UPAYA GURU BK DALAM MENGATASI MASALAH INTERAKSI ANTAR KELOMPOK TEMAN SEBAYA DI MTs MUHAMMADIYAH LAKITAN KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN
JURNAL
FEBRIMA WINDA NPM. 11060292
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2015
UPAYA GURU BK DALAM MENGATASI MASALAH INTERAKSI ANTAR KELOMPOK TEMAN SEBAYA DI MTs MUHAMMADIYAH LAKITAN KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN
Oleh: Febrima Winda Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT The problem that the researchers found in the field is the students interact in the groups at scool. This is research in MTs Muhammadiyah Lakitan Lengayang Pesisir Selatan District. The purpose of this study is to describe: how the efforts counselor in addressing the problem of interactions between groups of peers. This research approach was qualitative descriptive study. The key informants of this is research were 2 counselor, informan additional 2 students of class VIII and 1 student representative. The instruments that the researchers use are interview guidance and analysis techniques of data is through data reduction, data presentation and withdrawal of the conclusion. The results of this study revealed that: (1) an efforts of counselor in addressing the problem of interaction between groups of peers with information services were: to provide an understanding to the students do not choose in friends, provide insight to learners to appreciate the differences of race, explaining to the students make the groups in friends can caused the conflict, instilling values of tolerance among learners and give examples in life to be able to appreciate someone in life. (2) an efforts of counselor addressing the problem of interaction between peer group with group counseling services were: the game of exchange gifts and family trees.
KeyWord: Efforts of counselor, interaction group, peer groups. PENDAHULUAN Manusia adalah makhluk yang sempurna dari beberapa makhluk lainnya yang diciptakan oleh Tuhan. Pada hakikatnya manusia mempunyai perbedaan yang sangat prinsip dibandingkan makhluk lainnya. Manusia mempunyai karakteristik yang membedakannya dengan makhluk lain sebagai sifat hakiki manusia. Tuhan memberikan perlengkapan kepada manusia: akal, keunikan setiap individu manusia, perasaan kasih sayang, cinta dan malu serta persaudaraan (Zulhendri, 2012: 31). Manusia tercipta tidak langsung menjadi manusia dewasa. Hal ini berarti bahwa sebelum manusia itu dewasa ia juga terlahir menjadi seorang bayi. Namun seiring waktu, bayi itu akan menjadi balita (bayi di bawah 5 tahun) dan menjadi seorang anak-anak pada usia 6-11 tahun, kemudian menjadi remaja. Masa remaja merupakan salah satu periode dalam
rentangan kehidupan manusia. Periode remaja adalah periode dimana individu meninggalkan masa anak-anaknya dan mulai memasuki masa dewasa atau periode transisi dari masa anak-anak ke dewasa. Tahap remaja melibatkan suatu proses yang menjangkau suatu periode penting dalam kehidupan seseorang. Namun, terdapat perbedaan antara individu satu dengan individu lain yang dibuktikan dengan adanya fakta bahwa beberapa orang mengalami masa peralihan secara lebih cepat dari lainnya. Masa remaja menghadirkan begitu banyak tantangan, karena banyaknya perubahan yang harus dihadapi mulai dari perubahan fisik, biologis, psikologis dan sosial (Geldard, 2011: 6). Keluarga adalah tempat sosialisasi pertama didapat oleh seorang individu dan keluarga juga tempat remaja merasakan
kehangatan serta kasih sayang dari orang tuanya. Keluarga merupakan pengelompokkan primer yang terdiri dari sejumlah kecil orang yang mempunyai hubungan pertalian darah. Keluarga dapat berbentuk nukleus family ataupun keluarga yang diperluas yaitu terdiri dari ayah, ibu, anak, paman/tante, kakek/nenek, adik/ipar (Zulhendri, 2012: 84). Sekolah merupakan lembaga dimana terjadinya proses sosialiasasi yang kedua setelah keluarga, sehingga mempengaruhi pribadi anak dan perkembangan sosialnya dan diselenggarakan secara formal. Di lingkungan sekolah remaja akan berinteraksi dengan teman sebayanya, guru dan orang-orang yang berada di lingkungan sekolah tersebut. Interaksi merupakan hubungan timbal balik berupa aksi saling mempengaruhi antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok dan antara kelompok dengan kelompok (Maryati dan Juju Suryawati, 2007: 56). Kelompok (group) terdiri dari orangorang yang saling berinteraksi. Biasanya anggota suatu kelompok berbagi nilai, norma dan harapan yang sama. Sebagaimana kelas sosial, status dan peran kita mempengaruhi tindakan manusia, maka kelompok tempat bergabungpun merupakan kekuatan yang tangguh dalam kehidupan. Biasanya di sekolah remaja cenderung memilih-milih teman dalam bergaul dengan teman sebayanya. Misalnya: remaja yang berasal dari keluarga berada akan bergaul dengan teman yang sederajat dengannya, bahkan sebaliknya remaja yang berasal dari keluarga kurang mampu juga akan bergaul dengan keluarga yang kurang mampu dan yang pintar sesama yang pintar. Hal ini akan membuat remaja yang berasal dari keluarga yang kurang mampu akan merasa canggung bahkan minder bergaul dan berinteraksi dengan teman sebayanya yang berasal dari keluarga yang berada. Peranan guru dalam hubungannya dengan peserta didik bermacam-macam menurut situasi interaksi sosial yang dihadapinya, yakni situasi formal dan situasi informal. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu bimbingan bidang pelayanan yang perlu dilaksanakan di dalam program pendidikan. Kebutuhan pelaksanaan bimbingan dan konseling berlatar belakang beberapa aspek, yaitu aspek psikologis, sosiologi, kultural, pedagogis.
Aspek psikologis, peserta didik sebagai subjek didik, merupakan pribadi yang unik dengan segala karakteristik perkembangannya dan memiliki kebutuhan serta dinamika dalam interaksinya dengan lingkungan. Sebagai pribadi yang unik terdapat perbedaan individu antara peserta didik yang satu dengan lainnya. Timbulnya masalah-masalah psikologis menuntut adanya upaya pemecahan melalui layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh Guru BK. Pemecahan masalah yang di alami oleh peserta didik dapat dilakukan dengan berbagai upaya. Adapun upaya yang dapat dilakukan oleh Guru BK dalam mengatasi masalah interaksi antar kelompok teman sebaya menurut Abdullah (2011:128) yaitu dengan memberikan: 1. Layanan Informasi. Layanan informasi merupakan suatu layanan yang berusaha untuk memenuhi kekurangan individu atas informasi yang diperlukan. Guru BK dapat memberikan informasi tentang hakikat dan perbedaan rasial dan kultural, Guru BK dapat menceritakan bagaimana setiap kelompok berpengaruh terhadap kelompok lain, menanamkan nilai-nilai toleransi antar peserta didik. 2. Layanan Bimbingan Kelompok. Memberikan layanan bimbingan kelompok, akan membuka kesempatan seluas-luasnya untuk mengadakan interaksi sosial antara peserta didik dari berbagai golongan. Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan pada tanggal 5-10 Januari 2015 di MTs Muhammadiyah Lakitan Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan, peneliti melihat adanya peserta didik yang kurang bisa berinteraksi dengan baik, peserta didik lebih cenderung bergaul secara berkelompok, adanya kumpulan geng. Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara pada tanggal 12 Januari 2015 dengan seorang guru yang menyatakan bahwa adanya peserta didik sering menunjukkan perbedaan etnis, kedudukan sosial dan ekonomi, cenderung memilihmilih teman. Beberapa masalah yang dapat diidentifikasi berdasarkan latar belakang di atas yaitu sebagai berikut: 1. Adanya peserta didik yang kurang bisa berinteraksi dengan baik 2. Adanya peserta didik cenderung bergaul secara berkelompok-kelompok
3. Adanya kumpulan geng di sekolah. 4. Adanya peserta didik yang sering menunjukkan perbedaan etnis 5. Adanya peserta didik yang sering menunjukkan kedudukan sosial 6. Adanya peserta didik yang sering menunjukkan perbedaan ekonomi 7. Adanya peserta didik yang cenderung memilih-milih teman Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1. Upaya Guru BK dalam mengatasi masalah interaksi antar kelompok teman sebaya dengan layanan informasi 2. Upaya Guru BK dalam mengatasi masalah interaksi antar kelompok teman sebaya dengan layanan bimbingan kelompok METODE PENELITIAN Berdasarkan jenis penelitian yang diteliti di MTs Muhammadiyah Lakitan Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif. Peneliti menggunakan pendekatan dan tipe penelitian ini dengan tujuan untuk mendeskripsikan upaya Guru BK dalam mengatasi masalah interaksi antar kelompok teman sebaya di MTs Muhammadiyah Lakitan Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. Penelitian kualitatif dapat digunakan untuk melihat dan mengungkapkan sesuatu keadaan maupun suatu objek dalam konteksnya, menemukan makna (meaning) atau pemahan yang mendalam tentang sesuatu masalah yang dihadapi, yang nampak dalam bentuk data kualitatif, baik berupa gambar, kata-kata maupun kejadian serta dalam ”natural setting” (Yusuf, 2005: 50) Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada. Penelitian ini tidak menguji hipotesa melainkan untuk mendeskripsikan informasi mengenai apa adanya sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti (Mardalis, 2006: 26). Penelitian ini telah dilakukan di MTs Muhammadiyah Lakitan Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2015.
Informan penelitian ini adalah orangorang yang dapat mendukung atau dijadikan sebagai bagian informasi dalam suatu penelitian (Moleong, 2008: 248). Pemilihan informan dalam penelitian ini ditentukan oleh peneliti yang disesuaikan dengan tujuan penelitian dan analisis data. Dalam hal ini teknik pemilihan informan yang digunakan adalah teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Sehubungan dengan penelitian mengenai upaya Guru BK dalam mengatasi masalah interaksi antar kelompok teman sebaya di MTs Muhammadiyah Lakitan Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan, maka informan penelitian ditentukan atas dasar pertimbangan tertentu yang dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan. Adapun informan dalam penelitian ini yaitu: dua orang gur BK sebagai informan kunci, dua orang peserta didik dan satu wakil kesiswaan sebagai informan tambahan. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu: 1) wawancara, merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa wawancara (interview) adalah suatu kejadian atau suatu proses interaksi antara pewawancara (interviewer) dengan responden atau orang yang diwawancarai (interviewee) melalui komunikasi langsung atau dapat pula dikatakan wawancara merupakan percakapan tatap muka (face to face) antara pewawancara dengan responden, dimana pewawancara bertanya langsung tentang sesuatu objek yang diteliti dan telah dirancang sebelumnya. Penelitian ini menggunakan wawancara mendalam (pertanyaan terbuka), karena wawancara mendalam bersifat terbuka dalam pelaksanaannya dan tidak hanya mewawancarai satu kali saja. Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang jawabannya bersifat luas dan memberikan kebebasan kepada subjek untuk memberikan banyak informasi yang mendalam (Herdiansyah, 2012: 126). 2) Studi dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumendokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain (Herdiansyah, 2012: 143). Dokumen yang mungkin tersedia
berbentuk: RPL, Lapelprog dan Iinstrumen evaluasi. Dengan demikian dalam penelitian ini studi dokumentasi sangat diperlukan untuk memperkuat data lapangan. Menjamin keabsahan data dan kepercayaan data penelitian yang peneliti peroleh yang dilakukan dengan cara sebagaimana dikemukakan Sugiyono (2013: 365-374), yaitu: kepercayaan (Credibility), keteralihan (Transferability), dapat dipercaya (Depenability) Data dalam penelitian kualitatif diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi) dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Miles and Huberman (Sugiyono, 2013: 243) bahwa yang paling serius dan sulit dalam menganalisis data kualitatif adalah merumuskan metode analisis dengan baik. Dalam penelitian kualitatif ada tiga tahapan analisis data yaitu: 1) Reduksi Data (Data Reduction), 2) Penyajian Data (Display Data), 3) Penarikan Kesimpulan (Verifikasi). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Upaya Guru BK dalam Mengatasi Masalah Interaksi Antar Kelompok Teman Sebaya dengan Layanan Informasi. 1) Hakikat dan Perbedaan Rasial dan Kultural Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dilapangan, maka diperoleh informasi bahwa upaya Guru BK dalam mengatasi masalah interaksi antar kelompok teman sebaya melalui hakikat dan perbedaan rasial dan kultural yaitu Guru BK menyarankan kepada peserta didik untuk tidak memilihmilih dalam berteman, memupuk rasa kebersamaan supaya selalu tercipta hubungan yang baik dan memberikan contoh yang dapat dipahami dengan mudah oleh peserta didik. 2) Setiap Kelompok Berpengaruh Antara Satu dengan yang Lain Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan di lapangan, maka dapat diperoleh informasi upaya Guru BK dalam mengatasi masalah interaksi antar kelompok teman sebaya melalui setiap kelompok berpengaruh antara satu dengan yang lain yaitu Guru BK
menjelaskan betapa pentingnya berinteraksi satu sama lain tanpa memandang status, ras dan budaya, membuat norma-norma yang mendukung supaya tercipta kebersamaan status diantara kelompok. Guru BK memberikan nasehat kepada peserta didik bahwa setiap kelompok itu sangat berpengaruh antara satu dengan yang lain yang akan menyebabkan perselisihan antar kelompok serta konflik. 3) Menanamkan Nilai Toleransi Antar Peserta Didik. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dilapangan, maka dapat diperoleh informasi upaya Guru BK dalam mengatasi masalah interaksi antar kelompok teman sebaya dengan menanamkan nilai toleransi antar peserta didik yaitu Guru BK menanamkan nilai positif, nilai kesatuan, saling menghormati yang berguna untuk menghindarkan terjadinya konflik serta perselisihan. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan upaya Guru BK dalam mengatasi masalah interaksi antar kelompok teman sebaya di MTs Muhammadiyah Lakitan Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan, temuan penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Upaya Guru BK dalam mengatasi masalah interaksi antar kelompok teman sebaya dengan layanan informasi yaitu: a. Hakikat dan perbedaan rasial dan kultural adalah dengan memberikan pemahaman kepada peserta didik untuk tidak memilih-milih dalam berteman, Guru BK memberikan pemahaman kepada peserta didik untuk dapat memahami dan menghargai perbedaan ras antar sesama supaya selalu tercipta hubungan yang baik, memberikan contoh yang dapat dipahami dengan mudah, menggunakan metode diskusi dan memutarkan beberapa video. b. Setiap kelompok berpengaruh antara satu dengan yang lain yaitu dengan menjelaskan kepada peserta didik berkelompok dalam berteman akan meyebabkan terjadinya persaingan, konflik dan pertikaian sosial. Guru BK
selalu memberikan nasehat supaya selalu berteman dengan semua teman yang ada tanpa membedakan dan membuat norma-norma yang mendukung supaya tercipta kebersamaan status diantara kelompok. c. Menanamkan nilai toleransi antar peserta didik yakni dengan memberikan nilai positif, nilai kesatuan dan menghargai serta menghormati dalam berteman. Guru BK memberikan contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari untuk dapat menghargai seseorang dalam pergaulan. 2. Upaya Guru BK dalam mengatasi masalah interaksi antar kelompok teman sebaya dengan layanan bimbingan kelompok yaitu dengan menggunakan teknik bermain peran yaitu dengan memberikan permainan yang dilakukan dalam bimbingan kelompok. Adapun permainan yang diberikan yaitu permainan tukar kado dan pohon keluarga. dari permainan yang diberikan itu, akan menumbuhkan rasa kebersamaan, keakraban serta persaudaraan antar sesama. SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Guru BK supaya dapat meningkatkan upaya dalam mengatasi masalah interaksi antar kelompok teman sebaya baik itu melalui layanan informasi, layanan bimbingan kelompok maupun dengan layanan lainnya. 2. Peserta didik yang ada di MTs Muhammadiyah supaya dapat berinteraksi dengan baik tanpa membeda-bedakan teman baik itu status, ras dan budaya, saling menghargai, menghormati dan kerjasama, menciptakan keakraban agar dapat terhindar dari interaksi antar kelompok tersebut. 3. Kepala Sekolah, supaya dapat ikut berperan aktif dalam memberikan pelatihan kepada Guru BK dan ikut berpartisipasi dalam membantu untuk mengatasi masalah interaksi antar kelompok yang terjadi pada peserta didik.
4. Pengelola Program Studi BK supaya dapat meningkatkan keprofesionalan mahasiswa untuk mengatasi masalah yang dimiliki oleh Guru BK dalam memberikan upaya untuk mengatasi masalah interaksi antar kelompok teman sebaya. 5. Peneliti selanjutnya supaya dapat melakukan penelitian lanjutan dibidang upaya Guru BK dalam aspek lain yang berkaitan dengan masalah interaksi antar kelompok.
KEPUSTAKAAN Geldard, Kathryn. (2011). Konseling Remaja Pendekatan Proaktif Anak Muda. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Herdiansyah, Haris. (2012). Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta Selatan: Salemba Humanika. Idi, Abdullah. (2011). Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Mardalis. (2006). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara Grafindo. Maryati Kun, Juju Suryawati. (2007). Sosilogi untuk SMA dan MA kelas X. Jakarta: Erlangga. Sugiyono, (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta. Yusuf, A Muri. (2005). Metode Penelitian. Padang: UNP Press. Zelhendri Zen, Syafril, dkk. (2012). Pengantar Pendidikan. Padang: Sukabina Press. Zelhendri Zen, Syafril, dkk. (2012). Pengantar Pendidikan. Padang: Sukabina Press.