STRATEGI KOMUNIKASI KONSELING DALAM MENINGKATKAN

Download Keywords: youth, communication counseling, communication interpersonal. Abstrak: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif bertujuan...

0 downloads 460 Views 293KB Size
Salman, Strategi Komunikasi Konseling dalam Meningkatkan ...

ISSN 2356 - 4385

Strategi Komunikasi Konseling dalam Meningkatkan Kualitas Hidup Remaja Salman1), Satya Candrasari2), Rewindinar3). Ilmu komunikasi, Institut Teknologi dan Bisnis Kalbis Jalan Pulomas Selatan Kav. 22 Jakarta Timur 13210 [email protected] [email protected] 3) [email protected]

1) 2)

Abstract: This study used a qualitative approach aims to determine the communication strategy undertaken in the role of communications counseling counseling activities run by the state senior high school 26 Jakarta, in improving the quality of life of teenagers. One of the goals of communication counseling in the younger generation is to improve the quality of life. Counseling activities undertaken by teachers BK SMA Negeri 36, can not be separated from the communication strategy, with overall planning. Planning made include planning the micro and macro level. With the success of the communication strategy, the message delivered by the teacher to be well received, and vice versa what was presented by the students can be understood by the teacher. During the counseling process endlessly they provide motivation to improve the quality of learning, guide students according to what they would aspire. Giving spirit when they have a problem that is very disruptive to the learning process, so that learning achievement is not down. All students - students who have a problem they always received well, without distinction between the students and other students. Keywords: youth, communication counseling, communication interpersonal Abstrak: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi yang dilakukan dalam kegiatan konseling Peran komunikasi konseling yang dijalankan oleh sekolah menengah atas negeri 26 Jakarta, dalam meningkatkan kualitas hidup remaja. Salah satu tujuan komunikasi konseling pada generasi muda adalah meningkatkan kualitas hidup. Kegiatan konseling yang dilakukan oleh guru BK SMA Negeri 36, tidak terlepas dari strategi komunikasi, yaitu dengan perencanaan yang menyeluruh. Perencanaan yang dilakukan tersebut meliputi perencanaan secara mikro dan secara makro. Dengan berhasilnya strategi komunikasi, pesan yang disampaikan oleh guru dapat diterima dengan baik, begitu juga sebaliknya apa yang disampaikan oleh siswa dapat dipahami oleh guru. Selama proses konseling tidak henti-hentinya mereka memberi motivasi dalam meningkatkan kualitas belajar, mengarahkan siswa-siswi sesuai dengan apa yang akan mereka citacitakan. Memberikan semangat ketika mereka memiliki masalah yang sangat mengganggu dalam proses belajar, agar prestasi belajar tidak turun. Semua siswa – siswi yang memiliki masalah selalu mereka terima dengan baik, tanpa membeda-bedakan antara satu siswa dengan siswa lainnya. Kata Kunci: remaja, komunikasi konseling, komunikasi interpersonal

I. PENDAHULUAN Masa depan lebih baik merupakan tujuan utama dari setiap manusia, khususnya bagi generasi muda. Generasi muda merupakan pemimpin masa depan yang akan menggantikan generasi sebelumnya, baik buruknya suatu generasi muda merupakan cerminan masa depan bagi suatu bangsa secara umum. Masa depan yang lebih baik merupakan keberhasilan dan kesuksesan yang diraih baik berupa sukses dalam pendidikan, karier, dan memiliki keluarga yang

harmonis dan bahagia merupakan salah satu dari definisi sebagian besar yang dipahami oleh orangorang tentang masa depan yang baik. Ketika melihat pola tingkah laku anak-anak dan remaja seperti yang ada saat ini dikehidupan sehari-hari, di berbagai tingkatan umur dan wilayah ada hal yang membuat miris. Berbagai kejadian yang telah terjadi dalam kenyataannya akan merenggut masa depan remaja yang notabennya adalah sebagai generasi penerus bangsa. Dengan adanya kejadian seperti ini akibat adanya pola komunikasi yang kurang

71

Kalbisocio,Volume 3 No. 2 Agustus 2016

tepat dan kurang efektif atau dengan kata lain adanya kesalahan dalam mendidik anak-anak sejak dini. Hal ini tak jauh dari faktor keluarga, sekolah, pergaulan, lingkungan dan juga perkembangan teknologi. Beragam permasalahan yang akan terjadi jika hal-hal seperti ini terus berlangsung, misalkan kurangnya kesadaran untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, putus sekolah di usia dini, penggunaan narkoba oleh remaja, seks bebas, geng motor, pergaulan bebas, hamil diluar nikah dan lain sebagainya. Pemberian konseling akan menjadi hal yang sangat penting jika dikaitkan dengan adanya permasalahan-permasalahan yang dimungkinkan tersebut. Oleh karena itu, menjaga komunikasi serta pemberian konseling kepada anak-anak dan remaja menjadi suatu kewajiban bagi pihak seperti keluarga, teman, guru dan pihak-pihak terkait lainnya. Disamping itu, melihat semakin banyaknya kesibukan oleh para orang tua pada saat sekarang ini, bisa memberikan peluang yang besar kepada anak untuk melakukan sesuatu yang dianggapnya dapat membuatnya senang tanpa mengetahui bagaimana cara mengontrol perbuatan dan tanpa memikirkan akibat dari apa yang dilakukannya. Kurangnya perhatian dari orang tua dapat membuat anak merasa bebas, masa bodoh dan melakukan apa saja yang bisa membuatnya merasa have fun. Menghadapai masalah tersebut, sangat dibutuhkan bantuan seperti memberikan konseling dan pelajaran tambahan pembentukan karakter bagi anak dan remaja, terutama bagi mereka yang sedang mengalami masa labil. Strategi yang baik dan efektif dalam konseling, adalah berkomunikasi dengan anak atau remaja akan sangat mempengaruhi keberhasilan, dengan adanya strategi yang tepat maka akan menjadikan apa yang menjadi tujuan lebih mudah untuk tercapai. Strategi itu sendiri adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif. Strategi komunikasi merupakan perencanaan dan pengelolaan komunikasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Keberhasilan dalam suatu komunikasi tidak terlepas dari pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki. Istilah strategi sudah menjadi istilah yang sering digunakan oleh masyarakat untuk menggambarkan berbagai makna seperti

72

suatu rencana, taktik atau cara untuk mencapai apa yang diinginkan. Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. (Effendy, 2007: 32) Para ahli dalam bidang komunikasi menggunakan pendekatan yang berbeda dalam menginterpretasikan komunikasi, karena nilai-nilai yang mereka miliki juga berbeda. Komunikasi adalah proses sosial dimana individu-individu menggunakan simbolsimbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka. Komunikasi adalah suatu proses sosial, komunikasi dinyatakan secara sosial yakni suatu proses bahwa manusia dan interaksi adalah bagian dari proses komunikasi, sedangkan komunikasi dinyatakan berdasarkan proses, apabila suatu kejadian tertentu terjadi secara berkesinambungan, dinamis, dan tidak memiliki akhir (West, Turner, 2009: 5-6). Berdasarkan banyaknya fakta yang terlihat seperti sekarang ini, yakni kenakalan remaja yang merajalela maka dengan demikian sebaiknya pemerintah memberikan perhatian yang lebih kepada remaja-remaja yang akan menjadi penentu masa depan bangsa. Pemberian pendidikan dan konseling di sekolah-sekolah, bahkan di perguruan tinggi sekalipun bisa menjadi salah satu usaha yang bisa membantu untuk menghasilkan remaja-remaja yang berprestasi dan bisa menjadi harapan masa depan bangsa kedepannya. Konseling adalah Proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seseorang ahli (disebut konselor) kepada anak yang sedang mengalami sesuautu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. (Kustawan, 2013: 42). Ketika terjadi wawancara klien mengemukakan permasahalan yang dihadapi yang didengarkan oleh ahli (konselor). Konseling digunakan untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi klien disamping juga tujuan dari konseling untuk pengembangkan kemampuan klien dalam mengatasi masalah yang dihadapi, sehingga klien bisa mencapai apa yang diharapkannya. Dalam komunikasi konseling terjadi pertukaran informasi antara klien dengan konselor dan juga sebaliknya. Informasi yang terjadi untuk memberikan rasa saling pengertian antara konselor dan klien.

Salman, Strategi Komunikasi Konseling dalam Meningkatkan ...

Keberhasilan konseling sangat ditentukan oleh efektifitas komunikasi yang dilakukan antara konselor dan klien termasuk adanya pihak lain yang terlibat. Kemampuan komunikasi merupakan salah satu keterampilan yang diperlukan oleh konselor dengan klien. Pada dasarnya komunikasi yang terjadi merupakan komunikasi interaktif antara satu pihak dengan pihak lain. Komunikasi merupakan modal utama untuk kelangsungan konseling, dan dapat juga diartikan sebagai suatu proses pembinaan informasi antara dua orang manusia atau lebih dengan menggunakan simbol-simbol bersama. Komunikasi akan lebih efektif apabila tercapai saling pemahaman, yaitu pesan yang disampaikan dapat diterima dan dipahami oleh penerima. Secara umum proses komunikasi sekurang-kurangnya mengandung lima unsur yaitu pemberi, pesan, media, penerima, dan umpan balik. Apabila konselor mampu menerapkan keterampilan komunikasi dalam proses konseling, konselor dapat mengeksplorasi masalah klien (asesmen masalah) hingga dapat memahami masalah klien, dan mampu menetapkan tujuan konseling(Rofiq, 2012: 1-2). Konseling merupakan suatu proses di mana klien belajar bagaimana membuat keputusan dan memformulasikan cara baru untuk bertingkah laku, merasa dan berfikir (berhubungan dengan pilihan dan perubahan) (Lesmana, 2006: 3). Menurut Fauzan, 2008: 26-60) teknik dasar komunikasi dalam konseling itu terbagi ke dalam beberapa 16 kategori, yaitu prakonseling, opening, acceptance, restatement, reflection of feeling, clarification, structuring, sharing of experience, lead, reassurance, silent, rejection, advice, confrontation, summarization, dan termination: (1) Prakonseling. Prakonseling adalah teknik yang digunakan oleh konselor untuk mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan konseling, sebelum kegiatan konseling itu sendiri dilaksanakan; (2) Opening. Opening adalah teknik dasar komunikasi dalam konseling yang dipergunakan oleh konselor untuk mengawali hubungan atau melakukan wawancara konseling yang sesungguhnya; (3) Acceptance. Acceptance  adalah sebuah teknik dasar komunikasi dalam konseling yang menunjukkan penerimaan konselor terhadap konseli. Berangkat dari sifat dasar konselor yang ditanamkan dari awal hubungan konseling, acceptance merupakan pola respon atau teknik yang digunakan untuk menanggapi apa yang diungkapkan oleh konseli. Pola respon menggunakan teknik acceptance mengisyaratkan bahwa konselor memperhatikan konseli dan memahami

betul apa yang diungkapkannya; (4) Restatement. Restatement adalah teknik dasar komunikasi dalam konseling yang berarti pengulangan pernyataan konseli. Restatement berbentuk pola respons untuk menanggapi pembicaraan dengan cara mengulang atau menyatakan kembali sebagian kata-kata yang dianggap penting, yang telah diucapkan oleh konseli; (5) Reflecion of Feeling. Reflection of Feeling adalah teknik dasar komunikasi dalam konseling yang berarti pemantulan perasaan. Sesuai dengan artinya, maka teknik ini digunakan oleh konselor untuk menanggapi pembicaraan konseli dengan memantulkan perasaan atau sikap yang terkandung dalam pernyataan konseli; (6) Clarification. Clarification merupakan teknik dasar komunikasi dalam konseling yang berarti penegasan pernyataan.  Clarification dilakukan oleh konselor untuk menanggapi pembicaraan konseli dengan cara memperjelas kata-kata yang telah diucapkan oleh konseli melalui pemetikan atau pengambilan inti pembicaraan yang dianggap penting; (7) Structuring. Structuring adalah teknik dasar komunikasi dalam konseling yang dapat diartikan sebagai penataan atau pembatasan.  Structuring merupakan teknik penginformasian atau penyepakatan akan perlunya diberikan batasan-batasan tertentu dalam proses konseling: (8) Sharing of Experience. Sharing of experience adalah teknik dasar komunikasi dalam konseling yang menyatakan pemahaman dan penghayatan konselor terhadap kondisi konseli; (9) Lead. Lead secara luas adalah ungkapan verbal konselor yang secara khusus berniat mengarahkan perhatian dan pembicaraan konseli pada satu alur pembicaraan yang dikehendaki menurut proses dan isi bahasan konseling; (10)Reassurance. Reassurance adalah suatu teknik dasar komunikasi dalam konseling yang berarti pemberian kata jaminan atau dukungan dari konselor kepada konseli. Pemberian kata jaminan atau ganjaran kepada konseli ini wajib dilakukan oleh konselor kepada konseli, kapanpun konseli menunjukkan kemajuan yang berarti baik sekedar perencanaan kognitif maupun kemajuan nyata dalam perubahan perilaku (11) Silent. Silent adalah teknik dasar komunikasi dalam konseling yang diciptakan oleh konselor dalam bentuk diam. Diam atau membiarkan keheningan berlangsung beberapa saat, diciptakan oleh konselor secara sengaja dengan beberapa tujuan tertentu; (12)Rejection. Rejection adalah teknik dasar komunikasi dalam konseling yang bisa diartikan sebagai larangan. Secara lebih luas, larangan yang dimaksudkan adalah ungkapan konselor baik secara langung ataupun tersamar untuk melarang konseli melakukan suatu hal yang dianggap bisa merugikan

73

Kalbisocio,Volume 3 No. 2 Agustus 2016

diri konseli sendiri maupun pihak yang lainnya; (13) Advice. Advice adalah respons verbal konselor yang menunjukkan atau mengisyaratkan adanya pilihan, rencana, atau perbuatan yang memiliki peluang berhasil paling besar bagi konseli, dan paling efektif untuk dilakukan sehubungan dengan permasalahan yang dihadapi oleh konseling; (14)Confrontation. Confrontation adalah teknik dasar komunikasi dalam konseling yang digunakan konselor untuk mendeskripsikan kesenjangan-kesenjangan, konflikkonflik, dan pesan-pesan bersilangan atau rancu dalam pemikiran, perasaan, dan perilaku konseli (15) Summarization. Summarization adalah teknik dasar komunikasi dalam konseling yang digunakan konselor untuk memadukan uraian pernyataan konseli menjadi satu kesatuan atau keutuhan tema dari setiap sesi konseling; dan (16) Termination. Termination merupakan teknik dasar komunikasi dalam konseling yang berfungsi untuk mengakhiri kegiatan konseling pada umumnya. Keberhasilan komunikasi konseling tidak terlepas dari bentuk komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal (Interpersonal Communication) merujuk pada komunikasi yang terjadi secara langsung antara dua orang. Beberapa teori berawal dari konterks interpersonal. Masyarakat khususnya anak dan remaja, harusnya mendapatkan kesempatan untuk memperoleh beragam informasi dan pendidikan yang berguna bagi pengembangan perilaku, bagi upaya meningkatkan kesejahteraan, kehidupan yang aman, pembentukan karakter positif bagi anak dan tentu saja harus dapat memperolehnya dengan mudah dan tanpa hambatan. Di samping itu peran pemerintah seharusnya dapat membuka akses terkini terkait informasi yang berguna bagi masyarakat khususnya bagi orang tua dan para pengajar anak maupun remaja. Pasca reformasi, keterbukaan informasi publik menjadi bagian yang sangat penting dan tidak dapat dilepaskan dari sebuah kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat, dengan demikian dapat dikatakan bahwa akses informasi adalah sarana bagi masyarakat untuk melakukan beragam hal yang dapat memberikan manfaat nyata bagi mereka secara khusus maupun untuk lingkungannya secara umum. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut: (1) Bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan dalam kegiatan konseling? (2) Bagaimana peran Komunikasi Konseling yang dijalankan oleh pihak sekolah dalam meningkatkan kualitas hidup remaja? Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penelitian ini bertujuan untuk:

74

(1) Mengetahui strategi komunikasi yang dilakukan dalam kegiatan konseling; dan (2) Mengetahui peran komunikasi Konseling yang dijalankan oleh pihak sekolah dalam meningkatkan kualitas hidup remaja.

II. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting) (Sugiyono, 2009: 8). Jenis dan sumber data yaitu data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dan observasi, sedangkan data sekunder diperoleh dari hasil studi pustaka. Sumber data primer didapat dengan wawancara langsung kepada informan di Sekolah Menengah Atas Negeri 36, Rawamangun Jakarta Timur. B. Teknik Analisis Data Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Analisis data sebelum memasuki lapangan dilakukan terhadap data yang diperoleh dari studi pendahuluan atau data sekunder yang digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun, fokus penelitian ini, bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki lapangan. Analisis selama dilapangan yaitu: Analisis model Milles and Huberman; Data Reduction (Reduksi Data); Data Display (Penyajian Data); dan Conduction Drawing Verification. Reduksi data adalah proses merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal penting selanjutnya mencari tema dan polanya. Reduksi data meliputi: Meringkas data; Mengkode; Menelusur tema; dan Membuat gugus-gugus. Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun, sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flow chart atau gambar. Bentuk penyajian data kualitatif: (1) Teks naratif: berbentuk catatan lapangan; dan (2) Matriks, grafik, jaringan dan bagan. Bentuk-bentuk ini menggabungkan informasi yang

Salman, Strategi Komunikasi Konseling dalam Meningkatkan ...

tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih, sehingga memudahkan untuk melihat apa yang terjadi, apakah kesimpulan sudah tepat atau sebaliknya melakukan analisis kembali. Kesimpulan awal dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berubah bila terdapat bukti-bukti baru. Namun jika kesimpulan pada tahap awal didukung oleh bukti valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan maka kesimpulan tersebut kesimpulan yang kredibel. Kredibel itu juga di verifikasi selama penelitian berlangsung dengan cara: (1) Memikir ulang selama penulisan. (2) Tinjauan ulang catatan lapangan; (3) Tinjauan kembali dan tukar pikiran antar teman sejawat untuk mengembangkan kesepakatan intersubjektif; dan (5) Upaya-upaya yang luas untuk menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang lain. C. Informan Penelitian Strategi Komunikasi Konseling Dalam Meningkatkan Kualitas Hidup Remaja, Ini memerlukan informan yang mempunyai pemahaman yang berkaitan langsung dengan masalah penelitian guna memperoleh data dan informasi yang lebih akurat. Oleh sebab itu, informan yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Informan Pertama Ibu Roseline (Guru BK SMAN 36 Jakarta). Selama peneliti menjalani proses penelitian dan wawancara ibu Roseline merupakan narasumber yang peneliti wawancara dan berdiskusi, baik sebelum penelitian dan saat dilapangan dalam prsoses pengumpulan data lewat wawancara secara langsung. Beliau sangat antusias untuk memberikan informasi yang peneliti butuhkan kapan saja asalkan tidak mengganggu kesibukan beliau dalam bekerja. Dengan penampilan yang ramah, tegas, berwibawa, lugas dalam berbicara beliau bersedia menjawab semua pertanyaan yang diajukan peneliti. Beliau pun tidak segan-segan untuk membantu peneliti mencarikan informan lainnya agar bersedia menjadi informan dalam penelitian serta mencarikan data-data yang berguna bagi kesempurnaan penelitian ini; 2. Informan kedua Alfia Tiara (siswi kelas 10 MIA 3). Informan yang peneliti wawancarai adalah Alfia Tiara Peneliti memiliki kesan bahwa beliau adalah sosok yang sangat ramah dan murah senyum; dan 3. Informan Ketiga Riza Fahlevi (Siswa kelas 12 MIA 1). Informan ketiga yang menyukai pelajaran olahraga dan bahasa Indonesia ini, menurut peneliti anaknya cukup baik, ceria dan terkesan sangat cerdas.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis Memasuki Sekolah Menengah Atas merupakan moment-moment indah bagi setiap remaja, dimana pada fase ini, remaja mulai mengenal warna-warni kehidupan yang lebih banyak. Saat usia ini, tidak sedikit remaja masih mencari jati dirinya, dan bahkan pada mereka kadang-kadang lepas kontrol bahkan ada yang terjebak pada pergaulan yang tidak menguntungkan bagi dirinya dan keluarganya, mulai dari terlibat tawuran, terjerat narkoba bahkan ada yang terlibat pada tindakan-tindakan kriminal yang dapat merugikan masa depan remaja tersebut. Banyak penyebab terjadinya remaja lepas kontrol terkait dengan pencarian identitas dirinya, lemahnya kontrol diri yang dimiliki oleh remaja tersebut. Terkait dengan pencarian identitas diri, perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua. Sedangkan lemahnya kemampuan kontrol diri dikarenakan remaja tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima, dan tingkah laku yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku kenakalan pada remaja. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, akan tetapi mereka tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya. Ada faktor lain diluar dari faktor internal remaja, yaitu faktor keluarga, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja. Teman dan lingkungan lainya juga sangat mempengaruhi perilaku dan menyumbang terhadap kenakalan remaja tersebut. Disamping msalah-masalah diatas, perkembangan teknologi informasi, juga merupakan yang mengakibatkan perubahan perilaku sosial seorang remaja. Etika, sopan, santun, dan sapa terhadap orang yang lebih tua atau teman sebaya sudah mulai perlahan-lahan menghilang dalam kehidupan sosial remaja, karena sikap tidak peduli dan kurangnya menghargai orang lain. Toleransi dalam bermasyarakat-pun sudah mulai berkurang

75

Kalbisocio,Volume 3 No. 2 Agustus 2016

dan berdampak pada tanggung jawab sosial dalam bermasyarakat. Akibatnya pengrusakan fasilitas sosial oleh remaja yang melakukan penyimpangan. Terkait hal tersebut, tentunya agar siswa dan para remaja tidak terlalu jauh menyimpang dan terlibat kenakalan remaja, mereka perlu mendapat perhatian sedini mungkin. Bentuk perhatian yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi siswa dan remaja, baik lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Situasi lingkungan sekolah yang sangat asri, nyaman, aman, dan tenang memberikan pengaruh besar terhadap keefektifan kegiatan belajar disekolah yakni berupa tanggung jawab dan adanya rasa saling memiliki oleh seluruh masyarakat yang berada didalam maupun disekitar lingkungan sekolah terkait cerminan perilaku masyarakat dalam lingkungan sekolah. Secara seksama yang telah kita ketahui bahwa didalam lingkungan yang baik akan tercipta karakter anak yang baik pula, begitu pula sebaliknya apabila lingkungan anak tidak baik maka akan tercipta pula karakter anak yang diluar dari batas toleransi masyarakat pada umumnya. Situasi di lingkungan SMAN 36 Jakarta sangat membantu para siswa dalam mengembangkan bakat minat mereka, baik dari sisi akademis maupun nonakademis. Dilihat dari pembentukan karakter para siswanya-pun sangat baik. Etika, sopan, santun, dan sapa selalu diterapkan. Hal tersebut menjadi dasar bahwa sebagai seorang siswa harus memiliki aturan dan bermoral dalam bersikap serta berperilaku. Untuk itu pengembangan karakter anak untuk menjadi seseorang yang berkualitas dalam hidup sangat diajarkan dan adanya bimbingan yang diberikan B. Strategi komunikasi yang dilakukan dalam kegiatan konseling Komunikasi merupakan landasan bagi berlangsungnya suatu konseling, dan dapat juga diartikan sebagai suatu proses pembinaan informasi antara dua orang manusia atau lebih dengan menggunakan simbol-simbol bersama. Komunikasi akan lebih efektif apabila tercapai saling pemahaman, yaitu pesan yang disampaikan dapat diterima dan dipahami oleh penerima. Secara umum proses komunikasi sekurang-kurangnya mengandung lima unsur yaitu pemberi, pesan, media, penerima, dan umpan balik. Komunikasi adalah suatu proses sosial, komunikasi dinyatakan secara sosial yakni suatu proses bahwa manusia dan interaksi adalah bagian dari proses komunikasi, sedangkan komunikasi

76

dinyatakan berdasarkan proses, apabila suatu kejadian tertentu terjadi secara berkesinambungan, dinamis, dan tidak memiliki akhir (West, Turner, 2009: 5-6) Menurut Effendi: Strategi komunikasi merupakan paduan dari perencaanaan komunikasi dan manajemen komunikasi untuk mencapai suatu tujuan (Effendy, 2007: 301). Strategi komunikasi merupakan perencanaan dan pengelolaan komunikasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Keberhasilan dalam suatu komunikasi tidak terlepas dari pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki. Menurut Anwar Arifin dalam buku ‘Strategi Komunikasi’ menyatakan bahwa : Sesungguhnya suatu strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan, guna mencapai tujuan. Jadi merumuskan strategi komunikasi, berarti memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang dan waktu) yang dihadapi dan yang akan mungkin dihadapi di masa depan, guna mencapai efektivitas. Dengan strategi komunikasi ini, berarti dapat ditempuh beberapa cara memakai komunikasi secara sadar untuk menciptakan perubahan pada diri khalayak dengan mudah dan cepat. ( Arifin 1984 : 10) Menurut Onong Uchjana Effendi bahwa strategi komunikasi terdiri dari dua aspek, yaitu: Secara makro (Planned multi-media strategy) dan Secara mikro (single communication medium strategy). Kedua aspek tersebut mempunyai fungsi ganda, yaitu: Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif dan instruktif secara sistematis kepada sasaran untuk memperoleh hasil yang optimal. Menjembatani “cultural gap”, misalnya suatu program yang berasal dari suatu produk kebudayaan lain yang dianggap baik untuk diterapkan dan dijadikan milik kebudayaan sendiri sangat tergantung bagaimana strategi mengemas informasi itu dalam dikomunikasiknnya. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan informan Ibu Roseline memberikan jawaban sebagai berikut: “Komunikasi itu penting setiap orang khususnya dengan siswa kami. Apabila ada sesuatu tetapi anak tidak bisa diajak komunikasi berarti, kita tidak mengetahui tentang anak itu sendiri.kalo kita menjalin komunikasi tentunya apabila anak memiliki masalah apapun terkait dirinya sendiri, dengan teman, ataupun keluarga, pastinya akan terbongkar. Jadi menurut saya komunikasiitu penting diadakan di SMAN 36 Jakarta supaya anak tersebut lebih terbuka anak mendapatkan solusi yang mungkin dapat terselesaikan”. Kemudian penelitian mengajukan pertanyaan lanjutan. Berarti ada komunikasi informal dan formal

Salman, Strategi Komunikasi Konseling dalam Meningkatkan ...

yang terjadi didalamnya ya bu?. Beliaupun menjawab sebagai berikut: “Ya, tejadi komunikasi baik formal maupun informal, komunikasi yang terjadi antara kami sebagai guru dengan siswa. Biasanya dalam setiap kesempatan yang ada kami usahakan untuk tetap bertegur sapa dengan siswa-siswa disini agar tumbuh saling, walaupun hanya besifat memberikan salam”. Hal ini dibenarkan juga oleh informan sebagai berikut: “kami setiap saat dapat berkomunikasi dengan guru disini, apalagi dengan guru BK, karena mereka selalu memberikan perhatian, baik di kelas maupun dilingkungan sekolah lainnya.” Informan kedua juga memberikan jawaban sebagai berikut: “Kesannya komunikasi kami dengan guru disini seperti kami komunikasi dengan teman, mereka memahami kami. Kalau ada keluhan kami, mereka mendengar tanpa memotong pembicaraan.” Menurut narasumber bentuk komunikasi yang terjadi antara guru BK dengan siswa sebagai berikut: “Selama kegiatan konseling, komunikasi hanya terjadi antara guru BK dan siswa yang sedang melakukan konseling”. “Maksudnya komunikasi yang terjadi, komunikasi dua arah antara guru BK dan siswa. Selama konseling tidak melibatkan peserta lain. Mungkin ini yang disebut komunikasi antar pribadi ya.” Terkait dengan proses komunikasi yang dilakukan oleh guru BK terhadap siswa, berikut jawaban narasumber: “Biasanya kita awali dengan pembicaraan yang ringan saja, seperti ngucapin salam, tanya kabar sampai terbentuk suasana yang kondusif utk memulai konseling” Komunikasi konseling yang dilakukan dilingkungan SMANegeri 36 lebih bersifat komunikasi antar pribadi, dimana komunikasi yang tercipta merupakan proses pemberian dan penerimaan pesan antara guru BK dan siswa yang sedang melakukan bimbingan, dengan melibatkan beberapa pengaruh dan umpan balik yang terjadi antara guru dengan siswa tersebut. Dengan komunikasi antar pribadi memungkinkan terjadinya interaksi yang bersifat pribadi antara guru bimbingan dengan dan siswa remaja. Selama proses konseling yang dilakukan oleh guru BK, banyak sekali informasi yang didapatkan, hal tersebut dikarenakan proses komunikasi yang dilakukan oleh guru BK dapat diterima dengan baik oleh para siswa, maupun sebaliknya. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, bagaimana strategi yang dilakukan sehingga hasil dari konseling yang diberikan menjadi bekal untuk meningkatkan kualitas hidup remaja? Bagaimana strategi yang dilakukan oleh guru BK untuk lancarnya konseling, berikut jawaban dari

informan: “Strateginya ya kita harus mencintai dia, menyayangi dia, mengangkat dia, memberikan ke dirinya bahwa kamu itu berharga loh. Kamu itu ada harga dirimu. Seperti itu. Mungkin ada orang lain yang menggap kamu itu tidak berharga tapi kamu itu berharga. Nah kita berikan si anak motivasi, dukungan. Agar tercipta anggapan OH saya ini berharga rupanya”. Proses komunikasi konseling ini akan berjalan dengan lancar ketika antara guru BK dan siswa remaja saling membuka diri, untuk mewujudkan agar komunikasi menjadi efektif. Membuka diri merupakan tindakan dengan menunjukan diri sendiri sehingga membuat oleh orang lain jadi mengenal diri sendiri. Membuka diri dalam komunikasi antar pribadi memilki karakteristik: (1) Jujur; (2) Membuka pikiran; (3) Berlangsung dalam suasana keakraban; dan (4) Tidak menyembunyikan informasi. Untuk mencapai hasil yang efektif dalam strategi komunikasi antar pribadi antara guru dengan siswa dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti: (1) Memberikan salam; (2) Sapaan yang sopan, dengan nada suara yang baik; (3) Gerakan nonverbal yang disertai dengan perhatian secara menyeluruh; (4) Pengakuan, sentuhan, dan kontak fisik yang sederhana dan penuh perhatian; (5) Mengamati dan menyimak dengan penuh perhatian; (6) Menerima dan memahami ungkapan dan curhatan semua siswa; (7) Memberikan perhatian terhadap curhatan semua siswa; dan (8) Memberikan dukungan terhadap ungkapan tertentu. Ketika komunikasi terjalin baik, maka guru akan dapat memahami perbedaan antara apa yang dikatakan dan apa yang dilakukan siswa, disamping guru juga mampu melihat perbedaan antara apa yang telah dikatakan seseorang dengan apa yang dilaporkan orang lain tentang siswa. Guru juga mampu melihat perbedaan antara apa yang dikatakan dengan apa yang nampak. Selanjutnya guru mampu memberikan solusi dalam pemecahan masalah yang sedang dihadapi oleh siswa. Dengan Strategi komunikasi yang dilakukan oleh guru BK terhadap Siswa SMAN 36 Jakarta, terlihat jelas bahwa dalam praktek konseling yang dilakukan oleh guru BK, tidak terlepas dari strategi komunikasi, yaitu dengan perencanaan yang menyeluruh. Perencanaan yang dilakukan tersebut meliputi perencanaan secara mikro dan secara makro. Dengan berhasilnya strategi komunikasi, pesan yang disampaikan oleh guru dapat diterima dengan baik, begitu juga sebaliknya apa yang disampaikan oleh siswa dapat dipahami oleh guru. Ketika pesan

77

Kalbisocio,Volume 3 No. 2 Agustus 2016

sudah diterima dan dimengerti maka guru BK dapat melakukan pembinaan pada siswa – siswa yang mengalami masalah, selanjutnya memberikan motivasi kepada siswa, agar siswa mampu menghadapi dan mengatasi masalah dan cobaan yang dialaminya. C. Peran Komunikasi Konseling yang dijalankan oleh pihak sekolah dalam meningkatkan kualitas hidup remaja Konseling pada dasarnya melibatkan komunikasi antara dua pihak, yaitu konselor dan klien yang berlangsung dalam situasi konseling. Keberhasilan konseling sangat ditentukan oleh keefektifan komunikasi diantara partisipan konseling, yaitu konselor, klien dan pihak lain yang terkait. Salah satu keterampilan yang diperlukan oleh konselor adalah keterampilan berkomunikasi dengan klien. Komunikasi yang terjadi pada dasarnya merupakan salah satu bentuk komunikasi interaktif antara satu pihak dengan pihak lain melalui penciptaan suatu situasi dalam upaya untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam pembuatan keputusan secara tepat. Merujuk pada komunikasi konseling yang terjadi secara langsung antara dua orang, yaitu guru BK dan siswa, dapat dilihat dari hasil wawancara dengan para informan bahwa mereka melakukan komunikasi secara interpersonal, yaiut komunikasi yang terjadi secara tatap muka atau secara langsung antara guru BK dan siswa-siswi. Biasanya para siswa-siswi melakukan konseling secara tatap muka dan berdua di suatu ruang tertentu, biasanya menggunakan ruang konseling yang telah disiapkan oleh pihak sekolah. Tempat tersebut disediakan sebagai fasilitas yang mendukung konseling karena biasanya para anak didik enggan menceritakan masalahnya, terlebih ketika berada di tempat yang bisa didengar oleh banyak orang. Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber bentuk komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh guru, sebagai berikut: Bagaimana ibu melakukan komunikasi konseling dengan siswasiswi? Menurut informan “Ya. Biasanya anak itu suka datang ke kita. Kita memiliki ruangan khusus untuk konsultasi. Kadang-kadang anak itu mau konsultasi diruang BK ini, dia mengajak kita keruangan tersebut. “Bu, kita keruangan khusus aja yuk. Soalnya takut didengar orang”, jadi kita ajak kesana. Dan disana semuaterbuka ada yang nangis, pokoknya semua terbukalah. Jadi kami sangat dekatlah dengan anak-anak di sini. Gitu.”

78

Terkait dengan adanya kegiatan konseling yang dilakukan oleh sekolah dan sikap siswa, berikut pertanyaan yang diajukan kepada narasumber. Bagaimana tanggapan siswa dengan adanya komunikasi konseling yang sekolah berikan kepada mereka? Menurut informan pertama “pada umumnya anak-anak saat berlangsungnya belajar mengajar dikelas, saya memberikan materi-materi yang sesuai dengan keadaan sekarang, anakitu tertarik dengan guru BK itu. Sehingga waktu saya keluar dari kelas mereka langsung mengejar saya untuk menceritakan masalah. Akhirnya saya membuka komunikasi diluar kelas dan masuk ke ruang BK.” Keberhasilan konseling yang dilakukan tidak terlepas dari komunikasi yang dilakukan di dalam ruang, komunikasi yang terjadi tidak boleh didengarkan orang lain selain siswa. Pihak lain tidak boleh mengetahui isi pembicaraan yang dilakukan ketika komunikasi dilakukan di luar ruang. Disamping itu, orang lain tidak boleh melihat kegiatan yang dilakukan ketika komunikasi dilakukan didalam ruangan, minimal pihak lain tidak boleh melihat secara langsung dari depan. Hal ini berkaitan erat dengan keterbukaan yang akan disampaikan oleh siswa, pada perinsipnya guru BK menjamin kerahasiaan pembicaraan dan karena itu merupakan prasyarat. Terkait dengan masalah yang dihadapi guru BK di SMAN 36 Jakarta, bahwa masalah yang sangat khusus tidak ditemukan di lingkungan sekolah ini, seperti yang diutarakan oleh narasumber berikut ini: “Umumnya masalah yang dihadapi oleh siswa-siswi disini menurut saya, masalahnya tidak terlalu berat, tapi kalau tidak kita arahkan tentunya akan menjadi masalah dikemudian hari, dan merugikan masa depan siswa tentunya”. “Pada umumnya anak-anak yang masuk SMAN 36 Jakarta merupakan anak-anak baik yaa. Tidak terlalu hmmmmmm mempunyai karakter yang baiklah, masalah anak-anak disini palingan karena terlambat datang kesekolah, malas belajar, ya masalah yang universal terjadi pada anak-anak. Bukan anak-anak yang terlibat narkoba, itu tidak ada disekolah kami. Palingan mereka ngumpul-ngumpul dijalan, didepan sekolah, atau dikantin. Yaa gaul aja mereka.Tapi kalau misalnya ke pup atau kemana gitu tidak ada anak kita.” Masalah ringan yang terjadi pada siswa, jika tidak dilakukan penanganan yang tepat, tentunya akan merugikan siswa itu sendiri. Terikait hal tersebut berikut jawaban menurut narasumber. Bagaimana guru BK dalam menhadapi siswa yang malas belajar,

Salman, Strategi Komunikasi Konseling dalam Meningkatkan ...

dan sering datang terlambat kesekolah. Berikut menurut narasumber: “Siswa diberitahu mafaat dan tujuan mereka belajar, dengan adanya tujuan belajar akan lebih bermakna, karena mengetahui dengan jelas apa yang hendak dipelajari dan apa yang dikuasainya. siswapun akan mudah memusatkan perhatian pada pelajarannya.”. “Masalah kasus ringan dibimbing oleh wali kelas dan guru dengan berkonsultasi kepada kepala sekolah dan mengadakan kunjungan rumah”. Dalam mengatasi masalah pada anak, guru BK, menjalin komunikasi yang baik dengan orang tua siswa. Guru hanya mampu mengontrol anak tersebut apabila berada di sekolah. Selanjutnya orang tua yang mengontrol anaknya di rumah. Oleh sebab itu guru diharapkan untuk menjelaskan upaya-upaya yang harus dilakukan untuk mendidik anak anak di lingkungan rumah. Terkait dengan dukungan atau pendapat orang tua siswa-siswi, dengan adanya konseling khusus bagi anak-anak mereka bagaiman respon yang diberikan oleh orang tua? menurut narasumber: “Wow…Orang tua sangat senang sekali. Apresiasi banget sama guru BK. Apalagi sekarang didukung oleh kepala sekolah kita disini. Kepala sekolah juga dekat dengan anak-anak. Sampai ada orang tua aja gak tau dengan masalah anak mereka sendiri. Sementara guru BK bisa mengetahui tentang anak itu. Jadi banyak itu orangtua sangat bersyukur, guru BK bisa mengungkap masalah yang dihadapi anaknya.” Dalam menyiapkan generasi muda lebih baik, kegiatan konseling yang dilakukan oleh guru BK SMAN 36, selama proses konseling tidak henti-hentinya mereka memberi motivasi dalam meningkatkan kualitas belajar, mengarahkan siswasiswi sesuai dengan apa yang akan mereka citacitakan. Memberikan semangat ketika mereka memiliki masalah yang sangat mengganggu dalam proses belajar, agar prestasi belajar tidak turun. Semua siswa – siswi yang memiliki masalah selalu mereka terima dengan baik, tanpa membeda-bedakan antara satu siswa dengan siswa lainnya. Guru BK menerima seluruh siswa didik yang ingin melakukan bimbingan, dengan mendengarkan keluhan siswa didik dalam mengungkapkan masalah. Karena dari mendengarkan secara seksama memberikan perilaku bahwa guru BK menerima siswa dengan baik. Dari kategori komunikasi konseling yang dijabarkan, hanya terdapat beberapa poin dalam menunjang aktifitas konseling yang terjadi antara siswa didik dan guru di SMAN 36 Jakarta diantaranya: (1) Melakukan pengulangan pernyataan

siswa yang dianggap penting, terkait dengan masalah yang sedang dihadapinya dan hal ini dilakukan oleh guru BK terhadap siswa didik. Dengan melakukan pengulangan pernyataan, guru BK memastikan bahwa apa yang dinyatakan itu benar; (2) Guru BK menanggapi pembicaraan siswa didik dengan empati, memantulkan perasaan atau sikap yang terkandung dalam pernyataan yang dikemukakan oleh siswa didik; (3) Guru BK menanggapi pembicaraan yang dikemukakan siswa, dengan cara memperjelas katakata yang telah diucapkannya, melalui pemetikan atau pengambilan inti pembicaraan yang dianggap penting. Cara ini untuk menentukan, dalam memberikan klarifikasi terkait dengan permasalahan siswa yang diungkapkannya. Sehingga poin-poin penting dalam pembahasan pun diungkapkan kembali; (4) Komunikasi yang dibangun dalam konseling, menyatakan pemahaman dan penghayatan pembimbing terhadap kondisi siswa. Komunikasi yang diungkapkan oleh pembimbing memberikan rasa perhatian lebih dalam, melalui ungkapan yang di sampaikannya. Untuk memberikan suasana yang nyaman dan aman dalam bercerita, saat ditengah pembahasan dilakukan kondisi berdiam sesaat; dan (5) Guru BK memberikan pilihan atau rencana yang seharusnya dilakukan oleh siswa. Dalam hal ini merupakan cara menyusun strategi atau solusi dari permasalahan yang terjadi, sehingga siswa mampu mencapai kualitas hidup yang lebih baik.

IV. SIMPULAN Komunikasi konseling yang dilakukan dilingkungan SMA Negeri 36 lebih bersifat komunikasi antar pribadi, dimana komunikasi yang tercipta merupakan proses pemberian dan penerimaan pesan antara guru BK dan siswa yang sedang melakukan bimbingan, dengan melibatkan beberapa pengaruh dan umpan balik yang terjadi antara guru dengan siswa tersebut. Selama proses konseling yang dilakukan oleh guru BK, banyak sekali informasi yang didapatkan, hal tersebut dikarenakan proses komunikasi yang dilakukan oleh guru BK dapat diterima dengan baik oleh para siswa, maupun sebaliknya. Remaja harus mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini. Motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya. Lingkungan keluarga harus diciptakan seharmonis mungkin, komunikatif, dan nyaman bagi remaja. Komunikasi yang rutin dilakukan oleh orang tua

79

Kalbisocio,Volume 3 No. 2 Agustus 2016

kepada para remaja sangat membantu. Memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan dengan siapa saja remaja harus bergaul. Disamping itu remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan. Ketika berlangsung kegiatan komunikasi konseling dengan remaja, ciptakan komunikasi yang baik, saling membuka diri, agar komunikasi menjadi efektif. Ketika konselor tidak berkomunikasi yang baik, akan menyebabkan klien tidak membagi masalah yang mereka hadapi secara menyeluruh, sehingga penyelesaian yang akan dilakukan tidak akan maksimal, sehingga hasil akhir yang diharapkan tidak tercapai.

V. DAFTAR PUSTAKA Arifin, A. (1984). Strategi Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas, Bandung: ARMICO Devito, J. (2011). Komunikasi Antarmanusia. Tanggerang Selatan: Karisma Publishing Group Effendy, O. U. (1981). Dimensi-Dimensi Komunikasi, Bandung. Alumni

80

Effendy, O. U. (2003). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Cetakan kesembilanbelas. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. Fauzan F. et al. (2008), Teknik-Teknik Komunikasi untuk Konselor, Malang Universitas Negeri Malang UPT Bimbingan dan Konseling. Kustawan, D. (2013). Bimbingan & Konseling. Jakarta: PT. Luxima Metro Media Lesmana, J. M. (2006). Dasar-dasar konseling. Jakarta : Universitas Indonesia Press Mulyana, D. (2010). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya Rofiq, A. A. (2012). Ketrampilan Komunikasi Konseling, Surabaya: Perpustakaan Nasional Sarwono, S. W. (1994). Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta West, R. & Turner. L. H (2009). Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi. Jakarta : Penerbit Salemba Humanik