STUDI MINERAL BERAT DALAM ENDAPAN PASIR KUARSA DI

Download (2007) di Kalimantan Barat terdapat indikasi keberadaan mineral zirkon. ... berasosisasi dengan emas atau intan yang terkandung dalam endap...

0 downloads 420 Views 265KB Size
BAB I PENDAHULUAN

I.1. Judul Penelitian Penelitian ini berjudul “Studi Mineral Berat Dalam Endapan Pasir Kuarsa di Daerah Singkawang dan Sekitarnya, Propinsi Kalimantan Barat”.

I.2. Latar Belakang Masalah Kalimantan merupakan pulau yang memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah, salah satunya adalah kaya akan endapan mineral berat yang hampir tersebar di keseluruhan daerah Kalimantan. Salah satu daerah di Kalimantan yang berpotensi menghasilkan endapan mineral berat ekonomis adalah Propinsi Kalimantan Barat. Endapan letakan adalah suatu endapan mineral-mineral berat yang terkonsentrasi bersama-sama dengan material endapan sedimen (Roob, 2005). Mineral berat adalah mineral yang dikelompokkan berdasarkan dari berat jenisnya yang lebih dari 2,89 gr/cm3 (Carver, 1971 dalam Panggabean., 2011). Endapan mineral berat sering juga disebut endapan mineral ekonomis karena memiliki nilai jual yang cukup tinggi. Mineral berat pada umumnya merupakan mineral silikat dan oksida yang resisten terhadap pelapukan baik pelapukan kimia maupun terhadap pelapukan abrasi mekanik. Mineral berat dapat dipisahkan dengan butiran-butiran sedimen yang lainnya menggunakan cairan berat seperti acetylene tetrabromoethane yang mana cairan tersebut memiliki berat jenis 2,9 gr/cm3 (Tucker, 2008). Endapan mineral ekonomis dapat dihasilkan melalui berbagai macam tipe endapan, salah satu tipe endapan yang dapat menghasilkan endapan mineral ekonomis adalah endapan tipe letakan. Endapan letakan secara fisik umumnya terakumulasi oleh proses sungai dan laut (Setiadi dan Aryanto, 2009). Menurut Suwarna dkk. (1993) daerah Singkawang merupakan daerah yang memiliki endapan mineral ekonomis seperti emas, tembaga, timbal, seng, molibdenit, mangan, sinabar, bauksit, kaolin dan kasiterit. Penambangan mineral emas aluvial,

1

terutama dilakukan oleh pendatang Cina, dipercayai telah dimulai di Sambas/Siluas, yang menyebar kearah selatan dan mencapai Mandor sekitar tahun 1775. Penambangan emas aluvial di Monterado dibuka pada tahun 1989. Tambang emas aluvial Monterado merupakan salah satu tambang emas terbesar di Indonesia kala itu. Menurut Suwarna dkk. (1993), tambang emas di daerah Singkawang terpusatkan di dalam empat daerah, yaitu sekitar Gunung Bawang (barat laut Bengkayang), sekitar Gunung Muwang (baratdaya Bengkayang), Monterado dan dekat Mandor. Daerah di dekat Mandor sampai sekarang (tahun 2013) masih terdapat aktivitas penambangan emas secara tradisional. Menurut informasi yang didapatkan dari para penambang emas tersebut dalam sehari dapat menghasilkan emas seberat 5 – 10 gr. Proses penambangan emas tradisional dapat dilihat pada Gambar. I.1.

Gambar. I.1. Proses pengolahan emas placer di daerah dekat Mandor.

Suwarna dkk. (1989) dalam Suwarna dkk. (1993) mendaftar keterdapatan tembaga di Kalimantan Barat, yang semuanya cenderung mempunyai nilai yang cukup ekonomis dan sedikit berarti. Keberadaan tembaga di Kalimantan Barat

2

berada di daerah sekitar Bengkayang dan Monterado. Timbal dan seng, menurut Suwarna dkk. (1993) keterdapatannya di sekitar Singkawang hanya sedikit. Galena dan sfalerit menyertai tembaga di Tshit San Tsha, 2 km di timur Mandor. Molibdenit di Singkawang terdapat pada Batuan Terobosan Sintang pada lereng Gunung Bawang, 12 km sebelah baratlaut Bengkayang sedangkan mangan ditambang di sebelah baratlaut Lumar. Selain emas dan logam dasar, zirkon merupakan salah satu jenis mineral berat yang keberadaannya sangat penting dalam berbagai industri, khususnya industri di bidang energi nuklir. Mineral zirkon ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu bahan dalam pembuatan selongsong nuklir dikarenakan mineral ini memiliki titik lebur yang sangat tinggi, yaitu lebih dari 2000 ᴼC. Menurut Herman (2007) di Kalimantan Barat terdapat indikasi keberadaan mineral zirkon. Informasi tersebut juga didukung oleh kegiatan penduduk sekitar yang banyak melakukan proses penambangan mineral zirkon secara tradisional. Adanya indikasi tersebut dan adanya kegiatan penambangan emas placer di daerah Propinsi Kalimantan Barat, mendorong penulis untuk melakukan penelitian ini.

I.3. Maksud dan Tujuan Maksud dari penelitian ini adalah: -

Mengevaluasi keberadaan mineral-mineral berat yang terkandung di dalam pasir kuarsa dengan batuan sumber utama berupa batholit Singkawang dan batuan sedimen kelompok Bengkayang.

-

Melakukan identifikasi bentuk butir sedimen dalam berbagai aspek morfologi. Tujuan dari penelitian ini adalah:

-

Untuk mengetahui keterdapatan endapan mineral berat ekonomis dan pengembangan sumberdaya mineral.

-

Untuk menginterpretasi hubungan antara kondisi geologi daerah sekitar conto pasir kuarsa dengan asosiasi mineralogi yang terdapat dalam pasir kuarsa.

-

Mengetahui mode angkutan material sedimen yang berpengaruh pada morfologi butir sedimen.

3

I.4. Batasan Masalah Pembahasan masalah pada penelitian ini dibataskan pada penelitian mengenai ukuran butir sedimen, morfologi butir dan komposisi partikel sedimen (mineral berat) pada endapan pasir kuarsa.

I.5. Manfaat Penelitian Penelitian “Studi Mineral Berat Dalam Endapan Pasir Kuarsa di Daerah Singkawang dan Sekitarnya, Propinsi Kalimantan Barat” ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang jenis-jenis mineral berat dan keberadaan potensi endapan mineral-mineral ekonomis yang terkandung di dalam endapan pasir kuarsa di daerah Propinsi Kalimantan Barat.

I.6. Ruang Lingkup I.6.1 Ruang Lingkup Wilayah Wilayah ini meliputi wilayah administrasi Kota Singkawang, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Sambas, Kabupaten Pontianak dan Kota Monterado, Propinsi Kalimantan Barat.

I.6.2 Ruang Lingkup Penelitian Conto pasir kuarsa berasal dari hasil penelitian lapangan oleh tim Laboratorium Bahan Galian Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik UGM pada bulan Maret dan Juli – Agustus 2012.

I.6.3 Ruang Lingkup Waktu Penelitian ini dimulai pada bulan November 2012 yang diawali dengan kajian pustaka dari peneliti-peneliti terdahulu dan di lanjutkan pembuatan proposal tugas akhir pada bulan November 2012 sampai minggu ketiga bulan Desember 2012. Untuk proses pengerjaan laboratorium, dilakukan selama 3 bulan 1 minggu yaitu diawali pada akhir bulan November 2012 dan berakhir pada akhir bulan Februari 2013. Pembuatan laporan penelitian dilakukan pada minggu ke-3 bulan Februari 2013 sampai pada minggu pertama bulan September 2013. Pada bulan April – Mei 2013,

4

terdapat kegiatan checking lokasi penelitian. Untuk lebih jelasnya jadwal penelitian ditunjukkan pada Tabel I. 1. Tabel I.1. Jadwal Penelitian 2012

2013

Tahapan November 1 2 3 4

Penelitian

Desember 1 2 3 4

Januari Februari Maret 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Kajian Pustaka Pembuatan Proposal Tugas Akhir Kerja Laboratorium Checking lapangan Pelaporan

2013 Tahapan Penelitian

April Mei Juni Juli Agustus September 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Kajian Pustaka Pembuatan Proposal Tugas Akhir Kerja Laboratorium Checking lapangan Pelaporan

I.7. Peneliti Terdahulu Penelitian di daerah Kalimantan Barat telah dilakukan oleh beberapa peneliti, di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Suwarna dkk. (1993), melakukan penelitian dan Pemetaan Geologi di daerah Singkawang dan sekitarnya, Propinsi Kalimantan Barat. Suwarna dkk. (1993) melaporkan adanya kandungan mineral ekonomis seperti emas, tembaga, timbal, seng, molibdenit, mangan, air raksa, bauksit, kaolinit dan kasiterit di daerah Singkawang. 2. Van Leeuwen (1994), memberikan informasi tentang sejarah eksplorasi mineral-mineral ekonomis di Indonesia, salah satunya di Kalimantan Barat (Singkawang).

5

3. Kamiludin dan Darlan (2005), melakukan penelitian tentang keterdapatan emas letakan dan ikutannya di perairan delta Kapuas, Pontianak, Kalimantan Barat. 4. Herman (2007), melaporkan adanya potensi sebaran mineral zirkon yang berasosisasi dengan emas atau intan yang terkandung dalam endapan letakan di Kalimantan. Endapan letakan di Kalimantan menurut Herman (2007) merupakan endapan letakan hasil proses fluviatil. Mineral-mineral zirkon yang terkandung pada endapan letakan dimungkinkan berasal dari pelapukan batuan beku dari seri kalk-alkali hingga alkali (granit, granodiorit, tonalit dan monzonit). 5. Kamiludin dkk. (2008), melakukan penelitian pada sebaran endapan pasir kuarsa di perairan delta Kapuas, Pontianak, Kalimantan Barat. Kamiludin dkk. (2008), melakukan analisis tentang endapan pasir kuarsa yang pada umumnya memiliki mineral-mineral ikutan seperti feldspar, mika, ilmenit, piroksen Fe/Mn oksida, foraminifera, fragmen dan mikrit. 6. Usman dan Lugra (2011), melakukan penelitian tentang hubungan penyebaran sedimen dengan kandungan emas dan perak letakan di lepas pantai muara sungai Sambas Besar, Kabupaten Sambas, Propinsi Kalimantan Barat. Menurut Usman dan Lugra (2011), keterdapatan emas dan perak letakan dikontrol oleh pola arus sejajar garis pantai dengan pergerakan relatif ke dua arah utara dan selatan.

6