Ikin Karyo H. Anda Hamid Asep Takwa Oos Kosasih
3 5 5 4 3 5 5 4 3 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 3 5 3 5
5 5 5 3 4 3 5 5 3 4 4 4 5 2 5 5 5 4 5 5 5 4 3
5
3
4
5
Eem
5
3
Jumlah total : 755 (X)= 3,8 (Gi)= 0,2
85
Penyedian Jasa
Responden Yayat Sarip Dodo Ruslan H. Bosol Nani Andi Alan Jeje Iding Akum Soma Gari Pi'i Yoyo Dani Lili Dana Rohim Yayat N Yayat Atang Ading Engkus Diding Ikin Uma Api Pudin Anwar Oo Rahman Wawan Yayan Dadang
A 1 3 4 3 1 4 5 3 3 5 4 2 3 3 1 2 2 3 5 4 3 2 3 3 4 2 1 4 3 4 4 3 2
B 3 1 3 3 1 3 2 1 1 2 4 1 4 3 2 2 4 2 4 3 4 5 5 2 5 2 3 2 4 3 1 5 5
Malik Uus Oo Bahari H. Ewo H. Mis'an Amin Ali Nurdin Iwa Adang Iwan Juli Nurdin Miding Emuh Omon Narya Ohim Atang Oo Aman Yadi Kayah Idik Naen Ute Dian Teti Oman Ikoh Bayu Darus Dudung Mamat Amir
3 4 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 4 2 4 2 3 3 3 4 4 3 4 5 4 2 3 2 3 4 2 5
5 5 4 3 2 4 3 5 2 4 2 4 5 3 4 1 2 3 5 3 4 3 3 5 4 5 4 3 4 3 3 3 5 4
Gunawan Emon Engkos Iwan Umi Ajat Anda Rohman Otong Kosim Dedi Momon Didi Dudung Mukri Marno Eeng H. Amas H. Omon Ihak Amas Rohim Imong Sobri Toto Wawan Ikin Karyo H. Anda Hamid Asep Takwa Oos Kosasih Eem
Total Jumlah:
5 4 3 3 2 2 3 2 3 3 4 3 5 3 5 4 3 3 5 3 4 3 5 4 5 4 5 3 5 2 4 5 5
4 5 3 3 4 3 2 3 3 3 3 5 3 3 3 5 5 3 4 3 4 3 4 5 5 5 5 5 3 4 5 3 5
666 X= 3.3 Gi= 0.7
86
Kemampuan Menghadapi Masalah Responden A Malik Yayat Sarip Dodo Ruslan H. Bosol Nani Andi Alan Jeje Iding Akum Soma Gari Pi'i Yoyo Dani Lili Dana Rohim Yayat N Yayat Atang Ading Engkus Diding Ikin Uma Api Pudin Anwar Oo Rahman Wawan Yayan Dadang
1 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 1 2 2 3 2 2 2 3 1 3 1 4 1 3 1 3 4 1 4 1
Uus Oo Bahari H. Ewo H. Mis'an Amin Ali Nurdin Iwa Adang Iwan Juli Nurdin Miding Emuh Omon Narya Ohim Atang Oo Aman Yadi Kayah Idik Naen Ute Dian Teti Oman Ikoh Bayu Darus Dudung Mamat Amir
2 1 2 1 5 3 1 2 1 2 2 2 3 2 3 3 4 3 2 1 2 3 5 3 3 2 2 3 4 2 3 4 3 5
Gunawan Emon Engkos Iwan Umi Ajat Anda Rohman Otong Kosim Dedi Momon Didi Dudung Mukri Marno Eeng H. Amas H. Omon Ihak Amas Rohim Imong Sobri Toto Wawan Ikin Karyo H. Anda Hamid Asep Takwa Oos Kosasih Eem
2 5 5 3 2 4 1 3 5 4 5 3 2 5 3 3 4 3 2 4 2 4 3 5 4 2 4 4 2 5 4 4 5
Total Jumlah: 278 X= 2.8 Gi= 1.2
87
Keluhan Responden Yayat Sarip Dodo Ruslan H. Bosol Nani Andi Alan Jeje Iding Akum Soma Gari Pi'i Yoyo Dani Lili Dana Rohim Yayat N Yayat Atang Ading Engkus Diding Ikin Uma Api Pudin Anwar Oo Rahman Wawan Yayan Dadang
A 5 2 1 3 3 3 3 2 2 1 2 5 2 2 3 5 3 1 2 3 2 1 3 5 2 1 2 3 2 2 5 5 5
Malik Uus Oo Bahari H. Ewo H. Mis'an Amin Ali Nurdin Iwa Adang Iwan Juli Nurdin Miding Emuh Omon Narya Ohim Atang Oo Aman Yadi Kayah Idik Naen Ute Dian Teti Oman Ikoh Bayu Darus Dudung Mamat Amir
4 3 3 2 5 5 3 5 2 3 5 5 3 2 1 2 3 2 5 3 2 5 5 2 2 5 3 2 4 3 2 4 2 3
Gunawan Emon Engkos Iwan Umi Ajat Anda Rohman Otong Kosim Dedi Momon Didi Dudung Mukri Marno Eeng H. Amas H. Omon Ihak Amas Rohim Imong Sobri Toto Wawan Ikin Karyo H. Anda Hamid Asep Takwa Oos Kosasih Eem
2 5 2 4 3 1 2 3 3 5 2 3 4 5 5 3 4 5 2 3 2 4 3 5 5 4 3 5 3 3 4 4 5
Total Jumlah : 317 X= 3.2 Gi= 0.8
88
Informasi Responden Yayat Sarip Dodo Ruslan H. Bosol Nani Andi Alan Jeje Iding Akum Soma Gari Pi'i Yoyo Dani Lili Dana Rohim Yayat N Yayat Atang Ading Engkus Diding Ikin Uma Api Pudin Anwar Oo Rahman Wawan Yayan Dadang
A 1 5 1 5 1 2 1 5 2 2 3 2 4 1 5 2 5 3 4 2 5 4 2 4 1 1 4 1 5 5 2 4 2
B
Malik
2 5 2 4 5 1 4 2 3 2 3 2 3 3 4 4 5 5 5 6 4 3 2 5 5 1 5 2 2 3 4 5 4
Uus Oo Bahari H. Ewo H. Mis'an Amin Ali Nurdin Iwa Adang Iwan Juli Nurdin Miding Emuh Omon Narya Ohim Atang Oo Aman Yadi Kayah Idik Naen Ute Dian Teti Oman Ikoh Bayu Darus Dudung Mamat Amir
1 3 3 2 4 2 5 1 3 2 1 2 4 3 2 2 2 3 3 4 5 4 5 2 2 3 4 3 4 3 3 4 5 2
4 5 5 4 4 4 3 2 3 4 5 3 5 5 5 5 4 5 5 4 1 5 3 5 2 5 3 2 5 2 2 2 2 2
Gunawan Emon Engkos Iwan Umi Ajat Anda Rohman Otong Kosim Dedi Momon Didi Dudung Mukri Marno Eeng H. Amas H. Omon Ihak Amas Rohim Imong Sobri Toto Wawan Ikin Karyo H. Anda Hamid Asep Takwa Oos Kosasih Eem
3 4 2 3 4 1 2 2 3 4 5 3 2 2 4 1 1 3 2 2 1 2 1 4 2 1 4 5 2 1 4 1 2
3 2 2 2 1 1 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 3 5 1 3 2 1 1 3 1 1 1 4 2 1 2 4
89
Fasilitas Responden Yayat Sarip Dodo Ruslan H. Bosol Nani Andi Alan Jeje Iding Akum Soma Gari Pi'i Yoyo Dani Lili Dana Rohim Yayat N Yayat Atang Ading Engkus Diding Ikin Uma Api Pudin Anwar Oo Rahman Wawan Yayan Dadang Malik Uus Oo Bahari H. Ewo H. Mis'an Amin Ali Nurdin Iwa
A 1 2 5 3 2 1 3 2 1 3 1 3 2 3 3 2 4 1 1 2 1 1 1 3 2 2 2 1 2 1 3 2 3 1 3 1 2 1 3 3 1
B 1 2 4 1 3 2 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 2 3 3 5 4 4 4 3 3 3 2 3 1 1 2 2 2 2 4 2 2
C
D 3 3 3 2 2 2 2 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 2 2 2 4 4 4 3 3 3 3 4 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 3 5 3
4 5 1 3 5 3 4 5 2 5 3 5 4 3 5 2 4 5 3 4 3 5 3 5 2 3 4 5 3 2 4 5 3 2 4 3 2 3 2 2 3
Adang Iwan Juli Nurdin Miding Emuh Omon Narya Ohim Atang Oo Aman Yadi Kayah Idik Naen Ute Dian Teti Oman Ikoh Bayu Darus Dudung Mamat Amir Gunawan Emon Engkos Iwan Umi Ajat Anda Rohman Otong Kosim Dedi Momon Didi Dudung Mukri Marno
2 1 3 3 2 2 3 3 3 2 1 3 2 3 2 1 2 1 3 1 1 2 1 1 1 3 1 2 1 1 2 1 3 1 2 2 2 2 2 5 5 2
4 4 3 3 3 1 2 1 3 3 3 3 2 4 2 2 3 2 1 2 1 1 2 3 2 2 4 2 4 2 3 2 2 3 3 4 3 3 4 3 2 4
2 4 5 4 5 3 5 5 5 3 5 5 2 2 4 4 5 5 3 1 2 1 3 5 3 3 3 2 4 3 4 2 4 1 4 1 2 3 3 5 3 5
4 3 2 4 2 2 1 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 4 4 2 4 2 2 2 3 4 2 3 2 3 4 4 1 4 1 2 3 3 2
90
Eeng H. Amas H. Omon Ihak Amas Rohim Imong Sobri Toto
2 5 5 2 5 5 2 5 2
3 4 3 4 4 3 3 2 2
2 2 2 4 5 4 2 2 2
3 3 5 5 4 2 3 5 3
Wawan Ikin Karyo H. Anda Hamid Asep Takwa Oos Kosasih Eem
5 3 5 3 5
3 3 4 3 4
2 5 2 2 3
5 2 5 2 5
4
3
3
5
5 4
4 2
3 3
3 2
Keterangan : A,B,C,D adalah pertanyaan yang diajukan Nilai 1,2,3,4,5 adalah skor pembobotan dengan menggunakan skala likert yaitu (1) sangat tidak setuju (2) tidak setuju (3) kurang setuju (4) setuju (5) sangat setuju.
91
Lampiran3. Neraca Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan Ciamis Per 31 Desember 2010
No Aktiva I Aktiva Lancar 1.1. Kas 1.2. Bank 1.3. Piutang 1.4. P P T T Jumlah Aktiva Lancar
Tahun 2010
Tahun 2009
1,170,175.00 203,592,128.00 (10,000,000.00) 194,762,303.00
3,208,032.00 4,014,757.00 239,005,065.00 (5,000,000.00) 241,227,854.00
568,135.00 568,135.00
260,000.00 260,000.00
III Aktiva Tetap dan Gerak 3.1. Peralatan & Kendaraan 3.2. Perlengkapan Kantor Nilai Perolehan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku
118,920,000.00 20,245,250.00 139,165,250.00 (34,450,000.00) 104,715,250.00
123,438,800.00 (21,950,000.00) 101,488,800.00
IV Aktiva Lain-Lain 4.1. Piutang Beku Jumlah Piutang Beku Total Aktiva
58,956,515.00 58,956,515.00 359,002,203.00
85,739,020.00 85,739,020.00 428,715,674.00
48,625,100.00 454,345.00 59,259,888.00 3,267,368.00
25,000,000.00 310,700.00 127,678,400.00 141,494,153.00
106,040,000.00 106,040,000.00
114,680,000.00 114,680,000.00
II
V
Investasi Jangka Panjang 2.1. Simpanan di Plasma Jumlah Investasi Jangka Panjang
Kewajiban dan Equity Kewajiban Lancar 5.1. Titipan Anggota 5.2. Dana-Dana SHU 5.3. Titipan STA 5.4. Biaya YMH Jumlah Kewajiban Lancar
VI Kewajiban Jangka Panjang 6.1. Hutang Bank 6.2. Hutang STA Jumlah Kewajiban Jangka Panjang
92
VII Equity 7.1. Simpanan Pokok 7.2. Simpanan Wajib 7.3. DPM 7.4. Cadangan 7.5. Sisa Hasil Usaha Jumlah Equity Total Passiva
775,000.00 36,373,110.00 99,252,421.00 3,448,656.00 1,506,315.00 141,355,502.00 359,002,203.00
1,775,000.00 12,573,110.00 539,100.00 1,473,111.00 3,192,100.00 3,192,100.00 428,715,674.00
Ciamis, 31 Desember 2010 A.N. PENGURUS KOJA Ketua, TATA HERDIANA
Bendahara, UCU ROHIMAT
93
RAPB KOPERASI JASA AGRIBISNIS (KOJA) STA PANUMBANGAN CIAMIS TAHUN BUKU 2009 NO
URAIAN
RENCANA 2009 REALISASI 2009 RENCANA 2010 (Rp) (Rp) (Rp)
A. 1 2 3
PENDAPATAN Jasa Pinjaman Provisi Lain-lain Jumlah
107,849,000.00 22,632,000.00 300,000.00 130,781,000.00
166,690,333.00 29,255,750.00 235,100.00 196,181,183.00
167,000,000.00 30,000,000.00 300,000.00 197,300,000.00
B. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
PENGELUARAN Gaji Pengurus & Karyawan Bunga STA Bunga Anggota Peny. Aktiva Lancar Operasional & Perbaikan ATK dan Lain-lain Sewa Kantor & Telp Peny. Inventaris Biaya RAT Pengeluaran Umum Jumlah Pengeluaran
60,000,000.00 19,200,000.00 10,000,000.00 5,500,000.00 9,000,000.00 3,800,000.00 4,600,000.00 13,500,000.00 1,600,000.00 127,200,000.00
60,418,300.00 26,040,000.00 19,200,000.00 5,000,000.00 24,038,800.00 13,993,350.00 11,006,050.00 12,500,000.00 3,100,000.00 19,211,000.00 194,507,500.00
65,000,000.00 25,500,000.00 19,000,000.00 5,500,000.00 23,000,000.00 13,000,000.00 10,000,000.00 12,500,000.00 3,000,000.00 17,500,000.00 194,000,000.00
C Pendapatan Sebelum Pajak
3,581,000.00
1,673,683.00
3,300,000.00
358,100.00
167,368.00
330,000.00
3,222,900.00
1,506,315.00
2,970,000.00
Pajak D Sisa Hasil Usaha
Ketua,
TATA HERDIANA
Panumbangan, 31 Desember 2009 Bendahara,
UCU ROHIMAT
94