SALINAN KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP-51/MENLH/10/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI
MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,
Menimbang
:
a. bahwa untuk melestarikan lingkungan hidup agar tetap bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya perlu dilakukan pengendalian terhadap pembuangan limbah cair ke lingkungan; b.bahwa kegiatan industri mempunyai potensi menimbulkan pencemaran lingkungan hidup, oleh karena itu perlu dilakukan pengendalian terhadap pembuangan limbah cair dengan menetapkan Baku Mutu Limbah Cair; c.bahwa untuk melaksanakan pengendalian pencemaran air sebagaimana telah ditetapkan dalam Pasal 15 Peraturan Pemerintahan Nomor 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air perlu ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri;
Mengingat
:
1. Undang-undang Gangguan (Hinder Ordonnantie) Tahun 1926. Stbl. Nomor 226, setelah diubahn dan ditambah terakhir dengan Stbl. 1940 Nomor 450); 2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037); 3. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3046); 4. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3215); 5. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3257); 6. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1985 tentang Perikanan (Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3299);
SALINAN 7. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3225); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3409); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai (Lembaran Negara Tahun 1991 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3445); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3538); 11. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 96/M tahun 1993 tentang Pembentukan Kabinet Pembangunan VI; 12. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1993 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Menteri Negara Serta Susunan Organisasi Staf Menteri Negara; 13. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 1994 tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan.
MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI. Pasal 1 Dalam Keputusan Menteri ini yang dimaksud dengan : 1. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasan industri; 2. Baku Mutu Limbah Cair Industri adalah batas maksimum limbah cair yang diperbolehkan dibuang ke lingkungan; 3. Limbah cair adalah limbah dalam wujud cair yang dihasilkan oleh kegiatan industri yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan; 4. Mutu Limbah Cair adalah keadaan limbah cair yang dinyatakan dengan debit, kadar dan beban pencemaran; 5. Debit Maksimum adalah debit tertinggi yang masih diperbolehkan dibuang ke lingkungan; 6. Kadar Maksimum adalah kadar tertinggi yang masih diperbolehkan dibuang ke lingkungan; 7. Beban Pencemaran Maksimum adalah beban tertinggi yang masih diperbolehkan dibuang ke lingkungan
SALINAN 8. Menteri adalah Menteri yang ditugaskan mengelola lingkungan hidup; 9. Bapedal adalah Badan Pengendalian Dampak Lingkungan 10. Gubernur adalah Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Daerah Khusus Ibukota atau Gubernur Kepala Daerah Istimewa.
Pasal 2 (1) Baku Mutu Limbah Cair untuk jenis industri : 1. Soda kostik/klor adalah sebagaimana tersebut dalam lampiran A I dan Lampiran B I; 2. Pelapisan Logam adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran A II dan Lampiran B II; 3. Penyamakan kulit adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran A III dan Lampiran B III; 4. Minyak sawit adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran A IV dan Lampiran B IV; 5. Pulp dan kertas adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran A V dan Lampiran B V; 6. Karet adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran A VI dan Lampiran B VI; 7. Gula adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran A VII dan Lampiran B VII; 8. Tapioka adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran A VIII dan Lampiran B VIII; 9. Tekstil adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran A IX dan Lampiran B IX; 10. Pupuk urea/nitrogen adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran A X dan Lampiran B X; 11. Ethanol adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran A XI dan Lampiran B XI; 12. Mono Sodium Glutamate (MSG) adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran A XII dan Lampiran B XII; 13. Kayu lapis adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran A XIII dan Lampiran B XIII; 14. Susu, makanan yang terbuat dari susu adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran A XIV dan Lampiran B XIV; 15. Minuman ringan adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran A XV dan Lampiran B XV; 16. Sabun, deterjen, dan produk-produk minyak nabati adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran A XVI dan Lampiran B XVI; 17. Bir adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran A XVII dan Lampiran B XVII; 18. Baterai sel kering adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran A XVIII dan Lampiran B XVIII; 19. Cat adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran A XIX dan Lampiran B XIX; 20. Farmasi adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran A XX dan Lampiran B XX; 21. Pestisida adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran A XXI dan Lampiran B XXI;
SALINAN (2) Baku Mutu Limbah Cair bagi jenis-jenis industri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, ditetapkan berdasarkan beban pencemaran dan kadar, kecuali jenis industri pestisida formulasi pengemasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) butir 20 dan butir 21 pasal ini ditetapkan berdasarkan kadar. (3) Bagi jenis-jenis kegiatan industri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini yang : a. telah beroperasi sebelum dikeluarkannya Keputusan ini, berlaku Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana tersebut dalam Lampiran A dan wajib memenuhi Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana tersebut dalam Lampiran B selambat-lambatnya tanggal 1 Januari tahun 2000. b. Tahap perencanaannya dilakukan sebelum dikeluarkannya keputusan ini, dan beroperasi setelah dikeluarkannya keputusan ini, berlaku Baku Mutu Limbah Cair lampiran A dan wajib memenuhi Baku Mutu Limbah Cair Lampiran B selambatlambatnya tanggal 1 Januari tahun 2000. (4) Bagi jenis-jenis kegiatan industri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini yang tahap perencanaannya dilakukan dan beroperasi setelah dikeluarkannya keputusan ini, maka berlaku baku mutu limbah cair sebagaimana tersebut dalam Lampiran B. (5) Baku Mutu Limbah Cair sebagaimanan tersebut dalam Lampiran Keputusan ini setiap saat tidak boleh dilampaui. (6) Perhitungan tentang debit limbah cair maksimum dan beban pencemaran maksimum adalah sebagaimana tersebut dalam lampiran D Keputusan ini. (7) Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini ditinjau secara berkala sekurang-kurangnya sekali dalam lima tahun.
Pasal 3 (1) Menteri setelah berkonsultasi dengan Menteri lain dan/atau pimpinan lembaga pemerintah non departemen yang bersangkutan menetapkan Baku Mutu Limbah Cair untuk jenis-jenis industri di luar jenis-jenis industri sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1). (2) Selama Baku Mutu Limbah Cair sebagaiman dimaksud dalam ayat (1) pasal ini belum ditetapkan, Gubernur dapat menggunakan Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana tersebut dalam Lampiran C Keputusan ini. (3) Gubernur dapat melakukan penyesuaian jumlah parameter sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (2) pasal ini, setelah mendapat persetujuan Menteri. (4) Gubernur dapat menetapkan parameter tambahan diluar parameter yang tercantum dalam Baku Mutu Limbah Cair sebagaiman tersebut dalam Lampiran A dan B keputusan ini, setelah mendapat persetujuan Menteri.
SALINAN (5) Menteri memberikan tanggapan dan/atau persetujuan selambat-lambatnya dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dan ayat (4) pasal ini. (6) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) pasal ini, tidak diberikan tanggapan dan/atau persetujuan, maka permohonan tersebut dianggap disetujui. Pasal 4 (1) Gubernur dapat menetapkan Baku Mutu Limbah Cair lebih ketat dari ketentuan sebagaimana tersebut dalam Lampiran Keputusan ini. (2) Apabila Gubernur tidak menetapkan Baku Mutu LImbah Cair lebih ketat atau sama dengan Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana tersebut dalam Lampiran Keputusan ini, maka berlaku Baku Mutu Limbah Cair dalam Keputusan ini.
Pasal 5 Apabila analisis mengenai dampak lingkungan kegiatan industri mensyaratkan Baku Mutu Limbah Cair lebih ketat dari Baku Mutu LImbah Cair sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, maka untuk kegiatan industri tersebut ditetapkan Baku Mutu Limbah Cair sebagimana yang dipersyaratkan oleh analisis mengenai dampak lingkungan.
Pasal 6 Setiap penanggung jawab kegiatan industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) Keputusan ini wajib : a. Melakukan pengelolaan limbah cair sehingga mutu limbah cair yang dibuang ke lingkungan tidak melampaui Baku Mutu Limbah Cair yang telah ditetapkan; b. Membuat saluran pembuangan limbah cair yang kedap air sehingga tidak terjadi perembesan limbah cair ke lingkungan; c. Memasang alat ukur debit atau laju alir limbah cair dan melakukan pencatatan debit harian limbha cair tersebut; d. Tidak melakukan pengeceran limbah cair, termasuk mencampurkan buangan air bekas pendingin ke dalam aliran pembuangan limbah cair ; e. Memeriksakan kadar parameter Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana tersebut dalam Lampiran Keputusan ini secara periodik sekurang-kurangnya satu kali dalam sebulan. f. Memisahkan saluran pembuangan limbah cair dengan saluran limpahan air hujan; g. Melakukan pencatatan produksi bulanan senyatanya. h. Menyampaikan laporan tentang catatan debit harian, kadar parameter Baku Mutu Limbah Cair, produksi bulanan senyatanya sebagaimana dimaksud dalam huruf c, e, g sekurang-kurangnya tiga bulan sekali kepada Kepala Bapedal, Gubernur, instansi teknis yang membidangi industri lain yang dianggap perlu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
SALINAN Pasal 7 Persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Pasal 5 Keputusan ini dan Persyaratan Pasal 26 Peraturan Pemerintahan Nomor 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air wajib dicantumkan dalam izin Undang-undang Gangguan (Hinder Ordonnantie). Pasal 8 Apabila jenis-jenis kegiatan industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) telah ditetapkan sebelum keputusan ini : a. Baku Mutu Limbah Cairnya lebih ketat atau sama dengan Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana tersebut dalam Lampiran Keputusan ini dinyatakan tetap berlaku; b. Baku Mutu Limbah Cairnya lebih longgar dari pada Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana tersebut dalam lampiran Keputusan ini wajib disesuaikan dengan Baku Mutu Limbah Cair dalam Keputusan ini selambat-lambatnya 1 (satu) tahun setelah ditetapkannya keputusan ini. Pasal 9 Dengan berlakunya keputusan ini, maka Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor : KEP-03/MENKLH/II/1991 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Yang Sudah Beroperasi dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 10 Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 23 Oktober 1995 Menteri Negara Lingkungan Hidup ttd Sarwono Kusumaatmadja
Salinan sesuai dengan aslinya Asisten IV Menteri Negara Lingkungan Hidup Bidang Pengembangan Pengawasan Dan Pengendalian, ttd Hambar Martono
SALINAN LAMPIRAN A.I NOMOR TENTANG TANGGAL
: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP : KEP-51/MENLH/10/1995 : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI : 23 OKTOBER 1995
BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTU INDUSTRI SODA KOSTIK
PARAMETER
COD TSS Raksa (Hg) Timbal (Pb) Tembaga (Cu) Seng (Zn) pH Debit Limbah Maksimum
6,0 - 9,0
PROSES MEMBRAN/DIAFRAGMA KADAR BEBAN MAKSIMUM PENCEMARAN (mg/L) MAKSIMUM (Kg/ton) 150 1,5 50 0,5 3,0 0,03 0,3 0,003 2,0 0,02 6,0 - 9,0
10 m per ton produk soda kostik
10 m3 per ton produk soda kostik
PROSES RAKSA (Hg) KADAR BEBAN MAKSIMUM PENCEMARAN (mg/L) MAKSIMUM 150 50 0,005 3
1,5 kg/ton 0,5 kg/ton 0,05 g/ton -
Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel diatas dinyatakan dalam kg atau gram parameter per ton produk soda kostik.
SALINAN LAMPIRAN A.II NOMOR TENTANG TANGGAL
: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP : KEP 51-/MENLH/10/1995 : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI : 23 OKTOBER 1995
BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM
PELAPISAN TEMBAGA ( Cu ) PARAMETER KADAR BEBAN MAKSIMUM PENCEMARAN (mg/L) MAKSIMUM ( gram/m2 ) TSS 60 6,0 Kadmium ( Cd ) 0,05 0,005 Sianida ( CN ) 0.5 0,05 Logam Total 8,0 0,8 Nikel ( Ni ) 3,0 0,3 Seng (Zn) pH 6,0 - 9,0 Debit Limbah Maksimum
100 L per m2 produk pelapisan logam
PELAPISAN KROM ( Cr ) PARAMETER KADAR BEBAN MAKSIMUM PENCEMARAN (mg/L) MAKSIMUM
PELAPISAN NIKEL ( Ni ) KADAR BEBAN MAKSIMUM PENCEMARAN (mg/L) MAKSIMUM ( gram/m2 ) 60 6,0 0,05 0,005 0,5 0,05 8,0 0,8 5,0 0,5 6,0 - 9,0 100 L per m2 Produk pelapisan logam
PELAPISAN & GALVANISASI SENG (Zn) BEBAN KADAR PENCEMARAN MAKSIMUM MAKSIMUM
(gram/m2) TSS Kadmium (Cd) Sianida (CN) Logam Total Krom Total (Cr) Krom Heksavalen
60 0,05 0,5 8,0 2,0
(Cr+6) Seng (Zn) pH Debit Limbah Maksimum
0,3 -
6,0 0,005 0,05 0,8 0,2
(gram/m2)
(mg/L) 60 0,05 0,5 8,0 -
6,0 0,005 0,05 0,8 -
0,03 2,0 0,2 6,0 - 9,0 6,0 - 9,0 100 L per m2 produk pelapisan logam 100 L per m2 produk pelapisan logam
SALINAN Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel diatas dinyatakan dalam miligram parameter per Liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel diatas dinyatakan dalam gram parameter per m2 produk pelapisan logam.
LAMPIRAN A.III NOMOR TENTANG TANGGAL
: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP : KEP-51/MENLH/10/1995 : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI : 23 OKTOBER 1995
BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT
PARAMETER
BOD5 COD TSS Sulfida (sbg H2S) Krom Total (Cr) Minyak dan Lemak Amonia Total pH Debit Limbah Maksimum
KADAR MAKSIMUM (mg/L)
BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM (kg/ton) 150 10,5 300 21,0 150 10,5 1,0 0,07 2,0 0,14 5,0 0,35 10,0 0,70 6,0 - 9,0 3 70 m ton bahan baku
Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel diatas dinyatakan dalam miligram parameter per Liter air Limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel diatas dinyatakan dalam kg parameter per ton bahan baku (penggaraman kulit mentah).
SALINAN LAMPIRAN A.IV NOMOR TENTANG TANGGAL
: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP : KEP 51-/MENLH/10/1995 : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI : 23 OKTOBER 1995
BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI MINYAK SAWIT
PARAMETER
BOD5 COD TSS Minyak dan Lemak Amonia Total (sebagai NH3-N) pH Debit Limbah Maksimum
KADAR MAKSIMUM (mg/L)
BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM (kg/ton) 250 1,5 500 3,0 300 1,8 30 0,18 20 0,12 6,0 - 9,0 3 6 m ton bahan baku
Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel diatas dinyatakan dalam milligram parameter per Liter air Limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg parameter per tom produk minyak sawit.
SALINAN LAMPIRAN A.V NOMOR TENTANG TANGGAL
: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP : KEP 51-/MENLH/10/1995 : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI : 23 OKTOBER 1995
BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PULP DAN KERTAS
PARAMETER
BOD5 COD TSS pH Debit Limbah Maksimum
PABRIK PULP PABRIK KERTAS PABRI PULP & KERTAS KADAR BEBAN KADAR BEBAN KADAR BEBAN MAKSIMUM PENCEMARAN MAKSIMUM PENCEMARAN MAKSIMUM PENCEMARAN MAKSIMUM MAKSIMUM MAKSIMUM (mg/L) (kg/ton) (mg/L) (kg/ton) (mg/L) (kg/ton) 150 15 125 10 150 25,5 350 35 250 20 350 59,5 200 20 125 10 150 25,9 6,0 - 9,0 6,0 - 9,0 6,0 - 9,0 100 m3 per ton pulp kering
80 m3 per ton produk kertas kering 170 m3 per ton produk kertas kering
Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per Liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel diatas dinyatakan dalam kg parameter per ton produk pulp dan atau kertas kering.
SALINAN LAMPIRAN A.VI NOMOR TENTANG TANGGAL
: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP : KEP 51-/MENLH/10/1995 : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI : 23 OKTOBER 1995
BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI KARET
PARAMETER
KADAR MAKSIMUM ( mg/L )
BOD5 COD TSS Amonia Total (sebagai NH3-N) pH Debit Limbah Maksimum
BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM ( kg/ton ) 6,0 12,0 6,0 0,4 6,0 - 9,0
150 300 150 10
3
40 m per ton produk karet
Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel diatas dinyatakan dalam milligram parameter per liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg parameter per ton produk karet kering.
LAMPIRAN A.VII NOMOR TENTANG TANGGAL
: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP : KEP 51-/MENLH/10/1995 : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI : 23 OKTOBER 1995
BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI GULA PARAMETER
BOD5 COD TSS Sulfida (s ebagai H2 S) pH Debit Limbah Maks imum
KADAR MAKSIMUM ( mg/L ) 100 250 175 1,0
BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM ( kg/ton ) 4,0 10,0 7,0 0,04 6,0 - 9,0
40 m3 per ton produk karet
SALINAN Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel diatas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg parameter per ton produk gula.
LAMPIRAN A.VIII NOMOR TENTANG TANGGAL
: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP : KEP 51-/MENLH/10/1995 : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI : 23 OKTOBER 1995
BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI TAPIOKA
PARAMETER
BOD5 COD TSS Sianida (CN) pH Debit Limbah Maksimum
KADAR MAKSIMUM ( mg/L ) 200 400 150 0,5
BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM ( kg/ton ) 12,0 24,0 9,0 0,03 6,0 - 9,0
60 m3 per ton produk
Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel diatas dinyatakan dalam milligram parameter per liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg parameter per ton produk tapioka.
SALINAN LAMPIRAN A.IX NOMOR TENTANG TANGGAL
: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP : KEP 51-/MENLH/10/1995 : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI : 23 OKTOBER 1995
BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI TEKSTIL
PARAMETER
BOD5 COD TSS Fenol Total Krom Total (Cr) Minyak dan Lemak pH Debit Limbah Maksimum
KADAR MAKSIMUM ( mg/L ) 85 250 60 1,0 2,0 5,0
BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM ( kg/ton ) 12,75 37,5 9,0 0,15 0,30 0,75 6,0 - 9,0
150 m3 per ton produk tekstil
Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel diatas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg parameter per ton produk tekstil.
SALINAN LAMPIRAN A.X NOMOR TENTANG TANGGAL
: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP : KEP 51-/MENLH/10/1995 : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI : 23 OKTOBER 1995
BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI UREA PARAMETER
KADAR MAKSIMUM ( mg/L )
BOD5 COD TSS Minyak dan Lemak Amonia Total (sbg. NH3-N) pH Debit Limbah Maksimum
100 250 100 25 50
BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM ( kg/ton ) 1,5 3,75 1,5 0,4 0,75 6,0 - 9,0
15 m3 per ton produk pupuk urea
Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel diatas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg parameter per ton produk pupuk urea.
LAMPIRAN A.XI NOMOR TENTANG TANGGAL
: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP : KEP 51-/MENLH/10/1995 : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI : 23 OKTOBER 1995
BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI ETHANOL
PARAMETER
BOD5 TSS pH Debit Limbah Maksimum
KADAR MAKSIMUM ( mg/L ) 150 400
BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM ( kg/ton ) 10,5 28,0 6,0 - 9,0
70 m3 per ton produk pupuk ethanol
SALINAN Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel diatas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg parameter per ton produk ethanol.
LAMPIRAN A.XII NOMOR TENTANG TANGGAL
: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP : KEP 51-/MENLH/10/1995 : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI : 23 OKTOBER 1995
BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI MONO SODIUM GLUTAMATE (MSG)
PARAMETER
BOD5 COD TSS pH Debit Limbah Maksimum
KADAR MAKSIMUM ( mg/L )
BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM ( kg/ton ) 12 30 12 6,0 - 9,0
100 250 100
3
120 m per ton produk MSG
Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel diatas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg parameter per ton produk MSG.
SALINAN LAMPIRAN A.XIII NOMOR TENTANG TANGGAL
: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP : KEP 51-/MENLH/10/1995 : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI : 23 OKTOBER 1995
BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI KAYU LAPIS
PARAMETER
KADAR MAKSIMUM ( mg/L )
BOD5
100
COD TSS Fenol Totol pH Debit Limbah Maksimum
250 100 1,0
BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM ( kg/ton ) 0,28 kg/m3 3
0,70 kg/m 3 0,28 kg/m 3 2,8 g/m 6,0 - 9,0
2,8 m3 per ton produk kayu lapis
Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg atau gram parameter per ton m3 produk kayu lapis. 3. 1000 m2 produk = 3,6 m3 produk dengan ketebalan 3,6 milimeter. 4. 2,8 m3 air limbah per m3 produk = 10 m3 air limbah per 3,6 m3 produk dengan ketebalan 3,6 milimeter.
SALINAN LAMPIRAN A.XIV NOMOR TENTANG TANGGAL
: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP : KEP 51-/MENLH/10/1995 : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI : 23 OKTOBER 1995
BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI SUSU, MAKANAN YANG TERBUAT DARI SUSU
PARAMETER
BOD5 COD TSS pH Debit Limbah Maksimum
KADAR MAKSIMUM ( mg/L )
40 100 50
BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM PABRIK SUSU DASAR ( kg/ton ) 0,14 0,35 0,175 6,0 - 9,0 3,5 L per kg total padatan susu
PABRIK TERPADU ( kg/ton ) 0,2 0,5 0,25 6,0 - 9,0 5,0 L per kg produk
Catatan : 1. Pabrik Susu Dasar : menghasilkan susu cair, susu kental manis dan atau susu bubuk 2. Pabrik terpadu : menghasilkan produk susu, keju, mentega dan atau es krim. 3. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah. 4. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg ke parameter per ton total padatan susu atau produk susu.
SALINAN LAMPIRAN A.XV NOMOR TENTANG TANGGAL
: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP : KEP 51-/MENLH/10/1995 : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI : 23 OKTOBER 1995
BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI MINUMAN RINGAN
3
PARAMETER
KADAR MAKSIMUM ( mg/L )
BOD5 TSS Minyak dan Lemak pH
Debit Limbah Maksimum
100 90 12
BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM (gram/m ) DENGAN DENGAN TANPA TANPA PENCUCIAN PENCUCIAN PENCUCIAN PENCUCIAN BOTOL DAN BOTOL DAN BOTOL DAN BOTOL DAN DENGAN TANPA DENGAN TANPA PEMBUATAN PEMBUATAN PEMBUATAN PEMBUATAN SIROP SIROP SIROP SIROP 600 500 300 200 540 450 270 180 72 60 36 24 6,0 - 9,0 6,0 - 9,0 6,0 - 9,0 6,0 - 9,0 5 L pper 5 L pper 3 L pper 2 L pper L produk L produk L produk L produk minuman minuman minuman minuman
Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel diatas dinyatakan dalam miligram parameter per Liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel diatas dinyatakan dalam gram parameter per m3 produk minuman ringan yang dihasilkan.
SALINAN LAMPIRAN A.XVI NOMOR TENTANG TANGGAL
: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP : KEP 51-/MENLH/10/1995 : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI : 23 OKTOBER 1995
BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI SABUN, DITERJEN, DAN PRODUK – PRODUK MINYAK NABATI BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM (kg/ton) PARAMETER BOD5 COD TSS Minyak dan Lemak Fosfat (sbg PO4) MBAS pH
KADAR MAKSIMUM ( mg/L ) 125 300 100 25 3 5
SABUN 2,50 6,0 2,0 0,50 0,06 0,1 3
Debit Limbah Maksimum
20 M per ton produk sabun
MINYAK NABATI 7,50 18,0 6,0 1,5 0,18 0,3 6,0 - 9,0 3 60 M per ton produk minyak nabati
DITERJEN 0,75 1,8 0,6 0,15 0,018 0,03 3
6M per ton produk diterjen
Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per Liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg parameter per ton produk sabun atau minyak atau diterjen.
LAMPIRAN A.XVII NOMOR TENTANG TANGGAL
: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP : KEP 51-/MENLH/10/1995 : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI : 23 OKTOBER 1995
BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI BIR
PARAMETER BOD5 COD TSS pH Debit Limbah Maksimum
BEBAN KADAR PENCEMARAN MAKSIMUM MAKSIMUM ( mg/L ) hektoliter 75 67,5 170 153,0 70 63,0 6,0 - 9,0 9 hektoliter per hektoliter Bir
SALINAN Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per Liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg parameter per hektoliter produk bir.
LAMPIRAN A.XVIII : KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP 51-/MENLH/10/1995 TENTANG : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI TANGGAL : 23 OKTOBER 1995
BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI BATERAI KERING
PARAMETER
COD TSS NH3-N Total Minyak dan Lemak Seng (Zn) Merkuri (Hg) Mangan (Mn) Krom (Cr) Nikel (Ni) pH Debit Limbah Maksimum
ALKALINE - MANGAN KADAR BEBAN MAKSIMUM PENCEMARAN MAKSIMUM ( mg/L ) (mg/kg produk) 15 45 3 9,0 0,3 0,9 0,015 0,045 0,5 1,5 0,1 0,3 0,6 1,8 6,0 - 9,0 3,0 L per kg baterai
KARBON - SENG KADAR BEBAN MAKSIMUM PENCEMARAN MAKSIMUM ( mg/L produk) (mg/kg produk) 30 15 10 5 4 2 12 6 0,8 0,4 0,02 0,01 0,6 0,3 6,0 - 9,0 0,5 L per kg baterai
Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per Liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per kg produk baterai yang dihasilkan.
SALINAN LAMPIRAN A.XIX NOMOR TENTANG TANGGAL
: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP : KEP 51-/MENLH/10/1995 : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI : 23 OKTOBER 1995
BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI CAT
PARAMETER BOD5 TSS Merkuri (Hg) Seng (Zn) Timbal (Pb) Tembaga (Cu) +6 Krom Heksavalen (Cr ) Titanium (Ti) Kadmium (Cd) Fenol Minyak dan Lemak pH Debit Limbah Maksimum
BEBAN KADAR PENCEMARAN MAKSIMUM MAKSIMUM 3 (gram/m ) ( mg/L ) 100 80 60 48 0,015 0,012 1,5 1,2 0,40 0,32 1,0 0,80 0,25 0,20 0,5 0,40 0,10 0,08 0,25 0,20 15 12 6,0 - 9,0 0,8 L per L produk cat water base Zero Discharge untuk cat solvent base
Catatan : 1. Solvent – Based Cat harus Zero Discharge ; semua limbah cair yang dihasilkan harus ditampung atau diolah kembali dan tidak boleh dibuang di perairan umum. 2. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per Liter air limbah. 3. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam gram parameter per m3 produk cat.
SALINAN LAMPIRAN A.XX NOMOR TENTANG TANGGAL
: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP : KEP 51-/MENLH/10/1995 : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI : 23 OKTOBER 1995
BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI FARMASI
PARAMETER
BOD5 COD TSS TOTAL-N FENOL pH
PROSES PEMBUATAN BAHAN FORMULA (MG/L) 150 500 130 45 5,0 6,0 - 9,0
FORMULASI - FORMULASI (PENCAMPURAN) (MG/L) 100 200 100 6,0 - 9,0
Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per Liter air limbah.
LAMPIRAN A.XXI NOMOR TENTANG TANGGAL
: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP : KEP 51-/MENLH/10/1995 : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI : 23 OKTOBER 1995
BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PESTISIDA PARAMETER MAKSIMUM BOD5 COD TSS Fenol Total-CN Tembaga (Cu) Bahan Aktif Total pH Debit Limbah Maksimum
PEMBUATAN PESTISIDA TEKNIS MAKSIMUM KADAR ( mg/L ) PENCEMARAN ( kg/ton produk) 70 1,75 200 5,0 50 1,25 3,0 0,075 1,0 0,025 1,5 0,038 2,0 0,05 6,0 - 9,0 25 m3 per ton produk
FORMULASI PENGEMASAN BEBAN KADAR MAKSIMUM ( mg/L ) 40 100 25 2,5 1,0 6,0 - 9,0 -
SALINAN Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per Liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kilogram per ton produk pestisida.
LAMPIRAN B. I NOMOR TENTANG TANGGAL
: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP : KEP 51-/MENLH/10/1995 : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI : 23 OKTOBER 1995
BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI SODA KOSTIK/KHLOR
PARAMETER
TSS Cl2 tersisa (Khlor) Tembaga (Cu) Timbal (Pb) Seng (Zn) Krom Total (Cr) Nikel (Ni) Raksa (Hg) pH Debit Limbah Maksimum
KADAR MAKSIMUM
BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM ( mg/L ) ( gram/ton ) 25 75,0 0,5 1,5 1,0 3,0 0,8 2,4 1,0 3,0 0,5 1,5 1,2 3,6 0,004 0,01 6,0 - 9,0 3 3,0 m per ton produk soda kostik atau 3 3,4 m per ton Cl2
Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per Liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam gram parameter per ton produk soda kostik.
SALINAN LAMPIRAN B.II NOMOR TENTANG TANGGAL
: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP : KEP 51-/MENLH/10/1995 : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI : 23 OKTOBER 1995
BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM
PARAMETER
TSS Sianida Total (CN) tersisa Krom Total (Cr) Krom Heksavalen (Cr+6) Tembaga (Cu) Seng (Zn) Nikel (Ni) Kadmium (Cd) Timabal (Pb) pH Debit Limbah Maksimum
KADAR MAKSIMUM
BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM ( mg/L ) ( gram/M2 ) 20 0,4 0,2 0,004 0,5 0,010 0,1 0,002 0,6 0,012 1,0 0,020 1,0 0,020 0,05 0,001 0,1 0,002 6,0 - 9,0 2 20 L per m produk pelapis logam
Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per Liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam gram parameter per m2 produk pelapisan logam.
SALINAN LAMPIRAN B.III NOMOR TENTANG TANGGAL
: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP : KEP 51-/MENLH/10/1995 : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI : 23 OKTOBER 1995
BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT
PARAMETER
BOD5 COD TSS Krom Total (Cr) Minyak dan Lemak N Total (sebagai N) Amoniak Total (sebagai N) Sulfida (sebagai S) pH Debit Limbah Maksimum
Proses Penyamakan Menggunakan Krom KADAR BEBAN MAKSIMUM PENCEMARAN MAKSIMUM ( mg/L ) ( kg/ton ) 50 2.0 110 4.4 60 2.4 0.60 0.024 5.0 0.20 10 0.40 0.5 0.02 0.8 0.032 6,0 - 9,0 40 m 3 / ton bahan baku
Proses Penyamakan Menggunakan Daun-daunan KADAR BEBAN MAKSIMUM PENCEMARAN MAKSIMUM ( mg/L produk) ( kg/ton ) 70 2.8 180 7.2 50 2.0 0.1 0.004 5.0 0.20 15 0.60 0.50 0.02 0.50 0.02 6,0 - 9,0 40 m 3 / ton bahan baku
Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram meter per Liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum pada tabel diatas dinyatakan dalam kg per ton bahan baku (penggaraman kulit mentah) 3. N Total jumlah N organik + Amonia Total + NO3 + NO2
SALINAN LAMPIRAN B.IV NOMOR TENTANG TANGGAL
: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP : KEP 51-/MENLH/10/1995 : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI : 23 OKTOBER 1995
BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI MINYAK SAWIT
PARAMETER
BOD5 COD TSS Minyak dan Lemak Nitrogen Total (sbg N) pH Debit Limbah Maksimum
KADAR MAKSIMUM
BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM ( mg/L ) ( kg/ton ) 100 0,25 350 0,88 250 0,63 25 0,063 50,0 0,125 6,0 - 9,0 2 2,5 m per ton produk minyak sawit (CPO)
Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per Liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel diatas dinyatakan dalam kg parameter per ton produk minyak sawit (CPO) 3. Nitrogen Total ádalah jumlah Nitrogen Organik + Amonia Total + NO3 + NO2
SALINAN
LAMPIRAN B.V NOMOR TENTANG TANGGAL
: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP : KEP 51-/MENLH/10/1995 : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI : 23 OKTOBER 1995
BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PULP DAN KERTAS
PROSES/ PRODUK
A. PULP Kraft dikelantang Pulp larut Kraft yang tidak di kelantang Mekanik (CMP dan Grounwood) Semi Kimia Pulp Soda De-ink Pulp (dari kertas bekas) B. KERTAS Halus Kasar Sparet Kertas yang dikelantang pH
DEBIT
PARAMETER COD
BOD5
TSS
Kadar Beban Kadar Beban Maksimum Pencemaran Maksimum Pencemaran Maksimum Maksimum ( mg/ton ) ( kg/ ton ) ( mg/ton ) ( kg/ ton )
Kadar Maksimum ( mg/ton )
Beban Pencemaran Maksimum ( kg/ ton )
85 95 50
100 100 75
8,5 9,5 3,75
350 300 200
29,75 28,5 10,0
100 100 60
8,5 9,5 3,0
60
50
3,0
120
7,2
75
4,5
70 80 60
100 100 100
7,0 8,0 6,0
200 300 300
14,0 24,0 18,0
100 100 100
7,0 8,0 6,0
50 40 175 35
100 90 60 75
5,0 3,6 10,5 2,6
200 175 100 160
10,0 7,0 17,5 5,6
100 80 45 80
5,0 3,2 7,8 2,8
6,0 - 9,0
Catatan : Penjelasan kategori proses di atas diberikan sebagai berikut : A. PULP 1. Proses Kraft (dikelantang dan tidak dikelantang) adalah produksi pulp yang menggunakan cairan pemasak natrium hidroksida yang sangat alkalis dan natrium sulfida. Proses Kraft yang dikelantang digunakan pada produksi kertas karton dan kertas kasar lain yang berwarna. Pengelantangan adalah penggunaan bahan pengoksidasi kuat yang diikuti dengan ekstraksi alkali
SALINAN
2.
3.
4.
5. 6.
untuk menghilangkan warna dari pulp, untuk suatu rentang produk kertas yang lengkap. Proses Pulp larut adalah produk pulp putih dan sangat murni dengan menggunakan pemasakan kimiawi yang kuat. Pulpnya digunakan untuk pembuatan rayon dan produk lain yang mensyaratkan hampir tidak mengandung logam. Proses grounwood adalah penggunaan defibrasi mekanis (pemisahan serat) dengan menggunakan gerinda atau penghalus (refiners) dari batu. CMP (proses pembuatan pulp kimia mekanis) menggunakan cairan pemasak kimia untuk memasak kayu secara parsial sebelum pemisahan serta secara mekanik. TMP (proses pembuatan pulp termo-mekanis) merupakan pemasakan singkat dengan menggunakan kukus dan kadang-kadang bahan kimia pemasak, sebelum tahap mekanis. Proses semi kimia merupakan penggunaan cairan pemasak sulfit netral tanpa pengelantangan untuk menghasilkan produk kasar untuk lapisan dalam karton gelombang berwarna coklat. Proses soda adalah produksi pulp dengan menggunakan cairan pemasak natrium hidroksida yang sangat alkalis. Proses penghilangan tinta (De-ink) merupakan salah satu proses pembuatan kertas yang menggunakan kertas bekas yang didaur ulang melalui proses penghilangan tinta dengan kondisi alkali dan kadang-kadang dibuat cerah atau diputihkan untuk menghasilkan pulp sekunder, sering kali berkaitan dengan proses konvensional.
B. KERTAS 1. Kertas halus berarti produksi kertas halus yang dikelantang seperti kertas cetak dan kertas tulis. 2. Kertas besar berarti produksi kertas berwarna ciklat, seperti lineboard, kertas karton berwarna coklat atau karton. 3. Kertas lain berarti produksi kertas yang dikelantang selain yang tercantum dalam golongan halus, seperti kertas koran.
SALINAN LAMPIRAN B.VI NOMOR TENTANG TANGGAL
: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP : KEP 51-/MENLH/10/1995 : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI : 23 OKTOBER 1995
BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI KARET
LATEKS PEKAT KADAR BEBAN PARAMETER MAKSIMUM PENCEMARAN MAKSIMUM ( mg/L ) ( kg/ton ) 100 4 BOD5 COD 250 10 TSS 100 4 Amonia Total (sebagai NH3-N) 15 0,6 Nitrogen Total (sebagai N) 25 1,0 pH 6,0 - 9,0 3 Debit Limbah 40 m / ton produk karet Maksimum
Proses Penyamakan Menggunakan Daun-daunan KADAR BEBAN MAKSIMUM PENCEMARAN MAKSIMUM ( mg/L produk) ( kg/ton ) 60 2,4 200 8 100 4 5 0,2 10 0,4 6,0 - 9,0 3 40 m / ton produk karet
Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per Liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel diatas dinyatakan dalam kilogram parameter per ton produk karet kering atau lateks padat 3. Nitrogen Total jumlah N Organik + Amonia Total + NO3 + NO2
SALINAN LAMPIRAN B.VII NOMOR TENTANG TANGGAL
: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP : KEP 51-/MENLH/10/1995 : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI : 23 OKTOBER 1995
BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI GULA
PARAMETER
BOD5 COD TSS Minyak dan Lemak Sulfida (sbg S) pH Debit Limbah Maksimum
KADAR MAKSIMUM
BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM ( mg/L ) ( kg/ton ) 60 0,3 100 0,5 50 0,25 5 0,025 0,5 0,0025 6,0 - 9,0 3 5,0 m per ton produk gula
Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per Liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel diatas dinyatakan dalam kg parameter per ton produk gula. 3. Debit limbah cair maksimum tidak termasuk air injeksi dan air pendingin.
SALINAN LAMPIRAN B.VIII NOMOR TENTANG TANGGAL
: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP : KEP 51-/MENLH/10/1995 : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI : 23 OKTOBER 1995
BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI TAPIOKA
PARAMETER
BOD5 COD TSS Sianida (CN) pH Debit Limbah Maksimum
KADAR MAKSIMUM
BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM ( mg/L ) ( kg/ton ) 150 4,5 300 9 100 3 0,3 0,009 6,0 - 9,0 3 30 m per ton produk tapioka
Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per Liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel diatas dinyatakan dalam kg parameter per ton produk tapioka.
SALINAN LAMPIRAN B.IX NOMOR TENTANG TANGGAL
: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP : KEP 51-/MENLH/10/1995 : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI : 23 OKTOBER 1995
BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI TEKSTIL
PARAMETER
BOD5 COD TSS Fenol Total Krom Total (Cr) Amonia Total NH3-N) Sulfida (sbg S) Minyak dan Lemak pH Debit Limbah maksimum 3 ( m ton produk )
BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM ( kg/ton) KADAR Tekstil Pencucian Perekatan Pengikisan Pemucatan Merserisasi Pencelupan Pencetakan MAKSIMUM Terpadu Kapas ( Sizing ) Pemasakan ( Bleching ) ( Dyeing ) ( Printing ) Pemintalan Desizing (Klering (mg/L) Penenunan Soouring) 60 6 0,42 0,6 1,44 1,08 0,9 1,2 0,36 150 15 1,05 1,5 3,6 2,7 2,25 3,0 0,9 50 5 0,35 0,5 1,2 0,9 0,75 1,0 0,3 0,5 0,05 0,004 0,005 0,012 0,009 0,008 0,01 0,003 1,0 0,1 0,02 0,006 8,0 0,8 0,056 0,08 0,192 0,144 0,12 0,16 0,048 0,3 3,0
0,03 0,3
0,002 0,021
0,003 0,03
0,007 0,07
100
7
10
24
18
0,005 0,054 6,0 - 9,0 15
0,005 0,045
0,006 0,06
20
0,002 0,018
6
Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per Liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel diatas dinyatakan dalam kg parameter per ton produk tekstil.
SALINAN LAMPIRAN B.X NOMOR TENTANG TANGGAL
: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP : KEP 51-/MENLH/10/1995 : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI : 23 OKTOBER 1995
BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PUPUK PARAMETER
PUPUK UREA BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM ( kg/ton ) 3,0 1,5 0,3 0,75 1,5 6,0 - 9,0 15 m 3 per ton produk
COD TSS Minyak dan Lemak NH3-N TKN pH Debit limbah maksimum produk
PUPUK NITROGEN LAIN BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM ( kg/ton ) 3,0 3,0 0,30 1,50 2,25 6,0 - 9,0 15 m 3 per ton produk
AMONIAK BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM ( kg/ton ) 0,30 0,15 0,03 0,30 6,0 - 9,0 15 m 3 per ton produk
Catatan : 1. Pengukuran beban limbah cair dilakukan pada satu saluran pembuangan akhir. 2. Beban limbah cair (kg/ton produk) = konsentrasi tiap parameter x debit limbah. 3. Beban limbah cair industri amoniak, berlaku pula untuk industri pupuk urea dan pupuk nitrogen lain yang memproduksi kelebihan amoniak.
LAMPIRAN B.XI NOMOR TENTANG TANGGAL
: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP : KEP 51-/MENLH/10/1995 : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI : 23 OKTOBER 1995
BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI ETHANOL PARAMETER
BOD5 COD TSS Sulfida (sbg S) pH Debit Limbah Maksimum
KADAR MAKSIMUM
BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM ( mg/L ) ( kg/ton ) 100 1,5 300 4,5 100 1,5 0,5 0,0075 6,0 - 9,0 3 15 m per ton produk tapioka
SALINAN Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per Liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel diatas dinyatakan dalam kg per ton produk ethanol.
LAMPIRAN B.XII NOMOR TENTANG TANGGAL
: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP : KEP 51-/MENLH/10/1995 : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI : 23 OKTOBER 1995
BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI MONO SODIUM GLUTAMATE (MSG)
PARAMETER
BOD5 COD TSS pH Debit Limbah Maksimum
KADAR MAKSIMUM
BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM ( mg/L ) ( kg/ton ) 80 9,6 150 18,0 100 12,0 6,0 - 9,0 3 120 m per ton produk MSG
Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per Liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel diatas dinyatakan dalam kg parameter per ton produk MSG.
SALINAN LAMPIRAN B.XIII NOMOR TENTANG TANGGAL
: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP : KEP 51-/MENLH/10/1995 : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI : 23 OKTOBER 1995
BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI KAYU LAPIS KADAR MAKSIMUM
PARAMETER
BOD5 COD TSS Fenol Amonia Total ( sbg N ) pH Debit Limbah Maksimum
BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM ( mg/L ) ( gram/m3 produk) 75 22,5 125 37,5 50 15 0,25 0,08 4 1,2 6,0 - 9,0 0,30 m3 per m3 produk kayu lapis
Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per Liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam gram parameter per m3 produk kayu lapis. 3. 1000 m2 produk = 3,6 m3 produk dengan ketebalan 3,6 milimeter.
LAMPIRAN B.XIV NOMOR TENTANG TANGGAL
: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP : KEP 51-/MENLH/10/1995 : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI : 23 OKTOBER 1995
BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI SUSU, MAKANAN YANG TERBUAT DARI SUSU
PARAMETER BOD5 COD TSS pH Debit Limbah Maksimum
KADAR MAKSIMUM ( mg/L ) 40 100 50
BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM PABRIK SUSU PABRIK SUSU DASAR TERPADU ( kg/ton) ( kg/ton) 0,08 0,06 0,20 0,15 0,10 0,075 6,0 - 9,0 2,0 L per kg 1,5 L per kg total padatan produk susu
SALINAN Catatan : 1. Pabrik susu dasar menghasilkan susu cair dan krim, susu kental manis dan atau susu bubuk. 2. Pabrik terpadu : menghasilkan produksi dari susu seperti keju, mentega dan atau es krim. 3. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakn dalam miligram parameter per Liter air limbah. 4. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg per ton total padatan susu atau produk susu.
LAMPIRAN B.XV NOMOR TENTANG TANGGAL
: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP : KEP 51-/MENLH/10/1995 : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI : 23 OKTOBER 1995
BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI MINUMAN RINGAN BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM (gram / m3 ) PARAMETER
BOD5 TSS Minyak dan Lemak pH Debit Limbah Maksimum
KADAR DENGAN MAKSIMUM PENCUCIAN BOTOL DAN DENGAN PEMBUATAN ( mg/L ) SIROP
50 30 6
DENGAN PENCUCIAN BOTOL DAN TANPA PEMBUATAN SIROP
TANPA PENCUCIAN BOTOL DAN DENGAN PEMBUATAN SIROP
TANPA PENCUCIAN BOTOL DAN TANPA PEMBUATAN SIROP
175 140 85 60 105 84 51 36 21 17 10,2 7,2 6,0 - 9,0 6,0 - 9,0 6,0 - 9,0 6,0 - 9,0 3,5 L per L 2,8 L per L 1,7 L per L 1,2 L per L produk minuman produk minuman produk minuman produk minuman
Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per Liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam gram parameter per m3 produk minuman ringan yang dihasilkan
SALINAN LAMPIRAN B.XVI NOMOR TENTANG TANGGAL
: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP : KEP 51-/MENLH/10/1995 : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI : 23 OKTOBER 1995
BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI SABUN, DETERJEN, DAN PRODUK-PRODUK MINYAK NABATI BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM (kg / ton ) KADAR MAKSIMUM
PARAMETER
SABUN
MINYAK NABATI
DITERJEN
75
0,60
1,88
0,075
180 60 15 2 3 6,0 - 9,0
1,44 0,48 0,120 0,016 0,024
4,50 1,50 0,375 0,05 0,075
0,180 0,06 0,015 0,002 0,003
( mg/L )
BOD5 COD TSS Minyak dan Lemak Fosfat (PO4) MBAS pH Debit Limbah Maksimum
8 m3 per ton produk sabun
25 m3 per ton 1 m3 per ton produk minyak nabat i produk diterjen
Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per Liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kilogram parameter per ton produk sabun, minyak nabati dan diterjen. LAMPIRAN B.XVII NOMOR TENTANG TANGGAL
: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP : KEP 51-/MENLH/10/1995 : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI : 23 OKTOBER 1995
BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI BIR
PARAMETER
KADAR MAKSIMUM ( m g/L )
BOD5 COD TSS pH Debit Limbah Maksimum
40 100 40 6,0 - 9,0 6 hektoliter per hektoliter bir
BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM ( gram / hektoliter )
24,0 60,0 24,0
SALINAN Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per Liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam gram hektoliter produk bir.
LAMPIRAN B.VIII NOMOR TENTANG TANGGAL
: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP : KEP 51-/MENLH/10/1995 : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI : 23 OKTOBER 1995
BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI BATERAI KERING
PARAMETER
COD TSS NH3 Total Minyak dan Lemak Seng (Zn) Merkuri (Hg) Mangan (Mn) Krom (Cr) Nikel (Ni) pH Debit Limbah Maksimum
ALKALINE - MANGAN KADAR BEBAN MAKSIMUM PENCEMARAN MAKSIMUM ( mg/L ) ( mg / kg produk ) 8 12 2 3,0 0,2 0,3 0,01 0,015 0,3 0,45 0,06 0,09 0,4 0,6 6,0 - 9,0 1,5 L per kg baterai
KARBON - SENG KADAR BEBAN MAKSIMUM PENCEMARAN MAKSIMUM ( mg/L ) ( mg / kg produk ) 15 3,75 10 2,5 1 0,25 4 1,0 0,3 0,075 0,01 0,0025 0,3 0,075 6,0 - 9,0 0,25 L per kg baterai
Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel diatas dinyatakan dalam miligram parameter per Liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter diatas dinyatakan dalam miligram parameter per kg produk baterai.
SALINAN LAMPIRAN B.XIX NOMOR TENTANG TANGGAL
: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP : KEP 51-/MENLH/10/1995 : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI : 23 OKTOBER 1995
BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI CAT KADAR MAKSIMUM
BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM
( mg/L )
( gram / M3 )
BOD5
80
40
TSS
50
25
0,01
0,005
1,0
0,50
Timbal (Pb)
0,30
0,15
Tembaga (Cu)
0,80
0,40
Krom Heksavalen (Cr+6) Titanium (Ti)
0,20 0,40
0,10 0,20
Kadmium (Cd) Fenol Minyak dan Lemak pH Debit Limbah Maksimum
0,08 0,20 10
0,04 0,10 5
PARAMETER
Merkuri (Hg) Seng (Zn)
6,0 - 9,0 0,5 L per L produk cat water base Zero Discharge untuk cat solvent base
Catatan : 1. Solvent-Based Cat harus Zero Discharge ; semua limbah cair yang dihasilkan harus ditampung atau diolah kembali dan tidak boleh di buang diperairan umum. 2. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per Liter air limbah. 3. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam gram parameter per m3 produk cat.
SALINAN LAMPIRAN B.XX NOMOR TENTANG TANGGAL
: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP : KEP 51-/MENLH/10/1995 : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI : 23 OKTOBER 1995
BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI FARMASI
PARAMETER
BOD5 COD TSS TOTAL-N FENOL pH
PROSES PEMBUATAN BAHAN FORMULA ( mg/L )
FORMULASI PENCAMPURAN ( mg/L )
100 300 100 30 1,0 6,0 - 9,0
75 150 75 6,0 - 9,0
Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per Liter air limbah.
SALINAN LAMPIRAN B.XXI NOMOR TENTANG TANGGAL
: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP : KEP 51-/MENLH/10/1995 : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI : 23 OKTOBER 1995
BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PESTISIDA
PARAMETER
BOD5 COD TSS Fenol Bensena Toluena Total-CN Tembaga (Cu) Total-NH3 Bahan Aktif Total pH Debit Limbah Maksimum
PEMBUATAN PESTISIDA TEKNIS KADAR BEBAN MAKSIMUM PENCEMARAN MAKSIMUM ( mg/L ) ( kg / ton produk ) 30 0,60 100 2,00 25 0,50 2 0,04 0,1 0,002 0,1 0,002 0,8 0,016 1,0 0,02 1,0 0,02 1,0 0,02 6,0 - 9,0 3 20 m per ton produk
FORMULASI PENGEMASAN KADAR MAKSIMUM ( mg/L ) 15 50 15 1,5 0 0 0 0 0,05 6,0 - 9,0
Catatan : 1. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per Liter air limbah. 2. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kilogram parameter per ton produk pestisida.
SALINAN LAMPIRAN C NOMOR TENTANG TANGGAL
: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP : KEP-51/MENLH/10/1995 : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI : 23 OKTOBER 1995
BAKU MUTU LIMBAH CAIR NO
PARAMETER
SATUAN
GOLONGAN BAKU MUTU LIMBAH CAIR I II
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
FISIK Temperatur Zat padat larut Zat padar tersuspensi KIMIA pH Besi terlarut (Fe) Mangan terlarut (Mn) Barium (Ba) Tembaga (Cu) Seng (Zn) +6 Krom Heksavalen (Cr ) Krom Total (Cr) Cadmium (Cd) Raksa (Hg) Timbal (Pb) Stanum Arsen Selenum Nikel (Ni) Kobalt (Co) Slanida (CN) Sulfida (H2S) Fluorida (F) Klorin bebas (Cl2)
mg mg mg mg mg mg mg mg mg mg mg mg mg mg mg mg mg mg mg
21
Amonia bebas (NH3-N)
mg / L
1
5
22
Nitrat (NO3-N)
mg / L
20
30
23
Nitrit (NO2-N)
mg / L
1
3
24 25 26 27 28 29 30
BOD5 mg / L COD mg / L Senyawa aktif biru metilen mg / L Fenol mg / L Minyak Nabati mg / L Minyak Mineral mg / L Radioaktivitas **) mg / L
50 100 5 0,5 5 10 -
150 300 10 1 10 50 -
1 2 3
der. C mg / L mg / L
/ / / / / / / / / / / / / / / / / / /
L L L L L L L L L L L L L L L L L L L
38 2000 200
40 4000 400
6,0 sampai 9,0 5 2 2 2 5 0,1 0,5 0,05 0,002 0,1 2 0,1 0,05 0,2 0,4 0,05 0,05 2 1
10 5 3 3 10 0,5 1 0,1 0,005 1 3 0,5 0,5 0,5 0,6 0,5 0,1 3 2
SALINAN Catatan : *) Untuk memenuhi baku mutu limbah cair tersebut kadar parameter limbah tidak diperbolehkan dicapai dengan cara pengenceran dengan air secara langsung diambil dari sumber air kadar parameter limbah tersebut adalah limbah maksimum yang diperbolehkan . **) Kadar radioaktivitas mengikuti peraturan yang berlaku.
Menteri Negara Lingkungan Hidup
Ttd Sarwono Kusumaatmadja
Salinan sesuai dengan aslinya Asisten IV Menteri Negara Lingkungan Hidup Bidang Pengembangan Pengawasan dan Pengendalian, ttd Hambar Martono
SALINAN KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNAGN HIDUP NOMOR : KEP-52/MENLH/X/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN HOTEL,
Menimbang
Mengingat
: a. bahwa untuk melestarikan lingkungan hidup agar tetap bermanfaat bagi dan kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya perlu dilakukan pengendalian terhadap pembuangan limbah cair ke lingkungan ; b. bahwa kegiatan hotel mempunyai potensi menimbulkan pencemaran lingkungan hidup, oleh karena itu perlu dilakukan pengendalian terhadap pembuangan limbah cair dengan menetapkan Baku Mutu Limbah Cair ; c. bahwa untuk melaksanakan pengendalian pencemaran air sebagaimana telah ditetapkan dalam Pasal 15 Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, perlu ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Hotel ; :
1. Undang-undang Gangguan (Hinder Ordonantie) Tahun 1926 , stbl. Nomor 226, setelah diubah dan ditambah terakhir dengan stbl. 1940 Nomor 14 dan Tahun 450; 2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037); 3. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3046); 4. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Ketentuanketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3215); 5. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Pariwisata (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3427); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1979 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah Dalam Bidang Kepariwisataan kepada Daerah Tingkat I (Lembaran Negara Tahun 1979 Nomor 34, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3144);
SALINAN 7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3409); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3538); 9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 96/M tahun 1993 tentang pembentukan Kabinet Pembangunan VI; 10. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Menteri Negara serta susunan Organisasi Staf Menteri Negara; 11. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 1994 tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan;
MEMUTUSKAN : Menetapkan
:
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN HOTEL Pasal 1
Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan : 1. Hotel adalah jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan yang dikelola secara komersial yang meliputi hotel berbintang dan hotel melati. 2. Hotel berbintang adalah jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan yang untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, makan dan minum serta jasa lainnya bagi umum. 3. Baku Mutu Limbah Cair Hotel adalah batas maksimum limbah cair yang diperbolehkan di buang ke lingkungan. 4. Limbah Cair Hotel adalah dalam bentuk cair yang dihasilkan oleh kegiatan hotel yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan. 5. Menteri adalah Menteri yang ditugaskan mengelola lingkungan hidup. Bapedal adalah Badan Pengendalian Dampak Lingkungan. 6. Gubernur adalah Gubernur Kepala Daerah Tingkat I, Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota, atau Gubernur Kepala Daerah Istimewa.
Pasal 2 (1) Baku Mutu Limbah Cair bagi kegiatan hotel meliputi hotel berbintang 3, 4, 5 adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran Keputusan ini. (2) Bagi kegiatan hotel sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) yang :
SALINAN a. telah beroperasi sebelum dikeluarkannya keputusan ini, dan beroperasi setelah dikeluarkannya keputusan ini, berlaku Baku Mutu Limbah Cair sebagaiman dimaksud dalam Lampiran B selambat-lambatnya tanggal 1 Januari tahun 2000; b. Tahap perencanaan dilakukan sebelum dikeluarkannya keputusan ini, dan beroperasi setelah dikeluarkannya keputusan ini, berlaku Baku Mutu Limbah Cair Lampiran A dan wajib memenuhi Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana dimaksud dalam Lampiran B selambat-lambatnya tanggal 1 Januari tahun 2000. (3) Bagi kegiatan hotel sebagaimana tersebut dalam ayat (1) pasal ini yang tahap perencanaannya dilakukan dan beroperasi setelah dikeluarkannya keputusan ini berlaku Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana dimaksud dalam Lampiran B; (4) Baku Mutu Cair sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditinjau secara berkala sekurang-kuranngnya sekali dalam lima tahun.
Pasal 3 (1) Gubernur setelah mendapat persetujuan Menteri dapat menetapkan parameter tambahan di luar parameter yang tercantum dalam Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana tersebut dalam Lampiran Keputusan ini. (2) Menteri memberikan tanggapan dan atau persetujuan selambat-lambatnya dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerja dihitung sejak tanggal diterimanya permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini. (3) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) pasal ini tidak diberikan tanggapan dan atau persetujuan, maka permohonan tersebuut dianggap disetujui. Pasal 4 (1) Gubernur dapat menetapkan Baku Mutu Limbah Cair lebih ketat dari ketentuan sebagaimana tersebut dalam Lampiran Keputusan ini. (2) Apabila Gubernur tidak menetapkan Baku Mutu Limbah Cair lebih ketat atau sama dengan Baku Mutu Limbah Cair lebih ketat atau sama dengan Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana tersebut dalam Lampiran keputusan ini, maka berlaku Baku Mutu Limbah Cair seperti dalam Lampiran Keputusan ini.
Pasal 5 Analisis mengenai dampak lingkungan kegiatan hotel mensyaratkan Baku Mutu Limbah Cair lebih ketat atau sama dengan Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana dimaksud dalam
SALINAN Pasal 4, maka untuk kegiatan hotel tersebut ditetapkan Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana yang dipersyaratkan oleh analisis mengenai dampak lingkungan.
Pasal 6 (1) Setiap penanggung jawab kegiatan hotel wajib untuk : a. Melakukan pengelolaan limbah cair sehingga mutu limbah cair yang dibuang ke lingkungan tidak melampaui Baku Mutu Limbah Cair yang ditetapkan; b. Membuat saluran pembuangan limbah cair tertutup dan kedap air sehingga tidak terjadi perembesan limbah cair ke lingkungan; c. Memasang alat ukur debit atau alir limbah cair dan melakukan pencatatan debit harian limbah cair tersebut; d. Memisahkan saluran pembuangan limbah cair dengan saluran limpahan air hujan; e. Memeriksakan kadar parameter Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana tersebut dalam lampiran keputusan ini secara periodik sekurang-kurangnya satu kali dalam sebulan; f. Menyampaikan laporan tentang catatan debit harian dan kadar parameter Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana dimaksud dalam huruf c dan e sekurangkurangnya tiga bulan sekali kepada Bapedal, Gubernur, dan instansi teknis yang membidangi hotel, dan instansi lain yang dianggap perlu sesuai dengan perundang-undangan yang belaku.
Pasal 7 Persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Pasal 5, Keputusan ini dan persyaratan Pasal 26 Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air wajib dicantumkan dalam izin Undang-undang Gangguan (Hinder Ordonantie).
Pasal 8 (1) Apabila Baku Mutu Limbah Cair kegiatan hotel sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) telah ditetapkan sebelum keputusan ini : 1. Baku Mutu Cair lebih ketat atau sama dengan Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana tersebut dalam Lampiran keputusan ini dinyatakan tetap berlaku ;
SALINAN 2. Baku Mutu Limbah Cairnya lebih longgat daripada Baku Mutu Limbah Cair sebagimana tersebut dalam Lampiran Keputusan ini wajib disesuaikan dengan Baku Mutu Limbah Cair seperti yang tercantum dalam Lampiran Keputusan in selambat-lambatnya 1 (satu) tahun setelah ditetapkannya keputusan ini. Pasal 9 Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 23 Oktober 1995 Menteri Negara Lingkungan Hidup,
ttd
Sarwono Kusumaatmadja
Salinan sesuai dengan aslinya Asisten IV Menteri Negara Lingkungan Hidup Bidang Pengembangan Pengawasan dan Pengendalian
Ttd
Hambar Martono