SURYA 28 HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI

Download hubungan Motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan. Stikes Muhammadiyah Lamongan ... kegiatan belajar...

0 downloads 485 Views 239KB Size
HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER I PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN TAHUN AKADEMIK 2013/2014 Dadang Kusbiantoro …………......……….…… ……

. .….ABSTRAK…… … ......………. …… …… . .….

Motivasi belajar merupakan kekuatan yang dapat menjadi tenaga pendorong bagi mahasiswa dalam mendayahgunakan potensi-potensi yang ada didalam dan diluar dirinya untuk mewujudkan tujuan belajar. Rendahnya motivasi merupakan masalah dalam belajar karena memberikan dampak bagi ketercapaian hasil belajar. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa semester 1 Program Studi S1 Keperawatan Stikes Muhammadiyah Lamongan. Desain penelitian analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi sebanyak 179 mahasiswa dengan sampel 169 mahasiswa yang diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dan data prestasi belajar mahasiswa. Data dianalisa dengan menggunakan uji Spearman, dengan taraf signifikasi p < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruhnya mahasiswa semester 1 Program Studi S1 Keperawatan Stikes Muhammadiyah Lamongan mempunyai motivasi belajar cukup, Hampir seluruhnya mahasiswa semester 1 Program Studi S1 Keperawatan Stikes Muhammadiyah Lamongan memiliki prestasi belajar sangat memuaskan. Dari uji statistik diperoleh hasil ada hubungan Motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Stikes Muhammadiyah Lamongan Tahun Akademik 2013/2014 dengan tingkat signifikasi 0,037 (p < 0,05). Melihat hasil penelitian ini upaya yang perlu dilakukan adalah meningkatkan motivasi belajar mahasiswa serta dukungan keluarga sehingga dapat mencapai prestasi belajar optimal. Keyword : Motivasi belajar, Prestasi Belajar PENDAHULUAN. …… .

… ….

yang demokratis serta bertanggung jawab (Departemen Pendidikan Nasional, 2003). Prestasi belajar merupakan nilai prestasi yang mencerminkan tingkat mahasiswa sejauh mana telah daat mencapai tujuan yang ditetapkan setiap mata kuliah (Arikunto, Suharsimi, 2000). Dari Hasil penelitian M Soni Irda Nofina (2009) diperoleh data prestasi belajar mahasiswa Stikes Muhammadiyah Lamongan Program Studi S1 Keperawatan semester V didapatkan sebagian besar (60,3%) indeks prestasi mahasiswa antara 2,00-2,75 yaitu dengan kategori memuaskan, hampir sebagian (30,7 %) indeks prestasi antara 2,76-3,50 dengan kategori sangat memuaskan dan tidak satupun (0 %) indeks prestasi antara 3,51-4,00 tergolong dalam kategori pujian (cumlaude).

Pendidikan nasional merupakan pendidikan yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar negara Republik Indonesia Tahun 1945. Menurut UndangUndang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

SURYA

28

Vol.01, No.XVII, Maret 2014

Hubungan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Semester I Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan Tahun Akademik 2013/2014 Dari survei awal terhadap 10 mahasiswa semester 1 Program Studi S1 Keperawatan didapatkan sebagian besar (70 %) mengatakan kuliah di jurusan keperawatan atas keinginan sendiri, dan hampir sebagian (30 %) karena dukungan orang tua. Latar belakang pendidikan hampir seluruhnya (80 %) dari Sekolah Menengah atas dan sebagian kecil (20 %) dari sekolah menengah kejuruan. Hasil ujian tengah semester sebagian besar (60 %) mendapatkan rata-rata nilai baik hampir sebagian (30 %) mendapatkan rata-rata nilai cukup dan sebagian kecil (10 %) mendapatkan nilai rata-rata kurang. Berdasarkan data tersebut menunjukkan masih ada mahasiswa yang mempunyai nilai akademik kurang. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dibagi menjadi dua yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern berasal dari dalam diri mahasiswa sendiri seperti motivasi belajar, minat, cara belajar, kesehatan, intelegensi dan bakat. Faktor ekstern berasal dari kukungan orang tua, masyarakat, lingkungan sekitar, faktor dosen, bahan bacaan, kurikulum, kondisi sarana dan prasarana kampus. Motivasi menunjuk pada proses gerakan termasuk situasi yang mendorong yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut. Motivasi belajar dapat diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri individu (peserta didik) yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberi arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar dapat tercapai. Adanya keinginan dan kebutuhan pada diri individu itu memotivasi individu tersebut untuk memenuhinya (Sunaryo, 2004). Menurut Suciati, Irawan P, (2005). menjelaskan motivasi dari pandangan kognitif. Menurut pandangan ini motivasi didefinisikan sebagai perspektif yang dimiliki seseorang mengenai dirinya sendiri dan lingkungannya. Seorang mahasiswa yang percaya bahwa dirinya mempunyai kemampuan yang diperlukan untuk

SURYA

melakukan suatu tugas, akan termotivasi untuk melakukan tugas tersebut. Konsep diri yang positif ini menjadi motor penggerak bagi kemauannya. Motivasi juga dapat dijelaskan sebagai tujuan yang ingin dicapai melalui perilaku tertentu. Mahasiswa akan berusaha mencapai suatu tujuan karena dirangsang oleh manfaat atau keuntungan yang akan diperoleh. Dalam proses belajar motivasi mahasiswa tercermin melalui ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses, meskipun dihadang oleh banyak kesulitan. Motivasi mahasiswa juga ditunjukkan dari intensitas unjuk kerja dalam menyelesaikan suatu tugas. Tidak banyak mahasiswa yang menyadari kesulitan belajar yang dialaminya. Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa banyak mahasiswa yang mengalami kesulitan bahkan kegagalan seperti tidak lulus ujian atau mendapat angka yang buruk dalam ujian. Sebagian besar mahasiswa yang berulang kali mengalami kegagalan dalam studinya akan menimbulkan kejengkelan, kemarahan, kemalasan yang pada akhirnya mahasiswa akan meninggalkan bangku kuliahnya dengan segala macam kerugian berupa gangguan mental, kerugian biaya, dan kehancuran masa depannya. Upaya untuk memperbaiki cara belajar sangat diperlukan untuk menghindari kegagalan belajar. Upaya yang dapat dilakukan adalah mengenal sedini mungkin jenis kesulitan belajar dan mencari sumber penyebab utama dan penyerta yang menimbulkan kesulitan belajar. Penataan dan pembinaan lembaga pendidikan yang bersifat strategik perlu disusun dan dilaksanakan. Pengembangan kurikulum yang mengacu pada kurikulum nasional, bentuk pembelajaran yang relevan, dan pengembangan sumber daya pendidikan yang diperlukan, serta pembinaan dan pengembangan karir harus terus dilakukan oleh lembaga pendidikan Peran dosen dan tenaga kependidikan sebagai motivator hendaknya mampu mengembangkan pola interaksi yang edukatif sehingga dapat menumbuhkan dan 29

Vol.01, No.XVII, Maret 2014

Hubungan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Semester I Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan Tahun Akademik 2013/2014 meningkatkan motivasi belajar sehingga prestasi belajar dapat dicapi secara optimal. Pengajar atau dosen merupakan orang yang sangat berperan dalam proses pembelajaran. Seorang dosen harus mampu mengambangkan berbagai model pembelajaran yang inovatif karena kesuksesan belajar mahasiswa juga dipengaruhi oleh cara dosen mengelola proses pembelajaran. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti ingin melakukan pendekatan untuk mengetahui hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar Mahasiswa semester I program studi S1 keperawatan Stikes Muhammadiyah lamongan tahun akademik 2013/2014.



HASIL .PENELITIAN 1. Data Umum 1) Karakteristik Responden (1) Karakteristik Umur mahasiswa

Tabel 1. Distribusi frekuensi umur mahasiswa semester 1 Program Studi S1 Keperawatan Stikes Muhammadiyah Lamongan tahun akademik 2013/2014 No. Umur 1. 17 tahun 2. 18 tahun 3. 19 tahun 4 20 tahun 5 21 tahun 6 22 tahun Jumlah

Frekuensi 3 74 78 12 1 1 169

Prosentase 1,77 43,79 46.16 7,10 0,59 0,59 100%

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa hampir sebagian (46,16%) mahasiswa semester 1 berumur 19 tahun dan sebagian kecil (0,59%) berumur 21 dan 22 tahun

METODOLOGI PENELITIAN

Desain penelitian dalam penelitian ini adalah menggunakan metode analitik yaitu mencari keterkaitan antara dua variabel, pendekatannya cross sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat (Nursalam,2003). Adapun jumlah sampel sebanyak 169 mahasiswa semester I Program Studi S1 Keperawatan Stikes Muhammadiyah Lamongan Tahun Akademik 2013/2014.

(2) Karakteristik latar pendidikan mahasiswa

belakang

Tabel 2. Distribusi frekuensi latar belakang pendidikan mahasiswa semester 1 Program Studi S1 Keperawatan Stikes Muhammadiyah Lamongan tahun akademik 2013/2014 No. Pendidikan 1. SMK 2. SMA Jumlah

Frekuensi 32 137 169

Prosentase 18,94 81,06 100%

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya (81.06%) mahasiswa semester 1 memiliki latar belakang pendidikan SMA dan sebagian kecil (18,94%) mahasiswa semester 1 mempunyai latar belakang pendidikan SMK.

SURYA

30

Vol.01, No.XVII, Maret 2014

Hubungan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Semester I Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan Tahun Akademik 2013/2014 (3) Karakteristik Mahasiswa

kelamin

3). Hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa

Tabel 3. Distribusi frekuensi jenis kelamin mahasiswa semester 1 Program Studi S1 Keperawatan Stikes Muhammadiyah Lamongan tahun akademik 2013/2014

Tabel 6 Hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa semester 1 Program Studi S1 Keperawatan Stikes Muhammadiyah Lamongan tahun akademik 2013/2014

No. Jenis kelamin 1. Laki-laki 2. Perempuan Jumlah

Jenis

Frekuensi 54 115 169

Prosentase 32 68 100

Motivasi

Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa dalam penelitian ini sebagian besar (68%) mahasiswa berjenis kelamin perempuan 2. Data Khusus 1). Motivasi Belajar Mahasiswa Tabel 4 Distribusi frekuensi motivasi belajar mahasiswa semester 1 Program Studi S1 Keperawatan Stikes Muhammadiyah Lamongan tahun akademik 2013/2014 No. Motivasi 1. Baik 2. Cukup 3. Kurang Jumlah

Frekuensi 64 92 13 169

Cukup

3

Baik

Indeks Prestasi SM P 13 0 (100%) (0%)

1 (1,1%) 0 (0%) 1 (0,6%)

77 (83,7%) 49 (76,6%) 139 (82,2%)

14 (15,2%) 15 (23,4%) 29 (17,2%)

Total 13 (100%) 92 (100%) 64 ((100%) 169 (100%)

Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa mahasiswa yang mempunyai motivasi kurang seluruhnya (100 %) mempunyai prestasi belajar sangat memuaskan, mahasiswa yang mempunyai motivasi belajar cukup Hampir seluruhnya (83,7%) mempunyai prestasi belajar sangat memuaskan dan mahasiswa yang mempunyai motivasi belajar baik hampi seluruhnya (76,6%) mempunyai prestasi belajar sangat memuaskan. Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan SPSS for windows versi 18,0 dan menggunakan uji statistik Rank Spearman dengan hasil t p = 0,037 dimana p ≤ 0,05 sehingga H1 diterima artinya terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa semester 1 Program Studi S1 Keperawatan Stikes Muhammadiyah Lamongan tahun akademik 2013/2014.

% 37,87 54,44 7,69 100

Tabel 5 Distribusi frekuensi prestasi belajar mahasiswa semester 1 Program Studi S1 Keperawatan Stikes Muhammadiyah Lamongan tahun akademik 2013/2014 % 0,6 82,2 17,2 100

PEMBAHASAN .…

.…

1. Motivasi belajar Mahasiswa Semester 1 Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Muhammadiyah Lamongan tahun akademik 2013/2014

Dari tabel 5 dapat menunjukkan bahwa hampir seluruhnya (82,2%) mahasiswa semester 1 mempunyai prestasi belajar sangat memuaskan dan sebagian kecil (0,6%) mahasiswa mempunyai prestasi belajar memuaskan.

SURYA

2

M 0 (0%)

P = 0,037

2). Prestasi belajar mahasiswa

Frekuensi 1 139 29 169

Kurang

Jumlah

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar (54,44%) mahasiswa mempunyai motivasi belajar cukup dan sebagian kecil (7,69%) mahasiswa mempunyai motivasi belajar kurang

No. Indeks prestasi 1. Memuaskan 2. Sangat memuaskan 3. Dengan Pujian Jumlah

No 1

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar (54,44%) mahasiswa mempunyai motivasi belajar cukup dan sebagian kecil (7,69%) 31

Vol.01, No.XVII, Maret 2014

Hubungan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Semester I Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan Tahun Akademik 2013/2014 seseorang tidak berkembang, jika seseorang mendapatkan motivasi yang tepat, maka lepaslah tenaga yang luar biasa dari orang tersebut sehingga tercapai hal-hal yang tidak terduga (Ngalim Purwanto, 2007). Motivasi dalam kegiatan belajar merupakan kekuatan yang dapat menjadi tenaga pendorong bagi mahasiswa dalam mendayahgunakan potensi-potensi yang ada didalam dan diluar dirinya untuk mewujudkan tujuan belajar. Rendahnya motivasi merupakan masalah dalam belajar karena memberikan dampak bagi ketercapaian hasil belajar (Aunurrahman, 2009). Motivasi belajar mahasiswa yang tinggi ini juga berhubungan dengan teknik belajar, dimana teknik belajar yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar, hasil belajar yang baik dapat meningkatkan motivasi belajar (Haris Mujiman, 2009). Salah satu teori motivasi yang terkenal adalah Maslow, (1943), Maslow percaya bahwa tingkah laku manusia dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhankebutuhan tertentu dan kebutuhan – kebutuhan inilah yang memotivasi tingkah laku seseorang (Slameto, 2003).

mahasiswa mempunyai motivasi belajar kurang Keberadaan motivasi sangatlah diperlukan dalam belajar karena motivasi merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki dalam belajar (Ngalim, Purwanto, 2007). Motivasi belajar juga dipengaruhi oleh usia, dimana Hampir sebagian (43,79%) mahasiswa berusia 18 tahun dan hampir sebagian (46,16 %) mahasiswa berusia 19 tahun. Usia tersebut termasuk usia remaja lanjut. Usia remaja merupakan usia peralihan dari anak-anak menjadi dewasa dimana batas usia pada masing-masing tahap perkembangan tidak berbatas tegas karena setiap tahapan tumbuh kembang berjalan secara berkesinambungan (Soetjiningsih, (1995). Mahasiswa yang mengalami kegagalan dalam studinya bukanlah sematamata karena mahasiswa yang malas untuk belajar akan tetapi mahasiswa tersebut kurang mempunyai motivasi. Mahasiswa yang malas belajar namun sudah mempunyai kecerdasan dalam intelegensi kemungkinan besar akan mendapatkan prestasi belajar yang baik, namun seua itu tidak akan berjalan dengan mulus tanpa adanya motivasi dari mahasiswa tersebut untuk mengikuti proses belajar. Motivasi merupakan pendorong seseorang untuk memperoleh sesuatu, jadi jika motivasi itu tidak ada maka tidak akan tercapai hal yang diharapkan oleh orang tersebut. Motivasi belajar yang rendah dapat mengakibatkan individu merasa cemas terusmenerus menghadapi informasi tentang dirinya yang tidak dapat diterimanya dengan baik. Harapan orang yang mempunyai motivasi rendah terhadap dirinya sangat sedikit, mereka menganggap dirinya tidak bisa melakukan sesutu yang berharga baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Dengan motivasi yang tinggi walaupun nanti hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan, orang tersebut akan merasa bahwa dirinya masih berharga untuk orang lain dan orang tersebut dapat menerima keadaan dirinya dengan baik. Tidak diperolehnya motivasi yang tepat bisa mengakibatkan bakat

SURYA

2. Prestasi belajar mahasiswa semester 1 Program Studi S1 keperawatan Stikes Muhammadiyah Lamongan tahun akademik 2013/2014 Berdasarkan tabel 5 dapat menunjukkan bahwa hampir seluruhnya (82,2%) mahasiswa semester 1 mempunyai prestasi belajar sangat memuaskan dan sebagian kecil (0,6%) mahasiswa mempunyai prestasi belajar memuaskan Prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf, maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh anak pada periode tertentu. Dalam tahap tumbuh kembang mahasiswa semester 1 berada pada tahap masa remaja lanjut (late adolescence) yaitu usia 12-20 tahun. Pada usia ini remaja mempunyai kebutuhan untuk berprestasi atau 32

Vol.01, No.XVII, Maret 2014

Hubungan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Semester I Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan Tahun Akademik 2013/2014 need of achievement (yang dikenal dengan “N-Ach”) yang berkembang karena didorong untuk mengembangkan potensi yang dimiliki dan sekaligus menunjukkan kemampuan psikofisis (Mansur, Herawati, 2011). Prestasi belajar mahasiswa semester 1 Program Studi 1 Keperawatan Stikes Muhammadiyah Lamongan tahun akademik 2013/2014 didukung oleh adanya perubahan metode penilaian dari A, B, C, D, E menjadi A, AB, B, BC, C, D, E membawa pengaruh besar terhadap indeks prestasi kumulatif mahasiswa. Prestasi belajar tidak hanya berguna untuk menunjukkan kemampuan seseorang sebagai hasil dari proses belajar, akan tetapi juga berguna untuk masa depan orang tersebut. Tuntutan steak holder yang menghendaki Indeks Prestasi Kumulatif pada skala tertentu membawa pengaruh yang besar. Jika indeks prestasi kumulatif (IPK) rendah maka akan sulit bersaing dalam dunia kerja, sebaliknya indeks prestasi kumulatif yang tinggi akan memudahkan atau memperbesar kesempatan diterima dalam dunia kerja. Prestasi belajar mahasiswa semester 1 juga dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan dimana hampir selurunya berlatarbelakang pendidikan SMA dan sebagian kecil berlatar belakang pendidikan SMK. Bagi mahsiswa dengan latar belakang pendidikan SMK diwajibkan mengikuti program matrikulasi sehingga prestasi belajarnya tidak tertinggal dari mahasiswa yang bertalar belakang pendidikan SMA. Prestasi belajar juga dipengaruhi oleh motivasi dan kemampuan dasar seseorang. Terdapat tiga kemungkinan prestasi seseorang terkait dengan motivasi dan kemampuan dasar seseorang. Yaitu bahwa seseorang yang tidak memiliki kemampuan dasar yang cukup tidak akan mencapai prestasi yang tinggi jika tidak diberi motivasi yang kuat dan tepat. Bahwa seseorang yang memiliki kemampuan dasar yang tidak cukup tidak akan mencapai prestasi yang tinggi sekalipun diberi motivasi yang kuat dan tepat. Dan bahwa seseorang hanya akan mencapai prestasi yang tinggi jika memiliki kemampuan dasar yang kuat dan diberi

SURYA

motivasi yang kuat dan tepat (Abdorrakhman Gintings, 2008). 3. Hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar Mahasiswa semester 1 Program studi S1 keperawatan Stikes Muhammadiyah Lamongan Tahun Akademik 2013/2014 Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa mahasiswa yang mempunyai motivasi kurang seluruhnya (100 %) mempunyai prestasi belajar sangat memuaskan, mahasiswa yang mempunyai motivasi belajar cukup Hampir seluruhnya (83,7%) mempunyai prestasi belajar sangat memuaskan dan mahasiswa yang mempunyai motivasi belajar baik hampi seluruhnya (76,6%) mempunyai prestasi belajar sangat memuaskan Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan SPSS for windows versi 18,0 dan menggunakan uji statistik Rank Spearman dengan hasil t p = 0,037 dimana p ≤ 0,05 sehingga H1 diterima artinya terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa semester 1 Program Studi S1 Keperawatan Stikes Muhammadiyah Lamongan tahun akademik 2013/2014 Hasil ini didukung oleh beberapa penelitian tentang prestasi belajar mahasiswa yang menunjukkan bahwa motivasi sebagai faktor yang banyak berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar mahasiswa. Diantaranya adalah penelitian dari MC Clelland, (1985), Bandura (1977), Bloom (1980), Weiner (1986), Fyans and Maerh ((1987) melakukan berbagai penelitian tentang peranan motivasi dalam belajar dan menemukan hasil yang menarik. Fyans dan Maerh (1987), menemukan 3 faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu keluarga, kondisi atau konteks sekolah dan motivasi. Faktor motivasi merupakan prediktor yang paling baik untuk prestasi belajar. Walberg (1983), menyimpulkan bahwa motivasi mempunyai kontribusi antara 11-20 % terhadap prestasi belajar. Studi yang 33

Vol.01, No.XVII, Maret 2014

Hubungan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Semester I Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan Tahun Akademik 2013/2014 dilakukan Suciati (1990), menyimpulkan bahwa kontribusi motivasi sebesar 36 %. Sedangkan Mc Clelland menunjukkan bahwa motivasi berprestasi (achievement motivation) mempunyai kontribusi 64 % terhadap prestasi belajar (Suciati, Presetya Irawan, 2005). Berdasarkan hasil diatas dosen dapat mempertimbangkan untuk melakukan intervensi dalam meningkatkan motivasi belajar mahasiswa. Dosen tidak boleh berasumsi bahwa motivasi belajar mahasiswa merupakan masalah mahasiswa itu sendiri dan mahasiswalah yang bertanggung jawab untuk mengusahakan agar mempunyai motivasi yang tinggi. Namun sebenarnya dosen dapat berusaha untuk menerapkan prinsip-prinsip motivasi dalam proses dan cara mengajar, untuk merangsang, meningkatkan dan memelihara motivasi mahasiswa dalam belajar. ARCS merupakan salah satu model yang dapat digunakan. ARCS mempunyai 4 kategori kondisi motivasional yang harus diperhatikan oleh dosen dalam usaha menghasilkan perkuliahan yang menarik, bermakna, dan memberikan tantangan bagi mahasiswa. Keempat kondisi tersebut adalah perhatian (attention), relevansi (relevance), kepercayaan diri (Confidence), dan kepuasan (satisfaction). Dengan menggunakan model tersebut dosen diharapkan dapat menyusun rencana perkuliahan yang mampu memotivasi mahasiswa secara optimal sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang optimal pula (Suciati, Presetya Irawan, 2005). Prestasi belajar adalah hasil dari berbagai upaya dan daya yang tercermin dari partisipasi belajar. Partisipasi belajar bergantung pada seberapa kuat motivasinya dalam belajar. Semakin kuat motivasi tersebut semakin kuat pula upaya dan daya yang dikerahkan untuk berpartisipasi dalam belajar. Sebaliknya, lemahnya motivasi akan melemahkan upaya dan daya untuk belajar. Terdapat korelasi yang kuat antara kinerja dan prestasi. Hubungan ini juga berlaku dalam proses belajar mengajar yaitu prestasi belajar berhubungan dengan kinerja belajarnya. Karena motivasi belajar

SURYA

berkorelasi dengan kinerja belajar, sedangkan kinerja belajar berkorelasi dengan prestasi belajar (Abdorrakhman Gintings, 2008). Adnil Edwin Nurdin, (2011) menjelaskan motivasi sebagai pendorong perilaku. Seseorang melakukan suatu perbuatan bila mengharapkan sesuatu yang menyenangkan akibat perbuatannya. Artinya setiap perilaku didorong oleh motivasi. PENUTUP 1. Kesimpulan 1) Sebagian besar mahasiswa semester I Program Studi S1 Keperawatan Stikes Muhammadiyah Lamongan tahun akademik 2013/2014 memiliki motivasi belajar cukup baik 2) Hampir seluruhnya mahasiswa semester I Program Studi S1 Keperawatan Stikes Muhammadiyah Lamongan tahun akademik 2013/2014 mempunyai prestasi belajar sangat memuaskan 3) Terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa

semester I Program Studi S1 Keperawatan Stikes Muhammadiyah Lamongan tahun akademik 2013/2014 2. Saran Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk memberikan motivasi kepada mahasiswa agar dicapai prestasi belajar yang optimal. Dosen hendaknya mampu mendesain pembelajaran yang inovatif, kreatif dan menyenangkan bagi mahasiswa sehingga mahasiswa termotivasi untuk belajar. Salah satunya adalah model ARCS. Perlu dikembangkan kurikulum yang melibatkan mahasiswa aktif dan amampu menjawab tantangan masa depan DAFTAR PUSTAKA Abdorrakhman Gintings, (2008). Esensi Praktis Belajar Dan Pembelajaran Disiapkan Untuk Pendidikan Profesi dan Sertifikasi Guru Dosen. Bandung : Humaniora 34

Vol.01, No.XVII, Maret 2014

Hubungan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Semester I Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan Tahun Akademik 2013/2014 Adnil

Edwin Nurdin, (2011). Tumbuh Kembang Perilaku Manusia. Jakarta : EGC

Suciati, Irawan P, (2005). Teori Belajar Dan Motivasi Buku 1.03 Pekerti. Jakarta : Pusat Antar Universitas Untuk Peningkatan Dan Pengembangan Aktivitas Instruksional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Arikunto, Suharsimi. (2000). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Aunurrahman, (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta

Sunaryo, (2004), Psikologi Keperawatan. Jakarta : EGC

Departemen Pendidikan Nasional, (2003). Himpunan peraturan Tentang Pendidikan Tinggi di Indonesia. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Akademik dan Kemahasiswaan Proyek Peningkatan Kualitas Pendidikan Tinggi. Haris

Untuk

Mujiman, (2009). Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Mansur, Herawati. (2011). Psikologi Ibu dan Anak Untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika M. Ngalim Purwanto, (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya M Soni Irda Nofina, (2009). Motivasi instrinsik dan prestasi belajar mahasiswa semester V prodi S1 Keperawatan. Skripsi : Stikes Muhammadiyah Lamongan Nursalam, (2003), Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Slameto, (2003). Belajar Dan FaktorFaktor Yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta Soetjiningsih, (1995). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC SURYA

35

Vol.01, No.XVII, Maret 2014