SEPERTI AKTIFITAS FISIK DAN POLA

Download sebagai defend mechanism, pengatur pertumbuhan dan antraktan. Metabolit sekunder juga berperan penting dalam dunia medis sebagai bahan obat...

0 downloads 499 Views 173KB Size
BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Kesehatan manusia sering dikaitkan dengan gaya hidup (seperti aktifitas

fisik dan pola makan). Gaya hidup yang tidak terjaga dapat menimbulkan dampak negatif seperti munculnya berbagai penyakit degeneratif, salah satunya penyakit Diabetes mellitus (DM). Penyakit ini merupakan gangguan metabolisme yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia) akibat kerusakan biosintesis insulin sehingga mengganggu metabolisme karbohidrat, lipid dan protein (Rang et al., 1991). Glukosa darah sangat dibutuhkan oleh sel sebagai sumber energi, namun jika kadarnya terlalu tinggi di dalam darah akan berdampak buruk bagi tubuh khususnya bagi penderita DM). Penyakit DM merupakan salah satu penyakit yang berbahaya karena menimbulkan berbagai komplikasi penyakit, seperti: kerusakan mata, kerusakan pembuluh darah, penyakit jantung dan gagal ginjal serta yang paling fatal adalah dapat menyebabkan kematian (Thongsom, 2013). Penanganan DM harus dilakukan secara serius, dengan cara mengatur pola makan atau mengkonsumsi obat diabetes (Dalimartha, 2003) Gejala DM dapat ditandai dengan: haus yang berlebihan (polidipsi), sering kencing (poliuri), sering merasa lapar (poliphagi), berat badan turun dengan cepat, badan lemah, jika terjadi luka akan sukar sembuh. Menurut Thongsom (2013) secara umum, DM dikelompokkan ke dalam 2 tipe. DM tipe I merupakan diabetes yang disebabkan oleh faktor genetis, pada tipe ini produksi hormon insulin rendah

1

2

bahkan dapat tidak diproduksi sama sekali dan biasanya diekspresikan sejak masa kanak-kanak. Oleh karena itu, DM tipe 1 sangat tergantung insulin dari luar. DM tipe II merupakan diabetes yang tidak tergantung produksi insulin. Hormon ini diproduksi normal atau mendekati normal oleh sel-sel β pankreas namun sel tubuh tidak mampu memanfaatkan insulin tersebut akibat

defisiensi pada reseptor

insulin. DM tipe ini dapat terjadi seiring dengan pertambahan usia, obesitas, pola makan tidak sehat atau kurangnya olah raga (Takada, 2008). Penggunaan hormon insulin dan obat eksternal dari bahan kimia sintetis secara terus menerus dapat menyebabkan efek samping bagi tubuh serta biaya yang dibutuhkan semakin tinggi. Biasanya penderita DM mencari alternatif lain untuk mendapatkan obat yang lebih ekonomis dan mudah didapatkan. Umumnya, masyarakat memilih untuk memanfaatkan tumbuhan yang diduga berpotensi memiliki kemampuan untuk menurunkan kadar glukosa darah. Tumbuhan dapat dimanfaatkan sebagai obat karena mengandung senyawa-senyawa tertentu yang dikenal dengan metabolit sekunder. Pada tumbuhan, metabolit sekunder berperan sebagai defend mechanism, pengatur pertumbuhan dan antraktan. Metabolit sekunder juga berperan penting dalam dunia medis sebagai bahan obat-obatan (Mariska, 2013). Indonesia memiliki berbagai jenis tumbuhan berkhasiat obat, namun belum banyak dimanfaatkan. Menurut Sathisekar dan Subramanian (2005) terdapat 440 tanaman herba yang digunakan sebagai obat tradisional yang telah digunakan oleh masyarakat sebagai obat penurun kadar glukosa, namun hanya sebagian kecil

3

dapat

diterima secara ilmiah. Salah satu tumbuhan yang diduga berpotensi

sebagai penurun kadar glukosa adalah Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray). T. diversifolia merupakan tumbuhan yang berasal dari dataran Meksiko yang menyebar sampai Asia termasuk Indonesia. Tumbuhan ini dikenal dengan sebutan Kembang Bulan. Daun T. diversifolia memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder diantaranya adalah tanin, flavonoid, alkaloid, steroid dan terpenoid (Uli, 2010., Taofik, 2010). Senyawa-senyawa tersebut diduga berperan dalam penurunan kadar glukosa. Daun T. diversifolia memiliki 2 jenis trikoma, yaitu trikoma glandular yang mengandung zat aktif serta trikoma non glandular yang berfungsi untuk pertahanan serangan serangga (Duarte, 2012). Analisis profil kimia pada trikoma glandular menggunakan HPLC menunjukkan kandungan senyawa utama pada trikoma glandular berasal dari

golongan

terpenoid, khususnya seskuiterpenlakton. Bagian tumbuhan T. diversifolia yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat adalah daunnya yang kemudian direbus dengan air. Hasil rebusan diminum secara rutin. Miura et al.,(2005) melakukan penelitian pada ekstrak tumbuhan ini mengunakan pelarut etanol kemudian diberikan secara oral pada mencit DM. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ekstrak daun T. diversifolia memiliki kemampuan menurunkan kadar glukosa darah pada mencit DM. Berdasarkan informasi tersebut, peneliti ingin melakukan pengujian secara ilmiah terhadap pengaruh rebusan daun T. diversifolia muda dan dewasa menggunakan pelarut air dan melihat pengaruhnya terhadap penurunan kadar glukosa darah pada tikus putih (Rattus novergicus). Peneliti juga ingin melakukan

4

uji fitokimia untuk mengetahui kandungan senyawa yang terdapat pada rebusan daun T. diversifolia serta melakukan pengamatan pada struktur anatomi pada preparat daun.

1.2 1.

Permasalahan Apakah ada perbedaan pada struktur anatomi daun T. diversifolia muda dan dewasa?

2.

Apakah terdapat perbedaan kerapatan trikoma (glandular dan non glandular) dan kerapatan stomata pada daun muda dan dewasa?

3.

Senyawa apa saja yang terkandung dalam ekstrak rebusan daun T. diversifolia?

4.

Apakah pemberian ekstrak rebusan daun T. diversifolia berpengaruh terhadap penurunan kadar glukosa darah tikus DM?

5.

Jenis ekstrak rebusan daun T. diversifolia manakah yang paling efektif untuk menurunkan kadar glukosa darah?

1.3 1.

Tujuan penelitian Untuk mengetahui perbedaan struktur anatomi daun T. diversifolia muda dan dewasa.

2.

Untuk mengetahui perbedaan kerapatan trikoma (glandular dan non glandular) dan kerapatan stomata pada daun muda dan dewasa.

3.

Untuk mengetahui senyawa apa saja yang terkandung dalam ekstrak rebusan daun T. diversifolia.

5

4.

Untuk mengetahui pengaruh ekstrak rebusan daun T. diversifolia terhadap penurunan kadar glukosa darah tikus DM.

5.

Untuk mengetahui jenis ekstrak rebusan daun T. diversifolia yang paling efektif terhadap penurunan kadar glukosa darah.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Sebagai sumber informasi mengenai kajian anatomis daun T. diversifolia 2. Sebagai informasi mengenai jenis trikoma dan stomata serta kerapatannya pada daun T. diversifolia 3. Sumber informasi mengenai kandungan senyawa pada ekstrak rebusan daun T. diversifolia. 4. Mengetahui manfaat ekstrak rebusan daun T.diversifolia untuk menurunkan kadar glukosa darah.

1.5

Ruang Lingkup Penelitian Parameter yang diamati pada penelitian ini meliputi: (1) Preparat anatomi

awetan dan segar untuk mengamati struktur anatomi daun secara umum, kerapatan stomata dan jumlah trikoma pada daun urutan 1, 3 dan 5, (2) kandungan senyawa ekstrak rebusan, hanya mendeteksi golongan senyawa besar terpenoid, flavonoid dan tanin, (3) Hewan uji, hanya mengukur kadar glukosa darah tikus yang diinduksi STZ, sebelum dan sesudah pemberian ekstrak rebusan T. diversifolia.

6

1.6

Keaslian Penelitian Pemanfaatan tumbuhan T. diversifolia sebagai objek penelitian telah

banyak dilakukan, namun penelitian terkait dengan diabetes dan anatomi belum banyak dilakukan.Berikut ini beberapa penelitian telah dilakukan. Tabel 1. Topik Penelitian yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Author Miura et al, 2005

Montakarn et al, 2013

Taofik, 2010

Duarte, 2012

Topik penelitian Pengaruh ekstrak etanol daun T. diversifolia terhadap kadar glukosa mencit DM Pengaruh ekstrak air daun T. diversifolia (serbuk) secara maserasi terhadap penurunan glukosa darah mencit DM

Hasil Ekstrak etanol dosis 500 mg/kg menurunkan glukosa dari 550 mg/dl menjadi 350 mg/dl Dosis 500 mg/kg dapat menurunkan kadar glukosa darah dari 350 mg/dl menjadi 200 mg/dl

Identifikasi senyawa kimia ekstrak air daun T. diversifolia secara maserasi Identifikasi mikroskopis daun dan batang T. diversifolia

Ekstrak air daun T.diversifolia mengandung senyawa tanin, flavonoid, alkaloid Daun T. diversifolia memiliki 2 jenis trikoma, yaitu trikoma glandular dan non glandular. Dosis 600 mg/KgBB efektif menurunkan glukosa darah dari 300 mg/dl menjadi 200 mg/dL pada minggu ke 4 Aktifitas antioksidan dan jumlah trikoma pada daun tua lebih tinggi dibanding daun muda.

Prameswari, 2014

Pemberian ekstrak air daun pandan wangi terhadap penurunan kadar glukosa darah

Kuntorini, 2013

Aktifitas antioksidan dan Perbedaan jumlah trikoma pada daun muda dan tua daun kersen (Muntingia calabura) Kajian anatomis dan pengaruh In progress ekstrak rebusan daun T.diversifolia (Hemsl.) A. Gray) terhadap penurunan kadar glukosa darah tikus putih (Rattus norvegicu Berkenhout, 1769)

Rinawati, 2014