STUDI TENTANG EMBARGO EKONOMI AS DAN IMPLIKASI

Download Keadaan ini semakin membuat Kuba terlilit masalah ekonomi dan semakin menggantungkan diri pada. AS. Selama pemerintahan Batista pengaruh ...

0 downloads 497 Views 491KB Size
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan Fidel Castro)

SKRIPSI Oleh: Fitriyanto K 4406023

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user

i

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan Fidel Castro)

Oleh : Fitriyanto K 4406023

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user

ii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, 6 Januari 2011

Pembimbing I

Pembimbing II

Dra. Sutiyah M. Pd. M. Hum. NIP. 195907081986012001

Drs. Syaiful Bachri, M. Pd. NIP. 195206031985031001 commit to user

iii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari

: Senin

Tanggal

: 10 Januari 2011

Tim Penguji Skripsi Nama Terang

Tanda Tangan

Ketua

: Drs. Djono, M. Pd.

………………

Sekretaris

: Dra. Sri Wahyuni, M. Pd.

………………

Anggota I

: Dra. Sutiyah, M. Pd. M. Hum

………………

Anggota II

: Drs. Saiful Bachri, M.Pd

………………

Disahkan oleh Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd. NIP. 19600727 198702 1 001 commit to user

iv

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ABSTRACT Fitriyanto. U.S. INTERVENTION TO CUBA (Study About U.S. Economic Embargo Against Government and Political Implications of Fidel Castro). Skripsi, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University, December 2010. The purpose of this study is to describe: (1) The background and motivation of the United States to intervene Cuba, (2) Realization of U.S. intervention into Cuba, (3) The implications of political and economic intervention against Cuba. This study uses the historical method. Data sources used were primary written sources and secondary sources written in the form of books, newspapers and magazines that are relevant to the research problem. Technique of collecting data used is book study, using the card system / catalog or computer and use the Internet. while technique of Analysis used is historical analysis, which analyzes the priority sharpness and sensitivity in interpreting the historical data approach the theoretical framework derived from the history of science with science approach of Politics and Sociology. The procedure through four stages of research with activities that are heuristic, criticism, interpretation, and historiography. Based on the results of this study, it is concluded: (1) Since Fidel Castro seized power in 1959, began a renewal of adverse U.S. capitalism by; (a) establishing the Agrarian Law tahun1959. This Act contains provisions to nationalize 1 / 3 of land owned by individuals and do not allow foreigners to own land in Cuba. This situation makes the United States suffered losses of up to U.S. $ 1.5 million; (b) Castro's nationalization program economy exacerbated in diplomatic relations with Cuba-Soviet Union that threaten U.S. hegemony in the Caribbean region (2) Realization of the U.S. intervention against Cuba by performing the invasion and economic blockade, starting from the Bay of Pigs invasion that carried the president to bring 14,000 troops Kennedy . The U.S. also hit Cuba in the fields of politics by inviting the OAS states to decide the relationship refional and remove Cuba from the OAS membership. Economic blockade against Cuba continued after Kennedy is on the Caribbean Basin Initiative, Reagan, George Bush with the Cuban Democracy Act, and Bill Clinton with the Helms Burton Act. U.S. economic embargo was strengthened in 2000 with presence: (a) ban on import - export to Cuba, (b) prohibition of foreign ships docked, (c) ban on visits to Cuba, (d) restrictions on cash remittances to Cuba (3) U.S. economic embargo has caused Cuba to lag behind in development in the country for 15 years. The imlication of politics and economic intervention, in the economic this embargo also led to loss of a significant Cuban economy, Cuban trade in the area suffer a loss of 3,8 billion U.S. dollars, from the tourism sector losses reached 900 million U.S. dollars. U.S. Intervention in the political field brings a result of Castro's rule pattern. Cuban government changed to Communism as a response to intervention and the U.S. embargo. commit to user

v

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ABSTRAK Fitriyanto. INTERVENSI AS KE KUBA (Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan Fidel Castro). Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Desember 2010. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan: (1) Latar belakang dan motivasi Amerika Serikat (AS) melakukan intervensi ke Kuba, (2) Realisasi intervensi AS ke Kuba, (3) Dampak intervensi terhadap politik dan perekonomian Kuba. Penelitian ini menggunakan metode historis. Sumber data yang digunakan adalah sumber tertulis primer dan sumber tertulis sekunder yang berupa bukubuku, surat kabar dan majalah yang relevan dengan masalah penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik studi pustaka, dengan menggunakan sistem kartu/katalog atau komputer dan memanfaatkan internet. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis historis, yaitu analisis yang mengutamakan ketajaman dan kepekaan dalam menginterpretasi data sejarah dengan pendekatan kerangka teoritik yang berasal dari ilmu sejarah dengan pendekatan Politik dan Sosiologi. Prosedur penelitian dengan melalui empat tahap kegiatan yaitu: heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Sejak Fidel Castro berhasil merebut kekuasaan pada tahun 1959, mulai mengadakan pembaruan yang merugikan kapitalisme AS yaitu dengan; (a) menetapkan Undang-undang Agraria tahun1959. Undang-Undang ini memuat ketentuan menasionalisasi 1/3 tanah milik perorangan serta tidak mengijinkan orang asing memiliki tanah di Kuba. Keadaan ini membuat AS mengalami kerugian hingga mencapai US $ 1,5 juta; (b) Program nasionalisasi ekonomi Castro semakin diperparah dengan terjalinya hubungan diplomatik Kuba-Uni Sovyet yang mengancam hegemoni AS di kawasan Karibia (2) Realisasi intervensi AS terhadap Kuba yaitu dengan melakukan invasi dan blokade ekonomi, dimulai dari Invasi Teluk Babi yang dilakukan presiden Kenney dengan membawa 14.000 pasukan. AS juga menekan Kuba dalam bidang politik dengan mengajak negara OAS untuk memutuskan hubungan regional dan mengeluarkan Kuba dari keanggotaan OAS. Blokade ekonomi terhadap Kuba dilanjutkan setelah Kennedy yaitu pada masa Reagan dengan Carribean Basin Initiative, George Bush dengan Cuban Democracy Act, dan Bill Clinton dengan Helms Burton Act. Embargo ekonomi AS semakin diperkuat pada tahun 2000 dengan adanya: (a) larangan ekspor – impor ke Kuba, (b) larangan berlabuh bagi kapal asing yang masuk ke Kuba dan singgah di AS, (c) larangan kunjungan ke Kuba, (d) pembatasan pengiriman uang kontan ke Kuba (3) Implikasi intervensi terhadap politik dan ekonomi. Dalam bidang ekonomi, embargo ekonomi AS telah mengakibatkan Kuba mengalami ketertinggalan pembangunan dalam negeri selama 15 tahun. Embargo ini juga menyebabkan kerugian perekonomian Kuba yang cukup signifikan, dalam bidang perdagangan Kuba menderita kerugian sebesar 3,8 milyar dollar AS, dari sektor pariwisata kerugian mencapai 900 juta dollar AS. Dalam bidang politik intervensi AS membawa akibat terhadap pola pemerintahan Castro. Pemerintahan Kuba berganti kepada Komunisme sebagai langkah mengatasi intervensi dan embargo commit to user AS.

vi

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

MOTTO

Ø Patria o Muerte (tanah air atau mati). Che Guevara Ø Berusaha bukan untuk menjadi pemenang namun berusaha untuk tidak kalah (Sieze The Day) Ø Nilai seseorang itu ditentukan dari keberaniannya memikul tanggung jawab, mencintai hidup dan pekerjaannya (Kahlil Gibran)

commit to user

vii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan kepada: 1. Ayah dan ibu tercinta 2. Adikku Rini dan Yuni tersayang 3. Seluruh keluarga besarku 4. Jakamnia Solo Raya 5. Bang U dan Edwin atas saran dan motivasinya 6. Almamater

commit to user

viii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan, untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan Hambatan dan rintangan yang penulis hadapi dalam penyelesaian penulisan skripsi ini telah hilang berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin untuk menyusun skripsi. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah menyetujui atas permohonan skripsi ini. 3. Ketua Program Pendidikan Sejarah yang telah memberikan pengarahan dan ijin atas penyusunan skripsi ini. 4. Dra. Sutiyah, M. Pd. M. Hum. selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Drs. Saiful Bachri, M. Pd. selaku dosen Pembimbing II yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Drs. Herimanto, M. Pd. M. Si. selaku pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan perkuliahan. 7. Bapak dan Ibu Dosen Program Pendidikan Sejarah Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial yang secara tulus memberikan ilmu kepada penulis selama ini, mohon maaf atas segala tindakan dan perkataan yang tidak berkenan di hati. 8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

commit to user

ix

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Semoga Allah SWT membalas amal baik kepada semua pihak yang telah membantu di dalam menyelesaikan skripsi ini dengan mendapatkan pahala yang setimpal. Penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan perkembangan Ilmu Pengetahuan pada umumnya.

Surakarta, Januari 2011

Penulis

commit to user

x

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................

i

HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................

ii

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................

iii

HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................

iv

ABSTRACT ….. .........................................................................................

v

ABSTRAK....................................................................................................

vi

HALAMAN MOTTO ................................................................................

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................

viii

KATA PENGANTAR ................................................................................

ix

DAFTAR ISI .............. .................................................................................

xi

DAFTAR TABEL........................................................................................

xiii

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………. .

xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................

1

B. Perumusan Masalah ............................................................

6

C. Tujuan Penelitian ................................................................

6

D. Manfaat Penelitian ..............................................................

6

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka .................................................................

7

1. Hakekat Intervensi .........................................................

7

2. Hakekat Hubungan Internasional … ...............................

10

3. Hakekat Kekuasaan .........................................................

16

B. Kerangka Berfikir ................................................................

23

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................

25

B. Metode Penelitian ................................................................

26

C. Sumber Sejarah ................................................................ .....

27

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................... commit to user E. Teknik Analisi Data .............................................................

29

xi

29

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

F. Prosedur Penelitian ..............................................................

31

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Motivasi AS Melakukan Intervensi ke Kuba .......................

34

1. Sejarah Singkat Kuba ......................................................

34

2. Perjuangan Fidel Castro dalam Revolusi Kuba .............

47

3. Kuba di bawah Fidel Castro ............................................

42

B. Realisasi Intervensi AS ke Kuba ...........................................

46

1. .................................................................................. Kuba Pasca Revolusi................................................................

46

2. .................................................................................. Sanksi Ekonomi............................................................... ...... 51 C. Implikasi Terhadap Politik dan ekonomi Kuba ....................

59

1. .................................................................................. Dampa k Bidang Ekonomi................................................ ...... 59 2. .................................................................................. Dampa k Bidang Politik.................................................... ...... 62 3. .................................................................................. Kebija kan Castro Menghadapi Embargo Ekonomi AS... ..... 63 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...........................................................................

79

B. Implikasi................................................................................

80

1. Teoritis ..............................................................................

80

2. Praktis ...............................................................................

81

3. Metodologis ......................................................................

81

C. Saran......................................................................................

82

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

83

LAMPIRAN ....... ... ......................................................................................

87

commit to user

xii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tabel Pertumbuhan Ekonomi Kuba Tahun 1962-1980....................

56

Tabel 2. Tabel Kerugian rata-rata Kuba per Tahun.......................................

61

commit to user

xiii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Peta Teluk Babi.......................................................................

88

Lampiran 2. Gambar Fidel Castro Presiden Kuba.......................................

89

Lampiran 3. Gambar Presiden AS John F Kennedy....................................

90

Lampiran 4 Gambar Ronald Reagan Presiden AS.......................................

91

Lampiran 5. GDP perkapita Kuba................................................................

92

Lampiran 6 Cuban Liberty and Democratic Solidarity Act of 1995............

93

Lampiran 7. Jurnal Ines Handayani “Berdikari Cara Kuba”........................

119

Lampiran 8. Castro, Tak Tumbang di Guncang Amerika............................

121

Lampiran 9. Surat Permohonan Ijin Research / Try Out..............................

122

Lampiran 10. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi..............................

123

Lampiran 11. Surat keputusan Dekan FKIP tentang ijin penyusunan skripsi... 124

commit to user

xiv

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Setelah mengalami penjajahan bangsa Eropa selama tiga abad membuat hasrat daerah jajahan di Amerika Latin untuk mencapai kemerdekaan. Perjuangan kemerdekaan di Amerika Latin tidak terjadi secara serentak, tetapi secara sendiri – sendiri oleh rakyat masing – masing jajahan tanpa ada koordinasi perjuangan dengan bangsa lain. Secara umum motivasi untuk melepaskan dari belenggu penjajahan asing dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu intern dan ekstern. Faktor intern berasal dari dalam negeri, yaitu terjadinya diskriminasi serta adanya pemerasan demi kepentingan merkantilisme ekonomi. Faktor ekstern berasal dari luar, komunikasi rakyat di berbagai daerah jajahan dengan dunia luar baik secara langsung maupun tidak langsung merupakan inspirasi terbesar bagi munculnya gagasan – gagasan baru dalam menemukan cara – cara memperjuangkan kemerdekaan. Kuba merupakan negara di kawasan Amerika Latin yang menjadi jajahan Spanyol. Pada waktu negara – negara jajahan Spanyol dan Portugal di Amerika Latin telah berhasil merebut kemerdekaan, Kuba masih berada dalam jajahan Spanyol. Ini tidak berarti kejadian – kejadian revolusioner Amerika Latin tidak mempengaruhi hasrat Kuba untuk mendapatkan kemerdekaan. Upaya untuk menggulingkan pemerintahan penjajah timbul antara tahun 1826 – 1868, tetapi upaya tersebut selalu gagal. Baik melalui gerakan bawah tanah maupun perang terbuka dengan penjajah Spanyol. Pada tahun 1895 muncul revolusi besar – besaran dan terorganisasi melawan Spanyol dengan tokoh Jose Martii. Perang ini berakhir dengan kematian Jose Martii yang kemudian menjadi simbol perjuangan rayat Kuba. Revolusi ini menyebabkan intervensi secara langsung dari Amerika Serikat (AS) terhadap penjajahan Spanyol di Kuba, karena banyak penduduk AS yang meninggal dan menjadi korban (Gabriel, 1971: 86) commit to user

1

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 2

Keterlibatan AS dalam perang Spanyol – AS 1899 karena terjadi peledakan terhadap kapal perang AS “Maine” yang mengangkut pengungsi warga AS dari Kuba di pelabuhan Havana. Peledakan ini mendapat reaksi keras dari AS dengan mengatakan rakyat Kuba berhak merdeka. Dengan reaksi ini mulai pecah perang antara Spanyol dan AS secara resmi dan berakhir dengan pendudukan Kuba oleh AS pada tanggal 1 Januari 1899, sebagai akibat dari kekalahan Spanyol. Kekalahan ini juga membawa dampak lepasnya Puerto Rico, Filipina, dan Guam dari tangan Spanyol ke AS. Kemenangan AS dalam perang antara AS dengan Spanyol tidak membuat Kuba mendapatkan kemerdekaan sejati, yang terjadi hanya sebuah transisi pengaruh dari Spanyol ke tangan AS. Kuba mendapatkan kemerdekaan secara resmi pada tahun 1902 dengan Estrada Palma sebagai presiden, namun Kuba mendapat kemerdekaan setelah menerima Plat Amandemen sebagai konstitusi baru bagi Kuba. Plat Amandemen itu membuat Kuba menjadi suatu jajahan AS. Plat Amandemen itu menjadikan AS dapat menerapkan sebuah tekanan yang besar terhadap Kuba atas dasar hak istimewa yang dimiliki AS. Keterlibatan AS ini merupakan intervensi asing yang timbul sebagai akibat dari campur tangan AS terhadap Kuba. Intervensi asing merupakan sebuah era baru neokolonialisme penjajahan asing. Sebagai alasan adalah untuk melindungi jiwa dan harta yang dimiliki warga negara yang berada di luar negeri atau dengan menyatakan ikut bertanggung jawab membina perdamaian kawasan. Intervensi itu digunakan untuk menangkal kekhawatiran pengaruh asing yang timbul setelah perang kemerdekaan berakhir. Saat AS dan Inggris memperluas perdagangan, muncul suatu kekhawatiran bangsa – bangsa di Amerika Latin terhadap pengaruh asing, baik dalam bidang ekonomi, perdagangan, investasi modal asing dalam sektor industri, serta lebih luas lagi kepada pengaruh dari nilai – nilai kebudayaan asing. Di Kuba terjadi serangkaian pemberontakan, kudeta, dan perjuangan intern pada tahun 1910 yang melahirkan sebuah pemerintahan diktator di bawah Gerardo Machado Y. Morales. Pemerintahan diktator Machado kemudian berhasil digulingkan oleh gerakan revolusioner pimpinan Fulgencio Batista, namun Batista commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 3

juga menerapkan pemerintahan diktator mulai tahun 1934 dan mendapatkan dukungan penuh dari AS (Widyadara, 1989: 242). Selama masa pemerintahan diktator Batista membuat kesengsaraan bagi rakyat Kuba. Selain itu juga terjadi penjualan aset – aset negara kepada swasta yang sebagian besar dijual kepada orang – orang AS. Keadaan ini semakin membuat Kuba terlilit masalah ekonomi dan semakin menggantungkan diri pada AS. Selama pemerintahan Batista pengaruh kapitalisme Kuba cukup kuat, selain dari status kepemilikan aset negara dikuasai swasta juga dalam sistem pemerintahan sendiri dengan adanya orang AS mendapatkan jabatan penting dalam pemerintahan. Kondisi ini menjadi alasan bagi Fidel Castro melakukan perlawanan terhadap pemerintahan Batista dengan melakukan penyerangan terhadap kesatuan Tentara di Santiago de Cuba. Upaya penyerangan pertama itu gagal dan Fidel Castro dijatuhi hukuman 15 tahun, namun baru 11 bulan menjalani hukuman Castro mendapat pengampunan dari Batista dan dibebaskan. Sejak bebas dari penjara perjuangan Castro kembali dimulai. Berawal dari pendaratan pasukan kecil di pantai Provinsi Oriente, pasukan ini berhasil dihancurkan oleh tentara Batista dan hanya tersisa 12 orang. Dengan 12 orang inilah Castro mulai melakukan gerilya di Sierra Mastra. Keadaan pemerintahan Batista semakin memburuk dengan adanya demonstrasi dan pemogokan secara massal. Pada 17 Maret 1958 Castro secara terbuka mengumumkan perang terhadap Batista. Gerakan Castro makin memperoleh simpati dan dukungan dari rakyat Kuba, bahkan dari kalangan AS. Sebaliknya tidak ada satupun adari negara komunis memnbantu. Perjuangan ini ditutup dengan merebut kekuasaan Batista tanpa bantuan Uni Sovyet dan dari negara Komunis lain. Hal ini merupakan kebanggan Castro yang semula bukan orang komunis, tetapi lebih merupakan Ultranasionalis yang revolusioner. Babak selanjutnya adalah konsolidasi kemenangan, dengan mengadakan perubahan besar dalam pemerintahan mulai Januari 1959. Pembersihan dari sisa – sisa kekuatan Batista, penahanan dan pembunuhan yang mengejutkan dunia. Pada tanggal 27 Januari 1959 misi militer to user besar berasal dari militer, ini AS berhasil diusir. Penguasa dicommit Kuba sebagian

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 4

menunjukkan golongan militer lebih dominan karena golongan militer merupakan faktor dinamisasi pendobrak dalam perjuangan kemerdekaan melawan AS. Dalam pemerintahan Castro cenderung anti AS dan menandai permusuhan antara Castro dengan AS. Fase awal permusuhan ditandai dengan adanya program nasionalisasi asset dan landreform. Dengan kebijakan itu membuat AS merasa dilecehkan. Kemarahan AS semakin menjadi ketika Castro melancarkan agresi retoris yang anti – AS. Upaya ini semakin membuat Castro semakin kuat dengan komunisme yang menjadikan AS semakin geram, karena maksud intervensi AS terhadap Kuba adalah untuk melindungi negara – negara Amerika Latin terhadap paham komunisme Uni Sovyet. (Andrik Purwasito, 1981: 71). Semakin kuatnya Castro dengan komunisme menandakan kegagalan AS dalam melindungi negara – negara Amerika Latin dari pengaruh komunisme. Sebagai balasan dari tindakan Castro, AS memperkecil jumlah kuota pembelian gula dari Kuba. Hal ini membuat Uni Sovyet mendekati Kuba, melalui wakil Perdana Menteri Anastas Mikoyan, Uni Sovyet menyanggupi membeli gula dari Kuba. Keadaan ini membuat AS memutuskan hubungan diplomatik dengan Kuba dan mengumumkan embargo setiap bahan ke Kuba kecuali beberapa bahan makanan dan obat – obatan pada tanggal 19 Oktober 1960. Tindakan ini kemudian membuat Castro menasionalisasi semua perusahaan AS tanpa ganti rugi yang membuat AS menderita kerugian sekitar US $ 1,5 billion (Hidayat Mukmin, 1981: 138). Hubungan AS – Kuba semakin memburuk, sehingga Kuba semakin mendekatkan diri dengan Uni Sovyet, membuat Castro secara lantang menyatakan diri sebagai Marxis – Leninis selamanya. Pada tahun 1961 AS melakukan penyerbuan di Teluk Babi. (Widyadara, 1989: 224). Penyerangan Teluk Babi mengalami kegagalan, serta menurunkan citra AS dimata internasional. Bagi Kennedy kegagalan ini merupakan aib, untuk menutupi langkah menyerbu Kuba AS meluncurkan Proyek Kuba.

Perkembangan Kuba dengan AS semakin

memburuk ketika dengan bantuan Uni Sovyet, Kuba membangun pangkalan rudal balistik rahasia. Presiden AS John F. Kennedy langsung memerintahkan Angkatan commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 5

Laut dan Korps Marinir untuk memblokade dan dalam keadaan siap tempur, meskipun akhirnya tidak terjadi perang terbuka (Hidayat Mukmin, 1981: 140). Perjuangan mengisolasi Kuba pindah ke arena politik melalui negara OAS (Organitation of American State). Awalnya AS mengajak negara – negara Amerika Latin secara individual memutuskan hubungan diplomatik dengan Kuba. Di bawah Rezim Fidel Castro, Kuba tidak hanya bertahan dalam mengalami tekanan isolasi, tetapi sedikit demi sedikit tumbuh menjadi negara sosialis,, namun sosialisme ini belum sepenuhnya melembaga di Kuba (Hidayat Mukkmin, 1981: 247). Pada pemerintahan Castro, Kuba melakukan perubahan mendasar dalam berbagai bidang dan berusaha melepaskan diri dari belenggu kapitalisme di bawah kendali AS. Saat ini Kuba merupakan salah satu negara di Amerika Latin yang bebas dari belenggu ekonomi dan politik AS, meskipun masih terkena embargo ekonomi yang dikenakan AS sejak tahun 1960. Pasca embargo di tahun 1960 – an, Kuba praktis hanya mendapatkan bantuan ekonomi dari Uni Sovyet dan negara – negara Eropa Timur. Meski hingga kini Kuba masih terkena sanksi embargo oleh AS, tetapi rakyat Kuba mampu menyediakan bahan pangan yang memadai serta mengalami kemajuan di bidang pendidikan dan kesehatan. Pendidikan dan kesehatan gratis untuk rakyat yang diterapkan Kuba, telah memajukan banyak aspek kehidupan mereka. Kemajuan pada pengembangan teknologi pertanian telah berhasil menyamai sistem pertanian termaju di AS. Dari uraian masalah tersebut perlu kiranya dikaji lebih jauh tentang Kuba, dibawah judul skripsi “Intervensi Amerika Serikat ke Kuba ( Studi Tentang Embargo Ekonomi AS dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan Fidel Castro)”. Dalam pembahasan ini penulis melakukan pembatasan masalah yaitu sejak Fidel Castro berkuasa di Kuba sampai masa Castro meletakan jabatanya, yaitu dri tshun 1960 - 2006. Hal ini dikarenakan terjadi kebijakan – kebijakan politik yang diambil oleh Castro dalam mengatasi embargo yang dilakukan AS, dimana kebijakan politik tersebut akan menjadikan pertentangan antara AS dengan Castro. commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 6

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka dapat dijadikan rumusan masalah sebagai berikut : 1) Apa motivasi AS mengadakan intervensi ke Kuba ? 2) Bagaimana realisasi intervensi AS ke Kuba ? 3) Bagaimana dampak intervensi AS terhadap perekonomian dan politik Kuba ?

C. Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan ini adalah : 1) Untuk mengetahui sebab dan motivasi AS mengadakan intervensi ke Kuba. 2) Untuk mengetahui realisasi pelaksanaan intervensi AS ke Kuba. 3) Untuk mengetahui penggaruh dari intervensi AS terhadap politik dan perekonomian Kuba.

D. Manfaat Penulisan 1. Manfaat Teoritis a) Menambah kajian tentang strategi negara – negara besar (superpower) terhadap saingan politik. b) Dapat menambah wawasan pembaca khususnya mahasiswa intervensi AS ke Kuba sehingga diharapkan nantinya ada studi lebih lanjut mengenai intervensi AS ke negara – negara lain. 2. Manfaat Praktis a) Menambah perbendaharaan referensi di Perpustakaan Program Sejarah FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. b) Merupakan sumber referensi bagi mahasiswa Program Sejarah FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang akan meneliti lebih lanjut mengenai intervensi AS ke Kuba. c) Mencoba memberi sumbangan user mengenai intervensicommit AS keto Kuba.

pemikiran

bagi

masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB II KAJIAN TEORI

A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Hakekat Intervensi a. Pengertian Intervensi Soepono (1950: 161) mengatakan bahwa intervensi merupakan istilah dalam politik internasional yang berarti “ikut campur tangan suatu negara dalam soal – soal negara lain.” Dalam Encyclopedia Americana (1990: 322) diuraikan bahwa: “Intervention in international law means the dictatorial interference by a state in internal affairs of another state or in relations between two other state.” Intervensi yang dilakukan negara asing (khsusnya negara besar) merupakan tindakan yang sangat dramatik, karena diorganisasikan dengan amat baik. Intervensi merupakan semua tindakan yang mempunyai dampak tertentu secara langsung atau lambat laun pada politik dalam negeri suatu negara lain, termasuk di dalamnya semua bentuk bujukan dan program diplomatik, ekonomi serta militer (K.J. Holtsi, 1988: 9). James Rosenau yang dikutip K.J. Holtsi (1988: 9) mengemukakan bahwa intervensi dapat dibedakan dari bentuk – bentuk lain tindakan negara, karena intervensi (a) merupakan pemutusan tajam dari bentuk-bentuk intervensi konvensional dalam hubungan suatu negara, (b) dengan sadar diarahkan untuk mengubah atau mempertahankan struktur penguasa politik di negara sasaran. Dengan

demikian

program-program

bantuan

asing

walaupun

mungkin

mempunyai konsekuensi langsung atas penguasa politik dalam suatu masyarakat, tidak akan dianggap sebagai intervensi, karena tidak merupakan pemutusan radikal dari suatu hubungan konvensional. Dari beberapa pendapat bentuk intervensi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa intervensi adalah bagian dari politik luar negeri lain dengan cara melakukan campur tangan terhadap masalah dalam negeri negara lain sebagai sarana untuk mencapai tujuan ataucommit meningkatkan to user nilai sosial diluar negeri melalui

7

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 8

berbagai kegiatan dibidang politik, ekonmi, maupun militer. Intervensi merupakan suatu akibat dari kemelut, kemudian pengiriman pasukan dengan cepat, sering juga dengan menangkap pemimpin rezim sasaran.

b. Hal Pendorong Intervensi Ada 3 hal yang menyebabkan berlansungnya intervensi terhadap suatu negara yaitu : 1) Banyak pemerintahan yang menyatakan bahwa mereka terpaksa melakukan intervensi militer ke negara lain karena adanya upaya destabilisasi pihak lain. 2) Intervensi sebagai awal dari sebuah revolusi melawan imperialisme dan kolonialisme. 3) Adanya perselisihan domestik yang mengancam kepentingan ekonomi negaranegara asing tertentu (Walter S. Jones, 1993: 201). K.J.Holtsi (1988: 4) menguraikan situasi modern yang dapat mendorong munculnya intervensi antara lain : 1) Semua negara besar dan juga beberapa negara yang lebih kecil telah menambahkan pada teknik-teknik perundingan diplomatik tradisional mereka sebuah program bantuan militer dan ekonomi. Hal ini akan mempengaruhi perkembangan politik, ekonomi dan sosial dalam negeri negara penerima. 2) Terdapat banyak ketidaksesuaian antara batas wilayah negara di satu pihak, dan batas wilayah suku, keagamaan, dan kebahasaan di lain pihak. Jika ada perpecahan sosial di dalam dan beberapa kelompok masyarakat merasa tertindas, maka kemungkinan kekacauan sipil meningkat. Jika kelompok – kelompok minoritas ini merumuskan suatu strategi yang membutuhkan tindakan politik yang diorganisasi dengan sangat baik, mereka akan condong memerlukan dukungan dari luar. 3) Loyalitas politik yang secara tradisional telah meluas ke lembaga-lembaga politik atau para penguasa terkadang justru diarahkan ke badan-badan atau ideology politik luar negeri. Hal ini akan membuka peluang bagi negara – negara asing yang melambangkan ideologi trans nasional ini, untuk menjadi commit to user terlibat dalam politik dalam negeri bangsa lain.

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 9

4) Terdapatnya jalan buntu terhadap penyelesaian masalah nuklir. Ini membuat para musuh utama perang dingin masuk ke sektor peperangan dan subversi yang tidak teratur, di mana kemungkinan peningkatan militer yang tidak terkendali kecil sekali. 5) Dengan tujuan revolusioner pemerintah cenderung menggunakan untuk tujuan luar negeri jenis-jenis teknik yang sama degan teknik yang sudah berhasil digunakan pemimpin mereka dalam memperoleh kekuasaan dalam negeri. Intervensi Amerika Serikat (AS) ke Kuba dilatar belakangi oleh adanya upaya perlindungan terhadap warga negara AS yang berada di Kuba. Selain itu intervensi ini juga dimaksudkan untuk melindungi kawasan Amerika Latin dalam hal ini Kuba dari serangan negara – negara Eropa.

c. Bentuk Intervensi Bentuk intervensi dibedakan menjadi 5 kelompok yaitu : 1) Berbagai tindakan politik rahasia, yaitu adanya penyuapan penyebaran propaganda tersendiri. 2) Demonstrasi kekuatan, yaitu memperlihatkan atau mengancam untuk menggunakan kekuatan baik untuk membantu maupun menghalangi pemberontakan dalam negeri dalam sebuah negara asing. 3) Subversi, yaitu merupakan kegiatan pemberontakan yang diatur, didukung atau diarahkan oleh kekuatan asing dengan menggunakan berbagai unsur yang tidak puas dalam suatu masyarakat bagi tujuanya sendiri. 4) Perang gerilya, yaitu jenis kegiatan yang menggabungkan teror dengan terang – terangan dan gerilya yang berpindah- pindah. 5) Intervensi

militer,

yaitu

pengiriman

sejumlah

pasukan

baik

untuk

memantapkan suatu rezim terhadap para pemberontak atau membantu para pemberontak untuk menggulingkan suatu perangkat penguasa yang telah mapan (K.J.Holtsi, 1988: 9). Pelaksanaan intervensi AS ke Kuba diawali dengan adanya penggunaan Plat Amandemen sebagai konstitusi baru Kuba. Plat Amandemen ini membuat AS user memiliki hak istimewa di Kuba,commit selaintoitu AS juga mengadakan propaganda

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 10

politik dengan mendukung pemerintahan Batista serta mampu menguasai lebih dari 70% aset negara Kuba. 2. Hakekat Hubungan Internasional

a. Pengertian Hubungan Internasional Hubungan Internasional adalah cabang dari ilmu politik merupakan suatu studi tentang persoalan-persoalan luar negeri dan isu-isu global di antara negaranegara dalam sistem internasional, termasuk peran negara-negara, organisasiorganisasi antarpemerintah, organisasi-organisasi nonpemerintah atau lembaga swadaya masyarakat, dan perusahaan-perusahaan multinasional. Hubungan Internasional adalah suatu bidang akademis dan kebijakan publik dan dapat bersifat

positif

atau

normatif

karena

hubungan

internasional

berusaha

menganalisis serta merumuskan kebijakan luar negeri negara-negara tertentu (K.J Holtsi, 1988: 286). Hubungan internasional dapat dikatakan suatu kerjasama antar negara yang satu dengan yang lain. Istilah hubungan internasional dapat mengacu pada semua bentuk interaksi antara masyarakat yang berbeda. Sebagaimana manusia tidak dapat lepas dari pergaulan dengan sesama manusia, begitupun negara tidak lepas dari hubungan dengan sesama negara. Hubungan internasional dapat diartikan secara mendasar sebagai usaha – usaha negara – negara di dunia untuk saling berhubungan dalam rangka memenuhi tuntutan kebutuhan dari kepentingan negara masing – masing (Leo Agung, 1992: 28). Adanya ketergantungan dengan negara lain inilah yang menyebabkan tumbuhnya hubungan internasional. Dengan demikian hubungan internasional maing – masing negara bertujuan untuk mencapai kebutuhan negara, sehingga terbentuk suatu kerjasama dalam berbagai bidang baik dalam bidang politik, ekonomi, kebudayaan, ideology, dan lain – lain. K.J. Holtsi ( 1988: 21) mengatakan bahwa “studi hubungan internasional mencakup analisis kebijaksanaan luar negeri atau proses antara bangsa – bangsa mencakup juga studi mengenai serikat perdagangan, turisme, perdagangan commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 11

internasional, transportasi, komunikasi dan perkembangan nilai dan etika internasional.” Hubungan internasional merupakan studi tentang interaksi antara jenis kesatuan – kesatuan sosial tertentu, termasuk studi tentang keadaan – keadaan relevan yang mengelilingi interaksi (Mc. Clelland, 1986: 27). Dalam hubungan internasional hubungan antara seseorang dengan orang yang lain merupakan arti utama. Pola hubungan atau interaksi ini dapat berupa kerjasama (Cooperation), persaingan (Competition), dan pertentangan (Conflict) (May Rudy, 2003: 2). Hal yang diharapkan dari suatu hubungan atau interaksi berupa kerjasama. Di dalam hubungan internasional tidak dapat terhindar dari adanya persaingan dan konflik (pertentangan). Dari pendapat diatas disimpulkan bahwa hubungan internasional adalah hubungan antara satu negara dengan negara lain untuk mencapai tujuan dan dalam rangka memenuhi tuntutan serta kepentingan negara sendiri.

b. Jenis Hubungan Internasional 1). Hubungan Ekonomi Ekonomi merupakan salah satu unsure yang memperkuat suatu negara. Hubungan internasional dibidang ekonomi sudah ada sejak dahulu. Suatu bangsa merupakan perkembangan dari ekonomi dunia (Fernandes: 1988: 32). Dalam menjamin hubungan ekonomi dapat terjadi konflik, sehingga untuk menghindari hal tersebut dibentuklah organisasi – organisasi yang berhubungan dengan ekonomi seperti ILO (International Labour Organitation). FAO (Food And Agriculture Organitation), IMF (International Monetery Found). 2). Hubungan Hukum Hukum internasional merupakan suatu sistem norma yang merinci hak dan kewajiban, serta mengatur perilaku negara (Jones, 1993: 328). Schwareenberger mengemukakan

yang tiga

dikutip

Frans

S.

Fernandes

(1988:

30)

prinsip utama dalam pembentukan hukum user serta lebih luas dari peraturan internasional : (a) Prinsipcommit umumtohukum

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 12

undang – undang yang fungsinya terbatas, (b) Diakui bangsa – bangsa beradab, (c) Disusun oleh tokoh – tokoh bangsa beradab dan dapat dibuktikan sebagai prinsip hukum dunia. Hukum internasional bersumber pada : (a) Konvensi internasional, (b) Kebiasaan internasional, (c) Prinsip – prinsip umum hukum intenasional (Jones, 1993: 331). 3). Hubungan Diplomatik Hubungan internasional berkaitan dengan hubungan beberapa negara. Hubungan intenasional dilaksanakan berdasarkan persamaan dan saling menghormati keanekaragaman atau perbedaan seperti kebudayaan, adapt istiadat, dan suku bangsa yang dimiliki masing – masing negara. Hubungan internasional ditandai dengan saling menempatkan seorang diplomat. Seorang diplomat menjalankan tugas dalam bidang politik di bawah Menteri Luar Negeri. Hubungan antar negara akan berjalan dengan baik apabila diplomat mampu menjalankan tugas secara professional. Diplomat menjalankan fungsi sebagai wakil kepala negara atau raja. Dua fungsi utama yang dilakukan duta mencakup : (a) Menginformasikan tentang situasi dan kondisi pemerintah di mana ditugaskan, (b) Melaksanakan

misi politik luar negeri terutama

mengadakan perundingan dengan negara tempat dia bertugas (Fernandes, 1988: 28). Diplomasi

merupakan

suatu

proses

yang

menggunakan

kebijaksanaan serta penuh taktik dalam menjalankan hubungan resmi antar negara. Seorang diplomat harus bijaksana dalam menjalankan tugas dan penuh perhitungan dalam menolak hal – hal yang tidak sesuai dengan tujuan negara. 4). Hubungan pendidikan dan kebudayaan UNESCO (Organisasi Pendidikan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa – Bangsa) merupakan bentuk kerjasama di bidang pendidikan dan kebudayaan. UNESCO memprioritaskan tercapainya pendidikan dasar commit todengan user untuk sema yang disesuaikan kebutuhan masa kini dan

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 13

mengembangkan pendidikan tinggi. Melalui komite nasional UNESCO, tiap negara dianjurkan untuk memajukan kerjasama antar negara dalam bidang pendidikan, pengetahuan, dan kebudayaan dengan harapan bahwa kerjasama akan membawa perdamaian (Saifril Djamain, 1993: 25). c. Perangkat Hubungan Internasional 1) Diplomasi adalah praktik komunikasi dan negosiasi antara pelbagai perwakilan negara-negara. Pada suatu tingkat, semua perangkat hubungan internasional yang lain dapat dianggap sebagai kegagalan diplomasi. Perlu diingat, penggunaan alat-alat yang lain merupakan bagian dari komunikasi dan negosiasi yang tak terpisahkan di dalam negosiasi. Pemberian sanksi, penggunaan kekuatan, dan penyesuaian aturan perdagangan, walau bukan merupakan bagian dari diplomasi yang biasa dipertimbangkan, merupakan perangkat-perangkat

yang

berharga

untuk

mempermudah

serta

mempermulus proses negosiasi. 2) Pemberian sanksi biasanya merupakan tindakan pertama yang diambil setelah gagalnya diplomasi dan merupakan salah satu perangkat utama yang digunakan untuk menegakkan pelbagai perjanjian (treaties). Sanksi dapat berbentuk sanksi diplomatik atau ekonomi dan pemutusan hubungan dan penerapan batasan-batasan terhadap komunikasi atau perdagangan. 3) Mobilisasi tindakan mempermalukan secara internasional juga dapat dianggap sebagai alat dalam Hubungan Internasional. Hal ini adalah untuk mengubah tindakan negara-negara lewat “menyebut dan mempermalukan” pada level internasional. Penggunaan yang terkemuka dalam hal ini adalah prosedur Komisi PBB untuk Hak-hak Asasi Manusia 1235, yang secara publik memaparkan negara-negara yang melakukan pelanggaran terhadap hak asasi manusia. 4) Pemberian keuntungan-keuntungan ekonomi dan/atau diplomatik. Salah satu contohnya adalah kebijakan memperbanyak keanggotaan Uni Eropa. Negara-negara kandidat diperbolehkan menjadi anggota Uni Eropa setelah commit to user memenuhi kriteria Copenhagen.

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 14

5) Faktor-faktor

psikologis

dalam

Hubungan

Internasional

berupa

pengevaluasian faktor-faktor psikologis dalam hubungan internasional berasal dari pemahaman bahwa negara bukan merupakan kotak hitam seperti yang dikemukakan oleh Realisme bahwa terdapat pengaruhpengaruh lain terhadap keputusan-keputusan kebijakan luar negeri. Meneliti peran pelbagai kepribadian dalam proses pembuatan keputusan dapat memiliki suatu daya penjelas, seperti halnya peran mispersepsi di antara pelbagai aktor. Contoh yang menonjol dalam faktor-faktor level sub-unit dalam hubungan internasional adalah konsep pemikirankelompok

(Groupthink),

aplikasi

lain

yang

menonjol

adalah

kecenderungan para pembuat kebijakan untuk berpikir berkaitan dengan pelbagai analogi-analogi. 6) Politik birokrat mengamati peran birokrasi dalam pembuatan keputusan, dan menganggap berbagai keputusan sebagai hasil pertarungan internal birokratis (bureaucratic in-fighting), dan sebagai dibentuk oleh pelbagai kendala. 7) Kelompok-kelompok keagamaan, etnis, dan yang menarik diri. Mengamati aspek-aspek ini dalam level sub-unit memiliki daya penjelas berkaitan dengan konflik-konflik etnis, perang-perang keagamaan, dan aktor-aktor lain yang tidak menganggap diri mereka cocok dengan batas-batas negara yang pasti. Hal ini terutama bermanfaat dalam konteks dunia negaranegara lemah pra-modern. 8) Ilmu dan teknologi, bagaimana ilmu dan teknologi berdampak pada perkembangan, teknologi, lingkungan, bisnis, dan kesehatan dunia yang akan menjadikan jaringan antar wilayah dunia semakin mudah dilakukan. d. Faktor Pendorong Hubungan Internasional 1) Faktor Ekonomi Faktor ekonomi sangat besar doronganya terhadap suatu negara untuk melakukan hubungan internasional. Abad sekarang ini sulit bagi suatu negara untuk mengisolir dari duniatointernasional. Hubungan internasional commit user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 15

dari segi ekonomi demi memenuhi kebutuhan negara. Kebutuhan negara teraebut mengharuskan mereka untuk berhubungan dengan negara lain (Leo Agung, 1992: 5). Indonesia mengadakan hubungan dengan negara industri untuk memenuhi kebutuhan yang tidak dapat diproduksi sendiri. Jepang berhubungan dengan nengara agraris dan penghasil bahan baku untuk kepentingan produksi industri. 2) Faktor Budaya Faktor budaya dan peranan sejrah masa lampau juga berperan dalam mendorong suatu negara berhubungan dengan negara lain. Hubungan kebudayaan antar negara merupakan hubungan intelek, atau merupakan proses psikologi (Fernandes, 1988: 34). Di dalam zaman modern hubungan antar budaya berbentuk misi kesenian, dan pertukaran pelajar. Tujuan dari kegiatan ini untuk menciptakan citra suatu bangsa di negara lain. Lebih lanjut dapat memberikan dampak dalam menumbuhkan saling pengertian sihingga menciptakan iklim baru dalam dunia internasional. 3) Faktor Pendidikan Negara – negara berkembang membuthkan ilmu dan teknologi untuk mengejar ketertinggalan dari negara lain. Untuk itu mereka membutuhkan pertukaran informasi ilmiah dan meminta bantuan dari negara maju untuk membantu mereka mengembangkan ilmu teknologi di negara mereka (Leo Agung, 1992: 5). Bidang pendidikan merupakan salah satu cara untuk mengakses perkembangan teknologi negara lain. e) Faktor Penghambat Hubungan Internasional Kata

terorisme

saat

ini

gencar

dibicarakanm

isu

terorisme

menimbulkan kecurigaan yang mengakibatkan ketegangan hubungan antar negara. Definisi terorisme dikemukakan Pertahanan Amerika Serikat yang dikutip Ridwan Al – Makassary (2003: 10) yaitu “penggunaan kekuatan atau kekerasan yang tidak berdasarkan hukum atau mengancam menghancurkan individu dan harta benda untuk memaksa mengintimidasi pemerintah dan masyarakat, seringkali untuk mencapai tujuan – tujuan politik, agama, atau commit to user ideologi.”

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 16

Salah satu korban dari isu terorisme adalah Afghanistan, negara ini telah di serang demi mencari tokoh Osama bin Laden. Tokoh yang diduga sebagai dalang teroris dunia. Indonesia tidak luput dari sasaran aksi terorisme yang memperburuk citra Indonesia dalam dunia internasional. Isu terorisme merupakan salah satu pengahambat dalam menjalin hubungan dengan negara lain di kawasan internasional.

3. Hakekat Kekuasaan a. Pengertian Kekuasaan Kekuasaan adalah kemampuan untuk bertindak atau memerintah sehingga dapat menyebabkan orang lain bertindak, pengertian disini harus meliputi kemampuan untuk membuat keputusan mempngaruhi orang lain dan mengatasi pelaksanaan keputusan itu. Biasanya dibedakan antara kekuasaan yang berarti dalam kemampuan untuk mempengaruhi orang lain sehingga dapat menyebabkan orang lain tersebut bertindak dan wewenang yang berarti hak untuk memerintah orang lain. Pengertian kekuasaan secara umum adalah ‘’kemampuan pelaku untuk mempengaruhi tingkah laku pelaku lain sedemikian rupa, sehingga tingkah laku pelaku terakhir menjadi sesuai dengan keinginan dari pelaku yang mempunyai kekuasaan’’ (Harold D. Laswell, 1984:9). Sejalan dengan itu, dinyatakan Robert A. Dahl (1978:29) bahwa ‘’kekuasaan merujuk pada adanya kemampuan untuk mempengaruhi dari seseorang kepada orang lain, atau dari satu pihak kepada pihak lain’’. Kekuasaan merupakan kemampuan seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi pikiran atau tingkah laku orang atau kelompok orang lain, sehingga orang yang dipengaruhi itu mau melakukan sesuatu yang sebetulnya orang itu enggan melakukannya. Bagian penting dari pengertian kekuasaan adalah syarat adanya keterpaksaan, yakni keterpaksaan pihak yang dipengaruhi untuk mengikuti pemikiran ataupun tingkah laku pihak yang mempengaruhi (Mochtar to useroleh Ramlan Surbakti (1992:58) Mas’oed dan Nasikun, 1987:22).commit Dinyatakan

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 17

bahwa kekuasaan merupakan suatu kemampuan menggunakan sumber-sumber pengaruh yang dimiliki untuk mempengaruhi perilaku pihak lain, sehingga pihak lain berperilaku sesuai dengan kehendak pihak yang mempengaruhi. Dalam pengertian yang lebih sempit, kekuasaan dapat dirumuskan sebagai kemampuan menggunakan sumber-sumber pengaruh untuk mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan, sehingga keputusan itu menguntungkan dirinya, kelompoknya dan masyarakat pada umumnya. ‘’Kekuasaan merupakan penggunaan sejumlah besar sumber daya (aset, kemampuan) untuk mendapat kepatuhan dan tingkah laku menyesuaikan dari orang lain’’ (Charles F. Andrain, 1992:130). Menurut Miriam Budiarjo (1982:35) kekuasaan adalah ‘’kemampuan seseorang

atau

sekelompok manusia untuk

mempengaruhi tingkah laku

seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa sehingga tingkah laku orang ltu menjadi sesuai dengan keinginn dan tujuan dari orang yang mempunyai kekuasaan’’. Menurut Walter S. Jones (1993:3) kekuasaan dapat didefinisikan sebagai berikut : (1) Kekuasaan adalah alat aktor-aktor internasional untuk berhubungan satu dengan lainnya. Itu berarti kepemilikan, atau lebih tepat koleksi kepemilikan untuk menciptakan suatu kepemimpinan; (2) Kekuasaan bukanlah atribut politik alamiah melainkan produk sumber daya material (berwujud) dan tingkah laku (yang tidak berwujud) yang masing-masing menduduki posisi khusus dalam keseluruhan kekuasaan seluruh aktor; (3) Kekuasaan adalah salah satu sarana untuk menancapkan pengaruh atas aktor-aktor lainnya yang bersaing menggapai hasil yang paling sesuai dengan tujuan masing-masing; dan (4) Penggunaan kekuasaan secara rasional merupakan upaya untuk membentuk hasil dari peristiwa internasional untuk dapat mempertahankan atau menyempurnakan kepuasan aktor dalam lingkungan politik internasional. Lebih lanjut Walter S. Jones (1993:6) menyatakan unsur-unsur potensi kekuasaan adalah : (1) Sumber daya alam sebagai sumber kekuasaan, dalam hal ini sumber daya alam yang penting commit adalah to sumber user daya alam geografi; (2) Unsur psikologis dan sosiologis kekuasaan, sama halnya besarnya penduduk

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 18

suatu bangsa yang mempunyai arti penting bagi kekuasaan, seperti halnya citra, sikap, dan harapan penduduk. Yang paling penting adalah citra diri bangsa, yang sangat mempengaruhi konsep peran yang harus dimainkan bangsa itu; dan (3) Unsur-unsur sintetik dari kekuasaan ketrampilan penggunaan sumber daya manusia dan sumber daya yang lain dalam rangka mengkoordinir, mengembangkan, menyiagakan kekuasaan negara yang paling penting adalah kapasitas industri dan kesiagaan. Menurut Benedict Anderson (1972:48) kekuasaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu konsep pemikiran barat dan konsep pemikiran Jawa. Menurutnya kekuasaan dalam konsep pemikiran Barat adalah abstrak, bersifat homogen, tidak ada batasnya, dan dapat dipersoalkan keabsahannya. Sedangkan kekuasaan menurut konsep Jawa adalah konkrit, bersifat homogen, jumlahnya terbatas atau tetap dan tidak mempersoalkan keabsahan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kekuasaan sangat penting kedudukannya dalam masyarakat, yang mana dengan kekuasaan suatu kelompok dapat melakukan apa saja yang diinginkan dan dapat mempengaruhi perbuatanperbuatan kelompok lain agar taat dan patuh terhadap pemegang kekuasaan.

b. Tipe Kekuasaan Walter S. Jones (1993: 15) mengidentifikasi ada lima bentuk kekuasaan yang dirasakan mungkin dimiliki oleh seorang pemimpin, yaitu : 1)

Kekuasaan ganjaran (Reward Power) Merupakan suatu kekuasan yang diadasarkan atas pemberian harapan, pujian, penghargan atau pendapatan bagi terpenuhinya permintaan seseorang pemimpin terhadap bawahannya.

2)

Kekuasaan paksaan (Coercive Power) Yaitu suatu kekuasaan yang didasarkan atas rasa takut, seorang pengikut merasa bahwa kegagalan memenuhi permintaan seorang pemimpin dapat menyebabkan dijatuhkannya sesuatu bentuk hukuman.

3)

Kekuasaan legal (Legitimate Power) Yaitu suatu kekuasaan yang diperoleh secara sah karena posisi seseorang commit to user dalam kelompok atau hirarhi keorganisasian.

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 19

4)

Kekuasaan keahlian (Expert Power) Yaitu kekuasasan yang didasarkan atas ketrampilan khusus, keahlian atau pengetahuan yang dimiliki oleh pemimpin dimana para pengikutnya menganggap bahwa orang itu mempunyai keahlian yang relevan dan yakin keahliannya itu melebihi keahlian mereka sendiri.

5)

Kekuasaan acuan (Referent Power) Yaitu suatu kekuasaan yang diasarkan atas daya tarik seseorang, seorang pemimpin dikagumi oleh pra pengikutnya karena memiliki suatu ciri khas, bentuk kekuasaan ini secara populer dinamakan kharisma. Pemimpin yang memiliki daya kharisma yang tinggi dapat meningkatkan semangat dan menarik pengikutnya untuk melakukan sesuatu, pemimpin yang demikian tidak hanya diterima secara mutlak namun diikuti sepenuhnya.

c. Cara Memperoleh Kekuasaan Menurut Haryanto (2005:22) kekuasaan dapat diperoleh dengan beberapa cara, yaitu : 1)

Dari kedudukan Kedudukan dapat memberikan kekuasaan kepada seseorang atau

sekelompok orang karena yang bersangkutan menduduki posisi tadi. Semakin tinggi kedudukan maka akan semakin besar pula kekuasaan yang berada pada genggaman orang yang menduduki posisi tersebut. 2)

Dari kekayaan Atas dasar kekayaan yang dimilikinya, seseorang atau sekelompok

orang dapat sedikit banyak memaksakan keinginannya kepada pihak-pihak lain agar bersedia mengikuti kehendaknya. Kekayaan yang digunakan untuk memperoleh kekuasaan biasanya dikaitkan dengan pemilikan sumber-sumber ekonomi. Semakin besar kepemilikan terhadap sumber-sumber ekonomi, apalagi kalau sumber-sumber ekonomi itu merupakan sumber yang langka dan merupakan kebutuhan primer, maka akan semakin besar pula kekuatan pemilik sumbersumber ekonomi untuk memaksakan keinginannya kepada pihak-pihak lain. commit to user Dalam realitas kehidupan, kekuasaan yang bersumberkan pada kekayaan akan

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 20

lebih terasa besar pengaruhnya apabila berlangsung di masyarakat yang relatif kurang sejahtera, dan sekaligus juga merupakan masyarakat dengan tingkat kesejahteraan yang tidak merata. 3)

Dari kepercayaan Seseorang atau sekelompok orang dapat memiliki kekuasaan karena

yang bersangkutan memang dipercaya untuk memilikinya atas dasar kepercayaan yang dianut masyarakat. Kekuasaan yang bersumber dari kepercayaan hanya muncul di masyarakat di mana anggota-anggotanya mempunyai kepercayaan yang dimiliki pemegang kekuasaan. Menurut Miriam Budiardjo (1982:36) kekuasaan bisa diperoleh dari kekerasan fisik (misalnya, seorang Polisi dapat memaksa penjahat untuk mengakui kejahatannya karena dari segi persenjataan polisi lebih kuat); pada kedudukan (misalnya, seorang komandan terhadap bawahannya, seorang atasan dapat memecat pegawainya); pada kekayaan (misalnya seorang pengusaha kaya dapat mempengaruhi seorang politikus melalui kekayaannya); atau pada kepercayaan (misalnya, seorang pendeta terhadap umatnya).

d. Cara Mempertahankan Kekuasaan Kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang, sekelompok orang atau suatu negara terhadap terhadap pihak lain, dapat membuat penguasa tersebut berupaya untuk mencapai apa yang menjadi keinginan dan tujuannya. Untuk itu, penguasa berkeinginan

mempertahankan kekuasaannya. Cara untuk mempertahankan

kekuasaan dapat dilakukan dengan cara damai, antara lain dengan demokrasi dan mencari dukungan pihak lain, atau dengan kekerasan, antara lain dengan penindasan dan memerangi pihak yang menentang kekuasaannya. Menurut Haryanto (2005:57) tindakan penguasa untuk mempertahankan kekuasaannya berbeda-beda. Dalam masyarakat yang demokrasis, penguasa mencari dukungan warga masyarakat secara konseptual dan memperbesar kepercayaan warga terhadap penguasa. Sedang dalam masyarakat yang tidak demokratis, penguasa mempertahankan kekuasaannya dengan paksaan. Di commit user masyarakat yang tidak demokratis, ada tokecenderungan penguasa untuk masuk

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 21

terlalu jauh dalam mengatur kehidupan dan kepercayaan serta pribadi warganya sesuai dengan keinginan penguasa. Dengan paksaan, warga digiring untuk patuh pada penguasa. Di antara banyak bentuk kekuasaan, kekuasaan politik merupakan hal yang paling penting untuk dipertahankan, karena dengan kekuasaan politik, penguasa dapat mempengaruhi kebijakan umum (pemerintah) baik terbentuknya maupun akibat-akibatnya sesuai dengan tujuan-tujuan pemegang kekuasaan. Kekuasaan politik tidak hanya mencakup kekuasaan untuk mendapat ketaatan warga masyarakat, tetapi juga menyangkut pengendalian orang lain dengan tujuan untuk mempengaruhi tindakan dan aktivitas penguasa di bidang administratif, legislatif dan yudikatif (Miriam Budiardjo,1982:37). Ibnu Khaldun dalam Rahman Zainudin (1992:125) menjelaskan kekuasaan itu mempunyai dinamika dan prosesnya sendiri, yang dilaluinya mulai dari kelahirannya sampai kehancurannya. Penguasa atau kelompok yang berkuasa harus mempertahankan hubungan secara moralitas dan sifat-sifat kebaikan. Sifatsifat terpuji itulah yang menunjukkan adanya kekuasaan. Selama sifat-sifat seperti itu ada, maka kekuasaan masih tetap ada. Dinyatakan Robert M. Macluer dalam Miriam Budiardjo (1982:36) bahwa untuk mempertahankan kekuasaan, penguasa harus meluaskan pengaruhnya untuk meningkatkan kepercayaan dan ketaatan dari masyarakat atau warga di mana penguasa itu berkuasa. Jadi meskipun dalam mempertahankan kekuasaan ada berbagai macam cara, tetapi ada beberapa persamaannya yaitu pihak satu ingin selalu memerintah pihak lain, ingin lebih tinggi dari pihak lain dan menginginkan ketaatan pihak lain. Fidel Castro dalam upaya mempertahankan kekuasaanya dari pengaruh intervensi AS dengan cara menggandeng Uni Sovyet serta mengedepankan komunis sebagai langkah tandingan dari kapitalisme AS.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 22

e.

Faktor Runtuhnya Kekuasaan Dalam pemikiran Ibnu Khaldun yang dikutip A. Rahman Zainuddin (1992 : 233) ada beberapa tahapan proses jatuhnya kekuasaan, yaitu :

1)

Kekuasaan yang sentralistik, dimana pemusatan kekuasaan dan kemegahan berada pada seorang atau sekelompok penguasa.

2)

Kekuasaan yang mempunyai tata cara dan kebiasaan hidup dalam kemegahan.

3)

Kekuasaan yang memiliki pertahanan lemah, tidak mempunyai kekuatan legitimasi. Hancurnya kekuasaan tidak hanya disebabkan oleh factor internal dalam

kekuasaan itu sendiri, akan tetapi bias dari factor eksternal, antara lain karena peperangan yang melibatkan dua negara atau lebih, konflik dan perang saudara, kudeta (penggulingan kekuasaan) baik oleh militer maupun sipil dan aksi-aksi demonstrasi yang memungkinkan pergantian kekuasaan (Rahman Zainudin, 1992:321)

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 23

B. KERANGKA BERPIKIR

Pemerintahan Diktator Batista Kolonial AS Paham Komunisme

Revolusi Kuba

Pemerintahan Fidel Castro

Kuba Negara Komunis

Intervensi AS

Embargo Ekonomi

Kebijakan Fidel Castro

Dampak Intervensi

Keterangan : Langkah Kuba melepaskan diri dari penjajahan Spanyol memperoleh hasil karena bantuan dari Amerika Serikat (AS). Hal ini menjadikan Kuba mempunyai ketergantungan yang sangat besar terhadap AS. Berawal dari pemerintahan diktator Kuba di bawah pimpinan Fulgencio Batista setelah menyingkirkan Morales. Pemerintahan Batista ini mendapat dukungan penuh dari AS. Pada masa ini penduduk AS memiliki hamper 70% dari aset negara Kuba. Akibat dari commit to user pendudukan ini maka pada tahun 1959 terjadi kudeta dari kaum revolusioner di

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 24

bawah pipinan Fidel Castro serta berhasil menggulingkan kedektatoran Batista. Masa inilah yang menjadi babak utama dalam persaingan pandangan politik Kuba dan AS. Secara berani Castro mengatakan bahwa dia adalah seorang komunis. AS yang merupakan negara liberal merasa terancam dengan tampilnya Castro sebagai pemimpin Kuba, lebih-lebih dengan adanya nasionalisasi aset serta landreform sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan negara. Hal ini mendorong AS melakukan isolasi terhadap Kuba berupa embargo dengan menjatuhkan semua sektor riil perekonomian Kuba. Isolai ini membuat Kuba mau tidak mau menggandeng Uni Sovyet untuk mengatasi masalah perekonomian dan membuat Kuba menjadikan komunisme sebagai haluan negara karena hanya itulah yang dapat menyelamatkan perekonomian Kuba.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Dalam penelitian yang berjudul Intervensi Amerika Serikat ke Kuba (Studi Tentang Embargo Ekonomi dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan Fidel Castro), penulis melakukan teknik pengumpulan data melalui studi pustaka. Adapun perpustakaan yang digunakan sebagai berikut: a. Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret Surakarta. b.Perpustakaan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. c. Perpustakaan Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sebelas Maret Surakarta. d.Perpustakaan Monumen Pers Surakarta. e. Perpustakaan Universitas Gajah Mada Yogyakarta

2. Waktu Penelitian Waktu yang digunakan untuk penelitian ini direncanakan mulai dari bulan Maret 2010, sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini yaitu pada bulan Desember 2010. Perencanaan pelaksanaan adalah sebagai berikut : Tabel 1. Kegiatan Penelitian Kegiatan

2010 Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

Pengajuan Judul Skripsi Pengajuan Proposal dan Perijinan Pengumpulan Data Analisis Data Penyusunan Laporan

commit to user

25

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 26

B. Metode Penelitian Dalam setiap penelitian ilmiah selalu diperlukan suatu metode tertentu yang berkaitan dengan obyek atau pemasalahan yang akan diteliti. Menurut Koentjaraningrat (1986 : 7) kata metode berasal dari bahasa Yunani, methodos yang berarti cara atau jalan. Sehubungan dengan karya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja, yaitu cara kerja untuk memahami obyek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Menurut Dudung Abdurahman (1999 : 43) metode adalah suatu cara, jalan, atau petunjuk pelaksanaan atau petunjuk teknis. Sedangkan menurut Helius Sjamsuddin (2007 : 13) metode ada hubungannya dengan prosedur, proses, atau teknik yang sistematis dalam penyelidikan suatu disiplin ilmu tertentu untuk mendapatkan obyek yang diteliti. Penelitian ini merupakan penelitian yang berusaha merekonstruksikan, mendiskripsikan dan memaparkan Intervensi Amerika Serikat ke Kuba (Studi Tentang Embargo Ekonomi dan Implikasi Politik terhadap Pemerintahan Fidel Castro). Peristiwa yang menjadi pokok penelitian tersebut adalah peristiwa masa lampau, sehingga metode yang digunakan adalah metode historis atau sejarah. Dengan metode sejarah penulis mencoba merekonstruksi kembali suatu peristiwa di masa lampau sehingga dapat menghasilkan historiografi sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Louis Gottschalk (1975 : 32) mengemukakan bahwa metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau. Sedangkan Nugroho Notosusanto (1971 : 17) menyatakan bahwa metode penelitian sejarah merupakan proses pengumpulan, menguji, menganalisis secara kritis rekaman-rekaman dan penggalian-penggalian masa lampau menjadi kisah sejarah yang dapat dipercaya, metode ini merupakan proses merekonstruksi peristiwa-peristiwa masa lampau, sehingga menjadi kisah yang nyata. Gilbert J Garraghan yang dikutip Dudung Abdurahman (1999 : 43-44) mengemukakan bahwa metode penelitian sejarah adalah seperangkat aturan dan prinsip sistematis untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara efektif, commit to user menilainya secara kritis, dan mengajukan sintesis dari hasil-hasil yang dicapai

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 27

dalam bentuk tertulis. Menurut Louis Gottschalk (1975 : 32) metode sejarah adalah proses menguji serta menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau berdasarkan data yang diperoleh guna menentukan proses historiografi. Metode sejarah adalah rekontruksi imajinatif gambaran masa lampau peristiwa-peristiwa sejarah secara kritis dan analitis berdasarkan bukti-bukti dan data peninggalan masa lampau yang disebut sumber sejarah. Dalam penulisan kisah masa lampau berdasarkan bukti-bukti yang ditinggalkan, sejarawan diharuskan memiliki prosedur kerja. Prosedur kerja inilah yang disebut metode sejarah, antara lain mencari jejak-jejak masa lampau, meneliti secara kritis, menggambarkan masa lampau berdasarkan informasi yang diperoleh dari jejakjejak dan imajinasi ilmiah (Helius Sjamsuddin & Ismaun, 1994 : 19-24). Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode penelitian sejarah adalah kegiatan mengumpulkan, menguji dan menganalisis secara kritis data peninggalan masa lampau dan menyajikannya sebagai hasil karya melalui historiografi. Oleh karena metode penelitian yang digunakan adalah metode historis, maka dilakukan langkah-langkah metode historis yang meliputi pengumpulan sumber-sumber sejarah, menguji validitas dan reliabilitas data sejarah tersebut kemudian menganalisis secara kritis untuk menghasilkan tulisan atau cerita sejarah yang menarik dan dapat dipercaya.

C. Sumber Sejarah Setiap peristiwa sosial selalu mempunyai sejarah yang mendahuluinya yaitu berupa satu bentuk data sejarah yang di ketahui sekarang. Data sejarah itu memberi keterangan tentang kondisi penyebab sampai berakhirnya suatu peristiwa yang selanjutnya dapat dipergunakan untuk memahami implikasinya lebih luas. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data sejarah. Sumber data sejarah sering disebut juga data sejarah. Menurut Kuntowijoyo kata “data” merupakan bentuk jamak dari kata tunggal datum (bahasa Latin) yang berarti pemberitaan (Dudung Abdurahman, 1999 : 30). commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 28

Menurut Nugroho Notosusanto (1971 : 19) sumber sejarah terdiri atas sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber yang keterangannnya diperoleh secara langsung dari seseorang yang menyaksikan suatu peristiwa dengan mata kepala sendiri, sedangkan sumber sekunder adalah sumber yang keterangannya diperoleh oleh pengarangnya dari orang lain atau sumber lain. Klasifikasi sumber sejarah dapat dibedakan menurut bahannya, asalusulnya atau urutan penyampaiannya dan tujuan sumber itu dibuat. Sumber menurut bahannya dapat dibagi menjadi dua, yaitu sumber tertulis dan sumber tidak tertulis. Menurut urutan penyampaiannya sumber-sumber dapat dibedakan menjadi sumber primer dan sumber sekunder sedangkan menurut tujuannya sumber-sumber dapat dibagi atas sumber formal dan informal (Dudung Abdurahman, 1999 : 31). Pada penelitian ini penulis digunakan sumber data tertulis sebagai sumber primer dan sekunder. Sebagai sumber primer digunakan surat – surat kabar antara tahun 1960 – 1990, antara lain dari surat kabar Kompas tahun 1980, surat kabar Republika tahun 1990, sebagai pembanding juga menggunakan surat kabar luar negeri yaitu News terbitan tahun 1980 – 1990. Selain dari surat kabar juga digunakan artikel – artikel serta buku – buku yang relevan dengan penelitian sebagai sumber sekunder antara lain buku ”Pergolakan di Amerika Latin dalam Dasawarsa Ini” karangan Hidayat Mukmin terbitan tahun 1988, karya David Deutschmann yang telah di alih bahasakan oleh Sovia Veronika Purba yang berjudul ”Che Guevara dan Revolusi Kuba” terbitan tahun 2004, jurnal CSIS terbitan tahun 1980, karya Hugh S Thomas dkk. ”The Cuban Revolution 25 Years Later” terbitan tahun 1992, karya Philip Brener “From Confrontation to Negoitation, terbitan tahun 1988. Sumber data yang telah diperoleh kemudian dikaji, diklasifikasikan dan selanjutnya dibandingkan antara sumber yang satu dengan yang lainnya serta dianalisis data tersebut sehingga diperoleh data sejarah yang akurat yang dapat digunakan untuk menyusun cerita sejarah yang menarik dan dapat dipertanggungjawabkan. commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 29

D. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan cara teknik studi pustaka. Teknik studi pustaka adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum dan yang berhubungan dengan masalah penyelidikan. Dalam melakukan studi pustaka diperlukan pengetahuan tentang perpustakaan sebagai sumber literatur yang diperlukan dalam mencari materi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti dari literatur yang tersedia (Hadari Nawawi, 1993 : 133). Studi pustaka merupakan sebuah penelitian di perpustakaan yang bertujuan mengumpulkan data dengan bantuan bermacam-macam material yang terdapat di ruang perpustakaan, misalnya : buku, surat kabar, majalah dan dokumen. Data tersebut berfungsi sebagai wahana informasi terhadap materi yang akan dibahas dalam penelitian. Dengan adanya kemajuan teknologi maka peneliti juga bisa memenfaatkan internet dalam rangka studi pustaka untuk mengumpulkan datadata yang berkaitan dengan tema penelitian. Studi pustaka ini dilakukan sistem kartu/katalog atau menggunakan komputer dengan cara mencatat beberapa sumber tertentu yang berkaitan dengan penelitian dengan mencantumkan keterangan mengenai nama pengarang, judul buku maupun subyek yang dicari.. Oleh karena itu perlu mengingat kata kunci yang terdapat dalam subyek yang dibahasnya, sehingga menemukan buku dan artikel yang dimaksudkan dalam katalog atau komputer. Buku-buku dan artikel yang telah ditemukan di perpustakaan dibaca dan dipahami, kemudian mencatat hal-hal yang dianggap penting dan relevan dengan permasalahan yang akan diteliti. Dengan demikian diperoleh data yang akan digunakan dalam penulisan skipsi ini.

E. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitan ini adalah teknik analisis historis. Analisa data adalah mengelompokkan, membuat suatu urutan, memanipulasi serta menyingkatkan data sehingga mudah untuk dibaca (Mohammad Nazir, 1988 : 419). commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 30

Menurut Sartono Kartodirjo (1993 : 88) bahan utama yang digunakan sejarawan menyusun suatu cerita atau analisis sejarah adalah fakta, dan fakta itu pada hakikatnya adalah konstruk yang dibuat oleh sejarawan, sehingga interpretasi, baik analisis maupun sintesis orang bisa berbicara pendapat. Perbedaan pendapat itu sah meskipun datanya sama. Dari sinilah interpretasi sering disebut juga sebagai penyebab subyektivitas. Sementara itu Sidi Gazalba (1981 : 38) mendefinisikan fakta sebagai usaha pikiran manusia untuk merumuskan kenyataan itu sendiri dari bahan-bahan yang diwarisi. Untuk menganalisa suatu karya sejarah diperlukan adanya kritik ektern dan kritik intern. Hal ini dilakukan karena setiap peneliti cenderung memiliki unsur subyektivitas terutama dalam abstraksi fakta. Untuk mengurangi kecenderungan tersebut, seorang peneliti harus mempunyai kerangka teoritis dan metodologi yang kuat, sehingga fakta-fakta sejarah yang telah dianalisa, dikritik dan diinterpretasikan akan menjadi suatu penelitian sejarah yang dapat diakui kebenarannya Pengkajian fakta-fakta oleh sejarawan memang tidak bisa lepas dari subyektivitas, karena itulah diperlukan alat-alat analisis seperti konsep-konsep dan teori-teori sebagai penyeleksi fakta, interpretasi dan kesimpulan yang cenderung memiliki subyektivitas terutama dalam abtraksi fakta, maka untuk menguranginya seseorang peneliti harus mempunyai kerangka berpikir teroritik dan metodologi yang kuat, setelah diadakan analisis, kritik sumber dan interpretasi, maka fakta sejarah dapat menjadi suatu cerita yang dapat dipercaya kebenarannya. Dalam hal ini menggunakan teori – teori intervensi, hubungan internasional, dan kekuasaan untuk menganalisis dan mendapatkan fakta sejarah mengenai 1) Motivasi AS melakukan intervensi terhadap Kuba, 2) Realisasi pelaksanaan intervensi AS terhadap Kuba, 3) Implikasi intervensi terhadap politik dan perekonomian Kuba.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 31

F. Prosedur Penelitian Dalam melaksanakan suatu penelitian harus melalui prosedur atau urutan kerja yang baik agar suatu penelitian tersebut mencapai hasil yang maksimal. Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah penelitian dari awal yaitu membuat proposal sampai dengan penulisan hasil penelitian. Penelitian ini menggunakan metode historis, maka ada empat tahap yang harus dipenuhi, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Adapun prosedur penelitian yang dilakukan, sesuai dengan yang digambarkan sebagai berikut :

Heuristik

Kritik

Interpretasi

Historiografi

Fakta Sejarah Keterangan : 1) Heuristik Menurut Nugroho Notosusanto (1971 : 11), heuristik berasal dari kata Yunani yaitu ”heuriskein” yang berarti mencari dahulu, baru menemukan. Heuristik berarti proses mencari data untuk menemukakan sumber-sumber. Sidi Gazalba (1981 : 15) mengemukakan bahwa heuristik adalah kegiatan mencari bahan atau menyelidiki sumber sejarah untuk mendapatkan hasil penelitian. Pada tahap ini diusahakan mencari dan menemukan sumber-sumber tertulis berupa buku-buku serta bentuk kepustakaan lain yang relevan dengan penelitian. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari surat kabar Kompas tahun 1980, surat kabar Republika tahun 1990, surat kabar News , terbitan tahun 1980, jurnal CSIS terbitan tahun 1980. Buku – buku antara lain ”Pergolakan di Amerika Latin dalam Dasawarsa Ini” karangan Hidayat Mukmin terbitan tahun 1988, karya David Deutschmann yang telah di alih bahasakan oleh Sovia Veronika Purba yang berjudul ”Che Guevara dan Revolusi Kuba” terbitan tahun 2004, jurnal CSIS terbitan tahun 1980, karya Hugh S Thomas dkk. ”The Cuban commit to user Revolution 25 Years Later” terbitan tahun 1992. Sumber-sumber tersebut diatas

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 32

diperoleh dari beberapa perpustakaan di antaranya: Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret, Perpustakaan Jurusan FKIP, Perpustakaan Program Studi Sejarah FKIP UNS, dan Perpustakaan Monumen Pers Surakarta 2) Kritik Sumber Kritik yaitu kegiatan untuk menyelidiki apakah jejak-jejak sejarah itu asli atau autentik dan dapat dipercaya atau tidak. Setelah ditemukan sumber-sumber yang mendukung permasalahan diatas, maka sumber-sumber tersebut diadakan kritik sumber secara intern dan ekstern. Langkah ini dilakukan untuk memperoleh keabsahan sumber. Kritik ekstern adalah kritik terhadap keaslian sumber, apakah sumber yang dikehendaki asli atau tidak, utuh atau turunan (salinan). Kritik ekstern dilakukan terhadap sumber yang diperoleh berdasarkan bentuk fisik atau luarnya berupa bahan (kertas atau tinta) yang digunakan, jenis tulisan, gaya bahasa, hurufnya, dan segi penampilan yang lain. Uji keaslian sumber dilakukan dengan pertanyaan : kapan sumber dibuat?, di mana sumber dibuat?, siapa yang membuat?, dan dari bahan apa sumber dibuat?. Kritik ekstern dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melihat kapan sumber itu dibuat, di mana sumber itu dibuat, siapa pengarangnya dan bagaimana latar belakang pendidikan pengarang. Sebagai contoh kritik ekstern terhadap buku“Pergolakan di Amerika Latin Dalam Dasawarsa Ini” karya Hidayat Mukmin, yang di buat tahun 1988 buku tersebut ditulis ketika sedang bertugas di Meksiko tahun 1973 – 1976 yang difokuskan pada masalah tertentu yang dapat menimbulkan pergolakan dalam hal ini yang terjadi di Kuba yang telah terjadi pergolakan terhadap kepemimpinan diktator Batista. Kritik intern adalah kritik yang berhubungan dengan kredibilitas dari sumber sejarah apakah isi, fakta dan ceritanya dapat dipercaya dan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan. Kritik intern dapat ditempuh dengan cara membandingkan berbagai isi dan fakta yang terdapat dalam sumber, misalnya kritik intern terhadap buku “Che Guevara dan Revolusi Kuba” yang membahas perjuangan Fidel Castro bersama Che Guevara menggulingkan pemerintahan commit Serikat, to user dengan buku “Komunisme Uni Batista serta terhadap tekanan Amerika

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 33

Sovyet” yang membahas strategi Uni Sovyet dalam mengahadapi kapitalisme Amerika Serikat yaitu dengan menggandeng Kuba menjadi negara komunis. 3) Interpretasi Interpretasi sering disebut dengan analisis sejarah. Menurut Mohammad Nazir (1988 : 438) interpretasi merupakan penjelasan yang terperinci tentang arti yang sebenarnya dari materi yang dipaparkan. Sedangkan interpretasi atau analisis historis menurut Berkhofer yang dikutip oleh Dudung Abdurrahman (1999 : 64) bertujuan untuk melakukan sintesis atas sejumlah fakta yang diperoleh dari sumber-sumber sejarah dan bersama-sama dengan teori-teori disusunlah fakta itu ke dalam suatu interpretasi yang menyeluruh, jadi interpretasi juga biasa dikatakan sebagai suatu bentuk analisa. Dalam melaksanakan kegiatan interpretasi penulis

harus

meninggalkan

unsur

subyektivitas

yang

disebabkan

keanekaragaman data yang diperoleh dari berbagai buku. Sehingga penulis harus membandingkan buku satu dengan buku yang lain agar memperkuat kebenaran dari buku tersebut. Data yang telah dikumpulkan dan diseleksi dicari berbagai artian yang satu dengan yang lain untuk dicari makna yang didasarkan pada teori yang digunakan untuk menemukan kebenaran data yang dicari yaitu: 1) Motivasi AS melakukan intervensi terhadap Kuba, 2) Realisasi pelaksanaan intervensi AS terhadap Kuba, 3) Implikasi intervensi terhadap politik dan perekonomian Kuba. 4) Historiografi Langkah terakhir dalam metode sejarah yaitu historiografi, yaitu merupakan cara penulisan, pemaparan, atau pelaporan hasil penelitian sejarah yang telah dilakukan (Dudung Abdurrahman, 1999 : 67). Dalam hal ini imajinasi sangat diperlukan untuk merangkai fakta satu dengan fakta yang lain, sehingga dapat menjadi suatu kisah sejarah yang menarik dan dapat dipercaya kebenarannya. Penelitian ini bersifat historis, oleh karena itu pemaparan faktanya yang telah diperoleh tersebut menjadi suatu cerita sejarah yang kronologis atau urutan waktu sehingga menghasilkan sebuah karya tulis yang berwujud skripsi tentang ”Intervensi Amerika Serikat di Kuba (Studi Tentang Embargo Ekonomi dan Implikasi Politik Terhadap Pemerintahan Fidel Castro)”.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Motivasi AS Melakukan Intervensi ke Kuba 1. Sejarah Singkat Kuba Letak geografis Kuba sangat menentukan sejarah politik dan sosial ekonominya. Tidak ada satu entitas politik yang lain di belahan bumi bagian Barat yang sedinamis Kuba, dan tak ada negara yang telah berulang kali mengubah status negara mulai dari kolonial dan republik sampai sosialis, paling tidak pada seratus tahun terakhir. Daratan yang terluas dan yang paling barat dari Kepulauan Antilles, Kuba secara terpusat berlokasi di antara Utara dan Selatan Amerika, dan sebagai gerbang Laut Karibia. Selama beratus-ratus tahun, posisinya yang strategis, kekayaan lahan, pelabuhan yang berlimpah, cadangan mineral telah memikat kekuatan-kekuatan asing, yang pertama Spanyol, Amerika Serikat, dan kemudian Uni Soviet (www.wikipedia.org/kuba/geografi, diunduh tanggal 28 Juli 2010). Kuba berada pada 90 mil sebelah selatan dari pulau-pulau rendah di Barat, dan terletak di pintu masuk Teluk Mexico antara Florida dan Amerika Tengah. Kuba adalah pulau terluas di Hindia Barat. Secara geografis Kuba memiliki kondisi yang berbeda dengan negara Amerika lainya, mayoritas daratan di Kuba adalah dataran rendah, dan dikelilingi oleh perbukitan. Ujung Timur pulau tersebut adalah pegunungan. Bagian Selatan pulau sangat datar dan sering terkena tsunami yang didahului dengan angin topan. Puncak tertinggi Kuba adalah Pico Turquino di bagian Selatan pulau dengan ketinggian 2005 m. Penduduk pertama Kuba adalah suku Ciboney yang tiba melalui jalan laut, mengikuti angin pasat menuju ke barat dari pantai Venezuela sepanjang daratan Karibia. Arawakan adalah suku selanjutnya mendarat di pulau ini dengan dua gelombang. Dimulai dengan sub-Tainos yang tiba sekitar 900 tahun masehi, secara perlahan-lahan mendesak suku Ciboney ke bagian barat pulau. Gelombang migrasi yang kedua, Suku Tainos, didesak ke arah timur lokasi pantai Kuba yang bersebelahan dengan commit to user

34

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 35

pulau Hispaniola pada abad ke-15, sesaat sebelum penaklukan oleh Spanyol (www.wikipedia.org/kuba/goegrafi, diunduh tanggal 28 Juli 2010). Ketika Christopher Colombus tiba di pulau tersebut pada tanggal 28 Oktober 1492, jumlah populasi suku asli Kuba kurang lebih 112.000, dengan 92.000 sub-Tainos, 10.000 Tainos, dan 10.000 Ciboney. Colombus mengklaim pulau tersebut dikuasai Spanyol, bangsa yang telah mendukung perjalanannya. Pada tahun 1508 Sebastian de Ocampo membuat peta keseluruhan garis pantai dan

menentukan

bahwa

daratan

tersebut

adalah

Kuba

(www.microsoftencarta.com/cuban/history, diunduh tanggal 29 Juli 2010). Sejak tahun 1500-an, Kuba telah menjadi daerah jajahan Spanyol. Hal ini dapat dilihat dengan upaya untuk menyingkirkan suku-suku asli yang telah lama menetap di Kuba. Masyarakat Kuba merupakan suatu produk penaklukan belahan bumi Barat Spanyol, diawali dengan penemuan Christopher Colombus pada tahun 1492. orang-orang Indian asli yang berbahasa Arawak disapu bersih atau terserap ke dalam budaya pendatang (Wolf, 2004: 132). Selama berabad-abad pendudukan Spanyol, pulau itu terutama menjadi basis strategis, menjaga garis laut yang menghubungkan pelabuhan Cadiz di Spanyol dengan pelabuhan-pelabuhan Amerika di Panama dan Meksiko. Havana tumbuh dalam respon langsung terhadap kebutuhan organisasionalarmada perak Spanyol dan usaha Spanyol untuk memasuki koloni-koloni Amerika dengan barang-barang Eropa. Sejak awal, Havana menghadapkan wajahnya ke laut, ke arah kontak-kontak dengan dunia luar yang mengurung pulau tersebut. Gula adalah produk andalan dari negara ini dan kemudian menjadi incaran dari negaranegara kolonial. Pada tahun 1740, Kuba menghasilkan keuntungan yang besar dari produkasi gula. Akan tetapi, keuntungan tersebut hanya dinikmati oleh segelintir elit Spanyol yang memonopoli produksi gula Kuba. Monopoli tersebut terjadi akibat lahan serta pabrik penyulingan tebu yang tadinya dimiliki oleh para petani diambil alih kepemilikannya oleh Spanyol (Wolf, 2004: 132). Berkembangnya produksi gula diikuti dengan peningkatan impor budak dari benua Afrika yang menggantikan para penduduk asli yang terus berkurang to user Selama abad ke-19, perbudakan akibat penindasan yang dilakukancommit oleh Spanyol.

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 36

menjadi hal yang fundamental dalam produksi gula di Kuba. Sistem perbudakan yang dilakukan oleh Spanyol semakin menampakkan watak aslinya sebagai penjajah dan hal tersebut memicu perlawanan tidak hanya dari para budak yang kemudian melarikan diri dan mengorganisir warga berkulit hitam akan tetapi perlawanan juga muncul dari para petani yang hak-haknya dirampas oleh Spanyol (Wolf, 2004: 133). Selama pendudukan Spanyol, tercatat beberapa kali terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh beberapa kelompok dengan membawa tuntutan-tuntutan yang berbeda-beda akan tetapi pada umumnya mereka meminta diwujudkannya kesetaraan ras dan sosial ekonomi. Pada tahun 1868, Carlos Manuel de Cespedes, melakukan sebuah pemberontakan yang kemudian dikenal dengan Perang Sepuluh Tahun. Pada tahun 1895, Jose Marti bersama Partai Revolusioner Kuba (PRC) yang merupakan gabungan dari kelompok-kelompok revolusioner di Kuba, mengobarkan perang kemerdekaan terhadap Spanyol. Perang ini berakhir dengan kematian Jose Marti yang kemudian menjadi simbol perlawanan rakyat Kuba. Dan yang terakhir yaitu Perang Spanyol-Amerika yang terjadi pada tahun 1898, perang ini pada awalnya dipelopori oleh PRC yang kembali melakukan pengorganisiran

setelah

kalah

dalam

perang

sebelumnya.

Akan

tetapi

pemberontakan rakyat Kuba ini berubah menjadi kemenangan Amerika Serikat (AS) setelah negara itu melakukan intervensi terhadap persoalan yang terjadi di Kuba (Wolf, 2004: 134). Intervensi AS terhadap Kuba telah lama dimulai ketika negara tersebut membuka pasar seluas-luasnya untuk produksi gula Kuba. Kemenangan ASterhadap Spanyol semakin mengukuhkan dominasi ekonomi politiknya terhadap Kuba. Untuk menjamin bahwa arah pemerintahan baru Kuba mengikuti kebijakan AS, maka dilakukan proses “Amerikanisasi” terhadap pemimpinpemimpin baru Kuba sebelum mengakhiri pendudukannya. Sejak saat itu, para elit Kuba mulai tunduk terhadap pengaruh Amerika Serikat. Pada tahun 1900, dibentuk Dewan Konstitusional yang akan merumuskan konstitusi baru Kuba. Untuk meyakinkan bahwa dewan tersebut tidak menolak commitdengan to usertegas bahwa konstitusi baru harus pengaruh AS, pemerintah AS meminta

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 37

memasukkan sejumlah syarat yang menjelaskan hubungan antara kedua bangsa. Syarat-syarat ini, yang kemudian dikenal dengan Platt Amandemen yang diambil dari nama penginisiatifnya, senator AS Orville Platt. Amandemen itu menetapkan bahwa Kuba tak akan membuat perjanjian untuk mengurangi kedaulatannya, tak ada kontak hutang luar negeri tanpa jaminan dimana bunga dapat diperoleh dari pajak biasa, menjamin AS berhak untuk campur tangan dalam melindungi kedaulatan Kuba, dan adanya suatu pemerintahan yang mampu melindungi kehidupan, kemerdekaan dan hak milik, serta mengijinkan AS membeli atau menyewa tanah untuk stasiun-stasiun batu bara dan laut (Wolf, 2004: 137). AS juga meminta agar pendudukan militer tidak berakhir sampai Kuba menerima Platt Amandemen sebagai bagian dari konstitusi baru. Sebagai balasan penerimaan amandemen tersebut, AS mensahkan suatu beban pajak yang memperluas peluang pasar tebu Kuba di AS dan kebebasan untuk menyeleksi produk-produk AS di pasar Kuba. Tindakan AS menyebabkan produksi gula mendominasi ekonomi Kuba sementara konsumsi domestik Kuba diintegrasikan ke dalam pasar AS yang lebih luas. Tak mengherankan jika para nasionalis Kuba memandang AS dengan kegetiran dan kebencian. Revolusi

Kuba

tahun

1868-1898

menyelesaikan

cita-citanya

menghancurkan dasar-dasar struktur politik, ekonomi, dan sosial negeri tersebut dalam rangka merekonstruksinya untuk keuntungan nasional. Obor pembakar perjuangan, kamp-kamp rekonsentrasi, kekalahan Partai Spanyol sedang menyediakan masa depan Kuba yang baru ketika intervensi AS mendirikan kembali dan mengkonsolidasikan aspek-aspek ekonomi dan sosial rezim yang dihancurkan dengan seluruh implikasi politik mereka. (Herminio Vila:79-83) Mayoritas rakyat kuba menolak dengan tegas terhadap pemberlakuan Platt Amandemen. Anggota-anggota perwakilan dan rakyat Kuba melakukan protes. Mayoritas rakyat Kuba melihat bahwa Platt Amandemen sebagai pelanggaran terhadap keadaulatan Kuba dan sebagai usaha AS untuk melanggengkan kontrolnya. Kondisi tersebut membangun semangat anti Amerika yang sangat kuat diantara rakyat Kuba. commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 38

2. Perjuangan Fidel Castro dalam Revolusi Kuba Munculnya Kuba sebagai negara sosialis dimulai dari dua sebab utama, yaitu keadaan intern dan dari luar berupa isolasi negara-negara tetangga Kuba sebagai corak pemerintahan Fidel Castro. Seperti halnya dengan negara-negara Amerika Latin lainya Kuba mengalami gejolak-gejolak politik dalam negeri yang mengakibatkan terjadinya instabilitas. Kondisi demikian timbul terutama pada saat menjelang dan semasa perrang Dunia ke-2 (Hidayat Mukmin, 1981: 134). Kolonel Fulgencio Batista, sebagai hasil dari pemilihan umum kemudian diangkat sebagai presiden Kuba pada tanggal 10 Oktober 1940. Di dalam perang dunia ke-2, Kuba memihak Sekutu melawan negara-negara poros dan memperoleh bantuan dari AS. Sehabis perang, pada tahun 1945 Kuba menandatangani Piagam PBB dan menjadi anggota. Pada tahun 1944-1948 Kuba di pimpin oleh presiden Ramon Grau San Martin, dan sejak Oktober 1948 dipimpin oleh presiden Carlos Prio Socarras (Hidayat Mukmin, 1981:135). Keadaan dalam negeri yang mengalami instabilitas seperti banyaknya korupsi, gangster, serta kerusuhan sosial membuat alasan bagi Batista untuk melakukan kudeta pada tanggal 10 Maret 1952. Kudeta itu tidak mendapat dukungan dan simpati sehingga menyebabkan para perwira menengah, politisi, serta mahasiswa bergabung untuk menentang kediktatoran Rezim Batista. Pemerintahan diktator Batista yang diktatorial membuat Fidel Castro seorang pengacara muda mengadakan pemberontakan. Ketika pemilihan dibatalkan, Castro dengan cepat mengorganisasikan lebih dari 150 musuh rezim yang marah sebagai upaya untuk menggulingkan rezim tersebut dengan melakukan penyerangan terhadap Kesatuan Tentara di Santiago de Cuba pada tanggal 26 Juli 1953. Upaya penyerangan tersebut gagal dan Castro ditahan pemerintah, dijatuhi hukuman selama 15 tahun, tetapi baru 11 bulan menjalani hukuman ia dibebaskan atas pengampunan dari Batista, kemudian mencari perlindungan ke Meksiko (Hidayat Mukmin, 1981: 136). Upaya penyerangan di Moncada memang gagal, kegagalan itu diakibatkan karena pasukan Fidel Castro mengalami perpecahan internal. Kegagalan itu commit to user disusul pembelaan Castro di ruang sidang di Havana, telah menempatkan Fidel

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 39

Castro sebagai figur utama terhadap perjuangan revolusi Kuba. Dalam persembunyianya di Kuba, Castro berupaya kembali menghimpun kekuatan kembali untuk menyerang Kuba. Fidel Castro dengan Pasukan yang sangat kecil menggunakan kapal Granma untuk mendarat di Pantai Propinsi Oriente. Pasukan ini dapat dihancurkan oleh pasukan Batista dan hanya tersisa 12 orang. Dengan sisa pasukan ini Castro kembali melakukan gerilya di Sierra Maestra (Hidayat Mukmin,1981: 136). Pada tanggal 17 Maret 1958, Castro mengumumkan perang total terhadap Rezim Batista. Gerakan Castro makin mendapat simpati dan dukungan secara luas, juga dikalangan orang AS sendiri. Sebaliknya, tidak ada satu pun dari negara Komunis membantu upaya Castro. Pemilihan presiden tahun 1958 dimenangkan oleh Andres Rivero, dengan dukungan Batista. Tetapi sebelum presiden terpilih dapat dilantik, pemerintahan Batista telah jatuh. Hakim Manuel Urrutia diangkat sebagai persiden sementara, namun Castro telah berhasil merebut Havana pada tanggal 8 Januari 1959. Sejak saat itu Castro menjadi pemimpin negara Kuba (Hidayat Mukmin, 1981: 137). Kepribadian Castro yang keras dan tegas menjadi ciri khas dalam gaya kepemimpinanya. Sejak dalam perjuangan revolusi, ia selalu menyuarakan kata hati melalui pidato dengan ucapan yang tegas. Castro tidak pernah melihat siapa yang menjadi lawan politiknya apakah seorang pemimpin negara ataukah negara pemimpin. Hal ini pula yang telah dikatakanya dalam pidato pembelaan di depan pengadilan

Havana

tahun

1953.

Pidato

yang

berjudul

”sejarah

akan

membebeaskan saya” mengungkapkan kritik dari Castro terhadap kondisi Kuba di bawah

kekuasaan

rezim

Batista

dan

pengaruh

AS

(www.wikipedia.org/fidel/castro, diunduh tanggal 2 Agustus 2010) Fidel Castro menunjukan gaya kepemimpinan yang melihat pada kemampuan dan kekuatan sendiri (self ability). Castro selalu berusaha meyakinkan pengikutnya dan rakyat Kuba bahwa ”kita akan mengambil tindakan apapun yang dituntut oleh keadaan”. Bahkan ketika Kuba terancam tindakan quota dan embargo ekonomi AS pada tahun-tahun awal kekuasaanya, Fidel Castro commit to userbahwa : menyatakan kepada The Journal of Commerce

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 40

jika AS mengambil tindakan ekonomi, biarlah mereka melakukanya, kami pasti akan menemukan solusinya. Biarkan AS mengatakan akan memotong kuota gula kami. Hei, Amerika dengarkan! Rakyat Kuba akan menemukan jalan keluar dari setiap situasi, dan mengorbankan apapun yang diperlukan bagi negara (Cotayo, 191: 12-13). Salah satu pola pemikiran Castro yang paling esensial dalam melihat kepribadian dan gaya kepemimpinanya sampai saat beralih tampuk kekuasaanya adalah pandangan terhadap doktrin Marxisme-Leninisme, yaitu ajaran komunisme yang memadukan antara pandangan Karl Marx dan Lenin. Inti ideologi ini adalah menciptakan suatu perubahan sosial melalui suatu gerakan revolusi, hingga terciptanya suatu bentuk masyarakat tertinggi, yaitu masyarakat yang tanpa kelas. Oleh karena itu, dibutuhkan revolusionis-revolusionis profesional yang mampu melakukan tindakan propaganda infiltrasi, bahkan tindakan kekerasan dalam bentuk apapun untuk mencapai masyarakat komunis (Hidayat Mukmin, 1981: 142). Dengan melihat falsafah Marxis-Leninisme, Castro memandang bahw kondisi Kuba saat ini adalah karena adanya perbedaan kelas, di mana kelas atas (borjuis) menguasai dan mengeksploitasi kelas bawah (proletar). Selain itu intervensi dan kontrol asing terhadap kedaulatan Kuba akan semakin membuka peluang terciptanya distorsi kehidupan sosial ekonomi rakyat. Oleh sebab itu diperlukan perjuangan kelas melalui suatu revolusi sampai suatu keadaan tanpa kelas dapat terwujud. Dampak panjang dari pandangan Lenin adalah penguasaan di segala bidnag kehidupan masyarakat tidak lagi terletak pada kemampuan rakyat itu sendiri, melainkan terpusat pada kekuasaan pemimpin yang mengatasnamakan Partai Komunis (www.wikipedia.org/fidel/castro, diunduh tanggal 2 Agustus 2010). Sikap dan perjuangan Fidel Castro untuk menciptakan kuba yang berbeda dengan berusaha menggulingkan kediktatoran Batista bukan saja mampu menarik perhatian rakyat Kuba, tetapi ia juga mampu mengubah opini publik AS. Kegagalan serangan di barak Moncada menjadi kegagalan bagi Castro untuk mengubah strategi dan taktik perjuangan. Dari Meksiko, Castro bersama adiknya commit to user Raul Castro dan seorang dokter berkebangsan Argentina, Ernesto ”Che” Guevara

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 41

dengan pasukan kecil yang berhasil mendarat di pantai Provinsi Oriente namun pasukan ini dapat dihancurkan oleh tentara Batista, kemudian Castro melakukan gerilya dengan sisa pasukan dan berhasil merebut wilayah pegunungan Sierra Maestra (Hidayat Mukmin, 1981: 135). Castro berupaya mengungkapkan kepada masyarakat Kuba dan AS mengenai perjuanganya serta penyelewengan-penyelewengan Batista terhadap rakyat Kuba. Hal ini kemudian banyak mengubah opini AS yang semula mendukung pemerintahan Batista berbalik mengecam dan mereka bersimpati terhadap perjuangan kaum muda di bawah kendali Fidel Castro. Kegigihan Castro dalam memperjuangkan ide-ide perdamaian, demokrasi, dan kemanusiaan mendapat dukungan dari rakyat Kuba. Pasukanya menjadi 800an orang, dan dalam waktu singkat berkembang menjadi puluhan ribu. Untuk menumpas gerakan Castro, pada 24 Mei 1958 Batista menggelar ”Operacion Veran” dengan mengerahkan 17 batalyon pasukan. Kekuatan Batista terus saja terdesak, bahkan dari kalangan militer tertentu mulai berbalik mendukung perjuangan Castro. Berakhir pada tanggal 28 Desember 1958, Jendral Fulgencio Batista meninggalkan Kuba. Fidel Castro dan gerakan revolusionernya kemudian memasuki Havana pada 1 Januari 1959, dan lima hari kemudian, Castro memasuki Istana Presiden dan mengumumkan bahwa keadaan telah terkendali di bawah gerakan revolusioner (Sovia, 2004: 34). Fidel Castro adalah pribadi yang unik karena ia identik dengan Kuba. Ia menjadi orang kuat di Kuba dan seperti karakter para pemimpin Amerika Latin pada umumnya, Castro bertindak sebagai kepala keluarga dan pemiimpin utama bagi rakyatnya. Sebagai pemimpin Kuba, walau cenderung menjadi penguasa yang otoriter ia menunjukan kejeniusan dalam pergaulan internasional. Castro mempunyai kemampuan membangkitkan nasionalisme bukan saja bagi rakyat Kuba tetapi juga bagi negara Dunia Ketiga dalam menghadapi tekanan negaranegara besar (Gonzales, 1996: 36).

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 42

3. Kuba di bawah Fidel Castro Keberhasilan revolusi Kuba membawa Fidel Castro secara otomatis menjadi pemimpin Kuba yang baru. Perjuangan Fidel Castro dan gerakan revolusionernya memasuki babak baru, yaitu konsolidasi kemenangan. Dari sini dimulai perubahan besar dalam corak politik pemerintahan Castro. Pada Januari 1959, Fidel Castro melakukan pembersihan secara luar biasa terhadap sisa-sisa kekuatan Batista, dengan penahanan dan pembunuhan besar-besaran yang mengejutkan dunia. Castro melakukan penahanan 30.000 pasukan Batista serta melakukan pembunuhan terhadap 50 orang tentara Batista (Sovia, 2004: 22). Pada tanggal 27 Januari 1959, misi militer AS diusir pulang, serta pada bulan Juli 1959, Presiden Manuel Urrutia di ganti dengan Osvaldo Dorcitos Torrado, karena berselisih paham dengan Castro. Castro sendiri menjabat sebagai Perdana Menteri dan setelah konstitusi Kuba diamandemen pada tahun 1976, ia menjadi Presiden sampai 2006 (Hidayat Mukmin, 1981: 137). Seperti cita-cita perjuangan semula, Castro ingin menciptakan Kuba berbeda dari yang pernah ada tanpa eksploitasi, kemiskinan, dan lepas dari pengaruh-pengaruh kekuatan asing. Untuk cita-cita itu Fidel Castro mengambil langkah-langkah kontroversial yang menyebabkan ketegangan hubungan antara Kuba dengan AS. Kebijakan-kebijakan Fidel Castro yang menjadi faktor utama penyebab ketidakharmonisan hubungan Kuba-AS pada awal 1960-an adalah dengan progam nasionalisasi ekonomi dan persekutuan dengan Uni Sovyet, dimana kebijakan ini merupakan refleksi dari kebencian Fidel Castro terhadap AS dan usaha untuk melepaskan diri dari pengaruh AS (Hidayat Mukmin, 1981: 138).

a. Nasionalisasi Ekonomi Selama hampir 60 tahun menjadi protektorrat AS, ekonomi Kuba praktis berada di bawah kontrol kepentingan AS melalui investasi perusahan-perusahan multinasionalnya. Kondisi ini dianggap Castro sebagai penyebab utama ketidakmandirian rakyat dan kebobrokan politik Kuba. Untuk mangatasi hal itu langkah yang dirasa perlu adalah menasionalkan ekonomi ke tangan Kuba sendiri, commit dari to user walau harus menanggung resiko tekanan AS.

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 43

Undang-Undang reformasi Agraria tanggal 17 Mei 1959 merupakan kebijakan pertama yang diambil Castro. Undang-Undang ini memuat ketentuan menasionalkan hampir 1/3 dari seluruh tanah pertaian Kuba dan tidak satu orang asing pun diijnkan memiliki tanah pertanian. Padahal sebagian besar tanah pertanian yang produktif banyak yang dikuasai oleh industriawan AS dan Eropa Barat. Reformasi ini di jalankan oleh INRA ( Instituto Nacional de Reforma Agraria) dan dikoordinir oleh Antonio Nunez Jimenez. Kehadiran INRA dan Jimenez yang komunis mendapat kecaman keras dari pihak AS yang mempunyai kepentingan ekonomi besar di Kuba. Suatu nota diplomatik yang ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri AS Christiant A. Herter tertanggal 12 Juni 1959 dikirim kepada Havana sebagai penolakan terhadap sikap penguasa revolusi Kuba (Cotayo, 1991: 14). Reaksi masyarakat AS pun tidak kalah keras terhadap tindakan Castro. Mereka menilai bahwa revolusi sosial dan reformasi agraria merupakan sumber kekacauan sosial. Di sisi lain mereka berkepentingan langsung dengan perdagangan gula Kuba, mendesak Kongres untuk mengambil tindakan tegas untuk menghukum Fidel Castro dan menghapus hukum tersebut (Cotayo, 1991: 16). Di dalam negeri Kuba, Castro tetap melakukan usaha untuk tetap menasionalkan industri dan ekonomi. Setelah Reformasi Agraria, Castro memutuskan untuk menasionalisasi perusahan minyak AS di Kuba seperti Texaco, Shell, dan Esso sebagai jawaban atas penolakan terhadap perusahanperusahan tersebut untuk menyuling minyak mentah dari Uni Sovyet. Tindakan Castro ini menyulut kemarahan presiden AS, Dwight D. Esienhower. Di depan Senat, Esienhower megajukan Rancangan Undang-Undang untuk memberikan sanksi terhadap pemasaran gula Kuba di AS. Didukung oleh partai Demokrat dan Republik, Esienhower memutuskan untuk memotong ekspor gula Kuba sebanyak 80% (Hidayat Mukmin, 1981: 137). Akhir tahun 1960, hubungan Kuba-AS semakin kritis karena Fidel Castro telah menasionalisasikan seluruh perusahan-perusahan komersil dan industri asing commit to telepon, user di Kuba, antara lain dalam bidang listrik, tekstil, tembakau, dan nikel.

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 44

Nasionalisasi perusahan yang dilakukan Fidel Castro tanpa diberlakukan ganti rugi sehingga AS mengalami kerugian sekitar US $ 1,5 billon. Sanksi ekonomi dari AS juga melibatkan negara-negara anggota OAS (Organitation of American State) yang didesak untuk tidak lagi melakukan perdagangan dengan Kuba. Namun bagi Kuba, tekanan ini dapat diatasi dengan ditandatanganinya perjanjian dagang antara Kuba-Uni Sovyet pada tanggal 13 Februari 1960 (Hidayat Mukmin, 1981: 138).

b. Persekutuan dengan Uni Sovyet Kekhawatiran AS akan kemungkinan adanya tetangga yang berbeda ideologi semakin mendekati kenyataan ketika pada tanggal 4-13 Februari 1960 Menteri Luar Negeri Uni Sovyet Anastas mikoyan mengunjungi Kuba. Kunjungan perdana ini membuat cerita penting dalam sejarah Kuba, yaitu ditandatangani perjanjian perdagangan dan pemberian bantuan antara Uni Sovyet dan Kuba. Walau perjanjian ini bukan determinan pengubah kepada sosialisme, namun menjadi titik balik ekonomi dan politik bagi revolusi Kuba (Aquita, 1984: 56). Hubungan diplomatik Kuba-Uni Sovyet secara resmi mulai berjalan pada tanggal 8 Mei 1960. Berbagai subsidi dari Uni Soyet untuk membantu terbentuknya Kuba komunis. Modernisasi militer Kuba dilakukan dengan mengirim perangkat militer modern kepada Kuba. Bahkan pada bulan Oktober 1962, pemerintah Uni Sovyet memutuskan untuk menempatkan dan membangun fasilitas untuk peluru kendali nuklir jarak jauh IRBM (Inter Range Ballistic Missiles) di Cienfugos, Kuba. Peristiwa yang dikenal sebagai ”krisis nuklir Kuba” ini memberikan pengaruh tersendiri bagi Kuba untuk melihat posisinya di dunia internasional, yaitu bahwa kedekatan hubungan Kuba dengan Uni Sovyet merupakan ancaman bagi keamanan AS. Oleh karena itu, Kuba selalu diawasi dan ditekan oleh AS, dan persekutuan dengan Uni Sovyet adalah satu-satunya jalan untuk menghadapi tekanan AS (Brener, 1988: 97). Ketegasan Castro terhadap ideologi komunis dinyatakan dalam suatu user 1 Desember 1961, ”saya adalah pidato yang sangat terkenal ”Maycommit Day” to tanggal

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 45

seorang Marxis-Leninis dan akan tetap bertahan hingga akhir hayat saya”. Bagi Castro, ajaran komunis khususnya Marxis-Leninis adalah senjata untuk melenyapkan kapitalisme dalam masyarakat Kuba. Apa yang selama ini terjadi dalam kehidupan sosial ekonomi Kuba adalah karena adanya perbedaan kelas, damana kelas atas (borjuis) menguasai dan mengeksploitasi kelas bawah (proletar). Oleh karena itu, perlu adanya masyarakat tanpa kelas dan perekonomian dijalankan secara kolektif dan produktif, tidak ada hak milik individu, yang ada adalah hak milik kolektif berdasarkan sistem kerja kolektif (Brener, 1988: 99). Untuk membuktikan peran aktifnya dalam mendukung penyebaran komunisme, Kuba menyediakan diri sebagai ”agen pembantu” kebijakan luar negeri Uni Sovyet di berbagai belahan dunia khususnya di negara-negara dunia ketiga. Selama tahun 1975-1976, Kuba telah mengirimkan sekitar 36.000 tentara untuk membantu gerakan kaum revolusioner di Angola, 12.000 pasukan di Ethiopia, juga mendukung kelompok Sandinista di Nikaragua, serta gerakan Marxis-Leninis di El Salvador. Sikap Castro ini menciptakan ketegangan bukan saja dengan AS, tetapi juga dengan negara-negara di Afrika dan Amerika Latin, sehingga beberapa diantara negara tersebut memutuskan hubungan dengan Kuba. Dua kebijakan yang diambil Fidel Castro dengan melakukan nasionalisasi ekonomi serta menggandeng Uni Sovyet merupakan suatu pukulan bagi AS yang sebelumnya menguasai Kuba dengan Amandemen Platt. Keadaan ini membuat AS terancam dengan pengaruh komunis Uni Sovyet, yang kemudian AS melakukan intervensi ke Kuba. Wilayah Kuba yang berada di perairan Karibia akan membuat AS mudah mengawasi negara – negara di wilayah Amerika Latin, dengan masuknya pengaruh komunisme ke Kuba akan membawa dampak bagi AS yang menjalankan Doktrin Monroe. Keadaan ini menjadi motivasi bagi AS untuk melakukan intervensi ke Kuba agar misi ”America for American” dapat tercapai (Mochammad Shoelhi, 2003:169).

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 46

B. Realisasi Intervensi AS ke Kuba 1. Kuba Pasca Revolusi Dua kebijakan utama Fidel Castro yaitu dengan menasionalisasi ekonomi dan persekutuan dengan Uni Sovyet merupakan ancaman serius bagi kepentingan dan keamanan AS di kawasan Karibia dan Amerika Latin. Oleh karena itu, AS memutuskan untuk menekan Kuba agar Fidel Castro mau mengubah haluan politik pemerintahan. Presiden AS John F. Kennedy adalah yang pertama kali memulai konfrontasi dengan Kuba, melalui operasi intelejen CIA di Bay Pig of Piasco, yang dirancang dengan merekrut 14.000 warga imigran Kuba untuk menyerang pemerintahan Fidel Castro dari wilayah tenggara Coastel, yang kemudian

disebut

dengan

invasi

Teluk

Babi

(www.panjimas.com/

agustus/leadership.htm, diunduh tanggal 28 Juli 2010). Invasi Teluk Babi merupakan sebuah rekayasa dari presiden Kennedy yang melalui CIA melatih pasukan gerilya yang sesuai rencana akan didaratkan di Kuba. pasukan ini terdiri dari orang-orang AS, serta para imigran Kuba yang melarikan diri ke AS setelah Fidel Castro berkuasa yang dilatih di Lousiana, Florida, dan Guatemala (Hidayat Mukmin, 1981: 138). Kennedy berkeyakinan ivasi ini akan mencapai sasaran maksimal karena dilakukan oleh pasukan yang terlatih. Selain itu keadaan pasukan pertahanan Fidel Castro juga belum kuat, hal ini disebabkan Castro baru dalam tahap konsolidasi dan rekonstruksi pemerintahan yang baru. Invasi ini

dilakukan dengan rencana operasi yang

dibuat tergesa-gesa dan kurang matang karena Presiden Kennedy terbawa emosi yang berakibat pada kegagalan yang dilakukan karena terlambat kedatangan pasukan. Pendaratan yanag dilakukan terlambat satu minggu. keadaan ini semaikin diperparah dengan kurang megenalnya medan peperangan. Wilayah Coastel yang berupa lembah-lembah menyulitkan pasukan AS untuk mendarat, sehingga pasukan tidak dapat mendarat bersama. Pendaratan pasukan ini dapat di hancurkan oleh tentara Castro yang telah siap menunggu kedatangan pasukan AS serta berhasil menawan 1200 pasukan (Kompas, 19 April 1961). Kegagalan invasi Teluk Babi tidak menyurutkan langkah AS untuk user menjatuhkan pemerintahan Fidelcommit Castro.toPresiden John F. Kennedy kemudian

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 47

mengeluarkan Dekrit No. 3447, tertanggal 3 Februari 1962, yang berisi ketentuan bahwa ” tidak satupun produk asli Kuba yang datang dari dan melalui Kuba boleh diimpor AS” (Cotayo, 1991: 28). Selain itu, AS juga mengancam akan mengenakan sanksi keras terhadap siapa saja yang berhubungan dengan Kuba. AS tidak segan sanksi politik, ekonomi, militer kepada negara yang dianggap tidak demokratis dan melakukan hubungan dengan Kuba. Selain jalur ekonomi, AS juga menggunakan jalur politik untuk menekan Fidel Castro, yaitu dengan mengajak negara-negara lain khususnya yang tergabung dalam anggota OAS (Organitaion of American States) untuk melakukan embargo regional terhadap Kuba dengan mengeluarkan Kuba dari OAS. Awal mulanya AS mengajak negara Amerika Latin secara individual memutuskan hubungan diplomatik dengan Kuba. Hal ini dipenuhi oleh negara kawasan Amerika Tengah, Karibia, dan Amerika Selatan. Atas prakarsa Venezuela diadakan pertemuan menteri luar negeri negaranegara OAS di Washington pada 21-26 Juli 1964. Pertemuan ini memutuskan agar negara-negara Amerika Latin memutuskan hubungan diplomatik, ekonomi, dan perdagangan terhadap Kuba. Keputusan ini diikuti oleh 15 negara Amerika Latin, kecuali Meksiko, Chili,Bolivia, dan Uruguay. Ketiga negara kecuali Meksiko juga melakukan pemutusan hubungan diplomatik, ekonomi, dan perdagangan dengan Kuba atas desakan dari AS. Dengan demikian Kuba semakin diisolasi karena sejak tahun 1961 Kuba telah diisolasi oleh AS sedangkan pada tahun 1964 Kuba juga diisolaisi oleh negara-negara Amerika Latin (Hidayat Mukmin, 1981: 140). Perkembangan situasi Kuba mancapai puncak ketegangan pada tahun 1962 setelah AS mengetahui bahwa Uni Sovyet memiliki pangkalan peluru kendali yang dapat dipergunakan untuk langsung menyerang AS. Dengan bantuan Uni Sovyet, Kuba membangun 11 pangkalan rudal balistik rahasia yang menghadap langsung ke AS. Peluru kendali itu dikirim dan ditempatkan dalam pertahanan Kuba. Hal ini memicu ketegangan antara AS dan Uni Sovyet karena ditengarai akan terjadi perang nuklir. Presiden Kennedy langsung memerintahkan Angkatan Laut dan Korps Marinir untuk memblokade Kuba dalam keadaan siap tempur. commit to blokade user Tentara Angkatan Laut AS melakukan perairan dengan membawa

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 48

persenjataan perang. Keadaan ini tidak membawa sampai perang terbuka, karena Uni Sovyet menarik semua pangkalan dan kembali dibawa ke Sovyet, denganh janji AS akan menarik misil-misil nuklir di Turki dan tidak akan pernah menyerang Kuba, sedangkan dari Uni Sovyet akan mengangkut senjata kembali ke Sovyet (Hidayat Mukmin, 1981: 140). Pada dekade 1970-1980 an, hubungan Kuba – AS digambarkan sebagai ”The Roller Coaster Decade” dimana terdapat banyak usaha untuk memulihkan keharmonisan antara kedua negara. Kebijakan detente antara AS dengan Uni Sovyet dan Cina juga mempengaruhi sikap AS terhadap Kuba. Salah satu upaya untuk mengurangi ketegangan antara Kuba – AS dilakukan oleh anggota Kongres AS. Para anggota Kongres AS melakukan upaya diplomasi untuk mengurangi ketegangan antara kedua negara. Hal ini terbukti pada tahun 1974, senator Claiborne Pell dari partai Demokrat, dan Jacob Javits dari partai Republik mengunjungi Kuba. Mereka melihat bahwa kebijakan AS terhadap Kuba pada dasarnya merugikan kepentingan bisnis AS sendiri. Politik isolasi AS terhadap Kuba merupakan langkah mundur dalam hubungan internasional AS di kawasan Amerika Latin, karena sejumlah negara di kawasan tersebut telah melakukan hubungan ekonomi dengan Kuba, bahkan mengajak OAS untuk merevisi embargo terhadap Kuba (Brener, 1988: 17). Walaupun pada dekade tersebut Kuba banyak melakukan infiltrasi militer ke beberapa negara Afrika dan Amerika Latin, namun langkah untuk menciptakan hubungan lebih baik tetap dilakukan. Beberapa perjanjian bilateral pada masa dicetuskan pada masa ini, seperti perjanjian anti pembajakan (1973), yang intinya mengatur perlindungan terhadap kapal-kapal yang berlayar melalui wilayah antar negara, dan perjanjian perikanan dan perbatasan maritim (1977), yang mengatur batas wilayah kelautan antar negara kawasan Amerika Latin. Pada tahun 1978 dan 1979, Castro mengijinkan para imigran Kuba di AS untuk mengunjungi keluarga mereka di Kuba, serta membebaskan 46 tahanan politik yang kemudian diijinkan untuk beremigrasi ke AS. Dari bidang ekonomi AS atas desakan negara-negara Amerika Latin mencabut embargo OAS, namun AS sendiri tetap melanjutkan commit embargo ekonominya (Brener, 1988: 21) to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 49

Semua kebijakan AS terhadap Kuba sangat dipengaruhi oleh mereka yang memegang kekuasaan. Bila di bawah pemerintahan Jimy Carter, hubungan ASKuba berada pada situasi yang lebih fleksibel, maka pada masa pemerintahan Ronald Reagan mengalami ketegangan yang serius. Reagan mulai melakukan tindakan menghapuskan hubungan-hubungan normalisasi. Pada tahun 1981, AS mengajukan kebijakan yang menentang ekspansi Uni Soviet melalui Kuba. Kebijakan ini dinamakan Caribbean Basin Initiative (CBI), yang intinya: 1) melanjutkan penentangan secara agresif terhadap ekspansionisme Soviet; 2) menganggap kemiskinan sebagai penyebab ketidakstabilan; 3) membentuk suatu program perdagangan terpilih dan bantuan ekonomi bagi pemerintah negara-negara karibia yang bersahabat dengan AS. AS tetap tidak akan berbicara dengan pemerintah

Kuba sampai mereka segala kegiatan intervensi di Amerika Latin dan menarik pasukan militer dari Afrika. Jika Havana menolak Washington tidak akan memberikan kebebasan termasuk blokade atau intervensi terhadap Kuba (Brener, 1988: 31). Bagi Reagan, Kuba menjadi ancaman untuk memperluas aksesnya di jalur laut Karibia yang disebut sebagai ”garis hidup ke dunia luar”. Untuk menekan Kuba, Reagan menjalankan memperketat embargo ekonomi seperti tahun 1962. Peringatan pertama yang dilakukanya adalah mengusir soerang diplomat Kuba di Washington karena diduga telah merencanakan suatu ekspor barang ke Kuba melalui negara dunia ketiga. Selain itu, untuk mencegah terjadi perdagangan antara Kuba dengan negara-negara non sosialis secara meluas, maka Reagan mengancam akan menyita semua impor barang yang berhubungan dengan Kuba. AS juga melarang masyarakat Uni Eropa untuk menegoisasikan kembali pinjaman kepada pemerintah Sosialis Kuba, dan untuk beberapa tahun hal ini dipatuhi oleh Eropa (Brener, 1988: 33). Tidak cukup dengan tindakan internasional, Reagan juga melakukan propaganda melalui sarana teknologi dengan membuat stasiun radio gelombang menengah yang dinamakan ”Radio Marti”. Radio ini digunakan untuk menyiarkan berbagai invasi Kuba di Afrika, manuver-manuver Castro yang komunis, dan commit to user yang terpenting adalah untuk menyampaikan propaganda AS tentang demokrasi

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 50

kapada rakyat Kuba. Bagi Castro, radio ini tidak lebih dari sekedar hadiah simbolik

dari

masyarakat

Kuba-AS

yang

anti

Castro

(www.wikipedia.org/reagan/propaganda, diunduh pada tanggal 29 Juli 2010). Kebijakan-kebijakan

Reagan

ini

kemudian

diperkatat

oleh

para

penerusnya, George Bush, yang pada tahun 1992 mengeluarkan kebijakan yang disebut CDA (Cuban Democracy Act), berisi ketentuan bahwa embargo akan ditinggalkan jika Kuba melaksanakan pemilu yang demokratis, menghormati hak asasi manusia, dan menjalankan suatu ekonomi pasar. Berbeda dengan Dekrit no. 3447, CDA lebih bersifat menekan dan memaksa sekutu AS untuk tidak melakukan aktivitas perdagangan dengan

Kuba. AS mengancam akan

mengenakan sanksi dagang kepada mereka yang megimpor barang yang mengandung material dari Kuba (Gonzales, 1988: 10). Pada masa pemerintahan Bill Clinton, AS mengeluarkan kebijakan Helms Burton Act (1995), yang berlanjut perlawanan AS terhadap agen-agen internasional yang memberikan bantuan dan pinjaman kepada Kuba. Kebijakan ini juga memberikan hak kepada presiden AS untuk memotong bantuan luar negeri kepada Rusia, jika Rusia memberikan bantuan ekonomi kepada Kuba. Selain itu, dimuat ketentuan bahwa AS akan mengenakan sanksi hukum kepada negara-negara dunia ketiga, perusahaan multinasional dan wakil-wakil bisnis mereka yang melanggar embargo ini (Gonzales, 1988:70). Dalam Bab 3 Helms Burton Act

tersebut, pemerintah AS akan

memberikan wewenang kepada warga AS untuk menuntut perusahaan asing yang melakukan hubungan dengan Kuba berkaitan dengan hak milik warga AS yang disita oleh pemerintah Kuba setelah revolusi Kuba tahun 1959. Namun karena adanya perlawanan yang keras dari negara-negara sahabat AS terutama Uni Eropa dan Kanada, maka Presiden Bill Clinton tidak pernah menerapkan ketentuan itu (Gonzales, 1988: 72). Tanggung jawab kepemimpinan AS selanjutnya dipegang oleh George Walker Bush yang menggantikan Bill Clinton pada tahun 2001. Mengenai hubungan AS-Kuba, Bush telah memutuskan untuk tetap mempertahankan commit to user bahkan meningkatkan tekanan-tekanan para pendahulu yang ingin menggulingkan

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 51

pemerintahan Fidel Castro dan mengganti dengan pemerintahan baru yang demokratis dan sesuai dengan kepemimpinan AS. Presiden George Walker Bush menegaskan bahwa normalisasi penuh hubungan dengan Kuba, pengakuan diplomatik, perdagangan terbuka, dan sebuah program bantuan yang sehat hanya akan mungkin terjadi jika Kuba memiliki sebuah pemerintahan baru yang demokratis berdasarkan hukum dan hak asasi rakyat Kuba terlindungi (www.kompas.com, diakses pada tanggal 2 Juli 2010). Bagi Bush, kebijakankebijakan Kuba ini hanya akan membuat kaya Fidel Castro dan kronni-kroninya, serta memperkuat kekuasaan dan kediktatoran mereka tanpa memperdulikan aspisasi dan nasib rakyat Kuba. Upaya penekanan terhadap Kuba oleh AS mulai tidak mendapat perhatian utama sejak AS memutuskan untuk lebih fokus terhadap masalah Timur Tengah, sampai saat berakhirnya kekuasaan Fidel Castro. Saat pemerintahan AS dibawah Barack Obama kegiatan diplomatik Kuba mulai diberlakukan kembali, tindakan yang paling mengejutkan adalah penutupan Camp tahanan AS di Guantanamo.

2. Sanksi Ekonomi Sanksi merupakan suatu tindakan hukuman di bidang dplomatik, ekonomi, atau miter melalui sistem keamanan kolektif yang dikenakan terhadap negara pelanggar hukum internasonal. Sistem keamanan PBB menyebutkan bahwa bila Dewan Keamanan menetapkan telah terjadi ancaman perdamaian, pelanggaran perdamaian, atau tindakan agresi maka Dewan Keamanan dapat meminta secara sukarela atau menjatuhkan sangsi mengikat terhadap negara pelanggar hukum. Piagam PBB merinci bahwa Dewan Keamanan dibantu oleh Komite Staf Militer dapat meminta negara anggota untuk melakukan tindakan yang bisa meliputi unjuk rasa, blokade, serta operasi militer dengan kekuatan darat, laut, dan udara. Sedangakan sanksi non militer mencakup penghentian secara penuh atau sebagian hubungan ekonomi dan jalur perhubungan darat, laut, udara, pos, telegraf, dan sarana komunikasi lain, dan pemutusan hubungan diplomatik (Plano dan Olton, 1990: 281). commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 52

Berdasarkan Uniting for Peace Recsolution 1950, Majelis Umum dapat memberi wewenang kepada negara anggota 2/3 suara untuk melakukan tindakan terhadap negara agresor, jika Dewan Keamanan tidak dapat melakukan indakan yang disebabkan adanya veto. Untuk memudahkan pelaksanaan sanksi, Piagam PBB pasal 43 mencantumkan bahwa negara anggota harus membuat ikatan khusus dengan Dewan Keamanan untuk meungkinkan tindakan persenjataan yang dilakukan dalam rangka memelihara keamanan dan perdamaian. Selain itu sanksi juga bisa diterapkan oleh organisasi regional seperti yang dilakukan oleh Uni Eropa terhadap Yugoslavia, atau juga bisa dilakukan secara unilateral oleh suatu negara terhadap negara lain, seperti embargo perdagangan yang diterapkan AS terhadap pemerintahan Fidel Castro di Kuba (Plano dan Olton, 1990: 282). Berakhirnya perang dingin dan runtuhnya kekuatan blok komunis, maka AS menjadi satu negara adidaya dan tidak lagi berhadapan dengan Uni Sovyet, melainkan berhadapan dengan negara-negara yang dikategorikan tidak dapat dikendalikan secara pennuh oleh AS. Pada intinya, AS akan menekan negaranegara yang dianggap merintangi upaya untuk menciptakan tatanan dunia dengan sistem uni polar dibawah kekuasaan AS. Salah satu negara tersebut adalah Kuba yang telah dianggap menganggu keberadaan AS secara geostrategis dan geopolitik di benua Amerika, khususnya untuk kawasan Amerika Latin dan Karibia. Untuk menghadapi negara-negara tersebut, AS tidak segan untuk menjatuhkan sanksi baik dibidang ekonomi, politik, maupun militer. Bakhan AS sering terkesan represif terhadap negara-negara lain terutama yang berkaitan dengan sanksi perdagangan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya negara yang terkena sanksi perdagangan oleh pemerintah AS melaui USTR (United States Trade

Representative)

dengan

klasifikasi

pelanggaran

yang

berbeda-

beda.(www.Republika.co.id, diunduh tanggal 28 Juli 2010). USTR adalah lembaga pemerintah dibawah Executive Office of the President, yang ditugasi presiden untuk melakukan investigasi terhadap negaranegara mitra dagang AS yang dianggap melakukan pelanggaran. USTR setiap tahun sejak tahun 1985 melakukan review dengan membuat National Trade commit to user Estimate on Foreign Trade Barriers (NTE). Laporan ini kemudian disampaikan

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 53

kepada presiden, Finance Committe of the Senate, dan Approciate Committe of the House (DPR). Langkah ini bertujuan menginventarisasi semua hambatan yang dianggap sesuai dengan national agrrement. Informasi yang sampai ke tangan USTR didapat dari berbagai lembaga pemrintah AS, terutama dari perwakilan di luar

negeri,

serta

laporan

dan

petisi-petisi

dari

swasta

yang

berkepentingan.(www.Republika.co.id, diunduh tanggal 28 Juli 2010). Dalam hubungan dengan Kuba, AS telah melakukan sanksi ekonomi berupa embargo perdagangan sejak tahun 1961. Mulai 1961, AS memberlakukan pembatasan kuota impor gula Kuba hingga mencapai 7.000.000 ton per tahun yang menyebabkan Kuba semakin condong kepada Uni Sovyet. Uni Sovyet membantu perekonomian Kuba sebesar US $ 1,5 juta setiap hari. Pada tahun 1960 Kuba dihadapkan pada awal pemutusan huungan Kuba-AS sebagai tindak lanjut dari kebijakan Castro melakukan nasonalisasi aset. Pada tahun 1970 perekeonomian Kuba mengalami penurunan akibat gagal panen tebu sebesar 10.000.000 ton ditambah dengan semakin kuatnya blokade ekonomi AS. Keadaan perekonomian Kuba pada dekade 1980 dihadapkan pada tantangan besar dari tekanan embargo AS, sehingga kondisi perekonomian menunjukan stagnasi. Keadaan embargo perdagangan tetap dilakukan AS sampai mencapai klimaks pada tahun 1990 ketika terjadi perang dingin yang berakhir dengan runtuhnya komunisme Uni Sovyet yang membuat Kuba harus mulai melakukan alternatif untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri Kuba. Pada tahun 2000 embargo perdagangan AS tetap dilanjutkan dibawah kendali Goerge W. Bush (Hidayat Mukmin, 1981: 142). Kebijakan AS yang masih mempertahankan embargo perdagangan mendapat kecaman dari mantan Presiden AS Jimmy Carter untuk mencabut embargo perdagangan AS terhadap Kuba. AS ekan mencabut embargo perdagangan jika Kuba mengubah sistem politik dan pemerintahan dengan menjalankan suatu pemerintahan yang demokratis, berdasarkan hukum, dan menghormati HAM. Bagi AS kebijakan Kuba saat ini hanya akan memperkaya Fidel Castro serta para kroni semata, serta memperkuat kekuasaan dan commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 54

kediktatoran tanpa memperdulikan nasib dan aspirasi rakyat Kuba (Brener, 1988: 53). AS kemudian melakukan kebijakan baru pada masa George W. Bush untuk memperketat sanksi ekonomi terhadap Kuba, yaitu dengan adanya larangan perdagangan, kunjungan, pertukaran ilmu pengetahuan dan kebudayaan, serta pembatasan pengiriman uang kontan dan parcel dari imigran Kuba di AS kepada keluarga di Kuba.

a. Larangan Perdagangan Hubungan perdagangan Kuba – AS sudah berakhir sejak embargo ekonomi telah dilakukan pada tahun 1962. Larangan perdagangan AS ini bertujuan untuk melemahkan dan mengakhiri kekuasaan Fidel Castro di Kuba yang membuat kebijakan revolusioner dengan menasionalisasi perusahaanperusahaan AS di Kuba dan menjadi sekutu Uni Sovyet dengan menganut paham sosialisme-komunisme. Larangan hubungan perdagangan AS dengan Kuba mulai dilakukan pada saat pembatasan kuota impor gula Kuba oleh AS 1960 sebagai balasan bagi gerakan Castro. Pembatasan kuota impor gula kemudian membawa Uni Sovyet mendekat ke Kuba dengan menyanggupi membeli gula Kuba, sehingga membuat Kuba masih melakukan program nasionalisasi perusahaan AS. Keadaan yang demikian membuat AS menjadi geram, kemudian AS mengumumkan embargo setiap bahan ke Kuba kecuali beberapa bahan makanan dan obat – obatan sejak 19 Oktober 1960. Tindakan AS itu dibalas oleh Castro dengan menasionalisasi perusahaan AS tanpa ganti rugi yang menyebabkan AS mengalami kerugian hingga mencapai US $ 1,5 billion (Hidayat Mukmin, 1981: 138). Sebelum tahun 1961, AS mengimpor 3,3 juta ton gula dari Kuba lebih dari 1/3 konsumsi dalam negeri AS setiap tahun. Selain itu juga AS juga mengimpor tembakau 30,5 juta pounds dan cerutu 23,5 juta batang setiap tahun. Sebaliknya Kuba mengimpor dari AS melalui Florida barang-barang kebutuhan sehari-hari sebesar US $ 500 juta. Peranan ini kemudian diganti oleh Uni Sovyet ketika AS user Uni Sovyet merupakan negara melakukan embargo ekonomi kecommit Kuba. toWalau

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 55

penghasil gula terbesar ke-2, namun tetap mengimpor gula dari Kuba untuk kemudian disalurkan ke kawasan Eropa Timur. Dari Uni Sovyet diimpor bahan baku minyak bumi dan barang – barang keperluan industri (Hidayat Mukmin, 1981: 142). Sejak diberlakukan embargo ekonomi AS, Kuba harus mencari upaya alternatif untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri di samping bantuan dari Uni Sovyet. Cara yang dilakukan adalah perluasan pemasaran hasil produksi Kuba dan diverifikasi dalam perdagangan yang dilakukan oleh Uni Sovyet. Perluasan daerah pemasaran hingga mencakup Eropa Barat dan Jepang. Dalam tahun 1973 ditengah adnaya perlakuan embargo AS, Kuba masih sanggup mengekspor US $ 1.302 juta barang, dan mengimpor seharga US $ 1.497 juta. Sejak tahun 1974 mulai ditembuslah blokade ekonomi terhadap Kuba (Hidayat Mukmin, 1981: 142). Di awal tahun 1970-an, ekonomi Kuba diperhadapkan dengan semakin kuatnya blokade Amerika Serikat dan gagalnya panen tebu sebesar 10 juta ton. Kondisi ini mengharuskan Kuba untuk menjalin kerjasama dengan Uni Soviet, dan ikut serta dalam COMECON (blok ekonomi negara-negara Eropa Timur) pada tahun 1972. COMECON adalah kontributor vital bagi Kuba lewat investasi dan bantuan- bantuan material sementara, juga teknologi untuk pembangunan secara umum maupun pada proyek-poyek yang penting. Integrasi ekonomi menghasilkan pasar yang stabil dan spesialisasi produksi. Sebanyak 85% perdagangan Kuba—81% ekspor dan 88% impor--adalah dengan COMECON. Sebanyak 95% persen minyak Kuba diimpor dari Uni Soviet. Pasar utama gula dan buah sitrus Kuba, adalah Uni Soviet dan negeri-negeri Eropa Timur. Hubugan perdagangan didasarkan kepada pemberian prioritas kepada Kuba dengan pertimbangan negeri yang masih sedikit terbangun. Hubungan di bawah ini COMECON

mendukung

hubungan

yang

relatif

stabil

dan

sanling

menguntungkan. Dari tahun 1971 hingga tahun 1989, ekonomi tumbuh rata-rata 6 persen setiap tahunnya. Pertumbuhan rata-rata negeri Amerika Latin pada periode tersebut adalah 3,6%. Dalam rentang waktu 1980-an, Kuba memiliki tingkat kualitas pembangunan yang lebih tinggi dibanding negeri manapun di Karibia. commit to userdengan keseluruhan negeri yang Sebenarnya, dalam periode ini dibandingkan

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 56

terdapat di regional, penampilan ekonomi Kuba adalah sebuah negeri yang sehat dan stabil. Bertentangan dengan hubungan ekonomi negeri berkembang lainnya dengan Barat, hubungan ekonomi Kuba dengan COMECON dapat memperoleh kontrol yang makin penting terhadap pembangunan ekonomi dan otonomi yang lebih efektif. Jadi, apa saja yang mungkin menjadi motiv intrinsik Uni Soviet, struktur dan cara bantuan yang diberikan di dalam Kasus Kuba lebih banyak membantu daripada menghambat jalannya revololusi. Maka, jika Kuba menjadi terngantung kepada Uni Soviet, hubungan ini secara kualitas berbeda dengan hubungan negeri-negeri berkembang lainnya khususnya di Amerika Latin dan Karibia yang melakukan hubungan dengan Barat ( Isaac Saney,2003: 47). Secara rinci pertumbuhan ekonomi Kuba dari tahun 1962 sampai 1980 tampak pada tabel 1 di bawah : Tabel 1. Pertumbuhan ekonomi Kuba tahun 1962-1980 No Tahun GMP (Juta Pesso) GSP (Juta Pesso) 1 1962 6.082,1 3.698,2 2 1963 6.013,2 3.736,7 3 1964 6.454,5 4.078,4 4 1965 6.770,9 4.137,5 5 1966 6.709,3 3.985,5 6 1967 7.221,6 4.081,0 7 1968 7.330,9 4.352,6 8 1969 7.236,1 4.180,6 9 1970 8.335,6 4.203,9 10 1971 8.936,4 4.818,2 11 1972 10.349,2 6.026,9 12 1973 11.910,3 6.710,4 13 1974 13.423,5 7.414,1 14 1975 15.779,3 8.886,3 15 1976 15.860,5 8.881,8 16 1977 16.510,8 9.246,0 17 1978 18.062,8 10.115,2 18 1979 18.830,5 10.545,1 19 1980 19.395,4 10.61,4 Sumber : Hugh Thomas, 1992: 26-27

commit to user

Prosentase Rata-rata 1,0 % 9,0 % 1,5 % -3,7 % 2,4 % 6,7 % -4,0 % 0,6 % 14,6 % 25,1 % 11,3 % 10,5 % 19,8 % -0,1 % 4,1 % 9,4 % 4,3 % 3,0 %

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 57

Pada periode 1980-1990 kondisi ekonomi Kuba semakin mencapai klimaks kehancuran. Hal ini ditandai dengan faktor runtuhnya Uni Sovyet sebagai penopang sektor perekonomian Kuba. Keadaan ini membawa akibat yaitu hancurnya fondasi perekonomian Kuba seiring dengan pelaksanaan embargo yang tetap dilakukan AS. Tantangan bagi Kuba sebagai implikasi runtuhnya Uni Sovyet sebagai sandaran ekonomi adalah bagimana upaya Kuba untuk bertahan dibalik belenggu embargo AS sambil tetap menjaga prinsip revolusi (Isac Saney, 2003: 49). Pada periode tahun 2000 larangan perdaganga AS terhadap Kuba semakin ditingkatkan dengan dikeluarkan kebijakan baru terhadap Kuba, yaitu : 1) Larangan ekspor – impor dari dan menuju Kuba Larangan ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari embargo ekonomi yang ditetapkan oleh John F. Kennedy, yaitu larangan untuk mengekspor barang – barang buatan AS ke Kuba, serta larangn mengimpor barang – barang dari Kuba baik yang merupakan produk asli Kuba maupun yang datang dari dan melalui Kuba. Namun sejak tanggal 1 Juli 2000 pemerintah AS menyetujui Rancangan Undang – Undang proposal pelonggaran embargo AS mengenai penjualan makanan dan obat – obatan ke Kuba. Dengan demikian, pemerintah AS akan melakukan ekspor – impor makanan dan obat – obatan ke Kuba dengan batasan tertentu, yaitu dana untuk penjualan makanan dan obat - obatan tersebut tidak boleh menggunakan pinjaman dari bank swasta atau bank pemerintah AS. Kuba harus membayar secara tunai atau meminta pinjaman dari negara ketiga. 2) Larangan terhadap kapal asing yang berlabuh di Kuba untuk tidak berlabuh di AS selama 6 bulan. Kebijakan ini bertujuan untuk menekan negara-negara lain agar tidak berdagang dengan Kuba, karena apabila kapal mereka berlabuh di Kuba, maka untuk 6 bulan kedepan kapal tersebut tidak boleh berlabuh di AS. Hal ini akan menjadi kerugian bagi pemilik kapal karena tidak dapat mengangkut atau mengirim barang ke pasar AS. commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 58

3) Larangan transaksi komersial antara cabang- cabang atau anak perusahaan AS diluar negeri dengan Kuba. Kebijakan ini bertujuan untuk menghadapi perusahaan-perusahaan multinasional AS yang berani melakukan trasaksi perdagangan dengan Kuba melalui anak perusahaan diluar negeri. 4) Larangan pemberian merk dagang oleh perusahaan Kuba melaui hasil nasionalisasi Fidel Castro tanpa ijin dari pemilik asli sebelum dinasionalisasi. Kebijakan ini diambil menyusul sengketa yang terjadi selama tahun 2001, yaitu European Comission (EC) menginformasikan bahwa Dewan Arbitrase WTO (World Trade Organitation) membatalkan keputusan pengadilan AS berupa Appropriation Act tahun 1998 dan mengharuskan pemerintah Washington memberikan peluang penaftaran merk dagang rum Havana Club di AS (www.cs.indiana.edu/gasser/PFC/cuba-forum204.ppt, diunduh tanggal 28 Juli 2010). Keadaan

demikian

membuat

Kuba

semakin

tertinggal

dalam

pembangunan. Selain itu hutang negara Kuba mngalami peningkatan akibat biaya impor yang terlalu jauh. Jumlah devisa negara Kuba juga mengalami penurunan yang signifikan akibat diberlakukanya larangan perdagangan.

b. Larangan Kunjungan Kebijakan pemerintah AS untuk melarang warga AS berkunjung ke Kuba bertujuan untuk mengurangi pendapatan nasional Kuba dari sektor pariwisata yang merupakan salah satu sumber utama penghasilan Kuba. Pemerintah AS menyadari bahwa kunjungan turis AS dan warga keturunan ke Kuba akan mendatangkan banyak pemasukan bagi Kuba. Dengan adanya larangan bagi warga AS berkunjung ke Kuba, pemerintah AS berharap dapat menghancurkan bisnis pariwisata Kuba. Kebijakan-kebijakan yang dilakukan pemerintah AS antara lain: 1) larangan kunjungan warga AS ke Kuba, termasuk bagi programprogram pendidikan dan perjalanan yang berhubungan dengan Kuba; 2) pemerintah AS akan menangkap dan menghukum bagi warga yang melanggar commitbagi to user peraturan larangan kunjungan termasuk agen-agen perjalanan; 3) penolakan

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 59

AS untuk memberikan visa pelajar, seniman, musisi, dan pejabat Kuba yang ingin berkunjung ke Kuba; 4) pembatasan kunjungan warga keturunan Kuba ke keluarga di Kuba (www.cs.indiana.edu/gasser/PFC/cuba-forum204.ppt, diakses tanggal 28 Juli 2010).

c. Pembatasan pengiriman Uang Kontan dan Parcel dari Imigran Kuba di AS ke Kuba. Pembatasan pengiriman uang kontan dan parcel dari imigran Kuba di AS mulai dilakukan pada periode tahun 2000. Langkah ini dilakukan untuk menekan dan menghancurkan perekonomian Kuba. Hal ini menjadi suatu pukulan bagi Kuba karena selama ini pengiriman uang kontan dari imigran Kuba di AS merupakan salah satu sumber utama penghasilan Kuba. Menurut AS, sebelum Castro lengser atau meninggal bersama dengan ideologinya yang sudah ketinggalan jaman, baik itu karena mati dengan alami atau lengser karena tuntutan keadilan, maka tidak akan ada uang yang mengalir dari AS ke Kuba (www.cs.indiana.edu/gasser/PFC/cuba-forum204.ppt, diakses tanggal 28 Juli 2010) Sedangkan pembatasan pengiriman parcel ditetapkan, karena selama ini pengiriman parcel justru akan mengurangi tekanan AS pada pemerintah Kuba. Pengiriman pacel ini juga akan memberikan kebutuhan dasar terhadap penduduk Kuba, sehingga memungkinkan Kuba mencurahkan lebih banyak sumber untuk memperkuat

perangkat

represifnya

(www.cs.indiana.edu/gasser/PFC/cuba-

forum204.ppt, diunduh tanggal 28 Juli 2010)

C. Implikasi terhadap pemerintahan Fidel Castro. 1. Dampak Embargo Ekonomi AS terhadap Kuba Dalam bidang ekonomi, Fidel Castro menerapkan sistem ekonomi sentralisatis yang dikendalikan oleh pemerintah pusat. Dalam sistem ini tidak ada sistem pasar dan pengusaha. Sumber utama pendapatan Kuba melalui sektor gula, pariwisata, dan dari imigran Kuba di AS baik yang berkunjung ke Kuba atau commit to user Pemerintah Kuba juga gencar mengirim uang kepada keluarga di Kuba.

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 60

meningkatkan pemasukan devisa dari bidang medis, farmasi, dan bioteknologi dengan cara meningkatkan promosi dan penjualan produk dan jasa, serta kerjasama dibidang tersebut dengan negara–negara lain. dari bidang medis Kuba mulai mengirimkan dokter dan tenaga perawat ke negara – negara kawasan Amerika Latin, dalam bidang farmasi Kuba membuat obat-obatan kemudian memasarkan baik dalam lingkup dalam negeri maupun Luar negeri. dalam bidang bioteknologi Kuba mulai bekerjasama dengan negara lain untuk mendapatkan suatu

teknologi

yang

lebih

maju.

(www.cs.indiana.edu/gasser/PFC/cuba-

forum204.ppt, diunduh tanggal 28 Juli 2010). Meski kinerja ekonomi relatif lebih baik dibanding dengan Chili, Meksiko, dan Kosta Rica, Kuba banyak mengalami masalah ekonomi terutama disebabkan oleh embargo ekonomi AS yang telah berlangsung selama lebih dari 40 tahun. Pemerintah Kuba mengecam AS yang selalu mengabaikan keinginan masyarakat internasional agar mencabut embargo ekonomi terhadap Kuba. Pemerintah AS bahkan selalu meningkatkan tekanan terhadap Kuba dengan menerapkan Cuban Democracy Act pada tahun1992, kemudian Helms Burton Act pada tahun 1996 serta masih ditambah dengan kebijakan agresif dari George W. Bush yang berkuasa sejak tahun 2001 (www.cs.indiana.edu/gasser/PFC/cuba-forum204.ppt, diunduh tanggal 28 Juli 2010). Menurut pemerintah Kuba, blokade ekonomi dan perdagangn AS telah menyebabkan ketertinggalan pembangunan dalam negeri selama 15 tahun, yang nilainya setara dengan 4 kali GDP Kuba, dan 1,5 kali jumlah hutang luar negeri Kuba pada tahun 2000. Pemerintah Kuba harus membayar lebih dari 38 juta dollar AS untuk membeli bahan makanan dari Asia san Eropa, yang seharusnya lebih murah jika dibeli dari benua Amerika. Selain iru setiap tahun biaya impor makanan mencapai 50 juta dollar AS, dengan kerugian sektor industri gula sebesar 155 juta dollar AS (lihat lampiran 2). Larangan penjualan cerutu dan produk tembakau Kuba ke AS, mengakibatkan Kuba menderita kerugian yang cukup merugikan Kuba. Kemudian larangan wisatawan AS ke Kuba menyebabkan Kuba menderita penurunan devisa to user laut, Kuba mengalami kerugian melalui sektor pariwisata. Dalam commit sektor pelayaran

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 61

dalam melakukan ekspor, karena harus membayar biaya tambahan untuk pengangkutan barang. Pembekuan uang simpanan Pemerintah Kuba di bank AS dari perusahaan telepon, menyebabkan kerugian yang besar per tahun. Kemudian pembatasan kunjungan dan pengiriman uang kontan dari imigran Kuba di AS kepada keluarga di Kuba menyebabkan Kuba kehilangan salah satu sumber utama penghasilan dari biaya jasa pengiriman(www.republika.co.id, diunduh tanggal 29 Juli 2010). Secara rinci kerugian rata – rata pendapatan Kuba per tahun dapat dilihat pada tabel di bawah : tabel 2. Daftar rata-rata kerugian perekonomian Kuba per tahun No

Sektor

Jumlah

1

Perdagangan Tembakau

69,7 juta dollas AS

2

Pariwisata

900 juta dollar AS

3

Pelayaran

12 juta dollar AS

4

Pembekuan uang

137 juta dollar AS

5

Pembatasan Pengiriman Uang Kontan

1,2 milyar dollar AS

sumber : www.cs.indiana.edu/gasser/PFC/cuba-forum204.ppt Dampak embargo ekonomi AS, juga dapat dilihat dalam kehidupan seharihari rakyat Kuba, diantaranya kurangnya angkutan umum yang dapat disediakan oleh pemerintah karena pemerintah berada dalam tagihan utang yang sangat besar sebagai akibat embargo ekonomi AS. sejak diberlakukanya embargo sektor perekonomian menurn tajam, selama lebih dari 15 tahun Kuba kehilangan 181 milyar dollar AS. Hal ini berdampak pada keadaan produksi alam negeri yang menurun hampir 6% per tahun. Akibatnya setiap hari banyak orang-orang yang hendak berangkat dan pulang dari sekolah atau kerja akan beerdiri dipinggir jalan untuk mendapatkan tumpangan dari kendaraan yang lewat. Sedangkan warga yang tidak mau merepotkan oran lain, memilih menggunakan sepeda sebagai alat transportasi (www.republika.co.id, diunduh tanggal 29 Juli 2010). Gaji pegawai negeri dan BUMN sangat kecil, yang tidak lebih dari 2/3 dari hasil pendapatan tiap bulan yaitu 498 peso. Hal ini membuat dokter, guru, dan commit to user profesional lain harus mencari penghasilan tambahan menjadi sopir, pemandu

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 62

wisata, menyewakan kamar yang tersisa, atau terlibat dalam bisnis atau terlibat dalam bisnis prostitusi. Sedangkan pegawai perusahaan asing, kedutaan besar, dan perusahaan swasta yang bergaji dollar tidak bisa menerima gajinya karena mereka dibayar melalui badan pemerintah urusan konversi gaji dari dollar ke pesso (www.republika.co.id, diunduh tanggal 29 Juli 2010). Embargo ekonomi AS, juga membuat kegiatan perdagangan makin kompleks dan berbiaya tinggi. Produsen peralatan medis tidak bisa memasukan produk ke Kuba, apabila mengandung komponen asal AS. Selain itu, Kuba juga terisolasidari pasar modal internasional, karena dikeluarkan dari IMF dan badanbadan pemberi kredit lain (www.republika.co.id, diunduh tanggal 29 Juli 2010). Dengan segala kesulitan ekonomi tersebut, Fidel Castro masih tetap berkuasa dan tetap menjalankan sistem pemerintahan sosialisme-komunisme, serta menolak kemauan AS yang menginginkan adanya demokrasi, kebebasan, dan sistem pasar bebas di Kuba. Bahkan, saat Fidel Castro menyerahkan tahta pemerintahan kepada sang adik Raul Castro, Raul Castro tetap menjalankan pemerintahan seperti yang dilakukan oleh Fidel Castro.

2. Kebijakan Fidel Castro dalam Menghadapi Embargo Ekonomi AS a. Pembangunan Ekonomi Pada dekade awal setelah 1959, pembangunan ekonomi Kuba didominasi dengan kebijakan reformasi agrarian. Kebijakan yang pertama kali dilakukan pada tahun 1962, yang mengalihkan status 40% tanah pribadi menjadi milik negara, Tambahan, 40% tanah telah didistribusikan kepada produser-produser (petani skala kecil) desa skala kecil mencakup 120.000 petani dan menyisakan 20% untuk pemilik tanah yang berukuran menengah dan luas. Distribusi tanah ini membuka lapangan kerja yang begitu luas bagi para petani yang selama beberapa abad tidak berhak atas tanah mereka sendiri (Hidayat Mukmin, 1981: 136). Sektor industri dan perbankan utama dinasionalisasi. Sistem partisipasi buruh yang demokratis diperkenalkan dan didasarkan pada sistem pemilihan delegasi tempat bekerja. Selamacommit tahunto1960-an, ekonomi Kuba menerapkan user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 63

sistem penganggaran keuangan yang dipegang oleh Che Guevara yang saat itu menjabat sebagai Kepala Perbankan dan Menteri Perindustrian. Sistem tersebut menekankan pada insentif moral dan materil, kerja sukarela dan upaya untuk meningkatkan kesadaran buruh. Meskipun kerjasama ekonomi secara umum menguntungkan bagi perekonomian Kuba, hal tersebut telah menciptakan distorsi dalam struktur ekonomi. Pada tahun 1970-an dan di awal tahun 1980-an, Kuba memperkuat pembangunan ekonomi dan memperkenalkan organisasi-organisasi kekuatan rakyat, yang bertujuan untuk mendemokratiskan pengambilan kebijakan. Pada pertengahan tahun 1980-an, situasi ekonomi politik mulai memperlihatkan tantangan-tantangan besar bagi revolusi Kuba. Kondisi perekonomian mulai memperlihatkan tanda-tanda akan terjadinya stagnasi dan meningkatnya praktekpraktek birokrasi. Pada tahun 1980 Kuba menitik beratkan pada tindakan-tindakan politik daripada melakukan konsolidasi bidang sosial ekonomi. Kuba mengalami penurunan kehidupan ekonomi perdagangan akibat dari blokade AS serta keadaan intern dalam negeri yang membuat para penduduk Kuba berupaya ke luar negeri untuk mencari penghidupan. Hal ini semain diperparah dengan penurunan produksi tebu dan gula. Berakhirnya Perang Dingin di akhir tahun 1980-an dan hancurnya Uni Soviet serta negara-negara Eropa Timur yang merupakan aliansi ketat Kuba kemudian membawa perubahan yang sangat drastis bagi negara sosialis tersebut. Kuba dengan segera melakukan perbaikan ekonomi yang mengalami stagnasi akibat 70 % impor negara tersebut berasal dari wilayah Eropa Timur praktis terhenti. Berhentinya proses dagang dengan Uni Soviet secara tibatiba mengakibatkan penurunan pemasukan nasional sebesar 55% dari tahun 19891992 (Issac Saney, 2003: 36). Kondisi sosial ekonomi yang tidak menentu tersebut semakin diperparah dengan pengetatan embargo oleh AS. Bahkan pada tahun 1992, AS semakin mengintensifkan tekanan ekonominya, yang paling menonjol yaitu dengan dikeluarkannya Cuba Democracy Act pada tahun 1992 dan Cuban Liberty and Democratic Solidarity (Libertad) Act pada tahun 1996. Legislasi ini merupakan commit user merupakan sebuah coup de grace, yang to melemaskan Kuba dari sumber-sumber

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 64

kapital, peluang komersial dan hubungan dagang yang tersisa (diperkirakan, akibat blokade ekonomi, Kuba harus membayar lebih $60 milyar AS). Sebuah studi yang dilakukan menyatakan jika dilakukan pelonggaran terhadap blokade ekonomi yang ketat akan menambah secara signifikan kemampuan impor Kuba, dan pendapatan nasional akan bertambah seperempatnya (Gonzales, 1988: 72). Krisis ekonomi yang semakin parah saat itu, memaksa pemerintah Kuba untuk mengimplementasikan program pembenahan di segala bidang. Pada masa ini pemerintah mengumukan “ A Special Period In The Time Of Peace” (Periode Khusus Dalam Masa Damai) yang dasarnya meletakkan negara pada sikap penghematan ekonomi masa perang. Pada periode ini, Kuba harus melakukan pengurangan produksi dan melakukan reformasi untuk mendapatkan kembali keseimbangan makro ekonomi dan dengan demikian dimulailah pembenahan tanpa mereduksi kemajuan- kemajuan sosial yang telah didapatkan sebelumnya. Salah satu faktor utama dalam hal peningkatan kualitas hidup rakyat Kuba adalah fakta bahwa sumber-sumber ekonomi tidak dikuasai oleh minoritas kecil yang memiliki modal seperti di kebanyakan negara. Di negara-negara kapitalis, seluruh proses produksi berada dalam kerangka proses akumulasi para kapitalis. Logikanya bahwa selama proses tersebut dapat menciptakan keuntungan, maka kepuasan rakyat kemudian tidak menjadi arah proses pembangunan bahkan yang terjadi justru proses tersebut berakibat pada rusaknya alam dan masyarakat. Di Kuba, keputusan tentang alokasi investasi atau pengadaan lapangan pekerjaan tidak hanya ditentukan oleh para pemilik modal. Itulah mengapa saat ini ketika hampir semua negara melakukan pemotongan subsidi terhadap pendidikan, kesehatan, jaminan sosial, Kuba justru menyediakan dan disediakan secara gratis buat rakyat. Pokok yang menjadi awal pembenahan dan peningkatan ekonomi dalam masa pembenahan adalah menjalankan tindakan-tindakan yang bertujuan secara internal mereorganisasi ekonomi dan memasukkan Kuba ke dalam ekonomi dunia. Tindakan- tindakan ini yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan efisiensi, utamanya dirancang untuk melindungi dan menjaga pencapaiancommitditodalam user Pasal 8 dan Bab VI Konsititusi pencapaian sosial dan revolusi--tertulis

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 65

Kuba sebagai hak mendasar dari rakyat Kuba, terutama pekerjaan, perawatan kesehatan, pendidikan, dan program-program jaminan sosial. Pemerintah Kuba berupaya membuka lapangan pekerjaan sebagai langkah untuk mensejahterakan rakyat. dalam hal perawatan dan pendidikan dalam konsitusi Kuba, pemerintah Kuba akan berupaya menyelenggarakan jasa pelayanan kesehatan dan pendidikan secara gratis bagi penduduk Kuba. Dalam hal jaminan sosial Kuba mengambil langkah dengan cara menyediakan pangan yang cukup bagi seluruh rakyat Kuba. Sebagai konsekuensi hak -hak ini, Kuba lebih baik dalam beberapa indikator jika dibandingkan dengan negeri yang telah mengembangkan terindustrialisasi. Lebih jauh dari itu, walaupun ekonomi menurun dengan tajam pada awal tahun 1990-an, tidak ada kebijakan-kebijakan pasar yang signifikan. Pemerintahan Kuba menolak, untuk mengopy model-model deregulasi, kontraksi negara, privatisasi dan pengurangan program-program sosial dan mengadobsi praktek- praktek neoliberal yang dijalankan oleh negeri-negeri Eropa Timur, Amerika Latin dan banyak negeri di belakan dunia ini. Negeri ini menolak untuk mengikuti apa yang disebut dengan "transisi" yang dibela-bela oleh pendukung pasar bebas dan menerapkannya tanpa ampun kepada negeri-negeri blok sosialis sebelumnya ( Jorquera, 2000: 22) Kuba menghadapi yang tidak bisa dihindarkan dengan memasukkan dirinya kembali ke dalam ekonomi kapitalis. Negeri ini mengatur untuk beroperasi kedalam sistem ekonomi internasional yang berbasiskan pada prinsip-prinsip dan praktek yang berbeda -setelah selama tiga puluh lima tahun terintegarasi secara struktur kedalam COMECON yang sebelumnya diandalkan dan menjadi basis pembangungan ekonomi. Keharusan untuk menentukan kembali arah strategi pembangunan dan sejumlah tindakan ekonomi yang implementasinya untuk mengaktifkan kembali ekonomi dintaranya melalui (Issac Saney, 2003:100-103) : 1) Rasionalisasi produksi yang bertujuan untuk lebih mengefisienkan penggunaan sumber-sumber yang ada Ini sering berarti adalah penggunaan teknologi lama dan manual, (misalnya commit to user Subsidi negara dikurangi 70% menggunakan kembali sapi untuk membajak).

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 66

bersamaan dengan pengurangan belanja negara secara umum. Kebijakan ini disertai dengan penguatan rejim substitusi impor yang telah ada. 2) Pendirian pekerjaan mandiri dan perusahaan-perusahaan kecil Pada tahun 1993 dikeluarkan undang-undang yang mengesahkan pendirian usaha-usaha mandiri terhadap ratusan pekerjaan, sebagian besar usaha yang berorientasi kepada jasa, seperti restoran, toko-toko perbaikan sepeda, lemari pendingin, dan televisi. Ukuran dari usaha mandiri ini bervariasi dari tahun ke tahun. Bagaimanapun, seiring dengan pertumbuhan ekonomi, jenis usaha mandiri ini berkurang: dari jumlah yang cukup tinggi pada tahun 1996, 205.000 menjadi 160.000 pada tahun 1998. 3) Legislasi kepemilikan mata uang luar negeri, khsususnya dollar AS, agar menambah pasokan domestik dan dapat menstabilkan dan menaikkan nilai peso. Ditengah-tengah krisis, bersamaan dengan produksi dan distribusi yang menurun dengan tajam, ekonomi bawah tanah berkembang. Uang yang digunakan adalah dollar AS, yang hanya bisa diperoleh di pasar gelap dengan nilai 150 peso per dollar AS pada tahun 1993. Pengaruhnya sangat menghancurkan kehidupan mayoritas rakyat Kuba yang perbulannya rata-rata berpenghasilan dibawah 200 peso pada awal tahun 1990-an. Daya beli peso makin terpangkas. Barang-barang yang sangat dibutuhkan oleh rakyat makin langka, karena penurunan produksi, dan hanya bisa dibeli dengan peso. Tujuan untuk melegalisasi kepemilikan mata uang luar negeri adalah agar rakyat makin memperoleh akses terhadap dollar AS dan membuat negara bisa memperoleh langsung yang menjadi sumber domestik pertukuran luar negeri. Kebijakan ini bersamaan dengan penambahan jumlah produksi dan mengontrol persediaan peso, yang hasilnya yaitu menurunnya secara drastis tingkat pertukaran peso-dollar. Sebenarnya, nilai peso terapresiasi tujuh kali lipat dengan tingkat pertukuran yang telah ditetapkan selama bertahun-tahun dengan 20 peso per dollar AS. Pada saat sekarang ini, sebagai konsekuensi langsung dari menurunnya ekonomi dunia-khususnya industri wisata pada commit to user tahun 2001- tingkat pertukaran sekarang adalah 26 peso terhadap 1 dollar AS.

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 67

4) Menginstitusikan penetapan harga dan kebijakan-kebijakan yang lainnya untuk dapat mengurangi defisit dan jumlah uang yang beredar Bersamaan dengan tindakan tindakan yang lain yang dijalankan adalah penghapusan bebarapa pelayanan jasa yang gratis dan penciptaan pajak, hal yang telah dihapuskan pada masa awal revolusi. Pajak tidak dikenakan terhadap upah, namun kepada keuntungan dan pendapatan investasi. Tindakan ini sangat berdampak terhadap keuangan di dalam negeri. Dari tahun 1994 hingga 1998, sebanyak 2,5 milyar dollar ditarik dari sirkulasi, dan defisit anggaran berkurang dari 33,5 % menjadi 2%. Pemangkasan persediaan peso ini merupakan faktor utama untuk menaikkan nilai peso. 5) Transformasi struktur kepemilikan tanah Ini dapat disebut dengan sebuah reformasi agraria yang ketiga, pertanianpertanian negara digantikan dengan koperasi, pasar pertanian swasta dibuka untuk menstimulasi bahan produksi bahan pangan. Pertanian-pertanian negara sebelumnya menjadi Satuan Basis Koperasi Produksi (Basics Unit of Cooperative Production) atau UPBC, bekerja di atas tanah dengan mendapatkan hak guna.Koperasi-koperasi produksi menjual dengan kuota yang telah ditetapkan kepada negara, selebihnya bisa disimpan sendiri atau dijual ke pasar pertanian swasta. Pada saat sekarang ini, pertanian negara hanya terdiri dari sepertiga dari tanah pertanian. Sebanyak 44% tanah pertanian dikelola oleh berbagai UPBC, 10 % oleh bentuk koperasi lainnya dan 15% oleh pertanian swasta. Ini sangat bertentangan tajam jika dibandingkan dengan sebelum Periode Khusus, sebanyak 75% dari tanah dikuasai oleh pertanian negara. Pemerintah Kuba memperhitungkan dengan perubahan ini, sebanyak 316.000 hektar tanah telah ditangan petani, yang kini memegang 25% tanah yang dapat ditanami. Sekarang, Asosiasi Nasional Petani Kecil memiliki anggota lebih dari 300.000 dengan 57.000 orang bergabung dalam asosiasi-asosiasi sejak perubahan struktur pegolahan tanah ini. Tingkat produksi bahan pangan, khsususnya sayur - sayuran telah meningkat dengan signifikan. Disamping itu, metode taman perkotaan dan commit user pertanian organik didorong dan telah to dikerjakan dengan luas. UPBC sekarang

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 68

menghasilkan 53% sayuran umbi-umbian, 56% sayuran segar, 90% tembakau, 75% jagung, 76 % buncis, 73 % buah-buahan, 73% kelapa, 58% kopi, 63% kokoa, 61% madu dan 18% gula. 6) Reorganisasi dan penyederhanaan struktur negara Otonomi yang lebih besar diberikan kepada perusahaan-perusahaan negara dan desentralisasi administrasi diperluas. Ini disertai dengan jurisdiksi yang lebih luas kepada kekuatan pengambil keputusan yang lebih kuat. Perusahaan-perusahaan negara diijinkan untuk beroperasi dalam mata uang luar negeri menuju kepada kemampuan membiayai sendiri. Jumlah menteri pemerintahan dikurangi dari lima puluh lima pada tahun 1993 menjadi tigapuluh tiga pada tahun 1998. Sistem perencanaan ditransformasikan dari produksi material ke pada yang berbasiskan finansial. Kini, biaya produksi ditentukan

oleh

masing-masing

perusahaan

negara,

bagian

dari

mempromosikan efesiensi yang lebih besar di dalam ekonomi negara. Bagian dari kebijakan ini, angkatan bersenjata mengimplementasikan programprogram untuk mencukupi kebutuhannya sendiri, sebagai contoh dalam penyediaan bahan makanan. Baik anggaran angkatan bersenjata Kuba dan keseluruhan anggaran militer berkurang sangat jauh. 7) Pembangunan sektor pariwisata skala besar Sebagaimana negeri ini kesulitan untuk memperoleh mata uang luar negeri sebagai pembayaran, usaha penambahan jumlah turis yang datang dipacu, telah mencatat hasil yang penting. Pendapatan turisme pada tahun 1996, 50% lebih besar dari pendapatan tahun 1995. Pada waktu itu, untuk pertama kalinya pendapatan dari turis menggeser peran gula sebagai sebagai sumber pendapatan utama, dengan perolehan $1,38 milyar dollar AS. Disamping itu juga terjadi investasi sebesar $ 300 juta AS dalam turisme. Pada tahun 1994, sebanyak 1,14 juta turis mendatangi Kuba membawa pendapatan ke negeri tersebut sebesar $ 1,5 milyar AS, pada tahun 1999 menghasilkan $ 2 milyar AS. Pada tahun 2000 dan 2001, hampir dua juta turis mendatangi Kuba. Sektor ini mengalamai pertumbuhan 15-20 % per tahun. Menteri Pariwisata commit user sebanyak 20%. Dengan berbagai mengatakan margin keuntungan buat to negara

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 69

cara, sektor pariwisata telah menjadi motor ekonomi, secara signifikan menyumbangkan pertumbuhan industri ringan dan pasar kerajinan. 8) Mendukung dan mengejar investasi dari luar negeri terhadap semua sektor ekonomi Investasi luar negeri dicari untuk semua sektor, kecuali kesehatan, pendidikan dan pertahanan. Proses ini diawasi dan diarahkan langsung oleh negara ke bidang-bidang ekonomi yang diperhitungkan, investasi luar negeri tidak akan mengkompromikan kemerdekaan Kuba, kedaulatannya, atau masa depan sumber- sumber dayanya. Investasi yang signifikan telah terjadi di dalam pariwisata, petrolium, nikel, telekomunikasi, bioteknologi, dan industriindustri manufaktur lainnya. Investasi luar negeri memainkan peran yang signifikan di dalam ekonomi Kuba saat ini, terhitung pada tahun 1998 mencatat 3 % dari GDP. Pada saat sekarang ini tercatat 397 buah usaha patungan dengan modal internasional. pada tahun 1999, terdapat 36 persetujuan promosi dan proteksi dengan 36 negara. Pada tahun 2001, usahan patungan Kuba paling besar dilakukan dengan negeri Spanyol (99), Kanada (74) dan Itali (57). Ratusan proyek lainnya sekarang sedang dipelajari. Sejak dibukanya investasi dengan modal Barat, paling tidak kesepakatan yang telah dibuat mencapai $5,5 milyar AS dan yang sudah diinvestasikan sebanyak $3 milyar AS. Investasi rata-rata tahunan dari 1996 hingga 2001 diperkirakan sebanyak $ 288 juta AS. Hal ini menandaskan, Kuba dapat mencapai tingkat yang telah digambarkan diatas walaupun AS memberlakukan Toricelli Act dan

Helms-Burton

Bill

yang

dirancang

untuk

melumpuhkan

dan

memundurkan proses investasi dari luar negeri. Sebenarnya, lebih dari 40% investasi luar negeri terjadi setelah Maret 1996 ketika Helms-Burton Bill diberlakukan. Namun, bagaimanapun, pemerintahan setelah pemerintahan Bush mengintensifkan tekanan ekonomi, telah menciptakan dampak yang besar terhadap investasi luar negeri. Pada tahun 2001 investasi menurun menjadi $ 38.9 juta AS dari $ 488 juta AS pada tahun. Seperti yang telah diceritakan sebelumnya, gula memainkan peran commit to user utama di dalam ekonomi Kuba. Sebelum dilampaui oleh pendapatan yang

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 70

diperoleh dari turisme, ekspor Kuba merupakan bagian yang besar untuk memperoleh uang pertukaran luar negeri. Oleh karena itu pemulihan produksi gula dan merevitalisasi industri menjadi perhatian utama. Sektor gula telah mulai kembali pulih setelah mencapai titik nadirnya pada awal tahun 1990-an, tumbuh 24,3 persen pada tahun 1999 dan 18 persen dalam enam bulan tahun 2000. Walaupun telah dilakukan pemulihan yang cukup baik, restrukturisasi yang dramatis dalam industri gula dimulai pada tahun 2002, merespon berlanjutnya dan makin tidak menguntungkan, karena harga gula yang rendah di pasar dunia; harga dibawah biaya produksi menghadapi kompetisi dari gula Eropa. Harga gula jatuh dari 8,5 sen per pon ( 1 pon = 0, 5 kg) pada Januari 1999 menjadi 5,99 sen per pon pada kuartal pertama tahun 2000 dan naik sedikit menjadi 6,5 sen per pon pada kwartal terakhir tahun 2001. Nilai ekspor pada tahun 1999 menurun 4 persen akibat kejatuhan harga gula. Sebanyak tujuh puluh satu buah dari 156 pabrik gula ditutup, membuat 100.000 orang kehilangan pekerjaan dalam sektor gula. Restrukturisasi mendesakkan efesiensi dan diversifikasi yang lebih besar, dibarengi dengan rencana memperkerjakan mereka dalam bidang bioteknologi untuk menciptakan sebuah fruktosa, berlawanan dengan sukrosa yang dihasilkan oleh gula tebu. Buruh-buruh yang dipindahkan tidak mengalami pemotongan upah demikian juga dengan harus mencari pekerjaan baru, mereka dilatih atau kembali disekolahkan. Bagian dari tanah yang kini tidak lagi digunakan untuk perkebunan tebu sekarang dipakai untuk menghasilkan bahan pangan dan meningkatkan cadangan pangan. Sekali lagi yang perlu dipahami bahwa rangkaian kebijakankebijakan yang diambil dalam rangka mengefektifkan mesin-mesin perekonomian Kuba setelah embargo dan pada masa krisis tidak mengikuti format yang digunakan oleh mayoritas negara-negara Dunia Ketiga yang mengikuti arahan lembaga-lembaga keuangan internasional (Issac Saney, 2003: 105).

b. Pembangunan Sosial Pada saat Kuba berada di bawah kekuasaan AS keadaan sosial di Kuba mengalami banyak perubahan yang menjadikan keadaan soaial masyarakat Kuba commit to user mengalami keadaan yang jauh dari kesejahteraan sebagai dampak dari campur

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 71

tangan AS terhadap semua sektor riil Kuba. Adanya revolusi Kuba pada tahun 1959 membuat struktur sosial Kuba berubah sebagai dampak dari ekonomi sentralis sehingga terjadi kesetaraan kesejahteraan bagi rakyat Kuba. ketahanan nasional dan kemajuan Kuba terlatak pada organisasi dan disiplin yang membaja serta keadaan rakyatnya yang mau menderita demi kepentingan negara (Hidayat Mukmin, 1981: 142). Krisis

ekonomi

pada

tahun

1990-an

memaksa

Kuba

untuk

mengimplementasikan sebuah program untuk menciptakan stabilisasi dan beberapa tindakan yang menurut mekanisme pasar, karena akibat dari krisis ekonomi tersebut Kuba kehilangan 4/5 jalur perdagangan yang berdampak pada terhentinya proses produksi. Kebijakan-kebijakan yang dilakukan ini berbeda tajam dengan kebijakan IMF yang telah banyak menipu negeri Selatan. Seperti sudah disebutkan sebelumnya, tidak ada terapi “kejutan” yang dilakukan. Walaupun terjadi penurunan ekonomi secara tajam, pendanaan terhadap kesehatan, pendidikan, jaminan sosial dan olahraga bertambah. Sebenarnya, 65 % pendapatan dari gula pada tahun 2002 dialokasikan demi perawatan kesehatan, pendidikan dan jaminan sosial. Terlebih lagi, pendidikan, kesehatan terus berlanjut gratis, hak-hak rakyat Kuba yang telah tertulis di dalam Konstitusi Kuba (Constitution of Republic of Cuba 1993).Tidak ada satupun sekolah, rumah sakit, poliklinik dan perawatan sehari-hari ditutup. Konsekuensinya, Kuba tidak hanya mampu mempertahankan indikator-indikator sosialnya, namun juga memperoleh perbaikan yang lumayan cukup. Meskipun terjadi krisis pada tahun 1990-an, Kuba telah mulai memperbaiki kerusakan dalam sistem kesehatan pada tahun 1996. Pemerintah mempertahankan investasi yang tinggi didalam bidang ini, yakni sebesar 9,1 % GDP , sebuah rasio yang sama dengan dilakukan oleh Kanada (IBRD). Salah satu hasil yang paling mengagumkan dari target investasi ini adalah keberhasilan negeri ini menciptakan sekitar 67.500 dokter medis dan memiliki perdandingan dokter yang tertinggi di dunia, dengan lebih dari lima orang dokter per seribu penduduk. Perawatan kesehatan hampir mencakup universal, sistem perawatan commit to user kesehatan mencakup 99% dari rakyat Kuba. Angka harapan hidup di Kuba dengan

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 72

batas 75 tahun adalah tertinggi di antara negeri dunia ketiga. Standar ukuran baru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tingkat Harapan Hidup Sehat (Healthy Life Expectancy), mengukur usia orang hidup dengan kesehatan penuh. Kuba seperti yang dicatat oleh WHO memiliki harapan hidup sehat yang tertinggi di regional (Amerika Latin dan Karibia), 68,4 tahun, mendekati angka yang dicapai oleh Amerika Serikat pada tahun 2000. Pada ulang tahunnya yang ke-50 WHO memberikan penghargaan kepada Presiden Castro “Medali Emas demi Kesehatan bagi Semua”, menghargai pekerjaan yang telah dilakukan oleh Kuba. WHO menyatakan bahwa Kuba dalam banyak jalan menjadi sebuah model bagi negeri berkembang

lainnya

didalam

melakukan

pencerahan

dan

kemajuan

kesehatannya.(www.who.int/en/, 2002, diunduh tanggal 28 Juli 2010) Kuba dengan konsisten memiliki catatan yang baik dalam laporan tahunan Perserikatan Bangsa Bangsa dalam laporan perkembangan manusia. Laporan tingkat pada basis Indeks Perkembangan Manusia, Human Development Index (HDI) membuat tiga kategori negara: pengembangan manusia yang tinggi, pengembangan manusia yang menengah dan pengembangan manusia yang rendah. Dalam laporan pada tahun 2002, Kuba berada dalam peringkat 55 dari 173 negara dan tempatnya ini merupakan diujung paling atas tingkat perkembangan manusia yang menengah, dengan HDI 0,795; hanya 0,005 persen diluar 0,008 nilai yang diperoleh negeri yang dikategorikan status pengembangan manusianya yang tinggi. Jadi, dengan penilaian yang rendah pendapatan per kapita Kuba, berlawanan dengan dukungan sosial yang ekstensif, menghasilkan HDI yang rendah dalam rangking dunia dibanding dengan apa yang telah dibuktikannya. Antara tahun 1990 hingga 2000, Kuba mengurangi tingkat kematian bayi dari 11 per seribu kelahiran menjadi 6,2. Dibandingkan dengan negeri Barat, ini merupakan urutan ke enam dan paling tinggi di Amerika. Kontras dengan rata-rata tingkat angka kematian bayi di Amerika Latin dan Karibia sebesar 30% pada tahun 1999. Pada waktu tersebut, Argentina tercatat 18, Chili 10, dan Kosta Rika 12. Di samping itu, angka kematian anak di bawah 5 tahun telah berkurang dari 13 to user menjadi 8 per seribu pada tahuncommit 1990-an. Sedangkan untuk rata-rata Amerika

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 73

Latin pada tahun 1999 adalah 38. Angka kematian bayi di Kuba lebih rendah 50% dari Chili yang berada di posisi kedua di Amerika Latin. Di Kuba, 90 persen anak-anak divaksin penuh terhadap penyakit utama yang bisa dicegah yang bisa menimpa anak, seperti tubercolosis, polio, dan campak. Investasi dalam pendidikan 6,7 persen dari GDP. Ini adalah dua kali lipat dari yang dialokasikan oleh rata-rata kawasan. Tingkat rata-rata pendidikan yang dicapai oleh Kuba adalah sepuluh tahun, melampaui rata-rata pendidikan regional, yang hanya lima tahun. Pada tahun 1998 dan 2001, UNESCO mempelajari pendidikan di Amerika Latin, dan dalam evaluasinya menyatakan sistem pendidikan di Kuba adalah yang terbaik di regional. Angka buta huruf di Amerika Latin bagi anak yang berusia lima belas hingga dua puluh empat tahun adalah 7%, sedangkan Kuba adalah nol. Dari tahun 1990 hingga 1997, anak-anak Kuba lakilaki dan perempuan yang menamatkan pendidikan dasar naik dari 92% menjadi 100%. Angka ini tidak hanya melewati angka di kawasan (80-90%), namun juga melampaui Amerika Serikat. Pada tahun 1997, perbandingan antara pengajar dan murid adalah 1 berbanding 12, setara dengan Swedia. Rata-rata bagi Amerika Latin dan Asia adalah 1 banding 25. Kuba terus yang terdepan di kawasan dalam kualitas pendidikan dasarnya

(http//portal.unesco.org, diunduh tanggal 28 Juli

2010). Hak ini dibarengi dengan perhatian yang cukup terhadap pendidikan yang lebih tinggi dan penelitian, sehingga jumlah orang yang tamat dari peguruan tinggi juga terus bertambah. Pada tahun 1999, Kuba menghasilkan lebih dari 700.000 tamatan universitas. Saat ini diperkirakan 24.000 orang profesor universitas mengajar 130.000 mahasiswa. Investasi terhadap pendidikan yang lebih tinggi ini tercermin dalam bidang penelitian ilmiah, Di kawasan para peneliti hanya berjumlah 2%

dari penduduk, sedangkan Kuba mencapai 11%.

Infrastruktur penelitian juga mengagumkan, dengan lebih dari dua ratus pusat penelitian dan institut. Jaringan keamanan sosial juga tidak diabaikan. Sebagian besar para pekerja yang menganggur dipindahkan ke tempat kerja yang baru, sedangkan commit user yang memasuki pelatihan kembali tetaptomendapatkan gaji 60%. Banyak dari

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 74

penganggur ini bekerja mandiri. Dengan membaiknya sektor negara, jumlah mereka ini kemudian terserap kembali. Pada tahun 1999, lebih dari 60% pekerja, khsususnya bidang kesehatan, pendidikan dan polisi mengalami kenaikan upah yang lumayan besar antara 12 hingga 40%. Jaminan pengamanan sosial dan program-program kesejahteraan diperluas. Pada tahun 2002, alokasi anggaran jaminan pengaman sosial ini naik 342 juta peso dibanding dengan tahun sebelumnya. Lebih dari 17 juta peso dibayarkan dalam bentuk pensiun sejak permulaan masa Periode Khsusus (http://www.radiohc.org, diunduh tanggal 28 Juli 2010). Pada saat bebarapa harga barang dan pelayanan mengalami kenaikan, seperti sekolah, tembakau, angkutan antar propinsi dan penerbangan, kebutuhan pokok; sebagai contoh makanan pokok, ongkos transit lokal, namun harganya tetap bisa terjangkau dan dapat dibeli dengan peso. Pemerintahan Kuba mengalokasikan $ 700 juta AS untuk subsidi pangan. Sewa-sewa tidak bertambah, membutuhkan alokasi 6- 8% dari upah. Dan lebih dari 85% penduduk Kuba memiliki rumah yang ditinggalinya. Para komentator sering berargumentasi, menggunakan angka pertukaran peso - dollar AS 26 berbanding 1, bahwa Kuba telah mengalami privatisasi yang ekstrim. Ini adalah distorsi yang keji terhadap kenyataan sosial dan ekonomi Kuba. Pengeluaran rata-rata bulanan sebuah keluarga di Kuba adalah sebagai berikut: Sewa; 26,6 peso ($1,02 AS), listrik; 13,60 peso ($0,52 AS), telepone; 6,25 peso ($0,24 AS), gas memasak ; 7,63 peso ($ 0,29 AS), air; 1,30 peso ($0,05 AS), makanan; 45,56 peso ($1,75 AS) (http://www.radiohc.org, diakses tanggal 28 Juli 2010). Total biaya bulanan untuk kebutuhan hidup adalah 100,98 peso. Dengan rata-rata upah bulanan 249 peso ($9,58 AS). Dengan dua orang tua didalam sebuah keluarga, menambah jumlah konsumsi yang harus dikeluarkan. Upah lakilaki dan perempuan di Kuba adalah setara, maka pendapatan sebuah keluarga adalah 498 peso. Dengan demikian, belanja bulanan yang sebesar 100,98 peso menghabiskan 20,23 persen pendapatan bulanan sebuah keluarga. Walaupun commit to user bahan makanan yang dijatah oleh negara tidak mencukupi sepanjang bulan,

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 75

namun barang-barang ini tersedia di pasar pertanian dan industri swasta dan pemerintah. Terlebih lagi, penjatahan tiap bulanan disertai dengan aspek-aspek tunjangan sosial yang diberikan oleh negara. Di samping subsidi rumah, makanan, peralatan termasuk perawatan kesehatan dan pendidikan yang gratis, dan subsidi pakaian. Dengan demikian, walaupun negeri ini mengalami krisis ekonomi yang parah yang belum pernah terjadi sebelumnya, Kuba terhindar dari permasalahan sosial dan keguncancangan politik yang melanda keseluruhan negeri Amerika Latin. Sudah dijelaskan sebelumnya, ECLAC dalam studinya menyatakan, bertentangan dengan dengan apa yang terjadi di Amerika Latin, liberalisasi pasar dalam lingkungan sosial telah mengurangi berbagai distorsi kemunduran akibat naiknya harga pada masa yang disebut dengan periode khusus ( http://www.eclac.cl/mexico, diunduh tanggal 28 Juli 2010). Studi yang lebih jauh menyimpulkan, dalam menghadapi kegoncangan eksternal yang besar, kebijakan harga untuk stabilitas relatif rendah dan didistribusikan lebih setara dibanding dengan ekonomi negeri Amerika Latin lainnya, berkat kebijakan yang menjamin pekerjaan dan pendapatan bagi semua populasi. Lebih lagi, bertentangan dengan “pengalaman negeri yang lain yang menerapkan pasar, privatisasi, dan desentralisasi yang telah memperdalam kemiskinan dan kehancuran, kelas pekerja Kuba dan petani telah diuntungkan dengan perubahan. Jadi, bila di sepanjang Amerika Latin kemiskinan di pedesaan, dan pengangguran bertambah, ketidaksetaraan yang makin tumbuh, kebijakankebijakan dan tindakan pemerintah Kuba telah menambah produksi dan memfasilitasi pertumbuhan ekonomi “namun tidak untuk segelitir orang yang makmur

dengan

dibiayai

oleh

mayoritas

rakyat

yang

menderita”

(http://www.eclac.cl/mexico, diunduh tanggal 28 Juli 2010).

c. Pembangunan Politik Sejak tampilnya Castro menjadi pemimpin Kuba sistem pemerintahan dan politik Kuba mengalami perubahan yang signifikan. Pada era Batista corak userkapitalis cukup kental di Kuba. pemerintahan dan politik yang commit liberal todan

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 76

Dukungan penuh dari AS membuat negara itu mempunyai hak yang dapat menekan pemerintahan. Hal ini berbeda sejak Castro menjadi pemimimpin, Casto menghapus corak politik yang kapitalis liberalis menjadi komunis. perubahan corak politik ini menjadi pemicu ketegangan AS – Kuba, karena mengancam perekonomian kapitalis ala AS. Keadaan ini semakin diperparah dengan adanya kebijakan Land Reform serta Nasionalisasi perusahaan AS yang berada di Kuba. Kuba menjalankan perekonomian sentralis yang berpusat pada rakyat (Hidayat Mukmin, 1981: 135). Sejak Kuba di bawah Fidel Castro, Kuba tidak hanya bertahan dalam dalam mengalami tekanan isolasi AS, tetapi juga mengubah Kuba menjadi negara sosialis. Sosialisme ini belum sepenuhnya melembaga di Kuba, sistem sosialisme masih memerlukan koreksi, baik dalam falsafah maupun penerapan di Kuba sendiri. adanya embargo ekonomi AS terhadap Kuba pembangunan politik Kuba semakin mengarah kepada sosialis. hal ini dibuktikan dengan adanya amandemen Konstitusi negara Kuba pada tanggal 27 Juni 2002 sehingga sistem sosialis Kuba tidak dapat di ganggu gugat serta menutup peluang masuknya sistem kapitalis. langkah ini dilakukan untuk menjawab tantangan dari luar, khususnya AS yang menghendaki perubahan sistem politik Kuba ke arah reformasi yang lebih demokratis (www.mail-archive.com/[email protected]/msg00280.html, diunduh pada 4 Agustus 2010). Perkembangan politik Kuba semakin tidak menentu sejak adanya tekanan dari berbagai pihak, baik PBB maupun negara – negara Amerika Latin serta Uni Eropa. Bahkan dari AS sendiri terdapat kalangan yang menghendaki pencabutan blokade ekonomi terhadap Kuba. Upaya itu semua tidak membuat AS mencabut embargo ekonomi terhadap Kuba melainkan semakin meningkatkan tekanan terhadap Kuba. Sampai saat ini blokade ekonomi terhadap Kuba masih tetap dilakukan AS, namun blokade itu semakin membuat Kuba bertahan dengan Komunisme serta menjadi negara yang berhaluan kiri di dalam kawasan pengaruh Kapitalis AS. Embargo ekonomi AS terhadap Kuba yang diberlakukan pada tahun commit to ekonomi user 1960-an dan berbagai tekanan-tekanan dan politik lainnya telah

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 77

menghancurkan berbagai sendi kehidupan di negara tersebut. Di berbagai negara yang juga terkena embargo harus berhadapan dengan rentannya konflik dan pertikaian horizontal akibat ketidakmampuan pemerintah menyediakan kebutuhan pokok rakyat. Keputusan untuk mengakhiri hubungan ekonomi dan politik AS di Kuba dan memilih untuk tidak mengadopsi pola kebijakan ekonomi politik yang didiktekan oleh negara-negara maju melalui agen-agennya adalah bacaan objektif yang menjadi kehendak rakyat Kuba. Ratusan tahun berada dalam dominasi negara-negara imperialis telah menguatkan komitmen rakyat Kuba untuk membentuk tatanan yang betul-betul baru meski harus berhadapan dengan kekuatan-kekuatan yang tidak menghendaki hal tersebut. Hal ini tentunya tidak terjadi dengan begitu saja, akan tetapi membutuhkan waktu untuk menginjeksikan kesadaran politik ke rakyat bahwa mereka adalah bagian yang terpenting dalam pengambilan kebijakan (www.cubanpolitic.com, diunduh tanggal 29 Juli 2010). Kebijakan Castro dalam bidang politik adalah semakin menata sistem sosialis komunis yang diterapkan dalam pemerintahan Kuba sehingga mampu membawa Kuba bertahan dalam menghadapi tekanan kapitalisme AS. Sampai saat Castro meletakan jabatan, Kuba menjadi negara sosialis yang murni yang mampu bertahan di bawah tekanan AS untuk menancapkan hegemoni kapitalis di seluruh kawasan dunia.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian intervensi AS terhadap Kuba maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Motivasi AS melakukan intervensi terhadap Kuba adalah, sejak Fidel Castro berhasil merebut kekuasaan pada tahun 1959, Castro mulai mengadakan pembaruan yang merugikan kapitalisme AS. Pertama kali yang dilakukan Castro adalah dengan menetapkan Undang-undang Agraria

tahun1959.

Undang-Undang

ini

memuat

ketentuan

menasionalisasi 1/3 tanah milik perorangan serta tidak mengijinkan orang asing memiliki tanah di Kuba. Keadaan ini mendapat kecaman dari pihak AS yang mempunyai kepentingan besar di Kuba. Setelah itu Castro menasionalisasikan seluruh peruasahaan di Kuba tanpa ganti rugi. Keadaan ini membuat AS mengalami kerugian hingga mencapai US $ 1,5 juta. Program nasionalisasi ekonomi Castro semakin diperparah dengan terjalinya hubungan diplomatik Kuba-Uni Sovyet yang mengancam hegemoni AS di kawasan Karibia. Kebijakan Castro itu membuat AS merasa terancam serta menjadi pemicu blokade ekonomi AS terhadap Kuba yang berlangsung lebih dari 60 tahun yang meruntuhkan seluruh perekonomian Kuba. 2. Realisasi intervensi AS terhadap Kuba adalah, AS melakukan invasi dan blokade terhadap Kuba. Hal pertama yang dilakukan AS adalah dengan melakukan sebuah penyerangan di Teluk Babi yang dilakukan oleh Presiden Kennedy dengan membawa 14.000 pasukan ke Kuba. Penyerangan ini gagal namun berlanjut dengan adanya Dekrit No. 3447, yang berisi ketentuan tidak ada satu produk asli Kuba yang datang dari dan melalui Kuba diimpor AS. AS juga menekan Kuba dalam bidang politik commit to user yaitu dengan mengajak negara anggota OAS untuk memutuskan hubungan

79

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 80

regional dengan mengeluarkan Kuba dari keanggotaan OAS. Kegiatan melakukan blokade ekonomi terhadap Kuba terus dalukan pada masa setalah Kennedy, yaitu pada masa Reagan dengan program Caribbean Basin Initiative (1981), George Bush dengan Cuban Democracy Act (1992), dan Bill Clinton dengan Helms Burton Act (1995) yang semuanya berintikan menekan Kuba dengan melakukan embargo ekonomi, serta mamaksa para sekutu AS memutuskan hubungan perdagangan dengan Kuba. Pemberlakuan embargo ekonomi semakin diperkuat pada tahun 2000 yang melarang ekspor – impor ke Kuba, larangan berlabuh bagi kapal asing, larangan kunjungan ke Kuba serta adanaya pembatasan pengiriman uang kontan ke Kuba. 3. Dampak Intervensi AS terhadap Kuba bagi sektor perekonomian yaitu, runtuhnya sektor-sektor riil perekonomian Kuba. Embargo ekonomi AS telah mengakibatkan Kuba mengalami ketertinggalan pembangunan dalam negeri selama 15 tahun. Embargo ini juga menyebabkan kerugian perekonomian Kuba yang cukup signifikan, dalam bidang perdagangan Kuba menderita kerugian sebesar 69,7 juta dollar AS, dari sektor pariwisata kerugian mencapai 900 juta dollar AS.. Dalam bidang politik intervensi AS membawa akibat terhadap pola pemerintahan Castro. Pemerintahan Kuba berganti kepada Komunisme sebagai balasan terhadap intervensi dan embargo AS.

B. Implikasi 1. Teoritis Secara teoritis implikasi dari intervensi AS terhadap Kuba adalah, adanya intervensi AS terhadap Kuba memunculkan sikap anti Amerika dari negara – negara Kawasan Amerika Latin seperti, Kuba, Bolivia, dan Venezuela. Ketiga negara tersebut berani menentang AS dan melakukan perlawanan terhadap kapitalisme AS. Negara – negara Amerika Latin seperti Kuba, Bolivia, dan Venezuela to user ekonomi yang mengacu pada melakukan pola pemerintahan commit dan sistem

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 81

komunisme Uni Sovyet. Hal ini dilakukan sebagai upaya menentang kebijakan kapitalisme dan intervensi AS di kawasan Amerika Latin. ketiga negara tersebut mampu bertahan menghadapi tekanan AS dan tetap berpandangan pada komunisme sampai saat ini.

2. Praktis Munculnya masalah di Kuba terjadi karena AS sebagai negara Super Power dengan kekuatanya ingin menghancurkan negara yang menentang serta mengahalangi kepentingan AS di kawasan Amerika Latin. AS ingin menerapkan prinsip America for American yang tercantum dalam Doktrin Monroe sehingga AS merasa berkepentingan terhadap pengaruh Asing dalam hal ini pengaruh komunisme yang telah mengubah haluan Kuba. Intervensi AS ke Kuba akan menimbulkan reaksi dari dunia internasional karena akan menghambat pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Kuba. Dalam bidang pendidikan mahasiswa diharapkan mampu

dalam

pengembangan analisis sejarah Amerika Latin dan sejarah AS, sehingga diharapkan dapat memunculkan pemikir-pemikir baru yang handal dalam menganalisis dan memahami segala permasalahan di Amerika Latin yang melibatkan AS. Intervensi AS ke Kuba juga dapat memberi pelajaran bagi rakyat Indonesia untuk menambah rasa nasionalisme dan patriotisme terhadap tanah air, serta menjunjung tinggi kedaulatan negara Indonesia agar tidak diinjak-injak oleh bangsa lain.

3. Metodologis Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode historis yang bertujuan untuk merekonstruksi kembali suatu peristiwa di masa lampau sehingga dapat menghasilkan historiografi sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah melalui prosedur sejarah yang sistematis dengan menggunakan tahap-tahap tertentu. Dalam teknik pengumpulan data, peneliti mencari sumbersumber primer terutama surat kabar dan to majalah commit user di tahun 1970-an dan 1980-an.

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id 82

Dari sumber surat kabar, masih mempunyai unsur subjektifitas yang tinggi sehingga diperlukan sumber pendamping sebagai pembanding. Peneliti mencari data dari surat kabar di Monumen Pers Surakarta, namun sumber yang di peroleh belum cukup sehingga perlu dicari dari surat kabar negara lain dan data dari kedutaan kedua negara sebagai sumber pendamping. Dari sumber sekunder peneliti juga menggunakan buku dalam bahasa Asing antara lain karangan Philip Brener yang berjudul “From Confrontation to Negoitation” terbitan tahun 1988.

C. Saran 1. Bagi Perpustakaan Peneliti berharap kepada perpustakaan di program Studi Sejarah untuk lebih banyak menyediakan buku – buku tentang perjuangan Fidel Castro melakukan revolusi Kuba, karena buku – buku yang membahas masalah Amerika Latin khususnya Kuba masih sangat sedikit sekali. Peneliti juga berharap perpustakaan memberikan kumpulan jurnal – jurnal atau artikel – artikel tentang embargo ekonomi AS ke Kuba sehingga akan mempermudah lagi dalam pengumpulan sumber penulisan skripsi.

2. Bagi Mahasiswa Sejarah Peneliti mengharapkan bagi mahasiswa sejarah hendaknya dapat melakukan penelitian secara lebih mendalam mengenai Intervensi AS yang masih sedikit kajiaannya seperti perjuangan Hugo Chaves dalam menghadapi tekanan AS. Bagi mahasiswa yang tertarik untuk melakukan penelitian tentang intervensi AS baik ke Libya, Irak, Venezuela dapat mengumpulkan sumbersumber primer di Monumen Pers Surakarta dan Perpustakaan Daerah Yogyakarta yang berupa surat kabar dan majalah.

commit to user