RELASI ANTARA SCIENCE DENGAN AGAMA Baharuddin
Abstrak Relasi antara science dengan agama dewasa ini harus disesuaikan serta disejajarkan karena kehidupan sosial menjadikan dirinya memiliki kemampuan mengaplikasikan apa harus dilakukan dalam setiap aspek kehidupan. Sains dan agama ditafsirkan sebagai dua bahasa yang tidak saling berkaitan karena fungsi masing-masing berbeda. Bahasa agam adalah seperangkat pedoman yang menawarkan jalan hidup yang berprinsip pada moral tertentu, sedang-kan sains dianggap sebagai serangkaian konsep untuk memprediksi dan mengontrol alam.Agama dan Sains tidak selamanya berada dalam pertentangan dan ketidaksesuaian. Banyak kalangan yang berusaha mencari hubungan antara keduanya. Sekelompok orang berpendapat agama tidak mengarahkan pada jalan yang dikehendakinya dan agama juga tidak memaksakan sains untuk tunduk pada kehendaknya. Kelompok lain berpandapat bahwa sains dan agama tidak akan pernah dapat ditemukan, keduanya adalah entitas yang berbeda dan berdiri sendiri, memiliki wilayah yang terpisah baik dari segi objek formal-material, metode penelitian, kriteria kebenaran, serta peran yang dimainkan.
Kata Kunci: Relasi, Science, agama. A. Pengertian Science Kata
sains
dipahami sebagai ilmu pengetahuan alam berasal
dari
kata science, scienta, scine yang artinya mengetahui.
Dalam
adalah logos, sendi,
kata atau
lain,
sains
ilmu.
Sains
dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk mencari kebanaran berdasarkan fakta atau fenomena alam (Sudjana,
2008:
3-4).
Sains
yang
dan pada tataran yang luas dipahami sebagai
Djojosoebagio,
semesta.
Sains
S
(1995)
4) mengemukakan beberapa sifat-sifat sains antara lain: 1. Kumulatif, artinya dinamis atau tidak statis karena selalu mencari tambahan ilmu mengingat kebenaran bersifat sementara.
pada
wilayah yang sempit atau spesifik dapat
ilmu
sebagaimana dikutip oleh Sudjana (2008:
obyektif, tersusun, dan teratur tentang alam
disiplin
pengetahuan.
dipahami dalam arti sebagai pengetahuan
tatanan
sagala macam
2. Ekonomis
untuk
penjelasan-
penjelasan dan kaidah-kaidah yang
﴾ 71 ﴿
kompleks,
formulasinya
susu-nannya
sederhana,
ekonomis
belum
siap
bergaul.
Hal
tersebut
sehingga
disebabkan oleh kemampuan yang
dipakai istilah pendek, simbol dan
kurang atau merasakan orang asing
formula.
dalam dunia barunya. Dalam hal ini
3. Dapat dipercaya atau diandalkan untuk
perlu hadirnya manusia yang siap
meramalkan sesuatu dan lebih baik
menjembatani para muallaf baru untuk
hasilnya
selalu
daripada
pekerjaan
berdasarkan perkiraan saja. 4. Mempunyai
daya
berhubungan
dengan
mengedepankan rasa sosial dan selalu
cipta
tentang
membangun
sesuatu
solidaritas
sesama
muslim.
5. Dapat diterapkan untuk menganalisis perilaku
atau
b. Pengangguran yang banyak; Dalam
kejadian-kejadian
dunia
alamiah. Ciri-ciri
sekarang
pengangguran
memang salah satu faktor atau hal sains
menurut
Melsen
yang
harus
dihilangkan
minimal
(1994) yang dikutip oleh Sudjana (2008:
ditekan keangka paling kecil, karena
4-5) dalam buku yang sama antara lain,
hal tersebut akan membuka peluang
secara metodis, harus mencapai suatu
yang
keseluruhan logika kolumer:
kejahatan dan melanggar aturan.
1. Harus tanpa pamrih,
besar
dalam
melakukan
c. Motivasi serta semangat hidup lemah;
2. Universalisme,
Dengan
lemahnya
motivasi
serta
3. Objektifitas,
semangat hidup maka akan membawa
4. Intersubjektifitas
masyarakat tersebut selalu berada
5. Progresif
pada garis kemiskinan atau segala hal
Dalam Baharuddin (2013:123-125)
yang kurang baik dilakukan karena
menyatakan bahwaf fenomena kehidupan
pandangan serta orientasi hidup hanya
sosial sering terjadinya sistem sosial tidak
mau
berjalan
mencari uang hanya terpikir cepat dan
dengan
baik,
hal
tersebut
dikarenakan beberapa faktor seperti: a. Hubungan
sesama
saja.
Dalam
hal
besarnya saja selalu dikedepankan Hal
tidak memikirkan apa efek serta resiko
tersebut diperlihatkan oleh mereka
yang akan diterima dalam melakukan
yang merasa orang baru sehingga
hal tersebut. Terkadang orang yang
mau
memiliki
bergaul
komunikasi
tertutup;
senangnya
serta
antar
melakukan
sesama
motivasi
kurang
dan
akan
semangat hidup lemah akan terlihat
terganggu dan ada rasa malu dan
hidupnya tidak ada arahan yang jelas
﴾ 72 ﴿
serta
selalu
mersakan
hidupnya
bekerja hanya memikirkan diri sendiri
nyaman dan tidak tertantang dengan
tanpa berpikir bekerja untuk kebaikan
orientasi kedepan (masa depan) lebih
orang banyak. Sifat individual seperti
baik lagi.
ini akan bedampak kurang baik dalam
d. Karena kurang mau bekerja keras;
proses
sistem
sosial
yang
ada,
Bekerja keras adalah salah satu hal
berangkat dari hal tersebut setiap
yang dapat menghantarkan seseorang
manusia harus memikirkan baik buruk
itu kedalam hidup yang lebih baik.
untuk dirinya sendiri juga orang lain.
Karena didalamnya dijanjikan banyak
Hal
hal yang keuntungannya luar biasa.
membuat
Orang yang bekerja keras biasanya
kebaikan
selalu memiliki sifat menghargai diri
keseluruhan dalam masyarakat secara
sendiri dan orang lain menjadi lebih
global
ini
dilakukan serta
dalam melihat
upaya arahan
masyarakat
secara
tinggi karena setiap hasil pekerjaan orang itu adalah tetesan keringat serta
B. Pengertian Agama
perjuangan hidup menuju lebih baik. Terlepas dari apakah hasil tersebut sesuai atau tidak dengan kemauan orang banyak karena dia sudah berusa dan
itu
merupakan
batasan
kemampuan yang dimiliki. e. Kurang
menghargai
kualitas
sudah tidak menghargai kualitas yang dimiliki apalagi orang lain hal tersebut akan sangat pengaruh pada sistem sosial akan tidak berjalan dengan baik. Sehingga orang demikian akan hidup serba keterbatasan karena tidak mau serta
berusaha
untuk
menutupi kekurangan yang ada. f. Selalu
beorientasi
pribadi
sekali
orang
berpikir
kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut juga dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebhaktian dan kewajibanyang
bertalian
dengan
kepercayaan tersebut. Sebagian orang apabila ditanya tentang agama maka jawabannya adalah pegangan hidup yang dianutnya yang memberikan kedamaian. Indonesia merupakan negara pluralitas dan salah satunya dalam hal agama. Terdapat
lebih
kepercayaan
dari yang
5
agama dianut
atau oleh
masyarakat indonesia antara lain, Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Konghucu,
diatas
kepentingan umum; Di saat sekarang banyak
Indonesia agama adalah Sistem atau
kewajiban dan
kemampuan diri; Kalau diri sendiri
berpacu
Menurut Kamus Besar bahasa
serta
kepercayaan
(Animisme dan Dinamisme).
dan
﴾ 73 ﴿
masyarakak
Dalam bahasa Arab, perkataan
lebih lanjut (Hassan, 2008 : 63-64).
"Islam" bermaksud "tunduk" atau "patuh".
Benturan agama dan sains telah dimulai
Jika seorang Muslim ditanya, "Apakah itu
sejak
Islam?", biasanya dia akan menjawab,
kekuasaan tertinggi adalah Gereja.
saat
itu.
Dimana
pemegang
"Agama yang tunduk kepada Allah, satu-
Ajaran Gereja sangatlah dominan,
satu Tuhan yang benar." Tidak hanya
dimana segala pengetahuan haruslah
bermakna demikian, Islam adalah agama
sejalan dengan Injil. Ilmu pengetahuan
yang diturunkan Allah yang memberikan
dikendalikan oleh gereja dan pendeta
kesela-matan serta sebagai rahmat bagi
atau biarawan. Apabila tidak sependapat
seluruh alam yang diturunkan melalui
maka dianggap sesat dan akan dibunuh.
Nabi Muhammad saw yang memiliki kitab
Hal
suci Al-qur’an sebagai pedoman hidup.
Renaissance
Islam muncul dunia yang fana ini untuk
memberikana
mendorong untuk
semangat melakukan
perlawanan dalam upaya pembebasan
serta
akal dari kekangan dan belenggu gereja
menjawab permasalahan-per-masalahan
dan menjadikan fakta empirik sebagai
hidup
sumber
dialami
oleh
solusi
ini
manusia.
Islam
pengatahuan
dan
tidak
lagi
bukanlah satu golongan, kepentingan
bertolak pada filsafat Yunani seutuhnya
kelompok tertentu ataupun kepentingan
yang
politik lainnya dan juga Islam bukanlah
dengan Injilnya. Hal ini menunjukkan
semata-mata untuk umat Islam itu sendiri.
kelangkaan ilmiah di Eropa pertengahan
Lebih dari itu, Islam diturunkan oleh Allah
abad ke-14 dan ke-15. Untuk mengatasi
dengan suatu visi dan misi, yaitu untuk
masalah
menyebarkan kebaikan dan keselamatan
sebuah pembaharuan atau pergeseran
serta rahmat bagi seluruh alam.
sistem sistem yang dominan tersebut.
menjadi
dasar
tersebut
filsafat
maka
Kristen
diperlu-kan
Dengan kata lain diperlukan sebuah C. Perkembangan Sains
revolusi dalam rangka pembebasan akal
Abad ke-15, pengetahuan ilmiah
dari dominasi Gereja. Revulusi ilmiah pertama dimulai
dikuasai oleh sedikit sistem utama yang bersifat statis dan dogmatis. Terutama fisika
Aristotelian,
sistem
astronomi
Ptolemic, Kedokteran Galen, dan Kimia Jabirian,
sehingga
ilmu
pengetahuan
menjadi sukar ditempuh dan berkembang
oleh Copernicus pada tahun 1543, tetapi aktifid ini tidak efektif hingga pertengahan abad ke17. Pada abad ke-12 Eropa menga-lami Renaissane dalam sains. Akhir abad tersebut, karya-karya bahasa arab diterjemahkan ke bahasa latin.
﴾ 74 ﴿
Selama empat abad (ke-12 sampai ke-
pembahasannya
16),
interpretasi baru terhadap dunia, manusia
ilmu
pengetahuan
Eropa
tidak
pemberian
membantu apa yang diterjemahkan dari
dan
karya yang berbahasa arab, dan pada
aufklarung pembahasannya lebih luas
abad ke-17 barulah revolusi ilmiah benar-
mencakup
benar dimulai (Hassan, 2008 : 64).
manusia (Sudjana, 2008 : 8).
Beberapa
tokoh
Renaissance
Tuhan.
adalah
Elly
1543)
(2011:51)
pandangan
Heliosen-
segala
M.
Setiadi
membuat
sosial di antaranya:
sebagai
a. Faktor
tata
surya.
Teori
ini
aspek
dan
trisnya, yaitu teori mengenai Matahari pusat
pada
abad
kehidupan
Menurut Sorjono Soekamto dalam
antara lain Nicolaus Copernicus (1473dengan
Sementara
ekonomi
Usman
Kolip
kriteria
masalah
terdapat
masalah
didukung oleh Johannes Kepler (1571-
kemiskinan,
1630) dan Galileo Galilei (1564-1643).
kemiskinan dibedakan menjadi dua,
Dan juga Fransis Bacon (1561-1626)
yaitu
dengan teknik berfikir induktifnya, yang
kemiskinan absolut.
berbeda
dengan
Aristoteles diajarkan
teknik
(logika pada
deduktif
silogisme) abad
struktural
yang
persoalan
hal
di
ini
dan
dalamnya
yang
harus
dipecahkan seperti masalah endemis
(Sudjana, 2008 : 6). Pemikiran
biologi
terdapat
pertengahan
dalam
kemiskinan
b. Faktor
yang
yang
atau penyakit menular sebagaimana Renaisance
terjadi dewasa ini, yaitu kasus flu
tersebut dianggap bertentangan dengan
burung, viris SARS, HIV, penyakit
gereja
kelamin yang menyerang di beberapa
yang
tokoh
memiliki
pandangan
Geosentris yaitu Bumi sebagai pusat tata
daerah.
surya. Otoritas gereja saat itu tidak dapat
c. Faktor biologis, seperti depresi, stres,
ditentang sehingga mereka mengalami
gangguan jiwa, gila, tekanan batin,
penyiksaan
kesejahteraan jiwa, dan sebagainya.
dibakar
hidup-hidup
oleh
Gereja karena kokoh memegang apa
d. Faktor sosial dan kebudayaan, seperti
yang diyakininya. Selanjutnya
perceraian, datanglah
masa
konflik
yang dirintis oleh Isaac Newton (1642-
sebagainya.
1727), sebagai perkembangan lebih jauh
ras,
menimbulkan
abad
walaupun
fokus
krisis
moneter,
dan
Dari masalah sosial yang ada
dari Ra-sionalisme dan Empirisme dari dimana
kriminal,
pelecehan seksual, kenakalan remaja,
pencerahan (aufkla-rung) pada abad XVII
sebelumnya
masalah
﴾ 75 ﴿
pada
konflik
kontek itu
sendiri
konflik, tidak
selamanya negatif. Berangkat dari hal
pengaruh timbal balik akibat hubungan
tersebut konflik yang ada harus dikelola
timbal
dan dimanajemen dengan baik, sehingga
individu
dan
konflik dapat berdampak positif. Konflik
berbagai
aspek
suku dan agama di Kota Pontianak
seperti ekonomi, politik, hukum, sosial
pernah terjadi di kota Khatulistiwa ini
budaya,
seperti: Melayu dengan Dayak dan Melayi
Berbagai aspek kehidupan ini mewarnai
dengan Madura.
bahkan
Pada dataran fakta sosial hal
balik
perbedaan,
kehidupan
Hankam
dan
menentukan
manusia
sebagainya.
perkembangan
Dari proses sosial yang ada di saja
interaksi sosial maka harus dibagun
gesekan-gesekan
yang
menimbulkan
dengan baik sehingga komunikasi bisa
konflik baik berskala kecil, menegah dan
efektif dan tidak menganggu masyarakat
besar. Dalam hal ini pemerintah sudah
lainnya. Dalam ranah sosial dan budaya
melakukan
maka
pemerintah daerah, baik lokal maupun
secara
segi
mengenai
sering
dilihat
dari
kelompok
dengan
Pontianak
dapat
tetapi
individu
dalam kehidupan bersama.
tersbut wajar dan pantas terjadi karena banyak
antara
jelas
Kota
kebijakan
sehingga
bagaimana proses sosial terjadi yang
tingkat
berdampak positif maupun negatif. Hal
memberikan
warna
tersebut harus diketahui dengan baik
mendorong
percepatan
karena
masyarakat. Bersama aparat keamanan
untuk
mempermudah
proses
sosial terjadi dan berjalan dengan baik. Menurut
Soedjono
dan
Dirjosisworo
propinsi sedikit
terjadi
tokoh
daerah
banyak telah
tersendiri
pembauran
masyarakat,
melakukan
pemerintah
berbagai
yang
(2009:35) menyebutkan bahwa proses
(Tamrin Amal Tamagola 2007:55).
dimaksud
adalah
cara-cara
pada
kegiatan
(1982:53) dalam C. Dewi Wulandari
sosial
berorientasi
dalam
harmonisasi
Dalam Tamrin Amal Tamagola
berhubungan yang dapat dilihat apabila
(2007:61-62)
orang perorang dan kelompok-kelompok
kebijakan
pemerintah
manusia saling bertemu dan menentukan
terjadinya
konflik
sistem bentuk-bentuk hubungan tersebut
kebijakan-kebijakan pemerintah sangat
atau
ada
tidak adil dan berpihak pada golongan
yang
tertentu. Akibatnya masyarakat merespon
menyebabkan goyahnya cara-cara hidup
kebijakn itu dengan dingin dan apatis
yang telah ada. Dengan demikian, proses
karena mereka juga tidak mampu berbuat
sosial
apa-apa, hanya menyimpannya sebagai
apa
yang
terjadi
apabila
perubahan-perubahan
dapat
dirumuskan
sebagai
﴾ 76 ﴿
menyatakan yang
seperti:
bahwa memicu Pertama,
sebuah
ganjalan
semakin
yang
menupuk.
pemerintah
semakin
Kedua,
hari
terjadi hanya karena dua pihak kurang
kebijakan
yang
berkomunikasi.
tidak
berkomunikasi karena dua pihak tidak
mempertimbangkan aspek kebudayaan
dapat
dan
perasaan,
tardisi
masyarakat
sehingga menimbul
setempat,
kebijakan-kebijakan masalah.
Ditambah
menyampaikan tindakan
sehingga
membuka jurang perbedaan informasi
lagi,
di antara mereka, dan hal semacam ini dapat
kebijakan itu tidak bisa diselesaikan
konflik.
dengan cepat karena penegakan tidak
mengakibatkan
terjadinya
c. Kepemimpinan yang Kurang Efektif:
berjalan sesuai yang diharapkan.
Secara politis kepemimpinan yang baik
Dalam Baharuddin (2013:83-85) bahwa
dan
pikiran,
itu
masalah-masalah yang ditimbulkan oleh
menyatakan
Kegagalan
untuk
adalah kepemimpinan yang kuat, adil,
dapat
dan
demokratis.
Namun
demikian,
menyelesaikan konflik yang terjadi di
untuk mendapatkan pemimpin yang
masyarakat, tentunya harus diketahui
ideal tidah mudah. Konflik karena
penyebab konflik yang terjadi. Dengan
kepemimpinan yang tidak efektif ini
mengetahui sebabnya, konflik diharapkan
banyak terjadi pada organisasi atau
segera bisa di-selesaikan. Secara umum
kehidupan
penyebab konflik bisa disederhanakan
komunitas.
sebagai berikut.
kurang
a. Konflik
Nilai:
Kebanyakan
dasar,
sesuatu
pedoman,
yang
menjadi
dalam
Kepemimpinan
efektif
anggota
konflik
ini
suatu yang
mengakibatkan
masyarakat
“mudah
bergerak”.
terjadi karena perbedaan nilai. Nilai merupakan
bersama
d. Ketidak
cocokan
Peran:
Konflik
tempat
setiap
semacam ini bisa terjadi kapan saja
menggan-tungkan
pikiran,
dan di mana saja. Ketidakcocokan
Yang
peran terjadi karena ada dua pihak
termasuk dalam kategori ini adalah
yang mempersepsikan secara sangat
konflik
berbeda
manusia perasaan,
dan
yang
tindakan.
bersumber
pada
perbedaan rasa percaya, keyakinan, bahkan
ideologi
atas
apa
yang
tentang
peran
mereka
masing-masing. e. Produktivitas
diperebutkan.
Rendah
:
Konflik
seringkali terjadi karena out put dan
b. Kurangnya Komunikasi: Kita tidak bisa menganggap
sepele
antarmanusia
karena
komunikasi konflik
bisa
﴾ 77 ﴿
out come dari dua belah pihak atau lebih yang saling berhubungan kurang atau tidak mendapatkan keuntungan
dari
hubungan
tersebut.
Oleh
dimulai untuk mencoba berbagai alternatif
karenanya muncul prasangka di antara
teoretis untuk menyelesaikan konflik yang
mereka.
tejadi.
Kesenjangan
antara
ekonomi
kelompok
di
masyarakat,
termasuk dalam konflik ini.
karena
ada
keseimbangan
perubahan
dalam
suatu
ini bertujuan untuk mencegah timbulnya kekerasan dalam konflik, (2) penyelesaian konflik;
bertujuan
kekerasan
faktor alam, maupun faktor sosial.
perdamaian,
g. Konflik atau Masalah yang Belum Banyak
untuk
menyelesaikan konflik dikenal beberapa
masyarakat. Penyebabnya bisa karena
Terpecahkan:
umum,
istilah, yakni (1) pencegahan konflik; pola
f. Perubahan Keseimbangan: Konflik ini terjadi
Secara
pula
konflik
untuk
mengakhiri
melalui (3)
persetujuan
pengelolaan
konflik;
bertujuan membatasi atau menghindari kekerasan
melalui
atau
mendorong
yang terjadi dalam masyarakat karena
perubahan pihak-pihak yang terlibat agar
masalah terdahulu tidak terselesaikan.
berperilaku positif; (4) resolusi konflik;
Tidak ada proses saling memaafkan
bertujuan
dan saling mengampuni sehingga hal
konflik,
tersebut seperti api dalam sekam,
hubungan
yang sewaktu-waktu bisa berkobar.
bertahan
Tujuh penyebab konflik di atas adalah
kelompok
penyebab yang sifatnya umum, dan
transformasi
sebenarnya masih bisa diperinci lebih
sumber-sumber konflik sosial dan politik
detail
jika
yang lebih luas, dengan mengalihkan
mencermati konflik-konflik yang terjadi
kekuatan negatif dari sumber perbedaan
khususnya
kepada kekuatan positif.
lagi.
Namun
demikian,
masyarakat
Indonesia
menangani dan
sebab-sebab
berusaha
baru lama
yang di
membangun relatif
antara
yang
kelompok-
bermusuhan,
konflik;
yakni
dapat
(5)
mengatasi
akhir-akhir ini, bisa merunut, paling tidak ada salah satu penyebab seperti
D. Hubungan Sains dan Agama
di atas. Dengan mengetahui penyebab terjadinya konflik bisa berharap bahwa konflik
akan
bisa
dikelola,
dan
diselesaikan dengan baik.
bahwa
beberapa
berada
Model
Penyelesaian Konflik setelah mengetahui
dalam
pertentangan
dan
ketidaksesuaian. Banyak kalangan yang berusaha
Dalam Baharuddin (2013:85-88) menyatakan
Agama dan Sains tidak selamanya
keduanya.
mencari
hubungan
Sekelompok
antara orang
berpendapat agama tidak mengarahkan pada jalan yang dikehendakinya dan
penyebab terjadinya konflik, kini bisa
﴾ 78 ﴿
agama juga tidak memaksakan sains
mengakui
untuk
masing-masing.
tunduk
pada
kehendaknya.
keabsahan Agama
Kelompok lain berpandapat bahwa sains
adalah
dan agama tidak akan pernah dapat
bertentangan,
ditemukan, keduanya adalah entitas yang
kebenaran lawannya.
berbeda dan berdiri sendiri, memiliki
dua
eksistensi dan
ekstrem saling
Barbour
yang
sains saling
menegasikan
menanggapi
hal
ini
wilayah yang terpisah baik dari segi objek
dengan argumen bahwa mereka keliru
formal-material,
penelitian,
apabila
kriteria kebenaran, serta peran yang
tentang
dimainkan.
sains
metode
Pandangan
beberapa
melanggengkan keharusan dan
dilema
memilih
agama.
antara
Kepercayaan
pakar
agama menawarkan kerangka makna
terhadap hubungan antara sain dan
yang lebih luas dalam kehidupan.
agama diantaranya seperti:
Sedang-kan
sains
tidak
dapat
mengungkap rentang yang luas dari 1. Tipologi Ian G. Barbour
pengalaman manusia atau mengartiku-
a. Konflik
lasikan
Pandangan mengemuka dengan
konflik
pada
ini
abad
tokoh-tokohnya
Richard
Dawkins,
Steven
Pinker,
Hawking.
Francis serta
tranfor-masi
hidup
manusia
ke–19,
sebagaimana yang dipersak-sikan oleh
seperti:
agama (Barbour, 2006 : 224).
Crick, Stephen
Pandangan
bagi
kemungkinan-kemungkinan
ini
Dalam dipetakan
konflik dalam
2
pertentangan bagian
yang
berseberangan:
menempatkan sains dan agama dalam
1. Materialisme ilimiah, menganggap
dua ekstrim yang saling bertentangan.
bahwa materi sebagai realita dasar
Bahwa sains dan agama memberikan
alam (pentingnya realitas empiris),
pernyataan yang berlawanan sehingga
sekaligus meyakini bahwa metode
orang harus memilih salah satu di
ilmiah adalah satu-satunya cara
antara keduanya. Menolak agama dan
yang
menerima
pengetahuan.
sains,
ata
sebaliknya.
Masing-masing menghimpun penganut
sahih
untuk mendapatkan
2. Literalisme kitab suci merupakan
dengan mengambil posisi-posisi yang
satu-satunya
bersebrangan.
adalah kitab suci, karena dianggap
eksistensi sebaliknya.
Sains
agama,
menegasikan begitu
Keduanya
sumber
kebenaran
juga
sebagai sekumpulan wahyu yang
hanya
bersifat kekal dan benar karena
﴾ 79 ﴿
bersumber dari Tuhan, sehingga tak memungkinkan
bersumber
dari
yang lain termasuk alam semesta.
Barbour
mencermati
pandangan
ini
bahwa
sama-sama
mempertahankan karakter unik dari sains dan agama. Namun demikian,
b. Independensi
manusia tidak boleh merasa puas
Memisahkan agama dan sains dlam wilayah yang berbeda, memiliki bahasa
yang
berbeda,
mengenai
hal-hal
berdiri
sendiri
independensi saling
berbicara
yang
berbeda,
membangun
dan
otonomi
mempengaruhi.
tanpa Agama
mencakup nilai-nilai, sedangkan sains berhubungan dengan fakta. Dibedakan berdasarkan masalah yang ditelaah, domian yang dirujuk dan metode yang
agama sebagai dua domain yang tidak koheren.Agama dan sains adalah dua domain yang terpisah yakni agama atau
Tuhan
Menurut Barbour (2006: 66) menyatakan
bahwa
Tuhan
adalah
transendensi yang berbeda dari yang lain dan tidak dapat diketahui kecuali melalui penyingkapan diri. Keyakinan agama sepenuhnya bergantung pada kehendak
Tuhan,
penemuan
manusia sains.
bukan
atas
sebagaimana
Saintis
bebas
menjalankan aktivitas mereka tanpa keterlibatan unsur teologi, demikian
hanya
dapat
dikenal
sebagaimana yang diwahyukan, tidak dapat
diketahui
kecuali
melalui
penyingkapan diri. Sedangkan sains dapat dikenali melalui fenomena dan empiris. Sains dibangun berdasarkan pengama-tan dan penalaran manusia, sedangkan
digunakan.
halnya
dengan pandangan bahwa sains dan
teologi
berdasarkan
wahyu. Sains dan agama ditafsirkan sebagai dua bahasa yang tidak saling berkaitan
karena
fungsi
masing-
masing berbeda. Bahasa agam adalah seperangkat menawarkan berprinsip
pedoman jalan pada
hidup moral
yang yang tertentu,
sedangkan sains dianggap sebagai serangkaian
konsep
untuk
memprediksi dan mengontrol alam.
pula sebaliknya, karena metode dan pokok persoalan keduanya berbeda. Sains dibangun atas pengamatan dan
c. Dialog
Pandangan
ini
menawarkan
penalaran manusia sedangkan teologi
hubungan antara sains dan agama
berda-sarkan wahyu Ilahi.
dengan interaksi yang lebih konstruktif
﴾ 80 ﴿
daripada
pandangan
dan
model-model konseptual dan analogi-
independensi. Diakui bahwa antara
analogi ketika menjelaskan hal-hal
sains dan agama terdapat kesamaan
yang
yang bisa didialogkan, bahkan bisa
langsung. Dialog juga bisa dilakukan
saling mendukung satu sama lain.
untuk
Dialog
dalam
pertanyaan tentang ilmu pengetahuan
membandingkan sains dan agama
yang mencapai tapal batas. Seperti:
adalah menekankan kemiripan dalam
mengapa alam semesta ini ada dalam
prediksi metode dan konsep. Salah
keteraturan yang dapat dimengerti?
satu bentuk dialognya adalah dengan
dan sebagainya. Ilmuwan dan teolog
membandingkan metode sains dan
dapat menjadi mitra dialog dalam
agama
menjelaskan
yang
yang
konflik
dilakukan
dapat
menunjukkan
tidak
bisa
diamati
menjawab
secara
pertanyaan-
fenomena
tersebut
kesamaan dan perbedaan. Namun,
dengan tetap menghormati integritas
dialog tidaak menawarkan kesatuan
masing-masing.
konseptual
sebagaimana
diajukan
Dalam menghubungkan agama
pan-dangan integrasi. Mengutamakan
dan
tingkat kesejajaran antara sains dan
diwakili oleh pendapat Albert Einstein,
agama.
yang mengatakan bahwa “Religion
Dialog menekankan kemiripan
sains,
without
pandangan
science
is
ini
blind:
dapat
science
dalam pra anggapan, metode dan
without religion is lame“. Tanpa sains,
konsep.
agama
menjadi sains
1. Pra
anggapan
buta,
dan
dan
pertanyaan
agama,
batas,
memunculkan
pertanyaan
Demikian pula pendapat David Tracy,
batas,
mengajukan
pertanyaan
seorang teolog Katolik yang menya-
fundamental,
ilmuwan
dan
sains
untuk menjelaskan.
memerlukan
bahwa
intelijibilitas landasan
dunia rasional
dan
tertinggi yang bersumber dalam teks-
konseptual, Sains tak selamanya
teks keaga-maan klasik dan struktur
obyektif, agama tidak selamanya
pengalaman
subyektif.
2006 : 76).
Barbour
metodologis
lumpuh.
takan adanya dimensi religius dalam
agamawan dapat bekerja sama
2. Kesamaan
menjadi
tanpa
(2006:
32)
memberikan contoh masalah yang didialogkan ini dengan digunakannya
﴾ 81 ﴿
manu-siawi
(Barbour,
d. Integrasi
hubungan integrasi ini (Ian G. Barbour
Pandangan hubungan
yang
ini
melahirkan
lebih
bersahabat
daripada pendekatan dialog dengan
2006: 42 ). 2. Tipologi versi John Haught (1995)
mencari titik temu diantara sains dan agama.
Sains
keagamaan,
dan
doktrin-doktrin
sama-sama
diang-gap
Menurut agama
dan
Haught, sains
hubungan
diawali
dengan
titik konflik antara agama dan sains untuk
valid dan menjadi sumber koheren
mengurangi
dalam
pemisahan yang jelas batas-batas agama
pan-dangan
pemahaman
dunia.
tentang
Bahkan
dunia
yang
konflik,
dan
dilakaukan
sains
agar
diperoleh melalui sains diharapkan
tampak kontras/perbedaaan
dapat
Jika
memperkaya
keagamaan
bagi
pemahaman
manusia
yang
beriman. beberapa
digunakan
integrasi
keduanya
langkah
sudah
berikutnya
ini.
berangkat
menawarkan
keduanyaberdialog/kontak. Setelah tahap
hubungan
ini dapat ditemukan kesamaan tujuan
pertama,
yaitu mencapai pema-haman yang benar
dalam
data
bukti
agar
pendekatan
Pendekatan
dari
terlihat, adalah
mengupayakan
Ada yang
batas
keduanya.
ilmiah
konsklusif
yang
tentang alam, selanjutnya antara agama
bagi
dan sains saling melengkapi/konfirmasi.
keyakinan agama, untuk mem-peroleh kesepakatan
dan
kesadaran
akan
E. Pandangan Islam Mengenai Sains
eksistensi Tuhan. Pendekatan kedua, yaitu dengan menelaah ulang doktrindoktrin agama dalam relevansinya dengan teori-teori ilmiah, atau dengan kata
lain,
keyakinan
dengan
kriteria
dirumuskan
ulang
agama
tertentu sesuai
diuji dan
Islam adalah agama yang sangat menganjurkan mengerahkan dalam
umatnya segala
untuk
kemampuannya
menggunakan
akalnya
serta
memikirkan segala apa yang ada di alam semesta
ini.
Hal
ini
sebagaimana
dengan
tercantum dalam ayat Al-Qur’an surat Ar-
penemuan sains terkini. Lalu pemikiran
Rahman ayat 33 yang artinya “Hai
sains keagamaan ditafsirkan dengan filasafat
proses
dalam
kerangka
sama.
Demikian
konseptual
yang
Barbour
menjelaskan
jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu
tentang
﴾ 82 ﴿
tidak
dapat
menembusnya
kecuali
dengan kekuatan”.
manusia
kesempatan
kepada
melakukan
pemikiran
untuk
hanya
sekedar
informasi tanpa kenyataan. Akan tetapi, akal
harus
alam
sebagaimana
Allah
SWT
telah
menurunkan
Upaya
mukjizat yang sangat berharga demi
penaklukan ruang angkasa harus dilihat
kelangsungan hidup manusia kepada
sebagai suatu ibadah manusia yang
nabi
ditujukan selain untuk memahami rahasia
Qur’anulkarim. Al-Qur’an adalah kitab
alam, juga demi masa depan kehidupan
suci umat Islam yang menjadi pedoman
manusia.
hidup serta menyempurnakan kitab yang
Menurut
semesta.
difungsikan
mestinya (Sudjana, 2008: 13).
(menggunakan aklnya) dan eksplorasi terhadap
Bukan
dogma yang dipaksakan atau informasi-
Dalam ayat tersebut Allah saw memberikan
penalarannya.
Muhammad
Muhammad
saw
berupa Al-
Ismail
diturunkan kepada nabi-nabi sebelum
sebagaimana dikutip oleh Sudjana (2008:
nabi Muhammad saw. Al-Qur’an bukan
12)
pemahaman
hanya sekedar kitan suci bagi umat Islam,
pemikiran-
tetapi Al-Qur’an bersifat universal yakni
mengatakan
Islam
tidak
pemikiran
bahwa
lain
yang
adalah memiliki
penunjukan-
diperuntukkan
untuk
seluruh
umat
penunjukan nyata, yang dapat ditangkap
manusia. Al-Qur’an merupakan rujukan
dengan logika selama masih dalam batas
dari berbagai macam ilmu pengetehuan.
jangkauan akalnya. Namun, bila hal-hal
Al-Qur’an bukanlah kitab sains, tetapi
tersebut berada diluar jangkauan akalnya,
segala
maka hal itu ditunjukan secara pasti oleh
hendaknya dirujukkan kedalam Al-Qur’an.
sesuatu yang dapat diindera, tanpa rasa
Al-Qur’an
kera-guan sedikitpun. Dengan demikian
menerangkan tentang segala apa yang
peranan akal bagi manusia sangatlah
ada dan terjadi dibumi ini dan dengan
penting dan mendasar karena dengan
sains lah kita membuktikannya. Osman
akalnya
Bakar (1994:75) mengutip dari Brunner
ia
dapat
menentukan
yang
terbaik bagi dunia dan akhirantnya kelak. Rasulullah
secara
tentang
sains
eksplisit
telah
mengatakan bahwa seorang ilmuwan
pernah
Muslim yang termashyur yaitu Ibnu Sina
mengatakan bahwa tidak ada agama
mengatakan jikalau sebuah sains disebut
(Islam)
sains
Artinya
tanpa bagi
saw
pengetahuan
adanya
aktifitas
seorang
akal.
muslim,
yang
sejati
apabila
ia
menghubungkan
pengetahuan
tentang
keyakinannya tentang Islam haruslah
dunia
pengetahuan
tentang
dibangun berdasarkan akal sehat dan
prinsip Illahi.
﴾ 83 ﴿
dengan
Kaitan agama dalam kehidupan
maka lebih jelas lagi kaitan agama
sosial menyangkut dua hal yang sudah
dengan masyarakat. Tugas ini tidak
tentu hubungannya erat, memiliki aspek-
mudah
aspek yang terpelihara. Yaitu pengaruh
terhadap
dari cita-cita agama dan etika, agama
dengan adat dan kebiasaan. Hal ini
dalam kehidupan individu dari kelas sosial
disebabkan
dan
dan
pandangan yang emosional dan pikiran
kolektivitas, dan mencakup kebiasaan
yang bias (rasional bias). (Baharuddin
dan cara semua unsur asing agama
2013:9)
grup
sosial,
diwarnainya.
perseorangan
Yang
lainya
berwujud
kolektivitas
ekspresi nilai-nilai kemanusiaan, yang mempunyai seperangkat arti mencakup perilaku sebagai pegangan individu (way of life) dengan kepercayaan dan taat kepada agamanya. Agama sebagai suatu sistem
mencakup
masyarakat,
individu
seperti
adanya
dan emosi
faham, dan upacara, serta umat atau kesatuan sosial yang terikat terhadap Agama
dan
masyarakat
(Baharuddin 2013:8-9). Agama permanen,
universal,
mengatur
dalam
kehidupan, sehingga bila tidak memahami agama,
akan
sukar
oleh
dua
dibandingkan
hal,
yaitu
berada
dalam
pertentangan
dan
ketidaksesuaian. Banyak ilmuwan yang berusaha
mencari
hubungan
antara
keduanya.Sains dan agama merupakan dua
entitas
yang
berbeda,
namun
keduanya sama-sama memiliki peranan sangat
penting
dalam
kehidupan
manusia. Agama merupakan petunjuk yang dipedomankan melalui aturan dalam kitab suci sedangkan sains berpinjak pada interaksi
serta
komunikasi
yang
terbangun dalam masyarakat. Keduanya
begitu dan
ilmiah
tahan
Agama dan sains tidak selamanya
keagamaan, keyakinan terhadap sifat
agamanya.
kajian
lebih
F. Kesimpulan
lembaga agama sehingga agama dan itu
agama
juga
menyangkut organisasi dan fungsi dari
masyarkat
sebab
akan bergandeng pada proses prilaku, moral,
etika,
stratafikasi
sosial
dan
struktur masyarakat.
memahami
masyarakat. Hal yang perlu dijawab
G. Daftar Pustaka
dalam memahami lembag agama adalah, apa dan mengapa agama ada, unsur-
Baharuddin.
unsur dan bentuknya serta fungsi dan struktur agama. Bila ini berhasil dijawab,
﴾ 84 ﴿
2009.
”Pendidikan
Kependudukan Lingkungan Hidup”. Pontianak: STAIN Pontianak Press
Baharuddin.
2013.
Muallaf
Asimilasi
Sosial
IanGunawan Barbour. (2006). Isu dalam
Kota
Sains danAgama. Yogyakarta: UIN
Tionghoa
PontianakPerspekti Kondisi, Proses dan Hambatan. Pontianak: STAIN
Sunan Kalijaga. Kuntowijoyo. (1998). Paradigma Islam
Pontianak Press.
Interpretasi untuk Aksi. Bandung:
Baharuddin. (2013). Matahari Sosiologi. Pontianak: STAIN Pontianak Press.
Mizan. Lorens
Baharuddin. (2013). Perubahan Sosial Budaya.
Pontianak:
Baharuddin.
(2002).
Filsafat.Ed.
STAIN
Pontianak Press.
Bagus.
I.Cet.III.
Osman Bakar.(1994). Tauhid & Sains:
(2013).
Pendidikan
Essai-essai tentang sejarah dan Filsafat
Pontianak Press.
Pustaka Hidayah.
Departemen Pendidikan Nasional. (2003).
Poedja
Islam
Wijatna.
Kamus besar Bahasa Indonesia.
Pengetahuan.
Edisi 3. Jakarta: Balai Pustaka.
Cipta.
Depdiknas. (2003). Kamus besar bahasa
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sedarmayanti.
Filsafat dan Agama. Surabaya: PT. Bina Ilmu. F. Budi Hardiman. 2010.Ruang Publik. Yogyakarta: Kanisius. Paradigma
Holistik Dialog Filsafat, Sains dan Kehidupan Menurut Shadra dan Selatan:
Teraju. Daud
Ali.
Tahu
Jakarta:
dan
Rineka
Prenada Media Group.
Endang Syaifuddin Anshari. (1987). Ilmu
Jakarta
(2004).
Bandung:
Budaya Dasar. Ja-karta: Kencana
Eggi Sudjana. (2008). Islam Fungsional.
Husain Heriyanto. (2003).
Sain.,
Ridwan Effendi. (2006). Ilmu Sosial dan
indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
H.Mohammad
Jakar-ta:
Gramedia.
Kemasyarakatan. Pontianak: STAIN
White-head.
Kamus
(1998).
Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
﴾ 85 ﴿
(2002).
Sumber
Daya
Manusia dan Produk-tivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju.