TINJAUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM PROSES PERANCANGAN

Download Tulisan ini, sesuai dengan judulnya mencoba untuk mengungkap prinsip-prinsip pemecahan masalah sebagai pendekatan dalam suatu pelaksanaan p...

0 downloads 392 Views 3MB Size
ISSN 1858 1137

MEDIA MATRASAIN Volume 11, No.3, November 2014

TINJAUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM PROSES PERANCANGAN Oleh : Papia J. C. Franklin ( Staf Pengajar Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sam Ratulangi )

Abstrak Tulisan ini, sesuai dengan judulnya mencoba untuk mengungkap prinsip-prinsip pemecahan masalah sebagai pendekatan dalam suatu pelaksanaan proses perancangan arsitektural. Sebagai pendukung pemahaman tulisan ini mencoba mendeskripsikan kembali beberapa model proses perancangan yang menerapkan prinsip-prinsip pemecahan masalah dengan mekanisme dasar “input-proses-output”. Dari pendalaman terhadap model-model tersebut dapat disimpulkan bahwa pandangan seorang perancang mengenai perannya dalam menyelesaikan masalah-masalah perancangan serta fungsi dan motivasi untuk pekerjaanya sangat menentukan pengertiannya mengenai proses yang dipergunakannya. Cara pertukaran informasi selama berlangsungnya sebuah proyek perancangan, sebagian besar tergantung dari pandangan pemberi tugas dan terutama dari si perancang. Pada prinsipnya mustahil ada suatu metode perancangan yang dapat diterapkan secara universal bahkan sebaliknya akan terbuka peluang terciptanya metode perancangan yang beragam dalam menyelesaikan dalam suatu proses perancangan, mulai dari perancangan arsitektur bangunan sederhana hingga bangunan kompleks sekalipun. Kata Kunci : pemecahan masalah, proses perancangan, arsitektur

PENDAHULUAN

fungsional , dan lainnya yang akan terjadi di dalam dan di luar struktur. Kemudian, adalah

Suatu pendekatan fungsional kepada

merupakan bagian dari pekerjaannya untuk

arsitektur memerlukan suatu gambaran yang

merancang sebuah bangunan yang akan

jelas akan sistem arsitektural.

berfungsi secara optimum selama periode

Pekerjaan dasar dari seorang arsitek

pengunaannya.

adalah menyiapkan rencana-rencana, tampak-

Di tengah-tengah spektrum, ia harus

tampak, potongan-potongan, rincian-rincian,

memperhitungkan proses-proses pelaksanaan,

dan spesifikasi-spesifikasi yang memberitahu

kemungkinan-kemungkinan

pembangunan apa yang harus dipergunakan dan

bagaimana

berbarengan.

bagian-bagian

Akan

tetapi,

agar

baru, dan perubahan-perubahan baru lainnya.

supaya

Suatu pendekatan sistem kepada arsitektur memerlukan suatu sikap tertentu. Pendekatan

harus mempertimbangkan seluruh spektrum

mencoba untuk membuat lebih dari pada

bangunan dari memulai lahirnya sampai

sekedar

penyerahan. Di suatu ujung dari spektrum ini,

Sikap

diusulkan dan kegiatan-kegiatan untuk mana

lainnya,

ia

harus

dengan

sesuatu

hal-hal

dalam

lain

dan

menetapkan sebuah tempat dalam sistem.

tujuan dari bangunan atau fasilitas yang

Diujung

menempatkan

hubungan

ia harus mencari guna menjelaskan tujuan-

dirancang.

pada

industri konstruksi, produk-produk bangunan

berjalan

merancang suatu produk yang memuaskan, ia

bangunan

teknik

di

dalam

pendekatannya

terhadap sistem arsitektur harus mampu

spektrum

mengatur bagian-bagian dari suatu proses dan

mempertimbangkan

sikap

bangunan tengah beroperasi selama usia

tersirat dalam pendekatan sistem

tidaklah

penggunaannya ; perubahan-perubahan fisik,

menyamakan

kreatifitas

dengan

konseptualisasi; sikap tersebut juga akan

TINJAUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM PROSES PERANCANGAN

- 24 -

ISSN 1858 1137

MEDIA MATRASAIN Volume 11, No.3, November 2014

meluaskan

pengharagaan

kepada

proses

pembangun, operator bangunan dan pemakai

membawakan suatu gagasan sampai berguna.

bangunan. Selanjutnya proses perancangan yang merupakan bagian (subsistem) dari sistem

KERANGKA SISTEM ARSITEKTURAL

arsitektural Kerangka dasar dari suatu pendekatan

secara

mengarahkan

sistem kepada masalah dapat disimpulkan

keseluruhan,

dalam

spesifikasi-spesifikasi

dalam rumusan sederhana sebagai berikut :

akan

menghasilkan rancangan

yang

bersama dengan masukan-masukan lainnya untuk

memasuki

Luaran dari

proses

proses

pembangunan.

ini

adalah sebuah

bangunan atau fasilitas yang menjadi suatu masukan bersama dengan lain-lainnya dari Operasi Fasilitas. Bangunan sebagai suatu

Gambar 1 Kerangka Dasar Pendekatan Sistem Pemecahan Masalah

mekanisme

operasi

menghasilkan

serangkaian lingkungan fisik. Lingkungan-

Selanjutnya menggabungkan sasaran-

lingkungan

tersebut

menjadi

masukan,

sasaran yang tersirat dalam rumusan diatas

bersama dengan lain-lainnya, dari sistem.

sebagai bagian integral dari proses-proses

Bionomic Manusia, yang luarannya terdiri

yang menyusun suatu sistem. Sama halnya

dari berbagai gaya perilaku manusia.

bagian dari proses-proses sistem adalah tinkat-tingkat dari suatu proses perancangan yang menunjukkan apakah sasaran-sasaran dapat terpenuhi atau tidak. Di dalam menerapkan kerangka sistem yang disamaratakan terhadapa arsitektur, dua hal diperlukan : identifikasi dan hubungan

Gambar 2 Empat Sub Sistem Arsitektural

dari subsitem-subsistemnya, dan identifikasi dan hubungan dari karateristik-karaterikstik

PROSES PERANCANGAN

atau parameter-parameternya. Empat buah subsistem tersirat : proses

Proses perancangan terdiri dari lima

perancangan pembangunan, sebuah bangunan

langkah utama antara lain konseptualisasi,

atau fasilitas, dan sistem bionomic manusia.

penyusunan program, analisis, seleksi, dan

Karena suatu sistem terdiri dari proses-

integrasi. Langkah-langkah tersebut tidak

proses, sistem arsitektural dapat dilukiskan

harus

pada Gambar 2.

langkah tersebut semata-mata menempatkan

Meskipun persoalan arsitek adalah dengan

yang

pertama

dari

selalu

berurutan,

tetapi

langkah-

ke dalam berbagai tahap dari proses secara

subsistem-

total dan dapat disesuaikan dengan mudah

subsistem ini, ia tidak dapat memisahkan

sehingga melalui pengorganisasian proses

dirinya sendiri dari masalah-masalah para

perancangan tersebut dapat lebih dipahami.

TINJAUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM PROSES PERANCANGAN

- 25 -

ISSN 1858 1137

MEDIA MATRASAIN Volume 11, No.3, November 2014

Selanjutnya untuk mengerti apakah

Tahap II : Studi

umum

mencakup

perancangan itu, akan kita telusuri prosesnya

penyelidikan

dari awal sampai akhir. Dari sekian banyak

masalah, penyelidikan mengenai

bagan mengenai proses merancang akan kita

cara-cara memecahkannya.

bahas yang paling banyak di gunakan.

mengenai

Tahap III : Pengembangan

sifat

mencakup

pengolahan sebuah atau beberapa Model Asosiasi Profesi Arsitek Inggris

buah pemecahan masalah hasil

Proses perancangan ini dapat dibagi

tahap II

menurut 4 tahap : Tahap I

Tahap IV : Presentasi

/

komunikasi

: Asimilasi meliputi pengumpulan

mencakup penyampaian sebua h

dan pengaturan informasi umum

atau beberapa buah pemecaha n

dan khusus berkaitan denga n

kepada pihak-pihak di dalam

masalah yang dihadapi.

atau di luar tim perancang.

Gambar 3 Model Proses Perancangan Asosiasi Arsitek di Inggris

Empat tahap ini tidak perlu beruntun, walaupun

tampak

wajar

mencari

apabila

sebuah

pemecahan,

dan

mengambarkannya.

pengembangan sebuah perancangan secara Model Markus (1969) dan Maver (1970)

menyeluruh bergerak dari Tahap I ke Tahap IV. Cukup sulit untuk mengetahui informasi

Seorang arsitek terutama belajar dari

apa saja yanbg perlu dikumpulkan sebelum

contoh dan pratek. Keberhasilan diukur

melakukan penyelidikan dalam Tahap II.

berdasarkan kecocokan pemecahan masalah

Sebab salah satu bahaya di sini ialah bahawa

untuk situasi dan kondisi tertentu dan bukan

karena mengumpulkan informasi tidaklah

berdasarkan metode yang digunakan untuk

sesulit

memperoleh

memecahkan

masalah,

ada

tersebut,

dinilai

seorang

kecenderungan untuk menunda peralihan dari

sedangkan

Tahap

ilmuwan adalah kemampuan penerapan dan

I

ke

Tahap

II.

Kemudian

yang

penyelesaian

pengembangan pemecahan secara mendetail

peragaan

tidak selalu

metode yang dipelajarinya untuk mencapai

lancar

dan

kadang-kadang

dirasakan perlunya studi umum yang lebih

konsep-konsep

pada

dan

metode



kebenaran mutlak.

banyak ( Tahap II ). Pendeknya yang

Sebuah gambaran lengkap mengenai

dikemukakan oleh bagan ini ialah bahwa

metode perancangan membutuhkan urutan

perancang harus mengumpulkan informasi

keputusan

mengenai sebuah masalah, mempelajarinya,

perancangan. Urutan pengambilan keputusan

dan

sebuah

urutan

TINJAUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM PROSES PERANCANGAN

- 26 -

tahapan

ISSN 1858 1137

MEDIA MATRASAIN Volume 11, No.3, November 2014

melalui analisis, sintesis, penilaian dan

usaha untuk bergerak maju dan menciptakan

pengambilan keputusan pada tiap tahap

sebuah

makin mendetai. Analisis meliputi penjajakan

hakekatnya sintesis melahirkan pemecahan.

kaitan-kaitan, pencaharian pola-pola dalam

Penilaian

informasi

pemecahan-pemecahan

yang

pengklasifikasikan Analisis

tersedia maksud

mencakup

dan

pengaturan

dan tujuan.

jawaban

atas

meliputi

masalah.

kritik yang

Pada

terhadap di

usulkan

memenuhi maksud dan tujuan yang didapat

dan

dari tahap analisis.

pembuatan pola-pola masalah. Sintesis adalah

Gambar 4 Model Proses Perancangan Markus dan Maver

Mungkinkah perhatian untuk yang

akan tetapi sekaligus mengenal masalah dan

abstrak atau yang konkret dipengaruhi oleh

mengajukan sejumlah pemecahan.

sistem pengajaran ?. Eastman (1970) dan Model Darke (1978)

Darke (1978) menunjukkan bahwa masalah baru dapat dikenal setelah beberapa usaha

Pembuatan

daftar

acuan

yang

untuk memecahkannya. Tidak ada pembagian

mendahului asimilasi dipengaruhi umpan

yang cukup jelas antara analisis dan sintesis,

balik sebab kedua kegiatan terkait erat.

Gambar 5 Model Proses Perancangan Darke

Dalam praktek sering kali lebih efektif

sakit) dengan jalan menyajikan perancangan

menjelaskan kebutuhan kelompok pemakai

awal kepada panitia pemberi tugas tanpa

bangunan yang kompleks ( umpama rumah

bagan. Bagi pemberi tugas sering lebih

TINJAUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM PROSES PERANCANGAN

- 27 -

ISSN 1858 1137

MEDIA MATRASAIN Volume 11, No.3, November 2014

mudah menyampaikan keinginannya dengan jalan berekasi terhadap dan sebuah

perancangan

menyusun

umum seperti rumah sakit, sekolah dan

sebuah perincian

perumahan biasanya dirancang oleh arsitek yang ditunjuk oleh lembaga yang mempunyai

sebuah tim atau sebuah “Biro Bangunan“. Karena jarak semakin besar antara

Pemberi tugas mengharapkan dari

para perancang dan para pemakai, perancang

seorang arsitek bukan hanya sekedar sebuah

mengharapakan bantuan para psikolog dan

rumah dengan ruang-ruang yang cocok

para sosiolog untuk mengetahui kebutuhan

ukuran dan hubungan satu sama lain, akan

para pemakai sebenarnya ( lihat bagan

pertimbangan-pertimbangan

bentuk,

ruang,

dan

berikut dibawah ini, dimana bagan tersebut

gaya.

menggambarkan hubungan antara hukum-

Sebaliknya arsitek pun mengharapkan diberi kebebasan

dalam

perancangan,

perumusan bahkan

kurang erat dengan pemakai

bangunannya. Mereka berhadapan dengan

PENYEBAB MASALAH DALAM PERANCANGAN

mengenai

tugas

daripada

hubungan

juga

pemberi

bukanlah calon pemakai bangunan. Bangunan

menyeluruh yang abstrak.

tetapi

besar

mengkritik

awal,

sendiri

Sebagian

hukum yang menguasai beraneka ilmu dan

masalah

disiplin ). Ilmu sosial pada umumnya

untuk

descriptive,

membandingkannya dengan masalah-masalah

sedang

kegiatan

merancang

bersifat prescriptive, sehingga para ahli

yang pernah ia hadapi sebelumnya.

kedua bidang tersebut masih perlu saling

Seberapa jauh perancang mendapatkan

memdidik agar proses saling membantu dapat

penghargaan atas dirinya ini, tergantung dari

berlangsung lebih sempurna.

masalah dan hubungan antara pemberi tugas

Selain pemberi tugas, perancang dan

dan perancang. Mereka saling bergantung,

pemakai bangunan ada sebuah kelompok

walaupun demikian, yang satu khawatir akan

terakhir, yaitu para pengatur. Aturan ini

di batasi orang lain.

mencakup :

Perancang sadar bahwa reputasinya

• Standar-standar, antara lain

sebagian besar ditentukan oleh karya-karya

meliputi

keamanan, utilitas dan wujud

yang pernah ia buat, karena itu ia ingin meneruskan pengembangan gagasan-gagasan

• Kode-kode pratek yang ditentukan oleh

lewat penyelesaian yang dapat diterima oleh

dinas pemadam kebakaran, pengawas

masyarakat. Di lain pihak, pemberi tugas

bangunan dan penataan kota

tidak dapat melakukan perancangan sendiri,

• Garis-garis penuntun dan rekomendasi

akan tetapi sampai batas tertentu ia tahu apa

mengenai keselamatan kerja, kesehatan,

yang diinginkan dan ia khawatir perancang

peraturan listrik, air, pos dan sebagainya. Dewasa

mempunyai gagasan yang berbeda. Jelaslah

ini

peraturan

bangunan

pemberi tugas yang bijaksana akan memilih

meliputi pembatasan energi dalam bangunan.

arsitek yang pernah menghadapi masalah

Semua ini harus dipenuhi agar mendapat ijin

yang sama.

memulai suatu pembangunan. Pengelolahan dan penafsiran peraturan umum ini sering

TINJAUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM PROSES PERANCANGAN

- 28 -

ISSN 1858 1137

MEDIA MATRASAIN Volume 11, No.3, November 2014

memberi peluang bagi birokrasi, bilamana

Citra umum mengenai perancangan

peraturan kurang cermat pemerumusannya

adalah penciptaan lingkungan ideal, padahal

dan

dalam kenyataan perancangan sering bersifat

selama

undang-undang

belum

disesuaikan.

pekerjaan perbaikan lingkunga yang ada.

Sebagai contoh, dalam merancang tata

Sebuah perancangan sering membutuhkan

letak sebuah took, setiap kelompok penyebab

pemecahan

masalah

kendala

persyaratan seperti memasukkan terang hari,

perancangan. Kendala-kendala para pengatur

memberi pemandangan, menjaga privacy dan

biasanya mutlak, sedangkan kendala-kendala

memberi

yang timbul dari pemilik dan perancang dapat

udara.

dapat

melahirkan

didiskusikan.

terpadu

bagi

kemungkinan

beberapa

untuk

peredaran

Sebagai sebuah lubang pada dinding

Syarat pemilik took tersebut mengenai

luar, sebuah jendela dapat menimbulkan

pameran dapat bertentangan dengan syarat

masalah

pengatur mengenai keamanan dan kerusakan.

transmisi

Jelaslah dari sudut pandang perancang,

merupakan salah sebuah

kendala-kendala pihak pemberi tugas tidaklah

kompleks.

mutlak seperti kendala-kendala pengatur.

dimanfaatkan

Dari perancang diharapkan sebuah gagasan

masalah jendela dengan menerapkan dalil-

integrative, sebuah konsep menyeluruh yang

dalil fisika, psikofisika, dan psikologi. Akan

mengatur

tetapi,

dan

menyatukan

semua

structural, suara

sumber

dan

Ilmu

panas

dengan

dan

demikian

masalah

yang

pengetahuan

dapat

menangani

setiap

untuk

metode-metode ilmu pengetahuan

persyaratan. Ia harus mampu secara kritis

ternyata tidak banyak membantu perancang.

menilai kendala-kendalanya sendiri. Pemilik

Karena masalah-masalah perancang adalah

baru dapat memutuskan sesuatu setelah

multidimensional

menilai gambar atau maket. Demikianlah

Memperbesar

masing-masing pihak pemberi sumbangan

terang hari lebih banyak dan memberikan

khusus pada masalah perancangan.

pemandangan yang lebih baik, akan tetapi

dan

jendela

dapat

interaktif. memasukan

juga dapat menambah panas masuk dan mengurangi privacy, bukan faktor-faktor itu

MASALAH DALAM PERANCANGAN DAN PEMECAHANNYA

sendiri akan tetapi kesalingterkaitan semua faktor inilah inti masalah perancangan.

Demikianlah kita telah melihat bahwa

Masalah ini lebih gawat, apabila

salah satu ciri hakiki masalah perancangan

keputusan-keputusan

ialah bahwa masalah sering tidak tampak dan harus

ditemukan,

baik

tujuan

menyangkut jumlah manusia yang besar yang

maupun

tidak punya pilihan.

rintangan untuk mencapai tujuan tidak jelas.

perancangan

bahkan

Masalah demikian

timbul pada perancangan perumahan rakyat

Bahkan sering pernyataan pertama mengenai masalah

perancangan

atau sebuah sekolah baru, menata jalan-jalan

selalu

baru, atau lokasi pabrik-pabrik. Proyek-

menyesatkan.

proyek

ini

membawa

keuntungan

dan

kerugian bagi berbagai pihak dalam kadar

TINJAUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM PROSES PERANCANGAN

- 29 -

ISSN 1858 1137

MEDIA MATRASAIN Volume 11, No.3, November 2014

yang berbeda. Jalan kendaraan yang baru,

dalam dirinya sendiri cukup bebas. Proses

dapat

seorang

penyelesaian ( menuju penghasilan suatu

pengendara, akan tetapi dapat mengganggu

bentuk ) dalam hal ini adalah bagaikan

penduduk setempat dalam hal ini ketenagan

kegiatan serangkaian subsistem yang saling

dan pencemaran.

terkait mencari jalan perbaikan atau adaptasi.

mengurangi

jarak

bagi

Analisis cost benefit pernah dicoba

Hubungan antara mereka ada yang amat kuat

pada masalah-masalah perancangan tersebut.

sehingga terjadi saling ketergantungan yang

Semua segi dinyatakan dalam ilmu moneter

erat; da nada yang tidak terlalu kuat hingga

demi penciptaan metric yang sama. Ada segi-

cukup mandiri.

segi yang tidak mudah dinyatakan dalam nilai tersebut. Peletakkan sebuah pelabuhan udara baru,

dapat

memberi

gambaran

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH PERANCANGAN

betapa

kompleks akibatnya bagi pihak yang lain.

Apabila kita secara cermat dapat

Proses-proses perancangan dalam skala besar

melukiskan apa yang terjadi pada kita pada

itu harus melibatkan semua pihak yang akan

waktu kita merancang, tidak akan diperlukan

terkena dampaknya.

buku mengenai metodologi merancang. Para

Selanjutnya

dapat

pula

dikatakan

ahli metodologi telah memberi konsep-

bahwa suatu hasil akhir suatu perancangan

konsep

adalah bentuk, demikian menurut teoritis arsitektur

Amerika

Serikat

tidak didapatkan secara logis. Kebanyakan masalah perancangan terlalu kompleks bagi

kaitan ini adalah suatu hasil penyelesaian .

perancangan untuk menguasai dan mengenal

penyelesaian terjadi bila konflik-konflik yang

semua segi dan variabel sekaligus, sehingga

telah

kesukaran sebenarnya adalah harus dimulai

terselesaikan. Dalam hal ini kontekslah yang

dan bagaimana melanjutkan.

menentukan masalah perancangan. Tanda -

Kebanyakan perancang menggunakan

tanda bahwa suatu masalah perancangan telah

strategi

terselesaikan adalah terciptanya kecocokan (

mengisi.

bersifat

heuristic.

Pada

mencari dan mencari sambil mengenal.

sebaliknya adalah misfit, yaitu bentuk dan saling

yang

pendekatan ini perancang mengenal sambil

fit ) antara bentuk dan konteks. Keadaan

tidak

untuk

dengan komprehensif dan penyelesaiannya

akhir suatu proses. Bentuk (diagram) dalam

konteks



Masalah-masalah jarang dapat dirumuskan

kekuatan-kekuatan yang menetukan arah

desain

bahasa

perancanglah yang benar-benar merancang.

di sini adalah diagram hasil kerjasama

konteks



akan tetapi selalu harus diingat bahwa para

yang langsung kasat mata. Pengertian bentuk

dalam

suatu

menganalisa strategi-strategi perancangan,

Christopher

Alexander. Bentuk di sini bukan suatu wujud

terdapat

dan

Strategi heuristic lebih banyak bersandar

Untuk

pada pengalaman dan aturan-aturan daripada

mencapai keadaan fit inilah kita perlu

prinsip-prinsip

memperhitungkan semua unsur sistem proses.

pertama

yang

teoretikal.

Gagasan pertama segera dikembangkan bagi

Suatu sistem mengandung subsistem yang

unsur-unsur yang tampak penting. Akan

bekerjasama satu dengan lainnya namun

TINJAUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM PROSES PERANCANGAN

- 30 -

ISSN 1858 1137

MEDIA MATRASAIN Volume 11, No.3, November 2014

tetapi tidak mudah untuk menunjuk mana

kendala-kendala

mana

yang

yang menentukan dalam sebuah bangunan,

menentukan

umpamanya : interiornya atau pengelola segi

Bilamana interaksi demikian tidak tercapai,

urbannya.

proses merancang tampak mistik.

bentuk,

telah

pemecahannya.

Memang mana yang penting atau mana yang menentukan, sering merupakan

KESIMPULAN

sebuah pendapat belaka. Bekerja sendiri atau dalam

kelompok,

merupakan

Pandangan

strategi

perancangan

yang

tidak

masalah-masalah perancangan serta fungsi

baik

dan motivasi

ditentukan oleh tingkat kecerdasan seorang.

yang

dalam tim yang terintegrasi benar-benar

mensubkordinasi

dini

demi

konteks

dalam

tidak pernah ia impikan.

menyelesaikan

• Tujuan pertama proses kreatif arsitektur

yang

rumit,

adalah mendekati akan kebutuhan.

tetapi

• Suatu hal yang penting adalah agar tugas

konseptualnya dan mencitrakan bentuk nyata

diuraikan

menurut

ke dalam bentuk konseptual.

diperlukan

dan

perancangan

kebutuhan

yang

sama-sama

telah

disepakati antara pemberi tugas da n

Pada perancangan sebuah bangunan misalnya

dalam

pemberi tugas, akan tetapi berilah yang

mencitrakan konteks nyata dalam konteks

baru

acuan

• Jangan memberi apa yang diinginkan oleh

kepentingan

masalah tidak langsung membentuk di tempat karena

sebagai

beberapa

antara lain :

dan

produk akhir. Perancang

Ada

menyelesaikan suatu masalah perancangan

ialah menemukan eksekutif yang tersedia disiplin

dipergunakannya.

pandangan

menggairahkan. Masalah lain yang juga sulit

menerima

untuk pekerjaanya sangat

menentukan pengertiannya mengenai proses

Pendapat lain mengatakan bahwa bekerja

untuk

perancang

mengenai perannya dalam menyelesaikan

perancangan pul. Ada yang beranggapan bahwa

seorang

perancang.

sebuah

• Model

unversitas, para pemakai berpendapat bahwa

yang

digunakan

oleh

ahli

arsirek telah berhasil memecahkan masalah

perancangan dan perencanaan janga n

sulit

menampilkan

dengan

memenuhi

kebutuhan

sesuatu

yang

sukar

lingkungan sebuah pusat penelitian dan

dimengeri oleh kaum awam. Hal ini

pendidikan yang cukup rumit. Akan tetapi

merupakan hambatan bagi orang awa m

para arsitek tidak melihat persyaratan para

untuk

ilmuwan setajam itu. Bagi mereka masalah

perancangan.

utama

berkisar

pada

sulitnya

berpartisipasi

pemberi

depan yang menentukan banyak bangunan

impiannya.

menyeluruh.

Hanya

proses

• Perancang adalah pihak yang membantu

lahan,

kebisingan, pondasi dan perluasan di hari

secara

dalam

tugas

untuk

melaksanaka n

Demikianlah kita dapat melihat bahwa

bilamana

komunikasi antara perancang dan pemakai

cara

pertukaran

informasi

benar-benar baik, pemakai dapat mengetahui

berlangsungnya sebuah proyek perancangan,

TINJAUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM PROSES PERANCANGAN

- 31 -

selama

ISSN 1858 1137

MEDIA MATRASAIN Volume 11, No.3, November 2014

sebagian besar tergantung dari pandangan

perancangan, mulai dari bangunan sederhana

pemberi tugas dan terutama dari si perancang

hingga bangunan kompleks sekalipun.

dan dari

mereka

masing-masing sudah

mengerti

peran

sertanya

di

dalam

DAFTAR PUSTAKA

perancangan. Dengan

demikian

mustahil

• Benjamin A. H, 1987, Pendekatan Sistem Kepada Arsitektur, Intermatra Bandung.

akan

tampil satu metode perancangan yang dapat diterapkan

secara

universal

• Sutedjo. B. S, 1997, Perancangan Arsitektur dan Pembentukan Lingkungan Fisik, Gajah Mada University Press.

bahkan

sebaliknya akan terbuka peluang terciptanya metode perancangan yang beragam dalam menyelesaikan

dalam

suatu

• Tjahjono G, 1999, Metode Perancangan Suatu Pengatur Arsitek dan Perancang, UI Jakarta

proses

TINJAUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM PROSES PERANCANGAN

- 32 -