Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH SEPAKBOLA LORENG PUDARA KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015
SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR FKIP UNP Kediri
OLEH: NUZUL FANDIARGA NPM : 11101091332
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UNP KEDIRI 2015
Nuzul Fandiarga | 11.1.01.09.1332 FKIP-PENJASKESREK
simki.unpkediri.ac.id || 1||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Nuzul Fandiarga | 11.1.01.09.1332 FKIP-PENJASKESREK
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Nuzul Fandiarga | 11.1.01.09.1332 FKIP-PENJASKESREK
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
NUZUL FANDIARGA NPM: 11.1.01.09.1332 Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi email:
[email protected] Drs. SETYO HARMONO, M.Pd dan BUDIMAN AGUNG P, M.P.d
ABSTRAK Nuzul Fandiarga. SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH SEPAKBOLA LORENG PUDARA KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Nusantara PGRI Kediri, 2015. Kata kunci: sepakbola, kebugaran jasmani Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani siswa sekolah sepakbola Loreng Pudara tahun 2015, yang dilatar belakangi dari hasil pengamatan dan pengalaman peneliti terhadap prestasi sekolah sepakbola tersebut. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian non eksperimen melalui pendekatan kuantitatif diskriptif, dengan subyek penelitian siswa usia 1416 tahun sekolah sepakbola Loreng Pudara yang berjumlah 20 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan tes dan pengukuran menggunakan tes lari multi tahap (multistage fitness test). Berdasarkan hasil penelitian dan analisis deskriptif presentase yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan bahwa tingkat kebugaran jasmani siswa kelompok usia 16 tahun sekolah sepakbola Loreng Pudara Kabupaten Pacitan Tahun 2015 termasuk dalam kategori sedang. Sebanyak 13 siswa dari total 20 siswa, denganprosentase 65% termasuk dalam kategori siswa yang memiliki tes kebugaran jasmani sedang.
Nuzul Fandiarga | 11.1.01.09.1332 FKIP-PENJASKESREK
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
I.
stabil.
LATAR BELAKANG Sepak
mampu
merupakan
memenangkan pertandingan dengan
olahraga permainan yang populer di
skor yang telak, tetapi terkadang juga
dunia, dan bahkan telah menjadi
mengalami kekalahan.
permainan
bola
Terkadang
Nasional
bagi
setiap
Prestasi yang naik turun dari
Negara di Eropa. Di Indonesia,
Sekolah Sepakbola Loreng Pudara
permainan
cukup
perlu ditelusuri faktor penyebabnya.
memasyarakat dan berkembang pesat
Seringkali kekalahan yang dialami
sampai di pelosok pelosok desa.
para pemain Sekolah
Bahkan
Loreng
sepakbola
sekarang
ini
permainan
Sepakbola
Pudara
disebabkan
sepakbola dalam gedung atau dikenal
kebugaran jasmaninya kurang baik.
dengan futsal muncul dimana-mana,
Karena kebugaran jasmani yang
baik di di perkotaan maupun di
kurang baik, sehingga para pemain
pedesaan.
menunjukkan
Sekolah Sepakbola Loreng Pudara
bahwa, bermain sepakbola mudah
mudah lelah sehingga seringkali
dilakukan, cukup sederhana dan
kehilangan
mendatangkan
meningkatkan keterampilan bermain
Hal
ini
rasa
senang
dan
bola.
Upaya
kebugaran jasmani bagi pelakunya.
sepakbola
Munculnya klub-klub sepakbola atau
fundasi kebugaran jasmani yang
Lembaga Pendidikan Sepakbola di
baik.
berbagai
menyatakan,
daerah
perkembangan
menunjukkan sepakbola
seharusnya
Sudarno
memiliki
SP.
(1992:59)
“Kapasitas
aerobik
di
maksimal merupakan faktor penting
Indonesia cukup pesat. Di Kabupaten
bagi penampilan dalam olahraga
Pacitan
yang
telah
berkembang
muncul
beberapa
dan
memakan
waktu,
dan
sekolah
merupakan indikator bagi kesegaran
sepakbola yang cukup eksis, salah
jasmani seseorang. Semakin besar
satunya Sekolah Sepakbola Loreng
kapasitas
Pudara. Sekolah Sepakbola Loreng
seseorang
Pudara telah beberapa kali mengikuti
kemungkinan mencetak prestasi pada
pertandingan
nomor-nomor
antar
sekolah
sepakbola, baik pada kelompok umur
aerobik
maksimal
semakin
yang
besar
memerlukan
ketahanan”.
12 tahun maupun kelompok umur 16
Berdasarkan hal tersebut,
tahun. Dari berbagai pertandingan
maka mengetahui tingkat kebugaran
yang telah diikuti prestasinya kurang
jasmani pemain sepakbola sangat
Nuzul Fandiarga | 11.1.01.09.1332 FKIP-PENJASKESREK
simki.unpkediri.ac.id || 1||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
penting. Latihan yang dilakukan
cukup
ataukah
secara rutin tanpa ada evaluasi tidak
ditingkatkan lagi.
dapat dijadikan kontrol terhadap tingkat
kebugaran
Rasa
masih
lelah
perlu
setelah
jasmaninya
melakukan latihan hendaknya perlu
apakah dalam kondisi baik atau
ditelusuri faktor penyebabnya. Rasa
kurang baik. Selama ini belum
lelah
pernah dilakukan tes dan pengukuran
kebanyakan
kebugaran
melakukan
latihan para
para
pemain
pemain/siswasekolah
Belum
pernah
Loreng Pudara tidak memahaminya.
dilakukannya tes dan pengukuran
Hal ini karena, tingkat kebugaran
kebugaran
pemain
jasmani tidak hanya dipengaruhi oleh
sekolah sepakbola Loreng Pudara
latihan saja. Selain latihan yang baik
tersebut merupakan fenomena yang
dan
menarik untuk diteliti. Salah satu
lainnya harus juga
kendala belum pernah dilakukannya
misalnya makanan yang bergizi dan
tes
istirahat yang cukup
Loreng
jasmani
setelah
Pudara.
jasmani
dan
para
teratur,
sepakbola
faktor
pendukung diperhatikan,
pengukuran
kebugaran
pemain
sekolah
faktor yang dapat mempengaruhi
sepakbola Loreng Pudara karena
tingkat kebugaran jasmani. Kegiatan
belum mengetahui cara melakukan
olahraga
tes
waktu cukup lama tentu dibutuhkan
jasmanipara
dan
pengukuran
kebugaran
yang
dilakukan
energi
mengetahui cara melakukan tes dan
diimbangi dengan gizi yang cukup,
pengukuran
jasmani
maka akan berpengaruh pada tingkat
kendala,
kebugaran jasmaninya. Oleh karena
kebugaran
itu, latihan secara baik dan teratur
jasmaninya tidak diketahui. Tidak
dan faktor-faktor yang mendukung
diketahuinya
kebugaran
merupakan
salah
sehingga
tingkat
jasmani
satu
tingkat
tersebut,
kebugaran
sehingga
para
cukup.
Jika
dalam
jasmaniyang baik dan tepat. Tidak
kebugaran
yang
merupakan
jasmani
tidak
harus
diperhatikan. Bagaimanakah dengan
pemain sekolah sepakbola Loreng
tingkat
kebugaran
Pudara tidak mengetahui apakah
pemain sekolah sepakbola Loreng
kebugaran jasmaninya sudah baik
Pudara apakah dalam kondisi baik
atau belum, bahkan belum dapat
ataukah
mengukur apakah latihannya sudah
mengetahui hal tersebut, maka perlu
tidak
jasmani
baik.
para
Untuk
dilakukan penelitian dengan judul, Nuzul Fandiarga | 11.1.01.09.1332 FKIP-PENJASKESREK
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
“Tingkat Kebugaran Jasmani pada
satu
jenis
penelitian
untuk
Siswa Sekolah Sepakbola Loreng
mengetahui
pendapat
dari
Pudara Tahun 2015
informasi yang diperoleh dari penelitian,
II.
dapat
dikumpulkan
dari seluruh populasi dan dapat
METODE PENELITIAN Setiap penelitian mempunyai
pula
obyek yang dijadikan sasaran dalam
dari
sebagian dari populasi.
penelitian, obyek tersebut sering kita sebut
sebagai
gejala
yang
2.
Teknik Penelitian
menunjukkan variasi baik dalam
Sesuai
judul
jenisnya maupun tingkatnya disebut
penelitian, maka teknik penelitian
variabel (Sutrisno Hadi, 1980:224).
ini adalah metode survei dengan
Menurut Sutrisno Hadi, variabel
teknik
adalah sebagai gejala yang bervariasi
Metode survei merupakan metode
(Sutrisno Hadi, 1980:89). Sedangan
penelitian yang bertujuan untuk
Nasir menyatakan bahwa variabel
mengetahui status fenomena dan
adalah konsep yang mempunyai
untuk
menentukan
kesamaan
bermacam-macam
status
dengan
cara
nilai.
Variabel
tes
dan
pengukuran.
dalam penelitian ini adalah tingkat
membandingkan standar, norma,
kebugaran jasmani siswa. Variabel
dan kriteria yang sudah ditentukan
tersebut
dapat
menggunakan
diukur
dengan
(Zainal Arifin, 2012: 42). Dalam
Multistage
Fitness
hal ini ingin mengetahui tingkat
Test.
kebugaran jasmani siswa Sekolah Sepakbola
A.
dengan
Loreng
Pudara
Kabupaten Pacitan tahun 2015.
Teknik Dan Pendekatan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Jenis
penelitian
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian non eksperimen melalui
Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian
ini
akan
kuantitatif
dilaksanakan di sekolah sepak
memperoleh
bola Loreng Pudara yang berada
fakta-fakta dari gejala-gejala yang
di desa Sukorejo, kecamatan
ada maka dipergunakan tes dan
Sudimoro, kabupaten Pacitan.
diskriptif,
pendekatan
B.
untuk
pengukuran. Survei adalah salah Nuzul Fandiarga | 11.1.01.09.1332 FKIP-PENJASKESREK
2. Waktu Penelitian simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
C.
Penelitian ini dilaksanakan
diambil adalah kelompok usia
pada hari sabtu, 25 Juli tahun
14-16 tahun yang berjumlah 20
2015.
siswa.
Populasi dan Sampel
D.
1. Populasi
Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
Populasi keseluruhan
adalah obyek
1.
Pengembangan Instrumen
penelitian
Arikunto
(2002:126)
baik terdiri dari benda yang
menjelaskan bahwa, ”instrumen
nyata, abstrak, peristiwa ataupun
adalah alat pada waktu peneliti
gejala yang merupakan sumber
menggunakan suatu metode”.
data
Untuk memperoleh data hasil
dan
memiliki
tertentu
karakter
dan
sama
penelitian
yang
akurat
(Sukandarrumudi,2002:47).
diperlukan instrumen penelitian
Populasi dalam penelitian ini
yang
adalah
Instrumen
semua
siswa
sekolah
valid
dan
reliabel.
penelitian
ini
sepak bola Loreng Pudara yang
menggunakan
Multistage
berjumlah 42 siswa
Fitness Test (MFT), tujuan tes ini adalah untuk mengetahui
2. Sampel Sampel sebagian atau wakil
kemampuan fungsi jantung dan
dari populasi yang akan diteliti
paru-paru yang bisa dilihat dari
dan dianggap mewakili seluruh
konsumsi
populasi (Soekidjo Notoatmodjo,
(VO2Max) seseorang. Multistage
2002:79).
Menurut
Fitness Test (MFT) dilakukan
Sukandarrumidi (2002 : 50),
dengan lari menempuh jarak 20
sampel bagian dari populasi yang
meter bolak-balik, yang dimulai
memiliki sifat-sifat yang sama
dengan lari pelan-pelan secara
dari
bertahap yang semakin lama
obyek
sumber
yang
data.
merupakan
maksimal
jumlah
semakin cepat hingga atlet tidak
sampel sebenarnya tidak ada
mampu mengikuti irama waktu
suatu ketepatan yang mutlak
lari,
berapa
maksimalnya
persen
Untuk
oksigen
sampel
harus
diambil dari populasi. Dalam penelitian
ini
sampel
Nuzul Fandiarga | 11.1.01.09.1332 FKIP-PENJASKESREK
berarti
kemampuan pada
level
bolakbalik tersebut.
yang simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Fasilistas
dan
bunyi “TUT” yang pertama
alatnya
sebagai berikut: a.
berbunyi.
Lintasan lari sepanjang 20
f.
Kemudian
meneruskan
meter
berlari
b.
Meteran
bunyi “TUT”.
c.
Kaset
d.
Kerucut atau kons
selama satu menit interval
e.
Sound system
waktu di antara kedua sinyal
g.
setelah
Setelah
mencapai
“TUT”
akan
Petugas :
sehingga
a.
Petugas Start
kecepatan
b.
Pengawas lintasan
semakin cepat.
c.
Pencatat skor
h.
kecepatan lari
b.
c.
Peserta tes harus selalu kaki
i.
Apabila peserta tes telah
sepanjang 20 meter dan beri
mencapai salah satu batas
tanda pada kedua ujungnya
lari sebelum bunyi “TUT”
dengan kerucut atau tanda
berikutnya, peserta tes harus
lain sebagai jarak.
berbalik
dan
Siapkan kaset dan sound
isyarat
bunyi
system
kemudian melanjutkan lari.
Peserta
terlebih
tes
disarankan
j.
pemanasan
dahulu
menunggu “TUT”
Dan apabila peserta dua kali berturut-turut
sebelum
mencapai
tidak
kons
sebelum
mengikuti tes.
bunyi “TUT” maka peserta
Suara pada kaset berbunyi
dinyatakan selesai.
“TUT” beberapa
tunggal interval
pada yang
teratur. e.
satu
tanda garis start/finish.
Pertama-tama ukurlah jarak
melakukan
d.
harus
pada atau tepat dibelakang
adalah sebagai berikut: a.
waktu
berkurang,
menempatkan Prosedur dari pelaksanaan tes ini
terdengar
k.
Peserta meneruskan mungkin
Peserta
tes
bertepatan
dengan
berlari saat
tes lari sampai
harus selama tidak
mampu lagi menyesuaikan dengan
kecepatan
yang
telah diatur dalam kaset Nuzul Fandiarga | 11.1.01.09.1332 FKIP-PENJASKESREK
simki.unpkediri.ac.id || 5||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
sehingga peserta tes secara
21
123456789101112131
sukarela harus menarik diri dari
tes
yang
41516
sedang
dilakukan.
2. Validasi Instrumen
Tabel 3.1. Formulir Catatan Lari Multi
Arikunto
(2002:126)
menjelaskan bahwa „”instrumen
Tahap No.
Nomor Balikan
adalah alat pada waktu peneliti menggunakan
Tahap
suatu
metode.
Untuk memperoleh data hasil
1
1234567
2
12345678
3
12345678
4
123456789
5
123456789
6
12345678910
7
12345678910
8
1234567891011
9
1234567891011
10
1234567891011
di
11
123456789101112
Menurut
12
123456789101112
Suherman
13
12345678910111213
mengatakan bawa “tolak ukur
14
12345678910111213
untuk
15
12345678910111213
derajat
16
123456789101112131
kriteria sebagai berikut :
17
18
penelitian yang akurat diperlukan instrumen penelitian yang valid dan reliabel. Menurut
Ruseffendi
(2010:148) menyatakan bahwa “suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen itu, untuk maksud dan
kelompok
tertentu,
mengukur apa yang semestinya ukur
validitasnya
tinggi”.
Guilford
dalam (2003:112)
menginterpretasikan validitas
4
Tabel
123456789101112131
menginterpretasikan
4
validitas
3.2.
digunakan
Kriteria
untuk derajat
123456789101112131 415
19
123456789101112131 415
20
123456789101112131
Koefisie
Korelas Interpreta
41516
n
i
Nuzul Fandiarga | 11.1.01.09.1332 FKIP-PENJASKESREK
si simki.unpkediri.ac.id || 6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Korelasi
Validitas
0,90
≤ Sangat
Sangat
Tabel 3.3. Kriteria reliabilitas
rxy
≤ Tinggi
Tinggi
menurut Guilford
1,00 0,70
≤ Tinggi
rxy
<
Tinggi
Koefisien
Interpretasi
reliabilitas
Derajat
r11
Reliabilitas <
Sangat Rendah
rxy
<
Rendah
rxy
<
Sedang
rxy
<
Tinggi
rxy
≤ Sangat Tinggi
rxy
0,90 0,40
≤ Sedang
rxy
<
0,20 Sedang 0,20 ≤ 0,40
0,70 0,20
≤ Rendah
rxy
<
Rendah
0,40 ≤ 0,70 0,70 ≤
0,40
rxy
Sangat
Sangat
0,90
Rendah
Rendah
0,90 ≤
<
1,00
0,20
Menurut Selanjutnya
Suherman
(2003:131) menyatakan bahwa “reliabilitas
suatu
instrumen
evaluasi adalah keajegan atau kekonsistenan instrumen tersebut bila diberikan kepada subjek yang sama meskipun oleh orang yang berbeda, waktu yang berbeda, atau tempat yang berbeda, maka
(2005)
Cooper
menyatakan
dkk bahwa
“instrumen yang akan digunakan untuk tes ini yaitu menggunakan Bleep Test/Multistage fitness test dengan
validitas
0,785
”.
Menurut Chatterjee dkk (2010) menyatakan bahwa “reliabilitas yang digunakan adalah senilai 0,81 “.
akan memberikan hasil yang sama atau
relatif
reliabilitas
sama”. menurut
Kriteria Guilford
(Suherman, 2003: 139) sebagai
3. Langkah-langkah Pengumpulan Data
berikut:
Nuzul Fandiarga | 11.1.01.09.1332 FKIP-PENJASKESREK
simki.unpkediri.ac.id || 7||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Pengumpulan dilakukan
dengan
tes
data
dengan
metode
analisis
diskriptif
dan
prosentase, dengan pengelompokan kategori baik, cukup baik, kurang.
pengukuran. Untuk mendapatkan
Adapun rumus untuk analisis
data dari variabel dalam penelitian
deskriptif prosentase (DP) adalah :
ini menggunakan tes lari multi
DP
tahap (multistage fitness test) dari M. Furqon H. (2003:57)
n 100% N Keterangan :
E.
DP : skor yang diharapkan
Teknik Analisis Data Untuk
memperoleh
N : jumlah skor maksimum
suatu
n : jumlah skor yang diperoleh
kesimpulan dan gambaran masalah
(Sutrisno Hadi,1980 : 164)
yang diteliti, maka analisa data merupakan
suatu
langkah
yang
III.
penting dalam penelitian. Data yang
HASIL PENELITIAN DAN KESIMPULAN
sudah terkumpul tidak berarti apa-
A. Deskripsi Hasil Penilaian
apa bila tidak diolah, karena itu perlu
Pengklasifikasian tingkat
analisa data tersebut. Dalam
kebugaran jasamani menjadi lima
penelitian
yang
aspek berdasarkan nilai konsumsi
terkumpul, berupa angka-angka maka
Oksigen VO2Max. Dari hasil
penulis menggunakan analisis statistik. Hal
ini
Sutrisno
sesuai
dengan
Hadi
(1980:221)
penelitian dapat disimpulkan pada
pendapat yang
menyatakan “ Cara-cara ilmiah yang dipersiapkan data
dengan
untuk
penyelidikan
yang
tes
jasmani
siswa
pada
sepakbola
mengumpulkan
menganalisa
masing-masing
Loreng
Kabupaten Pacitan
data
kebugaran sekolah Pudara tahun 2015
diperoleh data sebagai berikut :
berwujud
angkaangka adalah teknik statistik “.
Tabel 4.1. Klasifikasi hasil tes tingkat
Dengan
kebugaran jasmani siswa sekolah
analisis
statistik
maka
obyektifitas dari hasil penelitian akan
sepakbola Loreng Pudara Kabupaten
lebih terjamin. Analisis statistik dapat
Pacitan tahun 2015.
memberikan efisiensi dan efektifitas kerja, dapat membuat data lebih ringkas
bentuknya.
Teknik
yang
dipakai dalam analisis data penelitian
No
Nilai
Frek. Klasifikasi
%
Konsumsi
adalah menggunakan statistic diskriptif Nuzul Fandiarga | 11.1.01.09.1332 FKIP-PENJASKESREK
simki.unpkediri.ac.id || 8||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
1.
Oksigen
Tahun 2015
VO2Max
34,1 - 42 Hal ini berarti bahwa
28,0 atau
0
Kurang
kurang 2.
28,1 – 34
0
nilai kebugaran jasmani siswa sekolah sepakbola Loreng Pudara
sekali 4
berada pada nilai
Kurang
20%
Kabupaten Pacitan Tahun 2015 dengan
3.
34, 1 – 42
13
Sedang
65%
4.
42,1 – 52
3
Baik
15%
Klasifikasi
Berdasarkan
hasil
ditemukan
bahwa
sedang. penelitian tingkat
kebugaran jasmani siswa sekolah 5.
52,1 atau
0
Baik
lebih
0
sekali
sepakbola
Loreng
Pudara
Kabupaten Pacitan Tahun 2015 tergolong
sedang.
Kebugaran
Berdasarkan tabel diatas,
jasmani siswa sekolah sepakbola
dilihat
tingkat
Loreng Pudara Kabupaten Pacitan
kebugaran jasmani siswa paling
Tahun 2015 tergolong sedang,
banyak pada interval jumlah nilai
pada hasil tes lari menempuh
34,1 – 42 yaitu sebanyak 13 orang
jarak 20 meter bolak-balik, yang
siswa (65%) dengan Klasifikasi
dimulai dengan lari pelan-pelan
kebugaran
sedang.
secara bertahap yang semakin
Jumlah siswa yang mempunyai
lama semakin cepat hingga atlet
interval jumlah nilai 28,1 – 34
tidak mampu mengikuti irama
yaitu sebanyak 4 orang siswa
waktu lari. Berdasarkan uraian
putra (20%) dengan Klasifikasi
diatas, maka kebugaran jasmani
kebugaran jasmani kurang, jumlah
siswa sekolah sepakbola Loreng
siswa yang mempunyai interval
Pudara Kabupaten Pacitan Tahun
jumlah nilai 42,1 – 52 yaitu
2015 perlu di tingkatkan. Dengan
sebanyak 3 orang siswa (15%)
hasil
dengan
kebugaran
mempengaruhi hasil pembelajaran
jasmani baik, dan tidak ada siswa
pendidikan jasmani dan kesehatan
dengan tingkat kebugaran jasmani
yang
kurang sekali dan baik sekali.
kemampuan siswa putra dalam
dapat
bahwa
jasmani
Klasifikasi
Rata-rata
kebugaran
jasmani siswa sekolah sepakbola
tersebut
juga
melakukan
tentu
akan
mempengaruhi
teknik-
teknik
olahraga.
Loreng Pudara Kabupaten Pacitan
Nuzul Fandiarga | 11.1.01.09.1332 FKIP-PENJASKESREK
simki.unpkediri.ac.id || 9||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Tingkat
kebugaran
tidak sama, dengan demikian
jasmani juga menjadi faktor yang
norma untuk kualifikasinyapun
mempengaruhi
berbeda.
siswa
dalam
melakukan kegiatan sehari-hari baik
berupa
kegiatan
Berdasarkan
uraian
belajar,
diatas, maka tingkat kebugaran
kegiatan berolahraga dan juga
jasmani siswa sekolah sepakbola
kegiatan-kegiatan
yang
Loreng Pudara Kabupaten Pacitan
dilakukan oleh siswa. Dengan
Tahun 2015 harus dilakukan lagi
tubuh yang bugar, siswa menjadi
untuk
lebih
pembelajaran
lain
termotivasi
dalam
menunjang
kelancaran
di
sekolah
melakukan setiap kegiatan yang
sepakbola tersebut. Selain itu juga
dilakukan baik di sekolah maupun
tentunya peningkatan kebugaran
dirumah. Menurut Anonim dalam
jasmani
Fitrus
juga
akan
meningkatkan
kualitas
belajar
jasmani yaitu kondisi tubuh yang
siswa
dalam
berhubungan dengan kemampuan
pembelajaran Pendidikan Jasmani
dan kesanggupan seseorang untuk
dan Kesehatan maupun dalam
melaksanakan
kegiatan pembelajaran lainnya.
(2012:
60)
kebugaran
suatu
kegiatan
ini
baik
kegiatan
dengan menggunakan kekuatan, daya
kreasi
dengan
dan
daya
efisien
menimbulkan
tahan
B. Analisis Data
tanpa
kelelahan
yang
berarti.
Dengan analisis
deskriptif
menggunakan prosentase
diperoleh klasifikasi data atau Menurut Suhendro dalam
Fitrus
(2012:
melakukan apabila berlomba
60)
kategori
tingkat
kebugaran
dalam
jasmani pada siswa sekolah sepak
olahraga,
bola Loreng Pudara Kabupaten
sedang
bertanding/
Pacitan tahun 2015dikelompokan
pada
umumnya
menurut nilai konsumsi oksigen
aktivitas
memerlukan identitas yang tinggi.
VO2Max adalah sebagai berikut :
Dengan demikian maka seorang
a. Untuk nilai konsumsi oksigen
atlet harus mempunyai tingkat
VO2Max kurang dari 28
kebugaran jasmani yang tinggi.
memiliki nilai prosentase 0
Oleh karena itu intensitas kerja
persen di mana tidak ada
untuk bermacam-macam olahraga
siswa yang memiliki nilai
Nuzul Fandiarga | 11.1.01.09.1332 FKIP-PENJASKESREK
simki.unpkediri.ac.id || 10||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
konsumsi oksigen kurang dari
Dari
hasil
penelitian
tes
28, dan dengan prosentase
kebugaran jasmani pada siswa sekolah
0% di klasifikasikan pada
sepak bola Loreng Pudara Kabupaten
kategori kurang sekali.
Pacitan 2015. Tes kebugaran jasmani
b. Nilai
oksigen
diperoleh dari nilai konsumsi oksigen
VO2Max pada 28,1 – 34
VO2Max pada kelompok umur 16
terdapat siswa sebanyak 4
tahun didapatkan hasil sebagai berikut.
orang dengan prosentase 20
Dari kedua tabel di atas dapat
%
konsumsi
diklasifikasikan
pada
kategori kurang. c. Nilai
di jabarkan,kategori kurang sekali tidak terdapat siswa yang memiliki
konsumsi
oksigen
nilai
kurang
dari
28
pada
tes
VO2Max pada 34,1 – 42
kebugaran jasmani sekolah sepak bola
terdapat siswa sebanyak 13
kelompok umur 16 tahun.Pada nilai
orang dengan prosentase 65
28,1 – 34 diperoleh prosentase 20 %
%
terdapat
diklasifikasikan
pada
kategori kurang. d. Nilai
pada
orang
siswa
dengan
klasifikasi kurang untuk tes kebugaran
konsumsi
VO2Max
4
oksigen 42,1–
jasmani.
Pada
prosentase
65
%
52
terdapat 13 siswa untuk kategori
terdapat siswa sebanyak 3
sedang. Pada kategori sedang siswa
orang dengan prosentase 15
memperoleh nilai antara 34,1 – 42.
%
Sedangkan kategori baik diperoleh
diklasifikasikan
pada
kategori baik.
prosentase 15 % dengan 3 orang siswa
e. Dan untuk nilai konsumsi
dan baik sekali tidak terdapat siswa
oksigen VO2Max lebih 52
yang mendapatkan nilai lebih dari 52.
memiliki nilai prosentase 0
Pengelompokan ke dalam kategori
persen di mana tidak ada
kurang sekali, kurang, sedang, baik
siswa yang memiliki nilai
dan baik sekali menggunakan acuan
konsumsi oksigen lebih dari
rentan nilai yang diperoleh dari nilai
52, dan dengan prosentase
konsumsi oksigen VO2Max. Untuk
0% di klasifikasikan pada
nilai
kategori baik sekali
selengkapnya terdapat pada lampiran.
konsumsi
oksigen
VO2Max
Pada penelitian tes kebugaran C. Pembahasan
jasmani ini, diperoleh hasil bahwa siswa sekolah sepak bola Loreng
Nuzul Fandiarga | 11.1.01.09.1332 FKIP-PENJASKESREK
simki.unpkediri.ac.id || 11||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Pudara
memiliki
tes
kebugaran
jasmani sedang. Hal itu terlihat dari 20
D. Kesimpulan
siswa yang diteliti, terdapat 13 siswa
Berdasarkan hasil penelitian
yang memiliki tes kebugaran jasmani
dan analisis deskriptif presentase yang
sedang, 4 siswa dengan tes kebugaran
telah
jasmani kurang, 3 siswa dengan tes
kesimpulan bahwa tingkat kebugaran
kebugaran jasmani baik.
jasmani siswa kelompok usia 16 tahun
Didapatkan
hasil
bahwa
dilakukan,
maka
diperoleh
sekolah sepakbola Loreng Pudara
kelompok usia 16 tahun sekolah
Kabupaten
sepakbola Loreng Pudara memiliki tes
termasuk
kebugaran jasmani yang berada pada
Sebanyak 13 siswa dari total 20 siswa,
klasifikasi sedang. Pada klasifikasi
denganprosentase
sedang hasil tes diperoleh
dalam kategori siswa yang memiliki
dengan
rentan nilai yang hanya berkisar antara
Pacitan dalam
Tahun
kategori
65%
2015 sedang.
termasuk
tes kebugaran jasmani sedang.
34,1 – 42. Terdapat 13 siswa yang memperoleh nilai tersebut dari 20
E. Implikasi
siswayang diteliti.
Atas dasar simpulan yang
Berdasarkan uraian diatas,
telah
kebugaran
siswa
ditimbulkan dari penelitian ini yaitu:
sekolah sepakbola Loreng Pudara
tingkat kebugaran jasmani siswa usia
perlu di tingkatkan. Dengan hasil
16 tahun sekolah sepakbola Loreng
tersebut tentu akan mempengaruhi
Pudara Kabupaten Pacitan tahun 2015
kemampuan siswa dalam melakukan
yang dalam kategori sedang dan
teknik- teknik dalam permainan sepak
kurang lebih ditingkatkan lagi dengan
bola. Olahraga sepak bola merupakan
latihan yang intensif. Sedangkan bagi
salah satu cabang olahraga yang
siswa
memerlukan
dipertahankan
maka
jasmani
kecepatan.
Kecepatan
diambil,
yang
merupakan kondisi daar yang harus
Berdasarkan
dimiliki
menimbulkan
siswa
apabila
ingin
melakukan berbagai teknik olahraga.
berikut:
Dengan
1.
meningkatkan
kecepatan,
implikasi
yang
kategori dan
baik
ditingkatkan.
hal implikasi
tersebut sebagai
Tingkat kebugaran jasmani yang
sekaligus juga akan mempengaruhi
kurang akan berdampak pada
kecepatan siswa dalam melakukan
kesehatan
gerakan dalam permainan sepakbola.
cepat
Nuzul Fandiarga | 11.1.01.09.1332 FKIP-PENJASKESREK
atau stamina, akan
lelah,
letih
dan
lesu
simki.unpkediri.ac.id || 12||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
2.
sehingga akan berpengaruh pada
siswa
dalam
rangka
kinerjanya.
mengembangkan bakatnya, dalam
Kebugaran jasmani harus selalu
hal ini adalah sepakbola.
dijaga dan ditingkatkan melalui kegiatan olahraga secara teratur
IV.
DAFTAR PUSTAKA
agar penampilanya selalu sehat dan bugar.
1. Andi Suhendro. 1999. Dasar-Dasar Kepelatihan. Jakarta: Universitas Terbuka.
F. Saran Berdasarkan kesimpulan di
2. Arifin, Zainal. 2012. Penelitian
atas, maka ada beberapa saran yang
Pendidikan. Bandung: PT Remaja
perlu ditindak lanjuti yaitu:
Rosda Karya Offest.
1.
Tingkat kebugaran jasmani siswa
4.
2002.
Prosedur Penelitian Edisi Revisi
harus ditingkatkan melalui latihan
VI.
yang tepat secara sistematis dan
Rineka Cipta. 4. Bompa,
Hendaknya
perlu
dilakukan
Yogyakarta:
O.
Periodization
Tudor.
1990.
Theory
and
evaluasi atau penilaian tingkat
Methodology of Training. Kendall /
kebugaran jasmani siswa Sekolah
Hant: Departement of Physical
Sepakbola Loreng Pudara secara
Education
periodik,
Toronto. Ontario. Canada.
sehingga
dapat
dijadikan kontrol sejauh mana
3.
Suharsimi.
Sekolah Sepakbola Loreng Pudara
kontinyu. 2.
3. Arikunto,
York
5. Harsono.1998.
University.
Coaching
lathian yang telah dicapai.
Aspek-Aspek
Pelatih
hendaknya
Choaching.
mengembangkan pengetahuan dan
Pendidikan
wawasan
Proyek Pengembangan Lembaga
tentang
tata
cara
melakukan tes dan pengukuran
Pendidikan
kebugaran jasmani.
Jakarta.
Semua pihak termasuk orang tua dan
Psikologis
Dan Dalam
Departemen dan
Tenaga
Kebudayaan,
Pendidikan.
6. Howard. 1997. Olahraga Para
pelatih
hendaknya
selalu
Eksekutif
memberikan
dukungan
moral
Terjemahan). Jakarta: CV Pedoman
untuk
meningkatkan
Nuzul Fandiarga | 11.1.01.09.1332 FKIP-PENJASKESREK
semangat
(Andy
Zoeltom,
Ilmu Jaya.
simki.unpkediri.ac.id || 13||