Sifat koloid, Adsorpsi, adsorbsi, emulsi (dispersi, dispersi dalam

a. Proses pemutihan gula pasir pada industri gula dengan tanah diatomi dan arang tulang. Dengan melarutkan gula ke dalam air, kemudian larutan dialirk...

153 downloads 795 Views 4MB Size
Kimia Koloid

Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc

Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Capaian Pembelajaran

• Mahasiswa mampu menjelaskan sifat koloid • Mahasiswa mampu menggolongkan bermacam jenis koloid http://foodnutrition.lecture.ub.ac.id/

Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Matter

Sistem dispersi : Dispersi Molekuler (Larutan)

Dispersi Kasar (Suspensi) Dispersi Halus (Koloid)

Dispersi: penyebaran merata 2 fase (fase terdispersi dan medium terdispersi)

Sistem Dispersi

Perbedaan Dispersi: No

Larutan

Koloid

Suspensi

1

Satu fase

2 fase

2 fase

2

Stabil

Sukar mengendap

Mudah mengendap

3

Tdk dapat disaring

Dapat disaring dng penyaring ultra

Dapat disaring

4

Homogen

Tampak homogen

Heterogen

5

Ukuran partikel < 1 nm Ukuran partikel 1 – 100 nm

Ukuran partikel >100 nm

6

Sistem dispersi molekuler

Sistem dispersi padatan halus

Sistem dispersi padatan kasar

Larutan gula, air laut

Sabun, susu

Campuran air dan serbuk kopi

Ex

Sistem dispersi : Dipersi Molekuler (larutan)

Dispersi Kasar (Suspensi)

Dispersi halus (koloid)

Koloid Colloid

A colloid is usually defined as a dispersion containing particles that are clearly larger than small molecules (say, solvent molecules), yet too small to be visible (Fennema, 1996)

Jenis Koloid No

Jenis Koloid

Fase terdispersi

Medium Pendispersi

Contoh

1

Aerosol (padat)

Padat

Gas

2

Sol Sol padat

Cair Padat

Agar agar, jelly

3

Padat Padat

4

Emulsi Aerosol (cair)

6

Emulsi padat

Cair Gas Padat

Susu, santan, krim, lotion

5

Cair Cair Cair

7

Buih / busa

Gas

Cair

Krim kocok, Busa sabun, soda

8

Busa padat

Gas

Padat

Marshmallow, Karet busa, Batu apung

Asap,debu, oil spray

Kaca berwarna

Kabut, awan Keju, mentega, mutiara

Aerosol (padat)

Koloid Sol Jenis Koloid

Sol Sol padat

Koloid Emulsi

Koloid Buih

Aerosol (Cair) Emulsi Emulsi padat

Buih / busa Busa padat

8. Koloid Liofol & Liofob

7. Dialisis

1. Efek Tyndall 2. Gerak Brown

Sifat Koloid

6. Koloid Pelindung

3. Elektroforesis

4. Adsorbsi

5. Koagulasi

1. Efek Tyndall John Tyndall(1820-1893)

Efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid shg tampak lintasan berkas sinar tsb.

Air

Tajin Lintasan sinar

Off

On

Larutan

Off

On

Koloid (terjadi efek tyndal)

2. Gerak Brown Brownian Motion

Robert Brown- 1977 Gerak yang timbul akibat satu molekul berbenturan dengan molekul lainnya, sehingga tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi, dan berpencar ke segala arah.

Brownian Motion’s Rules 1. Semakin Besar partikel maka semakin lambat Gerak Brown,dan sebaliknya 2. Semikin Tinggi suhu semakin cepat Gerak Brown, dan sebaliknya.

Pada Koloid, berlaku hukum gerak Brown

3. Elektroforesis : Gerakan partikel koloid karena pengaruh medan listrik. -

+

Manfaat:  Menentukan muatan ion koloid  Pembuatan suatu bahan  Memurnikan campuran koloid dll

4. Adsorbsi Penyerapan terhadap partikel atau ion atau senyawa yang lain, pada permukaan koloid, sehingga partikel koloid bermuatan Contoh:  Sistem koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+ Fe3

Cl

H+

+

H+

-

H+

Fe(OH)3

Cl

Cl

-

Cl -

H+

 Sistem koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2-

Cl -

H+

-

Cl

H+

-

Manfaat sifat adsorbsi pada koloid : a. Proses pemutihan gula pasir pada industri gula dengan tanah diatomi dan arang tulang. Dengan melarutkan gula ke dalam air, kemudian larutan dialirkan melalui sistem koloid tanah diatomi atau karbon, partikel-partikel koloid kemudian akan mengadsorbsi zat warna tersebut. Sehingga gula tebu yang masih berwarna dapat diputihkan. b. Penjernihan air keruh dengan menggunakan tawas (Al2(SO4)3). Air keran (PDAM) yang mengandung partikel koloid tanah liat, Lumpur, dan berbagai partikel lainnya yang bermuatan negatif. Agar layak untuk diminum, harus dilakukan penambahkan tawas (Al2SO4)3. Ion Al3+ yang terdapat pada tawas tersebut akan terhidroslisis membentuk partikel koloid Al(OH)3 yang bermuatan positif melalui reaksi: Al3+ + 3H2O → Al(OH)3 + 3H+ Lumpur tersebut kemudian mengendap bersama tawas yang juga mengendap karena pengaruh gravitasi. Al(OH)3

5. Koagulasi Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid sehingga membentuk endapan karena kerusakan stabilitas sistem koloid

Koagulasi biasanya ada pada: 1. Pembekuan darah yang luka 2. Pembuatan keju 3. Pembuatan Yoghurt

+

+ -

Fe(OH)2

+

+

-

+

-

-

Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=9QVTHDM90io

6. Koloid Pelindung Koloid yang berfungsi untuk melindungi koloid lainnya, agar tidak terjadi Koagulasi

Koloid pelindung digunakan agar susu pada ice cream tidak terkoagulasi/menggumpal Contoh Koloid pelindung:  Gelatin  Lesitin  Kasein

Adsorbsi dan Absorbsi Adsorben

Absorben

Adsorbat

Absorbat

Adsorbat menempel dan berkumpul di luar, menyebabkan lapisan tipis d sekitar adsorben.

Absorbat diserap ke dalam absorben, sehingga konsentrasi sistem sama.

Contoh: Pengikatan air oleh Silica Gel, pengikatan air oleh tawas dll (Dapat dilepas lagi)

Contoh: Absorbsi gula pada usus halus dll (Tidak dapat dilepas lagi)

7. Dialisis

Untuk menghilangkan ion-ion pengganggu kestabilan koloid pada proses pembuatan koloid, dilakukan penyaringan ion-ion tersebut dengan menggunakan membran semipermeabel . Prinsip dialisis ini digunakan dalam proses pencucian darah orang yang ginjalnya (alat dialisis darah dalam tubuh) tidak berfungsi lagi.

-

AIR

+ + - + +

8. Koloid Liofil & Liofob

Two types of colloids are usually distinguished: reversible (or lyophilic) and irreversible (or lyophobic).

Koloid Liofil / Emulsi Hydrophyl : Bahan terdispersi menarik pendispersi, Contoh: Agar- agar, gelatin, kanji, jelly dkk

Koloid Liofob / Emulsi Hydrophobic : Bahan terdispersi tidak menarik pendispersi Contoh:  Susu cair  Santan  Mayonise

Mentega Coklat cair Susu kental manis

Perbedaan Liofil dan Liofob

Emulsi Emulsion

Emulsifier :

Senyawa yang menurunkan tegangan permukaan, sehingga terjadilah emulsi koloid.

Fase minyak Gugus non Polar

Emulsi Oil in Water: Fase terdispersi minyak, fase terdispersi air Contoh: susu, santan, lateks, lotion, mayonaise, salad dressing, es krim,

Emulsi Water in Oil: Fase terdispersi air, fase terdispersi minyak Contoh: mentega, margarin, Gugus Polar

Air

shortening, cream, coklat batangan, selai kacang, sabun padat, semir

Pembuatan Koloid A. Cara Kondensasi •Dengan cara kondensasi, partikel larutan sejati (molekul atau ion) bergabung menjadi partikel koloid. •Cara ini dapat dilakukan dengan reaksi-reaksi kimia, seperti reaksi redoks, hidrolisis, dan dekomposisi rangkap, atau dengan pergantian pelarut. 1. Reaksi Redoks  Pembuatan sol emas dari reaksi antara larutan HAuCl4 dengan larutan K2CO3 dan HCHO (formaldehida). 2. Hidrolisis  reaksi suatu zat dengan air

3. Dekomposisi rangkap Sol AgCl dapat dibuat dengan mencampurkan larutan perak nitrat encer dengan larutan HCl encer. AgNO3(aq) + HCl(aq) ⎯⎯→ AgCl(koloid) + HNO3(aq) 4. Pergantian pelarut  Apabila larutan jenuh kalsium asetat dicampur dengan alkohol, maka akan terbentuk suatu koloid berupa gel.

B. Cara Dispersi •Dengan cara dispersi, partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid. •Cara dispersi dapat dilakukan secara mekanik, peptisasi, atau dengan loncatan bunga listrik (cara busur Bredig). 1. Cara Mekanik  Butiran kasar dihaluskan kemudian didispersikan 2. Cara Peptisasi  Peptisasi adalah cara pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). 3. Cara Busur Bedig  Mula-mula atom-atom logam akan terlempar ke dalam air, lalu atom-atom tersebut mengalami kondensasi, sehingga membentuk partikel koloid. Jadi, cara busur ini merupakan gabungan cara dispersi dan cara kondensasi.

References:

Terimakasih