SRTATEGI PENGEMBANGAN NILAI TAMBAH JAGUNG DI KABUPATEN

Download bisa dapat mampu bersaing dalam industri rumah tangga Provinsi Gorontalo. DAFTAR PUSTAKA. Baruwadi, M. 2007. Strategi Pengembangan Agroindu...

0 downloads 456 Views 262KB Size
SRTATEGI PENGEMBANGAN NILAI TAMBAH JAGUNG DI KABUPATEN POHUWATO

Ramlan Mustafa, Prof. Dr. Ir. H. Mahludin Baruwadi, MP, Ria Indriani, SP, M.Si

JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman pengembangan nilai tambah jagung di Kabupaten Pohuwato, dan alternatif strategi yang perlu dilakukan dalam pengembangan nilai tambah jagung tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Pohuwato selama tiga bulan, April-Juni 2013. Jenis penelitian ini adalah menggunakan metode survei, pengambilan data yaitu data primer dan data sekunder. Teknik analisa data menggunakan analisis SWOT dalam pengelolaan analisis deskriptif secara kualitatif, dengan menentukan strategi pengembangannya. Strategi yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan nilai tambah jagung di Kabupaten Pohuwato adalah (S-O) yaitu (1) mempertahankan peningkatan luas lahan, luas panen, produksi dan produktivitas komoditi jagung, (2) memanfaatkan kecanggihan teknologi dan komunikasi untuk menciptakan inovasi produk baru. (W-O) yaitu (1) memaksimalkan keterbatasan sumberdaya produksi, tenaga ahli dan modal usaha, (2) menciptakan dan mengembangkan industri pengolahan jagung (Home Industri makanan ringan), (3) meningkatkan sistem pemasaran produk dengan memanfaatkan pertumbuhan tempat-tempat perbelanjaan yang semakin meningkat. (S-T) yaitu (1) memanfaatkan dukungan dan peran aktif pemerintah (2) mempertahankan sosial budaya masyarakat dimana jagung merupakan tanaman unggulan. (W-T) yaitu (1) Meningkatkan sumberdaya produksi, tenaga ahli dan modal usaha agar dapat menciptakan inovasi-inovasi baru dalam penciptaan produk makanan melalui home industri, (2) Pemasaran jagung yang masih dalam bentuk bahan baku dan kurangnya industri pengolahan jagung diusahakan untuk menciptakan produk makanan yang lebih memperhatikan kualitas produk, kemasan, promosi dan saluran pemasarannya agar tidak ketinggalan dari pesaing. Kata Kunci : Strategi, pengembangan, nilai tambah, jagung

1

SRTATEGI PENGEMBANGAN NILAI TAMBAH JAGUNG DI KABUPATEN POHUWATO*) (VALUE ADDED CORN DEVELOPMENT STRATEGY IN POHUWATO)

Ramlan Mustafa1), Mahludin Baruwadi2), Ria Indriani3)

ABSTRACT This study aims to determine strengths and weaknesses and the opportunities and threats in the development of value-added corn Pohuwato, and alternative strategies that need to be done in the development of value-added corn. The research was conducted in Pohuwato for three months, from April to June 2013. This type of research is the use of survey methods, data collection, namely primary data and secondary data. The data analysis using the SWOT analysis in the management of qualitative descriptive analysis, to determine its development strategy Strategies that can be utilized for the development of value-added corn in Pohuwato is (SO): (1) maintain the increased land area, harvested area, production and productivity of maize commodities, (2) use technology and communication to create innovative new products. (WO), namely (1) to maximize the production of limited resources, experts and venture capital, (2) create and develop corn processing industry (Home Industry snacks), (3) improve the marketing system products by utilizing the growth of shopping venues are increasingly increased. (ST), namely (1) use the support and the active role of government (2) maintain a social culture where corn is the leading crop. (WT), namely (1) Increase the production of resources, experts and venture capital in order to create new innovations in the creation of food products through home industry, (2) Marketing of corn still in the form of raw materials and lack of corn processing industry sought to create food products more attention to product quality, packaging, promotion and marketing channels in order not to lag behind competitors.

Keywords: strategy, development, value-added, corn Skripsi Mahasiswa Jurusan Agribisnis-UNG * : Skripsi Mahasiswa Jurusan Agribisnis-UNG 1) : Mahasiswa 2) : Pembimbing Utama 3) : anggota Pembimbing

2

PENDAHULUAN Jagung merupakan komoditi unggulan Provinsi Gorontalo yang dicanangkan lewat program agropolitan. Program ini dipandang sangat cocok untuk diterapkan di Provinsi Gorontalo karena adanya berbagai pertimbangan yaitu: sebagian besar rakyat hidup di pedesaan dan rakyat adalah kekayaan sesungguhnya dari suatu bangsa, sektor pertanian merupakan tulang punggung pembangunan dengan kontribusi lebih dari 30%, kemiskinan umumnya terjadi di pedesaan baik karena faktor struktural maupun fungsional sehingga membangun wilayah pedesaan merupakan upaya untuk mengentaskan kemiskinan, upaya mengatasi kesejahteraan antar kota dan desa terbukti kurang berhasil apabila dimulai dari perkotaan, dan sumberdaya alam sebagian besar berada di daerah pedesaaan (Muhammad dan Akuba, 2007 : 34). Kabupaten Pohuwato merupakan salah satu bagian administratif Provinsi Gorontalo. Kabupaten ini memiliki potensi lahan pertanian yang cukup luas yaitu sebesar 108.314 ha, dengan luas lahan kering sebesar 105.279 ha, dan luas lahan basah sebesar 5.251 ha. Hal ini menunjukan bahwa Kabupaten Pohuwato memberikan peluang bagi petani untuk meningkatkan pendapatannya melalui sektor pertanian dengan memanfaatktan lahan yang ada. Dengan demikian petani memanfaatkan lahan kering dengan membudidayakan komoditi jagung, dalam hal ini seiring dengan program Agropolitan yang diterapkan oleh pemerintah. Adapun produksi jagung yang dihasilkan oleh petani yang ada di Kabupaten Pohuwato dari tahun 2006 sampai 2012 rata-rata sebesar 3,12 %, dimana pada tahun 2012 luas panen jagung sebesar 63.806 ha dan produksinya sebesar 320.306,10 ton (BPS Kabupaten Puhuwato, 2011). Jagung di Kabupaten Pohuwato lebih diarahkan pada kegiatan on farm, dimana penciptaan nilai tambah jagung yang dapat meningkatkan pendapatan petani (off farm) belum dilirik oleh masyarakat. Untuk pengembangan nilai tambah sangatlah berhubungan dengan faktor internal yang meliputi kekuatan dan kelemahan wilayah tersebut dan faktor eksternal peluang dan ancaman yang akan berpengaruh

3

terhadap pengembangan nilai tambah jagung kabupaten Pohuwato. maka dengan hal tersebut diperlukanlah strategi-strategi pengembangan nilai tambah jagung demi tercapainya kesejahteraan petani. Tujuan penelitian adalah : 1. Mengidentifikasi

kekuatan dan kelemahan

serta peluang dan

ancaman

pengembangan nilai tambah jagung di Kabupaten Pohuwato. 2. Menentukan Strategi yang perlu dilakukan dalam pengembangan nilai tambah jagung di Kabupaten Pohuwato.

METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Pohuwato dimana kabupaten yang menjadi sentra penanaman jagung. Adapun waktu penelitian selama kurang lebih Tiga bulan, yaitu pada bulan April sampai dengan bulan Juni 2013. Penentuan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja atau puposive sampling. Informasi yang dikumpulkan melalui dua sumber data, yaitu data primer yang diperoleh melalui observasi lapangan dan wawancara dengan petani dan instansi terkait. Serta data sekunder diperoleh juga dari Sedangkan lembaga-lembaga terkait. Data yang dikumpulkan diklasifikasi, ditabulasi dan diolah sesuai dengan alat analisis yang dipakai yaitu Analisis SWOT, digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung pengembangan nilai tambah jagung di Kabupaten Pohuwato dengan prosedur sebagai berikut : 1. Kondisi peluang dan ancaman (eksternal) 2. Kondisi kekuatan dan kelemahan (internal) 3. Pemetaan interaksi faktor internal dan eksternal Pemetaan interaksi faktor internal dan eksternal yang menhasilkan sejumlah isu strategi.

4

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Lingkungan Internal 1. Potensi Komoditi Jagung di Kabupaten Pohuwato Kabupaten Pohuwato merupakan sentra pengembangan jagung di wilayah Provinsi Gorontalo. Hal ini didasarkan pada ciri berupa luasan lahan untuk budidaya tanaman jagung yang terbesar terdapat di Kabupaten Pohuwato. Selain itu juga produksi jagung tertinggi berada di wilayah ini. Seperti yang terinci pada Tabel 5. Tabel 1. Data Luas Wilayah, Lahan Pertanian (Lahan Kering) Komoditi Jagung dan Potensi Lahan untuk Pengembangan Jagung di Provinsi Gorontalo, 2013 No Kabupaten/Kota

1 2 3 4 5 6 7

Boalemo Kab. Gorontalo Pohuwato Bone Bolango Gorontalo Utara

Luas Wilayah (ha) 173.370 428.664 426.050 187.300 Pemekaran 2007 6.160 1.221.554

Luas Lahan Kering (ha) 88.668 108.123 105.279 40.720 46.673

Potensi Lahan Pertanian Potensi (ha) 64.127 55.545 63.155 15.122 22.032

Kota Gorontalo 1.466 425 Provinsi 390.929 220.406 Gorontalo Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Pohuwato, 2013

Sudah Dimanfaatkan (ha) 27.500 27.526 31.000 2.000 10.918

Belum Dimanfaatkan (ha) 36.627 28.019 32.155 13.122 11.114

232 99.176

193 121.230

Dari Tabel 1 di atas terlihat jelas Kabupaten Pohuwato memiliki potensi lahan pertanian komoditas jagung yang lebih tinggi seluas 63.155 ha dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain, walaupun ditinjau dari luas wilayah dan luas lahan kering Kabupaten Pohuwato menduduki peringkat kedua setelah Kabupaten Gorontalo. Sama halnya dengan lahan pertanian yang sudah dimanfaatkan untuk penanaman jagung dengan luas 31.000 ha dari luas potensi yang tersedia sebesar 63.155 ha, Kabupaten Pohuwato menduduki peringkat pertama dari kabupaten-kabupaten lain yang ada di Provinsi Gorontalo. Hal ini menunjukan bahwa keinginan masyarakat dalam pemanfaatan lahan pertanian untuk penanaman jagung cukup tinggi, sehingga menjadi salah satu pendorong untuk tetap melakukan pengembangan usaha tersebut.

5

2. Tujuan Usahatani Jagung Pengembangan pertanian melalui usahatani jagung yang menerapkan program Agropolitan sejak tahun 2002 dilaksanakan dalam upaya peningkatan produksi, produktivitas, dan upaya untuk mewujudkan ketersediaan dan cadangan pangan yang terdistribusi serta dapat dikonsumsi dan keamanan pangan dalam konsep pengembangan ekonomi masyarakat. Untuk mencapai terwujudnya konsep pengembangan pertanian dan ketahanan pangan melalui usahatani jagung perlu diarahkan untuk mendorong terciptanya sosial ekonomi yang kondusif menuju ketahanan pangan yang mantap dan berkelanjutan yang mengarah pada kesejahteraan rakyat. 3. Politik dan Hukum Kebijakan pemerintah Kabupaten Pohuwato memberikan manfaat positif bagi masyarakat khususnya petani jagung, hal ini dibuktikan dengan dukungan berbagai kebijakan yang diberikan oleh pemerintah Kabupaten Pohuwato kepada masyarakat tani. Adapun kebijakan-kebijakan tersebut tergambar pada program yang yang dilaksanakan oleh pemerintah di Dinas Pertanian Perkebunan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pohuwato yang bersumber dari APBN 4. Sumberdaya Produksi Semua dukungan pemerintah Kabupaten Pohuwato lebih terfokus pada peningkatan produksi, sedangkan untuk pengembangan alat produksi untuk penciptaan nilai tambah masih sangat terbatas. Tidak adanya dampingan pemerintah terhadap

petani

yang

mempunyai

motivasi

untuk

lebih

mengembangkan

kesejahteraanya mengakibatkan sektor ekonomi masyarakat tidak berjalan sesuai yang diharapkan. 5. Sumber Daya Manusia yang Tersedia Kabupaten Pohuwato sebagian besar bergelut atau bekerja pada sektor pertanian yaitu sebesar 40,20 % yang disusul oleh jasa kemasyarakatan sebesar 21,51 %. Sedangkan untuk lapangan usaha terkecil yaitu pada sektor industri pengolahan. Hal ini dikarenakan Kabupaten Pohuwato memiliki industri pengolahan yang sangat 6

terbatas sehingga peluang untuk kesempatan kerja bagi masyarakat sangat tertutup, bahkan ditunjukan dengan adanya angka pengangguran di Kabupaten Pohuwato sebanyak 2,64 %, dan tenaga yang menfokuskan dirinya hanya mengurus rumah tangga hampir satu per empat dari jumlah penduduk yaitu sebanyak 23,82 %. 6. Sumberdaya Keuangan Sumber modal petani lebih dari 50 % bersumber dari pemerintah. Anggaran dari pemerintah berupa APBD dan APBN yang digunakan untuk sektor pertanian telah menyebar luas pada masyarakat Kabupaten Pohuwato. Akan tetapi bantuan anggaran ini lebih terfokus pada peningkatan produksi dan mutu produk, dan untuk pengembangan nilai tambah melalui pengolahan produk atau penciptaan industri yang berbahan dasar produk lokal jagung belum terlihat dan belum dipriyoritaskan. Disamping anggaran yang diberikan oleh pemerintah yang bersumber dari APNB atau APBD, petani juga menggunakan sumber dana modal sendiri atau memanfaatkan berbagai fasilitas tempat perkreditan rakyat seperti dana KUR, Koperasi Tani dan sebagainya. 7. Pemasaran Produk jagung yang dihasilkan oleh masyarakat tani Kabupaten Pohuwato adalah jagung Hibrida, pemilihan jenis ini dikarenakan oleh produk yang tidak mudah rusak dan mempunyai kadar air yang baik. Hal ini didukung dengan bantuan benih yang biasanya diberikan oleh pemerintah adalah jenis benih Hibrida. Produk jagung yang menjadi entry point unggulan Kabupaten Pohuwato ini setelah panen hanya langsung dipasarkan dalam bentuk jagung pipilan. Pasar yang dihadapi petani dalam pemasaran jagung di Kabupaten Pohuwato adalah pasar bersifat oligopsoni, sehingga saat produksi jagung melimpah harga jagung pun rendah. Saluran pemasaran jagung di Kabupaten Pohuwato menggunakan dua jalur pemasaran yaitu pemasaran langsung dan pemasaran tidak langsung. 8. Pengembangan Nilai Tambah Jagung Perubahan nilai tambah yang ada di Kabupaten Pohuwato masih sangat terbatas dan membutuhkan pengembangan, keterbatasan ini ditunjukan oleh hanya 7

terdapat 2 UKM yang bergerak dibidang pengolahan industri yaitu UKM Salafia Safi’iyah dan Toko Kue Paris sedangkan ketersediaan bahan baku sangatlah menunjang untuk pengembangan. Hal ini sangat memprihatinkan dimana hasil produksi jagung yang harusnya menjadi bahan baku utama industri lokal hanya diserap oleh pengembangan industri luar Kabupaten Pohuwato.

B. Kondisi Lingkungan Eksternal 1. Lingkungan Makro a. Ekonomi jumlah produksi jagung dari tahun 2003 sampai dengan 2012 sering mengalami peningkatan, hal ini tentunya diikuti oleh perkembangan pemasaran jagung antar pulau dan ekspor yang selalu mengalami peningkatan. Dimana dari tahun 2003 jumlah jagung yang dipasarkan mencapai 69.224 ton dan tahun 2012 meningkat 100 % menjadi 122.163 ton, hal ini menujukan bahwa permintaan jagung baik dalam maupun luar negeri selalu mengalami peningkatan. b. Teknologi Provinsi Gorontalo merupakan tempat tersediannya bebagai macam teknologi salah satunya media informasi seperti internet, radio, televisi, surat kabar yang akan digunakan oleh usaha untuk mempromosikan produk dalam jangkauan yang luas, serta terdapatnya maizenter di Kabupaten Bone Bolango yang dapat memberikan informasi mengenai perkembangan jagung baik produksi, pemasaran, dan harga jagung itu sendiri, sedangkan perkembangan teknologi di bidang transportasi seperti jasa pengiriman melalui jalur laut yang di Provinsi Gorontalo terdapat dua pelabuhan dan jalur udara terdapat satu airport, serta banyaknya tempat-tempat pengiriman barang dan angkutan barang yang juga sangat memberikan peluang bagi usaha untuk memudahkan kegiatan pendistribusian barang baik dari pihak pemasok ke usaha maupun pihak usaha ke pihak pembeli. c. Sosial budaya Pola konsumsi masyarakat di Gorontalo telah bergeser dari bahan makanan hewani ke bahan makanan nabati, ini terjadi karena masyarakat yang ada berusaha 8

menghindari makanan kadar kolesterol tinggi, setelah diketahui adanya korelasi positif antara penyakit jantung koroner cengan kadar kolesterol yang tinggi di dalam serum darah. Bahan makanan nabati cenderung semakin diminati. 2. Lingkungan Mikro a.

Pelanggan Pertumbuhan tempat-tempat pembelanjaan sekarang ini, seperti di Karsa

Utama, Gelael, Makro, Mawar, Ramayana, Gorontalo Mall dan lain-lain membuka peluang pasar yang lebih luas bagi pengembangan nilai tambah jagung, serta kemungkinan untuk diekspor juga sangat besar dengan melihat permintaan akan kebutuhan vahan baku pakan ternak di Luar Provinsi Gorontalo. b.

Pesaing terdapatnya tujuh perusahaan exportir jagung dengan penawaran harga yang

bervariasi menjadi salah satu ancaman bagi Kabupaten Pohuwato untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya melalui pengembangan nilai tambah jagung. Karena keputusan petani untuk memasarkan hasil produksinya tergantung penawaran harga yang diberikan oleh konsumen dan lebih memberikan keuntungan kepada petani itu sendiri. c.

Pemasok Dalam pengembangan nilai tambah jagung di Kabupaten Pohuwato yang lebih

difokuskan pada pengembangan industri rumah tangga tentunya membutuhkan pasokan bahan baku. Hal ini yang menjadi ancaman bagi pengembangan tersebut, dimana para pemasok lebih mementukan untuk memasarkan hasil panennya ke gudang exportir karena lebih memberikan keuntungan dengan harga yang lebih tinggi, dimana harga yang ditawarkan oleh tengkulak berkisar dari Rp. 2500 sampai Rp. 2750, sedangkan untuk harga jagung ditigkat petani yang diminta oleh para pengusaha agroindustri adalah berkisar Rp. 2000 sampai dengan Rp. 2500.

9

D. Formulasi dan Pemilihan Strategi 1. Kondisi Lingkungan Internal Tabel 2. Faktor-Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan) NO 1. 2.

3.

4.

5. 6.

Faktor Internal

Bobot

A. Kekuatan Sebagian besar penduduk Kabupaten Pohuwato berkecimpung pada usaha pertanian Jagung merupakan tanaman unggulan sehingga menjadi primadona masyarakat Kabupaten Pohuwato Luas lahan, luas panen, produksi, dan produktifitas komoditi jagung meningkat dari tahun ke tahun Motivasi dan semangat petani untuk usahatani jagung di Kabupaten Pohuwato sangat baik karena sudah menjadi kebiasaan atau kultur masyarakat Mempunyai tujuan yang jelas Dukungan dan peran aktif pemerintah.

Rating

BxR

0,12

4

0,48

0,05

2

0,1

0,08

4

0,32

0,04

2

0,08

0,03 0,14

1 4

0,03 0,56

Nilai Total

Ket : Kekuatan Utama : 1. Sebagian besar penduduk Kabupaten Pohuwato berkecimpung pada usaha pertanian 2. Luas lahan, luas panen, produksi, dan produktifitas komoditi jagung meningkat dari tahun ke tahun 3. Dukungan dan peran aktif pemerintah. 1,57

B. Kelemahan 1.

Terbatasnya sumberdaya produksi, tenaga ahli dan modal usaha.

0,13

1

0,13

2

Pemasaran produk yang yang masih dalam bentuk bahan baku.

0,06

2

0,12

3

Ketidakstabilan harga jagung.

0,03

4

0,12

4

Pasar yang dihadapi petani bersifat oligopoli, sehingga saat produksi jagung melimpah harga jagung pun rendah.

0,05

3

0,15

5

Kurangnya industri pengolahan jagung.

0,15

1

0,15

6

Pemasaran produk olahan yang masih terbatas.

0,12

1

0,12

Nilai Total Total

Kekuatan Utama : 1. Terbatasnya sumberdaya produksi, tenaga ahli dan modal usaha. 2. Kurangnya industri pengolahan jagung. 3. Pemasaran produk olahan yang masih terbatas.

0,79 1,00

2,36 t

Sumber : Analisis Data Primer, 2013

10

2. Kondisi Lingkungan Eksternal Tabel 3. Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman) No. 1.

2. 3.

Faktor Eksternal A. Peluang Masih terbuka peluang perluasan areal di lahan kering, serta pemanfaatan lahan sawah yang sementara tidak diusahakan. Kebutuhan jagung lokal maupun nasional yang terus meningkat. Perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin canggih dapat membantu proses pengembangan.

Bobot

Rating

BxR

Ket

0.14

4

0,56

0,07

2

O,14

0,15

4

0,6

Peluang utama : 1. Masih terbuka peluang perluasan areal di lahan kering, serta pemanfaatan lahan sawah yang sementara tidak diusahakan. 2. Perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin canggih dapat membantu proses pengembangan.

4.

Semakin tingginya permintaan produk yang berbahan dasar nabati karena menghindari makanan kadar kolestrol tinggi.

0,09

3

0,27

5.

Pertumbuhan tempat-tempat perbelanjaan yang semakin meningkat.

0,11

3

0,33

Nilai Total B. Ancaman 1. Meningkatnya produk olahan dari luar negeri (Import) 2. Sosial budaya masyarakat luar Kabupaten Pohuwato yang tidak bisa menyesuaikan dengan produk yang dihasilkan.. 3. Jagung saat ini lebih banyak diarahkan sebagai bahan baku pakan ternak di luar Provinsi Gorontalo. 4. Munculnya berbagai usaha yang sejenis. 5. Kebijakan diberlakukannya pasar bebas. Nilai Total Total Sumber : Analisis Data Primer, 2013

1,9 0,13

1

0,13

Ancaman utama :

0,09

3

0,27

0,06

2

0,12

1. Meningkatnya produk olahan dari luar negeri (Import). 2. Munculnya berbagai usaha yang sejenis.

0,12

1

0,12

0,04

4

0,16 0,8

1,00

2,7

Untuk mengetahui strategi pengembangan nilai tambah jagung di kabupaten Pohuwato dengan mengunakan diagram Analisis SWOT yang dapat dilihat pada Gambar 1.

11

Peluang (O) Y Strategi Turn Around II

Strategi Agresif I

1,1

Kelemahan (W)

X Kekuatan (S) 0,78

IV Strategi Defensif

III Strategi Diversifikasi Ancaman (T)

Gambar 1. Diagram Analisis SWOT Strategi Pengembangan Nilai Tambah Jagun Berdasarkan Gambar 1, diketahui bahwa kekuatan yang dimiliki lebih besar dari pada kelemahannya, menghasilkan sumbu X dalam diagram SWOT. Demikian juga peluang yang dihadapi lebih besar dari pada ancaman sehingga menghasilkan sumbu Y dalam diagram SWOT dengan nilai menunjukkan bahwa selesih antara peluang dan ancaman menunjukkan angka 1,1 sedangkan selisih antara kekuatan dan kelemahan 0.78. Maka strategi pengedmbangan nilai tambah jagung di Kabupaten Pohuwato berada pada kuadran 1 dimana mendukung startegi yang agresif atau strategi SO (Strenght – Opportunities), Berdasarkan hasil analisis analisis SWOT maka dapat diperoleh empat sel alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh Kabupaten Puhuwato dalam melakukan pengembangan nilai tambah jagung yaitu Strategi (S-O,) Stategi (W-O), Strategi (ST) dan Strategi

(W-T).

1. Strategi S-O a.

Mempertahankan peningkatan luas lahan, luas panen, produksi dan produktivitas komoditi jagung dari tahun ke tahun sehingga dapat memenuhi kebutuhan jagung lokal maupun nasional, serta dapat memenuhi permintaan pasar terhadap produk yang berbahan dasar nabati

b. Memanfaatkan kecanggihan teknologi dan komunikasi untuk menciptakan inovasi produk baru sehingga motivasi dan semangat petani tetap terjaga.

12

2. Strategi W-O a. Memaksimalkan keterbatasan sumberdaya produksi, tenaga ahli dan modal usaha agar peluang perluasan areal lahan kering dapat dilaksanakn, dan kebutuhan jagung lokal maupun nasional pun dapat dipenuhi b. Menciptakan dan mengembangkan industri pengolahan jagung (Home Industri makanan ringan) agar dapat memenuhi tingginya permintaan produk yang berbahan dasar nabati. c. Meningkatkan sistem pemasaran produk dengan memanfaatkan pertumbuhan tempat-tempat perbelanjaan yang semakin meningkat 3. Strategi S-T a. Memanfaatkan dukungan dan peran aktif pemerintah dalam pengembangan nilai tambah jagung di Kabupaten Pohuwato sehingga kebutuhan jagung luar Kabupaten Pohuwato yang lebih diarahkan sebagai bahan baku pakan ternak tidak dapat dipenuhi. b. Mempertahankan sosial budaya masyarakat dimana jagung merupakan tanaman unggulan yang telah menjadi primadona masyarakat, sehingga ancaman meningkatnya produk olahan dari luar negeri pun (import) dapat dihindari. 4. Strategi W-T a. Meningkatkan sumberdaya produksi, tenaga ahli dan modal usaha agar dapat menciptakan inovasi-inovasi baru dalam penciptaan produk makanan melalui home industri sehingga produk lokal tidak akan tersaingi oleh produk import b. Pemasaran jagung yang masih dalam bentuk bahan baku dan kurangnya industri pengolahan jagung diusahakan untuk menciptakan produk makanan yang lebih memperhatikan kualitas produk, kemasan, promosi dan saluran pemasarannya agar tidak ketinggalan dari pesaing.

13

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa : 1. Faktor internal yang menjadi kekuatan utama adalah : Sebagian besar penduduk Kabupaten Pohuwato bekerja disektor pertanian, luas panen, produksi, dan produktifitas komoditi jagung meningkat dari tahun ke tahun, serta dukungan dan peran aktif pemerintah. Kelemahan utama adalah: Terbatasnya sumberdaya produksi, tenaga ahli dan modal usaha dan kurangnya industri pengolahan jagung, serta Pemasaran produk olahan yang masih terbatas. Peluang utama adalah : perluasan areal di lahan kering, serta lahan sawah tidak diusahakan dan Perkembangan teknologi dan komunikasi, sedangkan yang menjadi ancaman utama adalah : meningkatnya produk olahan dari luar negeri (Import), serta munculnya berbagai usaha yang sejenis. 2. Strategi pengembangan nilai tambah jagung di Kabupaten Pohuwato berada pada kuadran 1 (satu) dimana mendukung strategi yang agresif, pengambil keputusan menggabungkan dua situasi yang memiliki posisi yang kuat, yang ditunjukan oleh kekuatan dan peluang yang dimiliki. Saran yang dapat diberikan dengan hasil penelitian ini adalah : 1. Dengan penelitian ini didapatlah strategi dalam mengembangkan nilai tambah jagung di Kabupaten Pohuwato, maka strategi ini diharapkan bisa diterapkan oleh pemerintah dengan menjadikan petani sebagai objek, dalam artian pemerintah yang menjadi pencetus kebijakan dan petanilah yang menggerakan. 2. Peran pemerintah dalam menangani masalah pemasaran, peningkatkan sistem pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat sangat diharapkan, membentuk system informasi harga jagung, pasar jagung dan produk olahan, agar seluruh kegiatan usaha yang akan dijalani oleh masyarakat dapat terarah dengan baik dan tepat sasaran yang diharapkan. 3. Mayarakat Perlu menciptakan inovasi baru terhadap produk-produk yang nantinya akan dihasilkan serta menjaga kualitas produk, agar produk tersebut

14

menarik sehingga konsumen tidak merasa bosan terhadap produk tersebut dan bisa dapat mampu bersaing dalam industri rumah tangga Provinsi Gorontalo.

DAFTAR PUSTAKA Baruwadi, M. 2007. Strategi Pengembangan Agroindustri Jagung Di Provinsi Gorontalo Dengan Pendekatan SWOT. Gorontalo. Jurnal Inovasi Vol 4/No 1. Hal 1-11 Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Ketahanan Pangan. 2012. Pohuwato Dalam Angka 2012. Kabupaten Pohuwato BPS, 2011. Gorontalo Dalam Angka 2011. Provinsi Gorontalo. , 2012. Berita Resmi Statistik No.288/05/75/Th.VI, 7 Mei 2012. Provinsi Gorontalo. BPS. 2012. Pohuwato Dalam Angka. Kabupaten Pohuwato. Diskoperindag Kabupaten Pohuwato, 2012. Jumlah Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (Umkm) Menurut Sektor Ekonomi Tahun 2012. Kabupaten Pohuwato. Koperindag Kota Gorontalo, 2012. Jumlah UMKM Kota Gorontalo Menurut Sektor Usaha 2010-2011. Provinsi Gorontalo Hunger, J.D, Thomas L. W. 2003. Manajemen Strategis. CV Andi Offset. Yogyakarta. Hal 193 Muhammad dan Akuba. 2007. Agropolitan Inovasi Membangun Pertanian. Balitbangpedalda. Gorontalo. Hal 1-71 Pearce,J.A. dan R.B.Robinson. 2008. Manajemen Strategis.Salemba Empat. Jakarta. Rangkuti. F. 2002. Swot Balance Scorecard. Gramedia Pustaka Umum. Jakarta. Hal 1-64 ---------- . 2006. Analisis SWOT dan Teknik Membedah Kasus Bisnis.Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21”. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

15

Saragih, B. 1998. Agribisnis Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian. CV. Nasional. Jakarta. Hal 31 Yunus, R. 2012. Strategi Pengembangan Keripik Pisang di UKM Flamboyan Kota Gorontalo. Skripsi Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo.

16