SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA (KELAS 9)

Download 30 Mei 2011 ... Sebaliknya, jika kandungan air di dalam tubuh rendah, urine yang dikeluarkan dari dalam tubuh kita sedikit. Sistem ekskresi...

0 downloads 487 Views 22KB Size
Sistem Ekskresi Pada Manusia (Kelas 9) Author : Dedy Sanjaya, S.Si.,MT Publish : 30-05-2011 00:06:00

Proses pengeluaran zat sisa metabolisme dari sel-sel tubuh yang tidak berguna bagi tubuh disebut ekskresi. Selain melakukan pengeluaran zat sisa metabolisme, sistem ekskresi juga melakukan proses osmoregulasi. Osmoregulasi adalah pengaturan keseimbangan air di dalam tubuh mahluk hidup. Contoh osmoregulasi adalah keluarnya urine dari dalam tubuh. Volume urine yang dikeluarkan dari tubuh berubah-ubah. Jika kandungan air di dalam tubuh tinggi, urine yang dikeluarkan banyak. Sebaliknya, jika kandungan air di dalam tubuh rendah, urine yang dikeluarkan dari dalam tubuh kita sedikit. Sistem ekskresi pada manusia dan vertebrata lainnya melibatkan organ ginjal, paru-paru, kulit, dan hati. Namun yang terpenting dari keempat organ tersebut adalah ginjal. A. Organ Ekskresi Pada Manusia 1. Ginjal (Renal) Dunia kedokteran biasa menyebutnya 'ren' (renal/kidney).Cabang dari kedokteran yang mempelajari ginjal dan penyakitnya disebut nefrologi. Di bagian atas (superior) ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar suprarenal). Gambar 1.1 Letak ginjal di dalam rongga tubuh Sumber : www.nlm.nih.gov Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas dan duabelas. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam goncangan. Ginjal bersifat retroperitoneal, yang berarti terletak di belakang peritoneum yang melapisi rongga abdomen. Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra (tulang belakang). Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di bawah ginjal kiri untuk memberi tempat untuk hati. a. Struktur Ginjal

Gambar 1.2 Bentuk ginjal seperti kacang merah.

Sumber : www.nlm.nih.gov

Page 1

Sistem Ekskresi Pada Manusia (Kelas 9)

Bentuk ginjal seperti kacang merahdengan lekukan yang menghadap ke dalam, jumlahnya sepasang dan terletak di dorsal kiri dan kanan tulang belakang di daerah pinggang, di bawah hati dan limpa. Berat ginjal diperkirakan 0,5% dari berat badan, dan ukurannya kira-kira 11x 6x 3 cm. Setiap menit 20-25% darah dipompa oleh jantung yang mengalir menuju ginjal. Di tiap ginjal terdapat bukaan yang disebut hilus yang menghubungkan arteri renal, vena renal, dan ureter. Ginjal terdiri dari tiga bagian utama yaitu: 1. Korteks (bagian luar/kulit ginjal) Bagian korteks ginjal mengandung banyak sekali nefron ± 100 juta sehingga permukaan kapiler ginjal menjadi luas, akibatnya perembesan zat buangan menjadi banyak. Setiap nefron terdiri atas badan Malphigi dan tubulus (saluran) yang panjang. Pada badan Malphigi terdapat kapsula Bowman yang bentuknya seperti mangkuk atau piala yang berupa selaput sel pipih. Kapsula Bowman membungkus glomerulus. 2. Medulla (sumsum ginjal) Tubulus pada badan Malphigi adalah tubulus proksimal yang bergulung dekat kapsula Bowman yang pada dinding sel terdapat banyak sekali mitokondria. Tubulus yang kedua adalah tubulus distal. 3. Pelvis renalis (rongga ginjal / piala ginjal) Pada rongga ginjal bermuara pembuluh pengumpul. Rongga ginjal dihubungkan oleh ureter (berupa saluran) ke kandung kencing (vesika urinaria) yang berfungsi sebagai tempat penampungan sementara urin sebelum keluar tubuh. Dari kandung kencing menuju luar tubuh urin melewati saluran yang disebut uretra.Untuk lebih jelas lagi dapat dilihat video tentang struktur ginjal http://www.youtube.com/watch?v=lUXiSI-_W3U b. Fungsi Ginjal Fungsi ginjal adalah : Menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme tubuh yang mengandung nitrogen, misalnya amonia. Mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan, misalnya vitamin. Reabsorbsi (penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang dilakukan oleh bagian tubulus ginjal. Menjaga keseimbanganan asam basa, air dalam tubuh manusia. Menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan mematangkan sel-sel darah merah (SDM) di sumsum tulang. c. Proses-proses di dalam Ginjal Di dalam ginjal terjadi rangkaian proses filtrasi, reabsorbsi, dan augmentasi. 1. Penyaringan (filtrasi) Filtrasi terjadi pada kapiler glomerulus pada kapsul Bowman. Pada glomerulus terdapat sel-sel endotelium kapiler yang berpori (podosit) sehingga mempermudah proses penyaringan. Beberapa faktor yang mempermudah proses penyaringan adalah tekanan hidrolik dan permeabilitias yang tinggi pada glomerulus. Selain penyaringan, di glomelurus terjadi pula pengikatan kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil terlarut dalam plasma, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat, garam lain, dan urea melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan. Hasil penyaringan di glomerulus berupa filtrat glomerulus (urin primer) yang komposisinya serupa dengan darah tetapi tidak mengandung protein. Pada filtrat glomerulus masih dapat ditemukan asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garamgaram lainnya. 2. Penyerapan kembali (Reabsorbsi) Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh karena itu, 99% filtrat glomerulus akan direabsorbsi secara aktif pada tubulus kontortus proksimal dan terjadi penambahan zat-zat sisa serta urea pada tubulus kontortus distal.

Page 2

Sistem Ekskresi Pada Manusia (Kelas 9) Substansi yang masih berguna seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Sisa sampah kelebihan garam, dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan dalam urin. Tiap hari tabung ginjal mereabsorbsi lebih dari 178 liter air, 1200 g garam, dan 150 g glukosa. Sebagian besar dari zat-zat ini direabsorbsi beberapa kali. Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder yang komposisinya sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam mino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osn osis. Reabsorbsi air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal. 3. Augmentasi Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal. Komposisi urin yang dikeluarkan lewat ureter adalah 96% air, 1,5% garam, 2,5% urea, dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warm dan bau pada urin. Secara detail, dapat diakses link berikut http://www.youtube.com/watch?v=AdlfxBooqIA

Hal-hal yang Mempengaruhi Produksi Urin Hormon anti diuretik (ADH) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis posterior akan mempengaruhi penyerapan air pada bagian tubulus distal karena meningkatkan permeabilitias sel terhadap air. Jika hormon ADH rendah maka penyerapan air berkurang sehingga urin menjadi banyak dan encer. Sebaliknya, jika hormon ADH banyak, penyerapan air banyak sehingga urin sedikit dan pekat. Kehilangan kemampuan mensekresi ADH menyebabkan penyakit diabetes insipidus. Penderitanya akan menghasilkan urin yang sangat encer. Selain ADH, banyak sedikitnya urin dipengaruhi pula oleh faktor-faktor berikut : a. Jumlah air yang diminum Akibat banyaknya air yang diminum, akan menurunkan konsentrasi protein yang dapat menyebabkan tekanan koloid protein menurun sehingga tekanan filtrasi kurang efektif. Hasilnya, urin yang diproduksi banyak. b. Saraf Rangsangan pada saraf ginjal akan menyebabkan penyempitan duktus aferen sehingga aliran darah ke glomerulus berkurang. Akibatnya, filtrasi kurang efektif karena tekanan darah menurun. c. Banyak sedikitnya hormon insulin Apabila hormon insulin kurang (penderita diabetes melitus), kadar gula dalam darah akan dikeluarkan lewat tubulus distal. Kelebihan kadar gula dalam tubulus distal mengganggu proses penyerapan air, sehingga orang akan sering mengeluarkan urin. 2. Paru-paru (Pulmo) Fungsi utama paru-paru adalah sebagai alat pernapasan. Akan tetapi, karena mengekskresikan zat sisa metabolisme maka dibahas pula dalam sistem ekskresi. Dalam Sistem Ekskresi, paru-paru berfungsi untuk mengeluarkan karbondioksida (CO2) dan uap air (H2O). Paru-paru berada di dalam rongga dada manusia sebelah kanan dan kiri yang dilindungi oleh tulang-tulang rusuk. Paru-paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru kanan yang memiliki tiga gelambir dan paru-paru kiri memiliki dua gelambir. Paru-paru sebenarnya merupakan kumpulan gelembung alveolus yang terbungkus oleh selaput yang disebut selaput pleura. Didalam paru-paru terjadi proses pertukaran antara gas oksigen dan karbondioksida. Karbondioksida dan air hasil metabolisme di jaringan diangkut oleh darah lewat vena untuk dibawa ke jantung, dan dari jantung akan dipompakan ke paru-paru untuk berdifusi di alveolus. Selanjutnya, H2O dan CO2 dapat berdifusi atau dapat dieksresikan di alveolus paru-paru karena pada alveolus bermuara banyak kapiler yang mempunyai selaput tipis. Karbon dioksida dari jaringan sebagian besar (75%) diangkut oleh plasma darah dalam bentuk senyawa HCO3, sedangkan sekitar 25% lagi diikat oleh Hb yang membentuk karboksi hemoglobin (HbCO2).

Page 3

Sistem Ekskresi Pada Manusia (Kelas 9)

3. Hati (Hepar) Istilah medis yang bersangkutan dengan hati biasanya dimulai dalam hepat- atau hepatik dari kata Yunani untuk hati, hepar.Hati merupakan “kelenjar” terbesar yang terdapat dalam tubuh manusia. Letaknya di dalam rongga perut sebelah kanan atas. Berwarna merah tua dengan berat mencapai 2 kilogram pada orang dewasa. Hati terbagi menjadi dua lobus, kanan dan kiri. Hati mendapat suplai darah dari pembuluh nadi (arteri hepatica) dan pembuluh gerbang (vena porta) dari usus. Hati dibungkus oleh selaput hati (capsula hepatica). Hati terdapat pembuluh darah dan empedu yang dipersatukan selaput jaringan ikat (capsula glison). Hati juga terdapat sel-sel perombak sel darah merah yangtelah tua disebut histiosit.

Sebagai alat eksresi hati menghasilkan empedu yang merupakan cairan jernih kehijauan, di dalamnya mengandung zat warna empedu (bilirubin), garam empedu, kolesterol, dan obat-obatan. Zat warna empedu terbentuk dari rombakan eritrosit yang telah tua atau rusak akan ditangkap histiosit selanjutnya dirombak dan haemoglobinnya dilepas. Hati merupakan organ yang sangat penting, berfungsi untuk: 1. Menghasilkan empedu yang berasal dari perombakan sel darah merah. 2. Menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh dan membunuh bibit penyakit. 3. Mengubah zat gula menjadi glikogen dan menyimpanya sebagai cadangan gula. 4. Merombak kelebihan asam amino (deaminasi). 5. Tempat untuk mengubah pro vitamin A menjadi vitamin. 6. Tempat pembentukan protrombin yang berperan dalam pembekuan darah. 7. Membentuk albumin dan globulin. 8. Tempat pembentukan urea. Hati juga berfungsi merombak hemoglobin menjadi bilirubin dan biliverdin, dap setelah mengalami oksidasi akan berubah jadi urobilin yang memberi warna pada feses menjadi kekuningan. Demikian juga kreatinin hash pemecahan protein, pembuangannya diatur oleh hati kemudian diangkut oleh darah ke ginjal. Jika saluran empedu tersumbat karena adanya endapan kolesterol maka cairan empedu akan masuk dalam sistem peredaran darah sehingga cairan darah, organ mata, dan kulit menjadi kekuningan. Penderitanya disebut mengalami sakit kuning. 4. Kulit (Cutis) Seluruh permukaan tubuh kita terbungkus oleh lapisan tipis yang sering kita sebut kulit. Kulit merupakan benteng pertahanan tubuh kita yang utama karena berada di lapisan anggota tubuh yang paling luar dan berhubungan langsung dengan lingkungan sekitar. Kulit berfungsi sebagai organ ekskresi karena mengandung kelenjar keringat (glandula sudorifera) yang mengeluarkan 5% sampai 10% dari seluruh sisa metabolisme. Keringat mengandung air, larutan garam, dan urea. Pengeluaran keringat yang berlebihan bagi pekerja berat menimbulkan hilangnya garam-garam mineral sehingga dapat menyebabkan kejang otot dan pingsan. Selain berfungsi mengekskresikan keringat, kulit juga berfungsi sebagai pelindung terhadap kerusakan fisik, penyinaran, serangan kuman, penguapan, sebagai organ penerima rangsang (reseptor), menyimpan kelebihan lemak, tempat pembuatan vitamin D dari pro vitamin D dengan bantuan sinar matahari yang mengandung ultraviolet , serta pengatur suhu tubuh. Kulit terdiri atas tiga lapisan yaitu epidermis, dermis dan jaringan ikat bawah kulit.

Page 4

Sistem Ekskresi Pada Manusia (Kelas 9) 1. Epidermis (Kulit Ari) Epidermis tersusun oleh sejumlah lapisan sel yang pada dasarnya terdiri atas dua lapisan yaitu: a. Lapisan tanduk Merupakan lapisan epidermis paling luar. Pada lapisan ini tidak terdapat pembuluh darah dan serabut saraf, karena merupakan sel-sel mati dan selalu mengelupas. Lapisan ini jelas sekali terlihat pada telapak tangan dan telapak kaki. b. Lapisan malpighi Lapisan ini terdapat di bawah lapisan tanduk. Sel-selnya terdapat pigmen yang menentukan warna kulit. 2. Dermis (Kulit Jangat) Merupakan lapisan kulit di bawah epidermis, di dalam lapisan ini terdapat beberapa jaringan yaitu: Kelenjar keringat, yang berfungsi untuk menghasilkan keringat. Keringat tersebut bermuara pada pori-pori kulit. Kelenjar minyak, yang berfungsi untuk menghasilkan minyak guna menjaga rambut tidak kering. Kelenjar ini letaknya dekat akar rambut. Pembuluh darah, yang berfungsi untuk mengedarkan darah ke semua sel atau jaringan termasuk akar rambut. Ujung-ujung saraf. Ujung saraf yang terdapat pada lapisan ini adalah ujung saraf perasa dan peraba.

3. Jaringan Ikat Bawah Kulit Di bagian ini terdapat jaringan lemak (adiposa). Fungsinya antara lain untuk penahan suhu tubuh dan cadangan makanan. Kelenjar keringat akan menyerap air dan garam mineral dari kapiler darah karena letaknya yang berdekatan. Selanjutnya, air dan garam mineral iniakan dikeluarkan di permukaan kulit (pada pori) sebagai keringat. Keringat yang keluar akan menyerap panas tubuh sehingga suhu tubuh akan tetap. Dalam kondisi normal, keringat yang keluar sekitar 50 cc per jam. Jumlah ini akan berkurang atau bertambah jika ada faktor-faktor berikut : suhu lingkungan yang tinggi, gangguan dalam penyerapan air pada ginjal (gagal ginjal), kelembapan udara, aktivitas tubuh yang meningkat sehingga proses metabolisme berlangsung lebih cepat untuk menghasilkan energi, gangguan emosional, dan menyempitnya pembuluh darah akibat rangsangan pada saraf simpatik. B. Kelainan dan Penyakit pada Sistem Ekskresi 1. Kelainan dan Penyakit pada Ginjal Kelainan dan penyakit pada ginjal diantaranya adalah : a. Gagal Ginjal (Nefritis) Disebabkan gangguan pada nefron (glomerolus) karena infeksi kuman, akibatnya kadar ureum dalam darah meningkat. Nefritis dapat menimbulkan uremia, yaitu adanya urine yang masuk ke dalam darah, sehingga menyebabkan penyerapan air terganggu dan tertimbun di kaki yang disebut oedema. Penyakit gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita penyakit serius atau terluka dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal itu sendiri. Penyakit gagal ginjal lebih sering dialamai mereka yang berusia dewasa, terlebih pada kaum lanjut usia. Penyebab terjadinya gagal ginjal antara lain disebabkan oleh: 1. Makan makanan berlemak dan minum minuman beralkohol 2. Kolesterol dalam darah yang tinggi 3. Kurang berolahraga dan merokok. . Tanda dan gejala gagal ginjal

Page 5

Sistem Ekskresi Pada Manusia (Kelas 9) Adapun tanda dan gejala terjadinya gagal ginjal yang dialami penderita secara akut antara lain : Bengkak mata, kaki, nyeri pinggang hebat (kolik), kencing sakit, demam, kencing sedikit, kencing merah /darah, sering kencing. Sedangkan tanda dan gejala yang mungkin timbul oleh adanya gagal ginjal kronik antara lain : Lemas, tidak ada tenaga, nafsu makan, mual, muntah, bengkak, kencing berkurang, gatal, sesak napas, pucat/anemi.

Gambar 1.10. Pasien yang

melakukan haemodialisis (cuci darah).

Sumber : www.burungmanyar.com

Pengobatan dan Penanganan Gagal Ginjal Kemajuan ilmu pengetahuan, memungkinkan fungsi ginjal digantikan. Penggantian fungsi tersebut dikenal dengan Renal Replacement Therapy (RRT) atau Terapi Pengganti Ginjal (TPG). Ada dua cara TPG, yakni haemodialisis / cuci darah dan transplantasi/cangkok ginjal. 1. Cuci darah (haemodialisis) Cara ini dilakukan dengan menggunakan bantuan mesin yang disebut mesin dialisis (dialiser). Darah diambil melalui pembuluh darah nadi (arteri) dan dicuci di dalam dialiser. Kemudian darah bersih hasil pencucian dimasukkan kembali ke tubuh pasien melalui pembuluh darah balik (vena). Proses haemodialisis ini memerlukan waktu sekitar 6 – 10 jam. Dialiser hanya mampu melakukan penyaringan (filtrasi), tidak dapat melakukan penyerapan dan pengeluaranseperti pada ginjal alami. 2. Cangkok Ginjal (Transplantasi Ginjal)

Page 6

Sistem Ekskresi Pada Manusia (Kelas 9)

Gambar 1.11. Posisi ginjal

hasil pencangkokkan.

Sumber : www.nlm.nih.gov

Tindakan pencangkokan ginjal dilakukan melalui operasi. Posisi ginjal baru di cangkokkan di bawah ginjal yang rusak (Gambar 1.11). Cangkok ginjaldikatakan berhasil jika tubuh penderita dapat menerima ginjal baru . Tetapi, pencangkokkan ginjal dapat mengalami kegagalan. Hal ini dapat terjadi karena sistem kekebalan tubuh penderita menganggap ginjal baru sebagai jaringan asing. Oleh karena itu untuk mengurangi resiko kegagalan, sedapat mungkin ginjal yang akan dicangkokkan berasal dari keluarga atau kerabat terdekat pasien. Tindakan Pencegahan Gagal Ginjal Kita yang dalam kondisi "merasa sehat" setidaknya diharapkan dapat melakukan pemeriksaan kedokter/kontrol/laboratorium. Sedangkan bagi mereka yang dinyatakan mengalami gangguan Ginjal, baik ringan atau sedang diharapkan berhati-hati dalam mengkonsumsi oabat-obatan seperti obat rematik, antibiotika tertentu dan apabila terinfeksi segera diobati, Hindari kekurangan cairan (muntaber), Kontrol secara periodik b. Kencing Manis(Diabetes Melitus)

(b)

Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh. Normalnya kadar gula dalam darah berkisar antara 70 - 150 mg/dL. Insulin adalah salah satu hormon yang diproduksi oleh pankreas yang bertanggung jawab untuk mengontrol

Page 7

Sistem Ekskresi Pada Manusia (Kelas 9) jumlah/kadar gula dalam darah dan insulin dibutuhkan untuk merubah (memproses) karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi yang diperlukan tubuh manusia. Hormon insulin berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah. Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mg/dL dan air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glukosa), sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut.

Gambar 1.12. Diabetes

Mellitus Tipe 1 (a) insulin normal (b) insulin tidak normal

Sumber : www.nlm.nih.gov

(a)

(b)

Page 8

Sistem Ekskresi Pada Manusia (Kelas 9)

Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita : Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria). Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia). Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia). Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria). Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki. Cepat lelah dan lemah setiap waktu. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya. 10. Mudah terkena infeksi terutama pada kulit. Jenis / Tipe Diabetes Melitus : 1. Diabetes Mellitus tipe 1

Sumber : www.nlm.nih.gov

Gambar 1.13. (a) Jaringan

Normal (b) Kerusakan jaringan akibat diabetes.

Page 9

Sistem Ekskresi Pada Manusia (Kelas 9) (a)

(b)

Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana tubuh kekurangan hormon insulin, dikenal dengan istilah Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM). 2. Diabetes Mellitus tipe 2 Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan semestinya, dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Pengobatan dan Penanganan Penyakit Diabetes Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin (Lantus/Levemir, Humalog, Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan, selain itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet). Pada penderita diabetes mellitus tipe 2, penatalaksanaan pengobatan dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik. Pengontrolan nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan, yaitu dengan mengurangi berat badan, diet, dan berolahraga. Jika hal ini tidak mencapai hasil yang diharapkan, maka pemberian obat tablet akan diperlukan. Bahkan pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar gula darah. c. Diabetes Inspidus (Beser Seni) Penyakit ini disebabkan tidak ada hormon ADH, akibatnya urine meningkat. d. Albuminuria disebabkan adanya protein dalam urine, akibatnya kerusakan atau iritasi sel ginjal karena infeksi. e. Batu Ginjal Batu ginjal disebabkan karena kekurangan minum dan sering menahan kencing, akibatnya mengendap menjadi batu ginjal.

Page 10

Sistem Ekskresi Pada Manusia (Kelas 9)

Gambar 1.14. Batu Ginjal.

Sumber : www.emedicinehealth.com

Batu di dalam ginjal atau saluran kemih yang berukuran kecil biasanya tidak menimbulkan gejala dan dapat keluar sendiri bersama air seni. Tetapi batu yang lebih besar dapat menimbulkan hambatan atau bahkan sumbatan aliran air seni. Jika hal ini terjadi maka akan timbul berbagai macam gejala, yang antara lain : Rasa nyeri yang berat dan tiba-tiba di daerah pinggang yang menjalar sampai pangkal paha. Rasa nyeri tidak berkurang walaupun penderita mencoba posisi-posisi tertentu, misalnya berbaring, membungkuk, dll. Penderita biasanya harus menggeliat menahan sakit. Bahkan karena rasa sakit yang amat sangat, seringkali penderita basah kuyup oleh keringat. Biasanya ada keluhan mual dan muntah. Walaupun tidak selalu, kadang kala dijumpai darah pada air seni. Hal ini terjadi karena batu mengiritasi saluran kemih sehingga menimbulkan luka. Perasaan terbakar di saluran kemih saat kencing. Rasa sangat ingin kecing. Demam. Batu ginjal atau batu saluran kemih umumnya timbul akibat berubahnya keseimbangan normal antara air, garam, mineral, dan zat-zat lain dalam air seni.Agar terhindar dari penyakit batu ginjal, beberapa cara yang disarankan antara lain : Minum banyak air (8-10 gelas sehari), dengan demikian urin menjadi lebih encer sehingga mengurangi kemungkinan zat-zat pembentuk batu untuk saling menyatu. Dengan minum banyak, air seni biasanya berwarna bening, tidak kuning lagi. Minum air putih ketika bangun tidur di subuh hari. Hal ini akan segera merangsang kita untuk berkemih, sehingga air seni yang telah mengendap semalamam tergantikan dengan yang baru. Jangan menahan kencing; kencing yang tertahan dapat menyebabkan urin menjadi lebih pekat, atau infeksi saluran kemih. Urin yang pekat dan infeksi saluran kemih merupakan faktor pendukung terbentuknya batu. Pola makan seimbang, berolahraga, dan menjaga berat badan tetap ideal. f. Polyuria Yaitu kelainan pada ginjal dimana urine yang dikeluarkan sangat banyak dan encer, disebabkan kemampuan

Page 11

Sistem Ekskresi Pada Manusia (Kelas 9) nefron untuk mengadakan reabsorbsi sangat rendah atau gagal. g.Oligouria Yaitu kelainan pada gunjal dimana urine yang dikeluarkan sangat sedikit bahkan tidak berurine, disebabkan oleh kerusakan ginjal secara total. 2. Kelainan dan Penyakit pada Hati Kelainan dan penyakit pada hatiyang umumnya dijumpai di masyarakat saat ini adalah HEPATITIS atau PENYAKIT KUNING. Disebut demikian karena tubuh penderita menjadi kekuningan, disebabkan zat warna empedu beredar ke seluruh tubuh. Penyakit ini disebabkan oleh serangan virus yang dapat menular melalui makanan, minuman, jarum suntik dan transfusi darah.

Gambar 1.15. (a) Sirosis

hati (b) Kanker hati akibat komplikasi dari Hepatitis C.

(a)

(b)

Hepatitis adalah peradangan pada sel-sel hati. Penyebab penyakit hepatitis yang utama adalah virus. Virus hepatitis yang sudah ditemukan sudah cukup banyak dan digolongkan menjadi virus hepatitis A, B, C, D, E, G, dan TT. Beberapa jenis hepatitis yang saat ini harus diwaspadai adalah:

Page 12

Sistem Ekskresi Pada Manusia (Kelas 9)

Hepatitis A yang disebabkan oleh Virus Hepatitis A (VHA). Hepatitis A dapat menular melalui makanan, air, dan peralatan yang terkontaminasi VAH. Hepatitis B yang disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB).

(a)

Hepatitis B dapat menular melalui transfusi darah, penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi VHB, atau saling berganti sikat gigi dengan penderita hepatitis B. Hepatitis C yang disebabkan oleh Virus Hepatitis C (VHC). Penularan virus hepatitis C ini melalui darah (suntikan bersama pada pengguna narkoba suntik, tranfusi darah yang sudah tercemar virus hepatitis C, pisau cukur atau silet bekas dari pengidap hepatitis C, pemakaian sikat gigi dan tusuk gigi bersama dengan pengidap hepatitis C) dan hubungan seks dengan penderita hepatitis C tanpa pelindung kondom.

(b)

Sumber : www.nlm.nih.gov

Page 13

Sistem Ekskresi Pada Manusia (Kelas 9)

Gejala umum penyakit hepatitis A, B, dan C sama, yaitu demam, mual, muntah, rasa sakit di bagian perut, dan urine berwarna gelap. Untuk pencegahan, Hepatitis A dengan pemberian vaksin ISG (Immune Serum Globulin), Hepatitis B dengan pemberian vaksin HBIG (Hepatitis B Immune Globulin), dan untuk Hepatitis C belum ada vaksinnya.

3. Kelainan dan Penyakit pada Kulit Kulit manusia dapat mengalami gangguan karena berbagai sebab khususnya yang berkaitan dengan ekskresi diantaranya adalah : Biang keringat Biang keringat dapat mengenai siapa saja; baik anak-anak, remaja, atau orang tua. Biang keringat terjadi karena kelenjar keringat tersumbat oleh sel-sel kulit mati yang tidak dapat terbuang secara sempurna. Keringat yang terperangkap tersebut menyebabkan timbulnya bintik-bintik kemerahan yang disertai gatal. Daki, debu, dan kosmetik juga dapat menyebabkan biang keringat. Orang yang tinggal di daerah tropis yang kelembapannya tidak terlalu tinggi, akan lebih mudah terkena biang keringat. Biasanya, anggota badan yang terkena biang keringat yaitu kaki, leher, punggung, dan dada. Agar tidak terkena biang keringat, aturlah ventilasi ruangan dengan baik. Selain itu, jangan berpakaian yang terlalu tebal dan ketat. Namun, jika sudah terlanjur terserang biang keringat, taburkan bedak di sekitar biang keringat. Apabila bintik-bintik biang keringat sudah mengeluarkan nanah, sebaiknya segera periksakan ke dokter.

Page 14