TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB SUNTIK DMPA (DEPO MEDROXY PROGESTERON ASETAT) TENTANG KETEPATAN WAKTU SUNTIK KB DI BPM YULIANA BANARAN SRAGEN TAHUN 2013
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Akhir Pendidikan D III Kebidanan
Disusun Oleh : WACHIDAH NURUL JANAH NIM. B10.117
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang be
Tingkat Pengetahuan Akseptor KB suntik
DMPA (Depo Medroxy Progesteron Asetat) Tentang Ketepatan Waktu Suntik KB di BPM Yuliana Banaran Sragen Tahun 2013
Karya Tulis Ilmiah ini disusun
dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2.
Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan Kusuma Husada Surakarta.
3.
Ibu Eni Rumiyati, S.ST, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4.
Ibu Yuliana, selaku Bidan pemilik BPM Yuliana, yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data.
5.
Seluruh dosen dan staff Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
6.
Seluruh Akseptor KB suntik Depo provera di BPM Yuliana yang telah bersedia memberikan informasi dan menjadi responden.
7.
Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta,
Juni 2013
Penulis ŝǀ
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Mei 2013 Wachidah Nurul Janah B10.117
TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB SUNTIK DMPA (DEPO MEDROXY PROGESTERON ASETAT) TENTANG KETEPATAN WAKTU SUNTIK KB DI BPM YULIANA BANARAN SRAGEN TAHUN 2013
Xiii + 46 halaman + 18 lampiran + 4 tabel + 2 gambar ABSTRAK Latar Belakang : Program pelayanan Keluarga Berencana (KB) mempunyai arti penting dalam mewujudkan manusia Indonesia yang sejahtera dan kesadaran untuk menggunakan kontrasepsi masih perlu ditingkatkan. Salah satu jenis kontrasepsi hormonal adalah jenis suntik yang banyak dipakai. Kegagalan dari kontrasepsi suntik disebabkan karena keterlambatan akseptor untuk melakukan penyuntikan ulang. Berdasarkan survey pendahuluan di BPM Yuliana jumlah akseptor KB aktif pada bulan Januari sampai September 2012 sebanyak 805 akseptor, meliputi DMPA 543 (67,45%), Pil 90 (11,18%), Implant 70 (8,69%), IUD 40 (4,97%), Kondom 30 (3,73%), Cyclofem 26 (3,23%), MOW 4 (0,50%) dan MOP 2 (0,25). Dari jumlah akseptor KB suntik DMPA yang suntik tepat waktu sebanyak 163 akseptor (30,02%) dan terdapat 380 akseptor (69,98%) yang suntik tidak sesuai dengan jadwal yang telah di tentukan. Hasil wawancara pada 10 akseptor KB suntik DMPA tentang ketepatan waktu suntik KB DMPA, terdapat 3 (30% ) orang mengetahui tentang ketepatan waktu suntik KB dan 7 (70%) orang tidak mengetahui tentang ketepatan waktu suntik KB. Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengatahuan akseptor KB suntik DMPA di BPM Yuliana Banaran Sragen. Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif, lokasi penelitian di BPM Yuliana Banaran Sragen pada tanggal 18 Februari 2013 sampai tanggal 23 Maret 2013, tehnik pengambilan sempel adalah Sampling kuota. Alat pengumpul datanya kuesioner untuk analisa data dengan menggunakan program SPSS. Hasil Penelitian : Hasil penelitian berdasarkan tingkat pengetahuan akseptor KB suntik DMPA dapat dikategorikan pengetahuan cukup 26 responden (76,47%), pengetahuan kurang 6 responden (17,65 5) dan baik 2 responden (5,88 %). Kesimpulan : Tingkat pengetahuan akseptor KB suntik DMPA berpengetahuan cukup sebanyak 26 responden (76,47%). Faktor yang mempengaruhi yaitu pendidikan dan informasi. Kata kunci : Pengetahuan, Akseptor DMPA, Ketepatan KB Kepustakaan : 24 literatur ( 2002 2012 ) ǀ
MOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri ( QS. ArBerusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah untuk menjadi manusia yang berguna ( Einstein) Kesuksesan bukan dilihat dari keberhasilanya, melainkan dilihat dari proses pengerjaannya. ( penulis)
PERSEMBAHAN Rasa Syukur kepada Allah SWT dan dengan tulus hati karya tulis ilmiah ini penulis persembahkan kepada Allah SWT atas rahmat, kemudahan dan nikmat sehat yang selalu diberikan Setiap kata yang terukir dalam karya tulis ini ku persembahkan untukmu Ibu dan Bapak terimakasih atas kasih sayang, doa, perhatian, pengertian dan motivasinya. Tante Anis Hariyanti yang telah membantu dan mendukung pembuatan KTI ini.Adik ku Eva mucharomah dan Vera oktavia tante Zoomet atas dukungan dan doanya. Semua dosen terutama Eni Rumiyati, S.ST atas bimbingan dan membantu dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini Some One atas dukungan dan semangat dalam menjalani hidup ini Sahabat ku Rika Okta , Ria mustikawati, Oktarin Setya H atas semngat, bantuanya dan dukungan dalam menyelesaikan KTI ini. Almamaterku tercinta
ǀŝ
CURICULUM VITAE
Nama
: Wachidah Nurul Janah
Tempat / tanggal lahir
: Sragen, 27 Desember 1990
Agama
: Islam
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
: Banaran 09A/ III Kalijambe Sragen
Riwayat Pendidikan 1. SD N Banaran 2 Kalijambe, Sragen
Lulus tahun 2004
2. SMP Muhamadiyah 2, Surakarta
Lulus tahun 2007
3. SMA N Gondangrejo, Karangayar
Lulus tahun 2010
4. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2010/2011
ǀŝŝ
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................
iii
KATA PENGANTAR ...............................................................................
iv
ABSTRAK ................................................................................................
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..............................................................
vi
CURICULUM VITAE ...............................................................................
viii
DAFTAR ISI .............................................................................................
ix
DAFTAR TABEL .....................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xiv
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..................................................................
1
B. Perumusan Masalah ..........................................................
3
C. Tujuan Penelitian ..............................................................
3
D. Manfaat Penelitian ............................................................
4
E. Keaslian Penelitian ...........................................................
5
F. Sistematika Penulisan .......................................................
6
viii
BAB II
BAB III
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori .................................................................
8
1. Pengetahuan ...............................................................
8
2. KB suntik DMPA ......................................................
14
3. Ketepatan waktu .........................................................
22
B. Kerangka Teori ................................................................
26
C. Kerangka Konsep .............................................................
27
METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian .................................................................
28
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................
28
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ..........
29
D. Instrumen Penelitian .........................................................
30
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................
34
F. Variabel Penelitian ............................................................
35
G. Definisi Operasional .........................................................
35
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ...............................
36
I. Etika Penelitian .................................................................
38
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..................................
40
B. Hasil Penelitian .................................................................
40
C. Pembahasan ......................................................................
42
D. Keterbatasan .....................................................................
44
ŝdž
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................
45
B. Saran ................................................................................
45
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
dž
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel Kisi-kisi kuesioner ....................................................................
32
Tabel 3.2 Tabel Definisi Operasional .................................................................
34
Tabel 3.3 Tabel Pengolahan Data .......................................................................
41
Tabel 3.4 Tabel Distribusi Frekuensi Responden Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Ketepatan Waktu Suntik KB Depo Medroxy Progesterone Asetat ...........................................................
xi
42
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerang
26
Gambar 2.2 Kerang
27
džŝŝ
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat Keterangan Studi Pendahuluan Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 5. Surat Keterangan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 7. Surat Keterangan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 8. Lembar Permohonan Menjadi Responden Lampiran 9. Lembar Persetujuan Responden Lampiran 10. Kuesioner Penelitian Lampiran 11. Data Tabulasi Uji Vadiditas Lampiran 12. Validitas Lampiran 13. Reliabilitas Lampiran 14. Tabulasi Kuesioner Pengetahuan Tentang Ketepatan Waktu. Lampiran 15. Mean dan Standar Deviasi Lampiran 16. Prosentase tingkat pengetahuan Lampiran 17. Tabel Nilai r Product Moment Lampiran 18. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
džŝŝŝ
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk mewujudkan "Keluarga Berkualitas Tahun 2015". Keluarga yang berkualitas adalah yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Saifuddin, 2003). Program pelayanan keluarga berencana (KB) mempunyai arti penting dalam mewujudkan manusia Indonesia yang sejahtera, disamping program pendidikan dan kesehatan. Kesadaran mengenai pentingnya kontrasepsi di Indonesia masih perlu ditingkatkan untuk mencegah terjadinya peningkatan jumlah penduduk di Indonesia pada tahun 2015 (BKKBN, 2008). Berdasarkan data BKKBN ( Badan Koordinasi Keluarga Berencana ) hasil pelayanan peserta KB baru secara nasional dari bulan Januari 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 sebanyak 4.587.909 peserta yang terdiri dari Suntik 2.186.033 (47,65%), Pil 1.204.183 (26,25%), Implant 434.222 (9,46%), IUD 355.973 (7,76%), Kondom 323.652 (7,05%), MOW 69.816 (1,52%) dan MOP 14.030 (0,31%). Mayoritas peserta KB baru bulan Juni 2012, didominasi oleh peserta KB yang menggunakan Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP), yaitu sebesar 80,95% dari seluruh
1
2
peserta KB. Sedangkan peserta KB baru yang menggunakan metode jangka panjang seperti IUD, MOW, MOP dan Implant hanya sebesar 19,05% (BKKBN, 2012). Salah satu jenis kontrasepsi adalah kontrasepsi hormonal jenis suntik yang semakin hari semakin banyak di pakai karena alasan praktis yaitu sederhana dan tidak perlu takut lupa. Kontrasepsi suntik memiliki efektifitas yang tinggi bila penyuntikannya dilakukan secara teratur dan sesuai jadual yang telah ditentukan (Saifudin, 2006). Jenis kontrasepsi hormonal salah satunya adalah KB suntik DMPA yaitu KB suntik yang mengandung 150 mg Depo Medroxy Progesteron Acetat dan diberikan tiap 3 bulan sekali secara IM (Intra Muscular) (Saifudin, 2006). Ketepatan waktu untuk suntik kembali merupakan kepatuhan akseptor karena bila tidak tepat dapat mengurangi efektifitas kontrasepsi tersebut. Kegagalan dari metode kontrasepsi suntik disebabkan karena keterlambatan akseptor untuk melakukan penyuntikan ulang (Saifuddin, 2003), Untuk mencegah terjadinya kehamilan adalah jika di lakukan suntik KB secara tepat waktu. Ketepatan ibu dalam suntik KB di pengaruhi oleh faktor pengetahuan ibu tentang KB suntik dan di tunjang dengan ingatan ibu yang baik (BKKBN, 2007). Jumlah akseptor KB aktif di BPM Yuliana pada bulan Januari sampai September 2012 sebanyak 805 akseptor, meliputi Suntik tiga bulan 543 (67,45%), Pil 90 (11,18%), Implant 70 (8,69%), IUD 40 (4,97%), Kondom 30 (3,73%), Suntik satu bulan 26 (3,23%), MOW 4 (0,50%) dan MOP 2 (0,25).
3
Dari jumlah akseptor KB suntik DMPA yang suntik tepat waktu sebanyak 163 akseptor (30,02%) dan terdapat 380 akseptor (69,98%) yang suntik tidak sesuai dengan jadwal yang telah di tentukan. Berdasarkan studi pendahuluan di BPM Yuliana Banaran Sragen dengan melakukan wawancara pada 10 akseptor KB suntik DMPA tentang ketepatan waktu suntik KB DMPA, dari 10 akseptor KB suntik DMPA 3 orang atau 30% diantaranya mengetahui tentang ketepatan waktu suntik KB dan 7 orang atau 70% tidak mengetahui tentang ketepatan waktu suntik KB. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Tentang Ketepatan Waktu Suntik KB di BPM Yuliana Banaran
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka
Pengetahuan Akseptor KB Suntik DMPA Tentang Ketepatan Waktu Suntik KB di BPM Yuliana Banaran Sragen Tahun 2013
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan akseptor KB suntik DMPA tentang ketepatan waktu suntik KB.
4
2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan akseptor KB suntik DMPA di BPM Yuliana Banaran dalam kategori baik b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan akseptor KB suntik DMPA di BPM Yuliana Banaran dalam kategori cukup c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan akseptor KB suntik DMPA di BPM Yuliana Banaran dalam kategori kurang
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi ilmu pengetahuan Hasil penelitian ini dapat memberi sumbangan pada perkembangan ilmu pengetahuan terutama tentang tingkat pengetahuan akseptor KB suntik DMPA tentang ketepatan waktu suntik KB. 2. Bagi penulis a. Untuk menambah pengalaman dan wawasan dalam penelitian b. Sebagai bahan untuk menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama kuliah, agar dapat dijadikan masukan dalam penelitian serupa dan dapat lebih memperdalam penelitian yang sudah ada. 3. Bagi institusi a. BPS Sebagai masukan bagi profesi kesehatan umtuk memberikan konseling pada akseptor yang menggunakan kontrasepsi suntik DMPA agar melakukan penyuntikan ulang sesuai jadwal yang telah ditentukan.
5
b. Pendidikan Menambah bahan bacaan dan referensi di perpustakaan tentang KB suntik DMPA.
E. Keaslian Penelitian 1. Hari Krisnawati, (2008) dengan judul
Gambaran Karakteristik
Akseptor Suntik Depo Progestin Di RB Suko Asih Sukoharjo
Jenis
penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan rancangan cross sectional. Hasil penelitian berdasarkan karakteristik umur ibu pengguna KB suntik Depo Progestin yakni sebanyak 47 responden (64,38%), hasil perolehan tertinggi berdasarkan karakteristk pendidikan adalah SMU dengan jumlah 31 responden ( 42,48%), sedangkan karakteristik paritas, Multipara memperoleh tertinggi yakni sebanyak 43 responden ( 58,90% ) dan tingkat pengetahuan ibu tentang KB suntik Depo Progestin sebagian besar cukup baik dengan jumlah 42 responden (57,53%). 2. Natalia, Efek Samping KB Suntik Depoprovera di BPS Mutmainah Kwarasan, Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan jumlah sampel 39 responden. Teknik sampel yang digunakan adalah teknik sampling jenuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan tingkat pengetahuan akseptor KB tentang efek samping KB suntik Depoprovera pada kategori cukup 22 responden
6
(56,41%), kategori kurang 9 responden (23,08%) dan kategori baik 8 responden (20,51 %). Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah tingkat pengetahuan akseptor KB suntik DMPA dan jenis penelitian. Penelitian. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah teknik pengambilan sempel, tempat dan waktu penelitian, populasi dan jumlah sampel. F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dibagi atas 5 (lima) BAB, yaitu : BAB I
PENDAHULUAN Dalam bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini menjelaskan teori-teori dari masalah yang akan diteliti yaitu pengetahuan, Ketepatan, KB Suntik, kerangka teori dan kerangka konsep.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sample, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, tahapan penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, uji validitas dan reliabilitas,
metode
7
pengolahan data dan analisa data, etika penelitian dan jadwal penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi hasil penelitian, pembahasan dan keterbatasan dalam melakukan penelitian. BAB V
PENUTUP Bab ini menguraikan bab terahir yang berisi tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Pengetahuan a. Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007). b. Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan yang di cakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan yakni : 1) Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalarn pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
8
ϵ
2) Memahami (comprehention) Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. 3) Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil (sebenarnya). 4) Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu objek kedalarn komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5) Sintesis (Syntesis) Suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi formulasi yang ada. 6) Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek. c. Cara Memperoleh Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010), untuk mengetahui rasa ingin tahunya, manusia menggunakan berbagai macam cara untuk memperoleh kebenaran yang dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
ϭϬ
1) Cara tradisional a) Cara coba salah (trial and error) Cara yang paling tradisional,yang pernah digunakan oleh manusia dalam memperoleh ilmu pengetahuan adalah melalui cara coba salah atau merupakan
Trial and Error cara
yang
paling
tradisional,
yaitu
upaya
pemecahannya dilakukan dengan cara coba-coba, bila satu cara tidak berhasil dicoba cara yang lain. b) Cara kekuasaan (otoritas) Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaankebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama maupun ahli ilmu pengetahuan. c) Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman adalah guru yang paling baik, maksud pepatah ini bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan
ϭϭ
dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu. d) Melalui jalan pikiran (Induksi dan Deduksi) Kebenaran pengetahuan dapat
diperoleh
manusia dengan
menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi yang merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan dan dicari hubunganya, sehingga dapat dibuat kesimpulan. 2) Cara modern Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut penelitian ilmiah atau metodologi penelitian. Selanjutnya diadakan penggabungan antara proses berpikir diduktif, induktif, verifikatif, maka lahirlah suatu cara penelitian yang dikenal dengan metode penelitian ilmiah. d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan 1) Faktor Internal menurut Notoatmodjo (2003) : a) Pendidikan Tokoh pendidikan abad 20 M. J. Largevelt yang dikutip oleh Notoatmojo (2003), mendefinisikan bahwa pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada anak yang tertuju kepada kedewasaan. b) Minat Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu dengan adanya pengetahuan yang tinggi
ϭϮ
didukung minat yang cukup dari seseorang sangatlah mungkin seseorang tersebut akan berperilaku sesuai dengan apa yang diharapkan. c) Pengalaman Pengalaman adalah suatu peristiwa yang dialami seseorang tidak adanya suatu pengalaman sama sekali. Suatu objek psikologis cenderung akan bersikap negatif terhadap objek tersebut untuk menjadi dasar pembentukan sikap pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan, pengalaman akan lebih mendalam dan lama membekas. d) Usia Usia individu terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya
dari
pada
orang
yang
belum
cukup
tinggi
kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya, makin tua seseorang maka makin kondusif dalam menggunakan koping terhadap masalah yang dihadapi.
ϭϯ
2) Faktor External menurut Notoatmodjo (2003), antara lain : a) Ekonomi Dalam memenuhi kebutuahan primer ataupun sekunder, keluarga dengan status ekonomi baik lebih mudah tercukupi dibanding dengan keluarga dengan status ekonomi rendah, hal ini akan mempengaruhi kebutuhan akan informasi termasuk kebutuhan sekunder. Jadi dapat disimpulkan bahwa ekonomi dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang berbagai hal. b) Informasi Informasi adalah keseluruhan makna, dapat diartikan sebagai pemberitahuan seseorang adanya informasi baru mengenai suatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif dibawa oleh informasi tersebut apabila arah sikap tertentu. Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggunakan kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi yang berpengaruh perubahan perilaku, biasanya digunakan melalui media masa. c) Kebudayaan/Lingkungan Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pengetahuan kita. Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan
maka
sangat
mungkin
berpengaruh
pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang.
dalam
ϭϰ
2. KB suntik DMPA a. Pengertian 1) Akseptor KB Akseptor KB yaitu pasangan usia subur yang telah memilih dan menggunakan suatu metode kontrasepsi tertentu. Akseptor KB merupakan Pasangan Usia Subur (PUS) karena mempunyai kesempatan lebih banyak untuk reproduksi (Hartanto, 2003). 2) Kontrasepsi
adalah
usaha-usaha
untuk
mencegah
terjadinya
kehamilan. Usaha itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen (Wiknjosastro, 2002). 3) Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis suntikan yang semakin hari semakin banyak di pakai karena alasan praktis yaitu sederhana dan tidak perlu takut lupa (Saifudin, 2006). 4) DMPA adalah suatu sintesa progeston yang mempunyai efek seperti progesteron asli dari tubuh manusia (Saifuddin, 2003). 5) KB suntik DMPA adalah KB suntik yang mengandung 150 mg Depo Medroxy Progesteron Acetat dan diberikan tiap 3 bulan sekali secara IM (IntraMuscular) (Saifudin, 2006). b. Jenis KB Suntik 1) Golongan Progestin a) DMPA (Depo Medroxy Progesterone Asetat) = Depo Provera Mengandung 150 mg DMPA diberikan 3 bulan sekali dengan cara disuntik intramuskuler (di bokong) (Saifuddin, 2006).
ϭϱ
b) NETEN (Norethindrone enanthate) = Mengandung 200 mg noristerat enantat yang diberikan 2 bulan sekali dengan cara disuntik intramuskuler (Saifuddin,2006). 2) Golongan
Progesteron
dengan
campuran
estrogen
preparat
Cyclofem mengandung 50 mg hormon progesteron dan estrogen diberikan 1 bulan sekali secara IM (Wiknjosastro, 2002). c. Cara kerja KB suntik DMPA Cara kerja KB suntik DMPA menurut Saifuddin (2006), yaitu : 1) Mencegah ovulasi 2) Mengentalkan lendir servik sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma. 3) Menghambat transportasi gamet oleh tuba d. Keuntungan KB suntik DMPA Keuntungan KB suntik DMPA menurut Saifuddin (2006), yaitu : 1) Sangat efektif 2) Pencegahan kehamilan jangka panjang 3) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri 4) Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI 5) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik 6) Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai pramenopause 7) Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik 8) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara 9) Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul
ϭϲ
10) Sedikit efek samping 11) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah. e. Kerugian KB suntik DMPA Kerugian KB suntik DMPA menurut Saifuddin (2006), yaitu : 1) Gangguan haid. Sikius haid memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit, spotting, tidak haid sama sekali. 2) Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali untuk suntikan) 3) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu. 4) Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering. 5) Ter1ambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian. 6) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, Hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV. 7) Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang. 8) Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala serta jerawat. f. Efektivitas KB suntik : 1) Kontrepsi suntik sangat efektif sebagai metode kontrasepsi. Kurang dari 100 wanita akan mengalami kehamilan dalam 1 tahun pemakaian DMPA dan 2 per 100 wanita per tahun untuk pemakaian NET EN (Norethindrone Enanthate) (Hartanto, 2003).
ϭϳ
2) Kontrasepsi suntik memiliki efektifitas yang tinggi, dengan 0.3 kehamin per 100 perempuan per tahun. Asal penyuntikannya dilakukan secara benar, teratur dan sesuai jadual yang telah ditentukan (Saifuddin, 2006). g. Efek samping KB suntik DMPA Efek samping KB sunik DMPA menurt Everett (2007), yaitu : 1) Amenorhoe (tidak menstruasi) 2) Sakit kepala 3) Kembung 4) Depresi 5) Meningkatnya atau menurunnya berat badan. h. Teknik / prosedur penyuntikan Teknik / prosedur penyuntikan menurut Hartanto (2003) : 1) Depo Provera atau DMPA dalam kemasan vial harus dikocok lebih dulu dan hindari terjadinya gelembung-gelembung udara. 2) Buka dan buang tutup pada vial yang menutup karet, hapus karet yang berada di atas vial dengan kapas alkohol 60-90%. 3) Menggunakan disposible syringe, lakukan aspirasi dan buang gelembung udara yang ada di dalam syringe. 4) Penyuntikan harus dilakukan secara Intra Muscular (IM) pada otot bokong (Musculus gluteus). 5) Jangan melakukan massase pada tempat suntikan karena akan menyebabkan pelepasan obat dan tempat suntikan, akibatnya masa efektif kentasepsi lebih pendek.
ϭϴ
i. Indikasi KB Suntik Menurut Saifuddin (2006), KB Suntik Depo Provera atau DMPA bisa digunakan pada : 1) Usia reproduksi 2) Nulipara dan yang telah memiliki anak 3) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektifitas tinggi 4) Ibu menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai 5) Pasca persalinan dan tidak menyusui 6) Setelah abortus atau keguguran 7) Anemia defisiensi besi 8) Perokok 9) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi 10) Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki Tubektomi. j. Kontra indikasi KB Suntik Menurut Saifuddin (2006), KB Suntik Depo Provera atau DMPA tidak boleh digunakan pada akseptor dengan : 1) Wanita yang mengalami perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya. 2) Hamil atau dicurigai hamil. 3) Penderita Diabetes Millitus yang disertai komplikasi. 4) Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara. 5) Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama Amenorhoe.
ϭϵ
k. Waktu menggunakan kontrasepsi suntikan progestin Waktu menggunakan kontrasepsi suntikan progestin menurut Saifuddin (2006), yaitu : 1) Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil. 2) Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid. 3) Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat, asalkan saja ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual. 4) Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti
dengan
kontrasepsi
suntikan.
Bila
ibu
telah
menggunakan kontrasepsi hormonal sebelumnya secara benar, dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat segera diberikan. Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya datang. 5) Bila ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi jenis lain dan ingin menggantikannya dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi suntikan yang akan diberikan dimulai pada saat jadual kontrasepsi suntikan yang sebelunya. 6) Ibu yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin menggantinya dengan kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dapat segera diberikan, asal saja ibu tersebut tidak hamil, dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya datang. Bila ibu disuntik setelah hari ke-7 siklus haid, ibu tersebut selama 7 hari tidak boleh melakukan hubungan seksual.
ϮϬ
7) Ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama dapat diberikan pada hari pertama sampai hari ke7 siklus haid, atau dapat diberikan setiap saat setelah hari ke-7 siklus haid, asal saja yakin ibu tersebut tidak hamil. 8) Ibu tidak haid atau ibu dengan pendarahan tidak teratur. Suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja ibu tersebut tidak hamil, dan selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual. l. Informasi lain yang perlu disampaikan Menurut Saifuddin (2006), informasi lain yang perlu di sampaikan pada akseptor KB yaitu : 1) Pemberian kontrasepsi suntikan sering menimbulkan gangguan haid (amenorea). Gangguan haid ini biasanya bersifat sementara dan sedikit sekali menggangu kesehatan. 2) Dapat terjadi efek samping seperti peningkatan berat badan, sakit kepala, dan nyeri payudara. Efek- efek ini jarang, tidak berbahaya, dan cepat hilang. 3) Karena terlambat kembalinya kesuburan, penjelasan perlu diberikan pada ibu usia muda yang muda ingin menunda kehamilan berikutnya dalam waktu dekat. 4) Setelah suntikan dihentikan, haid tidak segera datang. Haid baru datang kembali pada umumnya setelah 6 bulan. Sementara tidak haid tersebut dapat saja terjadi kahamilan. Bila setelah 3-6 bulan
Ϯϭ
tidak juga haid, klien harus kembali ke dokter atau tempat pelayanan kesehatan untuk dicari penyebab tidak haid tersebut. 5) Bila klien tidak dapat kembali pada jadwal yang telah ditentukan, suntikan dapat diberikan 2 minggu sebelum jadwal. Dapat juga suntikan diberikan 2 minggu setelah jadwal yang telah ditetapkan, asal saja tidak terjadi kehamilan. Klien tidak dibenarkan melakukan hubungan seksual selama 7 hari, atau menggunakan metode kontrasepsi lainnya selama 7 hari. Bila perlu dapat juga menggunakan kontrasepsi darurat. 6) Bila klien, misalnya sedang menggunakan salah satu kontrasepsi suntikan yang lain, sebaiknya jangan dilakukan. Andaikata terpaksa juga dilakukan, kontrasepsi yang akan diberikan tersebut diinjeksi sesuai dengan jadual suntikan dari kontrasepsi hormonal yang sebelumnya. 7) Bila klien lupa jadwal suntikan, suntikan dapat segera diberikan, asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil. m. Peringatan bagi pemakai kontrasepsi suntikan progestin Menurut Saifuddin (2006), peringatan yang perlu di sampaikan pada akseptor KB yaitu : 1) Setiap terlambat haid harus dipikirkan adanya kemungkinan kehamilan. 2) Nyeri abdomen bawah yang berat kemungkinan gejala kehamilan ektopik terganggu.
ϮϮ
3) Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi. 4) Sakit kepala migrain, sakit kepala berulang yang berat, atau kaburnya penglihatan. 5) Perdarahan berat yang ke 2 kali lebih panjang dari masa haid atau 2 kali lebih banyak dalam satu periode masa haid. 3. Ketepatan waktu a. Pengertian 1) Ketepatan adalah tidak ada selisih sedikitpun, tidak kurang dan tidak lebih (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005). 2) Ketepatan waktu suntik KB adalah ketepatan tanggal, kerutinan ibu datang pada tempat sarana kesehatan untuk mendapatkan suntik KB yang telah ditentukan jenisnya dan waktunya (Saifuddin, 2003). 3) Ketepatan waktu
untuk suntik KB adalah proses penerimaan
seseorang terhadap respon tindakan atau perbuatan, dimana proses ini di dasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang mempuyai dampak pada perilaku yang bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku tidak di dasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung lama (Budioro, 2002). b. Faktor yang mempengaruhi ketepatan dalam ber
KB
Menurut Lawrence green (1980) yang di kutip oleh Notoatmodjo (2007) bahwa perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu : 1) Faktor yang mempermudah (predisposing factor) yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan dan nilai-nilai.
Ϯϯ
2) Faktor pendukung (enabling factor)
yang terwujud dalam
tersedianya atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana kesehatan. 3) Faktor pendorong (reforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas. c. Akibat tidak tepat suntik 1) Terlambat mendapatkan suntikan : a) Apabila suntik KB dilakukan tidak tepat pada tanggal yang telah dijadwalkan maka akan bisa terjadi kehamilan (BKKBN, 2007). b) Dapat
mengurangi
efektifitas
dari
suntik
KB
DMPA
(Saifuddin, 2003). 2) Suntikan diberikan lebih awal Apabila penyuntikan di lakukan sebelum dari jadual yang telah di tentukan akan terjadi penumpukan hormon dalam tubuh yang dapat menimbulkan : a) Gangguan pola haid seperti spotting yaitu perdarahan bercak yang disebabkan karena menurunnya hormon estrogen dan kelainan atau terjadinya gangguan hormon (Hartanto, 2003), gangguan pola haid metroraghia yaitu perdarahan yang berlebihan di luar siklus haid yang disebabkan oleh kadar hormon estrogen dan progesteron yang tidak sesuai dengan kondisi dinding uterus (endometrium) untuk mengatur volume darah menstruasi dan dapat disebabkan oleh kelainan organik pada alat genetalia atau kelainan fungsional (Suratun, 2008).
Ϯϰ
b) Gangguan pola haid menorragia disebabkan karena ketidak seimbangan
hormon
estrogen
dan
progesteron
sehingga
menimbulkan endometrium menghasilkan volume yang lebih banyak (Suratun, 2008). c) Perubahan berat badan Perubahan berat badan terjadi karena pengaruh hormon progesterone. Progesterone dalam alat kontrasepsi tersebut berfungsi untuk mengentalkan lendir serviks dan mengurangi kemampuan rahim untuk menerima sel yang telah dibuahi. Namun hormon ini juga mempermudah perubahan karbohidrat menjadi lemak, sehingga lemak banyak yang bertumpuk di bawah kulit dan bukan merupakan karena retensi cairan tubuh, selain itu DMPA merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus yang dapat menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari biasanya dan Akibatnya pemakaian suntikan dapat menyebabkan berat badan bertambah (Hanafi, 2003). d) Menurunkan libido Salah satu sifat lemak adalah sulit bereaksi atau berikatan dengan air, sehingga organ yang mengandung banyak lemak cenderung mempunyai kandungan air yang sedikit / kering. Kondisi ini juga terjadi pada vagina sebagai akibat sampingan dari hormon progesteron. Vagina menjadi kering, sehingga merasa sakit (dispareuni) saat melakukan hubungan seksual, dan jika kondisi
Ϯϱ
ini berlangsung lama akan menimbulkan penurunan gairah atau disfungsi seksual pada wanita (BKKBN, 2010). d. Penanganan dari tidak tepat suntik 1) Gangguan pola haid Berikan penjelasan kepada calon akseptor suntik bahwa pemakaian suntikan dapat menyebabkan spotting dan menorragia. Bila terjadi perdarahan, dapat pula diberikan preparat estrogen misalnya Lynoral 2x1 sehari sampai perdarahan berhenti. Setelah perdarahan berhenti, da
1 tablet) selama
beberapa hari (Suratun, 2008). 2) Perubahan berat badan Jelaskan pada akseptor suntik bahwa kenaikan dan penurunan berat badan adalah salah satu efek samping dari pemakaian suntikan, akan tetapi tidak selalu perubahan berat badan tersebut diakibatkan dari pemakaian suntik KB. Dianjurkan untuk melaksanakan diet rendah kalori disertai olahraga teratur. Bila terlalu kurus dianjurkan untuk diet tinggi kalori, bila tidak berhasil dianjurkan untuk ganti cara ke kontrasepsi non hormonal (Suratun, 2008).
Ϯϲ
B. Kerangka Teori
Tingkat pengetahuan akseptor KB suntik tentang ketepatan waktu suntik
Pengetahuan Akseptor KB Suntik tentang ketepatan waktu suntik : 1. Pengertian ketepatan waktu 2. Akibat jika suntik lebih awal dari jadual yang ditentukan 3. Akibat jika terlambat mendapatkan suntik
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan : ϭ͘ Ϯ͘ ϯ͘ ϰ͘ ϱ͘ ϲ͘ ϳ͘
Pendidikan Minat Pengalaman Usia Ekonomi Informasi Kebudayaan / lingkungan
Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber : Notoadmodjo (2003) (Dimodifikasi)
Ϯϳ
C. Kerangka Konsep Baik
Tingkat pengetahuan akseptor KB suntik tentang ketepatan waktu suntik
Cukup
Kurang
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan : ϭ͘ Ϯ͘ ϯ͘ ϰ͘ ϱ͘ ϲ͘
Pendidikan Minat Pengalaman Usia Ekonomi Informasi ϳ͘ Kebudayaan / lingkungan
Keterangan : : Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
BAB III METODOLOGI
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Menurut Notoatmodjo (2005), penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau diskripsi suatu keadaan secara objektif. Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Kuantitatif menurut Sugiyono (2009), adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian dan analisis data bersifat statistik. Peneltian ini menggambarkan tentang tingkat pengetahuan akseptor KB suntik DMPA (Depo Medroxy Progesterone Asetat) tentang ketepatan waktu suntik KB di BPM Yuliana Banaran Sragen tahun 20013.
B. Lokasi dan Waktu penelitian 1. Lokasi penelitian merupakan tempat atau lokasi penelitian tersebut dilakukan (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilakukan di BPM Yuliana Banaran Sragen. 2. Waktu penelitian adalah tentang waktu yang digunakan untuk pelaksanaan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 18 Februari 2013 sampai tanggal 23 Maret 2013
28
Ϯϵ
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh Akseptor KB suntik DMPA di BPM Yuliana Banaran Sragen yang berjumlah 112 orang. 2. Sampel Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Sampel dari penelitian ini adalah sebagian ibu yang menggunakan KB suntik DMPA di BPM Yuliana Banaran Sragen yang harus memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria dalam penelitia ini adalah a. Kriteria inklusi Kreteria inklusi adalah karakteristik umum subjek peneliti dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan di teliti (Nursalam, 2008). Adapun kriteria inklusi sampel yang di teliti : 1) Ibu yang menjadi akseptor KB suntik DMPA di BPM Yuliana Banaran Sragen. 2) Ibu bersedia menjadi responden. 3) Ibu bisa membaca dan menulis.
ϯϬ
b. Kriteria eksklusi Kriteria ekslusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi namun tidak dapat di ikut sertakan dalam penelitian (Nursalam, 2008). Adapun kriteria ekslusi adalah : 1) Akseptor KB suntik DMPA tidak bersedia menjadi responden. 2) Ibu yang tidak bisa membaca dan menulis. Untuk menentukan jumlah sampel di BPM Yuliana Banaran Sragen menggunakan pendapat Arikunto (2010), apabila jumlah subjeknya kurang dari 100 sampel diambil seluruhnya dan apabila subjeknya lebih dari 100 dapat diambil 20-30%. Maka dalam penelitian ini jumlah sampel diambil 30% dari populasi adalah 33,6 maka di bulatkan menjadi 34 responden untuk di jadikan sampel. 3. Teknik Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan secara
ampling
kuota . Menurut Sugiyono (2010), sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang di inginkan.
D. Instrumen Penelitian Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik (cermat, lengkap dan sistematis) sehingga lebih mudah diolah. Jenis instrument penelitian berupa : angket, checklist, pedoman
ϯϭ
wawancara, pedoman pengamatan dan alat pemeriksaan laboratorium (Saryono, 2010). Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner yang disebarkan kepada responden dengan cara melakukan kunjungan rumah. Untuk mengetahui pengetahuan akseptor, kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup dimana sudah terdapat jawabannya, sehingga mereka tinggal memilih. Dalam kuesioner ini menggunakan pilihan jawaban
positif atau Favorable dan negative atau Unfavorable. Untuk pernyataan
Untuk pernyataan negatif, apabila responden memilih pilihan j
mendapat skor 0. Pengisian kuisioner tersebut dengan memberi tanda centang pada jawaban yang dianggap benar (Sugiyono, 2011). Untuk mempermudah dalam pembuatan instumen diperlukan adanya kisi kisi dapat di lihat pada tabel 3.1.
kisi. Kisi-
ϯϮ
kisi kuisioner
Tabel. 3.1 . Kisi Indikator
No Soal
Variabel Pengetahuan Akseptor KB suntik DMPA tentang ketepatan suntik KB
(+) 1. 2. 3. 4. 5.
6.
Pengertian KB suntik DMPA Cara kerja Efek samping KB suntik DMPA Indikasi dan kontra indikasi Pengertian katepatan waktu suntik Efek dari ketidak tepatan suntik KB
Jumlah (-)
(soal)
1,3*, 4,5,6*
2
6
8,19 22, 23
7,21
4
24,26, 30*,27 10,11,16
25,28
2
6 13 4
12, 14, 18, 20
9,15,17,29*
JUMLAH
8 30
* : tidak valid Untuk mengetahui apakah kuesioner penelitian ini berkualitas, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap karakteristik sejenis di luar lokasi penelitian yaitu di BPM Warsiti Kalijambe Sragen. 1. Uji Validitas Validitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana instrument pengukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (Riwidikdo, 2010). Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus Korelasi Pearson Product Moment dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Instrumen dikatakan valid jika nilai r hitung > rtabel (0,361). Rumus product moment adalah: N . XY - X. Y
r xy {N
X
2
X
2
} {N
2
Y -
Y
2
}
ϯϯ
Keterangan: N
: Jumlah responden
rxy
: Koefisien korelasi product moment
x
: Skor pertanyaan
y
: Skor total
xy
: Skor pertanyaan dikalikan skor total
Berdasarkan hasil uji validitas dengan jumlah 30 akseptor KB suntik DMPA dan jumlah soal 30 pertanyaan terdapat 4 soal yang tidak valid yaitu soal nomor 3, 6, 29 dan 30 karena rhitung < 0,361. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga (Arikunto, 2010). Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alfa Cronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Menurut Riwidikdo (2010), rumus Alfa Cronbach adalah sebagai berikut: î
ã
ï
ï
î
Keterangan: Ri
: Reliabilitas instrumen
K
: Banyaknya soal
î
: Varian total î
: Jumlah varian butir
ϯϰ
Uji coba reliabilitas dikatakan reliabel jika koefisian reliabilitas > koefisien pembanding (0, 7) (Riwidikdo, 2010). Berdasarkan hasil perhitungan di peroleh nilai alpha sebesar 0,747 karena nilai alpha > 0,7 maka instrument tersebut adalah reliabel.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik
pengumpulan
data
merupakan
cara
peneliti
untuk
mengumpulkan data yang akan dilakukan dalam penelitian (Hidayat, 2010). Teknik
pengumpulan
data
dalam penelitian
ini dilakukan
dengan
menggunakan angket yang berbentuk lembar pernyataan (questionaire), yang dibagikan langsung oleh peneliti kepada responden. Data dalam penelitian ini adalah : 1. Data primer Data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya (Riwidikdo, 2010). Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari jawaban atas pernyataan yang disediakan melalui pengisian kuesioner oleh responden mengenai pengetahuan tentang ketepatan waktu suntik KB. 2. Data sekunder Data yang diperoleh secara tidak langsung dari subjek penelitian (Riwidikdo, 2010). Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh
dari
dokumentasi yang ada di BPM Yuliana Banaran Sragen pada bulan Januari sampai September 2012 mengenai jumlah akseptor KB dan jumlah akseptor KB DMPA.
ϯϱ
F. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggotaanggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki kelompok lain (Saryono, 2010). Variabel dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan akseptor KB suntik DMPA tentang ketepatan waktu suntik KB.
G. Definisi Operasional Definisi Operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel diamati/diteliti, juga bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrumen (Notoatmodjo, 2010). Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Tingkat pengetahuan akseptor KB suntik DMPA tentang ketepatan suntik KB `
Definisi Operasional Kemampuan akseptor menjawab tentang KB suntik DMPA, Cara kerja, Jenis KB suntik, Indikasi dan kontra indikasi, Katepatan waktu suntik dan Efek dari ketidak tepatan suntik KB
Skala Alat Hasil Ukur ukur Ordinal Kuesioner a. Baik, bila nilai yang diperoleh (x) > mean + 1 SD b. Cukup, bila nilai me x mean + 1 SD c. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) < 1 SD (Riwidikdo, 2010)
ϯϲ
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data Setelah data terkumpul maka langkah yang dilakukan selanjutnya adalah pengolahan data. Menurut Notoatmodjo (2010), proses pengolahan data ini terdiri dari 4 tahap : a. Editing (Penyuntingan Data) Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Secara umum editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir. b. Coding Sheet (Lembaran Kode) Lembaran atau kartu kode adalah instrument berupa kolom-kolom untuk merekam data secara manual. Lembaran atau kartu kode berisi nomor responden, dan nomor-nomor pertanyaan. c. Data Entry (Memasukkan Data) Mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode atau kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan. d. Tabulasi Tabulasi yaitu membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti. 2. Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat. Analisis univariat yaitu menganalisa tiap variabel penelitian
ϯϳ
untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Menurut Riwidikdo (2010) untuk mengetahui tingkat pengetahuan akseptor suntik KB DMPA tentang ketepatan waktu suntik, dibuat tiga kategori yaitu : a. Baik, bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD b. Cukup, bila nilai mean
x
mean + 1 SD
c. Kurang, bilai nilai repsonden yang diperoleh (x) < mean
1 SD
Untuk menghitung Standart Deviation (SD) atau simpangan baku menggunakan rumus : î
ã
ø
֔
ï
Keterangan : S
= Simpangan baku xi
n
= Jumlah variabel = Banyaknya data/ sampel (Riwidikdo, 2010). Adapun rumus untuk menghitung mean menurut Riwidikdo
(2010) yaitu :
ã
ã
Keterangan ; = mean = total skor = banyak sampel
ϯϴ
Menurut Riwidikdo ( 2010 ), untuk memperoleh skor prosentase adalah : Skor prosentase ã ¬±¬¿´
µ±® §¿²¹ ¼· °»®±´»¸ ®»°±²¼»² µ±® ³¿µ·³«³ §¿²¹ »¸¿®«²§¿ ¼· °»®±´»¸
¨ ïððû
Menurut Sugiyono (2010), untuk menghitung prosentase tingkat pengetahuan menggunakan rumus :
ã
ïððû
Keterangan :
I.
P
= Prosentase
v
= Jumlah responden dalam kategori tingkat pengetahuan
n
= Jumlah seluruh responden
Etika Penelitian Dalam melakukan penelitian pada responden, peneliti harus memperhatikan etika penelitian. Menurut Hidayat (2010), etika penelitian meliputi : 1. Informed Consent Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.
ϯϵ
2. Anonimity (Tanpa Nama) Penggunaan subyek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. 3. Confidentiality (Kerahasiaan) Memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun
masalah-masalah
lainnya.
Semua
informasi yang
telah
dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
ϰϬ
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini di laksanakan di BPM Yuliana yang beralamat di Banaran Rt 9 Rw III, Kalijambe, Sragen. Tenaga kesehatan yang tersedia terdiri dari 1 bidan. sarana prasarana cukup memadai antara lain 1 ruang periksa, 1 ruang bersalin dengan 2 ruang nifas. Pelayanan yang dapat di berikan yaitu persalinan, ANC, KB, dan imunisasi. Jam periksa pagi pukul 06.00 sampai 08.00 WIB dan sore mulai pukul 15.00 sampai 21.00 WIB.
B. Hasil Penelitian Responden dalam penelitian ini adalah akseptor KB suntik Depo Medroxy Progesteron Asetat di BPS Yuliana Banaran Sragen. Jumlah responden yang dijadikan sampel adalah 34 orang. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada responden kemudian kuesioner dikembalikan kepada peneliti untuk diolah. Hasil penelitian tingkat pengetahuan responden tentang ketepatan waktu suntik KB Depo Medroxy Progesterone Asetat dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :
ϰϬ
ϰϭ
Tabel 3.3 Hasil Pengolahan Data N Tingkat pengetahuan akseptor suntik
34
Mean
Std.Deviation
14.9
3,36
Depo Medroxy Progesterone Asetat Vailid N
34
Berdasarkan tabel diatas Tingkat pengetahuan akseptor Kb suntik Depo Medroxy Progesterone Asetat dapat di kategorikan menjadi 3, yaitu : a. Baik
: Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD (x) > 14,9 + 3,36 (x) > 18,26
b. Cukup
c. Kurang
: Bila nilai responden mean
(x )
14.9 -
x
11,5
x
mean + 1 SD
18,26
: Bila nilai repsonden yang diperoleh (x) < mean 1 SD (x) < 14.9 - 3,36 (x) < 11,5
Dari data yang diperoleh disajikan dalam tabel kuantitas responden berdasarkan 3 kategori yaitu baik, cukup dan kurang yang di sajikan dalam tabel berikut :
ϰϮ
Tabel 3.4 Destribusi Frekuensi Responden Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Ketepatan Waktu Suntik KB Depo Medroxy Progesterone Asetat no
Kategori
Jumlah Responden
Prosentase (%)
1
Baik
2
5,88
2
Cukup
26
76,47
3
Kurang
6
17,65
Jumlah
34
100
Berdasarkan
tabel
3.4
dapat
diketahui
bahwa
responden
yang
berpengetahuan baik tentang ketepatan waktu suntik KB Depo Medroxy Progesterone Asetat sebanyak 2 responden (5,88 %), yang mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 26 responden ( 76,47 %) dan yang berpengatahuan kurang sebanyak 6 responden ( 17,65 5). Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar akseptor suntik KB Depo Medroxy Progesterone Asetat di BPM Yuliana Banaran Sragen mempunyai pengetahuan cukup tentang ketepatan waktu suntik KB Depo Medroxy Progesterone Asetat yaitu sebanyak 26 responden ( 76,47 %). C. Pembahasan Berdasarkan tabel 3.4 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan akseptor tentang ketepatan waktu suntik KB Depo Medroxy Progesterone Asetat di BPM Yuliana Banaran Sragen yang berpengetahuan baik sebanyak 2 responden(5,88 %), berpengetahuan cukup 26 responden (76,47%) dan
ϰϯ
berpengetahuan kurang 6 responden (17,65 %). Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Hasil penelitian tingkat pengetahuan responden di pengaruhi oleh pendidikan. Menurut M. J. Largevelt yang dikutip oleh Notoatmojo (2003) Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada anak yang tertuju kepada kedewasaan. Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo (2003), bahwa pengetahuan di pengaruhi oleh pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat hubunganya dengan pendidikan, bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut semakin luas pengetahuannya. Hasil penelitian di BPM Yuliana Banaran Sragen tentang ketepatan waktu suntik KB, responden yang berpengetahuan kurang dipengaruhi oleh kurangnya informasi. Hal ini sesuai teori Notoatmodjo (2003), bahwa pemberitahuan seseorang adanya informasi baru mengenai suatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Dari pembahasan di atas dapat diketahui bahwa responden akseptor suntik KB Depo Medroxy Progesterone Asetat di BPM Yuliana Banaran Sragen berpengetahuan cukup tentang ketepatan waktu suntik KB yang di pengaruhi oleh pendidikan dan informasi.
ϰϰ
D. Keterbatasan Dalam melakukan penelitian ini mempunyai kendala dan keterbatasan yaitu : 1. Kendala Membutuhkan waktu yang lama karena penulis harus mengunjungi responden satu persatu dan penulis harus menyesuaikan waktu luang yang dimiliki oleh responden. 2. Keterbatasan a. Kuesioner Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup sehingga responden hanya dapat memilih jawaban benar atau salah dan responden tidak dapat mengungkapkan jawaban selain yang tersedia dan jawaban responden belum dapat mengukur pengetahuan secara mendalam. b. Variabel penelitian Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal sehingga hasil penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja.
ϰϱ
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian tingkat pengetahuan akseptor KB suntik Depo Medroxy Progesterone Asetat tentang ketepatan waktu suntik KB di BPM Yuliana Banaran Sragen dapat di simpulkan bahwa : 1. Tingkat pengetahuan akseptor KB suntik Depo Medroxy Progesterone Asetat tentang ketepatan waktu suntik KB di BPM Yuliana Banaran Sragen dalam kategori baik sebanyak 2 responden (5,88 %). 2. Tingkat pengetahuan akseptor KB suntik Depo Medroxy Progesterone Asetat tentang ketepatan waktu suntik KB di BPM Yuliana Banaran Sragen dalam kategori cukup sebanyak 26 responden ( 76,47 %). 3. Tingkat pengetahuan akseptor KB suntik Depo Medroxy Progesterone Asetat tentang ketepatan waktu suntik KB di BPM Yuliana Banaran Sragen dalam kategori kurang sebanyak 6 responden ( 17,65 %).
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan akseptor KB suntik Depo Medroxy Progesterone Asetat tentang ketepatan waktu suntik KB di BPM Yuliana Banaran Sragen saran yang dapat di berikan peneliti adalah :
ϰϱ
ϰϲ
1. Bagi Tenaga Kesehatan Perlunya pendidikan kesehatan mengenai ketepatan waktu suntik KB Depo Medroxy Progesterone Asetat yang benar dalam upaya meningkatkan pengetahuan pada aseptor. 2. Bagi Akseptor Suntik DMPA Bagi akseptor KB DMPA di BPM Yuliana Banaran Sragen hendaknya meluangkan waktu untuk bertukar informasi dengan tenaga kesehatan mengenai alat kontrasepsi khususnya jenis suntik DMPA dan waktu kunjungan ulangnya serta tepat dalam melakukan kunjungan ulang sesuai jadwal yang telah di tentukan. 3. Bagi Peneliti selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian serupa dengan jumlah sampel dan variabel yang lebih banyak sehingga di harapkan memberikan hasil yang bervariasi.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto,S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi (2010). Jakarta ; Rineka Cipta Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional. 2008. Program pelayanan kontrasepsi. Jakarta (online). Available : www.bkkbn.go.id,diakses tanggal 12 Oktober 2012. ____________________________________________. 2007. Revitalisasi Program KB Mendesak. Jakarta.. (online). Available : www.bkkbn.go.id,diakses tanggal 12 Oktober 2012. ______________________________________________. 2012. Laporan Hasil pelayanan kontrasepsi januari 2012. (online). Available : http : // www.bkkbn.go.id/data/document/laporan hasil/pelayanan/kontrasepsi 2012.pdf. Diakses tanggal 26 September 2012. Budioro . 2002. Ilmu kesehatan masyarakat. Jakarta : raja Grafido Persada Everet , S. 2007. Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduktif. Jakarta : EGC Hartanto, H. 2003. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan Hidayat, A.A.A,. 2010. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.. Jakarta : Salemba Medika. Krisnawati, H. 2008. Gambaran Karakteristik Akseptor KB Suntik Depo Progestin di RB Suko Asih Sukoharjo. KTI. Prodi DIII Kebidanan Aisyiyah Surakarta. Natalia. 2012. Tingkat Pengetahuan Akseptor KB Tentang Efek Samping KB Suntik Depoprovera di BPS Mutmainah Kwarasan Sukoharjo. KTI. Prodi DIII Kebidanan Kusuma Husada Surakarta. Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. _____________. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta. _____________. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta. _____________. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penalitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Riwidikdo, H. 2010. Statistik untuk penelitian Kesehatan dengan Aplikasi Program R & SPSS. Jogjakarta : Pustaka Rihama Rumpak, J, dkk. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pusatka Saiffudin, A.B, B. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. _____________.2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Saryono. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jogjakarta : Mitra Cendikia. Sugiyono. 2009. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. _____________. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Suratun, dkk. 2008. Pelayanan Keluarga Berencana & Pelayanan Kontrasepsi. Jakrta : Trans Info Media Wiknjosastro, H. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta ; Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.