SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT CACAR AIR PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh Endah Warini 10.12.5125
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2015
SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT CACAR AIR PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR Endah Warini1), Andi Sunyoto2), 1) 2)
Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta
Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta
Jl Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta Indonesia 55283 Email :
[email protected]),
[email protected])
1.500 rawat inap dan sekitar 7 kematian setiap tahun akibat cacar air. Proses diagnosis penyakit dapat dilakukan dengan menggunakan teknik sistem pakar, studi kasus yang menggunakan sistem pakar untuk diagnosis penyakit salah satunya adalah : Aplikasi Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Menular Pada Balita Dengan Metode Forward Chaining (Yohan, 2011). Berdasarkan data diatas maka dalam pembangunan sistem pakar diagnosis penyakit cacar air pada anak ini menggunakan metode certainty factor. Metode ini memberikan nilai kepastian dalam mendeteksi suatu penyakit, sehingga user tidak perlu menebak penyakit yang diderita oleh anak mereka karena sistem akan memberikan jawaban berdasarkan fakta yang ada. Sehingga dalam penelitian ini penulis mengangkat judul “Sistem Pakar Untuk Diagnosa Penyakit Cacar Air Pada Anak Dengan Metode Certainty Factor”.
Abstract - Chicken pox disease is an infectious disease that can affect anyone, especially those who have not been immunized. Data Klaten Health Districts, the number of patiens with chicken pox in September 2011 was 986 people. Based on data from Australia showed 83% of children infected by chicken pox aged 10 – 14 years. In Australia, there are about 240.000 cases, 1.500 hospitalizations and about 7 deaths per year due to chicken pox. The method used is the Certainty Factor method. The Purpose of this research is to create a software expert system that is expected to assist the community in diagnosing type chicken pox disease expert system software include user needs analysis , requirements analysis and system design engineering knowledge which in this software engineering , data collected represented as a knowledge base , decision , rule base and inference engine design , system design further , the design creation process consists of modeling and DFD context diagram , data modeling which consists of designing ERD , and Table Mapping go round the table next process implementation development using Visual Basic 6.0 . The results in the form of an expert system application program that is able to diagnose diseases such as chicken pox output system disease diagnosis include the value of MB, MD and CF(Certainty Factor) values obtained by calculation using the method of Certainty factors , causes and solutions .
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Bagaimana merancang sistem pakar untuk diagnosa penyakit cacar air pada anak dengan metode certainty factor?”. 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menghasilkan suatu sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit cacar air pada anak berdasarkan gejala-gejala yang diberikan oleh user dan memberikan definisi mengenai jenis penyakit, penyebab, penularan, pencegahan, dan solusi yang sebaiknya dilakukan. 2. Mendokumentasikan atau menyimpan informasi dari pengetahuan seorang pakar untuk direpresentasikan. 3. Menerapkan ilmu berbasis informatika dalam bidang sistem informasi untuk membantu diagnosa penyakit cacar air pada anak. 1.4. Metode Penelitian
Keywords – Chicken pox disease, expert systems, Certainty factor 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Penyakit cacar air merupakan penyakit menular yang dapat menyerang siapa saja, terutama mereka yang belum mendapatkan imunisasi. Di Indonesia tidak banyak data yang mencatat kasus cacar air secara nasional. Data yang tercatat merupakan data epidemic cacar air pada daerah tertentu saja. Sesuai data yang dimiliki Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten, jumlah penderita cacar air pada bulan september 2011 adalah 986 orang. Jumlah ini terhitung terdapat banyak sekali kenaikan penderita cacar air, karena data penderita penyakit ini pada bulan agustus 2011 hanya terdapat 171 orang. Berdasarkan data Australia menunjukkan, 83 % dari anak-anak yang terinfeksi oleh cacar air berumur 10 – 14 tahun. Di Australia ada sekitar 240.000 kasus,
Dalam pembuatan skripsi ini, meliputi langkahlangkah sebagai berikut : 1. Pengumpulan data yang diperlukan Metode yang digunakan dalam pengumpulan data sebagai sumber pelengkap untuk mendukung keakuratan informasi yang terkandung. Data-data tersebut diambil menggunakan beberapa metode pengumpulan data, antara lain :
1
a.
Study Literatur Metode yang dilakukan dengan menggunakan buku-buku perpustakaan yang meliputi literatur, catatan dan bacaan lain yang menunjang penulisan serta pengembangan program Visual Basic 6.0 dan SQL Server 2000. b. Browsing Pengamatan keberbagai web site di internet yang menyediakan informasi yang relevan dengan permasalahan dalam pembuatan sistem ini. c. Interview Yaitu teknik memperoleh data dengan tanya jawab atau wawancara secara langsung dengan pakar (dokter spesialis anak) yaitu DR.Dr.Fx.Wikan Indarto,Sp.A. 2. Analisa data yang telah dikumpulkan Membuat analisa terhadap data yang sudah diperoleh dari hasil interview yaitu membuat spesifikasi yang terstruktur . 3. Perancangan dan Desain Sistem Memahami rancangan sistem pakar sesuai data yang ada dan mengimplementasikan model yang diinginkan oleh pengguna. 4. Pembuatan Aplikasi Tahap ini merupakan tahap pembuatan dan pengembangan aplikasi sesuai dengan desain sistem yang ditetapkan pada tahap sebelumnya. Sistem Pakar untuk mendiagnosa penyakit cacar air pada anak dengan metode certainty factor dibangun dengan Visual Basic 6.0 dan SQL Server 2000. 5. Uji Coba dan Evaluasi Menguji coba seluruh spesifikasi terstruktur dan sistem secara keseluruhan. Proses uji coba ini diperlukan untuk memastikan bahwa sistem yang telah dibuat sudah benar, sesuai dengan karakteristik yang ditetapkan dan tidak ada kesalahan. 6. Penyusunan Skripsi Pembuatan skripsi ini berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan dari hasil program.
Gambar 2.1 Arsitektur Sistem Pakar 2.3 Metode Certainty Factor Faktor kepastian (certainty factor) diperkenalkan oleh Shortliffe Buchana dalam pembuatan MYCIN pada tahun 1975 untuk mengakomodasi ketidakpastian pemikiran (inexact reasoning) seorang pakar. Teori pengembangan MYCIN mencatat bahwa dokter sering kali menganalisa informasi yang ada dengan ungkapan seperti misalnya: mungkin, kemungkinan besar, hampir pasti. Untuk mengakomodasi hal ini tim MYCIN menggunakan certainty factor (CF) guna menggambarkan tingkat keyakinan pakar terhadap permasalahan yang sedang dihadapi. Definisi menurut David McAllister Certainty Factor adalah suatu metode untuk membuktikan apakah suatu fakta itu pasti ataukah tidak pasti yang berbentuk metric yang biasanya digunakan dalam sistem pakar. Metode ini sangat cocok untuk sistem pakar yang mendiagnosa sesuatu yang belum pasti. Certainty factor (CF) menunjukan ukuran kepastian terhadap suatu fakta atau aturan. Certainty factor didefinisikan sebagai berikut: CF[h,e] = MB[h,e] – MD[h,e] dengan: CF[h,e] = faktor kepastian MB[h,e] = ukuran kepercayaan terhadap hipotesis h, jika diberikan evidence e (antara 0 sampai 1). MD[h,e] = ukuran ketidakpercayaan terhadap evidence h, jika diberikan evidence e (antara 0 sampai 1).
2. Landasan Teori 2.1 Pengertian Sistem Pakar Menurut Kusrini (2006:11) Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut. Sistem pakar bekerja berdasarkan pengetahuan yang dimasukkan oleh seorang atau beberapa orang pakar dalam rangka mengumpulkan informasi hingga sistem pakar dapat menemukan jawabannya.
2.4 Penyakit Cacar Air Varisela (Cacar air, “Chicken Pox”) ialah penyakit akut, menular yang ditandaioleh vesikel di kulit dan selaput lender yang disebabkan olehvirus varicella. 2.5.1 Etiologi (Penyebab Penyakit) Varicella disebabkan oleh Herpes virus varicella atau disebut juga virus varicella-zoaster (virus V – Z ). Virus tersebut dapat pula menyebabkan herpes zoster. Kedua penyakit ini mempunyai manifestasi klinis yang berbeda. Diperkirakan bahwa setelah ada kontak dengan virus V – Z akan terjadi varisela; kemudian setelah penderita varisela tersebut sembuh, mungkin virus itu tetap ada dalam bentuk laten (tanpa ada manifestasi klinis) dan kemudian virus V- Z diaktivasi oleh trauma
2.2 Arsitektur Sistem Pakar Arsitektur dasar dari Sistem Pakar dapat dilihat pada Gambar 2.1 (Giarrantono dan Riley, 1994).
2
sehingga menyebabkan herpes zoster. Virus V – Z dapat ditemukan dalam vesikeldan dalam darah penderita varisela; dapat dilihat dengan mikroskop electron dan dapat diisolasi dengan menggunakan biakan yang terdiri dari fibroblast paru embrio manusia. 2.5.2 Epidemologi (Jalannya Penyakit) Sangat mudah menular, yaitu melalui percikan ludah dan kontak. Dapat mengenai semua golongan umur, termasuk neonates (vaisela congenital), tetapi tersering pada masa anak. Penderita dapat menularkan penyakit selama 24 jam sebelum kelainan kulit (erupsi) timbul sampai 6 atau 7 hari kemudian. Biasanya seumur hidup, varisela hanya diderita satu kali. Residif dapat terjadi pada penderita peyakit keganasan dan pada anak dengan pencangkokan ginjal yang sedang diberi pengobatan imunosupresif. 2.5.3 Patologi (Kejadian yang Tidak Normal) Terjadi vesikel di epidermis dengan degenerasi dan badan inklusi di dalam nucleus. Pula terdapat infiltrasi sel bulat di korium dan dilatasi kapiler. Gejala klinis : Masa inkubasi 11 – 12 hari, biasanya 13 – 17 hari. Penyakit ini dibagi dalam 2 stadium, yaitu : 1. Stadium Prodromal 24 jam sebelum kelainan kulit timbul, terdapat gejala panas, lemah (malaise), anoreksia. Kadang – kadang terdapat kelainan scarlatinaform atau morbiliform. 2. Stadium Erupsi Dimulai dengan terjadinya papula merah, kecil, yang berubah menjadi vesikel yang berisi cairan jernih dan mempunyai dasar eritematous. Permukaan vesikel tidak memperlihatkan cekungan di tengah (unumbilicated). Isi vesikel berubah menjadi keruh dalam waktu24 jam. Biasanya vesikel menjadi kering sebelum isinya menjadi keruh.dalam 3 – 4 hari erupsi tersebar; mula-mula di dada lalu ke muka, bahu dan anggota gerak. Erupsi ini disertai perasaan gatal.
kesimpulan tentang penyakit yang menyerang si penderita dengan didukung oleh nilai kepastian. Sistem kemudian akan memberikan penyebab, penularan dan solusi yang dapat dilakukan untuk menekan perkembangan penyakit dan menangani penyakit yang diderita serta mencegah agar tidak terserang penyakit tersebut. 3.2 Analisis Kebutuhan Sistem 3.2.1 Analisis Kebutuhan Fungsional Kebutuhan fungsional adalah jenis kebutuhan yang berisi proses-proses apa saja yang nantinya dilakukan oleh sistem dan berisi informasi-informasi apa saja yang harus ada dan dihasilkan oleh sistem, meliputi : 1. Sistem harus dapat melakukan log-in, log-out dan exit a. Admin dapat melakukan login, menambah dan menghapus pakar. b. Admin dan Pakar dapat melakukan log-out dan exit. c. Pengguna (pasien) dapat melakukan exit. 2. Sistem harus dapat membatasi hak akses pengguna. a. Hak akses pengguna terdapat tiga, yakni admin, pakar dan pengguna (pasien). b. Admin mendapatkan hak akses untuk menambahkan, mengubah dan menghapus data pakar. c. Pakar mendapatkan hak akses untuk menambahkan, mengubah dan menghapus data penyakit, data gejala, data penyebab, data penularan, data pencegahan, data solusi, aturan penyakit, aturan penyebab, aturan pencegahan dan aturan solusi. 3. Sistem dapat melakukan konsultasi dan diagnosa penyakit. a. Pengguna (pasien) dapat menggunakan menu konsultasi, menginputkan gejala yang diderita, tanpa harus melakukan login. b. Pengguna (pasien) dapat mengetahui penyakit yang diderita beserta penyebab, cara penularan, pencegahan dan solusi atas penyakit yang terdiagnosa. 4. Sistem harus dapat melakukan entri data-data seperti data penyakit, data gejala, data penyebab, data pencegahan, data penularan, data solusi dan data daftar semua aturan a. Pakar dapat menambahkan, mengubah dan menghapus data penyakit beserta dengan kode penyakit, penyakit dan penjelasan. b. Pakar dapat menambahkan, mengubah dan menghapus data gejala beserta dengan kode gejala, gejala, nilai MB dan MD.. 5. Sistem dapat menghitung nilai kepastian (MB) dan nilai tidak pasti (MD) suatu gejala terhadap penyakit yang diderita oleh Pengguna (pasien). 6. Sistem dapat melakukan laporan pakar secara otomatis.
Pada suatu saat terdapat bermacam-macam stadium erupsi; ini merupakan tanda khas penyakit varisela. Vesikel tidak hanya terdapat di kulit, melainkan juga di selaput lendir mulut. Bila terdapat infeksi sekunder, maka akan terjadi limfadenopatia umum. 3.
Analisis dan Perancangan
3.1 Analisis Sistem 3.1.1 Deskripsi Sistem Sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit cacar air pada anak ini merupakan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk membantu mendiagnosa penyakit cacar air pada anak yang diwujudkan dengan adanya interaksi Antara pengguna dengan system. Dalam proses ini, system akan memberikan daftar gejala yang sudah tersimpan dalam system berupa basis pengetahuan. Jawaban akan gejala yang diberikan pengguna akan diproses untuk menghasilkan
3
3.2.2 Analisis Kebutuhan Non Fungsional 3.2.2.1 Kebutuhan Perangkat Keras Tabel 3.1 Kebutuhan Perangkat Keras Perangkat Keras Intel(R) Pentium (R) CPU8960 Monitor, Keyboard, Mouse RAM 2048 MB Harddisk 250 GB 3.2.2.1.1
KebutuhanPerangkat Lunak Tabel 3.2 Kebutuhan Perangkat Lunak Perangkat Lunak Keterangan Sistem operasi Windows 7 (seven) 32 bit Bahasa Pemrograman Visual Basic 6.0 Database Server Microsoft SQL Server 2000 Data Modelling Microsoft Office Visio 2010 3.3 Perancangan Sistem Di dalam perancangan system ini dibuat rancangan flowchart system, perancangan DFD, perancangan database, perancangan table dan perancangan antar muka.
Gambar 3.3 Entity Relation Diagram 4. Implementasi dan Pembahasan 4.1 Implementasi
3.3.1 Flowchart Sistem
Gambar 4.1 Tampilan Menu Utama
Gambar 4.2 Tampilan Menu Konsultasi Gambar 3.1 Flowchart Sistem 3.3.1 Diagram Alir
Gambar 4.3 Tampilan Menu Hasil Diagnosa 4.2 Pembahasan Tabel 4.2 Perbandingan Hasil Diagnosa Dokter dan Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Cacar Air Pada Anak Kasus Hasil Diagnosa NO Pakar Sistem 1 - Cacar - Cacar Air Gejala : 1. Demam Air Stadium 2. Sakit Kepala Stadium Prodroma
Gambar 3.2 Diagram Alir Data Level 0 3.4 Perancangan Database Database merupakan bagian dari implementasi system pakar yang digunakan untuk menyimpan semua data, baik basis pengetahuan maupun basis aturan
4
2
3
4
5
6
7
3. Nyeri Sendi 4. Malaise (Perasaan Lemas tak bertenaga) Gejala : 1. Demam 2. Malaise (Perasaan Lemas tak bertenaga) 3. Mual Gejala : 1. Demam 2. Sakit Kepala 3. Batuk 4. Nyeri sendi 5. Mual Gejala : 1. Malaise (Perasaan Lemas tak bertenaga) 2. Rasa Gatal 3. Terdapat bercak merah (vesikel) di kulit berisi cairan bening 4. Fotofobia (Takut Cahaya) 5. Pusing Gejala : 1. Demam 2 Sakit Kepala 3 Terdapat Ruam (kemerahan kulit) di kepala dan telinga 4 Terdapat kelainan scarlatinaform atau morbiliform 5 Mual Gejala : 1. Demam 2. Batuk 3. Nyeri Sendi 4. Terdapat Ruam (Kemerahan Kulit) di Wajah, Leher dan Badan Gejala :
Prodrom al
l CF = 0,651
-
Herpes Zooster
-
-
Demam Tifoid
-
-
Herpes Zoaster
Herpes Zooster CF = 0,527
Cacar Air Stadium Prodroma l CF = 0,37
8
-
Herpes Zoaster CF = 0,725
9
10 -
-
Campak Stadium Kataral Viral Exantem a
-
Cacar Air Stadium Prodroma l CF = 0,426
11
-
Campak Stadium Erupsi
-
Cacar Air Stadium Prodroma l CF = 0,524
-
Cacar
-
12 Cacar Air
5
1. Demam 2. Sakit Kepala 3. Terdapat Ruam (Kemerahan Kulit) di kepala dan telinga 4. Terdapat Ruam (Kemerahan Kulit) di wajah, leher dan badan 5. Pegal Gejala : 1. Demam 2. Sakit tenggorokan 3. Terdapat bercak Merah (vesikel) dikulit berisi cairan bening Gejala : 1. Demam 2. Rasa gatal 3. Mual 4. Fotofobia (Takut Cahaya) Gejala : 1. Demam 2. Nyeri Perut 3. Terdapat Ruam (Kemerahan Kulit) di wajah, leher dan badan 4. Terdapat kelainan Scarlatinafor m atau morbiliform Gejala : 1. Demam 2. Sakit Kepala 3. Sakit Tenggorokan 4. Terdapat vesikel di selaput lender dan beberapa terlihat orofaring 5. Mual Gejala : 1. Demam
Air Stadium Erupsi
Stadium Erupsi CF = 0,171
-
Faringitis
-
-
Faringitis
-
-
Herpes Zooster Infeksi Virus lain
-
-
Cacar Air Stadium Erupsi
-
-
Cacar Air
-
-
Cacar Air Stadium Prodroma l CF = 0,239
Herpes Zooster CF = 0,531
Herpes Zooster CF = 0,311
Cacar Air Stadium Prodroma l CF = 0,083
Cacar Air Stadium
13
14
15
2. Sakit Kepala 3. Terdapat Ruam (Kemerahan Kulit) di kepala dan telinga 4. Terdapat Ruam (Kemerahan Kulit) di wajah, leher dan badan 5. Terdapat kelainan scarlatinaform atau morbiliform Gejala : 1. Sakit Kepala 2. Batuk 3. Nyeri Sendi 4. Nyeri Perut 5. Sakit Tenggorokan 6. Terdapat Ruam (Kemerahan Kulit) di wajah, leher dan badan Gejala : 1. Sakit Kepala 2. Batuk 3. Malaise (Perasaan Lemas tak bertenaga) 4. Nyeri sendi 5. Terdapat bercak merah (vesikel) dikulit berisi cairan bening 6. pegal Gejala : 1. Demam 2. Sakit Kepala 3. Batuk 4. Terdapat bercak merah (vesikel) dikulit berisi cairan bening 5. Terdapat Ruam (Kemerahan Kulit) di wajah, leher
Stadium Erupsi
Erupsi CF = 0,171 16
17
-
Cacar Air Stadium Prodrom al
-
Cacar Air Stadium Prodroma l CF = 0,292
18 -
Cacar Air Stadium Prodrom al
Cacar Air Stadium Prodroma l CF = 0,384
19
-
Cacar Air Stadium Prodrom al
-
Cacar Air Stadium Prodroma l CF = 0,2
20
6
dan badan 6. Pegal Gejala : 1. Demam 2. Sakit Kepala 3. Batuk 4. Malaise (Perasaan Lemas tak bertenaga) 5. Terdapat kelainan scarlatinaform atau morbiliform Gejala : 1. Rasa Gata 2. Terdapat bercak merah (vesikel) di kulit berisi cairan bening 3. Terdapat Ruam (Kemerahan Kulit) di kepala dan telinga 4. Mual Gejala : 1. Demam 2. Batuk 3. Nyeri Sendi 4. Sakit Tenggorokan 5. Terdapat kelainan scarlatinaform atau morbiliform Gejala : 1. Malaise (Perasaan lemas tak bertenaga) 2. Sakit Tenggorokan 3. Rasa Gatal 4. Mual 5. Fotofobia (takut cahaya) 6. Pusing Gejala : 1. Sakit Kepala 2. Sakit tenggororkan 3. Rasa Gatal 4. Terdapat bercak merah
-
Cacar Air Stadium Prodrom al
-
Cacar Air Stadium Prodroma l CF = 0,456
-
Cacar Air Stadium Erupsi
-
-
Cacar Air Stadium Prodrom al
-
-
Herpes Zooster
-
-
Cacar Air Stadium Erupsi
-
Cacar Air Stadium Erupsi CF = 0,915
Cacar Air Stadium Prodroma l CF = 0,369
Herpes Zooster CF = 0,269
Cacar Air Stadium Erupsi CF = 0,165
yang interaktif dengan menarik.
(vesikel) dikulit berisi cairan bening 5. Terdapat ruam (kemerahan kulit) di wajah, leher dan badan
Daftar Pustaka [1] Al Fatta, Hanif. 2007. Analisis & Perancangan Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset. [2] Arief, M. Rudyanto. 2005. Pemrograman Basis Data Menggunakan Trasact-SQL dengan Mecrosoft SQL Server 2000. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset. [3] Arhami, Muhammad. 2005. Konsep Dasar Sistem Pakar. Yogykarta: Andi Offset. [4] Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1985. Ilmu Kedokteran Anak. Edisi Kelima. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. [5] Jogiyanto. 2005. Analisis & Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset Offset. [6] Kusrini. 2006. Sistem Pakar Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset. [7] Kusrini. 2007. Strategi Perancangan dan Pengelolaan Basis Data. Yogyakarta: Penerbit ANDI OFFSET [8] Kusrini. 2008. Aplikasi Sistem Pakar. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset. [9] Palupi, Dwi Retno. 2012. Sistem Pakar Pengobatan Alergi Dengan Thibunnabawi. Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM. Yogyakarta. [10] Putra Tjumoko, Yohan Kurnia. 2011. Aplikasi Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Menular Pada Balita dengan Metode Forward Chaining. Kearsipan STIKOM SURABAYA [11] Sunyoto, Andi. 2007. Pemrograman Database dengan Visual Basic dan Microsoft SQL. Yogyakarta: Penerbit ANDI OFFSET. [12] Wijayanti, Poni. 2012. Sistem Pakar Mendiagnosa Jenis Penyakit Stroke Menggunakan Metode Certainty Factor. Fakultas Teknik Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.
Dari perbandingan hasil analisa sistem pakar dengan hasil diagnosa dokter diatas dapat kita hitung persentasenya, dimana jumlah kasus yang bernilai benar dibagi dengan jumlah total kasus keseluruhan. Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut: Rumus persentasi perbandingan hasil diagnosa =
∑
∑
interface yang lebih
(%) 100%
Diketahui jumlah kasus yang bernilai benar 14 dari 20 kasus, maka perhitungan persentasi perbandingan hasil diagnosa sebagai berikut:
14 100% 20 (%) = 70% (%) =
Perbandingan hasil diagnosa menghasilkan 70% sistem ini mendekati hasil diagnosa dokter. Hal ini bukan disebabkan karena diagnosa yang salah pada sistem, tetapi karena sistem ini hanya mendiagnosa penyakit cacar air pada anak. 5. Kesimpulan 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengembangan dan pembahasan maka dapat disimpulkan : 1. Dari penelitian dihasilkan sebuah software yang mampu mendiagnosa jenis penyakit Cacar Air Pada Anak berdasarkan gejala yang dimasukkan dan dapat memberikan informasi tentang penyakit yang terdiagnosa. 2. Perangkat lunak yang dihasilkan mampu mendiagnosa jenis penyakit Cacar Air Pada Anak dengan perhitungan nilai kepastian menggunakan metode Certainty Factor, dengan menggunakan bahasa pemograman Visual Basic 6.0 yang dapat beraksi layaknya seorang pakar. Sistem ini dapat digunakan sebagai media konsultasi. 5.2 Saran Saran-saran yang dapat penulis sampaikan berkaitan dengan diagnosa penyakit cacar air pada anak, antara lain: 1. Sistem ini menghasilkan hasil diagnosa dengan presentase sebesar 70%. Oleh karena itu, untuk penelitian selanjutnya dapat meningkatkan presentasenya. 2. Program aplikasi ini masih dapat dikembangkan lagi bagi yang tertarik dan berminat, seperti pengembangan sistem menjadi berbasis web atau mobile maupun pengembangan kearah multimedia
Biodata Penulis Endah Warini, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2015. Saat ini menjadi Staff Mgt GA di PT. Telkom Akses di Yogyakarta. Andi Sunyoto, M.Kom, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2003. Memperoleh gelar Master of Engineering (M.Kom) Program Pasca Sarjana (S2) Fakultas MIPA Jurusan Ilmu Komputer Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, lulus tahun 2007. Saat ini menjadi Dosen di STMIK AMIKOM Yogyakarta.
7