TINGKAT AKTIVITAS FISIK DAN TINGKAT STRES SERTA KUALITAS TIDUR MAHASISWA

Download Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari kesalahan ... Kualitas Tidur. 13. Hubungan Tingkat Aktivitas Fisik, Tingkat...

0 downloads 446 Views 12MB Size
TINGKAT AKTIVITAS FISIK DAN TINGKAT STRES SERTA KUALITAS TIDUR MAHASISWA PEREMPUAN GEMUK DAN NORMAL

EVA OKTAVERA SARAGIH

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skipsi berjudul Tingkat Aktivitas Fisik dan Tingkat Stres serta Kualitas Tidur Mahasiswa Perempuan Gemuk dan Normal adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, April 2015 Eva Oktavera Saragih NIM I14124045

ABSTRAK

EVA OKTAVERA SARAGIH. Tingkat Aktivitas Fisik dan Tingkat Stres serta Kualitas Tidur Mahasiswa Perempuan Gemuk dan Normal. Dibimbing oleh HARDINSYAH. Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat aktifitas fisik dan tingkat stres serta kualitas tidur mahasiswi gemuk dan normal. Desain penelitian yang digunakan adalah crossectional study dengan jumlah contoh sebanyak 54 mahasiswi terdiri dari 24 mahasiswi gemuk dan 30 mahasiswi normal. Tempat dan subjek penelitian dipilih secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 81.5% contoh memiliki aktivitas fisik sedang, 51.8% mahasiswa mengalami tingkat stres kategori sedang. 70.4% contoh mempunyai kebiasaan tidur siang. Sebanyak 57.4% contoh mengalami sulit tidur dan seluruh contoh mengalami tidur yang tidak nyenyak. Hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa status gizi ayah berhubungan negatif dengan status gizi contoh. Kata kunci: kualitas tidur, tingkat aktivitas fisik, tingkat stress

ABSTRACT

EVAOKTAVERA SARAGIH. Level of Physical Activity, Level of Stress and Sleep Quality in Overweight Female Students. Supervised by HARDINSYAH This research aimed to analyze the level of physical activity, the level of stress and sleep quality of overweight and normal female students. Design used for this study was a cross-sectional study with 54 subjects consisting of 24 overweight female students and 30 normal students. Subjects were selected purposively. The results showed that 81.5% of subjects had moderate physical activity, 51.8% of subjects had moderate levels of stress. 70.4% of subject used to sleep in the afternoon and 57.4% of subjects experienced difficulty in sleeping and all of subject had not sleep soundly. The results of a logistic regression analysis showed that BMI of father is negatively associated with BMI of subjects. Keywords: level of physical activity, level of stress, sleep quality

TINGKAT AKTIVITAS FISIK DAN TINGKAT STRES SERTA KUALITAS TIDUR MAHASISWA PEREMPUAN GEMUK DAN NORMAL

EVA OKTAVERA SARAGIH

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi Dari Program Studi Ilmu Gizi pada Departemen Gizi Masyarakat

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah yang berjudul “Tingkat Aktivitas Fisik dan Tingkat Stres serta Kualitas Tidur” ini berhasil diselesaikan. Banyak pihak yang telah membantu penulis dalam proses menyelesaikan skripsi ini, maka penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada: Ayahanda, ibunda, kakanda dan adindaku tercinta yang senantiasa mendoakan, memberikan kepercayaan penuh serta dukungan baik moril maupun materil yang tidak hentinya kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS selaku dosen pembimbing skripsi dan pembimbing akademik yang dengan penuh kesabaran telah meluangkan waktu dan pikiran, memberikan semangat, masukan, arahan, kritik, motivasi, nasihat serta dukungan yang tidak terkira untuk menyelesaikan skripsi ini dan Prof. Dr. Ir. Siti Madanijah, MS selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan kritik dan saran demi penyempurnaan skripsi ini. Teman-teman penghuni kos putri Pondok Nayyara Fadhillah, Faradina, Syarifah, Ade, Widia, Fitria dan Titania, yang telah menjadi keluarga kedua di Bogor dan juga teman seperjuangan yang senantiasa memberikan dukungan serta motivasi. Sahabat wara-wiri Desi, Miftahur, Ida yang selalu ada dalam kondisi apapun, memotivasi dan memberikan semangat kepada penulis. Kakak-kakak penelitan Ka Nazhif, Ka Fani, dan Ka Winda serta rekan penelitian Wayan dan Prisilia yang sudah membantu dalam setiap proses penelitian dan juga memberikan arahan-arahan yang membangun demi kelancaran penelitian. Tidak hanya memberikan arahan namun juga memberikan motivasi dan semangat kepada penulis agar dapat menyelesaikan karya ilmiah tepat waktu. Keluarga besar Nutrigenomic alih jenis angkatan 06 Hendri, Bayu, Nanda, Rahdian, Desi, Miftahur, Ida, Azizah, Reny, Astri, Kiki, Maratus, Putri, Nadia, Annisa, Bryan, Faizah, Ulil, Marwiyah, Intan, Rizki, Khoirunisa, Dahlia, Devi, Syahfitri, Qoutrun, Citra, Yedida, Novia, Dinur, dan Ni Putu yang selalu memberikan dukungan dan semangat dalam penyelesaian karya ilmiah ini, sukses selalu Nutrigenomic. Seluruh dosen, staff Gizi dan pihak-pihak lain yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini yang tidak dapat ditulis satu persatu. Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan, maka dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan tulisan ini. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Bogor, April 2015

Eva Oktavera Saragih

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Manfaat KERANGKA PEMIKIRAN METODE Desain, Waktu, dan Tempat Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data Definisi Operasional HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Contoh dan Keluarga Tingkat Aktivitas Fisik Tingkat Stres Kualitas Tidur Hubungan Tingkat Aktivitas Fisik, Tingkat Stres, Kualitas Tidur dan Status Gizi Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

x x x x 1 1 2 2 3 4 4 4 4 5 8 8 8 10 11 13 13 14 15 15 16 16 19

DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Jenis dan cara pengambilan data Sebaran nilai PAR dari beberapa kegiatan Jenis variabel, kategori dan sumber pengolahan data penelitian Karakteristik contoh dan karakteristik sosial ekonomi Sebaran contoh berdasarkan tingkat aktivitas fisik Sebaran contoh berdasarkan tingkat stres Sebaran kejadian tingkat stres yang sering dialami contoh Sebaran contoh berdasarkan kualitas tidur Nilai koefisien korelasi hubungan antar variabel

4 6 7 9 11 12 12 13 15

DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran tingkat aktivitas fisik dan tingkat stres serta kualitas tidur mahasiswa gemuk dan normal

3

DAFTAR LAMPIRAN 1

Kuesioner penelitian

19

1

PENDAHULUAN Latar Belakang

Obesitas adalah keadaan akumulasi lemak dalam tubuh yang abnormal atau berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan. Di Indonesia, gizi lebih atau kegemukan termasuk masalah gizi yang perlu penanganan yang serius (Suryaputra dan Nadhiroh 2012). Prevalensi kegemukan di Indonesia cukup tinggi yaitu mencapai 28.9% untuk kelompok umur dewasa (>18 tahun). Diperkirakan prevalensi kegemukan akan terus meningkat terutama pada negara maupun daerah-daerah maju hingga mencapai 25% peningkatan pada tahun 2025 (Effendi 2013). Riskesdas (2013) menunjukkan bahwa prevalensi kegemukan pada perempuan pada kelompok umur >18 tahun mencapai 39.2%, naik sebanyak 18.1% dari tahun 2007 dan 17.5% dari tahun 2010. Obesitas terjadi karena berbagai faktor penyebab yang kompleks antara lain genetik, pola makan, aktivitas fisik dan faktor-faktor sosial budaya (Nammi et al. 2004). Gizi lebih terjadi jika terdapat ketidakseimbangan antara konsumsi energi dan pengeluaran energi. Asupan energi yang berlebihan secara kronis akan menimbulkan berat badan yang berlebih (overweight) (Gibney et al. 2008). Menurut Almatsier (2003) pengertian aktivitas fisik adalah aktifitas yang dilakukan oleh pergerakan anggota tubuh yang dilakukan seseorang selama 24 jam serta mengeluarkan energi. Pada anak berkurangnya aktivitas fisik lebih banyak disebabkan oleh kegiatan nonton televisi (TV). Aktivitas fisik menyebabkan terjadinya proses pembakaran energi sehingga remaja yang semakin beraktivitas maka semakin banyak energi yang terpakai (Garaulet et al. 2011). Remaja obesitas menghabiskan waktu untuk aktivitas statis lebih lama daripada remaja non obesitas (Huriyati et al. 2004). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mustelin (2009) menyatakan bahwa terdapat hubungan bermakna antara aktivitas fisik dengan obesitas pada anak. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa responden yang tidak rutin berolahraga memiliki risiko obesitas sebesar 1.35 kali dibandingkan dengan responden yang rutin berolahraga. Selain itu ternyata anak yang tidak rutin berolah raga justru cenderung memiliki asupan energi yang lebih tinggi dibandingkan anak yang rutin berolahraga. Makanan dan aktivitas fisik dapat mempengaruhi timbulnya gizi lebih baik secara bersama maupun masingmasing. Durasi tidur pada malam hari yang singkat berhubungan dengan peningkatan pola makan yang berdampak pada kelebihan berat badan. Banyak faktor yang turut berperan sehingga pola tidur berubah, seperti pergeseran ke era teknologi maju, era informasi, internet, game di berbagai negara termasuk Indonesia turut berperan dalam hal ini (Rampengan et al. 2013). Beberapa penelitian telah menghubungkan durasi tidur (akut dan kebiasaan), hormonhormon metabolik dan IMT pada populasi studi Wisconsin Sleep Cohort Study. Garaulet et al. (2011) menemukan bahwa durasi tidur yang pendek mempengaruhi peningkatan IMT. Magee et al. (2010) pada orang dewasa menunjukkan bahwa durasi waktu tidur yang pendek (<8 jam) hanya

2

mempengaruhi usia muda (anak dan remaja) serta dewasa muda, sedangkan pada dewasa lanjut tidak terbukti. Orang-orang yang menderita stres atau depresi memiliki kecenderungan tidak memperhatikan pola makan dan aktivitas fisiknya berkurang sehingga mengakibatkan berat badan menjadi naik dan menjadi gemuk (Surilena & Agus, 2006). Nadeak et al. (2013) berpendapat bahwa semakin tinggi skor stres seseorang, semakin tinggi tingkatan indikator status gizinya. Individu yang status gizinya gemuk dan obesitas mengalami stres berat dan stres sedang. Tingginya status stres psikososial pada responden mempengaruhi status gizi pada responden yang mengalami penurunan IMT/U dan peningkatan IMT/U. Status gizi responden terdiri dari yang kurus, gemuk, dan obesitas. Mahasiswa Gizi Masyarakat angkatan 49 merupakan mahasiwa yang memiliki aktivitas akademik yang tinggi dengan beban sistem kredit semester sebanyak 24. Padatnya aktivitas kampus berbanding terbalik dengan status gizi yang dimiliki oleh beberapa mahasiswa GM 49. Namun masih terdapat beberapa mahasiswa yang memiliki status gizi lebih. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk menganalisis tingkat aktivitas fisik dan tingkat stres serta kualitas tidur mahasiswa tersebut.

Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat aktifitas fisik dan tingkat stres serta kualitas tidur pada mahasiswa perempuan gemuk dan normal. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi karakteristik contoh (umur, tinggi badan dan berat badan, alokasi uang makan) dan karakteristik keluarga (besar keluarga, pendapatan orang tua, pekerjaan orang tua dan pendidikan orang tua, status gizi orang tua). 2. Mengidentifikasi tingkat aktivitas fisik, dan tingkat stres serta kualitas tidur pada mahasiswa perempuan gemuk dan normal. 3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi.

Manfaat Penelitian ini diharapkan berguna untuk memberikan informasi mengenai tingkat aktivitas fisik dan tingkat stres serta kualitas tidur yang digunakan untuk mencapai berat badan normal kepada responden dan juga peneliti.

3

KERANGKA PEMIKIRAN Pertumbuhan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mencakup faktor internal yaitu karakteristik contoh (usia, jenis kelamin, dan tinggi badan) dan faktor eksternal yaitu karakteristik keluarga (pekerjaan, pendapatan orang tua, pendidikan orang tua dan besar keluarga). Salah satu pertumbuhan seseorang adalah berat badan yang dipengaruhi oleh pola makan, aktivitas fisik dan faktor genetik. Jika seseorang tersebut sering melakukan aktivitas fisik tetapi asupan makanan yang diterima sedikit dapat berpengaruh terhadap berat badan, sebaliknya jika seseorang tersebut menerima asupan makanan berlebih tetapi tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang baik bisa berakibat pada kenaikan berat badan. Selain tingkat aktivitas fisik, terjadinya gizi lebih juga dipengaruhi oleh intensitas istirahat/tidur. Berbagai penelitian menunjukkan adanya hubungan antara durasi tidur dengan peningkatan pola makan yang berimbas pada kelebihan berat badan. Dalam keadaan stres seseorang dapat mengalami peningkatan nafsu makan. Peningkatan nafsu makan tersebut dapat mengakibatkan kenaikan berat badan. Skema kerangka pemikiran tingkat aktivitas fisik dan tingkat stres serta kualitas tidur mahasiswa gemuk dan normal dapat dilihat pada gambar 1. Karakteristikcontoh : 1. Usia 2. Jenis kelamin 3. Tinggi Badan

Berat badan

Normal IMT 18.5 – 22.9

Tingkat Aktifitas Fisik

Karakteristik keluarga: 1. Pekerjaan 2. Pendapatan 3. Pendidikan 4. Besar keluarga

Obesitas IMT ≥23

Tingkat Stres

Kualitas Tidur

Keterangan : = hubungan yang diteliti = variabel yang diteliti Gambar 1 Kerangka pemikiran tingkat aktivitas dan tingkat stres serta kualitas tidur, mahasiswa perempuan gemuk dan normal.

4

METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain crosssectional study. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Desember 2014 yang merupakan baseline data penelitian Intervensi Air dan High Intensity Interval Trainning (HIIT). Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Ilmu Gizi Departemen Gizi Masyarakat angkatan 49. Penelitian dilakukan di laboratorium Gizi Olahraga Departemen Gizi Masyarakat kampus IPB Dramaga. Alasan memilih lokasi penelitian karena sarana dan prasarana yang memadai dan lokasi yang mudah diakses.

Teknik Penarikan Contoh Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa perempuan Ilmu Gizi Departemen Gizi Masyarakat angkatan 49 dengan status gizi gemuk dan normal berdasarkan standar Asia-Pasifik. Penarikan contoh dilakukan melalui teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi antara lain adalah 1) memiliki IMT 18.5 - 22.99 kg/m2 dan IMT ≥ 23.00 kg/m2, 2) tidak sedang menderita penyakit kronis, 3) tidak sedang menjalankan diet apapun, dan 4) bersedia menjadi contoh dalam penelitian sampai penelitian berakhir dengan mengisi pernyataan inform consent. Mengacu pada beberapa kriteria yang telah ditetapkan maka diperoleh jumlah contoh yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 54 orang yang terdiri dari 24 orang mahasiswa gemuk dan 30 orang mahasiwa normal.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan berupa data primer. Data primer meliputi karakteristik contoh (umur, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan, pekerjaan orang tua, pendapatan orang tua, pendidikan orang tua dan besar keluarga), tingkat aktivitas fisik, tingkat stres, dan kualitas tidur. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara contoh mengisi kuesioner yang telah disediakan. Contoh mengisi kuesioner dengan cara diberi penjelasan terlebih dahulu. Berikut adalah rangkuman jenis dan cara pengumpulan data. Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data Jenis data Data primer

Data Karakteristik contoh : a. nama b. umur c. jenis kelamin d. tinggi badan e. alokasi uang makan

Cara pengumpulan data Pengisian kuesioner oleh contoh

5

Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data (lanjutan) Data

Jenis Data

Cara pengumpulan data

Karakteristik keluarga meliputi : a. pekerjaan orangtua b. pendapatan orangtua c. pendidikan orangtua d. besar keluarga e. status gizi orangtua Aktivitas Fisik

Pengisian kuesioner oleh contoh

Tingkat stres

Pengisian kuesioner oleh contoh

Kualitas Tidur

Pengisian kuesioner oleh contoh

Tinggi Badan

Pengukuran langsung

Berat Badan

Pengukuran langsung

Pengisian kuesioner oleh contoh

Pengolahan dan Analisis Data Tahapan pengolahan data dimulai dari coding, entry, cleaning dan diakhiri dengan analisis data. Proses coding adalah menyusun code-book sebagai panduan saat mengentri data dan pengolahan data selanjutnya dilakukan entri data. Proses cleaning adalah proses untuk memastikan tidak terdapat kesalahan dalam mengentri data. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program komputer Microsoft Excel dan program statistik Statistic Program for Social Science (SPPS) versi 17.0 for windows. Pada tahap cleaning diperoleh total keseluruhan contoh yang layak dianalisis sebanyak 54 contoh. Analisis data dilakukan secara deskriptif, analisis inferensia dan regresi logistik. Analisis deskriptif dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi, rata-rata dan standar deviasi. Analisis inferensia dilakukan untuk melihat hubungan variabel. Analisis regresi logistik dilakukan untuk melihat seberapa besar hubungan variabel independent terhadap variabel status gizi. Data yang dianalisis secara deskriptif meliputi karakteristik contoh berupa (umur, tinggi badan, berat badan, alokasi uang makan), karakteristik keluarga (besar keluarga, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, status gizi orangtua), tingkat aktifitas fisik, tingkat stres dan kualitas tidur. Data yang dianalisis secara inferensia meliputi tingkat aktivitas fisik, tingkat stres, kualitas tidur dan status gizi. Data yang dianalisis secara regresi logistik meliputi pola aktivitas, pola tidur, tingkat stres, besar keluarga, pendapatan orangtua dan status gizi orangtua. Aktifitas fisik diukur dengan Physical Activity Level (PAL), aktifitas fisik kemudian digolongkan menjadi tiga golongan yaitu ringan, sedang dan berat FAO/WHO/UNU (2011). Data aktivitas fisik diperoleh melalui metode recall 2x24 jam, yaitu 1x24 jam pada hari kuliah dan 1x24 jam pada hari libur. Data aktivitas fisik yang dikumpulkan berupa jenis aktivitas fisik yang dilakukan dan durasi waktu melakukan aktivitas fisik dalam sehari. Data tersebut diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang diisi sendiri oleh contoh dengan panduan peneliti. Aktivitas tersebut kemudian ditentukan nilai Physical Activity Ratio

6

dengan menggunakan acuan WHO/FAO/UNO 2001 untuk mendapatkan nilai Physical Activity Level. Tabel 2 Sebaran nilai PAR dari beberapa kegiatan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

Kegiatan Tidur Mandi, berpakaian, dandan Makan Memasak Beribadah Kuliah, seminar, praktikum Mencuci piring Menyapu Mengendarai motor Berjalan Rapat/diskusi Menonton Berdiri/membawa beban Duduk Membaca buku Browsing/bermain laptop Mengepel Mencuci baju Pekerjaan rumah tangga

PAR 1 2.3 1.5 2.1 1.5 1.5 1.7 2.3 2.7 3.2 1.4 1.72 2.2 1.2 2.5 1.8 4.4 2.8 2.8

Secara sederhana, rumus untuk menghitung nilai PAL adalah sebagai berikut:

Data kualitas tidur diukur melalui lima pertanyaan yang diberikan pada kertas kuesioner. Jawaban dari pertanyaan kesulitan tidur dan kebiasaan tidur sore terdiri dari 4 jawaban yang kemudian dikategorikan menjadi 2 jawaban yaitu ya dan tidak. Kategori ya jika contoh menjawab pertanyaan kadang-kadang, sering, dan selalu untuk pertanyaan kesulitan tidur, jika contoh menjawab tidak pernah maka dikategorikan tidak. Pertanyaan kebiasaan tidur sore dikategorikan ya apabila contoh menjawab kadang-kadang, sering dan selalu, jika contoh menjawab tidak pernah maka dikategorikan tidak. Pengkategorian dari kualitas tidur juga dibagi menjadi dua yaitu nyenyak dan tidak nyenyak. Dikatakan nyenyak apabila contoh menjawab pertanyaan C1-C5 yaitu a,a,a,c/d,a selain dari jawaban tersebut contoh dinyatakan tidur tidak nyenyak. Data tingkat stres dapat diketahui melalui pengukuran stres yang diperoleh dari jawaban atas pertanyaanpertanyaan yang dikembangkan dalam The Social Readjustment Rating Scale (Holmes & Rabe 1967). Pertanyaan berjumlah 33 butir yang memiliki skor 100 hingga 13. Nilai skor tertinggi berada pada pertanyaan nomor 1 semakin kebawah maka skor stres akan semakin rendah. Setiap kejadian yang dialami contoh diberi nilai 1 dan kemudian dikalikan dengan skor stres. Nilai yang diperoleh kemudian dijumlahkan dan dikategorikan menjadi tiga kategori. Dikatakan kategor ringan

7

apabila nilai yang didapat <150, kategori sedang 150-299 dan kategori berat nilainya >300. Tabel 3 Jenis variabel, kategori dan sumber pengolahan data penelitian No 1 2

Variabel Umur Status gizi Berdasarkan BB/TB

3

Besar Keluarga

4

Pekerjaan orang tua a. Ayah

b. Ibu

5

Pendidikan orang tua a. Ayah b. Ibu

6

Pendapatan orang tua (Rp/bln)

7

Tingkat aktivitas fisik

8

Kualitas tidur Kesulitan memulai tidur

Kebiasaan tidur siang

Kualitas tidur 9

Tingkat stress

Kategori 17-21 tahun 1. Underweight : IMT < 18.5 kg/m2 2. Normal : IMT 18.5 – 22.90 kg/m2 3. overweight : 23.00 – 24.90 kg/m2 4. obesitas : ≥ 25 kg/m2 1. Keluarga kecil (≤ 4 orang) 2. Keluarga sedang (5-6 orang) 3. Keluarga besar (≥ 7 orang) 1. PNS 2. Swasta 3. TNI/POLRI 4. Wiraswasta 5. Pensiun 6. Tidak bekerja 1. PNS 2. Swasta 3. TNI/Polri 4. Wiraswasta 5. Pensiun 6. Tidak bekerja 1. Tidak sekolah 2. SD/sederajat 3. SMP/sederajat 4. SMA/sederajat 1. Rendah (<2000000) 2. Menengah (2000000 – 5000000) 3. Tinggi (>5000000) 1. Ringan (1.40 – 1.69) 1. Sedang (1.70 – 1.99) 2. Berat (2.00 – 2.40)

Sumber Caterson 2000

et

Hurlock 1998

BPS 2010

FAO/WHO/UNO 2001 Stefani 2012

1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 1. 2. 3.

Tidak pernah Kadang-kadang Sering Selalu Tidak perah Kadang-kadang Sering Selalu Nyenyak Tidak Nyenyak Ringan (<150) Sedang (150 – 299) Berat (>=300)

al.

Holmes & Rabe 1967

8

Definisi Operasional Contoh adalah mahasiswi Ilmu Gizi Departmen Gizi Masyarakat angkatan 49 (2012) yang digunakan dalam penelitian. Remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira-kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun Karakteristik contoh adalah keadaan contoh yang meliputi usia, jenis kelamin, dan status gizi. Karakteristik keluarga adalah keadaan keluarga contoh yang meliputi pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, penghasilan orang tua, serta besar keluarga. Status gizi adalah gambaran kondisi contoh dengan indikator indeks massa tubuh BB(kg)/TB2(m). Besar keluarga adalah jumlah individu yang tingga dalam satu rumah dan hidup dalam penghasilan yang sama Jenis pekerjaan orang tua adalah pekerjaan atau mata pencaharian utama orang tua. Tingkat pendidikan orang tua adalah jenjang pendidikan terakhir yang dienyam orang tua contoh. Pendapatan keluarga adalah besarnya penghasilan yang diperoleh oleh semua anggota keluarga. Tinggi badan adalah ukuran antropometri yang menggambarkan keadaan perumbuhan skeletal atau linier contoh. Aktivitas fisik adalah seluruh kegiatan fisik yang dilakukan contoh sehingga dapat membakar kalori dan mereganggakan otot dan tulang. Lama tidur adalah lamanya waktu yang dipergunakan untuk tidur dalam waktu 1x24 jam. Stres adalah kondisi atau kejadian terhadap situasi yang berbahaya/sulit yang didasarkan pada score stres dan dinyatakan dalam tiga level yaitu ringan, sedang dan berat. Kesulitan tidur adalah suatu keadaan yang dialami contoh saat ingin memulai tidur pada malam hari Kebiasaan tidur sore adalah suatu kebiasaan tidur sore yang sering dilakukan oleh contoh Kualitas tidur adalah keadaan tidur yang dialami contoh yang dibedakan menjadi dua yaitu nyenyak dan tidak nyenyak Alokasi uang makan adalah sebagian dari uang saku yang diterima contoh yang dipergunakan untuk membeli makanan dan minuman.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik contoh dan keluarga Contoh dalam penelitian ini merupakan mahasiswi gizi masyarakat angkatan 49. Jumlah keseluruhan contoh adalah 54 mahasiswi yang terdiri dari 24

9

mahasiswi dengan status gizi gemuk dan 30 mahasiswi dengan status gizi normal dengan kisaran umur 17-21 tahun. Rata-rata tinggi badan contoh adalah 153.2 cm dan berat badan contoh gemuk dan normal berturut-turut 61.9 kg dan 49.5 kg. Sebagian besar contoh memiliki alokasi uang jajan kategori tinggi sebesar 57.4% (Tabel 4). Sebagian besar contoh tergolong dalam kategori keluarga sedang (5-7 orang) yaitu 44.4% dan kategori keluarga kecil (≤ 4 orang) yaitu 38.9%. Jumlah anggota keluarga dapat memengaruhi pola konsumsi. Semakin kecil jumlah anggota keluarga, semakin kecil pula bagian pendapatan dikeluarkan untuk kebutuhan makanan, selebihnya rumah tangga akan mengalokasikan sisa pendapatannya untuk konsumsi bukan makanan. Dengan demikian, rumah tangga dengan jumlah anggota sedikit relatif lebih sejahtera dari keluarga dengan jumlah anggota besar (Sumarwan 2011). Mayoritas orangtua anak mempunyai latar belakang pendidikan yang baik. Sebanyak 57.4% ayah telah menyelesaikan pendidikan perguruan tinggi dan sebanyak 44.4% menyelesaikan pendidikan SMP/SMA sederajat. Sebanyak 50% ibu menyelesaikan pendidikan SMP/SMA dan sebanyak 42.6% menyelesaikan pendidikan perguruan tinggi. Menurut Madanijah (2003) tingkat pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pola asuh anak termasuk pemberian makan, pola konsumsi pangan dan status gizi. Pekerjaan ayah sebagian besar adalah pensiunan (35.2%) namun ditemukan juga ayah yang menjadi pegawai negeri sipil dan pegawai swasta (25.9%) sedangkan pekerjaan ibu mayoritas ibu rumah tangga (64.8%). Jenis pekerjaan yang dimiliki seseorang merupakan faktor yang paling menentukan kualitas dan kuantitas makanan karena jenis pekerjaan berhubungan dengan pendapatan yang diterima (Suhardjo 1989). Pendapatan orangtua tergolong kedalam kategori tinggi (44.4%). Soekirman (2000) berpendapat bahwa semakin meningkatnya pendapatan maka kecukupan akan makanan terpenuhi. Besar kecilnya pendapatan rumah tangga tidak terlepas dari jenis pekerjaan ayah dan ibu serta tingkat pendidikannya. Lebih dari separuh (74.1%) ayah contoh berstatus gizi gemuk begitu juga dengan status gizi ibu pada umumnya gemuk (64.2%). Tabel 4 Karakteristik contoh dan karakteristik sosial ekonomi No

Variabel

1

Umur rata-rata, (median) min-maks (thn) Tinggi Badan rata-rata (cm) (median) min-maks (cm) Berat Badan rata-rata (kg) (median) min-maks (kg) Alokasi uang makan (kapita/bln) - Rendah - Menengah - Tinggi

2

3

4

Status Gizi Normal Gemuk Total n % n % n % (19.9±0.5),(20) (19.8±0.8),(20) 19-21 17-21 (155.3±4.7),(156) (155.2±4.7),(154.6) 143.2-163.3 (49.5±2.9),(49.5)

149.5-166 (61.9±7.2),(60.7)

44-54.5

52-78

0 15 15

0 50.0 50.0

1 7 16

4.2 19.2 66.6

1 22 31

1.9 40.7 57.4

10

Tabel 4 Karakteristik contoh dan karakteristik sosial ekonomi (lanjutan) No 5

6

7

8

9

10

11

12

Variabel Besar Keluarga - Kecil (≤ 4 orang) - Sedang (5-6 orang) - Besar (≥ 7 orang) Pendidikan Ayah - Tidak sekolah/SD - SMP/SMA - Perguruan Tinggi Pendidikan Ibu - Tidak sekolah/SD - SMP/SMA - Perguruan Tinggi Pekerjaan Ayah - PNS - Swasta - TNI/Polri - Wiraswasta - Pensiun - Tidak bekerja Pekerjaan Ibu - PNS - Swasta - TNI/Polri - Wiraswasta - Pensiun - Ibu Rumah Tangga Pendapatan Orang tua - Menengah - Rendah - Tinggi Status Gizi Ayah - Normal - Gemuk Status Gizi Ibu - Normal - Gemuk

Status Gizi Normal Gemuk n % n %

n

%

10 14 6

33.3 46.7 20.0

11 10 3

45.8 41.7 12.5

21 24 9

38.9 44.4 16.7

1 11 18

3.3 36.7 60.0

0 11 13

0 45.8 54.2

1 22 31

1.9 40.7 57.4

3 14 13

10.0 46.7 43.3

1 13 10

4.2 54.2 41.7

4 27 23

7.4 50.0 42.6

6 5 0 4 13 2

20.0 16.7 0 10.0 46.7 6.7

8 9 0 2 4 1

33.3 37.5 0 4.2 20.8 4.2

14 14 0 4 19 3

25.9 25.9 0.0 7.4 35.2 5.6

4 1 0 2 4 19

13.3 3.3 0 6.7 13.3 63.3

3 3 0 0 2 16

12.5 12.5 0 0 8.3 66.7

7 4 0 2 6 35

12.9 7.4 0.0 3.7 11.1 64.8

7 11 12

23.3 36.7 40.0

3 9 12

12.5 37.5 50.0

10 20 24

18.5 37.0 44.4

11 19

36.7 63.3

3 21

12.5 87.5

14 40

25.9 74.1

12 18

40.0 60.0

7 17

29.2 70.8

19 35

35.2 64.2

Total

Tingkat Aktivitas Fisik Menurut Mahardika (2008) aktivitas fisik ialah suatu rangkaian gerak tubuh yang menggunakan tenaga atau energi. Jenis aktivitas fisik sehari-hari dilakukan antara lain menggunakan kendaraan atau transportasi, tidak berolahraga, dan cenderung meluangkan waktu hanya untuk kegiatan yang dilakukan dengan duduk dan berdiri, dengan sedikit gerakan tubuh hal ini akan menyebabkan terjadi kelebihan energi karena rendahnya aktivitas fisik, sehingga lama kelamaan akan meningkatkan resiko kegemukan atau obesitas. Selama melakukan aktivitas fisik,

11

otot membutuhkan energi diluar metabolisme untuk bergerak, sedangkan jantung dan paru-paru memerlukan tambahan energi untuk menghantarkan zat-zat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh serta mengeluarkan sisa-sisa dari tubuh. Banyaknya energi yang dibutuhkan tergantung pada berapa banyak otot yang bergerak, berapa lama dan berapa berat pekerjaan yang dilakukan (Almatsier 2002). Metode yang digunakan untuk mengukur aktivitas fisik yaitu metode recall 2x24 jam pada satu hari libur dan satu hari kuliah. Berikut tabel sebaran contoh berdasarkan aktivitas fisik. Tabel 5 Sebaran contoh berdasarkan tingkat aktivitas fisik Status Gizi No 1 2 3

Kategori Ringan Sedang Berat

Normal N 7 23 0

% 23.3 76.7 0

Total

Gemuk n 3 21 0

% 12.5 87.5 0

n 10 44 0

% 18.5 81.5 0

Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa sebagian besar contoh memiliki aktivitas fisik yang sedang (81.5%). Aktivitas fisik yang dilakukan contoh tersebar pada kategori ringan dan sedang. Menurut FAO/WHO/UNU (2001) kategori tingkat aktivitas fisik mengarah pada jenis pekerjaan. Orang-orang yang memiliki aktivitas sedang merupakan orang yang melakukan suatu pekerjaan berat dalam satu waktu tertentu. Kegiatan yang dikategorikan kedalam kategori ringan adalah kuliah (kuliah/seminar/praktikum, mengerjakan tugas/belajar dan ngobrol/diskusi/rapat), kebersihan diri (mandi/berpakaian dan dandan), makan, ibadah/sholat, dan kegiatan waktu luang (berbisnis/dagang, bermain laptop/internet, nonton TV/film, membaca, mendengarkan musik/radio, bermain game dan duduk. Kegiatan yang dikategorikan kedalam kategori sedang terbagi atas 2 kategori yaitu berpergian (naik mobil/motor/angkot, mengendarai mobil, mengendarai motor, kepesta, kepasar/warung, shopping/belanja, bersepeda, berjalan tanpa beban) dan melakukan pekerjaan rumah tangga (memasak, membersihkan rumah, mengepel, menyetrika, mencuci baju, mencuci piring, menyapu). Jenis kegiatan yang sering dilakukan contoh adalah kuliah, memasak, menonton, melakukan pekerjaan rumah, mengendarai motor, memasak, berdiri membawa beban, mencuci baju, membaca buku dan mengepel. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Nuraliah et al. (2014) mengenai aktivitas fisik yang dilakukan oleh penderita overweight dan obesitas menunjukkan bahwa sebagian besar responden melakukan aktivitas fisik ringan, terutama yang status gizi obesitas, penilaian aktivitas fisik berdasarkan perhitungan menggunakan metode METs baik pada masa kuliah maupun pada masa liburan.

Tingkat Stres Masa remaja merupakan masa yang rentan dengan permasalahan, mengingat emosi mereka yang belum stabil. Masalah yang banyak dialami remaja pada saat ini merupakan manifestasi dari stres diantaranya depresi, kecemasan, pola makan

12

tidak teratur, penyalahgunaan obat sampai penyakit yang berhubungan dengan fisik. Stres adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang berbahaya/sulit sehingga menyebabkan tubuh memproduksi hormon adrenalin untuk mempertahankan hidup (Krenke et al. 2009). Berikut tabel sebaran contoh berdasarkan tingkat stres. Tabel 6 Sebaran contoh berdasarkan tingkat stres Status Gizi No Kategori 1 2 3

Ringan Sedang Berat

Normal n 8 16 6

Total

Gemuk % 26.7 53.3 20.0

n 5 12 7

% 20.8 50.0 29.2

n 13 28 13

% 24.1 51.8 24.1

Tingkat stres contoh tersebar dalam 3 kategori ringan, sedang dan berat. Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui sebagian besar contoh memiliki kategori stres sedang (51.8%). Hal ini sejalan dengan penelitian Kristanti (2013) yang dilakukan kepada 50 remaja Panti Asuhan Nurul Abyadh diketahui sebanyak 58% remaja yang tinggal di panti asuhan mengalami stres kategori sedang. Peneliti menyimpulkan bahwa stres yang dimiliki remaja panti asuhan disebabkan oleh berbagai faktor indikator, seperti indikator fisik, emosi dan perilaku. Stres yang paling umum dialami oleh mahasiswa adalah banyaknya tugas akademik. Stres akademik diartikan sebagai suatu keadaan individu mengalami tekanan hasil persepsi dan penilaian tentang stressor akademik yang berhubungan dengan ilmu dan pendidikan di perguruan tinggi (Govaerst dan Gregoire 2004). Tidak hanya stres akademik yang dialami oleh contoh. Berdasarkan dari 33 buah kejadian yang dicantumkan dalam keusioner terhadap tingkat stres, terdapat 15 kejadian yang sering dialami oleh (contoh tabel 7). Tabel 7 Sebaran kejadian tingkat stres yang sering dialami contoh No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Kejadian Banyak tugas akademik Homesick (kangen dengan keluarga) Makan tidak teratur Waktu tidur berkurang Banyak rencana yang tidak tercapai Pre menstruasi syndrome yang mengganggu aktivitas Liburan tidak kemana-mana Masuk lingkungan baru (pindah kost) Anggota keluarga sakit diopname atau mengalami gangguan kesehatan Pindah genk/kelompok bermain Kehilangan kesempatan beasiswa Konflik berkepanjangan dengan teman Kecelakaan atau sakit yang menyebabkan absen kuliah Penurunan kondisi lingkungan kehidupan Teman numpanng dikost

13

Kualitas Tidur Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh semua orang. Setiap orang memerlukan kebutuhan istirahat atau tidur yang cukup agar tubuh dapat berfungsi secara normal. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan proses pemulihan untuk mengembalikan stamina tubuh hingga berada dalam kondisi yang optimal. Pola tidur yang baik dan teratur memberikan efek yang bagus terhadap kesehatan (Guyton & Hall, 2007). Menurut Lanywati (2001), kebutuhan tidur yang cukup, ditentukan selain oleh jumlah faktor jam tidur (kuantitas tidur), juga oleh kedalaman tidur (kualitas tidur). Berikut tabel sebaran contoh berdasarkan kualitas tidur. Tabel 8 Sebaran contoh berdasarkan kualitas tidur No

Kualitas Tidur

Kategori

1

Kesulitan tidur

2

Kebiasaan tidur siang-sore Kualitas tidur

Ya Tidak Ya Tidak Nyenyak Tidak Nyenyak

3

Status Gizi Normal Gemuk n % n % 18 60 13 54.2 12 40 11 45.8 20 66.7 18 75 10 33.3 6 25 0 0 0 0 30 100 24 100

Total n 31 23 38 16 0 54

% 57.4 42.8 70.4 29.6 0 100

Sebagian besar contoh 70.4% mempunyai kebiasaan tidur siang-sore. Sebanyak 57.4% contoh mengalami kesulitan tidur dan seluruh contoh mengalami tidur yang tidak nyenyak (Tabel 8). Menurut Hidayat (2006), kualitas tidur seseorang dikatakan baik apabila tidak menunjukkan berbagai tanda kekurangan tidur dan tidak mengalami masalah dalam tidurnya. Kualitas tidur juga dapat dipengaruhi berbagai hal di lingkungan sekitar. Rangsangan sensorik dari lingkungan seperti bunyi, cahaya, pergerakan, dan bau dapat mempengaruhi inisiasi dan kualitas tidur. Lokasi tidur juga mempengaruhi kualitas tidur seperti dikamar atau pada transportasi umum. Hal lain yang juga perlu dipertimbangkan adalah keadaan sosial ekonomi dan lingkungan sekitar seperti kelembaban, suhu dingin, kumuh, kepadatan dan bising. Durasi tidur yang pendek dapat menyebabkan peningkatan berat badan yang disebabkan oleh adanya peningkatan rasa lapar (nafsu makan). Dua hormon kunci yang mengatur nafsu makan yaitu leptin dan grelin. Leptin dan grelin adalah dua hormon yang telah diakui memiliki pengaruh besar pada keseimbangan energi. Leptin adalah mediator regulasi jangka panjang keseimbangan energi, menekan asupan makanan dan dengan demikian mendorong penurunan berat badan. Grelin sebagian besar adalah peptide yang berasal dari abdomen yang menstimulasi nafsu makan (Klok et al. 2007 & Garcia et al. 2008).

Hubungan Tingkat Aktivitas fisik, Tingkat Stres, Kualitas Tidur dan Status Gizi Berdasarkan uji korelasi Spearman antara tingkat aktivitas fisik, tingkat stres dan kualitas tidur (kesulitan tidur dan kebiasaan tidur) dengan status gizi

14

contoh menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara ketiga variabel tersebut dengan status gizi (p=0.062, p=0.062, p=0.067, p=0.051). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Marfuah (2014) menyatakan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas tidur terhadap kejadian obesitas berdasarkan variabel sedentary lifestyle, asupan energi, dan jenis kelamin. Bawazeer et al. (2009) mengungkapkan bahwa kualitas tidur yang buruk berhubungan dengan obesitas pada anak dan remaja. Anak yang mempunyai kualitas tidur buruk lebih berisiko mengakibatkan obesitas daripada anak yang mempunyai kualitas tidur baik. Hasil uji korelasi bivariat antara keadaan depresi dengan status gizi menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara keadaan depresi dengan status gizi. Hal ini dapat terjadi diduga karena adanya faktor selain keadaan depresi yang turut mempengaruhi status gizi subjek (Ekawati 2009). Menurut hasil penelitian Kairupan (2013) semakin lama waktu yang digunakan untuk melakukan aktivitas intesitas sedang dan berat, maka status gizi cenderung semakin rendah (normal) ataupun sebaliknya.

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Analisis regresi logistik dilakukan untuk mengetahui variabel yang paling berhubungan dengan status gizi contoh. Variabel yang diduga berhubungan dengan status gizi adalah aktivitas fisik, pola tidur, tingkat stres, pendapatan orang tua, besar keluarga, status gizi ayah dan status gizi ibu. Hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa status gizi ayah berhubungan negatif terhadap status gizi contoh. Hal ini menunjukkan bahwa status gizi anak tidak hanya ditentukan oleh faktor genetik. Terdapat faktor lain yang kemungkinan berpengaruh terhadap status gizi contoh seperti alokasi uang makan yang dimiliki contoh dan faktor stres. Sebagian contoh memiliki uang makan dengan kategori tinggi >Rp 950000/kap/bln. Diasumsikan contoh menggunakan uang makan untuk membeli makanan dan minuman yang berkalori tinggi. Aini (2013) menyatakan dengan uang saku yang cukup besar, biasanya remaja sering mengkonsumsi makananmakanan modern dengan pertimbangan dan harapan akan diterima dikalangan teman sebayanya. Memiliki kebebasan untuk memilih sendiri makanannya, remaja cenderung untuk membeli apapun yang disukainya atau yang menarik menurut mereka tanpa memperhatikan apakah makanan tersebut bergizi seimbang atau tidak. Pemilihan makanan yang salah pada akhirnya dapat berpengaruh status gizi mereka. Menurut Nadeak (2013), saat dalam keadaan stres siswa mengalami perubahan nafsu makan, siswa dengan status gizi gemuk dan obesitas lebih banyak melakukan pelarian pada makanan, konsumsi energi lebih banyak yaitu makan makanan tinggi kalori dan lemak. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Budiyati et al. 2013 di Semarang tentang hubungan indeks massa tubuh ayah dan ibu dengan kejadian obesitas pada anak usia sekolah dasar yang memperoleh hasil bahwa IMT ayah berhubungan signifikan terhadap kejadian obesitas pada anak di Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 14 Semarang.

15

Tabel 9 Nilai koefisien korelasi hubungan antar variabel Peubah Y X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10

Y 1 -0.091 0.059 0.068 -0.068 -0.068 0.139 0.127 -0.274* 0.113 0.172

X1

X2

X3

X4

X5

X6

X7

X8

X9

X10

1 0.097 -0.109 -0.081 -0.081 0.101 -0.185 0.014 -0.116 -0.023

1 -0.216 -0.222 -0.222 0.025 0.081 -0.003 -0.015 -0.015

1 0.013 0.013 -0.015 -0.084 0.013 0.012 0.109

1 1.000** 0.045 0.084 0.333* 0.052 0.081

1 0.045 0.084 0.333* 0.052 0.081

1 -0.206 0.044 -0.014 0.063**

1 0.021 0.011 -0.023

1 0.095 -0.010

1 0.116

1

Ket : Y=status gizi, X1=kebiasaan tidur, X2=kesulitan tidur, X3=tingkat stres, X4=aktivitas fisik hari kuliah, X5=aktivitas fisik hari libur, X6=pendapatan orangtua, X7=besar keluarga, X8= IMT ayah, X9=IMT ibu, X10=alokasi uang makan, *=sig (p<0.05), **=sig (p<0.01)

Dilakukan uji analisis Chi square untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara tingkat aktivitas fisik, tingkat stres dan kualitas tidur terhadap contoh gemuk dan normal. Berdasarkan hasil uji diketahui nilai pearson chi square dari variabel >0.05, hal ini menunjukkan bahwa tiak terdapat perbedaan antara tingkat aktivitas fisik, tingkat stres dan kualitas tidur contoh gemuk dan normal. Hasil ini berbeda dengan penelitian Angraini (2014) yang menunjukkan terdapat perbedaan tingkat depresi pada contoh yang berstatus gizi normal dan overweight. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rizqi (2013) yang menyatakan terdapat perbedaan tingkat aktivitas fisik siswa yang berstatus gizi kurus dan gemuk. Siswa yang berstatus gizi gemuk cenderung memiliki aktivitas berat karena siswa gemuk lebih sering mengikuti kegiatan ekstrakulikuler dibandingkan siswa berstatus gizi kurus. Terdapat beberapa kelemahan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu pengukuran antropometri orangtua contoh dilakukan tanpa mengukur langsung dari orangtua contoh. Tinggi badan dan berat badan orangtua yang diperoleh didasarkan kepada pengukuran terakhir yang dilakukan namun hanya sebagian kecil contoh yang melakukan pengukuran langsung. Pada kuesioner kualitas tidur, pertanyaan kesulitan tidur tidak tentukannya waktu kapan contoh mengalami kesulitan. Bisa saja contoh mengalami kesulitan tidur seminggu yang lalu atau dua hari yang lalu. Sebaiknya waktunya ditentukan sehingga hasilnya bisa lebih baik.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Sebagian besar contoh berusia 20 tahun (75%). Tinggi badan rata-rata contoh 155 cm dan berat badan 55.7 kg. Lebih dari setengah contoh memiliki alokasi uang saku tinggi (57.%). Sebagian besar contoh tergolong dalam kategori keluarga sedang (5-7 orang) yaitu 44.4%. Mayoritas orangtua anak mempunyai latar belakang pendidikan yang baik, sebanyak 57.4% ayah telah menyelesaikan

16

pendidikan perguruan tinggi dan 50% ibu menyelesaikan pendidikan SMP/SMA sederajat. Sebagian besar contoh melakukan aktivitas fisik tingkat sedang (81.5%). Jenis aktivitas sedang yang sering dilakukan oleh contoh adalah kuliah, memasak, menonton, melakukan pekerjaan rumah, mengendarai motor, memasak, berdiri membawa beban, mencuci baju, membaca buku dan mengepel. Sebesar 51.8% contoh mengalami tingkat stres sedang. Kejadian yang sering dialami contoh antara lain banyak tugas akademik, homesick, makan tidak teratur, waktu tidur berkurang, banyak rencana tidak tercapai, pre menstruasi syndrome, liburan tidak kemana-mana, masuk lingkungan baru, anggota keluarga sakiit, pindah genk/kelompok bermain, kehilangan kesempatan beasiswa, konflik berkepanjangan dengan teman, kecelakaan yang menyebabkan absen kuliah, penurunan kondisi lingkungan kehidupan dan teman numpang dikos. Sebagian besar contoh (70.4%) mempunyai kebiasaan tidur siang-sore. 57.4% contoh mengalami sulit tidur dan seluruh contoh mengalami tidur yang tidak nyenyak. Hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa status gizi ayah berhubungan negatif terhadap status gizi contoh. Penelitian ini membuktikan bahwa pada mahasiswi yang diteliti kegemukan tidak berhubungan dengan faktor tingkat aktivitas fisik, tingkat stres dan kualitas tidur. Tidak terdapat hubungan antara tingkat aktivitas fisik, tingkat stres dan kualitas tidur dengan status gizi. Tidak terdapat perbedaan tingkat aktivitas fisik, tingkat stres dan kualitas tidur antara contoh gemuk dan normal.

Saran Perlu dilakukan edukasi seperti penyuluhan kepada mahasiswa mengenai pola tidur yang baik dan dampak dari pola tidur yang tidak baik. Diharapkan mahasiswa dapat mengatur jam tidur dengan baik dan dapat menjaga berat badan yang ideal.

DAFTAR PUSTAKA [BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Data Sensus BPS. Jakarta (ID): Badan Pusat Statistik. [RISKESDAS] Riset Kesehatan Dasar. 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta (ID) : Kementrian Kesehatan RI. Aini SN. 2013. Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian gizi lebih pada remaja di perkotaan. Unnes Journal of Public Health. 2(1): 1-8. Almatsier S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta (ID) : PT. Gramedia Pustaka Utama. Almatsier S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta (ID) : PT. Gramedia Pustaka Utama. Angraini DI. 2014. Hubungan depresi dengan status gizi. Medula Unila. 2(2): 3946

17

Bawazeer NM, Al-Daghri NM, Valsamakis G, Al-Rubeaan KA, Sabico SLB, Huang TTK, Mastorakos GP, Kumar S. 2009. Sleep duration and quality associated with obesity among arab children. International Journal of Obesity. (17): 2251-2253. doi: 10.1038/oby.2009.109. Budiyati, Wanda D, Hartoyo M. 2013. Hubungan indeks massa tubuh ayah dan ibu dengan kejadian obesitas pada anak usia sekolah di SD Islam Al-Azhar Kota Semarang. Jurnal Keperawatan Anak. 1(1): 49-55. Caterson, Chunming C, Ikeda, Khalid AK, Kim YS. 2000. The Asia-Pasific Perspective: Rodefining Obesity and it’s Treatment. Health Communication Australia. Effendi YK. 2013. Patofisiologi Gizi. Bogor (ID): PT. Penerbit IPB Press. Ekawati FI. 2009. Hubungan antara keadaan depresi dengan status gizi pada pengguna opiat di pusat rehabilitasi narkoba [skripsi]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro. FAO/WHO/UNU. 2001. Energy requirements of Adult. [Internet]. [Diunduh 2014 Okt 06]. Tersedia pada: http://www.fao.org/docrep. Garaulet M, Ortega FB, Ruiz JR, Rey-Lopez JP, Beghin L, Manios Y, CuencaGarcia M, Plada M, Diethelm K, Kafatos A et al. 2011. Short sleep duration is associated with increased obesity markers in European adolescents: effect of physical activity and dietary habits. International Journal of Obesity. doi:10.1038/ijo.2011. 149. Garcia EL, Faubel R, Leon-Munoz L, Zuluaga MC, Banegas JR, Artalejo FR. 2008. Sleep duration, general and abdominal obesity, and weight change among the older adult population of Spain. Journal of Clinical Nutrition. 87: 310-6. Gibney MJ, Margetts BM, Kearney JM, Arab L. 2008. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta (ID): EGC. Govaerst S, Gregoire J. 2004. Stressfull academic situations: Study on appraisil variables in adolescence. British Journal ofClinical Psycology. 54:261-271. Guyton AC, Hall, J.E. 2007. Aktivitas Otak-Tidur. Dalam Buku Ajar Fisiologi kedokteran-ed.9. Jakarta (ID): EGC. Holmes TH, Rahe TH. 1967. The social read justment scale. Journal of Psychosomatic Research. 11:213. Hurlock. 1998. Perkembangan Anak Jilid 2. M. Tjandrasa, M. Zajarsih, penerjemah. Jakarta (ID): Erlangga. Terjemahan dari: Child Development. Huriyati E, Hadi H, Julia M. 2004. Aktivitas fisik pada remaja SLTP Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul serta hubungannya dengan kejadian obesitas. The Indonesian Journal of Clinical Nutrition. 1(2): 59-65. Kairupan TS. 2013. Hubungan antara aktivitas fisik dan screen time dengan status gizi pada siswa-siswi kristen Eben Haezar 2 Manado [disertasi]. Manado (ID): Universitas Sam Ratulangi Manado. Klok MD, Jakobsdottir S, Drent ML. 2007. The role of leptin and ghrelin in the regulation of food intake and body weight in humans: a review. Natioanal Institutes of Health. 8(1):21-34. Krenke IS, Aunora K, Nurmi JE. 2009. Changes in stress perception and coping during adolescence: the role of situation and personal factors. Child Development. 80(1): 259-279.

18

Kristanti. 2013. Stres pada remaja yang tinggal di panti asuhan. Jurnal Online Psikologi. 01(02): 566-580. Lanywati, E. 2001. Insomnia, Gangguan Sulit Tidur. Jakarta (ID): EGC. Madanijah S. 2003. Model pendidikan “GI–PSI–SEHAT” bagi ibu serta dampaknya terhadap perilaku ibu, lingkungan pembelajaran, konsumsi pangan dan status gizi anak umur dini [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Magee CA, Caputi P, Iverson DC. 2010. Is sleep duration association with obesity in older Australian adult?. Journal of aging and health. 22(8):1235– 1255. Mahardika A. Venny, Roosita Katrin. 2008. Aktivitas fisik, asupan energi, dan status gizi wanita pemetik teh di PTPN VIII Bandung. Jawa Barat (ID): Jurnal Gizi dan Pangan. 3(2):79-85. Marfuah D. 2014. Kualitas tidur hubungannya dengan obesitas pada anak sekolah dasar di Yogyakarta [skripsi]. Yogyakarta (ID): STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta. Mustelin L, Silventoinen K, Pietilainen K, Rissanen A, Kaprio J. Physical Activity Reduces the Influence of Genetic Effects on BMI and Waist Circumference: a Study in Young Adult Twins. 2009. Int J Obes. 33: 29-36. Nadeak TAU, Siagian A, Sudaryati E. 2013. Hubungan status stres psikososial dengan konsumsi makanan dan status gizi siswa SMU Methodist 8 Medan [skripsi]. Medan(ID): Universitas Sumatera Utara. Nammi S, Koka S, Chinnala KM, Boini KM. 2004. Obesity: an overview on its current perspectives and treatment options. Nutrition Journal. 3:3. Nuraliyah, Syam A, Hendrayati. 2014. Aktifitas fisik dan durasi tidur pada penderita overweight dan obesitas mahasiswa Universitas Hasanuddin [skripsi]. Makasar (ID): Universitas Hasanuddin. Rampengan JJV, Marunduh SR, Angels MR. 2013. Gambaran durasi tidur pada remaja dengan kelebihan berat badan. Jurnal e-Biomedik (eBM). 1(2): 849853. Rizqi AS. 2013. Hubungan antara index massa tubuh (IMT) dengan aktivitas remaja putri di SMP 1 Sumberlawang [skripsi]. Surakarta (ID): Universitas Muhammadyah Surakarta Stefani M. 2012. Keterkaitan antara sarapan dan lama tidur siswa sekolah dasar terhadap prestasi belajar [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Soehardjo. 1989. Sosio Budaya Gizi. Bogor (ID): Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, IPB. Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat. Jakarta: Direktorat Jenderal Pemdidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional. Sumarwan U. 2011. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran Edisi Kedua. Bogor (ID): Ghalia Indonesia Surilena dan Agus D. 2006. Faktor-faktor yang mempengaruhi depresi pada lansia di Jakarta. Majalah Kedokteran Damianus. 5(2):115-129. Suryaputra K, Nadhiroh SR. 2012. Perbedaan pola makan dan aktivitas fisik antara remaja obesitas dengan non obesitas. Makara Kesehatan. 16(1): 4550.

19

LAMPIRAN Lampiran 1 Kuisioner Penelitian

Kode* *diisi oleh enumerator

TINGKAT AKTIVITAS FISIK DAN TINGKAT STRES SERTA KUALITAS TIDUR MAHASIWA GEMUK DAN NORMAL

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

20

Yth. Mahasiswa Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor Dengan hormat, saya Eva Oktavera Saragih, mahasiswa Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor mohon bantuan kepada rekan-rekan mahasiswa Gizi Masyarakat untuk bersedia mengisi kuisioner penelitian saya yang berjudul “Tingkat Aktivitas Fisik dan Tingkat Stres serta Kualitas Tidur Mahasiswa Perempuan gemuk dan Normal”. Penelitian ini sudah mendapatkan ijin dari pihak departemen dan saudara terpilih menjadi responden. Data yang diambil hanya digunakan untuk kepentingan penelitian tanpa menyebutkan identitas. Data tidak akan dipublikasikan ke media massa. Apabila saudara bersedia untuk mengisi kuisioner dan mengikuti penelitian kami, mohon untuk menandatangani lembaran ini sebagai bukti kesediaan saudara. Atas perhatian saudara kami ucapkan terima kasih. Bogor, September 2014 Yang membuat pernyataan,

(.......................................)

21 A. IDENTITAS SOSIAL DAN EKONOMI KELUARGA Nama Ayah Nama Ibu

: :

Isilah/lingkarilah jawaban sesuai kondisi keluarga saudara pada bagian yang telah disediakan No A1 A2

Jumlah anggota keluarga Alamat orang tua

Identitas

A3

Pekerjaan ayah

A4

Pekerjaan ibu

A5

Bila bekerja, sebutkan jabatan atau posisinya

A6

Pendidikan ayah

A7

Pendidikan ibu

A8

Pendapatan per bulan keluarga (ayah, ibu, dan anggota keluarga lainnya)

A9

Perkiraan pengeluaran untuk pangan keluarga per bulan

Keterangan ..................orang Kota/Kab........................ Provinsi........................... 1. PNS 2. Swasta 3. TNI/Polri 4. Petani 5. Buruh tani dan non tani 6. Sopir atau ojek 7. Tidak bekerja 8. Lainnya (sebutkan)..... 1. PNS 2. Swasta 3. TNI/Polri 4. Petani 5. Buruh tani dan non tani 6. IRT 7. Tidak bekerja 8. Lainnya (sebutkan)...... 1. Pimpinan 2. Staf 3. Pekerja 4. Lainnya (sebutkan)...... 1. Tidak sekolah 2. SD/Sederajat 3. SMP/Sederajat 4. SMA/Sederajat 5. Perguruan Tinggi 1. Tidak sekolah 2. SD/Sederajat 3. SMP/Sederajat 4. SMA/Sederajat 5. Perguruan Tinggi Rp. .....................

Rp. .................

22 B. KARAKTERISTIK RESPONDEN Isilah/lingkarilah jawaban sesuai karakteristik responden pada bagian yang telah disediakan Kode B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7

No.

Pertanyaan Nama saudara Jenis kelamin* Tempat, tanggal lahir Berat badan Tinggi badan Anak keBagaimana pendapat saudara tentang bentuk tubuh saudara?** B8 8. Bentuk tubuh seperti apa yang saudara inginkan?** B9 9. Jumlah uang saku B10 10. Alokasi uang makan *Lingkari yang sesuai *B7 dan B8 jawaban lihat gambar di bawah ini 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Jawaban (1) Laki-laki (2) Perempuan ............................................. (dd/mm/yy)

Rp. .................................. Rp. ..................................

23 C. KUALITAS TIDUR Isilah/lingkarilah jawaban sesuai kebiasaan saudara pada bagian yang telah disediakan. No C1

Pertanyaan Apakah saudara kesulitan untuk memulai tidur malam hari?

C2

Berapa kali biasanya saudara terbangun pada malam hari ?

C3

Saat tidur saudara merasa nyenyak atau tidak?

C4

Apakah saudara sering tidur sore?

a. b. c. d. a. b. c. d. a. b. c. a. b.

C5

Bagaimana perasaan saudara saat bangun di pagi hari?

c. d. a. b. c. d.

Pilihan Jawaban Tidak pernah Kadang-kadang Sering Selalu Tidak pernah 1 – 2 kali 3 – 4 kali > 5 kali Nyenyak Kadang-kadang nyenyak Tidak nyenyak Tidak pernah tidur siangsore Kadang-kadang tidur siang-sore Sering tidur siang-sore Selalu tidur siang-sore Segar Sedikit ngantuk Mengantuk Sangat mengantuk

24

D. TINGKAT STRES

Berilah tanda check list ( ) pada kolom pernyataan sesuai dengan kejadian yang pernah dialami setahun terakhir di bawah ini. Kode

No

C1 C2 C3 C4 C5

1 2 3 4 5

C6 C7 C8 C9

6 7 8 9

C10 C11 C12 C13 C14 C15 C16 C17 C18 C19 C20 C21 C22 C23 C24 C25 C26 C27 C28 C29 C30 C31 C32 C33

10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

Kejadian Pacar meninggal Ditinggal pacar/putus pacar Pernah dihukum berat Keluarga dekat meninggal (Orangtua, Adik, Kakak) Kecelakaan atau sakit yang menyebabkan absen kuliah Konflik berkepanjangan dengan teman Kembali ke pacar lama (Gagal moveon) Mengakhiri jabatan (posisi dalam organisasi) Anggota keluarga sakit diopname atau mengalami gangguan kesehatan Pre menstruasi syndrome yang mengganggu aktivitas Masuk lingkungan baru (pindah kost) Sahabat meninggal Pindah genk / kelompok bermain Dijauhi sahabat (teman dekat) Kehilangan kesempatan beasiswa Berhutang Banyak tugas kuliah/akademik Home sick ( kangen dengan keluarga) Berhadapan dengan masalah hukum Banyak rencana tidak tercapai LDR (Long Distance Relationship) Penurunan kondisi lingkungan kehidupan Bermasalah dengan dosen dan asisten Jadwal kuliah berubah-ubah Pindah rumah tinggal Pindah tempat kuliah Pindah tempat rekreasi Pindah tempat ibadah Pindah tempat kegiatan sosial Waktu tidur berkurang Teman numpang di kost Makan tidak teratur Liburan tidak kemana-mana

Ya

Tidak

Frekuensi per tahun

25 E. AKTIVITAS FISIK 2X24 JAM (HARI KULIAH DAN LIBUR)

Arsir pada waktu yang sesuai dengan bagian lama aktivitas di bawah ini. HARI KULIAH Waktu

Lama Aktivitas (menit) 5

04.00 (pagi) Aktivitas 05.00 Aktivitas 06.00 Aktivitas 07.00 Aktivitas 08.00 Aktivitas 09.00 Aktivitas 10.00 Aktivitas 11.00 Aktivitas 12.00 Aktivitas 13.00 Aktivitas 14.00

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

26 Aktivitas 15.00 Aktivitas 16.00 Aktivitas 17.00 Aktivitas 18.00 Aktivitas 19.00 Aktivitas 20.00 Aktivitas 21.00 Aktivitas 22.00 Aktivitas 23.00 Aktivitas 00.00 Aktivitas 01.00 Aktivitas 02.00 Aktivitas 03.00 Aktivitas

27 Arsir pada waktu yang sesuai dengan bagian lama aktivitas di bawah ini. HARI LIBUR Waktu

Lama Aktivitas (menit) 5

04.00 (pagi) Aktivitas 05.00 Aktivitas 06.00 Aktivitas 07.00 Aktivitas 08.00 Aktivitas 09.00 Aktivitas 10.00 Aktivitas 11.00 Aktivitas 12.00 Aktivitas 13.00 Aktivitas 14.00 Aktivitas 15.00 Aktivitas

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

28 16.00 Aktivitas 17.00 Aktivitas 18.00 Aktivitas 19.00 Aktivitas 20.00 Aktivitas 21.00 Aktivitas 22.00 Aktivitas 23.00 Aktivitas 00.00 Aktivitas 01.00 Aktivitas 02.00 Aktivitas 03.00 Aktivitas

29

RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Pematang Siantar pada tanggal 01 Oktober 1989, sebagai anak ketiga dari pasangan Bapak Januarison Saragih SH, MH dan Ibu Arawaty Rita Purba dan sebagai adik dari Elista Liharma Saragih SH, Pdt. Yani Apoh Saragih S.Th serta kakak dari Ervina Bayu Saragih S.stlog dan Pasca Sari Saragih. Penulis menempuh pendidikan formal di SD Taman Asuhan Kota Pematang Siantar tahun 1996-2002, SMPN 2 Kota Pematang Siantar tahun 20022005 dan SMAN 1 Pematang Raya tahun 2005-2008. Penulis melanjutkan kuliah di Diploma IPB Jurusan Manajemen Industri Jasa Makanan dan Gizi tahun 20082011. Penulis pernah mengikuti praktek kerja lapang (PKL) di Rumah Sakit Angkatan Laut Mintoharjo Jakarta Pusat dan PKL di Desa Sukamaju Kecamatan Jonggol Kabupaten Bogor. Penulis melanjutkan studi Sarjana S1 Ilmu Gizi di Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor melalui ujian mandiri tahun 2012. Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Gizi di IPB, penulis menyelesaikan skripsi dengan judul “Pola Aktivitas Fisik, Pola Tidur dan Tingkat Stres Mahasiswa Perempuan Gemuk dan Normal”, yang dibimbing oleh Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS.