ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL PERIODE 2008-2012 (Studi Kasus pada Bank Syariah Mandiri dan Bank Mandiri) 1
Iwan Ardiansyah dan Amrurizhal Aryya
2
1
Dosen FE Universitas Al-Ghifari 2 Alumni FE Universitas Widyatama Email:
[email protected]
Abstrak Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu negara sebagai suatu lembaga perantara keuangan. Bank konvensional dan bank syariah mempunyai persamaan dan perbedaan yaitu terutama dalam sisi teknis penerimaan uang, mekanisme, teknologi komputer yang digunakan, syarat-syarat umum memperoleh pembiayaan. Hal mendasar yang membedakan antara lembaga keuangan konvensional dengan syariah adalah terletak pada pengembalian dan pembagian keuntungan yang diberikan oleh nasabah kepada lembaga keuangan dan/atau yang diberikan oleh lembaga keuangan kepada nasabah. Sebagai salah satu lembaga keuangan, bank perlu menjaga kinerjanya agar dapat beroperasi secara optimal. Terlebih lagi bank syariah harus bersaing dengan bank konvensional yang dominan dan telah berkembang pesat di Indonesia. Persaingan yang semakin tajam ini harus dibarengi dengan manajemen yang baik untuk bisa bertahan di industri perbankan. Salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh bank untuk bisa terus bartahan hidup adalah kinerja (kondisi keuangan) bank. Oleh karena itu penelitian dengan judul Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional Periode 2008-2012 (Study Kasus pada Bank Syariah Mandiri dan Bank Mandiri) telah peneliti coba ungkap melalui hasil penelitian ini. Kata Kunci: Kinerja Keuangan, Bank Konvensional, Bank Syariah
A.
Latar Belakang Masalah
Bank merupakan salah satu lembaga
Pembangunan ekonomi suatu
keuangan yang mempunyai peranan
memerlukan
yang
penting di dalam perekonomian suatu
serta
Negara
dana
perantara keuangan. Menurut Pasal 1
sedikit.
ayat (2) Undang‐Undang No. 10 Tahun
apabila
1998 tentang perubahan UU no 7 tahun
pemerintah dalam suatu Negara terus
1992, bank adalah badan usaha yang
menerus
menghimpun
negara
terencana
program
dan
terarah
membutuhkan
modal
pembangunan
yang
Tidaklah
tidak
mengeherankan
melakukan
peningkatan melalui
atau
suatu
pertumbuhan
perbaikan
dan
upaya ekonomi
dalam
peningkatan
sebagai
suatu
dana
bentuk
menyalurkannya
dari
lembaga
masyarakat
simpanan kepada
dan
masyarakat
kinerja bank sebagai lembaga keuangan
dalam bentuk kredit dan atau bentuk
dan lokomotif pembangunan ekonomi.
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
85
Jurnal Ilmiah “POLITEA” FISIP Universitas Al-Ghifari, Volume 10 Nomor 5, Januari 2013
86
hidup rakyat banyak. Jenis Bank dilihat
memiliki filosofi anti maghriba (Masyar,
dari cara menentukan harga di Indonesia
gharar, haram dan riba), kemitraan dan
dibedakan menjadi dua jenis bank, yang
kebersamaan (sharing ) dalam profit dan
dibedakan
pembayaran
risk diharapkan dapat mengakomodasi
bunga atau bagi hasil usaha, yakni bank
kebutuhan masyarakat terhadap layanan
yang berdasarkan prinsip konvensional,
jasa perbankan yang sesuai dengan
dan bank yang berdasarkan prinsip
prinsip
syariah.
perbankan sebagai lembaga intermediasi
berdasarkan
syariah
.Salah
satu
fungsi
Krisis ekonomi dan moneter
adalah menerima simpanan dari nasabah
yang berlangsung pada tahun 1998
yang kelebihan dana dan meminjamkan
memberikan
pada
nasabah lain yang memerlukan . Bagi
kehidupan masyarakat. Hal ini ditandai
perbankan konvensional , selisih antara
dengan
besarnya bunga yang dikenakan kepada
dampak
nyata
terpuruknya
penggerak
sektor-sektor ,tingginya
para peminjam dana dengan imbalan
tingkat pelanggaran hak asasi manusia
bunga yang diberikan kepada nasabah
dan konflik social politik. Masalah lain
peminjam
yang muncul setelah krisis tersebut
keuntungan
ekonomi dan moneter tersebut adalah
menjadi perbedaan pokok antara bank
terpuruknya
konvensional dan bank syariah, dimana
terutama
perekonomian
citra
sector
karena
perbankan,
kredit
macet
bank
merupakan terbesar.
syariah
Hal
sumber ini
melarang
pengambilan
sangat
likuiditas
operasionalnya, perbankan syariah pada
hamper semua bank di Indonesia. Hal
dasarnya memiliki competitive advantage
tersebut sangat berdampak negative
yang tidak dapat disaingi oleh bank
terhadap kinerja perbankan nasional,
konvensional yaitu digunakannya standar
yang semakin sulit untuk mendapatkan
moral islami dalam kegiatan usahanya,
kembali
dari
dimana azas keadilan dan kemanfaatan
masyarakat. Dengan demikian terobosan
bagi seluruh umat mampu mendorong
baru
teriptanya
di
pada
kepercayaan bidang
menggerakan
penuh
perbankan kembali
untuk roda
perekonomian di Indonesia. Bank
lahir
yang
sistem
sangat
bermanfaat bagi bank dan nasabahnya. Selain itu, penerapan prinsip bagi hasil
sebagai
sebagai salah satu prinsip pokok dalam
salah satu solusi alternative terhadap
kegiatan perbankan syariah juga akan
persoalan pertentangan antara bunga
menumbuhkan rasa tanggungjawab pada
bank dengan riba. Bank syariah yang
masing- masing pihak, baik bank maupun
ISSN: 873 – 3741-1
syariah
sinergi
Dalam
adanya
perusahaan-perusahaan besar sehingga berpengaruh
bunga.
yang
Jurnal Ilmiah “POLITEA” FISIP Universitas Al-Ghifari, Volume 10 Nomor 5, Januari 2013
debiturnya.
sebagai
87
dasar hukum beroperasinya
Bank konvensional dan bank
bank syariah di Indonesia. Bank menurut
mempunyai
dan
Undang-Undang No. 10 tahun 1999
perbedaan yaitu terutama dalam sisi
tentang perubahan atas Undang-Undang
teknis penerimaan uang, mekanisme,
No. 7 tahun 1992 tentang perbankan
teknologi
digunakan,
adalah badan usaha yang menghimpun
memperoleh
dana dari masyarakat dalam bentuk
syariah
persamaan
computer
syarat-syarat
yang
umum
pembiayaan
seperti
KTP,
NPWP,
simpanan dan menyalurkannya kepada
proposal, laporan keuangan dan lain-lain.
masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau
Perkembangan
bentuk-bentuk lainnya dalam
industri
keuangan
syariah informal telah dimulai sebelum
rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
dikeluarkannnya kerangka hukum formal
Periode 1992 sampai 1998,
sebagai landasan operasional perbankan
hanya terdapat satu Bank Umum Syariah
di Indonesia. Beberapa badan usaha
dan 78 Bank Perkreditan Rakyat Syariah
pembiayaan non bank telah didirikan
(BPRS) yang telah beroperasi. Tahun
sebelum
telah
1998 muncul UU No. 10 tahun 1998
menerapkan konsep bagi hasil dalam
tentang perubahan UU No 7 Tahun 1992
kegiatan operasionalnya . Hal tersebut
tentang
menunjukan kebutuhan masyarakat akan
tersebut
hadirnya institusi keuangan yang dapat
perubahan yang memberikan peluang
memberikan jasa keuangan yang sesuai
yang lebih besar bagi pengembangan
dengan syariah.
bank syariah. Undang-undang tesebut
tahun
1992
yang
Kebutuhan tersebut
telah
terwujudnya
masyarakat terjawab
menimbulkan
UU
beberapa
telah mengatur secara rinci landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh
telah
bank syariah. Undang-undang tersebut
tersebut
juga memberikan arahan bagi bank-bank
dalam undang undang yang baru .
konvensional untuk membuka cabang
Undang – Undang no 7 tahun 1992
syariah atau bahkan mengkonversi diri
tentang perbankan yang memiliki dasar
secara total menjadi bank syariah.
syariah.
memasukkan
perbankan
Perubahan
yang
sesuai
sistem
dengan
perbankan.
Pemerintah
kemungkinan
operasional bagi hasil yang secara rinci
Akhir tahun 1999, bersamaan
dijabarkan dalam perarturan pemerintah
dengan dikeluarkannya UU perbankan
no
72
tahun
Berdasarkan Ketentuan
1992 Prinsip
tersebut
ISSN: 873 – 3741-1
tentang
Bank
maka
Bagi
Hasil.
umum dan bank umum yang membuka
dijadikan
unit usaha syariah. Sejak beroperasinya
telah
munculah
bank-bank
syariah
Jurnal Ilmiah “POLITEA” FISIP Universitas Al-Ghifari, Volume 10 Nomor 5, Januari 2013
88
Bank Muamalat Indonesia (BMI), sebagai
keuangan kepada nasabah (Muhammad,
bank syariah yang pertama pada tahun
2005).
1992,
layanan
syariah menggunakan prinsip bagi hasil
dengan asset awal sekitar Rp. 100
(profit and loss sharing). Bank syariah
Milyar, maka data Bank Indonesia per 30
tidak menggunakan bunga sebagai alat
Mei 2007 menunjukkan bahwa saat ini
untuk memperoleh pendapatan maupun
perbankan syariah nasional telah tumbuh
membebankan bunga atas penggunaan
cepat, ketika pelakunya terdiri atas 3
dana pinjaman karena bunga merupakan
BankBank Umum Syariah (BUS), 23 Unit
riba yang diharamkan.
dengan
satu
kantor
Kegiatan
Usaha Syariah (UUS), dan 106 Bank Perkreditan Rakyat
Syariah
(BPRS),
Pola
operasional
bagi
memungkinkan
bank
hasil
ini
nasabah
sedangkan asset kelolaan perbankan
mengawasi
syariah nasional per Mei 2007 telah
syariah melalui monitoring atas jumlah
berjumlah Rp. 29 triliyun. Perkembangan
bagi
bank
bank
keuntungan bank semakin besar maka
konvensional yang membuka cabang
semakin besar pula bagi hasil yang
syariah juga didukung dengan tetap
diterima
bertahannya bank syariah pada saat
sebaliknya. Jumlah bagi hasil yang kecil
perbankan nasional mengalami krisis
atau mengecil dalam waktu cukup lama
cukup parah pada tahun 1998. Sistem
menjadi indikator bahwa pengelolaan
bagi
bank merosot. Keadaan Keadaan itu
umum
hasil
syariah
perbankan
dan
syariah
yang
langsung
untuk
hasil
yang
kinerja
diperoleh.
nasabah,
bank Jumlah
demikian
diterapkan dalam produk-produk Bank
merupakan
Muamalat menyebabkan bank tersebut
transfaran dan mudah bagi nasabah.
relatif mempertahankan kinerjanya dan
Berbeda dari perbankan konvensional,
tidak hanyut oleh tingkat suku bunga
nasabah tidak dapat menilai kinerja
simpanan
hanya
yang
melonjak
sehingga
beban operasional lebih rendah dari bank mendasar
yang
indikator
dini
bunga
yang
yang
diperoleh (Novita Wulandari, 2004).
konvensional (Novita Wulandari, 2004). Hal
dari
peringatan
juga
Sebagai salah satu lembaga keuangan,
bank
perlu
menjaga
membedakan antara lembaga keuangan
kinerjanya agar dapat beroperasi secara
konvensional dengan syariah adalah
optimal. Terlebih lagi bank syariah harus
terletak
bersaing
pada
pengembalian
dan
dengan
bank
konvensional
pembagian keuntungan yang diberikan
yang dominan dan telah berkembang
oleh nasabah kepada lembaga keuangan
pesat di Indonesia. Persaingan yang
dan/atau yang diberikan oleh lembaga
semakin
ISSN: 873 – 3741-1
tajam
ini
harus
dibarengi
Jurnal Ilmiah “POLITEA” FISIP Universitas Al-Ghifari, Volume 10 Nomor 5, Januari 2013
89
dengan manajemen yang baik untuk bisa
konvensional yaitu dengan bunga , mulai
bertahan di industri perbankan. Salah
berkembang Terjadinya suatu kendala
satu faktor yang harus diperhatikan oleh
dalam
bank untuk bisa terus bartahan hidup
menganggap bahwa bunga itu riba,
adalah kinerja (kondisi keuangan) bank.
sedangkan riba hukumnya haram dalam
Oleh
islam
karena
itu
peneliti
melakukan
penelitian
Analisis
Perbandingan
tertarik
dengan
sebagian
maka
timbul
islam
suatu
yang
lembaga
judul
perbangkan menganut sistem syariah
Kinerja
yang sesuai prinsip dan hukum islam
Keuangan Bank Syariah dan Bank
yang
Konvensional
undangan
Periode
umat
2008-2012
sesuai yang
dengan
perundang-
berlakudi
Indonesia.
(Study Kasus pada Bank Syariah
Perbedaan yang signifikan dalam kedua
Mandiri dan Bank Mandiri).
metode
perbankan
ini
dapat
digambarkan sebagai berikut : B.
Tabel 1
Kerangka Pemikiran
Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil
Kegiatan perekonomian suatu negara
tidak
dapat
dipisahkan
dari
keadaan perbankan. Hal ini dikarenakan perbankan
mempunyai
perana
No 1
yang
sangat penting dalam mengelola dana masyarakat
untuk
pembangunan
suatu
mengelola Negara
Bunga Penentuan Bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi harus selalu untung /rugi.
karena
setiap usaha yang bergerak di bidang apapun
selalu
tidak
terlepas
dari
2
kebutuhan akan dana untuk membiayai usahanya disamping itu juga bank selalu dituntut untuk menjaga dan mengelola dana masyarakat sebaik mungkin. Sehubungan dengan dinamika pasar
yang
akhir-akhir
semakin
ini,
maka
berkembang terjadi
pula
perubahan yang cukup mencolok pada perkembangan perbankan. Bank yang dahulu lebih cenderung pada pengelolaa dananya
menggunakan
ISSN: 873 – 3741-1
sistem
3
Besarnya presentase berdasarkan pada jumlah uang(modal ) yang dipinjamkan. Pembayaran bunga tetap, seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan pihak nasabah untung / rugi
Bagi Hasil Penentuian besarnya rasio/ nisbah bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung/rugi. Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh. Bagi hasil tergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan. Bila usaha merugi , kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak.
Jurnal Ilmiah “POLITEA” FISIP Universitas Al-Ghifari, Volume 10 Nomor 5, Januari 2013
4
5
Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat , sekalipun pendapatan berlipat Eksitensi bunga diragukan (ada faham yang tidak menyukai bunga)
Jumlah pembagian laba meningkat sesuai peningkatan jumlah pendapatan Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil
Sumber: Muhammad Syafi’i Antonio, “Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek.” Gema Insani Press , Jakarta, 2001, Hal 61
90
masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut
ke masyarakat
memberikan
jasa
bank
Sedangkan
pengertian
serta
lainnya”. lembaga
keuangan menurut Kasmir (2003: 11) “Setiap perusahaan yang bergerak di bidang keuangan dimana kegiatannya baik hanya menghimpun dana, atau hanya menyalurkan dana atau keduaduanya menghimpun dan menalurkan dana- dana”. Bank
Merupakan
lembaga
keuangan
terjadinya pelaksanaan dua sistem dalam
Negara
yang
perbankan. Ini akibat dari munculnya UU
penting dalam sector keuangan suatu
No 10 tahun1998 tentang perubahan
Negara. Dalam Undang-undang Republik
terhadap UU No. 7 Tahun 1992 tentang
Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang
perbankan, maka secara tegas sistem
perbankan (pasal 1 ayat 2) adalah
perbankan Syariah ditempatkan sebagai
“Badan usaha yang menghimpun dana
bagian dari sistem perbankan nasional.
dari masyarakat dalam bentuk simpanan
Fenomena yang cukup menarik
Perbankan memiliki peran yang
di
sebuah
dalam
memegang
suatu
peranan
dan menyalurkannya kepada masyarakat
sangat besar dalam memajukan suatu
dalam
Negara karena hampir semua sektor
bentuk-bentuk
berhubungan dengan berbagai kegiatan
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.
keuangan yag selalu membutuhkan jasa
Tingkat kesehatan bank merupakan hasil
bank. Oleh karena itu sampai kapanpun
penilaian atas berbagai aspek yang
juga kita tidak akan pernah lepas dari
berpengaruh
dunia
kinerja suatu bank melalui penilaian
perbankan
jika
hendak
bentuk
menjalankan aktivitas keuangan, baik
factor
perorangan maupun lembaga baik social
manajemen,
maupun perusahaan. Kasmir (2003: 11)
Semua
dalam
bukunya,
Peraturan
secara
sederhana
keuangan adalah
yang
mengartikan
lain
terhadap
Bank
rangka
kondisi
kuallitas
rentabilitas, telah
atau
dalam
permodalan,
itu
dan
atau asset,
likuiditas.
dituangkan
dalam
Indonesia
Nomor
adalah
“lembaga
6/10/PBI/2004 tentang Sistem Penilaian
kegiatan
utamanya
Kesehatan
menghimpun
ISSN: 873 – 3741-1
Bank
kredit
dana
dari
Penilaian
Terhadap tingkat
Bank
kesehatan
Umum. bank
Jurnal Ilmiah “POLITEA” FISIP Universitas Al-Ghifari, Volume 10 Nomor 5, Januari 2013
mencangkup
penilaian
terhadap
risiko. CAR memperlihatkan seberapa
faktor-faktor CAMELS yang terdiri dari
jauh
permodalan
mengandung
(capital),
kualitas
asset(Asset Manajemen(Management), (Earnings),
Likuiditas
Sensifitas
terhadap
91
seluruh
aktiva risiko ,
bank
yang
seperti
kredit,
Quality),
penyertaan surat berharga tagihan pada
Rentabilitas
bank lain, ikut dibiayai dari dana modal
(Likuidity),
sendiri bank, disamping memperoleh
resiko
pasar
(Sensitivity of Market Risk).
dana dari sumber-sumber lain , seperti dana masyarakat, pinjaman dan lain-lain.
Tingkat kinerja suatu bank pada
Kasmir (2008: 50) menjelaskan CAR
dasarnya dilihat dari aspek-aspek yang
(Capital Adequency Ratio) adalah rasio
berpengaruh
modal
pada
kondisi
dan
terhadap
Aktiva
Tertimban
perkembangan suatu bank dengan cara
Menurut Resiko (ATMR) dan sesuai
melakukan
dengan
penilaian
kecukupan
modal
,
produktif
,
likuiditas,
sensitifitas
terhadap
kualitas
manajemen,
aktiva
ketentuan
pemerintah
CAR
tahun 1999 minimal harus 8 %”.
rentabilitas,
Menurut Mahmoedin (2004:19)
terhadap
risiko
menjelaskan “Kualitas Aktiva Produktif
dalam
istilah
adalah perbandingan antara classifield
Adequency,
Asset
assets (yang terdiri dari kredit kurang
Quality, Management, Earnings Ability,
lancer, kredit diragukan dan kredit macet)
Liquidity Suficiency and Sensitivitas of
dengan total earnings (yang terdiri dari
Market Risk). Untuk menilai kecukupan
kredit yang diberikan , surat berharga,
modal dari bank yang akan diteliti
aktiva antar bank dan penyertaan”.
digunakan
Kasmir
pasar
atau
CAMELS
disingkat
(Capital
CAR
(Capital
Adequency
(2008:50) menjelaskan
Bank
Ratio), untuk menilai aktiva produktif
yang sehat adalah bank yang diukur
digunakan KAP(Kualitas Aktiva Produktif )
secara rentabilitas yang terus meningkat.
untuk menilai rentabilitas digunakan rasio
Penilaian juga dilakukan dengan rasio
ROA (Return On Assets), sedangkan
laba terhadap total asset (ROA)”. Kinerja
untuk menilai likuiditas dari bank tersebut
bank salah satunya diperlihatkan oleh
digunakan rasio LDR (Loan to Deposit
rentabilitas terpengaruh oleh LDR (Loan
Ratio).
to Deposit Ratio). Pengertian rentailitas CAR (Capital Adequency Ratio)
biasanya
digunakan
dalam
menurut Kasmir (2008: 52) dijelaskan sebagai berikut “Rentabilitas merupakan
mengukurkecukupan modal yang dimiliki
ukuran
suatu bank untuk menjaga aktiva yang
meningkatkan labanya , apakah setiap
mengandung risiko atau menghasilkan
periode atau mengukur tingkat efisiensi
ISSN: 873 – 3741-1
kemampuan
bank
dalam
Jurnal Ilmiah “POLITEA” FISIP Universitas Al-Ghifari, Volume 10 Nomor 5, Januari 2013
92
usaha dan profitabilitas yang dicapai
tentang kinerja keuangan Bank Syariah
bank yang bersangkutan”.
Mandiri dengan Bank Mandiri. Dalam
Alasan
peneliti
memilih
penelitian itu menunjukkan bahwa Bank
rasio-rasio tersebut karena merupakan
Mandiri
solvable
rasio yang digunakan Bank Indonesia
Mandiri.
dari
Bank Syariah
dalam menilai kinerja keuangan bank, sedangkan
aspek
manajemen
dan
C.
Metode Penelitian
sensivitasnya terhadap risiko pasar , penulis
tidak
mengambil
aspek
manajemen
karena
merupakan
penilaian
yang
bersifat
sedangkan
untuk
aspek
kualitatif
aspek
tersebut
sensitivitas terhadap resiko pasar tidak dilakukan
karena
faktor
ini
tidak
berpengaruh terhadap kesehatan bank, tetapi
berpengaruh
terhadap
kelima
faktor kesehatan bank lainnya yang dikenal
dengan
literature
CAMELS.
dan
hasil
Adapun penelitian
perbandingan kinerja keuangan bank syariah dan bank konvensional yang sudah dilakukan oleh beberapa orang , antara
lain
penelitiannya
Ema
(2007)
tentang
kinerja keuangan
dengan
perbandingan
perbankan
syariah
dengan perbankan konvensional, dan hasilnya menunjukkan CAR bank syariah lebih
besar
konvensional.
dibandingkan Nuryanti
bank (2010)
menyimpulkan hal yang sama dengan Ema. Sedangkan Kiki (2007) melakukan penelitian serupa menyimpulkan bahwa CAR Bank Konvensional lebih besar dibandingkan Bank Syariah. (2011)
telah
ISSN: 873 – 3741-1
melakukan
Andrian penelitian
Metode digunakan
penelitian
adalah
metode
yang penelitian
deskriptif komparatif Moh Nazir (2003: 58) menyatakan bahwa “Metode deskriptif komparatif
adalah
sejenis
penelitian
deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar berdasarkan sebab akibat, dengan menganaisis faktor- faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu
fenomena
tertentu”.
Metode
penelitian komparatif adalah bersifat ex post facto. Artinya , data dikumpulkan setelah semua kejadian telah selesai berlangsung. Penelitian dapat melihat akibat dari suatu fenomena dan menguji hubungan sebab akibat dari data-data yang
tersedia.
penelitian
Jangkauan
komparatif
waktu
adalah
masa
sekarang, karena jika jangkauan waktu masa lampau , maka penelitian termasuk dalam metode ssejarah. Analisis data yang
dilakukan
diperlukan
setelah
diperoleh
data ,
yang
dilakukan
pengolahan denga cara menyusundata dan diesuaikan dengan variabel yang akan diteliti. Langkah berikutnya adalah melakukan
analisis
dan
interpretasi
Jurnal Ilmiah “POLITEA” FISIP Universitas Al-Ghifari, Volume 10 Nomor 5, Januari 2013
sehingga data tersebut menjadi lebih
93
Hasil Analisis Varians
berarti. Analisis yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah Uji Perbedaan Dua Rata-rata.
D.
Hasil Penelitian dan Pembahasan Pertanyaan
penelitian
yang
peneliti identifikasi dalam penelitian ini adalah
adakah
Keuangan
Perbedaan
Bank
Konvensional
Syariah
periode
Kinerja
dan
Tabel 4.
bank
Probabilitas Varians
2008-2013?
hipotesis yang peneliti ajukan adalah: terdapat
perbedaan
yang
signifikan
antara kinerja keuangan bank syariah dengan
kinerja
konvensional. tersebut
keuangan
Hipotesis
peneliti
bank
penelitian
terjemahkan
dalam
bentuk hipotesis statistic sebagai berikut: Ho
: tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara
kinerja
keuangan bank syariah dengan kinerja
keuangan
bank Perbedaan CAR Bank Syariah dan Bank
konvensional Ha
:
terdapat
perbedaan
signifikan
antara
yang
Konvensional Berdasarkan hasil perhitungan
kinerja
keuangan bank syariah dengan
pada
kinerja
menunjukkan bahwa Fhitung CAR sebesar
keuangan
bank
tabel
hasil
analisis
varian,
0.672 dengan probabilitas 0.419 > 0.05
konvensional hipotesis
yang artinya kedua populasi memiliki
tersebut, peneliti menggunakan bantuan
varians yang sama. Nilai thitung yang
program
digunakan
Untuk
menguji
SPSS17.0
dengan
adalah
equals
variances
menggunakan uji independent sample t
assumed. Nilai thitung sebesar -1.138 <
test dan didapatkan hasil sebagai berikut:
2.62 (derajat kebebasan, dk) dengan
Tabel 4.
probablititas (tabel probabilitas varians) 0.265 > 0.05, maka dapat dideskripsikan
ISSN: 873 – 3741-1
Jurnal Ilmiah “POLITEA” FISIP Universitas Al-Ghifari, Volume 10 Nomor 5, Januari 2013
94
bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya
perbankan
tidak terbukti bahwa kinerja keuangan
dibandingkan dengan nilai mean kinerja
perbankan syariah dan kinerja keuangan
perbankan konvensional. Berdasarkan
perbankan konvensional ada perbedaan
hasil uji statistic tidak dapat dibuktikan
yang signifikan jika dilihat dari rasio CAR.
bahwa kedua rata-rata (mean) KAP
Tanda
perbankan
negative
dari
nilai
thitung
menunjukkan bahwa nilai mean kinerja perbankan
syariah
lebih
syariah
lebih
syariah
dan
rendah
perbankan
konvensional berbeda.
rendah
dibandingkan dengan nilai mean kinerja perbankan konvensional. Berdasarkan
Perbedaan ROA Bank Syariah dan Bank
hasil uji statistic tidak dapat dibuktikan
Konvensional
bahwa kedua rata-rata (mean) CAR perbankan
syariah
dan
perbankan
konvensional berbeda.
Berdasarkan hasil perhitungan pada
tabel
hasil
analisis
varian,
menunjukkan bahwa Fhitung ROA sebesar 0.015 dengan probabilitas 0.905 > 0.05
Perbedaan KAP Bank Syariah dan Bank
yang artinya kedua populasi memiliki
Konvensional
varians yang sama. Nilai thitung yang
Berdasarkan hasil perhitungan
digunakan
adalah
equals
variances
varian,
assumed. Nilai thitung sebesar -5.387 <
menunjukkan bahwa Fhitung KAP sebesar
2.62 (derajat kebebasan, dk) dengan
0.564 dengan probabilitas 0.459 > 0.05
probablititas (tabel probabilitas varians)
yang artinya kedua populasi memiliki
0.000 < 0.05, maka dapat dideskripsikan
varians yang sama. Nilai thitung yang
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya
digunakan
terbukti
pada
tabel
hasil
adalah
analisis
equals
variances
bahwa
kinerja
keuangan
assumed. Nilai thitung sebesar -1.435 <
perbankan syariah dan kinerja keuangan
2.62 (derajat kebebasan, dk) dengan
perbankan konvensional ada perbedaan
probablititas (tabel probabilitas varians)
yang signifikan jika dilihat dari rasio ROA.
0.162 > 0.05, maka dapat dideskripsikan
Tanda
bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya
menunjukkan bahwa nilai mean kinerja
tidak terbukti bahwa kinerja keuangan
perbankan
perbankan syariah dan kinerja keuangan
dibandingkan dengan nilai mean kinerja
perbankan konvensional ada perbedaan
perbankan konvensional. Berdasarkan
yang signifikan jika dilihat dari rasio KAP.
hasil uji statistik dapat dibuktikan bahwa
Tanda
thitung
kedua rata-rata (mean) KAP perbankan
menunjukkan bahwa nilai mean kinerja
syariah dan perbankan konvensional
negative
ISSN: 873 – 3741-1
dari
nilai
negative
dari
syariah
nilai
lebih
thitung
rendah
Jurnal Ilmiah “POLITEA” FISIP Universitas Al-Ghifari, Volume 10 Nomor 5, Januari 2013
berbeda.
95
0.331 dengan probabilitas 0.569 > 0.05 yang artinya kedua populasi memiliki
Perbedaan LDR Bank Syariah dan Bank
varians yang sama. Nilai thitung yang
Konvensional
digunakan
Berdasarkan hasil perhitungan pada
tabel
hasil
equals
variances
assumed. Nilai thitung sebesar 0.601 <
varian,
2.62 (derajat kebebasan, dk) dengan
menunjukkan bahwa Fhitung LDR sebesar
probablititas (tabel probabilitas varians)
0.292 dengan probabilitas 0.593 > 0.05
0.553 > 0.05, maka dapat dideskripsikan
yang artinya kedua populasi memiliki
bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya
varians yang sama. Nilai thitung yang
tidak terbukti bahwa kinerja keuangan
digunakan
variances
perbankan syariah dan kinerja keuangan
assumed. Nilai thitung sebesar 1.275 <
perbankan konvensional ada perbedaan
2.62 (derajat kebebasan, dk) dengan
yang signifikan jika dilihat dari kinerja
probablititas (tabel probabilitas varians)
keuangan. Tanda positif dari nilai thitung
0.213 > 0.05, maka dapat dideskripsikan
menunjukkan bahwa nilai mean kinerja
bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya
perbankan
tidak terbukti bahwa kinerja keuangan
dibandingkan dengan nilai mean kinerja
perbankan syariah dan kinerja keuangan
perbankan konvensional. Dengan kata
perbankan konvensional ada perbedaan
lain, kinerja keuangan bank syariah lebih
yang signifikan jika dilihat dari rasio LDR.
bagus secara keseluruhan dibandingkan
Tanda positif dari nilai thitung menunjukkan
dengan kinerja kinerja keuangan bank
bahwa nilai mean kinerja perbankan
konvensional.
syariah lebih tinggi dibandingkan dengan
statistik tidak dapat dibuktikan bahwa
nilai
kedua rata-rata (mean) kinerja keuangan
adalah
mean
konvensional.
analisis
adalah
equals
kinerja
perbankan
Berdasarkan
hasil
uji
statistik tidak dapat dibuktikan bahwa
perbankan
syariah
lebih
Berdasarkan
syariah
dan
tinggi
hasil
uji
perbankan
konvensional berbeda.
kedua rata-rata (mean) KAP perbankan syariah dan perbankan konvensional
E.
berbeda.
Berdasarkan dan
Perbedaan Kinerja Keseluruhan Bank Syariah dan Bank Konvensional
tabel
hasil
analisis
varian,
menunjukkan bahwa Fhitung total sebesar ISSN: 873 – 3741-1
pembahasan
hasil dapat
penelitian peneliti
simpulkan tidak terbukti bahwa kinerja keuangan perbankan syariah dan kinerja
Berdasarkan hasil perhitungan pada
Simpulan
keuangan perbankan konvensional ada perbedaan yang signifikan jika dilihat dari
Jurnal Ilmiah “POLITEA” FISIP Universitas Al-Ghifari, Volume 10 Nomor 5, Januari 2013
kinerja keuangan. Tanda positif dari nilai thitung menunjukkan bahwa nilai mean kinerja perbankan syariah lebih tinggi dibandingkan dengan nilai mean kinerja perbankan konvensional. Dengan kata lain, kinerja keuangan bank syariah lebih bagus secara keseluruhan dibandingkan dengan kinerja kinerja keuangan bank konvensional.
Berdasarkan
hasil
uji
statistik tidak dapat dibuktikan bahwa kedua rata-rata (mean) kinerja keuangan perbankan
syariah
dan
perbankan
konvensional berbeda. DAFTAR PUSTAKA Firdaus, Rachmat dan Maya Ariyanti. 2001. Manajemen Dana Bank. Bandung: STIE INABA. Nazir, Habib dan Muhammad Hasanudin. 2004. Analisis Perkreditan Bank . Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Hasibuan, Malayu S.P. 2004. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara. Judisseno, K Rimsky. 2002. Sistem Moneter Perbankan di Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Kasmir. 2000. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kasmir. 2001. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi keenam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Martono, Agus Harjito. 2001. Manajemen Perkreditan. Jakarta: Bumi Aksara Riswandi, Budi Agus. 2005. Aspek Hukum Internet Banking. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. ISSN: 873 – 3741-1
96
Sastradipoera, Komarudin. Strategi Manajemen Bisnis Perbankan. Bandung: Kappa Sigma. Sarwono, Jonathan. 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Syafri, Sofyan Harahap. 2001. Teori Akuntansi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Simorangkir, O.P. 2000. Pengantar Kelembagaan Keuangan Bank dan Non Bank. Jakarta: Ghalia Indonesia. Siswanto, 2000. Analisis Kredit Bank Umum. Yogyakarta : Pelita Ilmu Soemarso, S.R. 2005. Akuntansi suatu pengantar, Edisi lima. Jakarta : Salemba Empat Sugiyono, 2004. Metodologi Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Suhardjono, 2003. Manajemen Perkreditan Usaha Kecil dan Menengah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Undang-Undang Perbankan No. 7 Tahun 1992. Undang-Undang Perbankan No.14 Tahun 1997. Undang- Undang RI No. 10 Tahun 1998