STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY. S DENGAN

Pengkajian dilakukan dengan metode autoanamnesa dan alloanamnesa pada keluarga Tn.S. Berdasarkan tahap perkembangan...

169 downloads 730 Views 370KB Size
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY. S DENGAN HIPOTENSI PADA KELUARGA TN. S DI DESA TUBAN KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR

DISUSUN OLEH :

FANI FATMAWATI NIM. P. 10021

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY. S DENGAN HIPOTENSI PADA KELUARGA TN. S DI DESA TUBAN KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DISUSUN OLEH :

FANI FATMAWATI NIM. P. 10021

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013

i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama

: FaniFatmawati

Nim

: P. 10021

Proram Studi

: DIII Keperawatan

Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN

KEPERAWATAN

KELUARGA PADA

NY.S DENGAN HIPOTENSI PADA KELUARGA TN.S DI TUBAN KECAMATAN GONDONGREJO KABUPATEN KARANGANYAR. Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar - benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan akademik yang berlaku.

Surakarta,Juni 2013 Yang MembuatPernyataan

FaniFatmawati NIM P.10021

ii

iii

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY.S DENGAN HIPOTENSI PADA KELUARGA TN.S DI DESA TUBAN KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR.” Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat: 1. Setiyawan,S.Kep.,Ns, selaku Ketua Program studi DIII Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat membina ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII Keperawatan, pembimbing, dan pengujiyang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta dan telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini. 3. Nurma Rahmawati S.Kep., Ns selaku dosen penguji yang berkenan memberikan masukan-masukan, saran, inspirasi, perasaan nyaman dalam ujian sidang serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

v

4. Semua dosen Progam Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya serta ilmu yang bermanfaat. 5. Kedua orangtuaku, yang selalu menjadi inspirasi, doa dan memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan. 6. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII KeperawatanSTIKes Kusuma Husada Surakartadan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual. Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan dan kesehatan. Amin

Surakarta, Juni 2013

Penulis

vi

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL......................................................................................

i

PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME ...................................................

ii

LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................

iii

LEMBAR PENGESAHAN ..........................................................................

iv

KATA PENGANTAR ...................................................................................

v

DAFTAR ISI ..................................................................................................

vii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................

ix

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................

1

B. Tujuan Penulisan ....................................................................

4

C. Manfaat Penulisan ..................................................................

5

LAPORAN KASUS A. Data Umum Keluarga ............................................................

6

B. Pengkajian ..............................................................................

6

C. Diagnosa Keperawatan...........................................................

9

D. Intervensi Keperawatan ..........................................................

10

E. Implementasi Keperawatan ....................................................

11

F. Evaluasi ..................................................................................

12

vii

BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan ............................................................................

14

B. Simpulan& Saran ...................................................................

26

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data Lampiran 2 Log Book Lampiran 3 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah. Lampiran 4 Asuhan Keperawatan

ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Kesehatan yang baik atau kesejahteraan merupakan suatu kondisi dimana tidak hanya terbebas dari penyakit. Sehat merupakan sebuah keadaan yang dinamis yang berubah secara terus menerus sesuai dengan adaptasi individu terhadap berbagai perubahan lingkungan yang ada di lingkungan internal dan eksternalnya untuk mempertahankan keadaan fisik, emosional, intelektual, sosial, perkembangan dan spiritual yang sehat. Sedangkan Sakit adalah suatu proses dimana fungsi individu dalam satu atau lebih dimensi yang ada mengalami perubahan atau penurunan bila dibandingkan dengan kondisi individu sebelumnya (Potter dan Perry, 2005). Kenyamanan sebagai suatu keadaan yang telah terpenuhi kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan rentang sesuatu yang melebihi masalah atau nyeri) (Perry dan Potter, 2006). Hipotensi merupakan tekanan darah yang rendah sehingga tidak mencukupi untuk perfusi dan oksigenasi adekuat. Hipotensi ortostatik adalah penurunan tekanan darah tiba-tiba saat mengubah posisi

dengan cepat dari

berbaring menjadi duduk. Gejala yang timbul salah satunya yaitu pusing atau nyeri kepala yang menimbulkan rasa ketidaknyamanan (Chris, 2006). 1

2

Jantung adalah pompa hidup yang bekerja sepanjang hidup kita, tanpa lelah jantung berkontraksi untuk mendorong darah mengedari tubuh sekitar 60 sampai 70 kali permenit, 10.000 kali perhari, dan lebih dari satu milyar kali sepanjang hidup seseorang, jadi jantung merupakan pokok dan paling penting bagi tubuh (Welker, 2008). Darah dipompakan kejantung keseluruh tubuh oleh jantung. Jantung merupakan sistem pembuluh darah yang luas untuk memastikan darah menjangkau dari ujung kepala hingga ujung kaki. Tekanan darah merupakan tekanan yang didesakkan dengan mensirkulasi darah pada dinding pembuluh darah, dan merupakan salah satu tanda-tanda vital yang prinsipil. Hipotensi (tekanan darah rendah) adalah suatu keadaan di mana tekanan darah lebih rendah dari 90/60 mmHg atau tekanan darah cukup rendah (Ramadhan, 2010). Prevalensi hipotensi yang ditemukanya itu pada tahun 2012 penyakit hipotensi menduduki peringkat yang ke 16 dari kategori 20 jenis penyakit terbesar pasien rawatjalan di pukesmas Gondangrejo, Karanganyar, Jawatengah (Puskesmas Gondangrejo, 2013). Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan kita. Menurut Friedman (1998), keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterkaitan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga. Indonesia merupakan salah satu negara yang menjunjung tinggi adat ketimuran yang menekankan bahwa keluarga harus

3

dibentuk atas dasar perkawinan, seperti yang tertulis dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 21 tahun 1994 bahwa keluarga dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah (Suprajitno, 2004) Keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling memelihara yaitu mengenal masalah kesehatan anggota keluarga yaitu dengan melihat perubahan kesehatan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga. Tugas selanjutnya dapat memutuskan tindakan yang tepat merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga dan diharapkan masalah kesehatan dapat berkurang atau bahkan teratasi, pada tugas yang selanjutnya yaitu dapat merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan. Sering kali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga sendiri. Sehingga keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi. Selain merawat yang sakit lingkungan juga perlu untuk dimodifiksai lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga dengan memelihara lingkungan yang bersih dan sehat agar tidak terjadi masalah kesehatan yang baru atau lebih parah, kemudian selain menjaga lingkungan keluarga

juga

dapat

memanfaatkan

fasililitas

pelayanan

kesehatan

disekitarnya bagi keluarga dengan memeriksakan kesehatan keluarga ketempat layanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit maupun klinik untuk mendeteksi dini masalah kesehatan keluarga (Suprajitno, 2004).

4

Berdasarkan studi kasus di puskesmas Gondangrejo Karanganyar pada tanggal 23 April 2013 diperoleh data bahwa Ny.S pada keluarga Tn.S mengeluh nyeri dikepala bagian belakang dengan skala 4, nyeri terus menerus dan bertambah saat berdiri dan duduk terlalu lama, nyeri seperti dipukulpukul. Ny .S tampak lemas dan pucat dengan tekanan darah 90/60 mmHg, maka penulis tertarik untuk melakukan asuhan keperawatan keluarga pada Ny.S dengan hipotensi pada keluarga Tn.S di desa Tuban Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar.

B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan umum Melaporkan kasus asuhan keperawatan keluarga pada Ny.S dengan hipotensi pada keluarga Tn.S di Desa Tuban Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar. 2. Tujuan khusus a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Ny.S dengan hipotensi pada keluarga Tn.S b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny.S dengan hipotensi pada keluarga Tn.S c. Penulis mampu meyusun rencana asuhan keperawatan pada Ny.S dengan hipotensi pada keluarga Tn.S d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Ny.S dengan hipotensi pada keluargaTn.S

5

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Ny.S dengan hipotensi pada keluarga Tn.S

C. Manfaat penulisan 1. Manfaat Teoritis Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam pengembangan ilmu yang berkaitan dengan asuhan keperawatan keluarga dengan hipotensi 2. Manfaat Praktis a. Institusi Rumah Sakit Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan evaluasi yang diperlukan dalam pelaksanaan praktek layanan keperawatan keluarga khususnya pada pasien hipotensi. b. InstitusiPendidikan Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan hipotensi yang dapat digunakan acuan bagi praktek mahasiswa keperawatan. c. Bagi Penulis Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran dalam meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam pemberian asuhan keperawatan keluarga dengan hipotensi.

BAB II LAPORAN KASUS

A. Data Umum Keluarga Pengkajian dilakukan pada keluarga Tn.S pada tanggal 23 April 2012 jam 10.35 WIB, di peroleh data umum keluarga yaitu Kepala keluarga bernama Tn.S berumur 45 tahun, yang beralamat Gondangrejo Karanganyar, pekerjaan swasta, dengan pendidikan terakhir yaitu SMP. Komposisi keluarga yaitu Ny.S hubungan dengan keluarga sebagai istri berumur 41 tahun dengan pendidikan terakhir yaitu SD, pekerjaan pedagang dan An.A berumur 20 tahun dengan jenis kelamin laki-laki hubungan dengan keluarga sebagai anak kandung keluarga Tn.S dan pendidikan SMK. Jenis Keluarga Tn.S merupakan Nuclear Family (keluarga inti) terdiri dari ayah, ibu dan anak. Penghasilan

untuk Tn.S kurang lebih Rp 900.000/bulan dan Ny.S

berpenghasilan kurang lebih Rp 1.500.000/bulan.

B. Pengkajian Pengkajian

dilakukan

dengan

metode

autoanamnesa

dan

alloanamnesa pada keluarga Tn.S. Berdasarkan tahap perkembangan keluarga pada Tn.S saat ini adalah tahap perkembangan anak remaja dengan tugas perkembangan keluarga ada empat tahap yaitu yang pertama pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab) yaitu Tn.S memberikan kebebasan kepada anaknya dalam memilih pekerjaan dibidang yang diminati agar lebih bertanggung 6

7

jawab dengan pilihannya sendiri, selanjutnya tugas yang kedua yaitu memelihara komunikasi terbuka Tn.S menanamkan kebiasaan pada anak dan istrinya untuk selalu jujur dan terbuka apabila ada masalah agar dapat diselesaikan bersama, misalnya saat Ny.S mengeluh nyeri kepala. Tugas yang ketiga memelihara hubungan intim dengan keluarga yaitu keluarga Tn.S selalu menyisihkan waktunya untuk anak dan istri untuk berkumpul bersama menonton tv atau makan bersama sama. Kemudian tugas tahap keluarga yang terakhir yaitu mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan keluarga untuk memenuhi tumbuh kembang anggota keluarga, Tn.S berperan sebagai ayah yang bekerja untuk menghidupi keluarganya lalu peraturan dalam keluarga salah satunya saat bepergian keluarga harus pamit yang dirumah atau anggota keluarga yang lain. Tahap perkembangan pada keluarga remaja sudah terpenuhi semua sehingga tidak ada yang belum terpenuhi. Selanjutnya diperoleh data tentang riwayat kesehatan keluarga inti yaitu Tn.S menikah sudah 22 tahun yang lalu dengan Ny.S dan saat ini keluarga Tn.S mempunyai satu anak yaitu An.A yang berumur 20 tahun. Riwayat kesehatan saat ini pada keluarga Tn.S yaitu Tn.S tidak mempunyai penyakit yang serius, hanya flu, demam, kelelahan saat menyupir apabila sakit Tn.S dengan minum obat dari warung dan istirahat cukup sudah sembuh. Saat pengkajian Tn.S dalam keadaan sehat, kemudian istri Tn.S yaitu Ny.S menpunyai riwayat penyakit hipotensi sudah lima tahun dengan tekanan darah saat pengkajian 90/60 mmhg dan merasa nyeri dikepala bagian belakang dengan skala 4, nyeri terus menerus dan

8

bertambah saat berdiri dan duduk terlalu lama, nyeri seperti dipukul-pukul. Ny .S tampak lemas dan pucat. Selanjutnya riwayat kesehatan An.A juga tidak mempunyai riwayat sakit yang serius hanya flu, batuk dan demam yang tidak menahun serta hanya minum obat dari warung dan istirahat cukup sudah sembuh. Kemudian dari riwayat keluarga sebelumnya diperoleh data dari keluarga Tn.S saudara kandung maupun orangtua tidak mempunyai riwayat yang serius, tetapi dari keluarga Ny.S yaitu ibu dan saudara kandung perempuan mempunyai riwayat penyakit hipertensi. Pengkajian tugas keluarga di bidang kesehataan terdiri dari lima tugas yaitu mengenal masalah, mengambil keputusan, merawat anggota keluarga yang sakit, memelihara lingkungan yang sehat, serta memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. Keluarga Tn.S mempunyai salah satu masalah dari kelima tugas keluarga tersebut yaitu merawat anggota keluarga yang sakit, keluarga Tn.S dimana saat pengkajian didapatkan belum mengetahui cara merawat anggota keluarga yang sakit hipotensi. Keluarga Tn.S saat ada anggota keluarga yang sakit yaitu Ny.S berusaha untuk memberikan perhatian seperi istirahat yang cukup. Tetapi pada keluarga Tn.S khususnya Ny.S tidak mengetahui bagaimana cara menjaga pola makan yang benar dan tindakan saat Ny.S mengalami sakit kepala. Data dari pengkajian fungsi keluarga salah satunya yaitu fungsi perawatan keluarga pada Tn.S kurang mampu melakukan perawatan pada anggota keluarga yang sakit ditunjukkan dengan keadaan Ny.S yang mempunyai riwayat hipotensi belum menujukkan kearah yang baik

9

dikarenakan pola makan yang tidak diatur seperti Ny.S suka mengkonsumsi buah melon yang cenderung dapat menurunkan tekanan darah rendah karena keluarga Tn.S tidak mengetahui bahwa buah melon dapat menurunkan tekanan darah. Data yang diperoleh dari pemeriksaan fisik pada tanggal 23 April 2013 pada Ny.S yaitu tekanan darah 90/60 mmHg, nadi 75 kali permenit, respirasi 16 kali permenit serta berat badan 55 kilogram dan tinggi badan 157 centimeter. Kemudian Ny.S mengeluh pusing, nyeri di kepala belakang seperti dipukul-pukul, skala nyeri 4 dan nyeri terasa terus menerus dan bertambah nyeri saat berdiri.

C. Diagnosa Keperawatan Keluarga Dari hasil pengkajian tanggal 23 April 2013 dapat ditegakkan diagnosa keperawatan nyeri akut pada Ny.S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn.S dalam merawat anggota keluarga yang sakit. Diagnosa ini ditegakkan berdasarkan data subyektif dan data obyektif. Data subyektifnya yaitu Ny.S sudah menderita hipotensi sudah lima tahun yang lalu, mengeluh pusing nyeri dikepala bagian belakang, nyeri seperti dipukulpukul, skala nyeri 4, nyeri terus menerus dan bertambah nyeri saat berdiri dan duduk terlalu lama, Ny.S belum mengetahui cara perawatan pada penyakit hipotensi. Kemudian Ny.S mengatakan suka mengkonsumsi buah melon. Data obyektifnya yaitu tekanan darah 90/60 mmHg, nadi 75 kali permenit, Ny.S tampak lemas dan pucat.

10

Dari penilaian skoring diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn.S dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan kriteria masalah yaitu aktual dengan nilai satu, kriteria selanjutnya kemungkinan masalah dapat diubah sebagian dengan nilai satu, kemudian kriteria kemungkinan masalah dapat dicegah yaitu cukup dengan nilai dua per tiga dan kriteria yang terakhir menonjolnya masalah yaitu masalah dirasakan dan harus segera ditangani dengan nilai satu. Dari ke empat kriteria dapat disimpulkan dengan jumlah skoring tiga dua per tiga.

D. Intervensi keperawatan Berdasarkan diagnosa yang ditetapkan pada tanggal 23 April 2013 dapat disusun rencana tindakan keperawatan sebagai berikut yaitu diagnosa keperawatan nyeri akut pada Ny.S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn.S dalam merawat anggota keluarga yang mengalami sakit hipotensi. Rencana keperawatan yang telah disusun penulis dengan tujuan umum yaitu setelah dilakukan dua kali kunjungan ke rumah diharapkan nyeri akut dapat teratasi dengan kriteria hasil nyeri berkurang dari skala 4 menjadi skala 2, tekanan darah normal yaitu 120/80 mmHg, ekspresi wajah tampak rileks. Sedangkan tujuan khusus setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang penyakit hipotensi yang penulis harapkan keluarga Ny.S mengetahui penyebab penyakit hipotensi, mengerti cara mengatasi nyeri pada penyakit hipotensi dan mengetahui tentang cara perawatan pada penyakit hipotensi. Intervensi yang ditetapkan penulis untuk mengatasi masalah tersebut yang pertama pantau karakteristik nyeri pada Ny.S dengan rasional tindakan

11

untuk mengukur nyeri yang dirasakan Ny.S. Rencana tindakan yang kedua monitor tanda tanda vital dengan rasional mengetahui keadaan umum Ny.S . Kemudian yang ketiga ajarkan keluarga Tn.S cara mengatasi nyeri dengan teknik relaksasi nafas dalam kemudian dapat mendemonstrasikan cara mengatasi nyeri dengan teknik relaksasi nafas dalam secara mandiri atau dibantu keluarga dengan rasional tindakan untuk mengurangi rasa nyeri. Intervensi yang ke empat berikan penyuluhan kesehatan pada keluarga Tn.S tentang perawatan pada penyakit hipotensi dengan rasional tindakan untuk memberikan

pengetahuan

tentang

penyakit

hipotensi

dengan

cara

perawatannya.

E. Implementasi Keperawatan Pada tanggal 23 sampai 24 April 2013 implementasi keperawatan yang penulis lakukan sesuai dengan intervensi adalah mengkaji karakteristik nyeri yaitu dengan respon subyektif Ny.S mengatakan nyeri dikarenakan tekanan darah rendah, nyeri seperti dipukul-pukul dirasakan pada kepala bagian belakang dengan skala nyeri 4, nyeri terus menerus dan bertambah nyeri saat berdiri dan respon obyektif Ny.S tampak lemas dan meringis kesakitan. Implementasi selanjutnya mengkaji pengetahuan keluarga dalam mengatasi nyeri dengan respon subyektif Ny.S jika mengalami nyeri dikepala hanya dibuat tiduran saja dan respon obyektif Ny.S tampak menjelaskan apa yang dilakukan saat nyeri dirasakan. Selanjutnya mengajarkan mengatasi nyeri dengan relaksasi nafas dalam dengan respon subyektif Ny. S mengatakan setelah diajarkan tehnik relaksasi nafas dalam nyeri dapat sedikit

12

berkurang dan respon obyektif Ny.S tampak menarik nafas dalam dan tampak rileks. Tindakan selanjutnya menganjurkan Ny.S untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam secara mandiri atau dibantu keluarga dengan respon subyektif Ny. S bersedia untuk melakukannya sendiri dan respon obyektif Ny.S tampak menutup mata dan melakukan nafas dalam serta dapat melakukannya dengan benar. Tindakan keperawatan selanjutnya pada hari kedua tanggal 24 April 2013 jam 10.00 WIB penulis penyuluhan kesehatan tentang cara merawat anggota keluarga yang sedang mengalami sakit hipotensi sebelum tindakan tersebut penulis melakukan tindakan mengkaji karakteristik nyeri yaitu dengan respon subyektif Ny.S mengatakan bahwa nyeri sudah berkurang, skala nyeri 2 ,nyeri terasa hanya saat berubah posisi dari duduk kemudian berdiri, nyeri seperti senut senut dan penglihan sedikit kabur hanya kira-kira 15 detik kemudian hilang, nyeri terasa di bagian kepala bagian atas, kemudian respon obyektif ekspresi wajah Ny.S tampak rileks. Penulis juga melakukan tindakan mengukur tanda tanda vital dengan hasil tekanan darah yaitu 100/80 mmHg. Selanjutnya melakukan tindakan penyuluhan kesehatan pada keluarga dengan respon subyektif keluarga mengatakan sudah mengetahui bahwa buah melon dapat menurunkan tekanan darah dan mengetahui bagaimana cara merawat anggota keluarga yang sakit hipotensi yaitu dengan menjaga pola makan yang benar, istirahat yang cukup, dan konsumsi air putih yang banyak dan respon obyektif keluarga tampak memperhatikan dan saat di beri

13

pertanyaan tentang perawatan penyakit hipotensi dapat menjawab dengan benar.

F. Evaluasi Evaluasi keperawatan pada tanggal 24 April 2013 jam 14.00 yang diperoleh penulis setelah melakukan implementasi keperawatan selama dua kali kunjungan kerumah yaitu dengan diagnosa nyeri akut pada Ny.S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn.S dalam merawat anggota keluarga yang sakit hipotensi di dapatkan data subyektif Ny.S mengatakan bahwa nyeri sudah berkurang, skala nyeri 2 ,nyeri terasa hanya saat berubah posisi dari duduk kemudian berdiri, nyeri seperti senut senut dan penglihan sedikit kabur hanya kira-kira 15 detik kemudian hilang, nyeri terasa di bagian kepala bagian atas. Kemudian Ny.S sudah mengetahui cara mengatasi nyeri dengan teknik relaksasi nafas dalam serta dapat melakukannya dibantu dengan keluarga serta keluarga sudah mengetahui perawatan pada penyakit hipotensi yaitu dengan cara mengurangi mengkonsumsi buah melon, memperhatikan pola makan, istirahat cukup, minum air putih yang banyak dengan respon obyektif didapatkan tekanan darah 100/80 mmHg dan ekspresi wajah Ny.S tampak rileks. Dari data subyektif dan data obyektif dapat dianalisa dengan hasil masalah nyeri akut teratasi dan intervensi kunjungan rumah di hentikan.

BAB III PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

A. Pembahasan Bab ini merupakan pembahasan kasus yang diambil dari BAB II, yaitu membahas tentang teori pendukung yang penulis dapatkan dengan kasus nyata. Asuhan keperawatan keluarga nyeri akut pada Ny.S dengan hipotensi pada keluarga Tn.S didesa Tuban Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar. Pembahasan yang penulis lakukan meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.

1. Pengkajian Pengkajian keperawatan adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi atau mengenali masalah-masalah yang dialami klien, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien baik fisik, mental, sosial dan lingkungan (Hutahean, 2010). Hipotensi (tekanan darah rendah) adalah suatu keadaan di mana tekanan darah lebih rendah dari 90/60 mmHg atau tekanan darah cukup rendah (Ramadhan, 2010). Salah satu dari jenis hipotensi yaitu hipotensi ortostatik atau hipotensi postural adalah penurunan tekanan darah yang terjadi pada saat klien berubah posisi horizontal ke posisi vertikal. Penurunan tekanan darah kira-kira 15 mmHg pada tekanan sistolik dan 10 mmHg pada tekanan diastolik (Perry, 2005). 14

15

Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 23 April 2013. Hasil pengkajian yang dilakukan pada Ny.S didapatkan tekanan darah 90/60 mmHg sesuai dengan teori diatas yaitu hipotensi merupakan penurunan tekanan darah lebih rendah dari 90/60 mmHg dan tekanan darah dengan hasil 90/60 mmHg masih dinyatakan hipotensi. Dalam pengambilan kasus ini penulis mengumpulkan data dengan wawancara dan observasi langsung serta melakukan pemeriksaan fisik pada keluarga Tn.S berdasarkan pengkajian yang didapat yaitu salah satu keluarga Tn.S ada yang mempunyai riwayat hipotensi yaitu Ny.S dengan keluhan nyeri kepala bagian belakang dengan skala 4, nyeri terus menerus dan bertambah saat berdiri, nyeri seperti dipukul-pukul. Ny.S tampak lemas dan pucat dengan tekanan darah 90/60 mmHg. Nyeri terjadi karena pada pembuluh darah terdapat vasodilatasi perifer yang terlalu besar, pada hipotensi ortostatik pembuluh darah tidak dapat mempertahankan tekanan darah seseorang saat berdiri dan dilatasi pembuluh darah serebral sehingga menyebabkan aktivitas yang meningkatkan vasokonstriksi sehingga terjadi sakit kepala dengan adanya peningkatan tekanan vaskular cerebaral yang menyebabkan pusing dan penglihatan kabur yang

sering

berhubungan

dengan

keadaan

dengan

sakit

kepala

(Stringer, 2008). Dapat dilihat bahwa tanda gejala dengan gambaran secara umum yang sering dijumpai pasien hipotensi adalah pingsan, kepala seperti melayang, pusing atau nyeri kepala, penglihatan kabur ( pada saat bangkit dari tempat

16

tidur secara tiba-tiba atau ketika berdiri setelah duduk dalam waktu yang singkat), kelelahan, makanan pemberat biasa memperburuk gejala (Ramadhan, 2010). Pengkajian yang dilakukan pada Ny.S sesuai dengan tanda dan gejala dari salah satu teori diatas yaitu pusing atau nyeri kepala dengan ditandai Ny.S mengeluh nyeri pada bagian kepala belakang. Serta penglihatan kabur (pada saat bangkit dari tempat tidur secara tiba tiba atau ketika berdiri setelah duduk dalam waktu yang singkat) dengan ditandai Ny.S mengeluh nyeri terasa hanya saat berubah posisi dari duduk kemudian berdiri, nyeri seperti senut senut dan penglihatan sedikit kabur hanya kira kira 15 detik kemudian hilang, nyeri terasa di bagian kepala bagian atas. Tanda gejala lain yang dialami Ny.S yaitu mengkonsumsi makanan pemberat yang dapat memperburuk gejala, salah satunya yaitu buah melon, pepaya dan semangka ditandai dengan Ny.S suka dan sering mengkonsumsi buah melon. Menurut Mariani (2007), dalam suatu penelitian pemberian jus pepaya, jus semangka dan jus melon berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik dengan hasil penelitian jumlah subyek 47 orang dengan tekanan darah 140/90 diberi jus pepaya, melon dan semangka dengan kandungan kalium 500,2 mg selama 5 hari, tekanan darah diukur sebelum makan dan 60 menit setelah makan. Dari pengkajian langsung dengan keluarga didapatkan data bahwa keluarga Tn.S belum mengetahui cara merawat keluarga dengan penyakit hipotensi. Keluarga hanya mengetahui tanda dan gejala dan belum tahu cara

17

perawatannya. Menurut Efendi dan Makhfudli (2009), Fungsi perawatan dalam keluarga adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan keluarga tinggi. Kemampuan keluarga dalam memberikan perawatan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga. Menurut Balion dan Maglaya (1998), ada lima tugas kesehatan keluarga salah satunya yaitu memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit yaitu mengetahui tentang keadaan penyakitnya (sifat, penyebaran, komplikasi, prognosis dan perawatannya), kemudian sifat dan pengembangan perawatan yang dibutuhkan harus ada, kemudian keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan juga harus ada, dan sumber sumber dalam keluarga ( anggota keluarga yang bertanggung jawab, sumber keuangan, fasilitas fisik, dan psikososial) harus tersedia, serta sikap keluarga terhadap yang sakit juga harus diutamakan (Efendi dan Makhfudli, 2009). Berdasarkan teori tersebut sesuai pada keluarga Ny.S dengan hipotensi keluarga belum dapat merawat anggota yang sakit yaitu keluarga tidak mengetahui tentang keadaan penyakitnya (sifat, penyebaran, komplikasi, prognosis dan perawatannya) yaitu keluarga tidak mengetahui tentang cara mengatasi pada saat nyeri kepala terjadi, tindakan yang dilakukan hanya dengan tidur, minum obat sakit kepala di warung jika belum sembuh serta bertambah parah baru diperiksakan kepuskesmas dan pencegahan pada hipotensi salah satunya seperti Ny.S belum mengurangi mengkonsumsi buah melon.

18

2. Diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan. Respon aktual dan potensial klien didapatkan dari data dasar pengkajian dan catatan medis klien, yang kesemuanya dikumpulkan selama pengkajian. Diagnosa keperawatan memberikan dasar pemilihan intervensi untuk mencapai hasil yang diharapkan (Potter dan Perry, 2005). Berdasarkan

pengkajian

yang telah

dilakukan

maka

penulis

mengambil masalah keperawatan nyeri akut pada Ny.S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn.S dalam merawat anggota keluarga yang sakit. Menurut Suprajitno (2004), perumusan diagnosa keperawatan dapat diarahkan kepada sasaran individu dan atau keluarga. Komponen diagnosa keperawatan meliputi masalah (Problem), penyebab (Etiologi) dan atau tanda (Sign). Masalah (Problem, P) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota keluarga. Dari masalah (Problem) masalah yang timbul tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia menurut maslow yaitu kenyamanan dan keselamtan. Masalah yang muncul pada pasien yaitu pemenuhan kebutuhan rasa nyaman tidak terpenuhi karena nyeri akut. Perumusan diagnosa keperawatan dari masalah (Problem) kemudian dihubungkan dengan

penyebab

(Etiologi)

yaitu

suatu

pernyataan

yang

dapat

menyebabkan masalah dengan mengacu kepada lima tugas keluarga yaitu mengenal masalah, mengambil keputusan yang tepat, merawat anggota

19

keluarga memelihara lingkungan dan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan. Penulis mengangkat diagnosa nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota yang sakit karena didapat dari data subyektif pasien mengeluh nyeri kepala bagian belakang dengan skala 4, nyeri terus menerus dan bertambah saat berdiri, nyeri seperti dipukul-pukul. Dengan data obyektif tampak lemas dan pucat dengan tekanan darah 90/60 mmHg dan harus segera ditangani untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan klien yang merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Penulis mengangkat problem nyeri karena merupakan masalah prioritas dan aktual. Masalah (problem) yaitu tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota keluarga, hal ini didasarkan pada teori hirarki Maslow tentang kebutuhan dasar manusia. Menurut

Maslow

kenyamanan

merupakan

kebutuhan

dasar

yang

memerlukan penanganan dengan segera agar tidak mengganggu kebutuhan yang lainnya (Perry & Potter, 2005). Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan dan muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa (International Association for Study of Pain) nyeri yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung kurang dari enam bulan (Nanda, 2009-2011).

20

Berdasarkan etiologi yang muncul pada diagnosa keperawatan yaitu ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota yang sakit, karena keluarga tidak mampu merawat keluarga saat mengalami nyeri kepala dan tidak mengerti cara pencegahannya. Dengan hal tersebut sesuai dengan teori tentang etiologi dalam diagnosa keperawatan keluarga yaitu menyebabkan masalah dengan mengacu kepada lima tugas keluarga yaitu mengenal masalah, mengambil keputusan yang tepat, merawat anggota keluarga memelihara lingkungan dan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan. Masalah keperawatan yang muncul terdapat prioritas masalah, cara menentukan prioritas masalah tersebut dengan menggunakan skoring. Proses skoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh Bailon dan Maglaya (1978) yaitu menentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat. Kemudian skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan bobot, selanjutnya jumlah kan skor untuk semua kriteria (Suprajitno, 2004). Berdasarkan hasil skoring yang sudah dihitung didapatkan prioritas masalah dengan kriteria masalah yaitu aktual dengan nilai satu, kriteria selanjutnya kemungkinan masalah dapat diubah sebagian dengan nilai satu, kemudian kriteria kemungkinan masalah dapat dicegah yaitu cukup dengan nilai dua per tiga dan kriteria yang terakhir menonjolnya masalah yaitu masalah dirasakan dan harus segera ditangani dengan nilai satu. Dari empat kriteria dapat disimpulkan dengan jumlah skoring tiga dua per tiga.

21

3. Intervensi Merupakan rencana keperawatan yang akan penulis rencanakan kepada klien sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan sehingga kebutuhan klien dapat terpenuhi (Wilkinson, 2006). Dalam teori intervensi dituliskan sesuai dengan rencana dan kriteria hasil berdasarkan NIC (Nursing Intervension Clasification) dan NOC (Nursing Outcome Clasification). Penulis menyusun kriteria hasil berdasarkan SMART, S (spesific) dimana tujuan harus spesifik dan tidak menimbulkan arti ganda yaitu harus menggunakan kata-kata yang singkat dan jelas, M (measurabel) dimana tujuan keperawatan harus dapat diukur, khususnya tentang perilaku klien yaitu dapat dilihat, didengar, diraba, dirasakan, dan dibau, A (achievable) dimana tujuan harus dapat dicapai yaitu dengan batas waktu dan komponen waktu dibagi menjadi dua antara lain jangka panjang yaitu dapat dicapai dalam waktu yang lama biasanya lebih dari satu minggu atau satu bulan dan ditujukan pada unsur masalah (problem) dalam diagnosa keperawatan. Kemudian jangka pendek yaitu dicapai dalam waktu singkat biasanya kurang dari satu minggu dan ditujukan pada unsur etiologi aatau tanda dan gejala dalam diagnosa keperawatan aktual maupun resiko. R (reasonable) dimana tujuan harus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, T (time) mempunyai batasan waktu yang jelas (Nursalam, 2008). Tujuan umum yang dibuat penulis adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama kali dua kunjungan diharapkan nyeri akut berkurang dari skala 4 menjadi skala 2, tekanan darah normal yaitu 120/80 mmHg,

22

ekspresi wajah tampak rileks. Sedangkan tujuan khusus setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang penyakit hipotensi yang penulis harapkan keluarga Ny.S mengetahui penyebab penyakit hipotensi, mengerti cara mengatasi nyeri pada penyakit hipotensi dan mengetahui tentang cara perawatan pada penyakit hipotensi. Dengan ditegakkan diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit, penulis merencanakan tindakan untuk mengatasi nyeri yang dirasakan pasien. Pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri menggunakan metode PQRST (Provoking incident, Quality of Pain, Region, Severity of Pain, Time). Provoking incident yaitu apakah ada peristiwa yang menjadi faktor penyebab nyeri. Quality of Pain yaitu seperti apa nyeri yang dirasakan atau digambarkan pasien, misalnya: apakah nyeri bersifat tumpul, seperti terbakar, berdenyut, tajam atau menusuk. Region yaitu dimana lokasi nyeri yang harus ditunjukkan dengan tepat oleh pasien. Severity of Pain yaitu seberapa jauh nyeri yang dirasakan pasien (Muttaqin, 2008). Pengkajian nyeri dengan menggunakan skala nyeri Numerik. Misalnya tidak nyeri mempunyai nilai 0, kemudian nyeri ringan dengan nilai 1 sampai 3, nyeri sedang dengan nilai 4 sampai 6, sedangkan nyeri berat dengan nilai 7 sampai 9, kemudian yang terakhir yaitu nyeri tak tertahankan dengan 10. Kemudian perawat membantu pasien untuk memilih secara subyektif tingkat skala nyeri yang dirasakan pasien. Time yaitu berapa lama nyeri

23

berlangsung, kapan, apakah ada waktu-waktu tertentu yang menambah rasa nyeri (Tamsuri, 2006). Pertama pantau karakteristik nyeri dengan mengunakan metode PQRST (Provoking incident, Quality of Pain, Region, Severity of Pain, Time),

dengan

rasional

untuk

mengidentifikasi

skala

nyeri

dan

ketidaknyamanan. Intervensi kedua monitor tanda vital, dengan rasional memberikan gambaran lengkap mengenai sistem kardiovaskuler. Memonitor tanda vital untuk memberikan gambaran lengkap mengenai kardiovaskuler. Memonitor tanda vital yaitu suatu cara untuk mendeteksi adanya perubahan sistem tubuh dan digunakan untuk memantau perkembangan pasien. Tanda vital meliputi suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi pernafasan, dan tekanan darah (Hidayat, 2005). Intervensi ketiga ajarkan teknik relaksasi nafas dalam, dengan rasional melepaskan tegangan emosional dan otot. Relaksasi nafas dalam dapat menurunkan nyeri dengan merelaksasikan ketegangan otot yang mendukung rasa nyeri. Mengajarkan teknik relaksasi untuk melepaskan tegangan emosional dan otot. Teknik relaksasi sederhana terdiri atas nafas abdomen dengan frekuensi lambat, berirama. Pasien dapat memejamkan matanya dan bernafas dengan perlahan dan nyaman. Irama yang konstan dapat dipertahankan dalam menghitung dalam hati dan lambat bersama setiap inhalasi tarik nafas sambil hitung satu dua dalam hirup kemudian

24

hembuskan lewat mulut secara perlahan hitung satu dua sambil merilekskan pada otot dan bagian yang terasa nyeri (Tamsuri, 2006). Intervensi ke empat berikan penyuluhan kesehatan tentang cara perawatan pada penyakit hipotensi rasional agar keluarga mengetahui dan dapat mencegah terjadi hipotensi kembali. Waston (1985), menekankan bahwa penyuluhan menyediakan informasi bagi klien dan dengan demikian membantu mereka mengatasi perubahan hidup dan kejadian kejadian dalam hidup secara lebih efektif. Membantu keluarga anggota keluarga merasa memilki perasaan kontrol dan mengurangi stress. Striger dan Lipson (1985), menyebutkan empat tujuan dari penyuluhan kesehatan yaitu pertama memberikan informasi sehingga klien mampu membuat keputusan yang tepat dalam hubungannya dengan kesehatan dan sakit, kedua membantu klien mengantisipasi secara efektif dalam perawatan maupun penyembuhan, ketiga membantu klien beradaptasi terhadap realita penyakit dan pengobatannya, keempat membantu klien agar mengalami rasa puas dengan usaha usaha mereka sendiri yang menunjang perbaikan kesehatan (Friedman, 1998).

4. Implementasi Implementasi merupakan komponen dari proses keperawatan, yaitu kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan yang dilakukan dan diselesaikan. Dalam teori, implementasi dari rencana asuhan

25

keperawatan mengikuti komponen perencanaan dari proses keperawatan (Potter dan Perry, 2005). Dalam

melakukan tindakan keperawatan selama dua hari penulis

tidak mempunyai hambatan, semua rencana yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan yaitu mengkaji karakteristik nyeri pasien, kemudian mengukur tanda tanda vital, selanjutnya mengajarkan keluarga teknik relaksasi nafas dalam, dan yang terakhir yaitu memberikan penyuluhan kesehatan pada keluarga Tn.S tentang perawatan pada penyakit hipotensi.

5. Evaluasi Evaluasi adalah proses keperawatan mengukur respon klien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan klien kearah pencapaian tujuan (Potter dan Perry, 2005). Penulis mencerminkan

mengevaluasi suatu

apakah

kemajuan

atau

perilaku

atau

kemunduran

respon dalam

klien

diagnosa

keperawatan. Pada evaluasi, penulis sudah sesuai teori yang ada yaitu sesuai SOAP (Subyektif, Obyektif, Assesment, Planning)

yaitu Subyektif

merupakan data keluhan pasien setelah dilakukan tindakan keperawatan. Obyektif adalah data berdasarkan pengukuran atau observasi langsung pada pasien. Analisis (Assesment) merupakan interpretasi dari data subyekyif dan data obyektif dan Planing yaitu keperawatan yang akan dilanjutkan, dihentikan (Rohmah dan Walid, 2012). Evaluasi keperawatan pada tanggal 24 April 2013 jam 14.00 yang diperoleh penulis setelah melakukan implementasi keperawatan selama dua

26

kali kunjungan kerumah yaitu dengan diagnosa nyeri akut pada Ny.S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn.S dalam merawat anggota keluarga yang sakit hipotensi di dapatkan data subyektif Ny.S mengatakan bahwa nyeri sudah berkurang, skala nyeri 2 ,nyeri terasa hanya saat berubah posisi dari duduk kemudian berdiri, nyeri seperti senut senut dan penglihatan sedikit kabur hanya kira kira 15 detik kemudian hilang, nyeri terasa di bagian kepala atas. Kemudian Ny.S sudah mengetahui cara mengatasi nyeri dengan teknik relaksasi nafas dalam serta dapat melakukannya dibantu dengan keluarga dan sudah mengetahui perawatan pada penyakit hipotensi yaitu dengan cara mengurangi mengkonsumsi buah melon, pola makan yang benar, istirahat cukup, minum air putih yang banyak dan respon obyektif didapatkan tekanan darah 100/80 mmHg dan ekspresi wajah Ny.S tampak rileks. Dari data subyektif dan data obyektif dapat dianalisa dengan hasil masalah nyeri akut teratasi dan intervensi kunjungan rumah di hentikan.

B. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan a. Saat dilakukan pengkajian pada Ny.S pasien mengeluh nyeri kepala bagian belakang dengan skala 4, nyeri terus menerus dan bertambah saat berdiri, nyeri seperti dipukul-pukul. Ny .S tampak lemas dan pucat dengan tekanan darah 90/60 mmHg. Keluarga Tn.S tidak mengetahui tentang merawat anggota keluarga yang sakit.

27

b. Diagnosa keperawatan kelurga pada keluarga Tn.S yang muncul yaitu nyeri akut pada Ny.S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn.S dalam merawat anggota keluarga yang sakit. c. Intervensi atau rencana keperawatan untuk mengatasi nyeri yaitu pantau karakteristik nyeri PQRST (Provoking incident, Quality of Pain, Region, Severity of Pain, Time) dengan rasional tindakan untuk mengukur nyeri yang dirasakan. Monitor tanda vital dengan rasional tindakan mengetahui keadaan umum pasien. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam dengan rasional tindakan untuk mengurangi nyeri. Intervensi yang terakhir berikan penyuluhan kesehatan tentang perawatan pada keluarga dengan penderita hipotensi dengan rasional tindakan untuk menambah pengetahuan tetang penyakit hipotensi dan perawatannya. d. Tindakan yang dilakukan yaitu memantau karakteristik nyeri PQRST (Provoking incident, Quality of Pain, Region, Severity of Pain, Time) , memonitor tanda vital, mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam, memberikan penyuluhan kesehatan tentang perawatan pada penderita hipotensi. e. Evaluasi tindakan yang telah dilaksanakan menggunakan metode SOAP (Subyektif, Obyektif, Assessment, Planning), didapatkan data subyektif Ny.S mengatakan bahwa nyeri sudah berkurang, skala nyeri 2 ,nyeri terasa hanya saat berubah posisi dari duduk kemudian berdiri, nyeri seperti senut senut dan penglihatan sedikit kabur hanya kira kira 15

28

detik kemudian hilang, nyeri terasa di bagian kepala atas. Kemudian Ny.S sudah mengetahui cara mengatasi nyeri dengan teknik relaksasi nafas dalam serta dapat melakukannya dibantu dengan keluarga dan sudah mengetahui perawatan pada penyakit hipotensi yaitu dengan cara mengurangi mengkonsumsi buah melon, pola makan yang benar, istirahat cukup, minum air putih yang banyak dengan respon obyektif didapatkan tekanan darah 100/80 mmHg dan ekspresi wajah Ny.S tampak rileks. Dari data subyektif dan data obyektif dapat dianalisa dengan hasil masalah nyeri akut teratasi dan intervensi kunjungan rumah di hentikan.

2. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberi saran yang diharapkan bermanfaat antara lain: a. Bagi Puskesmas Diharapkan dapat memberikan pelayanan kepada pasien seoptimal mungkin dan meningkatkan mutu pelayanan puskesmas. b. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam pemakaian sarana dan prasarana yang merupakan fasilitas bagi mahasiswa untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan ketrampilannya dalam melalui praktek klinik dan pembuatan laporan.

29

c. Bagi keluarga Untuk selalu memperhatikan kesehatan anggota keluarga terutama dalam merawat anggota yang sakit perlu lebih diperhatikan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Anas, Tamsuri. 2006. Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Editor, Esty Wahyuningsih. Jakarta: EGC. Chris, Brooker. 2008. Ensiklopedia Keperawatan. Alih Bahasa: Andry Hartono. Brahm U. [et al]; Editor Edisi Bahasa Indonesia. Estu Tiar. Jakarta: EGC. Hidayat A, Aziz Alimul. Musrifatul Uliyah. 2005. Buku Saku Praktikum; Kebutuhan Dasar Manusia. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta: EGC. Mariani, Elis. 2007. Pengaruh Pemberian Jus Pepaya (Carica Papaya) Jus Semangka (Citrullus Vulgaris) Jus Melon (cucumis Melo) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik. http://www.eprints.undip.ac.id. Diakses tanggal 25 Mei 2013. Pukul 12.45 WIB. Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: EGC. Nursalam. 2008. Proses dan Dokumentasi keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika. Perry, Anne Griffin, DKK. 2005. Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar. Alih Bahasa: Didah Rosidah. Editor Bahasa Indonesia: Monica Ester. Ed.5. Jakarta: EGC. Potter, Patricia A. Anne Griffin Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Alih Bahasa: Renata Komalasari. [et al]; Editor Edisi Bahasa Indonesia. Monica Ester. Devi Yulianti. Intan Parulian.Ed.4.vol 1-Jakarta: EGC. Potter, Patricia A. Anne Griffin Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Alih Bahasa: Renata Komalasari. [et al]; Editor Edisi Bahasa Indonesia. Monica Ester. Devi Yulianti. Intan Parulian.-Ed.4.vol 2-Jakarta: EGC. Pukesmas Gondangejo Karanganyar. 2013. Prevalensi penyakit dipuskesmas gondangrejo karanganyar: Rekam medik. Ramadhan, A, j, 2010. Mencermati Berbagai Gangguan pada Darah dan Pembuluh Darah. Editor, K. S. Pangumbaraan. Jogjakarta: DIVA Press.

Rohmah, Nikmatur dan Saiful Walid. 2012. Proses Keperawatan: Teori dan Aplikasi. Jogjakarta: Ar-Russ Media. Stringer, Janel L. 2008. Konsep Dasar Farmakologi Panduan untuk Mahasiswa. Alih Bahasa Huwiawati, Editor Bahasa Indonesia, Yuli Manurung, Edisi 3, Jakarta: EGC. Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi Dalam Praktik. Editor, Monica Ester. Jakarta: EGC. Welker, Richard. 2008. Melihat dengan Mikroskop Jantung Bagaimana Darah Beredar di Seluruh Tubuh. Alih Bahasa: Emma Sitohang Nababan. [et al]; Editor Bahasa Indonesia. Herawati Harun. Jilid 1. Widyadara : Glolier International inc. Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Alih Bahasa: Widyawati, Syahirul, Elsi, Intan. Jakarta: EGC.