SETAHUN TIDUR DI ATAS TIKAR PLASTIK

Download 27 Feb 2006 ... UDAH setahun Nurjanah (35) ti- dur di atas selembar tikar plastik. Kendati demikian, Nurjannah ber- syukur sudah mendapatka...

0 downloads 304 Views 829KB Size
GR

AT IS

REKONSTRUKSI ACEH N0. 14 ■ 4 FEBRUARI 2006 ■ DUA MINGGUAN

http://e-aceh-nias.org/ceureumen/

PANTON Wahe adek cut bungong keureutah Deungo lon kisah dua lhee banja Nyang duek lam BRR bek raya babah Bek raya peugah buet sapeue hana Korban tsunami ka teusuet lidah Sithon kaleupah mantong lam tenda Dalam agama, kalheueh geupeugah Meunyoe meu-ilah euempeuen neuraka Nyoe keuh bak ulon si-on keureutah Gantoe makalah bak gata lon ba Pada pengungsi janji ka leupah Bek neu beureukah u beuna dana

■ MANTOBING

HASBI BURMAN

2

Hingga sekarang suami saya sering termenung. Dan kalau saya minta dia bekerja, dia selalu berkata ngapain bekerja, toh anak tidak punya lagi.,” cerita seorang pengungsi kepada Ceureumén baru-baru ini. Baca halaman 4-5 Antara Korupsi dengan Keuntungan?

Setahun Tidur di Atas Tikar Plastik

3

Asri Zaidir Aceh Besar biduan_bisu@ yahoo.com

S Tak Punya Tanah jangan Harap Rumah

7 Panen di Ladang Tsunami

UDAH setahun Nurjanah (35) tidur di atas selembar tikar plastik. Kendati demikian, Nurjannah bersyukur sudah mendapatkan tempat berteduh di barak berukuran 3x4 meter pemberian dari Lembaga Swadaya Masyarakat Turki, Istambul Relief, di Desa Cot Gue, Gampong Aceh, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar. Hidup di barak nyaris membuatnya tak berdaya. Badannya kini sering terasa sakit, tidur pun kerap tak nyenyak. Setiap jam dia selalu terbangun hanya untuk mengusap lengan dan tubuhnya yang pegal. ”Bagaimana kita bisa tidur, alasnya keras sekali,” ucap Nurjanah. Kisah sedih Nurjanah bukan terhitung bilangan minggu. Lebih satu tahun semenjak dia menempati barak nomor 98 itu, dia harus merelakan tubuh legamn-

ya tidur diatas triplek lantai barak dan dirajah serat tikar yang diberikan oleh relawan, saat pertama kali mengungsi dari kampungnya di Desa Lamteh, Ulee Lheu, Banda Aceh. ”Kalau bangun badan sakit. Di badan ini semua ada bekas tikar,” ucap Nurjahan sambil mengusap lengannya. Belum mampu Ibu dua anak ini bukan tak berniat membeli tilam murah untuk menyamankan istirahatnya. Tapi keinginannya itu harus dia pendam. Sebagai istri yang suaminya hanya bekerja membersihkan bulu ayam di pasar, tilam adalah barang yang mahal. Pendapatan suaminya yang sangat kecil habis untuk belanja lauk dan kebutuhan sekolah dua anak mereka. Sebenarnya keinginan Nurjanah memiliki alas tidur memang tidak muluk. Dia hanya terinspirasi oleh beberapa pasangan pengungsi lain yang memiliki

anak bayi. Untuk pasangan tersebut, oleh para relawan yang berkunjung kesana memberikan bantuan tilam sebagai alas tidur. Dari situlah Nurjanah merasa layak untuk memintanya. ”Yang punya anak bayi semua dapat kasur, masa kami tidak?” ucap Nurjanah setengah bertanya. Tikar pandan juga oke Namun itu bukan harga mati. Bila nantinya memang tak ada jatah bantuan kasur untuk dirinya dan pengungsi yang lain, Nurjanah tak ingin memaksa. Namun dia tetap berharap pihak donatur mau mengganti tikar plastik menjadi tikar yang terbuat dari daun pandan. Menurut Nurjanah tikar pandan terasa lebih dingin, dan cocok untuk kondisinya yang tinggal di barak. “Kalau bisa ditukar saja, tikar pandan kan lebih dingin, dan tidak sakit,” pinta Nurjanah.■

KORUPSI

CEUREUMeN

■ ■ ■ TANYA JAWAB Peran AMM di RUU-PA

T:

Bagaimana peran serta Aceh Monitoring Mission (AMM) terhadap proses pembuatan rancangan undang-undang pemerintahan Aceh (RUUPA)? Trisna Geumpang Minyeuk Pidie

Trisna di Pidie, Tim Aceh Monitoring Mission (AMM) berperan aktif dengan ikut memantau proses perubahan Rancangan Undang-undang pemerintahan di Aceh (RUUPA) sebagaimana tersebut dalam nota kesepahaman damai (MoU) antara pemerintah dan pihak Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Ini sesuai dengan paragraf 5.2e MoU. Namun AMM tidak akan ikut campur dalam proses legislatif.

■ HOTLI SIMANJUNTAK

J:

Pilkada Kapan?

T:

Saya dengar Pemilihan Kepala Daerah (pilkada) di Aceh ditunda? Apa itu benar? Karena kami di pengungsian tidak pernah tahu tentang ini. Pengungsi Lambaro Siron Aceh Besar

Sulit mencari tukang.

Pengadaan Boat Aceh Barat

Antara Korupsi dengan Keuntungan?

J:

Betul, pilkada di Aceh ditunda. Sebelumnya pilkada itu akan dilakukan Bulan April 2006, namun karena dibutuhkan banyak penyesuaian karena UU Pemerintahan Aceh belum rampung maka pilkada itu sendiri ditunda. Diharapkan sebelum Mei dan Juni 2006 ini, pilkada di Aceh akan dilakukan.

Cara Membuat Proposal

T:

Jujur saja saya ingin sekali membuat proposal untuk bantuan modal. Tetapi saya belum berpengalaman. Dapatkan Tabloid Ceureumén memberikan tips pembuatan pro posal yang baik? Atas bantuannya saya ucapkan terima kasih. Dek Wan Lambaro, Aceh Besar Dek Wan yang baik, ada beberapa cara agar proposal Anda bisa diperhatikan. Misalnya bahasa yang digunakan mudah dan tidak bertele-tele. Selain itu jelaskan mengapa Anda ingin membuka usaha tersebut dengan ringkas dan jelas. Anda juga harus membuat rincian biaya yang dibutuhkan dalam proposal itu. Perlu diperhatikan biaya tersebut jangan berlebihan, melainkan secukupnya. Selamat membuat proposal.

J:

Muhammad Azami Banda Aceh/Aceh Barat [email protected]

P

ENGADAAN sebanyak 70 unit boat/perahu nelayan di Aceh Barat diawali dengan surat permohonan Penjabat Bupati Aceh Barat, Syahbuddin BP, pada awal Januari 2005, kepada Menteri Sosial (mensos) Bacthiar Chamsyah. Mensos akhirnya setuju. Dan di hadapan Dirjen Banjamsos Depsos Amrun Daulay, ia meminta Sofyan S Sawang untuk mengerjakan ke 70 Unit boat tersebut. Dan permintaan mensos tentang pengerjaan boat tersebut juga disetujui oleh Pj Bupati Syahbuddin BP. Boat baru dapat dikerjakan pada pertengahan Maret 2005,

dikarenakan sulit mencari tukang di tempat–tempat pengungsian setelah tsunami. Selain itu, faktor bahan baku seperti papan yang sulit diperoleh di Aceh Barat juga menjadi kendala. indikasi korupsi Hasil investigasi yang dilakukan Tim Solidaritas untuk Antikorupsi (SuAK) terhadap pembuatan boat ini mengindikasikan adanya korupsi sebesar Rp 745.241.700. (Tujuh Ratus Empat Puluh Lima Juta Dua Ratus Empat Puluh Satu Ribu Tujuh Ratus Rupiah), dari anggaran yang dialokasikan sebesar Rp 3.447.903.200 (Tiga miliar empat ratus empat puluh tujuh sembilan ratus tiga ribu dua ratus rupiah) untuk 70 unit boat. Selain itu kondisi boat terlihat sangat menyedihkan akibat kayu yang kurang bagus dan plat seng

Jumlah LSM di Aceh

T:

Berapa jumlah LSM yang ada di Aceh dan dalam bidang apa saja mereka bekerja?

J:

Yang tercatat di Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) yang telah melaporkan kegiatannya sebanyak 150 LSM internasional dan 19 LSM lokal. Ini data per Desember 2005. Bidang kerja mereka sangat beragam, misalnya perumahan, pemberdayaan ekonomi, sanitasi dan air bersih, dan lainnya.

Nur Masyitah Lampeuneurut, Aceh Besar

Anda bisa mengirimkan pertanyaan apa pun yang ingin Anda ketahui, terutama mengenai masalah rekonstruksi dan rehabilitasi. Redaksi akan mencarikan jawaban untuk pertanyaan Anda. Kirimkan ke PO BOX 061 Banda Aceh 23001 atau email [email protected] dengan mencantumkan “Rubrik Tanya Jawab”

■ HOTLI SIMANJUNTAK

2

Beberapa pekerja sedang mengangkut sebuah kapal setengah jadi, yang merupakan bantuan sebuah NGO di daerah Lhok Nga

yang tipis. Akibatnya mudah sekali bocor. “Ini merupakan dampak dari proses Penunjukkan Langsung (PL) atau pelanggaran atas Perpres Nomor 70 Tahun 2005 tentang perubahan Keppres Nomor 80 Tahun 2003,” kata Teuku Neta Firdaus, Koordinator Badan pekerja SuAK Aceh Barat dan Nagan Raya. Boleh ambil untung Sofyan S Sawang yang ditanyai Ceureumén, pekan lalu, membantah semua tuduhan SuAK. “Saya merasa aneh dengan data-data yang disampaikan oleh SuAK. Apakah keuntungan dianggap korupsi,” kata Mantan Ketua DPRD Aceh Barat ini. Dikatakan, ada ketentuan bahwa seseorang boleh mengambil keuntungan sampai dengan 30 persen. Namun pihaknya, hanya mengambil keuntungan tak sampai 20 persen. Dana pembuatan boat berasal dari masyarakat dan disalurkan melalui Menteri Sosial. “Lalu Menteri Sosial meminta kami membuatnya. Ini bukan proyek,” katanya. Selain itu, sesudah boat ini dibuat, sudah ada pejabat dari Departemen Sosial pusat yang mengeceknya. Juga ada pejabat dari Dinas Sosial NAD yang menilainya. “Semuanya sudah dicek, tidak ada kemahalan. Kalau saya mau cari keuntungan ngapain dengan proyek seperti ini, masih banyak proyek yang lain,” katanya. ■

■ REDAKSI CEUREUMeN ■ Pemimpin Redaksi: Sim Kok Eng Amy ■ Sekretaris Redaksi: Siti Rahmah ■ Redaktur: Nani Afrida ■ Wartawan: Mounaward Ismail, Muhammad Azami ■ Koordinator Artistik: Mahdi Abdullah ■ Fotografer: Hotli Simanjuntak ■ Dengan kontribusi wartawan lepas di Aceh ■ Alamat: PO BOX 061 Banda Aceh 23001. Email: [email protected] ■ Percetakan dan distribusi oleh Serambi Indonesia. CEUREUMeN merupakan media dwi-mingguan yang didanai dan dikeluarkan oleh Decentralization Support Facility (DSF atau Fasilitas Pendukung Desentralisasi). DSF merupakan inisiatif multi-donor yang dirancang untuk mendukung kebijakan desentralisasi pemerintah dengan meningkatkan keselarasan dan efektifitas dukungan dari para donor pada setiap tingkatan pemerintahan. Misi dari CEUREUMeN adalah untuk memberikan informasi di Aceh tentang rekonstruksi dan berita yang bersifat kemanusiaan. Selain itu CEUREUMeN diharap bisa memfasilitasi informasi antara komunitas negara donor atau LSM dengan masyarakat lokal.

FOKUS

CEUREUMeN

3

Dilema Korban Tsunami

Tak Punya Tanah jangan Harap Rumah Banda Aceh [email protected]

“T

AK punya tanah, kami tak dapat bantuan rumah,” ujar Aminah (48) warga Lampulo sedih. Wanita asal Beureunuen, Kabupaten Pidie ini sudah delapan tahun menatap di kawasan itu. Jauh sebelum tsunami datang. “Sudah 8 tahun kami sewa rumah di sini,” ucapnya. Ketika sebagian korban tsunami sudah mendapat rumah bantuan, dia cuma bisa bersabar. “Rumah itu kan diberikan bagi warga yang status tanahnya jelas, kalau kami penyewa terpaksa harus tetap tinggal di tenda,” ungkap isteri A Rafiq ini. Sayangnya, tenda itu pun dia pancang di atas tanah warga. Namun ada sebagian di tanah publik dan halaman sekolah. Kabarnya tak lama lagi dia juga harus pindah. Sebab tanah lokasi dia mendirikan tenda akan dipakai pemiliknya untuk bangun rumah. Tentu saja rumah bantuan. Dilema Penyewa Rumah Lalu kemana dia harus pindah? “Harga sewa rumah sekarang tinggi, kami tak sanggup sewa lagi. Apalagi dengan pekerjaan

suami yang pas-pasan,” kata Aminah yang meyebutkan kerja suaminya di Tempat Pendaratan Ikan Lampulo. Nah, ketika korban tsunami lain mendapat perhatian “lebih” Aminah tidak iri. Sebab dia tahu posisi dirinya. Sebagai korban dia juga mendapat bantuan yang lazim diterima pengungsi lain. Bila menyangkut soal rumah, Aminah menjadi maklum. Bukan karena tak ada perhatian “lebih” dari pemerintah, namun tak punya sepetak tanah pun untuk mendirikan bangunan. Sebab tanah adalah syarat mutlak untuk mendapat bantuan rumah. Soal yang satu ini memang agak sensitif. Nasib Aminah memang sedikit “apes” dibandingkan Ahyar. Pria yang menyewa rumah di Kelurahan Pelanggahan ini bernasib agak lebih baik. Karena ada yang berbaik hati menghibahkan tanahnya untuk dibangun rumah. “Itu bukan hak milik. Cuma hak pakai saja sampai kami bosan. Rumah pemilik tanah ada di samping kami,” kata lelaki berkulit putih ini kepada Ceureumén ketika bertemu di kawasan Peunayong. Sama-sama korban Aminah dan Ahyar adalah sampel yang

■ HOTLI SIMANJUNTAK

Mounaward D. Ismail

Kalau punya modal kami ingin berjualan nasi lagi.

tak terbantahkan. Mereka adalah korban tsunami yang statusnya tak punya rumah apalagi tanah. Tapi mereka jelas-jelas warga Banda Aceh. Ini berarti, hak “ketsunamiannya” sama dengan warga yang lain.

Persamaan status korban ini juga bisa kita lihat dari sikap pemerintah yang tidak memilah korban berdasarkan tempat tinggal. Warga yang masih tinggal di rumah sewa atau sebaliknya tetap sama yaitu korban tsunami. ■

Pengungsi “Perantau” Bertahan Untuk Sesuap Nasi

■ HOTLI SIMANJUNTAK

S Seorang pengungsi sedang istirahat di depan tendanya di komplek pengungsian Kampung Cinta Kasih Budha Tzu Chi, Meulaboh.

Penjabat Gubernur Mustafa Abubakar:

Mereka akan Direlokasi Mounaward D. Ismail Banda Aceh [email protected]

K

ABAR baik bagi pengungsi yang selama ini menetap di rumah sewa. Pemerintah Daerah Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) akan mencarikan tanah buat mereka. Tetapi syaratnya ketat, sebab akan diteliti, siapa yang benar-benar layak menerimanya. “Jangan sampai ada penumpang gelap,” tukas Penjabat Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam, Dr Mustafa Abubakar. Setelah mendapatkan tanah, Pemerintah akan merelokasi pengungsi rantau ini ke sana dan membangun rumah permanen. Tetapi sebelum ditemukan tanah, mereka akan ditampung di barak terlebih dahulu. C M Y K

Belum ada data Meskipun demikian, hingga saat ini belum ada data yang memilah-milahkan status korban tsunami, misalnya antara pemilik rumah dan penyewa. Hasil Sensus Penduduk Aceh Nias (SPAN) 2005 misalnya tidak secara transparan menyebutkan itu. Data SPAN memperlihatkan jumlah pengungsi sebanyak 209.822 jiwa. Jumlah ini mencakup pengungsi yang tinggal di rumah tangga biasa, di barak-barak penampungan dan di tenda (rumah hancur) dan rumah masih digunakan. “Kita tak punya data korban tsunami yang diklasifikasi sebagai penyewa rumah di Banda Aceh. Semuanya dikategorikan sama,” tukas Burhanuddin, Humas Dinas Sosial NAD. ■

UASANA Kompleks TVRI Banda Aceh masih seperti biasanya, kendati sudah setahun tsunami lewat. Meski jumlah penghuninya sudah sedikit berkurang, akan tetapi tenda masih menghiasi kawasan itu. Persoalan ini yang kemudian menjadi berat. Sebab para korban tsunami itu adalah pendatang, yang statusnya menyewa rumah di Banda Aceh. “Kami tidak tau harus kemana dan berbuat apa lagi,” ucap Zuraida. Wanita asal Kabupaten Pidie ini sudah lama menetap di Punge Blang Cut Banda Aceh. Di sebuah rumah sewa itulah dia merajut hidup sebelum tsunami. Kegiatannya jual nasi. “Pinginnya sih kita bangkit kembali, namun jangankan rumah bahkan bantuan modal pun sulit didapati,” tukasnya. Soal usaha, Zuraida bercerita. Dia pernah berjualan nasi di depan Terminal Setui, namun aktivitas itu berhenti sejenak. Setelah melahirkan hingga tsunami menerjang ia tak mampu lagi meneruskan usahanya. Tak jauh beda dengan Zuraida. Kasmi Yanti (30), juga mengalami nasib yang tak jauh beda. Bersama suaminya Hendri (35), Kasmi sudah 10 tahun mengadu nasib di Banda Aceh. Dia membuka warung nasi di sebuah ruko di depan SD Negeri 50 Garut Geuceu.

Gempa berkekuatan 8,9 skala ricter pada 26 Desember lalu merobohkan ruko yang selama ini menjadi tempat usaha sekaligus tempat tinggalnya. Tidak akan Pulang kampung Harapan mereka sempat mekar, ketika sebuah Lembaga Swadaya masyarakat (LSM) yang menangani perumahan “menjanjikan” tempat berteduh. Zuraida dan teman-teman menyambutnya. Namun, kecemasan kembali menghinggap, setelah mereka re-chek lokasi. “Kami sudah capek keliling di kawasan itu tapi belum ada rumah satupun yang dibangun,” kata-nya. Pun demikian, rencananya mereka tetap terus menetap di Banda Aceh, karena lebih mudah mencari rezeki. “Kalau punya modal kami ingin berjualan nasi lagi,” ucap Kasmi pasti. Walau nasib mereka belum jelas, tidak membuat para pendatang ini segera angkat kaki pulang ke kampung halaman. Ungkapan “pantang bagi perantau pulang, sebelum sukses diraih” seakanakan menjadi sandaran. Benarkah? ■

■ HOTLI SIMANJUNTAK

Novia Liza Banda Aceh [email protected]

Kami tidak tahu harus kemana.

CERITA SAMPUL

CEUREUMeN

Trauma Pascatsunami

Kepada Tabloid Ceureumén yang terhormat. Saya sangat mengharapkan kepada pemerintah daerah (pemda) agar memfokuskan perhatiannya kepada pengungsi korban tsunami, terlebih kepada anak anak yatim/piatu. Saya sangat trenyuh apabila membaca dan melihat kehidupan anak anak pengungsi yang masih bertahan di tenda, yang sangat mengarapkan bantuan semua pihak terutama pihak pemda yang dipercayakan oleh Rakyat Aceh. Semoga harapan saya ini dapat dibaca oleh pihak pemda dan akan menjadi perhatian bagi mereka. Begitu banyak anak anak Aceh korban tsunami yang lepas dari perhatian semua pihak terlanjur keluar dari Aceh dan lepas dari pantauan bagaimana nasib anak anak tersebut. Ini saja harapan saya semoga nasib anak anak kita yang masih di tenda ataupun yang sudah di barak akan ada perhatian dari semua pihak terutama dari pemerintah daerah. Muslem [email protected]

Gejolak Hati Pengungsi Bakoy Mungkin orang sudah bosan mendengar nasib para pengungsi. Sudah setahun lebih semenjak tragedi tsunami melanda Bumi Nanggroe Aceh Darussalam, jeritan dan tangisan pengungsi menjadi bahan konsumsi media cetak dan televisi. Banyak simpati mengalir kepada korban tsunami, tidak hanya bantuan uang tetapi juga bantuan pemulihan mental. Terima kasih dari hati yang paling dalam saya ucapkan kepada saudara-saudaraku yang telah membantu. Hanya Tuhan Yang Maha Kuasa yang dapat membalasnya. Aku salah satu korban tsunami yang tinggal di barak pengungsian. Aku kini hidup sebatangkara di dunia ini. Kehilangan orang-orang tercinta membuat hidupku tidak berarti apa-apa. Tapi aku bertekad untuk tetap melanjutkan hidup karena ini adalah ujian yang harus kuhadapi. Setahun sudah tsunami ber-

lalu, kehidupan sudah mulai berangsur-angsur membaik. Tapi tidak dengan kehidupanku, terutama pendidikanku. Aku mulai terbebani seiring dengan menipisnya persediaan tabungan ayahku. Aku mulai berfikir, apakah kuliahku yang masih duduk di semester tiga ini harus aku hentikan? ataukah aku tetap kuliah tapi darimana biaya harus kuperoleh? Banyak orang yang menyarankan kepadaku agar aku berhenti kuliah dan menikah saja. karena dengan menikah akan ada yang menanggung biaya hidupku sehari-hari. Tapi aku juga tidak begitu yakin apakah dengan menikah semua biaya hidupku akan tertanggulangi? Entahlah, banyak rencana yang bisa kubuat kalau aku berhenti kuliah, pikirku suatu saat. Walaupun tidak menikah aku bisa hidup dengan kembali bekerja di sawah milik orang tuaku. Andaikan ada modal aku juga ingin berdagang. Tapi aku juga ingin kuliah, karena teringat pesan almarhum ayahku bahwa aku harus menyelesaikan studiku walau apapun terjadi. Pening tujuh keliling memikirkan rencanaku di masa depan. Tidak ada yang bisa kuajak berdiskusi untuk menyelesaikan permasalah ini. Pernah aku mencoba untuk menanyakan beasiswa ke sekolah akademi perawatku, tapi mereka mengatakan tidak ada beasiswa. Alasannya karena ini adalah sekolah swasta. Lemas sudah kakiku melangkah keluar dari ruang akademik. Dengan gontai aku pulang kembali ke kamar barak sempitku. Tapi aku tidak putus asa. Aku kembali mencari informasi bahwa ada beasiswa di kantor walikota. Aku mencoba ke sana, tetapi sampai disana “sudah tutup dek” jawaban yang kudapatkan. Air mataku jatuh satu persatu. Ya......Allah begitu tipiskah harapanku untuk mendapatkan pendidikan? Aku hanya meminta doakan aku agar diberikan petunjuk kemudahan dalam memperoleh pendidikan. Amin. Terima kasih Yustina Hasibuan [email protected] Pengungsi Barak Bakoy, Aceh Besar

Buat Anda yang ingin menyampaikan Suara Rakyat kecil berupa ide, saran, dan kritik tentang rekonstruksi bisa melalui surat ke Tabloid CEUREUMéN PO Box 061 Banda Aceh 23001 email: [email protected]

Dari Susah Tidur hingga Depresi Boy Nashruddin Agus Banda Aceh [email protected]

“H

INGGA sekarang suami saya sering termenung. Dan kalau saya minta dia bekerja, dia selalu berkata ‘ngapain bekerja, toh anak tidak punya lagi.’,” cerita seorang pengungsi kepada Ceureumén baru-baru ini. Tsunami memang tidak hanya merengut korban jiwa, tetapi juga memukul mental orang yang selamat secara berat. Tak heran sejak terjadinya musibah ini, banyak jiwa-jiwa yang labil hingga depresi berat ,terutama di Aceh pesisir yang menjadi korban utama tsunami. Kecenderungan yang sering dilakukan oleh penderita trauma mendalam ini adalah menyendiri, misalnya mengurung diri dalam tenda atau kamar, sering sedih dan berteriak ketika mendengar suara petir. Tak jarang pula, korban tsunami, ada yang tidak berani lagi untuk kembali ke asalnya atau tempat kejadian.

Mereka lebih memilih pindah dari Aceh dengan alasan takut untuk kembali ke Aceh, seperti yang diungkapkan Hanijah (33 th), seorang pengungsi yang tinggal di pengungsian Masjid Jami’ Darussalam, Banda Aceh. Ia mengatakan, suaminya sekarang tinggal dan bekerja di Lhokseumawe. “Meskipun penghasilan di sana tidak besar, dia takut untuk kembali ke Banda Aceh,” katanya. Belum luar biasa Namun, menurut dr. Chris dari bagian Humas Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Banda Aceh, penambahan jumlah kasus yang dirujuk oleh Rumah Sakit Kabupaten akibat gangguan jiwa tsunami bukan merupakan peningkatan yang luar biasa. “Gangguan kejiwaan atau trauma mendalam yang diakibatkan oleh tsunami untuk beberapa bulan ini, memang meningkat. Namun, bukan merupakan peningkatan yang luar biasa, sehingga tidak menimbulkan gangguan kejiwaan yang perlu dirawat di rumah sakit,” katanya. Para korban menurut dr Chris hanya menderita insomnia, susah

tidur, dan rasa cemas berlebihan serta depresi. “Tapi tidak sampai berubah akal,” tambahnya. Lelaki lebih sensitif Untuk hal ini lebih sering diobati oleh tenaga psikiater di pelayanan kesehatan, kecuali mereka yang dirasakan oleh keluarganya sudah tidak bisa bekerja lagi atau psikotik, baru dibawa ke rumah sakit jiwa ini. Dibandingkan perempuan, laki-laki lebih cenderung mengalami depresi berat. Berdasarkan data yang diperoleh, untuk satu tahun saja pihak RSJ telah merawat pasien pria dengan jumlah 96 orang, sedangkan untuk wanita hanya mencapai 67 orang. Dari data yang diberikan Pihak Rumah Sakit Jiwa, pasien yang terdaftar pascatsunami baik karena mengalami gangguan jiwa atau sekadar konseling saja mencapai dua ratusan orang. Sedangkan untuk jumlah pasien konseling tsunami rawat, sejak Maret sampai dengan Desember 2005 berjumlah 21 orang untuk rawat inap dan 163 orang untuk rawat jalan. ■

■ MANTOBING

Harapan kepada Pemerintah

Seorang pasien RSJ BA menatap dari balik bangsal yang digembok. Setahun setelah bencana tsunami pasien RSJ BA kelebihan kapasitas pasien. Normalnya RS ini untuk 250 orang pasien, kini dihuni sekitar 300 pasien sakit jiwa.

Psikolog : Kebersamaan Sembuhkan Trauma Boy Nashruddin Agus Banda Aceh [email protected]

K

EBUTUHAN akan psikiater dan tenaga ahli kejiwaan serta psikolog, merupakan hal yang paling mendasar dalam proses rehabilitasi mental. Oleh karena itu, seorang psikolog Nurjanah Nitura, menganjurkan bahwa kebersamaan adalah faktor utama dalam proses menangani trauma tersebut. Misalnya, sering melakukan diskusi-diskusi yang membahas tentang perasaanperasaan atau bayangan trauma

masa lalu. Dimana kedua individu sering melakukan tukar pendapat dan menawarkan solusi masing-masing. “Selain itu, juga disertai dengan bimbingan konseling dan psikoterapi, seperti Assyst theraphy (pijatan terapi) Hypno therapy (terapi secara hipnotis) dan gestalt therapy,” terang Nurjanah. “Khusus Hypno Therapy , kita sering menggunakan keynestetic therapy, yaitu terapi memakai sentuhan tangan. Karena hal ini tepat digunakan untuk pengungsi-pengungsi yang ada di barak, dimana mereka pada umumnya

masyarakat awam,” tambahnya lagi. Dirujuk ke penyembuhan trauma Bagi sebagian korban yang masih mengalami depresi atau insomnia, sangat perlu untuk merujuk ke pusat-pusat penyembuhan trauma seperti misalnya “Balee Peu Ubat Hatee” atau tempat-tempat lainnya yang dirasakan cocok. Selain itu juga kebersamaan, konseling, dan psikotherapy, serta self healing (penyembuhan diri sendiri) adalah faktor penting dalam mengobati trauma. ■

CERITA SAMPUL

CE

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) International Catholic Migration Commission (ICMC) telah membuat “Kelompok Peugah Haba” Dengan kelompok ini anggotanya akan saling menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi korban tsunami termasuk pemulihan trauma. Informasi lanjut hubungi Kantor ICMC, ● Jalan Tgk meunara VIII No 1 Banda Aceh Telepon : 0651-41311 ● Jalan Lorong Melati No 24 Dusun damai, Lampeudeu Tunong Sigli Telepon 0651- 21893 ● Jalan Iskandar Muda LK IV Ujung Kalak Meulaboh, Telepon 0655-7008634

CMHN: Mencari Pasien Trauma dan Gangguan Jiwa Muhammad Azami Banda Aceh [email protected]

■ MANTOBING

S Setiap pagi pasien RSJ BA mengawali hari-harinya dengan mandi. Setahun setelah bencana tsunami pasien RSJ BA kelebihan kapasitas pasien. Normalnya RS ini untuk 250 orang pasien, kini dihuni sekitar 300 pasien sakit jiwa.

Delapan Cara Mengatasi Stres Muhammad Azami Banda Aceh [email protected]

A

DA orang yang mencoba terjun dari Kapal Feri Tanjung Burang saat meninggalkan Sabang. Ada Yang bunuh diri di kemukiman Punge, bahkan ada yang mencoba bunuh diri dengan membakar diri. Ini adalah stres pascatrauma, yaitu stres yang muncul dan berkelanjutan. Namun, stres itu sebenarnya timbul setelah atau sebagai akibat pengalaman mengerikan yang dialami di masa lampau. Menurut hasil penelitian, gejala-gejala gangguan stres pascatrauma bisa mulai tujuh hari hingga 30 tahun setelah peristiwa traumatik. Jadi, kurun waktu efek trauma bisa begitu panjang. Apabila stres terlalu besar dan tidak diatasi dengan baik, maka stres dapat menyebabkan krisis yang mungkin membahayakan hidup. Bahkan banyak kasus pen-

deritanya berusaha bunuh diri. Berikut adalah tips singkat untuk menguranginya. 1. Ubah keadaan lingkungan sekitar untuk mencegah hal-hal yang mungkin menyebabkan stres. Misalnya dengan berganti pekerjaan, berpindah dari lingkungan tempat tinggal, atau tidak lagi berkunjung ke daerah-daerah penyebab trauma, misalnya pantai. 2. Perhatikan gejala- gejalanya. Kita dapat berusaha mengubah tanggapan emosional dan tanggapan psikologis terhadap stres melalui penggunaan teknik-teknik relaks, meditasi, sembahyang, yoga, dan sebagainya. 3. Berbagilah bersama. Orang yang punya problem kesehatan mental sering merasa terkucil dan kesepian. Dalam keadaan semacam ini, sekadar menceritakan masalahnya dan mengungkap perasaannya saja

sudah sangat menolong. 4. Mengubah berbagai keyakinan, anggapan, dan cara berpikir negatif, yang membuat kita lebih mudah terserang stres. Percayalah bahwa Tuhan pasti memberikan sesuatu yang baik kepada hambanya. Semua yang terjadi ada hikmahnya. 5. Pergilah ke dokter atau psikiater. 6. Bagi yang beragama Islam, membaca ayat-ayat suci Alquran dapat mengurangi stres. 7. Ciptakan cerita, drama, atau lukisan Kelompok dapat membuat cerita tentang situasi tertentu yang mirip dengan pengalaman anggota. 8. Ciptakan kegiatan yang dapat menyalurkan perasaan. Tak usah ragu, bila Anda bisa menulis puisi, mengarang syair lagu atau membuat cerita, lakukan saja. Semua itu menjadi wahana menyampaikan perasaan Anda.■

ETELAH tsunami, belum ada penelitian yang menyatakan penderita gangguan jiwa bertambah atau berkurang dibandingkan sebelum tsunami. Namun, Badan Pelayanan Kesehatan Jiwa Banda Aceh sudah membentuk CMHN (Community Mental Health Nursing), sebuah program yang bertujuan mengatasi kekurangan tenaga kesehatan jiwa. CMHN berfungsi melatih para medis, tokoh masyarakat, dan tokoh agama, serta para guru. Kini yang sudah dilatih para medis di tingkat Puskesmas. Menurut Kasi Kesehatan Jiwa Masyarakat pada Dinas Kesehatan NAD, dr Cut Maneh, kini baru dilatih 165 dokter dan 249 perawat di 94 Puskesmas. Merekalah yang dalam beberapa bulan terakhir mendatangi rumah-rumah penduduk. “Selama ini kan kita menung-

gu pasien datang di Puskesmas. Cara CMHN dengan menjemput bola, alias mendatangi langsung rumah-rumah penduduk,” katanya. Ada peningkatan Data dari Dinas Kesehatan NAD menunjukkan, yang sudah terdata penderita yang mengalami gangguan jiwa sekitar 2.602 orang. Itu pun baru dari 11 kabupaten yang terkena dampak tsunami. Sebagian besar merupakan penderita yang sudah mengalami gangguan jiwa akibat konflik sebelum terjadi tsunami. Menurut Cut Maneh, diperkirakan masih banyak penderita gangguan jiwa, namun kekurangan tenaga kesehatan untuk mendata ke rumah-rumah. Gejala umum yang ditemukan pada masyarakat pascatsunami, menurut hasil penelitian CMHN tersebut, penderita sering sakit kepala, sulit tidur, sering menangis, perasaan cemas berlebihan dan sebagainya. ■

Data Gangguan Jiwa Pascatsunami Simeulue:

92

orang

Aceh Jaya:

177

orang

Aceh Barat:

173

orang

Lhokseumawe:

127

orang

Nagan Raya:

189

orang

Singkil:

155

orang

Aceh Timur:

293

orang

Bireuen:

544

orang

■ Sumber: Dinas Kesehatan NAD

Beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang mengurusi tentang trauma bisa ditemukan di halaman 6 dalam Rubrik Akrab dengan LSM

6

AKRAB BERSAMA LSM

CEUREUMeN

Tak kenal maka tak sayang. Peribahasa itu juga berlaku untuk rubrik “Akrab bersama LSM”. Kami akan membahas profil LSM dan organisasi yang terlibat dalam proses rekonstruksi Aceh.

CEK BANUN

Alamat CARE Jalan Alue Blang no 16 Desa Neusu Banda Aceh

■ MAHDI ABDULLAH

CARE telah bekerja di Indonesia sejak tahun 1967 dan akan bekerja di Aceh hingga lima tahun ke depan. CARE komit membantu di bidang membangun kembali kesehatan, kehidupan dan air bersih yang aman. Di bidang trauma, CARE memiliki program pendukung psikososial untuk membantu korban tsunami bangkit dari trauma melalui olah raga, aktivitas bersama dan kesenian.

Lembaga ini membantu anak-anak untuk menhilangkan trauma pascatsunami.. Staf IRC mengunjungi tempattempat tertentu untuk mengidentifikasi dan menolong anak-anak dan remaja keluar dari trauma pascatsunami. Alamat IRC Jalan Fatahillah no2 Geucee Kayee Jatho Banda Aceh

TIPS KESEHATAN 10 Hal Tentang Penyakit Polio 1. 2. 3. 4.

Tempe Ikan Teri Goreng Sambal Lado

Bahan-bahan ● Tempe 3 buah ● Ikan teri 1 ons ● Cabe merah ½ ons ● Tomat 1 buah ● Bawang putih 1 siung ● Bawang merah 5 siung ● Minyak goreng, garam dan gula secukupnya







Cara Memasak Haluskan cabe merah, tomat, bawang merah, dan bawang





merah secara bersamaan dan tambahkan sedikit garam Tempe dan ikan teri digoreng secara terpisah sampai matang, lalu didinginkan Kemudian masukkan cabe yang sudah dihaluskan ke dalam minyak goreng yang sudah panas Aduk sampai rata selama beberapa menit sampai aroma cabe hilang Campurkan tempe dan ikan



5. 6. 7. 8. 9. ■ FIRMAN HADI

Tempe dan Ikan Teri merupakan bahan makanan tradisional yang mudah diperoleh. Lazim dikonsumsi masyarakat dari menengah ke atas dan menengah ke bawah. Tempe dan ikan teri mempunyai nilai gizi Protein juga kalsium tinggi. Untuk itu Firman Hadi, mahasiswa muda yang berbakat memasak akan mencoba menghadirkannya untuk anda.

teri yang sudah matang ke dalam adonan cabe merah tersebut Aduk sampai rata dan siap disajikan

10.

Bagi Anda yang memiliki resep unik yang bisa dimasak dengan mudah dan enak, bisa mengirim surat ke PO BOX 061 Banda Aceh 23001. Email: [email protected]. Cantumkan alamat lengkap. Ceureumen akan mengunjungi Anda dan melihat Anda memasak. Disediakan bingkisan kecil untuk Anda.

Polio tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat dicegah Polio sangat menular Polio disebabkan virus Penularan virus bisa terjadi karena sanitasi dan kebersihan yang kurang baik Polio biasanya menyerang anak umur 0-5 tahun karena kekebalan tubuhnya belum sempurna Polio bisa menyebabkan anak lumpuh dan bahkan meninggal dunia Vaksin polio adalah satu-satunya senjata yang manjur, aman dan halal Setelah 10 tahun bebas polio, kini Indonesia kembali diserang virus polio Di Aceh sudah ada 4 kasus polio liar yaitu di Takengon, Aceh Utara dan Aceh Timur Pemberian vaksinasi polio tetap harus diberikan meskipun SUDAH pernah diberikan sebelumnya kepada anak Anda

Catatan Penting: ● ●

Bawalah Anak Anda ke Pos PIN terdekat Pekan Imunisasi Nasional (PIN) tahap ke empat tanggal 27 Februari 2006 dan tanggal 12 April 2006

TEKA TEKI SILANG CEUREUMÉN NO. 14 1

2

3

4

5 6

8

7

9

10

12

15

16

11

MENDATAR: 1. Alat tukar menukar yang sah 3. Maskapai penerbangan Malaysia 5. Harapan 6. Dekat (Inggris) 8. Orang yang melakukan korupsi 12. Memenuhi persyaratan yang ditentukan, patut 14. Seperti 15. Nama nabi 16. Hujan (Inggris)

13 MENURUN: 1. Ujian Akhir Nasional 2. Bangunan kecil untuk distribusi listrik 3. Candu

4. 7. 8. 9. 10. 11. 13.

Radar kapal selam Diri sendiri Kepompongan ulat sutera Panti Tiang Ikat pinggang kimono Sebuah akhiran

Jawaban TTS Ceureumén No. 13 MENDATAR: 1. Permanen, 5. Maut, 6. Age, 7. Uji, 8. Koar, 9. Dua, 10. Ala, 12. Nail, 14. Maklumat. MENURUN: 1. Peka, 2. Moa, 3. Natural, 4. Nasi, 5. Mekanik, 9. Diam, 11. Adat, 13. Isu.

Pemenang TTS Ceureumén No. 13 1. Amiruddin M Barak Pengungsi Lamno-Aceh Jaya 2. Ikhwan Farissa Darussalam Banda Aceh 3. Wahyuni Lamteumen Timur Banda Aceh 4. Zulkarnaini Peukan Baro Pidie 5.

Munir Kp. Tanjung Pidie

KAMPUNGKU PEUKAN BADA

CEUREUMeN

7

Kecamatan Peukan Bada Aceh Besar

■ HOTLI SIMANJUNTAK

Panen di Ladang Tsunami

Wartawan sedang mengambil gambar panen padi pertama di Kecamatan Peukan Bada Aceh Besar. Lahan padi ini bekas tsunami.

WiK Sari Aceh Besar [email protected]

K

ETIKA bencana gelombang tsunami melanda kawasan pesisir dan daratan Aceh, ratusan hektare lahan persawahan dan perkebunan produktif milik wargapun menjadi korban. Terendam air laut dan tertutup sampah. Pascabencana tersebut, banyak pihak, terutama petani, yang pesimis lahan mereka dapat dimanfaatkan

Eddie Bloom, Bule yang Paling “Membumi”

Febi Orida Banda Aceh c [email protected]

E

untuk kembali menggarap lahan sawah, yang memang merupakan sumber satu-satunya bagi kami untuk mencari nafkah. Kalau memang gagal, apa boleh buat,” kata Husaini, Ketua Kelompok Tani Truen Rahmat, Beuraden, Aceh Besar. Lumayan subur Siapa sangka lahan eks tsunami ini justru memiliki kesuburan yang lumayan baik. Bahkan bisa dikatakan sangat produktif. Kini giliran warga Beuraden, Keuneu’eu, dan Lam-

NERJIK,positif dan penuh semangat. Itulah kesan pertama yang pasti akan Anda simpulkan jika bertemu dengan Eddie Bloom (50). Bule yang satu ini punya cerita menarik sehingga membuatnya berbeda dari bule lain. Sejak dia mendengar tentang tsunami yang terjadi di Aceh, ia hanya membutuhkan waktu 10 hari untuk membulatkan tekad dan berhenti dari pekerjaan yang sudah digelutinya selama 20 tahun. Tepat di ulang tahunnya ke 50, bersama kedua temannya ia berangkat ke Aceh bermodal nekat dan semangat. Dicuekin Mereka membawa 30 unit alat penyaring air yang mereka pikir

adalah bantuan paling penting saat itu. Semua, dibeli dengan dana pribadi. Bahkan saat itu tidak terpikir untuk membentuk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Ia mengaku pernah mengalami saat-saat paling depresif di minggu pertamanya di Aceh. Saat itu dia sendiri karena kedua temannya mengalami kecelakaan yang mengharuskan mereka untuk tinggal di Jakarta. Tanpa teman, tanpa embel-embel LSM, tak pelak dia tidak dipedulikan oleh badan yang saat itu menangani Aceh dimasa darurat. Kemudian dia membentuk AIRO (Austin international Rescue Organization). Dan untuk memaksimalkan penggunaan dana, ia tak segan-segan menyewa toko ‘tsunami’ di kawasan Peunayong dengan harga sangat murah dan turun tangan untuk membersihkannya dari lumpur.

Belajar bahasa Aceh LSM-nya itu bergerak di bidang perikanan. “kami memproduksi boat dengan kualitas terbaik di Aceh” ujarnya bangga. Ia hanya dibantu oleh ‘satu-setengah’ pegawai. Maksudnya satu pekerja tetap dan satu paruh waktu. Bisa dibayangkan betapa sibuknya Mister Eddie dengan sepeda motornya. Sekarang, setahun kemudian, ia adalah bule yang bisa dikatakan ‘paling membumi’. Ia terjun ke masyarakat tanpa mobil mewah, tanpa rumah gedung bahkan tanpa penerjemah untuk membantunya berkomunikasi. Tak cukup dengan itu, ia pun sekarang sedang serius belajar bahasa Aceh. “Penting untuk terjun sendiri ke masyarakat, untuk tahu kebiasaan dan budaya masyarakat,” katanya tersenyum. Good Luck Mister Eddie. ■

■ ASRI

SOSOK

kembali. Apalagi ada klaim sepihak bahwa sawah dan ladang mereka tidak dapat dipergunakan lagi. Sejumlah petani di Aceh Besar ini misalnya. Meski tidak memiliki keyakinan penuh, tapi mereka tetap berusaha untuk kembali memanfaatkan lahan pertanian mereka. Lagi pula, mereka beranggapan, apa salahnya mencoba? “Kalau tidak dicoba, bagaimana kita tahu kalau lahan kita itu tidak bisa dipergunakan lagi? Makanya kita coba

pisang, Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar, pekan lalu melakukan panen padi perdana, di lahan eks tsunami. Hasil panen diakui sedikit berkurang dari masa sebelum bencana tsunami datang tersebut. Bukan karena limbah, tetapi karena tidak mendapat pengairan yang cukup, ditambah gangguan hama ulat dan babi liar. “Memang hasil panen ini sedikit menurun. Mungkin hanya 3 ton untuk sawah saya yang biasanya 4 ton,” kata Muhammad Daud, seorang warga desa Keuneu’eu yang memiliki 6000 meter sawah. Ketua Kelompok Tani Truen Rahmat, Husaini mengatakan, lahan bekas tsunami di tiga desa yang kembali ditanami padi seluas 82 hektar. Di Desa Beuraduen 20 hektar, Keneu’eu 32 hektar, dan Desa Lampisang 30 hektar. Sementara lahan yang tidak bisa ditanami di Desa Keuneu-eu 20 hektar. “Lahan-lahan itu belum bisa diolah karena traktor tidak bisa membajak sawah, soalnya tanahnya bergambut,” kata Husaini. Dibantu Mercy Corps Untungnya lembaga asing Mercy Corps sangat membantu. LSM ini membantu pembersihan sawah dan membantu modal penanaman kembali. LSM ini membantu penyediaan bibit serta pupuk, Sehingga warga bisa memulai menanami sawahnya sejak Nopember 2005 lalu. Tidak ada yang tidak mungkin memang, jika kita mau berusaha. Keberhasilan petani padi kecamatan Peukan Bada ini contohnya. Mereka tidak pernah berputus asa untuk terus mengolah lahan mereka. ■

DAMAI

CEUREUMeN

8

NAMA-NAMA GAM YANG BELUM MENDAPAT AMNESTI DI LP DEWASA TANJUNG GUSTA MEDAN ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ●

● ● ● ●

■ NANI AFRIDA



Seorang mantan narapidana GAM sedang menerima surat pembebasan melalui amnesti yang di berikan pemerntah RI setelah penandatanganan perjanjian damai di Helsinki 15 Agustus 2005.



DI RUTAN KELAS 1 MEDAN ● ● ●

Duka Para Keluarga Terpidana GAM Menanti Amnesti Dibalik Terali

● ● ● ● ● ● ● ● ● ●

Aceh Timur – Aceh Utara [email protected]

H

ARI-HARI penuh damai di Aceh masih terasa hambar buat buat Khadijah binti Ishak (70). Kendati Desa Batee Leusong Kecamatan Nisam, Aceh Utara terbilang mulai “adem” buat janda itu. Ihwal kesedihan Khadijah bermula ketika damai mulai bersemi. Dia mengingat si buah hati Anwar alias Iwan Panyang (27) yang tak lain adalah anggota GAM hingga kini belum juga menerima amnesti. “Iwan menangani urusan logistik GAM Wilayah Deli Kabupaten Aceh Tamiang sejak tahun 1990,” cerita Khadijah kepada Ceureumén yang mengunjunginya. Khatijah memang tak faham segala substansi isi kesepakatan damai, tapi dia tahu pada ayat 3 menjelaskan bahwa seluruh anggota GAM baik yang di Rumah Tahanan (Rutan) atau di Lembaga Permasyarakatan (LP) Indonesia harus dibebaskan dan mendapatkan amnesti. Sekarang memang seluruh GAM telah bebas dan kembali ke tanah Aceh, kecuali

Khadijah sedang duduk di depan pintu rumahnya. Menunggu sang buah hati dibebaskan.

anak Khadijah dan rekan-rekannya. Hingga saat ini Iwan masih ditahan di LP Tanjung Gusta Kota Medan bersama Panglima GAM Deli Abu Hindun. Baru menikah Khadijah sedih, anaknya tertangkap ketika baru 20 hari menikahi Zuraida. Sampai sekarang pun Iwan belum melihat wajah anaknya. Khadijah mengaku sudah lima kali menjenguk ke Medan dan hanya mendapat kesempatan dua jam berbicara dengan Iwan. “Kondisi anak saya sangat memprihatinkan dan penuh luka parut,” tutur Khadijah terus terang. Dituduh teroris Wanita tua ini merasa heran pada pihakpihak yang menyukseskan perdamaian Aceh. Kenapa anaknya dibedakan dengan anggota GAM yang lain. “Saya selalu menangis bila melihat anak orang lain yang GAM sudah bebas bisa berkumpul dengan keluarganya. Tapi anak saya belum bisa dibebaskan,” tuturnya serak. Menurut Khadijah, Iwan dituduh sebagai teroris sehingga tidak bisa diberi amnesti

■ JHAI JEUMPA

Jhai Jeumpa

Terus berupaya Yang pasti, Khadijah tidak berpangku tangan. Dia berupaya terus untuk membebaskan anaknya. Mulai dari bertemu dengan mantan Panglima GAM Muzakkir Manaf yang dikini menjabat sebagai Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA), hingga melaporkan kasusnya kepada Aceh Montoring Mission (AMM) Aceh Utara. “Semua petinggi GAM dan pemerintah RI tahu kalau ada GAM Deli yang masih dipenjara. Mereka terus menanti kebebasan yang telah dijanjikan dalam perjanjian damai.” Banyak yang senasib Khadijah tidak sendiri, di Aceh Timur masih banyak keluarga GAM yang kini menunggu kebebasan keluarganya. Ada Tihajar di Idi Rayeuk, Aceh Timur, keluarga Basri bin Yahya, Teungku Usman, Zulfikas alias Dek Gam serta keluarga lainnya. “Saya tak pernah setuju jika perdamaian ini hanya untuk sebagaian orang. Sementara yang lain masih dipenjara. Pemerintah tidak adil,” teriak Tihajar berapi-api. Dibahas AMM Sebelumnya pernah terjadi perdebatan tentang narapidana GAM yang masih ditahan. Menurut pemerintah, para narapidana tersebut masih ditahan karena terlibat kasus kriminal. Sehingga tidak dapat diberikan amnesti. Kendati demikian informasi tentang masih ada anggota GAM yang belum mendapat amnesti serta keluhan keluar-ganya juga sudah menembus kantor Aceh Monitoring Mission (AMM) di Aceh Utara dan Lhokseumawe. Ketua AMM di sana, Jorgma mengatakan sudah menerima laporan itu. Dia mengutarakan butir Kesepahaman Damai tidak begitu sensitive untuk daerah luar Aceh dan ini sedang ditangani oleh pihak AMM. Bahkan dalam pertemuan COSA beberapa pekan silam juga sudah membahas masalah ini. ■

Abdul Somad, Anwar Basri bin Yahya Adi bin Kasem Hamdani alias Dek Gam Idris M Munir Hasballah M. Nur alias Raju Moha Tarigan alias Beres Musliadi alias Krengkeng Ridwan Ismail Shrizal Said Muhammad alias Agam Mancung Marzuki alias Sufki Saiful Syarifuddin Tarmizi Ismail Teungku Usman Zulfikar alias Dek Gam

● ● ● ●

Abdullah Sulaiman Anwar Adam Ardin alias Popay Ismail Manaf Abdi alias Abu Hendon Marhaban alias Cek Ban Musliadi bin M Tahir Nasrul bin Abdullah Ridwan bin M Tayeb Ridwan M Yusuf T Abid Johan T Said Azhar T Mustafa Halim T Zainal T.M Yahya bin Hanafiah Jumadi bin Abdullah Anwar

DI LP BINJAI ● ● ● ● ●

Deni Albar Ilyas bin Abdurrahman Mukhlis bin Jamil Sahrial bin Husein M Yakob

DITAHAN DI LP ANAK KELAS 1 MEDAN ● ●

Hamdani alias Dani M. Yusuf Hamid

DITAHAN DI LP KABANJAHE ● ●

Bahagia Ismail ■ Sumber Sayed ben Yabed Jubir Tahanan GAM di Medan

Nota Kesepahaman RI-GAM Pasal 3.1 Amnesti 3.1.1 Pemerintah RI, sesuai dengan prosedur konstitusional akan memberikan amnesty kepada semua orang yang telah terlibat dalam kegiatan GAM sesegera mungkin dan tidak lewat dari 15 hari sejak penandatangan Nota Kesepahaman ini 3.1.2 Narapidana dan tahanan politik yang ditahan akibat konflik akan dibebaskan tanpa syarat secepat mungkin dan selambat-lambatnya 15 hari sejak penandatangan Nota Kesepahaman ini.