STRATEGI PENGENDALIAN MUTU PRODUK PLASTIC INJECTION MENGGUNAKAN

Download bahwa short mould adalah cacat produksi yang paling sering muncul pada produksi sehingga penyebab dari ... Pengendalian Mutu Produk Plastic...

5 downloads 695 Views 2MB Size
STRATEGI PENGENDALIAN MUTU PRODUK PLASTIC INJECTION MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS PADA PT. HONORIS INDUSTRY, CIAWI

EDWIN TRI JANUARSYAH

DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Strategi Pengendalian Mutu Produk Plastic Injection Menggunakan Metode Seven Tools pada PT. Honoris Industry, Ciawi” Adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, November 2014

Edwin Tri Januarsyah NIM H24100048

ABSTRAK EDWIN TRI JANUARSYAH. Strategi Pengendalian Mutu Produk Plastic Injection Menggunakan Metode Seven Tools pada PT. Honoris Industry, Ciawi. Dibimbing oleh MUHAMMAD SYAMSUN dan NUR HADI WIJAYA. Upaya dalam memenuhi kepuasan pelanggan dilakukan dengan peningkatan pelayanan dan penjaminan untuk menjaga kepercayaan konsumen. Tujuan dari pengendalian dan penjaminan mutu adalah agar perusahaan memiliki keunggulan kompetitif. Sejak pertengahan tahun 1980 konsep mutu telah berkembang menjadi staretegi perluasan perusahaan. Total Quality Management membuat organisasi berfokus pada kualitas. Untuk melihat apakah PT. Honoris Industry telah menerapkan sistem pengendalian mutu untuk mengetahui telah terkendali atau tidak terkendali serta mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas produksi. Maka dilakukan langkah analisis dalam melihat faktor dan pengendaliannya. Dalam menganalisisnya digunakan alat analisis yaitu histogram, grafik kendali, diagram sebab akibat dan diagram pareto. Setelah melakukan kajian dan identifikasi dapat terlihat untuk komplain pelanggan dan produktivitas masih tidak terkendali walaupun memiliki tren positif sebagai data yang menunjukan terjadi perbaikan produksi. Dengan digram pareto bisa dilihat bahwa short mould adalah cacat produksi yang paling sering muncul pada produksi sehingga penyebab dari cacat tersebut bisa diidentifikasi dngan diagram sebab akibat. Setelah dilakukan pendekatan terlihat faktor penyebabnya adalah Man (fisik, mental, skill) Material ( kesesuaian), Method (pergantian shift) Machine (perbaikan dan perawatan) Measurement dan environment (suhu, sirkulasi). Kata kunci : kepuasan pelanggan, pengendalian mutu, produksi, seven tools ABSTRACT EDWIN TRI JANUARSYAH . Strategy of Quality Control Products Plastic Injection Based Seven Tools Method in PT . Honoris Industry,Ciawi. Supervised by MUHAMMAD SYAMSUN and NURHADI WIJAYA. The effort to meet customer satisfaction company must increase service assurance to keep coustomers trust .The goal of Quality Control And Quality Assurance is that the company has a competitive advantage . Since the mid 1980 concept of quality has envolve to increas value of company. Total Quality Management makes the organization and focuses on quality. Does PT . Honoris Industry has applied Quality Control System to know has controlled or uncontrolled and knowing what influences of quality in production. Then to see Factor analysis a company analyzes the system in producing area. In the analysis there are analyzes by histogram , control charts , cause-effect diagram and Pareto charts . After analyzed the company is uncontrolled in complain customer prces and productivity but bot of them the divisi of quality control and production divison has increased with positve trend. It is good that a company has improved a process to increase benefit and value.With pareto chart a company knows that the most factor of deffect is short mould, so a manager can formulate a startegi to decrease a problem.an the cause in deffcts are Man ( physical , mental , skills ) Materials ( Fitness requirement ) , Method ( shift turnover ) Engines ( repair and maintenance ) Measurement (error djugement ) and Environment ( TEMP , circulation ) .

STRATEGI PENGENDALIAN MUTU PRODUK PLASTIC INJECTION MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS PADA PT. HONORIS INDUSTRY, CIAWI

EDWIN TRI JANUARSYAH Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen

DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahuwata’ala atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2014 ini adalah Strategi Pengendalian Mutu Produk Plastic Injection Menggunakan Metode Seven Tools pada PT. Honoris Industry, Ciawi. Bapak Dr. Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc dan Bapak Nurhadi Wijaya, S.TP, M.M selaku pembimbing dan juga Bapak Nugroho yang membimbing saya di tempat penelitian. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan pada Ayah, Ibu, Sri Indah Aprianti, Syamsu Harso, Erwin Tri Januarsyah yang selalu mendukung saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Serta dukungan dari sahabat terdekat Liseu, Nadya, Ali Fahir, Shofiatu Rahmah Sugis dan keluarga besar Manajemen FEM IPB. Dan juga dukungan dari rekan-rekan Bipolar Care Indonesia khususnya Kanita Miliana dan Tania Khaerunnisa yang mendukung saya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, November 2014

Edwin Tri Januarsyah

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang PerumusanMasalah TujuanPenelitian Ruang Lingkup Penelitian TINJAUAN PUSTAKA METODE Kerangka Pemikiran Lokasi dan Waktu Penelitian Pengumpulan Data Pengolahan Data HASIL DAN PEMBAHASAN Sejarah Perusahaan Hasil Produksi Perusahaan Analisis dengan Seven tools Implikasi Manajerial SIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

vi vi vi 1 1 4 4 4 4 10 10 11 11 11 13 13 13 14 25 26 28 29

DAFTAR TABEL 1 Tabel penelitian terdahulu yang relevan 2 Pola diagram kendali 3 Tabel sample size 4 Tabel langkah-langkah saat ditemukan cacat 24

9 11 17 produksi

DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6 7 8

Diagram komplain konsumen Grafik LOT produksi Grafik LOT produksi Contoh produk plastic injection 3 Kerangka pemikiran 10 Struktur perusahaan PT. Honoris Industry 14 Diagram alir pengendalian mutu PT. Honoris Industry 15 Flowchart proses produksi plastic injection. 16 Diagram kendali komplain pelanggan Diagram kendali inventory material Diagram kendali inventory part

9 10 11 19 12 Diagram kendali produktivitas 19 13 Data produktivitas divisi Plastic Injection 20 14 Diagram deliveri kepada konsumen 20 15 Diagram pareto dari ketidaksesuaian produksi (No goods) 21 16 Diagram sebab akibat yang dibuat oleh PT.Honoris Industry 17 Grafik DPMO dalam 24 bulan terakhir

2 2 3

18 18

22

25

DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4

Lot pass Target 2012 Lot pass Target 2013 Resume 2013 Cara menanggapi

komplain

dan

penyebab

29 30 31 komplain 32

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang Memasuki era globalisasi, bisnis dituntut kompetitif telah dirasakan oleh para pelaku bisnis di dunia ini. Persaingan semakin ketat setelah adanya kebijakan pasar bebas yang disepakati oleh pemerintah dengan negara lain. . ASEAN-Cina Free Trade Area (AC-FTA) serta adanya kebijakan ASEAN Economy Community yang akan mulai bergulir tahun 2015 mendatang maka persaingan bisnis menjadi semakin ketat. Dengan kondisi tersebut para pelaku merancang kembali strategi bisnis agar bisa bertahan dan dapat meningkatkan pangsa pasar. Umumnya pelaku usaha memfokuskan diri untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Upaya dalam memenuhi kepuasan pelanggan dilakukan dengan peningkatan pelayanan dan penjaminan untuk menjaga kepercayaan konsumen. Tujuan dari pengendalian dan penjaminan mutu adalah agar perusahaan memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan dengan pesaing, sehingga perusahaan mampu bertahan pada persaingan pasar. Sejak pertengahan tahun 1980 konsep mutu telah berkembang menjadi staretegi perluasan perusahaan. Total Quality Management membuat organisasi berfokus pada kualitas, menggabungkan pengembangan kualitas yang berorientasi budaya perusahaan. Dengan intensif dalam sisi manajerial dan perhitungan statistik pada desain dan penyaluran produk yang berkualitas pada konsumen. Jadi Total Quality Management adalah program yang berfokus pada seluruh aktivitas organisasi dalam peningkatan kualitas untuk konsumen melalui pengalihan kepada budaya organisasi, implementasi manajemen dan perhitungan statistik (Melynk dan Denzler 1996). Fungsi dari pemasaran pada organisasi harus bisa menjadi acuan dalam menetapkan permintaan yang tepat mengenai barang atau jasa. Pemasaran juga membutuhkan tinjauan kebutuhan pasar dalam menetapkan permintaan konsumen.. Pemasaran harus bisa menetapkan sektor pasar dan permintaan untuk menetapkan produk atau jasa dari segi kelas, harga, kualitas, waktu dan lain lain. Komunikasi yang baik antara konsumen dengan supplier adalah kunci pada kualitas, itu akan menghilangkan persyaratan yang membingungkan dari sudut pandang konsumen yang mana melekat pada banyak organisasi.Timbal balik dibutuhkan untuk mengetauhi mana yang tidak memuaskan dalam permasalahan yang dihadapi konsumen dan supplier ( Oakland 1993). Industri manufaktur menuntut aspek kualitas karena rantai pasoknya yang banyak. Apalagi dengan dengan adanya sub industri komponen yang menuntut tiap pemerannya untuk menjaga kepercayaan yang diminta mitra bisnis. Dan komplain konsumen harus menemui titik solusi dalam pemecahan masalah yang terjadi bilamana terjadi barang yang tidak sesuai dengan permintaan yang diajukan oleh konsumen.

2

9 8

Tabel 1. Pertumbuhan Industri Manufaktur DKI Jakarta tahun 2010-2013 Sumber: www.jakarta.go.id data bulan ke-n

7 6 5 4 3 2 1 0

1

2

3

4

5

6

7

8

9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

bulan ke-n

Gambar 1. Diagram komplain konsumen PT. Honoris Industry Tahun 2012-2013 Gambar nomor 1 adalah data dari komplain bulanan yang didapat dari konsumen mengenai ketiaksesuaian dari barang yang diproduksi. Kecendrungan yang terjadi dalam 24 bulan terakhir yaitu pada tahun 2012 dan 2013 menggambarkan bahwa terjadi peningkatan jumlah komplain tiap bulannya secara linier. Tujuan dari pengendalian mutu salah satunya mengurangi atau menghilangkan komplain pelanggan dan peningkatan kualitas kepada pelanggan. JUMLAH LOT PRODUKSI JANUARI 2014

400 357

350 300

200 150 100

268

319

250

235

185 132

117

91

50 0 kawai

125

144 114 24

23

0 Yemi

0 Yagi MINGGU 1

pmI

PRICOL

40

ASTRA

EPSON

MINGGU 2

Gambar 2. Grafik LOT produksi Januari 2014.

17 HOGI

43

PIGEON

3

JUMLAH LOT PRODUKSI JANUARI 2014

900 800

774

700 600 531

500 400

416

388

300 200

507

300

280 228

211

173

214

100 0 kawai

1 Yemi

31

28 26 Yagi MINGGU 3

pmI

PRICOL

ASTRA

EPSON

HOGI

71 PIGEON

MINGGU 4

Gambar 3. Data LOT Produksi Januari 2014 Histogram pada Gambar 2 dan Gambar 3 memperlihatkan jumlah LOT produksi pada beberapa konsumen Honoris Industry pada Bulan Januari 2014 dimana terjadi peningkatan produksi dari minggu ke minggu jika dilihat secara rata rata dari dimana rata rata LOT nya pada minggu pertama itu 109,6667 Lot, minggu kedua 138,56 LOT, minggu ketiga 149,4 LOT dan minggu keempat 318,4 LOT. Honoris merupakan pemain pada industri manufaktur dalam menyuplai komponen bagi perusahaan manufaktur yang lain dimana konsumennya adalah ASTRA, PRICOL, KAWAI, PMI, Yagi Antena, EPSON, HOGI, Pigeon. PT. Honoris Industry telah mendapat sertifikasi ISO 9001 serta ISO 9000 yang telah disertifikasi sejak tahun 1992.

Gambar 4. Contoh produk plastic injection

4

Gambar 4 merupakan salah satu contoh produk dari hasil produksi divisi plastic injection dimana produknya merupakan part untuk perusahaan manufaktur yang memesan kepada PT.Honoris Industry.

Perumusan Masalah 1. Bagaimana PT.Honoris Industry mengendalikan sstem pengendalian mutu pada produksi komponennya yaitu plastic injection? 2. Seberapa pentingnya pengendalian mutu bagi kekuatan perusahaan? 3. Apa proses yang paling mempengaruhi produksi plastic injection? 4. Apakah pengendalian mutu pada proses produksi plastic injection terkendali atau tidak terkendali? Tujuan Penelitian 1. Mengidentifikasi mutu pada proses produksi plastic injection di PT. Honoris Industry 2. Menganalisis faktor yang mempengaruhi komplain pelanggan PT Honoris Industry. 3. Menganalisis pengendalian mutu pada proses produksi plastic injection dalam rangka mengurangi komplain pelanggan.

Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada kajian proses produksi komponen elektronik pada pabrik Honoris yang berlokasi di Ciawi dengan pengendalian mutu yang diterapkan oleh divisi produksi pada fokus quality control. PT Honoris Industry.

TINJAUAN PUSTAKA

Manufaktur Manufaktur berasala dari kata manufacture yang berarti membuat dengan tangan atau dengan mesin sehingga menghasilkan sesuatu barang. Untuk membuat suatu barang diperlukan mesin atau bahan lain. Jadi bisa dikatakan bahwa manufaktur adalah kegiatan memproses suatu atau beberapa bahan menjadi barang lain yang mempunyai nilai tambah lebih besar. Kegiatan dimana input diubah menjadi output (Prawirosentono 2007)

5

Proses Produksi Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru, sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda dapat mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang. Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai, jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah mencukupi. Salah satu yang dilakukan dalam proses produksi adalah menambah nilai guna suatu barang atau jasa. Dalam kegiatan menambah nilai guna barang atau jasa ini, dikenal 5 (lima) jenis kegunaan, yaitu guna bentuk, guna jasa, guna tempat, guna waktu dan guna milik. Sistem produksi adalah suatu gabungan dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan saling mendukung untuk melaksanakan proses produksi dalam suatu perusahaan. Komponen atau unsur struktural yang membentuk sistem produksi terdiri dari bahan (material), mesin dan peralatan, tenaga kerja, modal, energi, informasi dan tanah. Sedangkan komponen atau unsur fungsional terdiri dari penyelia, perencanaan, pengendalian, koordinasi dan kepemimpinan yang semuanya berkaitan dengan manajemen dan organisasi. Jenis-jenis proses produksi ada berbagai macam bila ditinjau dari berbagai segi. Proses produksi dilihat dari wujudnya terbagi menjadi proses kimiawi, proses perubahan bentuk, proses assembling, proses transportasi dan proses penciptaan jasa-jasa adminstrasi (Ahyari, 1986). Proses produksi dilihat dari arus atau flow bahan mentah sampai menjadi produk akhir, terbagi menjadi dua yaitu proses produksi terus-menerus (Continous processes) dan proses produksi silih berganti (Intermittent processes). Perusahaan menggunakan proses produksi terus-menerus apabila di dalam perusahaan terdapat urutan-urutan yang pasti sejak dari bahan mentah sampai proses produksi akhir. Proses produksi terputus-putus, apabila tidak terdapat urutan atau pola yang pasti dari bahan baku sampai dengan menjadi produk akhir atau urutan selalu berubah (Ahyari, 1986). Mutu Mutu adalah faktor pada performa yang merepresentasikan seberapa baik produk dalam memenuhi ekspektasi konsumen. Untuk penetapan Total Quality Management secara sukses ada istilah quality trilogy sebagai aktivitas utama, yaitu quality planning, quality controls dan quality improvements. Pengendalian mutu menekankan tujuan penting manajemen operasi pada pengendalian yang berkelanjuitan dan menjamin hasil yang terprediksi, memfasilitasi rutinitas manajemen dan untuk menyediakan dasar yang stabil upaya lebih lanjut dalam meningkatkan kualitas (Juran dalam Melnyk dan Denzler tahun 1996). Mutu memiliki dua definisi ukuran yaitu dari keterimaan terhadap spesifikasi dan taguchi. Ada banyak dimensi kualitas. Produk bisa dinilai apakah baik performa, ketahanan, estetika kemudahan pelayanan serta pilihan yang

6

dimiliki produk. Sedangkan definisi taguchi kehilangan yang ditanamkan terhadap lingkungan dari waktu produk dikirimkan (Farnum 1994)

Pengendalian Mutu Definisi pengendalian mutu adalah alat bagi manajemen untuk memperbaiki mutu produk bila diperlukan, mempertahankan mutu yang sudah tinggi dan mengurangi jumlah bahan yang rusak. Pengendalian mutu merupakan upaya mengurangi kerugian-kerugian akibat produk rusak dan banyaknya sisa produk atau scrap (Handoko, 2000). Pengendalian mutu merupakan alat penting bagi manajemen produksi pengemasan produk untuk menjaga, memelihara, memperbaiki dan mempertahankan mutu produk agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pengendalian mutu harus dapat mengarahkan beberapa tujuan terpadu, sehingga konsumen puas menggunakan produk, baik barang atau jasa perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu produksi menurut Handoko (2000), secara langsung dipengaruhi oleh sembilan bidang dasar yang dikenal sebagai “9M”, yaitu market (pasar), money (uang) management (manajemen), man (manusia), motivation (motivasi), material (bahan), machines and mechanization (mesin dan mekanisme), modern information method (metode informasi mesin) dan mounting product requirements (persyaratan proses produk). Mutu produksi agar sesuai dengan yang direncanakan, maka perlu diperhatikan standar berikut (Prawirosentono tahun 2004 menyatakan bahwa): 1. Bahan baku Bahan baku merupakan salah satu faktor yang perlu ditentukan standarnya. Penetapan standar bahan baku ini dapat digunakan sebagai pedoman atas petunjuk bagi karyawan mesin yang langsung memproses bahan baku. Jadi mutu bahan baku akan sangat baik, apabila lebih dulu ditentukan standarnya. Mutu baik mempunyai hubungan kuat dengan proses dan mutu produk akhir perusahaan. 2. Tenaga kerja Tenaga Kerja merupakan salah satu faktor terpenting dalam proses produksi, karena menentukan tercapai tidaknya standar mutu produk yang telah ditetapkan. Perlu ditentukan atau diperhatikan mengenai standar jam kerja dan standar upah. 3. Peralatan Peralatan produksi atau mesin produksi dari suatu perusahaan sangat perlu untuk ditentukan standarnya. Hal ini terkait dengan operasi perusahaan, terutama dalam penentuan tingkat operasi yang optimal. Penggunaan peralatan produksi tanpa memperhatikan standar

7

pemakaian maksimal dari masing-masing mesin akan menimbulkan berbagai macam kesulitan, yang pada akhirnya menyebabkan produk akhir perusahaan tidak sesuai dengan standar yang telah ditentukan. 4. Proses Proses produksi dapat mempengaruhi produk dan produktivitas perusahaan, maka perlu adanya standar proses produksi. Lama waktu proses dapat direncanakan dan perusahaan dapat memperkirakan waktu penyelesaian proses dengan baik. Ada empat langkah dalam melakukan quality control (QC),yaitu (Ariani, 2002) 1. Menetapkan standar mutu produk yang akan dibuat. Sebelum produk bermutu dibuat oleh perusahaan dan ada baiknya ditetapkan standar yang jelas batasannya untuk mempermudah pengendalian. 2. Menilai kesesuaian mutu yang dibuat dengan standar yang ditetapkan. Sebelum produk bermutu dibuat oleh perusahaan dan sebaiknya ditetapkan standar yang jelas batasannya untuk mempermudah pengendalian. 3. Mengambil tindakan korektif terhadap masalah dan penyebab yang terjadi, dimana hal itu mempengaruhi mutu produksi. 4. Merencanakan perbaikan untuk meningkatkan mutu, bila perusahaan ingin produknya berada dalam posisi pasar yang sangat menguntungkan, maka perlu diadakan perencanaan perbaikan.

Alat dan Teknik Pengendalian Mutu Ariani (2002) menyatakan bahwa teknik dan alat tersebut dapat berwujud (2) jenis, yaitu menggunakan data verbal atau kualitatif dan yang menggunakan data numerik atau kuantitatif. Teknik yang menggunakan data kualitatif adalah Flow chart, Brainstorming, Diagram sebab akibat, Affinity diagram dan Diagram pohon. Sedangkan yang menggunakan data kuantitatif, adalah Lembar periksa, Diagram Pareto, Histogram, Scatter diagram, Grafik kendali dan Run chart. Flow Chart Flow chart skematik atau diagram skematik adalah yang menunjukkan seluruh langkah dalam suatu proses. Dalam diagram ini ditunjukkan bagaimana langkah itu saling berinteraksi satu sama lain. Flow chart digambarkan dengan simbol-simbol dan setiap orang yang bertanggungjawab untuk memperbaiki suatu proses harus mengetahui seluruh langkah dalam proses tersebut. Diagram Sebab Akibat (Cause and Effect Diagram) Diagram sebab akibat disebut diagram ishikawa karena dikembangkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa. Diagram tersebut juga disebut diagram tulang ikan karena berbentuk seperti kerangka ikan. Diagram Sebab Akibat digunakan untuk

8

mengidentifikasi kategori dan sub kategori sebab-sebab yang mempengaruhi suatu karakteristik mutu tertentu. Diagram Pareto (Pareto Diagram) Diagram ini digunakan untuk menentukan pentingnya atau prioritas kategori kejadian yang disusun menurut ukurannya atau sebab-sebab yang akan dianalisis, sehingga dapat memusatkan perhatian pada sebab-sebab yang mempunyai dampak terbesar. Histogram Histogram adalah alat yang digunakan untuk menunjukkan variasi data pengukuran dan variasi setiap proses. Berbeda dengan Pareto chart yang penyusunannya menurut urutan yang memiliki proporsi terbesar kekiri hingga proporsi terkecil, maka histogram dalam penyusunannya tidak menggunakan urutan apapun.

Grafik Kendali Grafik kendali adalah grafik yang digunakan untuk menentukan apakah suatu proses berada dalam keadaan in control atau out control. Batas pengendalian yang meliputi batas atas (upper control limit) dan batas bawah (lower control limit) dapat menggambarkan performansi yang diharapkan Statistical Quality Control Pengendalian mutu statistik (statistical quality control) secara garis besar digolongkan menjadi 2 (dua), yaitu pengendalian proses statistik (statistical process control) atau yang sering disebut control chart dan rencana penerimaan contoh produk atau yang sering dikenal dengan acceptance sampling (Ariani, 2002). Jadi SQC dapat digunakan sebagai alat untuk mencegah kerusakan dengan dengan cara menolak (reject) dan menerima (accept) berbagai produk yang dihasilkan mesin dalam proses produksi, sekaligus upaya efisiensi biaya yang dikeluarkan (Prawirosentono, 2004). Tujuan SQC adalah menunjukkan tingkat reliabilitas contoh dan bagaimana cara mengawasi risiko (Handoko, 2000).

9

Penelitian Terdahulu yang Relevan Tabel 1.Penelitian terdahulu yang relevan Nama Risiana

Tahun 2007

Judul Analisis pengendalian Mutu Pada Proses Produksi Pressure Tank PH 100 (Studi Kasus di CV Saga Multi Industri, Sukabumi), dengan menggunakan data SQC dan Analytical Hierarchy Process (AHP)

Hasil mendapatkan hasil tentang proses produksi dan pelaksanaan manajemen mutu, mengidentifikasi penyebab kesalahan produksi

Admiraldi 2011

berjudul Kajian Proses Produksi dan Pengendalian Mutu Proses Pengemasan PT Pupuk Kujang dengan menggunakan teknik SQC

mendapatkan proses produksi serta factor pada penyebab terkendalinya mutu. Proses yang direkomendasikan dalam perbaikan selanjutnya bagi perusahaan.

Batarfie

Analisis Pengendalian Mutu pada Proses Produksi Air Minum dalam Kemasan (AMDK) SBQUA. Studi Kasus di PT Sinar Bogor QUA, Pajajaran, Bogor

pengendalian mutu pada PT SBQUA terbagi menjadi empat (4) tahap, yaitu pengendalian mutu bahan baku, pengendalian mutu dalam proses, pengendalian mutu produk jadi, dan pengendalian mutu kemasan. Dari diagram sebab akibat diperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi mutu.

2006

10

METODE PENELITIAN

Kerangka Pemikiran Produksi merupakan sebuah siklus yang dilakukan oleh perusahaan dalam penyediaan barang atau jasa yang akan ditawarkan kepada pasar demi keberlangsungan bisnis perusahaan tersebut. Begitu pula dengan PT. Honoris Industry yang memproduksi barang berupa berbagai jenis capital goods untuk perusahaan manufaktur besar yang menjadi konsumennya. PT. Honoris Industry

Proses Produksi

Diagram kendali

Terkendali atau tidak terkendali

Proses Pengendalian mutu

Diagram pareto

Diagram sebab akibat

Penyebab Masalah

Faktor kesalahan mutu

Mempertahankan grade

Rekomendasi Strategi pengendalian mutu

Gambar 5 kerangka pemikiran. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian akan dilakukan di pabrik Honoris Industry yang berada di Jalan Ciawi Gadog Kabupaten Bogor dan waktu penelitian direncakan pada tanggal 1 april hingga 30 April. Pengumpulan Data Pengumpulan data akan dilakukan dengan metode wawancara dan pengamatan sebagai data primer dan pencarian gambaran umum perusahaan,

11

deskripsi perusahaan data divisi produksi serta data sertifikasi perusahaan sebagai data sekunder.

Pengolahan Data Pengolahan data dengan grafik kendali Suatu pola dikatakan tidak terkendali menurut Montgomery (1996) jika data terdapat beberapa faktor seperti berikut ini : 1. Satu atau beberapa titik diluar batas pengendali. 2. Suatu giliran dengan paling sedikit tujuh (7) atau delapan (8), dengan macam giliran dapat berbentuk giliran naik atau turun, giliran di atas atau di bawah garis tengah atau giliran di atas atau dibawah median. 3. Dua (2) atau tiga (3) titik yang berturutan di luar batas peringatan 2sigma, tetapi masih dalam batas pengendali. 4. Empat (4) atau lima (5) titik yang berturutan di luar batas 1-sigma. 5. Pola tidak biasa atau tidak acak dalam data. 6. Satu (1) atau beberapa titik dekat satu batas peringatan. Tabel 2 Pola diagram kendali No 1

Pola Perubahan mendadak

Keterangan Satu titik berada diluar kontrol secara mendadak.

2

Siklis atau periodisitas

Adanya titik-titik yang menunjukan pola perubahan yang sama sepanjang interval sama.

3

Campuran atau merangkul batas kendali

Adanya titik-titik yang mendekati garis batas kendali.

4

Stratifikasi atau merangkul garis pusat

Adanya titik-titik mendekati garis pusat.

5

Pergeseran dalam tingkat proses

Adanya titik-titik yang cenderung bergeser dari garis pusat..

yang

12

Lanjutan Tabel 2 No

Pola

Keterangan

6

Tren

Adanya kenaikan atau penurunan secara kontinu, tepatnya 6 (enam) titik menurun atau meningkat

7

Pelarian

Adanya titik yang cendrung terletak pada satu sisi saja dari garis median, bila pergeseran atau pelarian mempunyai 7 (tujuh) titik atau 8 (delapan) titik atau bila 10 keluar dari 11 titik.

Sumber : Trisyulianti, dkk (2003) Diagram Sebab-Akibat Diagram sebab akibat digunakan untuk menganalisis persoalan dan faktorfaktor yang menimbulkan persoalan. Dalam penelitian ini diagram sebab akibat digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi mutu produksi dapat dilihat dari faktor “9M”. a. Dapatkan kesepakatan tentang masalah yang terjadi dan ungkapkan masalah itu sebagai suatu pertanyaan masalah. b. Temukan sekumpulan penyebab yang mungkin, dengan menggunakan teknik brainstorming atau membentuk anggota tim yang memiliki ideide yang berkaitan dengan masalah yang sedang dihadapi. c. Gambarkan diagram dengan pertanyaan mengenai masalah untuk ditempatkan pada sisi kanan (membentuk kepala ikan) dan kategori utama, seperti bahan baku, metode, manusia, mesin, pengukuran dan lingkungan ditempatkan pada cabang utama (membentuk tulangtulang besar dari ikan). Kategori utama dapat diubah sesuai kebutuhan. Tetapkan setiap penyebab dalam kategori utama yang sesuai dengan d. menempatkannya pada cabang yang sesuai. e. Untuk setiap penyebab yang mungkin, tanyakan “mengapa” untuk menemukan akar penyebab, kemudian tulislah akar-akar penyebab itu pada cabang-cabang yang sesuai dengan kategori utama (membentuk tulang-tulang kecil dari ikan). Untuk menemukan akar penyebab, kita dapat menggunakan teknik bertanya “mengapa” sampai lima (5) kali. f. Interpretasi atas diagram sebab akibat itu adalah dengan melihat penyebab-penyebab yang muncul secara berulang kemudian dapatkan kesepakatan melalui konsensus tentang penyebab tersebut. Selanjutnya, fokuskan perhatian pada penyebab yang dipilih melalui konsensus.

13

g.

Terapkan hasil analisis dengan menggunakan diagram sebab akibat dengan cara mengembangkan dan mengimplementasikan tindakan korektif, serta memonitor hasil- hasil. Diagram Pareto (Pareto Diagram)

Diagram Pareto sebagai alat yang digunakan untuk menentukan pentingnya atau prioritas kategori kejadian yang disusun menurut ukurannya atau sebab-sebab yang akan dianalisis, sehingga dapat memusatkan perhatian pada sebab-sebab yang mempunyai dampak terbesar terhadap kejadian tersebut (Ariani 2002). Rincian pelaksanaan sebagai berikut: a. Menentukan metode atau arti dari pengklasifikasian data, misalnya berdasarkan masalah, penyebab, jenis ketidaksesuaian, dan sebagainya. b. Menentukan satuan yang digunakan untuk membuat urutan karakteristik-karakteristik tersebut. c. Mengumpulkan data sesuai dengan interval waktu yang telah ditentukan. d. Merangkum data dan membuat rangking kategori data tersebut dari terbesar hingga terkecil. e. Menghitung frekuensi atau persentase kumulatif yang digunakan. f. Menggambar diagram batang, menunjukkan tingkat kepentingan relatif masing-masing masalah, dengan cara mengidentifikasi beberapa hal yang penting untuk mendapat perhatian Perhitungan dan pengurutan kesalahan dapat menggunakan grafik histogram terlebih dulu.

HASIL DAN PEMBAHASAN

SEJARAH PERUSAHAAN

PT. Honoris Industry berdiri dibawah modern group didirikan pada tahun 1971 yang lokasi awalnya di kawasan industri Cakung. Saat ini plant produksi utamanya berada di jalan raya Ciawi Sukabumi. Hasil Produk Pada awal berdiri PT.Honoris Industry memproduksi kamera pocket Fuji serta piano dari kawai. Dan sekarang produksi utamanya adalah plastic injection untuk produsen besar seperti astra dan epson. Selain itu produksi dari PT. Honoris Industry adalah Lampu neon HORI dan komponen EMS. Saat ini yang menjadi produk utamanya adalah plastic injection. Namun saat ini selain memproduksi hasil sendiri juga melakukan assembling yang tidak bisa dilakukan konsumen.

14

Company Head

Product Development div Head

Company Head Operational Division Head

Sales & Marekting Project head

FAD departement Head

Production departeme nt Head

HRD departement Head

Gambar 6. Struktur perusahaan PT. Honoris Industry

Analisis dengan Seven Tools Sesuai dengan teori maka beberapa hasil dari proses produksi dari tempat penelitian menggunakan beberapa alat seven tools diantaranya dengan menggunakan analisis histogram, diagram pareto , grafik kendali serta diagram ishikawa.dengan menggunakan nilai nilai pada grafik bisa terlihat mana yang menjadi kendala dan faktor yang mempengaruhi kualitas mutu pada perusahaan sehingga kekurangan yang terjadi bisa ditingkatkan. Standar telah ditetapkan oleh perusahaan yang sebelumnya mengadakan FGD untuk penetapan standar.

15

Proses Pengendalian Mutu

Material Input /Warehousing Incoming Quality Control Proses Produksi In Process Quality control

Barang cacat

Barang sesuai standar

Perbaikan Barang Jadi Pengemasan Outcoming Quality Control Shippment

= Proses inspeksi Gambar 7. Diagram alir pengendalian muitu PT. Honoris Industry Langkah Langkah yang diambil oleh PT. Honoris Industry dalam upaya mengendalikan mutu proses produksinya adalah sebagai berikut : 1. Material Input adalah proses dimana material atau part yang dibutuhkan untuk proses produksi datang dari supplier dan ditempatkan di gudang sebagai persediaan. 2. Pada saat barang masuk gudang petugas Quality Control melakukan inspeksi tahap pertama yang disebut incoming quality control. Pada tahap ini yang dinilai adalah kesesuaian jenis material yang diminta kepada supplier serta kuantitas dari material yang masuk. Apabila barang tidak sesuai dengan spesifikasi yang dipesan maka petugas menyiapkan surat noncorformance report kepada yang diserahkan ke kepala seksi untuk ditindaklanjuti atau menghubungi pihak dari supplier. 3. Pada tahap produksi perusahaan memproduksi barang yang dipesan konsumen. Pada tahap inilah fokus utama proses produksi. Mesin yang digunakan berjumlah lebih dari 40 unit yang terbagi pada dua gedung. Tahap produksi inspeksi yang dilakukan adalah in process quality control. Metode inspeksi yang dilakukan adalah tipa dua jam sekali artinya pada satu shift petugas melakukan monitoring 4 kali. Monitoring yang dilihat

16

adalah mengambil sampel produk yang baru keluar dari mesin injeksi. Bagian yang diukur adalah dimensi luar dan dimensi ukuran. Pada dimensi luar sample yang diambil adalah 2 cetakan sedangkan untuk pengukuran appereance sample yang diambil 8 cetakan. 4. Produk yang telah lolos tahap In process quality control selanjutnya masuk pada tahap pengemasan. 5. Pada tahap pengemasan, barang di uji lagi apakah sesuai dengan standar dan apakah masih ada cacat produksi pada barang. Jika ada barang yang masih cacat maka perbaikan dilakukan oleh divisi support. 6. Barang yang telah melewati outcoming quality control maka barang siap dikirimkan kepada konsumen PT. Honoris Industry.

Proses Produksi Plastic Injection Material Input Mixing Material Dryer Injection Finishing Crusher

Gambar 8. Flowchart proses produksi plastic injection. Proses dari bijih plastik hingga menjadi part adalah sebagai berikut: 1. Material Input Memasukan bahan baku berupa resin/bijih plastik kedalam tanki penampungan. 2. Mixing Material Proses pencampuran material murni abs dan material daur ulang/regrind. 3. Dryer Mengeringkan material sebelum dikirim ke mesin injection, karena jika material mengandung air maka part-nya akan cacat. 4. Injection Material yang sudah dikeringkan di dryer akan dikirim untuk ditampung di mini hopper untuk selanjutnya material bijih plastik akan dirubah ke bentuk cairan oleh heater, setelah berubah menjadi bentuk cair,material akan di dorong oleh screw hingga mengisi celah2 didalam

17

mold yang memang di desain sesuai bentuk part dengan tekanan tinggi setelah jadi bentuk part, mold akan membuka kemudian ejector akan mendorong part yang menempel di core side mold hingga akhirnya part di ambil oleh robot. 5. Finishing Setelah part di ambil oleh robot ,part akan diletakan di conveyor hingga akhirnya part akan di check oleh operator dan dilakukan pemotongan runner. 6. Crusher Penghancuran part hasil produksi yang tergolong cacat, akan dimasukan kedalam mesin penghacur hingga part akan menjadi serbuk plastik kasar yang disebut regrind yang nantinya akan di campurkan dengan material murni. Pada tiap lini IQC,IPQC dan OQC sampling yang digunakan menggunakan sampling yang ada pada tabel sampling. Tabel 3.Tabel standar penetuan jumlah sampling PT. Honoris Industry Lot of inspection size

Special inspection Levels s-1 s-2 s-3 s-4

General Inspection Levels I II III

2-8

A

A

A

A

A

A

B

9-15

A

A

A

A

A

B

C

16-25

A

A

B

B

B

C

D

26-50

A

B

B

C

C

D

E

51-90

B

B

C

C

C

E

F

91-150

B

B

C

D

D

F

G

151-280

B

C

D

E

E

G

H

281-500

B

C

D

E

F

H

J

501-1200

C

C

E

F

G

J

K

1201-3200

C

D

E

G

H

K

L

3201-10000

C

D

F

G

J

L

M

10001-35000

C

D

F

H

K

M

N

35001-150000

D

E

G

J

L

N

P

150001-500000

D

E

G

J

M

P

Q

500000-keatas

D

E

H

K

N

O

R

18

Diagram Kendali

Gambar 9. Diagram kendali komplain pelanggan PT. Honoris Industri tahun 2012-2013 Grafik diatas adalah tabulasi keterkendalian komplain pelanggan terhadap kesesuaian produk. Dari grafik diatas angka komplain selama dua tahun produksi masih terkendali dimana individual value tidak ada diluar batas kendali namun secara moving range ada satu titik batas paling atas.

Gambar 10 Diagram kendali inventory material PT. Honoris Industry tahun 2012-2013 Gambar 10 menunjukan waktu penyimpanan material di gudang sudah terkendali dimana tidak ada data yang keluar dari batas atas dan bawah individual maupun moving range diagram kendali.

19

Gambar 11. Diagram kendali inventory part PT. Honoris Industry tahun 2012-2013. Gambar diatas adalah statistik lama penyimpanan part. Jika melihat rataaan individual maka inevntori part tidak terkendali, namun jika dilihat dari grafik deviasi moving range inventori telah terkendali. Yang diukur adalah lamanya penyimpanan part di gudang dimana target nya adalah 20 hari dan rataannya sebesar 20,73 hari.

Gambar 12. Diagram kendali produktivitas PT. Honoris Industry tahun 2012-2013 Gambar 12 menunjukan produktivitas yang diukur selama 24 bulan terkahir yaitu produktivitas tahun 2012 dan 2013. Produktivitas masih belum terkendali dimana ada dua titik pada individual dan moving range yang berada pada batas atas dan batas bawah.

20

Data produktivitas 120

y = 0,1501x + 85,028

100

89,2

80

88,5

97,8

88,8

88,6

82,6 88

83,8

83,2

84,4

77,3 81,4 81,1 80,4

89,6 87,8

91,2

87,7

88,44

88,8 88,7

90,12 90,05 88,2

60 40 20 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Gambar 13 data produktivitas divisi Plastic Injection PT. Honoris Industry tahun 2012-2013 Data diatas memperlihatkan walaupun pada produktivitas masih tidak terkendali namun perusahaan memiliki tren meningkat dalam produktivitas dalam 24 bulan terakhir. Berarti perusahaan mampu meningkatkan output yang dihasilkan. Dengan tren yang meningkat ini berarti kualitas produksi, perencanaan dan penyimpanan berhasil diperbaiki.

PERSENTASE PENGIRIMAN

120 100 80 60 40 20 0 1

2

3

4

BULAN KE-N

5

6 2012

7

8

9

10

11

12

2013

Gambar 14. Diagram deliveri PT. Honoris Industry kepada konsumen tahun 2012-2013 Untuk produktivitas mengalami anomali dimana target produktivitas sebesar 90% hanya dapat dicapai targetnya hanya 3 bulan dari 12 bulan laporan kinerja produksi. Bisa dikatakan bahwa pada tahun 2013 walaupun perusahaan

21

mampu memenuhi semua pesanan dimana terlihat bahwa dari data diatas pesanan yang menacapai pelanggan adalah 100%. Namun jika target disamakan dengan tahun 2012 dimana target produktivitas nya 88,8% maka kinerja tahun 2013 tidak begitu dibawah target. Produktivitas memang bukan dari penentu keberhasilan proses dan sistem, namun secara nilai ini akan meningkatkan profit dan nilai perusahaan jika dilihat dari efisiensi biaya.

Gambar 15. Diagram pareto dari ketidaksesuaian produksi PT. Honoris Industry tahun 2013 Diagram pareto diatas menunjukan komplain paling tinggi yang didapat dari konsumen adalah Shot mould. Komplain yang terjadi biasanya hampir sama walaupun berbeda pelanggan karena jenis ketidaksesuaiannya bisa dikatakan sama sama produk plastik cetak. Dari data tersebut bisa dilihat langkah antisipasinya bagaimana meningkatkan kualitas dengan menekan ketidaksesuaian dalam proses produksi. Dengan mengidentifikasi apa saja yang menjadi komplain pelanggan merupakan solusi dari penyelesaian masalah dan langkah yang diambil untuk menyelesaikan masalah tersebut. Identifikasi masalah dilakukan dengan dua arah karena kerusakan bisa karena faktor internal pada produksi, dan eksternal saat pengiriman sehingga pemecahan masalah bisa sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Shout mould : Terdapat kelebihan injeksi pada sisi produk Bari : Terdapat luka goresan pada cetakan Bending : Perbedaan permukaan baik warna maupun teksturnya Broken : Produk rusak dan cacat Mixpart : Tercampurnya bahan bahan material Overdimensi : Tidak sesuai dimensi ukuran tiap part White stress : Kerusakan yang terjadi saat pengiriman

22

Diagram Sebab Akibat

Gambar 16. Diagram sebab akibat yang dibuat PT.Honoris Industry tahun 2013

Berdasarkan diagram Ishikawa di atas, dapat disimpulkan bahwa ada 6 (enam) faktor utama dalam permasalahan proses produksi yang berakibat komplain dari pelanggan. 1. Man  Skill Skill atau kemampuan, baik dasar maupun yang sudah dipelajari terlebih dahulu melalui pendidikan atau pelatihan, sangat berpengaruh bagi proses produksi. Pendidikan terakhir pekerja mempengaruhi pola pikir dan pemahaman situasional yang dihadapi di tempat kerja. Pola piir juga akan menentukan bagaimana produk tidak hanya jadi namun juga berkualitas. 

Konsentrasi Konsentrasi pekerja di tempat kerja sangat diperlukan, mengingat proses produksi dilakukan secara terus menerus selama 24 jam lamanya. Pekerja bagian produksi memiliki waktu bekerja 8 (delapan) jam per shift, sehingga hal ini membutuhkan konsentrasi mengingat jika terjadi kelalaian maka akan berdampak negatif terhadap proses produksi. 

Faktor Internal Faktor internal dapat mempengaruhi kondisi pekerja itu sendiri. Masalah keluarga, keuangan dan hal-hal yang bersifat pribadi yang dapat mempengaruhi kondisi psikis dan kondisi mental pekerja, sehingga kinerja di lapangan dapat menurun. Untuk itu, perlu adanya motivator bagi para pekerja yang membutuhkannya.

23

 Kondisi Fisik Kondisi fisik pekerja, meliputi umur, tenaga dan kualitas kesehatan pekerja itu sendiri. Kondisi inilah yang dapat dilihat secara langsung, untuk itu para supervisor dituntut lebih jeli dalam memilih pekerjanya. 2.

Machine atau mesin yang dipengaruhi oleh Maintenence dan kerusakan  Maintenence adalah mesin dimana sedang diperbaiki dan dipelihara sehingga tidak diproduksi dahulu serta turun mould dan naik mould membutuhkan waktu bagi engineer melakukannya  Kerusakan Molud berpengaruh pada produksi karena jika mould rusak maka produksi akan cacat dan produksi pada mesin yang mengalami kerusakan mould tidak dapat mengerjakan proyek tersebut.

3.

Method atau metode yang mempengaruhi proses tersebut melibatkan 3(tiga) atribut, yaitu: a. Shift Shift yang diberlakukan untuk para pekerja pengemasan langsung (pekerja dan supervisor) selama 8 (delapan) jam per hari dengan waktu pengerjaan 24 jam terbilang bagus. Namun perlu beberapa perhatian dimana operator produksi seringkali tidak memperhatikan faktor produksi seperti pengaturan suhu atau posisi restart mesin. b. Kesalahan SOP Sering terjadi kesalahan SOP baik karyawan dari produksi maupun divisi quality control dimana ada barang yang bisa lolos. 4. Materials atau bahan baku yang mempengaruhi proses tersebut melibatkan 2 elemen yang berpengaruh pada proses produksi  Ketidaksesuaian. Ketidaksesuaian disini biasanya menggunakan bahan yang tidak 100% murni atau telah tercampur dengan plastic recycle sehingga tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan 5. Measurment Kesalahan terjadi pada pengukuran dan parameter dan juga kesalahan penilaian sehingga barang mampu lolos walaupun mengalami cacat produksi. 6. Environment Terdapat kesalahan pada sirkulasi tray maupun suhu pada saat proses produksi.

24

Nama Kerusak an Shout Mould

Bending

Overcut

Flashes/ Bari

Crazing

Tabel 4 Langkah –langkah tindakan saat terjadi komplain Langkah Preventif Langkah korektif 1.Perbaikkan sirkulasi Packing Material dari Pricol ke Honoris melakukan pengambilan packing mat setiap hari dengan pengiriman barang 3. Efektifkan SOP start mesin 4. Tambah Coution Point short mould pada posisi kuping kanan-kiri 5. Beri marking ( check mark ) pada posisi kuping kanan-kiri sebagai garansi OK (tidak short mold ) 6. Polish Hole Gate Preventive Action : - Meminta bantuan epson untuk bantu kontrol sirkulasi packing material ( Tray ) - Penambahan order Tray, untuk memenuhi Kebutuhan Prevenitvw Action : 1. Revisi WI untuk memperjelas cara finishing flashes ( 17/04/13) 2. Sosialisasi/pelatihan cara finishing ( 18/04/13 ) 3. Sosialisasi kepada Inspector tentang adanya step finishing flashes pada case KWWM dan A-800 ( 17/04/13 ) 4. Buat sample hasil Finishing ( 17/04/13 ) 5. Mengusulkan repair/modif mould kepada PT. Pricol

Check ulang stock di Priocol dan HI Stock Pricol : TC: 6480 Pcs, OK : 6479 Pcs, NG : 1 Pce

Preventive Action : 1. Ganti Spring Slider 2. Perbaiki insert slider yang cacat /kempot ===> Welding & polish dan setting slider dengan bagian cavity ( Re-Matching ) Preventive Action : - Buat Sample NG Kotor/Crazing ==> 2.08.2013 - Refresh & Briefing level Standard NG Kotor/crazing ===> 2,3,5-08-2013

Temporary Action : check ulang stock di HI Total check : 6200 pcs OK : 6194 pcs NG : 6 Pcs

Stock Pricol : TC: 3240 Pcs, OK : 3240 Pcs , NG : 0

Check ulang stock Part di Epson TC : 1125 pcs , OK pcs : 1033, NG : 92 pcs ==> 15-01.2013 Check ulang stock Part HI : 0 ( tidak ada ) Corective Action : check ulang total HI ( tgl 10 ~ 23 April 2013) Total check : 16.200 pcs OK : 16.200 pcs ( part OK diberi indikasi label CR) NG : Nil Stock Pricol ( tgl 18, 19, 23, April 2013) Total check : 9853 pcs OK : 9442 pcs NG : 411 pcs ( 4.17 % ) Repair > 329 pcs, NG Total = 82 pcs

Temporary Action : - Cleaning Mould menggunakan mold cleaner (Resin Remover) - Hasil check ulang setelah " Levelisasi standard" NG kotor crazing diberi garansi dengan OK sebanyak3 lot delivery mulai delivery 20.07.2013

Tabel 4 memperlihatkan bagaimana langkah yang diambil PT. Honoris Industry saat produksinya mengalami ketidaksesuaian dari pelanggan maka langkah yang diambil langkah korektif dan langkah preventif untuk produksi berikutnya agar tidak tejadi kerusakan.

25

1400

Data DPMO bulan ke-n

1200

1167 1075

1000

972 805

800 658

600

553

400 303

367

343

200

y = -3,6009x + 332,43 192

152 63

0 1

2

3

4

5

6

7

8

93 113 37 5 0 0 0 0 0 0 0 0 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 bulan ke-n

Gambar 17. Grafik DPMO PT. Honoris Industry tahun 2012-2013. Diatas adalah histogram Defect per Million object dimana dengan produksi diangka juta unit maka sesuai dengan standar industri manufaktur saat ini target DPMO (deffect per million opportuniti) nya adalah 320 NG. Jika dilihat DPMO tiap bulan ada beberapa bulan yang tidak memenuhi target pada saat sebelum distribusi ke pelanggan dan ini merupakan bisa menurunkan angka produktivitas karena proses banyak terjadi di produksi dimana barang direcycle atau direject. Namun secara rataan dalam 2 tahun telah bisa memenuhi target DPMO dimana secara rata rata DPMOnya perbulan adalah 237,931 dibawah nilai batas maksimal 320. Nilai DPMO diambil dari referensi perusahaan manufaktur EPSON. Dan juga jikad dilihat trennya terjadi penurunan DPMO reject dimana kualitas bisa ditngkatkan. Implikasi Manajerial Dari hasil penelitian, bisa dilihat bahwa komplain pelanggan , produktivitas, serta inventory masih tidak terkendali jika dilihat dalam rentang waktu 24 bulan. Namun jika dilihat secara statistik komplain dan produktivitas mengalami tren peningkatan jika diukur dalam rentang 2 tahun. Terjadinya peningkatan produktivitas berarti telah menunjukan perbaikan produktivitas produksi. Perbaikan dari inventory dan perencanaan serta pengenadlian mutu pada saat produksi mampu menekan jumlah input yang dibutuhkan. Perbaikan dan pengendalian mutu yang dilakukan mampu memenuhi pesanan dari pelanggan dimana ketercapaian barang yang didistribusikan ke pelanggan selalu sesuai pesanan (100%). Walaupun ada beberapa target yang tidak terpenuhi ekspektasinya, namun perusahaan bisa memenuhi ekspektasi dari konsumen. Divisi produksi dan QC karena merupakan salah satu divisi yang langsung berpengaruh dalam pengadaan output produk perusahaan. Untuk itu, manajemen produksi dan pengendalian mutu harus mengenali tugas, peran dan tanggungjawab yang diberikan perusahaan, sehingga dapat mengetahui implementasi yang dapat diterapkan untuk menghasilkan produk bermutu tinggi dengan tingkat reject relatif kecil. Dalam hal ini, perusahaan sebaiknya mengimplementasikan kegiatan

26

QC dengan cara pemantauan kinerja pabrik dan dilakukan inspeksi atau pemeriksaan secara berkala agar continuous improvement dapat dikembangkan sampai titik optimal. Untuk itu, diperlukan komunikasi antar setiap pekerja, supervisor, manajer dan setiap orang yang terlibat dalam proses produksi tentang harus jelas mengenai visi, misi dan target perusahaan yang ada di divisi QC.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan 1.

Langkah- langkah pengendalian mutu yang dijalankan PT. Honoris industry dilakukan dari barang masuk dimana pengendaliannya di bagi dengan tiga tahap yaitu Incoming quality control, In process quality control dan outcoming quality control. Setiap langkah memiliki conformance report sehingga barang yang tidak sesuai tidak akan berlanjut pada proses selanjutnya.

2.

Faktor- faktor yang mempengaruhi komplain pelanggan bisa dilihat dari diagram pareto dimana short mould adalah kerusakan yang paling sering muncul dan menjadi komplain pelanggan. Dengan adanya nilai kumulatif komplain maka bisa dilakukan langkah preventif pada proses produksi berikutnya. Dan bisa dilihat selain itu mana kerusakan yang peluang terjadinya yang lebih tinggi.

3.

Pada proses pemenuhan ekspektasi perusahaan masih mendapat komplain saat proses produksi, namun perusahaan mampu memenuhi jumlah pesanaan dari pelanggan setelah ditemukan solusinya. Berdasarkan diagram sebab akibat faktor yang mempengaruhinya ada 5M1E ( man, material, method, machine, measurement dan environment). Man untuk skill pekerja, pendidikan serta kondisi fisiknya. Method untuk metode pekerjaannya seperti penjadwalan shift kerja. Material karena adanya bahan yang tidak sesuai dan tercampur. Machine terjadi ketika ada mesin yang sedang mengalami perbaikan atau kerusakan. Measurement terjadinya kesalahn pengukuran dan penilaian saat proses terjadi.Untuk produktivitas masih belum terkendali namun mengalami peningkatan dalam persentasi selama 24 bulan produksi. Dengan naiknya angka produktivitas maka nilai perusahaan bisa meningkat.

27

Saran

Saran Teknis Perlu diperhatikan dalam menekan cacat produk yang paling tinggi sebagai prioritas perbaikan dalam sistem agar kedepannya, nilai no goods bisa semakin ditekan. Perbaikan ini diperlukan agar bagian Quality Control dan Produksi mampu meningkatkan efisiensi produksi sehingga angka produktivitas bisa memenuhi target yang telah ditetapkan. Dan identifikasi dengan metode sebab akibat dapat digunakan untuk memetakan perbaikan mana yang menjadi prioritas. Saran Akademis Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk lebih menekankan Continuous Improvement per periode produksi agar cacat bisa ditekan sekecil dan kedepannya bisa memenuhi ekspektasi dari pelanggan terhadap perusahaan. Serta melakukan penerapan Total Quality Management yang berorientasi pada zero deffect dalam proses produksinya.

28

DAFTAR PUSTAKA

Admiraldi Y. 2011. Kajian Proses Produksi dan Pengendalian Mutu Proses Pengemasan Pupuk Urea di PT.Pupuk Kujang, [skripsi]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor. Ahyari A. 1986. Manajemen Produksi 1 PPFE Universitas Gajah Mada, Yogyakarta (ID): Universitas Gajah Mada Ariani DW. 2002. Manajemen Kualitas, Pendekatan Sisi Kualitatif. Depdiknas, Jakarta (ID). Departemen Pendidikan Nasional. Assauri S. 2002. Manajemen Produksi. Fakultas Ekonomi UI, Jakarta (ID): Universitas Indonesia Batarfie MU. A. 2006. Analisis Pengendalian Mutu pada Proses Produksi Air Minum dalam Kemasan. Studi Kasus di PT Sinar Bogor QUA, Pajajaran, Bogor.[skripsi].Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor Farnum NR. 1994. Modern statistical Quality Control and Improvement. California (US): Duxbury Press Handoko TH. 2000. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi. BPFE, Yogyakarta (ID). Melynk dan Denzler. 1996. Operations Management a Value Drive Approach. Michigan State University dan San Jose State University (US). Montgomery DC. 1996. Pengantar Pengendalian Kualitas Statistik, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. (ID): Universitas Gajah Mada Oakland J. S. 1993. Total Quality Management The Route To Improving Performance. Oxford(UK): Butterworth Heinemann. Prawirosentono S. 2004. Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu, Total Quality Management Abad 21 Studi Kasus Dan Analisis Kiat Membangun Bisnis Kompetitif Bernuansa "Market Leader".Jakarta (ID): Bumi Aksara Prawirosentono S. 2007. Manajemen Operasi Analisis dan Studi Kasus. Jakarta (ID): Bumi Aksara. Risiana Y. 2007. Analisis Pengendalian Mutu Pada Proses Produksi Pressure Tank PH 100 (Studi Kasus di CV Saga Multi Industri, Sukabumi), [skripsi]. Bogor (ID). Institut pertanian Bogor. Trihendardi C. 2006. Statistik Six Sigma dengan Minitab. Andi, Yogyakarta. Trisyulianti, Hardjomidjojo, Yandra Arkeman, Saefudin. 2005. Desain Sistem Pakar untuk Interpretasi Bagan Kendali Mutu Pakan. Jurnal Teknik Industri Pertanian. 15(1): Halaman 17-27. Bogor. Ipbrepository.ac.id

29

Lampiran1. Lot Pass target 2012

30

Lampiran 2 Lot pass 2013

31

Lampiran 3 resume 2013

32

Lampiran 4. Cara menanggapi komplain dan penyebab komplain Complain & Root Cause Description 1

Date : Customer : Nama Product : Q'ty NG : Isi Complain : Root Cause :

Action

8 Januari 2013

Corrective Action :

Pricol

Sortir stock yang ada di HI. Total check : 4000 pcs, OK : 2970, NG : 1030 ( Cav. 2 Flashes )

Pointer FG XC-281 7/13 pcs Flashes / Bari Djugement error, inpector hanya memverifikasi kondisi sinkmark, hasil adjust injection parameter ==> menambah kepadatan, tanpa melihat / mempertimbangkan effect lain yaitu flashes pada cav.2

Preventive Action : 1.Repair Mould ( Welding 7 Polish) 19-01.2013 2. Trial Injection + Adjust Parameter 30-012013 ===> Hasil masih NG Flashes masih ada Lakukan perbaikkan ulang 1. Repair Mould 31-01-2013 2. Trial Injection + Adjust Parameter 30-01-2013 01-02-2013 ===> Hasilnya OK, Flashes tidak ada

2

Date :

10 Januari 2013

Corrective Action :

Customer : Nama Product : Q'ty NG :

Kawai Indonesia Plant.3

Isi Complain

Bari

Finishing Bari pada Hole Stock Part yang ada di HI Preventive Action : - Adjust kondisi di M/C. E1/FS.160 yang sebelumnya di M/C.E3/FS.160 ==> tgl.21.01.2013

Check Block L 50 Pcs ( 100 %)

- Tambah item check dimensi 1.7 ± 0.1 Root Cause

Injection kondisi terlalu padat, akibat dari tindakan perbaikkan terhadap NG :

- Tambah item Fitting dengan Key Top - Revisi IPQC Inpection Plant pada Hole yang NG bari

Sinkmark, Weldline & Cloudy tidak ada item check dimensi ataupun fitting hanya check visual.

3

Date :

14 Januari 2013

Corrective Action :

Customer :

Epson

Nama Product :

Button Info Wifi

Q'ty NG :

180

Isi Complain :

Bending

Check ulang stock Part di Epson - TC : 1125 pcs , OK pcs : 1033, NG : 92 pcs ==> 15-01.2013 Check ulang stock Part HI : 0 ( tidak ada )

Root Cause :

-Part berubah bantuk -part tergencet part atau dinding tray packing tray lebih sempit dari tray standard - Act : tray T1 Standard T2 ==> pada waktu MP

Preventive Action : - Meminta bantuan epson untuk bantu kontrol sirkulasi packing material ( Tray ) - Penambahan order Tray, untuk memenuhi kebutuhan

tidak ada standard T2 -Sirkulasi Tray.2 tdk lancar dari Epson

4

Date :

13 Februari 2013

Temporary Action :

Customer : Nama Product : Q'ty NG :

Pricol

Isi Complain :

Short Mould

check ulang stock di Priocol dan HI - Stock Pricol : TC: 6480 Pcs, OK : 6479 Pcs , NG : 1 Pce - Stock Pricol : TC: 3240 Pcs, OK : 3240 Pcs , NG : 0

Case KWWM Honda NF-110 1/400

33

Root Cause :

Pelaksanaan SOP Start Mesin, tidak Baik Check part oleh operator Mesin maupun Inspeksi OQC tidak efektif sehingga berakibat lolos 1.Mesin sering terjadi start stop karena packing material tidak ada atau kotor basah ==> sirkulasi packing material tidak lancar dari pricol ke HI '==> Kondisi Packing mat basah oleh air hujan 2. Tooling : Hole Gate kadang-kadang mampet karena kasar ( kasar pd hole gate berakibat hasil potong runner ada sisa yg berakibat

Preventive Action : 1.Perbaikkan sirkulasi Packing Material dari Pricol ke Honoris melakukan pengambilan packing mat setiap hari dengan pengiriman barang 3. Efektifkan SOP start mesin 4. Tambah Coution Point short mould pada posisi kuping kanan-kiri 5. Beri marking ( check mark ) pada posisi kuping kanan-kiri sebagai garansi OK (tidak short mold ) 6. Polish Hole Gate

hole gate tertutup ( mampet )

5

Date :

19 Februari 2013

Customer :

Pricol

Temporary Action :

Nama Product :

Pointer Speedo XC-281

Q'ty NG :

4/32

1. Check ulang stcok di Honoris 2. Finishing Flashes stock Honoris & Part Return dari Pricol

Isi Complain : Root Cause

Flashes Level standard Appearance flashes tidak sama antara Honoris dengan Pricol Actual kondisi Flashes tidak melebihi bibir Grovve pada part, sehingga Honoris berpendirian flashes tdk mengganggu fungsi part dan di djugement OK Dari Pricol tdk ada info : apakah flashes mengga nggu fungsi part atau tdk hanya menyatakan bahwa flashes NG, karena tinggi nya melebihi std 0.10 mm actual 0.25 mm, meskipun tdk sampai keluar dari groove pada part

penyebab : 1. Terdapat Gap/celah antara ejector Pin dengan hole pada Core Block sehingga material bisa masuk kedlm gap/celah tsb ketika proses inj penyebab terjadinya Gap/Celah adl karena pengausan, karena ejector pin selalu bergesekan dgn Hole Core Block ketika Step Proses Inj

Preventive Action : 1. Repair Tooling ==> Hilangkan Gap/Celah pada Tooling dengan cara => Ganti Ejector Pin dgn yang baru=> Perbaiki Hole Core Block disesuaikan dgn ejector pin yang Baru Note : Pada action repair Tooling langkahlangkah yang harus di lakukan 1. Menyampaikan usulan dan meminta persetujuan repair Tooling ke PT. Pricol. => Bila desetujui lanjutkan proses repair => Bila tidk disetujui melakukan finishing flashes, dgn biaya ditanggung PT. Pricol 2. Menyampikan lama waktu pengerjaan dan langkah 3. Menyampaikan Quotation biaya repair Tooling 4. Menanggung PO Repair 5. Setelah PO repair Tooling ada membuat detail schedule repair Tooling 6. Melaksanakan repair Tooling sesuai schedule No.5

2. Injection parameter tidak sesuai ( padat ) injection paramater padat karena untuk memperbaiki sinkmark

6

Date :

13 Februari 2013

Corective Action :

Customer :

Patco Electronik Teknologi

check ulang total check stock Honoris

Nama Product :

Guide Flap Reverse

Total check : 27.121 pcs

34

Q'ty NG :

3/100

OK

: 27.116 pcs

Isi Complain :

Bending

NG

:

NG

: 0.02 %

Root Cause

Part terjadi Bending karena dilakukan penumpu kan di dalam Box, ketika part keluar dari Mesin sehingga terjadi bending pada beberap pcs OQC hanya check Random

5 pcs

Preventive Action : Rubah cara handling produk setelah keluar dari Mesin, ditampung terlebih dahulu di conveyor, agar menjadi dingin dan stabil terlebih dahulu, setelah itu baru ditampung ke dalam Box ===.> Rencana MP Tgl 22 Maret 2013 OQC Lakukan check Total untuk item Warpage selama 5 lot untuk hasil perubahan perbaikan handling Produk setelah keluar mesin

7

Date :

25 Maret 2013

Customer :

Patco Electronik Teknologi

Corective Action :

Nama Product :

Pressing Paper EJ

check ulang total check stock Honoris

Q'ty NG :

3/100

Total check : 23.050 pcs

Isi Complain :

Short Mold

Root Cause

OK

: 23049 pcs

NG

:

1 pcs

M/C Sering terjadi Alrm ==> Supply material terganggu ==> tidak lancar Material dari Hopper tidak bisa turun ke leher Barrel karena terdapat hasil crusher yang

Preventive Action : Perbaikkan M/C Crusher ganti / perkecil lubang saringan dari diameter lubang saringan 12 mm menjadi 5 mm ( 11/4/13 )

bentuknya lebih besar dari pelet material (Material regerind 25 %) OQC tidak bisa deteksi karena check nya Random

8

Date :

25 Maret 2013

Customer :

Pricol

Corective Action :

Nama Product :

Case KWWM

check ulang total check stock Pricol & HI

Q'ty NG :

1

Isi Complain :

Short Mold

Root Cause

Stock Pricol

1. Mesin sering start-stop berakibat terjadi short mould pada shot awal 2. Hole Gate pada tooling kasar, berakibat hasil potong gate ada sisa dan menutupi hole gate 3. Pelaksanaan SOP Start-Stop M/C oleh opr tidak baik/efektif ==> Lolos 4. Inspeksi/Pengecheckan oleh Opr OQC tidak teliti ==> Lolos

Stock HI

Total check : 4752 pcs Total Check :10368 pcs OK

: 4752 pcs

NG

:

0

OK

: 10368 pcs

NG

5. Polishing Hole Gate. ( 25/2/13 )

9

Date : Customer : Nama Product : Q'ty NG : Isi Complain :

09-Apr-13 Kiyokuni

Corective Action :

Guide Rail Left Cassette FN45

Total check : 23920 pcs

check ulang total HI OK : 23912 pcs

1-2-1 Short Mold

:0

Prevenitvw Action : 1. Perbaiki sirkulasi packing material dari Pricol ke HI ==> melakukan pengambilan packing material setiap hari bersamaan dgn pengiriman produk / barang ( 22/2/13) 2. Efektifkan SOP Start-Stop Mesin ( Training ulang ) ( 13/3/13) 3. Buat Coution Point pada posisi kuping kanan & kiri ( 22/2/13 ) ( Tidak shortmold ). ( 22/02/13 )

NG : 8 ( 0.03 % )

35

Root Cause

1. Volume material kurang 2. Supply material dari Hopper dryer tidak lancar 3. Material tertahan di leher Hopper Dryer 4. Material tidak bisa turun 5. Material (Mixed ori + recycle ) bentuk recycle lebih besar dari pelet ori, dan bentuknya tdk

Prevenitvw Action : 1. Ganti saringan yang diameter lubangnya lebih kecil 12 mm menjadi 5 mm ( 11 April 2013 )

beraturan sehingga saling mengait dan berkibat tidak turun

10

Date :

12-Apr-13

Corective Action :

Customer :

Pricol

check ulang total HI ( tgl 10 ~ 23 April 2013)

Nama Product :

Case Honda KWWM

Total check : 16.200 pcs OK : 16.200 pcs ( part OK diberi indikasi label CR/AS/F ) NG : Nil

Q'ty NG : Isi Complain :

Bending

Root Cause

Kemungkinan NG terjadi setelah OQC tidak / belum diketahui pada proses Handling dimana part tergencet / terjatuh dll.

Stock Pricol ( tgl 18, 19, 23, April 2013 ) Total check : 9853 pcs OK : 9853 pcs NG : Nil Prevenitvw Action : Monitor disetiap step inspeksi untuk mengetahui / mendeteksi tempat terjadinya NG Bending / Broken, tempat 1. Inspeksi di Mesin ( Honoris ) 2. Inspeksi di OQC ( Honoris ) 3. Inspeksi di IQC Pricol 4. Inspeksi di Line Assy Pricol

11

Date :

13-Apr-13

Corective Action :

Customer :

Pricol

check ulang total HI ( tgl 10 ~ 23 April 2013)

Nama Product :

Case Honda A-800

Total check : 10.368 pcs OK : 10.368 pcs ( part OK diberi indikasi label CR ) NG : Nil

Q'ty NG : Isi Complain :

Broken

Root Cause

Kemungkinan NG terjadi setelah OQC tidak / belum diketahui pada proses Handling dimana part tergencet / terjatuh dll.

Prevenitvw Action : Monitor disetiap step inspeksi untuk mengetahui / mendeteksi tempat terjadinya NG Bending / Broken, tempat 1. Inspeksi di Mesin ( Honoris ) 2. Inspeksi di OQC ( Honoris ) 3. Inspeksi di IQC Pricol 4. Inspeksi di Line Assy Pricol

12

Date :

16-Apr-13

Corective Action :

Customer :

Pricol

check ulang total HI ( tgl 10 ~ 23 April 2013)

Nama Product :

Case Honda KWWM

Total check : 16.200 pcs OK : 16.200 pcs ( part OK diberi indikasi label CR) NG : Nil

Q'ty NG : Isi Complain :

Over Cut

36

Root Cause

1. Cara Finishing Flashes salah ==> Operator tidak / kurang mengerti cara finishing yg benar WI tidak jelas & kurang pelatihan 2. Produk terdapat flashes Cavity terjadi Gompal di area PL 3. Sosialisasi adanya penambahan step Finishing kurang menyeluruh sehingga Inspector ada yang tahu, ada yang tidak tahu 4. Standarisasi hasil Finishing tidak tervisualisasi dengan baik sehingga pemahaman standard tidak baik

13

Stock Pricol ( tgl 18, 19, 23, April 2013 ) Total check : 9853 pcs OK : 9442 pcs NG : 411 pcs ( 4.17 % ) Repair ==> 329 pcs, NG Total = 82 pcs Prevenitvw Action : 1. Revisi WI untuk memperjelas cara finishing flashes ( 17/04/13) 2. Sosialisasi/pelatihan cara finishing ( 18/04/13 ) 3. Sosialisasi kepada Inspector tentang adanya step finishing flashes pada case KWWM dan A-800 ( 17/04/13 ) 4. Buat sample hasil Finishing ( 17/04/13 ) 5. Mengusulkan repair/modif mould kepada PT. Pricol

Date :

22-Apr-13

Customer :

Epson

Nama Product :

Cover Holder

Q'ty NG : Isi Complain :

White Stress

Root Cause

1. Karena tertekan antar part 2. Kondisi packing yang kurang tidak safety/ aman 3. Design packing kurang baik

Corective Action : Check & Packaging ulang Stock di HI ( 27 April 2013 ) TC : 2357 Pcs OK : 2351 Pcs NG : 6 Pcs Prevenitive Action : 1. Design ulang Packaging ( 25 April 2013 )

4. terjadi NG setelah transportasi 14

Date :

9 Mei 2013

Customer :

PAVCJM - Malaysia

Nama Product :

Opu Drive Gear

Qty NG :

Stock ==> 15 K

Isi Complain :

Bari Prod Bulan Oktober 2012

Root Cause

Action : Repair Tooling ( grinding, polishing & Rematching ) posisi core & cavity

Trial tgl 18-05-13 : ok, flashes pada gear Y ( yang besar ) Bari hilang. Problem lain : NG Flashes pada Gear X ( yg kecil ) cav.1 nempel di posisi Cavity Trial tgl 20-05-13 : Flashes di gera X mengecil Problrm

: Nempel diposisi Cavity kadang-kadang masih terjadi

Kesimpulan : Flashes yang dikeluhkan PJM & PMI, posisi Gear Y ==> OK Flashes pada posisi Gear X, masih ada lebih kecil dari sample awal ==> OK masih terjadi nempel di posisi Cavity 15

Date :

11 Mei 2013

Temporary Action :

Customer :

Epson

Check ulang stock Honoris

Nama Product :

Guide Flap Reverse

Total check : 25.340

Qty NG :

4/100

Isi Complain :

Short Mold

Root Cause

Dari hasil review thd laporan dari bagian produksi

OK : 25.340 NG : Nil Indikasi Label setelah check ulang " 2 " pic. Suswiyanto

37

QC dan Eng ; tidak ada pelaporan masalah selama MP sehingga tdk / belum bisa diketahui penyebab pasti dari NG Shortmould ini Tetapi diperkirakan shortmould terjadi karena : Penanganan produk saat restart setelah terhenti beberapa saat, tidak sesuai dengan SOP

Preventive Action : 1.Briefing Operator tentang pelaksanaan SOP penanganan produk setelah mesin stop PIC. Dominicus WW & Teguh W 14 ~ 17/05/13 2. Buat Sample NG Shortmould ( dari part Return dari Patco ) Pic. Suswiyanto 21/5/13

Penanganan produk setelah mesin Stop ==> Short-shot awal harus dibuang terlebih dahulu setelah hasil prod stabil OK baru dilakukan pengambilan / packaging 16

Date :

13 Mei 2013

Customer :

KWH Line Assembling

Nama Product :

Base Terminal

Qty NG :

13/1500

Isi Complain :

Base Terminal Bending posisi kaki ( Gate )

Root Cause

Base Terminal Bending posisi kaki karena : - kaki gate tertahan oleh gate yang nempel - Gate Runner Nempel di sprue bush - Terdapat kasar / keropos pda sprue bush

Preventive Action : 1. Pemberian grease secara periodik di posisi sprue Bush selama MP 2. Buat Caution Point tentang problem gate Runner nempel pemberian grease dan scrap part bila terjadi gate Runner nempel .Pic ==> Bp. Teguh/Domi 12/6/2013 3. Tambah Item check bending posisi kakigate di OQC Pic ==> Suswiyanto 12/06/2013 4. Polishing sprue bush untuk menghilangkan unde cut Pic. -==> Pak Iim 14/06/2013

- Ckecking point kurang 17

Date :

15 Mei 2013

Customer :

Muramoto

Nama Product :

Paper Guide Upper

Qty NG :

24/125

Isi Complain :

Broken

Root Cause

NG : 180 pcs

Preventive Action : - Polishing mould pada posisi Undercut - Buat Caution Point untuk Inspeksi part pada item NG Broken dan Shortmould. - OQC Check 100% untuk lot baru, bertujuan untuk memonitor thd hasil tindakan perbaikkan ==> Polishing monitor 5 lot

critical spec. produk pada saat yg terjadi broken ) 3. Terjadi Under cut 4. Bagian mould yang undercut terdapat kasar 5. Proses pembuatan mould tidak sempurna Date :

23 Mei 2013

Customer :

AOP

Nama Product :

Cover switch Hole CO

Part diketemukan Mixpart tercampur dengan type BO

Root Cause

OK : 300 pcs

NG : 296 Pcs

1. Bagian part patah dan tertinggal di mould saat

2. OQC Check Random

Qty NG : Isi Complain :

OK : 2700 pcs

Broken terjadi karena :

Injection ( tidak ada informasi dari epson tetntang

18

Temporary Action : check ulang stock di HI check ulang Part Return Total check : 2996 pcs Total check : 480 pcs

1. lokasi simpan part CO & BO tidak terpisah lokasi yang sudah disiapkan berubah karena adanya Re-leyout 2. Operator 2nd proses tidak mengerti perbedaan part CO dan BO 3. Marking part tidak dilakukan langsung di MC ( Proses marking di WIP/ditunda ) 4. OQC Check Random sehingga tdk dapat mendeteksi NG tercampur

Temporary Action : Check ulang Stock di HI check ulang stock AOP Total check : 480 pcs OK : 480 pcs Total check : 3225 pcs OK : 3088 pcs NG : Nil NG : 137 pcs Preventive Action : 1. Buat area simpan part CO & BO dengan ter-segresi dan identitas type part ( Pic. Pak Teguh 30.5.13 ) 2. Breifing operator 2nd proses untuk menjelaskan perbedaan part CO & BO dengan menggunakan Caution Point yang telah diperbaiki ( Pic. Pak Teguh 31.05.13 ) 3. Perbaiki Caution Point perbedaan marking part CO & BO

38

( Pic. Pak Teguh 31.5.13 ) 4. Actualisasi penggunaan label WIP bila terdapat proses yg ditunda ( tidak diselesaikan di MC ) ==> Label warna kuning 19

Date :

28 Mei 2013

Customer :

Muramoto

Nama Product :

Paper Guide Upper

Qty NG :

3/125

Isi Complain :

Hook Bending

Root Cause

Temporary Action : check ulang stock di HI check ulang Part Return Total check : 2996 pcs Total check : 480 pcs OK : 2700 pcs NG : 296 Pcs

OK : 300 pcs NG : 180 pcs

1. Bagian part patah dan tertinggal di mould saat Injection ( tidak ada informasi dari epson tetntang critical spec. produk pada saat yg terjadi broken ) 2. OQC Check Random 3. Terjadi Under cut 4. Bagian mould yang undercut terdapat kasar 5. Proses pembuatan mould tidak sempurna

Preventive Action : - Polishing mould pada posisi Undercut ( Pak Iim 30.5. s/d 3.6 13 ) - Buat Caution Point untuk Inspeksi part pada item NG Bending ( Standarisasi ). ==> Pic. Suswiyanto 30.5.13 - OQC Check 100% untuk lot baru, bertujuan untuk memonitor thd hasil tindakan perbaikkan ==> Polishing monitor 5 lot

20

Date :

08 Juni 2013

Temporary Action :

Customer :

Patco

check ulang stock di HI

Nama Product :

Lever Stopper Ej

Total check : 6200 pcs

Qty NG :

5/100

OK : 6194 pcs

Isi Complain :

Flashes

NG :

Root Cause

6 Pcs

Flashes disebabkan oleh insert slider cacat/kempot

Preventive Action :

terjadinya cacat/kempot pada insert slider karena

1. Ganti Spring Slider 2. Perbaiki insert slider yang cacat /kempot ===> Welding & polish dan setting slider dengan bagian cavity ( Re-Matching )

produksi terclamping

Terclamping karena produk terjepit slider, sehingga saat ejection tidak jatuh

Produk terjepit slider, karena " zero position " saat open mould

slider tidak zero position saat open mould karena spring patah

sebab spring patah karena pengausan 21

Date :

12 Juni 2013

Customer :

Kawai Indonesia Plant.3

Nama Product :

Key Cover Holder

Qty NG :

42/7300

Isi Complain :

Crack ==> Weldline tidak menyatu (shortmould)

Temporary Action : check ulang stock di HI TC : 5.800 OK : 5.800 NG: Nil check ulang stock di KI3 TC : 5.992 OK : 5.699 NG: 293

39

22

Root Cause

Injection Parameter kurang padat

Date :

12 Juni 2013

Customer :

Pricol

Nama Product :

Pointer XC-281

Qty NG :

1000/1000

Isi Complain :

Dimensi Over

Root Cause

1. Cara Check & Judgement error oleh IPQC Inspector karena salah mengerti thd cara check yang benar 2. Tidak ada metode kontrol thd Toolong yang bersifat " Common " yang ada 1 atau beberapa

Preventive Action : Perbaikki / Adjust Injection Parameter ==> Injection Time & Stroke ==> Injection Time : 2.5 ==> 4 second, stroke : 8 ==> 10 mm Check Weldline dengan cara ditekan utk mengetahui weldline menyatu atau tidak, di IPQC & OQC Injection ( 17-06-2013 ) ==> bila weldline menyatu OK, bila weldline tidak menyatu NG Temporary Action : 1. Recall part pointer FG XC-281 yang salah specifikasi Ø hole axel qty recall : 7000 pcs \ ( 20-06-.2013 ) 2. Mutasi stock pointer FG XC-281 ke lokasi XE-541 Qty recall : 7000 pcs qty Stock Honoris : 3.408 pcs 3. Marking " Black Dot " part Pointer ( hasil Recall + Stock HI ) di posisi ejector Sleeve. Total qty : 10.408 pcs

perbedaan specifikasi, antara model satu dgn lainnya.

Preventive Action : 1.Briefing & Training ulang Inspector tentang cara check hole Axel Pointer FG XC-281 maupun XE 541 2. Kontrol status Tooling buat Caution Point di Mould Maintenance tentang metode kontrol status Tooling ( 18-06-2013 )

23

Date :

15 Juni 2013

Temporary Action :

Customer :

AWP

Nama Product :

Gauge Oil Level KZLG

Qty NG :

24 pcs ( kasusu ke dua pd item NG yg sama )

Check ulang stock Honoris TC : 4000, OK : 4000 NG: NIL Check ulang stock AWP TC : 19600, OK : 19600 NG: NIL

Isi Complain :

O-Ring Belum terpasang

Root Cause

Part yang belum terpasang (WIP) tercampur dgn yang sudah terpasang ( FG ) karena segresi area padad tempat proses assy O-Ring tidak baik atau

Preventive Action : Perbaiki Area second proses pemasangan O-Ring harus sesuai dengan SOP-PIP Second proses check Total di Final Inspection untuk item kelengkapan O-Ring

tidak standard sesuai SOP-PIP Second proses 24

Date :

21 Juni 2013

Temporary Action :

Customer :

Pricol

Nama Product :

Bobbin Upper

Qty NG :

20/280

Check ulang stock Honoris TC : 24.000, OK : 23.940 NG : 60 ( 0.25%) Check ulang stock Honoris TC : 18.800, OK : 18.777 NG : 23 ( 0.12%)

Isi Complain :

Short Mould Preventive Action :

Root Cause

NG Tidak stabil OQC check secara random - Pada waktu produksi terjadi unbalance, sehingga Bobbin Upper cav # 3 menjadi short mould tdk Stabil

Standarisasi komposisi cavity Bobbin Upper vs Bobbin Lower saat produksi bila terjadi masalah dan mengharuskan penutupan cavity. Standarisasi komposisi Cavity untuk keseimbangan : ==> tidak ada masalah : Bobbin Upper 4 cav Vs Bobbin Lower 4 cav

40

Note : Bobbin Upper yg jalan MP Adalah cav. #1 & # 3 cav. # 2 & # 4 ditutup karena insert patah Bobbin lower jalan semua cavity karena tdk ada masalah. ==> dgn konfigurasi seperti ini, menjadi sebab NG Shortmould tidak stabil karena unbalance 25

Date : Customer : Nama Product : Qty NG : Isi Complain :

Root Cause

==> Terjadi masalah : Bobbin Upper 3 cav Vs Bobbin Lower 4 cav ==> Terjadi masalah : Bobbin Upper 3 cav Vs Bobbin Lower 3 cav ==> Terjadi masalah : Bobbin Upper 2 cav Vs Bobbin Lower 2 cav Buat Caution Point " standarisasi cavity action pada Bobbin C3 Honda NF-110 ( Caution Point NO . CP-PL-QA-OQC--001 )

26 Juni 2013

Temporary Action :

Epson

check ulang stock Honoris TC : 9600 OK : 9600 NG : NIL

Cover FFC 58/1644 White Stress

Preventive Action : Monitor handling produk saat delivery part ke Epson Monitor quality part di Epson

Karena tertekan antar part Kemungkinan kerena handling yang tidak safety Karena terjadi setelah tranportasi

26

Date : Customer : Nama Product : Qty NG : Isi Complain : Root Cause

18 Juli 2013

Temporary Action :

Epson

check ulang stock Honoris TC : 1800 OK : 1800 NG : NIL (20-07-2013)

Button Start Color 51/638

Preventive Action :

Crack

- Polish ulang pada posisi yang under cut ( crack ) (22-07-2013)

- Bagian produk terdapat " white stress " mark posisi kaki

- OQC lakukan check 100% untuk problem under cut (20-07.2013) - Actualisasi pelaksanaan SOP no.005 ( Caution Point )

- Terdapat under cut - Terdapat permukaan yang kasar pada dinding hole dan tidak ada ejector - Finishing (polishing) Tooling belum sempurna design Tooling 27

Date :

30 Juli 2013

Customer :

Pricol

Nama Product :

Crystal NF-110

Qty NG :

61/240

Isi Complain :

Crazing

Root Cause

- Level pemahaman NG kotor atau crazing kurang atau tidak sama - Ketelitian kurang ==> Posisi NG kotor/crazing agak tersembunyi. - Terdapat gas terjebak di posisi cavity ataupun core, sehingga pada product tampak seperti kotor atau crazing.

Temporary Action : - Cleaning Mould menggunakan mold cleaner ( Resin Remover ) - Hasil check ulang setelah " Levelisasi standard" NG kotor crazing, diberi garansi dengan OK sebanyak3 lot delivery mulai delivery 20.07.2013 Preventive Action : - Buat Sample NG Kotor/Crazing ==> 2.08.2013 - Refresh & Briefing level Standard NG Kotor/crazing ===> 2,3,5-08-2013

41

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Karawang pada tanggal 28 Januari 1993 dari ayah Yuliantoro dan ibu Wawat Karanawati. Penulis adalah anak ketiga dari 4 bersaudara. Riwayat pendidikan penulis antara lain SDN Kampung Sawah 1 (1998-2004), SMPN 2 Rengasdengklok (2004-2007), SMAN 1 Rengasdengklok (2007-2010). Tahun 2010 penulis melanjutkan jenjang perkuliahan di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama mengikuti perkuliahan penulis aktif mengikuti berbagai kegiatan kepanitiaan dan juga aktif sebagai anggota Produksi, Operasi dan Bisnis Himpunan Profesi Manajemen yaitu Centre of Management (CO(M@) pada tahun 2012-2013. Serta mengikuti ekstra kulikuler Karate di UKM Karate IPB.

42

43

44

45

46