Studi Kelayakan Bisnis Konveksi Kaos di Kota Bandung - UNPAR

Studi Kelayakan Bisnis Konveksi Kaos di Kota Bandung. Yansen ... Pengujian kelayakan bisnis ini akan dilakukan melalui beberapa aspek, yaitu aspek pas...

106 downloads 1207 Views 339KB Size
Studi Kelayakan Bisnis Konveksi Kaos di Kota Bandung Yansen Wijaya1, Churiah Agustini Santoso2 1,2) Fakultas

Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri, Universitas Katolik Parahyangan Jl. Ciumbuleuit 94, Bandung 40141 Email: [email protected], [email protected]

Abstrak Pakaian merupakan salah satu dari beberapa kebutuhan utama yang harus dimiliki oleh semua orang di dunia. Dengan adanya pakaian, orang-orang dapat dilindungi dari panas dan juga dapat membuat orang terlihat lebih stylish. Pakaian, khususnya kaos, setiap hari dipakai oleh semua orang untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Dengan seringnya kaos dipakai untuk melakukan aktivitas, maka permintaan kaos juga akan meningkat seiring waktu. Peningkatan permintaan kaos tersebut menjadikan peluang untuk membuka bisnis konveksi kaos lebih besar. Sesuai dengan segmen, yaitu anak remaja yang memiliki tingkat ekonomi menengah, bisnis ini sangat cocok untuk dibuka di kawasan Bandung Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah bisnis konveksi kaos layak untuk dijalankan di kota Bandung. Pengujian kelayakan bisnis ini akan dilakukan melalui beberapa aspek, yaitu aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen sumber daya manusia, aspek lingkungan, dan aspek finansial. Hasil pembahasan dari setiap aspek akan dijadikan acuan untuk menentukan apakah bisnis konveksi kaos ini layak dijalankan atau tidak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua aspek memiliki hasil yang baik dan bisnis ini dapat dijalankan. Aspek pasar dan pemasaran menunjukkan bahwa peminat kaos di kota Bandung masih banyak dan teknik pemasaran yang dilakukan dapat membuat bisnis ini dikenal oleh masyarakat. Aspek teknis bisnis ini dikatakan layak karena penataan layout serta pemilihan lokasi sudah sesuai segmentasi pasar. Pembuatan struktur organisasi yang baik menunjukkan aspek manajemen sumber daya manusia yang baik. Limbah yang dihasilkan dari bisnis ini dapat diolah dengan baik melalui penjualan ulang limbah padat dan penggunaan plastisol dengan efisien. Dari aspek finansial, semua perhitungan menunjukkan bahwa bisnis ini layak karena sudah mengikuti kriteria perhitungan minimal. Kata kunci: Kelayakan bisnis, Kaos

Pendahuluan Sandang atau pakaian merupakan kebutuhan primer yang sangat penting pada kehidupan sehari-hari karena dipakai dari mulai beraktivitas sampai berakhirnya aktivitas itu sendiri. Selain itu, pakaian juga berguna untuk melindungi diri pemakai dari cuaca serta berguna untuk mempercantik diri. Tidak diragukan lagi bahwa pakaian sangat dicari oleh orang-orang untuk mempercantik diri mereka. Semua orang di dunia ini memakai pakaian sesuai selera agar enak dilihat dan dianggap stylish oleh orang yang melihatnya. Menurut Cecep Wijaya Sari (2015), laju pertumbuhan penduduk di Bandung saat ini masih di atas standar nasional, yaitu sekitar 1,7% per tahun dibandingkan dengan standar nasional yaitu 1,4% per tahunnya. Selain itu, permintaan pakaian di Bandung juga meningkat tiap tahunnya. Tabel I.1 menunjukkan peningkatan permintaan di salah satu konveksi kaos di Bandung, yaitu Sinar Kehidupan. Sinar Kehidupan merupakan salah satu kompetitor pada bisnis ini. Sinar Kehidupan memiliki target pasar ke semua

kalangan dan kaosnya berharga di atas harga kaos grosiran dengan kualitas yang tidak jauh berbeda. Tabel 1. Permintaan Kaos Sinar Kehidupan Tabel Permintaan Kaos di Sinar Kehidupan Bandung Tahun 2015

2016

Bulan

Jumlah Permintaan (pcs)

Mei

240

Juni

360

Juli

360

Agustus

360

September

360

Oktober

378

November

378

Desember

720

Januari

480

Februari

480

Maret

480

April

600

Mei

642

Usaha konveksi kaos ini sangat baik didirikan di Bandung Selatan karena letaknya dekat dengan penyedia bahan konveksi kaos dan dekat dengan tempat distribusi kaos-kaos konveksi. Selain itu, daerah Bandung Selatan juga memiliki populasi anak-anak remaja yang cukup banyak. Sehingga peluang mereka untuk membeli kaos pun lebih besar. Kaos yang nantinya akan dibuat adalah yang lebih khusus untuk anak-anak muda, lebih seperti kaos distro dan target pasar utama dari usaha ini adalah anak-anak muda yang berada di Kota Bandung. Dengan adanya peluang untuk membuka usaha konveksi kaos ini, maka perlu dilakukan studi kelayakan. Studi kelayakan yang tepat dapat memberikan hasil berupa resiko-resiko yang dapat dihasilkan dalam bisnis ini dan dapat mencegah kerugian yang dapat terjadi. Dengan perencanaan investasi yang matang, maka peluang keuntungan yang didapat juga akan semakin besar. Template ini akan diberikan pada Anda oleh redaksi Jurnal Rekayasa Teknik Industri, bila makalah Anda dinyatakan dapat diterbitkan di Jurnal Rekayasa Teknik Industri, baik dengan revisi ataupun tidak. Metode Penelitian 1. Pengertian Bisnis Griffin dan Ebert (1996) mengartikan bisnis sebagai aktivitas yang menyediakan barang atau jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen. Dapat dilakukan oleh organisasi perusahaan yang memilki badan hukum, perusahaan yang memiliki badan usaha, maupun perorangan yang tidak memilki badan hukum maupun badan usaha seperti pedagang kaki lima, warung yang tidak memiliki Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) serta usaha informal lainnya. Tujuan bisnis akan tercapai dan akan langgeng apabila didukung oleh para pekerja bisnis tersebut, seperti tenaga kerja, supplier, pemilik modal, dan pihak eksternal lainnya. 2. Studi Kelayakan Bisnis Menurut Kasmir dan Jakfar (2012), studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan. Menurut Umar (2005), studi kelayakan bisnis adalah penelitian terhadap rencana

bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidaknya suatu bisnis yang dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan. Kasmir dan Jakfar (2012) mengatakan bahwa tujuan dari adanya studi kelayakan bisnis adalah: 1. Menghindari resiko kerugian 2. Memudahkan perencanaan 3. Mempermudah pelaksanaan pekerjaan 4. Mempermudah pengawasan 5. Mempermmudah pengendalian Umar (2005) mengatakan ada beberapa aspek yang dapat diteliti untuk melakukan studi kelayakan bisnis, yaitu: 1. Aspek pasar 2. Aspek pemasaran 3. Aspek teknik 4. Aspek sumber daya manusia 5. Aspek manajemen 6. Aspek keuangan 7. Aspek sosial, politik, ekonomi 8. Aspek lingkungan yuridis 9. Aspek lingkungan hidup 10. Aspek lingkungan industry Dari kesepuluh aspek tersebut, akan lebih lanjut dibahas mengenai 5 aspek, yaitu aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen sumber daya manusia, aspek lingkungan, dan terakhir adalah aspek finansial. Hasil dan Pembahasan 1. Aspek Pasar Untuk mengetahui apakah ada pasar atau tidak dari bisnis yang akan dijalankan, maka digunakan sebuah metode yang bernama RealWin-Worth It Method (RWW). Metode ini berisi beberapa pertanyaan yang berisikan tentang apakah ada kebutuhan dari produk yang dibuat sampai ke biaya produk itu sendiri. Apabila semua pertanyaan dijawab dengan Ya, maka pasar dari produk ini ada dan bisnis ini layak untuk dijalankan. Berikut ini adalah pertanyaan dari metode RWW tersebut. 1. Apakah terdapat kebutuhan? Apa yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan? 2. Dapatkah konsumen membeli? 3. Akankah konsumen membeli? 4. Apakah sudah ada konsep yang layak untuk produk yang ditawarkan? 5. Apakah produk tersebut layak? Dapat dibuat? Apakah teknologinya ada?

Apakah semuanya dapat memenuhi kebutuhan? 6. Akankah produk yang ditawarkan memuaskan pasar? Apakah ada kelebihan produk yang ditawarkan dibandingkan dengan kompetitor yang sudah ada? 7. Dapatkah diproduksi dengan biaya rendah? Setelah melakukan wawancara dan mengumpulkan beberapa data secara subjektif dan objektif, hasil dari pertanyaan metode RWW semuanya dapat dijawab dengan Ya, berarti bila dilihat dari aspek pasar, bisnis ini layak untuk dijalankan karena masih terdapat pasar yang membutuhkan kaos. 2. Aspek Pemasaran Pada aspek ini, 2 strategi akan digunakan untuk memaksimalkan pasar yang dapat dituju, yaitu strategi STP dan bauran pemasaran. STP adalah singkatan dari segmenting, targeting, dan positioning. Tahap pertama dari strategi ini adalah segmenting yang membagi pasar ke dalam beberapa bagian, yaitu menurut demografi, psikografi, dan geografinya. 1. Demografi Secara demografi pasar akan dibagi menurut usia dan jenis kelaminnya. Kaos akan dijual ke anak muda/remaja di Kota Bandung baik pria maupun wanita. 2. Psikografi Secara psikografi pasar akan dibagi menurut gaya hidupnya. Kaos ini cocok dijual untuk anak muda/remaja yang memiliki gaya hidup simple yang selalu memakai kaos dalam aktivitas sehariharinya. Selain itu, dengan harga yang terjangkau, kaos ini bisa dibeli oleh kelompok kalangan sosial menengah. 3. Geografi Secara geografi pasar akan dibagi menurut lokasinya. Lokasi dari bisnis ini adalah di kota Bandung. Setelah segmenting, strategi selanjutnya adalah targeting. Targeting bertujuan untuk mengevaluasi ketiga bagian yang sudah dibahas di strategi segmenting dan kemudian dijadikan sebuah target pasar yang lebih baik lagi. Jika dievaluasi lebih lanjut, target pasar dari bisnis ini adalah masyarakat remaja yang berusia 15-28 tahun. Selain itu, remaja tersebut berasal dari kalangan menengah yang mampu membeli kaos dengan harga yang sudah

ditentukan. Lokasi bisnis ini nantinya akan difokuskan di daerah Bandung Selatan. Strategi terakhir adalah positioning. Positioning merupakan strategi yang menjelaskan bagaimana produk dari bisnis ini dapat dibeli oleh konsumen tanpa mengecewakan konsumen sehingga konsumen merasa puas setelah membeli dan memakai kaos tersebut. Pada bisnis ini, langkah positioning yang dilakukan adalah membuat kaos ini dengan desain yang simple seperti dengan gambar sederhana atau tulisan motivasi. Setelah itu, bahan yang digunakan adalah cotton combed 30s yang merupakan bahan yang tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis sehingga menjamin kenyamanan pemakainya. Warna dari desain yang dibuat tidak cepat luntur dan setelah dicuci, ukuran kaos tidak terlalu menyusut. Kenyamanan konsumen pada saat melakukan proses pembelian juga ditambah dengan sistem penukaran kembali kaos yang cacat pada saat membeli dan menukarnya kembali dengan kaos yang baru. Terakhir, harga dari kaos ini adalah Rp 75.000,00. Bauran pemasaran merupakan salah satu strategi pemasaran yang menjelaskan 4P, yaitu product, price, place, dan promotion. 1. Product Produk yang nantinya akan dijual berupa kaos berdesain simple dengan tulisan atau gambar yang unik dan bagus. Tempat konveksi baju ini akan diberi nama “Juragan Kaos”. Kaos yang diproduksi oleh Juragan Kaos ini ada beberapa kelebihan dan juga kesamaan dengan kaos-kaos yang sudah beredar di pasaran sekarang ini. Kelebihan yang dimiliki adalah memiliki bahan yang nyaman dipakai karena terbuat dari cotton combed 30s, desain dapat ditentukan sendiri oleh konsumen, warna tidak mudah luntur dan bahan tidak mudah menyusut 2. Price “Juragan Kaos” menawarkan kaos dengan kualitas yang baik dengan harga yang bersaing dengan pasaran sehingga target pasar mampu membeli kaos ini tanpa harus mengeluarkan uang yang berlebihan. Harga yang ditawarkan adalah Rp 75.000,00 sesuai dengan desain. 3. Place Lokasi dari konveksi kaos ini berada di daerah Bandung Selatan. Bandung Selatan dipilih karena daerah tersebut dekat dengan pusat penjualan kain, sehingga kain bisa

didapatkan dengan harga murah dan tidak jauh untuk membeli kain. Selain itu, daerah Bandung Selatan terdapat banyak anak muda yang memakai kaos pada kegiatan mereka sehari-hari dibandingkan dengan memakai kemeja. Dengan berpusat di daerah Bandung Selatan, harapan selanjutnya adalah Juragan Kaos dapat berkembang dan memproduksi kaos nya sampai ke Bandung bahkan luar kota. 4. Promotion Promosi merupakan kegiatan yang penting apabila suatu bisnis mau dikenal oleh orang banyak. Untuk menarik minat konsumen, Juragan Kaos juga harus melakukan promosi, seperti melalui media online atau iklan. Dengan mudahnya pemasaran dan kemampuan dari Juragan Kaos untuk melakukan pemasaran tersebut, maka bila dilihat dari aspek pemasaran, bisnis ini layak. 3. Aspek Teknis Dalam aspek teknis akan membahas tentang penentuan lokasi usaha, proses produksi kaos, perancangan layout, dan prosedur operasi baku. Lokasi usaha dari konveksi kaos ini akan direncanakan di daerah Bandung Selatan, di dekat Taman Kopo Indah. Berikut adalah gambar lokasi dari konveksi kaos ini.

Gambar 1. Lokasi bisnis konveksi kaos

Urutan proses produksi kaos adalah pertama kali kaos didesain kemudian ditentukan ukuran-ukuran yang diinginkan untuk dijual. Setelah itu, bahan yang sudah diatur akan dipotong di meja potong sesuai ukuran dan kemudian bahan yang sudah dipotong akan dilanjutkan ke meja sablon untuk disablon sesuai dengan desain yang sudah dibuat. Setelah itu, bahan yang sudah dipotong dan disablon kemudian masuk ke meja jahit untuk dijahit sesuai dengan bagian masingmasing. Setelah dijahit, kaos yang sudah jadi kemudian masuk ke bagian finishing untuk di

cek apakah masih ada benang yang tidak rapi, atau warna yang tidak jelas. Terakhir, kaos yang sudah jadi kemudian masuk ke packaging dan kemudian masuk ke gudang untuk disimpan. Gambar 2 merupakan proses produksi dari bisnis ini.

Gambar 2. Proses produksi kaos

Layout yang dibuat untuk usaha ini akan disusun secara simple, tidak banyak memperhitungkan banyak hal namun dapat digunakan untuk menyelesaikan proses produksi secara keseluruhan. Bangunan yang dipilih nantinya akan ada 2 tingkat, tingkat pertama digunakan untuk menjual kaos, dan tingkat kedua digunakan sebagai tempat proses produksi kaos tersebut. Gambar 3 merupakan layout dari lantai 1 dari bisnis Juragan Kaos.

Gambar 3. Layout lantai 1

Lantai 1 pada gambar 3 akan digunakan sebagai tempat berjualan dan tempat pelanggan melihat model-model baju. Untuk proses produksi kaos sendiri akan dilakukan di lantai 2. Gambar 4 merupakan layout lantai 2.

Gambar 4. Layout lantai 2

POB (Prosedur Operasi Baku) dibuat untuk lebih memudahkan pekerja dalam melakukan pekerjaannya. Pekerja jadi memiliki acuan untuk melakukan pekerjaannya untuk meminimalisir kesalahan yang dapat terjadi. Juragan Kaos membuat 2 POB agar karyawan tidak salah dalam bekerja, khususnya dalam menerima pelanggan yang datang dan menerima pesanan khusus dari pelanggan. Gambar 5 adalah POB dari penjualan kaos.

Prosedur Operasi Baku Penjualan Kaos No. POB/2016/001 Konsumen Kasir Mulai

Konsumen datang

Menyambut konsumen

Memilih kaos

Menawarkan kaos yang tersedia

Bersedia membeli?

YA

Melakukan Pembayaran

Menerima uang dan mencatat dalam laporan

daya manusia yang nantinya bekerja untuk memajukan bisnis ini. Dalam bisnis Juragan Kaos, manajemen sumber daya manusia yang dilakukan adalah dengan membuat struktur organisasi yang dapat membuat para pekerja mengerti siapa atasan dan bawahan, serta apa saja tugastugas yang harus mereka kerjakan sehingga pekerjaan pun terlihat lebih rapi dan bisnis dapat berjalan dengan baik juga. Gambar 7 merupakan struktur organisasi dari Juragan Kaos.

Memberikan kaos kepada konsumen TIDAK Selesai

Gambar 5. POB penjualan kaos

Selain penjualan kaos, POB yang dibuat lagi adalah proses penerimaan pesanan khusus dari pelangga. Gambar 6 merupakan gambar dari POB-nya.

Konsumen

Prosedur Operasi Baku Penerimaan Pesanan Khusus dari Konsumen No. POB/2016/002 Kasir Desainer Pegawai Proses Produksi

Mulai

Konsumen datang

Menyambut konsumen

Memberikan desain

Menerima desain

Negosiasi harga

Bersedia membeli? YA

Melakukan Pembayaran Menerima uang dan mencatat dalam laporan

Memberikan desain pada desainer

Menerima desain

Mendesain kaos

Memberikan desain ke pegawai proses produksi

TIDAK Konsumen mengambil kaos

Mengabarkan konsumen

Mengerjakan kaos

Kaos sudah jadi

Selesai

Gambar 6. POB penerimaan pesanan khusus

4. Aspek Manajemen Sumber Daya Manusia Biasanya, bisnis yang berjalan tidak teratur disebabkan karena pegawai atau pekerja yang bekerja dalam bisnis tersebut tidak mengerti tugas apa yang harus mereka kerjakan. Maka dari itu diperlukan manajemen untuk sumber

Gambar 7. Struktur organisasi

Dengan adanya struktur organisasi, tugas dari masing-masing pekerja dapat dilihat menurut job description masing-masing. 5. Aspek Lingkungan Aspek lingkungan penting untuk diperhatikan karena dari bisnis konveksi kaos ini dapat menghasilkan limbah. Limbah yang dihasilkan dari bisnis ini dapat berupa limbah padat dan cair. Limbah padat dapat berupa sisa-sisa kain hasil konveksi dan limbah cair dapat berupa sisa hasil cat/sablon yang digunakan. Apabila limbah tidak diolah dengan cara yang benar, maka dampaknya adalah pencemaran lingkungan dan hal tersebut merupakan hal yang tidak baik bagi pemilik bisnis dan juga lingkungan sekitar. Berikut ini adalah cara untuk menanggulangi limbah tersebut. 1. Limbah padat Limbah pada dari bisnis konveksi kaos biasanya berupa kain-kain sisa dari proses pemotongan yang berlebih. Kain-kain dari sisa proses pemotongan tersebut biasa langsung dibuang ke tempat sampah dan apabila tidak dibereskan maka akan menjadi tumpukan yang mengganggu lingkungan sekitar dan menimbulkan pencemaran. Cara paling baik untuk mengolah limbah padat dari bisnis konveksi kaos adalah dengan menjual sisa-sisa kain yang tidak

terpakai lagi ke tukang loak. Tukang loak menerima kain-kain yang sudah tidak terpakai lagi dengan harga tertentu. Sekarang, ada usaha yang memakain bahan dasar kain bekas konveksi atau yang lebih sering disebut dengan kain perca. Para pengrajin membuat banyak barang, seperti boneka, mainan anak-anak, dari kain perca tersebut. 2. Limbah cair Limbah cair dari bisnis konveksi kaos adalah sisa-sisa cairan pencampur warna yang digunakan untuk sablon atau cat untuk sablon itu sendiri. Limbah ini biasanya langsung dibuang ke saluran air yang terdapat pada bangunan atau ke saluran got yang berada di lingkungan sekitar. Limbah ini nantinya akan langsung tersalur ke sungai-sungai sehingga warna sungai pun menjadi berwarna akibat dari limbah cair bisnis konveksi tersebut. Tetapi, bahan yang digunakan dalam produksi kaos ini adalah plastisol. Plastisol tidak menghasilkan banyak limbah seperti bahan cat lainnya karena sifatnya yang tidak mudah kering sehingga dapat digunakan kembali untuk proses selanjutnya (http://www.sablon.info/2016/04/lebihbagus-tinta-rubber-atau-plastisol.html). Jadi, pengolahan terbaik apabila menggunakan bahan ini adalah menyimpan bahan ini sampai digunakan kembali karena sifatnya yang tidak mudah kering. Apabila ingin dibuang, maka perlu perlakuan yang khusus, seperti menggunakan kain untuk membungkusnya, kemudian dibakar. Limbah padat dan cair dapat diatasi dengan baik dan bahkan dapat meningkatkan ekonomi apabila limbah padat dijual ke pihak lain. Maka, jika dilihat dari aspek lingkungan, bisnis ini dapat dikatakan layak. 6. Aspek Finansial Perhitungan biaya yang akan dilakukan adalah perhitungan biaya investasi awal, biaya tetap, biaya operasional, dan terakhir adalah depresiasi terhadap investasi yang dilakukan. Analisis kelayakan finansial akan dilakukan setelah perhitungan arus kas selama 5 tahun. Analisis kelayakan finansial akan dilakukan dengan menggunakan beberapa metode. Tabel 2 merupakan tabel biaya investasi awal yang meliputi biaya mesin, peralatan, serta alat lain yang digunakan dalam proses produksi.

Tabel 2. Biaya investasi awal Kete rang an

Ke but uh an

Sewa Loka si Mesin Jahit Mesin Obra s Mesin Over deck Mesin Pres s Mesin Poto ng

Meja Sabl on Meja Poto ng Scre en Rakel Plastisol Spra y Gun Hot Gun

Meja Kasir Man nequ in

Harga

Total Harga Awal (P)

2

Rp 50.000. 000 MESIN Rp Rp 2.500 5.000.0 .000 00

1

Rp 3.000 .000

Rp 3.000.0 00

1

Rp 4.000 .000

Rp 4.000.0 00

1

Rp 2.500 .000

Rp 2.500.0 00

Rp 675.0 00

Rp 1 675.000 Rp 15.175. Total 000 PERALATAN Rp Rp 1.250 1.250.0 1 .000 00 Rp 750.0 Rp 1 00 750.000 Rp 30.00 Rp 2 0 60.000 Rp 70.00 Rp 2 0 140.000 Rp 115.0 Rp 2 00 230.000 Rp 300.0 Rp 1 00 300.000 Rp 500.0 Rp 1 00 500.000 Rp 3.230.0 Total 00 LAINNYA Rp 700.0 Rp 1 00 700.000 Rp 50.00 Rp 3 0 150.000

S i s a

T a h u n

0

5

0

5

0

5

0

5

0

5

0

5

Total

0

5

0

5

0

2

0

2

0

1

0

5

0

5

Total

0

5

0

5

Depre siasi (tahu n)

Rp 1.000 .000 Rp 600.0 00 Rp 800.0 00 Rp 500.0 00 Rp 135.0 00 Rp 3.035 .000 Rp 250.0 00 Rp 150.0 00 Rp 30.00 0 Rp 70.00 0 Rp 230.0 00 Rp 60.00 0 Rp 100.0 00 Rp 890.0 00 Rp 140.0 00 Rp 30.00 0

Total Total Investasi Keseluruhan

Rp 850.000 Rp 69.255. 000

Rp 170.0 00 Rp 4.095 .000

Total Tot. Depr

Dari tabel 2 didapatkan total biaya yang diperlukan untuk investasi adalah Rp 69.255.000,00. Biaya tetap adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan setiap bulannya secara rutin. Biaya-biaya tersebut adalah biaya listrik, gaji karyawan, depresiasi, iuran kebersihan, dan iuran keamanan. Total karyawan yang akan dipekerjakan adalah sebanyak 5 orang dengan gaji tiap karyawan adalah sebesar Rp 1.500.000,00. Biaya listrik yang dikeluarkan selama 1 tahun adalah Rp 6.000.000,00 sesuai dengan pemakaian mesin dan peralatan yang diperlukan. Biaya variabel adalah biaya yang tidak dibayar setiap bulannya, tetapi biaya yang dibayar untuk membuat 1 potong kaos saja. Tabel 3 menunjukkan biaya tetap yang harus dibayar tiap tahunnya. Tabel 3. Biaya tetap Biaya Tetap/Tahun

Harga

Total Gaji Karyawan

Rp

90,000,000

Listrik

Rp

6,000,000

Kebersihan

Rp

120,000

Keamanan

Rp

360,000

Depresiasi

Rp

4,095,000

Total

Rp

100,575,000

Selain biaya tetap, biaya lainnya yang perlu dihitung adalah biaya variabel untuk pembuatan 1 buah kaos. Tabel 4 menunjukkan biaya variabel yang diperlukan untuk membuat 1 buah kaos. Tabel 4. Biaya variabel/kaos Biaya Variabel / No. kaos Peralatan sablon 1 (cat/pewarna, screen, rakel) 2

Bahan

3

Benang

4

Plastik Total

Harga Rp 5,750 Rp 19,000 Rp 500 Rp 250 Rp 25,500

Untuk menganalisa kelayakan investasi, pertama kali yang perlu dilakukan adalah membuat proyeksi aliran kas. Aliran kas bersih

(PV) selama 5 tahun berturut-turut setelah dihitung adalah Rp 43.750.750,00; Rp 76.423.790,00; Rp 101.998.822,00; Rp 127.059.057,00; Rp 133.575.362,00. Setelah nilai PV didapatkan, maka dapat dianalisis kelayakan finansial dengan menggunakan beberapa metode, seperti NPV, IRR, MIRR, discounted payback period, PI, dan BEP. Tabel 5 merupakan hasil dari analisis kelayakan investasi. Tabel 5. Hasil analisis kelayakan investasi Metode

Hasil

Krite ria

Kesim pulan

NPV

Rp 311.397.83 8

NPV >0

Layak

Discounted Payback Period

1,33

MIRR

50%

PI

4,45

IRR

96%

BEP

170

Layak >5.7 5% >1 >5.7 5%

Layak Layak Layak Layak

Dilihat dari hasil perhitungan yang ada pada tabel 5, semua metode menghasilkan hasil analisis yang positif dan hal ini berarti bisnis konveksi kaos Juragan Kaos dapat dikatakan layak apabila dilihat dari aspek finansial. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Aspek pasar Bisnis layak untuk dijalankan karena bila dilihat dari aspek pasar dengan menggunakan metode RWW, pasar untuk bisnis konveksi kaos ini ada. 2. Aspek pemasaran Bisnis layak untuk dijalankan bila dilihat dari strategi STP dan bauram pemasaran, semua dapat dilakukan dengan baik. 3. Aspek teknis Bisnis layak untuk dijalankan karena lokasi bisnis terletak sesuai dengan target pasar, layout yang membuat pekerja dapat bekerja dengan efisien, dan pembuatan POB sebagai acuan pekerja untuk menyelesaikan tugasnya dengan lebih baik. 4. Aspek manajemen sumber daya manusia Bisnis layak untuk dijalankan karena struktur organisasi sudah dibuat dengan baik, pembagian jumlah pekerja sesuai dengan waktu kerjanya sehingga dapat membuat pekerjaan lebih cepat selesai. 5. Aspek lingkungan

Bisnis layak untuk dijalankan karena limbah hasil konveksi kaos dapat ditangani dengan baik. Limbah padat berupa kain-kain bekas dapat dijual atau dijadikan kerajinan yang lain, limbah cair ditangani dengan penggunaan bahan secara efisien. 6. Aspek finansial Bisnis dapat dikatakan layak dari aspek finansial apabila perhitungan yang sudah dilakukan sesuai dengan kriteria Daftar Pustaka Ahmad Subagyo. 2007. Studi Kelayakan Teori dan Aplikasi. Jakarta : PT Elex Media Komputindo. Budi U., 2012. Hukum dan Etika Bisnis. Yogyakarta : CV Andi Offset. Fitzgerald, J. dan Fitzgerald, A. (1987). Fundamentals of Systems Analysis: Using Structured Analysis and Design Technique. 3rd edition. John Wiley & Sons, New York Fogarty, D., Blackstone, J.H., Hoffmann, T.R. 1991. Production and Inventory Management. Ohio: South-Western Publisihing Co. Griffin, R.W. dan Ebert, R.J. 1996. Business. New Jersey: Prentice-Hall. Kasmir dan Jakfar. 2012. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Penerbit Kencana. Kotler, P. dan Keller, K. L.. 2012. Marketing Management 14th edition. New Jersey: Prentice Hall. Newnan, D. G. 1990. Engineering Economic Analysis Third Edition. Jakarta: Binarupa Aksara. Sundjaja, Ridwan S., Barlian Inge, Sundjaja, Dharma P. 2012. Manajemen Keuangan 2 Edisi 7. Bandung : Literata Lintas Media. T. Gilarso. 2007. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Kanisius. Tompkins, J.A., White, John, Bozer, Y. and Tanchoco, J.M.A.. 2010. Facilities Planning Fourth Edition. John Wiley and Sons, Inc. Ulrich, K. T. dan Eppinger, S. D. 2008. Product Design and Development Fifth Edition. Mc Graw Hill International Edition. Umar, H. 2005. Study Kelayakan Bisnis Edisi 3 Revisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Rinaldi,

F. 2016. Menghitung Pajak Penghasilan, Tarif PPh 21, dan PTKP 2016 Terbaru. http://www.kembar.pro/2015/10/men ghitung-pajak-penghasilan-tarif-pph21-terbaru-2015.html. Diunduh pada tanggal 17 Januari 2017. Santoso, B., S.T. 2016. Tanya Jawab, Lebih Bagus Tinta Rubber atau Plastisol. http://www.sablon.info/2016/04/lebihbagus-tinta-rubber-atauplastisol.html. Diunduh pada tanggal 27 November 2016. Sari, C.W. 2015. Laju Pertumbuhan Penduduk Jabar Masih di Atas Standar Nasional. http://www.pikiranrakyat.com/bandungraya/2015/09/22/343409/lajupertumbuhan-penduduk-jabar-masihdi-atas-standar-nasional. Diunduh pada tanggal 21 Mei 2016 Studi Kelayakan Bisnis. http://www.ciputrauceo.net/blog/2015/11/12/studikelayakan-bisnis. Diunduh pada tanggal 19 Mei 2016. What is a Flow Process Chart. http://asq.org/learn-aboutquality/process-analysistools/overview/flowchart.html. Diunduh pada tanggal 20 November 2016.