STUDI TENATANG MOTIF BATIK DRUJU DUSUN WONOREJO KABUPATEN MALANG
ARTIKEL HASIL PENELITIAN
OLEH PUTRI MULYANTI NIM 108251416407
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA Mei 2012
Studi Tentang Motif Batik Druju Dusun Wonorejo Kabupaten Malang Putri Mulyanti Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Jurusan Seni dan Desain, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang E-mail :
[email protected] ABSTRAK: Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui latar belakang motif batik Druju dan karakteristik batik Druju beserta fungsinya. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data dimulai dari reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan. Dari visualisasi motif batik Druju, ditemukan motif flora, motif fauna, motif sinar matahari dan pemandangan, serta motif benda teknologis sebagai peralatan hidup manusia. Tata susunan warna motif batik Druju cenderung mengkombinasikan warna-warna kontras dan mengarah pada warna gelap. Proses penciptaan desain batik menggunakan bahan utama sutera dan dikerjakan dengan teknik tulis dan cap. Kata Kunci: Desain, Motif, Batik Druju. ABSTRACT: The purpose of this study, then, is to reveal the motif background of Batik Druju, the characteristics of Batik Druju, and the use of Batik Druju. This current study used descriptive qualitative. The data collection was carried out through interview, observation, and documentation. The data analysis, then, was started from the data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The motif visualizations are in the form of flora, fauna, sunshine, scenery, and technological motif which is presented as the daily tools for human needs. In terms of color composition, Batik Druju tends to combine the contrast colors which lead to dark color. In There are two kinds of produced batik, which are written batik and printed batik. Keywords: Design, Motif, Batik Druju.
Keberadaan batik Druju masih kurang populer di masyarakat Malang, akan tetapi di luar Malang, batik ini cukup mendapat sambutan yang baik di wilayah kota besar, terutama Jakarta, Surabaya, Palembang, dan kota-kota besar lain karena promosi produk batik diutamakan di wilayah tersebut (Anshori dan Kusrianto, 2011: 185). Batik Druju merupakan salah satu hasil produk kerajinan yang dapat dikembangkan menjadi hasil budaya khas kota Malang. Oleh karena itu perlu dijaga kelangsungan dan kelestariannya dalam rangka memperkaya khasanah kebudayaan nasional. Motif batik Druju sangat beragam. Menurut Antik dan Edi Subagio sebagai perajin batik menyatakan bahwa motif-motif tersebut diambil dari lingkungan sekitar tempat tingggal perajin. Desa Druju merupakan wilayah pegunungan kapur yang dekat dengan laut, sehingga kondisi tanah yang
sedemikian mempengaruhi jenis tumbuhan yang tumbuh di atasnya. Motif-motif yang dihasilkan adalah motif pengembangan yang terinspirasi dari lingkungan sekitar. Salah satu contoh adalah motif Olanda yang terinspirasi bentuk daun pakis ( Anshori dan Kusrianto, 2011: 180). Batik Druju merupakan produksi batik pertama yang didirikan di wilayah kecamatan Sumbermanjing Wetan, kabupaten Malang. Kemunculan kerajinan batik di wilayah ini cukup menarik ditilik dari kondisi lingkungan geografis dan masyarakat yang kesehariannya bergelut pada dunia agraris dan industri. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengenal sekaligus menggali dan mengetahui corak atau karakteristik motif batik Druju sebagai produk kerajinan batik yang terdapat di daerah Malang.
METODE Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif, berupa paparan data mengenai latar belakang motif batik, ragam hias motif batik, alat bahan pembuatan batik, teknik pembuatan batik tulis dan fungsi batik Druju yang diperoleh dari observasi langsung dan data sekunder dari berbagai sumber. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data dimulai dari reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan. Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan melakukan dua kriteria. Kriteria tersebut adalah kredibilitas dan dependabilitas yaitu dengan model triangulasi dan melibatkan berbagai pihak (pakar). Model trianggulasi yang digunakan oleh peneliti adalah trianggulasi dengan sumber, yaitu dengan cara membandingkan dan mengecek balik derajat suatu kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda (Patton dalam Moleong, 2002: 178).
HASIL Andis Batik merupakan rumah produksi batik yang didirikan oleh pasangan Antik Subagio dan Edi Subagio di dusun Wonorejo, RT 24 RW 05 desa Druju kecamatan Sumbermanjing Wetan kabupaten Malang. Pasangan ini mulai
merintis kerajinan batik sejak tahun 1996. Andis batik merupakan nama butik yang didirikan kedua pasangan Edi dan Antik Subagio samping rumah mereka. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti terhadap produk batik dan wawancara terhadap perajin Antik Subagio, diperoleh data mengenai teknik pembuatan batik di butik Andis yang hampir semuanya dikerjakan dengan metode tulis. Beberapa yang lainnya dikerjakan dengan metode batik cap. Yang menjadi ciri khas batik ini ialah baju yang sudah di jahit kemudian dibatik, yaitu dalam menerapkan motif batik perajin menggambarkan motif di atas permukaan kain yang sudah dijahit menjadi baju. Dengan demikian motifnya selalu menyambung dari depan dan belakang, bahkan di bagian samping, lengan, dan kerah baju. Selain itu ciri khas lain dari batik Druju adalah identik dengan warna hitam pekat, yang dipadu dengan warna primer seperti merah, biru, kuning, dan warna-warna sekunder seperti jingga, nila dan hijau. Warna-warna motif batik Druju cenderung mengkomposisikan warna kontras, misalkan merah dengan hitam, kuning dengan hitam, biru dengan merah, dan sebagainya.Pada proses pewarnaan, teknik yang digunakan adalah teknik celup dan teknik colet dengan bahan Naphtol, garam Diazo, dan Indigosol. Batik Druju merupakan batik yang mengambil tema alam dan kehidupan sekitar sebagai ide atau konsep pembuatan motif. Batik Druju merupakan batik Modern. Motif yang diciptakan perajin adalah murni kreasi dan pengembangan dari beberapa motif batik yang sudah ada dengan pola yang bebas. Motif batik Druju difungsikan sebagai busana, baik busana wanita maupun pria. Pada busana wanita berupa terusan panjang, baju atasan, selendang dan kain panjang. Pada busana pria berupa atasan lengan panjang. Berdasarkan hasil temuan data yang diperoleh peneliti, maka motif-motif batik Druju dapat diklasifikasikan menjadi golongan motif flora, motif fauna, dan motif benda alam. Berikut akan disajikan hasil observasi dan wawancara peneliti terhadap motif batik Druju dan wawancara terhadap Antik Subagio meliputi; latar belakang motif, karakteristik motif, dan fungsi motif batik Druju. Hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk tabel yang berisi keterangan dan gambar:
Tabel 1. Hasil observasi dan wawancara mengenai motif batik Druju.
No
Nama Motif
1
Motif Mawar Pupus
2
Motif Koral
3
Motif berikal
Latar Karakteristik Belakang motif Tahun 1. bentuk : berupa pembuatan: bidang dan garis 1996 tanpa isen-isen motif 2. warna: Sumber kombinasi ide: warna naturalis: coklat, hitam, Bunga dan putih mawar 3. pola: menyebar 4. teknik: tulis 5. bahan: sutera, napthol, dan garam diazo
Fungsi batik
Tahun 1. bentuk : berupa pembuatan: garis yang 1996 disusun simetris 2. warna: Sumber kombinasi warna ide: naturalis: coklat Ranting dan putih pohon. 3. pola: ulang sejajar 4. teknik: cap 5. bahan: sutera, napthol, dan garam diazo Tahun 1. bentuk : berupa pembuatan: garis yang 1996 disusun asimetris 2. warna: Sumber kombinasi: ide: daun coklat dan putih pakis. dengan latar hitam. 3. pola: menyebar 4. teknik: tulis 5. bahan: sutera, napthol, dan garam diazo
Kain panjang
Antik dan Edi Subagio
Baju, kain panjang, selendan g,.
Antik Subagio
Diterapk an sebagai: Terusan panjang, baju panjang
Desainer Antik dan Edi Subagio
Lanjutan Tabel No
Nama Motif
4
Uli-uli
Latar Belakang Tahun pembutan:1 996 Sumber ide: daun pakis.
5
Daun Palem
Tahun pembuatan: 1996 Sumber ide: daun palem
6
Motif Sinar
Tahun pembuatan: 1997 Sumber ide: sinar matahari
7
Sapu ular
Tahun pembuatan: 2000 Sumber ide: bentuk sapu
Karakteristik motif
Fungsi batik Diterapk an sebagai: Kain panjang, baju,san dal, tas, mukena.
Desain er Antik Subagi o
1. bentuk : berupa bidang dan garis yang disusun menyebar 2. warna: kombinasi: hitam putih, dan hijau. 3. pola: menyebar 4. teknik: tulis 5. . bahan: sutera, napthol, dan garam diazo
Baju panjang, atasan lengan panjang dan lengan pendek.
Antik dan Edi Subagi o
1. bentuk : berupa garis dengan arah memusat 2. warna: kombinasi: hitam putih, 3. pola: titik pusat ditengah. 4. teknik: tulis 5. . bahan: sutera, napthol, dan garam diazo . 1. bentuk : berupa garis dan titik dengan arah menyebar 2. warna: kombinasi: hitam putih, dan merah 3. pola: diulang dengan arah menyebar 4. teknik: tulis 5. . bahan: sutera, napthol, dan garam diazo
Busana, Kain panjang, selendan g
Edi Subagi o
Baju atasan, terusan panjang.
Antik Subagi o
1. bentuk : berupa garis yang membentuk bidang disusun berhimpit 2. warna: kombinasi: hitam putih 3. pola: perulangan bersinggungan 4. teknik: cap 5. . bahan: sutera, napthol, dan garam diazo
Lanjutan Tabel No
Nama motif
8
Motif gedeg/bambu
.
Latar Karakteristik motif Belakang Tahun 1. bentuk : berupa garis pembuatan: yang membentuk 2001 bidang disusun berhimpit Sumber 2. warna: kombinasi: ide: bambu hitam putih 3. pola: sejajar dan bertumpangan 4. teknik: cap 5. bahan: sutera, napthol, dan garam diazo
Fungsi batik Baju, kain panjang, asesoris berupa tas kerja.
Desai ner Antik Subag io
9
Motif Singo
Tahun 1. bentuk : berupa garis, pembuatan: bidang dan titik 2001 dengan arah asimetris 2. warna: kombinasi: Sumber hitam putih, dan coklat ide: singa kekuningan Malang 3. pola: menyebar 4. teknik: tulis 5. bahan: sutera, napthol, dan garam diazo
Baju, kain panjang
Antik dan Edi Subag io
10
Motif Bintang Kota.
Tahun 1. bentuk : berupa garis pembuatan: dan bidang dengan 2003 isen-isen titik yang disusun simetris Sumber 2. warna: kombinasi: ide: bintang merah dan putih 3. pola: sejajar 4. teknik: cap 5. bahan: sutera, napthol, dan garam diazo
Kain panjang, baju,
Antik Subag io
11
Daun Ribang
Tahun 1. bentuk : berupa garis pembuatan: dan bidang arah 2004 asimetris 2. warna: kombinasi: Sumber biru tua, tint biru, dan ide: daun putih. ribang 3. pola: menyebar 4. teknik: tulis 5. bahan: sutera, napthol, dan garam diazo
Baju, terusan panjang yang kecil.
Antik Subag io
Lanjutan Tabel No
Nama motif
Latar Belakang
Karakteristik motif
12
Ayam Bekisar
13
Bunga wortel
14
Buah Anggur
15
Daun Berduri
Tahun 1. bentuk : berupa pembuatan: garis, bidang dan 2004 titik dengan arah asimetris Sumber 2. warna: kombinasi: ide: ayam biru tua, ungu, tint bekisar biru, hijau, jingga, tint merah dan putih. 3. pola: menyebar 4. teknik: tulis 5. bahan: sutera, napthol, dan garam diazo Tahun 1. bentuk : berupa pembuatan: garis, bidang dan 2005 titik dengan arah asimetris Sumber 2. warna: kombinasi: ide: biru tua, ungu, tint sayuran biru, hijau, jingga, wortel tint merah dan putih. 3. pola: menyebar 4. teknik: tulis 5. bahan: sutera, napthol, dan garam diazo Tahun 1. bentuk : berupa pembuatan: garis, bidang dan 2006 titik dengan arah asimetris Sumber 2. warna: kombinasi: ide: buah hijau, ungu, dan anggur putih. 3. pola: menyebar 4. teknik: tulis 5.bahan: sutera, napthol, dan garam diazo Tahun 1. bentuk : berupa pembuatan: garis dan bidang 2009 dengan arah asimetris tanpa isenSumber isen motif ide: daun 2. warna: kombinasi: berduri merah, ungu dan putih. 3. pola: menyebar 4. teknik: tulis 5. bahan: sutera, napthol, dan garam diazo
Fungsi batik
Desainer
Busana, Kain panjang
Antik dan Edi Subagio
Kain panjang.
Edi subagio
Kain panjang, atasan lengan panjang dan pendek.
Antik Subagio
Baju terusan, Kain panjang merah
Edi subagio
Lanjutan Tabel No
Nama motif
Latar Belakang
Karakteristik motif
Fungsi batik
Desainer
16
Motif Sayap Bintang
Tahun pembuatan: 2009
1. bentuk : berupa bidang dengan arah asimetris dengan isenisen motif berupa titik 2. warna: kombinasi merah, hitam dan putih. 3. pola: menyebar 4. teknik: tulis 5. bahan: sutera, napthol, dan garam diazo
Baju, kain panjang
Antik Subagio
Sumber ide: bintang dilangit
17
Kerang Acak
Tahun 1. bentuk : berupa bidang pembuatan: dan garis dengan arah 2010 asimetris dengan isenisen motif berupa titik Sumber dan bulatan kecil ide: 2. warna: kombinasi kehidupan coklat kekuningan, di pesisir hitam dan putih. laut 3. pola: ulang rapat dan Sendang menyebar Biru. 4. teknik: tulis 5. bahan: sutera, napthol, dan garam diazo
Busana pria, Kain panjang
Antik Dan Edi Subagio
18
Pulau Sempu
Tahun 1.bentuk : berupa bidang pembuatan: dan garis disusun 2011 asimetris 2. warna: kombinasi Sumber coklat kekuningan, ide:Pulau biru keputihan, biru sempu dan pekat dan putih. kehidupan 3. pola: menyebar di sekitar 4. teknik: tulis 5. bahan: sutera, napthol, dan garam diazo
Baju, kain panjang
Edi Subagio
19
Bola Sinar
Tahun 1. bentuk : berupa bidang pembuatan: dan garis disusun 2012 memusat 2. warna: kombinasi Sumber merah, hitam, dan ide: putih pengemban 3. pola: memusat gan dari 4. teknik: tulis motif sinar 5. bahan: sutera, napthol, dan garam diazo
Kain panjang.
Edi Subagio
PEMBAHASAN Latar Belakang Munculnya Motif Batik Druju. Batik Druju merupakan batik Modern. Motif yang diciptakan perajin adalah murni kreasi dan pengembangan dari beberapa motif batik yang sudah ada dengan pola yang bebas. Hal ini sependapat dengan Susanto dalam bukunya yang berjudul Seni Kerajinan Batik Indonesia bahwa semua jenis batik modern, motif dan gayanya tidak seperti batik tradisional. Pada batik Tradisional susunan motifnya terikat oleh suatu ikatan tertentu dan dengan isen-isen tertentu. Apabila menyimpang dari ikatan yang sudah menjadi tradisi diakatakan telah menyimpang dari batik tradisional. Batik modern dapat dibedakan menjadi beberapa corak atau gaya antara lain; gaya abstrak dinamis, gaya gabungan, gaya lukisan, dan gaya khusus dan cerita lama (1980: 15). Ditinjau dari sumber ide pembuatan motifnya, batik Druju dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok yaitu; pembuataan ide atau konsep berdasarkan kelompok ragam hias yang tergolong dalam bentuk pengayaan tumbuh-tumbuhan, kelompok ragam hias dengan bentuk penggambaran mahluk hidup berupa jenis binatang, dan kelompok ragam hias bentuk penggambaran benda alam dan benda-benda peralatan manusia. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Pamadhi (2007: 8.23), bahwa motif batik sebagai karya seni dapat mengambil ide dasar penciptaan dari beberapa hal, dengan merubah bentuk menggunakan proses stilasi. Stilasi adalah hasil gubahan dari bentuk alami sehingga tinggal sarinya (esensinya) saja dan menjadi bentuk baru yang terkadang hampir kehilangan ciri-ciri alaminya sama sekali (Sipahelut, 1991: 54). Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan Batik Druju merupakan batik yang mengambil tema alam dan kehidupan sekitar sebagai ide atau konsep pembuatan motif. Soedarso mengemukakan, bahwa alam telah menyediakan unsur-unsur yang baik untuk dikomposisikan dan diambil menjadi motif-motif batik atau kain cita batik setelah distilasi ataupun tidak, dan dapat diberi arti atau simbolisasi tertentu maupun dibiarkan saja tanpa makna (2006: 29).
Karakteristik Motif Batik Druju Karakteristik batik Druju dapat ditinjau dari ragam hias motif berupa bentuk motif, teknik pembuatan, warna, serta alat dan bahan yang digunakan. Pada desain batik karya Andis batik ditemukan kecenderungan penerapan motifmotif flora. Motif-motif tersebut digolongkan dalam beberapa jenis diantaranya motif bunga, motif buketan dan motif daun, lung dan sulur. Motif flora muncul bersamaan dengan masuknya pengaruh Hindu yang datang dari India, motif flora atau tumbuh-tumbuhan menjadi sangat umum dan menjadi bagian motif utama yang ada di Indonesia (Sunaryo, 2009: 153). Secara umum motif flora digolongkan menjadi beberapa jenis yaitu motif bunga, motif buketan, motif daun, lung dan sulur serta motif pohon hayat. Pada desain batik Druju ditemukan beberapa bentuk motif menyerupai bunga. Motif tersebut dikomposisikan dengan pola ceplok, baik itu berbentuk kelopak bunga yang mekar maupun setangkai bunga yang terdiri dari beberapa bunga melati, mawar yang mekar dan berbentuk kuncup bunga. Motif fauna sangat banyak jenis dan ragam bentuknya termasuk didalamnya hewan yang hidup di darat, di air, hewan bersayap dan juga makhluk imajinatif atau hasil rekaan semata. Pada umumnya jenis-jensi binatang itu merupakan satwa yang dapat ditemui di daerah Nusantara sesuai dengan satwa lingkungan tiap-tiap daerah terkecuali binatang-binatang imajinatif yang terkait dengan kepercayaan setempat, binatang mitologi hasil pengaruh luar, dan sebagainya. Pada batik bahkan sangat kaya mengambil motif binatang sebagai motif hias yang sangat beragam (Sunaryo, 2000: 65). Pada produk batik Andis Batik ditemukan motif fauna berupa motif binatang unggas, binatang darat, dan binatang air dan melata. Dalam kesenian Nusantara binatang air dan melata mewakili kehidupan bawah (Sunaryo, 2009:118). Pada motif Batik Druju ditemukan motif binatang yang hidup di air berupa motif Motif Kerang Acak. Sedangkan Binatang-binatang darat kelompok mamalia seperti gajah, kijang, macan, dan anjing merupakan binatang yang hidup di kawasan Nusantara. Sesuai dengan pendapat Sunaryo (2000: 121), binatangbinatang peliharaan, ternak dan binatang yang dimanfaatkan sebagai kendaraan merupakan binatang-binatang yang sudah lama ada sebagai motif ornamen. Pada
motif Batik Druju ditemukan motif binatang darat yang mengambil bentuk binatang Singa sebagai ornamen utama motif. Motif hias benda alam dan pemandangan menurut Sunaryo (2008: 171) dalam Van Der Hoop, diciptakan dengan mengambil inspirasi dari alam, misalnya benda-benda langit seperti matahari, bulan dan bintang, awan, api, air, gunung, perbukitan dan bebatuan serta pemandangan. Pada motif batik Druju ditemukan beberapa motif yang mengambil tema benda alam dan pemandangan sebagai sumber ide pembuatan motif. Motif -motif tersebut dapat dikelompokkan pada golongan motif benda alam. Motif hias berupa matahari, bulan dan bintang terdapat pada motif Druju berdasarkan sumber ide pembuatan. Motif yang menggambarkan sinar matahari terdapat pada Motif Sinar sedangkan motif bintang terdapat pada Motif Bintang Kota. Motif Hias Pemandangan oleh Van Der Hoop dalam Sunaryo(2000: 174), termasuk motif yang menggambarkan alam. Motif hias pemandangan merupakan gabungan dari beberapa motif yang membentuk sebuah keseluruhan atau penggambaran bentuk alam. Di dalamnya mungkin terdapat motif gunung, bukit karang, air, tumbuh-tumbuhan, awan, dan aneka satwa. Pada batik Druju ditemukan motif yang mengambil tema pemandangan alam di sekitar wilayah laut dengan bentuk- bentuk motif berupa pulau kecil, binatang-binatang laut, awan dan air. Motif ini dinamakan Motif Pulau Sempu. Benda-benda teknologis yang dibuat manusia juga dapat dijadikan sebagai motif hias. Semua benda-benda buatan manusia untuk peralatan dan keperluan hidup sehari-sehari digolongkan ke dalam benda-benda teknologis (Sunaryo, 2000: 183). Pada batik Druju ditemukan motif-motif yang mengambil bentukbentuk peralatan hidup sehari-hari berupa motif Sapu.
Fungsi Batik Druju Fungsi karya seni rupa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fungsi estetis dan fungsi praktis. Fungsi estetis adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia tentang rasa keindahan, misalnya lukisan, patung, dan lainnya. Fungsi
praktis adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia akan benda pakai. Misalnya vas bunga, kursi ukir, dan bingkai foto (Sunaryo, 2009: 4). Kegunaan batik secara tradisional antara lain sebagain kain panjang, kain sarung, kain selendang, kain ikat kepala, dan kain kemben. Pada keraton Surakarta kain batik merupakan busana kebesaran keraton yang digunakan pada hari biasa maupun upacara-upacara besar dan kecil (Pujiyanto, 2008: 78). Dalam penciptaanya motif batik Druju diterapkan sebagai busana, asesoris, dan kain panjang. Pada busana diklasifikasikan pada busana wanita dan busana pria. Pada busana wanita berupa terusan panjang, baju atasan, selendang dan kain panjang. Pada busana pria berupa atasan lengan panjang dan lengan pendek. Pada Asesoris batik Druju difungsikan berupa tas dan sandal sebagai pelengkap busana wanita. Sehingga batik mengalami perkembangan ditinjau dari nilai fungsinya, apabila dulu batik hanya digunakan oleh para bangsawan/keluarga istana berupa kain panjang, selendang, dan busana kebesaran, sekarang batik bebas dipakai oleh kalangan apapun dalam berbagai bentuk produk selain busana. Hal ini sejalan dengan pendapat Anne Richter dalam Soedarso yang mengemukakan bahwa pada jaman modern ini, batik tidak lagi hanya dipakai oleh para keluarga istana dan bagsawan, akan tetapi batik berkembang dan banyak diciptakan untuk diterapkan sebagai; kemeja lengan panjang, rok, alas meja, serbet makan, bahkan juga gorden (2006: 61). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan paparan data dan pembahasan mengenai mengenai latar belakang, karaktersitik dan fungsi batik Druju, kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut: Motif batik Druju merupakan motif dari hasil pengembangan dan kreatifitas Antik dan Edi Subagio selaku desainer dan pemilik produksi batik. Sumber ide pembuatan motif adalah kehidupan alam dan sekitarnya. Berdasarkan hasil paparan data dan pembahasan data, maka sumber ide pembutatan motif dapat dikelompokkan sebagai; motif flora, di dalamnya terdapat motif
bunga,buah, buketan, patra, lung dan sulur, motif fauna, di dalamnya terdapat motif hewan air, motif unggas dan motif serangga, dan hewan darat, motif bendabenda alam, di dalamnya terdapat motif sinar matahari dan bintang, motif benda teknologis berupa peralatan hidup manusia. Berdasarkan hasil pembahasan, maka tinjauan motif batik Druju berdasarkan unsur-unsur penyusun motifnya dan teknik pembuatan motifnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut: berdasarkan oranamen penyusun motifnya, motif Batik Druju terdiri, berdasarkan alat dan teknik pembuatan motif, Batik Druju dapat diklasifikasikan sebagai batik tulis dan batik cap. Pada teknik tulis motif pada batik Druju diterapkan pada kain jenis Sutera dan katun, sedangkan pada teknik cap diterapkan pada jenis kain katun saja, berdasarkan tata susunan warnanya, motif batik Druju cenderung mengkombinasikan warna-warna kontras. berdasarkan fungsinya, motif batik Druju difungsikan sebagai; busana dan asesoris/pelengkap pakaian Saran Dari keseluruhan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai Studi Tentang Motif Batik Druju Dusun Wonorejo Kabupaten Malang, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut: Bagi Butik Andis supaya mendokumentasikan tiap desain dan hasil produk batik agar dapat bermanfaat bagi pelajar atau peneliti sebagai sumber referensi pencarian data mengenai motif batik Druju, sehingga dapat mengetahui perkembangan motif-motif batik Druju dari awal pembuatan hingga sekarang. Bagi peneliti lain, disarankan untuk menggembangkan dengan menggali data dan permasalahan yang tidak ditemukan pada penelitian ini. pada penelitian ini, jumlah motif yang dikaji adalah 19 motif yang diproduksi dari tahun 1996 sampai 2012. Penelitian ini tidak mengkaji keseluruhan motif berdasarkan tahun produksi karena keterbatasan peneliti dalam menemukan motif-motif yang diptoduksi pada tahun 1999, tahun 2002, tahun 2007, dan tahun 2008.
DAFTAR RUJUKAN
Djoemena, Nian S. 1990. Ungkapan sehelai batik. Jakarta: Djambatan. Hamzuri. 1981. Batik Klasik. Jakarta: Djambatan. Hoop, Van Der. 1949. Ragam-ragam Perhiasan Indonesia. Bandoeng, Gedrukt door N.V. v/h A. C. Nix dan Co. Indrawati, Lilik. 2004. Nirmana (organisasi Visual). Malang: Jurusan Seni dan Desain. Kerlogue, Fiona. 2004. Batik( design, style, and history). New York: Thames & Hudson ltd. Kudiya, Komarudin. 2011. Batik (eksistensi dan tradisi). Jakarta : Dian Rakyat. Mistaram. 2009. Revitalisasi dan Eksistensi Batik Malangan. Malang: Jurusan Seni dan Desain Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakakarya. Moerdiono. 2003. Batik Tulis Tanjung Bumi. Surabaya: Pemprov Jawa timur dan Museum Mpu Tantular. Pujiyanto. 2008. Estetika Batik Keraton Surakarta. Malang. Sachari, Agus. 2004. Metodologi Penelitian Budaya Rupa. Jakarta: Penerbit Erlangga. Sipahelut, Atisah.1991. Dasar-Dasar Desain. Jakarta: CV. Gravik Indah Siswati, Yuri. 2002. Skripsi Profil Kerajinan Sangkar Burung di Desa Gedog Wetan Kecamatan Turen Kab. Malang. Malang. Soedarso.2006. Trilogi Seni. Yogyakarta: Badan Penerbit Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Soetopo.1983. Batik. Jakarta: Indira. Sunaryo, Aryo.2009. Ornamen Nusantara. Semarang: Dahara Prize. Susanto, Sewan. 1980. Seni Kerajinan Batik Indonesia. Yogyakarta: Balai Penelitian Batik dan Kerajinan, Lembaga Penelitian dan Pendidikan Industry, Departemen Perindustrian RI. Sutopo, HB. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Suyanto, Bagong dan Sutinah.2008. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana. Tukio M, Soegeng.1987. Mengenal Ragam Hias Indonesia. Bandung: Penerbit Angkasa. Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, Disertai Artikel, Majalah, Laporan Penelitian. Edisi Kelima. Malang: Dpartemen Pendidikan Nasional Utoro, Bambang. 1979. Pola-Pola Batik dan Pewarnaan. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Yusak, Anshari dan Kusrianto. 2011. Keeksotisan Batik Jawa Timur. Jakarta: PT Elek Media Komputindo.
HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH
Nama
: Putri Mulyanti
NIM
:108251416407
Prodi/ Jurusan
: S1 Pendidikan Seni Rupa/ Seni dan Desain
Telah menyelesaikan artikel ilmiah dengan judul “Studi tentang motif batik Druju dusun Wonorejo kabupaten Malang”
Malang, 28 Mei 2012 Penulis
Putri Mulyanti NIM. 108251416407
Mengetahui, Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. Lilik Indrawati, M.Pd
Drs. Eko Budi Winarno
NIP. 19560831 198403 2 001
NIP. 19530115 198502 1 002