Upaya Pengembangan Budidaya ..... (Feri Eko Nugroho)
UPAYA PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DI DESA NGANJAT KECAMATAN POLANHARJO KABUPATEN KLATEN EFFORTS IN DEVELOPING TILAPIA FISH CULTIVATION (Oreochromis niloticus) IN NGANJAT VILLAGE, POLANHARJO DISTRICT, KLATEN REGENCY Oleh : Feri Eko Nugroho, Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) kesesuaian faktor fisik untuk budidaya ikan nila; 2) faktor non fisik yang berpengaruh dalam budidaya ikan nila; 3) hambatan yang dihadapi dalam budidaya ikan nila; 4) produktivitas usaha budidaya ikan nila; 5) upaya pengembangan budidaya ikan nila. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi dari penelitian ini adalah 33 orang pembudidaya ikan nila yang menjadi anggota POKDAKAN “Karya Mandiri” di Desa Nganjat, semua anggota populasi dijadikan sebagai subjek penelitian. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik pengolahan data yang dilakukan yaitu editing, coding, dan tabulasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif dengan menggunakan tabel frekuensi dan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) kesesuaian faktor fisik untuk budidaya ikan nila di Desa Nganjat: a) faktor fisik yang sesuai meliputi suhu/temperatur, pH, kadar amoniak, kemiringan lahan, dan ketinggian tempat, b) faktor fisik yang tidak sesuai meliputi kandungan oksigen dalam air; 2) faktor non fisik meliputi sumber benih, modal, transportasi, tenaga kerja, dan pasar; 3) hambatan utama dalam budidaya ikan nila meliputi: a) keterbatasan modal, b) Lahan perikanan yang terbatas, c) penyakit yang belum diketahui obatnya, d) Pengelolaan budidaya yang masih sederhana dan kurangnya variasai produk, e) Mahalnya harga pakan, f) kurangnya peran pemerintah; 4) produktivitas budidaya ikan nila meliputi: a) total biaya produksi yang dikeluarkan oleh sebagian besar pembudidaya adalah Rp 7.541.428 – Rp 8.193.571/100 m2/bulan (63,63%), b) pendapatan kotor yang diterima sebagian besar pembudidaya adalah Rp 9.233.333 – Rp 9.799.999/100 m2/bulan (48,48%), c) pendapatan bersih yang diterima sebagian besar pembudidaya adalah Rp 1.966.062 – Rp 2.427.375/100 m2/bulan (33,33%); 5) terdapat 8 alternatif yang dapat dilakukan sebagai upaya pengembangan budidaya ikan nila yang meliputi: meningkatkan produksi melalui bantuan dari pemerintah, mengundang dinas terkait untuk melakukan penyuluhan tentang pengelolaan ikan nila melalui organisasi, mendirikan koperasi bagi pembudidaya ikan, melakukan pemeriksaan kesehatan ikan secara berkala, mengajukan bantuan modal kepada pemerintah melalui organisasi, memperluas daerah pemasaran melalui pemerintah, mengadakan kerjasama dengan universitas yang memiliki fakultas perikanan, dan mengaktifkan fungsi organisasi. Kata kunci: Upaya pengembangan, budidaya, ikan nila
Upaya Pengembangan Budidaya ..... (Feri Eko Nugroho)
ABSTRACT This research aims to find out: 1) the suitability of physical factors for tilapia fish cultivation; 2) non-physical factors which influence in tilapia fish cultivation; 3) the obstacles which occurs in tilapia fish cultivation; 4) the productivity of tilapia fish cultivation business; 5) efforts in developing tilapia fish cultivation. This research is a descriptive research. The population of this research is 33 tilapia fish cultivators which become the members of POKDAKAN “KaryaMandiri” in Nganjat Village, all of the population members are treated as the research subject. The data collecting techniques which are used are observation, interview, and documentation. The data processing techniques used are editing, coding, and tabulation. The data analysis technique used is quantitative analysis by using the frequency table and SWOT analysis. The result of the research shows that: 1) The suitability of the physical factors for tilapia fish cultivation in Nganjat Village: a) The suitable physical factors include the temperature, pH, ammoniac level, the slope, and the height of the location, b) the unsuitable physical factors include the content of the oxygen in the water; 2) the nonphysical factors include seed source, fund, transportation, workers, and market; 3) the main obstacles in tilapia fish cultivation include: a) fund limitation, b) the limited fishing ground, c) unknown cure for the diseases, d) The simple cultivation management and the lack of product variant, e) the expensiveness of the fish foods, f) the lack of government involvement 4) the productivity of tilapia fish cultivation include: a) the total production cost incurred by most of the cultivators are Rp 7,541,428 – Rp 8,193,571/100 m2/month (63.63%), b) the gross income received by most of the cultivators are Rp 9,233,333– Rp 9,799,999/100 m2/month (48.48%), c) the net income received by most of the cultivators are Rp 1,966,062 – Rp 2,427,375/100 m2/month (33.33%); 5) there are 8 alternatives which could be done as efforts in the development of tilapia fish cultivation including: increasing the production with the government’s aid, inviting the related agencies to give counseling on the management of tilapia fish through organization, establishing cooperation for fish cultivators, doing fish medical checkup periodically, offering capital aid to the government through organization, broaden the market scope through the government, conducting cooperation with the university which has fisheries faculty, and activating the organization function. Key words: development effort, cultivation, tilapia
Upaya Pengembangan Budidaya ..... (Feri Eko Nugroho)
I.
devisa
PENDAHULUAN Pertanian merupakan sektor
negara,
menciptakan
lapangan
pekerjaan,
ekonomi yang utama di negara-
melestarikan
sumberdaya
negara berkembang. Peranan sektor
serta lingkungan hidup (Bambang
pertanian
Cahyono, 2000:5).
dalam
pembangunan
ekonomi suatu negara menduduki posisi
yang
sangat
dan alam
Indonesia memiliki lahan
penting.
perikanan air tawar yang cukup
Indonesia memiliki luas lahan dan
besar. Sumber daya perairan di
kondisi iklim yang sangat potensial
Indonesia meliputi perairan umum
untuk dikembangkan sebagai usaha
(sungai, waduk, dan rawa) seluas
pertanian.
tersebut
141.690 Ha, sawah (mina padi)
ditunjang dengan jumlah penduduk
seluas 88.500 Ha, dan kolam seluas
Indonesia yang besar, sehingga
375.800 Ha dengan total luas lahan
dapat
605.990 Ha (Bambang Cahyono,
Potensi
memaksimalkan
potensi
tersebut.
2000:9). Hal ini merupakan potensi
Pertanian dalam arti sempit
yang besar dalam pengembangan
merupakan suatu kegiatan bercocok
budidaya
tanam, sedangkan pertanian dalam
mendukung upaya pembangunan
arti luas adalah segala kegiatan
perekonomian nasional.
manusia yang meliputi kegiatan bercocok
tanam,
perikanan
untuk
Menurut Akhmad Fauzi dan
perikanan,
Suzy Anna (2005:55), sumberdaya
peternakan dan kehutanan (Eva
perairan menyediakan barang dan
Banowati dan Sriyanto, 2013:4).
jasa yang dapat dikonsumsi, baik
Salah satu sub sektor kegiatan
langsung maupun tidak langsung,
pertanian
perikanan.
untuk kesejahteraan manusia. Salah
Pembangunan sub sektor perikanan,
satu permasalahan yang dihadapi
selain
dalam
adalah
bertujuan
produktivitas,
meningkatkan juga
untuk
perairan
pengelolaan adalah
sumberdaya bagaimana
meningkatkan pendapatan petani,
memperoleh manfaat ekonomi yang
kebutuhan gizi masyarakat, nilai
seoptimal mungkin dengan segala
ekspor
kendala
komoditas
non
migas,
yang
ada
dalam
Upaya Pengembangan Budidaya ..... (Feri Eko Nugroho)
pengelolaan sumberdaya tersebut.
berpengaruh terhadap keberhasilan
Untuk
permasalahan
dalam budidaya ikan nila, karena
adanya
jenis ikan ini memiliki syarat hidup
mengatasi
tersebut
perlu
pengembangan
dari
prasarana,
dalam kondisi lahan tertentu.
sarana, pengelolaan, dan faktor
Kabupaten Klaten termasuk
fisik yang berpengaruh terhadap
dalam
perikanan. Selain itu, perlu juga
Sungai (DAS) Bengawan Solo,
pemilihan varietas jenis ikan air
yaitu Sub DAS Bengawan Solo
tawar
hulu. Ada beberapa sumber air
yang
baik
untuk
mendapatkan hasil yang maksimal. Ikan air tawar memiliki
wilayah
Daerah
Aliran
yang terdapat di Kabupaten Klaten dan
sangat
bermanfaat
untuk
banyak spesies atau jenis. Jenis
keperluan rumah tangga, irigasi,
ikan
industri, serta bidang perikanan.
air
tawar
menurut
–
kegunaannya digolongkan menjadi
Sungai
besar
yang
dua, yaitu golongan ikan hias dan
mengalir dari pegunungan
dan
golongan ikan konsumsi. Jenis ikan
bermuara
tawar
diantaranya : Kali Dengkeng, Kali
golongan
konsumsi
sungai
di
Bengawan
merupakan ikan yang prospektif,
Simping,
karena kebutuhan masyarakat akan
Brambang, dan Kali Soko (BPS
ikan konsumsi tidak akan surut.
Kabupaten Klaten, 2011). Sungai –
Berbeda halnya dengan golongan
sungai tersebut memiliki beberapa
ikan hias yang mengikuti trend
anak sungai pada bagian hulunya.
masyarakat. Salah satu jenis ikan
Salah satu wilayah di Kabupaten
konsumsi yang banyak diminati
Klaten yang mempunyai sumber air
oleh
untuk
berlimpah,
dibudidayakan adalah ikan nila
Polanharjo.
(Oreochromis niloticus). Hal ini
masyarakat di kecamatan tersebut
dikarenakan pertumbuhan ikan nila
bekerja di bidang pertanian seperti
yang
dalam
pertanian pangan, perkebunan, dan
pengelolaannya tidak terlalu sulit.
perikanan. Hal ini ditunjang dengan
Selain hal itu, pemilihan lokasi juga
sumber daya air yang baik karena
masyarakat
relatif
cepat
dan
Kali
yaitu
Pasur,
Solo
Kali
Kecamatan
Sebagian
besar
Upaya Pengembangan Budidaya ..... (Feri Eko Nugroho)
memiliki sumber air yang bersih
Hal
yang
Umbul
karena faktor fisik yang kurang
Ponggok, dengan demikian sistem
sesuai dengan syarat hidup ikan
irigasi dan pengairan di daerah ini
nila, sehingga pertumbuhan ikan
sangat terjamin. Sebagian besar
menjadi tidak optimal.
bersumber
dari
tersebut
dapat
disebabkan
penduduk Desa Nganjat bermata
Selain faktor fisik, faktor
pencaharian sebagai petani ikan
non fisik juga berpengaruh dalam
khususnya ikan nila.
kegiatan
budidaya.
Salah
satu
Kolam yang digunakan oleh
faktor non fisik dalam kegiatan
petani ikan di Desa Nganjat adalah
budidaya adalah modal. Budidaya
kolam
ini
ikan air tawar khususnya ikan nila
dikarenakan sistem kolam air deras
tidak dapat lepas dari modal dan
dapat dilakukan dalam skala kecil,
distribusi. Modal merupakan faktor
seperti yang umumnya dilakukan
penting
oleh petani ikan bermodal kecil
termasuk usaha budidaya ikan nila.
yang
mengoperasikan
Modal sangat berpengaruh terhadap
beberapa kolam saja. Kolam air
produktivitas hasil budidaya, dalam
deras tersebut bersumber dari mata
hal ini modal tidak hanya berupa
air Ponggok yang dialirkan ke
uang,
kolam-kolam.
keterampilan
air
deras.
hanya
Hal
Namun,
terdapat
dalam
namun
kegiatan
juga dan
usaha,
modal ilmu.
faktor fisik yang harus dipenuhi
Keterbatasan modal yang dialami
untuk
oleh petani ikan sering menjadi
menunjang
budidaya
ini
hambatan dalam proses budidaya.
memiliki syarat hidup yang berbeda
Modal dalam budidaya ikan nila
dengan ikan jenis lainnya, seperti
dapat dibedakan menjadi modal
kesesuaian air dan tanah agar ikan
awal.
dapat
ikan
kegiatan
tumbuh
Berdasarkan diketahui
nila.
dengan hasil
bahwa
pertumbuhan
Ikan
ikan
optimal. observasi
sering yang
terjadi tidak
merata dalam kolam pembesaran.
Distribusi
juga
menjadi
faktor yang penting dalam budidaya ikan nila. Pembudidaya ikan masih terbatas
daerah
pemasarannya
hanya disekitar Kabupaten Klaten
Upaya Pengembangan Budidaya ..... (Feri Eko Nugroho)
dan belum mampu menjangkau
diatas maka penulis tertarik untuk
daerah luar kabupaten. Hal tersebut
melakukan penelitian dengan judul
dikarenakan produktivitas ikan nila
“Upaya Ppengembangan Budidaya
di daerah penelitian belum mampu
Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
memenuhi
lokal.
di
dapat
Polanharjo Kabupaten Klaten”
pasar
Pembudidaya
tidak
memasarkan
hasil
budidayanya
Desa
untuk
Kecamatan
II. METODE PENELITIAN
Penelitian
sampai ke luar daerah. Perlu adanya pengembangan
Nganjat
penelitian
ini
merupakan
deskriptif
kuantitatif
produktivitas
dengan menggunakan pendekatan
budidaya ikan nila agar dapat
ekologi/kelingkungan. Data yang
menjangkau luar daerah. Selain itu,
digunakan dalam penelitian ini
mayoritas pembudidaya ikan nila di
adalah
Desa
sekunder.
meningkatkan
Nganjat
sehingga
primer
Teknik
dan
data
pengumpulan
ikannya
data dengan observasi, dokumentasi
tengkulak/pengepul,
dan wawancara. Teknik pengolahan
mendistribusikan kepada
masih
data
hasil
pemasaran
ikan
nila
data menggunakan editing, coding,
belum merata dan dengan hal
dan
tersebut harga jual ikan nila juga
menggunakan
tergantung
dengan
kepada
tabulasi.
Analisis analisis
data
deskriptif
menggunakan
data
kuantitatif yang disajikan dalam
tengkulak/pengepul. Usaha budidaya ikan nila
bentuk tabel frekuensi. Penelitian
yang ada di Desa Nganjat sudah
dilaksanakan pada bulan Maret –
berjalan sejak tahun 2007, akan
Juli 2015. Lokasi penelitian berada
tetapi usaha ini belum berkembang
di
secara
Pembudidaya
Polanharjo Kabupaten Klaten.
ikan masih menemui hambatan atau
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
kendala
maksimal.
dalam
mengembangkan
usahanya. Upaya dalam mengatasi hambatan juga belum diketahui. Oleh karena itu, dari penjabaran
Desa
Nganjat
Kecamatan
A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Penelitian
Fisik
Daerah
Upaya Pengembangan Budidaya ..... (Feri Eko Nugroho)
a. Letak, Luas, dan Batas Daerah Penelitian
Tetangga (RT) dan 4 Rukun Warga (RW).
Desa
Nganjat
Kecamatan
Polanharjo
Batas wilayah Desa Nganjat
sebelah
utara
Kabupaten Klaten secara
adalah Desa Ponggok,
administratif merupakan
sebelah
salah satu kelurahan yang
Desa
terletak di bagian utara
selatan
Kabupaten Klaten Jawa
Ngabeyan, dan sebelah
Tengah.
barat adalah Desa Jeblog.
Secara
astronomis Desa Nganjat terletak
antara
7°36’37”LS
-
7°37’26”LS
dan
timur
adalah
Jimus,
sebelah
adalah
Desa
b. Topografi Desa
Nganjat
mempunyai
topografi
dataran rendah dan relief
110°38’14”BT
-
110°38’50”BT.
Jarak
kemiringan lereng 2 –
Nganjat
4% dan ketinggian 150
ibukota
meter di atas permukaan
Kabupaten sekitar 12 km.
air laut (dpal). Kondisi
dari
Desa
menuju
pusat
Desa
datar dengan
tingkat
Nganjat
topografi demikian cocok
memiliki luas 74,8535 ha
digunakan pada sektor
yang terdiri dari tanah
pertanian,
sawah, tanah kering, dan
dan perikanan.
lahan perikanan. Desa Nganjat terdiri dari 6 dusun,
yaitu
dusun
peternakan,
c. Kondisi Hidrologis Terdapat sumber
mata
banyak air
di
Nganjat, Jetis, Botorejo,
Kecamatan
Ponggok, Umbul Cilik,
Salah satu mata air yang
dan
yang
dialirkan sebagai saluran
terbagi menjadi 8 Rukun
irigasi untuk keperluan
Ngebakan
pertanian
Polanharjo.
khususnya
Upaya Pengembangan Budidaya ..... (Feri Eko Nugroho)
perikanan adalah mata air
maka
Ponggok. Mata air ini
penduduk
kasar
Desa
terletak di sebelah utara
Nganjat
yaitu
18
dari Desa Nganjat. Mata
jiwa/km2. Hal tersebut
air Ponggok sampai saat
berarti setiap 1 km2 Desa
ini
Nganjat
menjadi
pengairan petani
sumber
utama
ikan
bagi
di
Desa
Nganjat.
kepadatan
ditempati
18
jiwa. 3. Kondisi Sosial Ekonomi Daerah Penelitian
2. Kondisi
Demografis
Pendidikan
Penduduk
Daerah Penelitian Jumlah
a. Tingkat
penduduk
Berdasarkan
hasil
Desa Nganjat hingga akhir
penelitian
tahun 2014 sebanyak 1.368
bahwa penduduk Desa
jiwa
Nganjat
dengan
penduduk sebanyak
jumlah
penduduk
mampu
–
laki
menyelesaikan
jiwa
dan
pendidikan formal hingga
laki 674
diketahui
perempuan
tamat
SMP
sebanyak
sebanyak 694 jiwa.
13,40%
a. Sex Ratio
sebanyak 47,37%.
Sesuai perhitungan
dengan sex
ratio
dapat disimpulkan bahwa
dan
b. Mata
SMA
Pencaharian
Penduduk Berdasarkan
hasil
terdapat
97
penduduk
penelitian dapat diketahui
–
laki
per
bahwa penduduk Desa
laki
100
penduduk perempuan di
Nganjat
Desa Nganjat.
sebagai pegawai swasta
b. Kepadatan Penduduk Berdasarkan
hasil
berprofesi
sebanyak
38,34%,
kemudian
diikuti
perhitungan
dengan
profesi
sebagai
menggunakan
rumus,
sebanyak 18,55%.
oleh petani
Upaya Pengembangan Budidaya ..... (Feri Eko Nugroho)
B. Hasil
Penelitian
dan
usaha budidaya ikan nila
Pembahasan
sebagai pekerjaan pokok,
1. Karakteristik Responden
sedangkan 10 responden
Pembudidaya Ikan Nila
(30,30%)
a. Jenis Kelamin
menjadikan
Berdasarkan penelitian
hasil
diketahui
bahwa
jumlah
pembudidaya ikan nila
yang
budidaya
usaha ikan
sebagai
nila
pekerjaan
sampingan. d. Tingkat Pendidikan
terbesar adalah laki –
Berdasarkan
hasil
laki, yaitu sebanyak 32
penelitian
responden
(96,97%),
30,30%
responden
sedangkan pembudidaya
mampu
menyelesaikan
dengan
kelamin
hingga tamat SMP dan
adalah
hanya 21,21% responden
jenis
perempuan sebanyak 1
responden
(3,03%).
sebanyak
yang
mampu
menyelesaikan
b. Umur
pendidikan
Kelompok terbesar
umur
responden
didominasi
oleh
hingga
tingkat perguruan tinggi. e. Kepemilikan Lahan Berdasarkan
hasil
kelompok umur 40 – 44
penelitian, sebagian besar
tahun sebanyak 21,21%
status kepemilikan lahan
responden dan 35 – 39
budidaya ikan nila yang
tahun
digunakan adalah milik
dengan
jumlah
18,18% responden.
pribadi, yaitu sebanyak
c. Mata Pencaharian Hasil menunjukan
69,70% responden dan
penelitian bahwa
30,30% menyewa
responden lahan
untuk
sebanyak 23 responden
kegiatan budidaya ikan
(69,70%)
nila. luas lahan yang
menjadikan
Upaya Pengembangan Budidaya ..... (Feri Eko Nugroho)
dimiliki
oleh
pembudidaya ikan nila sebagian besar seluas 40 – 352 m2, yaitu sebanyak
berkisar antara 15°C 30°C. 2) Derajat Keasaman Air (pH)
75,75% responden. Data tersebut
Hasil
uji
menunjukan
laboratorium
bahwa budidaya ikan nila
menunjukan
bahwa
yang
masih
pH
daerah
karena
penelitian adalah 6,4
dikelola
berskala
kecil
lahan
yang
dimiliki
terbatas.
air
di
(BTKL
Yogyakarta
Tahun 2015). Menurut
2. Faktor
Fisik
Mempengaruhi
yang Usaha
Bambang (2010:
Cahyono
38),
kisaran
Budidaya Ikan Nila
derajat keasaman air
a. Air
yang
1) Temperatur Air
budidaya
Berdasarkan hasil
cocok ikan
nila
adalah 7-8. Namun,
pengukuran
dalam
diketahui bahwa suhu
tertentu
air
masih
di
untuk
daerah
keadaan ikan dapat
nila hidup
penelitian adalah 24°C
pada pH air antara 5-
(Data Primer Tahun
11.
2015)
pernyataan
(BTKL Tahun
dan
25°C
Yogyakarta 2015).
Hal
Berdasarkan tersebut,
maka pH air di daerah penelitian
sesuai
tersebut sesuai dengan
dengan syarat hidup
pernyataan Bambang
ikan nila.
Cahyono bahwa suhu / temperatur air yang cocok pertumbuhan
3) Kadar Amoniak Hasil
untuk
laboratorium
ikan
menunjukan
uji
kadar
Upaya Pengembangan Budidaya ..... (Feri Eko Nugroho)
amoniak
di
daerah
tersebut,
adalah
oksigen dalam air di
0,0003 mg/l (BTKL
daerah penelitian tidak
Yogyakarta
Tahun
sesuai dengan syarat
2015). Perairan yang
hidup ikan nila karena
baik untuk budidaya
di bawah 3 mg/l.
penelitian
ikan
adalah
yang
mengandung amoniak
b. Tanah 1) Kemiringan
kurang dari 0,1 mg/l. Berdasarkan
kandungan
Berdasarkan dari
hasil
data monografi tahun
menunjukan
2014, Desa Nganjat
bahwa kadar amoniak
memiliki kemiringan
air
tersebut
di
daerah
tanah 2 – 4%. Derajat
penelitian
sangat
kemiringan
tanah
sesuai
yang
untuk
rendah
dan
cocok
dengan syarat hidup
usaha
ikan nila.
adalah berkisar 2% -
4) Kandungan
Oksigen
dalam Air (DO) Hasil
uji
perikanan
5%.
Dapat
disimpulkan
bahwa
kemiringan di Desa
laboratorium
Nganjat sesuai dengan
menunjukan
syarat hidup ikan nila.
kandungan
oksigen
2) Ketinggian
dalam air di daerah
Berdasarkan dari
penelitian adalah 2,2
data monografi tahun
mg/l
2014, Desa Nganjat
pada
kolam
semen dan 1,4 mg/l
berada
pada
tanah
ketinggian 150 meter
Yogyakarta
di atas permukaan air
(BTKL
kolam
Tahun Berdasarkan
2015). hasil
laut
pada
(dpal).
Untuk
pertumbuhan
ikan
Upaya Pengembangan Budidaya ..... (Feri Eko Nugroho)
yang maksimal, ikan
ini digunakan untuk sewa
nila
lehan, upah tenaga kerja,
memerlukan
ketinggian 0 – 1000 m
dan
dpl.
Dapat
Pembudidaya
yang
disimpulkan
bahwa
menggunakan
modal
ketinggian
di
Desa
pengadaan
sendiri sebanyak 54,55%
Nganjat sesuai dengan
responden
syarat hidup ikan nila.
yang
3. Faktor Non Fisik yang Mempengaruhi
Usaha
benih.
dan
modal
berasal
dari
meminjam
/
kredit
sebanyak
45,45%
responden.
Budidaya Ikan Nila a. Sumber Benih
c. Transportasi
Berdasarkan
hasil
Berdasarkan
hasil
penelitian sebanyak 28
penelitian
responden
(84,85%)
45,45%
responden
memilih membeli benih
memilih
tidak
dari
menggunakan
orang
lain,
sebanyak
alat
sedangkan 5 responden
transportasi dan memilih
(15,15%)
berjalan kaki, sedangkan
melakukan
memilih pembenihan
sendiri.
30,30% menggunakan
b. Modal
motor
untuk mencapai lokasi
Sebanyak
33,33%
responden mengeluarkan
budidaya. d. Tenaga Kerja
modal awal sebesar Rp 9.355.001
responden
–
hasil
penelitian
diketahui
10.150.000 dan 24,24%
bahwa
mayoritas
responden mengeluarkan
responden
modal awal sebesar Rp
menggunakan
tenaga
kerja
bukan
8.560.001
–
Rp
Berdasarkan
Rp
9.355.000. Modal awal
keluarga
tidak
upah
sebanyak
22
Upaya Pengembangan Budidaya ..... (Feri Eko Nugroho)
responden (66,67%) dan
budidayanya
hanya
pedagang dan pengepul
11
responden
(33,33%)
yang
dan
kepada
sebanyak
13
menggunakan
tenaga
responden
kerja
bukan
memilih menjual hasil
keluarga.
Sebanyak
budidayanya langsung ke
45,45%
responden
konsumen untuk eceran.
upah
(39,40%)
menggunakan 2 tenaga
54,55%
kerja
memasarkan
upah
keluarga
bukan
dan sebanyak
27,27%
responden
responden hasil
budidayanya di
dalam
Kota Klaten dan 33,33%
menggunakan 1 tenaga
responden
kerja
bukan
hasil budidayanya di luar
Tenaga
kota Klaten namun masih
upah
keluarga
saja.
kerja
pada
usaha
budidaya ikan nila ini mendapat upah dengan sistem
harian
dalam
memasarkan
Provinsi
Jawa
Tengah. 4. Hambatan yang Dialami
yang
Pembudidaya
dalam
dibayarkan setiap bulan.
Menjalankan
Usaha
Upah
Budidaya Ikan Nila
tenaga
kerja
perharinya
sebesar
Rp50.000,-
yang
dialami oleh pembudidaya
kemudian
akan
ikan nila adalah sebagai
dikalkulasikan
setiap
bulan.
(87,87%)
Berdasarkan
hasil
penelitian dapat disajikan sebanyak
responden
20
(60,60%)
memilih menjual hasil
yang
berikut : a. Keterbatasan
e. Pasar dan Harga
bahwa
Hambatan
modal
menyebabkan
pembudidaya
kesulitan
mengembangkan usaha b. Lahan perikanan yang terbatas menyebabkan
(78,78%)
Upaya Pengembangan Budidaya ..... (Feri Eko Nugroho)
pembudidaya sulit untuk
mengeluarkan
menambah
produksi
kolam
pembesaran c. Penyakit
biaya
sebesar –
30.165.715
yang
belum
Rp Rp m2/4
32.774.285/100
diketahui
obatnya
bulan atau jika dihitung
(75,75%)
menyebabkan
per bulan Rp 7.541.428 –
banyak kematian pada
Rp
8.193.571/100
2
ikan nila
m /bulan.
d. Pengelolaan yang masih
budidaya
b. Pendapatan Kotor
sederhana
dan kurangnya produk
variasi
(66,66%)
Berdasarkan hasil penelitian
sebanyak
48,48%
responden
menyebabkan
memperoleh pendapatan
pendapatan pembudidaya
kotor
masih sedikit e. Mahalnya harga pakan (42,42%)
menyebabkan
penambahan modal yang akan
mengurangi
pendapatan pembudidaya f. Kurangnya
peran
pemerintah
(36,36%)
sebesar
Rp
36.933.334
–
Rp
39.199.999
atau
jika
dihitung per bulan Rp 9.233.333
–
Rp
2
9.799.999/100 m /bulan. c. Pendapatan Bersih Berdasarkan hasil penelitian
sebanyak
menyebabkan
belum
33,33%
berkembangnya
usaha
memperoleh pendapatan
kecil masyarakat. 5. Produktivitas
Budidaya
bersih 7.864.251
responden
sebesar –
Rp Rp
Ikan Nila
9.709.500 per 100 m2
a. Total Biaya Produksi
atau jika dihitung per
Berdasarkan hasil penelitian 63,63%
sebanyak responden
bulan Rp 1.966.062 – Rp 2.427.375/100 m2/bulan.
Upaya Pengembangan Budidaya ..... (Feri Eko Nugroho)
6. Upaya
Pengembangan
Budidaya Ikan Nila Terdapat delapan (8)
sebagai
pengembangan
dapat
a. Meningkatkan
dari
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan penelitian
dan
hasil pembahasan,
maka dapat disimpulkan bahwa
pemerintah b. Mengundang
dinas
terkait untuk melakukan penyuluhan
tentang ikan
nila
c. Mendirikan koperasi bagi
1. Faktor
Fisik
yang
Mempengaruhi
Usaha
Budidaya Ikan Nila
meliputi suhu/temperatur, pH,
pembudidaya ikan d. Melakukan pemeriksaan ikan
:
a. Faktor fisik yang sesuai
melalui organisasi
kesehatan
organisasi
produksi
bantuan
pengelolaan
fungsi
A. Kesimpulan
dilakukan adalah :
melalui
h. Mengaktifkan
budidaya
yang
fakultas
perikanan
upaya
nila
kerjasama
memiliki
ikan nila di Desa Nganjat.
ikan
melalui
dengan universitas yang
budidaya
pengembangan
pemasaran
g. Mengadakan
upaya
Alternatif
daerah
pemerintah
alternatif upaya yang dapat dilakukan
f. Memperluas
secara
kadar
amoniak,
kemiringan lahan, dan ketinggian tempat b. Faktor fisik yang tidak
berkala
sesuai
meliputi
modal kepada pemerintah
kandungan
oksigen
melalui organisasi untuk
dalam air
e. Mengajukan
pembelian
bantuan
peralatan
2. Faktor
Non
Fisik
seperti kincir air untuk
Mempengaruhi
menaikan
Budidaya Ikan Nila
kandungan
oksigen dalam air
yang Usaha
Faktor non fisik meliputi :
Upaya Pengembangan Budidaya ..... (Feri Eko Nugroho)
a. Sumber benih
19.500/kg. Sebagian besar
b. Modal
pembudidaya
c. Transportasi
pendapatan kotor sebesar
d. tenaga kerja
Rp
e. pasar & harga.
9.799.999/100
3. Hambatan
yang
Dialami
memperoleh –
9.233.333
(48,48%)
Rp
m2/bulan
dengan
biaya
Pembudidaya
dalam
produksi rata – rata sebesar
Menjalankan
Usaha
Rp
Budidaya Ikan Nila Hambatan utama yang dialami
dalam
usaha
–
7.541.428
Rp
8.193.571/100
m2/bulan
(63,63%).
Sehingga
sebagian besar pembudidaya
budidaya ikan nila meliputi :
dapat
a. Keterbatasan modal
pendapatan bersih sebesar
b. Lahan perikanan yang
Rp
terbatas c. penyakit
memperoleh
belum
diketahui obatnya d. Pengelolaan yang masih
(33,33%).
Rp
m2/bulan
2.427.375/100 yang
–
1.966.062
Hal
tersebut
menunjukan bahwa usaha
budidaya sederhana
budidaya ikan nila di daerah penelitian
cukup
dan kurangnya variasai
menguntungkan
untuk
produk,
memenuhi kebutuhan hidup.
e. Mahalnya harga pakan f. Kurangnya
peran
5. Upaya
Budidaya Ikan Nila
pemerintah 4. Produktivitas Budidaya Ikan Nila
Pengembangan
Terdapat delapan (8) alternatif upaya yang dapat dilakukan
Hasil produksi ikan
sebagai
pengembangan
upaya
budidaya
nila segar di Desa Nganjat
ikan nila di Desa Nganjat.
adalah 1.923 – 2.066 kg/4
Alternatif
bulan (60,60%). Harga jual
pengembangan
ikan nila segar adalah Rp
ikan
nila
upaya budidaya
yang
dapat
Upaya Pengembangan Budidaya ..... (Feri Eko Nugroho)
dilakukan
adalah
meningkatkan melalui
produksi
bantuan
pemerintah, dinas
dari
mengundang
terkait
melakukan
untuk
penyuluhan
tentang pengelolaan nila
melalui
ikan
pengembangan
budidaya
ikan nila, peran tersebut dapat
diwujudkan
dalam
hal: a. Membuka dan
komunikasi
kerjasama
dinas
antara
pertanian
sub
organisasi,
bagian perikanan dengan
mendirikan koperasi bagi
pembudidaya ikan nila
pembudidaya
melalui
ikan,
melakukan
pemeriksaan
kesehatan
ikan
berkala,
secara
mengajukan
bantuan
modal
pemerintah
kepada melalui
organisasi
lelompok ikan
pembudidaya (POKDAKAN)
sehingga usaha budidaya dapat lebih berkembang. b. Memberikan
bantuan
organisasi untuk pembelian
modal seperti pinjaman
peralatan seperti kincir air
uang, peralatan budidaya,
untuk menaikan kandungan
maupun pakan bersubsidi
oksigen
secara
dalam
air,
memperluas
daerah
pemasaran
melalui
pemerintah,
mengadakan
kerjasama
dengan
universitas yang memiliki fakultas
perikanan,
mengaktifkan
berkelanjutan upaya
dalam
pengembangan.
Sehingga sudah
dan
usaha
berjalan
yang dapat
lebih optimal.
dan
c. Melakukan
kegiatan
fungsi
penyuluhan
secara
organisasi
intensif terutama dalam pengelolaan ikan nila dan
B. Saran
penanganan penyakit.
1. Bagi Pemerintah Peran sangat
merata
pemerintah
penting
dalam
2. Bagi Pembudidaya
Upaya Pengembangan Budidaya ..... (Feri Eko Nugroho)
a. Menjaga
kondisi
lingkungan
budidaya
ikan nila agar ikan nila yang dapat
dibudidayakan tumbuh
secara
optimal
untuk
meningkatkan
kualitas
dan kuantitas. b. Mengaktifkan
kembali
fungsi organisasi dengan mengadakan kegiatan – kegiatan yang bermanfaat bagi
Analisis Kebijakan. Jakarta : PT. Gramedia
fisik
Anonim, 2011. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Klaten. Klaten: BPS Bambang Cahyono. 2010. Budidaya Ikan Air Tawar : Ikan Gurami, Ikan Nila, Ikan Mas. Yogyakarta : Penerbit Kanisius Bekti Kurnia Rakhmi. 2013. Upaya Pengembangan Usaha Peternakan Itik (Anas plathyrynchos) di Kelurahan Limbangan Wetan Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes. Skripsi. Yogyakarta : FIS UNY
pembudidaya.
Sehingga
dapat
Bintarto
menambah pengetahuan pembudidaya
guna
pengembangan usaha. c. Pembudidaya diharapkan mengikuti
pelatihan
tentang
pengelolaan
budidaya
ikan
yang
diadakan
oleh
dinas
& Surastopo Hadisumarno.1979. Metode Analisa Geografi. Jakarta : LP3ES
Eddy Afrianto & Evi Liviawaty. 2006. Beberapa Metode Budidaya Ikan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius Eva
Banowati & Sriyanto. 2013. Geografi Pertanian. Yogyakarta : Penerbit Ombak
meningkatkan
Freddy Rangkuti. 2005. Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta : PT. Gramedia
kemampuan.
Iskandar
terkait
agar
dapat
Daftar Pustaka
Akhmad Fauzi & Suzy Anna. 2005. Pemodelan Sumber Daya Perikanan dan Kelautan untuk
Putong. 2003. Tehnik Pemanfaatan Analisis SWOT Tanpa Skala Industri (A-WOTTSI). Jurnal. FE UBN
Isna Hayatun. 2011. Studi Budidaya Ikan Nila di Desa Genjahan Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: FIS UNY
Upaya Pengembangan Budidaya ..... (Feri Eko Nugroho)
Koordinator Statistik . 2014. Polanharjo Dalam Angka. Tersedia : http://klatenkab.bps.go.id/index .php?hal=publikasi_detil&id=7 7 (29 Januari 2015) Lutfi
Muta’ali. (2003). Teknik Penyusunan Rencana Strategis Dalam Pembangunan Wilayah (RRA, Analisis Situasi, SWOT, Renstra). Yogyakarta : Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada
Moh. Pabundu Tika. 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta : PT. Bumi Aksara Muhammad Akib Tuwo. 2011. Ilmu Usaha Tani : Teori dan Aplikasi Menuju Sukses. Kendari : Unhalu Press Ratih Ayu Dwi Analisis Ikan Nila niloticus) di
Rahmawati. 2010. Usaha Pembesaran Merah (Oreochromis di Kolam Air Deras
Bekti Kurnia Rakhmi. 2013. Upaya Pengembangan Usaha Peternakan Itik (Anas plathyrynchos) di Kelurahan Limbangan Wetan Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes. Skripsi. Yogyakarta : FIS UNY Bintarto
Eddy Afrianto & Evi Liviawaty. 2006. Beberapa Metode Budidaya Ikan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius Eva
Anonim, 2011. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Klaten. Klaten: BPS Bambang Cahyono. 2010. Budidaya Ikan Air Tawar : Ikan Gurami, Ikan Nila, Ikan Mas. Yogyakarta : Penerbit Kanisius
Banowati & Sriyanto. 2013. Geografi Pertanian. Yogyakarta : Penerbit Ombak
Freddy Rangkuti. 2005. Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta : PT. Gramedia Iskandar
Daftar Pustaka
Akhmad Fauzi & Suzy Anna. 2005. Pemodelan Sumber Daya Perikanan dan Kelautan untuk Analisis Kebijakan. Jakarta : PT. Gramedia
& Surastopo Hadisumarno.1979. Metode Analisa Geografi. Jakarta : LP3ES
Putong. 2003. Tehnik Pemanfaatan Analisis SWOT Tanpa Skala Industri (A-WOTTSI). Jurnal. FE UBN
Isna Hayatun. 2011. Studi Budidaya Ikan Nila di Desa Genjahan Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: FIS UNY Koordinator Statistik . 2014. Polanharjo Dalam Angka. Tersedia : http://klatenkab.bps.go.id/index .php?hal=publikasi_detil&id=7 7 (29 Januari 2015) Lutfi
Muta’ali. (2003). Teknik Penyusunan Rencana Strategis Dalam Pembangunan Wilayah (RRA, Analisis Situasi, SWOT,