SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT MOTOR

Download Jurnal KomTekInfo Fakultas Ilmu Komputer, Volume 2, No. 1, Juni 2015. ISSN : 2356-0010. Anesia Nila Kinanti - Sistem Penunjang Keputusan Pe...

1 downloads 549 Views 402KB Size
Jurnal KomTekInfo Fakultas Ilmu Komputer, Volume 2, No. 1, Juni 2015

ISSN : 2356-0010

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT MOTOR PADA PT.FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE (FIF) KANTOR CABANG MUARA BUNGO DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN VISUAL BASIC 6.0 Anesia Nila Kinanti, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Pu tra Indonesia “YPT K ”, Padang email: [email protected] Abstrak – Kemajuan teknologi yang semakin pesat sangat mempengaruhi manusia secara tidak langsung. Komputer sebagai salah satu hasil kemajuan teknologi dapat membantu manusia dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas kerja karyawan.Dalam PT. FIF Cabang Muarabungo, pemberian kredit motor kepada nasabah masih dilakukan secara manual dan penyajian laporan pun membutuhkan waktu yang lama, sehingga sering terjadi kesalahan serta kinerja PT.FIF Cabang Muarabungo yang belum optimal. Dengan analisa diatas, untuk mengatasinya digunakan sistem penunjang keputusan pemberian kredit motor dengan menggunakan bahasa pemrograman visual basic 6.0.Kelebihan dari sistem baru yang dirancang adalah membantu manajer dalam pengambilan keputusan dan dapat menghasilkan laporan yang jelas dalam bentuk grafik sehingga pimpinan perusahaan dapat mengetahui keadaan perusahaan. Kata Kunci

: PT.FIF,Kredit,Visual Basic 6.0

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Perkembangan bisnis di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal ini terlihat dengan semakin banyaknya peusahaan baik dalam negeri maupun dari luar negeri yang saling bersaing dalam memasarkan produknya. Tindakan yang dapat dilakukan perusahaan diantaranya melalui pemberian kredit, karena tidak semua masyarakat mampu untuk membeli barang secara tunai. Oleh karena itu penjualan secara kredit merupakan salah satu bentuk strategi perusahaan dalam meningkatkan penjualan,sebagaimana yang dilakukan oleh PT.FIF. Dalam perusahaan pembiayaan seperti PT.FIF cabang Muara Bungo pada saat ini masalah yang banyak dihadapi adalah sistem pemberian kredit kepada nasabah, sehingga masalah pemberiam kredit nampaknya mesti mendapat perhatian serius dalam pengelolaannya. Setiap penyaluran kredit oleh kreditur tentu mengandung resiko, karena adanya keterbatasan kemampuan manusia dalam memprediksi masa yang akan datang. Defenisi kredit menurut Rivai dan Veithzal,2006 kredit adalah penyerahaan barang, jasa atau uang dari satu pihak (kreditur atau pemberi pinjaman) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain (nasabah atau pengutang/borrowed) dengan janji membayar dari penerima kredit ke pemberi kredit pada

tanggal yang telah disepakati kedua belah pihak. Dari pengertian diatas dapat dilihat bahwa pemberian kredit dilandasi atas dasar kepercayaan antara kedua belah pihak (pihak yang memberi kredit dan pihak yang menerima kredit), bahwa mereka akan memenuhi kewajibannya masing-masing. PT.Federal International Finance (FIF) adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang pembiayaan khusus sepeda motor merek Honda. Didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan penjualan sepeda motor merek honda dengan cara membantu Dealer Honda melalui penjualan secara kredit, karena tidak semua Dealer mampu memberikan kredit disebabkan karena terbatasnya dana dan sumber daya manusia. Kelancaran usaha pembiayaan ini sangat tergantung pada kelancaran pembayaran angsuran dari nasabah tiap bulannya, sehingga dalam hal ini dibutuhkan suatu sistem yang baik dan terkoordinir terutama dalam pengambilan keputusan pemberian kredit kepada nasabah. 1.2 Perumusan Masalah Masalah yang ditemui dalam pemberian kredit kepada konsumen pada Kantor FIF Cabang Muarabungo adalah : 1.

Pengambilan keputusan pemberian kredit pada nasabah masih belum optimal,dikarenakan masih dilakukan secara manual.

Anesia Nila Kinanti - Sistem Penunjang Keputusan Pemberian Kredit . . .

91

Jurnal KomTekInfo Fakultas Ilmu Komputer, Volume 2, No. 1, Juni 2015

2.

3.

Dalam proses pengolahan data calon nasabah kredit, pihak FIF kesulitan dengan adanya penumpukan data yang akan membutuhkan konsentrasi serta waktu yang tidak sedikit. Membutuhkan waktu yang lama dalam pengmbilan keputusan pemberian kredit kepada nasabah.

1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah yang dapat diuraikan sebagai berikut : 1.

2.

3.

4.

Mengetahui secara lebih jauh keberadaan sistem yang telah ada pada PT.FIF cabang Muara Bungo. Untuk dapat memberikan gambaran secara umum sistem pengambilan keputusan pemberian kredit hingga nantinya akan terlihat berbagai perbaikan dari sistem yang lama ada ke sistem yang baru diusulkan. Untuk mengetahui manfaat dan kemampuan sistem komputer dalam menyelesaikan sistem pengambilan keputusan pemberian kredit kepada konsumen pada kantor FIF Cabang Muarabungo. Penyajian informasi yang lebih baik hingga memudahkan penyusunan laporan yang dibutuhkan oleh pimpinan

itu kegiatan perkreditan harus mencakup tujuan ketiga komponen tersebut menurut Thomas Suyatno (1990, P 2) yaitu sebagai berikut : a.

Bagi Pengusaha 1. Pemberian kredit akan melancarkan kegiatan uasaha dan performance perusahaan lebih baik dari sebelum menerima kredit. 2. Harus meningkatkan kegiatan usaha dan keuntungan sebagai jaminan kelanjutan kehidupan perusahaan. 3. Mampu meningkatkan minat berusaha. b. Bagi Negara dan Masyrakat 1. Pemberian kredit berfungsi sebagai instrumen moneter. 2. Meningkatkan kegiatan produksi, marketing dan konsumsi. 3. Meningkatkan arus dan daya guna uang serta menghidupka ekonomi pasar. 4. Secara makro dapat membatu efisiensi penggunaan sumber alam (terarah). 2.1.3 Analisis kredit Analisis kredit merupakan suatu cara yang diperhatikan oleh Perusahaan dalam pemberian kredit kepada konsumennya. Hal itu biasanya dikenal dengan prinsip “ 5C “ yaitu : 1.

Character Sifat-sifat positif dari pengurus perusahaan yang tercermin berupa kemauan kuat dan rasa tanggung jawab atas setiap hal yang menjadi kewajibannya. Sifat-sifat tersebut dapat berupa keterbukaan, jujur, bermoral, tekun, tidak berjudi, hemat/efisien. Untuk mengetahui sifat-sifat tersebut tidak begitu mudah namun dapat dideteksi melalui riwayat hidup, informasi tentang keadaan keluarga, instansi terdekat, asosiasi usaha, dan sebagainya.

2.

Capacity Merupakan kemampuan pengurus untuk mengkombinasikan sumber daya manusia, bahan-bahan mentah, modal utuk memproduksi barang dan jasa sehingga memuaskan kebutuhan konsumen serta mendatangkan penghasilan.

II. LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Tentang Kredit 2.1.1 Pengertian Kredit Terminologi kredit berasal dari bahasa Latin yaitu “Credere” yang berarti percaya. Oleh karena itu, berdasarkan pemberian kredit kepada seseorang atau badan usaha adalah berdasarkan kepercayaan. Pengertian kredit menurut Suyatno (1994, P45) adalah “Kredit atau pinjaman yang diberikan yaitu penyediaan uang atau tagihantagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pihak pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain dalam hal, pihak peminjam berkewajiban melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang sudah ditetapkan “. Tujuan Kredit Dari sasaran yang akan dicapai tersebut terdapat tujuan diberikanya kredit. Dalam setiap proses kegiatan perkreditan selalu akan terlibat 3 (tiga) pelaku utamanya yaitu pengusaha (user), bank (kreditur), dan masyarakat dan negara atau masyarakat (wadah). Oleh karena

ISSN : 2356-0010

Sumber utama pelunasan kredit adalah kemampuan peminjam untuk meningkatkan penghasilan, kemampuan ini sangat tergantung kepada pendidikan, kesehatan/energi, kecakapan, umur, stabilitas kerja, dan sumber daya.

2.1.2

3.

Capital

Anesia Nila Kinanti - Sistem Penunjang Keputusan Pemberian Kredit . . .

92

Jurnal KomTekInfo Fakultas Ilmu Komputer, Volume 2, No. 1, Juni 2015

Berupa analisis modal untuk dapat menggambarkan struktur modal, sehingga rasa tanggung jawab pengudaha pun menjadi lebih tinggi, bila modal lebih besar. Modal ini dapat berupa modal saham disetor, cadangan laba, dan hutang pada pemegang saham/bank/pihak ketiga. Strtuktur ini dapat dilihat dari neraca dan bukti-bukti akutansi lainnya. 4.

5.

Collateral Dalam hal ini jaminan dibagi dalam dua bentuk, yaitu jaminan utama (berupa proyek/kegiatan usaha yang merupakan objek kredit) dan jaminan tambahan yang berupa kekayaan sendiri/pihak ketiga yang digunakan untuk mengatasi kerugian yang mungkin terjadi karena gagalnya usaha peminjam. Condition Merupakan keadaan yang tercipta akibat perkembangan ekonomi, keuangan, moneter dan perbankan yang mempunyai dampak terhadap bidang uasaha peminjam, jadi penilaian akan mempunyai bobot tinggi, bila dampak dari kondisi ekonomi yang relevan dengan bidang uasaha peminjam dapat diperhitungkan. 2.2

2.2.1

Meningkatkan efektivitas menajer dalam pembuatan keputusan, dan bukannya peningkatan efisiensi.

Tujuan ini berkaitan dengan tiga prinsip dasar dari konsep DSS, yaitu struktur masalah, dukungan keputusan, dan efektivitas keputusan. 2.3

Sekilas tentang Visual Basic

Visual Basic pada dasarnya adalah sebuah bahasa pemograman komputer, bahasa pemograman adalah perintah-perintah atau instruksi-instruksi yang dimengerti oleh komputer untuk melakukan tugas-tugas tertentu. Komponen-komponen dari lingkungan Visual Basic tersebut antara lain adalah : 1.

Control Menu Control menu adalah menu yang digunakan terutama untuk memanipulasi jendela Visual Basic.

2.

Menu Menu Visual Basic berisi semua perintah Basic yang dapat dipilih untuk melakukan tugas tertentu.

3.

Toolbar Toolbar adalah tombol-tombol yang mewakili suatu perintah ternteu dari Visual Basic. Setiap tombol tersebut dapat langsung diklik untuk melakukan perintah tertentu.

4.

Form Window Form window atau jendela form adalah daerah kerja utama, dimana kita akan membuat program-program aplikasi visual basic.

5.

Toolbox Toolbox adalah sebuah “Kotak piranti” yang berisi semua objek atau control yang dibutuhkan untuk membentuk suatu program aplikasi.

6.

Project Explorer Jendela project explorer adalah jendela yang berisi semua file di dalam aplikasi visual basic. Pada project explorer ditampilkan semua file yang terdapat pada aplikasi (proyek), misalnya form, modul, class dan sebagainya.

7.

Jendela Properties Jendela properties adalah jendela yang berisi semua informasi mengenai objek yang terdapat pada aplikasi visual basic. Properti adalah sifat dari sebuah objek, seperti mama, warna, ukuran, posisi dan sebagainya.

Konsep Dasar DSS Pengertian DSS

DSS sebagai sebuah system yang memberikan dukungan kepada seorang manajer, atau kepada sekelompok manajer yang relativ kecil yang bekerja sebagai team pemecah masalah, dalam memecahkan masalah semi terstrukitur dengan memberikan informasi atau saran mengenai keputusan tertentu. Informasi tersebut diberikan oleh laporan berkala, laporan khusus, maupun output dari model matematis. Model tersebut juga mempunyai kemampuan untuk memberikan saran dalam tingkat yang bervariasi. 2.2.2

3.

ISSN : 2356-0010

Tujuan DSS

Dalam DDS terdapat tiga tujuan yang harus di capai yaitu : 1.

Membantu manajer dalam pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah semi terstruktur.

2.

Mendukung keputusan manajer, dan bukannya mengubah atau mengganti keputusan tersebut.

Anesia Nila Kinanti - Sistem Penunjang Keputusan Pemberian Kredit . . .

93

Jurnal KomTekInfo Fakultas Ilmu Komputer, Volume 2, No. 1, Juni 2015

8.

9.

III.

Form Layout Window Form layout window adalah jendela yang menggambarkan posisi dari form yang ditampilkan pada layar monitor, pada saat program dieksekusi nanti. Jendela Code Jendela ini berisi kode-kode program yang merupakan instruksi-instruksi untuk aplikasi visual basic. Setiap objek pada visual basic dapat ditambahi dengan kodekode program untuk melakukan tugas-tugas tertentu. Hasil Dan Pembahasan

3.1 Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Berdasarkan peninjauan yang dilakukan terhadap sistem penunjang keputusan untuk megoptimalkan kinerja sistem pengolahan data dalam pemberian kredit pada PT.Federal International Finance (FIF) Cabang Muara Bungo, maka dapat diketahui dengan jelas sistem yang digunakan. Adapun yang menjadi masalah adalah sistem untuk pengambilan keputusan masih secara manual, dimana setiap nasabah yang melakukan peminjaman untuk mendapatkan kredit dicatat datanya dengan sebuah kretas berdasarkan jaminan yang diberikan dan berapa besarnya pinjaman yang diinginkan, lalu kertas tersebut yang menjadi arsip tanpa disimpan ke dalam database. Pengambilan keputusan bagi suatu perusahaan maupun instansi yang disajikan secara tepat dan akurat menjadi permasalahan dalam penyajian informasi yang diinginkan dimana pengambilan keputusan yang dilakukan PT.Federal International Finance (FIF) Cabang Muara Bungo secara manual tidak sesuai lagi dilaksanakan pada saat sekarang ini. Dengan memanfaatkan komputer sebagai alat bantu perancangan sistem penunjang keputusan maka efisiensi dan aktifitas kerja akan lebih baik. 3.2 Rancangan Sistem Penunjang Keputusan Pemberian Kredit Pada Bab ini akan dijelaskan gambaran dari proses pengambilan keputusan dalam pemberian kredit pada PT.Federal International Finance (FIF) Cabang Muara Bungo. Proses pengambilan keputusan tersebut biasanya memakai sistem penunjang keputusan yang lebih ditujukan untuk mendukung suatu manajemen dalam melakukan pekerjaan yang bersifat analitis, dalam situasi yang kurang terstruktur dan dengan kriteria yang kurang jelas. Decision Support System tidak dimaksudkan untuk mengotomasikan pengambilan keputusan, tetapi memberikan perangkat interaktif yang memungkinkan

ISSN : 2356-0010

pengambil keputusan dapat melakukan berbagai analisis dengan menggunakan model-model yang tersedia. 3.2.1 Proses Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan adalah pemilihan antara beberapa alternatif untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Membuat keputusan tidak sekedar memilih di antara alternatif-alternatif, tetapi merupakan suatu proses menyeluruh terhadap apa yang akan dilakukan untuk pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan merupakan sebagai rangkaian delapan langkah yang berawal dengan mengidentifikasikan suatu masalah dan kriteria keputusan, dan memberi bobot pada kriteria itu, kemudian menyusun, menganilisis dan memilih alternatif yang dapat memecahkan masalah itu, melaksanakan alternatif itu, dan berakhir dengan mengevaluasi efektivitas keputusan tersebut. Proses-proses dalam pengambilan keputusan adalah sebagai berikut : 1.

Mengidentifikasi Masalah Proses pengambilan keputusan berawal dari adanya suatu masalah atau adanya kesenjangan antara keadaan yang nyata dan yang dikehendaki. Sebelum dilakukannya pengambilan keputusan, harus ditentukan terlebih dahulu masalah apa yang sedang dihadapi oleh suatu perusahaan. Pada PT.Federal International Finance (FIF) Cabang Muara Bungo masalah yang dihadapi adalah bagaimana seorang nasabah tersebut layak untuk mendapatkan kredit.

2.

Mengidentifikasi Kriteria Keputusan Dari identifikasi masalah yang sudah dilakukan, maka diperlukan suatu identifikasi kriteria keputusan. Kriteria yang dicari adalah apa yang bisa menjadi keputusan yang relevan. Kriteria dalam pengambilan keputusan pada PT.Federal International Finance (FIF) Cabang Muara Bungo ini adalah sesuai dengan batasan masalah, dimana kriteria tersebut yaitu Character (Sifat seseorang), Capacity (Kemampuan nasabah), Capital (Modal), Collateral (Jaminan), dan Condition ( Kondisi ekonomi nasabah).

3.

Memberi Bobot Pada Kriteria Keputusan Pemberian bobot pada kriteria tersebut berguna untuk memutuskan bagaimana kelayakan dalam penerimaan kredit oleh nasabah. Perhitungannya berdasarkan suatu

Anesia Nila Kinanti - Sistem Penunjang Keputusan Pemberian Kredit . . .

94

Jurnal KomTekInfo Fakultas Ilmu Komputer, Volume 2, No. 1, Juni 2015

nilai atau range nilai pada tiap-tiap attribut. Pemberian range tersebut dengan membagi beberapa kemungkinan. Pada masalah diatas dapat dibagi tiga kriteria nilai, yaitu diterima,dipertimbangkan dan ditolak. Untuk ditolak, bobot yang didapat untuk tiap-tiap kriteria kecil dari enam puluh lima walaupun ada satu kriteria yang mendapatkan poin besar, sedangkan diterima bobot yang didapat untuk tiap-tiap kriteria besar sama dengan enam puluh lima. 4.

Menyusun dan Mengembangkan AlternatifAlternatif Dari kriteria diatas, maka perlu disusun beberapa alternatif yang menyebabkan kredit macet dan lancar. Sebelum itu harus ditentukan data nasabah yang akan meminjam kedit. Data tersebut berupa kode nasabah, nama lengkap, tempat/tanggal lahir, No ktp, pekerjaan, alamat lengkap, dan domisili sekarang. Dari data tersebut di dapat alternatif pilihan, yaitu pertama pemberian kredit pada nasabah yang dapat mengembalikan pinjaman sesuai dengan batas waktu yang ditentukan, kedua Pemberian kredit pada nasabah yang tidak dapat mengembalikan pinjaman, dan ketiga pemberian kredit pada nasabah yang hanya bisa melunasi sebagian dari pinjaman. 5.

Menganalisis Alternatif Setelah penyusunan alternatif permasalahan, maka alternatif tersebut dianalisis. Dari alternatif yang ada tersebut terdapat perbedaan dalam pemberian bobot kriteria. Yang bobotnya dapat sama atau melebihi target range nilai dapat diambil sebagai data untuk mengambil keputusan. 6.

Memilih Alternatif Dapat dilihat dari analisis alternatif tersebut yang akan dipilih adalah pemberian kredit pada nasabah yang mampu mengembalikan pinjaman sesuai dengan batas waktu yang sudah dijanjikan. Mengimplementasikan Alternatif Pilihan Meskipun proses pemilihan telah selesai, keputusan tersebut masih dapat mengalami kegagalan jika keputusan itu tudak dilaksanakan semestinya. Oleh karena itu, langkah ke tujuh ini digunakan untuk melaksanakan keputusan menjadi tindakan. Bagaimana pihak perusahaan dapat memilih calon nasabah yang sesuai dengan kriteria keputusan yang sudah ditetapkan.

ISSN : 2356-0010

terpecahkan. Apakah yang dipilih dalam pemilihan dan mengimplementasikan alternatif sudah sesuai dengan tujuan yang sudah ditentukan, Jika pengambilan keputusan yang telah dirancang belum dapat menghasilkan keputusan yang bermanfaat bagi pihak perusahaan, maka akan dilakukan kembali proses pengambilan keputusan mulai dari awal yaitu mengidentifikasi masalah baru sampai melakukan evaluasi lagi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut proses pengambilan keputusan pada PT.Federal International Finance (FIF) Cabang Muara Bungo. Adapun bentuk prosedur pemberian kredit pada PT.FIF Cabang Muarabungo Adalah sebagai berikut: Pengajuan surat permohonan kredit dari calon nasabah memuat antara lain identitas calon nasabah,jumlah yang dimohon,jangka waktu dan jaminan. Setelah surat permohonan kredit diterima maka dilakukan registrasi,dan apabila permohonan kredit itu layak diproses maka bagian kredit akan meminta data pendukung seperti nama,KTP calon nasabah,pekerjaan,alamat,domisili dan data-data lain yang dirasa perlu. Didalam analisa kredit dibutuhkan data-data tersebut diatas.Ketentuan dan analisa kredit harus sesuai dengan azas perkreditan yang sehat dan prinsip kehatihatian,oleh karena itu untuk menganalisa kredit agar nasabah dapat mengembalikan kredit pada FIF maka hal yang harus diperhatikan atau diberi penilaian adalah: 1.Character / Karakter Watak calon nasabah berhubungan dengan keinginan dan ketetapan hati dari nasabah untuk senantiasa memenuhi kewajiban membayar kredit beserta bunga.Dasar-dasar watak calon nasabah yang baik adalah kejujuran dan beban moral yang menyebabkan nasabah untuk membayar kewajiban.

7.

8.

Mengevaluasi Efektifitas Keputusan Langkah terakhir dalam proses pengambilan keputusan menilai hasil keputusan tersebut untuk melihat apakah masalahnya telah

2.Capacity / Kapasitas Kapasitas berkaitan dengan kemampuan untuk membayar kembali. Untuk nasabah perorangan,kemampuan untuk membayar kembali berkaitan dengan pendapatannya dan pengeluaran harian dan juga angsuran kredit.Sedangkan untuk calon nasabah berbadan usaha,permodalan adalah komitmen berupa setoran pemegang saham atau pemilik usaha berupa penempatan modal perusahaan.Dan untuk melihat kemampuan nasabah dapat melakukan penelitian yang seksama terhadap neraca laba/rugi calon debitur antara lain

Anesia Nila Kinanti - Sistem Penunjang Keputusan Pemberian Kredit . . .

95

Jurnal KomTekInfo Fakultas Ilmu Komputer, Volume 2, No. 1, Juni 2015

ISSN : 2356-0010

No

Karakter

Kapasitas

Modal

Kondisi

Jaminan

1

>=80

>=80

>=80

>=80

>=80

3.Capital / Permodalan

2

>64 dan <80

>=80

>=80

>=80

>=80

Permodalan mencerminkan sumber pembayaran angsuran kredit.Nasabah harus menunjukkan bahwa selain penghasilan rutin yang mereka terima ada sumber lain yang digunakan untuk pembayaran angsuran.

3

>=80

>64 dan <80

>=80

>=80

>=80

4

>=80

>=80

>64 dan <80

>=80

>=80

5

>=80

>=80

>=80

>64 dan <80

>=80

6

>=80

>=80

>=80

>=80

>64 dan <80

7

>64 dan >80

>64 dan <80

>=80

>=80

>=80

8

>64 dan <80

>=80

>64 dan <80

>=80

>=80

9

>64 dan <80

>=80

>=80

>64 dan <80

>=80

10

>64 dan <80

>=80

>=80

>=80

>64 dan <80

11

>=80

>64 dan <80

>64 dan <80

>=80

>=80

12

>=80

>64 dan <80

>=80

>64 dan <80

>=80

13

>=80

>64 dan <80

>=80

>=80

>64 dan <80

14

>=80

>=80

>64 dan <80

>64 dan <80

>=80

15

>=80

>=80

>64 dan <80

>=80

>64 dan <80

16

>=80

>=80

>=80

>64 dan <80

>64 dan <80

permodalannya dan arus kas usaha calon nasabah.

4.Condition / Kondisi Pengetahuan kondisi eksternal seperti peta makro ekonomi (inflasi dan perkembangan ekonomi) pada gilirannya akan turut menentukan apakah kredit dapat dikembalikan atau tidak.Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian terhadap daerah pemasaran usaha,faktor persaingan serta strategi atau system pemasaran calon nasabah. 5.Colateral / jaminan Jaminan menjadi bagian terpenting untuk dipertimbangkan dalam pemberian kredit,jika suatu skema kredit memiliki suatu kelemahan.Namun pada hakekatnya jaminan bukan prioritas utama untuk pemberian kredit tetapi lebih sebagai sumber penyelesaian kedua.Artinya jika nasabah tidak mampu membayar kewajibannya karena suatu hal tertentu,maka masih terdapat sumber kedua (anggunan) untuk digunakan sebagai pembayaran kredit penilaian jaminan dilakukan untuk mendapatkan nilai saat ini dan akan datang guna menjamin kelancaran pengembalian kredit jika mengalami kredit macet. Dari masing-masing atribut diatas mempunyai range nilai sebagai berikut: 80-100 dikategorikan bernilai baik

2. Kredit Dipertimbangkan Apabila : No

Karakter

Kapasitas

Modal

Kondisi

Jaminan

1

>64 dan <80

>64 dan <80

>64 dan <80

>64 dan <80

>64 dan <80

2

>=80

>64 dan <80

>64 dan <80

>64 dan <80

>64 dan <80

3

>64 dan <80

>=80

>64 dan <80

>64 dan <80

>64 dan <80

4

>64 dan <80

>64 dan <80

>=80

>64 dan <80

>64 dan <80

5

>64 dan <80

>64 dan <80

>64 dan <80

>=80

>64 dan <80

6

>64 dan <80

>64 dan <80

>64 dan <80

>64 dan <80

>=80

7

>=80

>=80

>64 dan <80

>64 dan <80

>64 dan <80

65-79

dikategorikan bernilai sedang

8

>=80

>64 dan <80

>=80

>64 dan <80

>64 dan <80

0- 64

dikategorikan bernilai kurang

9

>=80

>64 dan <80

>64 dan <80

>=80

>64 dan <80

10

>=80

>64 dan <80

>64 dan <80

>64 dan <80

>=80

11

>64 dan <80

>=80

>=80

>64 dan <80

>64 dan <80

12

>64 dan <80

>=80

>64 dan <80

>=80

>64 dan <80

13

>64 dan <80

>=80

>64 dan <80

>64 dan <80

>=80

14

>64 dan <80

>64 dan <80

>=80

>=80

>64 dan <80

15

>64 dan <80

>64 dan <80

>=80

>64 dan <80

>=80

16

>64 dan <80

>64 dan <80

>64 dan <80

>=80

>=80

Berdasarkan range nilai diatas dapat ditentukan nilai dari masing-masing atribut yang ada,sehingga dapat diambil keputusan apakah seseorang nasabah layak untuk disetujui kreditnya,kredit dipertimbangkan atau ditolak. Adapun syarat-syarat kenapa kredit tersebut dapat diterima,dipertimbangkan ataupun ditolak adalah : 1. Kredit Diterima Apabila : Tabel 3.1 Kredit Diterima

Tabel 3.2 Kredit Dipertimbangkan

Anesia Nila Kinanti - Sistem Penunjang Keputusan Pemberian Kredit . . .

96

Jurnal KomTekInfo Fakultas Ilmu Komputer, Volume 2, No. 1, Juni 2015

3. Kredit Ditolak Apabila: Apabila salah satu dari atribut ada yang bernilai kurang dari 65. 4. Setelah bagian kredit melakukan penilaian baik melalui wawancara maupun survey ke lapangan, maka dibuatlah laporan analisa dan dari situlah dibuat keputusan apakah kredit tersebut layak untuk diterima, dipertimbangkan atau ditolak, dimana penganalisa dilakukan secara manual. 5. Dari laporan analisa kredit tadi, maka bagian kredit membuat surat rekomendasi terhadap masing-masing nasabah, apakah kreditnya layak untuk diterima, dipertimbangkan atau ditolak. Laporan rekomendasi tersebut diberikan kepada pimpinan untuk mendapatkan keputusan dan persetujuan dari pimpinan. Untuk lebih rincinya proses pengambilan keputusan pembrian kredit motor kepada nasabah dapat dilihat dari contoh-contoh berikut ini : 1.Nama : Fahri Suhandana No.ident : 02010912870001 Jenis kelamin: Laki-laki Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil Alamat : M.Bungo No.telp : 0751876152 Karakter : 80 Kapasitas : 90 Modal : 70 Kondisi : 85 Jaminan : 65 Keputusan : Diterima 2.Nama : Azhar Ritonga No.ident : 03011212880002 Jenis kelamin: Laki-laki Pekerjaan : Pengusaha Alamat : M.Bungo No.telp : 0752122254 Karakter : 90 Kapasitas : 85 Modal : 80 Kondisi : 75 Jaminan : 65 Keputusan : Diterima 3.Nama : Sri Wati No.ident : 02010806870002 Jenis kelamin: Perempuan Pekerjaan : Guru Alamat : M.Bungo No.telp : 0751098876 Karakter : 70 Kapasitas : 80 Modal : 65

Kondisi Jaminan Keputusan

ISSN : 2356-0010

: 75 : 65 : Dipertimbangkan

4.Nama : Julia siska No.ident : 02030512820001 Jenis kelamin: Perempuan Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : M.Bungo No.telp : 0752098222 Karakter : 70 Kapasitas : 75 Modal : 65 Kondisi : 80 Jaminan : 65 Keputusan : Dipertimbangkan 5.Nama : Budiarjo No.ident : 02030903850002 Jenis kelamin: Laki-laki Pekerjaan : Ojek Alamat : M.Bungo No.telp :Karakter : 70 Kapasitas : 50 Modal : 55 Kondisi : 60 Jaminan : 65 Keputusan : Ditolak

IV. Kesimpulan Berdasarkan atas penelitian yang telah penulis lakukan pada PT. FIF cabang Muarabungo, baik yang di lakukan secara langsung maupun dengan mempelajari bukubuku yang berhubungan dengan judul yang penulis bahas maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Informasi yang dibutuhkan untuk mendukung pemberian kredit pada PT.FIF cabang Muarabungo adalah Character (Sifat seseorang), Capacity (Kemampuan nasabah), Capital (Modal), Collateral (Jaminan), dan Condition ( Kondisi ekonomi nasabah) sebagai kunci pengambilan keputusan. 2. Pengolahan data sudah memakai sistem penunjang keputusan tetapi masih belum optimal, dimana saat mengolah data keputusan masih dilakukan secara manual dengan menggunakan kertas sebagai penginputan data tanpa disimpan dalam suatu database. 3. Desain sistem penunjang keputusan yang berbasiskan komputer sistem informasi dapat mengoptimalkan kinerja sistem pengolahan data dan jaminan nasabah. Yang dihasilkan dari optimalisasi sistem baru ini adalah :

Anesia Nila Kinanti - Sistem Penunjang Keputusan Pemberian Kredit . . .

97

Jurnal KomTekInfo Fakultas Ilmu Komputer, Volume 2, No. 1, Juni 2015 



 

ISSN : 2356-0010

Dalam mengambil keputusan data dapat lebih terjamin keaslian dan kekuratannya dan data dapat langsung tersimpan dalam database. Dalam menghasilkan informasi keputusan dapat dilakukan dengan cepat, dimana laporan dapat langsung dicetak dengan cepat dan akurat. Nasabah tidak lagi perlu menunggu lama untuk mendapatkan keputusan kredit yang diajukan. Dengan adanya sistem baru ini dapat menentukan siapa saja yang berhak untuk mendapatkan kredit dan menghindari terjadinya kredit macet.

4. Bahasa pemograman Visual Basic 6.0 adalah bahasa yang akan digunakan dalam perancangan sistem penunjang keputusan pada PT.FIF cabang Muarabungo.

DAFTAR REFERENSI Kusrina. 2007. Konsep Dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta: Penerbit Andi. Nugroho, Adi. 2005. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi dengan Metodologi Berorientasi Objek. Bandung : Informatika Bandung. Kadir,Abdul. 2003.Pengenalan Informasi. Yogyakarta : Andi Offset

Sistem

Suryadi , Kadarsah. 1998. Sistem Pendukung Keputusan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Petroutsos,Evangelos.2002.Pemrograman Database dengan Visual Basis 6.0. Media komputindo, Buku I.Jakarta : PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia Jakarta. Darmal, Achmad. 2006.Computer Worm 1 Secret of Underground Coding. Cetakan I.Kalimantan Timur : Jasakom. Razaq,Abdul. 2004. Belajar Cepat Visual Basic 6.0. Surabaya:Indah.

Anesia Nila Kinanti - Sistem Penunjang Keputusan Pemberian Kredit . . .

98