UNIT 7 SASTRA ANAK

Download Menjelaskan tingkatan dan manfaat apresiasi sastra anak-anak. 3. Mengemukakan ..... diajar menulis cerita melalui jurnal pribadi menunjukka...

0 downloads 659 Views 152KB Size
Unit

7

SASTRA ANAK-ANAK

Abd. Halik

P

engertian, tingkatan, manfaat jenis, ciri, dan contoh sastra anak-anak ini merupakan unit VII mata kuliah Kajian Bahasa Indonesia di SD. Unit ini terdiri atas 2 sub unit yaitu: (1) Pengertian, tingkatan, dan manfaat apresiasi sastra anak-anak, (2) Jenis, contoh dan ciri-ciri sastra anak-anak memahami materi ini, diharapkan Anda mampu menjelaskan pengertian, tingkatan, manfaat apresasi sastra, jenis , ciri-ciri , dan contoh- contoh sastra anak.. Dengan demikian, secara lebih khusus setelah mempelajari unit ini diharapkan Anda dapat: 1. Menjelaskan pengertian apresiasi sastra anak-anak, 2. Menjelaskan tingkatan dan manfaat apresiasi sastra anak-anak 3. Mengemukakan jenis dan contoh sastra anak-anak, 4. Menjelaskan ciri-ciri sastra anak-anak. Materi ini menjadi modal awal bagi Anda yang ingin menjadi pengajar bahasa Indonesia yang baik di SD, karena dengan dikuasainya materi ini Anda telah memiliki kemampuan yang dapat mendukung tugasnya dalam membimbing anak didiknya seingga semakin semakin mahir mengapresiasi sastra anak-anak. Selain itu, Anda akan semakin luas wawasannya tentang nilainilai pengalaman kemanusiannya dan semakin tumbuh sikap positifnya terhadap bahasa Indonesia dan sastra anak-anak. Setelah memahami tujuan mempelajari unit ini, ikutilah bagian-bagian bahan ajar ini secara bertahap-berkelanjutan. Pelajari setiap bagian secara cermat dan seksama. Mulailah dengan membaca konsep, uraian, dan contohcontoh yang terdapat di dalamnya. Untuk menambah pemahaman dan wawasan Anda, materi unit ini juga terdapat di internet, yaitu berupa materi Tutorial online. Bukalah internet. Masih ingat kan, caranya? Jangan lupa mengerjakan Kajian Bahasa Indonesia di SD 7-

1

latihan/tugas. Setiap latihan/tugas disertai dengan rambu pengerjaan atau jawaban latihan. Rambu-rambu tersebut dimaksudkan untuk memberikan gambaran kepada Anda tentang bagaimana latihan dikerjakan dan seperti apa hasil pengerjaan latihan yang dianggap benar. Tapi ingat, jangan terburu-buru membuka rambu-rambu atau kunci jawaban. Karena, bila hal itu Anda lakukan, Anda akan terbiasa tidak akan pernah belajar. Jangan lupa pula membaca rangkuman. Pahamilah rangkuman dengan baik. Bila Anda mendapat kesulitan dalam memahami kata atau istilah yang terdapat pada unit ini, lihatlah glosarium dalam unit ini atau manfaatkanlah Kamus Besar Bahasa Indonesia. Setelah melakukan kegiatan secara bertahap-berkelanjutan seperti disebutkan di atas, dan merasa telah menguasai materi unit ini, sekarang kerjakan soal-soal tes formatif. Setelah itu, cocokkan jawaban tes formati Anda dengan kunci jawaban yang tersedia di akhir unit ini sehingga dapat mengetahui kemampuan Anda yang sesungguhnya. Analisislah materi mana yang telah Anda kuasai dengan baik dan materi mana yang belum Anda kuasai. Untuk materi yang belum Anda kuasai, bacalah kembali konsep, uraian, contohcontoh, dan rangkuman yang ada. Selamat belajar sastra anak-anak! Semoga Anda semakin mahir dalam mengapresiasi sastra anak-anak!

7 - 2 Unit 7

Subunit 1 Pengertian, Tingkatan, Dan Manfaat Apresiasi Sastra Anak-Ana

I

stilah apresiasi dan sastra anak-anak tentu bukan merupakan hal yang baru bagi Anda, bukan? Istilah tersebut setiap saat selalu kita dengar, baca, atau bahkan menggunakan istilah tersebut dalam berkomunikasi baik lisan maupun tulisan. Bukan hanya itu, hampir setiap saat dalam kehidupan sehari-hari, kita menggunakan apresiasi dan sastra anak-anak. Begitu seringnya kita menggunakan istilah sastra anak-anak dan apresiasinya maka terkadang kita lupa untuk memahami apa sesungguhnya hakikat apresiasi dan sasatra anakanak, tingkatan dan manfaat apresiasi sastra anak . Untuk memperoleh pemahaman tentang pengertian, tingkatan, dan manfaat apresiasi dan sastra anak-anak, baca baik-baik uraian berikut.

Pengertian Apresiasi Sastra Anak-anak Untuk mehamai apresiasi sastra anak-anak perlu dipahamai dengan baik kata apresiasi dan sastra anak-anak. Apresiasi berasal dari bahasa Latin apreciatio yang berarti “mengindahkan” atau menghargai”. Berarti secara harpiah apresiasi sastra adalah penghargaan terhadap karya sastra. Munculnya penghargaan (yang positif) terhadap karya sastra merupakan manifestasi dari adanya pengetahuan tentang sastra, sejumlah pengamalan emosional dan penajaman kognitif di bidang sastra, serta pengalaman keterampilan bersastra, baik secara reseptif maupun secara produktif . Hal tersebut sejalan dengan pendapat Disick yang menyatakan bahwa “aspek apresiasi yang berkaitan dengan sikap penghargaan atau nilai berada pada domain afektif merupakan tingkatan terakhir yang dapat dicapai...pencapaiannya memerlukan waktu yang sangat panjang serta prosesnya berlangsung terus setelah pendidikan formal berakhir” (dalam Wardani, 1981:1) Sedangkan sastra anak-anak merupakan karya yang dari segi bahasa memiliki nilai estetis dan dari segi isi mengandung nilai-nilai yang dapat memperkaya pengalaman ruhani bagi kalangan anak-anak. Pramuki (2000) mengungkapkan bahwa sastra anak-anak adalah karya sastra (prosa, puisi, drama) yang isinya mengenai anak-anak; sesuai kehidupan, kesenangan, sifat-

Kajian Bahasa Indonesia di SD 7-

3

sifat, dan perkembangan anak-anak. Sedang manurut Solchan dkk (1994:225) membagi pengertian sastra anak-anak atas dua bagian, yakni sebagai berikut. “Pertama sastra anak-anak adalah sastra yang ditulis oleh pengarang yang usianya remaja atau dewasa yangisi dan bahasanya mencerminkan corak kehidupan dan kepribadian anak. Kedua, sastra anak anak adalah sastra yang ditulis oleh pengarang yang usianya masih tergolong anak-anak yang isi dan bahasanya mencerminkan corak kehidupan dan kepribadian anak. Dengan demikian, sastra anak-anak dapat dikatakan bahwa suatu karya sastra yang bahasa dan isinya sesuai perkembangan usia dan kehidupan anak, baik ditulis oleh pengarang yang sudah dewasa, remaja atau oleh anak-anak itu sendiri. Karya sastra yang dimaksud bukan hanya yang berbentuk puisi dan prosa, melainkan juga bentuk drama. Apa sesungguhnya yang dimaksud dengan apresiasi sastra anak-anak? Untuk menjawab pertanyaan tersebut lebih dahulu kita pahami pengertian apresasi sastra menurut S.Effendi (1980:24) bahwa apresiasi sastra adalah “suatu kegiatan menggauli sastra dengan sungguh-sungguh hingga tumbuh pengertian, pengehargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta sastra.” Definisi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

PENGERTIAN

PENGHARGA AN Menggauli Sastra

KEPEKAAN

B A I K

CIPTA

PIKIRAN KEPEKAAN PERASAAN

Pendapat S.Effendi tersebut sejalan dengan Squire dan Taba (dalam Aminuddin, 1987:34) yang menyatakan bahwa “apresiasi sastra mengandung tiga unsur inti: (a) aspek kognitif, (b) aspek emotif, (c) aspek evaluatif”. Aspek kognitif sejalan pengertian , aspek emotif sejalan dengan kepekaan perasaan,

7 - 4 Unit 7

(c) aspek evaluatif berkaitan dengan kepekaan pikiran perasaan dan penghargaan yang positif. Lalu apa yang dimaksud dengan pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan? Pertama, pengertian berkaitan dengan pemahaman tentang teori-teori dasar sastra, seperti pengertian puisi, unsurunsur instrinsik prosa, dan lain-lain. Kedua, penghargaan berkaitan dengan sikap pandang positif terhadap sastra bahwa sastra memiliki nilai-nilai positif yang bermanfaat bagi penjernihan batin, peningkatan harkat kehidupan individual-sosial. Ketiga, kepekaan pikiran kritis berkaitan dengan kemampuan memahami dan mengungkapkan sinstesis tentang makna atau nilai-nilai yang dikandung suatu karya sastra setelah mengadakan analisis yang teliti, saksama dan menyeluruh. Adapun kepekaan perasaan berkaitan dengan kemampuan menikmati dan menampilkan nilai-nilai keindahan yang terkandung dalam karya sastra, seperti rasa senang tidak senang, berkenaan dengan cerita dan tokoh, perasaan terharu dan gembira berkenaan dengan nasib tokoh, persaan takut, kecewa, dan kagum berkenaan dengan gambaran peristiwa dalam cerita yang tergambar pada ekspresi wajah, gestur tubuh dan atau intonasi pada saat pembacaan karya sastra tertentu. Berdasar pengertian yang dikemukakan oleh S. Effendi, dapatlah kita mengatakan bahwa apresiasi sastra anak-anak merupakan serangkaian kegiatan bermain dengan sastra sehingga tumbuh pemahaman, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, kepekaan persaan yang baik bagi anak terhadap karya sastra anakanak.

Tingkatan Apresiasi Sastra Adapun tingkatan apresiasi sastra, Wardani (1981) membagi tingkatan apresiasi sastra ke dalam empat tingkatan sebagai berikut. (1) Tingkat menggemari, yang ditandai oleh adanya rasa tertarik kepada bukubuku sastra serta keinginan membacanya dengan sungguh-sungguh, anak melakukan kegiatan kliping sastra secara rapi, atau membuat koleksi pustaka mini tentang karya sastra dari berbagai bentuk. (2) Tingkat menikmati, yaitu mulai dapat menikmati cipta sastra karena mulai tumbuh pengertian, anak dapat merasakan nilai estetis saat membaca puisi anak-anak, atau mendengarakan deklamasi puisi/prosa anak-anak, atau menonton drama anak-anak. (3) Tingkat mereaksi yaitu mulai ada keinginan utuk menyatakan pendapat tentang cipta sastra yang dinikmati misalnya menulis sebuah resensi, atau

Kajian Bahasa Indonesia di SD 7-

5

berdebat dalam suatu diskusi sastra secara sederhana. Dalam tingkat ini juga termasuk keinginan untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan sastra. (4) Tingkat produktif, yaitu mulai ikut menghasilkan ciptasastra di berbagai media masa seperti koran, majalah atau majalah dinding sekolah yang tersedia, baik dalam bentuk puisi, prosa atau drama. Berbeda dengan P. Suparman (Tarigan, 2000) membagi tingkatan apresiasi sastra atas lima tingkatan, yakni sebagai berikut: (1) Tingkat penikmatan, misalnya menikmati pembacaan/deklamasi puisi, menonton drama, mendengarkan cerita. (2) Tingkat penghargaan, misalnya memetik pesan positif dalam cerita, mengagumi suatu karya sastra, meresapkan nilai-nilai humanistik dalam jiwa; menghayati amanat yang terkandung dalam puisi yang dibacanya atau yang dideklamasikan. (3) Tingkat pemahaman, misalnya mengemukakan berbagai pesan-pesan yang terkandung dalam karya sastra setelah menelaah atau menganalisis unsur instrinsik-ekstrinsiknya, baik karya puisi, prosa maupun drama anak-anak. (4) Tahap penghayatan, misalnya melakukan kegiatan mengubah bentuk karya sastra tertentu ke dalam bentuk karya lainnya (parafrase), misalnya mengubah puisi ke dalam bentuk prosa, mengubah prosa ke dalam bentuk drama, menafsirkan menemukan hakikat isi karya sastra dan argumentasinya secara tepat. (5) Tingkat implikasi, misalnya mengamalkan isi sastra, mendayagunakan hasil apresiasi sasatra untuk kepentingan peningkatan harkat kehidupan, Tingkatan apresiasi yang dipaparkan dia atas mendorong kita untuk tidak sekedar menghasilkan karya sastra tetapi yang lebih penting adalah untuk dihayati dan diamalkan oleh peserta didik dalam kehidupannya.

Manfaat Apresiasi Sastra Apresiasi sastra memiliki berbagai manfaat. Moody dan Leslie S. (dalam Wardani,1981) mengemukakan manfaat apresiasi sastra: (a) melatih keempat keterampilan berbahasa, (b) menambah pengetahuan tentang pengalaman hidup manusia seperti adat istiadat, agama, kebudayaan, dsb, (c) membantu mengembangkan pribadi, (d) membantu pembentukan watak, (e) memberi kenyamanan, (f) meluaskan dimensi kehidupan dengan pengalaman baru. Hal tersebut sejalan dengan Huck (1987) yang mengemukakan dua manfaat apresiasi sastra, yakni:

7 - 6 Unit 7

(1)

nilai personal: memberi kesenangan, mengembangkan imajinasi, memberi pengalaman yang dapat terhayati, mengembangkan pandangan ke arah persoalan kemanusiaan, menyajikan pengalaman yang bersifat emosional; (2) Nilai pendidikan: membantu perkembangan bahasa, meningkatkan kelancaran-kemahiran membaca, meningkatkan keterampilan menulis, mengembangkan kepekaan terhadap sastra. Manfaat apresiasi sastra yang dikemukakan tersebut, hanya manfaat (1) mengembangkan imajinasi, (2) mengembangkan pandangan ke arah persoalan kemanusiaan, (3) meningkatkan keterampilan membaca-menulis yang akan diuraikan secara singkat. a. Mengembangkan Imajinasi Salah satu tujuan utama pembelajaran bahasa/sastra adalah terbentuknya kemampuan siswa yang kreatif. Untuk menjdi kreatif, salah satu aspek mutlak yang harus dimiliki adalah daya imajinasi yang memadai. Akhadiah (1992:3) menyatakan bahwa “sesuangguhnya hanya dapat menjadi kreatif jika siswa memiliki daya imajinasi.” Sebagaimana yang dikemukakan Huck (1987) bahwa mengapresiasi sastra dapat mengembangkan imajinasi siswa. Imajinasi yang dimaksud adalah daya pikir untuk membayangkan (dalam angan) atau menciptakan sesuatu (gambar, karangan,dan sejenisnya) berdasarkan kenyataan atau pengalaman sesorang (dalam KBBI, 1994:372). Mengapa apresiasi sastra dapat meningkatkan imajinasi siswa? Sebagai jawaban yang bersifat tentatif atas pertanyaan ini adalah dalam bersastra daya pikir didorong untuk mengalami kebebasan berkhayal tanpa kekangan aturan yang kaku “licentie puetica”. Kebebasan itu bukan berarti sebebas-bebasnya tanpa batas dan tidak berakar pda dunia nyata yang bersifat logis, luwes, dan dinamis. Dengan batas yang demikian orang yang bergelut dalam dunia sastra dapat menciptakan kreasi yang di dalamnya selalu ada unsur kebaruan, baik dari segi isi maupun dari segi bentuk. Misalnya, karya Sutan Takdir Alisyahbana, Nur Sutan Iskandar, dan seniman lainnya. c. Meluaskan pandangan tentang kemanusiaan Melalu pergaulan dengan karya sastra berbagai pengalaman dapat diperoleh yang kelak bisa berfungsi untuk meluaskan pandangan tentang kemanusian sekaligus berkaitan dengan pembentukan watak dan pribadi yang baik dalam mengarungi kehidupan masyarakat. Misalnya dalam puisi POT

Kajian Bahasa Indonesia di SD 7-

7

oleh Sutarji Kalsum Bachri, memberi perluasan wawasan dan pengalaman kejiwaan bahwa kita harus menjadi ibu, ibu yang mampu melahirkan generasi yang berkualitas, generasi dapat mengharumkan bangsa di tingkat internasional. Puisi Chairil “Sekali berarti/ Sudah itu mati” jika kita cermati dengan sedalam-dalamnya, akan mendorong kita untuk memperbanyak amal saleh, agar kita dapat memperoleh derajat yang tinggi di sisi-Nya, tidak sederajat binatang atau lebih rendah lagi. d. Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Tujuan utama pembelajaran BI di SD adalah untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Kaitannya dengan apresiasi sastra yang dapat meningkatkan keterampilan berbahasa siswa, berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan karya sastra dalam pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan berbahasa. Misalnya, Lehman menemukan bahwa siswa yang menggunakan karya sastra dalam membaca memperoleh nilai yang lebih tinggi dalam hal kosa kata dan pemahaman isi bacaan dibandingkan siswa yang bukan menggunakan karya sastra sebagai bahan bacaan ( dalam Rofi’uddin,1997). Adapun hubungannya dengan peningkatan keterampilan menulis dengan memanfaatkan karya sastra sebagai bahan pembelajaran. Agustina (1997) menemukan dalam penelitiannya bahwa anak kelas tiga SD yang diajar menulis cerita melalui jurnal pribadi menunjukkan peningkatan kelancaran dan keterampilan menulis. Oleh karena itu, Gani (1988:3) mengungkapkan bahwa di negara-negara maju pembelajaran apresiasi sastra tidak dipisahkan dengan pengajaran membaca dan menulis. Hal ini sejalan dengan pendekatan terpadu bahwa pembelajaran kiranya komponen bahasa disajikan secara terpadu seperti dalam pembelajaran sastra dipadukan antara membaca, dan menulis . Bagaimana? Apakah sudah mempelajari dengan baik materi di atas? Kalau sudah, untuk lebih memantapkan pemahaman Anda terhadap materi subunit 1 ini cobalah kerjakan latihan berikut. 1. Menurut Anda, apakah yang dimaksud dengan apresiasi sastra anakanak? 2. Bentuk sastra anak yang menekankan penampakan karakter melalui dialog adalah sastra anak yang bentuk prosa? Setujukah Anda dengan pernyataan tersebut? Jika tidak bagaimana pendapat Anda?

7 - 8 Unit 7

Rambu-rambu pengerjaan latihan. 1. Untuk mengerjakan latihan nomor satu Anda perlu mengingat aspek yang berkaitan dengan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Setelah itu, rumuskan jawaban ke tiga aspek itu dalam satu kalimat. 2. Untuk latihan nomor dua, jika Anda menjawab setuju tentu Anda belum membaca dengan baik materi. Coba perhatikan, apakah yang paling menonjol pada setiap jenis sastra anak tersebut?

Rangkuman Pengertian apresiasi sastra anak-anak merupakan serangkaian kegiatan bermain dengan sastra anak-anak sehingga muncul pengertian, kemampuan pemahaman, kepekaan perasaan dan pengharhaan yang baik dalam diri anak terhadap sastra anak-anak. Apresiasi sastra anak dapat dikelompokkan atas beberapa tigkata: penikmatan, penghargan, pemahaman, penghayatan, dan implikasi. Sedangkan manfaat apresiasi sastra yakni dapat meningkatkan imajinasi, meluaskan wawasan tentang nilai kemausiaan, dapat meningkatkan keterampilan berbahasa anak, khususnya membaca dan menulis.

Tes Formatif Subunit 1 Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang disediakan! 1. Secara etimologis, kata apresiasi berarti... a. mengutamakan b. menghargai c. menilai d. memahami 2. Berikut ini adalah tingkatan apresiasi sastra ...kecuali: a. menikmati b. mengomentari c. menggemari d. mereaksi

Kajian Bahasa Indonesia di SD 7-

9

3. Edy selalu mengikuti setiap pertemuan sastra, dirumahnya banyak koleksi sastra, yang pertama dibaca di perpustakaan adalah buku sastra. Tingkah laku Edy tersebut mencerminkan apresiasi sastra yang berkaitan dengan... A. Tumbuhnya pengertian yang baik terhadap karya sastra anak-anak B. Kemampuan pemahaman yang teliti terhadap sastra anak-anak C. Penguasaaan aspek emotif terhadap karya sastra anak-anak D. Penghargaan yang positif terhadap karya sastra anak. 4. Jika anak telah sering memasukkan tulisannya berupa puisi-prosa di majalah dinding sekolah, berarti anak tersebut telah berada pada tingkatan... a. menggemari b. menghasilkan c. penghargaan d. pemahaman 5. Dia mampu menjelaskan unsur instrinsik puisi, prosa, dan drama dengan tepat. Kemampuan tersebut merupakan bagian dari apresiasi sastra yang berkaitan... a. Peghargaan yang positif terhadap karya sastra anak b. Kemampuan pemahaman yang teliti terhadap sastra anak-anak c. Penguasaaan aspek emotif terhadap karya sastra anak-anak d. Tumbuhnya pengertan yang baik terhadap karya sastra anak-anak 6. Jika anak telah menunjukkan kesenangan membaca dan mengumpulkan koleksi sastra, anak tersebut berada pada tingkatan... a. mereaksi b. menghayati c. menggemari d. menikmati 7. Mengapresiasi sastra dapat memberikan manfaat...KECUALI A. Meningkatkan kesadaran berbahasa yang benar B. Meluaskan wawasan tentang nilai kemanusiaan C. Mengembangkan imajinasi D. Meningkatkan keterampilan berbahasa anak

7 - 10 Unit 7

8. Setelah membaca dua kali prosa itu, Tuty dapat mengungkapkan tema, alur, penokohan, amanat yang tepat dan jelas prosa tersebut. Aprsiasi sastra Tuty tersebut berkaitan erat dengan .... A. Kemampuan pemahaman yang teliti terhadap sastra anak-anak. B. Penguasaaan aspek emotif terhadap karya sastra anak-anak. C. Tumbuhnya pengertan yang baik terhadap karya sastra anak-anak D. Peghargaan yang positif terhadap karya sastra anak. 9. “Intonasi sedih, gembira, marah yang ditampilkan Yuni saat baca puisi sangat sesuai dengan mimik dan gestur tubuhnya.” Pernyataan tersebut menunjukan bahwa Yuni memiliki apresiasi sastra yang berkaitan dengan.... A. Kemampuan pemahaman yang teliti terhadap sastra anak-anak. B. Penguasaaan aspek emotif terhadap karya sastra anak-anak. C. Tumbuhnya pengertan yang baik terhadap karya sastra anak-anak. D. Peghargaan yang positif terhadap karya sastra anak. 10. Setelah anak membaca sebeuah prosa, ia dapat menunjukkan pesan-pesan dalam cerita tersebut berarti anak tersebut berada pada... 3 Tingkatan pemahaman 4 Tingkatan penghargaan 5 Tingkatan penikmatan 6 Tingkatan peghayatan

Kajian Bahasa Indonesia di SD 7-

11

Umpan Balik Dan Tindak Lanjut Sudah merasa berhasil menjawab seluruh soal dengan benar? Tentu, karena Anda pembaca efektif sehingga bagian demi bagian telah dibaca secara saksama dan sunguh-sungguh! Kalau sudah, sekarang cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif subunit 1 ini yang terdapat pada bagian akhir Unit 1 ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat pemahaman Anda terhadap materi subunit 1. Rumus: Jumlah jawaban Anda yang benar Tingkat penguasaan = x 100% 10 Arti tingkat penguasaan yang Anda capai: 90 – 100% = baik sekali 80 – 89% = baik 70 – 79% = cukup < 70% = kurang Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80% ke atas, syukurlah dan saya ucapkan selamat dan sukses selalu! Hhal itu berarti Anda dapat terus mempelajari subunit berikutnya. Namun demikian, manakala tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, jangan putus asa!. Ulangilah mempelajari subunit 1 dengan sungguh-sungguh , terutama bagian-bagian yang Anda anggap belum kuasai dengan baik.

7 - 12 Unit 7

Subunit 2 Jenis, Contoh, Dan Ciri-Ciri Sastra Anak-Anak

B

agaimana pemahaman Anda terhadap materi subunit pertama? Cukup sempurna bukan! Materi yang akan Anda pelajari pada subunit 2 ini adalah bagian integral dari materi yang telah Anda pelajari pada subunit 1 yakni jenis, ciri-ciri, dan contoh sastra ana-anak. Pemahaman tentang hal tersebut mendukung tugas tugas Anda kelak di Sekolah Dasar. Hal ini di Sekolah dasar, sejulah kompetensi yang harus diajarkan berkaian dengan dengan sastra anak karena sastra anak-anak dinilai fungsional dalam pembentukan keprbadian anak sekaligus peningkatan keterampilan berbahasa anak itu sendiri. Untuk memperoleh pemahaman yang berkaitan dengan ciri, jenis dan contoh sastra anak-anak ikuti uraian berikut dengan saksama.

Jenis dan Contoh Karya Sastra Anak Sastra anak-anak (kompas, 2005) membagi sastra anak-anak ke dalam beberapa jenis, yakni: fiksi, nonfiksi, puisi, sastra tradisonal, dan komik. Pembagian tersebut sejalan dengan Framuki (2000) bahwa sastra anak-anak yang bersifat imajinatif dapat dibagi atas tiga macam yakni puisi, prosa, dan drama. Berdasarkan pendapat tersebut sastra anak-anak dapat dibagi atas tiga macam sebagai berikut 1. Puisi Apa yang dimaksud dengan puisi? Sudjiman (dalam Nadeak:1985:7) menyatakan bawa “puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Pengertian tersebut relatif sejalan dengan pengertian puisi yang dikemukakan oleh Ralph Waldo Emmerson bahwa “puisi adalah mengajarkan sebanyak-banyaknya dengan kata-kata yang sesedikit-dikitnya”. Berbeda dengan pendapat Mattew Arnold yang melihat dari segi keindahan pendendangannya bahwa bahwa “puisi adalah satu-satunya cara yang paling indah, impresif dan paling efektif mendendangkan sesuatu” (dalam Situmorang: 1981:9). Berdasarkan pengertian tersebut dapatlha dikatakan bahwa puisi merupakan karya sastra yang berbentuk untaian bait demi bait yang relatif memperhatikan irama dan rima sehingga sungguh indah dan efektif Kajian Bahasa Indonesia di SD 7-

13

didendangkan dalam waktu yang relatif singkat dibandingkan bentuk karya sastra lainnya. Puisi sebagai suatu karya sastra seni terdiri atas berbagai ragam. Waluyo (1987) mengklasifikasi puisi berdasarkan cara penyair mengungkapkan isi atau gagasan yang hendak disampaikan , terbagi atas: puisi naratif, puisi lirik, dan puisi deskriptif, yakni sebagai berikut. a. Puisi naratif Puisi naratif adalah puisi isinya berupa cerita. Penyair menyampaikan gagasanya dalam bentuk puisi dengan cara naratif yang di dalamnya tergambar ada pelaku yang berkisah, misalnya:

DESAKU Nurfikri

Hagu Sebuah nama selalu merdu Di telingaku Setiap waktu Alammu Nyiurmu Pantaimu Memanggil daku selalu Untuk tidak jauh Dari sisimu Di pagi dan siang Kuberangkat dan pulang dari sekolah Bersama teman-temanku lewat jalan berbelok Dinaungi pepohonan rindang Karena itu aku bertekad Akan selalu memeliharamu Akan selalu mengingatmu Sampai akhir hayat ( Dikutip dalam Pedoman Rakyat, 2002 oleh Nurfikri)

7 - 14 Unit 7

b. Puisi lirk Adalah puisi yang mengungkapkan gagasan pribadinya dengan cara tidak bercerita. Puisi lirik dapat berupa pengungkapan pujaan terhadap seseorang, misalnya puisi berikut.

R.A. Kartini Engkau pendekar bangsa Pahlawan wanita Indonesia Egkau korbankan jiwa an raga Engkau lahir di Istana Tiada kurang satu apa pun Tapi kau tak terlena Melihhat kaummu menderita Raden Ajeng Kartini Engkau laksana obor Oikireanmu menerang hati Engkalah pelopor (Herni Maya Sari, klas V SD O42 Balikpapan) c. Puisi deskriptif Adalah puisi penyair yang mengungkapkan gagasannya dengan cara melukis-kan sesuatu untuk mengungkapkan kesan, peristiwa, pengalaman menarik yang pernah dialaminya. Misalnya puisi yang menggambarkan keindahan alam berikut:

ALAM YANG INDAH Lenny Ch.M.

Sungguh indah alam Ciptaan Tuhan Hewan, Burung, ikan Tumbuh-tumbuhan Bintang dan bulan Segenap tata surya Memuji Tuhan Tuhanku menjaga Sejagad raya Kajian Bahasa Indonesia di SD 7-

15

Burung Margasatwa Cukup makannya Ajar aku, Tuhan Buka mataku Belajar dari alam Melihatmu 2. Prosa Apakah prosa sama dengan puisi? Tentu prosa dengan puisi jauh berbeda bentuknya! Surana (1984:105) mengemukakan pengertian prosa sebagai berikut. Bentuk karangan sastra dengan bahasa biasa, bukan puisi, terdiri atas kalimat-kalimat yang jelas pula runtutan pemikirannya, biasanya ditulis satu kalimat setelah yang lain, dalam kelompokkelompok yang merupakan alinea-alinea. Pengertian prosa yang dikemukakan oleh Surana di atas saling melengkapi dengan pengertian prosa fiksi atau narasi yang digambarkan oleh Aminuddin (2004:66) sebagai berikut: Prosa fiksi adalah kisahan atau cerita yang diemban oleh pelakupelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu ceita. Berdasarkan kedua pengertian di atas dapatlah kita mengatakan bawa prosa fiksi anak-anak adalah karya sastra yang tidak dibuat atas ragkaian bait demi bait tetapi dibuat atas rangkaian paragraf demi paragraf dengan merangkaikan unsur unsur seperti tempat, waktu, suasana, kejadian, alur pristiwa, pelaku berdasarkan tema cerita tertentu yang diperoleh secara imajinatif. Cullinan (1989) menyebutkan beberapa jenis prosa fiksi, antara lain: (1) prosa fiksi sains, (2) prosa fiksi realistik, (3) prosa fiksi imajinatif (a)

Prosa fiksi sains Prosa fiksi sains adalah cerita fiksi yang disusun dengan menekanan pada isi yang ingin disampaikan. Isi yang disampaikan berupa ilmu pengetahuan (sains) atau bersifat faktual . Namun demikian isi yang bersifat faktual tersebut disusun dalam bentuk cerita fiksi dengan cara

7 - 16 Unit 7

menentukan pelaku, latar, dan alur. Tujuannya untuk menarik minat dan perhatian siswa sehingga mereka merasa tidak sulit memahami isi dan pesan yang ingin disampaikan pengarang. Contohnya sebagai berikut: Mendengarkan Penyuluhan tentang Penyakit Demam Berdarah Pada siang hari itu pendopo balai Desa Makmur dipenuhi oleh warga. Mereka diundang untuk mendengarkan penyuluhan tentang penanggulangan penyakit demam berdaarah dari Dinas Kesehatan Rakyat Kabupaten. Penyuluhan in diberikan karena beberapa hari yang lalu di Desa Makmur Jaya terkena wabah penyakit demam berdarah. Tepat pada pukul 13.00 Dokter Surya yang diberi tugas penyuluhan oleh Dinas Kesehatan Rakyat Kabupaten telah datang. Beliau daang bersama beberapa petugas yang lain. Setelah beristirahat sebentar, Dokter Surya pun segera memberikan penyuluhannya. Menurut Dokter Surya, penyakit demam berdarah itu disebabkan oleh virus yang ditularkan leh nyamuk Aedes Aegypti. Naymuk itu hidup dan berkembang biak di dalam rumah dan di sekitarnya. Tidak jarang, nyamuk ini dijumpai pula di sekolah. Nyamuk ini mencari mangsa pada pagi sampai siang hari. Terdapat beberapa tanda yang dapat kita kenali dari orang yang terkena penyakit mematikan ini. Pertama, selama 2-7 hari panas badan pen-derita meninggi. Kedua, nyeri perut terutama di bagian uluhati. Ketiga, pendarahan berupa bintik-bintik merah pada kulit, mimisan, gusi berdarah, muntah darah, bahkan berak darah. Pertolongan pertama yang dapat dilakukan kepada orang yang terkena penyakit demam berdarah adalah dengan memberikan minuman sebanyak-banyaknya. Minuman itu dapat berupa air masak, susu, atau air teh. Untuk menurunkan panas badan, penderita dapat diberi obat penurun panas, selain itu, penderita dapat dibantu dengan kompres dengan menggunakan kain basah yang telah direndam di air es. Setelah itu itu barulah penderita dibawa ke puskesmas/RSU. Penyakit demam berdarah dapat dicegah dapat dicegah dengan dua cara. Cara pertama adalah melenyapkan tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegypti. Naymuk ini biasanya berkembang biak di dalam maupun di luar rumah. Di dalam rumah, misalnya di bak mandi, tempayan,

Kajian Bahasa Indonesia di SD 7-

17

vas bunga, atau di tempat minuman burung. Di luar rumah naymuk ini berkembang biak di tangki penampungan air, kaleng potongan bambu, dan sebagainya Cara kedua adalah dengan menghambat masuknya nyamuk ke rumah. Cara ini dapat dilakukan dengan memasang kawat kasa pada lubang ventilasi. Dengan cara ini, nyamuk tidak akan dapat masuk ke rumah. Nyamuk ini dapat dicegah agar tidak masuk ke rumah dengan cara mem-berikan penerangan yang cukup di dalam kamar kita. Nyamuk biasanya senang tinggal di tempat gelap. Para warga tanpak tertarik akan semua penjelasan yang diberikan Dokter Surya. Setelah mendengarkan penyuluhan itu mereka berjanji akan selalu berusaha hidup lebih bersih lagi. Mereka ingin hidup sehat. Mereka ingin terbebas dari penyakit demam berdarah. (Anonim Dalam Aku Cinta Bahasa Indonesia,V, 1997) (b)

Prosa fiksi realistik Adalah cerita yang disusun dengan tujuan menyampaikan sesuatu yang mengandung nilai-nilai kehidupan yang logis, baik berkaitan dengan etika, moral, relegius, dan nilai-nilai lainnya. Nilai-nilai tersebut diungkap melalui prosedur “bercerita” dengan menentukan tema, latar, alur, penokohan, sudat pandang, dan amanat yang ingin disampaikan. Peristiwa demi peristiwa yang disampaikan bukan merupakan fakta atau kejadian yang sesungguhnya melainkan peristiwa yang bersifat fiktif (seolah-olah pernah terjadi). Dikatakan realistik karena isi atau tema cerita tersebut diangkat dari kehidupan sehari-hari; ada kemungkinan hal tersebut terjadi dalam kenyataan sehari meskipun pelaku tempat, dan waktu kejadian berbeda. Misalnya, cerita berikut. Musim Layang Membawa Berkah Ni Wayan Margiani

Kupercepat lariku begitu melihat begitu kulihat layang-layangku putus. Tak perduli kakiku penuh lumpur. Aku terus berlari di pematang sawah, sambil melihat ke atas. Semua semak tidak luput dari perhatianku, tetapi layang-layangku tidak kutemukan juga. Dengan lemas aku berjalan menuju rumahku. Sebagian besar anak di kampungku lebih suka membeli layanglayang di pasar/walaupun ada juga yang membuat sendiri. Wah…

7 - 18 Unit 7

sekarang saya harus membuat layang-layang sendiri, aku tidak mau merepotkan ibu lagi. Panggilan ibu itu menandakan harus segera menyabit rumput untuk sapiku. Aku menganggukkan kepala. Sambil menyabit rumput aku memikirkan cara membuat layang-layang. Setelah memberi makan sapi, aku sibuk dengan bambu, plastik, dan benang. Ya aku akan buat layang-layang ssendiri. Uangnya dari sisa jajanku kemarin. “Bill, banyak sekali layang-layangnya?” Minta satu buat aku, ya?” adikku yang paling kecil, wayan datang mendekat. “Ya nanti Bill buatkan satu untukmu,” jawabku pada adikku. Begitu layang-layang telah siap aku langsung pergi ke sawah. Disitu tempanku biasa main layang-layangan. Melihat aku, Made langsung mendekati, “Tut, layang-layang itu mau kamu jual, ya? Aku beli satu, ya?” Aku juga, Tut. Aku beli dua buat aku dan adikku,” kata Bagus tidak mau kalahh. Teman-teman yang lain juga mengerumuniku.. “Layng-layang ini masing- asing kujual seribu rupiah. Kalian boleh pilih sendiri.”, kataku. Wow, luar biasa! Layang-layangmku laris manis. Setelah itu, aku terima banyak pesanan. Jadi, aku bisa membeli buku-0buku sendiri. Sisanya aku tabung. Ini berarti menghemat pengeluaran ibu dan bapak. Musim layang-layang kali ini benar-benar membawa berkah buatku. (Dalam Aku Mampu Berbahasa Indonesia, V, Kastam Syamsi, dkk 2004) (c)

Prosa fiksi imajinatif (folkrole) Adalah cerita yang di dalamnya menyajikan rangkaian perstiwa yang pelaku-pelakunya hanya ada dunia dalam dunia imajinasi pengarang; tidak ada dalam kehidupan sehari-hari, misalnya raksasa pemakan manusia dan burung garuda raksasa, dalam cerita Bugis diistilahkan dengan nenepakande dan kuajang. Cerita seperti ini hanya dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan bagi anak-anak yang suka dongeng dengan pelaku raksasa atau binatang (fabel), misalnya dongeng Tanah Sang Raksasa, Kepel Iwe-Iwel, Kancil yang Cerdik, dan sebagainya.

Kajian Bahasa Indonesia di SD 7-

19

Tanah Sang Raksasa Raksasa Bargawa menerima sahabatnya di dalam guanya. Sahabat raksasa Bargawa adalah seorang manusia , laki-laki muda bernama Arya. Pemuda Arya dan raksasa Bargawa sudah lama bersahabat. Mereka saling menyukai satu dengan yang lain. “Aku sengaja mengundangmu hari ini, Arya,” kata Raksasa Bargawa. Matanya yang lebar berkejap-kejap, giginya yang tajam dan runcing tampak mengkilap ketika ia ketawa. “Untuk berbicara tentang tanah milikmu ini, bukan?” tanya Arya. “Benar!” Raksasa Bargawa mengangguk. Rambutnya yang keriting panjang beriap-riap pada waktu itu menggerakkan kepalanya… (Dikutip Dalam Aku Cinta bahasa Indonsia, IV A. 2004) 3. Drama Bagaiamana dengan drama? Samakah dengan prosa atau berbeda ? Surana (1984) memberikan jawaban bahwa “drama adalah karangan prosa atau puisi berupa dialog dan keterangan laku untuk dipertunjukkan di atas pentas.” Pengertian tersebut sejalan dengan pengertian drama yang disampaikan oleh Hermawan (1988:2) bahwa “drama merupakan cerita konflik manusia dalam bentuk dialog yang diproyeksikan pada pentas dengan menggunakan percakapan dan action di hadapan penonton.” Jadi, drama merupakan salah satu karya sastra yang dipakai sebagai medium pengungkapan gagasan atau perasaan melalui serangkain dialog antarpelaku dan adegan, yang tujuan utamanya bukan untuk dibacakan secara estetis melainkan untuk dipertunjukkan . Misalnya TAS SEKOLAH RARA Tokoh : Rara, Yayang, Alisia, dan Ibu Di halaman rumah Yayang terlihat Rara, Yayang, Alisia mengenakan seragam Sekolahh, mengendong tas masing-masing Yayang : “Ra, terima kasi ya! (memberikan buku), Nanti kalau ada yang baru kita tukar baca lagi Rara : (memasukan buku ke tasnya) Iya, Aku pulang dulu ya!

7 - 20 Unit 7

Alisia

: “Ra, kamu tak punya tas lagi, ya! Yang sudah robek begini masih kamu pakai (menepuk tas rara). (Rara dan Yayang terkejut) Yayang : “Lis!” Rara : “Yo saya pulang duluan ya! (tak meladeni pertanyaan Alisia) Alisia : “Aku juga pulang, yu. Sampai besok! Yayang : “Ya dadaa! (Rara dan Alisia meninggalkan pentas, ibu masuk). Ibu : “Eh, mamam sudah pulang. Yayang : “Iya, Ma! (mencium tangan ibunya) ............................................ (Dikutip dari Karya Mien Rumini dalam Pend. KeterampilanBerbahasa oleh Djago Tarigan dkk, 2001)

Ciri-ciri Puisi Anak-anak Ciri-ciri yang perlu diperhatikan dalam memilih puisi di SD, menurut Rusyana (Dalam Nadeak, 1985:62) adalah: (a) isi sajak harus merupakan pengalaman dari dunia anak sesuai umur dan taraf perkembangan jiwa anak, (b) sajak itu memiliki daya tarik terhadap anak, (c) sajak itu harus memiliki keindahan lahiriah bahasa, misalnya irama yang hidup, tekanan kata yang nyata, permainan bunyi, dan lain-lain, (d) perbendaharaan kata yang sesuai dengan dunia anak. Sedangkan menurut Sutawijaya, dkk (1992) pusi yang diberikan kepada anak sebagai bahan pembelajaran apresiasi sastra puisi di SD hendaknya memiliki ciri sebagai berikut: (1) Ciri keterbacaan (a) Bahasa yang digunakan dapat dipahami anak, artinya kosa kata yang digunakan dikenal oleh anak, susunan kalimatnya sederhana sehingga dapat dipahami oleh anak. (b) Pesan yang dikandung puisi dapat dibaca dan dipahami anak karena tidak bersifat diapan (tersembunyi) melainkan bersifat transparan atau eksplisit. (2) Ciri kesesuaian (c) Kesesuaian dengan kelompok usia anak, pada usia anak Sekolah Dasar menyukai puisi yang membicarakan kehidupan sehari-hari , petualangan, kehidupan keluarga yang nyata. (d) Kesesuaian dengan lingkungan sekitar tempat anak berada. Artinya, anak yang berada di lingkungan sekitar pantai akan bersemangat jika

Kajian Bahasa Indonesia di SD 7-

21

puisi yang diberikan untuk dipelajari adalah puisi yang berbicara tentang pantai. Atau pada musim kemarau, puisi yang diajadikan bahan ajar adalah puisi yang berbicara tentang kemarau. Untuk lebih jelasnya mari kita perhatikan puisi anak-anak yang berjudul “Desaku” berikut ini. DESAKU YANG INDAH Nur A’dill Y.U.

Desaku yang sangat indah Ada rerumputan hijau Bunga-bunga brmekaran Bunga-bunga berterbangan Udara pagi yang segar Aku senang tinggal di desa Aku bangga tinggal di desa Aku bangga bisa memelihara Keindahan desa. (Bobo, No 50 XXXXI/2004)

Ciri-ciri Cerita Anak-anak Bagaimana dengan ciri prosa anak-anak dan contohnya? Cerita yang diberikan kepada anak sebagai bahan ajar di SD hendaknya cerita memiliki ciriciri: bahasa yang sederhana, pilihan kata yang dapat dipahami, sesuai dengan kegemaran dan perkembangan usia anak, dan lingkungan yang relevan dengan dunia anak misalnya pada musim panen dipilih cerita yang berkaitan dengan kehidupan petani. Hasyim (1981) mengemukakan bahwa cerita yang diberikan kepada anak sebagai bahan belajar di Sekolah Dasar hendaknya memiliki ciri sebagai berikut. (a) Bahasa yang digunakan haruslah sesuai dengan tingkat perkembangan bahasa anak. (b) Isi ceritanya haruslah sesuai dengan tingkat umur dan perhatian anak. Pada tahap pertama (kelas 1-3 SD) , bacaan untuk anak laki-laki dan wanita dapat disamakan. Untuk selanjutnya ( kelas 4-6 SD) secara berangsurangsur akan kelihatan bahwa anak laki-laki lebih menyenangi cerita petualangan, olahraga, dan teknik, sedangkan anak wanita lebih menyenangi cerita yang bersifat kekeluargaan dan sosial.

7 - 22 Unit 7

(c)

Hendaknya jangan diberikan cerita yang bersendikan politik tetapi mengutamakan pendidikan moral dan pembentukan watak. Apa yang dikemukakan oleh Hasyim sejalan dengan Pramuki (2000) bahwa hendaknya cerita yang diberikan kepada anak adalah cerita yang sesua dengan tingkat perkembangan usia anak-anak, yakni: usia 6-9 tahun lebih menyenangi cerita yang bertema kehidupan sehari-hari sampai termasuk dongeng hewan dan cerita lucu, usia 9-12 tahun menyukai cerita yang bertema tentang kehidupan keluarga yang dilukiskan secara realistis, cerita fantastis, dan cerita petualangan. Adapun ciri-ciri yang lebih spesifik dikemukakan oleh Cullinan (1987) bahwa bahan cerita yang diberikan kepada anak SD hendaknya memiliki ciriciri: (1) latar cerita dikenal oleh anak, yakni cerita yang dipelajari berlatarkan lingkungan yang mereka temui dalam permainan sehari-hari, (2) alurnya bersifat tunggal dan maju karena mudah dipahami anak, bukan plot majemuk dan beralur maju-mundur atau sorot balik (3) pelaku utama cerita adalah dari kalangan anak-anak dengan jumlah sekitar 3-4 orang dan karakter pelaku dilukiskan secara konkret sehingga mudah dipahami oleh anak dan sesuai perkembangan moral anak, (4) tema cerita sederhana dan sesuia tingkat perkembangan individua-sosial anak seperti kejujuran, patuh pada orangtua, benci pada kebohongan dan sebagainya, (5) amanat atau pesan cerita dapat membantu siswa memahami dan menyadari perbedaan sikap yang baik dan tidak baik serta nilai-nilai positif yang dapat membentuk kepribadian dirinya (6) bahasa yang digunakan dapat dipahami oleh anak; kosa katanya dipahami dan struktur kalimatnya sederhana. Apakah semua kosa kata dalam cerita harus dipahami anak? Pertanyaan itu mungkin Anda ajukan setelah mencermati uraian di atas. Kosa kata dalam cerita tidak mutlak harus dipahami semua oleh anak. Boleh saja cerita itu di dalamnya ada satu atau dua kata yang kurang diketahui artinya oleh anak. Fungsinya adalah menjadi sarana penambah perbendaharaan kosa kata anak. Agar lebih jelas pemahaman Anda tentang ciri-ciri prosa anak-anak, berikut ini diberikan contoh cerita anak-anak untuk dicermati dengan baik.

Kajian Bahasa Indonesia di SD 7-

23

Mandi Mandi di Sungai Oleh Tuti Rahayu Sungai Kelapa mengalir di perbatasan kampung Kelapa. Sekelompok anak-anak suka sekali berenang di Sungai Kelapa. Padahal air sungai itu kotor. Sampah sampah mengambang dan bertumpuk di tepian sungai. Udin senang bermain di sungai Kelapa bersama temannya. Suatu sore, seperti biasanya Udin mengajak Slamet, Opi, Buki, dan Eko bermain di sungai. “Teman-teman , panas sekali, Ya? Yuk, kita mandi-mandi dan bermain ke sungai.” Empat sekawan itu berkejar-kejaran menuju Sungai Kelapa. “Ho-ree ... Buki kena! Dia yang terjun le-bih dahulu” Kelima anak itu satu per satu terjun ke sungai. Mereka bere-nang dan bersimburan air. “Lihat, banyak ikan kecil,” Ujar slamet. “Ups, kena! Horee....Dapat ikan!” teriak Udin kegirangan Matahari mulai terbenam. Ibu Udin gelisah sebab anaknya belum juga pulang. “Tumi, lihat adikmu, nggak?” Tanya Ibu kepada Tumi, kakak Udin. “Ah, Ibu seperti tak kenal Udin saja. Kalau dia sudah di Sungai , mana ingat pulang?” jawab Tumi. Ibu Udin mendatangi anaknya ke sungai. “Udin Udin!” Pulang, Nak...!” Dari kejauhan Udin berlari. “Ibu! Ibu! Lihat, Udin dapat ikan kecil!” teriak Udin sambil berlari menghampiri ibunya. “Duh. kotor sekali! Mana bau lagi!” teriak ibu.. Sesampai di rumah, ibu berkata, “Lekas, mandi sana!” “Ibu bagaimana sih?” Kan Udin sudah mandi di sungai bersama teman-teman?. Masa di suruh mandi lagi?!” bantah Udin sengit. “Ya, sudahlah, Bu. Ganti baju saja Din,” sahut ayah. “Ayah ini bagaimana , sih? Udin baru mandi di sungai itu, tetapi airnya kotor sekali Banyak sekali sampah di situ. Itu kan sama saja belum mandi, Yah?” gerutu ibu. *** Waktu makan malam, Udin sibuk menggaruk tangannya. “Ih, gatal sekali”, keluhnya. Suasana makan malamnya jadi terganmggu. “Lho, kok garuk terus?” tanya ayah keheranan. “Coba, mari ibu lihat tanganmu, Din.” Astaga, kok di kulit tanganmu ada bercak-bercak putih?” Ibu mulai cemas. Ia mulai memperhatikan kulit anaknya. “Tuh, di kaki Udin juga ada luka-lukanya...” kata ayah keheranan. “Bu, jangan-jangan Udin kena sihir

7 - 24 Unit 7

penunggu sungai, “ gumam Tumi. Udin mulai terisak-isak menahan tangis. “Duh, Tum, Udin sakit, kamu malah bercanda. Ibu antar dulu Udin ke Pak Mantri, Yah,” kata ibu. Tetapi, Bu, ini kan sudah tengah malam. Malah mengganggu, lho,” ujar ayah. Udin menangis. “Kita sendiri tak mampu mengobati. Kasihan dia,” sahut ibu. “Baiklah, ayah ambil senter dulu. Kita pergi bersama saja. Tum, bantu memakai mantel adikmu.” Mereka pergi ke rumah Pak Mantri Bu mantri mengintip dari balik jendela. “Oh, keluarga Pak Udin rupanya. Mari, mari silakan masuk.” “Maaf , kedatangan kami mungkin mengganggu,” kata ayah. “Ah, tidak kok. Ada apa, Bu?” Apa yang saya bisa bantu?” Tanya Pak Mantri “Begini, Pak Mantri. Udin menggaruk terus. Katanya kulitnya terasa gatal dan perih,” ungkap, Ibu. “Betul ,Pak mantri” Habis gatal sekali, huk.....,” Udin terisak-isak. Tiba-tiba terdengar ketukan pintu. Bu, mantri membukakan pintu, “Lho mengapa berbondong-bondong datang ke mari Bapak dan Ibu-ibu?” “Maaf, Pak dan Bu Mantri. Ini masalahnya. Anak-anak semua mengeluh gatal-gatal.” kata Pak Bakri, “Lho, kok sama dengan Udin?” Ayah dan ibu Udin heran. “Nah, saya ingin tahu. Bapak dan ibu sekalian. Di mana anak-anak sering bermain?” tanya Pak Mantri. “Tentu saja di Sungai Kelapa” jawab ayah Slamet. “Ya, Slamet dan anak-anak lain juga main di sana,” sahut Pak Bakri.Semuanya mengiyakan. “Setelah anak-anak mandi di sungai, apakah mereka mandi lagi di rumah?” sambung Pak Mantri. “Ah, Pak Mantri, tentu saja tidak,” ayah Udin menukas cepat. “Kan sama saja mandi di sungai dan di rumah,” sahut Pak Eko. Pak Mantri mengangguk. “Nah, coba saya periksa dulu kulitnya.” Ia melihat bercak putih dan luka yang bernanah pada kulit anak-anak. “Wah, rupanya anak-anak ini men-derita penyakit kulit,” kata PakMantri. “Masa rajin mandi masak bisa kena penyakit kulit, Pak Mantri?” seru ayah Opi keheranan. “Bapak dan ibu tahu persis Sungasi Kelapa, kan?” Airnya jernih atau kotor?” tanya Pak Mantri.

Kajian Bahasa Indonesia di SD 7-

25

“Wah air sungai itu kotor sekali karena banyak sampah di situ,” jawab ibu Udin. “Nah, air sungai yang kotor itulah sarangnya bibit penyakit kulit. Bibit penyakit lain pun banyak di situ, seperti bibit penyakit muntaber, cacing, dan sebagainya. Nah anak-anak mandi di sungai, bibit penyakit menempel di kulit,” ungkap Pak Mantri. “Di tambah lagi, sesudah mandi di sungai, anak-anak tidak mandi lagi, “sahut Bu Mantri. “Ya, Udin cuma ganti baju saja, Pak Mantri,” sahut Udin cepat. ”Itu makanya kena penyakit kulit. Mandi dengan air kotor yang ada bibit penyakitnya. Kulit digerogoti kuman penyakit kulit,”kata Pak Mantri. “Ini salep untuk mengobati penyakit kuliat kalian, kata Pak Mantri sambil membagikan salep obat kulit. “Jadi berbeda lho, mandi di sungai kotor dengan mandi air bersih di ru-mah, “ujar Bu Mantri . “Benar ,Bu. Mandi di sungai bukannya kulit jadi bersih, malah kena penyakit kulit,” sambung ibu Udin. ****

Ciri Drama Anak-anak Pembelajaran sastra yang berkaitan dengan drama di sekolah dasar hendaknya menggunakan bacaan drama anak-anak. Bagaimana ciri drama anakanak? Drama anak-anak tidak jauh beda dengan cerita anak-anak, baik dari segi bahasanya, tema, pesannya. Yang berbeda adalah dari segi dialog yang sederhana dan jumlah adegan yang tidak terlalu panjang dan berbelit. Agar pemahaman Anda tentang ciri drama anak-anak silakah baca dengan seksama dan sungguh-sungguh contoh penggalan drama berikut. ? TEMAN SEKOLAHKU Pelaku : Dita, Ega, Ibu Ega, Esky, Sefi, Pak Darmawan Babak I Suasana kantin ibu Ega nampa sepi. Ega dan Ibunya asyik berbincang-bincang sambil membersihkan warungnya. Tiba-tiba Ibu Ega ada perlu. Ibu : “Nak… jjaga warung dulu sebentar ya…!” Ega : “Lho, … Ibu mau ke mana ? Sebentar lagi kan banyak langganan kita akan datang.”

7 - 26 Unit 7

Ibu : “Ibu ada urusan dengan Pamanmu, tak lama, paling lama hanya setengah jam! “ Ega : “ Iya dech…. Bu!” Pada saat itu suasana tampak sunyi dan sepi, tak seperti biasanya hanya terlihat seorang gadis yang duduk di kantin. Tak lama kemudian seorang anak datang menghampiri. : “Selamat pagi Ega (mengagetkan Ega) Dita : (Dengan rasa gkaget menyapa Dita) “Eh…. Kamu Dit, pagi-pagi Ega sudah ngagetin aku…. Nggak ada kerjaan lagi apa?” : “Habis gue senang banget hari ini.” Dita : “Kalau gitu bagi-bagi dong senangnya.” Ega Tiba-tiba Ibu Ega muncul datang menghampiri Ega dan Dita yang lagi asyik ngobrol. : “Eh …. Nak…. Dita sudah lama yach datanganya?” Ibu : “Tidak Bu… baru saja!” Dita : “Bu! Aku sudah mau ke sekolah .” Ega : “Iya… hati-hati yah Nak dan jangan lupa belajar sungguh-sungguh Ibu dan rajin di sekolah .” Babak II Ega dan Dita meninggalkan kantin dan menuju ke sekolah yang tidak jauh dari rumahnya sambil ngobrol tentang temannya yang jatuh kemarin di depan kelas V SD. …………………………………………………………………………………. Bagaimana? Apakah sudah mempelajari dengan baik materi di atas? Saya yakin sudah karena Anda adalah pebelajar yang tangguh dan kreatif. Kalau sudah, untuk lebih memantapkan pemahaman Anda terhadap materi subunit 2 ini cobalah kerjakan latihan berikut. 1. Sastra anak terdiri atas puisi, prosa, dan drama. Khusus puisi dan prosa terbagi lagi atas beberapa ragam. Jelaskan perbedaan jenis sastra anak tersebut! 2. Kalau Anda mengajarkan cerita di Sekolah Dasar, cerita yang bagaimana ciri-cirinya yang Anda berikan kepada Anak untuk dipelajari atau diapresiasi? Jelaskan!

Kajian Bahasa Indonesia di SD 7-

27

3. Dapatkah Anda menjelaskan ciri-ciri drama yang dapat dijadikan bahan ajar dalam pembelajaran drama di SD? 4. Kedua puisi berikut, manakah menurut Anda yang memenuhi ciri-ciri sastra anak-anak atau cocok dijadikan bahan ajar dalam pembelajaran puisi di SD? Tentukan dan Jelaskan !

LAYANG-LAYANG MILIKKU S. Sukirnanto Layang-layang milikku, kumanjakan kau Membumbung di langit biru Di alam raya bersama burung-burung yang bebas Lihatlah dari sana, negeri-negeri yang angkuh? Satu pesan yang kusampaikan dari bumi ini Janganlah meninggalkan daku, kemudian kau pergi Sebab jarak antara kita akan semakin jauh Di kota ini aku sendiri dengan pijar nasib Layang-layang milikkku, kumanjakan kau Membumbung di langit biru Sampaikan salam: hidup teguh di sini Nyanyian bumi dalam ujud puisi LAYANG-LAYANG KESAYANGANKU Haksan Layang-layang kesayanganku Bagian atasnya hijau Bagian tengahnya kuning Bagian bawahnya putih Ekornya berwarna merah Angkah indah kupandang Pada hari Sabtu Sesudah salat ashar Saya dan kawan-kawanku Pergi bermain laying-layang Di tanah lapang

7 - 28 Unit 7

Rambu-rambu pengerjaan latihan. 1. Sebelum Anda menjawab bagian nomor pertama, baca secara saksama materi yang mengupas jenis sastra anak. 2. Untuk mengerjakan latihan nomor dua Anda perlu mengingat unsurunsur yang membangun terwujudnya cerita dan dikaitkan dengan eksistensi anak sebagai makhluk individu dan sosial dan ketergantungannya pada lingkungan tertentu. 3. Untuk menjawab latihan nomor 3, Anda perlu mengingat secara cermat unsur yang membangun suatu karya drama secara menyeluruh lalu memberikan jawaban secara sistematik 4. Untuk menjawab latihan nomor empat, perlu Anda memperhatikan sarana penyampaian gagasan, makna inti yang dikemukakan, individualitas dan sosialitas peserta didik dan keberadaannya pada tempat tertentu.

Rangkuman Bentuk karya sastra yang dijadikan bahan ajar di SD hendaknya memenuhi ciri-ciri sastra anak-anak yang meliputi puisi, prosa, dan drama. Puisi anak-anak memiliki ciri-ciri :bahasanya dapat dipahami anak, pesan yan dikandungnya dapat dimengerti, memiliki irama dan keindahan , isinya sesuai dengan tingkat perkembangan anak Cerita anak-anak memiliki ciri: latarnya dikenal anak, alurnya berbentuk maju dan tunggal, penokohannya dari kalangan anak dengan jumlah sekitar 3-4 orang, temanya tentang kehidupan sehari-hari, petualangan, olahraga, dan keluarga. Drama ana-anak memiliki ciri-ciri yang relatif sama dengan prosa yang berbeda dari segi dalog yang relatif sederhana dan adegan yang tidak panjang. Sastra anak-anak terdiri atas: (1) puisi merupakan pengungkapan gagasan dan perasaan dalam bentuk rangkaian bait, (2) prosa merupakan pemaparan pemikiran dan perasaan melalui bentuk paragraf demi paragraf, (3) drama merupakan pengemukaan gagasan dan perasan melalui bentuk dialog antara berbagai tokoh.

Kajian Bahasa Indonesia di SD 7-

29

Tes Formatif 2 Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang disediakan! ................................................... Saat angin semilir berembus, Pogi pergi berburu di hutan belantara yang pepohonannya lebat dan rindang. Di hutan ia bertemu dengan seorang pengembara dengan pakaian yang lusu dan kumal sedang membawa 3 pundi-pundi yang sarat dengan isi . ……………………………….. 1. Penggalan cerita di atas tidak sesuai dengan ciri cerita anak-anak, khususnya dari segi: A. Plot B. Bahasa C. Pesan D. alur 2. .............. Kartini, kau bagaikan bintang kejora Kau menyinari langit kelabu udara beku Cahaya juangmu membimbing bangsa Melangkah maju Meski jauh jalan berliku penuh sandungan ........................................ Puisi di atas tidak cocok dijadikan bahan pembelajaran di SD karena tidak sesuai ciri puisi anak-anak dari segi.... A. Keterbacaan bahasa B. Keterbacaan isi C. Kesesuaian lingkungan D. Bagian a dan b 3. ........................... Adikku yang kusayangi Aku menjagamu tiap hari Kumandikan kau tiap pagi Adikku, tidurlah sayang Hari sudah larut malam

7 - 30 Unit 7

Besok kita main lagi ................................... Puisi yang berjudul “Adikku” cocok dijadikan bahan dalam pembelajaran apresiasi sastra di SD karena memenuhi ciri-ciri puisi anak-anak, khususnya dari segi....... A. Keterbacaan bahasa B. Keterbacaan isi C. Kesesuaian perkembangan usia D. Bagian a, b, dan c 4. “Cerita itu mengarahkan anak pada petualangan, mengajari anak patuh pada orang tua, benci pada ketidakjujuran.” Pernyataan tersebut menunjukkan ciri yang berkaitan dengan.. A. latar B. alur C. tema D. penokohan 5. “Kata-kata puisi dapat dipahami anak, tidak menggunakan kosa kata yang bermakna kias dan konotatif, susunan kalimatnya sederhana” pernyataan tersebut menggambarkan ciri...... A. keterbacaan bahasa B. kterbacaan pesan C. Kesesuaian perkembangan usia D. kesesuaian lingkungan 6. Cerita yang bertemakan kehidupan keluarga yang dilukiskan secara realistis, dan cerita petualangan digemari oleh anak .... A. Usia 6- 9 tahun B. Usia 8 – 10 tahu C. Usia 9 – 11 tahun D. Usia 10 - 12 tahun 7. ........................... Simin hanya tersenyum. “Min, katanya penyebab sakitmu itu karena lewat pohon angker itu?” tanya Mamat. “Ya, ibuku juga bilang begitu, tapi aku tak percaya,” jawab Simin. “Huss, jangan ngomong gitu Min, kalau penunggu pohon itu mendengar nanti marah lho,” kata Mamat dengan pelan. ....................

Kajian Bahasa Indonesia di SD 7-

31

Penggalan karya sastra di atas adalah contoh... A. Prosa fiksi imajinatif B. prosa fiksi realistis C. prosa fiksi sains D. prosa fiksi sosial 8. Cerita yang bertemakan tentang petualangan, olahraga, dan teknik lebih digemari oleh anak.... A. Anak laki-laki usia 10 – 12 tahun B. Anak laki-laku usia 7 – 9 tahun C. Anak laki-laki usia 6- 8 tahun D. Anak laki-laki usia 9 – 11 tahun 9. Anda mengajarkan puisi di SD tentang perlunya hormat pada guru dan patuh pada orang tua, maka ciri yang digunakan adalah… A. kesesuaian perkembangan usia B. keterbacaan isi C. keterbacaan bahasa D. kesesuaian lingkungan 10. .................................... Susan : “Kak, ada buku pelajaran IPA?” Penjual : “Ada, Nak! Buku apa lagi yang kamu cari?” Susan : “Bahasa Indonesia kelas IV SD1 terbitan Erlangga” Penjual : “Oh, maaf baru-baru habis, kalau terbitan Balai Pustaka ada!” .................. Penggalan karya sastra di atas adalah contoh... A. puisi B. esai C. drama D. prosa

7 - 32 Unit 7

Umpan Balik Dan Tindak Lanjut Sudah dikerjakan semua soal di atas dengan baik, bukan? Bagus Sekali!. Kalau sudah, sekarang cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif subunit 2 yang terdapat pada bagian akhir Unit 2 ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat pemahaman Anda terhadap materi subunit 2. Rumus: Jumlah jawaban Anda yang benar Tingkat penguasaan = x 100% 10 Arti tingkat penguasaan yang Anda capai: 90 – 100% = baik sekali 80 – 89% = baik 70 – 79% = cukup < 70% = kurang Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80% ke atas, selamat atas kesuksesannya! Jika Anda sukses, Anda dapat terus mempelajari unit VIII berikutnya. Bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, ulangi lagi membaca uraian subunit 2 ini dengan sungguh-sungguh secermat-cermatnya, utamanya bagian yang belum dikuasai. Insya Allah Anda akan sukses.

Kajian Bahasa Indonesia di SD 7-

33

Kunci Jawaban Tes Formatif Tes Formatif 1 Secara etimologi apresiasi berarti menilai Tingkatan apresiasi tidak ada yang berkaitan dengan mengomentari, yang ada hanya mereaksi, menikmati, dan menggemari Bila seseorang menunjukkan kegiatan bermakna tentang isi cerita yang dibaca berarti berkaitan dengan pemahaman. Memasukkan secara berulang-ulang di majalah dinding sekolah berarti telah berada pada tingkatan menghasilkan Jika mampu menunjukkan nilai keindahan puisi, prosa, drama berati berkaitan dengan penguasaan aspek emotif Jika anak mampu menunjukan nilai keindahan puisi dan prosa berkaitan tingkatan menikati. Apresiasi sastra secara langsung dapat meningkatkan wawasan kemanusiaan, mengembangkan imajinasi, dan secara tak langsung meningkatkan kesadaran berbahasa Berkaitan dengan kemampuan dan ketelitian terhadap /pemahaman isi karya sastra Sesorang yang mampu menunjukkan berbagai suasana hati seperti marah, sedih berarti memiliki kemampuan berkaitan dengan aspek emotif Jika siswa mampu memahami isi suatu karya yang diiringi dengan pemahaman mendalam berkaitan dengan tingkatan penghayatan.

1. C 2. D

3. B 4. B 5. B 6. D 7. A

8. A 9. B

10. D

Tes Formatif 2 1. B 2. B 3. D

Segi dapat tidaknya memahami isi bacaan karena ada beberapa kata yang tidak dimengerti oleh siswa, misalnya semilir, dsb. Keterbacaan isi karena puisi tersebut kurang cocok untuk anak usia SD Puisi di atas cocok untuk anak SD karena menemui aspek bahasa dan isi dan keseuaian lingkungan Jadi agian D

7 - 34 Unit 7

4. C 11. A 12. D 13. B 14. C 15. B 10.C

Puisi yang berkaitan dengan masalah petualangan dan patuh pada orang tua adalah berhubungan dengan tema Puisi yang yang di dalamnya tidak ada kata-kata yang bersifat konotatif dan kias adalah berkaitan dengan aspek bahasa. Pada usia 9 – 12 anak lebih menyenangi cerita realistik dan petualangan Cerita tersebut bisa saja terjadi dalamkehidupa keseharian anak, berarti termasuk fiksi realistik. Anak laki-laki usia 6 -8 cenderung menguasai cerita bertema petualangan Berkaitan dengan keterbacaan isi karena menyangkut sikap hormat pada guru atau orang tua Bentuk karya sastra tersebut menggunakan cara dialog yang dilakonkan berarti karya sastra drama.

Kajian Bahasa Indonesia di SD 7-

35

Glosarium

amanat

: penilaian atau penghargaan terhadap sesuatu : suatu karya yang mengandung nilai keindahan dan nilai kegunaan : karya sastra yang berbentuk untaian bait demi bait : karya sastra yang bentuk rangkaian paragraf dalam mengungkapkan gagasan atau perasaan kepada orang lain : karya sastra yang menggunkan dialog antar pelaku dalam menyampaikan gagasan atau perasaan kepada orang lain. : rangkain peristiwa demi peristiwa yang saling berhubungan dalam suatu cerita hal-hal yang baik untuk dilakukan atau hal yang negatif untuk tidak dilaksanakan :

latar

:

apresiasi sastra puisi prosa drama plot

yan terdapat dalam karya sastra

segenap lingkungan sekeliling dan lalar belakang suatu cerita seperti waktu, tempat, dan suasana kejadian gagasan pokok yang melndasi cerita mulai awal hingga akhir

tema

:

makna konotatif makna kias

: : :

adegan : licentia Poetica

7 - 36 Unit 7

makna yang berkaitan dengan nilai rasa (negatif-positif) sehingga pengertian bersifat ketaksaan-subjektif makna yang muncul sebagai pengembangan dari makna dasar seperti kata kursi yang bermakna ’jabatan’ bagian dari suatu babak dan merupakan situasi tunggal di dalam drama Kebebasan penyair untuk memilih kata untuk menciptakan keindahan dalam karya sastra

Daftar Pustaka

Aminuddin. 2004. Pengantar Apresiasi Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo Cullinan, Bernice. 1989. Literature and The Child. New York: Harcourt Brace Jovanovich. Effendi. 1989. Bimbingan Apresasi Puisi. Bandung: Tangga Mustika Rizanur, Gani. 1980: Pengajaran Sastra Indonesia, Respon dan Analisis. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas. Hasyim. 1981. Pengajaran Sastra . Jakarta: Depdikbud Huch, C. S. 1987. Children Literature in Elementary School. New York: Hol Renehart Kastam, S. dkk. 2004. Aku Mampu Berbahasa Indonesia. Surabaya: Penerbit SIC Kompas 17 Desember 2005. Buku Baru. http://www.kompas.com. Diakses 8 Maret 2007. Pramuki. Esti .2000. Apresiasi Karya sastra Anak-Anak secara Reseptif. Jakarta: Dikti Depdikbud Sarumpaet. Riris K. Toha. 1976. Bacaan Sastra Anak-anak. Jakarta: Pustaka Jaya Situmorang..B.P. 1980. Sistem Pengajaran Puisi. Flores: Nusa Endeh Sutawijaya. 1992. Pendidikan Bahasa Indonesia 2. Jakarta: Depdikbu Solchan dkk. 1994. Kecenderungan Perkembangan Sastra Anak-anak. Dalam Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Penerapannya. Thn 22. No. 2. Juli hal. 224-231 Kajian Bahasa Indonesia di SD 7-

37

Sugiastuti. 2002, Teori dan Apresiasi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Wardani. 1980. Pengajaran Sastra. Jakarta: Depdikbud

7 - 38 Unit 7