STUDI KASUS KEHAMILAN RISIKO TINGGI KETUBAN PECAH DINI DI RSUD

Download 1 Jan 2016 ... case study, the population is pregnant mother with premature rupture of membranes's. Sampel of this research is ... Jeni...

0 downloads 292 Views 363KB Size
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 1 - Januari 2016

Studi Kasus Kehamilan Risiko Tinggi Ketuban Pecah Dini di RSUD Sukoharjo (Case Study High Risk Pregnancy With Premature Rupture of Membrane in RSUD Sukoharjo) Riska Andriani , Tutik Yuliyanti Prodi D III Keperawtan Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo [email protected], [email protected] Abstract: The purpose of this study toto analyze of treatment upbringing at patient with high risk of pregnant of premature rupture of membranes’s. This study was aqualitatif’s research with design of case study, the population is pregnant mother with premature rupture of membranes’s. Sampel of this research is Mrs. S wich pregnant and got premature rupture of membranes’s in Bougenvile room at P A0

3

relate to with uterus contraction, worried relate to with situational crisis, riks of infection relate to rupture of membranes before the time. From diagnosa’s writer stack the plan of action and implementation

acute, and riks of infection is resolved. Keyword: nursing care, premature rupture of membrane

Abstrak: Tujuan peneitian ini untuk menganalisis Asuhan Keperawatan dengan Kehamilan Risiko Tinggi Ketuban Pecah Dini dengan menggunakan pendekatan manajemen keperawatan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan rancangan studi kasus, populasinya adalah ibu hamil dengan KPD. Sampel penelitian ini adalah Ny. S yang hamil dan mengalami KPD di ruang

3

P A0

meringis menahan sakit, terdapat pengeluaran air ketuban berwarna putih susu bau anyir. Ditegakkan 3 diagnosa keperawatan yaitu nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus, kecemasan berhubungan dengan krisis situasional, risiko infeksi berhubungan dengan pecah ketuban sebelum waktunya. Setelah

dan infeksi tidak terjadi dengan intervensi: berikan pendidikan kesehatan KPD, kaji tanda-tanda infeksi, kaji pengeluaran air ketuban. Didapatkan hasil evaluasi untuk diagnosa nyeri akut, kecemasan dan risiko infeksi teratasi. Kata Kunci: asuhan keperawatan, ketuban pecah dini

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org

77

IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 1 - Januari 2016 I.

PENDAHULUAN

dan berakhir sampai permulaan persalinan (Padila,

Lima penyebab terbesar kematian ibu pada tahun 2010 adalah perdarahan, hipertensi dalam

selaput janin sebelum proses persalinan di mulai

kehamilan, infeksi, partus lama/macet dan abortus

dan bayi meningkat pada kejadian ketuban pecah

penyebab ketuban pecah dini, antara lain:

dini sehingga dapat meningkatkan morbiditas

serviks yang inkompetensia, ketegangan rahim berlebihan:

Dalam upaya

menurunkan

angka

ibu, pemerintah menerapkan

kembar,

hidramnion,

kematian

kelaianan letak janin dalam rahim: sungsang, letak

strategi Macing

lintang, kemungkinan kesempitan panggul, perut

Pregnancy Safer 2000.

kehamilan

gantung, bagian terendah belum masuk Pintu

Angka kejadian tahun 2009 di Provinsi

Jawa Tengah dengan kasus ketuban pecah dini

kelainan bawaan dari selaput ketuban, infeksi yang menyebabkan terjadinya proses biomekanik

kejadian ketuban pecah dini mengalami kenaikan

pada selaput ketuban dalam bentuk proteolitik sehingga memudahkan ketuban pecah. Menurut

diperoleh Ny. S hamil 28 minggu(G3P2A0 pecah dini di tandai oleh keluarnya cairan ketuban

faktor risiko dari ketuban pecah dini, antara lain:

yang merembes dari vagina, bercak yang banyak

penipisan dan dilatasi dii serviks, amniosentesis,

berwarna putih susu dari vagina dan nyeri perut.

kelainan genetik, malpersentasi janin, ketuban

Ny. S mempunyai riwayat ketuban pecah dini. Ny.

pecah dini sebelumnya, servistis, Infeksi Saluran

S mendapatkan penanganan seperti: antibiotik ampisillin 1000 mg/8 jam, infus RL 20 tpm dan

Tanda gejala ketuban pecah dini menurut

bedres hasilnya cairan ketuban masih keluar, kontraksi uterus masih terjadi dan tidak adatanda

ketuban merembes dari vagina; aroma air ketuban

infeksi lokal pada Ny. S.

berbau amis dan tidak seperti bau amoniak,

Berdasarkan

maka

mungkin cairan tersebut masih merembes atau

“Bagaimana

menetes, dengan ciri pucat dan bergaris warna

asuhan keperawatan dengan kehamilan risiko

darah; cairan ini tidak akan berhenti atau kering

tinggi ketuban pecah dini pada Ny. S di ruang

karena terus diproduksi sampai kelahiran; demam,

Bougenvile RSUD Kabupaten Sukoharjo?”

bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut

perumusan

data

masalahnya

Adapun

tujuan

tersebut adalah

umum:

menganalisis

asuhan keperawatan dengan kehamilan risiko

jantung janin bertambah cepat merupakan tandatanda infeksi yang terjadi.

tinggi ketuban pecah dini dengan menggunakan pendekatan manajemen keperawatan. Kehamilan

adalah

pertumbuhan

pengkajian ketuban pecah dini antara lain: dan

perkembangan janin intauterimulai sejak konsepsi

78

identitas ibu, riwayat penyakit, riwayat kesehatan dahulu dan riwayat kesehatan keluarga.

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org

IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 1 - Januari 2016 Fokus intervensi menurut pendapat Green

II.

METODEPENELITIAN Penelitian di lakukan di ruang Bougenvile

infeksi maternal berhubungan dengan ruptur

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sukoharjo

membran amniotik. Intervensi: lakukan pemerikaan vagina awal, ulangi bila pola kontraksi atau perilaku

kualitatif

dengan

rancangan

studi

kasus,

ibu menujukan kemajuan; gunakan teknik aseptik

menggunakan pedekatan proses keperawatan

selama pemeriksaan vagina; anjurkan perawatan perinium setelah eliminsi selama 4 jam dan sesuai

dengan ketuban pecah dini. Sampelnya adalah Ny.

indikasi; pantau suhu, nadi, pernafsan, dan sel

S yang hamil dan mengalami ketuban pecah dini

darah putih sesuai indikasi; tekan pentingnya

di ruang Bougenvile Rumah Sakit Umum Daerah

mencuci tangan yang baik dengan benar; berikan

Kabupaten Sukoharjo. Teknik sampling yang digunakan purposive sampling Menggunakan

kultur darah bila gejala sepsis ada. Ansietas

untuk pengumpulan data dalam penelitian ini

berhubungan dengan ancaman atau persepsi

adalah interview/anamnesa, observasi dan studi

ancaman terhadap kehamilan atau bayi baru

dokumentasi. Instrumen yang digunakan berupa alat-alat

Intervensi: kaji indikator perilaku takut/ansietas baik verbal dan non verbal; kaji kemampuan ibu

thermometer, penlight, buku catatan, bolpoint,

atau pasangannya untuk berpartisipasi dalam

midline, timbangan dan hasil laboratorium

pengambilan keputusan; kaji tingkat pemahaman mengenai diagnosis, penanganan, dan prognosis;

III.

kaji tingkat ansietas; luangkan waktu berasama

Pengkajian

klien untuk menjelaskan prosedur, memberi

HASIL PENELITIAN

Didapatkan

hasil:

pasien

megatakan

dukungan, dan mendengarkan masalah; dorong

usia kehamilan 28 minggu (G3P2A0

pernyataan ansietas; dorong partisipasi individu

mengatakan nyeri pada perut, nyeri bertambah

terdekat sebanyak mungkin. Nyeri berhubungan

bila terjadi kontraksi, skala nyeri 4, nyeri terjadi

dengan kontraksi otot fundus uterus intermiten. Intervensi:

kaji sifat nyeri (lokasi, frekuensi,

seperti tertusuk jarum. Pasien mengatakan nyeri

keparahan, durasi, faktor pencetus, faktor yang

pada perut. Pasien mengatakan cemas dengan kandungannya. Pasien mengatakan takut bila

keparahan; tentukan analgesik dan/atau anastesi

janinnya tidak selamat. Pasien mengatakan sering

yang dipilih; kaji tanda-tanda vital dan tingkat

terbangun karena cemas. Pasien mengatakan

kesadaran pada interval yang tepat dan catat;

cemas dengan keadaannya sekarang dan takut

jelaskan dan bimbing klien melalui tindaka non-

dengan keadaan janinnya. Pasien mengatakan

farmakologi; kontrol faktor lingkungan yang dapat

tidak tahu tentang KPD.

memengaruhi respon klien terhadap nyeri.

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org

Data Objektif: ekspresi wajah meringis

79

IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 1 - Januari 2016 ºC, RR: 16 kali/menit, N: 80 kali/menit; pasien

anjurkan pasien bedrest, kaji reaksi nonverbal dari

terlihat cemas dan terlihat gelisah; terdapat

ketidaknyamanan, kaji TTV.

pengeluaran air ketuban berwarna putih susu bau

Kecemasan berhubungan dengan krisis situasional. Tujuan: setelah dilakukan tindakan

Diagnosa keperawatan

keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan cemas

Ditegakkan 3 diagnosa yaitu: nyeri akut

hilang dengan kriteria hasil: pasien tenang, pasien

berhubungan dengan kontraksi uterus ditandai

tidur nyenyak, wajah rileks. Rencana tindakan:

dengan

gunakan

pasien mengatakan nyeri pada perut,

nyeri bertambah bila terjadi kontraksi, skala 4, nyeri

pendekatan

yang

menenangkan,

libatkan keluarga untuk mendampingi klien, dengarkan dengan penuh perhatian, berikan

nyeri seperti tertusuk jarum; pasien mengatakan

pendidikan kesehatan KPD, dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan.

16 kali/menit, N: 80 kali/menit; ekspresi wajah meringis menahan sakit.

Risiko infeksi berhubungan dengan pecah ketuban sebelum waktunya. Tujuan: setelah

Diagnosa kedua kecemasan berhubungan

dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24

dengan krisis situasional yang ditandai: pasien

jam, diharapkan infeksi tidak terjadi dengan kriteria

mengatakan cemas dengan kehamilannya, pasien

hasil: air ketuban berhenti keluar, TTV dalam

mengatakan takut bila janinnya tidak selamat; pasien mengatakan sering terbangun karena

kaji tanda-tanda infeksi, ajarkan cara mencuci

cemas;

tangan yang baik dan benar, kaji TTV, kolaborasi

pasien

mengatakan

cemas

dengan

keadaannya sekarang dan takut dengan keadaan janinnya; pasien mengatakan tidak tahu tentang

jam, kolaborasi dengan dokter pemberian antibiotik

KPD, pasien terlihat cemas dan terlihat gelisah.

ampisillin 1000 mg/8 jam, kaji pengeluaran air

Diagnosa ketiga risiko infeksi berhubungan dengan

pecah

ketuban

sebelum

waktunya.

ketuban. Implementasi

yang ditandai terdapat pengeluaran air ketuban tindakan keperawatan diagnosa ke-1: mengkaji leukosit 7,7 103/µL.

tingkat

Perencanaan

teknik relaksasi nafas dalam, mengukur TTV,

Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus.

Tujuan: setelah dilakukan tindakan

nyeri

menganjurkan keperawatan

dengan

PQRST,

mengajarkan

pasien

bedrest.

diagnosa

ke-2:

Tindakan melakukan

keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri

pendidikan kesehatan KPD, mendorong pasien

pasien hilang dengan kriteria hasil: skalanya nyeri

untuk

mengungkapkan

perasaan.

Tindakan

diagnosa ke-3: memberikan antibiotik ampisillin 1000 mg, mengukur TTV. kali/menit. Intervensi: kaji tingkat nyeri dengan PQRST, ajarkan teknik relaksasi nafas dalam,

80

tindakan keperawatan diagnosa ke-1: mengkaji

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org

IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 1 - Januari 2016 tingkat nyeri dengan PQRST, mengukur TTV,

Planning: lanjutkan intervensi: libatkan keluarga

mengkaji reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan.

untuk mendampingi klien, dorong pasien untuk

Tindakan keperawatan diagnosa keperawatan ke-

mengungkapkan perasaan, gunakan pendekatan

2: menggunakan pendekatan yang menenangkan,

yang menenangkan.

melibatkan keluarga untuk mendampingi klien. Tindakan keperawatan diagnosa ke-3: mengkaji pengeluaran

air

ketuban,

TTV,

ºC; Analisis: masalah

mengajarkan cara mencuci tangan yang baik dan

belum teratasi;Planning: lanjutkan intervensi: kaji

benar, melaksanakan advis dokter pemberian

TTV, kaji pengeluaran air ketuban, kolaborasi

tindakan keperawatan diagnosa ke-1: mengkaji

diagnosa ke-1, Subjektif: pasien mengatakan

tingkat nyeri dengan PQRST, mengukur TTV,

nyeri perut, nyeri bertambah saat kontraksi, nyeri

respon

diagnosa

seperti tergigit semut, nyeri hilang timbul dengan

keperawatan ke-2: mendorong pasien untuk

skala nyeri 2, nyeri setiap 30 menit dan lamanya

Tindakan

mengungkapkan

mengukur

pengeluaran air ketuban berwarna putih susu

keperawatan

perasaan,

mendengarkan

dengan penuh perhatian. Tindakan keperawatan diagnosa ke-3: mengkaji tanda-tanda infeksi,

72 kali/menit; Analisis: masalah belum teratasi;

respon melaksanakan advis dokter pemberian

Planning: lanjutkan intervensi: kaji tingkat nyeri dengan PQRST, kaji TTV.

Evaluasi

diagnosa ke-1, Subjektif: pasien mengatakan nyeri pada perut, nyeri bertambah bila terjadi kontraksi

Objektif: pasien tenang; Analisis: masalah belum teratasi; Planning: lanjutkan intervensi:dengarkan dengan penuh perhatian, dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan. Evaluasi diagnosa ke-3, data subjektif:

menit, N: 80 kali/menit; Analisis: masalah belum

pasien mengatakan air ketuban berwarna putih

teratasi; Planning: lanjutkan intervensi: kaji tingkat

susu dan berbau anyir masih keluar; data objektif:

nyeri dengan PQRST, kaji reaksi nonverbal, kaji TTV.

S: 36,8 ºC; analisis: masalah belum teratasi; planning: lanjutkan intervensi: kaji tanda-tanda

pasien mengatakan bila takut janinnya tidak

infeksi, kaji TTV, kaji pengeluaran air ketuban,

kandungannya; Objektif: pasien terlihat cemas dan terlihat gelisah; Analisis: masalah belum teratasi;

diagnosa ke-1, data subjektif: pasien mengatakan

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org

81

IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 1 - Januari 2016 nyeri perut berkurang, nyeri saat kontraksi seperti

berwarna putih susu bau anyir. Tanda gejala yang

tergigit semut dengan skala nyeri 1, nyeri jarang

ditemukan penulis saat melakukan pengkajian sudah sesuai dengan manifestasi ketuban pecah

18 kali/menit, N: 76 kali/menit; analisis: masalah

terdapat perbedaan tentang ciri dan bau cairan

teratasi; planning: pertahankan intervensi: kaji tingkat nyeri dengan PQRST, anjurkan pasien

cairan ketuban berwarna pucat dan bergaris warna

bedrest.

darah serta berbau amis sedangkan data yang di peroleh dari Ny. S cairan ketuban berwarna putih susu dan berbau anyir.

mengatakan sudah tenang karena boleh pulang

Ny. S mengalami ketuban pecah dini pada

berarti keadaannya dan janinnya sudah baik; data objektif: pasien tenang; analisis: masalah

ketuban pecah dini pada kehamilan preterm.

teratasi; planning: pertahankan intervensi: libatkan keluarga untuk mendampingi klien. dua yaitu: ketuban pecah dini pada kehamilan pasien mengatakan tidak merasa panas pada alat

Ny. S juga mengalami ketuban pecah dini pada kehamilan pertama dan kedua. Menurut

planning: pertahankan intervensi: kaji tanda-tanda

faktor risiko dari ketuban pecah dini antara lain

infeksi.

penipisan dan dilatasi dini serviks, amniosentesis, kelainan genetik, malpersentasi janin, ketuban

IV.

PEMBAHASAAN

pecah dini sebelumnya, servistis, Infeksi Saluran

Pengkajian Penulis

dalam

melakukan

pengkajian

ini menunjukan bahwa Ny. S memiliki faktor risiko

menggunakan metode wawancara, pemeriksaan

dari ketuban pecah dini yaitu riwayat ketuban pecah dini sebelumnya.

pengkajian penulis mendapatkan tanda gejala ketuban pecah dini yang dialami Ny. S antara

belum melakukan pemeriksaan Denyut Jantung

lain: pasien mengatakan nyeri pada perut, nyeri bertambah bila terjadi kontraksi, skala nyeri 4, nyeri

acuan untuk mengetahui kesehatan ibu dan perkembangan

janin

khususnya.

Takikardi

nyeri seperti tertusuk jarum; pasien mengatakan

dan bradikardi janin adalah indikasi terjadinya

nyeri pada perut;

ekspresi wajah meringis

komplikasi pada janin. Pada pasien juga dilakukan

menahan sakit terdapat pengeluaran air ketuban

di lakukan USG tujuannya untuk menentukan

82

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org

IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 1 - Januari 2016 volume

cairan

amnion,

oligohidramnion

uterus.Diagnosa ini di tegakkan karena

meningkatkan kemungkinan prolaps tali pusat

pada

Ny.

S ditemukan data:

mengatakan Terakhir dari pengkajian adalah dilakukan pemeriksaan

penunjang,

hasil

nyeri

pada

perut,

pasien nyeri

bertambah bila terjadi kontraksi, skala

pemeriksaan

hasil bahwa hemoglobin dan hematokrit menurun

jarum. Pasien mengatakan nyeri pada perut. Dari observasi didapatkan data: TTV: TD:

adanya hematokrit yang cenderung menurun

menit. Ekspresi wajah meringis menahan

karena kenaikan relatif volume plasma darah.

sakit. Batasan karakteristik paling penting untuk menegakan diagnosa nyeri adalah laporan nyeri ibu yang diungkapkan atau

pada orang yang tidak hamil, kondisi ini disebut

diisyaratkan.Diagnosa ini sudah sesuai dengan pendapat Green dan Wilkinson

oleh

meningkatnya

volume

plasma

darah kontraksi otot fundus uterus intermiten.

anemia adalah jika konsentrasi hemoglobin

Menurut

Maslow kamanan/kenyamanan

merupakan kebutuhan dasar yang kedua yang memerlukan penanganan segera karena apabila tidak, akan menganggu

disimpulkan bahwa anemia yang di alami Ny. S

2.

Kecemasan berhubungan dengan krisis

yaitu anemia mikrositik hipokrom, yaitu anemia

situasional.

Diagnosa

ini

ditegakkan

yang disebabkan oleh kekurangan zat besi,

kerena pada Ny. S ditemukan data: pasien mengatakan cemas dengan kandungannya.

Diagnosa Keperawatan Penulisan

diagnosa

Pasien mengatakan takut bila janinnya keperawatan

tidak

selamat.

Pasien

mengatakan

didasarkan pada rencana asuhan keperawatan

sering terbangun karena cemas. Pasien

maternal & bayi baru lahir dengan memperhatikan

mengatakan cemas dengan keadaannya

konsep penulisan mulai dari label diagnosa

sekarang

keperawatan, batasan karakteristik dan faktor

janinnya. Pasien mengatakan tidak tahu

yang berhubungan.

tentang KPD.Diagnosa ini sesuai dengan

dan takut

dengan keadaan

Diagnosa keperawatan yang ditemukan penulis pada Ny. S dengan kehamilan resiko tinggi

3.

Risiko infeksi berhubungan dengan pecah

ketuban pecah dini antara lain:

ketuban sebelum waktunya.Diagnosa ini

1.

ditegakkan karena pada Ny. S dari observasi

Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org

83

IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 1 - Januari 2016 didapatkan data: terdapat pengeluaran

dengan SMART tetapi kurang sesuai dengan

air ketuban berwarna putih susu bau karena

belum

mencantumkan

kriteria

hasil: berpartisipasi dalam pengambilan keputusan

mengenai

pengobatan

dan

risiko tinggi infeksi berhubugan dengan pecah ketuban lama sebelum waktunya.

menggunakan individu pendukung.

Perencanaan 1.

Penyusunan intervensi lain: gunakan

Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi

pendekatan yang menenangkan, libatkan

uterus.Kriteria

keluarga

hasil

yang

penulis

untuk

mendampingi

klien,

berpedoman pada SMART: S: TTV dalam

dengarkan dengan penuh perhatian, dorong

rentan normal; M: skalanya nyeri 0-1, TD:

pasien untuk mengungkapkan perasaan, berikan pendidikan kesehatan KPD. 3.

Risiko infeksi berhubungan dengan pecah

teratasi; R: dapat tercapai; T: 3 x 24 jam.

ketuban sebelum waktunya, tujuan dan

Dalam menyusun tujuan dan kriteria hasil

kriteria hasil berdasarkan SMART meliputi:

sudah sesuai berdasarkan metode SMART,

S: Air ketuban berhenti keluar; M: TTV

tetapi kurang sesuai dengan pendapat masalah teratasi; R: dapat tercapai; T: 3 x nyeri yang penulis susun dalam kriteria

24 jam.

hasil adalah 0-1 sedangkan skala nyeri

Tujuan

dan

kriteria

hasil

yang

menurut pendapat Green dan Wilkinson

disusun sudah sesuai dengan SMART dan

1-3. Penetapan kriteria hasil skala nyeri

Selanjutnya menyusun intervensi, antara

0-1 karena disesuaikan dengan keadaan

lain: kaji tanda-tanda infeksi, kaji TTV, kaji

pasien.

pengeluaran air ketuban, mengajarkan cara

Selanjutnya

menyusun

intervensi

cuci tangan yang baik dan benar, kolaborasi

antara lain: kaji tingkat nyeri dengan PQRST,

dengan dokter pemberian antibiotik dan

kaji reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan,

2.

anjurkan pasien bedrest, kaji TTV, ajarkan

dokter pemberian antibiotik ampisillin 1000

teknik relaksasi nafas dalam.

mg.

Kecemasan berhubungan dengan krisis situasional.

Kriteria

hasil

berdasarkan

Implementasi Implementasi yang dilakukan selama 3 hari

SMART meliputi: S: Pasien tenang, Pasien tidur nyenyak; M: Wajah rileks; A: masalah teratasi; R: dapat tercapai; T: 3 x 24 jam.

tingkat

nyeri

dengan

PQRST.

Melakukan

Kriteria hasil yang disusun sudah sesuai

84

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org

IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 1 - Januari 2016 dengan penuh perhatian sehingga mengurangi yang

mempengaruhi

gawat

atau

ringannya

rasa takut terhadap sumber yang tidak diketahui, serta

membina

rasa

percaya

(Green

dan

mendampingi klien. Kehadiran pasangan ibu dan/ atau individu terdekat meningkatkan perasaan aman dan menurunkan perasaan takut (Green relaksasi nafas dalam untuk menurunkan nyeri serta meningkatkan periode istirahat dan tidur. Teknik relaksasi nafas dalam dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksai napas dalam

TTV, ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan

juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan

tanda vital dicurigai ada tanda-tanda infeksi yaitu

meningkatkan oksigen darah (Smeltzer dan Bare, pengeluaran air ketuban. Karena air ketuban dapat tekanan darah, nadi, dan pernapasan adalah indikasi penting derajat nyeri. Menurut pendapat

Keuntungan dari berdrest adalah mengurangi

baik dan benar. mengurangi perkembangan

kebutuhan tubuh terhadap oksigen, menyalurkan

mikroorganisme dan untuk mencegah petumbuhan

sumber energi untuk proses penyembuhan dan tanda-tanda infeksi. Dalam pengkajian ini penulis dari ketidaknyamanan. Pengkajian nyeri yang akurat penting untuk upaya penatalaksaan nyeri

infeksi diantaranya: dolor: rasa nyeri, kalor: rasa

yang efektif, karena nyeri merupakan pengalaman

panas, tumor: pembengkakan, rubor: kemerahan,

yang subjektif dan dirasakan secara berbeda pada

fungsio laesa: perubahan fungsi dari jaringan yang

masing-masing individu yaitu dengan metode PQRST, dan respon nonverbal yang bila dijadikan

Tindakan yang dilakukan sesuai rencana

indikator nyeri yang paling utama yaitu ekspresi

asuhan keperawatan. Adapun tindakan diluar

wajah, selain itu menutup mata rapat-rapat atau

rencana

membuka lebar-lebar, menggigit bibir bawah, dan

juga untuk

keperawatan

dilakukan

kesehatan

KPD.

Tujuanya

pada

di

lakukan

USG

menentukan

volume

cairan

oligohidramnion pendidikan

yaitu

meningkatkan

pasien

tujuannya amnion,

kemungkinan

agar

pasien paham tentang KPD sehingga kecemasan

Evaluasi Diagnosa keperawatan ke-1: dari evaluasi hari terakhir, masalah teratasi dan sudah sesuai dengan kriteria hasil: pasien mengatakan nyeri

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org

IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 1 - Januari 2016 perut berkurang, nyeri saat kontraksi seperti

DAFTAR PUSTAKA

tergigit semut dengan skala nyeri 1, nyeri jarang

Dutton,

Lauren

A;

Densmore,

Jessica

E;

Turner, Meredith B. 2011. Rujukan Cepat rileks. Intervensi yang dipertahankan: kaji tingkat nyeri dengan PQRST, anjurkan pasien bedrest.

Kebidanan. Jakarta: EGC. Manuaba, Ida Ayu Chandranita; Manuaba, Ida

Dignosa keperawatan ke-2: dari evaluasi

Bagus Gde Fajar; Manuaba, Ida Bagus

hari terakhir, masalah teratasi dan sudah sesuai

Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit

dengan kriteria hasil: pasien mengatakan sudah

Kandungan, dan KB untuk Kebidanan, Ed

tidak cemas, pasien mengatakan sudah tenang

2. Jakarta: EGC.

karena boleh pulang berarti keadaannya dan janinnya sudah baik, pasien tenang.Intervensi yang dipertahankan: libatkan keluarga untuk mendampingi klien.

Jakarta: Salemba Medika. Norwitz, Errol; Schorge, John. 2008. At a Glance Obstetri & Ginekologi, Ed 2. Surabaya:

Diagnosa keperawatan ke-3: dari evaluasi hari terakhir, masalah teratasi dan sudah sesuai dengan kriteria hasil:

Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas.

pasien mengatakan

tidak merasa panas pada alat kelamin, pasien mengatakan air ketuban sudah tidak keluar, tidak ada air ketuban, tidak terdapat kemerahan

Erlangga. Nugroho, Taufan. 2012. Patologi Kebidanan. Yogyakarta. Nuha Medika Padila. 2014. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika. Prawirohardjo, Sarwono. 2012. Buku Pandun Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka

tanda-tandainfeksi, ajarkan cara mencuci tangan yang baik dan benar,kaji TTV,kaji pengeluaran air ketuban.

Sarwono Prawiroharjo. Prawiroharjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawiroharjo, Ed 4. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

V.

SIMPULAN

Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada

Data yang ditemukan pada Ny. S kehamilan

Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika.

resiko tinggi ketuban pecah dini adalah nyeri pada perut dan terdapat pengeluaran air ketuban

L. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan

berwarna putih susu bau anyir.kehamilan risiko tinggi ketuban pecah dini pada Ny. S dengan usia kehamilan 28 minggu (G3P2A0

hasil

Luaran

Janin

Pada

Persalinan

masih bisa dipertahankan. Masalah utama pada

Dengan Ketuban Pecah Dini di RSUP

Ny. S dengan kehamilan resiko tinggi ketuban pecah didi adalah nyeri akut

w w w. j u r n a l p e n d i d i k a n b i d a n . c o m / arsip/39-mei-2013//111-gambaran-hasilluaran-janin-pada-persalinan-dengan-

86

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org

IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 1 - Januari 2016 ketuban-pecah-dini-di-rsup-drhasansadikin-bandung-tahun-2009.html. Diakses

Irar, Yayan A. 2010. Mencari Penyebab Anemia Dengan Nilai Eritrosit Rata-Rata. http:// yayanakhyar.wordpress.com/2010/04/19/ mencari-penyebab-anemia-dengan-nilaieritrosit-rata-rata/. Diakses pada tanggal 21

Susilowati, Endang. 2009. Gambaran Karakteristik Ibu Bersalin dengan Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang.http://ejurnal.akbidpantiwilasa. ac.id/index.phpkebidananarticle/view/3/.

Anggraeni, Desy Dwi. 2014. Gambaran Faktor Risiko Kejadian Ketuban Pecah Dini di RS Asmir Salatika. Permusnwu.web.id/../3209.

Jawa Tengah. http://www. Dinkesjatengprov.

jawa tengah. Diakses pada tanggal 10

www.depkes.go.Id. Diakses pada tanggal

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org

87