STRATEGI PENGEMBANGAN PEMASARAN IKAN SIDAT (ANGUILLA

Download 15 Mei 2013 ... APi STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp 29-36 ... budidaya perikanan dan sebagai penggerak pemasaran ikan sidat di Lamongan. P...

0 downloads 458 Views 241KB Size
APi STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp 29-36 UNIVERSITAS BRAWIJAYA Recieved 28 January 2013, Accepted 15 May 2013

STRATEGI PENGEMBANGAN PEMASARAN IKAN SIDAT (Anguilla bicolor) DI UNIT PENGELOLA PERIKANAN BUDIDAYA (UPPB) DESA DEKET, KECAMATAN DEKET, KABUPATEN LAMONGAN, JAWA TIMUR 1*)

Nizam Bachtiar , Nuddin Harahap

2*)

dan Harsuko Riniwati

3*)

PS Agribisnis Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan 1*) 2*) 3*) [email protected] [email protected] [email protected] ABSTRAK Pengembangan pemasaran ikan sidat (Anguilla Bicolor) di Unit Pengelola Perikanan Budidaya (UPPB) Lamongan diharapkan mampu menjadikan ikan sidat sebagai komoditi baru dibidang usaha budidaya perikanan dan sebagai penggerak pemasaran ikan sidat di Lamongan. Pemerintah dalam program KKP tahun 2012 tentang industrialisasi kelautan dan perikanan yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat yang nantinya dukungan dari pemerintah dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Penelitian ini dilaksanakan di UPPB Kabupaten Lamongan pada juni 2012 sampai dengan bulan agustus 2012. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, dokumentasi dan FGD (Focus Group Discussion). Metode yang digunakan untuk menganalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Faktor strategis internal yang menjadi kekuatan yaitu posisi tawar (Bargaining position), hubungan baik antar pekerja, hubungan baik dengan pemasok bahan baku, dan mempunyai pelayanan yang baik terhadap pembeli. Sedangkan faktor strategis internal yang menjadi kelemahan yaitu kemampuan promosi, sarana budidaya, sarana transportasi distribusi ke luar daerah, dan tingkat pendidikan. Faktor strategis eksternal yang menjadi peluang yaitu permintaan pasar, dukungan pemerintah terhadap perikanan, perubahan pola konsumsi, dan potensi sumberdaya alam. faktor strategis eksternal yang menjadi ancaman adalah pengaruh musim, penurunan produksi benih ikan sidat di alam akibat penangkapan yang berlebihan, jarak antara lokasi usaha dan pemasok benih ikan sidat terlalu jauh dan tersebar, dan kenaikan harga BBM. Berdasarkan hasil matrik SWOT maka Implementasi strategi yang dapat diperoleh yaitu sebagai berikut (1) Meningkatkan jumlah produksi ikan sidat untuk memenuhi target pasar, (2) Mengoptimalkan bantuan dari KKP Lamongan untuk pengembangan pemasaran ikan sidat, (3) Dalam perekrutan tenaga kerja harus lebih selektif dan mengutamakan kualitas kinerjanya, (4) Meningkatkan kualitas ikan sidat dan menambah kerja sama dengan eksportir lain, (5) Menjadikan ikan sidat sebagai komoditi baru dan sebagai penggerak pemasaran ikan sidat di Lamongan Kata Kunci : pemasaran, faktor internal eksternal, dan implementasi ABSTRACT The development of eel (Anguilla Bicolor) marketing in culture fishery management unit (UPPB) Lamongan is expected to make eel as the new commodity in fishery culture and as the driver of eel marketing in Lamongan. The government in 2012 KKP program about maritime and fisher industrialization in purpose to increase economic growth and society welfare that, in the future, the support from government can be utilized continuously. This study is conducted in UPPB Lamongan District in June 2012 up to in August 2012. Sampling method of this study used purposive sampling technique. Data collection technique is conducted by interview, documentation and FGD (Focus Group Discussion). Method used to analyze the data is descriptive qualitative and quantitative methods. Internal strategic factor as the power is bargaining position, good correlation between workers, good correlation with material suppliers, and have good service toward customers. Meanwhile, internal strategic factor as the weaknesses is the ability of promotion, culture facilities, distribution transportation facilities outside the area, and the level of education. External strategic factor as the opportunity is market demand, government support toward fishery, the change of consumption, and the potential of natural sources. External strategic factor as the obstacles is weather; the decrement of eel germs in nature because of over catch, the space is too far and spread between business location and eel germs suppliers, and the increment of fuel price. Based on the result of SWOT matrix, the implementations of strategy gained are as follow (1) increasing the number of eel to supply market target, (2) optimalizing assistance from KKP Lamongan to develop eel marketing, (3) recruiting labors in selective and considering performance quality, (4) increasing quality of eel and increasing cooperation with other exporters, (5) making eel as the new commodity and as the driver for eel marketing in Lamongan

29

APi STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp 29-36 UNIVERSITAS BRAWIJAYA Recieved 28 January 2013, Accepted 15 May 2013

Key words: marketing, external and internal factors, implementation PENDAHULUAN Indonesia termasuk salah satu negara bahari sekaligus negara kepulauan terbesar didunia. 2 Luas perairanya mencapai sekitar 5.8 juta km atau 75% dari total luas wilayahnya. Wilayah perairan ini tersebar dalam bentuk pulau, nerjumlah sekitar 17.506 pulau yang dikelilingi oleh 81.000 km garis pantai. Dengan luas perairan yang mencapai 5.8 juta km2 tersebut Indonesia memiliki kelimpahan sumberdaya kelautan dan perikanan dengan sejumlah keunggulan komperatif dan kompetitif yang sangat tinggi. Berdasarkan perhitungan harga di tingkat produsen tahun 2010, nilai produksi ikan tangkap mencapai Rp 18.46 triliun (Dahuri,2003). Potensi produksi perikanan Indonesia mencapai 65 juta ton per tahun. Dari potensi tersebut hingga saat ini dimanfaatkan sebesar 9 juta ton. Namun, potensi tersebut sebagian besar berada pada perikanan budidaya yang mencapai 57,7 juta ton per tahun dan baru dimanfaatkan 2,08%. Sedangkan potensi perikanan tangkap (laut dan perairan umum) hanya sebesar 7,3 ton per tahun dan telah dimanfaatkan sebesar 65,75%. Rendahnya potensi perikanan tangkap tersebut dikarenakan dari 9 Wilayah Penangkapan Perikanan (WPP), 3 WPP sudah over fishing, 4 WPP sudah mendekati overfishing. Sehingga tinggal 2 WPP yang memiliki potensi penangkapan (Sukandar, 2007) dalam (Hasan,2009). Di indonesia sumberdaya ikan sidat belum banyak dimanfaatkan, padahal ikan ini baik dalam ukuran benih maupun ukuran konsumsi jumlahnya cukup melimpah. Tingkat pemanfaatan ikan sidat secara lokal (dalam negeri) masih sangat rendah, akibat belum banyak dikenalnya ikan ini, sehingga kebanyakan penduduk indonesia belum familiar untuk mengkonsumsi ikan sidat. Demikian pula pemanfaatan ikan sidat untuk tujuan ekspor masih sangat terbatas. Agar sumberdaya ikan sidat yang keberadaanya cukup melimpah ini dapat dimanfaatkan secara optimal, maka diperlukan langkahlangkah strategis yang diawali dengan mengenali daerah yang memiliki potensi sumberdaya sidat (benih dan ukuran konsumsi) dilanjutkan dengan upaya pemanfaatanya baik untuk konsumsi lokal maupun untuk tujuan ekspor (Affandi, 2001). Di indonesia terdapat 7 spesies ikan sidat dari 16 ikan sidat yang terdapat di dunia. Banyaknya jenis ikan sidat ini membuka peluang untuk dikembangkan lebih intentensif mulai dari budidaya sampai ke pemasaran (Robin, 2012). Mempertimbangkan suatu perubahan lingkungan strategis dalam pelaksanaan pembangunan nasional dan pembangunan kelautan dan perikanan sejak tahun 2010 sampai tahun 2012, diperlukan langkah-langkah terobosan yang bukan merupakan upaya terpisah dari kebijakan lain atau kebijakan sebelumnya, tetapi merupakan upaya terintegrasi yang saling memperkuat dalam rangka percepatan pembangunan kelautan dan perikanan, terutama untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk kelautan dan perikanan. Untuk itu, KKP akan mengembangkan industrialisasi kelautan dan perikanan yang akan dimulai sejak tahun 2012, dengan tujuan untuk meningkatkan kontribusi sektor kelautan dan perikanan terhadap pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Melalui industrialisasi, para pelaku usaha perikanan mulai dari nelayan, pembudidaya ikan, serta pengolah dan pemasar hasil perikanan diharapkan dapat meningkatkan produtivitas, nilai tambah dan daya saing, sekaligus membangun sistem produksi yang modern dan terintegrasi dari hulu sampai ke hilir. Dengan demikian, indusrialisasi perikanan diharapkan mampu mengokohkan struktur usaha perikanan nasional, yang membawa multiplier effect sebagai prime mover perekonomian nasional (Kementrian Kelautan dan Perikanan, 2012). Potensi perikanan dan kelautan Kabupaten Lamongan cukup signifikan, meliputi perikanan tangkap, perikanan budidaya dan sektor usaha perikanan lainya, selain usaha penangkapan ikan dilaut dengan rata-rata produksi, 63.000 ton pertahun dengan jumlah armada kapal/perahu 5.617 unit dan jumlah nelayan sebanyak 23.807 orang, usaha penangkapan juga dilakukan diperairan umum berupa rawa-rawa dan waduk serta sungai dengan produksi rata-rata 2.192 ton pertahun atau sekitar 10.155 ha rupiah. Pada perikanan budidaya, kegiatan diusahakan pada areal sekitar 25.322 hektar yang meliputi tambak seluas 1.380 hektar; sawah tambak 23.602 hektar dan kolam seluas 340 hektar, adapun nilai produksi perikanan budidaya rata-rata 29.758 ton pertahun yang diusahakan oleh 159.440 orang (KKP Lamongan, 2010). Unit pengelolah perikanan budidaya Lamongan (UPPB) merupakan Unit Pelaksana Tekhnis (UPT) Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur Lokasi UPPB Lamongan terletak di wilayah Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan Jawa Timur. Adapun jenis-jenis ikan yang dibudidayakan antara lain ikan Bandeng, Udang Galah, Udang Vanamei, Tombro, dan Nila. Sebagai Unit Pengelola Perikanan Budidaya Lamongan mempunyai tugas untuk melaksanakan Diversifikasi usaha di bidang Perikanan,salah satunya adalah membudidayakan ikan sidat karena ikan tersebut mempunyai nilai ekonomis yang relatif tinggi serta berpeluang untuk komoditas eksport. Dalam menyusun strategi untuk meraih keungulan bersaing, setiap UPT dihadapkan pada situasi dan kondisi yang berbeda-beda yang terjadi dalam lingkungan intern lembaga maupun lingkungan ekstern lembaga. Situasi yang dihadapi akan membuka peluang sekaligus ancaman bagi

30

APi STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp 29-36 UNIVERSITAS BRAWIJAYA Recieved 28 January 2013, Accepted 15 May 2013

keberadaan lembaga. Peluang tersebut akan menjadi kenyataan jika lembaga mampu menggunakan kekuatan yang dimiliki dengan cermat dan dapat menghindari ancaman jika dapat mengatasi kelemahan yang dimiliki. Dalam penerapan atau pelaksanaan semua program UPT, membutuhkan suatu rencana pemasaran yang tepat dan efektif, karena dalam dunia bisnis tidak tertutup kemungkinan adanya persaingan, sehingga perusahaan dapat melakukan analisa tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan pasar perusahaan dan juga tujuan perusahaan untuk dapat terus meningkatkan volume penjualan dapat tercapai semaksimal mungkin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis (1) Strategi pemasaran yang telah dilakukan oleh UPPB Deket Lamongan dalam pengembangan pemasaran ikan sidat (2) Mengidentifikasi dan menganalisis faktor internal dan eksternal pemasaran ikan sidat di UPPB Deket Lamongan (3) Menyusun strategi pemasaran yang tepat untuk digunakan oleh UPPB Lamongan. Hasil dari Penelitian ini di harapkan dapat berguna bagi (1) Bagi peneliti dapat menambah wawasan serta pendalaman ilmu pengetahuan yang telah di terima di bangku kuliah. (2) Bagi UPPB sebagai bahan masukan bagi UPPB didalam strategi pemasaran guna meningkatkan pengembangan pemasaran ikan sidat. (3) Bagi perguruan Tinggi sebagai bahan informasi dalam pengembangan keilmuan dan mendukung kesempurnaan ilmu pengetahuan yang ada. METODE PENELITIAN Teknik pengambilansampel/penentuan responden dilakukan secara purposive sampling dimana sampel–sampel penelitian dipilih berdasarkan pertimbangan. Sedangkan pertim-bangan yang diambil itu berdasarkan pada tuju-an penelitian. Peneliti memilih UPPB Lamongan sebagai sampel penelitian. Karena UPPB Lamongan merupakan promotor budidaya ikan sidat di Lamongan dan sebagai lokasi pertama kali dilakukan budidaya ikan sidat di Lamongan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, dokumentasi dan FGD (Focus Group Discussion) dalam penelitian ini responden meliputi kepala UPPB dan pihak-pihak yang terkait.. Analisis data Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif meliputi identifikasi faktor internal-eksternal, penentuan dan penyusunan faktor strategi dan penentuan alternatif strategi SWOT. Faktor internal perusahaan terdiri dari aspek organisasi, sumberdaya manusia, produksi dan operasi, dan pemasaran. Faktor eksternal perusahaan meliputi politik, ekonomi, social, tekhnologi, pelanggan, pemasok, dan pesaing. Sedangkan deskriptif kuantitatif digunakan untuk untuk menganalisis penentuan alternatif strategi pemasaran perusahaan meliputi pemberian bobot dan skor pada strategi eksternal (IFAS) dan faktor strategi eksternal (EFAS), Matrik Internal Eksternal dan penentuan posisi pada kuadran Matrik SWOT dan penentuan alternatif strategi pemasaran perusahaan dengan analisis SWOT. Analisis IFAS (Internal Strategic Factors Summary) Analisis IFAS digunakan untuk menganalisis faktor intern perusahaan, yaitu mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan. Hasilnya digunakan untuk mengelola peluang dalam menghadapi ancaman dari lingkungan eksternal perusahaan. Kekuatan perusahaan dapat digunakan senjata dalam bersaing dan kelemahaan perusahaan harus diperbaiki agar dapat menghadapi perubahan lingkungan. Setelah faktor-faktor strategis internal suatu perusahaan diidentifikasi, suatu table IFAS (Internal Strategic Factors Summary) disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis internal tersebut dalam kerangka Strengths dan Weaknesses perusahaan. Tahapnya adalah (1) Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan dalam kolom 1. (2) Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan. (Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00). (3) Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutran. Variabel yang bersifat (semua fariabel yang masuk katergori kekuatan) diberi nilai mulai dari +4 (sangat baik) dengan membandingkanya dengan rata-rata industri atau dengan pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif kebalikannya. Contohnya, jika kelemahaan perusahaan besar sekali dibandingkan dengan rata-rata industri, nilainya adalah -4, sedangkan jika kelemahaan perusahaan dibawah rata-rata industri, nilainya adalah -1. (4) Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untukmasing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai 1,00 (poor). (5) Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilah, dan bagaimana pembobotan dihitung. (6) Jumlah skor

31

APi STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp 29-36 UNIVERSITAS BRAWIJAYA Recieved 28 January 2013, Accepted 15 May 2013

pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktorfaktor strategis internalnya. Analisis EFAS (Eksternal Srategic Factors Summary) Analisa lingkungan eksternal merupakan pemantauan terhadap lingkungan perusahaan yang mengidentifikasi ancaman dan peluang yang mungkin berpengaruh pada perusahaan dan strateginya dalam mencapai tujuan perusahaan tersebut. Lingkungan eksternal merupakan faktor-faktor di luar kendali perusahaan yang dapat mempengaruhi pilihan arah dan tindakan, struktur organisasi, dan proses internal perusahaan. Mengingat keterkaitan yang erat antara perusahaan dengan faktor lingkungan eksternalnya, maka perlu dilakukan suatu analisis lingkungan yang merupakan proses untuk memantau sektor lingkungan dalam menetukkan peluang dan ancaman terhadap keberadaan perusahaan. Berikut ini adalah cara-cara penentuan faktor Strategi Internal (EFAS) (1) Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai 10 peluan ancaman). (2) Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis. (3) Hitung rating (kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil diberi rating +1. Pemberian rating ancaman adalah kebalikanya. Misalnya jika nilai ancamanya sangat besar, ratingnya adalah -4. Sebaliknya, jika nilai ancamanya sedikit ratingnya -1. (4) Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasil berupa skor pembobotan untuk, masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai 1,0 (poor). (5) Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotan dihitung. (6) Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktorfaktor strategis eksternalnya. Analisis SWOT Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimakan kekuatan (Strengths) dan peluang (Oppurtunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demiian perencana strategi (strategic planer) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman0 dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model paling popular untuk analisis situasi adalah Analisis SWOT (Rangkuti, 2005). Dari hasil analisis SWOT akan dihasilkan empat alternatif strategi yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan oleh manajemen perusaahaan, yaitu: (1) Strategi SO (Strength-Opportunity) Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada diluar perusahaan. Jadi jika perusahaan memiliki kelemahan maka perusahaan harus mampu mengatasi kelemahan tersebut, sedangkan jika perusahaan menghadapi ancaman maka perusahaan harus berusaha menghindarinya dan berusaha berkonsentrasi pada peluang-peluang yang ada. (2) Strategi WO (Weakness-Opportunity) Strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahankelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal. Kadangkala perusahaan menghadapi kesulitan dalam memanfaatkan peluang karena adanya kelemahankelemahan internal, oleh karena itu tergantung bagaimana manajemen perusahaan untuk menggunakan strategi tersebut. (3) Strategi ST (strenght-threat) Melalui strategi ini perusahaan berusaha untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal. (4) Strategi WT (weakness-threat) Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan (defensif) dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman. Suatu perusahaan yang dihadapkan pada sejumlah kelemahan internal dan ancaman eksternal sesungguhnya berada dalam posisi yang berbahaya, ia harus berjuang untuk tetap hidup bertahan. Diagram SWOT Analisis diagram SWOT yang dilakukan oleh Pearce dan Robinson (1997) dibagi atas beberapa strategi dalam empat sel yang berbeda yaitu sel satu strategi agresif, sel dua strategi diversifikasi, sel tiga strategi berbenah diri, dan sel empat strategi difensif. Untuk pengertianya sebagai berikut Sel (1) Strategi agresif. Merupakan strategi yang paling disukai dimana perusahaan

32

APi STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp 29-36 UNIVERSITAS BRAWIJAYA Recieved 28 January 2013, Accepted 15 May 2013

menghadapi beberapa peluang lingkungan dan banyak kekuatan yang mendorong pemanfaatan peluang tersebut. Strategi ini menyarankan strategi yang berorientasi pada pertumbuhan untuk memanfaatkan situasi yang menguntungkan ini. Sel (2) Strategi diversifikasi. Perusahaan dengan kekuatan tertentu menghadapi lingkungan yang tidak menguntungkan. Dalam strategi ini akan dimanfaatkan peluang jangka panjang atas produk atau pasar lain. Sel (3) Strategi berbenah diri. Perusahaan menghadapi lingkungan pasar yang kondusif, tetapi dikendalai oleh kelemahan internal perusahaan. Strategi ini memfokuskan perusahaan untuk mengatasi kelemahan tersebut agar dapat lebih efektif dan efisien dalam melayani produk atau pasar. Sel (4) Strategi defensif. Strategi ini digunakan bagi perusahaan yang menghadapi ancaman lingkungan yang besar, sementara posisi perusahaan relatif lemah. Situasi ini jelas menuntut strategi yang dapat mengurangi atau membatasi keterlibatan dalam produk atau pasar agar dapat bertahan. Gambaran Umum Unit Pengelola Perikanan Budidaya (UPPB) Lamongan Sejarah dan Perkembangan Unit Pengelola Perikanan Budidaya (UPPB) Lamongan Pada tahun 1981 Cabang Dinas Perikanan Kabupaten Lamongan mendirikan Dempond Udang Galah (DUG) Lamongan atas prakarsa Dinas Perikanan Daerah tingkat satu Provinsi Jawa Timur. Dana pembangunan DUG Lamongan diperoleh dari APBD pada tahun 1982-1986. Mengingat pada waktu itu lahan sawah tambak petani tersebut banyak dijumpai ikan/udang tanpa adanya penebaran terlebih dahulu, sehingga petugas Teknis Deket yaitu Bapak Suhadak menyampaikan hal tersebut kepada Bapak Kepala Cabang Dinas Perikanan Tingkat II Kabupaten Lamongan. Sesuai dengan Draf Keputusan Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur Nomor 061/ /116.01/2011, Tanggal Juni 2010, ada perubahan Nomer Klatur Unit Pengelola Teknis Dinas. Yang semula Dempond Udang Galah Lamongan menjadi unit Pengelola Perikanan Budidaya (UPPB). Sebagai Unit Pengelola Perikanan Budidaya Lamongan, UPPB mempunyai tugas untuk melaksanakan Diversifikasi usaha di bidang Perikanan, salah satunya adalah membudidayakan ikan sidat karena ikan tersebut mempunyai nilai ekonomis yang relatif tinggi serta berpeluang untuk komoditas ekspor. HASIL DAN PEMBAHASAN Srategi pemasaran ikan sidat yang dilakukan oleh UPPB Lamongan Produk yang dihasilkan oleh UPPB Deket Lamongan adalah ikan-ikan konsumsi diantaranya yaitu ikan bandeng, udang galah, udang vanamei, tombro, nila dan ikan sidat. Sistem pemasaran yang dilakukan oleh UPPB Lamongan dengan cara distributor pemesan datang langsung ke UPPB dan pemesanan sebelumnya melalui telefon. Kemudian UPPB Lamongan melakukan pengepakkan ikan sidat ke dalam sterofoam sebelum di didistribusikan, ikan sidat yang dihasilkan UPPB yang dipasarkan untuk intern yaitu sekitar Bogor, Surabaya, Jogja dan Jakarta. Yang kemudian oleh perusahan eksportir diolah menjadi makanan siap saji (unagi) yang siap dikirim ke luar Negeri seperti Jepang, Korea, Amerika, Cina, dan Hongkong, jadi untuk proses ekspor diluar kendali dari UPPB Lamongan karena sudah menjadi tanggung jawab eksportir. Berikut saluran distribusi pemasaran ikan sidat yang dijalankan oleh UPPB Lamongan. Dalam menentukan harga ikan sidat, UPPB Lamongan sebelumnya dilakukan sistem semi lelang terlebih dahulu kemudian disesuaikan dengan kesepakatan harga tertinggi itu yang dipilih. Untuk promosi UPPB Lamongan menyiapkan ikan sidat hidup dalam berbagai macam ukuran sesuai dengan permintaan pemesan, tetapi biasanya UPPB Lamongan memasarkan ikan sidat dengan ukuran 3-4 ekor per kilo dengan tujuan untuk menjaga hubungan baik dengan pelanggan karena semakin besar ukuran ikan sidat semakin digemari oleh pembeli. Sistem distribusi ikan sidat untuk tujuan Surabaya diantar langsung ke tempat tujuan dengan menggunakan transportasi berupa mobil dinas milik UPPB Lamongan, sedangkan untuk Jogja, Bogor, dan Jakarta hanya diantar sampai ke bandara Juanda Surabaya kemudian dilanjutkan oleh perusahaan kargo dengan menggunakan pesawat udara. Analisis Lingkungan Analisis Lingkungan Internal Berdasarkan data yang diperoleh dari lingkungan Internal maka didapatkan beberapa analisis faktor-faktor Internal UPPB Lamongan dalam hal pemasaran ikan sidat. Berikut faktor-faktor yang menjadi Kekuatan (1) Posisi tawar (bargaining position), (2) Hubungan baik antar pekerja, (3) Hubungan baik dengan pemasok bahan baku, (4) Mempunyai pelayanan yang baik terhadap pembeli. Dan untuk faktor-faktor yang menjadi Kelemahan adalah sebagai berikut (1) Kemampuan promosi, (2) Sarana budidaya, (3) Sarana transportasi distribusi keluar daerah, (4) Tingkat pendidikan. Tabel IFAS dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.

33

APi STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp 29-36 UNIVERSITAS BRAWIJAYA Recieved 28 January 2013, Accepted 15 May 2013

No 1

2

Tabel 1. IFAS Faktor Strategi Internal Kekuatan Posisi tawar (bargaining position) Hubungan baik antar pekerja Hubungan baik dengan pemasok bahan baku Mempunyai pelayanan yang baik terhadap pembeli Jumlah Kelemahan Kemampuan promosi Sarana budidaya Sarana transportasi distribusi ke luar daerah Tingkat pendidikan Jumlah Total

Bobot (B)

Rating (R)

BXR

0.20 0.10 0.20 0.15 0.65

4 3 3 3

0.80 0.30 0.60 0.45 2.15

0.15 0.05 0.05 0.10 0.35 1.00

-3 -2 -2 -2

-0.45 -0.10 -0.10 -0.20 0.85 1.30

Analisis Lingkungan Eksternal Berdasarkan data yang diperoleh dari lingkungan eksternal maka didapatkan beberapa analisis faktor-faktor eksternal UPPB Lamongan yang menjadi peluang dan ancaman dalam hal pemasaran ikan sidat. Berikut faktor-faktor yang menjadi Peluang adalah sebagai berikut (1) Permintaan pasar, (2) Dukungan pemerintah terhadap perikanan, (3) Perubahan pola konsumsi, (4) Potensi sumber daya alam. Dan untuk faktor-faktor yang menjadi Ancaman adalah sebagai berikut (1) Pengaruh musim, (2) Penurunan produksi benih ikan sidat di alam akibat penangkapan yang berlebihan, (3) Jarak antara lokasi usaha dengan pemasok benih ikan sidat terlalu jauh dan tersebar, (4) Kenaikan harga BBM. Tabel EFAS dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.

No 1

2

Tabel 2. EFAS Faktor Strategi Eksternal Peluang Permintaan pasar Dukungan pemerintah terhadap perikanan Perubahan pola konsumsi Potensi sumber daya alam Jumlah Ancaman Pengaruh musim Penurunan produksi benih ikan sidat di alam akibat penangkapan yang berlebihan Jarak antara lokasi usaha dan pemasok benih ikan sidat terlalu jauh dan tersebar Kenaikan harga BBM Jumlah Total

Bobot (B)

Rating (R)

BXR

0.20 0.20 0.05 0.10 0.55

3 4 2 2

0.60 0.80 0.10 0.20 1.70

0.20 0.15

-4 -2

-0.80 -0.30

0.05

-2

-0.10

0.05 0.45 1.00

-2

-0.10 -1.30 0.40

Analisis Matrik SWOT Setelah melakukan tahap input yang terdiri dari analisis matrik faktor strategi eksternal maka langkah selanjutnya adalah melakukan analisis SWOT dengan menggunakan matrik SWOT untuk mengetahui posisi lokasi UPPB Lamongan terhadap kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimilikinya. Berdasarkan pendekatan tersebut, kita dapat membuat berbagai kemungkinan alternatif strategi (SO, ST, WO, WT). analisis Matrik SWOT dapat dilihat pada Gambar 1. Kemudian pada Diagram SWOT didapatkan hasil bahwa hasil matrik grand strategi pada posisi (x,y) pada kuadran I adalah strategi agresif. Hal ini disebabkan karena peluang dan kekuatan berpengaruh dominan dibandingkan dengan kelemahan dan ancaman, hasil ini sesuai dengan pehitungan pada analisis SWOT, dimana FSI nilai kekuatan > kelemahan (2,15 > -0,85) dan FSE nilai peluang > ancaman (1,70 > -1,30). Diagram SWOT dapat dilihat pada Gambar 1. berikut

34

APi STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp 29-36 UNIVERSITAS BRAWIJAYA Recieved 28 January 2013, Accepted 15 May 2013

Gambar 1. Diagram SWOT Alternatif Srategi Pemasaran Berdasarkan hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa UPPB Lamongan berada pada posisi kuadran I ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan dimana UPPB Lamongan memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada untuk mendapatkan keuntungan. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy). Berdasarkan hasil analisis matrik SWOT, maka alternatif strategi yang dapat diperoleh yaitu sebagai berikut (1) Meningkatkan jumlah produksi ikan sidat untuk memenuhi target pasar, (2) Mengoptimalkan bantuan dari KKP Lamongan untuk pengembangan pemasaran ikan sidat, (3) Dalam perekrutan tenaga kerja harus lebih selektif dan mengutamakan kualitas kinerjanya, (4) Meningkatkan kualitas ikan sidat dan menambah kerja sama dengan eksportir lain, (5) Menjadikan ikan sidat sebagai komoditi baru dan sebagai penggerak pemasaran ikan sidat di Lamongan KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. UPPB merupakan Unit Pelaksana Tekhnis (UPT) Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur Lokasi UPPB Lamongan terletak di wilayah Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan Jawa Timur. Adapun jenis-jenis ikan yang dibudidayakan antara lain ikan bandeng, udang galah, udang vannamei, tombro, dan nila. Sebagai Unit Pengelola Perikanan Budidaya Lamongan mempunyai tugas untuk melaksanakan diversifikasi usaha di bidang perikanan, salah satunya adalah membudidayakan ikan sidat karena ikan tersebut mempunyai nilai ekonomis yang relatif tinggi serta berpeluang untuk komoditas ekspor. 2. Strategi pemasaran yang dilakukan UPPB dalam mencari pelanggan dan memasarkan produknya menggunakan cara purchasing order dan personal selling. Yaitu dengan cara distributor pemesan datang langsung ke UPPB dan pemesanan sebelumnya melalui telefon. Ikan sidat yang dihasilkan UPPB yang dipasarkan untuk intern yaitu sekitar Bogor, Surabaya, Jogja dan Jakarta. Yang kemudian oleh perusahan eksportir diolah menjadi makanan siap saji (unagi) yang siap dikirim ke luar Negeri seperti Jepang, Korea, Amerika, Cina, dan Hongkong, jadi untuk proses ekspor diluar kendali dari UPPB Lamongan karena sudah menjadi tanggung jawab eksportir 3. Faktor strategis internal yang menjadi kekuatan yaitu posisi tawar (bargaining position), hubungan baik antar pekerja, hubungan baik dengan pemasok bahan baku, dan mempunyai pelayanan yang baik terhadap pembeli. Sedangkan faktor strategis internal yang menjadi kelemahan yaitu kemampuan promosi, sarana budidaya, sarana transportasi distribusi ke luar daerah, dan tingkat pendidikan. Faktor strategis eksternal yang menjadi peluang 4. yaitu permintaan pasar, dukungan pemerintah terhadap perikanan, perubahan pola konsumsi, dan potensi sumberdaya alam. faktor strategis eksternal yang menjadi ancaman adalah pengaruh musim, penurunan produksi benih ikan sidat di alam akibat penangkapan yang berlebihan, jarak antara lokasi usaha dan pemasok benih ikan sidat terlalu jauh dan tersebar, dan kenaikan harga BBM.

35

APi STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp 29-36 UNIVERSITAS BRAWIJAYA Recieved 28 January 2013, Accepted 15 May 2013

5. Berdasarkan hasil analisis matrik SWOT, maka alternatif strategi yang dapat diperoleh yaitu sebagai berikut (1) Meningkatkan jumlah produksi ikan sidat untuk memenuhi target pasar, (2) Mengoptimalkan bantuan dari KKP Lamongan untuk pengembangan pemasaran ikan sidat, (3) Dalam perekrutan tenaga kerja harus lebih selektif dan mengutamakan kualitas kinerjanya, (4) Meningkatkan kualitas ikan sidat dan menambah kerja sama dengan eksportir lain, (5) Menjadikan ikan sidat sebagai komoditi baru dan sebagai penggerak pemasaran ikan sidat di Lamongan Saran 1. Menerapkan suatu kebijakan yang lebih agresif dalam memasarkan ikan sidat dengan cara meningkatkan jumlah produksi dan meningkatkan unsur promosi secara maksimal untuk memperluas daerah pemasaran. Dengan demikian diharapkan adanya promosi baik media elektronik maupun cetak agar produk akan lebih mudah dikenal oleh masyarakat. 2. UPPB Lamongan supaya tetap menjaga dan meningkatkan produksi dan kualitas produk dengan memberikan pelatihan-pelatihan pada SDM dan melakukan riset dan pengembangan produk karena di era perdagangan bebas dimana konsumen lebih leluasa memilih dan produk yang berkualitas akan menjadi pilihan konsumen. 3. Perlu adanya penambahan dan peremajaan mesin-mesin produksi yang sudah tua, dengan mengoptimalkan teknologi yang ada agar produksi dan distribusi pengiriman lancar serta kualitas dan kuantitas produk tetap terjaga. 4. Segera memaksimalkan bantuan dan dukungan dari pemerintah Lamongan dalam hal ini yaitu memperbanyak dan membangun kolam menjadi semi permanen agar dapat mengatasi permasalahan pada perubahan musim yaitu musibah banjir dan supaya didapatkan produksi yang memenuhi target 5. Melakukan pengembangan produk yang semula mengekspor dalam bentuk ikan sidat konsumsi menjadi bentuk olahan ikan sidat siap saji atau (unagi) yaitu makan internasional khas jepang yang terkenal berprotein dan bergizi tinggi, salah satu upaya yang harus dilaksanakan yaitu segera mendatangkan cheff atau juru masak yang berpengalaman membuat unagi, guna mendapatkan keuntungan sebanyak mungkin. 6. UPPB Lamongan hendaknya terus memantau perubahan-perubahan lingkungan eksternal yang terjadi begtiu cepat dan kadangkala tidak terduga sebelumnya, sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menetapkan strategi yang tepat dengan melihat potensi yang dimiliki. DAFTAR PUSTAKA Affandi, R. 2001. Budidaya Ikan Sidat. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Kementrian Kelautan dan Perikanan, 2012. http://www.kkp.go.id/VISI-MISI-TUJUAN-DAN-SASARANSTRATEGIS. Jakarta. 17 November 2012. Kotler, Philip. 1997. Manajemen Pemasaran. Prenhallindo. Jakarta Kotler P & Armstrong G. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran Jilid 1 Edisi. Penerbit Erlangga. Jakarta. Marzuki, 1993 Metodologi Riset. Penerbit BPFE. UII. Yogyakarta Pearce, John A dan Robbinson, 1997. Manajemen Strategis : Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian. Edisi Pertama. Penerbit Bina Rupa Aksara. Jakarta. Pearce, John A dan Robbinson, 2008. Manajemen Strategis : Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian. Edisi Sepuluh. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Sukandar dalam Mimit. 2011. Feasibility Study. Usaha Perikanan. Sebagai Aplikasi dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan. Universitas Brawijaya Press (UB Press). Malang. Rangkuti, Freddy. 2005. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Robin, 2012. Potensi dan Permasalahan Pengembangan Budidaya Ikan Sidat. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

36