VOL. X I. NO . 1 8, APR IL 2013

Download memanfaatkan lapisan putih kulit buah semangka yang diformulasi dalam bentuk sediaan krim masker wajah (Laila Dhunurain, 2012). Krim masker...

3 downloads 573 Views 344KB Size
Vol. XI. No. 18, APRIL 2013

Media Farmasi VolISSN XI. No. 18, April 2013 No. 0216-2083

MEDIA FARMASI

iii

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR Penasehat

: Direktur Politeknik Kementerian Kesehatan Makassar

Penanggung Jawab

: Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kementerian Kesehatan Makassar

Dewan Redaksi Ketua Anggota

: Drs. Jumain, M.Kes, Apt : Muhammad Saud, SH, S.Farm, M.Kes Drs. H. Tahir Ahmad, Apt Drs. Ismail Ibrahim, Apt Drs. Rusli, Sp.FRS.,Apt

Redaksi Pelaksana Ketua Wakil Ketua Sekretaris Bendahara Anggota

: : : : :

Rusdiaman, S.Si., M.Si.,Apt Drs. H. Asyhari Asyikin, S. Farm, M.Kes Dra. Hj. Nurisyah, M.Si.,Apt Tajuddin Abdullah, ST, M.Kes Dra. Hiany Salim, M.MKes, Apt Dra. Hasnah Ibrahim, M.Mkes Djuniasti Kari, S.Si, M.Si, Apt Sesilia R. Pakadang, S.SI, M.Si, Apt Sultan, S.Farm, M.Mkes Harbiah, ST, M.Si

Humas

:

Mispari, SH, S.Farm, M.Kes Rusdiaman, S.SI, M.Si, Apt Raimundus Chaliks, S.Si Arisanty, S.Si, Apt

Sirkulasi

: Ahmad Murad, S.Sos Hendra Stevani, S.Si, Apt

Alamat Redaksi

: Jurusan Farmasi Politeknik Kementerian Kesehatan RI Makassar Jl. Baji Gau No. 10 Makassar Telp. 0411-854021 Fax. 0411-830883 e-mail : [email protected] www.farmasi.poltekkes-mks.ac.id

Media Farmasi Vol XI. No. 18, April 2013

ii

DAFTAR ISI ________________________________________________________________________ MEDIA FARMASI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MAKASSAR ................

ii

EDITORIAL ...............................................................................................................................

iii

DAFTAR ISI ...............................................................................................................................

iv

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

UJI DAYA HAMBAT DAUN BELUNTAS (Pluchea indica L. LESS) TERHADAP PERTUMBUHAN Escherichia coli. Oleh Rusdiaman.......................................................

1

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK BIJI NANGKA (Arthocarpus heterophyllus Lamk) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP MUTU FISIK TABLET PARASETAMOL YANG DIBUAT SECARA GRANULASI BASAH Oleh Jumain Muliadi, Hasnah Ibrahim.....................................................................................................

6

SWAMEDIKASI (Studi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Penggunaan Obat Batuk Pada Balita Secara Swamedikasi Di Apotek Kota Makassar) Oleh Asyhari Asyikin

13

ANALISI LOGAM Pb PADA PERONA KELOPAK MATA (EYE SHADOW) YANG BEREDAR DI PASARAN KOTA MAKASSAR SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM. Oleh Tajuddin Abdullah.....................................................................

19

UJI MUTU FISIK TABLET YANG DIBUAT DENGAN METODE KEMPA LANGSUNG DENGAN BAHAN PENGHANCUR AMILOSA PATI SINGKONG HASIL FRAKSINASI BUTANOL-AIR Oleh Mispari, Tahir Ahmad, Hendra Stevani....

24

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN DARUJU (Achantus ilicia Folius L) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH KELINCI (Oryctologus Cuniculus). Oleh Muhammad Saud, Jumain, Hendra Stevani...........................................

32

FORMULASI KRIM MASKER WAJAH MENGGUNAKAN LAPISAN PUTIH KULIT SEMANGKA (Citrullus vulgaris Schard) SEBAGAI PELEMBAB. Oleh Ariyani Buang............................................................................................................

37

PENGUJIAN TETES MATA SERUM AUTOLOG SEBAGAI ANTIBAKTERI DAN ANTIINFLAMASI PADA PENYAKIT - PENYAKIT PERMUKAAN OKULER. Oleh Ilham, Marianti Manggau, M. Natsir Djide..............................................................

43

Media Farmasi Vol. XI. No 18, April 2013

iv

FORMULASI KRIM MASKER WAJAH MENGGUNAKAN LAPISAN PUTIH KULIT SEMANGKA (Citrullus vulgaris Schard) SEBAGAI PELEMBAB Ariyani Buang Program Studi Farmasi FMIPA Univ. Pancasakti Makassar ABSTRAK Telah dilakukan penelitian mengenai Formulasi Krim Masker Wajah Menggunakan Lapisan Putih Kulit Semangka ( Citrullus vulgaris Schard ) Sebagai Pelembab dengan berbagai konsentrasi yaitu 20%, 40%, dan 60%. Penelitian ini bertujuan untuk membuat dan menentukan konsentrasi formula krim masker yang stabil secara fisik. Evaluasi kestabilan fisik krim meliputi pengamatan organoleptis, homogenitas, pengukuran pH, uji sentrifuge, volume kriming, dan penentuan tipe emulsi sebelum maupun sesudah kondisi penyimpanan dipercepat selama 12 jam secara bergantian pada suhu 5 0C dan 350C sebanyak 10 siklus. Pengamatan organoleptis memperlihatkan tidak ada perubahan warna dan bau pada semua formula krim masker. Semua formula krim tidak menunjukkan adanya pemisahan fase setelah dilakukan uji sentrifuge pada kecepatan 3500 rpm selama 5 jam. Krim tetap homogen, tidak menunjukkan adanya kriming, dan tipe emulsi adalah M/A. Pada uji stabilitas pH tidak menunjukkan perubahan yang terlalu besar pada masing-masing konsentrasi dan hasil analisis statistik menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang nyata antara konsentrasi sari lapisan putih kulit semangka 20%, 40%, dan 60% terhadap pengukuran pH sebelum dan sesudah kondisi penyimpanan dipercepat. Ketiga sediaan krim masker yang mengandung sari lapisan putih kulit semangka dapat diformulasi menjadi krim yang stabil secara fisik. Kata kunci

: Lapisan putih kulit buah semangka, krim masker

PENDAHULUAN Tanaman buah semangka (Citrullus vulgaris Schard) merupakan salah satu tanaman merambat yang buahnya sering dikonsumsi masyarakat pada bagian daging yang berwarna mencolok saja, sedangkan pada bagian lapisan putih kulit buah semangka kurang diminati masyarakat dan biasanya hanya dibuang menjadi limbah yang kurang dimanfaatkan. Padahal bagian lapisan putih kulit semangka mengandung zat-zat sangat dibutuhkan bagi kesehatan kulit diantaranya sitrulin yang merupakan salah satu zat antioksidan. Peran antioksidan bagi kesehatan kulit yaitu mencegah kerusakan kulit yang ditimbulkan oleh radikal bebas serta berperan penting terhadap proses peremajaan kulit. terutama pada jaringan sel kulit mati yang diakibatkan paparan sinar matahari (Laila Dhunurain, 2012). Lapisan putih kulit semangka juga mengandung senyawa likopen yang daya kerjanya lebih baik dibandingkan antioksi danm mengandung vitamin C dan vitamin E sehingga kulit semangka ini sangat baik untuk merawat kulit wajah agar terlihat lebih segar dan Media Farmasi Vol. XI. No 18, April 2013

bebas dari jerawat. Kandungan pada lapisan putih kulit semangka mampu membersihkan wajah, meringkas pori-pori, menghaluskan kulit wajah, menyamarkan flek (noda cokelat) pada wajah, serta bermanfaat untuk melembabkan kulit wajah (Aisyah, 2007). Disisi lain saat ini, banyak orang melakukan perawatan wajah menggunakan masker wajah tertentu yang seringkali bahan yang digunakan justru membahayakan bagi kesehatan penggunanya sendiri. Saat ini masker wajah yang beredar harganya mahal dan sering mengandung bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan kulit wajah. Sehingga perlu adanya suatu inovasi terkait dengan masker wajah yang aman digunakan. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan lapisan putih kulit buah semangka yang diformulasi dalam bentuk sediaan krim masker wajah (Laila Dhunurain, 2012). Krim masker merupakan salah satu sediaan kosmetik yang diberikan secara topikal, utamanya pada wajah, dengan tujuan menghasilkan kulit yang kesat dan efek membersihkan pada wajah. Dalam formulasi sediaan krim masker harus 37

diperhatikan sifat-sifat pada umumnya antara lain masker harus menghasilkan efek kesat pada kulit wajah, memiliki kemampuan daya serap permukaan yang baik, mudah dibersihkan, dan tidak mengiritasi kulit (Balsam, 1975). Berdasarkan penelitian dari Laila Dhunurain yang menganalisis tentang kadar antioksidan pada lapisan putih kulit semangka, dan diperoleh pada konsentrasi 40% dapat menghasilkan kadar antioksidan yang optimal dan sangat baik digunakan sebagai bahan baku utama dalam pembuatan masker wajah (Laila Dhunurain, 2012). Berdasarkan uraian di atas maka masalah yang timbul adalah bagaimana memformulasikan sediaan krim masker dengan menggunakan Lapisan Putih Kulit Buah Semangka (Citrullus vulgaris Schard) sebagai pelembab yang stabil secara fisik ? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat dan menentukan konsentrasi formuIa krim masker dari Lapisan Putih Kulit Buah Semangka (Citrullus vulgaris Schard) yang stabil secara fisik. METODE PENELITIAN Alat yang digunakan Blender, Cawan Porselin, Gelas Kimia, Gelas Ukur, Objek Glass, Deck Glass, pH meter, Penangas Air, Sentrifuge, Termometer, Timbangan Analitik, dan Wadah Masker. Bahan yang digunakan Air Suling, Asam Stearat, A-Tokoferol, Lanolin Anhidrat, Metil Paraben, Oleum Rosae, Paraffin Cair, Propilenglikol, Propil Paraben, Sari Lapisan Putih Kulit Semangka, Setil Alkohol, Span 80, dan Tween 80. A. Formulasi Sediaan Krim Masker Dibuat rancangan formula krim masker yang mengandung sari lapisan putih kulit buah semangka dengan konsentrasi 20%, konsentrasi 40%, dan konsentrasi 60%.

38

Tabel 1. Formulasi Krim masker sari lapisan putih kulit semangka (Citrullus vulgaris Schard)

FORMULA BAHAN Sari Lapisan Putih kulit buah semangka Propilenglikol Paraffin Cair Asam stearat Setil alcohol Emulgator (Span 80 dan Tween 80) Metil Paraben Propil Paraben Lanolin anhidrat α-Tokoferol Oleum rosae Aquadest

I%b/v

II%b/v

III%b/v

20

40

60

10 2 5 2

10 2 5 2

10 2 5 2

4

4

4

0,18 0,18 0,02 0,02 2 2 0,3 0,3 1 tts 1 tts add 100 %

0,18 0,02 2 0,3 1 tts

Prosedur Penelitian 1.Pengambilan Sampel Sampel yang digunakan adalah lapisan putih kulit buah semangka yang dijual di Kota Makassar. 2. Pengolahan sampel Buah semangka dibersihkan, diambil bagian lapisan putih kulit semangka dan dihaluskan dengan menggunakan blender, setelah itu disaring dan hasil yang diperoleh digunakan sebagai sampel. 3.Pembuatan krim masker dengan konsentrasi sari lapisan putih kulit semangka adalah 20% yaitu :

Ditimbang semua bahan sesuai perhitungan masing-masing. Dibuat fase minyak dengan melebur asam stearat, setil alkohol, span 80, propil paraben, lanolin anhidrat serta paraffin cair pada suhu 700C diatas penangas air sambil diaduk.Dibuat fase air dengan melarutkan metil paraben dalam air panas pada suhu 700C. Tambahkan propilenglikol, tween 80 kemudian dipanaskan di atas penangas air sampai

suhu 700C.Kedua fase dicampur dengan memasukkan fase minyak kedalam fase air sambil diaduk selama 1 menit dengan selang waktu istirahat 20 detik, kemudian ditambahkan α-tokoferol, 20 gr sari lapisan putih kulit buah semangka, dan oleum rosae. Aduk kembali, kemudian masukkan dalam wadah dan tambahkan aquadest hingga 100 gr, aduk hingga terbentuk krim masker. Pembuatan krim masker dengan konsentrasi sari lapisan putih kulit semangka adalah 40% dan 60% seperti cara kerja diatas. B. Pengujian Krim Masker 1.Pengujian organoleptik evaluasi fisik sediaan krim masker Pengujian organoleptik meliputi pemeriksaan perubahan warna, bentuk, dan bau dari sediaan krim masker. 1.Uji homogenitas krim dioleskan pada sekeping kaca atau bagian transparan lain, dimana bahan diambil dari tiga bagian yakni : bagian atas, tengah, dan bagian bawah. Sediaan krim dikatakan homogen bilamana tidak menunjukkan adanya partikelpartikel yang menggumpal atau tidak bercampur (Ditjen POM, 1979). 2.Tes pH Tes pH dilakukan dengan menggunakan pH meter. pH krim masker harus sesuai dengan pH kulit yaitu 4,2-6,5 ( Wasitaamadja, 1997).

pengamatan volume kriming dihitung dengan rumus : Volume kriming =

Volume akhir Volume awal

6.Penentuan tipe emulsi a.Metode Pengenceran Krim masker yang telah dibuat dimasukkan kedalam gelas piala kemudian diencerkan dengan air. Jika krim masker dapat diencerkan maka tipe emulsinya adalah tipe M/A sebaliknya jika tidak dapat diencerkan maka tipe emulsinya A/M. b.Metode Hantaran Listrik Krim masker yang telah dibuat dimasukkan kedalam gelas piala, kemudian dihubungkan dengan rangkaian arus listrik. Tes ini didasarkan pada prinsip bahwa air menghantarkan aliran listrik sedangkan minyak tidak. Apabila lampu menyala maka tipe emulsinya adalah M/A. Jika lampu tidak menyala maka emulsi tersebut tipe A/M. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang diperoleh berupa krim masker wajah yang mengandung sari lapisan putih kulit semangka (Citrullus vulgaris Schard) sebagai pelembab dapat dilihat dari tabel berikut : 1.Pengamatan Organoleptis

3.Uji Sentrifuge Pengukuran stabilitas dilakukan terhadap sediaan masker sebelum dan sesudah penyimpanan pada suhu rendah 50C dan suhu tinggi 350C dengan menggunakan metode uji stabilitas dipercepat yaitu disentrifuge dengan kecepatan 3500 rpm selama 5 jam.

Pengamatan organoleptis terhadap krim masker sari lapisan putih kulit semangka terdiri dari bentuk, bau, dan warna dengan konsentrasi 20%, 40%, dan 60% dapat dilihat pada tabel 2.

5.Pengukuran Volume Kriming Krim masker sebanyak 25 ml ditempatkan dalam gelas ukur dan ditutup kemudian disimpan pada kondisi dipaksakan yaitu suhu 50C dan 350C secara bergantian masing-masing 12 jam. Kemudian diamati volume kriming yang terbentuk setiap satu siklus hingga siklus ke 10. Hasil

Media Farmasi Vol. XI. No 18, April 2013

39

Tabel 2. Hasil Organoleptis krim masker sari lapisan putih kulit semangka

Kondisi Sebelum kondisi dipercepat

Penga matan Bentuk

Konsentrasi Sari Lapisan putih Kulit Semangka 20% 40% 60% Semi Semi Semi padat padat padat Khas Khas Khas mawar Mawar mawar

Bau 2. Uji Homogenitas Warna Putih Putih Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas masker Sesudah Semi krim Semi Bentuk lapisan putih kulit semangka kondisi padat padat dipercepat Khas Khas Bau mawar Mawar Warna

4.Uji Stabilitas pH sesudah kondisi penyimpanan dipercepat pada suhu 50C dan 350C.

Putih

Putih

Putih sari Semi padat Khas Mawar Putih

Tabel 5.. Pengukuran pH sesudah kondisi dipercepat krim masker sari lapisan putih kulit semangka

Formula Krim Masker

Pengukuran pH sesudah kondisi penyimpanan dipercepat Suhu 50C

Suhu 350C

I

5,0

4,1

II

4,7

4,1

III

4,6

4,2

2.. Uji homogenitas Tabel 3. Hasil uji homogenitas 5.Pengukuran volume kriming

Formula Krim Masker I II III

Homogenitas Homogen Homogen Homogen

Tabel 6. Hasil pengukuran rata-rata volume kriming

1 2 3

Formula Krim Masker 20% 40% 60% 1 1 1 1 1 1 1 1 1

4

1

1

1

5 6 7 8 9 10

1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1

Siklus 3. Uji pH Tabel 4.. Pengukuran pH krim masker sari lapisan putih kulit semangka sebelum kondisi dipercepat (250C)

Formula Krim Masker

Pengukuran pH sebelum kondisi dipercepat (250C)

I

4,2

II

4,3

III

4,5

40

Keterangan : 1 : Tidak terjadi kriming

6. Uji Tipe Krim Tabel 7. Hasil penentuan tipe krim Form ula Krim Mask er

Sebelum kondisi Dipercepat Uji Uji pengence hantar ran an listrik

Sesudah kondisi Dipercepat Uji Uji Pengence Hantar ran an

20 % 40% 60 %

M/A M/A M/A

M/A M/A M/A

M/A M/A M/A

Listrik M/A M/A M/A

PEMBAHASAN Pada penelitian ini digunakan sampel sari lapisan putih kulit semangka yang diformulasi menjadi sediaan krim masker wajah sebagai pelembab dengan konsentrasi yang berbeda yaitu konsentrasi 20%, 40%, dan 60%. Penelitian dilakukan dalam beberapa tahapan, pada tahap pertama merupakan tahap pembuatan formula krim yang diawali dengan penentuan basis krim dan bahan-bahan tambahan yang digunakan. Kemudian setelah terbentuk krim dilakukan evaluasi fisik krim. Evaluasi fisik krim dilakukan dengan cara membandingkan keadaan krim sebelum dilakukan uji kestabilan dan setelah dilakukan uji kestabilan dengan menggunakan parameter-parameter kestabilan fisik sehingga dapat dilihat kestabilan fisik dari masing-masing krim yang berbeda konsentrasi. Hasil evaluasi awal sebelum kondisi dipercepat diperoleh krim masker yang berbentuk semi padat, bau khas mawar, berwarna putih, homogen, tipe emulsi M/A serta diperoleh pH yang dalam kisaran pH kulit. Setelah diperoleh hasil evaluasi awal kemudian dilakukan uji stabilitas fisik sesudah kondisi dipercepat pada penyimpanan suhu 50C dan penyimpanan pada suhu 350C secara bergantian masing-masing selama 12 jam sebanyak 10 siklus. Pengamatan organoleptis pada ketiga formula tidak menunjukan adanya gejala pemisahan fase. Hal ini disebabkan karena zat aktif dan basis krim tercampur secara homogen serta jumlah emulgator yang cukup untuk menstabilkan emulsi. Pada ketiga formula krim masker sari lapisan putih kulit semangka yang disimpan pada suhu 50C dan 350C tidak menunjukkan timbulnya Media Farmasi Vol. XI. No 18, April 2013

ketengikan maupun perubahan bau. Hal itu disebabkan karena adanya kadar antioksidan pada formula krim masker yang cukup untuk mencegah timbulnya perubahan bau atau ketengikan. Kestabilan pH merupakan salah satu parameter penting untuk menentukan stabil tidaknya suatu sediaan. Nilai pH awal pada masing - masing krim masuk dalam kisaran pH kulit. Nilai pH tidak boleh terlalu asam karena dapat menyebabkan iritasi kulit sedangkan jika pH terlalu tinggi dapat menyebabkan kulit bersisik. Ketiga krim yang mengandung konsentrasi sari lapisan putih kulit semangka yang berbeda disimpan pada suhu 50C dan 350C. Tujuannya untuk mengetahui kestabilan fisik dari krim yang dipengaruhi oleh perbedaan suhu dan waktu penyimpanan. Krim masker yang disimpan pada suhu 50C perubahan pH-nya lebih tinggi sedangkan pada suhu 350C perubahan pH-nya lebih rendah. Hal ini mungkin disebabkan karena terjadinya proses hidrolisis karena adanya peningkatan suhu. Pada pengamatan volume kriming uji stabilitas sesudah kondisi dipercepat pada suhu 50C dan 350C terhadap krim masker sari lapisan putih kulit semangka tidak menunjukkan adanya kriming pada ketiga formula krim tersebut. Hal itu disebabkan karena adanya emulgator tween 80 dan span 80 yang membentuk lapisan film yang kompleks dan rapat disekeliling partikel – partikel minyak. Hasil pengujian tipe emulsi krim sebelum dan sesudah penyimpanan dipercepat memperlihatkan semua krim masker formula I, II, dan III mempunyai tipe emulsi M/A, baik dengan uji pengenceran, uji dispersi zat warna metilen biru, maupun uji hantaran listrik. Hal ini disebabkan karena volume fase terdispersi (fase minyak) yang digunakan dalam krim lebih kecil dari fase pendispersi (fase air), sehingga globul-globul minyak akan terdispersi ke dalam fase air dan membentuk emulsi tipe M/A. Hasil analisis statistik anova pada uji stabilitas pH menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang nyata atau perbedaan yang signifikan antara konsentrasi sari lapisan putih kulit semangka 20%, 40%, dan 60% terhadap pengukuran pH sebelum dan sesudah kondisi penyimpanan dipercepat. Berdasarkan pembahasan di atas memperlihatkan bahwa semua krim pada formula I, Formula II, dan Formula III stabil secara fisik. 41

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa Sari Lapisan Putih Kulit Buah Semangka (Citrullus vulgaris Schard) dengan konsentrasi 20%, 40%, dan 60% dapat diformulasi menjadi krim masker wajah yang stabil secara fisik.

Rostamalis, 2005, Penggunaan Kosmetik, Dasar Kecantikan, Rineka Cinta, Jakarta. Rukmana, 1994, Bertanam Semangka. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Tahitian, 2013. Manfaat Buah Semangka. (online), (http://tn-bb.com. diakses 21 September 2013).

Saran Disarankan uji lanjutan efek iritasi krim masker sari lapisan putih kulit semangka.

Tani, 2013. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman. (online). (http://tani.blogspot.com diakses 22 September 2013).

DAFTAR PUSTAKA

Tranggono, J.R., 2007, Pengangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Aisyah, 2007. Buah Semangka Segar. (online), (http://safuan.wordpress.com, diakses 20 September 2013). Balsam, M.S., Sagarin, E., 1975, Cosmetic Science and Technologi, Volume I, second edition, Willey interscience, New York, London Sydney-Toronto. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan., 1979, Farmakope Indonesia, Edisi ketiga, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan., 1979, Farmakope Indonesia, Edisi keempat, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Djuanda, A, 2001, Ilmu Penyakit Kulit Dan Wajah, Cetakan v, Kawan Pustaka, Jakarta. Gennaro, A.R., 1990, Remington’s Pharmaceutical Science18th, Mack Publishing Company, Easton, Pennsylvania. Kibbe, A.H., 2000, Handbook of Pharmaceutical Excipients3th, American Pharmaceutical Press, Washington DC . Laila. D, 2012. Analisis Kadar Antioksidan pada Masker Wajah Berbahan Dasar Lapisan Putih Kulit Semangka (Citrullus vulgaris Schrad). Diakses dari (http://jurnal.pdii.lipi.go.id//admin/jurnal/122 084245) pada 21 September 2013). 42

Wasitaatmadja, M.S., 1997, Penuntun Ilmu Kosmetik Medik, Universitas Indonesia Press, Jakarta.