(STUDI PERSEPSI MAHASISWI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Download (Studi Persepsi Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Surakarta mengenai Remaja Perempuan Ideal di Rubrik FashionMajalah Remaja). NASKAH PUB...

0 downloads 460 Views 410KB Size
REMAJA PEREMPUAN IDEALDALAM RUBRIK FASHION DI MAJALAH

(Studi Persepsi Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Surakarta mengenai Remaja Perempuan Ideal di Rubrik FashionMajalah Remaja)

NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Strata 1 Program Studi Ilmu Komunikasi

Disusun Oleh: BETI MUNTININGRUM L. 100 080 093

PROGAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

ABSTRAK Mahasiswi yang sebagian besar masih berusia remaja, sangat rentan terhadap tampilan mengenai remaja perempuan ideal. Setidaknya mahasiswi mengeluarkan uang saku mereka untuk membuat penampilan mereka terlihat ideal (kriteria kulit putih, memilki rambut panjang berkilau, memiliki tubuh langsing). Salah satu media yang tanggap perubahan fashion adalah majalah khususnya pada rubrik fashion. Universitas Muhammadiyah Surakarta yang berideologi islami, membuat para mahasiswi diwajibkan untuk memakai busana muslim yang menutup aurat saat perkuliahan maupun saat berada di kawasan kampus. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan studi persepsi dan pengambilan kesimpulan diambil melalui analisis Spearman Rho. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Adapun sampelnya dihitung dengan menggunakan Purposive Sampling sehingga mendapatkan sampel sebanyak 55 orang. Hasil penelitian dengan analisis Spearman Rho menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa dapat berubah–ubah seiring dengan uang saku dan perkembangan fashion yang membuat rubrik fashion menyesuaikan trend yang sedang berkembang. Semakin positif persepsi perempuan dari mahasiswi, rubrik fashion semakin positif pula dalam menampilkan perempuan ideal. Hal ini terbukti dari hasil uji t yang memperoleh thitung< ttabel, yaitu 0,278 < 1,675pada taraf signifikan 5% (p<0,05). Kata Kunci: Persepi, Perempuan Remaja Ideal, Majalah, Rubrik Fashion, Uang Saku

Ibrahim (2011: 268), citra–citra

A. Pendahuluan Perkembangan komunikasi saat ini

ideal yang terus menerus dikontruksikan

telah menjadi pondasi yang kokoh dari

dan

kesuksesan sebuah media massa. Beberapa

lewat/oleh media ini perlahan tapi pasti

produk

sukses

telah berubah menjadi standar budaya

menampilkan berbagai macam fenomena

mengenai kecantikan perempuan yang

di berbagai belahan dunia dan berhasil

mengendap dalam kesadaran kita. Banyak

menjadikannya trend di masyarakat. Tak

dari konsumen perempuan yang mengikuti

terkecuali oleh para perempuan yang

gambaran

notabene adalah khalayak yang sering

konsumen yang bertubuh agak besar, yang

dijadikan tujuan trend karena kembali lagi

kemudian mengikuti tips media massa

ke sifat dasar perempuan yang selalu ingin

tersebut. Kejadian ini bermula karena

mencoba hal baru yang sedang trend di

disebabkan oleh peran media massa pula.

lingkungan sekitar serta mengaplikasikan

Sebuah

ke kehidupan sehari–hari agar tampil

kesenjangan

menonjol di antara banyak orang.

perempuan untuk tampil ideal seperti yang

media

massa

telah

MacSween dalam Mulyana (2007:

ditanamkan

di

serta

disosialisasikan

media.

media

Bermula

telah

yang

dari

menciptakan

menuntut

para

tervisual dalam gambar di media.

311) berkata, sebuah sisi penting argumen

Perhatian

terhadap

penampilan

feminis adalah bahwa media telah berperan

remaja mulai diaplikasikan oleh media

dalam objektifikasi tubuh kaum wanita:

cetak. Banyak media cetak khususnya yang

tubuh wanita ada dalam pertunjukan; kaum

media

wanita wajib menjadikan tubuh mereka

menampilkan perempuan bertubuh ideal

sebagai pertunjukan yang memadai dan

dalam model–model yang ditampilkan.

diterima; sebagai objek yang eksternal bagi

Secara tidak langsung, media juga dapat

diri mereka.

cetak

remaja

yang

mulai

mempengaruhi persepsi perempuan remaja

perilaku, baik langsung secara lisan,

dalam hal penampilan fisik yang ideal.

maupun tak langsung melalui media”.

Universitas Surakarta

yang

Muhammadiyah berideologi

islami,

Dalam definisi di atas, maka dapat

ditarik

kesimpulan

bahwa

membuat para mahasiswi diwajibkan untuk

komunikasi adalah suatu cara untuk

memakai busana muslim yang menutup

memberi tahu atau mengubah sikap

aurat saat perkuliahan berlangsung maupun

(attitude), pendapat (opinion), atau

saat berada di kawasan kampus.

perilaku

Berdasarkan

latar

belakang

(behavior).

komunikasi

juga

Selain dapat

itu,

bersifat

tersebut, maka peneliti tertarik untuk

informatif dan persuasif. Komunikasi

melakukan penelitian dengan mengangkat

informatif

permasalahan

sedangkan komunikasi persuasifyaitu

dengan

judul

“Remaja

Perempuan Ideal dalam Rubrik Fashion di Majalah

(Studi

Universitas

Persepsi

Muhammadiyah

Mahasiswi

yaitu

memberi

tahu,

mengubah khalayak. 2. Komunikasi Massa

Surakarta

Media massa yang telah banyak

mengenai Remaja Perempuan Ideal di

beredar sekarang ini adalah bentuk

Rubrik Fashion Majalah Remaja)”.

dari komunikasi, yaitu komunikasi massa. Menurut West dan Turner (2009: 41) komunikasi massa (mass

B. Tinjauan Pustaka

communication) adalah komunikasi

1. Komunikasi Effendy (2004: 5) “komunikasi adalah proses

penyampaian

suatu

pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah

sikap,

pendapat,

atau

kepada

khalayak

menggunakan

luas

saluran

dengan saluran

komunikasi ini. Komunikasi

massa

lebih

bervariatif baik itu segmentasi, usia,

agama,

suku,

kebutuhan

pekerjaan,

akses

informasi

ke

khalayak. Selain itu sifat penyebarkan

Komunikasi massa ini berlangsung

informasi atau pesan media massa

satu

dapat mengatasi jarak dan waktu serta

dan

media

mempercepat

massa.

arah

akan

maupun

feedback

yang

ditimbulkan cukup lambat. Akan tetapi dengan perkembangan teknologi yang semakin cepat, khususnya media radio dan

televisi,

feedback

dapat

dapat didokumentasikan. 3. Kategori Media Massa Dalam penelitian ini, media yang akan

digunakan

adalah

majalah.

disampaikan secara cepat ke media.

Majalah telah membuat segmentasi

Media

pasar

massa

juga

dapat

tersendiri

dan

membuat

memperpendek jarak dan waktu serta

fenomena baru dalam industri media

dapat didokumentasikan, karena media

massa. Tipe suatu majalah sudah

massa ini bersifat cepat dan luas dalam

ditentukan terlebih dahulu dengan

hal penyebarannya.

sasaran yang dituju. Artinya, sejak

Dibandingkan dengan komunikasi yang

lainnya,

komunikasi

massa

awal

redaksi

khalayak

sudah

yang

menentukan

akan

mempunyai khalayak yang bersifat

penbacanya,

masal pula. Khalayak yang lebih

remaja,

bervariatif,

jenis

dewasa, atau yang lainnya. Menurut

maupun

Ardianto dan Erdinaya (2005: 113–

pekerjaan. Ciri lain yang tampak

114), majalah merupakan media yang

dalam komunikasi massa adalah alat

paling simpel organisasinya, relatif

yang digunakan, yaitu alat komunikasi

lebih mudah mengelolanya, serta tidak

mekanik (surat kabar, radio, televisi,

membutuhkan modal yang banyak.

kelamin,

baik usia,

dari agama,

segi

dll), lebih dapat mempermudah dan

4. Persepsi

apakah

menjasi

perempuan

anak–anak, dewasa,

pria

Menurut Robbins dalam Muchlas

dapat

membedakan

kata

gender

(2008: 112), persepsi didefinisikan

dengan seks (jenis kelamin). Secara

sebagai

individu

umum, pengertian dari jenis kelamin

dan

adalah sifat atau pembagian dua jenis

impresi

kelamin manusia yang ditentukan

proses

dimana

mengorganisasikan menginterpretasikan

sensorisnya supaya dapat memberikan

secara

arti kepada lingkungan sekitarnya.

biologis jenis kelamin tersebut tidak

Menurut Thoha (2010: 141), persepsi

dapat ditukarkan antara perempuan

pada

dan laki–laki yang sudah melekat dari

hakekatnya

adalah

proses

kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi

biologis.

Artinya

secara

sejak lahir. Hidajadi (2000: 10), sepanjang

tentang lingkungannya, baik lewat

sejarah

penglihatan,

perempuan dianggap sebagai objek

pendengaran,

penghayatan,

perasaan,

dan

peradaban

Barat,

tubuh

kecantikan, bagaimana perempuaan

penciuman. Menurut Kreitner dan

menilai

Kinicki (2005: 208), persepsi memiliki

sangat berkaitan dengan bagaimana

empat

lingkungan sosial dan budaya di luar

tahap

informasi,

dalam

antara

memperoleh

lain:

tubuhnya

biasanya

akan

perhatian

dirinya menilai tubuh perempuann.

pemahaman yang selektif, pengkodean

Artinya, kalangan perempuan akan

dan penyederhaan, penyimpanan dan

selalu berusaha untuk menyesuaikan

mengingat, mendapatkan kembali dan

bentuk tubuh mereka dengan apa kata

tanggapan.

sosial dan budaya masyarakat tentang

5. Gender dan Perempuan Ideal

konsep kecantikan itu sendiri.konsep

Untuk memahami konsep dari

ideal yang paling banyak dijumpai di

gender, terlebih dahulu kita harus

Indonesia adalah kulit putih bercahaya

(bukan kuning Asia), bibir tipis,

merestruksisasi

rambut berwarna, dan mata berwarna

meringkas prinsip.

serta

tubuh

tinggi

dan

situasi,

dan

(3)

ramping

(http://anthropoholic.blogspot.com/20 12/05/cantik-dan-budayastereotipe-

C. Hipotesis Dalam penelitian ini, hipotesis

budaya.html diakses 12 Juli 2013 jam 10.46 WIB).

yang diajukan adalah: 1. Persepsi

mahasiswi

Universitas

Muhammadiyah

Surakarta

6. Remaja Perempuan

mengenai

Remaja merupakan sekelompok

perempuan

manusia yang penuh dengan potensi.

perempuan

Mappiare

masa

tampilan wajah ideal (wajah

adolescence (masa remaja) dalam usia

putih tanpa jerawat, mata

antara 18 sampai dengan 21 tahun.

lebar, hidung mancung, alis

Masa

masa

tebal, bibir tipis, wajah bulat

perkembangan yang amat potensial,

oval), tampilan rambut ideal

baik dilihat dari aspek kognitif, emosi

(rambut

maupun

bergelombang, tampilan tubuh

(1982:

remaja

23)

merupakan

fisik.

Para

remaja

ideal yang

adalah memiliki

panjang

membuktikan eksistensi keberadaan

ideal

mereka dengan gaya dan ciri khas

langsing, tinggi) seperti dalam

masing–masing.

rubrik fashion majalah remaja.

Lynn

dalam

Nurhayati (2012: 157) menyatakan,

(kulit

tubuh

2. Mahasiswi

putih,

Universitas

gaya berpikir remaja meliputi terutama

Muhammadiyah

Surakarta

(1)

mengaplikasikan

tampilan

fashion

persepsi

melukiskan

tujuan,

(2)

dan

perempuan remaja ideal ke

Penelitian

ini

menggunakan

dalam kehidupan sehari–hari

metodologi kuantitatif karena peneliti

karena memiliki uang saku

ingin menggambarkan persepsi remaja

yang mencukupi.

perempuan

ideal

mahasiswi

Universitas Muhammadiyah Surakarta terhadap

1. Identifikasi Variabel Penelitian

rubrik

fashion

majalah

menentukan

sampel

remaja

D. Metode Penelitian

Variabel

rubrik

pengaruh/bebas

fashion

majalah

4. Sampling

adalah

Peneliti

remaja.

menggunakan

dua

tahap,

tahap

Variabel tergantung/tak bebas adalah

pertama peneliti menggunakan teknik

persepsi

perempuan ideal.

Cluster Random Sampling dengan 11

Variabel kontroladalah status sosial

(sebelas) fakultas, kemudian dari 11

ekonomi (uang saku).

(sebelas) fakultas yang telah dibagi,

remaja

peneliti mengambil sampel secara

2. Definisi Operasional Variabel Definisi

operasional

sebagai

Purposive Sampling. Sehinggga dari

terhadap

persepsi

11 (sebelas) fakultas di Universitas

pengukuran

perempuan remaja ideal dalam melihat

Muhammdiyah

rubrik

diperoleh sampel sebanyak 55 orang.

fashion

di

majalah,

yaitu

tampilan wajah, tampilan rambut, tampilan tubuh, tampilan fashion, aplikasi ke kehidupan sehari–hari.

Surakarta

dapat

5. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, data diperoleh dengan

menggunakan

metode

kuesioner, yaitu pencarian data dengan 3. Metode Penelitian

cara

mengajukan

pertanyaan–

pertanyaan

secara

tertulis

kepada

responden.

guna

kesimpulan.

Skala pengukuran yang digunakan menghitung

responden

skor

jawaban

menggunakan

Likert.

penelitian

ini

Rank–

Order (Spearman’s Rho Rank–Order Correlations).

skala

pengukuran yang berpedoman pada pengukuran

Dalam

memperoleh

digunakan rumus Korelasi

6. Teknik Pengukuran Skala

untuk

penelitian

Dengan

E. Hasil Analisis Data

nilai

Dengan menggunakan uji Spearman

sangat setuju (SS) bernilai 5, setuju (S)

Rho, didapatkan P value tampilan wajah

bernilai 4, tidak setuju (TS) bernilai 2,

sebesar 0.594, mengindikasikan bahwa

sangat tidak setuju (STS) bernilai 1.

terdapat hubungan yang sedang antara

7. Teknik Validitas dan Reliabilitas

uang saku, persepsi mahasiswi Universitas Muhammadiyah

Data dan Uji Hipotesis Data akan dianalisis dengan metode kuantitatif.

Teknik

validitas

yang

Surakarta

dan

rubrik

fashion majalah remaja mengenai tampilan wajah. Uang saku mahasiswi per bulan

digunakan adalah teknik statistik yaitu

tidak

dengan menggunakan teknik korelasi

mahasiswi melalui rubrik fashion yang

product moment. Teknik reliabilitas

mereka lihat. Artinya, mahasiswi tidak

menggunakan Alpha Cronbach. Uji Hipotesis Parsial. dianalisis

menggunakan Data

yang

dengan

Korelasi

didapat

akan

menggunakan

begitu

mempengaruhi

persepsi

harus menggunakan uang saku mereka untuk membuatnya terlihat ideal walaupun di dalam rubrik fashion menampilkan perempuan dengan tampilan wajah ideal.

Program SPSS For Windows 19.0.

P value tampilan wajah sebesar 8. Teknik Analisis Data 0.568, mengindikasikan bahwa terdapat Metode analisis data adalah metode hubungan yang sedang antara uang saku, yang digunakan untuk mengolah hasil

persepsi

mahasiswi

Muhammadiyah

Surakarta

Universitas dan

rubrik

mereka,

tanpa

harus

mengaplikasikan

tampilan dalam rubrik ke tubuh mereka.

fashion majalah remaja mengenai tampilan

P value tampilan fashion sebesar

wajah. Uang saku mahasiswi per bulan

0.334, mengindikasikan bahwa terdapat

tidak

hubungan yang rendah antara uang saku,

begitu

mempengaruhi

persepsi

mahasiswa melalui rubrik fashion yang

persepsi

mereka lihat. Artinya, mahasiswi tidak

Muhammadiyah

harus menggunakan uang saku mereka

fashion majalah remaja mengenai tampilan

untuk membuatnya terlihat ideal walaupun

fashion. Hal ini dikarenakan belum tentu

di dalam rubrik fashion menampilkan

tampilan fashion rubrik tersebut tersedia di

perempuan dengan tampilan rambut ideal.

sekitar

P

value

tempat

Surakarta

tinggal

Universitas dan

rubrik

mahasiswi.

rambut

Mahasiswi hanya mampu menggunakan

bahwa

uang saku untuk berbelanja fashion yang

terdapat hubungan yang rendah antara

menurut mereka cocok dengan pribadi

uang saku, persepsi mahasiswi Universitas

masing–masing

Muhammadiyah

rubrik

fashion terutama fashion perempuan selalu

fashion majalah remaja mengenai tampilan

berubah sewaktu–waktu, sehingga hal ini

tubuh. Hal ini karena rata–rata mahasiswi

yang menyebabkan mahasiswi tidak terlalu

Universitas

terpancang dengan tampilan fashion pada

sebesar0.398,

tampilan

mahasiswi

mengindikasikan

Surakarta

dan

Muhammadiyah

Surakarta

tidak dapat merubah bentuk tubuh yang

individu.

Selain

itu,

majalah.

dimiliki. Bentuk tubuh yang kurang ideal,

P value aplikasi ke kehidupan sehari

diperbaiki dengan menggunakan aksesoris

hari sebesar 0.494 mengindikasikan bahwa

agar

Artinya,

terdapat hubungan yang sedang antara

mahasiswi hanya mampu merawat tubuh

uang saku mahasiswi, persepsi mahasiswi

menutupi

kekurangan.

Universitas Muhammadiyah Surakarta dan

rubrik fashion majalah remaja mengenai

dengan rubrik fashion jika uang saku

aplikasi persepsi ke kehidupan sehari–hari.

dibuat tetap. Hal ini dapat berarti terdapat

Hal

hubungan

ini

karena

mahasiswi

rata–rata

Universitas

uang saku

Muhammadiyah

populasi

mempengaruhi

Universitas

mahasiswi

signifikan,

artinya

hubungan tersebut dapat berlaku untuk

Surakarta adalah cukup tinggi, sehingga persepsi

yang

yaitu

seluruh

Muhammadiyah

mahasiswi Surakarta,

mengenai aplikasi persepsi mereka ke

jadi dalam kasus ini dapat disimpulkan

kehidupan

rubrik

bahwa persepsi berhubungan terhadap

fashion majalah remaja terlihat dalam hasil

rubrik fashion pada mahasiswi Universitas

penelitian.

Muhammadiyah Surakarta.

sehari–hari

melalui

Dari hasil analisis korelasi parsial didapat korelasi antara persepsi dengan rubrik

fashion

dimana

uang

F. Pembahasan

saku

Hasil

pengujian

hipotesis

dikendalikan (dibuat tetap) adalah 0,278.

memperoleh nilai P value sebesar 0,278

Hal

terjadi

ditolak pada taraf signifikan 5% (p<0,05)

hubungan yang rendah atau tidak terlalu

dengan thitung< ttabel, yaitu 0,278 < 1,675 .

kuat antara persepsi dengan rubrik jika

Hal ini membuktikan bahwa ada hubungan

uang saku tetap. Sedangkan arah hubungan

secara signifikan antara persepsi dengan

adalah positif karena nilai r positif, artinya

rubrik fashion jika uang saku dibuat tetap.

semakin positifpersepsi maka semakin

Artinya,

meningkatkan tampilan rubrik fashion.

berubah–ubah seiring dengan uang saku

ini

menunjukkan

bahwa

Oleh karena nilai P value (0,278 <

dan

persepsi

perkembangan

mahasiswi

fashion

dapat

dengan

0,05) dengan thitung< ttabel, yaitu 0,278 <

memperhatikan rubrik fashion. Semakin

1,675 maka Ho ditolak, artinya bahwa ada

besar uang saku mahasiswi, semakin tinggi

hubungan secara signifikan antara persepsi

pula ukuran perempuan ideal menurut

mereka. Seiring dengan perubahan persepsi

dengan perkembangan mode. Tampilan

mahasiswa yang tidak tentu ini membuat

tubuh ideal dalam persepsi mahasiswi

rubrik fashionmenyesuaikan trend yang

Universitas

sedang berkembang dan digemari oleh

adalah perempuan dengan kulit tubuh yang

mahasiswi.

halus tanpa memperdulikan warna kulit,

Hasil Universitas telah

dari

persepsi

mahasiswi

Muhammadiyah

Surakarta

memberikan

persepsi

mengenai

Muhammadiyah

Surakarta

dan bertubuh langsing. Tampilan fashion mahasiswa yang lebih

memprioritaskan

perempuan ideal. Dari hasil kuesioner yang

highheels

didapatkan,

penampilannya. Hal ini juga terlihat dalam

banyak

memberikan

mahasiswi

penilaian

yang

yang positif

perawatan

dalam

pemakaian

kecantikan

menunjang

dan

perawatan

mengenai tampilan wajah para perempuan

penampilan, karena bagi mahasiswi yang

ideal, yaitu kulit wajah yang halus tidak

notabene masih dalam umur remaja,

berjerawat, bermata lebar, berhidung kecil,

menjaga dan merawat tubuh adalah suatu

beralis tipis, berbibir tipis, dan bentuk

kebutuhan agar memperoleh perhatian dari

wajah bulat oval. Persepsi mahasiswi juga

orang lain.

memberikan nilai yang positif untuk variabel tampilan rambut bagi perempuan ideal,

antara

lain

perempuan

yang

G. Penutup 1. Kesimpulan

berambut panjang dan bergelombang. Hal ini

berbeda

sebelumnya,

dengan yang

dulu

tahun–tahun mengangggap

bahwa perempuan ideal adalah perempuan yang berambut lurus, sehingga trend tampilan rambut dapat berganti seiring

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

ada

hubungan

secara

signifikan antara persepsi dengan

rubrik fashion jika uang saku dibuat

bertubuh

tetap. Artinya, persepsi mahasiswi

memprioritaskan

dapat berubah–ubah seiring dengan

highheels

uang

kekurangan. Mahasiswi juga sangat

saku

fashion

dan

yang

perkembangan

membuat

langsing,

serta pemakaian

demi

menutupi

rubrik

memperhatikan penampilan dengan

fashion menyesuaikan trend yang

cara merawat tubuh mereka dan

sedang

merawat kecantikan alami mereka.

berkembang.

Pengujian

hipotesis memperoleh nilai P value sebesar 0,278 ditolak pada taraf signifikan 5% (p<0,05). Semakin

2. Saran Setiap

mahasiswi

memiliki

perbedaan persepsi dalam memberikan

positif

persepsi

nilai remaja perempuan ideal. Ketika

perempuan dari mahasiswi, rubrik

mahasiswi mempunyai konsep remaja

fashion semakin positif pula dalam

perempuan yang positif atau negatif,

menampilkan

perempuan

ideal.

maka semakin positif atau negatif pula

Perempuan

ideal

menurut

menilai dirinya sendiri. Perbedaan

mahasiswi

Universitas

persepsi

inilah

yang

sebaiknya

Muhammadiyah Surakarta adalah

menjadikan

perempuan yang berkulit wajah

bersyukur akan bentuk fisik yang

yang

berjerawat,

dimiliki. Tingginya standar remaja

bermata lebar, berhidung kecil,

perempuan ideal di rubrik fashion,

beralis tipis, berbibir tipis, dan

jangan dijadikan acuan standar remaja

bentuk wajah bulat oval, berambut

perempuan

panjang

menimbulkan

halus

dan

tidak

bergelombang,

mahasiswi

ideal,

standar

karena

tersebut

dapat

kecenderungan

berkulit tubuh yang halus tanpa

mengikuti

ideal

sehingga

memperdulikan warna kulit, dan

mahasiswi terlalu berlebihan dalam

mengaplikasikan agar sesuai dengan

agar dapat mengetahui persepsi

tampilan dalam rubrik.

yang

Pada

akhirnya,

penelitian

ini

beberapa

pokok

mungkin

dapat

penulisan

beragam,

melihat

adanya trend fashion yang dapat

merekomendasikan bahasan

lebih

berubah sewaktu–waktu.

yang

b. Dengan adanya penelitian ini,

menjadi

solusi.

persepsi

sangat

mempengaruhi

Permasalahan–permasalahan

yang

suatu rubrik dari majalah remaja,

ditemukan selama kajian penilaian

hal ini diharapkan memberikan

persepsi dan rubrik fashion dengan

pengetahuan di studi persepsi dan

harapan rekomendasi tersebut nantinya

komunikasi.

dapat dijadikan pertimbangan kepada perubahan ke arah yang lebih baik.

H. Persantunan

Adapun rekomendasinya adalah: a. Penelitian

ini

selain

Terima kasih kepada Allah SWT,

disusun

Nabi

Muhammad

kedua

dan

adikku,

dalam kerangka kajian akademik,

orangtuaku,

juga termasuk penelitian yang

keluargaku, dan kedua pembimbing

diharapkan mampu memberikan

serta

kajian

bimbingan, motivasi dari awal hingga

dan

evaluasi

praktis

terhadap persepsi. Secara khusus

penguji,

kakak

SAW,

atas

semua

arahan,

selesai.

penelitian ini dapat dikembangkan

Daftar Pustaka

Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala Erdiyana. 2005. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Effendy, Onong Uchjana. 2004. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hidajadi, Miranti. 2000. Tubuh: Sejarah Perkembangan dan Berbagai Masalahnya. Dalam Jurnal Perempuan, No. 15, 2000, ISSN: 1410–153X. Hal: 10–11. Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan. Ibrahim, Idi Subandy. 2011. Budaya Populer sebagai Komunikasi: Dinamika Popscape dan Mediascape di Indonesia Kontemporer. Yogyakarta: Jalasutra. Ibrahim, Idi Subandy. 2011. Kritik Budaya Komunikasi: Budaya, Media, dan gaya Hidup dalam Proses Demokratisasi di Indonesia. Yogyakarta: Jalasutra. Mappiare, Andy. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional. Muchlas, Makmuri. 2008. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Mulyana, Deddy dan Solatun. 2007. Metode Penelitian Komunikasi:Contoh Contoh Penelitian Kualitatif dengan Pendekatan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya. Kreitner, Robert dan Angelo Kinicki. 2005. Perilaku Organisasi, Organizational Behavior. Jakarta: Salemba Empat. Kriyantono, Rachmat. 2010. Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta Thoha, Miftah. 2010. Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Rajagrafindo Persada. West, Richard dan Turner, Lynn H. 2009. Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi (Introducing Communication Theory: Analysis and Application). Jakarta: Salemba Humanika.