http://jurnal.fk.unand.ac.id
Artikel Penelitian
Uji Daya Hambat Sabun Cair Cuci Tangan pada Restoran Waralaba di Kota Padang Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus Secara In Vitro 1
2
Anisha Fazlisia , Elizabeth Bahar , Yulistini
2
Abstrak Sabun cair cuci tangan terbukti dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Sebagian besar restoran waralaba di Kota Padang menyediakan sabun cair cuci tangan yang telah diencerkan. Proses pengenceran mengubah kemampuan sabun dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Penelitian bertujuan untuk menguji daya hambat sabun cair cuci tangan pada restoran waralaba di Kota Padang terhadap pertumbuhan E. coli dan S. aureus. Sampel diambil dari empat restoran waralaba dan diuji dengan metode difusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keempat sabun dapat menghambat pertumbuhan S. aureus namun hanya sebagian yang memiliki daya hambat terhadap E. coli. Median daya hambat pertumbuhan E. coli dan S. aureus pada setiap periode yaitu 0, 7.4, 7.3 dan 0, 26.1, 23.3. Nilai maksimum daya hambat pertumbuhan E.coli dalam tiga periode yaitu 19.5, 35.4, 27.1 dan 20.7, 40.2, 36.6 untukS. aureus. Daya hambat minimum terhadap kedua bakteri adalah 0.00. Hal tersebut dapat dipengaruhi komposisi dan konsentrasi antiseptik, antibakteri, pH sabun, pengenceran dan struktur dinding sel bakteri. Disimpulkan bahwa sabun cair cuci tangan yang diuji memiliki kemampuan lebih besar dalam menghambat pertumbuhan S.aureus daripada E.coli. Kata kunci: sabun cair cuci tangan, restoran, pengenceran, uji daya hambat, pertumbuhan bakteri
Abstract Liquid hand soaps proved to inhibit Escherichia coli and Staphylococcus aureus bacterial growth. In Padang, most of Restaurants provide diluted liquid hand soaps. Research found dilution changed soap ability to inhibit bacterial growth. The purpose of this study was to examine the ability of Padang City Restaurants’ liquid hand soaps to inhibit E. coli and S. aureus bacterial growth. The samples were taken from four restaurants and examined by using diffusion method. The results showed all of them could inhibit S. aureus but only a half inhibited Escherichia coli bacterial growth. Median for E. coli and S. aureus bacterial inhibition growth for each period were 0, 7.4, 7.3 and 0, 26.1, 23.3. Maximum inhibition value for E. coli growth in the first, second, and third periods were 19.5, 35.4, 27.1 and 20.7, 40.2, and 36.6 for S. aureus. In addition, minimum inhibition in both bacteria were 0.00. It could be influenced by soap antiseptic and antibacterial composition and concentration, pH, dilution, and structure of bacterial cell wall. In conclusion, the liquid hand soaps has greater ability to inhibit S. aureus than E. coli. Keywords: liquid hand soaps, restaurant, dilution, inhibitory test, bacterial growth Affiliasi penulis : 1. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
PENDAHULUAN
Padang), 2. Bagian Mikrobiologi FK UNAND, 3. Mikrobiologi FK
Sabun adalah kumpulan senyawa yang terdiri
UNAND Korespondensi : Anisha Fazlisia, email:
[email protected], Telp: 085274856585
dari
satu
jenis
asam
amino
atau
lebih
atau
1
ekuivalennya dan alkali. Sabun dihasilkan dari reaksi
Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(3)
348
http://jurnal.fk.unand.ac.id
antara minyak hewani, nabati atau lemak yang direbus
dalam makanan akibat dari proses pengolahan yang
bersama dengan sodium hidroksida. Sabun tidak
tidak bersih oleh food-handler.
8
hanya digunakan untuk menjaga kebersihan badan
Sabun cair cuci tangan disediakan diberbagai
tetapi juga untuk kebersihan tangan. Mencuci tangan
fasilitas umum seperti restoran waralaba. Sabun cair
dengan
sabun
efisien
jika
cuci tangan yang disediakan di restoran waralaba di
menggunakan
2
Kota Padang sudah mengalami proses pengenceran
dan
dengan jumlah yang berbeda-beda. Pengenceran
Lyombe (2011) dengan cara membiakkan bakteri
sabun cair cuci tangan mengubah pH, konsentrasi
Pseudomonas aeroginosa, Staphylococcus aureus
antiseptik seperti alkohol, dan antibakteri sebagai
dan Escherichia coli di dalam cawan petri yang berisi
kandungan tambahan yang terlarut di dalam sabun
sabun cair cuci tangan menunjukkan bahwa sabun
sehingga akan mempengaruhi kemampuan sabun
cair cuci tangan memiliki daya hambat terhadap
dalam menghambat dan membunuh bakteri.
dibandingkan Penelitian
lebih
dengan
yang
efektif
dan
hanya
dilakukan
oleh
air.
Mwambate
3
2
bakteri-bakteri tersebut. Penelitian lain yang dilakukan
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini
oleh Burton dkk pada tahun 2010 membuktikan bahwa
bertujuan melakukan uji sensitivitas untuk mengetahui
jumlah bakteri pada telapak tangan yang dicuci
daya hambat sabun cair cuci tangan yang tersedia
menggunakan
pada restoran waralaba di Kota Padang terhadap
sabun
lebih
sedikit
dibandingkan
dengan jumlah bakteri yang ditemukan pada tangan yang dicuci tanpa sabun.
4
pertumbuhan
bakteri
Escherichia
coli
dan
Staphylococcus aureus secara in vitro.
Sabun cair cuci tangan terkandung zat-zat 5
yang bersifat bakterisid dan bakteriostatik. Zat-zat
METODE
tersebut seperti alkohol dan antibakteri. Selain itu,
Penelitian jenis eksperimental dengan Post
derajat keasaman (pH) sabun cair cuci tangan juga
test Only with Control Group Design. Penelitian
berperan
dilakukan
dalam
membunuh bakteri.
menghambat
pertumbuhan
dan
di
Laboratorium
Mikrobiologi
Fakultas
6
Kedokteran Universitas Andalas dari bulan September
Pemerintah mengharuskan setiap restoran
sampai dengan November 2013. Populasi dari sampel
waralaba untuk menyediakan tempat cuci tangan
yang digunakan dalam penelitian adalah sabun cair
beserta sabun sebagai upaya untuk menurunkan
cuci tangan pada restoran waralaba di Kota Padang.
angka
penyakit
Meningkatnya
infeksi
angka
saluran
penyakit
pencernaan.
infeksi
7
Sampel penelitian yaitu sabun cair cuci tangan yang
saluran
telah mengalami pengenceran dan berasal dari
pencernaan saat ini tidak hanya disebabkan oleh
restoran waralaba di Kota Padang dengan mekanisme
bakteri yang berasal dari konsumen sendiri tetapi juga
pengonsumsian makanan langsung menggunakan
dari para pengolah makanan atau food-handler. Bakteri merupakan
Escherichia
bakteri
Gram
coli
strain
negatif
yang
8
tangan. Besar sampel yang digunakan sebanyak
tertentu
empat jenis sabun cair cuci tangan.
banyak
Variabel independen atau bebas yaitu empat
menyebabkan penyakit infeksi saluran pencernaan
sabun cair cuci tangan dari cabang-cabang restoran
selain
Bakteri ini
waralaba di Kota Padang. Variabel dependen atau
bertransmisi melalui jalur fekal-oral akibat rendahnya
terikat yaitu pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan
kualitas
Staphylococcus aureus.
Vibrio cholera dan rotavirus.
kebersihan
individu
(konsumen).
Selain
bakteri Gram negatif, toksin bakteri Gram positif
Pengujian dilakukan dengan metode difusi.
seperti S. aureus yang bersifat termostabil juga dapat
Cakram dibuat dengan merekatkan tiga lapis kertas
9
menyebabkan penyakit infeksi.
Toksin S. aureus
saring yang kemudian dilubangkan dengan pelubang
berperan besar dalam meningkatnya wabah infeksi
kertas berukuran 4 mm. Selanjutnya, disusun dalam
saluran cerna akibat keracunan makanan atau food-
cawan petri dan disterilkan dengan autoklaf. Setelah
poisoning disease. Toksin tersebut dihasilkan oleh
dingin,
bakteri S. aureus yang masuk dan berkembang di
Kelompok
cakram
dibagi
pertama
dan
menjadi kedua
tiga
kelompok.
terlebih
dahulu
Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(3)
349
http://jurnal.fk.unand.ac.id
dicelupkan ke dalam sabun sebelum dimasukkan ke
pada periode pertama terdapat di sekitar sabun B
dalam cawan petri yang telah berisi agar. Kelompok
sedangkan periode kedua dan ketiga terukur disekitar
pertama, dicelupkan ke dalam sabun cair cuci tangan
sabun C.
yang berasal dari restoran waralaba di Kota Padang
yang digunakan sebagai kontrol. Data yang diperoleh dari penelitian dicatat pada tabel yang kemudian disajikan dalam bentuk grafik dan diolah secara statistik deskriptif untuk menemukan nilai median, maksimum, dan minimum.
HASIL Tabel 1. Uji Daya Hambat Sabun Cair Cuci Tangan Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli dan
Diameter Daya Hambat (mm)
dan kelompok kedus ke dalam sabun cair cuci tangan
40 35 30 25 20 15 10 5 0
Diameter Daya Hambat Sabun terhadap Pertumbuhan E. coli periode 1 diameter 1 periode 2 diameter 2 periode 3 diameter 3
A
B
C
D E Sabun
Staphylococcus aureus
Bakteri
Rata-rata Daya Hambat
Gambar 1. Rata-rata Daya Hambat Sabun Cair Cuci
terhadap Pertumbuhan
Tangan Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia
Kuman Per Periode
Sabun
coli
Pengambilan Sampel (mm)
1.
Escherichia coli
2. Staphylococcus aureus
I
II
III
A
-
-
-
B
19.5
20.9
15.9
sabun A, C, dan D pada periode pertama tidak
C
-
35.4
27.1
menunjukkan
D
-
-
-
pertumbuhan S. aureus. Ketiga sabun tersebut baru
E
7.2
7.4
7.3
A
-
26.1
23.3
B
20.7
34.6
30.1
C
-
40.2
36.6
D
-
18.1
11.2
E
6.2
9.2
7.3
Berdasarkan Gambar 2 dapat diamati bahwa
pertama dimiliki sabun B sedangkan periode kedua dan ketiga dibentuk oleh sabun C.
aureus sensitif terhadap keempat sabun cair cuci tangan. pada
pengujian periode pertama sabun A, C, dan D tidak memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan E. coli. Pada periode berikutnya, sabun C memperlihatkan adanya daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri sedangkan sabun A dan D tetap tidak menunjukkan
Diameter Daya Hambat (mm)
Diameter Daya Hambat Sabun terhadap Pertumbuhan S. aureus
restoran B dan C sedangkan bakteri Staphylococcus
bahwa
terhadap
zona bebas pertumbuhan terbesar pada periode
Escherichia coli hanya sensitif terhadap sabun dari
menunjukkan
hambat
pada pengujian periode kedua dan ketiga. Diameter
Pada tabel 1 diatas terlihat bahwa bakteri
1
daya
memperlihatkan zona bebas pertumbuhan bakteri
Keterangan : A = sabun yang berasal dari restoran T B = sabun yang berasal dari restotan K C = sabun yang berasal dari restoran M D = sabun yang berasal dari restoran CF E = kontrol
Gambar
adanya
50
periode 1
40
diameter 1
30
periode 2 diameter 2
20
periode 3
10
diameter 3
0 A
B
C
D
E
Sabun
Gambar 2. Rata-rata Daya Hambat Sabun Cair Cuci Tangan
Terhadap
Pertumbuhan
Bakteri
Staphylococcus aureus
hal tersebut sampai dengan pengujian periode ketiga. Diameter zona bebas pertumbuhan bakteri terbesar Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(3)
350
http://jurnal.fk.unand.ac.id
Hasil
pengolahan
data
menggunakan
efektif untuk menyebabkan kematian sel bakteri
statistik deskriptif terlihat median, nilai maksimum, dan
(sublethal) sehingga memungkinkan bakteri untuk
minimum untuk setiap periode. Pada daya hambat
tumbuh kembali. Penambahan antibakteri sebagai
terhadap pertumbuhan E. coli didapatkan median
salah satu kandungan sabun akan memberikan efek
untuk periode pertama, kedua dan ketiga sebesar 0,
yang lebih baik dan permanen dalam menghambat
7.4, dan 7.3 serta nilai maksimum secara berturut-turut
pertumbuhan dan membunuh bakteri.
11
adalah 19.5, 35.4, dan 27.1. Sementara itu, median
Kemampuan sabun cair cuci tangan dalam
daya hambat pertumbuhan S. aureus pada periode
menghambat pertumbuhan bakteri turut dipengaruhi
pertama, kedua dan ketiga yaitu 0, 26.1, dan 23.3
oleh konsentrasi antiseptik atau antibakteri yang
dengan nilai maksimum untuk masing-masing periode
terdapat di dalam sabun. Peningkatan konsentrasi
secara berurutan mulai dari periode pertama sampai
akan meningkatkan kemampuan dalam menghambat
dengan ketiga yaitu sebesar 20.7, 40.2 dan 36.6. Nilai
pertumbuhan bakteri dan demikian sebaliknya.
minimum untuk daya hambat kedua bakteri adalah
2
Derajat keasaman (pH) juga berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri E. coli dan S.
0.00.
aureus. pH optimal pertumbuhan bakteri-bakteri ini 12
berkisar antara 7.2-7.6.
PEMBAHASAN
Sabun dengan pH lebih
Sabun cair cuci tangan merupakan salah satu
rendah atau tinggi dari angka tersebut mampu
sarana kebersihan yang saat ini banyak digunakan.
menghambat pertumbuhan E. coli dan S. aureus
Penggunaan
dibanding sabun dengan pH sama atau mendekati pH
sabun
cair
cuci
tangan
semakin
meningkat karena dapat menghambat dan membunuh bakteri.
13
optimal.
10
Sabun cair cuci tangan yang diuji dalam
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
penelitian ini adalah sabun yang telah mengalami
keempat sabun cair cuci tangan yang diuji mampu
pengenceran oleh pihak restoran. Hasil pengujian
menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus namun
menunjukkan bahwa daya hambat sabun cair cuci
hanya
tangan pada periode pertama jauh lebih rendah
sebagian
yang
dapat
menghambat
pertumbuhan bakteri E. coli. Hal ini bertolak belakang
daripada periode kedua dan ketiga.
oleh
Berdasarkan pengamatan, sabun yang diambil
Mwambate dan Lyombe (2011) bahwa sabun cair cuci
pada periode pertama mempunyai konsistensi yang
tangan dapat menghambat pertumbuhan bakteri, baik
lebih encer daripada periode kedua dan ketiga
dengan
hasil
penelitian
yang
dilakukan
3
E. coli maupun S. aureus. Hal ini dapat disebabkan
sehingga
karena adanya perbedaan kandungan dan kekentalan
hambat pada periode pertama tidak sebaik kedua dan
(konsentrasi) sabun yang digunakan sebagai sampel
ketiga. Peristiwa ini sesuai dengan hasil penelitian
dalam penelitian. Lyombe dan Mwambate (2011)
yang
menguji daya hambat sabun cair cuci tangan yang
mengencerkan sejumlah sabun sesuai dengan jumlah
dijual di pasaran tanpa pengenceran sedangkan pada
pengenceran yang biasa dilakukan di restoran dan
penelitian ini sabun berasal dari restoran waralaba di
menunjukkan bahwa peningkatan jumlah pengenceran
Kota Padang yang sudah terlebih dahulu mengalami
berbanding lurus dengan peningkatan jumlah bakteri
pengenceran.
yang
Kandungan menjadi salah satu faktor yang menentukan daya
hambat sabun.
2
Sabun yang
dapat menjadi
dilakukan
tumbuh
kemampuan
Oranusi,
dan
alasan
et
al
berbanding
sabun
cair
mengapa daya
(2013)
terbalik
cuci
menghambat pertumbuhan bakteri.
tangan
dengan
dengan untuk
2
dan
Pengenceran sabun juga akan mempengaruhi
tetapi kemampuan sabun akan
pH sabun cair cuci tangan. pH sabun yang awalnya
lebih besar jika memiliki kandungan tambahan seperti
asam atau basa dapat berubah menjadi netral. pH
antibakteri. Hal ini dikarenakan kerja atau aktivitas
netral merupakan faktor lingkungan yang optimal bagi
antiseptik
pertumbuhan
mengandung
antiseptik
membunuh bakteri
11
bersifat
dapat
sementara
menghambat
dan
tidak
cukup
bakteri
sehingga
menurunkan
Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(3)
351
http://jurnal.fk.unand.ac.id
13
kemampuan bakterisid dan bakteriostatik sabun.
yang
mengatur permiabilitas sel yang hanya meloloskan zat
Berdasarkan hasil penelitian terdapat sabun
yang bersifat hidrofilik sehingga antiseptik yang
tidak
bersifat
mempunyai
kemampuan
dalam
menghambat pertumbuhan bakteri saat pengujian
hidrofobik
memasuki sel.
tidak
dapat
dengan
mudah
15
periode pertama namun mampu membentuk zona bebas pertumbuhan bakteri yang sangat besar pada
KESIMPULAN
periode kedua. Proses pengenceran yang berlebihan,
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
peristiwa di atas mungkin terjadi karena pada periode
mengenai uji daya hambat sabun cair cuci tangan
pertama pihak restoran hanya menambahkan air ke
pada restoran waralaba di Kota Padang terhadap
dalam tabung atau tempat sabun guna menambah
pertumbuhan
jumlah sabun sehingga konsentrasi sabun yang
Staphylococcus
dijadikan sampel pada periode pertama jauh lebih
kesimpulan sebagai berikut:
rendah dari pada periode selanjutnya. Kemungkinan
1. Dua dari empat sampel sabun cair cuci tangan
penggantian sabun oleh pihak restoran pada periode
yang berasal dari restoran waralaba di Kota
kedua dengan sabun yang memiliki kandungan
Padang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
antiseptik dan atau antibakteri yang lebih baik
Escherichia coli dan salah satunya menunjukkan
daripada sabun periode pertama. Di samping itu,
nilai ekstrem pada pengujian periode kedua.
kesalahan teknis dalam melakukan pengujian juga dapat menyebabkan hal ini terjadi.
restoran
waralaba
yang
Escherichia
aureus
secara
in
coli vitro,
dan didapat
2. Semua sampel sabun cair cuci tangan yang berasal dari restoran waralaba di Kota Padang
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa sabun dari
bakteri
telah
dapat
menghambat
pertumbuhan
bakteri
mengalami
Staphylococcus aureus dan satu diantara keempat
pengenceran memiliki daya hambat yang lebih baik
sampel tersebut menunjukkan nilai ekstrem pada
terhadap S. aureus daripada sabun kontrol yang tidak
pengujian periode kedua.
mengalami pengenceran. Hal ini disebabkan karena sabun kontrol lebih kental dan padat sehingga zat-zat
UCAPAN TERIMA KASIH
didalam sabun tidak efektif berdifusi ke dalam cakram dan
memerlukan
waktu
yang
lebih
lama
jika
dibandingkan sabun yang mengalami pengenceran. Selanjutnya,
pada
penelitian
ini
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Aziz Djamal, M.Sc DTM&H, Sp.MK dan seluruh staff
14
terlihat
Laboratorium Mikrobiologi FK UNAND yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
perbedaan kemampuan sabun cair cuci tangan dalam menghambat pertumbuhan bakteri E. coli dan S. aureus. Perbedaan ini dipengaruhi struktur dinding sel
DAFTAR PUSTAKA 1.
bakteri. Escherichia coli merupakan bakteri Gram negatif yang memiliki struktur dinding sel yang lebih
th
dictionary. 31 ed. Singapore: Elsevier; 2007. 2.
kompleks dibanding bakteri Gram Positif seperti
3.
memperkuat
ikatan
membran
luar
bertugas
untuk
menolak
atau
mendorong keluar zat hidrofobik dan protein porin
Mwambete KD, Lyombe F. Antimicrobial
by dar es salaam residents in Tanzania. Indian Journal of Pharmaceutical Sciences.
peptidoglikan
dengan membran luar. LPS (lipopolisakarida) pada
and
activity of medicated soaps commonly used
16
Braun’s lipoprotein yang berikatan dengan peptidoglikan
quality
Research. 2013;30(2):570-80.
membantu E. coli menghindari aktivitas dari bahan aktif sabun yaitu asam lemak.
microbial
washes. Journal of Biological and Chemical
peptidoglikan yang lebih tipis dibanding S. aureus dan Hal ini
of
antibacterial activity of commonly used hand
sitoplasma terdapat periplasmik yang mengandung 15
Oranusi US, Akanade VA, Dahunsi SO. Assessment
Staphylococcus aureus. Pada bagian luar membran
jarang berikatan antara unsur-unsurnya.
Dorland WA. Dorland’s illustrated medical
2011; 73(1): 92-8. 4.
Burton, Maxine, Cobb, Emma, Donachie, Petter., Schmidt,
Judah,
Gaby,
Wolf-Peter.
Curtis, The
Val.
and
effect
of
Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(3)
352
http://jurnal.fk.unand.ac.id
handwashing with water or soap on bacterial contamination of hands. Int. J. Environ. Res.
5.
on hand hygiene in health care: first global
Selvamohan T, Sandhya, V. Studies on
patient safety challenge clean care is safer
bactericidal activity of different soaps against-
care. France: WHO Press; 2009. Melnick, & Adelberg’s medical microbiology.
Presscott, Lansing M, Harley, John P, Klein,
Edisi ke-25. United State of America: The
Donald A. Microbiology. Edisi ke-5. United
McGraw-Hill Companies, Inc; 2010. 13. Irianto
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Higiene sanitasi jasaboga. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik
Indonesia
1096/Menkes/Per/Vi/201: Desember HYPERLINK
2012].
9.
K.
Mikrobiologi
menguak
dunia
mikroorganisme. Jilid 1. Bandung: Yrama Widya; 2006.
Nomor
14. Putra IA. Uji efek antibakteri ekstrak etanol
2011 [diunduh 9
kulit batang salam {syzygium polyanthum
Tersedia
dari:
URL:
http://www.hukor.depkes.go.
(weight)
walp.}
terhadap
staphylococcus aureus dan escherichia coli
id/up_prod_permenkes/PMK%20No.%20109
secara in vitro (skripsi). Padang: Universitas
6%20ttg%20Higiene%20Sanitasi%20Jasabo
Andalas; 2013.
ga.pdf. 8.
12. Brooks GF, Butel JS, Morse SA. Jawetz,
Biotechnology Research. 2012; 2(5):646-50.
State of America: McGraw-Hill; 2003. 7.
11. World Health Organization. WHO guidelines
Public Health. 2011; (8):97-104.
bacterial strains. Journal of Microbiology and
6.
Bioresearch. 2011; 2(2):52-62.
15. The Microbial World. The cell wall surrounds
Loir YL, Baron F, Gautier M. Staphylococcus
and holds in the microbe. 2014 (diunduh 7
aureus and food poisoning. Genetics and
Januari
Molecular Research. 2003; 2(1):63-76.
HYPERLINK
Champoux JJ, Neidhardt, Frederick C, Drew
com/index.php?module=Book&func=displaya
W. Lawrence, Plorde, James J, Sherris
rticle&art_id=60.
medical microbilogy. Edisi ke-4. United State
2014).
Tersedia
dari:
URL:
http://www.microbiologytext.
16. Aliyu MS, Tijjani MB, Doko MHI, Garba I,
of America: The Mc Graw-Hill Companies,
Ibrahim
MM,
Abdulkadir
SM,
et
al.
Inc.; 2004.
Antimicrobial activity of sabulun solo a local
10. Bhat R, Prajna PS, Menezez, Vinita Preethi,
traditional medicated soap. Nigerian Journal
Shetty, Pavithra. antimicrobial activities of
of Basic and Applied Science. 2012;20(1):
soap
35-8.
and
detergents.
Advanced
in
Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(3)
353