STATUS GIZI DAN POLA MAKAN PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK

Download Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola makan anak TK menurut jenis belum beraneka ragam, sedangkan frekuensi makan utama anak TK sebanyak ...

1 downloads 538 Views 716KB Size
STATUS GIZI DAN POLA MAKAN PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK DI YAYASAN MUSLIMAT R.A AL – ITTIHADIYAH MEDAN TAHUN 2007

SKRIPSI

Oleh: MASITAH MATONDANG 031000054

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2007 Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

STATUS GIZI DAN POLA MAKAN PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK DI YAYASAN MUSLIMAT R.A AL – ITTIHADIYAH MEDAN TAHUN 2007

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh:

MASITAH MATONDANG 031000054

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2007 Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi Dengan Judul: STATUS GIZI DAN POLA MAKAN PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK DI YAYASAN MUSLIMAT R.A AL-ITTIHADIYAH MEDAN TAHUN 2007 Yang Dipersiapkan dan Dipertahankan Oleh: MASITAH MATONDANG 031 000 054 Telah Diuji dan Dipertahankan di Hadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 15 September 2007 dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima Tim Penguji Ketua Penguji

Penguji I

Dra Jumirah, Apt, M.Kes NIP. 131 803 342

Rosidah Berutu, SKM, M.Kes NIP. 140 154 131

Penguji II

Penguji III

Dr. Ir. Evawany Y. Aritonang MSi NIP. 132 049 788

Ernawati Nasution, SKM, M.Kes NIP. 132 126 844

Medan, September 2007 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Dekan,

dr. Ria Masniari Lubis, MSi Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

NIP 131 124 053 ABSTRAK

Berbagai masalah kesehatan di kalangan anak prasekolah/ TK di antaranya adalah kurangnya pertumbuhan secara optimal dan salah satu faktor yang menentukan adalah faktor gizi, sehingga perlu dilakukan pembiasaan pola makan yang baik. Jenis penelitian ini adalah survei yang bersifat deskriptif dengan desain crosssectional yang bertujuan untuk mengetahui gambaran status gizi dan pola makan yang meliputi jenis dan frekuensi makan serta kecukupan energi, protein, vitamin A, besi (Fe) dan seng (Zn) pada anak TK di Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh murid TK sebanyak 43 orang (total sampling). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola makan anak TK menurut jenis belum beraneka ragam, sedangkan frekuensi makan utama anak TK sebanyak 3x dalam sehari. Untuk tingkat kecukupan zat gizi untuk energi dan protein pada umumnya berkategori baik, namun masih dijumpai kategori defisit pada kecukupan energi yaitu sebanyak 8 orang (18,6%). Sedangkan untuk vitamin A, besi (Fe) dan seng (Zn) pada umumnya berada pada kategori cukup, tetapi masih dijumpai kategori tidak cukup yaitu 8 orang (18,6%) untuk vitamin A, 15 orang (34,9%) zat besi dan 21 orang (48,8%) untuk seng. Untuk status gizi anak TK berdasarkan indeks BB/U, TB/U dan BB/TB pada umumnya baik dan normal, tetapi masih dijumpai anak dengan gizi buruk sebanyak 2 orang (4,7%), sangat pendek 1 orang (2,3%) dan kurus 11 orang (25,5%). Dari hasil penelitian disarankan agar orang tua murid hendaknya memperhatikan konsumsi pangan anak yang mengandung zat gizi khususnya pangan yang mengandung energi, vitamin dan mineral.

Kata Kunci: Status gizi, pola makan, anak TK

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama

: Masitah Matondang

Tempat/ Tanggal Lahir

: Medan/ 01 Nopember 1984

Agama

: Islam

Status Perkawinan

: Belum Kawin

Jumlah Anggota Keluarga : 5 (lima) orang Alamat Rumah

: Jl. Ahmad Yani No. 36 Padangsidimpuan

Riwayat Pendidikan

:

1. Tahun 1991-1997 : SD Negeri 142432 Padangsidimpuan 2. Tahun 1997-2000 : SLTP Negeri 1 Padangsidimpuan 3. Tahun 2000-2003 : SMU Negeri 1 Padangsidimpuan 4. Tahun 2003-2007 : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

KATA PENGANTAR Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia – Nya sehinga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “STATUS GIZI DAN POLA MAKAN PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK DI YAYASAN MUSLIMAT R.A AL-ITTIHADIYAH MEDAN TAHUN 2007”, yang merupakan salah satu prasyarat untuk dapat meraih gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materiil. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada: 1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, MSi, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 2. Ibu Dra Jumirah, Apt, M.Kes, selaku Ketua Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan juga selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan petunjuk, saran dan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 3. Ibu Rosidah Berutu, SKM, M.Kes selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan petunjuk, saran dan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 4. Bapak dr Heldy, BZ MPH, selaku Dosen Penasehat Akademik. Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

5. Kepala Sekolah beserta seluruh guru dan pegawai di Yayasan Muslimat R.A AlIttihadiyah Medan yang telah banyak membantu dalam penelitian ini. 6. Seluruh staf pengajar FKM-USU terutama staf pengajar Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat yang telah memberikan banyak masukan dan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan. 7. Ayahanda H. Sofyan Matondang dan ibunda Hj. Nurmali Rangkut i yang sangat penulis cintai yang telah memberikan kasih sayang, perhatian, dorongan serta do’a yang tiada henti-hentinya demi keberhasilan penulis. 8. Teristimewa kakakku Ika, adikku Abie tercinta dan bang Ihsan yang tidak hentihentinya memberikan semangat dan dorongan demi keberhasilan penulis. 9. Yang tersayang Ujing Soraya, Udak Nazar, Ujing Pupa, om Balian, sepupusepupu ku dan seluruh keluarga yang selalu memberi semangat dan dorongan demi keberhasilan penulis. 10. Sahabat-sahabatku tersayang “the six sweety”: Mawaddah, Rissa, Nita, Lisma, Dina, dan juga Dewi, Cimot, Nita, Iroh, Ika, Aan, Edwin terima kasih atas semangat dan dorongannya. Juga kepada teman-teman st ’03 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. 11. Teman-teman di MER-C cabang Medan, mudah-mudahan ilmu yang penulis peroleh dapat bermanfaat. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat diambil manfaatnya dan semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin. Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

Medan, September 2007 Penulis

Masitah Matondang DAFTAR ISI Halaman Pengesahan .................................................................................. Abstrak ........................................................................................................ Riwayat Hidup Penulis ............................................................................... Kata Pengantar .......................................................................................... Daftar Isi .................................................................................................... Daftar Tabel ............................................................................................... BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1.2 Perumusan Masalah .................................................................... 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum .................................................................... 1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................... 1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................

i ii iii iv vi ix

1 4 5 5 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Taman Kanak-Kanak ......................................................... 2.2 Pola Makan Anak TK.................................................................. 2.2.1 Pengaturan Makan Anak TK .............................................. 2.2.2 Perilaku Makan Anak TK ................................................... 2.2.3 Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan ...................................... 2.3 Masalah Gizi Anak TK ............................................................... 2.4 Penilaian Status Gizi Anak TK .................................................... 2.4.1 Status Gizi.......................................................................... 2.4.2 Penilaian Status Gizi .......................................................... 2.5 Kerangka Konsep Penelitian .......................................................

6 6 7 12 13 15 17 17 18 23

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ........................................................................... 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 3.2.1 Lokasi Penelitian ................................................................ 3.2.2 Waktu Penelitian ................................................................ 3.3 Populasi dan Sampel ................................................................... 3.4 Metode Pengumpulan Data ......................................................... 3.5 Definisi Operasional.................................................................... 3.6 Aspek Pengukuran ...................................................................... 3.6.1 Jenis Makanan....................................................................

24 24 24 24 24 25 25 26 26

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

3.6.2 Frekuensi Makan ................................................................ 3.6.3 Tingkat Kecukupan Gizi..................................................... 3.6.4 Status Gizi.......................................................................... 3.7 Analisis Data...............................................................................

26 26 27 28

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan 4.1.1 Profil Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan .......... 4.1.2 Guru dan Pegawai .............................................................. 4.2 Gambaran Umum Responden...................................................... 4.2.1 Umur .................................................................................. 4.2.2 Suku................................................................................... 4.2.3 Pendidikan ......................................................................... 4.2.4 Pekerjaan ........................................................................... 4.3 Gambaran Umum Anak TK ........................................................ 4.4 Pola Makan Anak TK ................................................................. 4.5 Kecukupan Zat Gizi Anak TK ..................................................... 4.5.1 Kecukupan Energi .............................................................. 4.5.2 Kecukupan Protein ............................................................. 4.5.3 Kecukupan Vitamin A ........................................................ 4.5.4 Kecukupan Besi (Fe) .......................................................... 4.5.5 Kecukupan Seng (Zn) ......................................................... 4.6 Status Gizi Anak TK ................................................................... 4.6.1 Status Gizi Berdasarkan Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB ... 4.6.2 Status Gizi Anak TK Menurut Tingkat Kecukupan Zat Gizi

29 29 30 30 30 31 31 32 32 33 37 37 37 38 38 39 39 39 41

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Pola Makan Anak TK ................................................................. 5.1.1 Jenis dan Frekuensi Makan Anak TK ................................. 5.2 Tingkat Kecukupan Zat Gizi Anak TK ........................................ 5.2.1 Tingkat Kecukupan Energi................................................. 5.2.2 Tingkat Kecukupan Protein ................................................ 5.2.3 Tingkat Kecukupan Vitamin A .......................................... 5.2.4 Tingkat Kecukupan Besi (Fe) ............................................. 5.2.5 Tingkat Kecukupan Seng (Zn) ........................................... 5.3 Status Gizi Anak TK .................................................................. 5.3.1 Status Gizi Anak TK Berdasarkan Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB ............................................................................... 5.3.2 Status Gizi Anak TK Menurut Tingkat Kecukupan Zat Gizi

58 59

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan................................................................................. 6.2 Saran ..........................................................................................

68 69

50 50 52 52 53 54 55 56 58

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN : Lampiran 1 : Formulir Food Recall 2x24 Jam dan Formulir Food Frekuensi Lampiran 2 : Surat Keterangan Telah Selesai Penelitian Lampiran 3 : Data Status Gizi Anak TK di Yayasan Muslimat R.A AlIttihadiyah Medan Tahun 2007 Lampiran 4 : Data Tingkat Kecukupan Zat Gizi Anak TK di Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Lampiran 5 : Frekuensi dan Crosstab Status Gizi dengan Tingkat Kecukupan Gizi

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tingkat Kecukupan Gizi Rata-Rata Anak TK (4-6 Tahun) ..........

14

Tabel 4.1 Distribusi Responden Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Kelompok Umur ......................

30

Tabel 4.2 Distribusi Responden Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Suku ........................................

31

Tabel 4.3 Distribusi Responden Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Pendidikan ...............................

31

Tabel 4.4 Distribusi Responden Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Pekerjaan .................................

32

Tabel 4.5 Distribusi Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Jenis Kelamin .....................................

32

Tabel 4.6 Distribusi Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Umur ..................................................

33

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Makan dan Jenis Makanan Pokok yang Diberikan pada Anak TK di Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 ....................................................................

33

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Makan dan Jenis Makanan Lauk Hewani yang Diberikan pada Anak TK di Yayasan Muslimat R.A AlIttihadiyah Medan Tahun 2007 ...................................................

34

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Makan dan Jenis Makanan Lauk Nabati yang Diberikan pada Anak TK di Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 ....................................................................

34

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Makan dan Jenis Makanan Lauk Nabati yang Diberikan pada Anak TK di Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 ....................................................................

35

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Makan dan Jenis Makanan Lauk Nabati yang Diberikan pada Anak TK di Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 ....................................................................

36

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Pemberian Susu pada Anak TK Di Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 ....................... Tabel 4.13 Distribusi Tingkat Kecukupan Energi pada Anak TK di Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 .......................

36 37

Tabel 4.14 Distribusi Tingkat Kecukupan Protein pada Anak TK di Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 .......................

37

Tabel 4.15 Distribusi Tingkat Kecukupan Vitamin A pada Anak TK di Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 .........

38

Tabel 4.16 Distribusi Tingkat Kecukupan Besi (Fe) pada Anak TK di Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 .........

38

Tabel 4.17 Distribusi Tingkat Kecukupan Seng (Zn) pada Anak TK di Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 .........

39

Tabel 4.18 Distribusi Status Gizi Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U) ..............................................................................

40

Tabel 4.19 Distribusi Status Gizi Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Indeks Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U) ..............................................................................

40

Tabel 4.20 Distribusi Status Gizi Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)................................................................

40

Tabel 4.21 Distribusi Status Gizi Menurut Tingkat Kecukupan Energi Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U) ............

41

Tabel 4.22 Distribusi Status Gizi Menurut Tingkat Kecukupan Energi Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Indeks Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U) ................

42

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

Tabel 4.23 Distribusi Status Gizi Menurut Tingkat Kecukupan Energi Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) ...

42

Tabel 4.24 Distribusi Status Gizi Menurut Tingkat Kecukupan Protein Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U)..................

43

Tabel 4.25 Distribusi Status Gizi Menurut Tingkat Kecukupan Protein Murid Yayasan Muslimat R.A AL-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Indeks Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U) ................

43

Tabel 4.26 Distribusi Status Gizi Menurut Tingkat Kecukupan Protein Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 BerDasarkan Indeks Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)...

44

Tabel 4.27 Distribusi Status Gizi Menurut Tingkat Kecukupan Vitamin A Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U) ............

45

Tabel 4.28 Distribusi Status Gizi Menurut Tingkat Kecukupan Vitamin A Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Indeks Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U) ..........

45

Tabel 4.29 Distribusi Status Gizi Menurut Tingkat Kecukupan Vitamin A Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)

46

Tabel 4.30 Distribusi Status Gizi Menurut Tingkat Kecukupan Besi (Fe) Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U) .......................... 46 Tabel 4.31 Distribusi Status Gizi Menurut Tingkat Kecukupan Besi (Fe) Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Indeks Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U) ........................ 47 Tabel 4.32 Distribusi Status Gizi Menurut Tingkat Kecukupan Besi (Fe) Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Tinggi Badan .......................... 47 Tabel 4.33 Distribusi Status Gizi Menurut Tingkat Kecukupan Seng (Zn) Murid Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U) .......................... 48 Tabel 4.34 Distribusi Status Gizi Menurut Tingkat Kecukupan Seng (Zn) Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 BerdasarKan Indeks Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U) ....................... 48 Tabel 4.35 Distribusi Status Gizi Menurut Tingkat Kecukupan Seng (Zn) Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)............

49

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Taman Kanak-kanak (TK) merupakan awal dari pengenalan anak dengan suatu lingkungan sosial yang ada di masyarakat umum di luar keluarga. Seorang anak usia TK sedang mengalami masa tumbuh kembang yang relatif pesat. Pada masa ini, proses perubahan fisik, emosi dan sosial anak berlangsung dengan cepat. Proses ini dipengaruhi oleh berbagai faktor dari diri anak sendiri dan lingkungan. Dalam hal konsumsi pangan, pada usia ini anak masih merupakan golongan konsumen pasif, yaitu belum dapat mengambil dan memilih makanan sendiri sesuai dengan kebutuhannya sehingga pada usia ini anak sangat rentan terhadap bebagai masalah kesehatan apabila kondisinya kurang gizi (Santoso, 2004). Berbagai masalah kesehatan dijumpai di kalangan anak prasekolah/ TK, di antaranya adalah kurangnya pertumbuhan fisik secara optimal. Salah satu faktor yang sangat menentukan adalah faktor gizi. Kurang gizi pada masa ini akan mengakibatkan terganggunya pertumbuhan badan, mental, kecerdasan dan mudah terserang penyakit Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

infeksi. Di samping kurang gizi, ditemukan juga masalah kesehatan pada anak yang disebabkan gizi lebih yang dapat menyebabkan kegemukan dan anak berisiko menderita penyakit degeneratif seperti penyakit hipertensi, penyakit jantung dan lain sebagainya (Santoso, 2004). Seorang anak yang sehat dan normal akan tumbuh sesuai dengan potensi genetik yang dimilikinya. Tetapi pertumbuhan ini juga akan dipengaruhi oleh intake zat gizi yang dikonsumsi dalam bentuk makanan. Kekurangan atau kelebihan zat gizi akan dimanifestasikan dalam bentuk pertumbuhan yang menyimpang dari pola standar (Khomsan, 2003). Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia telah menimbulkan lost generation yaitu suatu generasi dengan jutaan anak kekurangan zat gizi sehingga tingkat kecerdasan (IQ) lebih rendah. Menurut Baliwati (2004), anak yang mengalami kurang energi protein (KEP) mempunyai IQ lebih rendah 10 – 13 skor dibandingkan dengan anak yang tidak KEP. Berdasarkan laporan UNICEF tahun 2006 jumlah anak balita yang menderita gizi buruk di Indonesia sebesar 2,3 juta jiwa yang berarti naik sekitar 500.000 jiwa jika dibandingkan dengan data tahun 2004/ 2005 yang berjumlah 1,8 juta jiwa (Kertawacana, 2006). Keberhasilan upaya mempersiapkan anak yang berkualitas pada saat ini akan menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) masa depan. Salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas SDM adalah melalui peningkatan status gizi. Menurut Berg (1986) seperti yang dikutip oleh Gunanti (2006), anak dengan status gizi yang baik merupakan perwujudan dari terpenuhinya konsumsi pangan sesuai dengan Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

kebutuhan sepanjang masa pertumbuhan dan perkembangannya. Agar terpenuhinya kebutuhan gizi anak, maka anak harus mengonsumsi makanan dalam jumlah yang memadai dan dengan mutu gizi yang baik. Khusus untuk anak TK (usia 4-6 tahun) kebutuhan gizi relatif berkurang dan pertumbuhan melambat bila dibandingkan dengan masa bayi. Menurut Lenz dalam Theodor Hellbrugge dkk (1988) seperti yang dikutip oleh Santoso (2004) pertumbuhan anak pada tahun ke-3 begitu cepat dan berangsur menurun sehingga pada periode prasekolah dan masa sekolah kurva kecepatan pertumbuhan akan membentuk kurva yang hampir datar. Tetapi kelompok usia ini masih rawan terhadap penyakit gizi dan infeksi sehingga kebutuhan gizi harus diperhatikan, khususnya masukan vitamin A dan zat besi (Anonim, 2006). Di samping zat gizi tersebut, seng (Zn) merupakan mikromineral yang esensial untuk kehidupan, khususnya dalam hal pertumbuhan baik pada anak-anak maupun remaja. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Lubis (2006) menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kecukupan konsumsi seng (Zn) dengan pertumbuhan anak balita. Menurut Soekirman (2000), penelitian di Bangladesh menunjukkan bahwa seng juga berperan untuk mencegah terjadinya diare dan infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) sehingga dapat mengurangi terjadinya perlambatan pertumbuhan badan dan kejadian penyakit ISPA. Hasil penelitian yang dilakukan di Jakarta menunjukkan pada anak TK (usia 4-6 tahun), didapatkan prevalensi kesulitan makan sebesar 33,6%. Sebagian besar

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

79,2% telah berlangsung lebih dari 3 bulan, tentunya hal ini akan berdampak kepada kondisi status gizi anak (Judarwanto, 2007). Berdasarkan penelitian yang dilakukan di berbagai daerah di Indonesia, ternyata masukan kalori dan protein anak balita banyak yang masih kurang. Sama halnya dengan masukan seng dan zat besi. Menurut UNICEF, mengutip dari berbagai hasil penelitian, di Jawa Tengah anak TK hanya mengkonsumsi seng separuh dari kebutuhan (Anonim, 2006). Menurut Santoso (2004), kurang gizi pada anak TK umumnya disebabkan karena kebiasaan makan anak yang tidak teratur. Di mana pada masa ini anak sudah mulai memilih sendiri makanan yang disenangi dan sudah mulai menyukai makanan di luar rumah dari pada makanan di rumah. Untuk mengarahkan pembiasaan pola makan anak yang baik, Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan merupakan lembaga pendidikan prasekolah yang telah mengadakan program makan bersama pada jam istirahat kepada muridnya dengan membawa bekal masing-masing dari rumah. Hal ini dilakukan pihak yayasan mengingat masih banyaknya anak TK lebih menyukai makanan lain daripada menghabiskan bekal yang dibawa dari rumah. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut di atas, peneliti ingin mengetahui bagaimana status gizi dan pola makan anak TK di Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Tahun 2007. 1.3 Tujuan Penelitian Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

1.3.1 Tujuan Umum Yang menjadi tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui status gizi dan pola makan anak TK Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan tahun 2007.

1.3.2 Tujuan Khusus Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui jenis dan frekuensi makanan anak TK Yayasan Muslimat R.A AlIttihadiyah Medan tahun 2007. 2. Mengetahui tingkat kecukupan energi, protein, vitamin A, zat besi dan seng (Zn) pada anak TK Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah tahun 2007. 3. Mengetahui status gizi anak TK Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan tahun 2007. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Sebagai informasi kepada pihak sekolah tentang status gizi dan pola makan anak TK di Yayasan Muslimat Al-Ittihadiyah Medan tahun 2007.

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

2. Sebagai bahan informasi bagi pihak sekolah untuk memberi masukan bagi orang tua murid tentang pentingnya memperhatikan konsumsi makan anak sesuai dengan tingkat kecukupan yang dianjurkan dalam rangka pencapaian status gizi yang baik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Anak Taman Kanak-Kanak Jika dilihat dari segi umur, anak TK berada pada usia 4-6 tahun, yang berarti

juga dikelompokkan pada kelompok anak balita (bawah lima tahun). Pada usia ini, anak balita mengalami pertumbuhan badan yang cukup pesat sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kg berat badannya. Golongan kelompok ini merupakan kelompok umur yang sering menderita sakit akibat kekurangan gizi. Pada usia ini, anak juga sudah mempunyai sifat konsumen aktif yaitu sudah bisa memilih makanan yang disukainya (Santoso, 2004).

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

Beberapa kondisi dan anggapan orang tua dan masyarakat justru merugikan penyediaan makanan bagi kelompok anak balita ini. Pertama, kondisi anak balita adalah dalam periode transisi dari makanan bayi ke makan orang dewasa, oleh karena itu mereka masih memerlukan adaptasi. Kedua, anak pada umur ini seringkali tidak lagi begitu diperhatikan dan pengurusannya sering diserahkan kepada orang lain. Ketiga, anak balita belum mampu mengurus dirinya dengan baik, terutama dalam hal makanan, sedangkan ia tidak terlalu diperhatikan orang tuanya terhadap lingkungan yang belum tentu memenuhi syarat kebersihan sehingga besar kemungkinannya terkena infeksi (Santoso, 2004). 2.2 Pola Makan Anak TK Pengertian pola makan menurut Lie Goan Hong dalam Karjati (1985) adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu. Pola makan ini akan dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain adalah kebiasaan kesenangan, budaya agama, taraf ekonomi, lingkungan alam dan sebagainya. Sejak zaman dahulu kala, makanan selain untuk kekuatan/ pertumbuhan, memenuhi rasa lapar, dan selera, juga mendapat tempat sebagai lambang yaitu sebagai lambang kemakmuran, kekuasaan, ketentraman dan persahabatan. Semua faktor bercampur membentuk suatu ramuan yang kompak yang disebut dengan pola konsumsi (Santoso, 2004).

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

Dalam membentuk pola makan anak TK itu bukanlah urusan yang mudah. Pada masa ini sebenarnya anak belajar makan dari apa yang tersedia di rumah. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam membentuk pola makan yang baik adalah dengan menciptakan situasi lingkungan yang nyaman. Hal ini dapat meningkatkan gairah makan dan membuat anak menyukai makanan yang disajikan (Sintha, 2001). 2.2.1

Pengaturan Makan Anak TK Walaupun kebutuhan nutrisi relatif kurang, golongan umur ini masih rawan

terhadap infeksi dan penyakit kurang gizi. Karena itu nutrisinya diutamakan terhadap kalori dan protein, ditambah dengan perlunya perhatian terhadap masukan vitamin A dan mineral besi. Jenis makanan keras dapat diberikan seperti pada orang dewasa. Menu yang dihidangkan hendaknya bervariasi dengan bahan makanan hewani dan nabati yang selalu bergantian (Markum, 2002). Agar dapat menumbuhkan minat dan nafsu makan anak, harus terus-menerus diupayakan berbagai cara. Dalam memberikan makanan, hendaknya diperhatikan halhal berikut: (Santoso, 2004) a. porsi makanan tidak terlalu besar. Untuk anak yang banyak makannya, dapat diberikan tambahan makanan, b. makanan cukup basah (tidak terlalu kering) agar mudah ditelan anak, c. potongan makanan dan ukuran makanan cukup kecil sehingga mudah dimasukkan ke dalam mulut anak dan mudah dikunyah, d. tidak berduri atau bertulang kecil, e. sedikit atau tidak terasa pedas, asam dan berbumbu tajam, Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

f. bersih, rapi dan menarik dari segi warna dan bentuk, g. cukup bervariasi bahan dan jenis hidangannya sehingga anak tidak bosan dan anak belajar mengenal berbagai jenis bahan makanan dan hidangan, h. menggunakan alat makan dengan ukuran yang sesuai untuk anak TK. Tidak berbahaya (dapat pecah dan tajam seperti kaca), dan juga dapat dibersihkan dan disimpan dengan mudah dan baik. Jadwal pemberian makan sama dengan orang dewasa, yaitu tiga kali makanan utama (pagi, siang dan malam) dan dua kali makanan selingan (di antara dua kali makanan utama).

Makanan yang dikonsumsi, yang dianjurkan adalah makanan seimbang yang terdiri atas: (Santoso, 2004) a. sumber zat tenaga, misalnya nasi, roti, mie, bihun, jagung, ubi, singkong, tepungtepungan, gula dan sebagainya, b. sumber zat pembangun, misalnya ikan, telur, ayam, daging, susu, kacangkacangan, tahu, tempe dan sebagainya, dan c. sumber zat pengatur, misalnya sayur-sayuran dan buah-buahan terutama yang berwarna hijau dan kuning. 1. Energi

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

Manusia membutuhkan energi untuk mempertahankan hidup, menunjang pertumbuhan dan melakukan aktivitas fisik. Energi diperoleh dari karbohidrat, lemak dan protein yang ada di dalam bahan makanan menentukan energinya. Kebutuhan energi seseorang menurut FAO/ WHO (1985) adalah konsumsi energi berasal dari makanan yang diperlukan untuk menutupi pengeluaran energi seseorang bila mempunyai ukuran dan komposisi tubuh dengan tingkat aktivitas yang sesuai dengan kesehatan jangka panjang, dan yang memungkinkan pemeliharaan aktivitas fisik yang dibutuhkan secara sosial dan ekonomi. Pada anak-anak, ibu hamil, dan ibu menyusui kebutuhan energi termasuk kebutuhan untuk pembentukan jaringan-jaringan atau untuk sekresi ASI yang sesuai dengan kesehatan. Kekurangan energi terjadi bila konsumsi energi melalui makanan kurang dari energi yang dikeluarkan. Akibatnya, berat badan kurang dari berat badan seharusnya (ideal). Bila terjadi pada bayi dan anak-anak akan menghambat pertumbuhan dan pada keadaan kronis akan mengakibatkan penyakit gizi yang disebut dengan marasmus dan bila disertai kekurangan protein menyebabkan kwashiorkor. Sedangkan kelebihan energi terjadi bila konsumsi energi melalui makanan melebihi energi yang dikeluarkan. Kelebihan energi akan diubah menjadi lemak tubuh. Akibatnya, terjadi berat badan lebih atau kegemukan. Kegemukan dapat menyebabkan gangguan dalam fungsi tubuh, merupakan risiko untuk dapat menyebabkan penyakit kronis seperti diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung koroner, penyakit kanker, dan dapat memperpendek harapan hidup. 2. Protein Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

Protein adalah molekul makro dan bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air. Nilai gizi protein ditentukan oleh kadar asam amino esensial. Sumber protein dapat berasal dari protein nabati dan hewani. Protein hewani biasanya mempunyai nilai gizi yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan protein nabati. Protein memiliki fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh. Di samping itu protein berfungsi untuk: pertumbuhan dan pemeliharaan, mengatur keseimbanagan air, sumber energi, pembentukan anti bodi, dan mengangkut zat-zat gizi. 3. Vitamin A Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang esensial untuk pemeliharaan kesehatan dan kelangsungan hidup. Di seluruh dunia (WHO, 1991) di antara anakanak prasekolah diperkirakan terdapat sebanyak 6-7 juta kasus baru xeroftalmia tiap tahun, kurang lebih 10% di antaranya menderita kerusakan kornea. Di samping itu kekurangan vitamin A dapat meningkatkan risiko anak terhadap penyakit infeksi seperti penyakit saluran pernafasan dan diare, meningkatkan angka kematian karena campak serta menyebabkan keterlambatan pertumbuhan (Almatsier, 2001). Vitamin A terdapat di dalam pangan hewani seperti hati, kuning telur, susu (di dalam lemaknya) dan mentega. Sedangkan karoten terutama di dalam pangan nabati. Vitamin A berperan dalam berbagai fungsi faali tubuh, antara lain: fungsi penglihatan, fungsi kekebalan, pertumbuhan dan perkembangan. 4. Besi (Fe) Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

Besi merupakan mineral makro yang paling terbanyak terdapat di dalam tubuh di antaranya: sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai alat angkut elektron di dalam sel, dan sebagai bagian terpadu berbagai reaksi enzim dalam jaringan tubuh (metabolisme energi, sistem kekebalan). Akibat kekurangan besi dapat menimbulkan defisiensi besi, terutama menyerang golongan rentan seperti anak-anak, remaja, ibu hamil dan menyusui. Secara luas defisiensi besi berpengaruh terhadap kualitas SDM, yaitu terhadap kemampuan belajar dan produktivitas kerja. Sumber baik besi adalah makanan hewani seperti daging, ayam, dan ikan. Sumber baik lainnya adalah telur, serealia tumbuk, kacang-kacangan, sayur-sayuran hijau dan bebrapa jenis buah. 5. Seng (Zn) Seng merupakan mineral mikro yang esensial bagi tubuh. Sebagian seng berada di dalam hati, pankreas, ginjal otot dan tulang. Sumber paling baik seng adalah sumber protein hewani terutama daging, hati, kerang dan telur. Serealia tumbuk dan kacang-kacangan juga merupakan sumber yang baik, namun mempunyai ketersediaan bilogik yang rendah. Dalam fungsi tubuh, seng berperan dalam fungsi kekebalan tubuh, pembentukan kulit, metabolisme jaringan ikat dan penyembuhan luka. Apabila kekurangan seng dapat dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan dan kematangan seksual. Di samping itu fungsi pencernaan juga terganggu dan dapat menimbulkan diare dan gangguan fungsi kekebalan (Almatsier, 2001). 2.2.2

Perilaku Makan Anak TK

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

Anak-anak TK sering tidak berselera untuk makan sehingga orang tua sering menjadi was-was. Dalam memberikan makan pada anak, orang tua harus memperhatikan porsi. Tidak perlu porsi maksimal disajikan dalam sekali makan. Cara lain yang juga dianggap baik ialah dengan mengizinkan mereka mengambil sendiri porsi yang mereka inginkan. Hal ini akan membuat anak merasa dihormati dan memiliki hak yang sama dengan orang tuanya saat di meja makan. Untuk memperkenalkan jenis makanan baru pada anak TK, orang tua harus memilih saat yang tepat. Makanan baru hendaknya disajikan ketika anak sedang lapar. Kondisi lapar akan membuat anak merasa bahwa makanan itu sesuai dengan seleranya. Pada umumnya dalam hal makanan, anak TK tidak menyukai cita rasa yang menyengat dan tidak terlalu asin (setengah rasa asin pada makanan orang tua) (Sintha, 2001). Pada kelompok usia ini, telah dapat memilih serta menyukai makanan yang manis, seperti permen, cokelat, dan es krim. Bila tidak diperhatikan dan dibatasi dapat menyebabkan karies dentis atau nafsu makan yang berkurang (Markum, 2002). 2.2.3 Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Angka kecukupan gizi (AKG) atau Recommended Dietary allowances (RDA) adalah banyaknya masing-masing zat gizi yang harus dipenuhi dari makanan untuk mencukupi hampir semua orang sehat. Untuk Indonesia, AKG yang digunakan saat ini secara nasional adalah Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI Tahun 1998. Tujuan utama penyusunan AKG ini adalah untuk acuan perencanaan makanan dan menilai tingkat konsumsi makanan individu/ masyarakat (Almatsier, 2001).

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

Kebutuhan untuk bayi dan anak merupakan kebutuhan zat gizi yang memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan. Anak yang tidak mendapat gizi akan mengalami gangguan pertumbuhan sehingga menyebabkan terjadinya sel otak dengan konsekuensi sel yang lebih sedikit. Sebaliknya anak yang mendapat gizi lebih tinggi akan memperoleh kalori yang lebih tinggi juga. Dengan kata lain konsumsi yang melebihi kebutuhan akan menyebabkan gizi lebih, sebaliknya konsumsi gizi yang kurang menyebabkan kondisi kurang atau defisiensi. Kebutuhan kalori untuk anak usia TK (umur 4-6 tahun) yang dianjurkan oleh Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi 1998 adalah 1750 kkalori dan 32 gram protein. Untuk kebutuhan vitamin A 460 RE per hari. Kebutuhan zat besi 9 mg per hari sedangkan seng/ zincum (Zn) 10 mg per hari. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.1 Tingkat Kecukupan Gizi Rata-Rata Anak TK (4-6 Tahun) Golongan Berat Tinggi Energi Protein Vit A Besi Zn Umur Badan Badan (kkal) (gr) (RE) (mg) (mg) (kg) (cm) 4-6 tahun 18 110 1750 32 460 9 10 Sumber: Supariasa, dkk, 2001

2.2.4 Menu Makan Anak TK Bagi anak-anak yang oran tuanya berada pada golongan ekonomi menengah dan atas umur permulaan masuk sekolah jauh lebih muda dari 7 tahun. Pada umur dua setengah sampai tiga tahun sudah dikirim ke play group yang selanjutnya ke TK pada umur empat sampai enam tahun. Walaupun jam sekolah hanya 2 – 3 jam sehari dan 3-4 kali seminggu, sebaiknya diperhatikan jam-jam makan anak-anak tersebut jangan sampai merasa lapar (Pudjiadi, 2003). Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

Bagi anak TK makanan sehari-harinya dapat terdiri dari: Makan Pagi - Nasi atau roti disemir dengan mentega atau margarin. -

Telur, daging atau ikan.

-

Satu gelas susu.

Makan Siang - Nasi. -

Daging, ayam, ikan, telur, tahu atau tempe.

-

Sayur seperti tomat, wortel, bayam.

-

Buah seperti pisang, jeruk, pepaya, apel.

-

Satu gelas susu.

Makan Sore/ Malam - Nasi atau roti disemir dengan mentega atau margarin. -

Daging, ayam, ikan, tahu atau tempe.

-

Sayur mayur.

-

Buah atau pudding.

-

Satu gelas susu. Di antara makan pagi dan makan siang, juga antara makan siang dan makan

malam, anak dapat diberi snack seperti biskuit, keju, kue basah, es krim. Jangan memberikan makanan terlalu banyak hingga mengganggu nafsu makannya pada saat makan siang atau makan malam (Pudjiadi, 2003). 2.3 Masalah Gizi Anak TK Ditinjau dari sudut masalah kesehatan dan gizi, maka anak usia TK yaitu empat sampai enam tahun termasuk golongan masyarakat yang disebut kelompok Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

rentan gizi, yaitu kelompok masyarakat yang paling mudah terkena kelainan gizi, sedangkan pada saat ini mereka sedang mengalami proses pertumbuhan yang relatif pesat, dan memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah yang relatif besar (Santoso, 2004). Pemberian makan pada anak memang sering menjadi masalah buat orang tua atau pengasuh anak. Kesulitan makan karena sering dan berlangsung lama sering dianggap biasa. Sehingga akhirnya timbul komplikasi dan gangguan tumbuh kembang lainnya pada anak. Salah satu keterlambatan penanganan masalah tersebut adalah pemberian vitamin tanpa mencari penyebabnya sehingga kesulitan makan tersebut terjadi berkepanjangan. Kesulitan makan merupakan gejala atau tanda adanya penyimpangan, kelainan dan penyakit yang sedang terjadi pada tubuh anak. Pengertian kesulitan makan adalah jika anak tidak mau atau menolak untuk makan, atau mengalami kesulitan mengkonsumsi makanan atau minuman dengan jenis dan jumlah sesuai usia secara fisiologis (alamiah dan wajar), yaitu mulai dari membuka mulutnya tanpa paksaan, mengunyah, menelan hingga sampai terserap di pencernaan secara baik tanpa paksaan dan tanpa pemberian vitamin dan obat tertentu. Gejala kesulitan makan pada anak adalah (Judarwanto, 2007) (1)

kesulitan mengunyah, menghisap, menelan makanan atau hanya bisa makanan lunak atau cair,

(2)

memuntahkan atau menyembur-nyemburkan makanan yang sudah masuk di mulut anak,

(3)

makan berlama-lama dan memainkan makanan,

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

(4)

sama sekali tidak mau memasukkan makanan ke dalam mulut atau menutup mulut rapat,

(5)

memuntahkan atau menumpahkan makanan, menepis suapan dari orangtua,

(6)

tidak menyukai banyak variasi makanan dan

(7)

kebiasaan makan yang aneh dan ganjil. Menurut Santoso (2004), ada beberapa penyakit yang berhubungan dengan

gizi. Penyakit-penyakit ini dapat dibagi dalam beberapa golongan, yaitu: a. Penyakit gizi lebih (obesitas). b. Penyakit gizi kurang (malnutrition, undernutrition). c. Penyakit metabolik bawaan (inborn erros of metabolism). d. Penyakit keracunan makanan (food intoxication). 2.4 Penilaian Status Gizi Anak TK 2.4.1 Status Gizi Status gizi (nutrition status) merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu (Supariasa, 2001). Selanjutnya, Mc Laren dalam Suhardjo (1989) menyatakan bahwa status gizi merupakan hasil keseimbangan antara zat-zat gizi yang masuk dalam tubuh dan penggunaannya. Sedangkan menurut Soekirman (2000), status gizi adalah keadaan kesehatan akibat interaksi antara makanan, tubuh manusia dan lingkungan hidup manusia. Status gizi seorang anak pada umumnya dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut: (Soekirman, 2000) Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

1. Penyebab langsung, yaitu makanan anak dan penyakit infeksi yang mungkin diderita anak. Anak yang mendapat makanan yang cukup baik tetapi sering diserang penyakit infeksi dapat berpengaruh terhadap status gizinya. Begitu juga sebaliknya anak yang makannya tidak cukup baik, daya tahan tubuhnya pasti lemah dan pada akhirnya mempengaruhi status gizinya. 2. Penyebab tidak langsung, yang terdiri dari: a. Ketahanan pangan di keluarga, terkait dengan ketersediaan pangan (baik dari hasil produksi sendiri maupun dari pasar atau sumber lain), harga pangan dan daya beli keluarga, serta pengetahuan tentang gizi dan kesehatan. b. Pola pengasuhan anak, berupa sikap dan perilaku ibu atau pengasuh lain dalam hal keterdekatannya dengan anak, memberikan makan, merawat, kebersihan, memberi kasih sayang dan sebagainya. Kesemuanya berhubungan dengan keadaan ibu dalam hal kesehatan (fisik dan mental), status gizi, pendidikan umum, pengetahuan tentang pengasuhan yang baik, peran dalam keluarga atau di masyarakat, sifat pekerjaan sehari-hari, adat kebiasaan keluarga dan masyarakat, dan sebagainya dari si ibu atau pengasuh anak. c. Akses atau keterjangkauan anak dan keluarga terhadap air bersih dan pelayanan kesehatan yang baik seperti imunisasi, pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, penimbangan anak, pendidikan kesehatan dan gizi, serta sarana kesehatan yang baik seperti posyandu, puskesmas, praktek bidan atau dokter, dan rumah sakit. Makin tersedia air bersih yang cukup untuk keluarga serta makin dekat jangkauan keluarga terhadap pelayanan dan sarana Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

kesehatan, ditambah dengan pemahaman ibu tentang kesehatan, makin kecil risiko anak terkena penyakit dan kekurangan gizi. 2.4.2 Penilaian Status Gizi Penilaian status gizi merupakan cara yang dilakukan untuk mengetahui status gizi seseorang. Cara penilaian status gizi dapat ditentukan dengan cara penilaian langsung, meliputi: antropometri, biokimia, klinis dan biofisik atau secara tidak langsung, meliputi: survei konsumsi, statistik vital dan faktor ekologi (Supariasa, 2001). Pada prinsipnya, penilaian status gizi anak sama dengan periode kehidupan lain. Pemeriksaan yang perlu lebih diperhatikan tentu saja bergantung pada bentuk kelainan yang bertalian dengan kejadian penyakit tertentu (Arisman, 2002). Pada penelitian ini dilaksanakan penilaian status gizi dengan cara antropometri dan survei konsumsi dengan alasan penggunaan antropometri secara umum

untuk

melihat

ketidakseimbangan

asupan

energi

dan

protein.

Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh. Sedangkan survei konsumsi digunakan untuk mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi pada tingkat kelompok, rumah tangga dan perorangan srta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi makanan tersebut. Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi. Kombinasi antara beberapa parameter disebut dengan indeks antropometri. Indikator antropometri atau indeks antropometri yang umum digunakan untuk menilai status Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

gizi adalah berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U) dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Adapun lingkar lengan atas (LILA) cukup dengan nilai tunggal saja karena antara anak berumur 1-5 tahun perbedaannya relatif kecil (As’ad, 2002). Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan yang mendadak, misalnya karena terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi. Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil. Dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik dan seimbang antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, maka berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya dalam keadaan abnormal, terdapat 2 kemungkinan perkembangan berat badan, yaitu dapat berkembang cepat atau lambat dari keadaan normal. Mengingat karakteristik berat badan yang labil, maka indeks BB/U lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini (current nutritional status). Kelebihan Indeks BB/U: a. lebih mudah dan cepat dimengerti oleh masyrakat umum, b. baik untuk mengukur status gizi akut atau kronis, c. berat badan dapat berfluktuasi, d. sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan kecil, dan e. dapat mendeteksi kegemukan (over weight).

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

Kelemahan Indeks BB/U: a. dapat mengakibatkan interpretasi status gizi yang keliru bila terdapat edema maupun asites, b. di daerah pedesaan yang masih terpencil dan tradisional, umur sering sulit ditaksir secara tepat karena pencatatan umur yang belum baik, c. memerlukan data umur yang akurat, terutama untuk anak di bawah usia lima tahun, d. sering terjadi kesalahan dalam pengukuran, seperti pengaruh pakaian atau gerakan anak pada saat menimbang, dan e. secara operasional sering mengalami hambatan karena masalah sosial budaya setempat. Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relatif kurang sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu yang pendek. Berdasarkan karakteristik tersebut maka indeks TB/U menggambarkan status gizi masa lalu. Beaton dan Bengoa (1973) menyatakan bahwa indeks TB/U di samping memberikan gambaran status gizi masa lampau, juga lebih erat kaitannya dengan status sosial-ekonomi. Keuntungan Indeks TB/U: a. baik untuk menilai status gizi masa lampau, Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

b. ukuran panjang dapat dibuat sendiri, murah dan mudah dibawa. Kelemahan Indeks TB/U a. tinggi badan tidak cepat naik, bahkan tidak mungkin menurun, b. pengukuran relatif sulit dilakukan karena anak harus berdiri tegak, sehingga diperlukan dua orang atau lebih untuk melakukannya, c. ketepatan umur sulit didapat. Berat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi badan. Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan tertentu. Jelliffe pada tahun 1996 telah memperkenalkan indeks BB/TB untuk mengidentifikasi status gizi. Indeks ini merupakan indikator yang menilai status gizi saat kini (sekarang). Keuntungan Indeks BB/TB a. tidak memerlukan data umur, b. dapat membedakan proporsi badan (gemuk, normal dan kurus). Kelemahan Indeks BB/TB a. tidak dapat memberikan gambaran apakah anak pendek, cukup tinggi badan atau kelebihan tinggi

badan

menurut

umurnya,

karena

faktor

umur

tidak

dipertimbangkan, b. dalam praktek sering mengalami kesulitan dalam melakukan pengukuran panjang/ tinggi badan pada kelompok balita, c. membutuhkan dua macam alat ukur, d. pengukuran relatif lama, e. membutuhkan dua orang untuk melakukannya, Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

f. sering terjadi kesalahan dalam pembacaan hasil pengukuran, terutama bila dilakukan oleh kelompok non-profesional. (Supariasa, 2001). Survei konsumsi makanan merupakan salah satu metode yang digunakan dalam penentuan status gizi perorangan atau kelompok. Berdasarkan jenis data yang diperoleh, maka pengukuran konsumsi makanan terdiri atas data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Pada penelitian ini dilakukan survei makanan yang bersifat kualitatif yaitu metode frekuensi makanan (food frequency) dan metode kuantitatif yaitu metode recall 24 jam.

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

2.5 Kerangka Konsep Penelitian Pola Makan Anak TK - Jenis Makanan - Frekuensi Makan

Tingkat Kecukupan Gizi - Energi - Protein - Vitamin A - Besi (Fe) - Seng (Zn)

Status Gizi Anak TK

Keterangan: Dari pola konsumsi makan dilihat jenis makanan dan frekuensi makan setiap hari. Kemudian dari jenis bahan makanan tersebut dapat diketahui tingkat kecukupan gizinya yang terdiri dari energi, protein, vitamin A, besi (Fe) dan seng (Zn) yang dapat mempengaruhi status gizi anak TK.

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

BAB III METODE PENELITIAN

3.1

Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif yaitu

melihat gambaran status gizi dan pola makan anak TK di Yayasan Muslimat R.A AlIttihadiyah Medan tahun 2007. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah crosssectional yaitu penelitian yang mengamati subjek dengan pendekatan suatu saat. 3.2

Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Jl. Sei Kera No. 199 Medan. Lokasi penelitian ditentukan dengan alasan bahwa murid di sekolah tersebut lebih menyukai jajanan di lingkungan sekolah dari pada bekal yang dibawa dari rumah dan belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya. 3.2.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan April 2007 sampai dengan September 2007. 3.3

Populasi dan Sampel

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

Yang menjadi populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh murid yang terdaftar di Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan yaitu sebanyak 43 orang (total sampling). Responden dalam penelitian ini adalah orang tua/ wali seluruh murid di Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan.

3.4

Metode Pengumpulan Data

Data penelitian diperoleh dengan melalui dua cara, yaitu: a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil pengukuran dan penimbangan langsung terhadap anak TK serta menanyakan tentang konsumsi anak TK kepada orang tuanya untuk mengetahui jumlah energi, protein, vitamin A, zat besi dan seng dengan menggunakan formulir food recall 2x24 jam, sedangkan frekuensi makan diperoleh dengan menggunakan formulir food frequency. b. Data sekunder, yaitu data yang dikumpulkan dari bagian administrasi Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah tahun 2006 yang meliputi gambaran umum Yayasan tersebut. 3.5

Definisi Operasional

1. Anak TK

: Anak berumur 4-6 tahun

yang terdaftar sebagai

peserta kegiatan belajar di Yayasan Muslimat R.A AlIttihadiyah Medan. 2. Pola Makan Anak

: Suatu kegiatan yang dilakukan dalam pemberian makan pada anak yang dimakan setiap hari, meliputi jenis makanan dan frekuensi makan.

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

3. Jenis Makanan

: Informasi tentang berbagai macam makanan yang diberikan kepada anak TK.

4. Frekuensi Makan

: Jumlah berapa kali suatu jenis makanan yang dikonsumsi anak TK dalam sehari.

5. Tingkat Kecukupan Gizi : banyaknya zat gizi berupa energi, protein, vitamin A, zat besi (Fe) dan seng (Zn) yang dikonsumsi anak TK dalam sehari dibandingkan dengan AKG. 6. Status Gizi Anak TK

: Suatu keadaan yang memberikan petunjukan tentang keadaan gizi murid berdasarkan indeks antropometri BB/U, TB/U dan BB/TB berdasarkan standar WHONCHS.

3.6

Aspek Pengukuran

3.6.1 Jenis Makanan Jenis makanan diperoleh melalui wawancara kepada orang tua/ wali murid dengan menggunakan formulir food recall 2x24 jam. 3.6.2 Frekuensi Makan Frekuensi makan diperoleh melalui wawancara kepada orang tua/wali murid dengan menggunakan formulir food frequency. 3.6.3 Tingkat Kecukupan Gizi Tingkat kecukupan gizi diukur dengan melihat tingkat konsumsi energi, protein, vitamin A, zat besi (Fe) dan seng (Zn) dengan rumus: K TK =

X 100%

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

KC Keterangan: TK

= Tingkat Kecukupan

K

= Konsumsi

KC

= Kecukupan yang dianjurkan Hasil analisis bahan makanan selama dua hari akan dihitung rata-rata

konsumsi energi dan proteinnya, kemudian dibandingkan dengan angka kecukupan energi dan protein. Tingkat energi dan protein dapat digolongkan atas: (Supariasa, 2001) a. ≥ 100% AKG

: Baik

b. 80 – 90% AKG : Sedang c. 70 – 80% AKG : Kurang d. < 70% AKG

: Defisit

untuk vitamin dan mineral: a. < 100%

: Tidak cukup

b. ≥ 100%

: Cukup

3.6.4 Status Gizi Penilaian status gizi ditentukan berdasarkan Z-Skor atau Standard Deviation Score (Skor Simpang Baku) untuk indeks berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U) dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Cara menghitung Skor Simpang Baku (Z-Skor/ SSB) dipakai rumus: (Supariasa, 2001) Nilai Individu Subyek – Nilai Median Baku Rujukan Z – Skor = Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

Nilai Simpangan Baku Rujukan Kategori sesuai dengan klasifikasi status gizi berdasarkan indeks berat badan menurut umur (BB/U) yang dibagi menjadi: (Soekirman, 2000) a. Gizi Buruk

: bila Z-Skor terletak < -3 SD

b. Gizi Kurang

: bila Z-Skor terletak ≥ -3 SD s/d < -2 SD

c. Gizi Baik

: bila Z-Skor terletak ≥ -2 SD s/d 2 SD

d. Gizi lebih

: bila Z-Skor terletak > 2 SD

Kategori sesuai dengan klasifikasi status gizi berdasarkan indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) yang dibagi menjadi: a. Sangat Pendek

: bila Z – Skor terletak < -3 SD

b. Pendek

: bila Z – Skor terletak < -2 SD s/d ≥ -3 SD

c. Normal

: bila Z – Skor terletak dari ≥ -2 SD

Kategori sesuai dengan klasifikasi status gizi berdasarkan indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) yang dibagi menjadi:

3.7

a. Sangat kurus

: bila Z – Skor terletak < - 3 SD

b. Kurus

: bila Z – Skor terletak ≥ -3 SD s/d < - 2 SD

c. Normal

: bila Z – Skor terletak di antara ≥ -2 SD s/d 2 SD

d. Gemuk

: bila Z – Skor terletak > 2 SD

Analisis Data Data yang telah disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan

dianalisis secara deskriptif.

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1

Gambaran Umum Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan

4.1.1 Profil Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan merupakan lembaga pendidikan prasekolah yang berdiri sejak tanggal 31 Oktober 1994 dan terletak di Jl. Sei Kera No. 199 Medan. Dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga pendidikan khususnya untuk anak prasekolah (usia 4-6 tahun), Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan menggabungkan antara pendidikan agama dengan pendidikan umum. Di samping itu, lembaga pendidikan ini juga mengadakan kegiatan ekstra kurikuler yang mengarah pada seni budaya sebagai wadah untuk mengembangkan potensi dan kreativitas anak. Visi dan Misi Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan adalah sebagai berikut: Visi

: Menciptakan generasi Islam yang beriman dan bertaqwa.

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

Misi

: Dalam rangka mencapai visi tersebut maka dirumuskan misi sebagai berikut: 1. Mencerdaskan generasi Islam melalui proses belajar mengajar yang baik dan berpedoman pada nilai-nilai Islam. 2. Menciptakan akhlakul karimah generasi Islam sejak dini dengan memberikan pendidikan akhlak yang baik.

4.1.2 Guru dan Pegawai Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan berada di bawah kepengurusan Hj. Yusnidar Harahap selaku ketua Yayasan yang dibantu oleh Hj Nuraini Maad sebagai pengawas yayasan. Yayasan ini dipegang oleh Soraya Rangkuti sebagai kepala sekolah dan dibantu oleh empat orang guru serta satu orang di bagian tata usaha. 4.2

Gambaran Umum Responden

4.2.1 Umur Tabel 4.1 No. 1. 2. 3.

Distribusi Responden Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Kelompok Umur Jumlah Kelompok Umur Jumlah Persentase (%) 20 – 29 7 16,3 30 – 39 26 60,5 ≥ 40 10 23,2 Jumlah 43 100

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kelompok umur responden terbanyak adalah pada usia antara 30-39 tahun yaitu sebanyak 26 orang (60,5%), dan yang paling sedikit terdapat pada usia antara 20-29 tahun yaitu 7 orang (16,3%).

4.2.2 Suku Tabel 4.2 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Distribusi Responden Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Suku Jumlah Suku Jumlah Persentase (%) Jawa 14 32,6 Batak 8 18,6 Melayu 8 18,6 Minang 8 18,6 Aceh 3 7,0 India 1 2,3 Banten 1 2,3 Jumlah 43 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa suku bangsa responden mayoritas adalah Jawa yaitu sebanyak 14 orang (32,6%), dan minoritas bersuku bangsa India dan Banten yaitu masing-masing 1 orang (2,3%). 4.2.3 Pendidikan Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

Tabel 4.3 No. 1. 2. 3. 4.

Distribusi Responden Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Pendidikan Jumlah Pendidikan Jumlah Persentase (%) Tamat SLTP 6 14,0 Tamat SLTA 25 58,1 Diploma 5 11,6 Sarjana 7 16,3 Jumlah 43 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kelompok pendidikan responden mayoritas adalah tamat SLTA yaitu sebanyak 25 orang (58,1%), dan minoritas adalah diploma yaitu 5 orang (11,6%).

4.2.4 Pekerjaan Tabel 4.4 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Distribusi Responden Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Pekerjaan Jumlah Pekerjaan Jumlah Persentase (%) Dokter Umum 1 2,3 Ibu Rumah Tangga 23 53,5 Pegawai Swasta 4 9,4 Wiraswasta 13 30,2 PNS 1 2,3 Perawat 1 2,3 Jumlah 43 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui

bahwa pekerjaan responden

mayoritas adalah ibu rumah tangga yaitu 23 orang (53,5%) dan minoritas adalah dokter umum, PNS dan perawat masing-masing 1 orang (2,3%). 4.3

Gambaran Umum Anak TK

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

Tabel 4.5

Distribusi Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Jenis Kelamin Jumlah No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%) 1. Laki-laki 20 46,5 2. Perempuan 23 53,5 Jumlah 43 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas jenis kelamin murid adalah perempuan yaitu sebanyak 23 orang (53,5%) dan laki-laki sebanyak 20 orang (46,5%).

Tabel 4.6 No. 1. 2. 3.

Distribusi Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Umur Jumlah Umur (Bulan) Jumlah Persentase (%) 40 – 49 4 9,3 50 – 59 26 60,5 ≥ 60 13 30,2 Jumlah 43 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas umur murid adalah usia antara 50 – 59 bulan yaitu sebanyak 26 orang (60,5%) dan paling sedikit pada usia antara 40 – 49 bulan yaitu sebanyak 4 orang (9,3%). 4.4

Pola Makan Anak TK

Frekuensi Makan dan Jenis Makanan Anak TK 1. Makanan Pokok Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

Frekuensi makan dan jenis makanan pokok yang dikonsumsi oleh anak TK pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.7

No.

Distribusi Frekuensi Makan dan Jenis Makanan Pokok yang Diberikan pada Anak TK di Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Frekuensi Jenis Jlh

Makanan 1. Nasi 2. Jagung 3. Ubi

>1x/ hari

n 43 0 0

% 100 0 0

1x/hari

4-6x/minggu

1-3x/minggu

1x/ bulan

n 0 0 0

n 0 19 11

%

n

%

0 44,2 25,6

0 16 27

0 37,2 62,8

n 0 8 5

% 0 0 0

% 0 18,6 11,6

43 43 43

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa frekuensi makan untuk nasi seluruh anak TK (100%) mengonsumsi >1x/hari. Sedangkan paling sedikit adalah frekuensi makan ubi 1x/ bulan yaitu 5 orang (11,6%).

2. Lauk Hewani Frekuensi makan dan jenis makanan lauk hewani yang dikonsumsi oleh anak TK pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.8

No. 1. 2. 3.

Distribusi Frekuensi Makan dan Jenis Makanan Lauk Hewani yang Diberikan pada Anak TK di Yayasan Muslimat R.A AlIttihadiyah Medan Tahun 2007 Frekuensi Jenis >1x/ hari 1x/hari 4-6x/minggu 1-3x/minggu 1x/ bulan Jlh Makanan n % n % n % n % n % Telur 17 39,5 12 27,9 6 14,0 8 18,6 0 0 43 Daging/ 4 9,3 3 7,0 2 4,7 20 46,5 14 32,5 43 ayam Ikan 29 67,4 7 16,3 4 9,3 3 7,0 0 0 43

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa frekuensi makan jenis lauk hewani pada anak TK paling banyak adalah ikan dengan frekuensi >1x/ hari sebanyak Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

29 orang (67,4%) dan yang paling sedikit daging/ ayam dengan frekuensi 4-6x/ minggu yaitu sebanyak 2 orang (4,7%). 3. Lauk Nabati Frekuensi makan dan jenis makanan lauk nabati yang dikonsumsi oleh anak TK pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.9

Distribusi Frekuensi Makan dan Jenis Makanan Lauk Nabati yang Diberikan pada Anak TK di Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Frekuensi Jenis >1x/ hari 1x/hari 4-6x/minggu 1-3x/minggu 1x/ bulan No. Jlh Makanan n % n % n % n % n % 1. Tahu 4 9,3 10 23,2 11 25,6 15 34,9 3 7,0 43 2. Tempe 3 7,0 16 37,2 8 18,6 14 32,5 2 4,7 43 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa frekuensi makanan lauk

nabati yang dikonsumsi oleh anak TK paling banyak adalah tempe dengan frekuensi 1x/ hari yaitu sebanyak 16 orang (37,2%) dan paling sedikit juga tempe dengan frekuensi 1x/bulan yaitu 2 orang (4,7%). 4. Sayur-sayuran Frekuensi makan dan jenis makanan sayur-sayuran yang dikonsumsi oleh anak TK pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Makan dan Jenis Makanan Sayur-Sayuran yang Diberikan pada Anak TK di Yayasan Muslimat R.A AlIttihadiyah Medan Tahun 2007 Frekuensi Jenis >1x/ hari 1x/hari 4-6x/minggu 1-3x/minggu 1x/ bulan No. Jlh Makanan n % n % n % n % n %

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

1. Kangkung 2. Bayam 3. Daun singkong 4. Sawi 5. Sayur Sop 6. Buncis

4 9,3 6 14,0 2 4,7 0 0 0

0 0 0

17 15 8

39,5 34,8 18,6

9 13 14

20,9 30,3 32,6

13 9 16

30,3 20,9 37,1

0 0 3

0 0 7,0

43 43 43

7 1 3

16,3 2,3 7,0

12 9 11

27,9 20,9 25,6

16 20 12

37,1 46,5 27,9

8 13 17

18,6 30,3 39,5

43 43 43

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa frekuensi makanan sayursayuran yang dikonsumsi oleh anak TK paling banyak adalah sayur sop dengan frekuensi 1-3x/ minggu yaitu sebanyak 20 orang (46,5%) dan paling sedikit juga sayur sop juga dengan frekuensi 1x/ hari yaitu orang (2,3%). 5. Buah-buahan Frekuensi makan dan jenis makanan buah-buahan yang dikonsumsi oleh anak TK pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Makan dan Jenis Makanan Buah-Buahan yang Diberikan pada Anak TK di Yayasan Muslimat R.A AlIttihadiyah Medan Tahun 2007 Frekuensi Jenis >1x/ hari 1x/hari 4-6x/minggu 1-3x/minggu 1x/ bulan No. Jlh Makanan n % n % n % n % n % 1. Pepaya 3 7,0 15 34,8 11 25,6 12 27,9 2 4,7 43 2. Pisang 13 30,2 19 44,2 6 14,0 5 11,6 0 0 43 3. Jeruk 8 18,6 11 25,6 17 39,5 7 16,3 0 0 43 4. Apel 0 0 0 0 2 4,7 17 39,5 24 55,8 43 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa frekuensi makan buahbuahan pada anak TK paling banyak dikonsumsi adalah apel dengan frekuensi 1x/

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

bulan yaitu sebanyak 24 orang (55,8%) dan paling sedikit adalah pepaya dan aepl dengan frekuensi masing-masing 1x/ bulan dan 4-6x/ minggu yaitu 2 orang (4,7%). 6. Susu Frekuensi pemberian susu pada anak TK pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Pemberian Susu pada Anak TK di Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Jumlah Frekuensi No. Pemberian Susu n Persentase (%) 1. >1x/ hari 24 55,8 2. 1x/ hari 17 39,5 3. 1-3x/ minggu 2 4,7 Jumlah 43 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa frekuensi pemberian susu paling banyak >1x/hari yaitu sebanyak 24 orang (55,8%) dan paling sedikit 1-3x/ minggu yaitu 2 orang (4,7%).

4.5

Kecukupan Zat Gizi Anak TK

4.5.1 Kecukupan Energi Tingkat kecukupan energi pada anak TK pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.13 No.

Distribusi Tingkat Kecukupan Energi pada Anak TK di Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Jumlah Tingkat Kecukupan Energi n Persentase (%)

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

1. 2. 3. 4.

Baik Sedang Kurang Defisit Jumlah

26 4 5 8 43

60,5 9,3 11,6 18,6 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat kecukupan energi pada anak TK mayoritas kategori baik yaitu sebanyak 26 orang (60,5%) sedangkan minoritas kategori sedang yaitu yaitu 4 orang (9,3%). 4.5.2 Kecukupan Protein Tingkat kecukupan protein pada anak TK pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.14 No. 1. 2. 3. 4.

Distribusi Tingkat Kecukupan Protein pada Anak TK di Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Jumlah Tingkat Kecukupan Protein n Persentase (%) Baik 40 93,0 Sedang 2 4,7 Kurang 1 2,3 Defisit 0 0 Jumlah 43 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat kecukupan protein pada anak TK mayoritas kategori baik yaitu sebanyak 40 orang (93,0%) dan minoritas kategori kurang yaitu 1 orang (2,3%). 4.5.3 Kecukupan Vitamin A Tingkat kecukupan vitamin A pada anak TK pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

Tabel 4.15

Distribusi Tingkat Kecukupan Vitamin A pada Anak TK di Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Jumlah Tingkat Kecukupan No. Vitamin A n Persentase (%) 1. Tidak Cukup 8 18,6 2. Cukup 35 81,4 Jumlah 43 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat kecukupan vitamin A pada anak TK mayoritas kategori cukup yaitu sebanyak 35 orang (81,4%) dan minoritas kategori tidak cukup yaitu 8 orang (18,6%). 4.5.4 Kecukupan Besi (Fe) Tingkat kecukupan besi (Fe) pada anak TK pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.16 No. 1. 2.

Distribusi Tingkat Kecukupan Besi (Fe) pada Anak TK di Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Jumlah Tingkat Kecukupan Besi (Fe) n Persentase (%) Tidak Cukup 15 34,9 Cukup 28 65,1 Jumlah 43 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat kecukupan zat besi (Fe) pada anak TK mayoritas kategori cukup yaitu sebanyak 28 orang (65,1%) dan minoritas kategori tidak cukup yaitu 15 orang (34,9%). 4.5.5 Kecukupan Seng (Zn) Tingkat kecukupan seng (Zn) pada anak TK pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

Tabel 4.17

Distribusi Tingkat Kecukupan Seng (Zn) pada Anak TK di Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Jumlah Tingkat Kecukupan No. Seng (Zn) n Persentase (%) 1. Tidak Cukup 21 48,8 2. Cukup 22 51,2 Jumlah 43 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat kecukupan seng (Zn) pada anak TK mayoritas kategori cukup yaitu sebanyak 22 orang (51,2%) dan minoritas kategori tidak cukup yaitu 21 orang (48,8%). 4.6

Status Gizi Anak TK

4.6.1 Status Gizi Berdasarkan Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB Status gizi anak TK berdasarkan indeks BB/U, TB/U dan BB/TB dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.18

No. 1. 2. 3. 4.

Distribusi Status Gizi Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U) Jumlah Status Gizi (BB/U) n Persentase (%) Gizi Baik 28 65,1 Gizi Kurang 11 25,5 Gizi Buruk 2 4,7 Gizi Lebih 2 4,7 Jumlah 43 100

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa berdasarkan indeks BB/U mayoritas anak TK berstatus gizi baik yaitu sebanyak 28 orang (65,1%) dan minoritas berstatus gizi lebih dan buruk masing-masing 2 orang (4,7%). Tabel 4.19

No. 1. 2. 3.

Distribusi Status Gizi Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Indeks Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U) Jumlah Status Gizi (TB/U) n Persentase (%) Normal 39 90,7 Pendek 3 7,0 Sangat pendek 1 2,3 Jumlah 43 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa berdasarkan indeks TB/U mayoritas anak TK berstatus normal yaitu sebanyak 39 orang (90,7%) dan minoritas berstatus sangat pendek yaitu 1 orang (2,3%). Tabel 4.20

No. 1. 2. 3.

Distribusi Status Gizi Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) Jumlah Status Gizi (BB/TB) n Persentase (%) Kurus 11 25,5 Normal 30 69,8 Gemuk 2 4,7 Jumlah 43 100 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa berdasarkan indeks BB/TB

mayoritas anak TK berstatus gizi normal yaitu sebanyak 30 orang (69,8%) dan minoritas berstatus gizi gemuk yaitu 2 orang (4,7%). 4.6.2 Status Gizi Anak TK Menurut Tingkat Kecukupan Zat Gizi 1.

Status Gizi Menurut Tingkat Kecukupan Energi

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

Status gizi menurut tingkat kecukupan energi pada anak TK dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.21

No. 1. 2. 3. 4.

Distribusi Status Gizi Menurut Kecukupan Energi Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U) Status Gizi (BB/U) Jumlah Kecukupan Gizi Gizi Gizi Gizi Energi Buruk Kurang Baik Lebih n % n % n % n % n % Baik 2 7,7 7 26,9 15 57,7 2 7,7 26 100 Sedang 0 0 1 25,0 3 75,0 0 0 4 100 Kurang 0 0 0 0 5 100,0 0 0 5 100 Defisit 0 0 3 37,5 5 65,5 0 0 8 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 26 orang anak yang memiliki tingkat kecukupan energi baik, terdapat 15 orang (57,7%) yang berstatus gizi baik dan ditemukan 2 orang (7,7%) yang berstatus gizi buruk. Sedangkan dari 8 orang yang memiliki tingkat kecukupan energi kategori defisit, terdapat 5 orang (65,5%) yang berstatus gizi baik dan ditemukan 3 orang (37,5%) yang berstatus gizi kurang.

Tabel 4.22

Distribusi Status Gizi Menurut Kecukupan Energi Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Indeks Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U) Status Gizi TB/U Jumlah Kecukupan Sangat No. Pendek Normal Energi Pendek n % n % n % n % 1. Baik 1 3,8 2 7,7 23 88,5 26 100

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

2. Sedang 3. Kurang 4. Defisit

0 0 0

0 0 0

0 0 1

0 0 12,5

4 5 7

100,0 100,0 87,5

4 5 8

100 100 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 26 orang anak yang memiliki tingkat kecukupan energi baik, terdapat 23 orang (88,5%) yang berstatus gizi normal dan ditemukan 1 orang (3,8%) yang berstatus gizi sangat pendek. Sedangkan dari 8 orang yang memiliki tingkat kecukupan energi kategori defisit, terdapat 7 orang (87,5%) yang berstatus gizi normal dan ditemukan 1 orang (12,5%) yang berstatus gizi pendek. Tabel 4.23

No. 1. 2. 3. 4.

Distribusi Status Gizi Menurut Kecukupan Energi Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) Status Gizi BB/TB Jumlah Kecukupan Kurus Normal Gemuk Energi n % n % n % n % Baik 7 26,9 17 65,4 2 7,7 26 100 Sedang 1 25,0 3 75,0 0 100 4 100 Kurang 1 20,0 4 80,0 0 100 5 100 Defisit 2 25,0 6 75,0 0 100 8 100 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 26 orang anak yang

memiliki tingkat kecukupan energi baik, terdapat 17 orang (65,4%) yang berstatus gizi normal dan ditemukan 7 orang (26,9%) yang berstatus gizi kurus. Sedangkan dari 8 orang yang memiliki tingkat kecukupan energi kategori defisit, terdapat 6 orang (75,0%) yang berstatus gizi normal dan ditemukan 2 orang (25,0%) yang berstatus gizi kurus. 2.

Status Gizi Menurut Tingkat Kecukupan Protein

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

Status gizi menurut tingkat kecukupan protein pada anak TK dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.24

No. 1. 2. 3. 4.

Distribusi Status Gizi Menurut Kecukupan Protein Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U) Status Gizi (BB/U) Jumlah Kecukupan Gizi Gizi Gizi Gizi Protein Buruk Kurang Baik Lebih n % n % n % n % n % Baik 2 5,0 10 25,0 26 65,0 2 5,0 40 100 Sedang 0 0 1 50,0 1 50,0 0 0 2 100 Kurang 0 0 0 0 1 100,0 0 0 1 100 Defisit 0 0 0 0 0 0 0 0 0 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 40 orang anak yang memiliki tingkat kecukupan protein baik, terdapat 26 orang (65,0%) yang berstatus gizi baik dan ditemukan 2 orang (5,0%) yang berstatus gizi buruk, dan terdapat 1 orang (100%) yang memiliki tingkat kecukupan protein kategori kurang dengan status gizi baik. Tabel 4.25

No. 1. 2. 3. 4.

Distribusi Status Gizi Menurut Kecukupan Protein Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Indeks Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U) Status Gizi TB/U Jumlah Kecukupan Sangat Pendek Normal Protein Pendek n % n % n % n % Baik 1 2,5 2 5,0 37 92,5 40 100 Sedang 0 0 1 50,0 1 50,0 2 100 Kurang 0 0 0 0 1 100,0 1 100 Defisit 0 0 0 0 0 0 0 100 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 40 orang anak yang

memiliki tingkat kecukupan protein baik, terdapat 37 orang (92,5%) yang berstatus gizi normal dan ditemukan 1 orang (2,5%) yang berstatus gizi sangat pendek, dan Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

terdapat 1 orang (100%) yang memiliki tingkat kecukupan protein kategori kurang dengan status gizi normal. Tabel 4.26

No. 1. 2. 3. 4.

Distribusi Status Gizi Menurut Kecukupan Protein Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) Status Gizi BB/TB Jumlah Kecukupan Kurus Normal Gemuk Protein n % n % n % n % Baik 11 27,5 27 67,5 2 5,0 40 100 Sedang 0 0 2 100,0 0 0 2 100 Kurang 0 0 1 100,0 0 0 1 100 Defisit 0 0 0 0 0 0 0 100 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 40 orang anak yang

memiliki tingkat kecukupan energi baik, terdapat 27 orang (67,5%) yang berstatus gizi normal dan ditemukan 11 orang (27,5%) yang berstatus gizi kurus, dan terdapat 1 orang (100%) memiliki tingkat kecukupan protein kurang dengan status gizi normal. 3.

Status Gizi Menurut Tingkat Kecukupan Vitamin A Status gizi menurut tingkat kecukupan vitamin A pada anak TK dapat dilihat

pada tabel berikut ini: Tabel 4.27

Distribusi Status Gizi Menurut Kecukupan Vitamin A Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U) Status Gizi (BB/U) Jumlah Kecukupan Gizi Gizi Gizi Gizi No. Vitamin A Buruk Kurang Baik Lebih n % n % n % n % n % 1. Tidak Cukup 0 0 4 50,0 4 50,0 0 0 8 100 2. Cukup 2 5,7 7 20,0 24 68,6 2 5,7 35 100 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 8 orang anak yang

memiliki tingkat kecukupan vitamin A kategori tidak cukup, terdapat masing-masing Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

4 orang (50,0%) yang berstatus gizi baik dan gizi kurang. Sedangkan dari 35 orang yang memiliki tingkat kecukupan vitamin A kategori cukup, terdapat 24 orang (68,6%) dengan status gizi baik dan 2 masing-masing 2 orang (5,7%) yang berstatus gizi buruk dan lebih. Tabel 4.28

Distribusi Status Gizi Menurut Kecukupan Vitamin A Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Indeks Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U) Status Gizi TB/U Jumlah Kecukupan Sangat No. Pendek Normal Vitamin A Pendek n % n % n % n % 1. Tidak Cukup 0 0 0 0 8 100,0 8 100 2. Cukup 1 2,9 3 8,5 31 88,6 35 100 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 35 orang anak yang

memiliki tingkat kecukupan vitamin A kategori cukup, terdapat 31 orang (88,6%) yang berstatus gizi normal dan ditemukan 1 orang (2,9%) yang berstatus gizi sangat pendek, dan terdapat 8 orang (100%) yang memiliki tingkat kecukupan vitamin A kategori tidak cukup dengan status gizi normal. Tabel 4.29

Distribusi Status Gizi Menurut Kecukupan Vitamin A Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) Status Gizi TB/U Jumlah Kecukupan No. Kurus Normal Gemuk Vitamin A n % n % n % n % 1. Tidak Cukup 3 37,5 5 62,5 0 0 8 100 2. Cukup 8 22,9 25 71,4 2 5,7 35 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 35 orang anak yang memiliki tingkat kecukupan vitamin A kategori cukup, terdapat 25 orang (71,4%) yang berstatus gizi normal dan ditemukan 8 orang (22,9%) yang berstatus gizi kurus, Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

dan dari 8 orang anak yang memiliki tingkat kecukupan dengan kategori tidak cukup, terdapat 5 orang (62,5%) yang berstatus gizi normal dan 3 orang (37,5%) dengan status gizi kurus. 4.

Status Gizi Menurut Tingkat Kecukupan Besi (Fe) Status gizi menurut tingkat kecukupan besi (Fe) pada anak TK dapat dilihat

pada tabel berikut ini: Tabel 4.30 Distribusi Status Gizi Menurut Kecukupan Besi (Fe) Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U) Status Gizi (BB/U) Jumlah Kecukupan Gizi Gizi Gizi Gizi No. Besi (Fe) Buruk Kurang Baik Lebih n % n % n % n % n % 1. Tidak Cukup 0 0 7 46,7 8 53,3 0 0 15 100 2. Cukup 2 7,1 4 14,2 20 71,6 2 7,1 28 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 15 orang anak yang memiliki tingkat kecukupan besi (Fe) kategori tidak cukup, terdapat 8 orang (53,3%) yang berstatus gizi baik dan 7 orang (46,7%) berstatus gizi kurang. Sedangkan dari 28 orang yang memiliki tingkat kecukupan besi kategori cukup, terdapat 20 orang (71,6%) dengan status gizi baik dan 2 masing-masing 2 orang (7,1%) yang berstatus gizi buruk dan lebih.

Tabel 4.31 Distribusi Status Gizi Menurut Kecukupan Besi (Fe) Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Indeks Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U) No. Kecukupan Status Gizi TB/U Jumlah Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

Besi (Fe)

1. Tidak Cukup 2. Cukup

Sangat Pendek n % 0 0 1 3,6

Pendek n 1 2

% 6,7 7,1

Normal n 14 25

% 93,3 89,3

n 15 28

% 100 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 15 orang anak yang memiliki tingkat kecukupan besi (Fe) dengan kategori tidak cukup, terdapat 14 orang (93,9%) yang berstatus gizi normal dan ditemukan 1 orang (6,7%) yang berstatus gizi pendek, dan dari 28 orang

yang memiliki tingkat kecukupan besi (Fe) kategori

cukup, terdapat 25 orang (89,3%) dengan status gizi normal dan 1 orang (3,6%) dengan status gizi sangat pendek. Tabel 4.32 Distribusi Status Gizi Menurut Kecukupan Besi (Fe) Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) Status Gizi TB/U Jumlah Kecukupan No. Kurus Normal Gemuk Besi (Fe) n % n % n % n % 1. Tidak Cukup 5 33,3 10 66,7 0 0 15 100 2. Cukup 6 21,4 20 71,5 2 7,1 28 100 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 15 orang yang memiliki tingkat kecukupan zat besi dengan kategori tidak cukup, terdapat 10 orang (66,7%) yang berstatus gizi normal dan 5 orang (33,3%) dengan status gizi kurus. Sedangkan dari 28 orang yang tingkat kecukupan besi kategori cukup, terdapat 20 orang (71,5%) yang berstatus gizi normal dan 6 orang dengan status gizi kurus.

5.

Status Gizi Menurut Tingkat Kecukupan Seng (Zn)

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

Status gizi menurut tingkat kecukupan besi (Zn) pada anak TK dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.33

Distribusi Status Gizi Menurut Kecukupan Seng (Zn) Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U) Status Gizi (BB/U) Jumlah Kecukupan Gizi Gizi Gizi Gizi No. Seng (Zn) Buruk Kurang Baik Lebih n % n % n % n % n % 1. Tidak Cukup 1 4,8 8 38,1 12 57,1 0 0 21 100 2. Cukup 1 4,5 3 13,6 16 72,8 2 9,1 22 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 21 orang yang memiliki tingkat kecukupan seng (Zn) kategori tidak cukup, terdapat 12 orang (57,1%) yang berstatus gizi baik dan 1 orang (4,8%) berstatus gizi buruk. Sedangkan dari 22 orang yang memiliki tingkat kecukupan kategori cukup terdapat 16 orang (72,8%) berstatus gizi baik dan 1 orang (4,5%) yang berstatus gizi buruk. Tabel 4.34

Distribusi Status Gizi Menurut Kecukupan Seng (Zn) Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Indeks Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U) Status Gizi TB/U Jumlah Kecukupan Sangat No. Pendek Normal Seng (Zn) Pendek n % n % n % n % 21 1. Tidak Cukup 1 4,8 1 4,8 19 90,4 100 22 2. Cukup 0 0 2 9,1 20 90,9 100 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 21 orang yang memiliki

tingkat kecukupan seng kategori tidak cukup terdapat 19 orang (90,4%) berstatus gizi normal dan masing-masing 1 orang (4,8%) berstatus gizi sangat pendek dan pendek. Sedangkan dari 22 orang yang tingkat kecukupan seng dengan kategori cukup Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

terdapat 20 orang (90,9%) yang berstatus gizi normal dan 2 orang (9,1%) dengan status gizi pendek. Tabel 4.35

Distribusi Status Gizi Menurut Kecukupan Seng (Zn) Murid Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) Status Gizi BB/TB Jumlah Kecukupan No. Kurus Normal Gemuk Seng (Zn) n % n % n % n % 21 1. Tidak Cukup 6 28,6 15 71,4 0 0 100 22 2. Cukup 5 22,7 15 68,2 2 9,1 100 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 21 orang yang memiliki

tingkat kecukupan seng kategori tidak cukup terdapat 15 orang (71,4%) berstatus gizi normal dan 6 orang (28,6%) berstatus gizi kurus. Sedangkan dari 22 orang yang tingkat kecukupan seng dengan kategori cukup terdapat 15 orang (68,2%) yang berstatus normal dan 5 orang (22,7%) dengan status gizi kurus.

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

BAB V PEMBAHASAN

5.1

Pola Makan Anak TK

5.1.1 Jenis dan Frekuensi Makan Anak TK Dari hasil penelitian dapat diketahui pada umumnya jenis makanan pokok yang dikonsumsi oleh anak TK adalah nasi dengan frekuensi pemberian >1x dalam sehari. Biasanya dengan jadwal makan 3x sehari yaitu pada pagi hari pukul 07.30 WIB, siang hari pukul 12.00 WIB dan malam hari pukul 19.00 WIB. Hal ini dapat diketahui dari hasil recall selama dua hari di mana pada setiap kali mengonsumsi makanan utama responden selalu menyediakan nasi sebagai makanan pokok (sumber energi). Menurut Kardjati (1985) seperti yang dikutip oleh Santoso (2004), berdasarkan data Biro Pusat Statistik dan hasil sosio ekonomi sosial menyatakan bahwa beras merupakan bahan makanan utama di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa bagian Barat. Alasan responden memberikan nasi sebagai pilihan utama dikarenakan masih banyaknya responden yang beranggapan bahwa fungsi makanan pokok hanya untuk memberi rasa kenyang. Di samping itu nasi merupakan makanan pokok yang dikonsumsi oleh keluarga secara turun-temurun seperti yang disebutkan oleh Suhardjo (1988) dan Truswell (1992) yang dikutip oleh Gunanti (2006) bahwa kebiasaan makan pada seseorang bersifat turun-temurun dan kemudahan untuk memperolehnya. Namun ada juga sebagian responden yang memberikan roti sebagai makanan sumber energi, tetapi hanya diberikan pada saat sarapan saja. Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

Sumber energi lain yang dikonsumsi anak TK adalah jagung dan ubi. Namun frekuensi pemberikan kedua jenis makanan ini jarang hanya sebagai makanan selingan. Seperti pada tabel 4.7 dapat diketahui bahwa frekuensi pemberian jagung pada anak TK paling banyak adalah 4-6x/ minggu sedangkan ubi 1-3x/minggu. Biasanya kedua jenis makanan ini diolah dengan cara direbus, digoreng atau dengan membuatnya menjadi kue tradisional. Untuk jenis makanan lauk hewani yang paling banyak dikonsumsi anak TK adalah ikan dengan frekuensi pemberian >1x/hari. Artinya ikan telah dikonsumsi setiap kali makan. Pada umumnya ikan disajikan/ diolah dengan cara digoreng. Hanya sebagian saja disajikan dengan menggunakan cabai, hal ini dikarenakan anak TK pada umumnya tidak menyukai rasa yang menyengat (Santoso, 2004) seperti cabai. Untuk konsumsi telur dan daging/ ayam diberikan sesekali saja, meskipun dalam tabel 4.8 disebutkan bahwa frekuensi pemberian telur paling banyak adalah >1x/ hari dengan alasan, pemberian telur merupakan alternatif pengganti lauk jika anak sudah tidak menyukai lauk yang tersedia. Untuk daging/ ayam dan udang, mungkin hanya sebagian dari responden yang mampu untuk membelinya. Jenis makanan lauk nabati yang dikonsumsi anak TK adalah tahu dan tempe. Namun sebagaian besar anak TK tidak menyukai kedua jenis lauk nabati tersebut. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.9 di mana frekuensi makan tempe paling banyak adalah 1x/ hari, sedangkan tahu 1-3x/ minggu. Jarangnya anak mengonsumsi tahu dan tempe disebabkan anak tidak menyukai rasanya. Biasanya tahu dan tempe diolah/ disajikan hanya dengan cara digoreng. Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

Jenis makanan berupa sayur-sayuran hijau yang dikonsumsi anak TK adalah sayur kangkung, bayam dan sayur daun singkong. Ada sebagian anak yang jarang mengonsumsi sayur dengan alasan anak tidak suka. Berdasarkan tabel 4.10 frekuensi anak mengonsumsi sayur kangkung dan bayam paling banyak adalah 1x/hari, sedangkan sayur daun singkong paling banyak dikonsumsi 1-3x/minggu. Di samping ketiga jenis sayur tersebut, ada juga yang mengonsumsi sayur buncis paling banyak mengonsumsi dengan frekuensi 1x/ bulan, sayur sop dengan frekuensi 1-3x/ minggu dan sayur sawi dengan frekuensi 1-3x/ minggu. Untuk buah-buahan, jenis buah yang sering dikonsumsi anak TK adalah pisang, pepaya dan jeruk. Ada juga sebagian anak yang jarang mengonsumsi buah dikarenakan anak tidak suka dan orang tua yang tidak membiasakan anak untuk makan buah. Anak lebih memilih untuk mengonsumsi makanan jajanan. Berdasarkan tabel 4.11 frekuensi makan buah pepaya dan pisang paling banyak 1x/hari, sedangkan jeruk paling banyak 4-6x/minggu. Di samping ketiga jenis buah tersebut, sebagian kecil dari anak TK ada yang mengonsumsi apel, namun frekuensinya hanya sesekali saja. Dalam hal pemberian susu, pada umumnya diberikan >1x/hari. Hal ini menunjukkan perhatian orang tua terhadap pertumbuhan anak. Biasanya susu diberikan pagi hari sebelum berangkat sekolah, sore hari dengan makanan selingan dan malam hari sebelum tidur. 5.2

Tingkat Kecukupan Zat Gizi Anak TK

5.2.1 Tingkat Kecukupan Energi Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

Berdasarkan tabel 4.13 tingkat kecukupan energi anak TK pada umumnya berada pada kategori baik dengan tingkat konsumsi energi rata-rata 2027,8 kkalori. Jika dilihat dari tingkat konsumsi energi, setiap anak hasilnya berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan anak TK yang lebih menyukai makanan lain dari pada menghabiskan bekal yang dibawa dari rumah. Kekurangan

energi

yang

berlangsung

lama

pada

seseorang

akan

mengakibatkan penurunan berat badan dan jika berlanjut akan mengakibatkan keadaan gizi kurang. Pada keadaan gizi kurang akan mengakibatkan terhambatnya proses tumbuh kembang anak. Pada anak prasekolah keadaan gizi dapat mengakibatkan menurunnya prestasi belajar. Pada saat usia remaja atau dewasa, kekurangan konsumsi energi dapat menurunkan produktivitas kerja. Kelebihan energi akan mengakibatkan kelebihan berat badan atau kegemukan. Kegemukan biasanya disebabkan oleh terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat, lemak maupun protein, juga karena kurang bergerak. Kegemukan dapat menyebabkan gangguan dalam fungsi tubuh, dan merupakan risiko untuk menderita penyakit kronis seperti diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung koroner, penyakit kanker dan dapat memperpendek harapan hidup (Almatsier, 2001). 5.2.2 Tingkat Kecukupan Protein Berdasarkan tabel 4.14 tingkat kecukupan protein anak TK pada umumnya pada kategori baik dengan tingkat konsumsi protein rata-rata 80,7 gram. Penyebab masih adanya rata-rata konsumsi protein dalam kategori kurang adalah karena kurangnya variasi makanan dalam susunan makanan yang mengandung protein Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

seperti kacang-kacangan di samping faktor kebiasaan anak mengonsumsi makanan jajanan yang kurang mengandung zat gizi. Juga karena masih adanya anak TK yang tidak suka terhadap lauk nabati seperti tahu dan tempe. Padahal tahu dan tempe merupakan sumber protein dari golongan kacang-kacangan yaitu kacang kedelai. Kacang kedelai merupakan sumber protein nabati yang mempunyai mutu atau nilai biologi tertinggi. Padi-padian dan hasilnya relatif rendah dalam protein, tetapi karena dimakan dalam jumlah banyak, juga dapat memberi sumbangan besar terhadap konsumsi protein sehari. Bahan makanan hewani kaya dalam protein bermutu tinggi, tetapi hanya merupakan 18,4% konsumsi protein rata-rata penduduk Indonesia. Bahan makanan nabati yang kaya dalam protein adalah kacang-kacangan. Kontribusinya rata-rata terhadap konsumsi protein hanya 9,9%. Sayur-sayuran dan buah-buahan rendah dalam protein, kontribusinya rata-rata terhadap konsumsi protein adalah 5,3 % (Almatsier, 2001). Kekurangan protein banyak terdapat pada masyarakat sosial ekonomi rendah. Kekurangan protein murni pada stadium berat menyebabkan kwashiorkor pada anakanak di bawah lima tahun (balita). Protein secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh. Makanan yang tinggi protein biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas. Kelebihan protein dapat menimbulkan masalah lain, seperti asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak darah, kenaikan ureum darah dan demam. 5.2.3 Tingkat Kecukupan Vitamin A Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

Berdasarkan tabel 4.15 disebutkan bahwa pada umumnya tingkat kecukupan vitamin A pada anak TK dalam kategori cukup dengan tingkat konsumsi rata-rata 1419,1 RE. Namun masih ditemukan anak dengan tingkat kecukupan vitamin A dengan kategori tidak cukup. Hal ini disebabkan rendahnya konsumsi pangan yang mengandung vitamin, yaitu sayur-sayuran dan buah-buahan. Pada umumnya tingkat konsumsi anak terhadap vitamin A berasal dari sayur-sayuran seperti sayur bayam, kangkung dan sayur daun singkong. Meskipun ketiga jenis sayur tersebut mengandung vitamin A yang cukup tinggi, jika frekuensi pemberian jarang otomatis kebutuhan tubuh terhdap vitamin A juga akan berkurang. Kebiasaan anak yang tidak suka mengonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan juga disebabkan sumber zat gizi tersebut tidak diperkenalkan pada anak sejak dini. Seperti yang dikatakan oleh Hui (1994) dalam Gunanti (2006) bahwa beberapa prinsip utama dalam pembentukan kebiasaan makan yang baik pada anak adalah dengan memperkenalkan beragam jenis makanan kepada anak termasuk sayur sejak dini. Menurut Kapiten (2003), seorang ibu yang telah menanamkan kebiasaan makan dengan gizi yang baik pada usia dini akan sangat mudah mengarahkan kebiasaan makan yang baik. Di samping berasal dari pangan nabati, vitamin A juga terdapat dalam pangan hewani seperti dalam hati, kuning telur, susu (di dalam lemaknya) dan mentega. Vitamin A berperan dalam berbagai fungsi faali tubuh. Di antaranya pada fungsi penglihatan. Vitamin A juga berfungsi terhadap kekebalan tubuh manusia yang disebut sebagai anti oksidan dan fungsi metabolik lainnya. Sehingga jika terjadi kekurangan terhadap Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

vitamin A akan menyebabkan gangguan penglihatan dan tidak adanya kekebalan terhadap infeksi serta gangguan pertumbuhan pada anak. 5.2.4 Tingkat Kecukupan Besi (Fe) Untuk tingkat kecukupan besi, pada umumnya berada pada kategori cukup dengan koensumsi rata-rata 38,2 mg. Hal ini sesuai dengan yang terdapat dalam tabel 4.16 di mana dari 43 anak terdapat 28 anak (65,1%) berada pada kategori cukup. Namun juga masih ditemukan tingkat kecukupan pada kategori tidak cukup yaitu sebanyak 15 anak (34,9%). Penyebab masih adanya tingkat kecukupan besi dalam kategori tidak cukup adalah rendahnya konsumsi sayur-sayuran dan kacang-kacangan yang merupakan sumber besi (Fe). Sumber baik besi lainnya berasal dari makanan hewani seperti daging/ ayam dan ikan. Meskipun konsumsi pangan yang mengandung besi sudah cukup, perlu juga diperhatikan kualitas besi dalam makanan. Sehingga ada baiknya diperhatikan kombinasi makanan sehari-hari, yang terdiri atas campuran sumber besi yang berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan serta sumber gizi lain yang dapat membantu absorpsi besi. Besi (Fe) bersama protein merupkan unsur penting dalam proses pembentukan sel darah merah. Kekurangan besi (Fe) dan protein dalam makanan sehari-hari secara berkelanjutan akan menyebabkan penyakit anemia gizi. Salah satu kelompok yang rawan penyakit anemia gizi adalah anak usia sekolah. Menurut Santoso (2004), pada anak sekolah telah ditunjukkan adanya korelasi erat antara kadar hemoglobin dan kesanggupan anak untuk belajar. Pada anak usia sekolah anemia gizi akan Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

mengakibatkan konsentrasi dalam belajar menurun dan penderita akan lebih mudah terserang penyakit infeksi. Hal ini tentu menghambat upaya pengembangan kualitas SDM. 5.2.5 Tingkat Kecukupan Seng (Zn) Untuk kecukupan seng (Zn), berdasarkan tabel 4.17 dapat dilihat bahwa tingkat kecukupan seng anak TK pada umumnya terdapat pada kategori cukup yaitu sebesar 22 orang (51,2%) dengan tingkat konsumsi rata-rata 10,6 mg. Untuk seng juga masih ditemukan anak dengan tingkat kecukupan tidak cukup yaitu sebanyak 21 orang (48,8%) hampir mendekati jumlah kategori cukup. Masih rendahnya tingkat kecukupan seng pada anak TK dikarenakan masih rendahnya konsumsi terhadap sumber seng (Zn) terutama daging, hati, kerang dan telur. Seperti halnya besi, absorpsi seng juga dipengaruhi oleh status seng tubuh. Bila lebih banyak seng yang dibutuhkan, lebih banyak pula jumlah seng yang diabsorpsi. Begitu pula jenis makanan yang mempengaruhi absorpsi seng. Serat dan fitat menghambat ketersediaan biologik seng. Sebaliknya protein histidin membantu absorpsi. Tembaga dalam jumlah melebihi kebutuhan faali akan menghambat absorbsi seng. Pertumbuhan erat kaitannya dengan kecukupan konsumsi seng (Zn). Seng merupakan suatu unsur kehidupan. Kita memerlukan seng untuk perkembangan tubuh, kekebalan, sistem endokrin, saraf dan kesehatan kulit. Seng juga membantu pertumbuhan sel-sel dalam tubuh. Kurangnya asupan seng akan memperlambat

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

perkembangan tubuh dan menyebabkan ukuran tubuh menjadi kecil. Selain itu seng juga terkait erat dengan perkembangan kecerdasan anak (Almatsier, 2001). Menurut Soekirman (2000), seng dapat mempengaruhi pertumbuhan dan juga berperan untuk mencegah terjadinya diare dan infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) pada anak-anak yang “pendek tidak sesuai umur” (PTSU) atau stunted. Menurut Nasution (2000) yang dikutip oleh Lubis (2006) menyatakan bahwa defisiensi seng dapat mempengaruhi pertumbuhan dan meningkatkan risiko diare dan infeksi saluran nafas.

5.3

Status Gizi Anak TK

5.3.1 Status Gizi Anak TK Berdasarkan Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB Dari hasil pengolahan data status gizi dengan indeks BB/U seperti yang terdapat dalam tabel 4.18 pada umumnya status gizi anak TK berada pada kategori gizi baik yaitu sebanyak 28 orang (65,1%). Hal ini menunjukkan pertumbuhan berat badan anak telah sesuai dengan umurnya. Anak dengan kategori gizi buruk ditemukan sebanyak 2 orang (4,7%). Dari hasil pengamatan yang dilakukan secara langsung, kedua anak yang dikategorikan gizi buruk tidak memiliki tanda/ ciri khusus menderita gizi buruk. Berdasarkan indeks BB/TB, salah satu di antaranya saat ini berstatus gizi normal sehingga anak tersebut tidak termasuk kelompok yang memiliki masalah gizi. Mungkin dikategorikan gizi buruk karena postur tubuh anak yang lebih pendek dari anak-anak lain yang seusianya. Anak dengan kategori gizi lebih juga

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

ditemukan sebanyak 2 orang (4,7%). Sesuai dengan sifatnya yang labil, indeks ini hanya mencerminkan status gizi saat ini. Untuk status gizi anak dengan indeks TB/U berdasarkan tabel 4.19, pada umumnya anak berada pada kategori normal, yaitu sebanyak 39 orang (90,7%). Hal ini menunjukkan pertumbuhan tinggi badan anak sudah sesuai dengan umur. Namun ada juga dijumpai anak dengan status gizi sangat pendek yaitu 1 orang (2,3%). Faktor yang menyebabkan masih adanya anak dengan kategori sangat pendek mungkin dikarenakan jumlah asupan gizi yang tidak cukup sejak balita. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan relatif kurang sensitif terhadap defisiensi gizi jangka pendek. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan baru akan tampak pada saat yang cukup lama dan merupakan gambaran status gizi masa lalunya. Sedangkan status gizi anak dengan indeks BB/TB seperti yang terdapat dalam tabel 4.20, pada umumnya anak TK juga berada pada kategori normal, yaitu sebanyak 30 orang (69,8%). Status gizi anak dengan kategori gemuk sebanyak 2 orang (4,7%). Berat badan menurut tinggi badan merefleksikan berat badan dalam hubungan dengan tinggi badan. Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dalam hubungannya dengan pertambahan tinggi badan dengan kecepatan tertentu. Ada dua faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung misalnya tingkat konsumsi individu, dan penyakit infeksi yang mungkin diderita anak. Sedangkan secara tidak langsung adalah karena faktor ketahanan pangan dalam keluarga, pola asuh anak, akses atau keterjangkauan

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

anak dan keluarga terhadap air bersih dan pelayanan kesehatan yang baik (Soekirman,2000). 5.3.2 Status Gizi Anak TK Berdasarkan Tingkat Kecukupan Zat Gizi 1.

Status Gizi Berdasarkan Tingkat Kecukupan Energi Pada umumnya tingkat kecukupan energi dalam kategori baik, cenderung

terjadi pada anak yang berstatus gizi baik dan normal. Seperti pada tabel 4.21 dapat diketahui bahwa dari 26 orang anak yang memiliki tingkat kecukupan energi baik, terdapat 15 orang (57,7%) yang berstatus gizi baik dan ditemukan 2 orang (7,7%) yang berstatus gizi buruk berdasarkan indeks BB/U. Hal ini bisa saja terjadi mungkin disebabkan pada saat ini tingkat konsumsi anak terhadap sumber energi telah cukup. Keadaan ini terjadi kemungkinan juga disebabkan anak ada mengalami gangguan kesehatan sebelum recall diadakan. Seperti yang telah diketahui bahwa berat badan merupakan parameter yang memberikan gambaran massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan yang mendadak, misalnya karena terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi (Supariasa, 2001). Sedangkan dari 8 orang yang memiliki tingkat kecukupan energi kategori defisit, terdapat 5 orang (65,5%) yang berstatus gizi baik dan ditemukan 3 orang (37,5%) yang berstatus gizi kurang. Hal ini disebabkan kemungkinan pada saat itu anak mengonsumsi sumber energi dalam jumlah yang kurang atau terkena penyakit infeksi. Menurut UNICEF (1998) seperti yang dikutip oleh Soekirman (2000), salah satu penyebab langsung masalah gizi pada anak terjadi oleh karena faktor makanan dan karena infeksi penyakit. Berat badan adalah Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

parameter antropometri yang sangat labil. Dalam keadaan normal, di mana keadaan kesehatan yang baik dan seimbang antara konsumsi dan keburtuhan gizi terjamin, maka berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya dalam keadaan abnormal, terdapat dua kemungkinan perkembangan berat badan, yaitu dapat berkembang cepat atau lambat dari keadaan normal (Supariasa, 2001). Status gizi anak berdasarkan indeks TB/U menurut kecukupan energi seperti dalam tabel 4.22 menunjukkan bahwa dari 26 orang anak yang memiliki tingkat kecukupan energi baik, terdapat 23 orang (88,5%) yang berstatus gizi normal dan ditemukan 1 orang (3,8%) yang berstatus gizi sangat pendek. Hal ini bisa saja terjadi dikarenakan postur tubuh anak yang sangat pendek kemungkinan disebabkan oleh gangguan pertumbuhan masa lalu sehingga terlambat untuk mengejar pertumbuhan anak

seusianya.

Tinggi

badan

merupakan

parameter

antropometri

yang

menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan relatif kurang sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu pendek (Supariasa, 2001). Sedangkan dari 8 orang yang memiliki tingkat kecukupan energi kategori defisit, terdapat 7 orang (87,5%) yang berstatus gizi normal dan ditemukan 1 orang (12,5%) yang berstatus gizi pendek. Kemungkinan disebabkan kurangnya konsumsi sumber energi dalam waktu yang lama atau karena anak mengalami gangguan kesehatan, sehingga fungsi pencernaan terganggu. Sedangkan berdasarkan indeks BB/TB, dari 26 orang anak yang memiliki tingkat kecukupan energi baik, terdapat 17 orang (65,4%) yang berstatus gizi normal Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

dan ditemukan 7 orang (26,9%) yang berstatus gizi kurus. Hal ini disebabkan tingkat konsumsi energi anak sudah mencukupi kebutuhan atau karena faktor tinggi badan di mana anak kelihatan jangkung. Berat badan berkorelasi linier dengan tinggi badan, artinya dalam keadaan normal perkembangan berat badan akan mengikuti pertambahan tinggi badan pada percepatan tertentu. Dengan demikian berat badan yang normal akan proporsional dengan tinggi badannya (Soekirman, 2000). Sedangkan dari 8 orang yang memiliki tingkat kecukupan energi kategori defisit, terdapat 6 orang (75,0%) yang berstatus gizi normal dan ditemukan 2 orang (25,0%) yang berstatus gizi kurus. 2.

Status Gizi Berdasarkan Tingkat Kecukupan Protein Berdasarkan tabel 4.24 dapat diketahui bahwa dari 40 orang anak yang

memiliki tingkat kecukupan protein baik, terdapat 26 orang (65,0%) yang berstatus gizi baik dan ditemukan 2 orang (5,0%) yang berstatus gizi buruk, hal ini disebabkan saat ini anak cukup memperoleh sumber protein melalui pangan hewani seperti ikan dan telur. Hal ini sesuai dengan yang tercantum pada tabel 4.8 yang menyatakan bahwa frekuensi pemberian ikan dan telur paling banyak adalah >1x/ hari. Di samping juga, itu seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa berat badan sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan mendadak, seperti karena terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan, atau menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi. Kemudian terdapat 1 orang (100%) yang memiliki tingkat kecukupan protein kategori kurang dengan status gizi baik.

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

Untuk indeks TB/U, kecukupan protein anak berdasarkan tabel 4.25, dari 40 orang anak yang memiliki tingkat kecukupan protein baik, terdapat 37 orang (92,5%) yang berstatus gizi normal dan ditemukan 1 orang (2,5%) yang berstatus gizi sangat pendek. Seperti halnya dengan kecukupan energi, juga dijumpai anak dengan tingkat kecukupan protein kategori baik berstatus gizi sangat pendek. Hal ini kemungkinan dikarenakan pertumbuhan anak sudah terganggu pada masa lalu sehingga tidak bisa mengejar pertumbuhan seusianya. Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa pertumbuhan tinggi badan relatif kurang sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu yang pendek. Pengaruh kurang gizi terhadap pertumbuhan tinggi badan baru terlihat dalam waktu yang cukup lama. Atau juga kemungkinan disebabkan konsumsi protein yang kurang karena pada umumnya orang tua murid berada pada tingkat ekonomi menengah ke bawah. Menurut Beaton dan Bengoa (1973) seperti yang dikutip oleh Supariasa (2001) menyatakan bahwa indeks TB/U lebih erat kaitannya dengan status sosial-ekonomi. Kemudian terdapat 1 orang (100%) yang memiliki tingkat kecukupan protein kategori kurang dengan status gizi normal. Hal ini terjadi mungkin disebabkan anak mengalami gangguan kesehatan. Sedangkan untuk indeks BB/TB kecukupan protein pada umumnya berada pada kategori baik dengan anak yang berstatus gizi normal. Namun anak dengan status gizi kurus juga dijumpai pada tingkat kecukupan protein kategori baik. Hal ini disebabkan anak sudah cukup mengonsumsi pangan yang mengandung protein. 3.

Status Gizi Berdasarkan Tingkat Kecukupan Vitamin A

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

Menurut Santoso (2004) vitamin A sebagai zat gizi yang banyak diteliti di Indonesia menunjukkan kevitalannya dalam mencegah kejadian infeksi, diare, mencegah kebutaan serta berpengaruh terhadap pertumbuhan anak dan pertumbuhan otak. Berdasarkan indeks BB/U, dari dari 8 orang anak yang memiliki tingkat kecukupan vitamin A kategori tidak cukup, terdapat masing-masing 4 orang (50,0%) yang berstatus gizi baik dan gizi kurang. Hal ini disebabkan masih adanya anak yang tidak suka mengonsumsi sayur dan buah. Menurut Soekirman (2000), anak-anak Indonesia tidak tertarik untuk mengonsumsi sayuran hijau bila dibandingkan dengan anak-anak dari negara maju. Sedangkan dari 35 orang yang memiliki tingkat kecukupan vitamin A kategori cukup, terdapat 24 orang (68,6%) dengan status gizi baik dan masing-masing 2 orang (5,7%) yang berstatus gizi buruk dan lebih. Hal ini dikarenakan anak sudah cukup mengonsumsi pangan yang mengandung vitamin A seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Berdasarkan indeks TB/U sesuai dengan tabel 4.28 bahwa dari 35 orang anak yang memiliki tingkat kecukupan vitamin A kategori cukup, terdapat 31 orang (88,6%) yang berstatus gizi normal dan ditemukan 1 orang (2,9%) yang berstatus gizi sangat pendek, hal ini terjadi kemungkinan disebabkan pertumbuhan anak terganggu pada masa lalu. kemudian terdapat 8 orang (100%) yang memiliki tingkat kecukupan vitamin A kategori tidak cukup dengan status gizi normal. Hal ini terjadi dikarenakan kurangnya konsumsi anak terhadap pangan yang mengandung vitamin A atau mungkin disebabkan oleh gangguan penyerapan tubuh terhadap vitamin A. Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

Sedangkan menurut indeks BB/TB, dari 35 orang anak yang memiliki tingkat kecukupan vitamin A kategori cukup, terdapat 25 orang (71,4%) yang berstatus gizi normal dan ditemukan 8 orang (22,9%) yang berstatus gizi kurus. Hal ini menunjukkan bahwa status gizi kurus pada anak dengan kecukupan vitamin A dengan kategori cukup kemungkinan disebabkan anak lebih jangkung dari usia semestinya. Kemudian dari 8 orang anak yang memiliki tingkat kecukupan dengan kategori tidak cukup, terdapat 5 orang (62,5%) yang berstatus gizi normal dan 3 orang (37,5%) dengan status gizi kurus. 4.

Status Gizi Berdasarkan Tingkat Kecukupan Besi (Fe) Untuk indeks BB/U berdasarkan tabel 4.30 bahwa dari 15 orang anak yang

memiliki tingkat kecukupan besi (Fe) kategori tidak cukup, terdapat 8 orang (53,3%) yang berstatus gizi baik dan 7 orang (46,7%) berstatus gizi kurang. Hal ini disebabkan tingkat konsumsi zat besi kurang, seperti daging, ayam, sayuran hijau, kacang-kacangan dan lain-lain. Atau juga kemungkinan disebabkan oleh faktor pangan yang dapat menghambat absorbsi zat besi. Menurut Soekirman (2000) masalah kurang gizi besi (KGB) dan anemi gizi besi (AGB) adalah masalah gizi mikro terbesar dan tersulit diatasi di seluruh dunia, terutama pada bayi, anak prasekolah dan wanita usia subur. Anak-anak paling rawan terhadap KGB oleh karena kebutuhan zat besi relatif lebih besar untuk keperluan pertumbuhan tubuh. Sedangkan dari 28 orang yang memiliki tingkat kecukupan besi kategori cukup, terdapat 20 orang (71,6%) dengan status gizi baik dan masing-masing 2 orang (7,1%)

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

yang berstatus gizi buruk dan lebih. Hal ini mungkin dikarenakan pangan anak sudah cukup mengandung zat besi seperti telur, ikan, dan kacang-kacangan. Untuk indeks TB/U sesuai dengan tabel 4.31, dari 15 orang anak yang memiliki tingkat kecukupan besi (Fe) dengan kategori tidak cukup, terdapat 14 orang (93,9%) yang berstatus gizi normal dan ditemukan 1 orang (6,7%) yang berstatus gizi pendek, hal ini mungkin disebabkan faktor pangan yang menghambat absorbsi zat besi. Kemudian dari 28 orang yang memiliki tingkat kecukupan besi (Fe) kategori cukup, terdapat 25 orang (89,3%) dengan status gizi normal dan 1 orang (3,6%) dengan status gizi sangat pendek. Hal ini terjadi pada anak yang sangat pendek, mungkin disebabkan dulunya anak mengalami gangguan pertumbuhan sehingga tidak mampu mengejar pertumbuhan anak seusianya. Menurut Soekirman (2000), seorang anak yang tergolong PTSU (Pendek Tidak Sesuai Umurnya) kemungkinan untuk menormalkan pertumbuhan linier dan mengejar pertumbuhan potensial (catch-up growth) masih ada. Sedangkan pada anak usia sekolah sampai remaja kemungkinan menormalkan pertumbuhan linier masih ada, tetapi kemungkinannya kecil untuk dapat catc-up growth. Sedangkan untuk indeks BB/TB dari 15 orang yang memiliki tingkat kecukupan zat besi dengan kategori tidak cukup, terdapat 10 orang (66,7%) yang berstatus gizi normal dan 5 orang (33,3%) dengan status gizi kurus. Sedangkan dari 28 orang yang tingkat kecukupan besi kategori cukup, terdapat 20 orang (71,5%) yang berstatus gizi normal dan 6 orang dengan status gizi kurus. 5.

Status Gizi Berdasarkan Tingkat Kecukupan Seng (Zn)

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lubis (2006) menyatakan bahwa yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kecukupan konsumsi seng dengan pertumbuhan anak balita berdasarkan indeks BB/U, TB/U dan BB/TB. Dalam tabel 4.33 dapat diketahui bahwa dari 21 orang yang memiliki tingkat kecukupan seng (Zn) kategori tidak cukup, terdapat 12 orang (57,1%) yang berstatus gizi baik dan 1 orang (4,8%) berstatus gizi buruk. Hal ini terjadi karena kurangnya konsumsi anak terhadap sumber pangan yang mengandung seng seperti daging, hati, kerang dan telur. Sedangkan dari 22 orang yang memiliki tingkat kecukupan kategori cukup terdapat 16 orang (72,8%) berstatus gizi baik dan 1 orang (4,5%) yang berstatus gizi buruk. Hal ini kemungkinan terjadi karena konsumsi pangan anak yang mengandung seng baik hanya pada saat ini. Menurut Soekirman (2000), beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara kekurangan zat seng dengan gangguan pertumbuhan dan penyakit infeksi. Menurut indeks TB/U, sesuai dengan tabel 4.34 dari 21 orang yang memiliki tingkat kecukupan seng kategori tidak cukup terdapat 19 orang (90,4%) berstatus gizi normal dan masing-masing 1 orang (4,8%) berstatus gizi sangat pendek dan pendek. Hal ini kemungkinan terjadi di samping karena faktor pangan yang mengandung seng kurang, juga disebabkan oleh faktor penyerapan terhadap pangan yang mengandung seng kurang, seperti serat, fitat dan tembaga. Sedangkan dari 22 orang yang tingkat kecukupan seng dengan kategori cukup terdapat 20 orang (90,9%) yang berstatus gizi normal dan 2 orang (9,1%) dengan status gizi pendek. Hal ini terjadi pada anak

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

yang berstatus gizi pendek mungkin disebabkan pada masa lalu anak mengalami gangguan pertumbuhan. Sedangkan menurut indeks BB/TB sesuai dengan tabel 4.35 dari 21 orang yang memiliki tingkat kecukupan seng kategori tidak cukup terdapat 15 orang (71,4%) berstatus gizi normal dan 6 orang (28,6%) berstatus gizi kurus. Menurut As’ad (2002) defisiensi seng dapat terjadi pada golongan rentan, yaitu anak-anak. Tanda-tanda kekurangan seng adalah terjadi gangguan pertumbuhan dan kematangan seksual, fungsi pencernaan terganggu karena kerusakan permukaan sel cerna. Sedangkan dari 22 orang yang tingkat kecukupan seng dengan kategori cukup terdapat 15 orang (68,2%) yang berstatus normal dan 5 orang (22,7%) dengan status gizi kurus. Hal ini terjadi karena anak sudah cukup mengonsumsi pangan yang mengandung seng.

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1

Kesimpulan 1. Pola makan anak TK di Yayasan Muslimat R. A Al-Ittihadiyah Medan tahun 2007 menurut jenis makanan belum beranekaragam dapat diketahui dari kurangnya variasi menu setiap kali makan, sedangkan frekuensi makan utama sebanyak 3x dalam sehari yang terdiri dari makan pokok, lauk pauk, sayur-sayuran dan buah-buahan yang dikonsumsi dengan tidak lengkap tiap kali makan. 2. Pada umumnya tingkat kecukupan zat gizi berupa energi dan protein pada anak TK berada pada kategori baik, sedangkan untuk vitamin A, zat besi (Fe), dan seng (Zn) berada pada tingkat kecukupan dengan kategori cukup. Namun masih dijumpai anak dengan tingkat kecukupan kategori defisit dan tidak cukup. 3. Status gizi anak TK di Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan tahun 2007 berdasarkan indeks BB/U, TB/U dan BB/TB pada umumnya dalam kategori gizi baik dan normal, namun masih ditemukan juga anak dengan kategori gizi buruk, sangat pendek dan kurus.

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

6.2

Saran 1. Kepada orang tua murid hendaknya memperhatikan konsumsi pangan anak dengan menyajikan makanan yang beranekaragam dan variasi menu setiap kali makan. 2. Kepada orang tua murid hendaknya memperhatikan konsumsi pangan anak khusus untuk energi, vitamin dan mineral untuk menghindari terjadinya masalah gizi pada anak. 3. Kepada orang tua murid hendaknya memperkenalkan jenis makanan yang mengandung zat gizi pada anak sejak dini. 4.

Kepada pihak sekolah hendaknya berkoordinasi dengan orang tua murid untuk

memberi

pengetahuan

kepada

murid

tentang

pentingnya

mengonsumsi bekal yang dibawa dari rumah.

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S., 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Arisman, 2002. Buku Ajar Ilmu Gizi, Gizi dalam Daur Kehidupan. Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang. Proyek Peningkatan Penelitian Pendidikan Tinggi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Anonim,

2006. Aspek Gizi Pada Anak http//:www.geocities.com/doc.

Pra

Sekolah

Anonim,

2006. Pola Makan Anak http//:www.artikel/Kesehatan/polamakananak.html.

dan

Sekolah.

Balita.

As’ad, S., 2002. Gizi Kesehatan Ibu dan Anak. Proyek Peningkatan Penelitian Pendidikan Tinggi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. Baliwati, Y.F., dkk, 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Penebar Swadaya, Bogor. Gunanti, I.R., 2006. Kebiasaan Makan, Konsumsi Zat Gizi, Status Gizi Anak Pra Sekolah dan Keterlibatan Ibu dalam Kegiatan Sosial di Luar Rumah. Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi (PPPG) Lembaga Penelitian Universitas Airlangga. http//:www.Jurnal_ppek{at}litbang.depkes.go,id. Judarwanto,W., 2007. Kesulitan Makan Pada http://journal.lib.unair.ac.id/index.php/fikm/search/titles Kapiten,

2003. Pola Makan Anak Usia Taman http://artikel.webgaul.com/kesehatan/polamakan.html

Anak.

Kanak-Kanak.

Kardjati, S., 1985. Aspek Kesehatan dan Gizi Anak Balita. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. Kertawacana, Sulistiono, 2006. Balita Gizi Buruk Naik Jadi 2,3 Juta. Harian Kompas 27 September 2006, Jakarta. Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

Khomsan, Ali, 2003. Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Lubis, Ely, S., 2006. Hubungan Kecukupan Konsumsi Seng (Zink) Dengan Pertumbuhan Anak Balita di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2006. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan. Markum, A.H., 2002. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 1. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UI. Penerbit Gaya Baru, Jakarta. Notoatmodjo, S., 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Pudjiadi, S., 2003. Ilmu gizi Klinis Pada Anak, Edisi ke-4. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Penerbit: Gaya Baru, Jakarta. Sanoesi, A., 2005. Bagaimana Karakteristik Keluarga dengan Balita KEP di Dusun Kersan, Desa Tirtonirmolo Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, DIY. Health Mass Research Paper, Jakarta. Sintha, R., 2001. Sehat Pangkal Cerdas. Kumpulan Artikel Kompas. Penerbit Kompas, Jakarta. Santoso, Soegeng dan Ranti, Annel, S., 2004. Kesehatan dan Gizi. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Soekirman, 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya Untuk Keluarga dan Masyarakat. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional 1999/ 2000, Jakarta. Suharjo, 1989. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Bumi Aksara, Jakarta. Supariasa , I.D.N., Bakri, B, dan Fajar, I., 2001. Penilaian Status Gizi, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

STATUS GIZI DAN POLA MAKAN PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK DI YAYASAN MUSLIMAT R.A AL-ITTIHADIYAH MEDAN TAHUN 2007

Data Orang Tua Responden 1. Nama Responden

:

2. Umur

:

3. Suku

: a. Jawa b. Batak c. Melayu d. Lin-lain

4. Pendidikan Terakhir

: a.Tidak Sekolah b. Tamat SD c. Tamat SLTP d. Tamat SLTA e. Diploma f. Sarjana

5. Pekerjaan

:

Data Anak TK 1. Nama : 2. Tanggal Lahir

:

3. Jenis Kelamin

:

4. Berat Badan

:

5. Tinggi Badan

:

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

Formulir Food Recall 24 Jam Hari ke

: Pertama

Tanggal

:………………..

Waktu Makan

Nama Makanan

Jenis

Bahan Makanan Banyaknya URT gram

Pagi Jam …….

Siang Jam …….

Malam Jam ……

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

Formulir Food Recall 24 Jam Hari ke

: Kedua

Tanggal

:………………..

Waktu Makan

Nama Makanan

Jenis

Bahan Makanan Banyaknya URT gram

Pagi Jam …….

Siang Jam …….

Malam Jam ……

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

Formulir Food Frekuensi Nama Bahan Makanan 1. Makanan Pokok

Frekuensi Makan > 1x /hari

1x /hari

4-6x/ minggu

1-3x/ minggu

1x /bulan

1x /tahun

keterangan

a. Nasi b. Jagung c. Ubi 2. Lauk Hewani a. Ikan b. Telur c. Daging d. Lain-lain 3. Lauk Nabati a. Tempe b. Tahu c. Lain-lain 4. Sayur-sayuran a. Kangkung b. Bayam c. Daun singkong d. Lain-lain 5. Buah-buahan Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

a. Pepaya b. Pisang c. Jeruk d. Lain-lain 6. Susu 7. Lain-lain TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI ANAK TK YAYASAN MUSLIMAT R.A AL-ITTIHADIYAH MEDAN TAHUN 2007 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32.

Nama Anak Fatimah Zahra Raihan Muhammad Rafi Tiara Okty P LBS Daffa Faturrahman Maysyafika Br S Teguh Sonya Fatira A Abil Hadidi LBS Nabila Syafinka Hafsyah Asfarado Banderas Reza Fawwaz F Silvi Regina P Ananda Rizalen Sarah Dilla Anggi Hairani Alya Putri M. Fachry R M. Bagus Budiman Rizki Dessi Putri R Rahman Wahyuni Hasania Cut Rauzatul M Putri Maulidiyani Nabil Ahmad Ramadhan Azhari Afendy Humairah Marhamah Vanya Nabila

Energi kkalori % 2506,5 143,2 2391,0 136,2 1152,5 65,9 2240,0 196,2 2905,5 166,0 1833,0 104,7 3648,0 208,1 3079,0 175,9 1009,5 57,7 1175,0 67,1 1313,0 75,0 859,0 49,1 3484,5 199,1 3117,0 178,1 1340,0 76,6 1117,5 63,9 1261,0 72,1 1184,0 67,7 1403,0 80,2 2290,0 170,9 2332,5 133,3 1873,0 107,0 3233,0 184,7 2105,0 120,3 1591,5 90,9 2018,0 115,3 2257,5 129,0 1142,5 65,3 1316,0 189,5 1308,0 74,7 3424,0 195,7 2249,0 128,5

Protein (gr) % 111,6 348,8 115,9 362,0 41,1 128,4 163,9 512,3 91,7 286,4 62,9 196,6 158,4 495,0 90,1 282,8 55,2 172,3 42,5 132,8 87,6 273,6 31,6 98,6 153,9 480,8 111,4 348,1 36,1 112,8 46,9 293,1 35,0 109,4 35,5 110,9 42,5 132,8 107,4 335,5 106,5 332,8 81,4 254,4 104,9 343,4 59,1 184,7 51,2 160,0 94,7 295,9 109,1 340,9 30,8 96,3 113,7 355,3 62,7 195,9 157,9 493,4 102,0 318,8

Kecukupan Zat Gizi Vitamin A Besi (Fe) (RE) % (mg) % 1971,0 428,5 34,4 381,7 1828,0 397,4 55,9 621,1 1266,0 270,5 8,7 96,1 2727,0 592,3 67,9 753,9 1393,5 302,9 30,4 337,8 1122,5 244,0 12,9 143,9 3023,5 657,3 51,0 566,7 4146,0 901,3 26,8 297,8 301,5 65,5 4,8 53,3 139,0 30,2 4,1 45,0 50,0 10,9 13,6 151,1 543,0 118,0 3,7 40,6 2811,5 611,2 50,4 559,4 2484,5 540,1 25,9 287,8 180,0 39,1 3,2 35,6 747,0 162,4 27,9 310,6 447,0 97,2 4,1 45,6 1037,5 225,5 28,4 315,6 698,0 151,7 5,5 61,1 1327,5 288,6 21,8 241,7 1933,5 420,3 29,9 331,7 1424,0 309,6 36,5 405,6 2785,0 605,4 25,9 287,2 662,0 143,9 4,2 46,7 2081,5 452,5 35,1 389,4 1664,5 361,8 45,6 506,7 1640,5 356,6 29,4 326,1 200,0 43,5 2,3 25,0 2573,0 559,3 79,7 885,0 1054,5 229,2 28,5 316,7 3101,0 674,1 51,6 573,3 2861,5 622,1 76,1 845,5

Seng (Zn) (mg) % 16,5 165 12,5 125 4,5 45,0 23,1 231 10,3 103 7,9 79 24,2 242 14,7 147 5,1 51 4,8 48 11,2 112 3,3 33 23,3 233 14,1 141 3,9 39 4,9 49 3,9 39 4,4 44 4,7 47 14,2 142 14,5 145 9,9 99 14,5 145 6,8 68 7,2 72 12,3 123 14,7 147 3,6 36 13,4 134 6,7 67 24,2 242 15,7 157

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43.

Yuli Rahmaini Annisa Nur Ella Nadia M.Arif Ramadhan Rian Faderi Nur Adma Syahputri Arifah Muvidah Boby Listiawan Fadila Ramadini Adam Renaldi Said Mhd Husein

2391,0 2506,5 2914,5 1987,5 859,0 1403,0 1715,5 1388,5 2565,5 2390,0 914,5

136,6 143,2 166,5 113,6 49,1 80,2 98,0 79,3 196,6 136,6 52,3

115,9 111,6 125,3 53,2 31,6 42,5 49,1 38,5 107,7 101,9 32,1

362,0 348,8 391,6 166,8 98,6 132,8 153,4 120,3 334,6 318,6 100,3

1328,0 1471,0 3000,5 532,0 543,0 698,0 1066,5 1206 2340,0 259,5 292,0

288,7 428,5 652,3 115,7 118,0 151,7 231,8 262,1 508,7 56,4 63,5

55,9 34,4 79,1 3,7 3,7 5,5 11,6 6,5 29,5 485,0 2,9

621,1 381,6 878,0 41,1 40,6 61,1 128,9 72,2 327,2 53,9 31,7

12,5 16,5 18,1 6,0 3,3 4,7 6,6 4,7 15,2 8,8 3,2

125 165 181 60 33 47 66 47 305,0 88,0 32

Frequencies Frequency Table

Statistics

kec.energi kec.protein kec.vit_a kec.fe kec.Zn st.gizi_bb/u st.gizi_tb/u st.gz_bb/tb kec.energi Valid 43 43 43 43 43 43 43 43 Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 Cumulative Std. Error of Mean Percent Percent Frequency .1859 5.582E-02Valid 6.005E-02 7.354E-02Percent 7.713E-02 9.722E-02 5.962E-02 7.846E-02 Valid 26 1.2191 60.5.3661 60.5 Std. Deviationbaik .393760.5 .4822 .6375 .3909 .5145 .5058 4 1.4862 9.3.1340 69.8 Variance sedang .1550 9.3 .2326 .2558 .4064 .1528 .2647 kurang 5 11.6 11.6 81.4 Range 3.00 2.00 1.00 1.00 1.00 3.00 2.00 2.00 8 1.00 18.6 1.00 100.0 Minimum defisit 1.0018.6 1.00 1.00 1.00 2.00 1.00 43 4.00 100.0 3.00 100.0 2.00 Maximum Total 2.00 2.00 4.00 3.00 4.00 Sum 81.00 78.00 71.00 65.00 116.00 124.00 120.00 47.00 N

Frequency Table st.gizi_bb/u

Valid

gizi buruk gizi kurang gizi baik gizi lebih Total

Frequency 2 11 28 2 43

Percent 4.7 25.6 65.1 4.7 100.0

Valid Percent 4.7 25.6 65.1 4.7 100.0

Cumulative Percent 4.7 30.2 95.3 100.0

st. gizi _tb/ u Cumulative Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Yayasan Muslimat R.A Al – Frequency Percent ValidKanak-Kanak P erc ent Di Percent Ittihadiyah Medan Tahun 2007 Valid sangat pendek 1 2.3 2.3 2.3 USU e-Repository©2009

pendek normal Total

3 39 43

7.0 90.7 100.0

7.0 90.7 100.0

9.3 100.0

st. gz_bb/tb

Valid

kurus normal gemuk Total

Frequency 11 30 2 43

Percent 25.6 69.8 4.7 100.0

Valid P erc ent 25.6 69.8 4.7 100.0

Cumulative Percent 25.6 95.3 100.0

kec.energi

Valid

baik sedang kurang defisit Total

Frequency 26 4 5 8 43

Percent 60.5 9.3 11.6 18.6 100.0

Valid Percent 60.5 9.3 11.6 18.6 100.0

Cumulative Percent 60.5 69.8 81.4 100.0

ke c.protei n

Valid

baik sedang kurang Total

Frequency 40 2 1 43

Percent 93.0 4.7 2.3 100.0

Valid P erc ent 93.0 4.7 2.3 100.0

Cumulative Percent 93.0 97.7 100.0

kec.vit_a

Valid

defisit baik Total

Frequency 8 35 43

Percent 18.6 81.4 100.0

Valid Percent 18.6 81.4 100.0

Cumulative Percent 18.6 100.0

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

kec.fe

Valid

defisit baik Total

Frequency 15 28 43

Percent 34.9 65.1 100.0

Valid Percent 34.9 65.1 100.0

Cumulative Percent 34.9 100.0

kec.Zn Frequency Percent Valid Percent defisit Valid 21 48.8 Crosstabs st.gizi_bb/u * kec.energi 48.8 baik 22 51.2 51.2 Total 43 100.0 100.0

Cumulative Percent 48.8 100.0

Case Processing Summary Cases Missing N Percent 0 .0%

Valid N st.gizi_bb/u * kec.energi

Percent 100.0%

43

Total N 43

Percent 100.0%

st.gizi_bb/u * kec.energi Crosstabulation Count kec.energi sedang kurang

baik st.gizi_bb/u

Total

gizi buruk gizi kurang gizi baik gizi lebih

2 7 15 2 26

defisit

Total

1 3

5

3 5

4

5

8

2 11 28 2 43

Crosstabs st.gizi_tb/u * kec.energi

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

Case Processing Summary Cases Missing N Percent 0 .0%

Valid N st.gizi_tb/u * kec.energi

Percent 100.0%

43

Total N

Percent 100.0%

43

st. gizi _tb/u * kec.e nergi Crosstabulation Count kec.energi sedang kurang

baik st. gizi_tb/u sangat pendek pendek normal Total

1 2 23 26

4 4

defisit

Total 1 3 39 43

1 7 8

5 5

Crosstabs st.gizi_bb/tb * kec.energi Case Processing Summary

Valid N st.gz_bb/tb * kec.energi

43

Percent 100.0%

Cases Missing N Percent 0 .0%

Total N 43

Percent 100.0%

st. gz_bb/tb * kec.e nergi Crosstabulati on Count baik st. gz_bb/tb kurus normal gemuk Total

7 17 2 26

kec.energi sedang kurang 1 1 3 4 4

5

defisit

Total 2 6 8

11 30 2 43

Crosstabs st.gizi_bb/u * kec.protein Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

Case Processing Summary Cases Mis sing N Percent 0 .0%

Valid N st.gizi_bb/u * kec.protein

Percent 100.0%

43

Total N 43

Percent 100.0%

st.gizi_bb/u * kec.protein Crosstabulation Count kec.protein sedang

baik st.gizi_bb/u

gizi buruk gizi kurang gizi baik gizi lebih

2 10 26 2 40

Total

kurang

Total

1 1

1

2

1

2 11 28 2 43

Crosstabs st.gizi_tb/u * kec.protein Case Processing Summary

Valid N st.gizi_tb/u * kec.protein

43

Percent 100.0%

Cases Missing N Percent 0 .0%

Total N 43

Percent 100.0%

st. gizi _tb/u * kec.prote in Crosstabula tion Count kec.protein sedang

baik st. gizi_tb/u sangat pendek pendek normal Total

1 2 37 40

1 1 2

kurang

Total

1 1

1 3 39 43

Crosstabs st.gizi_bb/tb * kec.protein Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

Case Processing Summary Cases Missing N Percent 0 .0%

Valid N st.gz_bb/tb * kec.protein

Percent 100.0%

43

Total N

Percent 100.0%

43

st. gz_bb/tb * kec.prote in Crosstabulation Count kec.protein sedang

baik st. gz_bb/tb kurus normal gemuk Total

11 27 2 40

kurang

Total

2

1

2

1

11 30 2 43

Crosstabs st.gizi_bb/u * kec.vit_a Case Processing Summary Cases Missing N Percent 0 .0%

Valid N st.gizi_bb/u * kec.vit_a

43

Percent 100.0%

Total N 43

Percent 100.0%

st.gizi_bb/u * kec.vit_a Crosstabulation Count kec.vit_a tidak cukup cukup st.gizi_bb/u

Total

gizi buruk gizi kurang gizi baik gizi lebih

4 4 8

2 7 24 2 35

Total 2 11 28 2 43

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

Crosstabs st.gizi_tb/u * kec.vit_a Case Processing Summary

Valid N st.gizi_tb/u * kec.vit_a

43

Percent 100.0%

Cases Mis sing N Percent 0 .0%

Total N 43

Percent 100.0%

st. gizi _tb/ u * kec. vit_a Crosstabulati on Count kec.vit _a cukup tidak c ukup st. gizi_tb/u sangat pendek pendek normal Total

8 8

Total

1 3 31 35

1 3 39 43

Crosstabs st.gizi_bb/tb * kec.vit_a Case Processing Summary

Valid N st.gz_bb/tb * kec.vit_a

43

Percent 100.0%

Cases Mis sing N Percent 0 .0%

Total N 43

Percent 100.0%

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

st. gz_bb/tb * kec. vit_a Crosstabulation Count

st. gz_bb/tb kurus normal gemuk Total

kec.vit _a tidak c ukup cukup 3 8 5 25 2 8 35

Total 11 30 2 43

Crosstabs st.gizi_bb/u * kec. fe Case Processing Summary Cases Missing Percent N .0% 0

Valid Percent 100.0%

N st.gizi_bb/u * kec.fe

43

Total N 43

Percent 100.0%

st.gizi_bb/u * kec.fe Crosstabulation Count kec.fe tidak cukup cukup st.gizi_bb/u

gizi buruk gizi kurang gizi baik gizi lebih

7 8

Total

15

Total

2 4 20 2 28

2 11 28 2 43

Crosstabs st.gizi_tb/u * kec. fe Case Processing Summary

Valid N st.gizi_tb/u * kec.fe

43

Percent 100.0%

Cases Missing N Percent 0 .0%

Total N 43

Percent 100.0%

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

st. gizi _tb/ u * kec. fe Crosstabulation Count kec.fe tidak c ukup cukup st. gizi_tb/u sangat pendek pendek normal Total

1 14 15

Total

1 2 25 28

1 3 39 43

Crosstabs st.gizi_bb/t * kec. fe Case Processing Summary

Valid N st.gz_bb/tb * kec.fe

Percent 100.0%

43

Cases Missing N Percent 0 .0%

Total Percent 100.0%

N 43

st. gz_bb/tb * kec. fe Crosstabulation Count

st. gz_bb/tb kurus normal gemuk Total

kec.fe cukup tidak c ukup 5 6 20 10 2 15 28

Total 11 30 2 43

Crosstabs st.gizi_bb/u * kec. Zn Case Processing Summary

Valid N st.gizi_bb/u * kec.Zn

43

Percent 100.0%

Cases Mis sing Percent N .0% 0

Total N 43

Percent 100.0%

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

st.gizi_bb/u * kec.Zn Crosstabulation Count

st.gizi_bb/u

kec.Zn tidak cukup baik 1 1 8 3 12 16 2 21 22

gizi buruk gizi kurang gizi baik gizi lebih

Total

Total 2 11 28 2 43

Crosstabs st.gizi_tb/u * kec. Zn Case Processing Summary

Valid N st.gizi_tb/u * kec.Zn

43

Percent 100.0%

Cases Missing N Percent .0% 0

Total N 43

Percent 100.0%

st. gizi _tb/ u * kec. Zn Crosstabula tion Count

st. gizi_tb/u sangat pendek pendek normal Total

kec.Zn baik tidak c ukup 1 1 2 19 20 21 22

Total 1 3 39 43

Crosstabs st.gizi_bb/tb * kec. Zn

Case Processing Summary

Valid N st.gz_bb/tb * kec.Zn

43

Percent 100.0%

Cases Missing N Percent 0 .0%

Total N 43

Percent 100.0%

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009

st. gz_bb/tb * kec. Zn Crosstabulation Count

st. gz_bb/tb kurus normal gemuk Total

kec.Zn baik tidak c ukup 5 6 15 15 2 21 22

Total 11 30 2 43

Masitah Matondang. Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007 USU e-Repository©2009