REGISTER PEDAGANG BUAH: STUDI PEMAKAIAN BAHASA

Download pengaruh sosial-budaya terhadap kondisi bahasa. Indonesia yang dituturkan oleh etnis Cina dalam lingkungan masyarakat Jawa. Hasil kajian it...

0 downloads 606 Views 427KB Size
Imron Hadi: Register Pedagang Buah:...

REGISTER PEDAGANG BUAH: STUDI PEMAKAIAN BAHASA KELOMPOK PROFESI DI KOTA PADANG (FRUIT SELLER REGISTER: A LANGUAGE USE STUDY OF WORK GROUP IN PADANG CITY) Imron Hadi Balai Bahasa Sumatra Barat Simpang Alai, Cupak Tangah, Pauh, Padang 25162 Ponsel: 08126765784 Pos-el: [email protected] Tanggal naskah masuk: 23 Januari 2017 Tanggal revisi akhir: 17 Mei 2017

Abstract Register is a language style based on its usage, as the fruit seller has certain type and function of register that is different from other seller groups. Therefore, this article aims at finding out and describing the types and functions of fruit seller’s register as a group work in Padang City. This study used distributional method by determining the language object to study and to analyze descriptively to portrait the occurring situation. Data were collected using recording and interviewing techniques. The results showed that they used three types of registers, namely consultative, intimate, and deliberative. The registers had functions as informative, personal, interactive, and instrumental. From the analysis it could be concluded that the fruit sellers used certain types and functions of registers based on the kind of fruit they sold. Keywords: language variation, register, fruit seller Abstrak Register merupakan ragam bahasa berdasarkan pemakaiannya, seperti pedagang buah memiliki jenis dan fungsi register tertentu yang membeda dengan pedagang lain. Oleh karena itu, tujuan dari kajian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan jenis dan fungsi register yang digunakan oleh pedagang buah sebagai kelompok profesi di Kota Padang. Kajian ini menggunakan metode agihmenentukan objek bahasa yang diteliti dan dianalisis secara deskriptif untuk menggambarkan situasi yang terjadi. Data diperoleh melalui teknik rekam dan wawancara. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat tiga jenis reister yang digunakan, yaitu, consultative, intimate, dan deliberative. Kemudian, fungsi register yang digunakan meliputi fungsi informatif, personal atau kedekatan pribadi, interaktif, dan instrumental. Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa pedagang buah menggunakan jenis dan fungsi register tertentu berdasarkan ragam atau jenis buah yang mereka jual. Kata kunci: variasi bahasa, register, pedagang buah

25

Metalingua, Vol. 15 No. 1, Juni 2017:25–40

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Variasi bahasa merupakan cermin tidak seragamnya bahasa dalam masyarakat yang bukan hanya disebabkan oleh penuturnya yang tidak homogen, tetapi juga karena kegiatan interaksi sosial yang mereka lakukan. Dalam studi variasi bahasa, Nasucha, et al. (2013:14) mengemukakan bahwa ragam bahasa merupakan variasi bahasa menurut pemakaiannya yang dibedakan menurut topik, hubungan pelaku, dan medium pembicaraan. Sebuah komunikasi dikatakan efektif apabila setiap penutur menguasai perbedaan ragam bahasa. Bahasa digunakan oleh siapa saja dan di mana saja, dari situasi formal maupun nonformal dan tidak bergantung pada waktu dan tempat, seperti di sekolah, pasar, kantor, dan berbagai aktivitas lainnya. Bahasa dapat bersifat causal comparatif, yaitu selain sebagai penyatu kelompok masyarakat sekaligus sebagai pembeda yang mencirikan identitas suatu kelompok. Secara umum, hal tersebut dapat ditemukan pada pemakaian bahasa oleh kelompok pedagang yang memiliki variasi sapaan yang cenderung sama, namun secara khusus dalam beberapa hal memiliki variasi register khusus mengacu pada barang yang dijual sehingga membedakannya dari pedagang yang lain. Beberapa kajian pemakaian bahasa dilakukan oleh beberapa peneliti, di antaranya Hadi (2009) yang meneliti sugesti persuasif dalam tindak tutur pedagang kaki lima di Pasar Raya Padang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sugesti persuasif digunakan pedagang kaki lima untuk memunculkan bukti dan kepercayaan melalui tekanan nada suara dan intonasi kalimat. Penelitian pemakaian bahasa juga dilakukan oleh Herianah (2013) yang meneliti sikap masyarakat tutur etnik Cina terhadap penggunaan bahasa Makassar di Sulawesi Selatan berdasarkan jenis kelamin. Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari penggunaan bahasa Makassar oleh etnik Cina berdasarkan jenis kelamin. Setakat dengan penelitian pemakaian bahasa, penelitian variasi bahasa yang berkaitan 26

dengan register juga dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, seperti Usdiyanto (2003) yang meneliti register militer: studi kasus di sekolah menengah umum Taruna Nusantara, Magelang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa register sangat erat kaitannya dengan sistem komunikasi militer menghendaki jenis-jenis informasi yang langsung, singkat, akurat, tidak mendua, dan tidak menimbulkan ketaksaan. Penelitian pemakaian register dilakukan oleh Damayanti (2005) terhadap komunitas musik pada beberapa restoran dan hotel berbintang di Kodya Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) komunitas musik menggunakan beragam istilah atau kosakata khusus dalam berkomunikasi; (2) istilah ataupun kosakata khusus tersebut dipergunakan berbagai percakapan yang terjadi dalam komunitas musik serta mempunyai makna tersendiri; dan (3) percakapan yang mengandung kosakata khusus dalam komunitas musik mempunyai fungsi untuk menyatakan maksud dan tujuan pembicaraan. Penelitian sejenis juga dilakukan Lestari (2011) terhadap pengamen sebagai kelompok profesi di Surakarta. Dia memaparkan pola interaksi verbal atau karakteristik pemakaian bahasa yang digunakan para pengamen dalam kegiatan mengamen dan berkomunikasi seharihari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengamen memiliki bahasa khas/register yang tidak dimiliki masyarakat lain. Pola interaksi verbal (baik komunikasi yang sifatnya internal, eksternal, maupun campuran) dapat berwujud bahasa campuran Jawa–Indonesia ragam nonformal. Pemakaian register transaksi pada forum jual beli komputer www.kakus.us diteliti oleh Wibowo (2011). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) bentuk pengungkapan register transaksi jual beli mengacu pada bentuk linguistik yang didasarkan atas ciri-ciri data yang ada, antara lain, mengacu pada kategori dan subkategori, postkategori, klausa/kalimat, wacana, dan sebagai tuturan ringkas. 2) makna register transaksi jual-beli mengacu pada benda, orang, peristiwa, dan hal-hal lain yang berada di sekitar kegiatan transaksi. Acuan utamanya meliputi (1) barang dagangan yang meliputi jenis, kondisi, dan nama lain, (2) pembeli, dan (3) penjual, sedangkan, acuan sekundernya meliputi (1) bentuk transaksi, (2) administrator,

Imron Hadi: Register Pedagang Buah:...

(3) moderator, dan (4) harga. 3) kekhasan pemakaian register transaksi jual-beli adalah menunjuk adanya fungsi tuturan tertentu yang menandai adanya kelompok masyarakat tutur di bidang transaksi. Penelitian pemakaian register oleh etnis Cina di lingkungan masyarakat Jawa dilakukan oleh Hadisaputra (2011). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, bahasa yang dituturkan oleh kelompok masyarakat Cina ternyata memiliki kekhasan/register dalam wujudnya. Ada beberapa faktor penyebab hal tersebut, di antaranya latar belakang penutur dan komponen tutur. Pada penelitian ini juga dipaparkan pengaruh sosial-budaya terhadap kondisi bahasa Indonesia yang dituturkan oleh etnis Cina dalam lingkungan masyarakat Jawa. Hasil kajian itu dapat dilihat adanya variasi bahasa Indonesia yang dituturkan etnis Cina yang berbeda dengan bahasa Indonesia pada umumnya. Pemakaian variasi register di media cetak diteliti Dian (2016). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan register dalam bahasa tulis, khususnya artikel-artikel publik dalam koran sangat banyak dan memberikan tambahan informasi serta wawasan bagi para pembaca jika penulis dapat menampilkan sebuah register secara utuh. Selain itu, ditemukan beberapa penulis yang kurang mempertimbangkan dan kuarang memiliki kepekaan pada pembaca media yang heterogen kompetensinya dimana artikelnya dimuat. Seyogianya, seorang penulis memahami kondisi kompetensi wawasan dari segmen pembaca media yang akan memuat artikelnya. 1.2 Masalah Berkaitan dengan variasi bahasa, penelitian ini difokuskan pada pemakaian bahasa dalam transaksi jual beli, khususnya pedagang yang menjual buah-buahan di Kota Padang. Adapun pemakaian bahasa yang diteliti adalah register yang digunakan dalam transaksi jual-beli antara penjual (Pj) dan pembeli (Pb) pedagang buah dalam bentuk lisan. Penulis memilih variasi register lisan pedagang kaki lima dengan rumusan masalah, yaitu apa jenis register yang digunakan oleh pedagang buah yang tersebar di Kota Padang, dan bagaimanakah fungsi register itu digunakan dalam transaksi jual beli?

1.3 Tujuan Dari rumusan tersebut tujuan penelitian ini adalah untuk (a) menentukan jenis register yang digunakan dalam transaksi jual-beli oleh pedagang buah di Kota Padang; (b) menjelaskan fungsi register tersebut digunakan dalam transaksi jual-beli oleh pedagang buah di Kota Padang. 1.4 Metode Jenis penelitian ini adalah kualitatif dan metode agih digunakan untuk mengumpulkan data, sedangkan data dianalisis secara deskriptif. Metode agih menentukan objek bahasa yang diteliti berasal dari bahasa itu sendiri (Sudayanto, 2015:19). Metode agih lebih bersifat survei yang mengakumulasi data dasar dari suatu subjek, kemudian membahas data itu secara analitis sehingga menemukan jalan keluar untuk fenomena yang ada dalam subjek itu. Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Raya dan beberapa pasar satelit yang tersebar di Kota Padang yang meliputi Pasar Bandar Buat, Indarung, Alai, Siteba, Ulakkarang, Tanahkongsi, dan Lubukbuaya. Data penelitian ini berupa ujaran lisan dalam transaksi jual-beli antara Pj dan Pb yang direkam dengan Voice Recorder (MP4) ketika terjadi proses interaksi. Kemudian, data lisan ditranskripsi ke bentuk tulis, diklasifikasi, dan dianalisis untuk menentukan jenis serta fungsi register. 2. Kerangka Teori Bachman (1990:116) menjelaskan bahwa ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Chaer dan Leonie (2010:61) menyatakan bahwa munculnya ragam bahasa atau variasi bahasa disebabkan penutur bahasa dalam masyarakat tutur bukan kumpulan manusia yang homogen sehingga wujud bahasa yang konkret yang disebut parole menjadi tidak seragam. Terjadinya keragaman atau kevariasian bahasa ini bukan hanya penuturnya yang tidak homogen tetapi juga karena kegiatan interaksi sosial yang mereka lakukan sangat beragam. Setiap kegiatan memerlukan terjadinya 27

Metalingua, Vol. 15 No. 1, Juni 2017:25–40

keragaman bahasa itu. Keragaman ini pun akan bertambah jika bahasa tersebut digunakan oleh penutur yang sangat banyak serta dalam wilayah yang sangat luas. Variasi bahasa timbul karena pemakaian topik yang dibicarakan serta medium pembicaraan yang berbeda. Penggunanya mengikuti sistem sosial dan sistem komunikasi yang ada dan berlaku di tengah masyarakat serta bahasa sebagai media komunikasinya. Keragaman tersebut terjadi pada transaksi jual beli, memungkinkan munculnya variasi baru yang mempunyai corak-corak makna selingkung. Seseorang tidak lagi dipandang sebagai individu yang terpisah dalam masyarakat tetapi sebagai anggota dari kelompok sosial. Oleh karena itu, bahasa dan penuturnya tidak diamati secara individual tetapi dihubungkan dengan kegiatannya dalam masyarakat atau dipandang secara sosial. Secara sosial, bahasa dan pemakaiannya dipengaruhi oleh faktor linguistik dan faktor nonlinguistik. Faktor linguistik yang memengaruhi bahasa dan penuturnya terdiri atas fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Selain itu, faktor nonlinguistik yang memengaruhinya terdiri atas faktor sosial dan faktor situasional. Faktor sosial yang memengaruhi bahasa dan penuturnya terdiri atas status sosial, tingkat pendidikan, umur, dan jenis kelamin. Faktor situasional yang memengaruhi bahasa dan pemakainya terdiri atas siapa yang berbicara, dengan bahasa apa, kepada siapa, di mana, dan masalah apa (Suwito, 1996:26). Variasi bahasa adalah bagian-bagian atau varian (geografi, medium, dan topik bicara) dalam bahasa berpola menyerupai pola umum bahasa induknya. Chaer dan Leonie (2010:81) membedakan variasi bahasa berdasarkan kriteria (a) latar belakang geografi dan sosial penutur, (b) medium yang digunakan, dan (c) pokok pembicaraan. Register adalah satu variasi dalam tutur yang dipergunakan oleh sekelompok orang tertentu yang disesuaikan dengan profesi dan perhatian yang sama. Satu register yang khusus dapat dibedakan dari register yang lain. Register ditentukan oleh pelibat bicara, medan makna yang dicocokkan dengan profesi dan perhatian, dan sarana yang digunakan. Misalnya, register dokter, register petani atau pertanian, register pendidikan (Parera, 1993:53). 28

Register adalah variasi bahasa yang munculnya variasi oleh berbagai faktor yang memengaruhinya. Halliday (1994:25) mengemukakan bahwa register adalah bahasa yang dipergunakan saat ini, bergantung pada apa saja yang sedang dikerjakan. Selain itu, sifat kegiatannya mencerminkan aspek lain dari tingkat sosial yang biasanya melibatkan orang. Register dibagi menjadi dua bentuk, yaitu register selingkung terbatas dan register selingkung terbuka. Register selingkung maknanya, sifatnya, dan jumlah katanya terbatas sehingga berita yang disampaikan pun terbatas. Register ini tidak mempunyai tempat secara konkret dalam masyarakat maupun dalam tataran individu dan kreativitas karena sudah jarang dipakai. Register selingkung terbuka bercorak makna lebih terbuka, seperti pada bahasa tidak resmi atau percakapan spontan. Namun, register ini tidak memiliki tingkatan tertentu serta ditujukan secara langsung berdasarkan situasi tutur saat itu (Halliday, 1994:53--55). Hudson (1996:24) menyatakan bahwa register as varieties according to user ‘register adalah variasi bahasa berdasarkan penggunaanya’. Spolsky (1998:33) mengemukakan bahwa register is variety associated with a specific function ‘register adalah variasi bahasa yang dihubungkan dengan fungsi khusus.’ Register dapat timbul karena dua hal, yaitu a) timbul karena kesibukan bersama yang tidak berkaitan dengan profesi dan b) timbul karena aktivitas dan profesi sosial yang sama. Dalam hal ini, bahasa pedagang buah termasuk dalam register yang timbul karena aktivitas dan profesi sosial yang sama. Hal ini dapat dilihat dari komunikasi para pedagang buah di lingkungan sosial kelompok tersebut. Pateda (1987:60) menjelaskan bahwa register adalah ragam pemakaian bahasa yang dihubungkan dengan pekerjaan seseorang yang dapat dibedakan dalam beberapa jenis, yaitu a) Oratorical atau frozen (baku), yaitu register yang digunakan oleh pembicara yang profesional karena pola dan kaidahnya sudah mantap, biasanya digunakan pada situasi yang khidmad, seperti pada mantra, undang-undang, kitab suci, dan lain sebagainya. b) Deliberative atau formal, yaitu register yang digunkan pada situasi resmi sesuai dengan tujuan untuk memperluas pembicaraan yang disengaja,

Imron Hadi: Register Pedagang Buah:...

misalnya pidato kenegaraan. c) Consultative atau usaha, yaitu register yang digunakan dalam transaksi kenegaraan dan peminangan. d) Casual atau santai, yaitu register yang digunakan dalam situasi tidak resmi. Ragam ini banyak menggunakan allegro, yaitu bentuk kata yang diperpendek. e) Intimate atau intim, yaitu register yang digunakan pada situasi antaranggota keluarga. Nababan (1991:42) menyebutkan bahwa fungsi register antara lain a) fungsi instrumental, yaitu bahasa yang berorientasi pada pendengar atau lawan tutur. Bahasa yang digunakan untuk mengatur tingkah laku pendengar sehingga lawan tutur mau menuruti atau mengikuti apa yang diharapkan penutur atau penulis. Hal ini dapat dilakukan oleh penutur atau penulis dengan menggunakan ungkapan-ungkapan yang menyatakan permintaan, himbauan, atau rayuan; b) fungsi interaksi, yaitu fungsi bahasa yang berorientasi pada kontak antara pihak yang sedang berkomunikasi. Register dalam hal ini berfungsi untuk menjalin dan memelihara hubungan serta memperlihatkan perasaan bersahabat atau solidaritas sosial. Ungkapan-ungkapan yang digunakan biasanya sudah berpola tetap, seperti pada waktu berjumpa, berkenalan, menanyakan keadaan, meminta pamit, dan lain sebagainya; c) fungsi kepribadian atau personal, yaitu fungsi bahasa yang berorientasi pada penutur. Bahasa digunakan untuk menyatukan hal- hal yang bersifat pribadi. Dalam hal-hal yang berkaitan dengan dirinya; d) fungsi pemecah masalah atau heuristik, yaitu fungsi pemakaian bahasa yang terdapat dalam ungkapan yang meminta, menurut, atau menyatakan suatu jawaban terhadap masalah atau persoalan. Bahasa yang digunakan biasanya sebagai alat untuk mempelajari segala hal, menyelidiki realitas, mencari fakta, dan penjelasan. Ungkapanungkapan yang digunakan dalam fungsi ini berupa suatu pertanyaan yang menuntut penjelasan atau penjabaran, misalnya “coba terangkan!”, “bagaimana proses kerja...?” dan sebagainya; e) fungsi hayal atau imajinasi, yaitu fungsi pemakaian bahasa yang berorientasi pada amanat atau maksud yang akan disampaikan. Bahasa dalam fungsi ini digunakan untuk mengungkapkan dan menyampaikan pikiran atau gagasan dan perasaan penutur atau penulis; dan f) fungsi informasi, yaitu pemakaian bahasa

yang berfungsi sebagai alat untuk memberi suatu berita atau informasi supaya dapat diketahui orang lain. Berikut contoh penggalan percakapan yang menunjukkan register pedagang buah di Kota Padang. (1) Pb: Durian...durian masak kamek, jatuah, masak di batang, taba dagingnyo,... “Durian…durian masak kamek, jatuah, masak di batang, tebal dagingnyo,…” ‘Durian…durian masak enak, jatuh, masak, di batang, tebal dagingnya…)’ Dari ujaran (1) terdapat pemakaian register oleh pedangan buah durian, seperti masak kamek, jatuah, masak di batang, dan taba dagingnyo. Register itu merupakan kosakata khusus yang sering digunakan oleh pedagang buah durian. Buah durian merupakan buah tahunan yang memiliki rasa yang kamek (gurih, enak), jatuah adalah ciri khas durian yang masak secara alami karena sudah masak di batang. Buah durian juga dinikmati karena daging buahnya yang tebal, taba dagingnyo. Kata yang bercetak miring merupakan register berjenis consultative atau usaha, yaitu register yang digunakan dalam transaksi saat menjajakan, menawarkan, dan pada proses transaksi jual-beli dengan pembeli. Register tersebut berfungsi informasi, yaitu sebagai alat bagi Pj untuk memberi suatu berita atau informasi supaya dapat diketahui Pb kondisi buah durian yang dia jual dan untuk menarik minat pembeli pada buah yang ditawarkan. Register itu hanya digunakan untuk menawarkan buah durian.

3. Hasil dan Pembahasan Pedagang buah di Kota Padang merupakan pedagang yang memiliki mobilitas sehingga mereka dapat digolongkan sebagai pedagang kaki lima (PKL). Mereka tidak memiliki tempat berusaha yang tetap sehingga mereka sering berpindah untuk menggelar barang dagangan. Pedagang buah menggelar dagangan pada lapak-lapak di depan atau kaki lima pertokoan, mobil berukuran kecil seperi mini bus, pick up, atau becak (sepeda atau sepeda motor beroda tiga yang dimodifikasi) di pinggir jalan depan pasar, rumah sakit, swalayan, atau di tepi pantai. Pedagang buah adalah pedagang musiman. 29

Metalingua, Vol. 15 No. 1, Juni 2017:25–40

Mereka hanya menjual buah pada musim tertentu. Waktu menggelar barang dagangan sangat bervariasi, ada yang buka selama 24 jam, ada yang buka pagi hingga sore, dan ada pula yang buka sore hingga larut malam. Pedagang yang buka 24 jam biasanya berjualan di sekitar rumah sakit, sedangkan yang lain menyesuaikan dengan lokasi tempat mereka berjualan. Berdasarkan hasi penelitian (wawancara) terdapat dua kategori buah yang dijual, yaitu buah musiman dan tahunan: buah musiman adalah buah yang hanya dijual bergantung musim, seperti buah durian, rambutan, duku (langsat), dan lengkeng. Buah tahunan adalah buah yang dijual sepanjang tahun karena persediaannya selalu ada, baik didatangkan maupun berasal dari dalam daerah atau dari luar daerah (impor dari provinsi lain atau luar negeri, seperti apel, pir, pisang, mangga, semangka, anggur, pepaya, kiwi, dan buah naga. Keberhasilan menjual buah sangat bergantung pada kemampuan Pj memengaruhi dan meyakinkan Pb dalam proses transaksi. Pesan komunikasi akan efektif jika disertai kemampuan mengubah secara psikologis minat atau perhatian Pb dengan menentukan register dalam proses transaksi jual-beli sehingga Pb dapat menangkap dan menanggapi pesan yang disampaikan. Pada bagian pembahasan ini hanya disajikan satu contoh ujaran yang dianggap mewakili pemakaian register yang digunakan oleh Pj dalam transaksi jual beli pada buah yang sejenis. Hal tersebut dilandasi bahwa variasi bahasa yang digunakan cenderung sama pada aktivitas pemakaian bahasa yang sejenis (Mahsun, 2007:76). Oleh sebab itu, variasi register yang digunakan Pj yang berbeda cenderung sama untuk menggambarkan buah yang sejenis. Oleh karena itu, satu jenis buah disajikan satu contoh ujaran yang mengandung register. Berikut adalah ujaran yang mengandung register yang digunakan pedagang buah apel. (2) Pb: Lai bisa kurang, Da? ‘Masih bisa kurang, Da?’ (Masih bisa ditawar, Bang?) Pj: Iko... Apel California Ni....Calieklah Ni ... muluih.... Indak ado cacek..... cando talua .... tapanca dari ikua... rono kulit sirah bagarih-garih, daging 30





buah lunak, manih pulo lai. ‘Ini Apel dari Amerika Ni. Lihatlah Kak... mulus...tidak cacat.... seperti telur baru keluar… warna kulit merah bergaris-garis, daging buah lunak manis pula lagi.’ ‘Ini apel dari Amerika Kak. Lihatlah Kak … mulus, tidak (ada) cacat (lecet) … seperti telur baru keluar (dari dubur ayam) … warna kulit merah bergarisgaris, daging buah lunak, manis pula lagi’.

Data (2) menggambarkan interaksi ketika Pb melihat dan kemudian memilih buah apel dan pir. Kemudian Pb menanyakan harga dan minta untuk dikurangi. Karena mengetahui bahwa Pb ragu dengan harga yang ditawarkan, Pj memberikan beberapa alasan untuk menjawab keraguan Pb dengan mengemukakan register bahwa buah apel tersebut berasal dari luar negeri. Hal itu terungkap dari ujaran Pj Iko.. Apel California Ni..... Selanjutnya, Pj memberikan register berikutnya bahwa buah yang dijual dalam kondisi baik dan bagus, seperti terungkap pada muluih....indak ado cacek ... cando taluah... tapanca dari ikua....., dan register berikutnya adalah kulit sirah bagarih-garih, daging buah lunak, dan manih pulo lai. Ujaran Pj tersebut untuk memengaruhi pikiran Pb terhadap barang dagangannya. Pj berusaha memperkuat pengaruhnya dengan memberikan beberapa register terkait buah apel yang dia jual serta bukti langsung berdasarkan kondisi yang ada. Register apel amerika merujuk pada asal buah apel dan jenis buah apel. Pemakaian kata amerika merupakan register bahwa buah yang dia jual sudah dikenal dunia. Pj juga menggunakan frasa berbentuk simile cando taluah tapanca dari ikua.... Frasa tersebut merupakan register memberikan penyegaran pada konsep yang sudah ada di tengah masyarakat bahwa telur yang baru keluar dari dubur ayam sangat bersih dan halus cangkangnya. Hal itu memperkuat keyakinan Pb bahwa buah apel tersebut dalam keadaan (kulitnya) sempurna dengan warna merah bergaris-garis kulit sirah bagarih-garih, daging buah lunak serta diperkuat register yang melekat pada rasa buah apel yang manis manih pulo lai karena ada jenis buah apel yang rasanya asam.

Imron Hadi: Register Pedagang Buah:...

Berdasarkan uraian tersebut register yang digunakan pedagang buah apel pada data (2) berjenis casual atau santai, yaitu register yang digunakan pada situasi tidak resmi cando taluah...tapanca dari ikua?, kulit sirah bagarihgarih …. Pj berusaha seakrab mungkin dengan mitra tuturnya menggunakan register yang umum digunakan untuk menyatakan kehalusan dan kemulusan kulit buah apel yang dia jual cando taluah. Telur adalah register yang digunakan untuk menggambarkan kondisi buah apel bersih dan mulus apalagi jika buah apel disandingkan dengan telur yang baru keluar dari dubur ayam tapanca dari ikua. Buah apel yang dijual biasanya memiliki corak warna tertentu namun hanya apel berwarna merah memiliki corak bergaris-garis kulit sirah bagarih-garih. Register tersebut hanya digunakan jika antara PJ dan Pb memiliki hubungan yang dekat atau jika Pj merasa Pb berusia lebih muda sehingga situasi interaksi berlangsung dengan santai. Adapun register yang digunakan dalam ujaran transaksi (2) berfungsi informatif, yaitu pemakaian bahasa yang berfungsi sebagai alat untuk memberi informasi supaya dapat diketahui orang lain. Pada ujaran tersebut dapat dilihat informasi yang disampaikan oleh Pj Iko... Apel California Ni....Calieklah Ni ... muluih.... Indak ado cacek..... cando talua .... tapanca dari ikua... rono kulit sirah bagarih-garih, daging buah lunak, manih pulo lai mengandung register yang menggambarkan kondisi buah apel yang dijual Pj. Register berikut juga digunakan oleh pedagang buah pir untuk menyakinkan pembeli bahwa buah pir yang dijual masih segar dan bagus (3) Pj: Samo Ni.. saonggok limo ibu....Pir ko masih baru, muluih indak ado tagesoh .. putiah barasiah...Caliek dek Uni. Masih Babungkuih ... a. a...a bungkuihnyo istimewa, batarawang pulo lai, jo rono pink. “Sama Ni.. seonggok Rp 5000,000... Pir ini masih baru mulus tidak ada lecet… putih bersih… lihatlah Ni. Masih dibungkus...a…a…a... bungkusnya istimewa, berterawang dengan warna pink pula.” ‘Sama Kak, seonggok Rp5000.00,…

Pir ini masih mulus, tidak lecet, putih bersih… lihatlah Kak. Masih dibungkus a..a..a bungkusnya istimewa, berterawang, dengan warna pink. Pada data (3) Pj berusaha mengalihkan perhatian dengan memberikan beberapa ilustrasi untuk menanamkan sikap dan pengaruh yang lebih kepada Pb. Hal itu dapat ditemukan pada ujaran yang melekat pada karakteristik buah pir ...Pir ko masih baru indak ado tagesoh.putih barasiah....masih babungkuih....bungkuihnyo batarawang..... Pj menggunakan beberapa register indak tagesoh untuk menggambarkan kondisi buah pir yang masih baru karena tidak ada lecet. Hal itu diperkuat oleh penggunaan register berikutnya “putiah barasiah” yang berkulit putih bersih karena masih terbungkus masih babungkuih. Adapun pebungkus yang digunakan berbentuk terawang bungkuihnyo batarawang. Register yang digunakan oleh Pj pada data (3) berjenis consultative, yaitu digunakan dalam transaksi untuk menggambarkan buah pir sehingga memberi pengaruh pada nilai jual karena kondisinya masih baru. Kemudian, proses transaksi juga didukung oleh register berikutnya, yaitu tidak cacat (lecet), putih bersih, masih dalam bungkus yang bermotif terawang. Berdasarkan jenis dan pemakaiannya, register-register tersebut berfungsi interaktif yang berorientasi pada kontak antara pihak yang sedang berkomunikasi. Register dalam hal ini berfungsi untuk menjalin dan memelihara hubungan serta memperlihatkan perasaan bersahabat bungkuihnyo istimewa, batarawang pulo lai, jo rono pink atau solidaritas sosial interaktif dalam membangun komunikasi Caliek dek Uni untuk menyakinkan Pb bahwa buah pir yang dia jual memang bagus Pir ko masih baru, muluih indak ado cacek. putiah barasiah.... Masih Babungkuih ... a. a...a. Selain buah pir, pedagang buah juga menggunakan beberapa register yang berkaitan dengan buah apel hijau. Register yang digunakan seperti pada transaksi berikut. (4) Pj: Apel (hijau) ko jarang bana kalua, iko ko baru tibo cako. Caliaklah masih mangkilek kuliknyo. Bantuak buahnya bulek samporono. Tampuaknyo masih 31

Metalingua, Vol. 15 No. 1, Juni 2017:25–40





ado. Kecek urang apel ko banyak kasieknyo. “Apel (hijau) ini jarang sekali keluar. Ini (apel) baru tiba. Lihatlah masih mengkilat kulitnya. Bentuk buahnya bulat sempurna. Tangkainya masih ada (melekat), Kata orang apel ini banyak hasiatnya.” ‘Apel (hijau) ini jarang beredar, Apel ini baru tiba, lihatlah masih mengkilat kulitnya. Kata orang pael ini banyak khasiatnya’.

Pada data (4), Pj menjual apel hijau yang persediaannya terbatas di pasar Apel (hijau) ko jarang bana kalua Apel (hijau) ko jarang bana kalua karena itu sangat beruntung bagi Pb karena buah tersebut baru sampai di tempat Pj iko ko baru tibo cako. Hal tersebut dapat dibuktikan karena kulit buah apel yang masih cerah Caliaklah masih mangkilek kuliknyo, buahnya bulat sempurna Bantuak buahnya bulek samporono, serta khasiat yang baik bagi kesehatan Kecek urang apel ko banyak kasieknyo Kecek urang apel ko banyak kasieknyo. Pada transaksi tersebut Pj menggunakan beberapa register yang terkait dengan buah apel yang berwarna hijau. Register tersebut terdapat beberapa register yang digunakan, seperti mangkilek kuliknyo, bulek samporono, dan tampuak. Pj memberikan informasi tentang apel (hijau) yang hanya tersedia pada waktu tertentu karena pasokannya terbatas. Hal itu dapat diketahui dari ujaran Pj Apel (hijau) ko jarang bana kalua.... Selanjutnya, Pj menanamkan sikap dengan penegasan kepada PB untuk tidak ragu terhadap kondisi buah apel (hijau) yang dijual, karena masih segar dan baru dengan mengatakan ... iko ko baru tibo cako. Ungkapan tersebut memberikan penegasan bahwa buah itu baru dipajang diserta register mangkilek kuliknyo, bentuk buahnya bulek samporono, dan tampuaknya masih melekat atau menempel pada buahnya. Dengan register tersebut Pj berusaha memengaruhi Pb keuntungan yang akan diperoleh apabila dia membeli buah apel (hijau) dari sisi kesehatan melalui ujaran ...... Apel ko banyak kasieknyo. Pj menyadari dari pengalaman selama berdagang banyak Pb yang membeli apel hijau bukan untuk oleh-oleh, tetapi untuk obat. 32

Register yang digunakan dalam transaksi jual beli tersebut berjenis deliberative atau formal, yaitu register yang digunakan pada situasi resmi sesuai dengan tujuan untuk memperluas pembicaraan yang disengaja, seperti penggunaan ujaran caliaklah… yang diikuti oleh beberapa register yang bertujuan perhatian Pb dan memperluas topik pembicaraan untuk mempengaruhi Pb. Register yang digunakan berfungsi sebagai instrumental yang berorientasi pada pb. Register yang digunakan untuk mengatur tingkah laku Pb agar mau menuruti atau mengikuti apa yang diharapkan Pj. Hal ini dapat dilakukan oleh Pj dengan menggunakan register yang menyatakan permintaan atau rayuan Apel ko jarang bana kalua, iko ko baru tibo cako. Caliaklah masih mangkilek kuliknyo. Berikut disajikan beberapa register yang digunakan oleh pedagang buah yang hanya menjual satu jenis buah, yaitu jengkol. (5) Pj: Sapuluah anam ribu Mak, jariang baru Mak, baru tibo, baru babukak, masih bagatah. “Sepuluh enam ribu (Rp6000,00) Mak, jengkol baru, baru sampai, baru dibuka, masih bergetah.” ‘sepuluh (butir) enan ribu (Rp6000,00) Ibu, jengkol baru, baru sampai, baru dibuka (dari karung), masih bergetah)’ Pb: Indak kurang, Yuang? Ambo ambiak untuak gale, “Tidak kurang, Yuang? Saya ambil untuk dijual.’ ‘Tidak (bisa) dikurangi (harganya), (bu) yuang? Saya beli untuk dijual kembali.’

Pj: Indak dapek do mak. Iko ko jariang baru tibo dari Pasisie. Iko baru baurak bana dari karuang, alun bacariaan, tuo-tuo sadonyo Mak, elok bana digulai. “Tidak bisa Mak. Jengkol ini baru datang dari daerah Pesisir. Ini baru dibongkar dari karung, tua semuanya, bagus untuk gulai.” ‘Tidak bisa Ibu. Jengkol ini baru tiba dari (daerah) Pesisir. Ini baru dibongkar dari karung, tua semuanya, bagus (cocok) untuk (dibuat) gulai’.

Imron Hadi: Register Pedagang Buah:...

Transaksi (5) terjadi ketika Pj menawarkan jengkol dengan harga Rp6000,00 untuk 10 butir Sapuluah anam ribu Mak, jariang baru Mak, baru tibo, baru babukak, masih bagatah. Pb melakukan penawaran Indak kurang, Yuang? Pj menolak permintaan Pb Indak dapek do Mak. Kemudian, Pj menyadari jika hanya menjawab demikian konsumennya pergi ke pedagang lain, maka Pj mencoba menggunakan beberapa alasan untuk memperkuat alasan penolakannya Iko ko jariang baru tibo dari Pasisie, iko baru baurak bana dari karuang, alun bacariaan, tuotuo sadonyo Mak, elok bana digulai. Pada transaksi (5) terdapat beberapa register, seperti masih bagata, baru baurak, karuang, Alun bacaraian, tuo-tuo, dan digulai. Frasa masih bagata merupakan register yang menggambarkan buah jengkol yang dijual masih segar, sedangkan, karuang merupakan register yang menunjukkan bahwa jengkol ditampung dalam karung dan belum dipisahpisahkan antara yang satu dengan yang lain alun bacaraian menjelaskan bahwa butiran jengkol tersebut masih bersatu dengan butiran yang lain. Frasa tuo-tuo merupakan register bahwa jengkol yang dijual barada dalam kondisi untuk digulai. Merujuk pada uraian tersebut, register yang digunakan Pj berjenis intimate atau intim, yaitu register yang digunakan pada situasi antaranggota keluarga. Hal tersebut dapat dilihat pada penggunaan sapaan Mak sebagai tanda kedekatan yang dibangun Pj. Kata sapaan tersebut digunakan sebagai alat untuk memengaruhi yang diikuti oleh register berdasarkan fakta yang melekat pada buah jengkol yang dijual sehingga menimbulkan keyakinan Pb bahwa buah tersebut memang segar dan baru. Register pada transaksi jual-beli tersebut berfungsi untuk menyatakan kedekatan pribadi atau personal, yaitu fungsi bahasa yang berorientasi pada Pj yang berusaha membangun komunikasi secara personal untuk menyatakan kedekatan di antara keduanya Iko baru baurak bana dari karuang, alun bacariaan, tuo-tuo sadonyo Mak, elok bana digulai. Pj memperlakukan Pb sebagai orang yang memiliki hubungan akrab dengan ujaran elok bana digulai sebagai ungkapan keakraban di samping ungkapan Mak. Berikut disajikan beberapa register yang digunakan pedagang buah yang berkaitan

dengan buah salak. Ada beberapa jenis buah salak namun register yang dibahas pada bagian ini register yang terkait buah salak medan atau padang sidempuan yang banyak beredar dan disukai warga Kota Padang. (6) Pj: Sapuluah ibu, salak Medan, salak Padang Sidempuan manih rasonyo, baraia, duri buahnyo masih tagang, masih malakek di tapuaknyo. “Rp10.000,00, salak Medan, salak Padang Sidempuan manis rasanya, berair, duri buahnya masih tegang, masih melekat di tampuknya.” ‘Rp1000,00 (perkilo), salak Medan, salak Padang Sidempuan manis rasanya, berair, durinya masih (Tegak), masih melekat ditandannya)’. Pb: indak kurang lai ko? “Tidak kurang lagi?” ‘Bisa dikurang lagi (harganya)?’ Pj: Jan, iko sabana manih, buliah Uda rasoan manih salak ko... sa angin kurang dari gulo. Caliaklah rapuah kuliknyo!’ ‘Jangan, ini benar manis, boleh Uda rasakan manis salak ini... sedikit dibawah rasa gula. Lihatlah rapuah kulitnya!’ ‘Tidak bisa, ini benar-benar manis, Abang boleh mencoba manisnya salak ini, sedikit dibawa (rasa) gula. Lihatlah kulitnya rapuh sekali!’ Pada interaksi (6) Pj menawarkan buah salak medan yang berasal dari Padangsidempuan yang berharga sepuluh ribu perkilo Sapuluah ibu salak Medan, salak Padang Sidempuan manis rasanya. Salak tersebut memiliki cita rasa yang manis dan dagingnya berair manih rasonyo, baraia…. Kemudian, Pj mencoba menanamkan keyakinan bahwa salak yang dijualnya masih segar …duri buahnyo tagang, masih malakek di tapuaknyo. Pj meyakinkan Pb bahwa salak yang dia jual rasanya memang manis...sa..angin kurang dari gulo…. Tanda bahwa salak yang dia jual memiliki rasa yang manis dapat ditandai oleh kulitnya yang rapuh Caliaklah rapuah kuliknyo. Berdasarkan uraian tersebut, register yang digunakan oleh Pj buah salak padang sidempuan 33

Metalingua, Vol. 15 No. 1, Juni 2017:25–40

manih rasonyo, baraia, duri buahnyo tagang, masih malakek di tapuaknyo, dan rapuah kuliknyo. Masyarakat Padang dan Sumatra Barat pada umumnya sudah mengenal bahwa salak yang berasal dari daerah Padang Sidempuan, memiliki citarasa yang manis manih rasonyo, daging buahnya barai, yang ditandai oleh kondisi buahnya duri buahnyo tagang, masih malakek di tapuaknyo, serta kulitnya buah yang rapuh ketika dikupas atau dibuka rapuah kuliknyo. Register yang digunakan pada transaksi jual beli ini berjenis consultative atau usaha, yaitu register yang digunakan dalam transaksi perniagaan. Hal itu dapat dilihat dari seruan yang disampaikan Pj Sapuluah ibu, salak Medan, salak Padang Sidempuan… yang diikuti oleh beberapa register. Seruan tersebut sebagai usaha menarik minat pembeli untuk melihat dan membeli buah yang ditawarkan. Fungsi register yang digunakan sebagai alat untuk memberi suatu berita atau informasi supaya dapat diketahui orang lain. Pj menyadari (wawancara) bahwa sudah menjadi pengetahuan umum jika salah satu ciri buah salak baru atau segar selain bentuk duri dan melekat pada tampuknya adalah kulit pada ujung buahnya yang rapuh jika ditekan. Selain itu, kulit pada ujung buah biasa menjadi tolok ukur rasa buah manis atau asam. Buah salak yang manis, selain kulit pada bagian ujung yang rapuh juga bentuknya yang lancip. Buah salak yang ujung kulitnya lancip sebagaian besar memiliki rasa yang manis. Berikut transaksi jual-beli yang menggunakan register tentang buah durian antara Pj dan Pb pada sebuah lapak di pinggir jalan di Kota Padang. (7) Pb: Maha bana ma Yuang..... lai masak ko? “Mahal sekali Yuang..... benar masak ini?” ‘Mahal sekali (bu)yuang… benar (sudah) masak buah ini?’

34

Pj: Dijamin masak Mak..... iko langsuang jatuah dari batang..... Nampak dek Amak.... masih ado daun nan malakek di durinyo, tampuaknyo masih tagang, rononyo lindok, baunnyo indak manyangek, guncangan buahnyo, lambok kok ditokok. Iduhlah dek amak kok indak picayo.



“Dijamin masak Mak.... Durian ini langsung jatuh dari batangnya... nampak sama amak..... masih ada daun yang menempel pada durinya, tampuknya tegang, warnanya kusam, baunya tidak menyengat, guncangkan buahnya, (berbunyi) lembab jika dipukul, ciumlah sama Amak jika tidak percaya.” ‘Dijamin masak Ibu. Durian ini langsung jatuh dari batangnya (Tidak dipetik) … lihatlah oleh Ibu… masih ada daun yang menempel di duri (kulit)nya. Tampuknya masih tegang (segar), warnanya kusam, baunya tidak menyengat, bial diguncang ada bunyi (benturan), dan jika di pukul terdengar lembab, cium sama Ibu jika tidak yakin’. Pada ungkapan (7), Pj buah durian menjawab pertanyaan dari Pb lai masak ko? dan dijawab Dijamin masak Mak. Kemudian, Pj memberikan penjelasan tambahan tentang kondisi buah durian yang dia jual iko langsuang jatuah dari batang..... Nampak dek Amak.... masih ado daun nan malakek di durinyo, tampuaknyo masih tagang, rononyo lindok, baunnyo indak manyangek. Iduhlah dek amak kok indak picayo. Berdasarkan penjelasan tersebut, Pj menggunakan beberapa register terhadap buah durian yang dia jual, seperti jatuah dari batang, daun nan malakek di durinyo, daun nan malakek di durinyo, rononyo lindok, baunnyo indak manyangek, guncangan buahnyo, lambok kok ditokok, dan Iduhlah. Register itu digunakan Pj untuk menyakinkan Pb bahwa buah durian yang dia jual dalam kondisi segar. Register jatuah dari batang menjelaskan bahwa buah durian berada pada ketinggian dan melekat di dahan dan ranting pada sebatang pohon. Buah durian yang masak (ranum) akan jatuh dan ketika menyentuh tanah daun yang ditimpanya akan melekat pada kulit (duri)nya, daun nan malakek di durinyo. Buah durian yang masak dan baru jatuh beserta tampuk yang masih melekat atau menempel serta warna kulit dan tampuknya masih kusam, rononyo lindok. Buah durian yang ranum akan jatuh dari pohon biasanya dalam kondisi masak sempurna yang ditandai oleh baunya yang tidak begitu

Imron Hadi: Register Pedagang Buah:...

menyengat, baunnyo indak manyangek. Buah durian yang masak sempurna mempunyai ruang antara daging dan kulitnya sehingga jika digoncang terdengar bunyi benturan, guncangan buahnyo, dan jika dipukul kulitnya tidak menghasilkan bunyi berdenting atau bunyinya lembab, lambok kok ditokok. Register yang digunakan pedagang buah, yaitu berjenis intimate atau intim yang dibangun untuk menciptakan situasi yang memiliki ikatan kekeluarga. Hal tersebut dapat dilihat pada penggunaan kata sapaan oleh Pj, seperti Dijamin masak Mak , Nampak dek Amak, Iduhlah dek Amak kok indak picayo maupun Pb Maha bana ma Yuang. Sapaan tersebut menunjukkan kedekatan ikatan keluarga antara anak dan ibu Mak atau Amak dan sapaan ibu kepada anak yuang atau buyuang. Register yang digunakan oleh pedagang durian tersebut memiliki fungsi kepribadian atau personal, yaitu fungsi register yang berorientasi pada Pj. Register yang digunakan untuk menyatukan hal- hal yang bersifat pribadi Dijamin masak Mak, Iduhlah dek amak kok indak picayo. Ungkapan tersebut yang menyatukan halhal yang bersifat personal, seperti Dijamin…., iduhlah dek amak…. merupakan komponen yang mendukung fungsi dari register yang digunakan. Register juga digunakan dalam transaksi jual-beli buah langsat atau duku oleh pedagang buah. Berikut register yang digunakan pedagang buah langsat. (8) Pb: Lai sabananyo lancek Palembang ko Da? “Apa benar ini duku Palembang Da?” ‘Bang, apa benar duku ini, duku Palembang,?’ Pj: Iyolah...baru bakaluaran dari kotak, iko lansek Palembang, caliak kuliknyo tipis, kuniang ambar saroman jo kulik adiak, dan agak lunak bilo ditakan buahnyo jugo indak bagata kuliknyo bilo dibuka. Ciek lai inceknyo ketekketek. “Iyalah…baru dikeluarkan dari kotak, ini duku Palembang, lihat kulitnya tipis, kuning keputihan sama dengan kulit adik, dan agak lunak bila ditekan buah juga tidak bergetah kulit ketika dibuka. Satu lagi bijinya kecil-kecil.”



‘Iyalah…baru dikeluarkan dari kotak, ini duku Palembang, lihatlah kulitnya tipis dan bewarna kuning keputihan sama seperti kulit adik, dan agak lunak jika ditekan (pada bagian badan) buahnya juga tidak bergetah ketika dikupas. Satu lagi bijinya kecil-kecil’.

Pada transaksi (8), Pb bertanya kepada Pj keaslian duku/langsat yang dia jual Lai sabananyo lancek Palembang ko Da? Kemudian, Pj menjawab dan menjelaskan ciri khas langsat Palembang Iyolah...baru bakaluaran dari kotak, iko lansek Palembang, caliak kuliknyo tipis, kuniang ambar saroman jo kulik adiak, dan agak lunak bilo ditakan buahnyo jugo indak bagata kuliknyo bilo dibuka. Ciek lai inceknyo ketek-ketek. Jawaban yang dikemukakan Pj mengandung beberapa register yang mencirikhaskan buah langsat atau duku Palembang. Register tersebut meliputi kuliknyo tipis, kuniang ambar, kulik adiak, lunak bilo ditakan buahnyo, indak bagata kuliknyo, dan inceknyo ketek-ketek. Register tersebut digunakan untuk meyakinkan Pb bahwa buah yang dia jual adalah langsat Palembang yang memiliki karakteristik tertentu, seperti kulitnya yang tipis dan berwarna kuning keputihan jika sudah ranum (masak) dan badan buahnya agak lunak jika ditekan. Selain agak lunak, langsat yang sudah ranum juga tidak bergetah ketika dibuka atau dipencet serta memiliki biji kecilkecil. Register yang digunakan pada transaksi jual-beli langsat tersebut berjenis intimate atau intim, yaitu register yang digunakan untuk membangun ikatan anggota keluarga melalui sapaan Da atau Uda serta adiak. Penggunaan sapaan tersebut untuk mempertegas kedekatan dengan menyamakan sifat Pb dengan ciri buah langsat yang sudah ranum saroman jo kulik adiak. Register yang digunakan pada transaksi jualbeli tersebut dapat diidentifikasi sebagai fungsi kepribadian atau personal yang berorientasi pada Pj yang menyatakan dan menyatukan hal- hal yang bersifat pribadi dari Pb. Hal yang bersifat personal tersebut, seperti pada ungkapan yang mengandung register kuniang ambar saroman jo kulik adiak. Ungkapan tersebut berorientasi berkaitan dengan hal pribadi. 35

Metalingua, Vol. 15 No. 1, Juni 2017:25–40

Pada transaksi berikut terdapat beberapa register yang digunakan pedagang buah yang terkait dengan buah jeruk. Ada beberapa jenis jeruk yang dijua,l seperti jeruk lokal dan jeruk impor. Namun, yang dibahas berikut adalah tansaksi buah jeruk lokal. (9) Pj: Limau Pasaman, sapuluah…sapuluah, limau Pasaman tipih kuliknyo, manis rasanyo, ikuenyo lunak kok ditakan tandonyo, mangkilek kuliknyo…. “Jeruk Pasaman, sepuluh….sepuluh, jeruk Pasaman tipis kulitnya, manis rasanya, ekornya lunak bila ditekan tandanya, mengkilat kulitnya…” ‘Jeruk Pasaman, sepuluh ribu perkilo. Jeruk Pasaman tipis kulitnya, manis rasanya tandanya bila ditekan bawahnya terasa lunak, kulitnya mengkilat…’. Pada ujaran (9), Pj menjajakan atau menawarkan buah jeruk buah jeruk itu berasal dari Pasaman yang merupakan sentra penghasil buah jeruk yang terkenal di Sumatera Barat. Jeruk pasaman memiliki cita rasan yang manis, manih rasonyo. Jeruk yang bercita rasa manis ditandai dengan ciri fisik lunak atau lembut jika ditekan bagian bawahnya, ikuenyo lunak kok ditakan tandonyo. Di samping itu, jeruk tersebut juga memiliki kulit yang lebih tipis, limau Pasaman tipih kuliknyo, serta warna kulit yang cerah dan mengkilat, mangkilek kuliknyo. Register, seperti manih rasonyo, ikuenyo lunak kok ditakan tandonyo, tipih kuliknyo, dan mangkilek kuliknyo untuk menggambarkan kondisi buah jeruk yang dijual oleh Pj. Penggunaan register tersebut menjeaskan ciri umum jeruk yang manis (wawancara), yaitu bagian bawah buah jeruk terasa lunak jika ditekan. Apabila tidak lunak buah itu dapat dikategorikan asam. Tipis dan mengkilat kulitnya adalah register umum bahwa jika buah jeruk berkulit tebal dan bewarna kusam, rasanya akan cenderung asam. Register yang digunakan pada transaksi pada ujaran (9) berjenis consultative atau usaha, yaitu register yang digunakan dalam transaksi perniagaan dan berfungsi sebagai alat untuk memberi suatu berita atau informasi supaya dapat diketahui orang lain. Hal itu dapat diketahui dengan keterkaitan register yang 36

digunakan dengan jeruk yang ditawarkan Limau Pasaman,… dengan register tipih kuliknyo, manis rasanyo, ikuenyo lunak kok ditakan tandonyo, mangkilek kuliknyo…. Register perniagaan yang digunakan pedagang buah jeruk tersebut berfungsi informatif, yaitu sebagai alat untuk memberi suatu berita atau informasi supaya dapat diketahui orang lain. Hal ini dapat ditemukan pada ujaran berikut Limau Pasaman, sapuluah…sapuluah,… sebagai ungkapan yang mengandung informasi kepada Pb. Register juga digunakan oleh pedagang buah ketika menjajakan buah rambutan yang dia jual. Berikut register yang digunakan. (10) Pj: Rambutan manih Lubuk Minturun, baru bambiak masih batangkai, ambutan kariang, basamuik, ado nan sirah ado lo nan kuniang… kaduonyo samo manih dan kariang. “Rambutan manis Lubuk Minturun, baru diambil masih bertangkai, rambutan kering, bersemut, ada yang merah dan pula yang kuning. Keduanya sama manis dan kering.” ‘Rambuatn manis Lubuk Minturun, baru diambil masih bertangkai, rambutan kering, (masih ada) semut, ada yang merah dan ada pula yang kuning. Keduanya sama manis dan kering’. Pada ujaran (10), Pj menawarkan buah rambutan yang manis, Rambutan manih, yang berasal dari Kota Padang, Lubuk Minturun. Buah rambutan tersebut baru diambil atau dipetik karena tangkainya yang masih ada, baru bambiak masih batangkai, serta kering jika dikupas, rambutan kariang. Ada dua jenis rambutan yang ditawarkan, yaitu yang bewarna merah dan bewarna kuning, ado nan sirah ado lo nan kuniang. Kedua jenis rambuat itu memiliki cita rasa yang sama, kaduonyo samo manih dan kariang. Merujuk pada penjelasan tersebut, terdapat sejumlah register yang digunakan oleh Pj, seperti manih, masih batangkai, kariang, sirah dan kuniang. Register tersebut digunakan untuk menjeaskan bahwa buah yang dijual memiliki rasa yang manis dan tidak asam untuk menyakinkan Pb, register yang digunakan

Imron Hadi: Register Pedagang Buah:...

sebagai penguat informasi manis, yaitu Lubuk Minturun. Daerah tersebut merupakan daerah penghasil buah rambutan di Kota Padang yang terkenal cita rasanya yang manis. Register berikutnya adalah masih bertangkai sebagai tanda bahwa buah tersebut masih segar dan baru. Terdapat dua jenis buah rambutan yang manis, yaitu manis dan kering dan manis dan basah. Buah rambutan manis dan kering sangat disukai oleh Pb karena rasanya manis dan biji dapat dibuang tetapi rambutan basah kebanyakan memiliki rasa asam dan jika dimakan dagingnya melekat pada biji. Berdasarkan uraian tersebut, register yang digunakan Pj berjenis consultative atau usaha, yaitu register yang digunakan dalam transaksi perniagaan. Register tersebut digunakan dalam ungkapan kaduonyo samo manih dan kariang. Register tersebut digunakan sebagai penawaran yang memiliki pilihan buah yang sama cita rasanya. Register yang digunakan pada ujaran di atas berfungsi fungsi informatif, yaitu sebagai alat untuk memberi suatu berita atau informasi supaya dapat diketahui calon Pb terhadap kondisi buah rambutan yang dijual Rambutan manih Lubuk Minturun baru bambiak masih batangkai, rambutan kariang, basamuik, ado nan sirah ado lo nan kuniang. Ungkapan yang mengandung register berisi informasi berkaitan dengan buah rambutan yang ditawarkan. Berikut ada beberapa register yang digunakan oleh pedagang buah terkait buah pisang. Adapun buah pisang yang dibahas dalam transaksi jual-beli berikut ini adalah buah pisang lokal. (11) Pj: Pilihlah Ni! Ado babagai pisang. Ado pisang Darek (Buai), Tanduak, Batu, RajoSarai, Ameh. Pisang Darek rasonyo manih, iko pas bana untuk cuci muluik. Nan iko pisang Tanduak rasonyo agak asam saketek, rancak untuak dibuaek ripik, nah nan iko pisang Batu lamak bana untuak digoreng adu jo kopi manih indak tantu mintuo lalu. Kok nan iko pisang Rajo Sarai, makanan untuk para rajo, kok awak agak mencret racak iko ubeknyo. Nan tagantuang jo tandannyo tu pisang Ameh. Kulitnyo

kuning cando ameh tandonyo lah masak, kuliknyo untuk maaluihan kulik muko, lamak dimakan sambil maota. “Pililah Kak! Ada macam-macam pisang. Ada pisang Darek (Buai), Tanduak, Batu, Rajo Sarai, Ameh. Pisang Darek rasanya manis, ini cocok sekali untuk cuci mulut. Yang ini pisang Tanduk rasanya agak sedikit asam, nah yang ini pisang Batu enak sekali untuk digoreng adu dengan kopi manis tidak tahu mertua lewat. Kalau yang ini pisang Rajo Sarai, makanan untuk para raj, kok awak agak mencret bagus ini obatnya. Yang tergantung dengan tandannya itu pisang Ameh. Kulitnya kuning seperti emas tandanya sudah masak, kulitnya digunakan untuk menghaluskan kulit muka, enak dimakan sambil mengobrol.” ‘Pililah Kak! Ada macam-macam pisang. Ada pisang Darek (Buai), Tanduak, Batu, Rajo Sarai, dan Ameh. Pisang Darek rasanya manis, ini cocok sekali untuk cuci mulut. Yang ini pisang Tanduk rasanya agak sedikit asam, nah yang ini pisang Batu enak sekali untuk digoreng adu dengan kopi manis tidak tahu mertua lewat. Kalau yang ini pisang Rajo Sarai, makanan untuk para raj, kok awak agak mencret bagus ini obatnya. Yang tergantung dengan tandannya itu pisang Ameh. Kulitnyo kuning seperti emas tandanya sudah masak, kulitnya digunakan untuk menghaluskan kulit muka, enak dimakan sambil mengobrol’. Ujaran (11), Pj menawarkan aneka pisang yang dijualnya. PJ menjual aneka pisang Ado babagai pisang di atas mobil pick up yang ditata sedemikian rupa. Aneka pisang tersebut Darek (Buai), Tanduak, Batu, Rajo Sarai, Ameh. Setiap pisang memiliki kelebihan seperti, pisang darek (buai) yang biasanya dikonsumsi setelah makan nasi Pisang Darek rasonyo manih, iko pas bana untuk cuci muluik kemudian, pisang tanduak dapat dijadikan makanan olahan seperti keripik Nan iko pisang Tanduak …rancak untuak dibuaek ripik. Berikutnya, pisang batu dapat dijadikan makanan cemilan saat bersantai pisang 37

Metalingua, Vol. 15 No. 1, Juni 2017:25–40

Batu lamak bana untuak digoreng adu jo kopi manih. Ada jenis pisang, yaitu rajo sarai yang dapat dijadikan obat bagi yang sedang menderita mencret kok awak agak mencret racak iko ubeknyo, terakhir adalah pisang ameh. Pisang ini dapat pula dijadikan obat untuk menghaluskan kulit wajah kuliknyo untuk maaluihan kulik muko. Register yang digunakan pedagang buah pisang berjenis consultative atau usaha, yaitu register yang digunakan dalam transaksi perniagaan. Ungkapan yang mengandung register tersebut yang berjenis usaha Pilihlah Ni! untuk menarik minat Pb terhadap buah yang ditawarkan. Register yang digunakan oleh pedagang buah pisang berfungsi informatif, yaitu pemakaian register sebagai alat untuk memberi suatu berita atau informasi supaya dapat diketahui orang lain Ado pisang Darek (Buai), Tanduak, Batu, Rajo Sarai, Ameh. Ungkapan tersebut memberi informasi jenis buah pisang yang ditawarkan serta kegunaannya Pisang Darek …. pas bana untuk cuci muluik. Nan iko pisang Tanduak … rancak untuak dibuaek ripik, nah nan iko pisang Batu … untuak digoreng adu jo kopi manih indak tantu mintuo lalu. Kok nan iko pisang Rajo Sarai…kok awak agak mencret racak iko ubeknyo. Berdasarkan hasil pembahasan, register yang digunakan oleh pedagang buah sebagai ungkapan yang bertujuan untuk memengaruhi pembeli. Hal itu merupakan salah satu usaha untuk membangkitkan minat Pb agar melihat dan menawar buah yang dijual. Ungkapan yang mengandung register dapat muncul pada dua tahap, yaitu menjajakan dan transaksi. Pada tahap menjajakan Pj menawarkan buah yang dijual dengan menyapa, menegur, menyanyi, bahwa berteriak, seperti Pilihlah Ni, sapuluah, Caliaklah, mampialah, baru tibo, masih segar. Tahap transaksi, yaitu tahap Pj melayani Pb menawarkan dan menjelaskan karakteristik buah yang dijual dengan ungkapan-ungkapan khusus yang mengandung register. Ungkapan tersebut berisi penjelasan yang menggambarkan kondisi buah yang ditawarkan baru bambiak masih batangkai, rambutan kariang, basamuik, ado nan sirah ado lo nan kuniang…, limau Pasaman tipih kuliknyo, manis rasanyo, ikuenyo lunak kok ditakan tandonyo, mangkilek kuliknyo…, 38

Iko ko jariang baru tibo dari Pasisie. Iko baru baurak bana dari karuang, alun bacariaan, tuo-tuo sadonyo Mak, elok bana digulai., iko langsuang jatuah dari batang..... Nampak dek Amak.... masih ado daun nan malakek di durinyo, tampuaknyo masih tagang, rononyo lindok, baunnyo indak manyangek, guncangan buahnyo, lambok kok ditokok. Ungkapan tersebut mengandung register yang digunakan pedagang buah yang mengacu pada pemakaian kosakata khusus yang berkaitan dengan kelompok buah yang berbeda. Mengacu pada pembahasan tersebut dapat diketahui bahwa jenis register yang digunakan oleh pedagang buah terdiri atas intimate, consultative, dan deliberative. Jenis intimate banyak digunakan oleh pedagang untuk mendekatkan diri secara personal dengan pembeli. Jenis register ini banyak digunakan melalui ungkapan yang mengandung sapaan antara penjual dan pembeli. Ungkapan tersebut seperti sapaan Mak, Uda, Uni, Yung/Buyun. Jenis consultative juga banyak digunakan oleh pedagang buah. Hal tersebut disebabkan register yang digunakan dalam transaksi perniagaan, seperti menawarkan barang. Ungkapan menawarkan buah untuk memengaruhi pembeli dengan mengungkapkan register yang berkaitan dengan buah yang ditawarkan, seperti register untuk buah rambutan baru bambiak masih batangkai, rambutan kariang, basamuik. Jenis deliberative yang digunakan pedagang buah dengan tujuan untuk memperluas pembicaraan yang disengaja, seperti perniagaan. Register ini digunakan pedagang untuk menarik perhatian pembeli dengan menggunakan ungkapan yang mengandung register, seperti caliaklah Ni, iduahlah Mak. Ungkapan tersebut digunakan dengan melibatkan dan menyakinkan pembeli untuk menentukan dan mengambil keputusan. Jenis register yang digunakan pedagang buah sebagai besar memiliki fungsi informatif, personal, interaktif, dan instrumental. Register yang memiliki fungsi informatif, yaitu berfungsi sebagai alat untuk memberi suatu berita atau informasi supaya dapat diketahui orang lain. Hal ini dapat dilihat pada ungkapan yang digunakan penjual berikut Indak ado cacek..... cando talua .... tapanca dari ikua... rono kulit sirah bagarih-

Imron Hadi: Register Pedagang Buah:...

garih, daging buah lunak, manih pulo lai. Di samping itu, ditemukan juga register yang memiliki fungsi yang berorientasi pada penutur. Bahasa digunakan untuk menyatukan hal- hal yang bersifat pribadi. Register yang digunakan pada fungsi ini, yaitu dengan mengasosiasikan (secara positif) kondisi buah yang dijual dengan sifat melekat pada diri penjual atau pembeli kuniang ambar saroman jo kulik adiak. Pedagang buah juga menggunakan register yang berfungsi interaktif, yaitu register yang berorientasi pada kontak antara pihak yang sedang berkomunikasi untuk menjalin dan memelihara hubungan serta memperlihatkan perasaan bersahabat. Fungsi tersebut dapat dilihat pada contoh ungkapan bungkuihnyo istimewa, batarawang pulo lai, jo rono pink atau solidaritas sosial interaktif dalam membangun komunikasi Caliek dek Uni. Selain berbagai fungsi tersebut, pedagang buah juga menggunakan register yang memiliki fungsi instrumental. Fungsi ini berorientasi pembeli. Bahasa yang digunakan penjual untuk mengatur tingkah laku pembeli sehingga dia mau menuruti atau mengikuti apa yang diharapkan penjual. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan ungkapan-ungkapan yang menyatakan permintaan, himbauan, atau rayuan yang melibat pembeli dalam suatu tindakan. Hal tersebut dapat dilihat pada ungkapan berikut Apel ko jarang bana kalua,… Caliaklah masih mangkilek kuliknyo atau iduhlah di Uni kok indak picayo. Ungkapan tersebut penjual ingin mengajak dan melibat pembeli dengan tindakan yang diminta penjual.

4. Penutup 4.1 Simpulan Setakat pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pedagang buah menggunakan register dalam transaksi jual beli sebagai salah satu bentuk variasi bahasa akibat dari proses atau hasil dari pemakaian kata, frasa, atau klausa khusus yang berkaitan ragam buah yang dijual. Dalam transaksi jual beli tersebut terdapat beberapa jenis register yang digunakan, yaitu consultative atau usaha, intimate atau intim, dan deliberative atau formal. Kemudian, register yang digunakan dalam transaksi jual beli oleh pedagang buah berfungsi informatif, personal atau kedekatan individu, interaktif, dan instrumental. Hal tersebut erat kaitannya dengan tujuan penjual, yaitu memengaruhi melalui penawaran dengan menggunakan register tertentu untuk menumbuhkan keyakinan pembeli sehingga terjadi transaksi jual-beli. 4.2 Saran Berdasarkan simpulan, penelitian pemakaian bahasa pedagang buah hanya membahas register yang mereka gunakan. Karena penelitian ini hanya meneliti pemakaian regsiter secara umum, penulis menyarankan kepada peneliti berikut untuk meneliti penggunaan register oleh oleh pedagang buah berdasarkan jenis kelamin, usia, atau tingkat pendidikan. Hal tersebut perlu dilakukan untuk melihat pemakaian atau penggunaan register oleh pedagang buah dari berbagai aspek.

Daftar Pustaka Aslinda dan Leni Syafyahya. 2007. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: Refika Aditama. Bachman, Lyle F. 1990. Fundamental Causideration in Language Testing. New York: Oxford University Press. Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal (Edisi Revisi). Jakarta: PT Rineka Cipta. Damayanti, Wening. 2005. “Register Komunitas Musik pada Beberapa Restauran dan Hotel Berbintang di Kodya Surakarta”. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dian. L. 2016. ”Penggunaan Variasi Register dalam Artikel di Media Massa Cetak.” Dalam http:linguistikid.co.id/2016/07/html. Linguistik. id Portal Ilmu Bahasa. Edisi Juli 2016. (unduh, 4 Januari 2017). 39

Metalingua, Vol. 15 No. 1, Juni 2017:25–40

Hadi, Imron. 2009. ‘Sugesti Persuasif dalam Tindak Tutur Pedagang Kaki Lima dai Pasar Raya Padang.“ Dalam Salingka. Volume 6, Nomor 1, Juni 2009. Hlm: 1—7. Hadisaputra, Widada. 2011. “Bahasa Indonesia Etnis Cina di Lingkungan Masyarakat Jawa”. Kandai. Volume 7, Nomor 1, Juli 2011. Hlm: 47—57. Halliday, M.A.K. 1994. On language and Linguistic. New York: Continuum. Herianah. 2013. “Sikap Masyarakat Tutur Etnik Cina terhadap Penggunaan Bahasa Makasar di Sulawesi Selatan Berdasarkan Jenis Kelamin”. Dalam Kandai. Volume 7, Nomor 1, 2013. Hal: 247—261. Hudson, R.A. 1996. Sociolinguistics (3rd edition). Great Britain: Cambridge University Press. Lestari, Prembayun Miji. 2011. “Register Pengamen: Studi Pemakaian Bahasa Kelompok Profesi di Surakarta”. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Mahsun. 2007. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Nababan, P. W. J. 1991. Sosiolinguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Nasucha, Yakub, et al. 2013. Bahasa Indonesia Untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta: Media Perkasa. Parera, J.D. 1993. Leksikon Istilah Pembelajaran Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Pateda, Mansoer. 1987. Sosiolinguistik. Bandung: Angkasa. Spolsky, Bernard. 1998. Sosiolinguistics. Oxford: Oxford University Press. Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Suwito. 1996. Sosiolinguistik. Surakarta: Universitas Negeri Sebelas Maret Press. Usdiyanto. 2003. “Register Militer: Kajian Sosiopragmatik (Studi Kasus di Sekolah Menengah Umum Taruna Nusantara Magelang).” (Tesis). Surakarta: Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta. Wibowo, Agung Prasetyo Ari. 2011. “Pemakaian Register Transaksi pada Forum Jual-beli Komputer www.kaskus.us.” (Tesis). Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

40