,4zwar dan Dewi
Prahdzt ti, Terapi Bicara Patca Laringeloomi ?otal
Terapi Bicara Pasca Laringektomi Total Azrryar dan Dewi Prahaztuti
Abstrtk Inring
merupakar bagian tedawah dari salunn nafas bagian atas- L.ring berfungsi 6ebagai or8stl fonasi, respirasi, proteksi, sirkulasi, menelin, dan emosi. Laringcktomi (rindakan pembedahan pada kanker laring) adalah tindakan pengangkatan laring dan penisahan saluran nafas dari hidutrg,mulut, dan esofagus. Pasca laringektomi pasi€n bcmafas melaiui satu lubang pada lehe. yaitu sloha. Tindakan la.ingektomi menycbabkan cacat pada paiiar Pcnganekatan laring bcscrta pita suara yang ada di dalamhyr, maka pasien akan m€rjadi afonia dan b€rrapas melalui stoma permancn di lehcr. Untuk itu dip€rlukan Ehabilitasi agar pasjcn dapat bermasyarakat d6n mandid kcmbali, maupun r€habilitasi suara (yoice rehabilitation) agar pasicn dapat be$icara (bersuara), sehingga nampu berkomunikasi secara vcrbal. Kemampuao bicara, dapat diperoleh dengan tcEpi bicara .sopbagus (oasophgcal speech), ala! bantu eleftrolaring (elccrrolrryrx), .iau shurr artara trake dan esofagus (tEcheo-o6ophag€al punctur€). (.rKS 2010; 1:27-36)
Katr kunci : Laryngcctomy, tcmpi
bicara, tcrBpi bicara esophagus, al6t bantu el€ktrolaring, TEP
Abstrrct. Laryox is the lowcst part o, thc upper :espiralory tmct. Lsr).ogeal function as an organ
fonasi,
rospintioq protection, ebculalion, swallowing, and €motion. Larirgcktomi (surg€ry in laryngeal cancer) is lhc act ofrcmoval ofthe larynx and sepamtion of the respiratory tmct from the nosc, moulh and esophagus. Post Iaringeklomi paticnt brcarhes [rcugh a hole in the rcck of the stoma. Laringekromi actions caus€ defects in paticnts. Appointment oflhc larynx and vocal cords in it, then the paticnt will be afonia and brcarhe through r permancnt stoma in the rcck. For that nccdcd ,Ehabilit.tion for pati€nts ro community and sclf-retum, and r€habililnlio, of thc voic€ for palients to spcak , so as to communicatc verbally. The ability lo speak, can be obtaincd wiih esophae€al spe.ch thempy (o.sophageal sp€cch), a tool elektrolaring (€l€ctrolarynx), or shunt b€tween the t ach.a and esophags (tmcheo-ocsophageal puncir.e). (JKS 2010; 1:27-36) Networds : Laryngectoby, yoic. rehabilitation, oesophageal speech, electrolatyE, TEP
Perdahr uan KanJ
ditemukan
lebih dini akibat adanya
perubahan pada suara. Kan-ker laring umumnya terjadi pada orang tua dalam dekade keenam dall ketujuh kehidupan. Kuang dari l% kasus t€rjadi pada orang di bawah usia 30 tahun. Kanker laring diperkirakan tetjadi 0,7% dari 1,3 juta kasus kar
Meskipun rasio pria-wanita untuk kanker laring di Amerika Serikat adalah sekitar 3:1, lamun data terakhir menunjukkan bahwa insiden pada perempuan rerus meoingkat.r
Di
Indonesia yakri di RSCM, tercatat keganasan laring menempati urutan keriga
keganasan Telinga,
Hidung
dan
Tenggorokan (THT). Jurnlah iata-rata kegarasan laring di RSCM 25 orang per tahun
2
Etiologi pasti sampai saat ini belum diketahui, namun didapatkan beberapa hal yal1g berhubungan erat d€ngan terjadinya keganasan laring yaitu : rokok, alkohol, sinar radioaktil, virus.polusi udara, radiasi Ieher dan asbestosis.lJ
Azwat
da
Dewi Prahaztuti adalah dosan
pada bagian llnu Kesehatan THT-M Fakultas Kedoktet'an U iversitas Syiah Kuala 27
JURNAL KEDOKTERAN SYIAll KUALA I/olume lA Nomar I April 2010
Untuk nenegakkan diagnosa tumor ganas laring masih belum memuaskan, hal ini disebabkan antala lain karena letaknya yang sulit untuk dicapai sehingga dijumpai bukan pada stadium awal lagi. Biasanya pasien datang dalam keadaan yang sudah berat sehingga hasil pergobatan yang diberikan kurang memuaskafl. Yang terpenting pada penanggulangan tumor gaoas laring ialah diagnosa dini. Secara umum penatalaksanaan tumor
ganas lariDg adalah
dengan
pembedahan, radiasi, sitostatika ataupun kombinasi daripadanya, tergantuog stadium penyakit dan keadaan umum penderita.r Laryrgektomi total adalah pfosedur mengambil ladng secala keseluruhan. Ketika laring diambil, jalur baru unhrk bomafas harus dibuat. Stoma dibuat di dasar leher dafl hakea kemudian dibuat menonjol kedepan menjadi stoma. Pasien tidak dapat lagi bernapas melalui hidung atau mulut dan faring sekarang benar-
benar terpisah dari jalan napas. Bila laringektomi total relah dilakukar, laring
AratomiLrring Laring merupakan bagian terbawah dari saluran nafas bagian atas. Beonrk laring menyerupai limas segitiga terpancung dengan bagian atas lebih terpancung dan bagian alcs lebih besar daripada bagian bawah. Batas atas laring adaialr aditus laring sedangkan batas bawah kartilago krikoid. Struktur kerangka laring tcrdiri dari satu lula,ng (os hioid; dan beberapa tulang rawan.' Tulang hioid terletak disebelah superior dengan bentuk hurufU dan dapar dipaipasi pada leher depan serta lewat mulut pada dinding faring lateral. Dibagian bawah os hioid ini berganrung ligamentum tirohioid yang terdii dari dua sayap / alae kafiilago tiroid. Sementara itu kartiiago krikoidea mudah teraba dibawah kulit yang melekat pada kartilago tiroidea lewat kartilago
tidak lagi b_erperan sebagai sumber produksi suara.' Pasien dengan kanker laring sering menghadapi berbagai masalah psikologis dan fungsional yang berhubungan dengan penyakit dan pengobatannyaKebutuhan dan manfaat konsultasi sangat penting, pasien memiliki sedikit pemahaman tentang peIan laring dan hubungannya dengan menelan, berbicara, yang mana fungsi-fungsi id akan berubai setelah dilakukan total laringektomi. Beberapa pasien bahkan menolak operasi karena ketakutan mereka dan pernahaman terbatas tentang pasca operasi.l Pernilihan komunikasj tarpa laring
merupakan tangguflg jawab multifaktor tidak hanya meliba&an pasien sendid namun juga dokter, keluarg4 atau ahli bahasa dan patologi. Banlak pasien post lar,,ngektomi tidak pfitah berkonsultasi patologi wicam.bahasa dengan
ahli
sebelum dilakukan laringekomi. Kernampuan bicara, dapat diperoleh dengan bicata esophagus, alat bantu elektrolaring, atau sruxr anrara lnkea dan esophagus. '
krikotiroid yang beftentuk bulat penuh. Pada permukaan superior lamila terletak
pasargan kartilago aritenoid berbentuk piramid benisi tiga-
yang Pada
masing-masing kartilago ariienoid ini mempunyai dua buah prosesus yakni prosessus vokalis a_nterior dan prosessus
muskularis lateralis ) Pada prossesus vokalis akan membentuk 2/5 baglan belakang dari korda vokalis sedangkan vokalis membentuk bagian membranosa atau bagian pita suara yang dapat bergetar. Ujung bebas dan permukaan superior korda vokalis sua.a membefltuk glotis. Kaflilago epiglotika merupakan struktur garis tengah hrnggal yang berbentuk sepe bola pimpong yang berfungsi mendorong makaraa yang ditelan kesamping jalan nalas Ianng. Selain itu juga teradapat dua pasang kartilago kecil
ligameltun
28
Azwar dan Dewi Prahaztuti, Tercpi Bicqru Pasca Laringektomi Total
didalam laring yang mzLna tidak mernpuyai fungsi yakni kartilago
Gambar 1. Struktur Aoatomi bring
komlkulata dan kunertormls.
6
Gerakan laring dilakukan oleh kelompok otot-otot ekstrinsik dan inhisik. Otot
Fisiologi
ekstrinsik bekerja pada laring
Laring berfungsi sebagai organ fonasi, rcspilasi, proteksi, batuk, sirkulasi,
secara
keseluruhan, sedangkan otot-otot intriDsik menyebabkan gerakan bagian-bagian Iaring sendiri. OtoFotot ekskinsik laring
ada yarg terletak
(suprahioid)
di
atas tulang hioid
yarg t€rdiri
dari m.digastrikus, m.geniohioid, m.stilohioid dan m,milohioid yallg berfungsi menarik laring ke bawah. Otot ekstinsik intahioid terdiri dari m.stemohioid, m.omohioid, m.tirohioid yang berlirngsi menarik laring ke atas.5 Laring disarafi oleh cabang-cabang nemrs vagus yakni nents laringeus superior dan nervus laringeus inferior (n.lariogeus rekurens). Kedua saraf ini merupakan campuran saraf motoaik dan sensorik.4 5 Perdarahan pada laring terdiri dari dua cabang yakni arteri larilgeus superior dan ateri laringeus inferior yang kemudian
akan bergabung dengan vena tiroid superior dan inferior. Arteri laringis cabang dari a.liroid superior ,merupalan
respirasi, menelan, dan emosi.5 Fungsi laring untuk proteksi adalah untuk mencegah agar makanan dan benda asing tidak masuk ke dalam takea dengan jalan menutup aditus laring dan rima glotis secara benamaan. Terjadinya penutupan aditus laring ialah karena pengalgkatan laring ke atas akibat kontratsi otot-otot ekstrinsik laring. Dalam hal ini kartilago a.iteDoid bergerak depan akibat kontraksi m.tiro-aritsnoid dan m.aritenoid, Selanjutnya m. ariepiglotika berfungsi sebagai sfingter. Penutupan rirna glotis terjadi karena adduksi plika vokalis. Kartilago aritenoid dan kanan aduksi meodekat karena otot-otot intrinsik. Selain itu dengan refleks batuk, benda asing yang telah masuk ke dalam trakea dapat dibahrkkan ke luar. Demikian juga dengan bantuan batuk, seket yang berasal dapat dikeluarkan.a t
ke
kiri
dari pam
supenor.-
29
JURNAL KEDOKTEMN SYIAH KUALA Yolume
l0
Fungsi respirasi laring dengan mengatur besar kecilnya dma glotis. Bila m.kikoaritenoid posterior berkontmksi akan menyebabkan prosesus vokalis kartilago ariteroid trergemk ke lateral, sehingga rima glotis terbuka. Dengan terjadinya perubaha[ tekanan udara maka didalam kaktus tmkeo-bronkial akan dapat mempengaruhi si*ulasi darah tubuh. oleh karena iru laring juga mernpunyai fungsi
artikulasi secara relatif utuh, Meskipun merupakan jalan yarrg sama bagi udara paru-paru dan fonasi, tmkea hanya
sebagai alat pengatur sirkulasi darah.5
Fungsi laring dalam proses morelan mempunyai tiga mekanisme yaitu gerakan laring bagian bawah keatas, menutup aditus laringeus, serta mendorong bolus makanan hrun ke hipofaring dao tidak mungkin masuk kedalam laring." ' Laring juga mernpunyai fimgsi tratuk mengekspresikan emosi s€perti berteriak, mengeluh, menangis dan laia-lain yang berkaitan dengan fungsinya untuk fonasi dengan mgmbuat suara serta menentukan tirlggi rendalmya nada. Tinggi rendahaya nada di atu! oleh peregangan plika vokalis. Bila plika vokalis dalam aduksi, maka m.kikotiroid akan merotasika! kartila8p tiroid ke bawah dan ke depan, menjauhi katilago aritercid. Pada saat yang bersamaan m.krikoaritenoid posterior akan menahan atau memrik kartilago aritenoid dalam ke belakang. Plika vokalis yang keadaan efektif untuk berkontraksi. Sebaliknya kontraksi m.krikoariteooid akaa mendorong kanilago aritenoid ke
Notnor
1
April20l0
melayani pertukaran udam paru. Pada kasus laringektomi total, biasalya esofagus tetap uhrh sebagai saluran penghubung mulut dan faring dengan lambung. Maka sumber getaran baru untuk menghasilkan suara perlu dibentuk pada daerah fariog-esofagus. Daerah ini dikeaal sebagai pseudoglotis atau neoglotis. Suara yang baru disebut suala esofagus atau suara alaringea (tanpa ladng). Sekitar 60 pasien laringektomi sampai mempelajari beberapa bentuk bicara esofagus, tramul tidak semuanya mahir
75%
atau
menguasainya. Sekitar l5o/o berkomunikasi dengan memakai alat bualan, dan sisanya _ tidal belajar berkomunikasi secara oral.'
Terapi Bicara
depan, sehingga plika vokalis akan mengendor. Kontraksi serta mengendomya plika vokalis akan menentukan tinggi rendahnya nada.'
Tindakan laringektomi akan menyebabkan cacat pada pasien. Dengan dilakukarDya pengangkatan laring beserta pita suara yang ada di dalamaya, maka pasien akan menjadi afonia dan bemapas melalui stoma pemanen leher. Untuk itu diperlukan rehabilitasi terhadap pasien. baik yang bersifat umum yakni agar pasien dapat bermasyarakat dan mandiri kembali, maupun rehabilitasi khusus yakni rehabilitassi snaru (yoice rehabilitatiorl) agar pasien dapat berbicara (bersuara), sehingga mampu berkomurikasi verbal. Suara yang baru dapat dibuat dengaa salah satu dari cara berikut:a
Laritrg€ktomi
l.
kili
Laringektomi adalah
tindakan
pengaflgkatan laring dan pemisahan saluran nafas dari mulut, hidung, dan esofagus. Pasca laringektomi pasien bemafas melalui satu lubang pada leher yaitu stoma.5 Pengangkatan laring memisahkan lirngsi respirasi dari bicar4 rnenghilangkan ,umber gelaran pada londsi. namun fungsi
di
Esofrgeal speech ( bicara esofagus) Pada laringektomi, laring beserta pita suara diangkat seluruhnya. kemudian tlakea dijahit tepi dan dibuat lubang pemapasan. Lubang disebut tracheosloma dan memungkinkan pasien
ke
ini
untuk bemafas melalui stoma
selelah
operasi. Penderita diajari rmtuk monbawa udara ke dalam keiongkongan ketika secara perlahafl bemafas
dan
30
Azyrar dah Dewi PrallaztutL Terapi Bicara Pasca Laringehomi Total
menghembuskannya untuk menghasilkan suara-
""
Pada esofageal speech udara bergclak dari
luar tubuh melalui tracheostoma langsung
ke
paru-paru, tanpa melalui organ
pemapasan atas seperti hidung mulut, dan
tenggorokan. [so/ageal speech dicapai dengan memompa udara dari mulut ke esofagus bagian atas. Udara kernudian dilepaskan secara teratur melalBi mulut, dengan adikulasi kata-kata simultan. Suara yang dihasilkan oleh esofageal speech lebih tena[g dan lebih belat. Namun katakata yang dihasilkan lebih sedikit yakni Iata-rata 5 kata per napas dan 120 kata per merit. Kuahya suara yang dihasilkan berkisar aoyata 5G100 Hz.? Terdapat dua cara memasukkan udara agar dapat menghasilkan suara esofagus yaitu injeksi dan inhalasi, Menela[ sebagai salah
satu cara memasukkan udara
tidak
dianju*an, karena proses menelan tidak menimbulkan injeksi dan ekspulsi udara secam cepat yang diperlukan untuk dapat berbicara. Pada waktu injeksi, udara dalam mulut stau hidung ditekan oleh gemkan bibir atau lidah dan diinjeksikan ke dalam esofagus. Hal ini dapat dilakukan secara sadar dengan merapatkan bibir dan
menekankan
ujung lidah pada kista
alveolar, atau dorsum lingua pada palatum
durum dan mendorong bola udara ke dalam tenggorckan. Bunf konsonan tertettu (contohnya P, T, dall K) mendorong udara ke dalarn esofagus. Ketiganya disebut konsonan injeksi.
faring-esofagus relaksasi, maka tekanan yang tinggr dalam mulut dan hipofaring akan mendorong udara ke dalam esofagus. Cara inhalasi memiliki keuntungan karena sangat alamiah, sehingga udara paru dan menjadi sinlo-on. Pasien laringekomi dapat saja m€nggunakan kombinasi kedua cara ini.a Dengan menggunalan esofagus setinggi pita suara asli sebagai sumber bunyi, sedangkad udam penggetamya berasal dad udara lang di "telan", namun sebelum masuk ke dalam lambung dorong kembali ke atas_-untuk menggetarkan pira suara pengganli.lu Kunci terapi bicara esofagus adalah pemapasan perut. Udara dari perut akan menggetarkan esofagus sehilgga
fonasi
di
menghasilkan suam. Prinsip terapi itu lnirip pada saat kita bersendawa. Pasien diajari untuk rnenghasilkan sendaw4 lalu memanfaatkan udala sendawa itu untuk bicara. Dalam pemapasan perut udala
dihisap masuk (bisa dari mulut atau hidung) ke perut hilgga menggembung.
itu,
Setelah mulut dibuka untuk mengambil udara lagi. Tapi, kali ini udara yang masuk ditahan dada, lalu dilontarkan ke luar dalam bentuk sendawa. Meski terlihat mudah, kenyataanya banyak pasieo kesulitan. Bahkan, tidak sedikit yang mengeluh.kan sakit kepala, muntah, dan kembung saat pertama berlatih. I I
di
PasieD laringektomi yang mztnrpu mengucapkan konsonan inieksi
mempunyai suatu kerja pompa yang sudah
menyatu, sehingga dalam pembicaraan yang bersambungan, ia akan terus menerus melakukan pengisian kembali.a,e Pada waktu inhalasi, jalan napas antara hidung atau mulut dan esofagus akan tetap terbuka. Brla pasien melakukan inhalasi
melalui storna, maka tekanan negatif dalam esofagus akan meningkat, sehingga tercipta suatu vakum parsial. Jika segmen
Gambar
2. Stoma trakeostomi 3l
JURNAL KEDOKTEMN SYIAH KU.4L4 yolune 10 Nomor I April 2010
Gambar 3. Pedalanan udara sebelum dan sesudah Laringektomi
ts
srad
trqr
t.r,rEia
Gambar 4, Esophageal Speech
,,,.
.\
.
l
r,-' ./,---.-\ ((' I
::!-:
' l'
,
,;!i a'd r !-tL
,l:r.,i:l ii; I ,'it
'..
_1. I
Gambar 5. Perbandingan sebelum laringektomi dengan esophageal speechl2
Tingkat kemampuan bicara
esophagus
dibagi dalam tiga kelompok besar, tingkat dasar, tirgkat madya, dan tingkat utama . Rrgam kcmarrrpuan dimulai dari merriup. Meniup nerupakar petanda, sudah ada udara yang nlatrlpu masuk dalam saluran
makanan. Setelah peluangkatarl totai la.ing, paru tidak lagi berhubungan dengan
mulut, Damun langsung pada leher. Vekani.rnc bern.rhs. .rtelah operasi-
72
Azwar
da
Dewi Prahaztuti, Terapi Bicara Pasca Inringeldo i foral
ini
terpisah dengan mekanime makan. Mampu dilanjutkan bersendaw4 kernudian membentuk kata, selafljutnya kalimat sederhana hingga
diperkenalkan oleh seorang yang memuogkinkan pasien pasca laringektomi berbicam dengan udara paru-parunya
menyanl,-
sendiri. Meskipun prosedur
meniup,
suku
Bicara dengan saluran makanan memerlukan ten ga y?dtg besar, sehiugga eyaluasi fsik plm wajib dilahrka& Setiap tiga bula& dilakukan kebugaran oetrggunakan sepeda statis ataupun uji jalaq s€rta dibuat poglam perormgan
uji
yary dilakulon mandiri tiga
kali
seminggu, agar tetap bugar.' 2. Trscheo-oelophageal Purcture (fP) Tracheo-oesophageal PuncturE m€rupakan alat batrtu yang ditanam diantara t akea dan esofagus. Sumber bunyinya tetap berasal dari esofagus namun udara penggetamya dai paru, Udara dari paru menuju korda vokalis pengganti dengatr meDutup alira[ keluar stoma.e'lo
Katup ini mcndorong udara ke dalan esofagus ketika podcrita bemafas, sehingga mengbasilkao suara. Jika katup mengalami kelainan fungst, cairan dao makanan bisa secara ridak sengaja masuk ke dalam trakea. '
Prosedur
ahli patologi bicara dao bahasa
dilakukan pada s.rat
ini
dapat
laringektomi, suka menunggu selama 6 bulan agar pasien dapar bolajar bica'a esofigus dan stona dapat dibiarkan terbentuk lengkap. Punksi dibuat pada dinding post€rior bak€a ke dalam esofagus, dan kenudian disclipkan suatu tube berkatup satu arah. Udara ekshalasi pada pasien laringektomi akan diphtaskan metalui prostesis silikon ke dalam esofagus bila stoma dituhrp, sehingga pasien dapat berbicara lancar. Saat ini telah t€rsedia pilihan katup prostetik bertekanan rendah. Katup
kebanyakan
ahli THT lebih
dikeluarkan dan dibersihkan tiap ha sebelum dimasukkan kenbali. Katup rata,ata dapat bertahan sekitar 3 bulal A]li patologi bicara dan bahasa bek{asama dengau al THT dalam memilih dan msmasaDg prostesis, daD mendidik pasietr dalam penggunaan dan pqawatannya serta dalam teknikteknik mengatasi kesulitan,a
i
Gambar 6. Tracheoesophageal Voice
33
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUAIA
't/olurne
3. Elektrolaring Elektrolaring adalah pera[gkat mod€rn yang mernungkinkan pasien pasca laringektomi dapar berbicara lagi. Untuk menghasilkan suar4 ujung elektrolaring ditempatkan pa
ini menyebabkan getaraa di lipatan vokal, yang mensimulasikar proses alami. Pembicara kemudian mergartikulasikan sebuah kata dengan menggunakan lidah, langit.lsngit mu-lut, tenggorokan dan bibir sepedi biasa.a'r Elektrolaring merupakan persngkat geflggam yang berlenaga baterai seukumn alat cukur listrik yatrg bergetar. Beberapa keuntungar dari elektrolaring adalah: Dapat dipelajari d€ngaf, cepat oleh kebalyakan pasien , Mernilfi suara mekanik yang sangal jelas bahkan di relepon 3. Tidali ada syarat perawataa khusus 4. Dapat digunkan oleh hampir semua orilog 5. Walaupun perangkat ini cukup mahal,
l.
namun masih dianggap salah
satu
l0 Nohlol I April 2010
Beberapa kelemahan elektrolaring adalah:
l.
Nada mekanik tidak terdengar, Ada kualitas suara yang berbcda. Produksi suara seperti suara mesin dan robot. 2. Suan yang dihasilkan agak sulit dimengerti para pendengax, Tgrdapat perubahar pircl atau modulasi. 3. Ses€orang harus memiliki konhol tangan yang baik untuk menggunakan electrolaring karena mernerlukan tenaSa ta[gan yang kuat dan martap 4. dapat penggulaan elektrolarjng sehingga sering tidak
Seseorang tidak
menyembunyikar
estetik.9ll Dalam upaya untuk mengembalikan suara yalg elami. Peneliti dari Massachusetts Eye and Bar Infirmary sedangmengernbangkan elektrolaring yang dipetintahkan oleh sinyal saraf yartg sama untuk mengontrol suara- Pada me(od€ ini dilampirkan saraf laring rmhrk otot kecil di leher, konudian menggunakan sinyalsinyal listrik da.i otot-otot unhrk
mengakifkan electrolaryng mefl gontrol Aekuensi.
a'l
l
dan
pilihan murah pada terapi bicara.rs
Gambar 7. Menempatkan elektrolating
34
Azwar daa Dewi Prahaztuti, Terqri Bicara Pdsca Laingeldomi Total
GaEbar 8. Berbagai jenis elektrolaring Ringkasar
.
'
I-aring menrpakan bagian te6awah dari saluan nafas bagian atas. Benhrk laring menyerupai limas segitiga terpancung dengan bagian atas lebih besar daripada bagialr bawah. Batas atas ladng adalah aditus laring sedangkan batas kaudal kartilago kikoid. Struktur kerangka laring terdiri dari satu hrlaoS (os hioid) dan b€berapa tulaqg Iawan. Laring berfungsi sebagai fonasi, respirasi, proteki, batuk, menelan, emosi dan fonasi-)
. Ladogektomi adalah
.
tidakaa
berbicara (bercuara), 5ehine8a [lasrpu berkomunikasi secara verbal. Kemampuan bicara dapat dipgroleh dcngan telapi bicala esophagus, alat bantu elekkolaring, atau shunt antau trakea dan esofagus. Pada esofogeal speech udara bogerak dad lua! tubuh melalui hakheostoma laf,gsung ke paru-paru, talpa melalui organ pemapasan atas sep€rti hidung, muluL dan tenggoroka!. Pada shunt dilalqrkaD penamman alat bantu diafltam trakea dan esofagus. Sumber tetap bqasal dad esofagus namun udam p€nggetaml.a dari paru. Udara dari paru oenuju pita suam pengganti dengan ditutup aliran kelua! stoma. Untuk menghasilkan suara, ujung elektrolariog ditempatkan pada leher dengan sebuah tombol kecil yang
bunl
pelgangkatan laring dan pemisahan saluran nafas dari mulut. hidung, dar esofagus. Pasca laringektomi pasien bernafas melalui satu lubang pada leher yaitu stoma. Dengan dilakukannya pengangkatan laring beserta pita suara yang ada di dalamnya, maka pasiel akan me[jadi afonia dan bemapas melalui stoma permanerl di leher, Perlu rehabilitasi
menyebabkan getamn di lipatan vokal, yang measimulasikan proses alaDi. pembicara kemudian mengartikulasikan sebuah kata dengan
terhadap
menggunakar
pasiur agar
dapat
memasyarakat dan mandiri kembali,
juga
rehabilitasi suam (wice rehebilitation) agar pasien dapat
dapat ditekan. Perangkat ini
lidah,
langit-latgit
mulut, tenggorokan dao bibir sqrerti biasa.
35
..i--.::. -
JURNAL KEDOK?ERAN SIIAH KUALA lolume l0 Nomor
I April 2010
Drftar Pustaka
l. 2.
Lewi , J.S. Advance In Comrnunication Asd Thc
Alarygeat
Afl
of
Tracheooesophrgcd Voic€ Rcslomtion. 2004. laryngcdl Cancer Nudswinuingtyrs, Survival Bic-.ra Itu (tiltk) Mudrtl 2008.
N.
:
http://w{yw.wlklrrurorl.
3. Harluna, S.H., Tumor G.nas Lding. simposium Oangguan Pendengffan dan Tinitus. Scmarans. 2009.
4.
Coheo, J.L., Anstomi drtr Fisiologi Laring. BOIES -Buku Ajar Penyrtit TflT. ,skarta: EGc. 2000:369-76
5.
Hcrmani,
B.
Suats Parau. Buku Ajar Ilmu
Kcsehatafl Talinga Hidulg Tcnggorok Kepala dan Leh€r.Jakart8: EGC. 2001 :190-94.
5. J6yanlo, 7.
K-D., Gambar Iring.
2008.we,rw.kumiawa$r,ijayanio.blogspoi.com/g &lrbar-laring-lsryDxpicture. Anonymol,s. Esopbagral Spccch. 2008.
http://wrv*.wlkiocdir,com
8. Newbie. Kankcr Laring. Elektronik Univcrsitas SurabalB, 2008
hltp/$r1lr*,..library
Pcrpustakaan
vijsya
Fakults
Uriversicas wijaya
Kusuma Kedokteran Kusuma
Surabaya/Forundvicwtopic.html Lombar4 L. Laryngektomi Rchsbilitstion. 2008 http://wwv,elnedlcfu €.medscepc.com 10. Anonymous, Bicrra Kembali Sctelah Pengangkst& Pita Suara. 2007, http://ianpapita-suarr.blo8spolcom
9.
tbah Se.dawe jadi Bicarahtto://wflw.i.w.por.com 12. Nusd},i6uringryas,N. Bicara Esofsgus.2oo7. http i// www.wikimu.com
ll.
Anotrymous. 2010.
36