SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 6
NOMOR: 1
HALAMAN: 1 -- 153
ISSN:2339 -0042 (cetak) ISSN: 2528-1577 (elektronik)
STRATEGI COMMUNITY PRACTICE DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT Oleh: Dr.Risna Resnawaty, S.Sos., M.P
ABSTRAK Industri pariwisata merupakan salah satu sektor yang dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Industri pariwisata mendorong tumbuhnya ekonomi produktif di masyarakat. Industry pariwisata membuka peluang bagi masyarakat untuk melakukan berbagai jenis usaha seperti usaha penginapan, katering, kerajinan, dan lainnya. Pengelolaan pariwisata yang baik adalah ketika sektor pariwisata dapat memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat ketika usaha-usaha kecil yang ada di masyarakat ikut dilibatkan dalam industri pariwisata. Kepulauan Seribu memiliki tiga karakteristik khusus sebagai daerah wisata pantai yang menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk datang berkunjung. Ketiga karakteristik wisata ini antara lain wisata pantai (pulau wisata umum) berjumlah 45 pulau, wisata cagar alam berjumlah 2 (dua) pulau dan wisata sejarah berjumlah 4 (empat) pulau. Dari keseluruhan pulau terdapat 11 pulau wisata yang merupakan pulau permukiman,. Salah satu pulau yang menjadi objek wisata favorite di kepulauan Seribu adalah Pulau Tidung. Pulau Tidung merupakan salah satu pulau pemukiman yang memiliki potensi alam yang dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan. Potensi tersebut merupakan aset yang dimiliki oleh masyarakat Pulau Tidung, yang apabila dikembangkan akan dapat mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat. Diawali dengan kebijakan pemerintah pusat yang kemudian diimplementasikan dalam kegiatan pengembangan pariwisata berhasil mendorong pulau Tidung sebagai salah satu tujuan wisata utama di Kepulauan Seribu. Dalam proses pengembangan pariwisata ini Masyarakat Pulau Tidung turut bergerak aktif sebagai pelaku utama dari perubahan yang awalnya masyarakt nelayan menjadi masyarakat pariwisata. Kesadaran masyarakat untuk turut berkontribusi dalam pengembangan pariwisata didukung dengan langkah-langkah strategis dalam mengembangkan keterampilan dan mengembangkan jejaring untuk mendukung kemajuan pariwisata Pulau Tidung, serta keterlibatan antar actor. Keywords: community practice, community development, community based tourism
Dalam pengembangan sektor wisata ini
Latar Belakang Penelitian
diperlukan intervensi khusus yang dilakukan
Pengembangan usaha-usaha kecil di
secara bersama-sama baik oleh pemerintah
masyarakat yang berkaitan dengan industri
beserta masyarakat guna pencapaian tujuan
pariwisata menjadi salah satu strategi untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Glen
mensejahterakan masyarakat yang bertujuan
(1993)
untuk mendukung pembangunan ekonomi
menyebutkan
bahwa
pencapaian
tujuan bersama harus dilakukan secara
nasional. Usaha perekonomian merupakan
terintegrasi melibatkan semua komponen di
aset yang ada di masyarakat atau komunitas.
105
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 6
NOMOR: 1
ISSN:2339 -0042 (cetak) ISSN: 2528-1577 (elektronik)
HALAMAN: 1 -- 153
dalam masyarakat termasuk pemerintah dan
sukses (dengan kemampuan yang meningkat)
kelembagaan terkait, yang disebut sebagai
akan
praktik
(community
miskin tersebut untuk mencari lapangan kerja
practice). Salah satu bentuk community
yang lebih menjanjikan di wilayah yang baru.
practice adalah
community development
Sedangkan, pengembangan masyarakat yang
(pengembangan masyarakat). Pengembangan
memfokuskan kepada place, memungkinkan
masyarakat dapat dipandang sebagai usaha
komunitas untuk dapat menawarkan investasi
yang terencana untuk membangun aset yang
baru di wilayah mereka.
bersama
komunitas
meningkatkan kapasitas
penghuni
Perumusan Masalah Kepulauan Seribu
and Haines, 2002:8). Sedangkan, Kretzmann
2001. Sejak saat itu, pemerintah kabupaten
dari individual, asosiasi, dan institusi dalam
aktif dalam melakukan pembangunan di
suatu komunitas. Lima tipe aset yaitu fisik,
Kepulauan
manusia, sosial, finansial, dan lingkungan.
berbagai
perubahan
atas
yang
salah satu pulau yang dikembangkan untuk
menghadapi
menjadi sasaran wisata.
perkembangan
Pulau Tidung merupakan destinasi utama kunjungan wisata di Kepulauan seribu,
masyarakat
pada
karena semakin banyaknya wisatawan yang
dasarnya dapat dibedakan menjadi dua
berkunjung di Pulau Untung Jawa menjadikan
kategori yaitu pengembangan tempat (place) dan
pengembangan
orang
Pulau Tidung tujuan utama para pecinta laut
(people).
yang tidak terlalu suka dengan keramaian,
Pengembangan masyarakat yang berfokus pada
people
akan
berupaya
sasaran
Kabupaten Seribu, Pulau Tidung merupakan
industri wisata di daerahnya. Pengembangan
satu
pulau yang berada di wilayah administratif
berbicara mengenai bagaimana perubahan
untuk
Salah
adalah pengembangan pariwisata. Dari 110
ekonomi, pengembangan masyarakat juga
kapasitas
Seribu.
pembangunan di Kepulauan Seribu tersebut
Namun lebih lanjut dari pengembangan usaha
memiliki
merupakan
di wilayah Provinsi DKI Jakarta sejak tahun
sebagai bakat, keterampilan, dan kapasitas
masyarakat
wilayah
ditetapkan sebagai Kabupaten Administratif
and McKnight (1993:25) mendefinisikan aset
menjadi
meninggalkan
untuk
memperbaiki kualitas hidup mereka (Green
masyarakat
berpotensi
walaupun jarak yang cukup jauh dari daratan
untuk
Jakarta. Kegiatan yang diberikan oleh Pulau
meningkatkan kapasitas setiap individu yang
Tidung ialah memancing dan berenang.
ada di wilayah miskin. Namun, setelah
Adanya dermaga yang terdapat di Pulau
kapasitas individu meningkat, apakah ada
Tidung digunakan sebagai tempat untuk
jaminan akan lapangan pekerjaan di wilayah
memancing, selain juga disediakan kapal
miskin tersebut. Akibatnya individu yang 106
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 6
NOMOR: 1
ISSN:2339 -0042 (cetak) ISSN: 2528-1577 (elektronik)
HALAMAN: 1 -- 153
untuk disewa ke tengah laut. Selain itu
community practice memiliki cakupan lebih
kegiatan berenang, snorkeling serta diving
luas dari community development ataupun
juga menjadi daya tarik di Pulau ini. Daya
community work. Thornton (1996) dalam
tarik lainnya yaitu pada pulau ini terdapat
Butcher (2003 ) mengemukakan: In essence a distinction was made between community development as a specific set of skills, community work as professional discipline and community practice – the latter being a wider practice that draws on community development and may employ community workers, but in neither case exclusively. Other professions would also have an interest in community practice, and skills other than community development might be used (p.3)
jembatan yang menghubungkan Pulau Tidung Besar dengan Pulau Tidung Kecil, sehingga pada lokasi ini sering dijadikan lokasi untuk foto karena keindahannya. Pengembangan pariwisata di Pulau Tidung tersebut tidak hanya dilakukan oleh pemerintah, akan tetapi juga melibatkan masyarakat secara penuh dalam proses tersebut. Masyarakat dipandang sebagai aktor utama
dalam
pengembangan
pariwisata,
Glen
pemerintah mendukung hal tersebut dengan berbagai
regulasi
yang
mengatur
menunjukkan pariwisata menerapkan
pada
masyarakat
bahwa dapat
dan
strategi
dalam
praktik
bersama
usaha paska perang dunia II atau masa postjaman penjajahan oleh Inggris. Pada masa itu pendekatan
Melihat pada hal tersebut, akan dilihat
untuk
practice dalam pengembangan pariwisata di
Banks,
development
sosial
dan
negara-negara bekas jajahan
ini
telah
berkembang
menjadi
pendekatan yang mengedepankan otoritas masyarakat lokal dalam menentukan orientasi
Buctcher,
Robertson
terminologi
kondisi
masa kini pengertian mengenai community
Community Practice dan Community Development Istilah community practice
Penekanannya
development
dengan kewenangan pemerintah. Namun pada
Daerah Kabupaten Pulau Seribu.
dan
meningkatkan
ekonomi di
Pulau Tidung yang dilakukan oleh Pemerintah
Henderson,
community
digunakan oleh badan-badan internasional
mengenai bagaimana strategi community
oleh
masyarakat).
lalu seringkali dijadikan sebagai acuan dalam
komunitas (community practice).
dipopulerkan
mengembangkan
Pendekatan community development di masa
pengembangan dengan
bahwa
strategi dari community practice (praktek
tersebut
dilakukan
menjelaskan
community development merupakan salah satu
melindungi kepentingan dari masyarakat. Pemusatan
(1993)
dan
(2003).
masa
depan
berkembangnya
seperti
hidupnya,
sektor
memotivasi
volunteer
mempromosikan pembangunan sosial.
dikemukakan oleh Banks adalah bahwa 107
dalam
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 6
NOMOR: 1
ISSN:2339 -0042 (cetak) ISSN: 2528-1577 (elektronik)
HALAMAN: 1 -- 153
agar mereka mampu terjun dalam cara-cara
Informasi yang mendalam mengenai strategi community practice tersebut dilihat dari pelibatan masyarakat dalam pengembangan pariwisata yang didukung oleh kebijakan pemerintah daerah. Pemahaman mengenai pelibatan masyarakat tersebut kemudian dimaknai sehingga memperoleh data kualitatif mengenai strategi community practice. Penelitian ini merupakan penelitian
demokrasi yang positif mengenai “di mana
deskriptif seperti yang dikemukakan oleh
posisi manusia” dalam masyarakat industri
Neuman (2006:35) bahwa descriptive research
(urban) yang merupakan masyarakat multi
presents a picture of the spesific details of a
kultur. Pendekatan community development ini
situation,
memiliki karakteristik utama yaitu:
relationship...descriptive study presents a
Community development dapat dilihat sebagai usaha untuk menterjemahkan gaya paternalistik dalam meningkatkan penentuan nasib dari komunitas lokal sekaligus juga menumbuhkan
kemandirian
pada
diri
masyarakat terutama di negara berkembang
-
-
-
Usaha yang dilakukan untuk masyarakat dengan tujuan mendefinisikan kebutuhan pribadi masyarakat dan mengkondisikan masyarakat. Proses yang dilakukan meliputi pengembangan jaringan yang kreatif dan kooperatif antar manusia dan kelompok-kelompok dalam masyarakat. Akan selalu melibatkan praktisi komunitas yang memiliki keterampilan mengoperasikan secara tidak langsung.
social
setting,
or
picture of types of people or of social activities”. Penelitian ini mendeskripsikan mengenai strategi community practice dalam pengembangan pariwisata, yang dilakukan oleh
pemerintah
daerah
administratif
Kabupaten Kepulauan Seribu. Strategi tersebut dilihat dari kebijakan pemerintah daerah dan pelibatan masyarakat dalam pengembangan pariwisata daerah. Untuk memperoleh data yang utuh,
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan
proses pengumpulan data baik itu observasi,
pendekatan kualitatif, merujuk pada penjelasan
studi dokumentasi dan indepth interview
Creswell (2002 : 4) tentang asumsi pendekatan
menggunakan landasan waktu tersebut untuk
kualitatif dengan mempertimbangkan realitas
mempelajari
subyektif yang dianut oleh obyek penelitian,
pengembangan pariwisata di Pulau Tidung.
dalam hal ini strategi community practice
Pengumpulan data dilakukan menggunakan
dalam pengembangan pariwisata di Pulau
beberapa
Tidung.
kualitatif
(observasi) mengenai pariwisata yang ada di
digunakan untuk mencari informasi yang
Pulau Tidung. Observasi pada program-
mendalam tentang praktik pengembangan
program pelayanan yang sudah dilaksanakan
masyarakat yang dilakukan oleh pemerintah
oleh Pemerintah Kabupaten Administratif
Kabupaten Administrif Kepulauan Seribu.
Kepulauan Seribu. 2) Indepth Interview,
Pemilihan
pendekatan
108
dan
teknik,
mengetahui
yaitu:
1)
fenomena
Pengamatan
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 6
NOMOR: 1
ISSN:2339 -0042 (cetak) ISSN: 2528-1577 (elektronik)
HALAMAN: 1 -- 153
informasi yang mendalam mengenai strategi
sumber daya alam yang dapat menjadi daya
community practice dalam pengembangan
tarik wisata. Di Indonesia, banyak daerah yang
pariwisata di Pulau Tidung. Wawancara
memiliki potensi alam yang indah dan telah
mendalam terhadap 3 orang pemerintah
dikembangkan menjadi objek wisata yang
daerah. Informasi yang didapatkan mengenai
diandalkan oleh pemerintah daerah. Salah satu
kebijakan yang dikeluarkan oleh dengan
daerah yang mengembangkan sumber daya
pengembangan pariwisata, serta pelibatan
alamnya
masyarakat dalam pengembangan pariwisata.
pemerintah provinsi DKI Jakarta. Salah satu
Sementara jumlah tokoh informal yang
sumber daya
dijadikan informan sejumlah 8 informan yang
menjadi objek wisata oleh Pemprov DKI
terdiri dari nelayan, tokoh pemuda, pelaku
adalah Kepulauan Seribu. Kepulauan Seribu
usaha, dan wisatawan.
merupakan gugusan pulau yang berada di
menjadi
objek
wisata
adalah
alam yang dikembangkan
Penelitian ini dilakukan di Pulau
sebelah utara wilayah DKI Jakarta, dan terdiri
Tidung, Kabupaten Administratif Kepulauan
dari 342 pulau dan 11 di antaranya merupakan
Seribu Provinsi DKI Jakarta. Pulau Tidung
pulau yang berpenghuni. Dengan berbagai
merupakan salah satu pulau berpenghuni yang
potensi yang ada, pengembangan kawasan
ada di Kepulauan Seribu. Pulau tersebut sejak
wisata menjadi kunci utama yang dilakukan
tahun 2008 ditetapkan sebagai salah satu
pemerintah daerah dalam membangun daerah
kawasan wisata di Kepulauan Seribu. Karakter
Kepulauan Seribu ini.
tersebut menjadi khas ketika masyarakat di
Pengembangan wisata Pulau Tidung
Pulau Tidung, yang sebelumnya merupakan
dapat dieskripsikan dalam tiga proses kegiatan
masyarakat
besar antara lain mendefinisikan kebutuhan
nelayan,
berubah
menjadi
masyarakat wisata. Waktu yang dipergunakan
dan
untuk
strategi
pembentukan jaringan kreatif, dan pelibatan
community practice dalam pengembangan
praktisi yang turut memiliki kontribusi dalam
pariwisata di Pulau Tidung ini adalah selama 5
proses pengembangan wisata.
melakukan
penelitian
mengkondisikan
masyarakat,
bulan Sebuah Langkah Awal: Mendefinisikan Kebutuhan dan Pengkondisian Masyarakat Pada awalnya wisata pulau Tidung
Strategi Community Practice dalam Pengembangan Pariwisata Pengembangan kawasan wisata
maupun pulau-pulau penduduk di Kepulauan
merupakan salah satu strategi yang dilakukan
Seribu belum terorganisir dengan baik, setiap
oleh
usaha
pemerintah
untuk
meningkatkan
berdiri
sendiri-sendiri,
sampah
pendapatan daerah. Strategi ini umumnya
bertebaran, pola hidup tidak teratur, dan
diterapkan oleh daerah-daerah yang memiliki
masyarakat malas untuk menjaga kebersihan 109
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 6
NOMOR: 1
ISSN:2339 -0042 (cetak) ISSN: 2528-1577 (elektronik)
HALAMAN: 1 -- 153
wilayahnya. Hal ini disebabkan masyarakat
aset yang dapat meningkatkan kesejahteraan
belum memahami pentingnya menjaga aset
bagi mereka.
pantai, dan belum memahami potensi wisata
Proses
pengkondisian
masyarakat
yang mereka miliki. Salah seorang penduduk
mulai dilakukan pada awal tahun 2000an.
yang sekarang menjadi penggiat pariwisata di
Masyarakat Pulau Tidung menyatakan bahwa
Pulau Tidung menyatakan bahwa pada tahun
pada
1990-an wisatawan belum banyak yang
mendatangi beberapa pelaku usaha di bidang
datang. Jika ada wisatawan yang datang
pariwisata yang ada di pulau Tidung. Upaya
mereka tidak banyak merasakan dampak yang
untuk mengembangkan pariwisata berbasis
signifikan dalam pendapatan mereka, selain
masyarakat tentu harus melibatkan masyarakat
masyarakat yang memiliki usaha menyewakan
yang tinggal di kepulauan tersebut. Langkah
rumahnya untuk penginapan.
awal yang dilakukan untuk mengembangkan
awalnya
pihak
pemerintah
mulai
Melihat potensi pemandangan yang
pariwisata dimulai dengan memahami potensi
sangat indah dan air laut yang jernih di pantai
yang dimiliki oleh masyarakat Pulau Tidung
Pulau Tidung, seiring dengan komitmen
baik potensi alam maupun sumber daya
pemerintah untuk mengembangkan Kepulauan
manusia yang ada. Dengan adanya sosialisasi
Seribu sebagai destinasi Wisata terbaik di
pemerintah mengenai visi dan misi Kepulauan
Indonesia, pemerintah mulai serius untuk
Seribu, masyarakat Pulau Tidung lambat laum
mengembangkan wilayah pariwisata termasuk
memahami bahwa mereka memiliki potensi
di Pulau Tidung.
alam yang sangat indah yang mampu menarik
Pemerintah
seribu
wisatawan untuk datang. Setelah masyarakat
menyadari bahwa Pulau-pulau yang mereka
memahami potensi yang mereka miliki,
miliki
dapat
pemerintah menganjurkan kepada masyarakat
dikembangkan untuk menarik wisatawan.
setempat untuk menjaga kebersihan kawasan
Sebenarnya Kepulauan seribu telah dikenal
mereka. Upaya yang dilakukan adalah dengan
menjadi destinasi wisata bagi turis domestik
menanamkan pemikiran: “pantai yang bersih
maupun asing sejak tahun 1980an. Dalam
akan memberikan berkah yang banyak. Jika
kesehariannya
terbiasa
pantai tidak terjaga maka wisatawan akan
dengan keberadaan turis di tengah-tengah
enggan datang sehingga rezeki (uang) akan
masyarakat mereka. namun pada masa 1980
sulit untuk datang.”
merupakan
Kepulauan
aset
masyarakat
yang
telah
hingga 1990-an belum semua masyarakat
Pemerintah
Kabupaten
Kepulauan
memahami potensi alam yang mereka miliki
Seribu maupun pemerintah Pulau Tidung
dan mampu menjadikan hal tersebut sebagai
menyatakan masyarakat 110
bahwa memahami
untuk
mengajak
korelasi
antara
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 6
NOMOR: 1
ISSN:2339 -0042 (cetak) ISSN: 2528-1577 (elektronik)
HALAMAN: 1 -- 153
kebersihan dan pengembangan wisata pantai
pemerintah khususnya dalam mencapai tujuan
bukan merupakan hal yang mudah. Pada
mereka bersama.
awalnya
masyarakat
setempat
masih
Pengkondisian
masyarakat
ini
menganggap bahwa kewajiban untuk menjaga
kemudian dilanjutkan dengan peningkatan
kebersihan pantai hanya kewajiban bagi para
kapasitas
pelaku usaha pariwisata. Namun pemerintah
kemampuan
tak hentinya melakukan penyadaran pada
kepariwisataan
masyarakat setempat lewat sosialisasi secara
Peningkatan kapasitas masyarakat dilakukan
formal di kelurahan maupun secara informal
dengan
dari mulut ke mulut. Bahwa pulau Tidung ini
pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan
secara keseluruhan merupakan aset wisata
mengenai perubahan yang akan dilakukan
yang dapat memperbaiki kondisi ekonomi
serta peluang-peluang usaha yang dapat
masyarakat.
dimanfaatkan masyarakat. Pemerintah mulai Upaya untuk mendefinisikan
mayarakat
agar
dalam
menunjang
dua
di
cara
melakukan berbagai
Pulau
yakni
macam
memiliki
Tidung
sektor ini.
peningkatan
peningkatan
kebutuhan masyarakat ini mulai menemukan
keterampilan masyarakat dalam mengolah
titik temu dengan adanya penyadaran dari
makanan, mengelola sampah dan menjaga
pemerintah
menjaga
kebersihan, serta keterampilan wisata air
lingkungan dengan peningkatan pendapatan.
seperti snorkling, diving, dll. Berdasarkan hal
Masyarakat menyadari bahwa ada kepentingan
tersebut masyarakat mulai terbiasa untuk
yang
yaitu
mematuhi nilai-nilai baru yang muncul, antara
hidup
lain etos kerja untuk mencapai visi dan misi
mereka. masyarakat mulai menyadari bahwa
bersama yaitu menjadi daerah wisata unggulan
jika seluruh warga di wilayah mereka hanya
yang menjadi tujuan utama dari destinasi
mengandalkan pendapatan sebagai nelayan
wisatawan.
mengenai
sama-sama
keinginan
korelasi
mereka
meningkatkan
rasakan kualitas
maka kehidupan mereka akan stagnan. Atas Langkah Kedua : Pengembangan Jaringan Kreatif dan Kooperatif antar actor dalam Pengelolaan Wisata Upaya sosialisasi dari pemerintah yang
kesadaran tersebut masyarakat kemudian menerima konsep-konsep pariwisata yang disosialisasikan pemerintah Kepulauan Seribu.
membuahkan kesadaran akan kepentingan
Masyarakat merasakan bahwa mereka butuh
bersama dari masyarakat pulau Tidung,
akan adanya perubahan yang perlu diupayakan secara
bersama-sama.
Kebutuhan
menggerakkan motivasi masyarakat untuk
ini
melakukan kerjasama dan usaha-usaha kreatif.
mendorong masyarakat untuk terus ikut dalam
Ragam usaha yang ada di Pulau Tidung seperti
peningkatan kapasitas yang dilakukan oleh
usaha penginapan, usaha catering, penyewaan
111
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
sepeda,
penyewaan
VOLUME: 6
ISSN:2339 -0042 (cetak) ISSN: 2528-1577 (elektronik)
HALAMAN: 1 -- 153
penyewaan
luar pulau Tidung terutama agen-agen wisata
perlengkapan menyelam, penyewaan perahu,
yang berada di Jakarta Pusat. Agen-agen
jasa pemandu, serta usaha permainan air.
wisata ini memiliki peranan penting untuk
Usaha-usaha ekonomi tersebut muncul dari
mempromosikan
kreatifitas masyarakat Pulau Tidung sendiri,
destinasi wisata melalui promosi di internet
dengan kata lain pesmilik usaha pada
dan membuat paket-paket wisata yang menarik
umumnya merupakan masyarakat asli Pulau
bagi wisatawan. Untuk menyentuh berbagai
Tidung. Hanya sedikit usaha yang dimiliki
kalangan wisatawan, untuk paket wisata ke
oleh investor yang berasal dari luar Pulau
pulau Tidung dibuka tiga rute perjalanan
Tidung. Berkembangnya usaha pariwisata di
menuju pulau Tidung yang menentukan
masyarakat Pulau Tidung, dapat terjadi karena
fasilitas dan harga. Dengan harga dan fasilitas
masyarakat Pulau Tidung memiliki sifat mau
yang variatif ini diharapkan semakin banyak
belajar.
dari
wisatawan yang akan datang mengunjungi
masukan yang disampaikan oleh wisatawan
Pulau Tidung. Sebagai contoh paket perjalanan
yang pernah datang ke Pulau Tidung. Seperti
dengan Ferry yang berangkat dari Muara
misalnya
layanan
Angke memiliki harga yang lebih rendah
kamar/penginapan, wisatawan banyak yang
dibandingkan dengan paket perjalanan wisata
memberikan saran mengenai pelayanan kamar
dengan speed boat dari Pantai Marina Ancol.
yang baik dan memuaskan. Sebelumnya,
Semakin banyaknya wisatawan yang datang, mendorong masyarakat untuk terus belajar mengenai bagaimana memberikan pelayanan yang baik bagi wisatawan. Masyarakat lokal kemudian membentuk asosiasi wisata yang menjadi payung pelaksanaan bisnis masyarakat lokal di Pulau Tidung baik dalam hal penginapan, wisata air, katering dan lain sebagainya.
Umumnya
tenda,
NOMOR: 1
mereka
mengenai
belajar
pelayanan kamar di Pulau Tidung masih jauh dari standar layanan wisata. Kamar tidak memiliki fasilitas seperti pendingin ruangan, tv layar datar, kamar mandi yang seadanya, maupun kasur busa. Dari masukan dan keluhan
pulau
Tidung
sebagai
wisatawan tersebut, maka masyarakat sedikit
penginapan untuk wisatawan. Saat ini, hampir
Langkah Ketiga: Keterlibatan Praktisi dalam Pengembangan Kawasan Wisata Praktisi dalam penelitian ini dapat di
semua kamar penginapan memiliki layanan
pilah
kamar setara dengan hotel bintang satu, seperti
masyarakat, pemerintah, dan organisasi non
kamar mandi dengan kloset duduk, pendingin
pemerintah (baik organisasi laba maupun
ruangan, tv layar datar, serta kasur pegas.
nirlaba). Masyarakat menjadi titik sentral
demi sedikit mulai membenahi fasilitas kamar
Usaha-usaha kreatif masyarakat ini
dalam
dalam
tiga
kategori
pengembangan
antara
pariwisata,
lain
karena
kemudian membuka mata masyarakat untuk
masyarakat yang akan merasakan secara
membangun jejaring dengan usahawan dari
langsung manfaat dari berkembangnya industri 112
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 6
NOMOR: 1
HALAMAN: 1 -- 153
ISSN:2339 -0042 (cetak) ISSN: 2528-1577 (elektronik)
pariwisata di daerahnya. Selain itu, tidak dapat
pendukung. Pemerintah membangun dan
dilepaskan peran dari pemerintah daerah dalam
merenovasi dermaga-dermaga yang ada di
memberikan dukungan dan fasilitasi kepada
pulau-pulau
masyarakat untuk mengembangkan potensi
pemukiman. Pemerintah juga menyediakan
alam di daerahnya. Peran pemerintah dapat
layanan transportasi antar pulau gratis untuk
dilihat
memudahkan
dari
arah
pembangunan
yang
tujuan
wisata
perpindahan
dan
orang
pulau
serta
mengedepankan potensi lokal. Salah satunya
perputaran uang antar pulau. Di Pulau Tidung
adalah
pengembangan
misalnya, pemerintah selain membangun
budidaya perikanan yang bersinergi dengan
dermaga baru, juga merenovasi jembatan
pariwisata. Hal tersebut dilihat dari beberapa
penghubung antara Pulau Tidung Besar dan
indikator
tingginya
Pulau Tidung Kecil. Belakangan, jembatan
ketergantungan masyarakat terhadap sumber
tersebut dikenal dengan sebutan Jembatan
daya laut dan pesisir; tingginya permintaan
Cinta, dan menjadi ikon Pulau Tidung.
perikanan; rendahnya penguasaan teknologi
Pemerintah juga membangun akses jalan di
budidaya;
pulau, dengan menggunakan paving block dan
melalui
program
antara
kualitas
lain
:
perairan
yang
layak
(feasible) untuk budidaya; dan luasnya wilayah
diperuntukkan untuk sepeda.
perairan untuk budidaya.
Selain itu, terdapat pula upaya-upaya
Selain dari pembelajaran masyarakat,
yang muncul dari masyarakat itu sendiri. Salah
pengembangan usaha ekonomi di sektor
satu bentuk upaya yang dilakukan oleh
pariwisata tersebut juga tidak dapat dilepaskan
masyarakat Pulau Tidung adalah dengan
dari peran pemerintah daerah Kabupaten
membentuk lembaga-lembaga lokal. Lembaga
Administrasi
yang
lokal yang bergerak di bidang pariwisata yang
mengembangkan kebijakan dan program yang
berasal dari masyarakat adalah Asosiasi
mendukung
dan
Pariwisata Pulau Tidung (APPTI). Asosiasi
program tersebut merupakan turunan dari visi
tersebut selain bergerak sebagai perkumpulan
dan misi yang disusun oleh pemerintah daerah.
para pengusaha atau penyedia layanan jasa
Adapun
Kabupaten
pariwisata, juga berfungsi sebagai koperasi
Administratif Kepulauan Seribu yaitu Ladang
yang mengatur layanan pariwisata masyarakat.
dan
Penentuan harga tiket kapal penyeberangan
visi
Taman
Kepulauan
pariwisata.
Seribu
Kebijakan
pembangunan
Kehidupan
Bahari
yang
Berkelanjutan.
serta penentuan batas harga maksimal dan
Pemerintah
daerah
Kabupaten
minimal penginapan masyarakat, menjadi
Adminsitrasi
Kepulauan
Seribu
juga
bagian dari kewenangan asosiasi tersebut.
menunjukkan
komitmen
pengembangan
Besaran harga tiket kapal ojek yang ditetapkan
pariwisata dengan membangun infrastruktur
oleh asosiasi 113
yaitu sebesar Rp 37.000
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
perorang.
Meskipun
VOLUME: 6
hal
NOMOR: 1
masih
Dari asosiasi tersebut dapat diketahui
menjadi perdebatan di kalangan pelaku usaha
mengenai karakter masyarakat di Kepulauan
pariwisata, akan tetapi hal ini menjadi indikasi
Seribu, yang secara umum tidak dapat
bahwa
untuk
dilepaskan dari karakter masyarakat nelayan.
mengorganisasikan diri yang muncul dari
Begitu pula dengan masyarakat di Pulau
masyarakat.
Tidung,
adanya
tersebut
ISSN:2339 -0042 (cetak) ISSN: 2528-1577 (elektronik)
HALAMAN: 1 -- 153
inisiatif
yang
mayoritas
merupakan
Berdirinya asosiasi pariwisata tersebut
masyarakat nelayan. Masyarakat nelayan
menunjukkan adanya lembaga lokal yang
memiliki karakter yang berbeda dengan
terkait dengan pengembangan pariwisata.
masyarakat pertanian. Dimana, masyarakat
Asosiasi tersebut dapat dikategorikan sebagai
nelayan cenderung memiliki sifat instan,
lembaga lokal yang juga organisasi lokal. Hal
karena
ini dilihat dari hasil lapangan bahwa asosiasi
mencari/menangkap ikan untuk memenuhi
pariwisata tersebut sudah berkembang dan
kebutuhan hidupnya sehari-hari. Berbeda
sudah melembaga di masyarakat.
dengan masyarakat petani, yang harus melalui
mereka
terbiasa
dengan
sistem
Selain itu, asosiasi ini juga didukung
proses panjang untuk memenuhi kebutuhan
oleh lembaga lokal lain yang ada di
hidupnya, yang dimulai dari penyiapan lahan
masyarakat, seperti Lembaga Musyawarah
sampai memanen.
Kelurahan (LMK) Pulau Tidung. Keberadaan
Melihat karakter tersebut, dalam upaya
asosiasi tersebut dipandang memiliki fungsi
pengembangan
kontrol dalam pengembangan pariwisata di
Seribu,
Pulau Tidung. Asosiasi juga akan memperkuat
industri pariwisata bahari sebagai bagian dari
para pelaku jasa wisata di Pulau Tidung,
visi dan misi pemerintah. Terutama misi
sehingga akan membantu ketika muncul
tentang mewujudkan pariwisata kepulauan
persoalan-persoalan
Jika
yang berkualitas dan berkelanjutan. Kebijakan
merujuk pada pandangan Esman dan Uphoff,
pemerintah daerah tersebut sejalan dengan
lembaga-lembaga
program
di
lokal
masyarakat.
yang
ada
di
pariwisata
pemerintah
pariwisata
di
daerah
Kepulauan menetapkan
nasional.
Kepulauan
masyarakat tersebut memiliki peran antara lain
Seribu sejak tahun 2015 dicantumkan dalam
membantu menyediakan informasi yang akurat
Kawasan
Strategis
mengenai kondisi dan kebutuhan masyarakat,
(KSPN)
oleh
terlibat dalam kegiatan pembangunan yang
Republik Indonesia.
Pariwisata
Kementerian
Nasional Pariwisata
dirancang pemerintah daerah, memobilisasi
Kebijakan tersebut, akan menimbulkan
sumber daya manusia yang ada di masyarakat,
perubahan sosial di masyarakat terutama
serta pemeliharaan dan pemanfaatan fasilitas
perubahan pada kebiasaan masyarakat. Dari
atau infrastruktur yang mendukung pariwisata.
masyarakat 114
nelayan,
berubah
menjadi
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 6
NOMOR: 1
ISSN:2339 -0042 (cetak) ISSN: 2528-1577 (elektronik)
HALAMAN: 1 -- 153
masyarakat pariwisata. Perilaku dan kebiasaan
Pemerintah daerah terus menerus memberikan
masyarakat nelayan, sangat bertolak belakang
pemahaman kepada masyarakat bahwa kondisi
dengan perilaku dan kebiasaan masyarakat
alam yang indah tersebut merupakan milik
pariwisata. Hal tersebut tentunya tidak mudah,
(aset)
akan tetapi pemerintah daerah berkomitmen
mengelola dan mendapatkan manfaat dari
untuk membantu masyarakat supaya mereka
pengelolaan tersebut adalah masyarakat itu
siap untuk menghadapi perubahan tersebut.
sendiri. Peran pemerintah hanya pada fasilitasi
Dukungan pemerintah dapat dilihat dari
dan dukungan kepada masyarakat.
program-program
masyarakat,
sehingga
yang
akan
pembangunan
yang
Hal ini juga disadari oleh masyarakat,
pengembangan
industri
khususnya masyarakat di Pulau Tidung. Sejak
pariwisata, seperti salah satunya pendirian
tahun 2008, masyarakat Pulau Tidung secara
koperasi simpan pinjam berbasis komunitas.
perlahan
Koperasi tersebut akan membantu perubahan
masyarakat
perilaku masyarakat, dari masyarakat yang
wisata. Satu persatu rumah tinggal masyarakat
instan ke arah masyarakat yang menjalani
berubah menjadi penginapan (homestay), dan
proses. Selain itu, pemerintah juga mulai
sekarang sudah banyak penginapan mandiri
mengembangkan program perikanan tambak
(resort) yang dibangun oleh masyarakat.
bagi masyarakat nelayan tangkap. Program ini
Selain penginapan, masyarakat juga sudah
secara tidak langsung juga akan membantu
banyak yang beralih profesi, dimana mereka
penyesuaian perubahan perilaku masyarakat,
tidak lagi mengandalkan hasil laut sebagai
dari masyarakat nelayan ke masyarakat
mata
pariwisata. Jika dikaitkan dengan misi yang
merintis profesi sebagai pemandu wisata,
dicanangkan oleh pemerintah daerah, maka
pengelola wahana wisata, dan juga usaha-
program-program
usaha
diarahkan
tersebut
untuk
akan
yang
dikembangkan
mewujudkan
masyarakat
bertransformasi
nelayan
menjadi
pencahariannya.
turunan
lainnya
dari
masyarakat
Masyarakat
seperti
mulai
pemilik
penginapan (resort), usaha makanan, souvenir,
nelayan moderen yang berbasis pariwisata.
maupun jasa layanan lainnya.
Selain itu, pemerintah daerah juga meyakini
mulai
Industri pariwisata yang tumbuh di
bahwa keterlibatan masyarakat
masyarakat
tersebut,
secara
langsung
menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi
membawa pada perubahan tingkat pendapatan
pencapaian
daerah.
masyarakat. Meskipun tingkat pendapatan dari
Pelibatan masyarakat dalam pembangunan
hunian langsung bervariasi, akan tetapi ketika
pariwisata di Kepulauan Seribu tersebut, dapat
dirata-ratakan, pendapatan masyarakat untuk
dilihat dari penempatan masyarakat sebagai
homestay berkisar di angka Rp. 450.000,- per
aktor utama dalam pembanguan pariwisata.
bulan. Selain dari penginapan, pendapatan
misi
pembangunan
115
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 6
NOMOR: 1
ISSN:2339 -0042 (cetak) ISSN: 2528-1577 (elektronik)
HALAMAN: 1 -- 153
masyarakat juga diperoleh dari jasa angkutan
masyarakat menjadi semakin peduli menjaga
antar pulau, yang rata-rata mencapai Rp.
lingkungan sekitarnya.
1.500.000,- per bulan. Sedangkan, pendapatan
bersih dan tertata tentunya akan memiliki nilai
dari jasa lain seperti guide dan penyewaan
jual tersendiri bagi wisatawan. Demikian pula
sepeda mencapai Rp. 700.000 per bulan.
dengan pemeliharaan terumbu karang, yang
Tentunya hal tersebut dapat menjadi landasan
menjadi
untuk mengembangkan sektor pariwisata di
Terumbu karang yang terawat dan populasi
Pulau Tidung. Pengembangan tersebut dapat
ikan hias yang besar menjadi daya tarik bagi
dilakukan secara terpadu antara pemerintah,
wisatawan yang mengambil paket wisata air
masyarakat,
seperti snorkeling.
tersebut
dan
seperti
homestay,
swasta.
Pengembangan
penambahan
penyediaan
kapasitas
tempat
Selain
Lingkungan
tinggal
upaya
ikan-ikan
yang
muncul
yang
hias.
dari
infrastruktur,
masyarakat, dapat dilihat pula peran yang
peningkatan tenaga kerja, dan jasa lainnya.
dilakukan oleh pemerintah daerah dalam
Sehingga jumlah wisatawan yang berkunjung,
pengembangan industri pariwisata. Dukungan
sekitar 293 orang per hari, akan terus
dan fasilitasi yang dilakukan pemerintah
mengalami peningkatan.
daerah antara lain adalah pembangunan
Pendapatan dari sektor pariwisata
infrastruktur (jalan, dermaga, jembatan, dan
tersebut dapat menjadi sumber penghasilan
transportasi laut), peningkatan sumber daya
tambahan bagi masyarakat nelayan. Dari hasil
manusia
tangkapan seperti ikan tongkol, kembung,
sampai dengan dukungan kebijakan.
(pelatihan
dan
pendampingan),
kurisi, dan cumi, rata-rata pendapatan yang
Dengan demikian dapat dilihat bahwa
diperoleh nelayan tidak lebih dari Rp. 55.000,-
pengembangan pariwisata di Pulau Tidung
per hari terguntung pada musim angin. Jadi
dapat berjalan dengan baik ketika masyarakat
dalam
dirata-ratakan,
ditempatkan sebagai aktor utama. Penempatan
pendapatan nelayan kurang lebih mencapai
masyarakat ini berarti bahwa keterlibatan
Rp. 1.500.000,-. Dengan demikian, apabila
masyarakat menjadi tujuan utama dalam
masyarakat nelayan memaksimalkan potensi
pengembangan industri pariwisata. Pelibatan
yang
ini
satu
ada
bulan
dilihat
dari
pariwisata), rata-rata penghasilan yang akan
pembangunan
yang
diperoleh setiap bulannya mencapai antara Rp.
meningkatkan kapasitas masyarakat, sehingga
3.000.000,- sampai Rp. 5.000.000,-.
masyarakat
Selain
(dari
jika
sektor
peningkatan
perikanan
dan
pendapatan,
memiliki
program-program diarahkan
kemampuan
untuk
untuk
mengembangkan potensi yang mereka miliki.
industri pariwisata juga membawa pada
Aktor ketiga yang terlibat dan memiliki
perubahan perilaku masyarakat. Dimana,
peranan 116
penting
dalam
perkembangan
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 6
NOMOR: 1
ISSN:2339 -0042 (cetak) ISSN: 2528-1577 (elektronik)
HALAMAN: 1 -- 153
pariwisata di Pulau Tidung adalah lembaga
maupun prostitusi terselubung. Masyarakat
swasta.
yang
pada akhirnya menjadi permisif meskipun
melaksanakan CSR seperti Koran Kompas,
pada awalnya melakukan penolakan terhadap
Tempo, dan Pertamina. Lembaga penerbitan
dampak negatif dari pariwisata tersebut.
dalam
untuk
Beragam upaya dilakukan oleh masyarakat
meningkatkan skill dari masyarakat untuk
untuk mencegah munculnya dampak tersebut.
menguasai bahasa Inggris. Meskipun sulit
Upaya-upaya tersebut seperti melakukan razia
untuk mengajak masyarakat untuk berbicara
minuman keras, pelarangan menjual dan
bahasa
membawa
Antara
hal
ini
Inggris
lain
perusahaan
memiliki
dengan
fokus
fasih,
namun
minuman
keras
di
pulau,
masyarakat pulau Tidung mulai bisa untuk
mengeluarkan peraturan mengenai pasangan
berbicara
yang akan menginap di pulau, dan sebagainya.
dalam
bahasa
Inggris
untuk
percakapan sederhana dengan wisatawan
Akan
asing. Sementara itu perusahaan BUMN
mengakibatkan penurunan jumlah wisatawan
seperti
yang berkunjung ke pulau. Dan secara tidak
pertamina
memberikan
pelatihan
tetapi,
hal
tersebut
pemeliharaan dan konservasi terumbu karang,
langsung,
kondisi
sehingga keindahan terumbu karang di Pulau
penurunan
pendapatan
Tidung dapat terjaga dengan baik dan menjadi
karena itu, masyarakat kemudian mencoba
daya tarik bagi wisatawan asing maupun
untuk melakukan cara-cara lain dalam upaya
domestik yang ingin menikmati keindahan di
pencegahan munculnya dampak negatif dari
dasar laut.
pariwisata. Cara-cara tersebut antara lain membebaskan
Penutup Pengembangan
pariwisata
masyarakat
masyarakat
diakui
ini
ternyata
setiap
mengakibatkan
masyarakat.
wisatawan
Oleh
untuk
membawa minuman keras, akan tetapi dengan
berbasis
jumlah tertentu. Kemudian, membebaskan
dapat
pasangan yang datang menginap di pulau,
meningkatkan kesejahteraan hidup mereka,
apakah pasangan resmi atau tidak. Hal tersebut
terutama dalam memenuhi kebutuhan dan
dipahami masyarakat sebagai kondisi yang
peningkatan terhadap berbagai system sumber
tidak dapat ditolak, sebagai dampak dari
penghidupan seperti pendidikan, ekonomi,
adanya pariwisata itu sendiri. Sehingga, saat
maupun kesehatan. Di antara keberhasilan
ini masyarakat lebih cenderung bersikap
pelaksanaan community practice tersebut
permisif
terdapat beberapa tantangan yang harus
terhadap
dampak
negatif
dari
pariwisata.
dipikirkan bersama oleh seluruh actor di Pulau Tidung, antara lain dampak negatif dari
DAFTAR PUSTAKA Adamson, D. 2010. Community empowerment: Identifying The Barriers to
pariwisata, seperti misalnya minuman keras,
117
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 6
NOMOR: 1
"purposesful" Citizen Participation. International Journal of Sociology vol. 30 3/4 , 114-126.
HALAMAN: 1 -- 153
ISSN:2339 -0042 (cetak) ISSN: 2528-1577 (elektronik)
Ife, J. 1995. Community Development: Creating Community Alternatives - Vision, Analysis and Practice. Melbourne: Longman.
Adi, I. R. 2003. Empowerment, Community Development and Community Intervention. Jakarta: FE-Universitas Indonesia.
Ife, J. 2000. Community Development: Community-Based Alternatives in Age of Globalization. Melbourne: Longman.
Babbie, A. R. 2005. Research Methods for Social Work. Belmont: Thomson Brooks/Cole.
Ife, J. 2002. Community Development. 2nd.ed., Pearson Education Australia Pty Ltd.
Cary, L.J. 1970. Community Development As a Process. Columbia: University of Missouri Press
Ife,
Dubois, Brenda. Karla Krogsrud Miley. 1992. Social Work : An Empowering Profession. Boston: Pearson Education Inc.
Jim., F. T. 2007. Community Development : Communit-based alternatives in age of globalization. Melbourne: Longman.
Midgley, James. 1995. Social Development : The Developmental Perspective in Social Welfare. London : SAGE Publications Ltd.
Glen, Andrew (1993), “Methods and Themes in Community Practice” in Butcher, H., et all (eds). Community And Public Policy. London: Pluto
Razak, Abdur. Rimadewi Suprihardjo. Pengembangan Pariwisata Terpadu di Kepulauan Seribu. Jurnal Teknik Pomits, Vol 2 No 1 2013.
Hikmat, H. 2001. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora Utama Press.
118