RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL

Download Jurnal Agrisistem, Juni 2013, Vol. 9 No.1 ... produksi jagung manis, dan interaksi antara jarak tanam 70 cm x 40 cm dan pupuk organik. Gran...

0 downloads 376 Views 267KB Size
Jurnal Agrisistem, Juni 2013, Vol. 9 No.1

ISSN 1858-4330

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS RESPONSE OF PLANTING DISTANCE AND GRANUL ORGANIC FERTILIZER DOSAGE DIFFERENT ON GROWTH AND PRODUCTION OF SWEET CORN Abd Azis. H * dan Arman Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Gowa * email : [email protected]

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons jarak tanam dan dosis pupuk organik granul terhadap pertumbuhan dan produksi jagung manis, yang dilaksanakan pada April sampai Juni 2011 di Desa Sokkolia, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa. Penelitian dilaksanakan dalam bentuk percobaan faktorial dua faktor yang disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Faktor pertama adalah jarak tanam terdiri atas tiga taraf, yaitu: 70 cm x 20 cm, 70 cm x 30 cm dan 70 cm x 40 cm. Sedangkan faktor kedua adalah dosis pupuk organik granul terdiri atas tiga taraf, yaitu: pupuk organik Granul 1 ton ha-1, 2 ton ha-1 dan 3 ton ha-1. Hasil menunjukkan bahwa jarak tanam 70 cm x 40 cm memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi jagung manis, pupuk organik Granul dosis 2 ton ha-1 memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi jagung manis, dan interaksi antara jarak tanam 70 cm x 40 cm dan pupuk organik Granul dosis 2 ton ha-1 memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis. Kata kunci: Jarak tanam, pupuk organik, pertumbuhan dan produksi jagung manis

ABSTRACT The research aims to knowing of field spacing and granul organic fertilizer that give the best response on growth and production of sweet corn, carried out in April until June 2011 in Sokkolia Village, Bontomarannu District, Gowa Regency. The research was design in randomized block design two-factors. The first factor is planting distance composed of three levels, namely: 70 cm x 20 cm, 70 cm x 30 cm and 70 cm x 40 cm. The second factor is Granul organic fertilizer dosage, consisting of three levels, namely: 1 tonnes ha-1, 2 tonnes ha-1 and 3 tonnes ha-1. The results indicated that planting distance 70 cm x 40 cm have the best effect on growth and production of sweet corn, Granul organic fertilizer 2 tonnes ha-1 dosage have the best effect on the growth and production of sweet corn and the interaction between planting distance 70 cm x 40 cm and Granul organic fertilizer 2 tonnes ha-1 dosege have the best effect on the growth and production of sweet corn. Keywords: Distance planting, organic fertilizer, growth and production of sweet corn

16

Jurnal Agrisistem, Juni 2013, Vol. 9 No.1

PENDAHULUAN Sejak tahun 2001, Pemerintah mencanangkan program peningkatan produksi jagung yang dikenal dengan sebutan “Gema Palagung (Gerakan Mandiri Padi, Kedelai, dan Jagung)” yang bertujuan memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri melalui program swasembada, penganekaragaman bahan pangan, dan penyediaan makanan dalam jumlah yang banyak. Dengan adanya perhatian Pemerintah tersebut, diharapkan dapat mendorong produsen dan petani jagung untuk meningkatkan produksinya melalui penanaman jagung hibrida yang memiliki keunggulan produksi daripada jenis jagung lainnya (Purwono dan Hartono, 2005). Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga rumputrumputan yang berasal dari Amerika yang tersebar ke Asia dan Afrika (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Palangkaraya, 1998). Jagung merupakan salah satu bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat kedua setelah beras dan merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian penduduk Indonesia karena mengandung karbohidrat yang cukup tinggi. Dilaporkan oleh Komisi Nasional Plasma Nutfah (2004) bahwa penggunaan komoditas jagung menempati urutan ketiga dunia (7 %) setelah gandum (23 %) dan padi (26 %). Selain itu jagung juga digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku industri yang mengalami peningkatan setiap tahun dengan laju kenaikan lebih dari 20 % sebaliknya, penggunaan sebagai bahan pangan menurun (Sarwanto dan Widyastuti, 2011). Menurut Purwono dan Hartono (2005), tiap tahun terpaksa dilakukan impor sebanyak 1,5 juta ton untuk pakan ternak dan 0,5 juta ton untuk pangan manusia. Belum terpenuhinya kebutuhan dalam

ISSN 1858-4330

negeri ini disebabkan oleh, antara lain: petani pada umumnya masih menggunakan varietas-varietas yang berpotensi hasil rendah, pelaksanaan teknis budidaya yang belum memadai, serta adanya gangguan hama dan penyebab penyakit. Rendahnya produktivitas jagung kemungkinan disebabkan karena kondisi iklim, tingkat kesuburan tanah yang rendah dan teknik budidaya yang masih sederhana, seperti pengaturan jarak tanam yang belum optimal. Usaha peningkatan produksi jagung manis menghadapi beberapa kendala. Kendala teknis yang secara umum sering terjadi di Indonesia, antara lain adalah jarak tanam yang diterapkan umumnya lebih rapat dibandingkan dengan anjuran, pemupukan yang tidak berimbang serta praktik bercocok tanam lainnya yang belum sempurna dan disamping unsur-unsur iklim yang tidak menguntungkan di daerah-daerah tertentu (Sarwanto dan Widyastuti, 2011). Dengan demikian, usaha peningkatan produktivitas jagung di dalam negeri perlu dilakukan dengan berbagai cara seperti penggunaan varietas unggul, pemupukan, dan pengaturan jarak tanam yang baik. Pengaturan jarak tanam pada suatu areal tanah pertanian merupakan salah satu cara yang berpengaruh terhadap hasil yang akan dicapai. Makin rapat jarak tanam menyebabkan lebih banyak tanaman yang tidak berbuah. Harjadi (2002) mengatakan bahwa jarak tanam juga mempengaruhi persaingan antar tanaman dalam mendapatkan air dan unsur hara, sehingga akan mempengaruhi hasil. Disamping faktor hara, jarak tanam juga memegang peranan penting dalam peningkatan produksi. Petani biasanya menggunakan jarak tanam yang tidak teratur, sehingga kemungkinan terjadi kompetisi baik terhadap air, unsur hara maupun cahaya di antara individu 17

Jurnal Agrisistem, Juni 2013, Vol. 9 No.1

tanaman. Jarak tanam menentukan populasi tanaman dalam suatu luasan tertentu, sehingga pengaturan yang baik dapat mengurangi terjadinya kompetisi terhadap faktor-faktor tumbuh tersebut. Hasil penelitian Partorahardjo dan Makmur (1996) menunjukkan bahwa dengan jarak tanam yang rapat (20 cm x 40 cm) mampu meningkatkan komponen hasil jagung, sehingga hasil berat kering pipilan meningkat mencapai 7,2 ton ha-1, jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan jarak tanam yang renggang (25 cm x 75 cm) yang mencapai 4,6 ton ha-1. Informasi mengenai jarak tanam pada jagung di lahan kering yang dapat dipakai sebagai acuan untuk meningkatkan produktivitas dirasakan masih kurang, sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil beberapa varietas di lahan kering. Pupuk organik Granul merupakan pupuk produksi PT. Sang Hyang Seri (Persero) yang berbentuk granul yang mengandung bahan baku organik yang berfungsi untuk memperbaiki mikro organisme yang ada dalam tanah sehingga dapat menyuburkan tanah (Anonim, 2008). Berdasarkan hal tersebut di atas, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui Respons jarak tanam dan dosis pupuk organik Granul yang berbeda terhadap pertumbuhan dan produksi jagung manis. Penelitian bertujuan untuk mempelajari respons jarak tanam dan dosis pupuk organik Granul terhadap pertumbuhan dan produksi jagung manis. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi petani, khususnya dalam pengembangan jagung manis dan sebagai bahan pembanding bagi penelitian selanjutnya.

ISSN 1858-4330

BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Desa Sokkolia, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa. Lokasi penelitian berada pada ketinggian 50 mdpl, jenis tanah alluvial dengan pH 5,5–6,5 yang berlangsung mulai April sampai Juni 2011. Bahan yang digunakan adalah benih jagung manis dan pupuk organik Granul (POG). Alat yang digunakan adalah handtractor, cangkul, meteran, parang, bambu, penugal, timbangan, ember dan alat tulis menulis. Metode Percobaan Penelitian dilaksanakan dalam bentuk percobaan faktorial dua faktor yang disusun menurut Rancangan Acak Kelompok (RAK). Faktor pertama adalah jarak tanam yang terdiri atas tiga taraf yaitu: jarak tanam 70 cm x 20 cm (J1), jarak tanam 70 cm x 30 cm (J2), dan jarak tanam 70 cm x 40 cm (J3). Sedangkan faktor kedua adalah dosis pupuk organik Granul yang terdiri atas tiga taraf yaitu: pupuk organik Granul 1 ton.ha-1 (G1), pupuk organik Granul 2 ton.ha-1 (G2), dan pupuk organik Granul 3 ton ha-1 (G3), sehingga terdapat 9 kombinasi perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali. Pelaksanaan Percobaan Tanah diolah dengan menggunakan handtractor, kemudian bongkahan tanah dihancurkan dengan menggunakan cangkul lalu dibersihkan dari gulma, kemudian dibuat bedengan berukuran 2 m x 2,5 m, tinggi bedengan 0,3 m. Jarak antara petak dalam kelompok (ulangan) 0,5 m dan jarak antar kelompok (ulangan) 1 m. Setiap petakan yang telah terbentuk kemudian diberi pupuk kandang sebagai pupuk dasar dengan dosis 25 ton ha-1. Penanaman dilakukan dengan cara tugal sedalam 5 cm dengan jarak tanam sesuai

18

Jurnal Agrisistem, Juni 2013, Vol. 9 No.1

dengan perlakuan, setiap lubang ditanam 2 benih jagung. Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman yang dilakukan sesuai dengan kondisi lingkungan pada saat itu, penyulaman dan penyiangan yang dilaksanakan pada saat tanaman berumur 15 hari setelah tanam dan kedua pada umur tanaman 49 hari setelah tanam. Oleh karena pada umur tersebut merupakan periode kritis tanaman jagung dengan gulma, yang dapat merugikan pertumbuhan tanaman jagung. Komponen Pengamatan Pengaruh perlakuan yang diberikan dapat diketahui dengan mengamati beberapa parameter antara lain: 1. Tinggi tanaman, diukur pada saat tanaman berumur 14, 42 dan 70 hari setelah tanam, mulai dari pangkal batang sampai ujung daun. 2. Jumlah daun, dihitung pada saat tanaman berumur 14, 42 dan 70 hari setelah tanam.

Gambar 1.

ISSN 1858-4330

3. Panjang tongkol tanpa kelobot, diukur mulai pangkal tongkol sampai ujung tongkol pada saat panen. 4. Produksi petak-1, ditimbang pada saat panen.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Tinggi Tanaman Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam, pupuk organik granul, dan interaksi antara jarak tanam dan pupuk organik granul berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman jagung manis. Hasil pengamatan tinggi tanaman menunjukkan bahwa, perlakuan J1G2 memberikan hasil yang tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. untuk setiap kombinasi perlakuan disajikan pada Gambar 1.

Rata-rata tinggi tanaman jagung manis terhadap jarak tanam dan pupuk organik Granul

19

Jurnal Agrisistem, Juni 2013, Vol. 9 No.1

Jumlah Daun Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam, pupuk organik Granul dan interaksi antara jarak tanam dan pupuk organik Granul berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun tanaman jagung manis.

Gambar 2.

Hasil pengamatan jumlah daun untuk setiap kombinasi menunjukkan bahwa, perlakuan J3G3 menghasilkan jumlah daun yang terbanyak dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2:

Rata-rata jumlah daun jagung manis terhadap jarak tanam dan pupuk organik Granul

Panjang Tongkol Tanpa Kelobot Hasil analisis sidik ragam panjang tongkol tanpa kelobot menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam dan pupuk organik Granul berpengaruh nyata, sedangkan interaksi antara jarak tanam dan pupuk organik Granul berpengaruh tidak nyata terhadap panjang tongkol tanpa kelobot tanaman jagung manis.

20

ISSN 1858-4330

Hasil uji BNTα = 0,05 pengamatan jumlah daun disajikan pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa jarak tanam 70 cm x 30 cm (J2) memberikan hasil yang tertinggi (16,49 cm) dan berbeda nyata dengan 70 cm x 20 cm (J1), tetapi berbeda tidak nyata dengan 70 cm x 40 cm (J3). Perlakuan pupuk organik Granul 2 ton ha-1 (G2) memberikan hasil yang tertinggi (14,98 cm) dan berbeda nyata dengan 1 ton ha-1 (G1), tetapi berbeda tidak nyata dengan 3 ton ha-1 (G3).

Jurnal Agrisistem, Juni 2013, Vol. 9 No.1

Tabel 1.

ISSN 1858-4330

Rata-rata panjang tongkol tanpa kelobot jagung manis terhadap jarak tanam dan pupuk organik Granul

Jarak Tanam J1 J2 J3 Rataan

G1 16,92 18,97 18,09 17,99a

Pupuk Organik Granul G2 14,59 14,88 15,47 14,98b

G3 13,13 15,63 15,46 14,74b

Rataan (cm) 14,88b 16,49a 16,34ab

NP BNJ α = 0,05 1,60

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda berarti berbeda nyata pada taraf uji BNT α = 0,05

Tabel 2.

Rata-rata berat tongkol jagung manis terhadap jarak tanam dan pupuk organik Granul

Jarak Tanam J1 J2 J3

Pupuk Organik Granul G1 (kg) G2 (kg) 0,17ax 0,19ax 0,17ax 0,17ax a 0,20 x 0,21ax

G3 (kg) 0,16ax 0,17ax 0,16by

NP BNJ α = 0,05 0,05

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda (abc) dan (xyz) berarti berbeda nyata pada taraf uji BNT α = 0,05

Berat Tongkol

Pembahasan

Hasil analisis sidik ragam berat tongkol menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam, pupuk organik Granul dan interaksi antara jarak tanam dan pupuk organik Granul berpengaruh sangat nyata terhadap berat tongkol tanaman jagung manis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam berpengaruh sangat nyata terhadap berat tongkol petak-1, berpengaruh nyata terhadap panjang tongkol tanpa kelobot dan berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman jagung manis.

Hasil uji BNTα = 0,05 menunjukkan bahwa jarak tanam 70 cm x 40 cm dan pupuk granul 2 ton ha-1 (J3G2) memberikan hasil yang tertinggi (0,21 kg) dan berbeda nyata dengan 70 cm x 40 cmdan 3 ton ha-1(J3G3), tetapi berbeda tidak nyata dengan 70 cm x 40 cmdan 1 ton ha-1 (J3G1).

Berdasarkan hasil tersebut, walaupun belum memberikan perbedaan yang nyata akan tetapi memperlihatkan bahwa jarak tanam 70 cm x 30 cm (J2) cenderung memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hal ini diduga bahwa dengan pengaturan tingkat kerapatan tanaman, akan dapat mengurangi adanya kompetisi pengambilan unsur hara baik antara tanaman sendiri maupun dengan tanaman lainnya, karena jarak tanam menentukan jumlah populasi sehingga dapat mengoptimalkan produksi. Menurut 21

Jurnal Agrisistem, Juni 2013, Vol. 9 No.1

Setyamidjaja (2006) jarak tanam yang baik sangat tergantung pada tingkat kesuburan tanah, pengolahan tanah, pemupukan serta varietas yang digunakan. Untuk perlakuan pupuk organik Granul memberikan pengaruh sangat nyata terhadap berat tongkol petak-1, berpengaruh nyata terhadap panjang tongkol tanpa kelobot, berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter tongkol. Perlakuan pupuk organik Granul 1 ton ha-1 merupakan perlakuan yang terbaik dibandingkan dengan perlakuan lainnya terhadap panjang tongkol tanpa kelobot. Perlakuan tersebut telah mampu menyediakan hara bagi tanaman jagung manis. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Syarief (2006) bahwa pertumbuhan awal tanaman membutuhkan unsur hara yang banyak dan tepat waktu pemberiannya. Harjadi (2002) mengemukakan pula bahwa tersedianya unsur hara dalam jumlah yang cukup dan seimbang untuk pertumbuhan tanaman menyebabkan proses pembelahan, pembesaran dan pemanjangan sel-sel akan berlangsung lebih baik. Untuk membentuk jaringan tanaman yang lebih cepat membutuhkan beberapa unsur hara dalam jumlah yang cukup dan tersedia seperti nitrogen, kalium dan fosfor (Syarief, 2006). Pada pupuk organik granul 1 ton ha-1 mampu mempercepat pembentukan jumlah biji, dimana pada kondisi ini membutuhkan unsur hara yang relatif besar karena telah mengarah kepada pertumbuhan generatif sehingga membutuhkan tambahan unsur hara. Interaksi antara jarak tanam dan pupuk organik granul telah memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis. Menurut Harjadi (2002) jarak tanam yang baik sangat tergantung pada tingkat kesuburan tanah, pengolahan tanah, pemupukan serta varietas yang 22

ISSN 1858-4330

digunakan. Jarak tanam 70 cm x 30 cm merupakan jarak tanam yang baik untuk tanaman jagung manis sehingga kurang terjadi persaingan pengambilan unsur hara, air dan cahaya. Keadaan ini menguntungkan baik pada awal pertumbuhan karena menyebabkan terbatasnya ukuran daun sebagai tempat proses fotosintesis.

KESIMPULAN 1. Jarak tanam 70 cm x 40 cm memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi jagung manis. 2. Pupuk organik granul dosis 2 ton ha-1 memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi jagung manis. 3. Interaksi antara jarak tanam 70 cm x 40 cm dan pupuk organik granul dosis 2 ton ha-1 memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis.

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2008. Kandungan Pupuk Organik Granul. PT. Sang Hyang Seri (Persero), Jakarta. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Palangkaraya. 1998. Budidaya Kedelai dan Jagung.Pertanian. Harjadi, S.S. 2002. Pengantar Agronomi. PT. Gramedia, Jakarta. Komisi Nasional Plasma Nutfah, 2004. Status Pengelolaan Plasma Nutfah Jagung. Komisi Nasional Plasma Nutfah, Jakarta Partorahardjo, S dan A. Makmur. 1996. Peningkatan Produksi Padi Gogo. Penelitian Sukarami. Vol. VIII; 510.

Jurnal Agrisistem, Juni 2013, Vol. 9 No.1

Purwono dan R. Hartono. 2005. Bertanam Jagung Unggul. Penebar Swadaya, Jakarta. Sarwanto, A., dan Widyastuti, 2011. Bercocok Tanam Jagung Hibrida. Penebar Swadaya, Jakarta.

ISSN 1858-4330

Setyamidjaja, D. 2006. Pupuk dan Pemupukan. CV. Simpleks, Jakarta. Syarief, S. 2006. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana, Bandung.

23